LARUTAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
INTAN WULAN RAHMA
LIA KARTIKA PUTRI
LIRA AZHARA
NOVITA TRIYASRI
2. Rumusan Masalah
. Apakah fungsi garam dapur kasar yang dicampurkan pada es?
. Bagaimana pengaruh zat terlarut elektrolit dan nonelektrolit terhadap penurunan titik
beku suatu larutan?
3. Tujuan
. Untuk mengetahui fungsi garam dapur kasar yang dicampurkan pada es.
. Untuk mengetahui pengaruh zat terlarut elektrolit dan nonelektrolit terhadap penurunan
titik beku suatu larutan.
4. Landasan Teori
. Titik Beku
Titik beku adalah suhu pada pelarut tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair ke
padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0 °C karena pada suhu itu tekanan uap
air sama dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan
disebut penurunan titik beku (ΔTf = freezing point depression).Pada percobaan ini
ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi
hanya pada konsentrasi partikel dalam larutan. Oleh karena itu, penurunan titik beku
tergolong sifat koligatif.
Zat elektrolit jika dilarutkan akan terionisasi menjadi ion-ion yang merupakan partikel-
partikel di dalam larutan. Hal ini menyebabkan jumlah partikel pada satu mol larutan
elektrolit lebih banyak daripada larutan nonelektrolit. Misalnya, larutan nonelektrolit
C6H12O6, jika dimasukkan ke dalam air menghasilkan 1 mol partikel, sehingga larutan
C6H12O6 1 M akan membeku pada suhu 1,86 °C di bawah titik beku air murni.
Sedangkan 1 mol larutan elektrolit NaCl mengandung 2 mol partikel, yaitu 1 mol Na+ dan 1
mol Cl–. Larutan NaCl 1 M sebenarnya mengandung 1 mol partikel per 1.000 gram air, jadi
secara teoretis akan menurunkan titik beku 2 × 1,86 °C = 3,72 °C.
Banyaknya ion yang dihasilkan dari zat elektrolit tergantung pada derajat ionisasinya (α).
Larutan elektrolit kuat mempunyai derajat ionisasi lebih besar daripada larutan elektrolit
lemah, yaitu mendekati satu untuk larutan elektrolit kuat dan mendekati nol untuk larutan
elektrolit lemah.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa: “untuk konsentrasi yang sama, larutan elektrolit
memiliki sifat koligatif larutan yang lebih besar dibandingkan larutan non elektrolit”.
dimana,
α = jumlah molekul zat yang terurai / jumlah molekul mula-mula yang sama.
ΔTf = m x Kf x i
Alat dan Bahan :
Gelas Kimia
Tabung Reaksi
Termometer
Sendok makan
Pengaduk kaca
Es Batu
Garam Dapur
Laruta urea 1m & 2m
Larutan NaCl 1m & 2m
Langkah Kerja
Masukan butiran kecil es kedalam gelas plastik sampai kira kira tiga seperempatnya.
Tambahkan 8 sendok garam dapur lalu aduk. Inilah campuran pendingin .
Isi tabung reaksi dengan air suling kira kira setinggi 4cm. masuka kedalam cairan pendingin.
Masukan pengaduk kaca kedalam tabung reaksi dan Gerakan naik turun dalam air suling
hingga seluruh membeku.
Keluarkan tabung dari cairan pendingin dan biarkan es dalam tabung mencair. Ganti
pengaduk dengan thermometer secara naik turun. Kemudian bacalah thermometer dancatat
suhu campuran es dan air itu.
Ulangi Langkah 2 & 3 dengan menggunakan larutan urea dan larutan NaCl sebagai pengganti
air suling.
3. Hasil Pengamatan
Zat Tf ˚C ΔTf˚C
Urea 1m
Urea 2m
NaCl 1m
NaCl 2m
Pembahasan
ΔTf = Tfº – Tf
Keterangan:
Titik beku tidak tergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya bergantung pada konsentrasi atau
jumlah partikel zat terlarut dalam larutan. jadi, semakin besar konsentrasi larutan maka penurunan
titik bekunya akan semakin besar. Secara matematis dapat ditulis:
ΔTf = Kf = ΔTf = Kf .
Untuk nilai larutan elektrolit pada penurunan titik beku dapat dengan cara:
ΔTf = Kf . m . i
Keterangan:
m = kemolalan larutann
Dimana, Kf sama dengan konstanta penurunan titik beku molal, yaitu nilai penurunan titik beku
larutan sebanyak 1 mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut (Kf). Harga Kf tergantung pada sifat-
sifat zat cair yang digunakan sebagai pelarut, jadi harga Kf untuk setiap pelarut berbeda-beda.
Cairan pendingin adalah larutan berair yang memiliki titik beku jauh di bawah 0 ˚C. Cairan pendingin
digunakan pada pabrik es, juga digunakan untuk membuat es putar. Cairan pendingin dibuat dengan
melarutkan berbagai jenis garam ke dalam air. Pada pembuatan es putar cairan pendingin di buat
dengan mencampurkan garam dapur dengan kepingan es batu dalam sebuah bejana berlapis kayu.
Pada pencampuran itu, es batu akan mencair sedangkan suhu campuran turun. Sementara itu,
campuran bahan pembuat es putar dimasukkan ke dalam bejana lain yang terbuat dari bahan
stainless steel. Bejana ini kemudian dimasukkan ke dalam cairan pendingin, sambil terus menerus
diaduk sehingga campuran membeku.
Di daerah yang beriklim dingin, ke dalam air radiator biasanya ditambahkan etilen glikol. Di daerah
yang beriklim dingin, air radiator mudah membeku. Jika keadaan ini dibiarkan, maka radiator
kendaraan akan cepat rusak. Dengan penambahan etilen glikol ke dalam air radiator diharapkan titik
beku air dalam radiator menurun, dengan kata lain air tidak mudah membeku.
Hewan-hewan yang tinggal di daerah beriklim dingin, seperti beruang kutup, memanfaatkan prinsip
sifat koligatif larutan penurunan titik beku untuk bertahan hidup. Darah ikan-ikan laut mengandung
zat-zat antibeku yang mampu menurunkan titik beku air hingga 0.8 ˚C. Dengan demikian, ikan lat
dapat bertahan di musim dingin yang suhunya mencapai 1.9 ˚C karena zat antibeku yang
dikandungnya dapat mencegah pembentukan Kristal es dalam jaringan dan selnya. Hewan-hewan
lain yang tubuhnya mengandung zat antibeku antaralain serangga, ampibi, dan nematode. Tubuh
serangga mengandung gliserol dan metal sulfoksida, ampibi mengandung glukosa dan gliserol darah
sedangkan nematode mengandung gliserol dan trilose.
Di daerah yang mempunyai musim salju , setiap hujan salju terjadi, jalanan dipenuhi es salju. Hal ini
tentu saja membuat kendaraan sulit untuk melaju. Untuk mengatasinya, jalanan bersalju tersebut
ditaburi campuran garam NaCl dan CaCl2. Penaburan garam yang ditaburkan, akan semakin banyak
pula salju yang mencair.
B. Pengaruh Zat Terlarut Elektrolit Dan Nonelektrolit Terhadap Penurunan Titik Beku Suatu
Larutan
Pada molalitas yang sama penurunan titik beku larutan NaCl (elektrolit) lebih rendah dibandingkan
dengan larutan urea (non-elektrolit). Sebab zat elektrolit terurai menjadi ion-ion sehingga jumlah
partikelnya lebih banyak dibanding zat non-elektrolit. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi penurunan titik beku. Adapun faktor lain yang memperngaruhi penurunan titik beku
ialah:
. Konsentrasi Larutan
Semakin besar konsentrasi sebuah zat terlarut dalam sebuah larutan, maka akan semakin rendah
titik beku larutan tersebut. Sedangkan jika konsentrasi sebuah zat terlarut dalam suatu larutan
semakin kecil, maka titik beku larutan tersebut akan semakin tinggi. Besar kecilnya konsentrasi
sebuah zat ini berpengaruh pada ion-ion yang telah dihasilkan. Jika konsentrasi berada pada jumlah
yang kecil, maka jarak antar ion semakin besar ion-ion semakin bebas.
. Sifat Elektrolit Larutan
Pada sebuah larutan yang bersifat elektrolit proses pembekuan akan lebih lama karena adanya ion-
ion yang memliki daya hantar listrik, sehingga hal ini membuat larutan tersebut menjadi lebih sukar
membeku yang artinya titik beku larutan akan lebih rendah. Sedangkan pada larutan non elektrolit
yang tidak memiliki ion-ion dengan daya hantar listrik membuat larutan ini menjadi lebih cepat
membeku saat proses pembekuan, sehingga titik beku yang dicapai akan lebih tinggi.
. Jumlah Partikel
Semakin banyak jumlah partikel dari zat terlarut, maka akan semakin rendah titik bekunya.
Sedangkan jika jumlah partikel dari zat terlarut lebih sedikit, maka titik bekunya pun akan semakin
tinggi. Dalam konsentrasi yang sama, jumlah partikel pada larutan elektrolit akan lebih banyak
daripada jumlah partikel yang ada pada larutan non elektrolit.
. Molalitas
Semakin besar molalitas sebuah larutan, maka nilai penurunan titik bekunya akan semakin tinggi.
Sedangkan jika molalitas sebuah larutan semakin kecil, maka nilai penurunan titik bekunya akan
semakin rendah pula. Hal ini karena hasil penurunan titik beku selalu berbanding lurus dengan
molalitas larutan tersebut.
. Kemurnian Zat
Ketika kita mencoba bandingan dengan membekukan sebuah zat pelarut murni dan sebuah larutan
dalam suhu yang sama, maka yang akan lebih cepat membeku adalah zat pelarut murni. Hal ini
karena titik beku zat pelarut murni selalu lebih tinggi daripada zat pelarut yang telah tercampur
dengan zat terlarut dan menjadi larutan. Adanya zat terlarut dalam sebuah larutan itulah yang
membuat terjadinya penurunan titik beku, sehingga titik beku pelarut murni akan selalu lebih tinggi
daripada titik beku sebuah larutan.
Semakin tinggi kemolalan maka titik bekunya akan semakin rendah dan semakin besar pula
perbedaan penurunan titik bekunya. Sedangkan jika kemolalannya semakin rendah, maka titik
bekunya akan semakin tinggi dan perbedaan penurunan titik bekunya pun akan semakin kecil.
Kesimpulan
Fungsi garam dapur kasar yang dicampurkan dengan es adalah untuk mempercepat pembekuan
larutan apabila yang digunakan hanya es saja, maka titik bekunya hanya sekitar 0˚C dan jika
ditambahkan garam dapur kasar maka suhunya lebih dingin. Penambahan garam dalam es batu akan
mengakibatkan peningkatan kosentrasi yang mengakibatkan semakin rendah titik bekunya.
Pengaruh zat terlarut elektrolit dan nonelektrolit terhadap penurunan titik beku suatu larutan ialah
Pada konsentrasi yang sama penurunan titik beku larutan NaCl (elektrolit) lebih tinggi dibandingkan
dengan larutan urea (non-elektrolit). Sebab zat elektrolit terurai menjadi ion-ion sehingga jumlah
partikelnya lebih banyak dibanding zat non-elektrolit. Kemudian perbedaan titik beku pada larutan
NaCl 0,1 M dan 0,2 M di sebebkan karena perbedaan konsentrasi, dimana semakin tinggi konsentrasi
maka titik bekunya akan semakin rendah dan semakin besar pula perbedaan penurunan titik
bekunya. Sedangkan jika konsentrasinya semakin rendah, maka titik bekunya akan semakin tinggi
dan perbedaan penurunan titik bekunya pun akan semakin kecil.