Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM PENURUNAN TITIK BEKU

LARUTAN

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
 INTAN WULAN RAHMA
 LIA KARTIKA PUTRI
 LIRA AZHARA
 NOVITA TRIYASRI

KELAS : XII IPA 6


MAPEL : KIMIA
1. Pendahuluan
Titik beku larutan adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap
padatannya. Titik beku larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut murni. Hal ini
disebabkan zat pelarutnya harus membeku terlebih dahulu, baru zat terlarutnya. Jadi larutan
akan membeku lebih lama daripada pelarut. Setiap larutan memiliki titik beku yang berbeda.
Titik beku suatu cairan akan berubah jika tekanan uap berubah, biasanya diakibatkan oleh
masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain, jika cairan tersebut tidak murni, maka
titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).Seperti yang kita tahu bahwa titik
beku pelarut murni berada pada suhu 0°C, tapi dengan adanya zat terlarut misalnya saja kita
tambahkan gula ke dalam air tersebut maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan
0°C lagi, melainkan akan turun menjadi dibawah 0°C, dan inilah yang dimaksud sebagai
“penurunan titik beku”. Penurunan titk beku larutan merupakan salah satu sifat koligatif
larutan. Kegiatan eksperiman ini bertujuan untuk menentukan penurunan titik beku larutan
noneletrolit.

2. Rumusan Masalah
. Apakah fungsi garam dapur kasar yang dicampurkan pada es?
. Bagaimana pengaruh zat terlarut elektrolit dan nonelektrolit terhadap penurunan titik
beku suatu larutan?

3. Tujuan
. Untuk mengetahui fungsi garam dapur kasar yang dicampurkan pada es.
. Untuk mengetahui pengaruh zat terlarut elektrolit dan nonelektrolit terhadap penurunan
titik beku suatu larutan.

4. Landasan Teori
. Titik Beku
Titik beku adalah suhu pada pelarut tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair ke
padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0 °C karena pada suhu itu tekanan uap
air sama dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan
disebut penurunan titik beku (ΔTf = freezing point depression).Pada percobaan ini
ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi
hanya pada konsentrasi partikel dalam larutan. Oleh karena itu, penurunan titik beku
tergolong sifat koligatif.

.Sifat Koligatif Larutan


Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi
hanya bergantung pada konsentrasi pertikel zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan terdiri dari
dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan nonelektrolit
. Penurunan Titik Beku Larutan
Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan sehingga jarak antarpartikel
sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya tarik menarik antarmolekul yang
sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari zat terlarut akan mengakibatkan proses
pergerakan molekul-molekul pelarut terhalang, akibatnya untuk dapat lebih mendekatkan
jarak antar molekul diperlukan suhu yang lebih rendah. Perbedaan suhu akibat adanya
partikel-partikel zat terlarut disebut penurunan titik beku (ΔTf). Pernyataan tersebut secara
matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
Untuk penurunan titik beku menurut Raoult :
∆Tf = Kf x m

. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit


Sifat koligatif larutan ditentukan oleh jumlah partikel (ion, molekul) dalam larutan. Oleh
karena itu, untuk konsentrasi yang sama, sifat koligatif larutan elektrolit akan berbeda
dengan sifat koligatif larutan non-elektrolit. Hal ini dikarenakan jumlah partikel dalam
larutan elektrolit akan lebih banyak karena adanya proses ionisasi zat terlarut.

Zat elektrolit jika dilarutkan akan terionisasi menjadi ion-ion yang merupakan partikel-
partikel di dalam larutan. Hal ini menyebabkan jumlah partikel pada satu mol larutan
elektrolit lebih banyak daripada larutan nonelektrolit. Misalnya, larutan nonelektrolit
C6H12O6, jika dimasukkan ke dalam air menghasilkan 1 mol partikel, sehingga larutan
C6H12O6 1 M akan membeku pada suhu 1,86 °C di bawah titik beku air murni.
Sedangkan 1 mol larutan elektrolit NaCl mengandung 2 mol partikel, yaitu 1 mol Na+ dan 1
mol Cl–. Larutan NaCl 1 M sebenarnya mengandung 1 mol partikel per 1.000 gram air, jadi
secara teoretis akan menurunkan titik beku 2 × 1,86 °C = 3,72 °C.

Banyaknya ion yang dihasilkan dari zat elektrolit tergantung pada derajat ionisasinya (α).
Larutan elektrolit kuat mempunyai derajat ionisasi lebih besar daripada larutan elektrolit
lemah, yaitu mendekati satu untuk larutan elektrolit kuat dan mendekati nol untuk larutan
elektrolit lemah.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa: “untuk konsentrasi yang sama, larutan elektrolit
memiliki sifat koligatif larutan yang lebih besar dibandingkan larutan non elektrolit”.

Untuk menghitung nilai sifat-sifat koligatif larutan elektrolit, persamaan-persamaan yang


diberikan sebelumnya untuk larutan non-elektrolit dapat digunakan dengan menambahkan
faktor i, seperti diusulkan van’t Hoff (1880). Nilai faktor van’t Hoff merupakan perbandingan
antara efek koligatif larutan elektrolit dengan larutan nonelektrolit pada konsentrasi yang
sama. Derajat ionisasi dirumuskan sebagai berikut :
i = 1+ (n-1) α

dimana,

i = jumlah partikel yang diukur / jumlah partikel yang diperkirakan

α = jumlah molekul zat yang terurai / jumlah molekul mula-mula yang sama.

Untuk menentukan kenaikan titik didihnya dapat dinyatakan sebagai berikut :

ΔTf = m x Kf x i
Alat dan Bahan :
 Gelas Kimia
 Tabung Reaksi
 Termometer
 Sendok makan
 Pengaduk kaca
 Es Batu
 Garam Dapur
 Laruta urea 1m & 2m
 Larutan NaCl 1m & 2m

Langkah Kerja
 Masukan butiran kecil es kedalam gelas plastik sampai kira kira tiga seperempatnya.
Tambahkan 8 sendok garam dapur lalu aduk. Inilah campuran pendingin .
 Isi tabung reaksi dengan air suling kira kira setinggi 4cm. masuka kedalam cairan pendingin.
Masukan pengaduk kaca kedalam tabung reaksi dan Gerakan naik turun dalam air suling
hingga seluruh membeku.
 Keluarkan tabung dari cairan pendingin dan biarkan es dalam tabung mencair. Ganti
pengaduk dengan thermometer secara naik turun. Kemudian bacalah thermometer dancatat
suhu campuran es dan air itu.
 Ulangi Langkah 2 & 3 dengan menggunakan larutan urea dan larutan NaCl sebagai pengganti
air suling.

3. Hasil Pengamatan

Zat Tf ˚C ΔTf˚C
Urea 1m
Urea 2m
NaCl 1m
NaCl 2m

Pembahasan

A. Fungsi Garam Dapur Di Campurkan Ke ES


Suatu larutan akan membeku pada suhu yang lebih rendah dibanding dengan titik beku air.
Yang dimaksud dengan titik beku adakah suhu pada saat fasa zat cair dan fasa padatnya
berada bersama-sama (dalam kesetimbangan).Titik beku normal suatu zat cair yaitu titik
beku pada tekanan 760 mmHg atau 1 atm. Misalnya air murni membeku pada suhu tetap,
yaitu 0 ˚C pada tekanan 1 atm. Penurunan titik beku sebanding dengan besarnya konsentrasi
zat terlarut makin besar maka besar maka penurunan titik beku juga semakin besar. Jadi,
dengan adanya zat terlarut dalam air maka titik beku air menjadi lebih kecil dari 0˚ C pada
tekanan 1 atm.Bila kita memperhatikan pembuatan es putar, untuk memperoleh suhu yang
lebih rendah dan 0 ˚C maka adonan es putar ditempatkan dalam bejana yang terendam
dalam es batu dan air yang telah diberi garam dapur, sambil diputar dan diaduk maka
adonan es putar dalam bejana akan membeku, dimana titik beku adonan es putar tersebut
beberapa derajat di bawah titik beku air murni. Hal ini terjadi karena terjadi proses
perpindah kalor dari adonan es putar ke dalam campuran es batu, air dan garam dapur.

partikel zat terlarut


Jika air murni dalam suatu wadah direndam dalam es batu dan air yang telah diberi garam
air murni tersebut akan membeku pada suhu tertentu (normalnya 0˚C yang diukur pada
tekanan 1 atm). Sedangkan pada suhu yang sama, adonan es belum membeku secara
sempurna atau bahkan belum membeku. Adanya bahan-bahan atau zat terlarut yang
ditambahkan dalam adonan es putar tersebut menghalangi gerak molekul pelarut murni
untuk membeku secara normal, sehingga titik beku larutan turun (terjadi penurunan titik
beku), akibatnya diperlukan suhu yang lebih rendah untuk membekukannya.Dengan
demikian, jelaslah larutan akan membeku pada suhu yang lebih rendah dibanding dengan
titik beku air. Selisih antara titik beku pelarut murni dengan titik beku larutan disebut
penurunan titik beku larutan yang dilambangkan dengan ΔTf.

ΔTf = Tfº – Tf

Keterangan:

ΔTf = penurunan titik beku

Tfº = titik beku larutan

Tf = titik beku pelarut

Titik beku tidak tergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya bergantung pada konsentrasi atau
jumlah partikel zat terlarut dalam larutan. jadi, semakin besar konsentrasi larutan maka penurunan
titik bekunya akan semakin besar. Secara matematis dapat ditulis:

ΔTf = Kf = ΔTf = Kf .

Untuk nilai larutan elektrolit pada penurunan titik beku dapat dengan cara:

ΔTf = Kf . m . i

Keterangan:

ΔTf = penurunan titik beku

Kf = tetapan penurunan titik beku molal

m = kemolalan larutann

i = massa terlarut dalam gram

p = massa pelarut dalam gram

Mr = massa molekul relatif zat terlarut

Dimana, Kf sama dengan konstanta penurunan titik beku molal, yaitu nilai penurunan titik beku
larutan sebanyak 1 mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut (Kf). Harga Kf tergantung pada sifat-
sifat zat cair yang digunakan sebagai pelarut, jadi harga Kf untuk setiap pelarut berbeda-beda.

Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari


. Membuat Campuran Pendingin

Cairan pendingin adalah larutan berair yang memiliki titik beku jauh di bawah 0 ˚C. Cairan pendingin
digunakan pada pabrik es, juga digunakan untuk membuat es putar. Cairan pendingin dibuat dengan
melarutkan berbagai jenis garam ke dalam air. Pada pembuatan es putar cairan pendingin di buat
dengan mencampurkan garam dapur dengan kepingan es batu dalam sebuah bejana berlapis kayu.
Pada pencampuran itu, es batu akan mencair sedangkan suhu campuran turun. Sementara itu,
campuran bahan pembuat es putar dimasukkan ke dalam bejana lain yang terbuat dari bahan
stainless steel. Bejana ini kemudian dimasukkan ke dalam cairan pendingin, sambil terus menerus
diaduk sehingga campuran membeku.

. Antibeku pada Radiator Mobil

Di daerah yang beriklim dingin, ke dalam air radiator biasanya ditambahkan etilen glikol. Di daerah
yang beriklim dingin, air radiator mudah membeku. Jika keadaan ini dibiarkan, maka radiator
kendaraan akan cepat rusak. Dengan penambahan etilen glikol ke dalam air radiator diharapkan titik
beku air dalam radiator menurun, dengan kata lain air tidak mudah membeku.

. Antibeku dalam Tubuh Hewan

Hewan-hewan yang tinggal di daerah beriklim dingin, seperti beruang kutup, memanfaatkan prinsip
sifat koligatif larutan penurunan titik beku untuk bertahan hidup. Darah ikan-ikan laut mengandung
zat-zat antibeku yang mampu menurunkan titik beku air hingga 0.8 ˚C. Dengan demikian, ikan lat
dapat bertahan di musim dingin yang suhunya mencapai 1.9 ˚C karena zat antibeku yang
dikandungnya dapat mencegah pembentukan Kristal es dalam jaringan dan selnya. Hewan-hewan
lain yang tubuhnya mengandung zat antibeku antaralain serangga, ampibi, dan nematode. Tubuh
serangga mengandung gliserol dan metal sulfoksida, ampibi mengandung glukosa dan gliserol darah
sedangkan nematode mengandung gliserol dan trilose.

. Antibeku untuk Mencairkan Salju

Di daerah yang mempunyai musim salju , setiap hujan salju terjadi, jalanan dipenuhi es salju. Hal ini
tentu saja membuat kendaraan sulit untuk melaju. Untuk mengatasinya, jalanan bersalju tersebut
ditaburi campuran garam NaCl dan CaCl2. Penaburan garam yang ditaburkan, akan semakin banyak
pula salju yang mencair.

B. Pengaruh Zat Terlarut Elektrolit Dan Nonelektrolit Terhadap Penurunan Titik Beku Suatu
Larutan

Pada molalitas yang sama penurunan titik beku larutan NaCl (elektrolit) lebih rendah dibandingkan
dengan larutan urea (non-elektrolit). Sebab zat elektrolit terurai menjadi ion-ion sehingga jumlah
partikelnya lebih banyak dibanding zat non-elektrolit. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi penurunan titik beku. Adapun faktor lain yang memperngaruhi penurunan titik beku
ialah:

. Konsentrasi Larutan

Semakin besar konsentrasi sebuah zat terlarut dalam sebuah larutan, maka akan semakin rendah
titik beku larutan tersebut. Sedangkan jika konsentrasi sebuah zat terlarut dalam suatu larutan
semakin kecil, maka titik beku larutan tersebut akan semakin tinggi. Besar kecilnya konsentrasi
sebuah zat ini berpengaruh pada ion-ion yang telah dihasilkan. Jika konsentrasi berada pada jumlah
yang kecil, maka jarak antar ion semakin besar ion-ion semakin bebas.
. Sifat Elektrolit Larutan

Pada sebuah larutan yang bersifat elektrolit proses pembekuan akan lebih lama karena adanya ion-
ion yang memliki daya hantar listrik, sehingga hal ini membuat larutan tersebut menjadi lebih sukar
membeku yang artinya titik beku larutan akan lebih rendah. Sedangkan pada larutan non elektrolit
yang tidak memiliki ion-ion dengan daya hantar listrik membuat larutan ini menjadi lebih cepat
membeku saat proses pembekuan, sehingga titik beku yang dicapai akan lebih tinggi.

. Jumlah Partikel

Semakin banyak jumlah partikel dari zat terlarut, maka akan semakin rendah titik bekunya.
Sedangkan jika jumlah partikel dari zat terlarut lebih sedikit, maka titik bekunya pun akan semakin
tinggi. Dalam konsentrasi yang sama, jumlah partikel pada larutan elektrolit akan lebih banyak
daripada jumlah partikel yang ada pada larutan non elektrolit.

. Molalitas

Semakin besar molalitas sebuah larutan, maka nilai penurunan titik bekunya akan semakin tinggi.
Sedangkan jika molalitas sebuah larutan semakin kecil, maka nilai penurunan titik bekunya akan
semakin rendah pula. Hal ini karena hasil penurunan titik beku selalu berbanding lurus dengan
molalitas larutan tersebut.

. Kemurnian Zat

Ketika kita mencoba bandingan dengan membekukan sebuah zat pelarut murni dan sebuah larutan
dalam suhu yang sama, maka yang akan lebih cepat membeku adalah zat pelarut murni. Hal ini
karena titik beku zat pelarut murni selalu lebih tinggi daripada zat pelarut yang telah tercampur
dengan zat terlarut dan menjadi larutan. Adanya zat terlarut dalam sebuah larutan itulah yang
membuat terjadinya penurunan titik beku, sehingga titik beku pelarut murni akan selalu lebih tinggi
daripada titik beku sebuah larutan.

Semakin tinggi kemolalan maka titik bekunya akan semakin rendah dan semakin besar pula
perbedaan penurunan titik bekunya. Sedangkan jika kemolalannya semakin rendah, maka titik
bekunya akan semakin tinggi dan perbedaan penurunan titik bekunya pun akan semakin kecil.

Kesimpulan
Fungsi garam dapur kasar yang dicampurkan dengan es adalah untuk mempercepat pembekuan
larutan apabila yang digunakan hanya es saja, maka titik bekunya hanya sekitar 0˚C dan jika
ditambahkan garam dapur kasar maka suhunya lebih dingin. Penambahan garam dalam es batu akan
mengakibatkan peningkatan kosentrasi yang mengakibatkan semakin rendah titik bekunya.

Pengaruh zat terlarut elektrolit dan nonelektrolit terhadap penurunan titik beku suatu larutan ialah
Pada konsentrasi yang sama penurunan titik beku larutan NaCl (elektrolit) lebih tinggi dibandingkan
dengan larutan urea (non-elektrolit). Sebab zat elektrolit terurai menjadi ion-ion sehingga jumlah
partikelnya lebih banyak dibanding zat non-elektrolit. Kemudian perbedaan titik beku pada larutan
NaCl 0,1 M dan 0,2 M di sebebkan karena perbedaan konsentrasi, dimana semakin tinggi konsentrasi
maka titik bekunya akan semakin rendah dan semakin besar pula perbedaan penurunan titik
bekunya. Sedangkan jika konsentrasinya semakin rendah, maka titik bekunya akan semakin tinggi
dan perbedaan penurunan titik bekunya pun akan semakin kecil.

Anda mungkin juga menyukai