Anda di halaman 1dari 8

JURNAL AKUNTANSI MULTI DIMENSI (JAMDI)

Volume 1, Nomor 1, Mei 2018 (pp: 20 - 27)

ANALISIS PROSEDUR PENDAPATAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP
PAD KOTA SAMARINDA TAHUN 2013-2017

Yunus T, Tandirerung1, Lewi Patabang2, Lily Lidya Qorinawati3


Email: yunus@polnes.ac.id.1 , lewi patabang@polnes.ac.id2, lylidlil@gmail.com3
1,3) Program Studi Keuangan dan Perbankan (S1 Terapan), Politeknik Negeri Samarinda.

2) Program Studi Akuntansi D3, Politeknik Negeri Samarinda.

Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo Kampus Gunung Lipan, Samarinda, Kalimantan Timur 71531 Indonesia.

Abstrak.Permasalahan dalam penelitian adalah untuk mengetahui Prosedur Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB),
Perhitungan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 1 dan 2 (BBNKB I dan BBNKB II), dan menghitung besaran kontribusi Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Samarinda, Kalimantan Timur tahun 2013-2017.
Dengan menggunakan metode rumus perhitungan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), rumus perhitungan kontribusi
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Kendaraan Bermotor. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan
bahwa Prosedur BBNKB yang telah dijalankan telah sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2015
dan pendapatan kontribusi pajak BBNKB terhadap PAD terus mengalami penurunan.
Kata Kunci: Prosedur, Kontribusi, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Abstract.The calculation of problem in the research is to know about the Procedure of Vehicle Tittle Transfer (BBNKB), calculation of
Vehicle Tittle Transfer 1 and 2 (BBNKB I and BBNKB II), and calculating the amount of contribution of Vehicle Tittle Transfer
(BBNKB) to Locally Generated Revenue (PAD) in Samarinda, East Kalimantan in 2013-2017. By using formula of calculation Vehicle
Tittle Transfer (BBNKB), formula of calculation contribution Vehicle Tittle Transfer (BBNKB) and Presidential Regulation Republic
Indonesia No. 5 in 2015 on One Roof System Vehicle. From the research results can be concluded that BBNKB procedure in
Samarinda same as the Presidential Regulation Republic Indonesia No. 5 in 2015 and income tax contribution BBNKB to PAD
continues to decline.

Keywords: Procedure, Contribution, Vehicle Tittle Transfer.

Masuk di JAMDI : Maret 2018


Review : April 2018
Terbit : Mei 2018
Publish : Juni 2018

1.PENDAHULUAN
Pembangunan daerah merupakan suatu usaha meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) di wilayah
pemerintah daerah di suatu wilayah tertentu untuk membangun Samarinda. Salah satu bentuk Pendapatan Asli Daerah yang
daerah dengan cara memanfaatkan secara maksimal potensi bersumber dari iuran pajak provinsi yaitu Bea Balik Nama Ken-
sumber daya alam dan mengembangkan sumber daya daraan Bermotor (BBNKB).
manusia. Pembangunan diupayakan untuk kualitas hidup, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor atau yang biasa
keterampilan, prakarsa dengan bimbingan dan bantuan dari disingkat BBNKB merupakan salah satu jenis pungutan pajak
pemerintah. Dalam membangun daerah, pemerintah provinsi yang berpengaruh terhadap penambahan Pendapatan
membutuhkan dana yang tidak sedikit. Semakin meningkatnya Asli Daerah (PAD).
jumlah penduduk yang ada di wilayah tersebut, maka dana Sistem Administrasi Manunggal dibawah Satu Atap atau
yang dibutuhkan untuk membangun wilayah tersebut semakin SAMSAT atau dalam bahasa Inggris One Roof System
besar. Dana yang diperlukan dalam membangun suatu daerah merupakan suatu wadah atau tempat yang membidangi lalu
salah satunya dapat diperoleh dari Pendapatan Asli Daerah lintas diwakili oleh Dirlantas Polda. Sedangkan Satuan Kerja
(PAD). Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat bersumber dari Pengelola Keuangan Daerah, melaksanakan pemungutan
pajak provinsi, pajak daerah, restribusi daerah, laba dari badan pajak Provinsi diwakili oleh Dinas Pendapatan (Dispenda), dan
usaha milik daerah (BUMD), dan pendapatan asli daerah Badan Usaha Asuransi (PTJasa Raharja). SAMSAT
lainnya yang sah. merupakan penyelenggaraan penerbitan STNK sebagai kartu
Samarinda merupakan wilayah yang berada di Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor (Ranmor),
Kalimantan Timur yang memiliki jumlah penduduk yang padat pemungutan pajak provinsi yang bersumber dari pembayaran
dan akan terus meningkat setiap tahunnya. Iuran pajak provinsi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan
maunpun pajak daerah yang didapat semakin meningkat juga Bermotor (BBNKB), dan pembayaran Sumbangan Wajib Dana
setiap tahunnya dan hal ini dapat mempengaruhi Kecelakaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (SWDKLLAJ).
Besarnya peranan pajak provinsi terhadap penerimaan besaran pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)
pendapatan daerah, menjadikan pajak provinsi memiliki bagian memberikan kontribusi penerimaan terhadap Pendapatan Asli
yang sangat penting dalam berkontribusi meningkatkan Daerah (PAD). Hal tersebut dilakukan mengingat banyak sekali
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satu jenis pungutan warga di Samarinda yang melakukan pembelian kendaraan
pajak provinsi yang memiliki kontribusi yang cukup besar yaitu roda dua baik dalam kondisi baru maupun bekas. Penulis pun
jenis pungutan dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor. bermaksud menuangkannya dalam bentuk skripsi yang
Berdasarkan informasi tersebut penulis bermaksud berjudul “Analisis Prosedur Pendapatan Bea Balik Nama
untuk meneliti prosedur dan perhitungan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kontribusinya
Kendaraan Bermotor (BBNKB). Sehingga dapat diketahui
Terhadap PAD Kota Samarinda Tahun 2013-2017”.
Akuntansi Sektor Publik
2.KAJIAN PUSTAKA Bastian (2010:3) menjelaskan, Akuntansi sektor publik
Akuntansi merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang sering juga disebut sebagai akuntansi dana masyarakat.
penting bagi suatu organisasi, baik organisasi pemerintahan Akuntansi dana masyarakat sendiri dapat diartikan sebagai
maupun organisasi swasta. Setiap organisasi membutuhkan mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada
akuntanasi sebagai sarana untuk mengatur keuangan di pengelolaan dana masyarakat. Dari definisi tersebut dana
perusahaan atau di organisasi yang bersangkutan. masyarakat perlu diartikan sebagai dana yang dimiliki oleh
Putra (2013:4), Akuntansi didefinisikan pula sebagai masyarakat, bukan individual yang biasanya dikelola oleh
seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan organisasi-organisasi sektor publik, serta pada proyek-proyek
dalam penyediaan jasa, yang berupa informasi keuangan kerjasama sektor publik dan swasta.
kuantitatif dari suatu unit organisasi dan cara penyampaian Pengertian akuntansi sektor publik sendiri didefinisikan
(pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang sebagai mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang
berkepentingan untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-
ekonomi. Pengertian akuntansi tersebut menjadi suatu proses, lembaga tinggi negara dan departemen-departemen di
seni, atau seperangkat pengetahuan yang digunakan untuk bawahnya, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM, dan
melaksanakan suatu kegiatan dalam bidang tersendiri yang yayasan sosial, maupun pada proyek-proyek kerja sama sektor
meliputi kegiatan pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan publik serta swasta.
pelaporan atas suatu kejadian atau transaksi keuangan dalam Pajak Pasal 1 Undang.
perusahaan yang kemudian menjadi dasar pengambilan
keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Undang No. 28 Tahun 2007, Pengertian pajak menurut UU No. hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan
28 Tahun 2007 adalah kontribusi wajib kepada negara yang yang ditetapkan terlebih dahulu, tanpa memperoleh imbalan
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa secara langsung dan proporsional, agar pemerintah mampu
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan melaksanakan tugas-tugasnya dalam menjalankan pemerin-
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan tahan.
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Utomo,dkk (2011) pajak di Indonesia telah diper- Darise (2009:48) dijelaskan bahwa pendapatan asli
gunakan oleh Negara sebagai sumber penerimaan terbesar daerah yang selanjutnya disingkat PAD adalah pendapatan
setelah migas dalam menutupi belanja negara, sebagaimana yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan
yang terutang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Negara setiap tahunnya. Beberapa pendapat para ahli tentang Sebagaimana diatur dalam pasal 6 Undang-Undang Nomor 33
pajak seperti Rochmat Soemitro mengatakan Pajak merupakan Tahun 2004, sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)
iuran rakyat kepada negara berdasarkan undang-undang (yang terdiri dari :
dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal a. Pajak daerah
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang b. Retribusi Daerah
dipergunakan untuk membayar pengeluaran umum. P.J.A. c. Hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan
Andriani mengatakan, Pajak adalah iuran masyarakat kepada d. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib Pajak Daerah
membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang- Mardiasmo (2011:12) pajak daerah adalah kontribusi
undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau
langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. Sommerfeld digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya
Ray M,.Anderson Herschel M,. & Brock Horace R. kemakmuran rakyat.
mengatakan, Pajak adalah suatu pengalihan sumber dari Retribusi Daerah
sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran
Mardiasmo (2011:15), retribusi daerah adalah 2) 1% (satu persen) untuk kendaraan bermotor umum
pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau 3) 0,075% (nol koma nol tujuh puluh lima persen)
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-
diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang alat besar yang tidak menggunakan jalan umum
pribadi atau badan. c. Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor atas hibah
Bea Balik Nama Kendaran Bermotor (BBNKB) atau waris ditetapkan sebesar :
Siahaan (2008:167) pengertian Bea Balik Nama 1) 0,1% (nol koma satu persen) untuk kendaraan
Kendaraan Bermotor adalah pajak atas penyerahan hak milik bermotor bukan umum.
kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau 2) 0,1% (nol koma satu persen) untuk kendaraan
perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli, bermotor umum.
tukar-menukar, hibah, warisan, atau pemasukan ke dalam 3) 0,075% (nol koma nol tujuh puluh lima persen)
badan usaha. untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-
Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta alat besar
Pasal 1 Nomor 9 Tahun 2010, tentang Bea Balik Nama 4) 0,1% (nol koma satu persen) untuk kendaraan
Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor bermotor hibah pemerintah kepemerintah
adalah pajak atas penyerahan hak milik kendaraan bermotor termasuk TNI dan POLRI.
sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak 5) 1% (satu persen) untuk Kendaraan Bermotor yang
atau keadaan terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, berasal dari penjualan atau Lelang kendaraan
warisan, atau pemasukan ke dalam badan usaha. bermotor Pemerintah, TNI dan POLRI, kecuali
Dasar Pengenaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-
(BBNKB) alat besar yang tidak menggunakan jalan umum
Siahaan (2008:172), dasar pengennan pajak dikenakan tarif 0,075% (nol koma nol tujuh puluh
BBNKB adalah Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB), yang lima persen).
juga digunakan dalam ketentuan Pajak Kendaraan Bermotor. Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT).
NJKB sebagaimana dimaksud di sini adalah Nilai Jual Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 5 Tahun
Kendaraan Bermotor yang tercantum dalam ketetapan Menteri 2015 Pasal 1, Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap yang
Dalam Negeri tentang tabel penghitungan Dasar Pengenaan selanjutnya disebut SAMSAT adalah serangkaian kegiatan
Pajak Kendaraan Bermotor. NJKB ditetapkan dengan dalam penyelenggaraan Registrasi dan Identifikasi Kendaraan
keputusan Gubernur berdasarkan tabel yang ditetapkan oleh Bermotor, pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik
Menteri Dalam Negeri, Gubernur menetapkan NJKB dengan Nama Kendaraan Bermotor, dan pembayaran Sumbangan
keputusan Gubernur, yang selanjutnya dilaporkan kepada Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Menteri Dalam Negeri. secara terintegrasi dan terkoordinasi dalam Kantor Bersama
Tarif Dasar Pengenaan Bea Balik Nama Kendaraan Samsat.
Bermotor Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).
Peraturan Gubernur Kalimantan Timur No.24 Tahun 2015 Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 5 Tahun
Pasal 6 berbunyi bahwa tarif BBNKB ditetapkan masing- 2015 Pasal 1, Kepolisian Negara Republik Indonesia yang
masing sebesar : selanjutnya disingkat Polri adalah Kepolisian Nasional yang
a.Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor atas merupakan satu kesatuan dalam melaksanakan peran meme-
penyerahan pertama ditetapkan sebesar: lihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan
1) 15% (lima belas persen) untuk kendaraan bermotor hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan
bukan umum. pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya
2) 15% (lima belas persen) untuk kendaraan bermotor keamanan dalam negeri.
umum Kerangka Pemikiran
3) 5% (lima persen) untuk kendaraan bermotor Berikut ini penulis sajikan kerangka konseptual dalam
pemerintah, TNI dan POLRI bentuk skema pada gambar dibawah. Adapun skema tersebut
4) 0,75% (nol koma tujuh puluh lima persen) untuk
kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat
besar yang tidak menggunakan jalan umum.
5) 0,375% (nol koma tiga ratus tujuh puluh lima
persen) untuk kendaraan bermotor alat-alat berat
dan alat-alat besar Pemerintah TNI dan POLRI.
b.Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor atas
penyerahan kedua dan selanjutnya ditetapkan sebesar
:
1) 1% (satu persen) untuk kendaraan bermotor bukan
umum
adalah sebagai berikut :

Pajak provinsi merupakan salah satu pajak yang


terdapat di dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satu
sumber pajak provinsi adalah Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBNKB). Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
(BBNKB) memiliki 8 variabel. Variabel tersebut adalah sedan,
jeep, minibus, mikrobus, bus, pick up, truck, dan sepeda motor.
Dari 8 variabel tersebut dijumlahkan total pendapatan yang di
dapatkan selama 5 tahun terakhir dan didapatkan Total
Pendapatan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).
Kemudian total pendapatan tersebut dibandingkan dengan
Total Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan dikalikan 100%,
sehingga diperoleh besaran kontribusi Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
3.METODE
Objek Penelitian, Objek Penelitian ini adalah
pengambilan data terdapat di Dinas Pendapatan Daerah
(DISPENDA) dan Sistem Administrasi Manunggal dibawah b. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
Satu Atap (SAMSAT) di kota Samarinda. 2015 Tentang Penyelenggaraan Sistem Administrasi
Teknik Pengumpulan Data, Teknik pengumpulan data yang Manunggal Satu Atap Kendaraan Bermotor.
digunakan untuk mendukung penelitian ini yaitu menggunakan Sumber : sipuu.setkab.go.id dan Microsoft Visio 2003
data sekunder dimana data tersebut diperoleh langsung dari Keterangan :
perusahaan atau instansi terkait berbentuk dokumen-dokumen BBNKB : Bea Balik Nama
tertulis, literatur atau buku-buku yang memuat tentang Bea Kendaraan Bermotor
Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dan Pendapatan NJKB :NilaiJual
Asli Daerah (PAD) selama 5 tahun terakhir periode tahun 2013 Kendaraan Bermotor
sampai dengan tahun 2017. PAD : Pendapatan Asli
Alat Analisis, alat analisis yang digunakan untuk mengetahui Daerah
perhitungan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) 4.HASIL
dan seberapa besar kontribusi yang disumbangkan dari Berdasarkan permasalahan yang terdapat di
penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) rumusan masalah yang penulis teliti, maka penulis menyajikan
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Rumus yang data yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas
digunakan untuk menghitung kontribusi tersebut yaitu : dalam skripsi penulis.
Adapun data yang di sajikan adalah sebagai berikut :
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya
tentang pengumpulan data pada Dinas Pendapatan Daerah
Provinsi Kalimantan Timur. Dalam bab ini penulis menguraikan
alat analisis yang digunakan untuk permasalahan skripsi
penulis.
Analisis kontribusi yaitu salah satu alat yang
digunakan untuk menghitung seberapa besar kontribusi pajak
yang di sumbangkan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Perhitungan yang dilakukan yaitu membandingkan penerimaan
pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dengan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) selama 5 tahun terakhir dari
tahun 2013 sampai dengan 2017. Sehingga dapat diketahui
kontribusi penerimaan pajak Bea Balik Nama Kendaraan Dari grafik diatas dapat diperoleh besaran kontribusi
Bermotor (BBNKB) terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) terhadap
mengalami peningkatan atau penurunan. Berikut penulis Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari segi presentase 5 tahun
sajikan data dan alat analisis yang digunakan untuk terakhir. Pada tahun 2013 sampai dengan 2017 yaitu terus
menghitung kontribusi pajak Bea Balik Nama Kendaraan mengalami penurunan. Pada tahun 2013 diperoleh kontribusi
Bermotor (BBNKB) dari tahun 2013 sampai dengan 2017. terbesar yaitu 18,53 %. Pada tahun 2014 kontribusi mengalami
Perhitungan Kontribusi Pajak Bea Balik Nama Kendaraan penurunan sebesar 1,41 % menjadi 17,12 %. Pada tahun 2015
Bermotor (BBNKB) : kontribusi mengalami penurunan kembali sebesar 1,83 %
menjadi 15,30 %. Pada tahun 2016 kontribusi mengalami
penurunan yang tidak terlalu besar hanya sebesar 0.06%
menjadi 15,24 %. Pada tahun 2017 kontribusi mengalami
Keterangan penurunan yang sangat drastis yaitu sebesar 3,30 % menjadi
BBNKB : Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 11,94 %. Hal ini terjadi karena realisasi penerimaan PAD dan
PAD : Pendapatan Asli Daerah realisasi penerimaan pajak Bea Balik Nama Kendaraan
Perhitungan kontribusi Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor semakin menurun dan tidak mengalami peningkatan.
Bermotor pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 adalah Sehingga presentase kontribusi pajak Bea Balik Nama
sebagai berikut : Kendaraan Bermotor (BBNKB) yang di dapat terus menurun.
1. Prosedur Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
(BBNKB)
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dapat terjadi
dikarenakan terdapat kegiatan jual beli, hibah atau warisan
baik dari orang pribadi, instansi pemerintah atau suatu badan
negara. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor memiliki dua
tipe jenis. Jenis pertama yaitu BBNKB I dan BBNKB II.
BBNKB I merupakan jenis jual beli kendaraan baru.
Jika jenis kegiatan tersebut terjadi di dealer kendaraan
bermotor dan pembeli memilih jenis pembelian Off the Road,
maka pembeli harus mengurus sendiri surat-surat balik nama
kendaraan. Sedangkan BBNKB II yaitu jenis jual beli
kendaraan bermotor dalam kondisi bekas. Berikut ini penulis
tampilkan prosedur atau tata cara melakukan Bea Balik Nama
Dari perhitungan data tersebut di atas dapat dilihat Kendaraan Bermotor (BBNKB) baik kendaraan tersebut dalam
besar kontribusi penerimaan pajak Bea Balik Nama Kendaraan kondisi baru ataupun bekas.
Bermotor (BBNKB) terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di
Samarinda. Berikut ini penulis sajikan perhitungan tersebut
dalam bentuk grafik :
Gambar Mekanisme Pembuatan SKPD dan STNK dalam bentuk flowchart. Berikut ini adalah bentuk bagan alur
atau flowchart tentang prosedur Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBNKB) di kantor Samsat Samarinda :

Berikut ini penulis memberikan penjelasan terkait gambar di


atas.
1. Langkah pertama yang harus dilakukan oleh pengurus
yaitu pergi ke ruang cek fisik kendaraan bermotor untuk
melakukan pengecekan.
2. Setelah cek fisik kendaraan selesai, petugas akan
memberikan tanda cek fisik kendaraan tersebut. Kemudian
pengurus pergi ke ruang informasi dan mengambil nomor
antrian
3. Setelah mengambil nomor antrian, pengurus pergi menuju
ke loket 1 dan memberikan keterangan kepengurusan.
4. Jika pengurus membeli kendaraan bermotor dari luar 2. Perhitungan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
daerah, maka pengurus wajib mengurus Pendaftaran (BBNKB)
Kendaraan Bermotor Mutasi dari Luar Daerah. Perhitungan pokok pajak bea balik nama kendaraan bermotor
5. Jika pengurus membeli kendaraan bermotor dalam kondisi dihitung berdasarkan tarif yang telah ditentukan oleh Badan
baru ataupun bekas (BBN 1 dan BBN 2 Rubentina). Pendapatan Daerah Kota Samarinda (BAPENDA). Berikut ini
6. Jika pengurus memperoleh kendaraan bermotor dalam adalah besaran tarif yang telah ditentukan :
kondisi hibah atau warisan.
7. Setelah pengurus mengisi formulir di Tempat Pengisian
Formulir, petugas pendataan melakukan entri data sesuai
dengan data yang diberikan oleh pengurus. Baik itu pem-
belian kendaraan baru atau bekas, mutasi kendaraan, dan
balik nama kendaraan.
8. Setelah data selesai di entri oleh petugas pendataan,
Pengurus diberikan slip pembayaran pajak dan diminta
untuk membayar pajak kepengurusan tersebut.
Pembayaran dapat dilakukan di kasir Bank Kaltim di kantor
Samsat bagian loket 2.
9. Setelah pengurus membayar pajak, petugas bank di loket 2
akan memberikan stampel lunas di slip pembayaran pajak
tersebut dan mencetak Surat Ketetapan Pajak Daerah
Sesuai dengan alat analisis yang penulis bahas di bab
(SKPD), STNK, TNKB dan BPKB. Kemudian petugas bank
sebelumnya. Penulis mencoba untuk menghitung besaran
atau bendaraha mengkonfirmasi kepada bagian
pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) terhadap
Pengesahan dan Penyerahan STNK, TNKB dan BPKB.
beberapa jenis kendaraan. Berikut ini adalah rumus
10. Petugas Pengesahan dan Penyerahan STNK, TNKB
menghitung besaran pokok tarif pajak Bea Balik Nama
dan BPKB mengesahkan surat tersebut dan
Kendaraan Bermotor (BBNKB) :
menyerahkan surat-surat tersebut kepada pemohon.
Perhitungan BBNKB I dan II = Tarif Pajak x NJKB
Kemudian penyerahan tersebut dilakukan dengan
Keterangan
cara mencatat pada buku penyerahan yang ditanda
NJKB : Nilai Jual Kendaraan Bermotor
tangani oleh wajib pajak atau pemohon tersebut.
Sesuai dengan lampiran yang terdapat di Badan Pendapatan
Untuk lebih jelas dalam memahami prosedur Bea Balik Nama
Daerah Provinsi Kalimantan Timur, penulis sajikan beberapa
Kendaraan Bermotor (BBNKB) yang terjadi di kantor Samsat
Samarinda. Penulis menuliskan kembali prosedur tersebut
daftar kendaraan bermotor yang penulis coba hitung = 1 % x 24.300.000
menggunakan rumus di atas : = 243,000.00
3. Kontribusi Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
(BBNKB) terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Dari perhitungan, tabel maupun grafik yang telah penulis
sajikan, penulis mencoba untuk menganalisis dan membahas
tentang kondisi pajak BBNKB yang semakin menurun
kontribusinya terhadap PAD tiap tahunnya. Data perpajakan
tersebut diperoleh selama 5 tahun terakhir. Mulai dari tahun
2013 sampai dengan 2017. Berikut penulis sajikan tabel
besaran kontribusi Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
(BBNKB) terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) :
1. Contoh perhitungan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBNKB) I dan II mobil BMW tahun 2007
kepemilikan Pribadi :
BBNKB I = Tarif Pajak x NJKB
= 15 % x 326.000.000
= 48.900.000
BBNKB II = Tarif Pajak x NJKB
Dari tabel di atas dapat diperoleh informasi kontribusi
= 1 % x 326.000.000
penerimaan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
= 3.260.000
terhadap Pendapatan Asli Daerah di wilayah Samarinda.
2. Contoh perhitungan Bea Balik Nama Kendaraan
Penerimaan tersebut semakin menurun setiap tahunnya. Pada
Bermotor (BBNKB) I dan II jenis kendaraan Bus
tahun 2013 sampai dengan 2014 kontribusi yang di dapat
Adiputro tahun 2014 Angkutan Orang :
menurun sebesar 1,41 %. Dari 18,53 % menjadi 17,12 %.
BBNKB I = Tarif Pajak x NJKB
Pada tahun 2014 sampai dengan 2015 kontribusi yang di dapat
= 15 % x 0,3 % x 412.000.000
mengalami penurunan sebesar 1,83 %. Dari 17,12 % menjadi
= 185,400.00
15,30 %. Pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2016
BBNKB II = Tarif Pajak x NJKB
kontribusi mengalami penurunan yang tidak terlalu besar
= 1 % x 0,3 % x 412.000.000
hanya sebesar 0.06%. dari 15,30 % menjadi 15,24 %. Pada
= 12.360
tahun 2016 sampai dengan tahun 2017 kontribusi mengalami
3. Contoh perhitungan Bea Balik Nama Kendaraan
penurunan yang sangat drastis yaitu sebesar 3,30 %. Dari
Bermotor (BBNKB) I dan II jenis kendaraan Suzuki
15,24 % menjadi 11,94 %. Jika dilihat dari hasil perhitungan
Pick Up tahun 2009 Angkutan Barang :
yang penulis buat, kontribusi pajak Bea Balik Nama Kendaraan
BBNKB I = Tarif Pajak x NJKB
Bermotor (BBNKB) terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
= 15 % x 0,5 % x 107.000.000
terus mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan adanya
= 80,250.00
beberapa faktor yang membuat kontribusi tersebut terus menu-
BBNKB II = Tarif Pajak x NJKB
run. Berikut penulis jelaskan beberapa faktor tersebut :
= 1 % x 0,5 % x 107.000.000
1. Penurunan kontribusi tersebut disebabkan karena masih
= 5,350.00
banyak pembeli kendaraan bermotor bekas yang tidak
4. Contoh perhitungan Bea Balik Nama Kendaraan
mengurus balik nama kendaraan bermotor. Sehingga
Bermotor (BBNKB) I dan II jenis kendaraan Toyota
pembeli kendaraan masih membayar pajak menggunakan
Dump Truck tahun 2011 kepemilikan Dinas
kartu identitas pemilik kendaraan lama.
Kebersihan :
2. Tidak adanya laporan pemilik pertama kendaraan
BBNKB I = Tarif Pajak x NJKB
bermotor, bahwa pemilik tersebut telah menjual kendaraan
= 5 % x 166.000.000
bermotornya kepada orang lain.
= 8.300.000
3. Kurangnya sosialisasi perpajakan terhadap masyarakat
BBNKB II = Tarif Pajak x NJKB
tentang prosedur atau tata cara Bea Balik Nama
= 1 % x 166.000.000
Kendaraan Bermotor (BBNKB).
= 1.660.000
4. Banyaknya petugas dinas luar yang memiliki kendaraan
5. Contoh perhitungan Bea Balik Nama Kendaraan
bermotor dalam status tidak valid. Maksudnya adalah
Bermotor (BBNKB) I dan II jenis kendaraan Honda
petugas tersebut tidak melaporkan bahwa telah menjual
Scoopy tahun 2012 kepemilikan Sosial :
kendaraan bermotor tersebut. Sehingga status kendaraan
BBNKB I = Tarif Pajak x NJKB
masih dimiliki.
= 15 % x 24.300.000
5. Terus menurunnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan
= 3,645,000.00
pendapatan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
BBNKB II = Tarif Pajak x NJKB
(BBNKB). Sehingga kontribusi yang dihasilkan semakin daraan Bermotor Pada Kantor Bersama Samsat Manado.
menurun. Manado. Universitas Sam Ratulangi.
6. Kurangnya sarana dan prasarana bagi SAMSAT dan 6. Mardiasmo. (2011). Perpajakan. Edisi Revisi 2011.
BAPENDA untuk menyediakan tempat pembayaran Yogyakarta. Andi.
pajak bagi masyarakat yang memiliki rumah jauh dari 7. Nuraida, Ida. (2014). Manajemen Administrasi Perkan-
perkotaan. Sehingga masyarakat tersebut sulit untuk toran (Revisi). Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
membayar pajak. 8. Putra, Rahman. (2013). Pengantar Akuntansi 1 : Pende-
katan Siklus Akuntansi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
5.SIMPULAN 9. Republik Indonesia. Peraturan Daerah Provinsi Daerah
Penulis menarik kesimpulan dari skripsi yang telah Khusus Ibukota Jakarta Pasal 1 Nomor 9 Tahun 2010
penulis buat. Kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut : Tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
1. Penerimaan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 10. Republik Indonesia. Peraturan Gubernur Kalimantan
(BBNKB) pada Badan Pendapatan Daerah kota Samarinda Timur Pasal 6 Nomor 24 Tahun 2015 Tentang Petunjuk
(BAPENDA) menunjukkan tingkat penuruan yang terus Pelaksanaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
menurun selama 5 tahun terakhir. Hal ini disebabkan 11. Republik Indonesia, Peraturan Presiden Republik Indo-
karena beberapa faktor terkendalanya pembayaran pajak nesia Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan
sehingga terjadinya penurunan terus menerus. Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Kendaraan
2. Dari hipotesis yang diajukan dapat ditarik kesimpulan, Bermotor.
bahwa hipotesis diterima karena prosedur yang ditetapkan 12. Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia
oleh kantor SAMSAT dan BAPENDA sudah sesuai dengan Pasal 1 Nomor 28 Tahun 2007 Perubahan Ketiga Atas
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 5 Tahun 2015 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Keten-
dan pendapatan pajak Bea Balik Nama Kendaraan Ber- tuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan.
motor (BBNKB) mempengaruhi tingat Pendapatan Asli 13. Rosalina, Fransiska Andar. (2008). Kontribusi Pajak
Daerah (PAD) di wilayah Samarinda selama 5 tahun Kendaraan Bermotor dan Pajak Bea Balik Nama Kenda-
terakhir. Mulai dari tahun 2013 sampai dengan 2017. raan Bermotor Terhadap Pendapatan Asli Daerah Sete-
lah Otonomi Daerah. Yogyakarta. Universitas Sanata
6.DAFTAR RUJUKAN Dharma
1. Bastian, Indra. (2010). Akuntansi Sektor Publik: Suatu 14. Setiawan, Rudy. (2014). Analisis Kontribusi Pajak Kenda-
Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga. raan Bermotor Terhhadap Pendapatan Asli Daerah
2. Darise, Nurlan. (2009). Pengelolaan Keuangan Daerah: (PAD) Provinsi Kalimantan Timur Periode Tahun 2000
Pedoman Untuk Eksekutif dan Legislatif Rangkuman 7 Sampai Dengan 2013. Samarinda. Tugas Akhir. Politek-
Undang-Undang, 30 Peraturan Pemerintah dan 15 Per- nik Negeri Samarinda
mendagri. Jakarta Barat: PT. Indeks. 15. Siahaan, Marihot P. (2008). Pajak Daerah & Retribusi
3. Djago, Maria Lidya Stephania. (2015). Analisis Kontribusi Daerah. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Ken- 16. Utomo, Dwiarso, Setiawanta, Yulita, & Yulianto, Agung.
daraan Bermotor dalam Meningkatkan Pendapatan Asli (2011). Perpajakan: Aplikasi Dan Terapan. Yogyakarta.
Daerah Periode 2009-2013 : Studi kasus di Dinas Andi.
Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur Unit Pelaksana 17. Wowiling, Susana Sintia & Ilat, Ventje. (2015). Analisis
Teknis Dinas (UPTD) Surabaya Utara. Sekolah Tinggi Prosedur Perhitungan Bea Balik Nama Kendaraan
Ilmu Ekonomi Perbanas. Bermotor Di Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi
4. http://dispenda-kaltimprov.org/ Utara. Manado. Universitas Sam Ratulangi.
5. Laowo, Theresia Ekkleisia & Sondakh, Jullie J. (2016).
Analisis Prosedur Dan Perhitungan Bea Balik Nama Ken-

Anda mungkin juga menyukai