Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BIMBINGAN DAN KONSELING

“Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling”

Dosen Pengampu :

Rahmi Dwi Febriani, S.Pd., M.Pd.

Oleh :

Kelompok 1

Indah Tri Wahyuni 20003112


Muhammad Fakhrul Rozi 20004018
Fatimah Fitri Alhamda 20004057
Atia Imaninti Gading 21002005

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah S.W.T.yang Maha Pengasih lagi Maha Panya yang,serta
mari sama-sama kita panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua,sehingga kami berdua dapat
menyelesaikan makalah khusus tentang “Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling”.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada Allah S.W.T.yang telah memberi kemudahan
untuk menyelesaikan makalah dengan tepat waktu.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itudengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Eksistensi dan Kedudukan
BK di sekolah untuk ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Padang, 1 Agustus 2022

Penulis
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2


DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................................................................ 4
BAB II .................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 5
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling..................................................................................... 5
B. Tujuan Bimbingan dan Konseling........................................................................................... 6
C. Fungsi Pelayanan Bimbingan dan Konseling ......................................................................... 8
D. Kesalahpahaman Pelayanan Bimbingan dan Konseling ..................................................... 11
BAB III................................................................................................................................................. 12
PENUTUP ............................................................................................................................................ 12
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 12
B. Saran ........................................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 13
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan layanan bantuan kepada peserta didik,
baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang
secara optimal dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar
dan bimbingan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung,
berdasarkan norma-norma yang berlaku (Prayitno, 2001: 10-11).

Sangat banyak masalah – masalah di sekolah terutama pada siswa itu sendiri
yang tidak dapat diselesaikan dengan pengajaran oleh guru biasa di sekolah, untuk
menyelesaikan masalah pada setiap siswa di sekolah sangat di perlukan Bimbingan dan
Konseling, tapi sebelum itu agas Bimbingan dan Konseling dapat terlaksana dengan
baik, salah satu syarat yang perlu dan mutlak adalah di kuasainya pengertian yang tepat
mengenai Bimbingan dan Konseling itu oleh semua personil sekolah yang terlibat
dalam kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalahnya sebaga berikut:
1. Apa itu bimbingan dan konseling?
2. Apa saja tujuan bimbingan dan konseling?
3. Apa saja fungsi pelayanan bimbingan dan konseling?
4. Bagaimana kesalahpahaman terhadap pelayanan bimbingan dan konseling?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:


1. Untuk mengetahui tentang Bimbingan dan Konseling.
2. Untuk mengetahui tentang tujuan Bimbingan dan Konseling.
3. Untuk mengetahui tentang fungsi pelayanan Bimbingan dan Konseling.
4. Untuk mengetahui tentang kesalahapahaman terhadap pelayanan Bimbingan dan
Konseling.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling


Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu untuk mencapai
pemahaman diri dan arah diri terutama untuk membuat penyesuaian
maksimalbterhadap sekolah, rumah tangga dan masyarakat umum ( Djumhur dan Muh.
Surya, 1995 :30 ) Bimbingan di sini berarti bahwa bimbingan itu merupakan bantuan
khusus yang diberikan siswa yang bermasalah, agar mereka dapat memahami, mengerti
kesulitannya, dan mampu mengatasinya, sehingga dapat tercapaibtujuan pendidikann
yang sesuai dengan tuntutan keadaan lingkungan sekolah, sekolah dan keluarga dan
masyarakat. Berdasar uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa bimbingan adalah
suatu bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh seseorang yang memiliki
kemampuan, kepada setiap individu untuk mengembangkan dirinya, dalam mencapai
kebahagiaan.

Konseling dapat diartikan bantuan yang diberikan kepada individu dalam


memecahkan masalah kehidupannya dengan cara interview, cara yang sesuai dengan
keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya melalui
konseling individu akhirnya dapat memecahkan masalah dengan kemampuannya
sendiri. Menurut Djumhur dan Muh. Surya ( 1995 : 29 )

konseling lebih identik dengan psikoterapi yaitu usaha untuk menolong dan
menggarap individu yang mengalami kesukaran dan gangguan psikhis yang serius.
Sedangkan menurut James.F. Adams dalam djumhur dan Muh.Surya (1995 : 29)
Konseling adalah suatu pertalian timbal balik antaradua orang individu dimana yang
seorang ( Konselor ) membantu yang lain (konsele), supaya ia lebih baik memahami
dirinya dalam hubungannya dengan masalah – masalah hidup yang dihadapinya pada
waktu itu dan waktu yang akan datang.

Menurut SK Mendikbud No. 025 / 0 / 1995 tentang Petunjuk Tehnik Ketentuan


Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya yang dimaksud Bimbingan
Konseling adalah : Pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perseorangan
maupun kelompok agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal dalam bidang
bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karier, melalui
berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma – norma yang
berlaku.

B. Tujuan Bimbingan dan Konseling


Tujuan bimbingan dan konseling yaitu berupaya membantu konseli dapat:

a. merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan-


nya di masa yang akan dating
b. mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal
mungkin
c. menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta
lingkungan kerjanya
d. mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan
lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja
1) Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseli
adalah:
• Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi,
keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja,
maupun masyarakat pada umumnya.
• Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling
menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
• Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara
yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta
dan mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang
dianut.
• Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik
yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
• Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
• Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat
• Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain,
tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.
• Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen
terhadap tugas atau kewajibannya.
• Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang
diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau
silaturahim dengan sesama manusia.
• Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat
internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
• Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

2) Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah
• Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami
berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang
dialaminya.
• Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca
buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran,
dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
• Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
• Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan
membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan
mempersiapkan diri menghadapi ujian.
• Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan,
seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugastugas, memantapkan diri
dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi
tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
• Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

3) Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah:
• Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait
dengan pekerjaan.
• Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang
menunjang kematangan kompetensi karir.
• Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam
bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya,
dan sesuai dengan norma agama.
• Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran)
dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi
cita-cita karirnya masa depan.
• Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali
ciriciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan
sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
• Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan
secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat,
kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
• Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila
seorang konseli bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus
mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir
keguruan tersebut.
• Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau
kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat
yang dimiliki. Oleh karena itu, maka setiap orang perlu memahami kemampuan
dan minatnya, dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan apakah dia berminat
terhadap pekerjaan tersebut.
• Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.

C. Fungsi Pelayanan Bimbingan dan Konseling


Uman Suherman yang dikutip oleh Sudrajat (2008) mengemukakan sepuluh
fungsi bimbingan dan konseling, yaitu

1) Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar
memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli
diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif;
2) Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk
senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya
untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini,
konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri
dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang
dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok.
Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka
mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya: bahayanya
minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan
bebas (free sex);
3) Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih
proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi
perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara
sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerja sama merencanakan dan
melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam
upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik
bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial,
diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan
karyawisata;
4) Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif.
Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang
telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun
karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching;
5) Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan
memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat,
keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor
perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga
pendidikan;
6) Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala
Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program
pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan
kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai
konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan
konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah,
memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran
sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseling;
7) Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu
konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis
dan konstruktif;
8) Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli
sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berpikir, berperasaan dan bertindak
(berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap
konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan
yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak
yang produktif dan normatif;
9) Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh
aspek dalam diri konseli;
10) Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu
konseli supaya dapat menjaga diri dan memper-tahankan situasi kondusif yang
telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari
kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri.
Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik,
rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli.

Fungsi yang dikemukakan di atas dapat disingkat sebagai berikut:

1) Fungsi pemahaman, yaitu fungsi membantu peserta memahami diri dan lingkungan;
2) Fungsi Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau
menghindari diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangan
dirinya;
3) Fungsi Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah
yang didalamnya;
4) Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang
dimilikinya;
5) Fungsi Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan
atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.
D. Kesalahpahaman Pelayanan Bimbingan dan Konseling

a. Kesalahpahaman
kesalahpahaman diatas diakibatkan karena bidang BK masih tergolong baru dan
merupakan produk impor sehingga menyebabkan para pelaksananya di lapangan belum
terlalu mengetahui BK secara menyeluruh. (Prayitno, 2004)
b. Konselor itu sendiri.
Banyak tamatan program BK pada strata 1 (S1) masih berumur muda pada saat terjun
ke lapangan. Kepribadian belum terbentuk sepenuhnya, sehingga konselor menjadi
ragu-ragu dalam mendekati siswa, kurang berwibawa di mata siswa, mudah terhanyut
oleh jumlah dan vaiasi masalah dan kurang mendapat kepercayaan dari guru yang sudah
berpengalaman. (Winkel, 2006)
c. Pandangan pimpinan sekolah dan staf guru.
Walaupun kebanyakan pimpinan sekolah dan guru menerima dengan positif atas
kehadiran tenaga BK di sekolah namun mereka belum memahami secara lengkap
tentang dasar-dasar yang melandasi pelayanan BK. (Winkel, 2006).
d. Masih belum disepakati secara jelas tentang konsep istilah Bimbingan dan Konseling
itu sendiri.
Di Indonesia, masih ada yang menggunakan pelayanan BP, BK dan Konseling. Hal ini
mempengaruhi persepsi masyarakat tentang pelayanan yang dilakukan petugas BK di
lapangan. Hal ini dapat dimaklumi karena dalam perkembangannya, konsep BK
mengalami perubahan dalam lima periode. Periode terakhir yaitu periode kelima,
dijelaskan oleh Prayitno (2004) bahwa pada periode kelima, tampak ada dua arah yang
berbeda, yaitu kecenderungan yang ingin kembali pada periode pertama yaitu
penggunaan istilah bimbingan saja dan ada kecenderungan yang lebih menekankan
pada rekonstruksi sosial (dan personal) dalam membantu memecahkan masalah
individu melalui konseling. Pada dua tahap yang terakhir ini tampak tumpang tindihnya
pengertian bimbingan dan konseling yang satu dibedakan dengan yang lain, tapi ada
juga yang berpandangan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bimbingan dan konseling merupakan layanan bantuan kepada peserta didik,
baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang
secara optimal dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar
dan bimbingan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung,
berdasarkan norma-norma yang berlaku (Prayitno, 2001: 10-11). Menurut SK
Mendikbud No. 025 / 0 / 1995 tentang Petunjuk Tehnik Ketentuan Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya yang dimaksud Bimbingan Konseling adalah :
Pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perseorangan maupun kelompok
agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal dalam bidang bimbingan pribadi,
bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karier, melalui berbagai jenis
layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma – norma yang berlaku.

Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait yaitu: spek pribadi-sosial konseli,
aspek akademik (belajar), dan aspek karir. Uman Suherman yang dikutip oleh Sudrajat
(2008) mengemukakan sepuluh fungsi bimbingan dan konseling, yaitu Fungsi
Pemahaman, Fungsi Preventif, Fungsi Pengembangan, Fungsi Penyembuhan, Fungsi
Penyaluran, Fungsi Adaptasi, Fungsi Penyesuaian, Fungsi Perbaikan, Fungsi Fasilitasi,
dan Fungsi Pemeliharaan. Sedangkan Fungsi yang dikemukakan di atas dapat disingkat
sebagai berikut: Fungsi pemahaman, Fungsi Pencegahan, Fungsi Pengentasan, dan
Fungsi Advokasi.

Kesalahpahaman diatas diakibatkan karena bidang BK masih tergolong baru


dan merupakan produk impor sehingga menyebabkan para pelaksananya di lapangan
belum terlalu mengetahui BK secara menyeluruh. (Prayitno, 2004)

B. Saran
Dari pembahasan diatas mungkin saja masih banyak kekurangan dalam
penyampaian materi maupun cara penyusunannya. maka saya selaku penulis
mengharapkan saran dari para pembaca makalah ini dan semoga bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Deni, F. (2011). Bimbingan konseling. Yogyakarta: Teras.


Hikmawati, F. (2016). Bimbingan dan konseling. Rajawali Press.
Evi, T. (2020). Manfaat bimbingan dan konseling bagi siswa SD. Jurnal Pendidikan dan
Konseling, 2(1), 72-75.

Deliani, N. (2018). Konsepsi (Kesalahpahaman) Bimbingan Dan Konseling Dalam


Pendidikan. Al Irsyad: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 111-126.

Kamaluddin, H. (2011). Bimbingan dan konseling sekolah. Jurnal pendidikan dan


kebudayaan, 17(4), 447-454.

Prayitno, D. (2004). Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling. Jakarta. Departemen


Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

Prayitno, E. A., & Bimbingan, D. D. (2004). Konseling, Jakarta, Rineka Cipta, 2008.
Prayitno. Dasar-dasar Bimbingan dan konseling.

Winkel, WS. 2006. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media
Abadi

Anda mungkin juga menyukai