Anda di halaman 1dari 2

Ikatan Kimia, Molekul/ Senyawa, dan Konfigurasi ELektron Molekul

Ikatan kimia dalam molekul ada banyak diantaranya ikatan ionic, ikatan kovalen, ikatan
kovalen koordinasi, ikatan logam, ikatan hydrogen, ikatan van der waals. Pada ikatan kovalen,
terdapat teori ikatan valensi dan teori orbital molekul. Pada ikatan ionic, energy pembentukan
yang terlibat dalam pembentukan nya dapat dilihat pada diagram Hukum Hess. Tanda minus
pada jumlah energy dalam diagram hess menandakan dilepasnya energy tersebut. Pada ikatan
ionic, pembentukan ikatannya membutuhkan energy yang besar tidak seperti ikatan kovalen yang
terjadi hanya disosiasi lalu pemakaian electron bersama.
Dalam suatu molekul selalu mengarah pada sruktur octet lewis, akan tetapi ada beberapa
pengecualian dalam kaidah octet yaitu:
1. Spesies dengan electron lebih dari 8 elektron yang mengelilingi atom seperti SF6
2. Spesies dengan electron kurang dari 8 elektron, seperti AlCl3
3. Spesies dengan total electron yang ganjil seperti NO
Tiga molekul tersebut termasuk reaktif karena tidak mengikuti kaidah octet tersebut, sehingga
selalu berusaha untuk stabil.
Khusus untuk atom hydrogen yang merupakan atom nonlogam diletakkan di golongan
satu A pada table periodic, karena aturan table periodic disusun dari nomor atom, dimana
electron terluar dari hydrogen berjumlah satu. Ciri untuk atom hydrogen yaitu berbentuk
molecular, gas nya tidak berwarna dan berbau, dapat membentuk senyawa hibrida dan berikatan
ionic, seperti NaH, MgH2, dapat berikatan kovalen contohnya H2O dan jika teroksidasi atau
terbakar akan membentuk H2O.
Selanjutnya, hibridisasi dan resonansi yang juga termasuk dalam kriteria kestabilan suatu
unsur/molekul. Hibridisasi berkaitan dengan senyawa organic dan anorganik. Hibridisasi ada
beberapa macam diantaranya ada hbridisasi sp3,, sp2, dan sp. Pada hibridisasi sp3, sifat asam kecil
jika karakter orbital s semakin kecil, vontoh CH4, etana, CH3CH3, ikatan σ terbentuk melalui
overlaping secara membujur (dari ujung ke ujung). Molekul dapat bebas berotasi disepanjang
ikatan tunggal. Hibridisasi sp2 menunjukkan adanya ikatan rangkap, hibridisasi tipe kedua.
Hibridisasi ini terbentuk dari kombinasi satu orbital s dan 2 orbital p. satu orbital p tersisa. Sifat
asam meningkat karena S meningkat. Orbital p yang tidak terhibridisasi dapat beroverlap,
membentuk ikatan kedua – π . Ikatan π terbentuk melalui overlaping baik dari atas maupun
bawah dari struktur planar molekul. Bagian dari molekul tidak dapat berotasi. Contoh hibridisasi
sp2 etena,CH2CH2, sedangkan hibridisasi sp membentuk ikatan rangkap 3 yang menghasilkan 2
orbital p yang tidak terhibridisasi, contoh hibridisasi sp yaitu etuna dan CHCH. Jadi, kestabilan
pada hibridisasi dapat diketahu yaitu hibridisasi sp3 > sp2 > sp. Contohnya etana (mengalami
hibridisasi sp3), etena (untuk hibridisasi sp2) dan etuna (untuk hibridisasi sp), dari tingkat
keasamannya dapat diketahui bahwa etuna dengan hibridisasi sp lebih asam dibanding etena
dengan hibridisasi sp2, lalu etana dengan hibridisasi sp3 memiliki keasaman yang paling lemah.
Selain itu juga ada hibridisasi lain yaitu sp3 d dan sp3d2.
Resonansi mengarah pada senyawa – senyawa organic. Resonansi adalah salah satu
kriteria yang dapat menunjukkan suatu senyawa lebih stabil dibandingkan suatu senyawa satu
dengan yang lain. Hasil resonansi disebut dengan struktur kanonikal, jika beresonansi dua kali
maka struktur kanonikal nya ada dua, dua hasil resonansi dan satu benda. Jika beresonansi empat
kali maka struktur kalonikalnya ada 4 dan satu benda berarti memiliki lima. Senyawa yang dapat
beresonansi banyak kali maka kestabilan nya juga akan semakin tinggi pula.
Metode orbital molekul. Orbital – orbital atom berkombinasi membentuk orbital molekul,
jumlah orbital molekul yang terbentuk harus sama dengan jumlah orbital atom yang secara
matematis berkombinasi, contohnya H2. Dua buah orbital 1s akan berkombinasi membentuk dua
orbital molekul. Hasil akhir ari energy yang baru terbentuk sama dengan orbital asalnya, dua 1 s.
walaupun demikian, mereka berada pada tingkat energy yang berbeda.
Ketika dua orbital atom bergabung, ada tiga kemungkinan orbital molekul yang terbentuk
yaitu:
1. Orbital ikatan (bonding) : σ atau π
Energinya lebih rendah dibandingkan orbital atom dan terdapat overlap kerapatan
electron
2. Orbital anti ikatan (antibonding): σ ¿ atau π ¿
Energinya lebih tinggi dari pada orbital atomnya dan kerapatan electron tidak salng
overlap
3. Non ikatan (non bonding) : n
Pasangan electron yang tidak terlibat pada ikatan
Molekul diatomic homonuklir merupakan molekul sederhana diatomic dimana kedua atom
merupakan atom yang sama. Diagram energinya serupa dengan diagram energy molekukl H 2 kita
dapat mengembangkan diagram energy untuk molekul – molekul lainnya atau molekul yang
mungkin untuk melihat bagaimana mereka membentuk ikatan.
Pada obital molekul ikatan, molekul yang stabil harus terdapat lebih banyak electron
yang berada pada orbital ikatan dibandingkan dengan pada orbital antiikatan. Bentuk terikarnya
(bonded form) harus berada pada tingkat energy yang lebih rendah, sehingga mereka stabil.
Orbital ikatan baik σ atau π harus diperhitungkan. Contoh pada orbital molekul O 2, tiap atom
oksigen memiliki 8 elektron sehingga jumlahnya 16, 16 elektron tersebut dileltakkan dalam
diagram OM, electron tidak boleh dipasangkan kecuali memang harus, pengisian electron
dilakukan dari tingkat energy terendah lebih dahulu ke tingkat yang lebih tinggi. Molekul O 2
akan terbentuk bila terdapat lebih banyak electron ikatan dibandingkan anti ikatan. Penulisan
konfigurasi molekul O2 secara horizontal dapat dituliskan sebagai berikut : 16(02) =
2 ¿ 2 2 ¿ 2 2 2 2 ¿ 1 1
(σ 1 s ) (σ 1 s) (σ 2 s) (σ 2 s ) (σ 2 p z ) ( π 2 p x ) =(π 2 p y ) (π 2 px) =(π ¿ ¿ ¿ 2 p y ) ¿. Contoh lain
yaitu pada penulisan konfigurasi electron molekul N2 yaitu 14(N2) =
2 ¿ 2 2 ¿ 2 2 2 2
(σ 1 s ) (σ 1 s) (σ 2 s) (σ 2 s ) ( σ 2 p z ) ( π 2 p x ) =( π 2 p y )

Anda mungkin juga menyukai