Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“UNSUR POKOK PERENCANAAN PEMBANGUNAN


DAERAH”
Mata Kuliah: Perencanaan Pembangunan

Dosen Pengampu : Putri Kemala Dewi Lubis, SE,M.Si,Ak.


DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7
Anastasya Sitohang (7163141003)
Dea Emia Br Brahmana (7163141010)
Mirna Scorpio Br Pelawi (7163141022)
Reni Nurmala Sari (7163141030)

B REGULER

PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepadaTuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan tugas Makalah sebagai
tugas dari mata kuliah Multimedia Pembelajaran ini.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Putri
Kemala Dewi Lubis S.E., M.Si., Ak selaku dosen mata kuliah “Perencanaan
pembangunan” atas pengarahan dan kemudahan yang telah diberikan kepada
penulis dalam pengerjaan tugas Makalah ini, juga terhadap semua pihak yang
terkait dalam penyelesaian tugas ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas
Makalah ini. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun penulis harapkan
dari pembaca . Penulis berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi siapa saja
yang membacanya.

Medan, September 2019

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................... 2
D. Manfaat................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
A. Kondisi umum daerah...........................................................................3
B. Visi dan misi pembangunan daerah......................................................5
C. Sasaran dan target pembangunan daerah..............................................6
D. Strategi pembangunan daerah...............................................................6
E. Kebijakan pembangunan daerah...........................................................8
F. Prioritas pembangunan daerah..............................................................9
G. Program dan kegiatan pembangunan daerah........................................10
H. Indikator kerja ......................................................................................11
BAB III PENUTUP......................................................................................... 12
A. Kesimpulan........................................................................................... 12
B. Saran..................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Didalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintaah memerlukan perencanaan
yang akurat serta diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap pembangunan
yang dilakukannya. Seiring dengan semakin pesatnya pembangunan bidang
ekonomi, maka terjadi peningkatan permintaan data dan indikator-indikator yang
menghendaki ketersediaan data sampai tingkat Kabupaten/ Kota. Data dan
indikator-indikator pembangunan yang diperlukan adalah yang sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan.

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara sadar,


terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup manusia atau masyarakat suatu bangsa. Ini berarti bahwa
pembangunan senantiasa beranjak dari suatu keadaan atau kondisi kehidupan yang
kurang baik menuju suatu kehidupan yang lebih baik dalam rangka mencapai
tujuan nasional suatu bangsa.

Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan


makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar  1945 serta menjalankan roda perekonomian dan mewujudkan
kesejahteraan sosial.

Struktur perencanaan pembangunan diIndonesia berdasarkan hirarki dimensi


waktunya berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional dibagi menjadi perencanaan jangka panjang,
jangka menengah dan jangka pendek (tahunan), sehingga dengan Undang-Undang
ini kita mengenal satu bagian penting dari perencanaan wilayah yaitu apa yang
disebut sebagai rencana pembangunan nasional yaituRencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJP-Nasional), Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional, Renstra Kementerian / Lembaga (Renstra KL) Peraturan
Pimpinan KL  dan daerah yaitu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJP-D), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM-D) dan

1
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) serta Rencana Strategis Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat
Daerah (Renja-SKPD) sebagai kelengkapannya dan terakhir Rencana Kerja
Pemerintah (RKP).

1.2    Rumusan Masalah

1. Apa saja Unsur Pokok Perencanaan Pembangunan Daerah ?


2. Bagaimana kondisi umum daerah ?
3. Bagaimana membuat Visi dan Misi Pembangunan Daerah ?
4. Bagaimana Strategi,kebijakan dan prioritas pembangunan daerah ?
5. Apa indikator kerja dan program dan kegiatan pembangunan daerah ?

1.3    Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui unsur pokok perencanaan pembangunan daerah


2. Untuk mengetahui kondisi umum daerah
3. Untuk mengetahui membuat visi dan misi pembangunan daerah
4.  Untuk mengetahui  strategi,kebijakan dan prioritas pembangunan daerah
5. Untuk mengetahui indikator kerja dan program kegiatan pemabngunan
daerah

2
BAB II
PEMBAHASAN

UNSUR POKOK PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


A. KONDISI UMUM DAERAH
Penyusunan setiap dokumen perencanaan pembangunan daerah biasanya
selalu dimulai dengan analisis tentang kondisi umum (existing condition) dari
negara atau daerah bersangkutan. Analisis ini sangat penting artinya untuk dapat
mengetahui secara jelas kondisi objektif yang terdapat pada negara atau daerah
tersebut yang selanjutnya akan dijasikan sebaga landasan utama untuk menyusun
rencana ke depan secara realistis. Adalah suatu hal yang sangat tidak realistis dan
berbahaya bila suatu perencanaan pembangunan tidak didasarkan pada kondisi riil
yang terdapat pada daerah bersangkutan. Analisis tentang kondisi umum daerah
tersebut biasanya meliputi aspek geografis, sumber daya alam, agama dan budaya.
Berikut adalah penjabarannya :

1. ASPEK GEOGRAFIS
Yang perlu dianalisis adalah yang empunyai pengaruh terhadap kegiatan
pembangunan secara keseluruhan seperti letak dan posisi daerah, geomorfologi,
tata guna lahan dan sistem jaringan jalan. Termasuk dalam aspek geografi ini
adalah menyangkut dengan analisis tentang kondisi lingkungan hidup yang
meliputi hutan lindung, abrasi pantai dan longsor serta pencemaran udara dan
sungai.

2. ASPEK SUMBER DAYA ALAM


Yang peru dibahas terutama diarahkan pada jenis dan kualitas lahan yang
sangat berpengaruh bagi kegiatan pertanian dalam arti luas. Tidak kalah
pentingnya adalah analisis tentang potensi pertambangan seperti minyak dan gas,
batu bara, panas bumi, dan sumber daya air. Dan untuk daerah yang berlokasi di
tepi pantai, analisis potensi sumber daya yang sangat penting bagi kehidupan para
nelayan dan masyarakat yan hidup dan bekerja di tepi pantai.

3
3. AGAMA DAN BUDAYA
Dibidang sosial, pembahasan tentang kondisi umum daerah dimulai dengan
analisis tentang agama dan budaya yang terdapat dalam masyarakat setempat.
Aspek ini juga berkaitan erat dengan upaya untuk mencapai percepatan
pembangunan daerah karena tingkah laku masyarakat sangat dipengaruhi oleh
unsur agama dan budaya tersebut. Dalam hal ini pembahasan terutama diarahkan
komposisi penduduk daerah menurut agama dan etnis.

4. ASPEK LAINNYA
Unsur lainnya yang juga sangat penting dibahas dalam kondisi umum daerah
adalah menyangkut dengan aspek hukum dan pemerintahan. Dibidang hukum,
kondisi yang perlu dibahas adalah seberapa jauh supremasi hukum telah
ditegakkan dalam masyarakat yang dapat dilihat dari perkembangan jumlah
pelanggaran hukum yang terjadi. Sedangkan dalam bidang pemerintahan, aspek
yang perlu dibahas adalah seberapa jauh pelayanan publik sudah dapat dilakukan
oleh aparatur negara dan daerah untuk masyarakat.

Untuk dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan bermanfaat tentang
kondisi pembangunan pada suatu negara atau daerah, analisis sebaiknya
menggunakan beberapa indikator pembangunan secara terukur. Indikator
pembangunan ini sebaiknya menggunakan beberapa indeks atau koefisien
sederhana yang mudah dipahami secara umum dan dikelompokkan menurut
sektor atau bidang. Misalnya untuk bidang ekonomi, kondisi umum daerah dapat
diketahui dengan menggunakan tiga indeks utama yaitu : struktur perekonomian,
pertumbuhan ekonomi dan potensi ekonomi.
Cara lain yang juga lazim digunakan dalam melakukan analisis tentang
kondisi umum daerah adalah dengan menggunakan analisis SWOT yang lazim
disebut sebagai Teknik Evaluasi Diri (Self-Evaluation). Sebagaimana
digambarkan oleh nama dari teknik analisis ini, pembahasan dilakukan dengan
menganalisis kondisi umum daerah melalui empat unsur utama yaitu : kekuatan

4
(strength), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman
(treath) yang dihadapi oleh daerah bersangkutan (eksternal). Penggunaan analisis
SWOT ini dalam melakukan penilaian terhadap kondisi pembangunan
mempunyai dua keuntungan. Pertama, analisis menjadi lebih tajamdengan melihat
kepada empat indikator yaitu kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang
terdapat pada daerah tersebut.

B. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH


Visi pembangunan
Visi pada dasarnya adalah kondisi objektif yang diinginkan dan dicita-
citakan dapat diwujudkan dimasa depan oleh seluruh lapisan masyarakat pada
periode waktu tertentu. Sebagaimana diungkapkan oleh Brayson (1995), visi dapat
didefensikan sebagai kondisi yang ingin dicapai dimasa mendatang setelah
mengimplementasikan strategi dan kegiatan pembangunan. Visi yang baik adalah
menyangkut dengan kebutuhan pokok yang sangat mendasar bagi masyarakat dan
dirumuskan secara konkret dan jelas serta dapat diwujudkan dalam kenyataanya.
Perlu dibedakan antara visi nasional atau daerah dan visi kepala negara
(Daerah). Visi nasional dan daerah adalah visi dari seluruh masyarakat pada
negara (daerah) bersangkutan. Visi tersebut biasanya dirumuskan untuk jangka
panjang (20 tahun) dan ditetapkan secara formal oleh DPR di tingkat nasional dan
DPRD Di tingkat daerah sebagai wakil rakyat. Sedangkan visi Kepala Negara atau
Daerah ditawarkan oleh calon Kepala Daerah pada waktu pemilihan Kepala
Daerah (PILKADA).

Misi pembangunan
Sedangkan misi pada dasarnya merupakan cara atau upaya umum dan
bersifat pokok yang akan dilakukan dalam mewujudkan dan merealisasikan visi
yang telah ditetapkan tersebut. Karena itu visi berhubungan erat dengan arah,
kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan yang akan dilakukan untuk
mewujudkan visi pembangunan. Ini berarti bahwa arah, strategi, kebijakan,
program dan kegiatan pembangunan yang dimuat dalam dokumen perencanaan

5
pembangunan sebaiknya dijabarkan dari misi pembangunan yang telah ditetapkan
semula.

C. SASARAN DAN TARGET PEMBANGUNAN DAERAH


Perencamnaan yang baik seharusnya mempunyai sasaran dan target
pembangunan secara jelas untuk periode waktu tertentu. Sasaran pada dasarnya
adalah bentuk konkret dari tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan
pembangunan sesuai yang direncanakan. Sedangkan target adalah sasaran lebih
konkret dan spesifik lagi dalam bentuk kuantitatif yang dicapai pada periode
waktu tertentu. Dengan adanya sasaran dan target pembangunan yang jelas
tersebut, maka perencanaan akan menjadi lebih jelas, konkret dan terukur.
Penentuan sasaran dan target pembangunan daerah mmerlukan teknik proyeksi
tertentu karena menyangkut dengan prediksi masa datang.

Proyeksi dapat dilakukan berdasarkan kecenderungan (trend) yang terjadi


dimasa lalu dengan memperhatikan fakta dan data yang tersedia. Bila hasil
perkiraan dengan menggunakan cara ini kurang logis, maka proyeksi dapat pula
dilakukan dengan memperhatikan perkiraan kemampuan daerah dalam melakukan
investasi, baik denghan menggunakan dana pemerintah, swasta atau masyarakat.
Di samping itu, proyeksi dapat pula dilakukan dengan menggunakan kombinasi
dari kedua cara tersebut, sehinnga kelemahan masing-masing dapat dihilangkan.

Sasaran dan target pembangunan daerah dapat bersifat makro, sektoral


maupun wilayah. Sasaran dan target makro sering kali disebut dengan istilah
kerangka ekonomi makro yang bersifat menyeluruh (agregatif), seperti
pertumbuhan ekonomi, kemakmuran masyarakat, kemiskinan dan disribusi
pendapatan, penyediaan lapangan kerja dan pengangguran, kemampuan keuangan
daerah dan kebutuhan investasi.

D. STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH


Strategi pembangunan darah pada dasarnya adalah merupakan cara atau jalan
terbaik untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan semula. Karena itu
strategi yang baik dan tepat akan dapat menghasilkan pencapaian tujuan secara

6
tepat dan terarah sehinnga tujuan pembangunan dapat dicapai secara efektif dan
efisien. Tentunya penetapan strategi yang tepat untuk suatu negara dan daerah
akan sangat ditentukan pula oleh kondisi, potensi yang dimiliki dan permasalahan
pokok yang dihadapi oleh negara atau daerah tersebut.

1. Pilihan Strategi Pembangunan


Secara teoritis, ada empat jenis strategi yang digubakan, dikaitkan dengan
keadaan dan kebutuhan. Strategi klasik dan strategi sistemik digunakan dalam
keadaan normal. Sebaliknya strategi evolusi dan strategi proses digunakan untuk
mengatasi keadaan krisis. Strategi klasik dan evolusi dapat digunakan untuk
mencapai keuntungan maksimum dan sebaliknya strategi proses dan strategi
sistemik adalah untuk mewujudkan keuntungan optimum.
 Strategi klasik digunakan dalam keadaan normal bertujuan untuk mencapai
manfaat maksimum berlandaskan kepada konsep dan teori dengan beberapa
asumsi dasar yang sesuai untuk jangka menengah dan panjang.
 Strategi evolusi digunakan dalam keadaan krisis dan bertujuan untuk
mencapai manfaat maksimum berdasarkan analisis situasi dan kondisi yang
sesuai untuk jangka pendek.
 Strategi proses juga digunakan dalam keadaan krisis namun bertujuan
untuk mewujudkan kepuasan atau manfaat optimum dengan menggerakkan
beberapa satuan kerja tertentu yang dianggap mampu mengatasi masalah
dalamjangka pendek.
 Strategi sistemik digunakan dalam keadaan normal yang bertujuanuntuk
mengendalikan seluruh satuan kerja untuk beroperasi berdasarkan sistem
kerja tertentu untuk mencapai keuntungan optimum.
Dengan demikian, strategi pembangunan pada dasarnya harus berlandaskan
kepada empat kategori tersebut diatas.

2. Strategi Menyeluruh Dan Strategi Parsial


Strategi pembangunan daerah dapat bersifat menyeluruh dan parsial. Strategi
yang menyeluruh berkaitan dengan upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi
melalui peningkatan tabungan dan investasi. Strategi parsial berkaitan dengan

7
alokasi dan distribusi anggaran pendapatan dan belanja menurut satuan kerja
untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Strategi konsolidasi untuk
meningkatkan kemampuan dasar sebagai landasan bagi percepatan dalam proses
untuk mencapai target pertumbuhan. Selain itu strategi ekspansi pada sektor dan
kawasan tertentu yang berkembang pesat untuk memacu pertumbuhannya.

3. Strategi Fokus Dan Strategi Campuran


Strategi pembangunan daerah bertujuan meningkatkan laju pertumbhan
ekonomi berdasarkan sektor-sektor yang potensial dikembangkan pada kawasan-
kawasan yang memiliki faktor penumbuh (growing factors).pembangunan perlu
diarahkan kepada sektor-sektor tertentu dalam satu wilayah dan antar wilayah.
Strategi pembangunan demikian akan dapat meningkatkan laju pertumbuhan
ekonomi sekaligus pemerataanya sehingga stabilitas pembangunan dapat terwujud
sebagai resultan dari keduanya. Strategi pembangunan demikian mengaitkan
kebijakan sektoral dan kewilayahan melalui strategi konsolidasi dan srategi
eksspansi serta strategi integrasi yang disesuaikan dengan karakteristik sektor dan
kawasannya.

E. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH


Kebijakan atau (wisdom) pada dasarnya adalah merupakan keputusan
pemerintah untuk menciptakan suatu kondisi tertentu yang perlu dilaksanakan
dalam rangka mendorong proses pembangunan daerah bersangkutan. Kebijakan
pembangunan daerah pada dasarnya merupakan pengambilan keputusan oleh
pimpinan elite politik daerah untuk mewujudkan kondisi yang dapat mendorong
dan mendukung pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan yang telah
ditetapkan semula dalam perencanaan. Kebijakan ini diperlukan agar program dan
kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan dapat diarahkan dan diwujudkan
sesua dengan kebijakan yang telah diambil. Perumusan kebijakan pembangunan
daerah perlu dilakukan secara hati-hati dengan memperhatikan berbagai aspek
penting seperti : visi dan misi pembangunan, kondisi dan potensi daerah.
Permasalahan pokok pembangunan dan proyeksi pembangunan ke depan.

8
F. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH

Tidak dapat disangkal bahwa setiap negara dan daerah mempunyai


keterbatasan tertentu, baik dari segi dana, tenaga kerja, sumber daya alam dan
lain-lainnya. Karena itu dalam rangka mencapai sasaran pembangunan secara
optimal, dalam setiap rencana pembangunan biasanya ditetapkan beberapa
prioritas tertentu. Dengan demikian, prioritas pembangunan pada dasarnya
diperlukan dalam rangka mengoptimalkan pencapaian sasaran pembangunan
daerah dengan dana dan sumber daya yang terbatas. Tetapi ini tidak berarti bahwa
aspek lain di luar yang ditetapkan sebagai prioritas menjadi tidak penting sama
sekali. Penetapan prioritas pembangunan perlu dilakukan secara hati-hati agar
perencanaan menjadi lebih terarah dan tepat sehingga upaya untuk pencapaian
sasaran pembangunan dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

Berdasarkan pertimbangan ini, biasanya prioritas pembangunan didasarkan


pada beberapa pertimbangan tertentu, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Program dan sektor yang diprioritaskan sebaiknya berhubungan erat


dengan visi dan misi pembangunan daerah yang ditetapkan semula
sehingga pencapaian visi dan misi tersebut menjadi lebih terjamin sesuai
dengan janji yang diberikan pada masyarakat dalam Pilkada;

2. Program dan sektor yang diprioritaskan sebaiknya mencakup sebagian


besar dari kehidupan sosial ekonomi pada negara dan daerah
bersangkutan, seperti sektor pertanian, sumber daya manusia, sector
industri dan lain-lainnya;

3. Kegiatan dan sektor tersebut merupakan sektor unggulan dan mempunyai


Keuntungan Komperatif tinggi sehingga dapat diharapkan untuk
mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat pada negara dan daerah bersangkutan;

9
4. Program dan kegiatan dan tersebut dapat mendukung dan bersinergi
dengan kegiatan lainnya sehingga proses pembangunan secara keseluruhan
akan menjadi lebih maju dan berkembang;

5. Program dan kegiatan yang diperioritaskan haruslah yang layak dalam arti
manfaatnya yang dapat diberikan adalah lebih besar dari biaya yang
diperlukan untuk pelaksanaannya;

6. Program dan kegiatan tersebut sesuai dengan kondisi sosial ekonomi


daerah bersangkutan sehingga pembangunan tidak mendapatkan reaksi
negatif dari masyarakat setempat. puesar.

G. PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DAERAH

Program dan kegiatan pembangunan daerah pada dasarnya merupakan


upaya dan tindakan konkret dalam bentuk intervensi pemerintah dengan
menggunakan sejumlah sumber daya, termasuk dana dan tenaga, yang dilakukan
dalam rangka melaksanakan kebijakan pembangunan yang telah ditetapkan di
atas. Dengan kata lain, program pembangunan tersebut merupakan jabaran
konkret dari strategi dan kebijakan yang mempunyai tujuan dan sasaran tertentu
dalam rangka mendorong proses pembangunan nasional atau daerah.

Program tersebut dapat berbentuk pembangunan fisik, seperti


pembangunan jalan, jembatan, kantor, dan lain-lainnya maupun yang berbentuk
nonfisik seperti penyuluhan, pelatihan, dan pembinaan masyarakat. Program
tersebut dapat dilakukan langsung oleh instansi pemerintah terkait maupun oleh
pihak swasta dan masyarakat umum atau melalui kerja sama antara pemerintah
dan masyarakat.

Program tersebut selanjutnya dapat dirinci lebih lanjut dalam bentuk satu
atau beberapa kegiatan yang lebih konkret dan bersifat spesifik dan saling
berkaitan baik pada lokasi tertentu atau tersebar pada beberapa lokasi. Karena itu
penentuan kegiatan sebaiknya juga mempertimbangkan aspek pemilihan lokasi
optimal agar hasil yang dapat diperoleh menjadi lebih maksimal. Kegiatan

10
tersebut dapat berbentuk kegiatan fisik maupun nonfisik, tergantung dari jenis dan
sifat pembangunan yang diinginkan. Penentuan kegiatan yang baik mempunyai
deskripsi yang jelas dan konkret baik latar belakang, ruang lingkup kegiatan dan
tujuan serta sasaran yang ingin dicapai.

H. INDIKATOR KINERJA

Sejak keluarnya Undang-Undang Nomor. 17 Tahun 2003 tentang


Keuangan Negara, pemerintah baik pusat dan di daerah diamanatkan untuk
menggunakan sistem Anggaran Kinerja (Performance Budget). Dengan cara
demikian, diharapkan penyusunan rencana serta pengalokasian anggarannya
benar-benar didasarkan pada target capaian (kinerja) dari program dan kegiatan
yang dilakukan oleh pemerintah. Penerapan sistem anggaran yang demikian
sangat penting artinya untuk meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran sesuai
dengan rencana dan program yang telah ditetapkan semula.

Mengingat penyusunan anggaran adalah didasarkan pada perencanaan


pembangunan yang telah ditetapkan sesuai dengan prinsip "Planning, Programing,
and Budgeting System (PPBS)", maka penyusunan dokumen perencanaan, baik
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RJMD) dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) tentunya juga harus menggunakan teknik Indikator
Kinerja secara eksplisit dalam penyusunan program dan kegiatannya. Dengan
demikian, keterpaduan antara perencanaan dan penganggaran akan dapat
diwujudkan secara baik. Berdasarkan konsep ilmu, Indikator kinerja dapat
ditetapkan dalam 5 unsur yaitu: masukan (input), keluaran (output), hasil
Coutcome), man (benefit) dan dampak (impact), Unsur masukan yang lazim
digunakan dalam penilaian kinerja pelaksanaan kegiatan pembangunan adalah
dalam bentuk penggunaan (penyerapan) dana atau tenaga kerja. Keluaran adalah
langsung dari pelaksanaan program dan kegiatan tersebut.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1) Penyusunan setiap dokumen perencanaan pembangunan daerah biasanya
selalu dimulai dengan analisis tentang kondisi umum (existing condition) dari
negara atau daerah bersangkutan. Analisis ini sangat penting artinya untuk
dapat mengetahui secara jelas kondisi objektif yang terdapat pada negara atau
daerah tersebut yang selanjutnya akan dijadikan sebaga landasan utama untuk
menyusun rencana ke depan secara realistis. Analisis tentang kondisi umum
daerah tersebut biasanya meliputi aspek geografis, sumber daya alam, agama
dan budaya.
2) Visi pada dasarnya adalah kondisi objektif yang diinginkan dan dicita-citakan
dapat diwujudkan dimasa depan oleh seluruh lapisan masyarakat pada periode
waktu tertentu. Sedangkan misi pada dasarnya merupakan cara atau upaya
umum dan bersifat pokok yang akan dilakukan dalam mewujudkan dan
merealisasikan visi yang telah ditetapkan tersebut.
3) Sasaran dan target juga sangat penting dalam pembangunan daerah. Dengan
adanya sasaran dan target pembangunan yang jelas tersebut, maka
perencanaan akan menjadi lebih jelas, konkret dan terukur. Penentuan sasaran
dan target pembangunan daerah mmerlukan teknik proyeksi tertentu karena
menyangkut dengan prediksi masa datang.
4) Strategi yang baik dan tepat akan dapat menghasilkan pencapaian tujuan
secara tepat dan terarah sehinnga tujuan pembangunan dapat dicapai secara
efektif dan efisien. Tentunya penetapan strategi yang tepat untuk suatu negara
dan daerah akan sangat ditentukan pula oleh kondisi, potensi yang dimiliki
dan permasalahan pokok yang dihadapi oleh negara atau daerah tersebut.
5) Kebijakan pembangunan daerah pada dasarnya merupakan pengambilan
keputusan oleh pimpinan elite politik daerah untuk mewujudkan kondisi yang
dapat mendorong dan mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
pembangunan yang telah ditetapkan semula dalam perencanaan. Kebijakan
ini diperlukan agar program dan kegiatan pembangunan yang akan

12
dilaksanakan dapat diarahkan dan diwujudkan sesua dengan kebijakan yang
telah diambil.
6) Prioritas pembangunan pada dasarnya diperlukan dalam rangka
mengoptimalkan pencapaian sasaran pembangunan daerah dengan dana dan
sumber daya yang terbatas. Tetapi ini tidak berarti bahwa aspek lain di luar
yang ditetapkan sebagai prioritas menjadi tidak penting sama sekali.
Penetapan prioritas pembangunan perlu dilakukan secara hati-hati agar
perencanaan menjadi lebih terarah dan tepat sehingga upaya untuk
pencapaian sasaran pembangunan dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
7) Program dan kegiatan pembangunan merupakan jabaran konkret dari strategi
dan kebijakan yang mempunyai tujuan dan sasaran tertentu dalam rangka
mendorong proses pembangunan nasional atau daerah.
8) Sejak keluarnya Undang-Undang Nomor. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, pemerintah baik pusat dan di daerah diamanatkan untuk
menggunakan sistem Anggaran Kinerja (Performance Budget). Dengan cara
demikian, diharapkan penyusunan rencana serta pengalokasian anggarannya
benar-benar didasarkan pada target capaian (kinerja) dari program dan
kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah.
B. Saran
Penulis sangat mengharapkan saran berupa kritik yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah ini. Khusus untuk perencanaan pembangunan di
Indonesia diharapkan agar merata baik ditingkat nasional maupun daerah.

13
DAFTAR PUSTAKA
Sjafrizal. 2017.Perencanaan pembangunan daerah dalam era otonomi.Depok: PT
RajaGrafindo Persada
http://highlinee.blogspot.com/2017/06/perencanaan-pembangunan.html

14

Anda mungkin juga menyukai