KELOMPOK 7
Anastasya Sitohang (7163141003)
Dea Emia Br Brahmana (7163141010)
Mirna Scorpio Br Pelawi (7163141022)
Reni Nurmala Sari (7163141030)
B REGULER
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepadaTuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan tugas Makalah sebagai
tugas dari mata kuliah Multimedia Pembelajaran ini.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Putri
Kemala Dewi Lubis S.E., M.Si., Ak selaku dosen mata kuliah “Perencanaan
pembangunan” atas pengarahan dan kemudahan yang telah diberikan kepada
penulis dalam pengerjaan tugas Makalah ini, juga terhadap semua pihak yang
terkait dalam penyelesaian tugas ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas
Makalah ini. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun penulis harapkan
dari pembaca . Penulis berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi siapa saja
yang membacanya.
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................... 2
D. Manfaat................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
A. Kondisi umum daerah...........................................................................3
B. Visi dan misi pembangunan daerah......................................................5
C. Sasaran dan target pembangunan daerah..............................................6
D. Strategi pembangunan daerah...............................................................6
E. Kebijakan pembangunan daerah...........................................................8
F. Prioritas pembangunan daerah..............................................................9
G. Program dan kegiatan pembangunan daerah........................................10
H. Indikator kerja ......................................................................................11
BAB III PENUTUP......................................................................................... 12
A. Kesimpulan........................................................................................... 12
B. Saran..................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Didalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintaah memerlukan perencanaan
yang akurat serta diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap pembangunan
yang dilakukannya. Seiring dengan semakin pesatnya pembangunan bidang
ekonomi, maka terjadi peningkatan permintaan data dan indikator-indikator yang
menghendaki ketersediaan data sampai tingkat Kabupaten/ Kota. Data dan
indikator-indikator pembangunan yang diperlukan adalah yang sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan.
1
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) serta Rencana Strategis Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat
Daerah (Renja-SKPD) sebagai kelengkapannya dan terakhir Rencana Kerja
Pemerintah (RKP).
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. ASPEK GEOGRAFIS
Yang perlu dianalisis adalah yang empunyai pengaruh terhadap kegiatan
pembangunan secara keseluruhan seperti letak dan posisi daerah, geomorfologi,
tata guna lahan dan sistem jaringan jalan. Termasuk dalam aspek geografi ini
adalah menyangkut dengan analisis tentang kondisi lingkungan hidup yang
meliputi hutan lindung, abrasi pantai dan longsor serta pencemaran udara dan
sungai.
3
3. AGAMA DAN BUDAYA
Dibidang sosial, pembahasan tentang kondisi umum daerah dimulai dengan
analisis tentang agama dan budaya yang terdapat dalam masyarakat setempat.
Aspek ini juga berkaitan erat dengan upaya untuk mencapai percepatan
pembangunan daerah karena tingkah laku masyarakat sangat dipengaruhi oleh
unsur agama dan budaya tersebut. Dalam hal ini pembahasan terutama diarahkan
komposisi penduduk daerah menurut agama dan etnis.
4. ASPEK LAINNYA
Unsur lainnya yang juga sangat penting dibahas dalam kondisi umum daerah
adalah menyangkut dengan aspek hukum dan pemerintahan. Dibidang hukum,
kondisi yang perlu dibahas adalah seberapa jauh supremasi hukum telah
ditegakkan dalam masyarakat yang dapat dilihat dari perkembangan jumlah
pelanggaran hukum yang terjadi. Sedangkan dalam bidang pemerintahan, aspek
yang perlu dibahas adalah seberapa jauh pelayanan publik sudah dapat dilakukan
oleh aparatur negara dan daerah untuk masyarakat.
Untuk dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan bermanfaat tentang
kondisi pembangunan pada suatu negara atau daerah, analisis sebaiknya
menggunakan beberapa indikator pembangunan secara terukur. Indikator
pembangunan ini sebaiknya menggunakan beberapa indeks atau koefisien
sederhana yang mudah dipahami secara umum dan dikelompokkan menurut
sektor atau bidang. Misalnya untuk bidang ekonomi, kondisi umum daerah dapat
diketahui dengan menggunakan tiga indeks utama yaitu : struktur perekonomian,
pertumbuhan ekonomi dan potensi ekonomi.
Cara lain yang juga lazim digunakan dalam melakukan analisis tentang
kondisi umum daerah adalah dengan menggunakan analisis SWOT yang lazim
disebut sebagai Teknik Evaluasi Diri (Self-Evaluation). Sebagaimana
digambarkan oleh nama dari teknik analisis ini, pembahasan dilakukan dengan
menganalisis kondisi umum daerah melalui empat unsur utama yaitu : kekuatan
4
(strength), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman
(treath) yang dihadapi oleh daerah bersangkutan (eksternal). Penggunaan analisis
SWOT ini dalam melakukan penilaian terhadap kondisi pembangunan
mempunyai dua keuntungan. Pertama, analisis menjadi lebih tajamdengan melihat
kepada empat indikator yaitu kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang
terdapat pada daerah tersebut.
Misi pembangunan
Sedangkan misi pada dasarnya merupakan cara atau upaya umum dan
bersifat pokok yang akan dilakukan dalam mewujudkan dan merealisasikan visi
yang telah ditetapkan tersebut. Karena itu visi berhubungan erat dengan arah,
kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan yang akan dilakukan untuk
mewujudkan visi pembangunan. Ini berarti bahwa arah, strategi, kebijakan,
program dan kegiatan pembangunan yang dimuat dalam dokumen perencanaan
5
pembangunan sebaiknya dijabarkan dari misi pembangunan yang telah ditetapkan
semula.
6
tepat dan terarah sehinnga tujuan pembangunan dapat dicapai secara efektif dan
efisien. Tentunya penetapan strategi yang tepat untuk suatu negara dan daerah
akan sangat ditentukan pula oleh kondisi, potensi yang dimiliki dan permasalahan
pokok yang dihadapi oleh negara atau daerah tersebut.
7
alokasi dan distribusi anggaran pendapatan dan belanja menurut satuan kerja
untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Strategi konsolidasi untuk
meningkatkan kemampuan dasar sebagai landasan bagi percepatan dalam proses
untuk mencapai target pertumbuhan. Selain itu strategi ekspansi pada sektor dan
kawasan tertentu yang berkembang pesat untuk memacu pertumbuhannya.
8
F. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
9
4. Program dan kegiatan dan tersebut dapat mendukung dan bersinergi
dengan kegiatan lainnya sehingga proses pembangunan secara keseluruhan
akan menjadi lebih maju dan berkembang;
5. Program dan kegiatan yang diperioritaskan haruslah yang layak dalam arti
manfaatnya yang dapat diberikan adalah lebih besar dari biaya yang
diperlukan untuk pelaksanaannya;
Program tersebut selanjutnya dapat dirinci lebih lanjut dalam bentuk satu
atau beberapa kegiatan yang lebih konkret dan bersifat spesifik dan saling
berkaitan baik pada lokasi tertentu atau tersebar pada beberapa lokasi. Karena itu
penentuan kegiatan sebaiknya juga mempertimbangkan aspek pemilihan lokasi
optimal agar hasil yang dapat diperoleh menjadi lebih maksimal. Kegiatan
10
tersebut dapat berbentuk kegiatan fisik maupun nonfisik, tergantung dari jenis dan
sifat pembangunan yang diinginkan. Penentuan kegiatan yang baik mempunyai
deskripsi yang jelas dan konkret baik latar belakang, ruang lingkup kegiatan dan
tujuan serta sasaran yang ingin dicapai.
H. INDIKATOR KINERJA
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Penyusunan setiap dokumen perencanaan pembangunan daerah biasanya
selalu dimulai dengan analisis tentang kondisi umum (existing condition) dari
negara atau daerah bersangkutan. Analisis ini sangat penting artinya untuk
dapat mengetahui secara jelas kondisi objektif yang terdapat pada negara atau
daerah tersebut yang selanjutnya akan dijadikan sebaga landasan utama untuk
menyusun rencana ke depan secara realistis. Analisis tentang kondisi umum
daerah tersebut biasanya meliputi aspek geografis, sumber daya alam, agama
dan budaya.
2) Visi pada dasarnya adalah kondisi objektif yang diinginkan dan dicita-citakan
dapat diwujudkan dimasa depan oleh seluruh lapisan masyarakat pada periode
waktu tertentu. Sedangkan misi pada dasarnya merupakan cara atau upaya
umum dan bersifat pokok yang akan dilakukan dalam mewujudkan dan
merealisasikan visi yang telah ditetapkan tersebut.
3) Sasaran dan target juga sangat penting dalam pembangunan daerah. Dengan
adanya sasaran dan target pembangunan yang jelas tersebut, maka
perencanaan akan menjadi lebih jelas, konkret dan terukur. Penentuan sasaran
dan target pembangunan daerah mmerlukan teknik proyeksi tertentu karena
menyangkut dengan prediksi masa datang.
4) Strategi yang baik dan tepat akan dapat menghasilkan pencapaian tujuan
secara tepat dan terarah sehinnga tujuan pembangunan dapat dicapai secara
efektif dan efisien. Tentunya penetapan strategi yang tepat untuk suatu negara
dan daerah akan sangat ditentukan pula oleh kondisi, potensi yang dimiliki
dan permasalahan pokok yang dihadapi oleh negara atau daerah tersebut.
5) Kebijakan pembangunan daerah pada dasarnya merupakan pengambilan
keputusan oleh pimpinan elite politik daerah untuk mewujudkan kondisi yang
dapat mendorong dan mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
pembangunan yang telah ditetapkan semula dalam perencanaan. Kebijakan
ini diperlukan agar program dan kegiatan pembangunan yang akan
12
dilaksanakan dapat diarahkan dan diwujudkan sesua dengan kebijakan yang
telah diambil.
6) Prioritas pembangunan pada dasarnya diperlukan dalam rangka
mengoptimalkan pencapaian sasaran pembangunan daerah dengan dana dan
sumber daya yang terbatas. Tetapi ini tidak berarti bahwa aspek lain di luar
yang ditetapkan sebagai prioritas menjadi tidak penting sama sekali.
Penetapan prioritas pembangunan perlu dilakukan secara hati-hati agar
perencanaan menjadi lebih terarah dan tepat sehingga upaya untuk
pencapaian sasaran pembangunan dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
7) Program dan kegiatan pembangunan merupakan jabaran konkret dari strategi
dan kebijakan yang mempunyai tujuan dan sasaran tertentu dalam rangka
mendorong proses pembangunan nasional atau daerah.
8) Sejak keluarnya Undang-Undang Nomor. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, pemerintah baik pusat dan di daerah diamanatkan untuk
menggunakan sistem Anggaran Kinerja (Performance Budget). Dengan cara
demikian, diharapkan penyusunan rencana serta pengalokasian anggarannya
benar-benar didasarkan pada target capaian (kinerja) dari program dan
kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah.
B. Saran
Penulis sangat mengharapkan saran berupa kritik yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah ini. Khusus untuk perencanaan pembangunan di
Indonesia diharapkan agar merata baik ditingkat nasional maupun daerah.
13
DAFTAR PUSTAKA
Sjafrizal. 2017.Perencanaan pembangunan daerah dalam era otonomi.Depok: PT
RajaGrafindo Persada
http://highlinee.blogspot.com/2017/06/perencanaan-pembangunan.html
14