Anda di halaman 1dari 4

Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584

Buku 1 : Sains dan Teknologi ISSN (E) : 2615 - 3343

METODA PERBAIKAN TANAH LUNAK DENGAN PENAMBAHAN PASIR

Alfian Saleh1), Muthia Anggraini2)


1,2)Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lancang Kuning
E-mail: alfian.saleh@unilak.ac.id, muthia@unilak.ac.id

Abstrak
Pernasalahan tanah lunak sangat sering dibahas pada saat sekarang ini.
Rendahnya daya dukung tanah lunak menjadi permasalahan serius untuk
dapat dipecahkan. Pada perkerasan jalan daya dukungnya tergantung pada
sifat teknik tanah dasarnya. Untuk meningkatkan kuat dukung tanah lunak
yang digunakan sebagai subgrade jalan dapat dilakukan dengan stabilisasi
tanah dengan cara mekanis. Penambahan pasir pada tanah lunak dapat
meningkatkan nilai California Bearing Ratio (CBR) tanah.Pada penelitian ini
jenis tanah lunak yang digunakan adalah tanah lempung yang diambil pada
daerah Rumbai Pesisir. Campuran pasir menggunakan pasir dari sungai
Kampar. Tujuan penelitian untuk mengetahui metode perbaikan tanah lunak
dengan stabilisasi pasir. Metode penelitian yaitu studi literatur yang dijadikan
sebagai fondasi dasar untuk pengujian laboratorium. Kesimpulannya
penambahan pasir pada tanah lunak dapat menaikkan nilai kuat dukung
tanah dan penggunaan pasir sungai kampar dapat memanfaatkan material
lokal.

Kata kunci: Tanah lunak, Perbaikan Tanah, Stabilisasi Pasir, Materil lokal

Pendahuluan
Permasalahan tanah lunak sering dijumpai pada pekerjaan teknik sipil. Pada
konstruksi perkerasan jalan misalnya akan membutuhkan tanah dasar yang mampu
mendukung perkerasan yang ada di atasnya. Permasalahan muncul apabila daya dukung
tanah rendah sehingga tidak mampu menahan beban perkerasan di atasnya akibatnya
menghasilkan konstruksi perkerasan jalan yang tidak bagus seperti terjadinya alur, retak–
retak, dan lain sebagainya.
Pembangunan jalan di atas tanah lunak tentunya tidak bisa dihindari. Tanah
lunak memiliki daya dukung yang rendah, sehingga apabila di beri beban di atasnya
akan mengalami penurunan yang sangat signifikan yaitu terjadi penurunan yang terjadi
tidak seragam.
Upaya yang dilakukan untuk menangani permasalahan pembangunan konstruksi
jalan di atas tanah lunak yaitu dengan cara melakukan perbaikan subgrade. Salah satu
caranya adalah dengan cara stabilisasi mekanis yaitu dengan menambah material pasir
pada tanah lunak, dalam hal ini tanah lunak jenis lempung sehingga dapat meningkatkan
daya dukung tanah tersebut.

Studi Pustaka
Tanah Lempung
Agregat dimana partikelnya berukuran mikroskopik dan submikroskopik yang
berasal dari pembusukkan secara kimiawi disebut dengan tanah lempung. Pembusukan
yang terjadi berasal dari unsur – unsur seperti batuan yang bersifat plastis dalam selang
kadar air sedang sampai luas. Tanah lempung apabila dalam keadaan kering akan
berbentuk sangat keras, tidak mudah terkelupas, dan permeabilitas sangat
rendah(Ferdian & Jafri, 2015).

1.4.1
Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 1 : Sains dan Teknologi ISSN (E) : 2615 - 3343

Tanah lempung merupakan termasuk kedalam jenis tanah kohesif yaitu tanah
yang memiliki butiran halus. Janis tanah ini mempunyai potensi kembang susut yang
tinggi dan memiliki daya dukung yang baik untuk kondisi tidak jenuh air dan daya
dukung yang jelek untuk kondisi jenuh air (Zaro, Nugroho, & Fatnanta, 2014).

Stabilisasi Tanah
Stabilisasi tanah yaitu suatu alternatif untuk memperbaiki sifat – sifat tanah
sehingga dapat menaikkan kuat dukung tanah (Kusuma, Mina, & O M, 2015). Pengertian
lain dari stabilisasi tanah adalah suatu proses yang dilakukan untuk memperbaiki sifat –
sifat fisis tanah yang dilakukan dengan cara menambahkan susuatu pada tanah tersebut
agar dapat menaikkan kekuatan tanah dan mempertahankan kekuatan geser. Adapun
tujuan dari stabilisasi tanah yaitu untuk mengikat dan menyatukan agregat material yang
ada sehingga membentuk tanah yang padat (Ferdian & Jafri, 2015).

Pasir
Pasir merupakan jenis tanah non kohesif ( cohesionless soil ). Tanah non kohesif
mempunyai sifat yaitu antar butiran lepas, hal ini ditunjukkan dengan butiran tanah
yang akan terpisah – pisah apabila dikeringkan dan hanya akan melekat apabila dalam
keadaan yang disebabkan oleh gaya tarik permukaan. Pasir dapat dideskripsikan sebagai
bergradasi baik, bergradasi buruk, bergradasi seragam atau bergradasi timpang(Sumpeni
& Sagala, 2014).

Metodologi Penelitian
Metode penelitian pada penelitian ini jenisnya penelitian studi literatur dengan
mencari referensi teori yang relefan dengan permasalan yang diteliti. Refernsi yang
diperoleh dari studi literatur ini akan dijadikan sebagai fondasi dasar dalam penelitian di
laboratorium. Penelitian dilakukan di laboratorium Teknik Sipil Universitas Lancang
Kuning. Sampel tanah yang digunakan yaitu tanah lempung dari daerah danau buatan
kecamatan Rumbai Pesisir, dan pasir yang digunakan yaitu pasir dari sungai kampar.
Metode pengumpulan data dari data sekunder yang diperoleh dari jurnal. Metode
analisis data pada penelitian ini, dimana data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis
dengan metode analisis deskriptif.

Hasil dan Pembahasan


Metode perbaikan tanah lunak dengan cara stabilisasi mekanis dengan
menambahkan pasir pada tanah lunak jenis lempung sudah ada dilakukan oleh
penelitian lain. Penelitian perbaikan tanah lempung yang mengkaji tentang pengaruh
perendaman terhadap kuat dukung tanah terstabilisasi pasir (Dermawan, Puri, &
Mildawati, 2017). Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu tanah lunak jenis
tanah lempung dari Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir dan untuk pasir yang
digunakan dari Kecamatan Rantau Kasai Kabupaten Rokan Hulu. Dari penelitian yang
dilakukan didapat nilai CBR dengan pemeraman 4 hari sebesar 21,63% dan perendaman
4 hari CBR yang didapat 17,07%.
Pengujian di laboratorium untuk tanah asli didapat nilai CBR tanah sebesar 3,73%
hal ini menjadikan kuat dukung tanah sangat rendah. Menurut Spesifikasi Umum Bina
Marga tahun 2010 ( revisi 3 ) seksi 3.2 perihal timbunan dimana mensyaratkan CBR tanah
≥ 6% pada perendaman 4 hari. Semakin bertambahn kadar pasir yaitu dengan variasi 5%,
10%, 15% maka semakin bertambah nilai daya dukung ( CBR ) tanah.
Penelitian (Ferdian & Jafri, 2015) meneliti tentang pengaruh penambahan pasir
terhadap tingkat kepadatan dan daya dukung tanah lempung organik. Hasil
penelitiannya Jenis tanah yang distabilisasi adalah lempung organik yang berasal dari

1.4.2
Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 1 : Sains dan Teknologi ISSN (E) : 2615 - 3343

desa Gedong pasir, Kelurahan Benteng sari, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lamoung
Timur. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan campuran pasir dengan variasi
campuran sebanyak 5%, 10%, dan 15%. Setelah itu dilakukan pengujian CBR, setelah
dilakukan penambahan pasir 5% nilai CBR naik menjadi 13,21%, penambahan 10% CBR
naik menjadi 15,30% dan penambahan 15% CBR naik menjadi 17, 40%. Pemakaian kadar
pasir sebagai bahan stabilisasi terhadap tanah lempung organik mampu menaikkan nilai
berat jenis tanah pada setiap penambahan pasirnya. Kadar pasir dapat menaikkan nilai
batas plastis dan menurunkan nilai indeks plastisitas tanah. Sampel tanah yang diuji
berasal dari desa Gedong Pasir Kelurahan Benteng Sari, kecamatan Jabung Lampung
Timur. Pasir yang digunakan pasir kali yang diambil dari Desa Fajar Bulan Kecamatan
Padang Ratu Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung.
Penelitian yang berhubungan dengan stabilisasi tanah dengan penambahan pasir
adalah penelitian (Suroso, Suyadi, Indrawahyuni, & Zaika, 2013) meneliti tentang
pengaruh variasi lama perendaman, energi pemadatan, dan kadar air terhadap
pengembangan dan DDT Ekspansif di Kecamatan Paron kabupaten Ngawi. Hasil
penelitiannya stabilisasi tanah adalah suatu proses untuk memperbaiki sifat-sifat tanah
dengan menambahkan sesuatu pada tanah tersebut, agar dapat menaikkan kekuatan
tanah dan mempertahankan kekuatan geser. Adapun tujuan stabilisasi tanah adalah
untuk mengikat dan menyatukan agregat material yang ada sehingga membentuk tanah
yang padat.
Penelitian (Putra, Haza, & Sulistyorini, 2018) meneliti tentang pengaruh pasir
terhadap tingkat kepadatan tanah lempung ekspansif. Hasil penelitiannya kepadatan
tanah dengan uji proctor menunjukan perubahan kadar air optimum menurun dari kadar
asli 27,68 % menjadi 26,56 % untuk campuran pasir 5 %, 24,16 % untuk campuran pasir 15
%, 23,34 % untuk campuran pasir 25 %, dan kepadatan kering maksimum tanah
meningkat dari kepadatan kering maksimum tanah asli 1,33 gr / cm³ menjadi 1,39 gr /
cm³, untuk campuran tanah 5%, 1,41 gr /cm³, untuk campuran tanah 15 %, 1,45 gr / cm³,
untuk campuran tanah 25 %.Uji proctor ini untuk mengetahui seberapa tanah memiliki
tingkat kepadatan untuk mencapai kepadatan maksimum dan kadar air optimum.
Penambahan pasir mampu menaikkan kepadatan tanah lempung ekspansif dan
menurunkan kadar air optimum. Tanah lempung yang digunakan diambil dari Desa
Krangganharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobongan Jawa Tengah. Untuk pasir yang
digunakan yaitu pasir merapi yang diambil dari kabupaten Sleman Yogyakarta.
Penelitian (Widodo & Ekowati, 2002) meneliti tentang efektifitas penambahan
pasir semen dan stabilizer pada stabilisasi tanah. Penambahan pasir tidak meningkatakan
nilai kuat tekan bebas tanah lanau berplastisitas tinggi. Penambahan pasir pada stabilisasi
tanah semen juga meningkatkan nilai kuat tekan bebas.
Perbedaan dari penelitian sebelumnya adalah penelitian ini menggunakan tanah
lunak jenis lempung yang diambil dari Kecamatan Rumbai Pesisir dan pasir dari sungai
Kampar. Pemanfaatan material lokal diharapkan dapat membantu dalam mengatasi
permasalahan dalam pembangunan jalan di atas tanah lunak. Sehingga dengan
menambahkan pasir pada tanah lunak dapat menaikkan kuat dukung tanah dimana
Spesifikasi Umum Bina Marga tahun 2010 ( revisi 3 ) seksi 3.2 perihal timbunan dimana
mensyaratkan CBR tanah ≥ 6% pada perendaman 4 hari.
Metode yang dilakukan dalam perbaikan tanah lunak yaitu dengan melakukan
pengujian propertis tanah. Pengujian ini dilakukan di laboratorium untuk mendapatkan
sifat – sifat fisis dari tanah. Pengujian yang dilakukan yaitu :
1. Pengujian ukuran butiran
Untuk mendapatkan nilai ukuran butiran tanah dilakukan dengan cara pengujian
analisa saringan.

1.4.3
Seminar Nasional Pakar ke 2 Tahun 2019 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 1 : Sains dan Teknologi ISSN (E) : 2615 - 3343

2. Pengujian kadar air


Kadar air dinyatakan dalam bentuk persen ( % ). Untuk mendapatkannya dari
perbandingan antara berat jenis yang terkandung dalam tanah dengan berat
kering dari tanah.
3. Pengujian Berat jenis tanah.
4. Pengujian Angka pori.
5. Pengujian porositas.
6. Pengujian derajat kejenuhan.
7. Pengujian berat volume.
8. Pengujian batas – batas atterberg

Untuk menentukan daya dukung tanah dilakukan dengan melakukan pengujian


CBR (California Bearing Ratio).

Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode perbaikan tanah lunak dengan
stabilisasi pasir dapat menaikkan nilai kuat dukung ( CBR ) tanah. Penggunaan pasir
lokal yaitu dari sungai Kampar dapat menjadi material untuk stabilisasi tanah lempung
yang digunakan untuk perbaikan subgrade jalan dengan pemanfaatan material lokal yaitu
dari sungai Kampar.

Ucapan Terima kasih


Ucapan terima kasih disampaikan pada Dekan Fakultas Teknik yang telah
membantu mendanai penelitian ini.

Daftar pustaka
Dermawan, A., Puri, A., & Mildawati, R,2017, Pengaruh Perendaman Terhadap Kuat
Dukung Tanah Terstabilisasi Pasir, In Konferensi Nasional Teknik Sipil dan Perencanaan (KN-
TSP) (pp. 63–68).
Diana, W., Marianti, A., & Ernawati, I,2011, Optimasi Kadar Aspal pada Stabilisasi Tanah
Pasir Menggunakan Aspal dengan Uji CBR,Jurnal Ilmiah Semesta Teknika, 14(2), 127–132.
Ferdian, F., & Jafri, M, 2015, Pengaruh Penambahan Pasir Terhadap Tingkat Kepadatan
dan Daya Dukung Tanah Lempung Organik,JRSDD, 3(1), 145–156.
Kusuma, R. I., Mina, E., & O M, B. R, 2015, Stabilisasi Tanah Lempung dengan
Menggunakan Abu Sawit terhadap Nilai Kuat Tekan Bebas (Studi Kasus Jalan Desa
Cibeulah, Pandeglang), Fondasi, 4, 69–80.
Putra, R. H., Haza, Z. F., & Sulistyorini, D, 2018, Pengaruh Pasir Terhadap Tingkat
Kepadatan Tanah lempung Ekspansif,Rekayasa Dan Inovasi Teknik Sipil, 3(2), 21–32.
Sumpeni, P., & Sagala, S, 2014, Studi Pengaruh Penambahan Tanah Lempung A-7
Terhadap Kuat Geser Tanah Pasir Sungai,Teknik Sipil Dan Lingkungan, 2(2), 231–237.
Suroso, Suyadi, W., Indrawahyuni, H., & Zaika, Y, 2013, Pengaruh Variasi Lama
Perendaman, Energi Pemadatan, dan Kadar Air Terhadap Pengembangan (Swelling) dan
DDT Ekspansif di Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi,Re, 7(1), 55–65.
Widodo, T., & Ekowati, R, 2002, Efektifitas Penambahan Pasir Semen dan Stabilizer Pada
Stabilisasi Tanah.
Zaro, K., Nugroho, S. A., & Fatnanta, F, 2014, Pengaruh Kadar Lempung Dengan Kadar
Air Di Atas OMC Terhadap Nilai CBR Dengan dan Tanpa Rendaman Pada Tanah
Lempung Organik,Jom FTEKNIK, 1(2), 1–5.

1.4.4

Anda mungkin juga menyukai