Anda di halaman 1dari 23

Jurnal Hukum Mimbar Justitia

Fakultas Hukum Universitas Suryakancana


Vol. 8 No. 1 – Juni 2022, hlm. 115-137.
ISSN: 2477-5681 (Cetak), ISSN: 2580-0906 (Online)
Open Access at: https://jurnal.unsur.ac.id/jmj

ARAH PENGATURAN HUKUM PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KEKERASAN


SEKSUAL DI KAMPUS MENURUT PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN,
KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI NOMOR 30 TAHUN 2021
TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KEKERASAN SEKSUAL
DI LINGKUNGAN PERGURUAN TINGGI

Nadhira Diva Saraswati


Universitas Kristen Maranatha
nadhiradivas1997@gmail.com

Pan Lindawaty Suherman Sewu


Universitas Kristen Maranatha
lindawaty.ss@law.maranatha.edu

Masuk: Maret 2022 Penerimaan: April 2022 Publikasi: Juni 2022

ABSTRAK
Mencuatnya angka kekerasan seksual yang dilakukan di lingkungan perguruan tinggi
melatarbelakangi lahirnya Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan 115
Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan
Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi (untuk selanjutnya disingkat mendari
Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021). Pengaturan ini diharapkan dapat
digunakan sebagai sarana untuk mencegah dan menangani kekerasan seksual yang
terjadi di lingkungan perguruan tinggi. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kemendikbud
menetapkan hasil kebijakannya dalam menghadapi kasus kekerasan seksual di
lingkungan kampus. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum yuridis
normatif yang dilakukan dengan cara memadukan bahan-bahan hukum yang berfokus
terhadap norma-norma hukum positif, yang terdiri atas data sekunder sebagai data
utama dan data primer sebagai data penunjang. Permendikbudristek No. 30 Tahun
2021 ini dibutuhkan oleh Sivitas Academica untuk mengimplementasikan salah satu
hak masyarakat Indonesia yang tercantum dalam Undang Undang No. 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia, dimana semua orang berhak untuk mendapatkan rasa
aman dan memperoleh perlindungan terhadap ancaman. Selain itu,
Permendikbudristek No. 30 Tahun 2021 dibutuhkan agar Tujuan Negara Indonesia
yang tercantum pada Undang Undang Dasar 1945 tercapai, yaitu memajukan
kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan Bangsa Indonesia. Pengaturan
hukum pencegahan dan penanganan kekeran sesual di kampus yang telah diatur oleh
pemerintah merupakan dasar dan pedoman aturan, namun pencegahan dan

Copyright © 2022, Jurnal Hukum Mimbar Justitia


Fakultas Hukum Universitas Suryakancana
Arah Pengaturan Hukum Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual Di Kampus Menurut Peraturan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual
Di Lingkungan Perguruan Tinggi
Nadhira Diva Saraswati dan Pan Lindawaty Suherman Sewu
Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Vol. 8 No. 1 – Juni 2022

penanganan kekerasan seksual di perguruan tinggi baru dapat berhasil dengan baik
jika didukung oleh “Political Will” diatur lebih lanjut penegakannya di perguruan tinggi
masing-masing.

Kata Kunci : Pencegahan Kekerasan Seksual, Penanganan Kekerasan Seksual,


Lingkungan Perguruan Tinggi.

ABSTRACT
The rising number of sexual violences commited in some universities is the background
for the issuance of Regulation of Ministry of Education, Culture, Research, and
Technology Regulation Number 30 of 2021 concerning Prevention and Handling of
Sexual Violence in Higher Education (hereinafter abbreviated as Permendikbudristek No
30 of 2021). It is hoped that this arrangement can be used as a means to prevent and
deal with sexual violence that occurs in the university environment. The purpose of this
research is to find out how the Ministry of Education and Culture or the Ministry of
Education and Culture determines the results of its policies in dealing with cases of
sexual violence in the campus environment. The type of research used is normative
juridical law research which is carried out by combining legal materials that focus on
positive legal norms, consisting of secondary data as main data and primary data as
supporting data. Permendikbudristek No. 30 of 2021 is needed by the Academic
Community to implement one of the rights of the Indonesian people as stated in Law
No. 39 of 1999 concerning Human Rights, where everyone has the right to feel safe and 116
receive protection against threats. In addition, Permendikbudristek No. 30 of 2021 is
needed so that the objectives of the Indonesian state as stated in the 1945 Constitution
are achieved, namely promoting general welfare, and educating the life of the
Indonesian nation. Legal arrangements for the prevention and handling of sexual
violence on campus that have been regulated by the government are the basis and
guidelines for the rules, but the prevention and handling of sexual violence in
universities can only be successful if it is supported by a "Political Will" which is further
regulated in their respective universities. respectively.

Keywords : Prevention Of Sexual Violence, Handling Of Sexual Violence, University


Environment

I. PENDAHULUAN Sumber Daya Manusia, teknologi yang


Dalam pembangunan negara, berkembang, dan dana.1 Indonesia
terdapat tiga faktor utama yang
1
menjadi input dalam mendapatkan Nurtanio Agus Purwanto, “Kontribusi
Pendidikan Bagi Pembangunan Ekonomi
pendapatan nasional, yaitu SDM atau Negara,” Jurnal Manajemen Pendidikan 2,
no. 2 (2006): 1.
Copyright © 2022, Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Fakultas Hukum Universitas Suryakancana
Arah Pengaturan Hukum Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual Di Kampus Menurut Peraturan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual
Di Lingkungan Perguruan Tinggi
Nadhira Diva Saraswati dan Pan Lindawaty Suherman Sewu
Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Vol. 8 No. 1 – Juni 2022

merupakan negara berkembang yang usaha sadar dan terencana untuk


mempunyai banyak penduduk sehingga mewujudkan suasana belajar dan
mempunyai keunggulan dalam proses pembelajaran agar peserta didik
mengembangkan Sumber Daya secara aktif mengembangkan potensi
Manusia. Semakin besar jumlah dirinya untuk memiliki kekuatan
Sumber Daya Manusia, maka semakin spiritual keagamaan, pengendalian diri,
besar pula pendapatan nasional yang kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
diterima sehingga kesejahteraan serta keterampilan yang diperlukan
masyarakat terjamin. Namun, dirinya, masyarakat, bangsa, dan
mempunyai banyak penduduk tidaklah negara. Pada dasarnya segala tindakan
cukup. Penduduk yang nantinya akan apapun yang dilakukan akan
menjadi Sumber Daya Manusia harus mempunyai dampak positif dan negatif.
diberi bekal sejak dini, salah satunya Hal ini dapat terjadi pula dalam dunia
adalah dengan memberikan pendidikan pendidikan, jika kita melakukan edukasi
sebaik-baiknya dan selayak-layaknya. dengan maksud dan cara yang baik 117
Pendidikan tentunya memiliki maka akan berakhir dan mempunyai
peranan penting, sehingga salah satu hasil yang baik.
bentuk dari Hak Asasi Manusia yang Sebaliknya, jika kita melakukan
mendasar bagi masyarakat adalah tindakan buruk maka akan
untuk mendapatkan pendidikan yang mendapatkan dampak yang buruk.
layak dan setinggi tingginya. Maka dari Hingga saat ini pemerintah telah
itu, sebagai wujud pertanggungjawaban melakukan beberapa usaha terbaik
negara, pada Pembukaan UUD 1945 agar dapat menjamin Pendidikan
alinea ke-4 disebutkan bahwa salah berjalan dengan baik, namun jika dilihat
Tujuan Negara Indonesia yaitu seiring berjalannya waktu, masih
“mencerdaskan kehidupan bangsa”. banyak persoalan pendidikan yang
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 muncul, beberapa permasalahan
tentang SISDIKNAS, pendidikan adalah umumnya adalah rendahnya mutu dan

Copyright © 2022, Jurnal Hukum Mimbar Justitia


Fakultas Hukum Universitas Suryakancana
Arah Pengaturan Hukum Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual Di Kampus Menurut Peraturan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual
Di Lingkungan Perguruan Tinggi
Nadhira Diva Saraswati dan Pan Lindawaty Suherman Sewu
Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Vol. 8 No. 1 – Juni 2022

relevansi dari pendidikan, pemerataan dan tidak tegas.3 Berdasarkan survei


pendidikan, dan efisiensi pendidikan. dari Kemendikbud pada tahun 2020,
Selain itu, banyak pula permasalahan 77% pengajar menyatakan kekerasan
pendidikan lainnya yang dihadapi, salah seksual terjadi di lingkungan kampus,
satunya adalah terdapatnya kekerasan namun 63% nya tidak berani untuk
seksual yang terjadi di lingkungan lapor pada pihak berwajib karena
Pendidikan. khawatir akan adanya stigma yang
Kasus kekerasan seksual di negatif.4 Pada awal mulanya, hal ini
lingkungan pendidikan telah menjadi terjadi karena adanya ketimpangan
persoalan serius dan mulai muncul relasi gender, mayoritas kasus
kepermukaan dan mulai menjadi kekerasan seksual mengacu pada kaum
sorotan. Kasus yang tersorot dan perempuan sebagai korban. Lingkungan
muncul di permukaan khususnya Pendidikan harus dibangun dengan
banyak terjadi di lingkungan Perguruan kondisi yang baik, aman, dan nyaman.
Tinggi atau dalam lingkungan kampus. Untuk menciptakan kondisi ini, 118
Kekerasan seksual merupakan perguruan tinggi tidak hanya
fenomena gunung es, yang terlihat memperhatikan fasilitas fisik saja
hanya bagian atas saja, tetapi jika namun, Sivitas Academica harus
dilihat di bagian bawah banyak sekali merasa dilindungi pada saat melakukan
kasus yang terjadi namun tidak
dilaporkan.2 Kekerasan seksual yang
banyak terjadi di ruang publik ataupun
3
privat menunjukkan bawa perlindungan Yuni Kartika and Andi Najemi, “Kebijakan
Hukum Perbuatan Pelecehan Seksual
Hak Asasi Manusia di Indonesia lemah (Catcalling) Dalam Perspektif Hukum
Pidana,” Journal of Criminal 1, no. 2 (2020):
21.
4
“Pandemi Kekerasan Seksual Di Kampus Dan
Permendikbud 30: Mengapa Tanpa
2
Muamal Gadafi, Bersinergi Dalam Persetujuan Korban Dimaknai Pelegalan
Memberikan Perlindungan Kepada Anak Kebebasan Seks ?,” BBC News Indonesia,
Untuk Mencegah Dan Menanggulangi last modified 2021, accessed March 5, 2022,
Kekerasan Seksual Anak, 1st ed. (Kendari: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-
Literacy Institute, 2019), 1. 59265939.
Copyright © 2022, Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Fakultas Hukum Universitas Suryakancana
Arah Pengaturan Hukum Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual Di Kampus Menurut Peraturan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual
Di Lingkungan Perguruan Tinggi
Nadhira Diva Saraswati dan Pan Lindawaty Suherman Sewu
Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Vol. 8 No. 1 – Juni 2022

kegiatan belajar mengajar atau mempertanggung jawabkan tidakan


kegiatan lainnya.5 yang telah pelaku lakukan.7
Aspek aman yang dimaksud Oleh karena itu,
adalah adanya perlindungan yang Permendikbudristek Nomor 30 Tahun
didapat agar tidak mengalami 2021 mengenai Pencegahan dan
kekerasan seksual yang terjadi dalam Penanganan Kekerasan Seksual di
lingkungan kampus. Berbagai upaya Lingkungan Pendidikan harus dikaji
yang menjadi kunci pemberantasan lebih lanjut agar tidak ada korban lain
kejahatan yaitu dengan melakukan dan dapat menanggulangi hal hal yang
penindakan dan pencegahan yang akan mengarah pada kekerasan
dimulai oleh pemerintah.6 Munculnya seksual. Hal ini merupakan tanggung
Permendikbudristek Nomor 30 Tahun jawab negara, karena negara wajib
2021 menjadi payung hukum dalam memberikan perlindungan untuk warga
memberikan perlindungan dan negaranya, bukan hanya perlindungan
pencegahan kekerasan seksual yang dari rongrongan penjajah tetapi juga 119
khusus terjadi di lingkungan perguruan perlindungan dari kejahatan lain yang
tinggi. Pembaharuan hukum tindak merugikan warga negara.8 Selain itu
pidana kekerasan seksual mempunyai kajian ini pun memberikan panduan
tujuan agar dapat mencegah terjadinya bagi pendidikan tinggi bagaimana
kekerasan seksual yang meningkat, mengembangkan,
memberikan perlindungan dan mengimplementasikan arah
penanganan secara efektif, memberi
7
rasa keadilan untuk korban dan Intan Kusumaning Tiyas, “RUU
Pengahapusan Kekerasan Seksual: Jalan
Keadilan Bagi Korban,” International NGO
Forum on Indonesian Development (INFID),
14, last modified 2020, accessed March 25,
5
Achmad Fikri Oslami, “Analisis 2022,
Peremdikbudristek No 30 Tahun 2021 https://www.infid.org/news/read/ruu-pks.
8
Dalam Upaya Pencegahan Kekerasan Iskandar and Nurul Huda, “Politik Hukum
Seksual,” AL HKAM Jurnal Syariah dan Pembentukan Rancangan Undang Undang
Peradilan Islam 1, no. 2 (2021): 102. Penghapusan Kekerasan Seksual Perspektif
6
Ende Hasbi Nassarudin, Kriminologi Hukum Islam,” Jurnal Asy-Syariah 23 (2021):
(Bandung: Pustaka Setia, 2016), 121. 165.
Copyright © 2022, Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Fakultas Hukum Universitas Suryakancana
Arah Pengaturan Hukum Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual Di Kampus Menurut Peraturan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual
Di Lingkungan Perguruan Tinggi
Nadhira Diva Saraswati dan Pan Lindawaty Suherman Sewu
Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Vol. 8 No. 1 – Juni 2022

pengaturan pencegahan dan berbagai faktor yang menyebabkan


penanganan kekerasan seksual di terjadinya Tindak Pidana Kekerasan
lingkungan perguruan tinggi masing- Seksual dan keberulangan Tindak
masing. Pidana Kekerasan Seksual. Sedangkan
dalam Permendikbudristek Nomor 30
II. METODE PENELITIAN Tahun 2021 tentang Pencegahan dan
Penelitian ini dilakukan dengan Penanganan Kekerasan Seksual di
menggunakan jenis penelitian yuridis Perguruan Tinggi, kekerasan seksual
normatif, dimana mengumpulan data- adalah setiap perbuatan merendahkan,
data yang diperoleh melalui jurnal, menghina, melecehkan, dan/atau
buku, artikel online, atau perundang- menyerang tubuh, dan/atau fungsi
undangan yang terhubung dengan reproduksi seseorang, karena
tema yang sama mengenai penelitian ketimpangan relasi kuasa dan/atau
ini seperti kekerasan seksual, kekerasan gender, yang berakibat atau dapat
seksual, pelanggaran dalam dunia berakibat penderitaan psikis dan/atau 120
pendidikan dan sebagainya. Setelah itu, fisik termasuk yang mengganggu
setiap data disatukan dan dianalisis kesehatan reproduksi seseorang dan
untuk dijadikan penelitian sebagai hilang kesempatan melaksanakan
pedoman, sehingga melahirkan pendidikan tinggi dengan aman dan
kesimpulan yang diharapkan. optimal.
Saat ini walaupun tidak
III. PEMBAHASAN diberitakan, namun kasus kekerasan
1. Pencegahan Kekerasan Seksual. seksual di lingkungan kampus sudah
Menurut Undang Undang Nomor banyak terjadi. Kekerasan seksual
12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana dilakukan di tempat yang kita anggap
Kekerasan Seksual, pencegahan adalah aman, dan ditutupi demi menjaga
adalah segala tindakan atau usaha yang nama baik kampus itu sendiri. Seiring
dilakukan untuk menghilangkan dengan berjalannya waktu, kasus

Copyright © 2022, Jurnal Hukum Mimbar Justitia


Fakultas Hukum Universitas Suryakancana
Arah Pengaturan Hukum Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual Di Kampus Menurut Peraturan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual
Di Lingkungan Perguruan Tinggi
Nadhira Diva Saraswati dan Pan Lindawaty Suherman Sewu
Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Vol. 8 No. 1 – Juni 2022

kekerasan seksual di lingkungan tahun mencapai 2.63 kasus.10 Oleh


kampus ini melonjak dan banyak yang karena itu, Pemerintah melalui
muncul ke permukaan. Beberapa Kementrian Pendidikan, Kebudayaan,
diantaranya adalah kasus kekerasan Riset dan Teknologi atau
seksual yang dilakukan oleh seorang Kemendikbudristek pada tahun 2021
dosen yang bernama DA kepada mengeluarkan produk hukum berupa
mahasiswanya yang hampir berjumlah Permendikbudristek Nomor 30 Tahun
10 orang di Universitas Negeri Jakarta, 2021 mengenai Pencegahan dan
yang saat ini masih dalam proses dalam Penanganan Kekerasan Seksual di
beracara di pengadilan. Setelah itu ada Lingkungan Perguruan Tinggi.11 Tak
kekerasan seksual yang dilakukan oleh lama setelah itu, pada Rapat Paripurna
seorang Dekan pada mahasiswanya di DPR RI tanggal 12 April 2022, Undang
Universitas Riau yang telah divonis Undang Tindak Pidana Kekerasan
tidak bersalah karena kurangnya bukti, Seksual (UU TPKS) resmi disahkan,
namun akan dilakukan upaya lain setelah mengalami penolakan selama 121
dalam kasasi. Selanjutnya, adalah enam tahun.12 Sebelumnya, masyarakat
kekerasan seksual yang dilakukan oleh mengharapkan agar RUU TPKS segera
seorang mahasiswa di Universitas disahkan karena sejak 2016,
Udayana, yang berakhir dengan sanksi
10
9 Vika Dihni, “Perkosaan Dominasi Kasus
administratif ringan. Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan
Sepanjang 2021,”
Hal ini menjadi perhatian publik, Databooks.Katadata.Co.Id, last modified
Komnas Perempuan melaporkan kasus 2022, accessed May 21, 2022,
https://databoks.katadata.co.id/datapublish
seksual yang terjadi pada perempuan di /2022/03/09/perkosaan-dominasi-kasus-
kekerasan-seksual-terhadap-perempuan-
sepanjang-2021.
11
Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan
9
Lia Hutasoit, “Kaleidoskop 2021: Daftar Seksual Di Lingkungan Perguruan Tinggi
Kasus Pelecehan Seksual Di Perguruan (Indonesia, 2021),
Tinggi,” IDN Times, last modified 2021, https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/
accessed May 9, 2022, 188450/permendikbud-no-30-tahun-2021.
12
https://www.idntimes.com/news/indonesia Iskandar and Huda, “Politik Hukum
/lia-hutasoit-1/kaleidoskop-2021-daftar- Pembentukan Rancangan Undang Undang
kasus-pelecehan-seksual-di-perguruan- Penghapusan Kekerasan Seksual Perspektif
tinggi. Hukum Islam.”
Copyright © 2022, Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Fakultas Hukum Universitas Suryakancana
Arah Pengaturan Hukum Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual Di Kampus Menurut Peraturan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual
Di Lingkungan Perguruan Tinggi
Nadhira Diva Saraswati dan Pan Lindawaty Suherman Sewu
Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Vol. 8 No. 1 – Juni 2022

pembentukan RUU ini sudah berkali kali kekerasan seksual. Jika dilihat dari ke
keluar masuk Prolegnas dan tak 15 jenis kekerasan seksual tersebut, 6
kunjung selesai dengan berbagai diantaranya terjadi didalam kampus.
alasan.13 UU TPKS dan Jenis kekerasan seksual yang terjadi di
Permendikbudristek Nomor 30 Tahun kampus adalah perkosaan, pelecehan
2021 sama sama sangat menentang seksual, intimidasi seksual, intimidasi
kekerasan seksual dan menjadi payung seksual, pemaksaan aborsi, eksploitasi
hukum bagi korban karena kedua seksual, dan penyiksaan seksual.
aturan berpihak kepada korban. Kekerasan seksual harus dicegah
Perbedaannya adalah Permendikbud karena berdampak buruk bagi
berlaku khusus di lingkungan belajar psikologis korban. Semenjak adanya
mengajar bagi Sivitas Academica. pandemi Covid 19, tindakan pelecehan
Kekerasan seksual berpotensi besar seksual melebar dengan deras ke arah
terjadi dimana saja. seksual siber, dimana pelaku
Untuk mencegah kekerasan mempunyai niat untuk memanfaatkan 122
seksual di lingkungan kampus, terlebih kondisi korban dan melakukannya
dahulu harus diketahui apa saja secara berulang.15
bentuk-bentuk kekerasan seksual. Dampak dari kekerasan seksual
Secara umum, kekerasan dibagi dalam mempunyai hasil yang negatif seperti
5 hal yaitu kekerasan psikis, kekerasan peningkatan penggunaan zat obat
fisik, kekerasan ekonomi, kekerasan obatan, depresi, perilaku-perilaku
verbal, dan kekerasan seksual siber.14 buruk yang mempunyai resiko yang
Sejak tahun 1998 hingga 2013, Komnas buruk pula bagi kesehatan, dan yang
perempuan menemukan 15 jenis terakhir adalah munculnya gejala
gangguan stress yag mengarah pada
13
Ibid., 175.
14
Ressa Ria Lestari et al., Buku Panduan
Pendampingan Dasar Kasus Kekerasan
Terhadap Perempuan, ed. Nisaa Yovani
15
(Bandung: Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Elies Fitriani, Perempuan Perempuan Dan
Bandung di Dukung Oleh USID and The Asia Media, Syiah Kuala University Press, vol. 2,
Foundation, 2021), 16. 2021.
Copyright © 2022, Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Fakultas Hukum Universitas Suryakancana
Arah Pengaturan Hukum Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual Di Kampus Menurut Peraturan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual
Di Lingkungan Perguruan Tinggi
Nadhira Diva Saraswati dan Pan Lindawaty Suherman Sewu
Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Vol. 8 No. 1 – Juni 2022

trauma.16 Ada juga dampak lain yang sebatas pembelajaran bersifat


muncul seperti munculnya kecurigaan akademis, tetapi menyangkut soft skill.
kepada orang lain dalam waktu yang Sebenarnya, sejak dulu sudah ada
lama, serta ada pun yang merasa upaya yang harus dilakukan oleh
mengalami ketakutan dalam melakukan perguruan tinggi yang berupa
hubungan seksual dengan orang lain, membuatt kebijaksanaan mengenai
sehingga bagi korban yang mengalami pelecehan seksual, membuat prosedur
trauma berat, akan mendorong dirinya penyampaian keluhan, perumusan
untuk menyakiti diri sendiri dan bunuh kode etik, memberikan materi dalam
diri.17 Gejala-gejala inilah yang program orientasi, melaksanakan
mempunyai dampak negatif pada workshop, dan menyediakan buku
kehidupan korban selanjutnya yang saku.18
dapat mempengaruhi masa depan. Pencegahan kekerasan seksual
Permendikbudristek Nomor 30 Tahun tidak hanya dilakukan oleh Perguruan
2021 mengatur bagaimana Perguruan Tinggi saja, namun harus dilakukan dan 123
Tinggi memiliki tanggung jawab yang diupayakan bersama dengan Sivitas
besar untuk melakukan pencegahan Academica itu sendiri, yaitu mahasiswa
kekerasan seksual. Perguruan tinggi dan tenaga pendidik.
merupakan salah satu pihak yang Prosedur Pencegahan Kekerasan
mempunyai peran besar, karena Seksual wajib dilakukan oleh Perguruan
perguruan tinggi merupakan Lembaga Tinggi dengan melakukan
formal yang mempunyai tugas untuk pembelajaran, penguatan tata kelola,
memberikan pembelajaran yang tak dan penguatan budaya komunitas
Sivitas Academica.
16
Ron Acierno et al., “Psychopathology
Following Interpersonal Violence: A
Comparison of Risk Factors in Older and
18
Younger Adults,” Journal of Clinicl Arlene Smith McCormack, “Revisiting Sexual
Geropsychology 8 (2002): 13–23. Harassment of Undergraduate Women
17
M. Anwar Fuadi, “Dinamika Psikologis 1989 and 1993,” Sage Journals (1995): 254–
Kekerasan Seksual: Sebuah Studi 265,
Fenomenologi,” Jurnal Psikologi Islam (JPI) https://doi.org/10.1177%2F1077801295001
8, no. 2 (2011): 194. 003005.
Copyright © 2022, Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Fakultas Hukum Universitas Suryakancana
Arah Pengaturan Hukum Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual Di Kampus Menurut Peraturan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual
Di Lingkungan Perguruan Tinggi
Nadhira Diva Saraswati dan Pan Lindawaty Suherman Sewu
Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Vol. 8 No. 1 – Juni 2022

Prosedur pembelajaran dilakukan dilakukan dengan pemberikan


pihak Universitas yang dipimpin oleh informasi dan edukasi yang
pimpinan perguruan tinggi dengan dilaksanakan pada pengenalan kampus
memberikan edukasi berupa modul bagi mahasiwa baru, pengenalan
pencegahan dan penanganan organisasi kampus, dan tercantum pada
kekerasan seksual yang diterbitkan oleh jaringan komunikasi Sivitas Academica.
kementrian. Prosedur penguatan tata Pencegahan Kekerasan Seksual
kelola dilakukan oleh perguruan tinggi yang dilakukan oleh Tenaga Pendidik
untuk menyusun lalu menetapkan dapat dilakukan dengan cara berperan
kebijakan dan pedoman, membentuk aktif dalam mencegah kekerasan
Satuan Tugas, membatasi pertemuan seksual, dan membatasi pertemuan
antara mahasiswa dengan tenaga dengan mahasiswa secara individu
pendidik diluar dari jam operasional diluar jam operasional kampus tanpa
kampus, menyediakan layanan persetujuan dari ketua program studi.
pelaporan, memberikan sosialisasi Pencegahan kekerasan seksual yang 124
secara berkala, menyediakan dilakukan mahasiswa meliputi berperan
akomodasi untuk penyandang aktif dalam pencegahan kekerasan
disabilitas, melakukan kerja sama seksual, dan membatasi pertemuan
dengan instansi terkait, mencantumkan dengan tenaga pendidik secara individu
informasi layanan aduan kekerasan diluar jam operasional kampus tanpa
seksual didampingi dengan slogan persetujuan ketua program studi.
dimana perguruan tinggi tidak
membenarkan dan memberikan 2. Penanganan Kekerasan Seksual
toleransi terhadap kekerasan seksual, di Kampus.
melatih Sivitas Academica mengenai Kekerasan seksual terjadi karena
upaya pencegahan dan penanganan adanya kesenjangan dari relasi kuasa,
kekerasan seksual. Prosedur penguatan kesenjangan gender, dan juga rape
budaya komunitas Sivitas Academica

Copyright © 2022, Jurnal Hukum Mimbar Justitia


Fakultas Hukum Universitas Suryakancana
Arah Pengaturan Hukum Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual Di Kampus Menurut Peraturan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual
Di Lingkungan Perguruan Tinggi
Nadhira Diva Saraswati dan Pan Lindawaty Suherman Sewu
Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Vol. 8 No. 1 – Juni 2022

culture.19 Adanya kesenjangan dari kompleks, seperti moral sosial


relasi kuasa membuat seseorang keagamaan, latar belakang ekonomi,
mempunyai kesempatan untuk perspektif budaya, juga sistem hukum
menyalahgunakan wewenangnya untuk pendukung.21
melakukan kekerasan seksual kepada Sebenarnya, sudah banyak upaya
orang yang ia anggap lemah. Jika masyarakat dalam menjunjung tinggi
dikaitkan pada lingkungan perguruan kesetaraan gender, tetapi pada
tinggi, tenaga pendidik (rektor, dekan, kenyataannya banyak potensi dimana
dosen, dan lainnya) mempunyai potensi laki laki terus mendominasi kaum
besar agar dapat memanfaatkan perempuan, termasuk dalam
wewenangnya untuk melakukan memenuhi kebutuhan seksual.22 Untuk
kekerasan seksual pada saat rape culture itu sendiri dapat disebut
melaksanakan pembelajaran. jika kekerasan seksual sudah dianggap
Sedangkan, kesenjangan gender terjadi lumrah dan telah menjadi kultur. Istilah
karena adanya paham patriarkis dalam rape culture sudah dikenal sejak tahun 125
masyarakat yang dimana laki laki 1970 dan ditunjukkan dalam buku
merupakan pihak yang dianggap kuat Rape: The First Sourcebook for Women.
dan dominan, sehingga kaum Rape culture dapat digambarkan ke
perempuan dianggap sebagai kaum dalam sebuah keadaan dalam
yang resesif dan lemah.20 Fenomena kumpulan individu yang melakukan
sosial ini terjadi dikarenakan adanya kekerasan seksual, contohnya seperti
beberapa dukungan dari tatanan sosial pemerkosaan yang dilakukan dalam
keadaan apapun terhadap kaum
19
Shinta Maharani, “Akar Kekerasan Seksual, perempuan. Jika kekerasan seksual
Belajar Dari Kasus Agni UGM,” Tempo.Co,
last modified 2019, accessed May 8, 2022,
https://nasional.tempo.co/read/1174647/a
21
kar-kekerasan-seksual-belajar-dari-kasus- Ani Purwanti, Kekerasan Berbasis Gender,
agni-ugm. 2nd ed. (Yogyakarta: Bildung, 2020), 1.
20 22
Nikmatullah, “Demi Nama Baik Kampus VS Supanto, “Pelecehan Seksual Sebagai
Perlindungan Korban: Kasus Kekerasan Kekerasan Gender: Antisipasi Hukum
Seksual Di Kampus,” Qwwam: Jurnal For Pidana,” Jurnal Mimbar XX, no. 3 (2014):
Gender Mainstreaming 14, no. 2 (2020): 7. 288.
Copyright © 2022, Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Fakultas Hukum Universitas Suryakancana
Arah Pengaturan Hukum Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual Di Kampus Menurut Peraturan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual
Di Lingkungan Perguruan Tinggi
Nadhira Diva Saraswati dan Pan Lindawaty Suherman Sewu
Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Vol. 8 No. 1 – Juni 2022

telah terjadi, harus segera ditangani Menurut Pasal 1


dengan cepat oleh pihak yang tepat. Permendikbudristek Nomor 30 Tahun
Penanganan kekerasan seksual 2021, korban dikategorikan sebagai
harus didasari oleh perlindungan, Sivitas Academica yang terdiri dari
keadilan, dan harus memenuhi hak-hak mahasiswa, pendidik, tenaga
korban. Pada dasarnya, korban kependidikan, dan warga kampus.
kejahatan merupakan salah satu pihak Permendikbudristek No. 30
yang paling menderita dalam suatu Tahun 2021 telah mengeluarkan
tindak pidana, karena biasanya korban prosedur yang wajib dilakukan oleh
tidak mendapatkan perlindungan yang pendidikan tinggi guna menangani
diberikan Undang Undang pada pelaku kasus kekerasan seksual. Prosedur yang
kejahatan, akibatnya banyak hak-hak tercantum ditulis dengan rinci, berisi
korban yang diabaikan.23 bagaimana tindakan yang harus diambil
Hukuman yang diberikan kepada jika terjadi kekerasan seksual dalam
pelaku harus setimpal agar pelaku lingkungan kampus. Langkah-langkah 126
merasakan efek jera, menyesal, dan tersebut adalah pendampingan,
tidak akan mengulangi lagi perlindungan, pengenaan sanksi
perbuatannya. Hal ini harus dilakukan administratif, dan pemulihan korban.
agar tidak akan ada korban lain yang Pendampingan diakukan untuk
berjatuhan dalam kasus serupa. Yang mendampingi korban yang berstatus
paling penting adalah, penanganan Sivitas Academica yang diberikan dalam
yang baik akan mewujudkan kampus bentuk jasa konseling, layanan
yang terbebas dari kekerasan seksual.24 kesehatan, bantuan kesehatan,
bantuan hukum, dan atau bimbingan
23
Dian Reski A, Musakkir, and M. Said Karim,
“Perlindungan Hukum Terhadap Anak sosial rohani. Apabila korban tidak
Sebagai Korban Eksploitasi Seks Komersial
Anak,” Jurnal Hukum UNHAS 3, no. 2 (2014):
dapat memberikan persetujuan, maka
128.
24
Galih Pradipta, “RUU TPKS Disahkan Setelah
Berbagai Penolakan Selama Enam Tahun, March 21, 2022,
Apa Saja Poin Pentingnya?,” BBC News https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-
Indonesia, last modified 2022, accessed 61077691.
Copyright © 2022, Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Fakultas Hukum Universitas Suryakancana
Arah Pengaturan Hukum Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual Di Kampus Menurut Peraturan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual
Di Lingkungan Perguruan Tinggi
Nadhira Diva Saraswati dan Pan Lindawaty Suherman Sewu
Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Vol. 8 No. 1 – Juni 2022

yang berhak untuk memberikan penegak hukum yang menguatkan


persetujuan adalah orang tua/wali atau stigma bagi korban, pelindungan
pendamping dari pihak korban. korban dari tuntutan pidana dan
Lembaga Bantuan Hukum Bandung gugatan perdata dari kekerasan seksual
mengeluarkan beberapa standar yang yang dilaporkan penyediaan rumah
diberikan untuk korban selama masa aman, dan pelindungan atas keamanan
pendampingan bedasarkan UN dan bebas dari ancaman yang
Declaration of Basic Principles of Justice berkenaan dengan kesaksian yang
for Victims of Crime and Abuse of diberikan.
Power, dimana perlindungan harus Sanksi administratif dilakukan
diselimuti oleh 9 layanan yang terhadap pelaku yang sudah terbukti
dilakukan. Beberapa diantaranya melakukan kekerasan seksual di
adalah Intervensi Krisis, bantuan bagi lingkungan kampus dan sebelumnya
keluarga korban, advokasi, juga telah diselidiki oleh Satuan Tugas.
konseling.25 Sanksi administratif ditetapkan 127
Perlindungan diberikan untuk bedasarkan tingkat kejahatan yang
mendampingi korban yang berstatus telah dilakukan pelaku. Sanksi
Sivitas Academica dengan memberikan administratif dibagi menjadi tiga jenis
jaminan pendidikan bagi mahasiswa, yaitu: sanksi administratif ringan, yang
jaminan pekerjaan untuk tenaga berupa teguran atau permohonan maaf
pendidik, jaminan perlindungan dari secara tertulis yang nantinya wajib
ancaman fisik maupun non fisik, dipublikasikan di kampus ataupun
perlindungan kerahasiaan identitas, media massa; sanksi administratif
penyediaan informasi hak dan fasilitas sedang, yang berupa pemberhentian
pelindungan, memberikan akses sementara dari jabatan tanpa
mengenai informasi perlindungan dari memperoleh hak jabatan untuk tenaga
pendidik, bagi mahasiswa dilakukan
25
Lestari et al., Buku Panduan Pendampingan pengurangan hak yang meliputi skors,
Dasar Kasus Kekerasan Terhadap
Perempuan, 11–13.
Copyright © 2022, Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Fakultas Hukum Universitas Suryakancana
Arah Pengaturan Hukum Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual Di Kampus Menurut Peraturan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual
Di Lingkungan Perguruan Tinggi
Nadhira Diva Saraswati dan Pan Lindawaty Suherman Sewu
Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Vol. 8 No. 1 – Juni 2022

pencabutan beasiswa, dan itu, upaya pemulihan sangat


pengurangan hak lainnya; sanksi dibutuhkan bagi korban kekerasan
administratif berat, yang berupa seksual. Permendikbudristek Nomor 30
pemberhentian tetap bagi mahasiswa Tahun 2021 mengatur mengenai
dan tenaga pendidik. Pemimpin pemulihan yang diberikan untuk korban
perguruan tinggi dapat menjatuhkan dapat berupa tindakan medis, terapi
sanksi administratif yang lebih berat fisik, terapi psikologis, dan bimbingan
dari ketiga sanksi diatas, dengan sosial dan rohani. Pemulihan korban
mempetimbangkan korban dapat melibatkan dokter, konselor,
penyandang disabilitas, dampak psikolog, tokoh masyarakat, pemuka
kekerasan, dan yang terakhir adalah agama, dan pendamping lainnya.
pelaku merupakan anggota Satuan Tindakan medis dan fisik dapat
Tugas atau ketua program studi atau diberikan pula bagi saksi pelapor jika ia
ketua jurusan. mengalami secondary traumatic stress.
Upaya pemulihan korban korban 128
sangatlah penting agar korban dapat 3. Penegakan Hukum terhadap
membuang dampak negatif dan dapat Kasus Kekerasan Seksual di
memegang kembali kendali atas Lingkungan Kampus
hidupnya. Korban yang telah menerima Pada dasarnya, semua produk
kekerasan seksual memiliki kondisi hukum mempunyai tujuan untuk
yang bermacam macam, ada korban menciptakan keadaan dalam pergaulan
yang mudah mengungkapkan perasaan hidup, baik lingkungan yang kecil
mereka mengenai dampak yang ia ataupun yang lebih besar agar
derita, dan ada juga yang takut dalam didalamnya terdapat keserasian,
mengungkapkan dampak ia alami dari ketertiban, dan kepastian hukum.27
kasus kekerasan seksual.26 Oleh karena
EMPATI Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial 7,
no. 2 (2018): 151.
26 27
Khusnul Fadillah, “Pemulihan Trauma P.A.F. Lamintang, Dasar-Dasar Hukum
Psikososial Pada Perempuan Korban Pidana Indonesia, 1st ed. (Bandung: Citra
Kekerasan Seksual Di Yayasan Pulih,” Aditya Bakti, 1997), 18.
Copyright © 2022, Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Fakultas Hukum Universitas Suryakancana
Arah Pengaturan Hukum Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual Di Kampus Menurut Peraturan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual
Di Lingkungan Perguruan Tinggi
Nadhira Diva Saraswati dan Pan Lindawaty Suherman Sewu
Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Vol. 8 No. 1 – Juni 2022

Permendikbudristek Nomor 30 Tahun Tugas kepada Pemimpin Perguruan


2021 telah menjadi panduan penting Tinggi untuk segera dilantik.
bagi pencegahan dan penanganan Setelah mendapat rekomendasi
kekerasan seksual di lingkungan dari panitia seleksi, anggota Satuan
perguruan tinggi. Permendikbudristek Tugas diwajibkan untuk mengikuti
Nomor 30 Tahun 2021 berisi peraturan- pelatihan yang diselenggarakan oleh
peraturan yang sifatnya teknis sehingga kementrian sebelum melaksanakan
mudah untuk diaplikasikan. Kekerasan tugasnya selama minimal dua tahun,
seksual merupakan pelanggaran Hak setelah itu dilantik oleh Pemimpin
Asasi Manusia yang paling sistematis Perguruan Tinggi. Satuan Tugas terdiri
dan juga meluas, sehingga menjadi isu dari Sivitas Academica. Satuan Tugas
serius yang harus diupayakan Kekerasan Seksual terdiri atas ketua,
penyelesaianya.28 Maka dari itu sekertaris, dan anggota yang susunan
Pemerintah dalam Permendikbudristek strukturalnya dipilih secara
Nomor 30 Tahun 2021 membentuk musyawarah. Jumlah anggota Satuan 129
Satuan Tugas Penanganan Kekerasan Tugas harus berjumlah ganjil dengan
Seksual dengan membentuk panitia minimal jumlah lima orang dan
seleksi terlebih dahulu. Panitia seleksi memperhatikan kesetaraan gender.
dipilih dengan ketat dengan jumlah tiga Calon anggota Satuan Tugas akan
hingga tujuh orang. Panitia seleksi dipilih sebagai anggota Satuan Tugas
mempunyai tugas untuk menyusun jika memenuhi beberapa syarat. Syarat-
petunjuk teknis seleksi anggota Satuan syarat yang harus dipenuh adalah:
Tugas, melaksanakan seleksi Satuan pernah mendampingi korban kekerasan
Tugas selama tiga bulan, dan seksual; pernah mengikuti kajian
merekomendasikan anggota Satuan mengenai kekerasan seksual; pernah
mengikuti organisasi dengan isu

28 kekerasan seksual, gender, ataupun


Rohani Budi et al., Penghapusan Kekerasan
Seksual Dalam Berbagai Perspektif (Jakarta: disabilitas; pernah mengikuti organisasi
Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI,
2017), 114.
Copyright © 2022, Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Fakultas Hukum Universitas Suryakancana
Arah Pengaturan Hukum Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual Di Kampus Menurut Peraturan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual
Di Lingkungan Perguruan Tinggi
Nadhira Diva Saraswati dan Pan Lindawaty Suherman Sewu
Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Vol. 8 No. 1 – Juni 2022

dengan fokus isu Kekerasan Seksual, memantau pelaksanaan rekomendasi


gender, dan/atau disabilitas; dari Satuan Tugas oleh Pemimpin
mempunyai minat dan kemampuan Perguruan Tinggi; menyampaikan
untuk bekerja sama sebagai tim; tidak laporan kegiatan pada Pemimpin
pernah melakukan kekerasan seksual. Perguruan Tinggi minimal satu kali
Satuan Tugas mempunyai tugas dalam enam bulan.
penting dalam menciptakan lingkungan Dalam menjalankan tugasnya,
belajar yang baik. Satuan Tugas wajib Satuan Tugas berwenang untuk
melaksanakan tugasnya berupa ikut meminta keterangan dari korban, saksi,
menyusun pedoman; melakukan survei terlapor, pendamping, dan/atau ahli;
Kekerasan Seksual minimal satu kali meminta bantuan kepada Pemimpin
dalam enam bulan di lingkungan Perguruan Tinggi untuk menghadirkan
kampus; menyampaikan hasil survei saksi, terlapor, pendamping, dan/atau
pada Pemimpin Perguruan Tinggi; ahli dalam Pemeriksaan; melakukan
memberikan sosialiasasi mengenai konsultasi dengan pihak yang terkait 130
kesetaraan gender, kesetaraan dengan mempertimbangkan kondisi,
disabilitas, kesehatan seksual dan keamanan, dan kenyamanan korban;
reproduksi, dan Pencegahan dan melakukan kerja sama dengan
Penanganan Kekerasan Seksual bagi Perguruan Tinggi terkait dengan
Sivitas Academica; menindaklanjuti laporan yang melibatkan korban, saksi,
kekerasan seksual yang ada pelapor, dan/atau Terlapor dari
berdasarkan laporan yang diterima; Perguruan Tinggi yang bersangkutan.
melakukan koordinasi dengan unit yang Jika anggota Satuan Tugas
menangani layanan disabilitas, apabila menyalahgunakan wewenangnya,
laporan menyangkut dengan maka akan dilaporkan kepada Menteri.
penyandang disabilitas; melakukan Mekanisme Satuan Tugas dalam
koordinasi dengan instansi terkait menangani laporan terdiri dari
untuk pemberian pelindungan; beberapa langkah, yaitu penerimaan

Copyright © 2022, Jurnal Hukum Mimbar Justitia


Fakultas Hukum Universitas Suryakancana
Arah Pengaturan Hukum Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual Di Kampus Menurut Peraturan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual
Di Lingkungan Perguruan Tinggi
Nadhira Diva Saraswati dan Pan Lindawaty Suherman Sewu
Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Vol. 8 No. 1 – Juni 2022

laporan, pemeriksaan, penyusunan Berita Acara Pemeriksaan (BAP).


kesimpulan dan rekomendasi, Penyusunan kesimpulan dan
pemulihan, dan tindakan pencegahan rekomendasi dilakukan jika kekerasan
keberulangan. Penerimaan Laporan seksual telah tebukti terjadi, ditulis
dilakukan oleh korban atau saksi dengan identitas pelaku, bentuk
pelapor yang disampaikan melalui kekerasan seksual, pendampingan dan
telepon, pesan singkat, surat perlindungan pelapor, diikuti dengan
elektronik, atau laman resmi Perguruan usulan pemulihan pelapor, sanksi bagi
Tinggi. Satuan Tugas mulai melakukan pelaku, dan tindakan pencegahan
identifikasi atas pelapor, lalu menyusun keberulangan. Jika kekerasan seksual
kronologi peristiwa kekerasan seksual, tidak terbukti, kesimpulan dapat
dan dilanjutkan dengan memeriksa ditambahkan dengan pernyataan
bukti yang telah disampaikan oleh bahwa kekerasan seksual tersebut tidak
pelapor. Setelah itu, Satuan Tugas terjadi.
melakukan inventarisasi untuk Pemulihan terhadap korban atau 131
kebutuhan pelapor dan memberikan pelapor difasilitasi oleh Satuan Tugas
informasi mengenai hak pelapor, berupa pelaksanaan jangka waktu
dilanjutkan dengan memberikan pemulihan selama masa yang telah
mekanisme penanganan kekerasan ditetapkan oleh Pemimpin Perguruan
seksual dan kemungkinan risiko yang Tinggi; kerja sama dengan pihak terkait
akan dihadapi dan rencana mitigasi untuk pemberian Pemulihan;
terhadap risiko tersebut. pemberitahuan ke pihak terkait di
Pemeriksaan dilakukan oleh Perguruan Tinggi bahwa: korban yang
Satuan Tugas terhadap korban atau berstatus sebagai Mahasiswa yang
saksi pelaporan atas laporan kekerasan sedang dalam masa pemulihan tidak
seksual yang telah diterima secara dianggap cuti studi, korban yang
tertutup dengan waktu maksimal 30 berstatus sebagai pendidik
hari kerja dan dituangkan kedalam memperoleh hak sesuai dengan

Copyright © 2022, Jurnal Hukum Mimbar Justitia


Fakultas Hukum Universitas Suryakancana
Arah Pengaturan Hukum Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual Di Kampus Menurut Peraturan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual
Di Lingkungan Perguruan Tinggi
Nadhira Diva Saraswati dan Pan Lindawaty Suherman Sewu
Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Vol. 8 No. 1 – Juni 2022

ketentuan Undang Undang, korban pada Permendikbudristek Nomor 30


yang berstatus sebagai mahasiswa yang Tahun 2021, namun setiap perguruan
mengalami ketertinggalan akademik tinggi harus mengatur mengenai hal ini
memperoleh hak mendapatkan dalam peraturan internal nya secara
bimbingan akademik tambahan dari lebih mendetail dan terperinci.
pendidik; adanya pemantauan untuk Sejak Permendikbud Nomor 30
proses pemulihan korban dan Tahun 2021 dikeluarkan, perguruan
perkembangan kondisi korban yang tinggi seyogyanya turut mendukung
dilakukan melalui koordinasi dengan dan melaksanakan pencegahan dan
penyedia layanan Pemulihan Korban. penanganan kekerasan seksual di
Tindakan pencegahan lingkungan kampus. Hal ini dilakukan
keberulangan dilakukan dengan agar dapat melindungi Sivitas
memperbaiki pembelajaran, penguatan Academica. Contohnya Universitas
tata kelola, dan penguatan budaya Indonesia (UI) telah menetapkan
komunitas. Agar Pencegahan dan Standar Operasional Penanganan Kasus 132
Penanganan Kekerasan Seksual dapat Kekerasan Seksual di Lingkungan
dilaksanakan dengan baik, maka Kampus UI dengan didasari oleh
diadakannya pemantauan dan evaluasi Permendikbudristek Nomor 30 Tahun
oleh Pemimpin Perguruan Tinggi, yang 2021. Standar Operasional tersebut
nantinya akan disampaikan kepada berisi mengenai bagaimana kampus
Menteri. Jika Pemimpin Perguruan tersebut memegang kewajibannya
Tinggi tidak melaksanakan pemantauan untuk mengutamakan perlindungan
dan evaluasi, maka akan dikenakan seluruh Sivitas Academica yang menjadi
sanksi administratif berupa teguran korban dari kekerasan seksual, dengan
tertulis atau pemberhentian dari ruang lingkup yang meluas ke berbagai
jabatannya. Pemberian sanksi baik penjuru lingkungan Komunitas
berupa sanksi administratif maupun Universitas.
pemberhentian dari jabatan mengacu

Copyright © 2022, Jurnal Hukum Mimbar Justitia


Fakultas Hukum Universitas Suryakancana
Arah Pengaturan Hukum Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual Di Kampus Menurut Peraturan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual
Di Lingkungan Perguruan Tinggi
Nadhira Diva Saraswati dan Pan Lindawaty Suherman Sewu
Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Vol. 8 No. 1 – Juni 2022

Jika kekerasan seksual terjadi di dilakukan di atas merupakan hal yang


luar kampus, tetapi korban sedang perlu dilakukan dan diupayakan oleh
melakukan tugasnya dengan membawa pendidikan tinggi di Indonesia.
nama kampus, maka UI senantiasa
menjalin kerja sama dengan otoritas IV. PENUTUP
yang bertanggung jawab untuk 1. Kesimpulan.
melakukan prosedur yang tersedia. Kekerasan seksual berpotensi
Universitas Indonesia menciptakan terjadi dimana saja, lingkungan kampus
gugus tugas khusus yang telah diatur di pun berpotensi terjadi kekerasan
dalam SK Rektor dalam melakukan seksual. Dalam upaya pencegahan,
konsultasi yang dilakukan di klinik, penanganan kasus kekerasan seksual di
pelaporan yang diadukan pada Fakultas lingkungan kampus, pemerintah telah
atau Universitas melalui hotline atau mengatur dalam Permendikbudristek
P2T2 (Panitia Penyelesaian Tata Tertib), Nomor 30 Tahun 2021. Lebih lanjut,
dan penyidikan yang dimana gugus lahir pula Undang Undang Tindak 133
tugas dapat melakukan rujukan pada Pidana Kekerasan Seksual di sahkan
kepolisian untuk melanjutkan pada 12 April 2022.
penyelidikan dan penyidikan. Permendikbudristek Nomor 30
Universitas Indonesia menetapkan Tahun 2021 mengatur secara mendetail
sanksi bagi siapapun yang melakukan mengenai tata cara, lembaga, prosedur
kekerasan seksual dengan merujuk pembentukan lembaga pencegahan
pelaku ke Bidang Kemahasiswaan bagi dan penanganan kekerasan seksual di
mahasiswa, dan Bidang Sumber Daya lingkungan kampus, bahkan diatur pula
Manusia bagi dosen atau tenaga hingga proses pemantauan dan
pendidik.29 Praktik baik yang telah evaluasinya.

29
Lidwina Inge Nurtjahyo and LG. Saraswati Universitas Indonesia Bekerjasama dengan
Putri, Buku Saku Standar Operasional Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia,
Penanganan Kasus Kekerasan Seksual Di 2021),
Lingkungan Kampus Universitas Indonesia https://www.sci.ui.ac.id/datadownload/Buk
Salemba Dan Depok (Fakultas Hukum u-SOP-Kekerasan-Seksual.pdf.
Copyright © 2022, Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Fakultas Hukum Universitas Suryakancana
Arah Pengaturan Hukum Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual Di Kampus Menurut Peraturan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual
Di Lingkungan Perguruan Tinggi
Nadhira Diva Saraswati dan Pan Lindawaty Suherman Sewu
Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Vol. 8 No. 1 – Juni 2022

Jika dilihat dari keseriusan 2. Saran.


pemerintah mengatur hal ini di Berdasarkan hasil analisa yang
perguruan tinggi, maka perguruan telah penulis rumuskan, maka penulis
tinggi dalam upaya menciptakan mengajukan beberapa saran yang
pendidikan tinggi yang baik, aman, dan dapat diterapkan dalam mencegah dan
nyaman perlu mengupayakan menangani kekerasan seksual di
pencegahan dan penanganan lingkungan kampus, yaitu:
kekerasan seksual di lingkungan 1. Pemerintah mempunyai
kampus dengan baik, terstruktur, kewajiban untuk terus
terarah, terperinci. melaksanakan dan memantau
Jadi dapat diambil kesimpulan berbagai kegiatan mengenai
bahwa pengaturan hukum pencegahan kekerasan seksual yang terjadi
dan penanganan kekeran sesual di dalam lingkungan Perguruan
kampus yang telah diatur oleh Tinggi dengan landasan
pemerintah merupakan dasar dan Permendikbudristek Nomor 30 134
pedoman aturan, namun pencegahan Tahun 2021.
dan penanganan kekerasan seksual di 2. Seiring dengan berjalannya waktu
perguruan tinggi baru dapat berhasil dan jaman, arah aturan hukum
dengan baik jika didukung oleh pasti berubah. Sehingga aturan
“Political Will” diatur lebih lanjut harus dibenahi agar hukum
penegakannya di perguruan tinggi berkembang mengikuti
masing-masing, diberikan perhatian perubahan jaman.
khusus, dibangun lembaganya, diatur 3. Pihak Perguruan Tinggi dianjurkan
prosedur nya, serta dilakukan secara untuk terus mengambil tindakan
konsekuen. dalam isu kekerasan seksual yang
sudah ditetapkan dalam
Permendikbudristek Nomor 30
Tahun 2021 dengan baik agar

Copyright © 2022, Jurnal Hukum Mimbar Justitia


Fakultas Hukum Universitas Suryakancana
Arah Pengaturan Hukum Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual Di Kampus Menurut Peraturan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual
Di Lingkungan Perguruan Tinggi
Nadhira Diva Saraswati dan Pan Lindawaty Suherman Sewu
Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Vol. 8 No. 1 – Juni 2022

terciptanya lingkungan kampus Fadillah, Khusnul. “Pemulihan Trauma


Psikososial Pada Perempuan
yang aman dan nyaman.
Korban Kekerasan Seksual Di
Yayasan Pulih.” EMPATI Jurnal
Ilmu Kesejahteraan Sosial 7, no. 2
DAFTAR PUSTAKA
(2018).
A, Dian Reski, Musakkir, and M. Said
Karim. “Perlindungan Hukum Fitriani, Elies. Perempuan Perempuan
Terhadap Anak Sebagai Korban Dan Media. Syiah Kuala
Eksploitasi Seks Komersial Anak.” University Press. Vol. 2, 2021.
Jurnal Hukum UNHAS 3, no. 2
(2014). Fuadi, M. Anwar. “Dinamika Psikologis
Kekerasan Seksual: Sebuah Studi
Acierno, Ron, Kristine Brady, Matt Gray, Fenomenologi.” Jurnal Psikologi
Dean G. Klipatrick, Heidi Resnick, Islam (JPI) 8, no. 2 (2011).
and Connie L. Best.
“Psychopathology Following Gadafi, Muamal. Bersinergi Dalam
Interpersonal Violence: A Memberikan Perlindungan
Comparison of Risk Factors in Kepada Anak Untuk Mencegah
Older and Younger Adults.” Dan Menanggulangi Kekerasan
Journal of Clinicl Geropsychology Seksual Anak. 1st ed. Kendari:
8 (2002). Literacy Institute, 2019. 135

Budi, Rohani, Prihatin, Diana, Martiany, Hutasoit, Lia. “Kaleidoskop 2021: Daftar
Mohammad, Mulyadi, Sali, and Kasus Pelecehan Seksual Di
Susiana. Penghapusan Kekerasan Perguruan Tinggi.” IDN Times.
Seksual Dalam Berbagai Last modified 2021. Accessed
Perspektif. Jakarta: Pusat May 9, 2022.
Penelitian Badan Keahlian DPR RI, https://www.idntimes.com/news
2017. /indonesia/lia-hutasoit-
1/kaleidoskop-2021-daftar-kasus-
Dihni, Vika. “Perkosaan Dominasi Kasus pelecehan-seksual-di-perguruan-
Kekerasan Seksual Terhadap tinggi.
Perempuan Sepanjang 2021.”
Databooks.Katadata.Co.Id. Last Iskandar, and Nurul Huda. “Politik
modified 2022. Accessed May 21, Hukum Pembentukan Rancangan
2022. Undang Undang Penghapusan
https://databoks.katadata.co.id/d Kekerasan Seksual Perspektif
atapublish/2022/03/09/perkosaa Hukum Islam.” Jurnal Asy-Syariah
n-dominasi-kasus-kekerasan- 23 (2021).
seksual-terhadap-perempuan-
sepanjang-2021. Kartika, Yuni, and Andi Najemi.

Copyright © 2022, Jurnal Hukum Mimbar Justitia


Fakultas Hukum Universitas Suryakancana
Arah Pengaturan Hukum Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual Di Kampus Menurut Peraturan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual
Di Lingkungan Perguruan Tinggi
Nadhira Diva Saraswati dan Pan Lindawaty Suherman Sewu
Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Vol. 8 No. 1 – Juni 2022

“Kebijakan Hukum Perbuatan Kekerasan Seksual Di Kampus.”


Pelecehan Seksual (Catcalling) Qwwam: Jurnal For Gender
Dalam Perspektif Hukum Pidana.” Mainstreaming 14, no. 2 (2020).
Journal of Criminal 1, no. 2
(2020). Nurtjahyo, Lidwina Inge, and LG.
Saraswati Putri. Buku Saku
Lamintang, P.A.F. Dasar-Dasar Hukum Standar Operasional Penanganan
Pidana Indonesia. 1st ed. Kasus Kekerasan Seksual Di
Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997. Lingkungan Kampus Universitas
Indonesia Salemba Dan Depok.
Lestari, Ressa Ria, Maria Kristiana Fakultas Hukum Universitas
Olivia, Lasma Natalia H. Panjaitan, Indonesia Bekerjasama dengan
Hana Kurniasih, Hani Nur Syifa, Fakultas Ilmu Budaya Universitas
and Rangga Rizki. Buku Panduan Indonesia, 2021.
Pendampingan Dasar Kasus https://www.sci.ui.ac.id/datadow
Kekerasan Terhadap Perempuan. nload/Buku-SOP-Kekerasan-
Edited by Nisaa Yovani. Bandung: Seksual.pdf.
Lembaga Bantuan Hukum (LBH)
Bandung di Dukung Oleh USID Oslami, Achmad Fikri. “Analisis
and The Asia Foundation, 2021. Peremdikbudristek No 30 Tahun
2021 Dalam Upaya Pencegahan
Maharani, Shinta. “Akar Kekerasan Kekerasan Seksual.” AL HKAM 136
Seksual, Belajar Dari Kasus Agni Jurnal Syariah dan Peradilan
UGM.” Tempo.Co. Last modified Islam 1, no. 2 (2021).
2019. Accessed May 8, 2022.
https://nasional.tempo.co/read/1 Pradipta, Galih. “RUU TPKS Disahkan
174647/akar-kekerasan-seksual- Setelah Berbagai Penolakan
belajar-dari-kasus-agni-ugm. Selama Enam Tahun, Apa Saja
Poin Pentingnya?” BBC News
McCormack, Arlene Smith. “Revisiting Indonesia. Last modified 2022.
Sexual Harassment of Accessed March 21, 2022.
Undergraduate Women 1989 and https://www.bbc.com/indonesia/
1993.” Sage Journals (1995): 254– indonesia-61077691.
265.
https://doi.org/10.1177%2F1077 Purwanti, Ani. Kekerasan Berbasis
801295001003005. Gender. 2nd ed. Yogyakarta:
Bildung, 2020.
Nassarudin, Ende Hasbi. Kriminologi.
Bandung: Pustaka Setia, 2016. Purwanto, Nurtanio Agus. “Kontribusi
Pendidikan Bagi Pembangunan
Nikmatullah. “Demi Nama Baik Kampus Ekonomi Negara.” Jurnal
VS Perlindungan Korban: Kasus Manajemen Pendidikan 2, no. 2

Copyright © 2022, Jurnal Hukum Mimbar Justitia


Fakultas Hukum Universitas Suryakancana
Arah Pengaturan Hukum Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual Di Kampus Menurut Peraturan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual
Di Lingkungan Perguruan Tinggi
Nadhira Diva Saraswati dan Pan Lindawaty Suherman Sewu
Jurnal Hukum Mimbar Justitia
Vol. 8 No. 1 – Juni 2022

(2006). “Pandemi Kekerasan Seksual Di Kampus


Dan Permendikbud 30: Mengapa
Supanto. “Pelecehan Seksual Sebagai Tanpa Persetujuan Korban
Kekerasan Gender: Antisipasi Dimaknai Pelegalan Kebebasan
Hukum Pidana.” Jurnal Mimbar Seks ?” BBC News Indonesia. Last
XX, no. 3 (2014). modified 2021. Accessed March
5, 2022.
Tiyas, Intan Kusumaning. “RUU https://www.bbc.com/indonesia/
Pengahapusan Kekerasan indonesia-59265939.
Seksual: Jalan Keadilan Bagi
Korban.” International NGO Pencegahan Dan Penanganan
Forum on Indonesian Kekerasan Seksual Di Lingkungan
Development (INFID). Last Perguruan Tinggi. Indonesia,
modified 2020. Accessed March 2021.
25, 2022. https://peraturan.bpk.go.id/Hom
https://www.infid.org/news/read e/Details/188450/permendikbud-
/ruu-pks. no-30-tahun-2021.

137

Copyright © 2022, Jurnal Hukum Mimbar Justitia


Fakultas Hukum Universitas Suryakancana
Arah Pengaturan Hukum Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual Di Kampus Menurut Peraturan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual
Di Lingkungan Perguruan Tinggi

Anda mungkin juga menyukai