Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH KONFLIK KERJA, LINGKUNGAN KERJA DAN STRES KERJA

TERHADAP PRESTASI KERJA (KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL


INTERVENING) DI PT ROBERTA PRIMA TOBACCO

Wisnu Sri Kuncoro1), Heru Sri Wulan, SE, MM2), Andi Tri Haryono, SE, MM3)
1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Pandanaran Semarang
2)3)
Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Pandanaran Semarang

ABSTRACT

This study aims to examine work conflict, work environment, and work pressure on work performance
(job satisfaction as an intervening variable) at PT. Roberta Prima Tobacco. This analysis uses independent
variables namely work conflict, work environment and work stress. Dependent variables on work performance
and intervening variables are job satisfaction. This research sample is employees who work at PT. Robert
Prima tobacco. The sample is carried out by census method. Data collection was carried out with 125
questionnaires directly distributed. Statistical method uses SPSS multiple regression analysis and path
analysis. The results of this study indicate that work conflicts, work environment, and work stress
simultaneously affect job satisfaction, while partially namely work conflict and work environment that
significantly influence job satisfaction. While work performance is only significantly influenced by the work
environment. Job satisfaction has a significant effect on work performance. The results of the path analysis
test of job satisfaction variables as intervening variables affect work conflict, work environment, and work
pressure on employee performance.
Keywords : Work Conflict, Work Environment, Work Stress, Job Satisfaction, And Work Performance.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji konflik kerja, lingkungan kerja, dan setres kerja terhadap
prestasi kerja (kepuasan kerja sebagai variabel intervening) pada PT. Roberta Prima Tobacco. Analisis ini
menggunakan variabel independen yaitu konflik kerja, lingkungan kerja dan setres kerja. Variabel
dependennya prestasi kerja dan variabel intervening yaitu kepuasan kerja. Sampel peneltian ini adalah
karyawan yang bekerja pada PT.Roberta Prima tobacco. Sampel dilakukan dengan metode sensus.
Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner disebarkan langsung sebanyak 125 kuesioner. Metode statistik
menggunakan analisis SPSS regresi berganda dan analisis jalur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
konflik kerja, lingkungan kerja, dan setres kerja secara simultan mempengaruhi kepuasan kerja, sedangkan
secara parsial yaitu konflik kerja dan lingkungan kerja yang mempengaruhi secara signifikan terhadap
kepuasan kerja. Sedangkan prestasi kerja hanya dipengaruhi secara signifikan oleh lingkungan kerja.Kepuasan
kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja. Hasil uji analisis jalur variabel kepuasan kerja sebagai
variabel intervening mempengaruhi konflik kerja, lingkungan kerja, dan setres kerja terhadap prestasi kerja
karyawan.
Kata Kunci : Konflik Kerja, Lingkungan Kerja, Setres Kerja, Kepuasan Kerja, Dan Prestasi Kerja.
PENDAHULUAN Efektivitas suatu perusahaan dapat tercapai dengan
baik sehingga mampu untuk bersaing dengan
Indonesia memerlukan sumber daya manusia
perusahaan lainnya. Seperti sumber daya
dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai
manusia yang merupakan salah satu faktor
pendukung utama dalam pembangunan, sumber
penting dan memiliki peran yang besar dalam
daya manusia merupakan faktor sentral dalam
suatu perusahaan. (Rahmawanti, Nela Pima
pengelolaan suatu organisasi. Dalam mencapai
:2014).
tujuannya, suatu organisasi memerlukan sumber
Saat ini, antar perusahaan atau organisasi
daya manusia sebagai pengelola sistem. Sumber
bisnis saling bersaing untuk menguasai pasar.
daya manusia yang kompeten dengan prestasi kerja
Beradaptasi dan berinovasi dilakukan agar
yang baik, dapat menunjang keberhasilan bisnis.
perusahaan dapat tetap bertahan di lingkungan
Sebaliknya sumber daya manusia yang tidak
bisnis. Apabila perubahan kondisi lingkungan
kompeten dan prestasi kerja yang buruk merupakan
perusahaan yang fluktuatif tidak dapat diantisipasi
masalah kompetitif yang dapat menempatkan
oleh perusahaan maka dapat berpengaruh terhadap
perusahaan dalam kondisi yang merugi. Mencapai
keberadaan perusahaan tersebut. Oleh karena itu,
tujuan suatu organisasi memerlukan sumber daya
perusahaan harus mampu menghadapi dan
manusia sebagai pengelola sistem. Agar sistem ini
mengantisipasi perubahan kondisi lingkungan
berjalan tentu dalam pengelolaannya harus
bisnis dan memberikan respon yang tanggap, cepat,
memperhatikan beberapa aspek penting seperti
tepat, dan efektif serta efisien. Perkembangan
kepemimpinan, motivasi, lingkungan kerja, konflik
usaha dan organisasi perusahaan sangatlah
kerja, prestasi kerja dan aspek-aspek lainnya. Hal
bergantung pada produktivitas tenaga kerja yang
ini akan menjadikan manajemen sumber daya
ada diperusahaan Maka perusahaan harus memiliki
manusia sebagai salah satu indikator penting
sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat
pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan
bersaing dan memberikan tanggapan terhadap
efisien. Sumber daya manusia merupakan kunci
perubahan lingkungan perusahan.
pokok yang harus diperhatikan, dengan segala
Semakin berkembangnya perusahaan, maka
kebutuhannya dalam sebuah perusahaan. Sumber
Perubahan kondisi lingkungan perusahaan yang
daya manusia juga merupakan ujung tombak
terjadi didalam organisasi maupun diluar
yang akan menentukan keberhasilan pelaksanaan
organisasi baik berdampak secara langsung
kegiatan perusahaan dan juga merupakan faktor
ataupun tidak langsung dapat berdampak terhadap
krisis yang dapat menentukan maju mundur serta
produktifitas karyawan dan perusahaan akan
hidup matinya suatu perusahaan. Organisasi
meningkatkan target produktifitas dan semakin
merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan
kompleks. Tingginya tuntutan kinerja atau standar
secara sadar dengan sebuah batasan yang reaktif
target kinerja yang ditentukan oleh perusahaan,
dapat diidentifikasikan bekerja secara terus
maka karyawan akan berusaha untuk mencapai
menerus untuk mencapai tujuan. Suatu organisasi
target kinerja yang telah ditetapkan oleh
tidak dapat berjalan kalau tidak ada manusia
perusahaan. Namun jika kualitas SDM yang
didalamnya oleh karena itu suatu organisasi
dimiliki tidak dapat beradaptasi dengan perubahan
merupakan sekelompok manusia dari berbagai latar
lingkungan yang terjadi, maka akan menimbulkan
belakang berbeda baik kepribadian, pendidikan,
konflik dan tekanan atau stres terhadap karyawan
lingkungan, status ekonomi, dan sebagainya yang
yang berdampak pada kinerja karyawan.
disatukan dalam satu tujuan yang sama dalam satu
Oleh karena itu dalam dunia bisnis yang
perusahaan.
berkembang semakin pesat saat ini serta
Pada era globalisasi saat ini, setiap
perkembangan pengetahuan dan teknologi yang
perusahaan di tuntut untuk memiliki manajemen
semakin canggih maka hal itu akan membawa
yang baik. Suatu manajemen perusahaan yang baik
perubahan pola kehidupan karyawan. Perubahan
pasti dapat meningkatkan efektivitas perusahaan.
tersebut mengakibatkan tuntutan yang lebih tinggi secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Supardi
terhadap setiap karyawan untuk lebih (2003:37), menyatakan lingkungan kerja
meningkatkan prestasi kerja mereka. Prestasi kerja merupakan keaadaan sekitar tempat kerja baik
merupakan hasil kerja yang dicapai karyawan secara fisik maupun non fisik yang dapat
dalam melaksanakan tugas-tugas yang memberikan kesan menyenagkan, mengamnakan,
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas menentramkan dan kesan betah bekerja dan lain
kecakapan pengalaman dan kesungguhan waktu. sebagainya. Lingkungan kerja memegang peranan
(Karim, Nurlia :2013) penting terhadap baik buruknya kualitas hasil
Konflik dapat terjadi jika terdapat kinerja karyawan. Bila lingkungan kerja nyaman
perbedaan diantara dua orang atau lebih misalnya dan komunikasi antar karyawan berjalan lancar,
perbedaan persepsi, persaingan, pengetahuan, maka bisa dipastikan performa yang dihasilkan pun
tujuan, dan perbedaan lainnya yang terjadi antar akan maksimal.
individu, kelompok, atau organisasi. Konflik dapat Stress merupakan kondisi dinamik yang di
berdampak baik ataupun tidak tergantung dalamnya seorang individu dihadapkan dengan
bagaimana manajer mengontrol konflik yang suatu peluang (opportunity), kendala (constraints),
terjadi. Dampak positif yang terjadi dengan adanya atau tuntutan (demands) yang dikaitkan dengan apa
konflik misalnya memicu karyawan untuk dapat yang sangat diinginkannya dan yang hasilnya
lebih produktif dan meningkatkan kinerja dipersepsikan sebagai tidak pasti dan penting.
karyawan. Sedangkan dampak negatif yang timbul Stress tidak selalu berdampak buruk bagi individu.
misalnya dapat menyebabkan tekanan terhadap Stress disebut dalam konteks negatif, serta
individu atau kelompok yang lainnya sehingga memiliki nilai-nilai positif terutama pada saat
dapat mengganggu atau menghambat kinerja stress tersebut menawarkan suatu perolehan yang
karyawan, melakukan tindakan yang tidak etis. memiliki potensi. Segala macam bentuk stress
Sama halnya dengan konflik, stres pada karyawan pada dasarnya disebabkan oleh ketidakmengertian
pun juga dapat berdampak pada kinerja karyawan. manusia akan keterbatasan-keterbatasannya
Jika beban yang dirasakan karyawan terlalu berat, sendiri. Ketidakmampuan untuk melawan
karyawan akan mengalami hambatan dalam keterbatasan inilah yang akan menimbulkan
berfikir dan terganggunya kesehatan. Stres yang frustasi, konflik, gelisah dan rasa bersalah yang
terlalu lama dialami oleh karyawan akan menjadi merupakan tipe-tipe dasar stress. Akibat-akibat
kerugian bagi perusahaan. Stres yang terlalu lama stress terhadap seorang individu dapat bermacam-
akan menyebabkan karyawan ingin keluar dari macam tergantung pada kekuatan konsep dirinya
perusahaan, hal ini merupakan salah satu kerugian yang akhirnya menentukan besar kecilnya toleransi
yang dapat timbul. Ada kalanya keluar masuk tersebut terhadap stress. Hampir setiap kondisi
karyawan dapat berdampak positif, namun akan pekerjaan dapat menyebabkan stress, tergantung
lebih banyak kerugian yang dialami. Misalnya reaksi karyawan bagaimana menghadapinya.
karyawan yang baru masuk membawa pengaruh Faktor di lingkungan kerja yang dapat
negatif bagi karyawan lain dan perusahaan. Bagi menyebabkan stress pada diri karyawan antara lain
perusahaan harus mengeluarkan biaya yang beban kerja yang berlebihan, desakan waktu yang
dibutuhkan untuk proses rekruitmen karyawan, membuat karyawan tertekan, beberapa tekanan
hilangya waktu dan kesempatan yang ada. Hal ini juga datang dari sikap pimpinan, konflik dan
sangat disayangkan karena akan menghambat ambiguitas peran mampu menyebabkan stress bagi
kinerja perusahaan. karyawan. Stress dapat membantu atau merusak
Lingkungan kerja adalah tempat di mana prestasi kerja tergantung seberapa besar tingkat
karyawan melakukan aktivitas setiap harinya. stress itu. Bila tidak ada stress, tantangan kerja juga
Lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai tidak ada dan prestasi kerja cenderung menurun,
apabila karyawan dapat melaksanakan kegiatan sejalan dengan meningkatnya stress, prestasi kerja
cenderung naik karena stress kerja membantu sikap (positif) tenaga kerja terhadap pekerjaannya.
karyawan untuk mengarahkan segala sumber daya Yang timbul berdasarkan penilaian terhadap situsi
dalam memenuhi kebutuhan kerja. Bila stress kerja kerja. Karyawan yang puas lebih menyukai situasi
terlalu besar maka prestasi kerja cenderung kerjanya.
menurun karena stress mengganggu pelaksanaan Prestasi kerja yaitu hasil yang dicapai
pekerjaan. Karyawan kehilangan kemampuan seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk
untuk mengendalikannya, menjadi tidak mampu pekerjaan yang bersangkutan. Prestasi kerja
mengambil keputusan, dan perilakunya menjadi sebagai kesuksesan seseorang dalam melaksanakan
tidak menentu. suatu pekerjaan. Dengan adanya peningkatan
Kepuasan kerja adalah penilaian, perasaan, prestasi kerja karyawan, maka produktivitas
atau sikap seseorang atau pegawai terhadap perusahaanpun dapat meningkat. Peningkatan
pekerjaannya dan berhubungan dengan lingkungan produktivitas inilah yang diharapkan oleh semua
kerja, jenis pekerjaan, kompensasi, hubungan antar perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan.
rekan kerja, hubungan sosial ditempat kerja, dan Penelitian ini dilakukan di PT. Roberta
sebagainya. Dapat dikatakan pula bahwa kepuasan Prima Tobacco yang merupakan perusahaan rokok
kerja adalah dipenuhinya keinginan atau di daerah Demak. Kegiatan utama yang dilakukan
kebutuhannya melalui kegiatan bekerja. di PT. Roberta Prima Tobacco adalah
Kebutuhan merupakan faktor yang penting untuk memproduksi rokok yang akan di pasarkan ke
memotivasi pegawai. Dengan terpenuhinya beberapa daerah diluar jawa. Untuk bisa
kebutuhan maka akan timbul kepuasan kerja yang menghasilkan kualitas rokok terbaik juga
berdampak positif pada kinerja pegawai pada dibutuhkan SDM yang memadai sebagai
perusahaan. Setiap orang yang bekerja pendukung utama dalam menghasilkan
mengharapkan memperoleh kepuasan dari tempat produk rokok yang berkualitas. Ada beberapa
bekerja. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan masalah yang berkaitan dengan sumber
hal yang bersifat individual karena setiap individu daya manusia diperusahaan ini, salah satunya
akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda adalah prestasi kerja. Beberapa faktor yang
mempengaruhi prestasi kerja yaitu konflik,
TAHUN Penundaan PRESENTASE Penurunan PRESENT
lingkungan kerja, dan setres kerja.
Kenaikan Jabatan ASE
Jabatan Berdasarkan pra survey yang dilakukan
peneliti di perusahaan PT. Roberta Prima Tobacco
2012 3 Orang 2, 2% 5 Orang 3,7% dapat diketahui bahwa terjadi penurunan prestasi
2013 2 Orang 1,5% 2 Orang 1,5%
kerja yang dapat dilihat dari beberapa faktor yaitu
2014 8 Orang 5,9% 10 Orang 7,4%
penundaan kenaikan jabatan, penurunan jabatan.
2015 5 Orang 3,7% 4 Orang 2,9% Tabel 1.1
2016 6 Orang 4,4% 7 Orang 5,1%
Hasil Pra Survey Karyawan
2017 11 Orang 8,1% 8 Orang 5,9%
JUMLAH 35 Orang 25,9% 36 Orang 26,7% Sumber : Data Primer yang diolah, 2018
sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dari dalam Berdasarkan tabel 1.1 diatas menunjukkan
diri setiap individu. Kepuasan kerja merupakan bahwa adanya Penundaan Kenaikan Jabatan,
respon efektif atau emosional terhadap berbagai Penurunan Jabatan. Ini menunjukkan bahwa terjadi
segi atau aspek pekerjaan seseorang sehingga penurunan prestasi kerja karyawan di PT Roberta
kepuasan kerja bukan merupakan konsep tunggal. Prima Tobacco. Ini mengindikasikan kurangnya
Seseorang dapat relatif puas dengan salah satu disiplin kerja karyawan yang mungkin terdapatnya
aspek pekerjaan dan tidak puas dengan satu atau gejala setres, terjadinya konflik antar karyawan dan
lebih aspek lainnya. Kepuasan kerja merupakan kondisi fisik lingkungan kerja yang buruk.
Sehingga perlu adanya evaluasi dan pembinaan
agar prestasi kerja di perusahaan tersebut sesuai diberikan oleh perusahaan terlalu berat bagi
yang diharapkan. karyawan dan harus di selesaikan secepat
Berdasarkan latar belakang diatas , maka mungkin. Hal itu mengakibatkan karyawan harus
peneliti ingin mengkaji mengenai faktor-faktor bekerja diluar jam kantor (lembur) bahkan ada
yang berpengaruh pada kepuasan kerja terhadap beberapa karyawan yang sampai membawa
prestasi kerja karyawan. Dengan mengambil pekerjaannya ke rumah, yang berdampak pada
variabel konflik, lingkungan kerja dan setres kerja, kurangnya jam istirahat. Kejadian ini
sebagai salah satu faktor yang memiliki pengaruh diindikasikan menimbulkan rasa kelelahan
pada kepuasan kerja terhadap prestasi kerja sehingga karyawan tidak dapat memaksimalkan
karyawan. Maka penulis tertarik melakukan kemampuan mereka dalam menyelesaikan
penelitian dengan judul “PENGARUH pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan. Indikasi
KONFLIK KERJA, LINGKUNGAN KERJA lain yaitu adanya rasa bosan terhadap pekerjaan
DAN STRES KERJA TERHADAP PRESTASI yang dilakukan. Rutinitas atas pekerjaan yang
KERJA (KEPUASAN KERJA SEBAGAI dilakukan secara berulang-ulang juga membuat
VARIABEL INTERVENING ) DI PT karyawan merasa cepat jenuh. Dan ini akan
ROBERTA PRIMA TOBACCO“ mengakibatkan setres dalam bekerja. (Setiadi,
Nugroho j: 2014)
TELAAH PUSTAKA
Kepuasan kerja
Lingkungan Kerja
Kepuasan kerja menurut (Robbins : 1996)
Lingkungan kerja merupakan komponen
dalam (Murti, Harry: 2013) adalah suatu sikap
yang sangat penting dalam karyawan melakukan
umum terhadap pekerjaan seseorang, selisih antara
suatu pekerjaan. Lingkungan kerja yang baik atau
banyaknnya ganjaran yang diterima seseorang
keadaan suasana pekerjaan yang baik sangat
pekerja dengan banyaknya yang mereka yakini
berpengaruh terhadap motivasi dan prestasi
seharusnya mereka terima. Kepuasan kerja
pekerjaan karyawan di suatu perusahaan.
merupakan penilaian, perasaan, atau sikap pegawai
Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan harus
terhadap pekerjaannya yang berhubungan dengan
diperhatikan. Lingkungan kerja mempunyai
lingkungan kerja, jenis pekerjaan, kompensasi,
pengaruh langsung terhadap para karyawan baik
hubungan antar teman kerja, hubungan sosial
melakukan produksi maupun tidak produksi.
ditempat kerja. (Koesmono, 2005) dalam (Murti,
Lingkungan kerja merupakan suasana dimana
Harry :2013).
karyawan melakukan aktivitas setiap hari.
Prestasi Kerja
Konflik Kerja
Prestasi kerja atau hasil kerja (output) yang
Menurut Winardi (2004:384) dalam
nyata yang dicapai oleh seorang pegawai sesuai
(Anwari, Muhammad Rosidhan: 2016)) pengertian
dengan standar dan kriteria yang telah ditetapkan
konflik memiliki berbagai macam pandangan
dalam periode waktu tertentu didalam organisasi
secara luas, konflik dapat dinyatakan sebagai
atau perusahaan. (Samsudin, 2004:159) dalam
segala macam bentuk hubungan antar manusia
(Anwari, Muhammad Rosidhan: 2016).
yang bertentangan atau bersifat berlawanan
(antagonistik). Oleh karena itu, konflik dapat Dimensionalisasi Variabel
timbul kepada siapa saja, dimana saja dan kapan
saja. Kepribadian
Konflik kerja
(variabel Independen)
Setres Kerja
Rekan Kerja
Permasalahan yang dihadapi karyawan
salah satunya adalah beban pekerjaan yang Lingkungan
Fisik
Dalam penelitian ini peneliti mengambil
Lingkungan Kerja
(Variabel Independen) populasi seluruh karyawan PT. Roberta Prima
Tobacco yang berjumlah 125 karyawan.
Lingkungan Non
Fisik
b. Sampel
Menentukan Sampel Penelitian
Sensus menurut Arikunto (1998 : 117)
Waktu
dalam (sugiyono :2016) mengatakan
sampel adalah bagian dari populasi
Lembur
Setres kerja (sebagian atau wakil populasi yang
(variabel Independen)
Karir
diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian
dari populasi yang diambil sebagai sumber
Komunikasi data dan dapat mewakili seluruh populasi.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas,
Pekerjaan peneliti menggunakan penelitian sensus yaitu
Kepuasan kerja mengambil sampel penelitian secara
(variabel Intervening)
Kebutuhan
keseluruhan yang berjumlah 125 responden.
No Kriteria Jumlah
Kuantitas Kerja 1 Direktur 1
2 Akounting 1
Prestasi kerja
Pemanfaatan
(variabel Dependen) 3 Kantor 12
Waktu

4 Produksi 85
Jabatan
5 OB 10
6 Security 12
7 Pantry 2

METODE PENELITIAN 8 Utility 2


Metode penelitian kualitatif adalah sebuah cara / Sumber : Data Primer yang diolah, 2018
upaya lebih untuk menekunkan pada aspek
pemahaman secara mendalam pada suatu HASIL DAN ANALISIS
permasalahan. a. Deskripsi Wilayah / Daerah Penelitian
Dalam penelitian ini ditekankan pada pengujian
Populasi Dan Sampel pengaruh Konflik Kerja, Lingkungan Kerja Dan
a. Populasi Stres Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Dan
Menurut Sugiyono (2016) Populasi adalah Prestasi Kerja. Objek penelitian yang
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau digunakan dalam penelitian ini adalah PT
subyek yang mempunyai kualitas dan Roberta Prima Tobacco. Perusahaan Roberta
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh prima tobacco merupakan perusahaan yang
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik bergerak di bidang rokok. Perusahaan Roberta
kesimpulannya. Prima Tobacco berdiri tahun 2010, memiliki
jumlah karyawan 125 orang karyawan. Saat ini
perusahaan PT Roberta Prima tobacco dipimpin
oleh direktur yang bernama Willy Setyawan. PT Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Angket Kuesioner
Roberta Prima Tobacco termasuk perusahaan
No.
Manufactures Cigarettes. PT Roberta prima
Item
rtabel 5%
tobacco dibangun untuk memproduksi rokok
yang ber merk Geo Mild yang akan di pasarkan
rsy (125) Keterangan

di luar Jawa. PT. Roberta prima tobacco


didirikan didaerah sekitar Demak kota. Yaitu di 1 0,807 0,176 VALID
jalan raya Demak Kudus Desa Bango 2 0,655 0,176 VALID
Kecamatan Demak Kabupaten Demak. 3 0,647 0,176 VALID
Perusahaan ini terletak dipinggir jalan raya. 4 0,984 0,176 VALID
Rokok Geo Mild dibuat dengan jenis aspek 5 0,984 0,176 VALID
produksi dengan rumusan tembakau dan 0,597 0,176 VALID
6
cengkeh yang memiliki ciri khas tersendiri. PT.
7 0,592 0,176 VALID
Roberta memastikan kalau kualitas rokoknya
8 0,705 0,176 VALID
berbeda dengan rokok-rokok yang lain. PT.
9 0,984 0,176 VALID
Roberta mulai memasarkan rokoknya keluar
10 0,975 0,176 VALID
jawa pada tahun 2010. Di tahun 2010 PT
11 0,687 0,176 VALID
ROBERTA PRIMA TOBACCO mengalami
12 0,526 0,176 VALID
kemajuan yang sangat pesat terus terjadi sampai
13 0,436 0,176 VALID
tahun 2014 dan di awal tahun 2015 sampai tahun
14 0,839 0,176 VALID
2018 order terus menurun. Ada beberapa
masalah yang berkaitan dengan sumber daya 15 0,984 0,176 VALID
manusia diperusahaan ini, salah satunya adalah 16 0,685 0,176 VALID
prestasi kerja. Beberapa faktor yang 17 0,984 0,176 VALID
mempengaruhi prestasi kerja yaitu konflik, 18 0,984 0,176 VALID
lingkungan kerja, dan setres kerja. Maka dari itu 19 0,955 0,176 VALID
peneliti ingin meneliti di PT.Roberta Prima 20 0,941 0,176 VALID
Tobacco. 21 0,976 0,176 VALID
22 0,947 0,176 VALID
b. Deskripsi Umum atau Identitas Sampel
23 0,964 0,176 VALID
Responden Penelitian
24 0,976 0,176 VALID
Data yang digunakan dalam penelitian ini
25 0,964 0,176 VALID
adalah data primer, yaitu data yang diperoleh
Sumber : data primer yang diolah peneliti, 2018
secara langsung dari objek yang diteliti atau
diperoleh secara langsung dari tempat yang Hasil perhitungan Uji Validitas sebagaimana tabel
dijadikan objek penelitian. Cara penelitian diatas, menunjukan bahwa semua rhitung > rtabel pada
menggunakan kuesioner angket yang dibagikan nilai signifikasi 5%. Oleh karena itu dapat
kepada 125 karyawan (responden) yang disimpulkan bahwa semua item dalam angket
bertindak sebagai sampel. Kuesioner yang penelitian ini dinyatakan VALID, sehingga dapat
dibagikan terdiri dari 5 variabel yaitu Konflik digunakan sebagai instrumen penelitian.
Kerja, Lingkungan Kerja Dan Stres Kerja
Uji Reliabilitas
Terhadap Kepuasan Kerja Dan Prestasi Kerja.
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan
Uji Validitas rumus alpha. Uji signifikan dilakukan pada taraf α
= 0,05. Instrumen dapat dikatakan reliabel jika nila
Adapun ringkasan hasil uji validitas sebagaimana
alpha lebih besar dari rtabel (0,176).
data dalam tabel berikut :
Tabel 4.2 Uji Reliabilitas sebesar 0,095 > 0,05 dan nilai thitung 1,682 < ttabel
1,980.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Based on Uji F
Standardized
Cronbach's Alpha Items N of Items Tabel 4.4 Uji F
,982 ,981 25 ANOVAa
Sumber : Output SPSS V.24 (data yang diolah), Sum of Mean
2018 Model Squares df Square F Sig.
1 Regressi 2612,760 3 870,920 816,6 ,000b
Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien on 04
reliabilitas angket dengan Cronbach Alpha = Residual 129,048 121 1,067
0,982. Jadi Cronbach Alpha = 0.982 > rtabel = 0,176. Total 2741,808 124
Berdasarkan nilai koefisien reliabilitas dengan a. Dependent Variable: KEPUASAN KERJA (Y)
Cronbach Alpha tersebut dapat disimpulkan bahwa b. Predictors: (Constant), STRES KERJA (X3), KONFLIK
semua angket dalam penelitian ini dapat dikatakan KERJA (X1), LINGKUNGAN KERJA (X2)
Reliabel, sehingga dapat digunakan sebagai Sumber : Output SPSS V.24 (data yang diolah),
instrumen penelitian. 2018
Diketahui nilai sig. untuk pengaruh X1 =
Analisis Regresi Linier Berganda
KONFLIK KERJA, X2 = LINGKUNGAN
Uji T KERJA, X3 = STRES KERJA secara simultan
terhadap Y = KEPUASAN KERJA adalah sebesar
Tabel 4.3 Uji T
0,000 < 0,05 dan nilai Fhitung 816,604 > Ftabel 2,60.
Coefficientsa
Standar Koefisien Determinasi
dized
Unstandardized Coeffici
Tabel 4.5 Hasil Koefisien Determinasi
Coefficients ents Model Summary
Std.
Model B Error Beta t Sig.
Adjusted R Std. Error of
1 (Constant) -5,403 ,601 - ,000
Model R R Square Square the Estimate
8,98 a
1 ,976 ,953 ,952 1,03272
9
KONFLIK ,605 ,041 ,547 14,7 ,000 a. Predictors: (Constant), STRES KERJA (X3), KONFLIK
KERJA (X1) 75 KERJA (X1), LINGKUNGAN KERJA (X2)
LINGKUNGA ,545 ,058 ,416 9,47 ,000
N KERJA (X2) 0 Sumber : Output SPSS V.24 (data yang diolah),
STRES ,079 ,047 ,063 1,68 ,095
KERJA (X3) 2
2018
a. Dependent Variable: KEPUASAN KERJA (Y) Berasarkan Output diatas diketahui nilai R Square
Sumber : Output SPSS V.24 (data yang diolah), sebesar 0,953, hal ini mengandung arti bahwa
2018 pengaruh variabel X1,X2,X3 secara simultan
Diketahui nilai sig. untuk pengaruh Konflik Kerja terhadap Y sebesar 95,3%.
(X1) terhadap Kepuasan Kerja (Y) adalah sebesar Analisis Jalur (Path Analysis)
0,000 < 0,05 dan nilai thitung 14,775 > ttabel 1,980, 1. Koefisien Jalur Model 1
diketahui nilai sig. untuk pengaruh Lingkungan
Kerja (X2) terhadap Kepuasan Kerja (Y) adalah Tabel 4.6 Coefficient
sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai thitung 9,470 > ttabel Coefficientsa
1,980, diketahui nilai sig. untuk pengaruh Stres Standard
Kerja (X3) terhadap Kepuasan Kerja (Y) adalah ized
Unstandardized Coeffici
Model Coefficients ents T Sig.
Std. KEPUASAN ,952 ,119 ,855 7,978 ,000
B Error Beta KERJA (Y)
1 (Constant) -5,403 ,601 - ,000 a. Dependent Variable: PRESTASI KERJA (Z)
8,989 Sumber : Output SPSS V.24 (data yang diolah),
KONFLIK ,605 ,041 ,547 14,77 ,000
KERJA (X1) 5
2018
LINGKUNGA ,545 ,058 ,416 9,470 ,000 Mengacu pada output Regresi Model II pada
N KERJA (X2) bagian Tabel 4.8 “Coefficient” dapat diketahui
STRES KERJA ,079 ,047 ,063 1,682 ,095
bahwa nilai signifikan dari ketiga variabel Konflik
(X3)
a. Dependent Variable: KEPUASAN KERJA (Y) Kerja (X1) = 0,305, Lingkungan Kerja (X2) =
Sumber : Output SPSS V.24 (data yang diolah), 0,000, Stress Kerja (X3) = 0,163, dan Kepuasan
2018 Kerja (Y) = 0,000. Jadi untuk variabel Konflik
Mengacu pada output Regresi Model I pada bagian Kerja (X1) = 0,305 dan Stress Kerja (X3) = 0,163
Tabel 4.6 “Coefficient” dapat diketahui bahwa nilai lebih besar dari 0,05, untuk Lingkungan Kerja (X2)
signifikan dari ketiga variabel Konflik Kerja (X1) = 0,000 dan Kepuasan Kerja (Y) = 0,000 lebih kecil
= 0,000, Lingkungan Kerja (X2) = 0,000, dan dari 0,05.
Stress Kerja (X3) = 0,095. Tabel 4.9 Model Summary
Model Summary

Tabel 4.7 Model Summary


Adjusted R Std. Error of
Model Summary Model R R Square Square the Estimate
Std. Error 1 ,967a ,935 ,933 1,35534
Mode R Adjusted R of the
l R Square Square Estimate a. Predictors: (Constant), KEPUASAN KERJA (Y), STRES
1 ,976a ,953 ,952 1,03272 KERJA (X3), LINGKUNGAN KERJA (X2), KONFLIK
KERJA (X1)
a. Predictors: (Constant), STRES KERJA (X3),
KONFLIK KERJA (X1), LINGKUNGAN KERJA
Sumber : Output SPSS V.24 (data yang diolah),
(X2) 2018
Sumber : Output SPSS V.24 (data yang diolah),
2018 Besarnya nilai R square yang terdapat pada tabel
Besarnya nilai R square yang terdapat pada tabel 4.9 “Model Summary” adalah sebesar 0,935, hal ini
4.7 “Model Summary” adalah sebesar 0,953, hal ini menunjukan bahwa sumbangan pengaruh Konflik
menunjukan bahwa sumbangan pengaruh Konflik Kerja (X1), Lingkungan Kerja (X2), Stress Kerja
Kerja (X1), Lingkungan Kerja (X2), Stress Kerja (X3) dan Kepuasan Kerja (Y) terhadap Prestasi
(X3) terhadap Kepuasan Kerja (Y) sebesar 95,3%. Kerja (Z) sebesar 93,5%.
2. Koefisien Jalur Model 2
Tabel 4.8 Koefisien
Coefficientsa
Standard
ized
Unstandardized Coefficie
Coefficients nts
Std. PENUTUP
Model B Error Beta T Sig.
1 (Constant) -3,302 1,019 - ,002 Simpulan
3,241
KONFLIK -,093 ,090 -,075 - ,305 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada
KERJA (X1) 1,031 perusahaan PT. Roberta Prima Tobacco, maka
LINGKUNGAN ,362 ,100 ,248 3,628 ,000
KERJA (X2)
dapat disimpulkan sebagai berikut:
STRES KERJA -,088 ,062 -,062 - ,163 1. Konflik kerja berpengaruh negatif terhadap
(X3) 1,404 kepuasan kerja, sehingga hipotesis 1 diterima.
2. Lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap Berdasarkan interprestasi hasil, maka saran yang
kepuasan kerja, sehingga hipotesis 2 diterima. dapat disampaikan peneliti adalah sebagai berikut:
3. Setres kerja tidak berpengaruh terhadap 1. Impilkasi Managerial
kepuasan kerja, sehingga hipotesis 3 ditolak.
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan dari
4. Konflik kerja tidak berpengaruh terhadap
prestasi kerja , sehingga hipotesis 4 ditolak. penelitian ini diharapkan dapat memberikan
5. Lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap manfaat bagi beberapa pihak, dalam hal ini adalah
karyawan PT. Roberta Prima Tobacco, dan
prestasi kerja , sehingga hipotesis 5 diterima.
6. Setres kerja tidak berpengaruh terhadap prestasi perusahaan itu sendiri.Implikasi dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
kerja , sehingga hipotesis 6 ditolak.
7. Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap a) Bagi karyawan perusahaan Roberta prima
prestasi kerja , sehingga hipotesis 7 diterima. Tobacco
8. Konflik kerja, lingkungan kerja, dan setres kerja Dengan adanya penelitian ini diharapkan para
melalui kepuasan kerja berpengaruh terhadap karyawan bisa lebih meningkatkan kualitas
prestasi kerja, sehingga hipotesis 8 diterima bekerjanya dalam bidang meningkatkan
produktifitas perusahaan. Dapat dilihat dalam
Keterbatasan
penelitian ini bahwa Hasil penelitian yang
Penelitian ini mempunyai keterbatasan- dilakukan pada PT. Roberta Prima Tobacco
keterbatasan yang dapat dijadikan bahan disimpulkan bahwa konflik kerja, lingkungan
pertimbangan bagi penelitian selanjutnya agar kerja, dan setres kerja secara simultan
mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. Adapun mempengaruhi kepuasan kerja karyawan,
keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai sedangkan secara parsial yaitu konflik kerja dan
berikut: lingkungan kerja yang mempengaruhi secara
a. Variabel yang digunakan untuk mengetahui signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan.
pengaruh konflik kerja, lingkungan kerja, dan Prestasi kerja dipengaruhi oleh lingkungan kerja
setres kerja hanya terdiri 3 variabel sebagai yang menunjukkan pengaruh yang signifikan.
faktor yang mempengaruhi prestasi kerja Dan secara tidak langsung konflik kerja,
melalui kepuasan kerja karyawan. lingkungan kerja, dan setres kerja melalui
b. Tidak adanya referensi atau penelitian terdahulu kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap
yang membahas tentang pengaruh konflik kerja, prestasi kerja karyawan. Ini menunjukkan
lingkungan kerja, dan setres kerja terhadap bahwa karyawan yang sering setres dan
kepuasan kerja yang mempengaruhi prestasi terjadinya konflik akan menurunkan kepuasan
kerja, sehingga peneliti tidak mempunyai kerja karyawan dan karyawan tidak akan meraih
rujukan yang mendasar tentang penelitian yang prestasi dari perusahaan Maka dari dari itu
diteliti. diharapkan karyawan bisa mengurangi konflik
c. Masih terdapat keterbatasan pada referensi yang kerja antar karyawan dan tidak setres dalam
digunakan dalam penelitian ini, sehingga kurang bekerja dan berusaha senyaman mungkin
mendukung teori maupun masalah yang dengan lingkungan kerja.
diajukan. b) Bagi perusahaan PT. Roberta Prima Tobacco
d. Penelitian ini hanya menggunakan satu Dengan adanya penelitian ini diharapkan
perusahaan yaitu PT. Roberta Prima Tobacco perusahaan bisa lebih memperhatikan lagi kerja
sebagai objek penelitian, sehingga hanya karyawannya. Dari hasil uji analisis jalur
terbatas pada satu jenis perusahaan yang ada variabel kepuasan kerja sebagai variabel
. intervening mempengaruhi konflik kerja,
Saran lingkungan kerja, dan setres kerja terhadap
prestasi kerja karyawan. Dikarenakan pengaruh
secara tidak langsung konflik kerja, lingkungan Kerja Terhadap Kinerja. Jurnal
kerja, dan setres kerja terhadap prestasi kerja Administrasi Bisnis (JAB), 41(1), 1.
lebih rendah dibandingkan melalui kepuasan
Bajpai, V. D., Dave, V. D., & Bajpai, S. M. (2015).
kerja . Hal ini menunjukan bahwa perusahaan
A Study of Impact of Work Stress on Job
kurang memperhatikan lingkungan kerja
Satisfaction of Employees Working in
karyawan, baik lingkungan fisik maupun non
Indian Banking Sector. International
fisik. Karyawan kurang nyaman dalam bekerja
journal of business Quantitative, 1(11), 11.
yang akan mengakibatkan setres dalam bekerja,
dan terjadinya konflik dalam bekerja. Dalam hal Febrianto, A., Minarsih, M. A., & Warso, M. M.
ini perusahaan harus lebih meningkatkan (2016). Pengaruh Insentif , Komunikasi
lingkungan kerja yang bagus dan nyaman. Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan
Perusahaan harus lebih memperhatikan Kerja Dan Implikasinya Terhadap
pekerjaan dan menghargai kerja karyawan, Produktivitas Kerja Di Cv.Duta Karya
maka akan dihasilkan kepuasan kerja dan akan Semarang. Journal Of Management, 2(2),
terjadi prestasi kerja karyawan yang akan 2.
membantu kemajuan perusahaan.
Indrawati, D. A. (2013). Pengaruh Kepuasan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Dan Kepuasan
2. Bagi penelitian yang akan datang
Pelanggan Pada Rumah Sakit Swasta Di
a. Penelitian yang akan datang harus dapat
Kota Denpasar. Jurnal Manajeme, Strategi
memperhatikan faktor-faktor lainnya selain
Bisnis Dan Kewrirausahaan, 7(2), 2.
konflik kerja, lingkungan kerja,dan setres
kerja yang dapat mempengaruhi prestasi Karim, N. (213). Stres Kerja Pengaruhnya
kerja. Terhadap Prestasi Kerja Pada Karyawan
b. Diharapkan dimasa yang akan datang dapat Café Bambu Express Manado. Jurnal
digunakan sebagai salah satu sumber data EMBA, 1(4), 513-522.
untuk penelitian selanjutnya.
Komariah, Haryono, T. A., & Minarsih, M. M.
c. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat
(2016). Pengaruh Konflik Peran, Kepuasan
melakukan penelitian lebih lanjut dengan
Kerja. Jurnak Manajmen.
menggunakan beberapa variabel yang
berbeda, tidak hanya konflik kerja, Lumintang, J. (2015). Dinamika Konflik Dalam
lingkungan kerja, dan setres kerja. Organisasi. e-journal “Acta Diurna”,
d. Objek pada penelitian yang akan datang IV(2), 2.
sebaiknya menggunakan objek yang lebih
Murti, H., & Srimulyani, A. V. (2013). Pengaruh
luas, tidak hanya satu perusahaan tetapi
Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai
beberapa perusahaan yang GO PUBLIC.
Dengan variabel Pemediasi Kepuasan
Kerja Pada PDAM Kota Madiun. JRMA,
1(1), 1.
Nur, S. (2013). Konflik, Stres Kerja Dan Kepuasan
DAFTAR PUSTAKA
Kerja Pengaruhnya Terhadap Kinerja
Adi, Y. I. (2016). Dampak Konflik Dan Stres Kerja Pegawai Pada Universitas Khairun
Terhadap Prestasi. Lembaga Penelitian TernatE. Jurnal EMBA, 1(3), 739-749.
Dan Pemberdayaan Masyarakat (Lppm)
Potu, A. (2013). Kepemimpinan, Motivasi, Dan
Unmas Denpasar.
Lingkungan Kerja Pengaruhnya Terhadap
Anwari, R. R., Sunuharyo, S. B., & Ruhana, I. Kinerja Karyawan Pada Kanwil Ditjen
(2016). Pengaruh Konflik Kerja Dan Stres Kekayaan Negara Suluttenggo Dan Maluku
Utara Di Manado. Jurnal EMBA, 1(4),
1208-1218.
Rahmawati, N. P. (2014). Pengaruh Lingkungan
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB), 8(2), 2.
Roring, Y. M., Soegoto, S. A., & Dotulong, L.
(2014). Stres Kerja Dan Lingkungan Kerja
Pengaruhnya Terhadap Prestasi Pegawai
Pada Biro Umum Setda Provinsi Sulawesi
Utara. Jurnal EMBA, 2(3), 1359-1368.
Setiadi, N. J., Miftah, G. R., & Nugraha Widi, S. K.
(2014). Stres Kerja Dan Motivasi
Karyawan Lini Depan Serta Pengaruhnya
Terhadap Kepuasan Kerja: Kajian Empiris
Pada Beberapa Perusahaan Jasa Sub Sektor
Industri Kreatif. Prosiding Seminar
Nasional.
Sugiyono. (2016). Metoe penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
CV.
Vratskikh, I., Masa’deh, (. R., Al-Lozi, &
Maqableh, M. (2016). The Impact of
Emotional Intelligence on Job Performance
via the. International Journal of Business
and Management, 11(2), 2.

Anda mungkin juga menyukai