Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

INSTRUMENTASI BESARAN LISTRIK (PRAKTIKUM)

PENGUKURAN PARAMETER PANEL SURYA

Hari: Rabu Tanggal: 21 September 2022 Jam: 10-11

Oleh:

Deanisa Aliyah Subiyantoro (162112433011)

Dosen Pengampu:
Prisma Megantoro, S.T., M.Eng. (199104012020013101)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNOLOGI MAJU DAN MULTIDISPLIN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

Perkembangan pesat dari energi baru terbarukan membawa dampak positif bagi masyarakat
Indonesia. Bukan hanya itu, energi fossil yang pasokannya semakin menipis memicu para
ilmuwan untuk melakukan pembaharuan sumber energi. Salah satu jenis energi terbarukan,
yang umumnya digunakan dan diterapkan oleh masyarakat adalah PLTS (Pembangkit Listrik
Tenaga Surya), hal ini bisa terjadi karena PLTS mudah diaplikasikan oleh masyarakat awam
sekalipun. Didalam penggunaannya pun panel surya ini berperan besar dalam memasok
kebutuhan energi listrik, rumah ayang dipasangi panel surya akan sedikit mengeluarkan biaya
dalam pembelian energi listrik dari pusat (PLN). Meskipun panel surya hanya dapat
digunakan sebagai cadangan listrik, akan tetapi dampak pengeluaran biaya dapat diminimkan
seminimal mungkin.

Pengukuran panel surya dilakukan agar kita mengetahui cara kerja PV atau panel surya dan
dapat mempraktikannya dalam lingkungan kampus maupun lingkungan lainnya. Ada pun
Sistem mini Solar Home System (SHS), PV Shading, Voc, Isc, Vmax, dan Imax. Dengan
perhitungan ini maka akan diketahui seberapa besar tegangan, arus dan daya yang dihasilkan
panel surya serta pengaruh kemiringan, dan bayangan pada panel surya terhadap keluaran
arus, tegangan dan daya yang dihasilkan.
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Panel Surya

Cell surya atau solar panel merupakan suatu perangkat yang berfungsi untuk
mengonversikan energi daripada matahari ke energi listrik, menggunakan suatu proses
Photovoltaic, biasa disebuat Photovoltaic Cell (PV). Sel surya menghasilakn tegangan yang
tidak terlalu besar, yakni kurang lebih sekitar 0,6V tanpa beban. Sel surya dapat
menghasilkan tegangan sebesar 16V jika terdapat 36 buah sel surya yang disusun secara seri.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari maka dibutuhkan setidaknya 10-20 buah panel
surya yang dapat memproduksi tegangan tinggi [1]. Umumnya Panel surya biasanya
digunakan permanen atau tetap. Hal ini membuat penerimaan cahaya matahari pada panel
surya kurang efektif dan optimal, solusi untuk masalah ini panel surya harus diberikan sensor
cahaya untuk mengatur arah pergerakan otomatis cahaya matahari agar cahaya yang diterima
oleh panel surya optimal, sehunggga menghasilkan daya yang lebih besar [5] [6].

2. 2 Partial Shading

Partial shading dapat terjadi saat terjadi ketidakmerataan penerimaan radiasi matahari pada
PV. Hal ini bisa terjadi karena tertutup oleh benda, bayangan bangunan, awan atau yang
lainnya. Efek Pv shading ini secara langsung dapat dirasakan oleh tegangan dan arus yang
dihasilkan sehungga terjadi penurunan daya yang dihasilkan oleh PV [2].

2.3 Isc dan Voc

Arus hubung singkat (Short circuit current (Isc) merupakan aliran arus listrik yang melalui
cell surya pada waktu tegangannya bernilai nol (Voc=0 ) [3].

Rangkaian tegangan terbuka (open circuit voltage) merupakan sebuah hasil tegangan
maksimum yang dihasilkan Cell Surya pada saat aliran arus bernilai (Isc=0) [3].

2.4 Sistem mini Solar Home System (SHS)


Solar Home System merupakan plts yang berdiri sendiri, biasanya untuk memasok peralatan
elektronik rumah tangga karena biaya yang dikeluarkan akan lebih murah. Sistem ini
merupakan sistim off grid ( sisteim yang tidak terhubung dengan PLN, hanyan digunakan
untuk kebutuhan sendiri). Solar Home System biasanya beroperasi pada tegangan arus searah
(DC) 12 Volt dan menyediakan daya untuk peralatan DC berdaya rendah seperti lampu,
radio, dan TV. Sistem ini dikembangkan untuk memasok listrik di daerah yang kurang akan
pasokan listrik atau derah-daerah terpencil.

2.5 Daya maksimum

Daya maksimum (Pm) didapatkan dari hasil perkalian antara tegangan dan arus. Pada setiap
titik A kurva I-V pada Gambar 1. Secara grafik daya maksimum pada sel surya berada pada
puncak yang memiliki luas terbesar. Titik puncak tersebut dapat disebut maximum power
point (MPP). Daya Maks pada panel surya dapat dihitung dengan rumus :

Gambar 1. Kurva Karakteristik Tegangan dan Arus

Pm=V m × I m

Dengan :

Pm = Daya maksimum keluaran (W)

Vm = Tegangan maksimum (V)

Im = Arus maksimum (A)


BAB III

METODE

3.1 Alat dan Bahan

No Gambar Alat dan Bahan Fungsi


1. Cell surya atau solar panel merupakan
suatu perangkat yang berfungsi untuk
mengonversikan energi daripada matahari
ke energi listrik, menggunakan suatu proses
Photovoltaic, biasa disebuat Photovoltaic
Cell (PV).

2. Fungsi Multimeter Fluke pada pratikum ini


adalah sebagai alat yang mampu mengukur
tegangan. Karena pada percobaan ini,
multimeter di atur ke dalam pengukuran
voltmeter maka, fungsinya adalah mengukur
tegangan yang dihasilkan oleh panel surya.
3. Suatu tempat untuk menyimpan energi
listrik yang dihasilkan dari modul surya
dalam bentuk energi kimiawi, yang akan
digunakan sebagai backup daya sistem
kelistrikan atau penyalur aliran listrik pada
setiap komponen alat yang membutuhkan
daya listrik untuk mengoperasikannya.

4. Berfungsi untuk pengukuran intensitas daya


radiasi matahari. Yang diletakkan di atas
Panel Surya[4].

5. Berfungsi untuk mengukur derajat


kemiringan pada panel surya, saat praktik
uji Isc dan Voc.
6. Untuk mendeteksi radiasi inframerah, pada
panel surya ( melihat bagian panel surya
yang menerima radiasi paling besar/panas)

7. Pada praktikum ini, clampmeter berfungsi


untuk mengukur arus atau Isc pada hasil
keluaran panel surya.

3.2 Prosedur

Metode 1 (Daya)

1. Siapkan alat dan bahan, lalu posisikan panel surya yang sesuai (terkena cahaya
matahari)
2. Lalu, hubungkan Kabel positif (merah) kontak penghubung pada penel surya ke
kabel positif (merah) multimeter dan kabel negatif (hitam) ke kabel negatif
multimeter.
3. Setelah terhubung, pasangkan kadua kabel ke aki baterai 12V.
4. Pasang clampmeter pada kabel negatif (hitam)
5. Ukur arus dan tegangan selama 30 menit, dengan interval pengukuran 2 menit sekali.

Metode 2 (Elevasi)

1. Siapkan alat dan bahan, lalu posisikan panel surya yang sesuai (terkena cahaya
matahari)
2. Ukur tegangan dan arus dengan sudut peletakan panel surya pada kemiringan yang berbeda.
yaitu dengan sudut 0, 30, 45, 60, dan 90 derajat.
3. Lalu, lihat hasil Isc dan Voc pada multimeter dan clampmeter

Metode 3 (Shading)

1. Siapkan alat dan bahan, lalu posisikan panel surya yang sesuai (terkena cahaya
matahari)
2. Lalu tutup bagian panel surya dengan kain, dengan skala 0%, 25%, 50%, 75% dan
100%
3. Lalu, hubungkan Kabel positif (merah) kontak penghubung pada penel surya ke
kabel positif (merah) multimeter dan kabel negatif (hitam) ke kabel negatif
multimeter.
4. Pasang clampmeter pada kabel negatif (hitam)
5. Lihat hasil keluaran yang ditampilkan clampmeter (Isc) dan multimeter (Voc)

3.3 Skematika Rangkaian


Metode 1

Metode 2

Metode 3
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Metode 1 (Daya)

No. Menit ke Tegangan Arus Daya


1. 2 12,81 V 0,2 A 2,562 W
2. 4 12,82 V 0,2 A 2,564 W
3. 6 12,82 V 0,2 A 2,564 W
4. 8 12,83 V 0,2 A 2,566 W
5. 10 12,83 V 0,2 A 2,566 W
6. 12 12,83 V 0,2 A 2,566 W
7. 14 12,83 V 0,3 A 3,849 W
8. 16 12,83 V 0,2 A 2,566 W
9. 18 12,83 V 0,2 A 2,566 W
10. 20 12,83 V 0,3 A 3,849 W
11. 22 12,83 V 0,2 A 2,566 W
12. 24 12,83 V 0,2 A 2,566 W
13. 26 12,83 V 0,2 A 2,566 W
14. 28 12,83 V 0,2 A 2,566 W
15. 30 12,83 V 0,2 A 2,566 W

Grafik Daya
Metode 2 (Elevasi)

No. Elevasi Tegangan Arus Daya Voc Isc


1. 0° 9,23 V 0,1 A 0,923 W 21,87 V 0,6 A
2. 30° 16,64 V 0,2 A 3,328 W 22,69 V 1,2 A
3. 45° 12,82 V 0,2 A 2,456 W 22,69 V 1,7 A
4. 60° 8,62 V 0,1 A 0,862 W 22,64 V 1,8 A
5. 90° 6,217 V 0,1 A 0,617 W 22,56 V 1,8 A

Grafik Daya, Arus, Teganagn dan Isc, Voc.


Metode 3 (Shading)
No. Shading Tegangan Arus Daya Voc Isc
1. 0% 5,815 V 0,2 A 1,163 W 21,87 V 0,6 A
2. 25% 6,212 V 0,3 A 1,8636 W 18,21 V 0,1 A
3. 50% 3,764 V 0,2 A 0,7528 W 15,06 V 0,1 A
4. 75% 1,675 V 0,2 A 0,335 W 10,41 V 0,1 A
5. 100% 0,125 V 0,1 A 0,0125 W 3,979 V 0,0 A

Grafik Daya, Arus, Teganagn dan Isc, Voc.


4.2 Pembahasan

Dari percobaan metode 1 ( pengukuran daya) didapat bahwa perbedaan waktu dijemurnya
suatu array, tidak berpengaruh besar terhadap nilai keluaran daya yang dihasilkan. Sedikit
perbedaan nilai daya, bisa jadi akibat ketidaktelitian peneliti (human error).

Pada praktikum metode 2 (Elevasi) menunjukkan bahwa, nilai kemiringan panel surya sangat
berpengaruh terhadap intensitas cahaya matahari yang didapat. Semakin kecil kemiringannya
maka akan semakin besar jua intensitas cahaya matahari yang diterima, mengakibatkan

Metode 3 (pastial shading) menunjukkan bahwa dengan menutup sebagian permukaan panel
akan mengakibatkan penurunan daya cell surya. Bukan hanya itu, dampaknya pun juga ada
pada permukaan panel yang tidak tertutup kain, yaknik memanasnya permukaan ini akibat
dari elektron yang berpindah dari bagian yang tertutup ke bagian yang terbuka (yang terkena
cahaya matahari).

KESIMPULAN

Dari ketiga metode pengukuran daya, elevasi dan partial shading dapat ditemukan perbedaan
dari ketiga metode ini dalam interval atau naik-turunnya suatu keluaran yang dihasilkan panel
surya. Metode yang paling fluktuatif adalah metode ketiga (Partial Shading), perbedaan daya,
Voc nya sangat jauh, ini dapat diartikan bahwa pengaruh bayangan atau benda yang
menutupi sebagian panel surya memiliki dampak yang besar. Metode
kedua(elevasi/kemiringan) juga menunjukkan dampak yang besar dalam penerimaan cahaya
sinar matahari yang diperoleh. Sedangkan pada metode pertama (pengukuran daya)
perbedaan keluaran arus dan tegangannya memiliki perbedaan yang minim setiap 2 menit
sekali ditampilkan, pada tegangan yang diukur hanya sekitar 0,1V dan pada arus juga sama
yaknik 0,01A, daya yang dihasilkan pun tidak begitu signifikan hasilnya.

Jadi sebab-akibat atau faktor yang sangat mempengaruhi besarnya daya yang dikeluarkan
adalah kemiringan/elevasi dan partial shading.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Hari Purwoto, B., Penggunaan Panel Surya Sebagai Sumber Energi Alternatif,
E., Alimul, M. F., & Fahmi Huda, I. (n.d.). EFISIENSI PENGGUNAAN
PANEL SURYA SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF. Vol. 18 No.1,
10.

[2] Achmad, A. (2016). Desain MPPT Pada Solar Cell Kondisi Partial Shading
Berbasis Perturb and Observe (P&O). In Jurnal Ilmiah d’Computare (Vol. 6).
[3] Pido, R., Himran dan Mahmuddin, S., Pengaruh Pendinginan Sel Surya
terhadap Daya Keluaran dan Efisiensi, A., Urip Sumoharjo No, J., &
Makassar, K. (2018). Analisa Pengaruh Pendinginan Sel Surya Terhadap
Daya Keluaran Dan Efisiensi, Vol. 19 No.1, 32.

[4] Arohman, A., Kardiman, K., & Oleh, O. (2021). PERANCANGAN ALAT
MICRO-BUBBLE GENERATOR (MBG) 368 DENGAN MEMANFAATKAN
ENERGI LISTRIK DARI PANEL SURYA SEBAGAI ENERGI TERBARUKAN
PERANCANGAN ALAT MICRO-BUBBLE GENERATOR (MBG) DENGAN
MEMANFAATKAN ENERGI LISTRIK DARI PANEL SURYA SEBAGAI
ENERGI TERBARUKAN 1. Vol. 6 No. 2, 373–374.
http://www.journal.unsika.ac.id

[5] Situngkir, H., Fadlan Siregar, M., & Fadlan Siregar, M. (2018). Panel Surya
Berjalan dengan Mengikuti Gerak Laju Matahari. Journal of Electrical
Technology, 3(3), 128.
[6] Nurdiansyah, M., Chomper Sinurat, E., Bakri, M., Ahmad, I., & Bagus
Prasetyo, A. (2020). SISTEM KENDALI ROTASI MATAHARI PADA
PANEL SURYA BERBASIS ARDUINO UNO. JTIKOM, 1(2), 40–45.

Anda mungkin juga menyukai