Anda di halaman 1dari 5

Nama : Madiya Safira

NPM : 2106707750
Mata Kuliah : Dasar Sosiologi dan Antropologi
Tugas : Resume Materi Dasar Sosiologi Pekan Ke-3

1) Perubahan Sosial
Setiap masyarakat pasti pernah mengalami perubahan semasa hidupnya. Perubahan
tersebut bisa berkaitan dengan nilai-nilai sosial, pola-pola perilaku, organisasi, lembaga
kemasyarakatan, lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, dan lain-lain.
Perubahan-perubahan yang terjadi tidak selalu berarti kemajuan, tetapi dapat pula berarti
kemunduran. Banyak ahli yang berpendapat bahwa terjadinya perubahan-perubahan
sosial merupakan suatu gejala yang normal dan wajar terjadi di masyarakat. Pendapat-
pendapat para ahli umumnya menyatakan bahwa perubahan merupakan lingkaran
kejadian.
Kingsley Davis dalam Soekanto (2015) berpendapat bahwa perubahan sosial
merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Walaupun secara teoritis dan analitis
pemisahan antara pengertian perubahan sosial dan perubahan kebudayaan dapat
dirumuskan, di dalam kenyataan, garis-garis pemisah tersebut sulit dipertahankan. Kedua
perubahan tersebut memiliki kesamaan dalam satu aspek, yiatu keduanya bersangkutan
dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam cara masyarakat
memenuhi semua kebutuhannya.
Terdapat ciri-ciri tertentu dari proses perubahan sosial, yaitu:
1. Tidak ada masyarakat yang berhenti berkembang.
2. Perubahan lembaga kemasyarakatan akan diikuti dengan perubahan lembaga sosial
lainnya.
3. Perubahan sosial yang cepat biasanya menyebabkan disorganisasi sementara karena
penyesuaian diri.
4. Perubahan pada bidang kebendaan dan bidang spiritual memiliki kaitan timbal balik.
5. Secara tipologis, perubahan sosial dikategorikan menjadi social process,
segmentation, structural change, dan changes in group structure.
Perubahan sosial dan kebudayaan sendiri dapat dibedakan menjadi beberapa
bentuk, di antaranya adalah:

1. Perubahan Lambat atau Perubahan Cepat


Perubahan-perubahan yang memerlukan waktu lama serta rentetan-rentetan
perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat dinamakan evolusi. Sedangkan
perubahan-perubahan yang berlangsung dengan cepat dan menyangkut dasar-dasar
atau sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat dinamakan revolusi.
2. Perubahan Kecil dan Perubahan Besar
Perubahan kecil merupakan perubahan yang tidak membawa pengaruh langsung atau
berarti bagi masyarakat, seperti mode pakaian. Sedangkan perubahan besar
merupakan perubahan yang membawa pengaruh besar pada masyarakat dan berbagai
lembaga kemasyarakatan.
3. Perubahan yang Dikehendaki atau Direncanakan dan Perubahan yang Tidak
Dikehendaki atau Tidak Direncanakan
Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan merupakan perubahan yang telah
direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak bernama agent of change yang hendak
membuat perubahan di masyarakat. Sedangkan perubahan sosial yang tidak
dikehendaki atau tidak direncanakan merupakan perubahan yang terjadi tanpa adanya
rencana, berlangsung di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat
menimbulkan akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan.

Terdapat sumber sebab-sebab terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan pada


masyarakat yang terletak di dalam masyarakat itu sendiri dan ada yang terletak di luar.
Sebab-sebab yang terletak di dalam masyarakat adalah bertambah atau bekurangnya
penduduk, penemuan-penemuan baru, pertentangan dalam masyarakat, dan
pemberontakan yang terjadi dalam masyarakat. Sedangkan sebab-sebab yang terletak di
luar masyarakat adalah sebab-sebab dari lingkungan fisik, peperangan dengan negara
lain, dan pengaruh dari kebudayaan lain.

Terdapat faktor-faktor yang dapat memengaruhi jalannya proses perubahan, di


antaranya adalah:
1. Faktor yang mendorong jalannya proses perubahan, seperti kontak dengan
budaya lain, sistem pendidikan formal yang maju, sikap menghargai dan keinginan
untuk maju, toleransi, sistem terbuka lapisan masyarakat, penduduk yang heterogeny,
ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang kehidupan tertentu, orientasi ke masa
depan, dan nilai bahwa manusia harus senantiasa berusaha untuk memperbaiki
hidupnya.
2. Faktor yang menghalangi jalannya proses perubahan sosial, seperti kurangnya
hubungan dengan masyarakat lain, terhambatnya perkembangan ilmu pengetahuan,
sikap masyarakat yang tradisional, adanya vested interests, rasa takut akan goyahnya
integrasi kebudayaan, prasangka terhadap hal baru, hambatan ideologis, dan adat atau
kebiasaan.

2) Peran Sosiologi dalam Kesehatan Masyarakat


Sosiologi kesehatan merupakan bagian dari disiplin ilmu dari bidang sosiologi yang
menerapkan ilmu sosial dalam mengkaji masalah kesehatan. Sosiologi kesehatan dapat
dikatakan sebagai ilmu karena memiliki sifat-sifat keilmuan, yaitu bersifat empiris,
teoritis, kumulatif, dan tidak dapat membenarkan dan menyalahkan tindakan suatu
individul atau kelompok.
Munculnya sosiologi kesehatan berawal dari bidang kedokteran yang memerlukan
pemahaman tentang faktor-faktor sosial yang berhubungan dengan pola penyebaran
penyakit dalam kelompok masyarakat tertentu. Seiring perkembangan zaman, ilmu
pengetahuan paradigma sehat mengubah pusat perhatian dari mengobati setelah
terjadinya penyakit menjadi kepada lebih mencegah sebelum penyakit terjadi.
Sosiologi kesehatan memiliki konsep dasar yang berfungsi sebagai:
1. Sebagai alat kognitif untuk mengerti mengenai apa yang telah dipelajari.
2. Sebagai alat evaluative untuk dapat membedakan pokok bahasan yang dipelajari.
3. Sebagai alat pragmatic untuk memberikan pengetahuan tentang penerapan ilmu
dalam kehidupan.
4. Sebagai alat komunikatif untuk menjalin komunikasi yang baik.

Beberapa istilah dalam sosiologi kesehatan yang menunjukkan sumbangan atau


peran sosiologi pada bidang kesehatan, yaitu:
1. Sociology in medicine, adalah sosiolog yang bekerjasama secara langsung dengan
dokter dan staf kesehatan dalam mempelajari faktor sosial yang relevan dengan
terjadinya gangguan kesehatan dan memecahkan masalah kesehatan masyarakat.
2. Sociology of medicine, berhubungan dengan organisasi, nilai, kepercayaan, sumber
daya manusia, dan pelatihan petugas kesehatan.
3. Sociology for medicine, berhubungan dengan strategi metodologi yang
dikembangkan sosiologi untuk kepentingan bidang pelayanan kesehatan.
4. Sociology from medicine, menganalisa lingkungan kedokteran dari perspektif sosial.
5. Sociology at medicine, merupakan bagian yang lebih banyak mengamati orientasi
politik dan ideologi yang berhubungan dengan kesehatan.
6. Sociology around medicine, menunjukkan bagaimana sosiologi berinteraksi dengan
ilmu lain.

3) Metode Penelitian Sosiologi


Terdapat dua metode dalam sosiologi, yaitu:
1. Kualitatif, tidak bisa diukur dengan angka tetapi nyata dalam masyarakat. Metode
kualitatif mencakup metode historis dan metode komparatif.
2. Kuantitatif, bisa diukur oleh angka dengan memggunakan skala, indeks, table, dan
formula. Metode kuantitatif mencakup metode statistic dan metode sosiometri.

Di samping metode-metode tersebut, terdapat pula metode-metode lain, seperti metode


deduktif (hal yang bersifat umum ditarik ke hal yang lebih khusus) dan metode induktif
(hal khusus diambil generalisasinya. Metode-metode tersebut bersifat saling melengkapi
dan para ahli sosiologi sering menggunakan lebih dari satu metode untuk menyelidiki
suatu objek.
REFERENSI

Soekanto, S., Sulistyowati, B., 2015. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo


Persada.

Husnaini, Rahman, F. and Marlinae, L., 2017. Antropologi Sosial Kesehatan: Buku Ajar. [ebook]
pp.30-31. Available at: <https://b-ok.as/book/11721977/fe3b0b?dsource=recommend>
[Accessed 18 September 2021].

Rosmalia, D. and Sriani, Y., 2017. Sosiologi Kesehatan: Bahan Ajar Keperawatan Gigi. 1st ed.
[ebook] Kementerian Kesehatan RI, pp.4-5. Available at:
<https://b-ok.as/book/11551674/6a9059?dsource=recommend> [Accessed 18 September
2021].

Anda mungkin juga menyukai