Romantisme
Romantisme
Novel sebagai salah satu karya sastra dapat dinilai dari berbagai sisi, baik
dari ideologi pengarang, wujud realitas kehidupan masyarakat ataupun karya
sastra sebagai ungkapan emosi penulis, sehingga terdapat beberapa nilai yang
membangun karya sastra, salah satu di antaranya ialah aliran romantisme. Aliran
romantisme merupakan aliran yang mendasarkan ungkapan perasaan sebagai
dasar perwujudan. Untuk mengungkapkan hal tersebut, sastrawan selalu berusaha
menggambarkan realitas kehidupan dalam bentuk yang seindah-indahnya dan
sehalus-halunya, sehingga terlihat tanpa cela (Kamil, 2012: 165). Aliran
romantisme hadir pada abad pertengahan di Eropa, khususnya Prancis. Dalam
sastra Arab, meski aliran ini lahir pada periode modern, namun pada prakteknya
telah lebih dulu menggunakan kata-kata yang mengungkapkan perasaan dan
emosi sejak periode jahiliyah atau Arab klasik, yang dikenal dengan tema ghazal
(Kamil, 2012:167).
Sebut saja Al-Kailani, salah seorang sastrawan muslim Mesir pada periode
modern yang dengan ideologi agama dalam karyanya, tak luput dari penggunaan
kata-kata yang mengandung unsur emosi, imajinasi, serta analogi terhadap alam
semesta yang termasuk dalam ciri romantisme, Hal ini tergambar pada salah satu
karyanya yang berjudul ar-Rajul al-Lazi Amana.
METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Secara etimologis
deskripsi analisis berarti menguraikan (Ratna, 2006: 53). Metode deskriptif
analisis merupakan suatu penelitian yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan
fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Melalui metode ini, penulis
akan mencari serta mendeksripsikan kata atau kalimat yang mengandung nilai
romantisme dalam novel ar-Rajul al-Lazi Amana karya Najib Al-Kailani, dan
diuraikan dengan dianalisis.
Sumber data penelitian adalah novel ar-Rajul al-Lazi Amana –yang
selanjutnya akan disingkat menjadi novel AAA- karya Najib Al-Kailani. Korpus
data diambil dari kutipan teks, serta penggalan percakapan yang menggambarkan
nilai romantisme. Terdapat 26 data yang mengandung nilai romantisme, yang
terdiri dari kutipan teks, serta penggalan percakapan. Hal lain yang digunakan
sebagai data pendukug untuk membantu pemahaman, penelitian ini menggunakan
novel terjemahan yang berjudul “Melodi Kaki Langit” Khalifurraman , yang
diterbitkan penerbit Navila di Yogyakarta, cetakan ke 2. Peneliti
mengidentifikasi serta menganalisis nilai romantisme yang terdapat dalam novel
ar-Rajul al-Lazi Amana, mengklasifikasi kalimat yang telah ditandai sesuai
dengan kategori dalam ciri-ciri romantisme, mengumpulkan setiap kata ungkapan
yang mengandung nilai romantisme.
ANALISIS
Makalah ini akan membahas mengenai romantisme dalam novel Ar Rajul Al
Lazi Amanna karya Najib Al-Kailani, dengan pendekatan Romantisme At-Tunji
(1999). Terdapat tujuh nilai romantisme yang diuraikan at-Tunji, meliputi: al
‘Abqariyah, al-Khayal, al-Ahlam, az-Zatiyah, ad-Din, at-Tabi’ah, dan al-Hubb.
Peneliti akan memaparkan tujuh kutipan teks yang mewakili tujuh nilai
romantisme at-Tunji yang ditemukan dalam novel ar-Rajul al-Lazi Amana. Tujuh
nilai romantis at-Tunji, yaitu:
Al-‘Abqariyyah (Jenius)
Para sastrawan aliran romantis yakin bahwa mereka adalah orang-orang
yang memiliki sifat jenius, sehingga seringkali mereka bersifat angkuh dan
berbangga diri ( At-Tunji, 1999: 499).
لكنها،و كانت هي – لذكائها – تقرأ في عينيه ما يعتمل في داخله من حب و إعجاب شديدين
(Novel كانت قد التقت في مسيرتها الفنية بكثيرين من أمثاله-– و هي ذات الخبرة الطويلة
AAA: 19)
/wa kanat hiya –lizaka’iha- taqra’ fi ‘aynayh ma ya‘tamil fi dakhilih min hubbin
wa i’jabin syadidin, lakinnaha – wa hiya zat al-khibrah at-tawilah- kanat qad
iltaqat fi masiratiha al-fanniyyah bi kasirib min amsalih
‘Tidak sulit bagi Syams untuk membaca kedua mata Iryan yang berkobar-kobar
karena cinta dan kerinduan. Sebagai penari di sebuah pub Syams sudah terbiasa
menghadapi tatapan mata para lelaki, seperti tatapan Iryan, dari tatapan yang
paling mesum sampai tatapan simpatik’ (Novel MKL: 42).
Kata yang mengandung ciri ‘abqariyah pada teks di atas terdapat pada
kata لذكائها /lizaka’iha/ dan و هي ذات الخبرة الطويلة/ wa hiya zatu al-khibrah at-
tawilah/.
Dari ungkapan tersebut terlihat bahwa tokoh Syams, sebagai seorang
penari seringkali ditatap oleh banyak mata lelaki, baik berupa tatapan mesum
maupun tatapan simpatik. Keadaan yang demikian membuat perasaan Syams tak
menentu, ada kalanya ia merasa bahwa lelaki hanya menyukai parasnya, namun
terkadang pula dengan berbagai perhatian seorang lelaki kepadanya, ia merasa
bahwa lelaki tersebut tulus mencintainya. Pengalaman hidup Syams sebagai
seorang penari membuatnya tidak ambil pusing dan tidak mudah terlena dengan
berbagai tatapan lelaki. Dari pengalamannya melihat berbagai tatapan lelaki
kepadanya, terbentuklah sikap kejeniusan yang mendorongnya untuk bersikap
lebih hati-hati dan tidak mudah terlena. Sikap kejeniusan yang ia tampakkan tidak
hanya berasal dari akan dan fikiran semata, namun juga tercipta dari hati, hati
yang dapat membedakan antara hal yang baik dan buruk, serta salah dan benar.
Al-khayal (Imajinasi)
Para sastrawan penganut aliran romantis, seringkali membenamkan diri
pada alam imajinasinya karena mereka merasa bahwa mimpi dan harapannya
mustahil untuk direalisasikan (at-Tunji, 1999: 499).
. تمنيت أن يكون لي جناحان ألطير بهما إليك.. لم أستطع الصبر،كان قلبي يتمزق أملا
(Novel AAA: 121)
/Kana qalbi yatamazzaq alaman, lam astati‘ as-sabr, tamannaytu an yakuna li
janahani li ’atir ilayk/
‘Hatiku remuk berkeping-keping, aku tak kuasa. Seandainya aku memiliki sayap
aku akan terbang secepatnya untuk menemuimu (Novel MKL: 215).
Nilai romantis dengan ciri al-Khayal terdapat pada kalimat تمنيت أن يكون
لي جناحان ألطير بهما إليك /tamannaytu an yakuna li janahani li ’atir ilayk/.
Keinginan Iryan yang bersifat imajinatif untuk memiliki sayap selaras dengan
gambaran bahwa segala sesuatu yang memiliki sayap akan mudah dan cepat
menuju tempat yang dituju seseorang, sebagaimana burung yang bebas terbang
dari satu tempat ke tempat lain atau sebagaimana pesawat dengan sayapnya dapat
memudahkan seseorang untuk berpindah dari satu kota ke kota lain. Keinginan
untuk memiliki sayap sebagaimana yang terdapat pada kutipan data di atas
merupakan ciri nilai romantis, karena sang tokoh hanyut dalam pikiran alam
bawah sadarnya untuk memenuhi keinginan yang mustahil diwujudkan.
و سأطيل إليك النظر في الحالل و أنت يقطة " و أنت،عندما نتزوج ستكونين مأل بصري
(Novel AAA: 52) و أنت تأكلين و تشربين و تتحدثين..نائمة
/‘indama natazawwaj sa takunin mala’a basari, wa sa ’ut{il ’ilayk an-nazr hiya
al-halal wa anti yaqzah, wa anti na’imah, wa anti ta’kulin wa tasyrabin wa
tatahaddasin/
‘Jika kita menikah nanti engakau akan selalu ada dalam setiap pandanganku, aku
melihat saat engkau tidu dan terbangun dari tidur, dan serta semua aktifitasmu,
aku melihat semua itu dengan pandangan yang halal’.
Teks data di atas merupakan ungkapan Iryan terhadap Syams, wanita yang
sangat dicintainya. Harapan seorang lelaki saat mencintai wanita adalah
mempersuntingnya,sehingga menjadi teman hidup yanh dapat mengobati rasa
lelah, pelukan hangat istri yang dapat menghilangkan segala penat dan letih, saat
melihat wajahnya semua rasa keluh dan kesah sirna. Sejatinya seorang lelaki tentu
menginginkan istri yang demikian, hal ini juga menjadi harapan Iryan,
sebagaimana yang diungkapkan dalam kutipan teks pada data di atas.
Az-Zatiyyah (Kepribadian)
Az-zatiyyah atau individualis merupakan kecenderungan seseorang dalam
dasar pikirannya yang memfokuskan diri terhadap dunianya sendiri (at-Tunji,
1999: 460).
Ad-Din (Agama)
Ad-din adalah suatu sistem keyakinan yang mendasar, dan menyeluruh
mengenai hakikat kehidupan yang terpusat pada tuhan. Penyair romantik
cenderung mengangkat tema agama, mereka merasa membutuhkan suatu landasan
atas pergolakan atau keyakinan serta doktrin yang ada di dalam hati mereka.
Agama dapat membawa seseorang kepada suatu perasaan atau emosi alam bawah
sadar yang dirasakan pada sesuatu yang gaib –rasa cinta yang mendalam kepada
sang pencipta (Hilal, 1955: 151). Berikut penggalan teks yang termasuk dalam
nilai romantis dengan ciri agama:
At-Tabi’ah (Alam)
Alam merupakan keseluruhan dunia atau alam semesta, yang digerakkan
oleh Dzat yang maha Agung (at-Tunji, 1999: 601). Seseorang yang memiliki ciri
romantis sangat mencintai alam dan cenderung membawa tema alam dalam
karyanya.
- و انزل على شاطئ الخليج فهو، بالد السحر و الجمال و ألاسرار،اذهب يا إريان إلى الشرق
ساحل الذهب ألاسود-كما يقولون
/kana yazunnu annahu qadim ila mintaqah sahrawiyyah badawiyyah ‘ala ar-ragm
min anna al-jami‘ akkadu lahu gaira zalik qabl, lakin zanna annahu naw‘un min
al-mubalagah wa ad-di‘ayah, wa izdadat dahsyatahu hinama sarat bihi as-
sayyarah fi as-syawari‘ al-jamilah al-marsufah an-nazifah, wa ‘ala al-janibin
mubanu fakhmah tata’allaq ka al-jawahir/
‘‘Pergilah ke Timur. Negeri indah yang penuh pesona dan misteri. Singgahlah di
pesisir teluk yang teduh. Penduduknya menyebut pesisir Emas Hitam’. (Novel
AAA:5).
Kutipan pada teks di atas merupakan kalimat yang diutarakan Carlo kepada
Iryan ketika Iryan ingin pergi ke Dubai untuk memenuhi tawaran bisnis yang
diajukan pada club band miliknya. Carlo mengungkapkan bahwa negara Timur
merupakan negara yang memiliki berbagai pesona keindahan. Hal ini terlihat pada
AL-Hubb (Emosi)
Emosi merupakan kecenderungan seseorang yang sedang terbelenggu dalam
perasaannya, baik berupa rasa cinta maupun rasa benci serta melankoli. Bagi
seseorang yang dimabuk cinta, ia hanya selalu memperhatikan orang yang
dicintainya. Baginya, cinta merupakan wujud pribadi seseorang yang tulus dan
murni (at-Tunji, 1999: 344).
Cinta datang dengan kebahagiaan, dan seringkali pergi dengan meninggalkan
kesedihan serta perih dalam hati. Saat dimabuk cinta seseorang akan merasakan
kebahagiaan, dan merana setelah mengetahui bahwa kisah cintanya tidak seindah
kisah percintaan Romeo dan Juliet. Data yang akan disajikan merupakan
ungkapan melankoli Iryan, yang merana mendapati kekasihnya sudah tidak
membutuhkannya lagi, sebagaimana penggalan teks berikut:
و.. كما تلقي بثوب رث لم تعد في حاجة إليه، ألقتنى صوفيا خارج حياتها:دمعت عيناه و قال
(Novel AAA: 8) أنا إنسان أحبها
/Dama‘at ‘aynahu wa qala: alqatni sofia kharija hayatiha, kama tulqi bi sawbin
rassin lam ta‘ud fi hajah ilayh.. wa ana insan uhibbuha/
‘Ia menangis seraya berkata: Sofia telah mencampakkanku. Baginya aku telah
menjadi pakaian rombeng, yang sudah tidak digunakan, sedangkan aku sangat
mencintainya (Novel MKL: 11).
Kutipan pada data di atas merupakan kalimat yang diutarakan Iryan kepada
ayahnya, ketika ayahnya menanyakan kemurungan yang nampak pada raut
mukanya. Kemurungan yang dialami Iryan karena putus cinta hal itu merupakan
kejadian yang teramat pahit yang dirasakannya saat itu. Ungkapan melankoli
terlihat pada ungkapannya yang menyamakan dirinya seperti baju rombeng yang
sudah tidak dipakai oleh sang pemilkinya seperti penggalan kata berikut ألقتنى
صوفيا خارج حياتها. Begitu juga keadaan Iryan saat itu, pasrah dan tak berdaya saat
Sofia, kekasihnya, mencampakkannya. Perasaan melankoli tersebut dirasakan dari
hati yang paling dalam, karena rasa cintanya kepada Sofia teramat besar. Jika ia
tidak terlalu mencintai Sofia, tentu ia tidak akan merasakan kesedihan yang
berlebih.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Romantisme yang terkandung dalam novel ar-Rajul al-Lazi Amana meliputi:
a. Al-‘Abqariyah dalam novel ini merupakan ungkapan mengenai kejeniusan
tokoh Iryan dan Syams atas pengalaman hidup yang terjadi, sehingga
membuat diri keduanya dapat mengambil pelajaran dari apa yang terjadi.
b. Al-Khayal dalam novel ini berupa imajinasi atau bayangan tokoh Iryan
mengenai keindahan Dubai serta imajinasi untuk terbang agar dapat
menemui sang kekasih.
c. Al-Ahlam atau harapan/cita-cita yang terdapat pada novel ini berupa
harapan yang digambarkan pada tokoh Syams mengenai kehidupan baru
bersama Iryan serta memiliki suami yang sempurna. Selain tokoh Syams,
Saran
Setelah melaksanakan penelitian, diharapkan kepada para peneliti
selanjutnya untuk meneliti novel ini dari sudut pandang yang berbeda selain
pendekatan romantisme, karena novel ini mengandung segi nilai kehidupan yang
menarik untuk dikaji. Selain itu, diharapkan untuk peneliti lain, agar mendalami
penelitian mengenai aliran romantisme serta ciri-cirinya pada berbagai karya
sastra.
DAFTAR RUJUKAN
An-Nassaj. 1969. fi ar-Rumanisiyyah wa al-Waqi‘iyyah. Kairo: Maktabah Gharib
At-Tunji. 1999. al-Mu’jam al Mufassal’ fi al-Adab. Lebanon: Daar el Kutub al-
Ilmiyah
Hadimadja, K Aoh. 1972. Aliran-Aliran Klasik, Romantik dan Realisme dalam
Kesusastraan. Jakarta: Pustaka Jaya
Hilal, M. Ghanimi. 1955. Ar-Rumantikiyyah. Kairo: Nahdoh Misr