Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

1. Pengertian Belajar
2. Karakteristik Proses Belajar dan Tahapan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar
3. Karakteristik Pembelajaran di Sekolah Dasar

TUTOR : Made Agus Suryadarma Prihantana, S.Pd., M.Pd

OLEH
KELOMPOK 2 :

1. G. A. Md. Cahyani Murgawantari ( 859025695 )


2. Putu Wika Bela Sandrina ( 859026056 )
3. Putu Wika Purwani ( 859026325 )
4. Ni Ketut Artini ( 859026199 )
5. Ria Oktafia Ismariyanti ( 859025742 )
6. Ni Wayan Rani Pratama Dewi ( 859025814 )

MATA KULIAH STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD


(PDGK4105)
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang

Pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) merupakan suatu pondasi untuk melanjutkan


pembelajaran ke jenjang selanjutnya. Pentingnya pembelajaran di SD harus memerlukan
pertimbangan dari berbagai pihak calon peserta didik dengan pendidikan di sekolah dasar
apalagi tentang karakter pada siswa tersebut. Setiap peserta didik pastinya memiliki karakter
dan kemampuan yang berbeda-beda, sehingga seorang pendidik harus mampu membina dan
membimbing peserta didik agar memiliki karakter yang sopan dan santun. Tahap ini
dilakukan untuk menjamin bahwa program pembelajaran akan sesuai dengan profil peserta
didik agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Maka dari itu, essay ini akan membahas
tentang pentingnya memahami karakteristik peserta didik dan cara untuk memahami
karakteristik peserta didik di sekolah dasar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian belajar?
2. Apa saja hakikat belajar?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar?
4. Bagaiman karakteristik proses belajar di Sekolah Dasar?
5. Apa saja tahapan perkembangan siswa di Sekolah Dasar?
6. Bagaimana karakteristik pembelajaran di kelas rendah?
7. Bagaimana karakteristik pembelajaran di kelas tinggi?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian belajar.
2. Menjelaskan hakikat belajar.
3. Memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.
4. Menjelaskan karakteristik proses belajar di sekolah dasar.
5. Memaparkan tahapan perkembangan siswa di sekolah dasar.
6. Menjelaskan karakteristik pembelajaran di kelas rendah.
7. Menjelaskan karakteristik pembelajaran di kelas tinggi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu proses yang harus ditempuh siswa, tetapi esensi dan
hakikatnya harus dipahami guru agar dalam pelaksanannya guru dapat mengelola dan
membimbing proses pembelajaran sesuai dengan kaidah-kaidah belajar yang efektif. Belajar
juga merupakan proses penguasaan pengetahuan sebanyak-banyaknya untuk menjadi cerdas
dan pribadi yang intelektual. Dalam belajar proses pembelajaran dilakukan secara terus
menerus dan melibatkan berbagai lingkungan yang dibutuhkan sehingga setiap individu dapat
mengalami perubahan kemajuan dan dalam pencapaian tujuan tersebut.

A. Hakikat Belajar
Ada 4 pilar yang perlu diperhatikan dalam belajar yaitu :
Belajar untuk mengetahui (learning to know) yang menjadi target dalam belajar
adalah adanya proses pemahaman sehingga proses pemahaman dapat mengantarkan siswa
untuk mengetahui substansi materi yang dipelajarinya. Belajar untuk berbuat (learning to
do) target dalam proses ini siswa diminta mampu menerapkan, mengerjakan, dan
menyelesaikan soal yang diberikan. Belajar untuk hidup bersama (learning to live together)
artinya belajar hidup bersama, target belajar siswa memiliki kemampuan untuk hidup
bersama atau mampu hidup dalam berkelompok. Belajar untuk menjadi (learning to be), yang
menjadi target dalam belajar adalah mengantarkan siswa menjadi pribadi yang utuh sesuai
dengan potensi, bakat, minat, dan kemampuannya. Semua itu harus dapat diterapkan didalam
kelas maupun diluar kelas oleh guru kepada siswanya.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu :
1. Faktor dalam diri siswa sendiri (intern) yang berpengaruh terhadap hasil belajar
diantaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, dan motivasi. Minat belajar
berkaitan dengan seberapa besar individu memiliki kesukaan terhadap materi yang
dipelajari, minat inilah yang harus dipupuk sejak dini kepada siswa.
2. Faktor dari luar diri siswa (ekstern) yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya
adalah: lingkungan fisik dan non fisik ( termasuk suasana kelas yang
menyenangkan dalam belajar) , lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga,
program sekolah, guru, dan pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah. Guru
merupakan faktor yang penting dalam proses pembelajaran dikelas. Dalam hal ini,
guru harus memiliki kompetensi dasar yang disyaratkan dalam profesi guru.

2.2 Karakteristik Proses Belajar dan Tahapan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar
Proses belajar merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam belajar untuk mengubah
perilaku yang dilakukan secara sadar yang sangat dipengaruhi oleh desain pembelajaran
ataupun strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru.
Salah satu faktor dominan dalam proses belajar adalah perkembangan siswa itu
sendiri. Siswa SD khususnya, memiliki tahapan perkembangan sesuai dengan usianya.
Strategi pembelajaran yang sistematis dan sistemik dengan menyesuaikan fase perkembangan
siswa, akan memberikan proses belajar yang baik.
A. Karakteristik Proses Belajar di Sekolah Dasar
1. Proses belajar berdasarkan Teori dan Tipe Belajar
Proses belajar yang baik adalah proses belajar yang dapat memberikan
kesmepatan pada siswa yang berpartisipasi aktif dalam mem[pelajari kejadian alam,
budaya, sosial. Proses belajar sangat dipengaruhi oleh strategi pembelajaran sehingga
proses belajar akan optimal.
a. Teori belajar
Beberapa teori belajar sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan proses
belajar di SD yaitu;
1. Teori belajar disiplin mental
Melatih daya-daya siswa sebagai proses belajar seperti mengamati,
menanggapi, mengingat, dan berpikir.
2. Teori belajar asosiasi
Menurut teori asosiasi, kegiatan pembelajaran akan efektif jika antara
guru dan siswa berinteraksi melalui stimulus dan respon sehingga membentuk
kemampuan siswa secara spesifik dan terkontrol. Hukuman (punishment) dan
ganjaran (reward) merupakan penguatan (reinforcement).
3. Teori insight
Dalam teori ini belajar adalah mengubah pemahaman siswa, perubahan
akan terjadi saat siswa aktif dalam mempelajari kejadian alam, budaya, sosial.
Itu semua ada dalam sebuah lingkungan sekitar.
4. Teori belajar Gestalt
Menurut teori belajar ini, siswa merupakan individu yang
utuh.pembelajaran selalu diberikan dalam bentuk problematikatau masalah
yang nyat yang sedang terjadi sekarang maupun masa mendatang.
b. Tipe belajar
Untuk mencapai proses dan hasil belajar yang optimal, kita perlu mengenal
teori belajar. Ada beberapa tipe belajar yang dikemukakan oleh Gagne (1970) :
1. Signal learning (belajar melalui isyarat)
2. Stimulus response learning ( belajar melalui rangsangan tindak balas)
3. Chaining learning (belajar melalui perangkaian)
4. Verbal association learning (belajar melalui perkataan verbal)
5. Concept learning (belajar melalui konsep)
6. Discrimination learning (belajar melalui aturan-aturan)
7. Rule learning (belajar melalui pemecahan masalah)
8. Problem solving learning (belajar melalui pemecahan masalah)
c. Hasil belajar
Hasil belajar merupakan kulminasi (titik puncak) suatu proses belajar dengan
ditunjukkan dengan perubahan perilaku secara menyeluruh (kognitif, afektif,
psikomotor).Perwujudan hasil belajar akan selalu berkaitan dengan evaluasi
pembelajaran. Untuk melihat kemapuan berpikir kritis dan ilmiah pada siswa SD,
dapat dikaji proses maupun hasil berdasarkan:
1) Kemampuan membaca, mengamati, menyimak informasi.
2) Kemampuan mengidentifikasi atau membuat pertanyaan berdasarkan
substansi yang dibaca
3) Kemampuan mengorganisasi hasil identifikasi (persamaan- perbedaan)
4) Kemampuan melakukan kajian menyeluruh (sudah dapat diterapkan di kela
tinggi).

B. Tahapan Perkembangan siswa sekolah dasar


Setiap siswa merupakan individu yang berkembang. Pendidikan melalui
pembelajaran memberikan kontribusi untuk mengarahkan perkembangan supaya
positif dan optimal.proses belajar harus berpusat pada kebutuhan siswa dan tuntutan
masyarakat. Perkembangan siswa sekolah dasar merupakan perkembangan masa
pertengahan yang memiliki fase unik. Tahapan perkembangannya antara lain:
1. Perkembangan fisik
Perkembangan ini berkaitan dengan perkembangan berat, tinggi badan, dan
perkembangan motorik.
2. Perkembangan sosial
Perkembangan ini berkaitan dengan pemisahan kelompok. Pada kelas tinggi,
siswa mulai melakukan tanggung jawab kelompok.
3. Perkembangan bahasa
Perkembangan ini berkaitan dengan peningkatan kemampuan tata bahasa oleh
siswa, baik perbendaharaan kata maupun analisis kata.
4. Perkembangan kognitif
Perkembangan ini berkaitan dengan kemampuan berpikir logis, misalnya
menyelesaikan tugas matematika.
5. Perkembangan moral
Perkembangan moral yang harus dimiliki siswa sekolah dasar adalah
kemampuan bertindak menjadi orang baik.bahkan, salam tahap ini dapat
ditanamkan rasa kebersamaan dan saling menghargai
6. Perkembangan ekspresif
Perkembangan ini berkaitan dengan adanya keikutsertaan anak dalam kegiatan
bermain atau seni. Alam perkembangan ini, siswa suda membina hobinya.
7. Aspek-aspek intelegensi
Dalam psikologi, aspek intelegensi antara lain:
a. Integensi linguistik (kemampuan bahasa)
b. Intelegensi logis-matematis (kemampuan memahami pola,kategori, hubungan,
simbol, kepekaan berpikir logis)
c. Intelegensi spasial (kemampuan mengamati)
d. Intelegensi musik (kemampuan untuk menikmati,memainkan, dan mengubah
musik)
e. Intelegensi fisik-kinestetik (kemampuan menggunakan motorik halus dan
kasar)
f. Intelegensi intrapribadi (kemampuan untuk memahami diri sendiri)
g. Intelegensi interpribadi (kemampuan untuk mengamati orang lain)
8. Aspek kebutuhan siswa
Secara umum ada dua kebutuhan siswa yaitu :
a. Psiko-biologis , berkaitan dengan minat, tujuan, harapan, dan masalahnya.
b. Sosial, berkaitan dengan tuntutan masyarakat.

2.3 Karakteristik Pembelajaran di Sekolah Dasar


Pembelajaran merupakan suatu upaya untuk mencapai tujuan atau kompetensi yang
harus dikuasai siswa. Kompetensi lulusan Sekolah Dasar yang harus dijadikan acuan dalam
pembelajaran adalah: 1) mampu mengenali dan menjalankan hak dan kewajiban diri, beretos
kerja, dan peduli terhadap lingkungan; 2) mampu berpikir logis, kritis, dan kreatif serta
berkomunikasi melalui beberapa media; 3) menyenangi keindahan; 4) mengenali dan
berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang diyakininya; 5) membiasakan hidup bersih,
bugar, dan sehat; dan memiliki rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air.
Proses pembelajaran perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Itu
sebabnya proses pembelajaran di Taman Kanak-kanak berbeda dengan proses pembelajaran
di Sekolah Dasar atau dengan tingkat pendidikan yang lainnya. Demikian pula proses
pembelajaran pada kelas rendah (kelas 1, 2, 3) di Sekolah Dasar karakteristik
pembelajarannya akan berbeda dengan proses pembelajaran pada kelas tinggi (kelas 4, 5, 6).
Secara umum karakteristik pembelajaran di Sekolah Dasar adalah:
1. Kelas 1 dan kelas 2 Sekolah Dasar berorientasi pada pembelajaran fakta, lebih bersifat
konkret atau kejadian-kejadian yang ada di sekitar lingkungan siswa. Dalam
kurikulum 2004 pembelajaran dilakukan dengan pendekatan tematik.
2. Kelas 3 siswa sudah dihadapkan pada konsep generalisasi yang dapat diperoleh dari
fakta atau dari kejadian-kejadian yang konkret, hal ini lebih tinggi dari kelas 1 dan 2.
3. Kelas 4, 5, dan 6 atau disebut sebagai kelas tinggi siswa dihadapkan pada konsep-
konsep atau prinsip-prinsip penerapannya.

A. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN DI KELAS RENDAH


Pembelajaran di kelas rendah dilaksanakan berdasarkan rencana pelajaran
(silabus) yang telah dikembangkan oleh guru. Pembelajaran konkret lebih sesuai
diberikan pada siswa kelas rendah (kelas 1, 2, 3) di Sekolah Dasar. Proses
pembelajaran ini harus dirancang oleh guru sehingga kemampuan siswa, bahan ajar,
proses belajar dan sistem penilaian sesuai dengan taraf perkembangan siswa. Hal lain
yang harus dipahami yaitu proses belajar harus dikembangkan secara interaktif.
Dalam hal ini guru memegang peranan penting dalam menciptakan stimulus-respons
agar siswa menyadari kejadian di sekitar lingkungannya. Sementara itu, siswa kelas
rendah di Sekolah Dasar masih banyak membutuhkan perhatian karena kurang
terfokus dalam konsentrasi, serta kurang memperhatikan kecepatan dan aktivitas
belajar sehingga hal ini memerlukan kegigihan guru untuk menciptakan proses belajar
yang lebih menarik dan efektif.
Banyak strategi belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar di kelas
rendah Sekolah Dasar, di antaranya adalah ceramah, tanya jawab, latihan atau drill,
belajar kelompok, observasi atau pengamatan. Penggunaan atau pemilihan strategi
belajar harus mempertimbangkan variabel-variabel yang terlibat dalam suatu proses
belajar-mengajar. Pengembangan sikap ilmiah pada siswa kelas rendah Sekolah Dasar
dapat dilakukan dengan cara menciptakan pembelajaran yang memungkinkan siswa
berani mengemukakan pendapat, memiliki rasa ingin mengetahui, memiliki sikap
jujur terhadap dirinya dan orang lain, dan mampu menjaga kebersihan diri dan
lingkungan.
Dalam pengembangan kreativitas siswa proses pembelajaran dapat diarahkan
supaya siswa melakukan kegiatan kreativitas yang sesuai dengan tingkat
perkembangannya, misalnya memecahkan permasalahan melalui permainan sehari-
hari. Di bawah ini adalah beberapa contoh kegiatan belajar yang dapat dilakukan
siswa Sekolah Dasar di kelas rendah.
1. Menggolongkan peran anggota keluarga.
2. Menerapkan etika dan sopan santun di rumah, sekolah dan di lingkungan.
3. Menggunakan kosa kata geografi untuk menceritakan tentang tempat.
4. Menceritakan cara memanfaatkan uang secara sederhana melalui jual beli barang dan
menabung.
5. Menceritakan masa kecilnya melalui bantuan foto maupun dari cerita orang tuanya.
6. Melakukan mekanika tubuh yang baik dalam duduk, berdiri, dan berjalan.
7. Melakukan latihan dalam meningkatkan kualitas fisik-motorik.
8. Memperagakan rangkaian gerak (ritmik) dengan musik.
9. Mengekspresikan gagasan imajinasi unsur bunyi dan gerak melalui kegiatan eksplorasi
dalam bernyanyi dan menari.
10. Mengekspresikan gagasan artistik melalui kegiatan bernyanyi dan menari.
11. Mengkomunikasikan gagasan dengan satu kalimat.
12. Mengkomunikasikan gagasan sederhana dengan lisan dan Membaca nyaring/bersuara
teks sederhana ± 300 kata.
13. Menulis dengan jelas, dan rapi. Kalimat yang didiktekan dengan menggunakan huruf
lepas dan tegak bersambung.
14. Menulis karangan pendek seperti slogan dan surat undangan, menulis menggunakan atau
disertai label, dan menulis petunjuk sesuatu permainan.
15. Menerapkan EYD dalam menulis dan menggunakan huruf kapital, untuk nama suku
bangsa, nama bahasa, dan judul karangan. Menulis tanda titik, untuk memisahkan angka,
jam, menit, dan detik.
16. Menyimak dan menceritakan kembali ragam teks sederhana;
mendeklamasikan/melagukan pantun, puisi, syair; dan membaca cerita atau buku.
17. Mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam "pengerjaan penjumlahan dan
pengurangan.
18. Mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pengerjaan bilangan.
19. Mengkomunikasikan gagasan matematika dengan simbol atau diagram.
20. Membuat dan menafsirkan model matematika dari masalah bilangan, pengukuran atau
bentuk geometri.
Dari contoh-contoh di atas tergambar bahwa pembelajaran di Sekolah Dasar tidak harus
selalu dengan ceramah atau drill saja tetapi dapat menggunakan beberapa metode mengajar
yang memungkinkan siswa beraktivitas tinggi dalam belajar. Itu sebabnya guru harus kaya
akan pengalaman dan kemampuan mengajar agar sasaran belajar dapat dicapai melalui
pembelajaran di sekolah.
Dalam kurikulum SD tahun 2004 dianjurkan menggunakan pembelajaran sensorik pada
kelas 1 dan 2 Sekolah Dasar. Pembelajaran tematik merupakan strategi pembelajaran untuk
memberikan pengalaman bermakna kepada siswa dengan melibatkan beberapa mata
pelajaran. Prioritas pembelajaran tematik adalah terciptanya pembelajaran bersahabat,
menyenangkan, dan bermakna. Karakteristik pembelajaran tematik adalah pada siswa,
fleksibel tidak ada pemisahan mata pelajaran dan dapat mengembangkan bakat sesuai minat
siswa, menumbuhkembangkan kreativitas siswa, kemampuan sosial, belajar bertahan lama,
dan menumbuhkan kemampuan memecahkan masalah.

B. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN DI KELAS TINGGI


Esensi proses pembelajaran di kelas tinggi (kelas 4, 5, 6) adalah suatu pembelajaran
yang dilaksanakan secara logis dan sistematis untuk membelajarkan siswa tentang konsep
dan generalisasi sehingga penerapannya (menyelesaikan soal, menggabungkan,
menghubungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat, dan membagi).
Banyak strategi belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar di kelas tinggi
Sekolah Dasar, di antaranya ceramah, tanya jawab, latihan atau drill, belajar kelompok,
observasi atau pengamatan, inkuiri, pemecahan masalah, dan diskaveri. Siswa dapat
dibimbing dengan menggunakan pembelajaran konstruktivis yaitu mencari, menemukan,
menggolongkan, menyusun, melakukan, mengkaji dan menyimpulkan sendiri atau
berkelompok dari substansi yang dipelajarinya.
Menurut Piaget, siswa kelas 6 SD yang telah mencapai usia 11 tahun. telah
memahami fase perkembangan operasional formal. Artinya suatu perkembangan kognitif
yang menunjukkan bahwa siswa sudah memiliki kemampuan berpikir tinggi atau berpikir
ilmiah. Dengan demikian pada kelas 6 bahkan mulai dari kelas 5 kita sudah dapat
menggunakan pendekatan ilmiah.
Pengembangan sikap ilmiah pada siswa kelas tinggi di Sekolah Dasar dapat dilakukan
dengan cara menciptakan pembelajaran yang memungkinkan siswa berani berargumentasi
dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mendorong siswa supaya memiliki rasa ingin
mengetahui, memiliki sikap jujur terhadap dirinya dan orang lain. Pembelajaran di kelas
tinggi menghadapkan siswa pada konsep dan generalisasi, hingga penerapannya yaitu
meliputi menyelesaikan tugas-tugas, menggabungkan, menghubungkan, memisahkan,
menyusun, mendesain, mengekspresikan, menderetkan, menafsirkan, memprediksi,
menyimpulkan, dan mengumpulkan data. Demikian pula dalam pengembangan sikap ilmiah,
dalam proses pembelajaran diupayakan agar siswa mampu melakukan pemecahan masalah
melalui kerja saintifik, menghasilkan teknologi bermanfaat yang ramah lingkungan, serta
melakukan kreativitas yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Kita dapat
meningkatkan sikap ilmiah siswa dengan memperhatikan saling keterkaitan antarsains,
teknologi, lingkungan, dan masyarakat yang produktif dan ekonomis. Di bawah ini ada
beberapa contoh kegiatan belajar yang dapat dilakukan siswa di kelas tinggi Sekolah Dasar:
1. Mendeskripsikan aturan-aturan yang berlaku di keluarga.
2. Membandingkan kelompok-kelompok sosial di masyarakat.
3. Menyajikan hubungan antara sumber daya alam ekonomi setempat.
4. Melakukan diskusi kelompok tentang jual-beli.
5. Menafsirkan peninggalan-peninggalan sejarah.
6. Melakukan latihan untuk meningkatkan kualitas fisik-motorik.
7. Memperagakan berbagai keterampilan yang dihubungkan dengan keselamatan diri.
8. Memperagakan rangkaian gerak dengan alat musik.
9. Melakukan kegiatan penjelajahan ke perkampungan di sekitar sekolah.
10. Mencoba mengubah pola gerak dari irama dalam rangkaian variasi gerak.
11. Mendesain model konstruksi.
Dari contoh-contoh di atas tergambar bahwa pembelajaran di Sekolah Dasar
khususnya kelas tinggi banyak menggunakan pembelajran yang berbasis masalah,
menggunakan pendekatan konstruktivitas, melakukan aktivitas menyelidiki, meneliti dan
membandingkan. Karakteristik pembelajaran di Sekolah Dasar pada kelas tinggi terlihat
bahwa selain dituntut tingginya aktivitas siswa, kemampuan siswa dalam melakukan
pemecahan masalah dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Karakteristik perkembangan peserta didik di sekolah dasar dapat dipilah menjadi dua
macam yaitu perkembangan pada aspek jasmaniah dan perkembangan pada aspek mental.
Pada aspek jasmaniah, peserta didik telah memiliki kematangan sehingga mampu mengontrol
tubuh dan keseimbangannya. Pada aspek mental peserta didik meliputi perkembangan
intelektual, bahasa, sosial, emosi, dan moral keagamaan.
Pendidik diharuskan untuk memahami karakteristik peserta didik, karena dengan
pemahaman karakteristik peserta didik akan memudahkan pendidik untuk menentukan
tujuan, metode, media pembelajaran, dan materi pelajaran yang dapat digunakan untuk
memfasilitasi proses belajar mengajar. Untuk memahami karakteristik peserta didik, pendidik
dapat melakukan cara observasi, wawancara, dan pre-tes. Pendidik perlu memperhatikan
beberapa faktor karakteristik peserta didik yang meliputi: 1) karakteristik umum; 2)
kompetensi/kemampuan awal; 3) gaya belajar; dan 4) motivasi.
3.2 Saran
Dari penjelasan karakteristik pembelajaran di Sekolah Dasar guru perlu menggunakan
model atau strategi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa di kelas rendah dan kelas
tinggi, karena masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda. Sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan tepat sasaran.
Daftar Pustaka

Oemar Hamalik. (1986). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Martina.


https://www.kompasiana.com/ika83668/5fc4b63ad541df14a2200073/pentingnya-memahami-
karakteristik-peserta-didik-sekolah-dasar?page=all&page_images=1

Anda mungkin juga menyukai