Anda di halaman 1dari 15

Audit Sektor Publik

Kelompok 1 :
Azhar
Daniel Theodore Pratama 1910112106
Dito
Muhammad Ilyas 1910112187
Najib 1910112215
SITUASI

Dalam LRA unaudited TA 20X1 Kementerian A, disajikan Realisasi Belanja Modal Rp75 Miliar yang
terdiri dari: 1) Belanja Modal Gedung Rp60 Miliar yang terdiri dari 5 kontrak pembangunan gedung
kantor perwakilan @Rp8 Miliar dan 4 kontrak pembangunan gedung kantor pelayanan @5 Miliar; 2)
Belanja Modal Peralatan dan Mesin Rp15 Miliar yang terdiri dari 5 kontrak pengadaan mesin kantor
perwakilan @Rp2 Miliar dan 4 kontrak pengadaan mesin kantor pelayanan @Rp1,25 Miliar. Seluruh
pengadaan telah dibayar kepada rekanan penyedia barang/jasa pada 20X1, dan digunakan oleh
masing-masing kantor. Kantor perwakilan berlokasi di ibukota provinsi yang relatif maju dan kantor
pelayanan terletak di ibukota kabupaten yang relatif masih terbelakang. Sesuai ketentuan, dokumen
belanja dilengkapi juga dengan laporan kemajuan pekerjaan, berita acara pemeriksaan dan serah
terima barang, dan bukti pemenuhan kewajiban perpajakan. Dalam Neraca unaudited per 31 Des
20X1, tersaji Aset Tetap Rp1.215 Miliar meningkat dari tahun sebelumnya yang tersaji Rp1.150 Miliar.
Beban Penyusutan dalam LO meningkat Rp11,7 Miliar. Seluruh Aset Tetap disusutkan dengan metode
garis lurus selama 5 tahun dengan nilai sisa 10% dari nilai perolehan. Pada 20 Februari, plafon
gedung kantor pelayanan di Kabupaten Z runtuh karena pengggunaan kayu yang seharusnya baja
sebagai kerangka atap. Pekerjaan kerangka atap dan plafon bernilai Rp500 juta.
Pengujian
Pengendalian
Menghimpun dan mendokumentasikan pemahaman
struktur pengendalian intern
Terkait belanja modal hal ini dapat dilakukan dengan cara memelajari
kebijakan dan prosedur pengelolaan belanja modal. melakukan
interview dengan petugas/pejabat yang berwenang terkait
pengeluaran belanja modal. melakukan review dokumen pengeluaran
belanja modal secara uji petik, dan periksa apakah dokumen Sumber
pencatatan Belanja Modal telah diverifikasi oleh petugas/pejabat
yang berwenang sebelum diinput dalam SAS, SAIBA dan aplikasi
SIMAK BMN.
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji asersi penilaian,
kelengkapan, ketepatan, dan penyajian
Menetapkan risiko pengendalian berdasarkan pengujian
pengendalian yang dilakukan menghimpun pemahaman struktur
pengendalian intern
Terkait hal ini, hal ini dapat dilakukan dengan cara memelajari
peraturan perundangan/ketentuan persyaratan yang harus dipenuhi
untuk personel yang terlibat dalam pengadaan barang jasa.
melakukan wawancara dengan panitia pengadaan, PPK, petugas ULP,
dan PPHP terkait persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk
personel yang terlibat dalam pengadaan barang jasa. melakukan
review dokumen secara uji petik untuk melihat apakah kualifikasi
tersebut terpenuhi.
Tujuan dari melakukan hal tersebut ialah untuk menguji asersi
kelengkapan dan klasifikasi
Menentukan kemungkinan dapat tidaknya dilakukan pengurangan
lebih terhadap tingkat risiko pengendalian yang telah dilakukan

Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan


personel pada unit akuntansi untuk mengetahui prosedur rekonsiliasi
anggaran belanja modal antar UAKP dan KPPN. Dapatkan berita acara
rekonsiliasinya dan lakukan review dokumen untuk memastikan proses
rekonsiliasi tersebut telah dilakukan
Hal ini dilakukan untuk menguji asersi kelengkapan dan klasifikasi
Melaksanakan Pengujian Pengendalian tambahan
untuk memperoleh bukti tambahan
Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara Apabila Laporan Hasil Rekonsiliasi
menunjukkan perbedaan antara SAU dan SAI, memastikan unit akuntansi
terkait telah menindaklanjuti perbedaan tersebut berdasarkan data-data yang
valid, antara lain sbb:
a. melakukan pengecekan ke dokumen sumber (SSBP);
b. memperbaiki data sesuai dengan hasil pengecekan;
c. melakukan posting ulang, dan
d. mengirimkan data yang telah diperbaiki melalui aplikasi e-rekon
Tujuannya ialah untuk menguji asersi kelengkapan dan klasifikasi
PEMILIHAN SAMPEL UJI SUBSTANTIF

Asumsi sampel sebesar 51% dari nilai Belanja Modal, maka nilai sampel
Rp38,25 Miliar (51% x 75 Miliar). Berdasarkan pemahaman risiko: kantor
pelayanan lebih berisiko karena ibukota kabupaten yang relatif lebih
terbelakang dan ada kejadian plafon runtuh. Maka kantor pelayanan lebih
diprioritaskan untuk disampel. Misalnya sampel ditetapkan:
➔ 3 kontrak gedung kantor pelayanan (15 Miliar)
➔ 2 kontrak gedung kantor perwakilan (16 Miliar)
➔ 3 kontrak mesin kantor pelayanan (3,75 Miliar)
➔ 2 kontrak mesin kantor perwakilan (4 Miliar)

Dari kontrak tersebut , sehingga total Rp38,75 Miliar (sudah melebihi


51%). Pertimbangkan kantor perwakilan yang disampel adalah yang
paling dekat dengan kantor pelayanan yang disampel (cost – benefit).
Pengujian
Substantif
PENGUJIAN SUBSTANTIF BELANJA
MODAL
Vouching nilai Realisasi Belanja Modal kepada catatan dan bukti belanja (bukti
pembayaran dan kontrak). Rekomputasi nilai pembayaran dan nilai kewajiban
pajak rekanan, bandingkan dengan kemajuan pekerjaan. Konfirmasi kepada
rekanan tentang penerimaan pembayaran, bandingkan dengan rekening
koran. Konfirmasi kepada kantor Kas Negara tentang pemenuhan kewajiban
perpajakan oleh rekanan. Pengujian fisik pekerjaan bangunan dan mesin
kantor, prioritaskan pada pekerjaan rangka atap.
PENGUJIAN SUBSTANTIF ASET TETAP

Prosedur analitis horizontal antara nilai realisasi Belanja Modal dengan nilai
penambahan Aset Tetap. Tracing bukti Belanja Modal, khususnya Berita Acara
Pemeriksaan dan Serah Terima Pekerjaan beserta dokumen Kontrak, ke
catatan dan Neraca untuk uji asersi kelengkapan/completeness. Pengujian
pengungkapan dalam CaLK, memastikan Aset Tetap yang baru telah
diklasifikasikan dengan akurat dan memuat informasi lokasi, spesifikasi,
rincian nilai masing-masing item.
PENGUJIAN SUBSTANTIF BEBAN
PENYUSUTAN
Prosedur analitis horizontal antara nilai penambahan aset tetap berdasarkan
daftar aset tetap dan kebijakan penyusutan. Pengujian pengungkapan dalam
CaLK, memastikan rincian dan klasifikasi beban penyusutan sesuai jenis aset
tetap
konsep Temuan
Pemeriksaan dan konsep
Koreksi Pembukuan
1. Aset Tetap Kurang Saji Rp10 Miliar seharusnya tersaji Rp1.225
miliar dalam Neraca Unaudited per 31 Des 20X1 (1.150 Miliar +
75 Miliar)

2. Beban Penyusutan kurang saji Rp1,8 Miliar dalam LO yaitu Rp13,5


Miliar (75 Miliar x 90%/5) - Rp11,7 Miliar)

3. Indikasi kerugian rangka atap dan plafon gedung kantor


pelayanan di Kabupaten z senilai Rp500 Juta karena
penyimpangan spesifikasi bahan rangka atap oleh tekanan yang
seharusnya baja namun terpasang kayu
Terimakasih!

Anda mungkin juga menyukai