OLEH :
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
Telah Diperiksa , Dievaluasi Dan Disetujui Oleh Dosen Koordinator Stase Asuhan Kebidanan
Koordinator Stase
Mengetahui
Emi Br Barus,SST,M.Keb
NIDN: 0113118702
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
diatasi sendiri oleh orang yang bersangkutan dalam hal ini adalah konseli.
melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang
sedang mengalami suatu masalah (klien) yang bermuara teratasinya masalah yang
pranikah untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, masing-masing
dasar-dasar yang dibutuhkan untuk kehidupan pernikahan yang bahagia dan produktif
(Aulia,2020)
reproduksi secara khusus. Dari segi pelayanan yang masih terbatas pada tenaga
pada saat melahirkan,bayi yang lahir dari ibu yang usianya dibawah 20 tahun bisa
menghadapi risiko 50% lebih tinggi mengalami stillbirth (lahir mati) atau bayi
meninggal dalam beberapa minggu pertama dibandingkan dengan bayi yang lahir
dari ibu yang berusia 20-29 tahun. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang berusia
dibawah 20 tahun lebih cenderung memilki berat badan lahir rendah dengan efek
dalam persiapan menghadapi sesuatu, dalam konteks ini adalah persiapan mental
untuk calon pasangan suami istri menuju pernikahan agar mereka siap lahir
maupun batin
Oleh sebab itu penting bagi pasangan suami istri untuk mempersiapkan
psikologis yang matang baik suami atau istri akan mengalami kesulitan dalam
mereka nantinya(Juhar,2018)
Konseling pra nikah yang bertujuan atau dimaksudkan
masalah dan tantangan yang akan muncul dalam rumah tangga mereka dan
B. Tujuan
TINJAUAN LITERATUR
dan meningkatkan hubungan pasangan yang akan menikah. Konseling pranikah juga dikenal
edukatif pranikah dan terapi pranikah. Konseling pranikah dimaksudkan untuk membantu
pasangan calon pengantin untuk menganalisis kemungkinan masalah dan tantangan yang
akan muncul dalam rumah tangga mereka dan membekali mereka kecakapan untuk
calon suami dan calon isteri oleh seorang konselor professional, sehingga mereka
dapat berkembang dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya melalui cara-cara
yang menghargai, toleransi dan dengan komunikasi yang penuh pengertian, sehingga tercapai
Yang membuat pernikahan bahagia bukan tingkat kecocokan seseorang dengan pasangan,
tetapi seberapa besar kemampuan dan kesediaan seseorang untuk mengatasi ketidakcocokan.
Ketidakjelasan antara yang ideal (apa seharusnya) dan yang aktual (apa adanya) memang
pernikahan yang sukses. Mengajukan pertanyaan yang tepat kepada pasangan (sebelum
menikah) bisa menjadi alternatif solusi melanggengkan perkawinan yang sehat, serasi
dan bahagia.
Saat seseorang mencari pasangan, ia harus menyadari bahwa tidak ada seseorang
yang sempurna, setiap orang pasti memiliki kesalahan dan kelemahan. Indahnya pernikahan
justru dikala menemukan suami atau isteri yang dapat menjadi teman dalam pencarian
spiritual, mitra membangun hidup dan pelipur meskipun dia mempunyai kelemahan. Untuk
mengatisipasi hal ini, harus ada semacam konseling pernikahan atau konseling
pranikah(Hafisa,2018)
Secara khusus, tujuan pmberian layanan konseling pranikah ialah untuk membantu
ketakwaan kepada Allah swt, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, teman dan
masyrakat
2. Memiliki akhlakul karimah sebagai calon ibu dan calon ayah dan melaksanakan serta
4. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang
5. Memiliki sikap positif atau respect terhadap diri sendiri dan pasangan maupun orang
lain
Menurut kamus umum bahasa Indonesia, cinta adalah rasa sangat suka ataupun rasa
sangat kasih atau sangat tertarik hati. Cinta merupakan salah satu syarat untuk
cinta memiliki 3 unsur yaitu keterikatan, keintiman, dan kemesraan Yang dimaksud
dengan keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala
prioritas untuk dia, tidakmau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia. Keintiman
yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara
2. Konflik Pribadi
menikah, yaitu:
a. Ekonomi Persoalan ekonomi seringkali menjadi masalah serius pasangan yang
ekonomi ini seringkali pasangan calon pengantin tidak berani memutuskan untuk
menikah
b. asangan belum bekerja Masalah yang terkait dengan persoalan ekonomi juga yaitu
pasangan yang belum bekerja tetapi sudah ingin menikah. Pasangan yang belum
pernikahan
muncul ketika laki-laki tersbut tidak bertanggung jawab, salah satu pasangannya
d. Terlambat menikah Jodoh adalah rahasia Allah. Tidak semua orang mudah
terlewat begitu saja sehingga mengalami kesulitan mencari pasangan ketika usia
e. Status palsu Masalah yang sering muncul pranikah yang lain adalah adanya status
palsu, mengaku perjaka ternayat punya anak enam atau masih terikat pernikahan
reproduksi pasangan tidak mengetahui alat kontrasepsi, masa subur dan persoalan
1. Asas kabahagiaan dunia akhirat Perkawinan bukan saja merupakan sebuah sistem
hidup yang diatur oleh Negara tetapi juga merupakan sistem kehidupan yang syarat
terselesaikannya masalah sekarang ini dan mendapatkan kebaikan pula dari sisi
tuntunan agama
2. Asas komunikasi dan musyawarah Komunikasi menjadi hal yang sangat penting
dalam kehidupan keluarga. Banyaknya masalah yang muncul sering kali karena
komunikasi yang terjalin antara anggota keluarga tidak harmonis. Karenanya dalam
melakukan komunikasi dalam musyawarah antar kedua belah pihak harus dilakukan
3. Asas sabar dan tawakal Segala permasalahan dalam rumah tangga pada dasarnya
dicari penyelesainnya dengan baik. Kuncinya adalah usaha dari suami isteri untuk
terus mencari jalan keluar dan berpasrah diri kepada Allah. Konselor dapat membantu
pasangan untuk tetap tegar dan berusaha mencari solusi terbaik dari setiap masalah
yang ada
E. Aspek yang perlu diasesmen
Menurut Wilis,2019 Aspek yang perlu diasesmen dan dipahami konselor jika melakukan
mereka mengetahui satu sama lain. Misalnya mengenai pembicaraan tentang nilai,
2. Perbandingan Latar Belakang Pasangan Kesetaraan latar belakang lebih baik dalam
penyesuaian pernikahan dari pada latar belakang yang berbeda. Konselor perlu
bagaimana sikap mertua dan sanak keluarga terhadap keluarga nantinya. Sikap
keuangan keluarga yang hendak disusun dan apa yang dipersiapkan menjelang
pernikahan.
5. Sifat Prokreatif Menyangkut sikap mereka terhadap hubungan seksual dan sikapnya
emosionalnya secara usia kronologis, kesehatan secara fisik dan mental, serta faktor-
faktor genetik
mempersiapkan diri untuk menetapkan pilihan yang tepat sehubungan dengan rencana
pernikahanya Langkah konseling yang dapat dilakukan dalam konseling pranikah yang
sesuai dengan konseling keluarga dan perkawinan menurut Capuzzi dan Gross adalah
sebagai berikut
2. Tahap keterlibatan (the joining), adalah tahap keterlibatan bersama klien. Pada tahap
ini konselor mulai menerima klien secara isyarat (nonverbal) maupun secara verbal,
3. Tahap menyatakan masalah, yaitu menetapkan masalah yang dihadapi oleh pasangan.
Maka, masalahnya harus jelas, siapa yang bermasalah, apa indikasinya, apa yang
masalah. Pada tahap ini anggota keluarga mendapatkan informasi yang diperlukan
keluarga berinteraksi dengan cara-cara yang dapat diikuti (pelan, sederhana, detail
6. Tahap penentuan tujuan, tahap yang dicapai klien telah mencapai perilaku yang
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN DATA
A. Data Subyektif
Identitas
Nama Ibu : Nn. G Nama Suami : Tn. D
Umur : 24 tahun Umur : 30 tahun
Suku/bangsa : batak Suku/bangsa : batak
Agama : kristen Agama : kristen
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : wiraswasta Pekerjaan : PNS
Status Pernikahan : sah Status Pernikahan : sah
Alamat rumah : Jl. Tuntungan Alamat rumah : Tuntungan II
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran :composmentis
c. Emosional : stabil
d. Tanda-tanda vital :
TD : 120/80 mmHg Nadi :80 x/menit
Suhu : 36,0 0 C Pernafasan : 22x/menit
e. Berat badan :50
f. Tinggi badan : 160
2. Riwayat Kesehatan Sebelumnya
a. Hepatitis : tidak ada
b. Herpes : tidak ada
c. Rubella : tidak ada
d. Pengunaan Obat-obatan terlarang : tidak ada
3. Persiapan Gizi
a. Tablet tambah darah : ada
b. Asam Folat : ada
4. Pemeriksaan Psikologis : ada
5. Pemberian Vaksin
a. Tetanus Toxoid (TT) I-V : ya
b. Human Papilloma Virus (HPV) : ya
c. Varicella/ Cacar : ya
d. Hepatitis A dan B : ya
e. Measles Mumps Rubella (MMR) : ya
6. Pemeriksaan Kesehatan
a. HIV/AIDS : non reaktif (-)
b. Golongan darah/ Rhesus : ya
c. Gula darah sewaktu : ya
d. Thalasemia : ya
e. Hepatitis B dan C : ya
f. TORCH : ya
g. Pemeriksaan Urine : ya
h. IMS : non reaktif (-)
i. Tuberkolosis : ya
j. Sperma : ya
k. Hormone tiroid (TSH) : ya
l. Pemeriksaan Gigi : ya
m. Lipid : ya
Diagnosis :
Tidak ada
Tidak ada
V. INTERVENSI
VI. IMPLEMENTASI
1. menjelaskan hasil pemeriksaan pada kedua calon pengantin bahwa secara umum
keadaan mereka baik, TTV dalam batas normal, hasil pemeriksaan laboratorium
keputihan yang fisiologis menganjurkan klien agar sering mengganti celana dalam ,
menggunakan celana dalam yang menyerap keringat , klian mengerti dan bersedia
melakukan.
Rencana setelah menikah (Kebutuhan KB) dan dukungan dukungan dari keluarga
terhadap pernikahan.
4. menganjurkan pasangan usia subur untuk mengkonsumsi asam folat minimal 1 bulan
sebelum hamil agar indung telur yang dihasilkan berkualitas selain itu asam folat juga
mampu menurunkan resiko gangguan metabolisme DNA yang bisa saja terjadi.
VII. EVALUASI
1. Calon ayah dan ibu (calon pengantin) dapat menjelaskan kembali mengenai
2. calon ayah dan ibu (calon pengantin) dapat menjelaskan kembali hasil konseling yang
Subyektif
1. calon ayah dan ibu (calon pengantin) dapat menjelaskan kembali hasil konseling yang
bidan yaitu persiapan pranikah secara psikologis , KIE tentang kesehatan reproduksi
Obyektif
1. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan umum
Kesadaran :composmentis
Emosional : stabil
Tanda-tanda vital :
Analisa :
PUS telah mengetahui tentang persiapan pranikah sesuai wewenang bidan dan
PEMBAHASAN
Pasangan Usia Subur NY.G dan Tn.D telah mendapatkan pemeriksaan bahwa secara
umum keadaan mereka baik, TTV dalam batas normal, hasil pemeriksaan laboratorium dalam
batas normal kedua catin mengerti penjelasan yang diberikan. Telah mengerti dan mau
melaksanakan tentang KIE kesehatan reproduksi. Telah siap secara psikologis pernikahan yaitu
Persiapan mental menuju pernikaha, Rencana setelah menikah (Kebutuhan KB) dan dukungan
dukungan dari keluarga terhadap pernikahan. Dan bersedia serta telah untuk mengkonsumsi
asam folat minimal 1 bulan sebelum hamil agar indung telur yang dihasilkan berkualitas selain
itu asam folat juga mampu menurunkan resiko gangguan metabolisme DNA yang bisa saja
PENUTUP
menyediakan informasi mengenai pernikahan yang dapat bermanfaat untuk mempertahankan dan
meningkatkan hubungan pasangan yang akan menikah. Konseling pranikah juga dikenal dengan
nama program persiapan pernikahan, pendidikan pranikah, konseling edukatif pranikah dan
terapi pranikah. Secara umum, konseling pranikah bertujuan agar individu mempersiapkan dan
jenjang pernikahan, menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga dan masyarakat, serta
mengatasi hambatan dan kesulitan menghadapi jenjang pernikahan. Dan secara khusus, salah
satu tujuan konseling pranikah ialah untuk memiliki sikap positif atau respect terhadap diri
sendiri dan pasangan maupun orang lain. Persoalan-persoalan yang berkaitan dengan konseling
pranikah ialah cinta dan komitmen serta konflik pribadai yang meliputi ekonomi, pasangan
belum bekerja, hamil di luar nikah, terlambat menikah, status palsu dan minim pendidikan seks
Pasangan Usia Subur NY.G dan Tn.D telah mendapatkan pemeriksaan bahwa secara
umum keadaan mereka baik, TTV dalam batas normal, hasil pemeriksaan laboratorium dalam
batas normal kedua catin mengerti penjelasan yang diberikan. Telah mengerti dan mau
melaksanakan tentang KIE kesehatan reproduksi. Telah siap secara psikologis pernikahan yaitu
Persiapan mental menuju pernikaha, Rencana setelah menikah (Kebutuhan KB) dan dukungan
Dan bersedia serta telah untuk mengkonsumsi asam folat minimal 1 bulan sebelum hamil
agar indung telur yang dihasilkan berkualitas selain itu asam folat juga mampu menurunkan
resiko gangguan metabolisme DNA yang bisa saja terjadi.serta bersedia datang ke bidan bila ada
keluhan
DAFTAR PUSTAKA
Aulia Nurpratiwi, “Pengaruh Kematangan Emosi Dan Usia Saat Menikah Terhadap
Kepuasan Pernikahan Pada Dewasa Awal. Skripsi, Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta, 2020
Faizah Noer Laela, “Konseling Perkawinan sebagai salah satu Upaya Membentuk
Keluarga Bahagia”. Bimbingan dan Konseling Islam. Vol. 2, Nomor 1, Juni 2012.
Hafisa Idayu, Konseling Pranikah dalam Upaya Meningkatkan Kesiapan Mental Menuju
Kelarga Sakinah Pada Mahasiswi Psikologi Semester VIII Sunan Ampel Surabaya. Skripsi,
FDIK UIN Sunan Ampel Surabaya, Surabaya, 2018.
Juhar, “ Persiapan Perkawinan ditinjau Dari Segi Biologis dan Psikologis”, dalam
http//bdkpadang.kemenag.co.id/artikel. Diambil tanggal 14 Desember 2018, pukul 09.31.