Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEBIDANAN PADA PRANIKAH

OLEH :

1. Duma Sari Siregar 2113103

2. Nurhatimah Nasution 2113118

3. Mila Hariyani harahap 2113119

4. Rita Herawati 2113120

5. Efrida Hapni Harahap 2113121

6. Nani Novita Nainggolan 2113123

7. Pasrahidayanti Hia 2113136

8. Rosmani Zendrato 2113137

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

INSTITUT KESEHATAN SUMATERA UTARA

TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

Telah Diperiksa , Dievaluasi Dan Disetujui Oleh Dosen Koordinator Stase Asuhan Kebidanan

pada Pranikah Tahun 2022

Koordinator Stase

Meli Doloksaribu ,S.Tr.Keb,M.Keb Dewi Handayani, SST,M.Kes

Mengetahui

Ka. Prodi Kebidanan Program Pendidikan Profesi Bidan INKES SUMUT

Emi Br Barus,SST,M.Keb

NIDN: 0113118702
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Konseling merupakan kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan

semua pengalaman-pengalaman difokuskan pada masalah-masalah tertentu untuk

diatasi sendiri oleh orang yang bersangkutan dalam hal ini adalah konseli.

Konseling dapat diartikan sebagai proses pemberian bantuan yang dilakukan

melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang

sedang mengalami suatu masalah (klien) yang bermuara teratasinya masalah yang

dihadapi klien (Aulia,2020).

Sedangkan konseling pranikah merupakan konseling yang

diselenggarakan untuk calon mempelai sebelum menikah. Dalam Latipun, Brammer

dan Shostrom mengemukakan tujuan konseling pranikah adalah membantu patner

pranikah untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, masing-masing

pasangan, dan tuntunan-tuntunan perkawinan. Tujuan tersebut tampaknya bersifat

jangka pendek, sedangkan jangka panjang sebagaimana dalam Latipun

mengemukakan H. A Otto, yaitu membantu pasangan pranikah untuk membangun

dasar-dasar yang dibutuhkan untuk kehidupan pernikahan yang bahagia dan produktif

(Aulia,2020)

Persiapan pranikah yang dilakukan di Indonesia masih sebatas pemberian

imunisasi TT belum terkait dengan pemberian edukasi tentang kesehatan

reproduksi secara khusus. Dari segi pelayanan yang masih terbatas pada tenaga

professional yang memberi edukasi kurangnya pengetahuan para calon pasangan


sehingga memungkinkan tidak dilakukanya penundaan kehamilan,padahal

kehamilan diusia kurang dari 20 tahun bisa memunculkan berbagai komplikasi

pada saat melahirkan,bayi yang lahir dari ibu yang usianya dibawah 20 tahun bisa

menghadapi risiko 50% lebih tinggi mengalami stillbirth (lahir mati) atau bayi

meninggal dalam beberapa minggu pertama dibandingkan dengan bayi yang lahir

dari ibu yang berusia 20-29 tahun. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang berusia

dibawah 20 tahun lebih cenderung memilki berat badan lahir rendah dengan efek

risiko jangka panjang (Juhar,2018).

Kematangan psikologis merupakan suatu titik kematangan psikis untuk

menerima dan mempraktekan tingkah laku tertentu. Kematangan psikologis sebagai

suatu kemauan/keinginan tertentu yang tergantung pada tingkat

kematangan, pengalaman, dan emosi.

Kematangan psikologis merupakan emosi yang matang pada seseorang

dalam persiapan menghadapi sesuatu, dalam konteks ini adalah persiapan mental

untuk calon pasangan suami istri menuju pernikahan agar mereka siap lahir

maupun batin

Oleh sebab itu penting bagi pasangan suami istri untuk mempersiapkan

kondisi psikologis sebelum memutuskan untuk menikah, karena faktor psikologis

merupakan landasan penting dalam mencapai keluarga sakinah. Tanpa persiapan

psikologis yang matang baik suami atau istri akan mengalami kesulitan dalam

menghadapai berbagai kemungkinan yang terjadi pada kehidupan rumah tangga

mereka nantinya(Juhar,2018)
Konseling pra nikah yang bertujuan atau dimaksudkan

untuk membantu pasangan calon pengantin untuk menganalisis kemungkinan

masalah dan tantangan yang akan muncul dalam rumah tangga mereka dan

membekali mereka kecakapan untuk memecahkan masalah termasuk dalam

menentukan keinginan keluarga berencana atau penundaan kehamilan

B. Tujuan

C. Mahasiswa Mampu memberikan konseling pranikah pada pasangan catin untuk

pemberian layanan konseling pranikah sebagai persiapan diri menuju pernikahan


BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Pengertian Konseling Pranikah

Konseling pranikah adalah pelatihan berbasis pengetahuan dan keterampilan yang

menyediakan informasi mengenai pernikahan yang dapat bermanfaat untuk mempertahankan

dan meningkatkan hubungan pasangan yang akan menikah. Konseling pranikah juga dikenal

dengan nama program persiapan pernikahan, pendidikan pranikah, konseling

edukatif pranikah dan terapi pranikah. Konseling pranikah dimaksudkan untuk membantu

pasangan calon pengantin untuk menganalisis kemungkinan masalah dan tantangan yang

akan muncul dalam rumah tangga mereka dan membekali mereka kecakapan untuk

memecahkan masalah (Hafisa,2018)

Konseling pranikah ( premarital counseling) merupakan upaya untuk membantu

calon suami dan calon isteri oleh seorang konselor professional, sehingga mereka

dapat berkembang dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya melalui cara-cara

yang menghargai, toleransi dan dengan komunikasi yang penuh pengertian, sehingga tercapai

motivasi keluarga, perkembangan, kemandirian dan kesejahteraan seluruh anggota keluarga.

Yang membuat pernikahan bahagia bukan tingkat kecocokan seseorang dengan pasangan,

tetapi seberapa besar kemampuan dan kesediaan seseorang untuk mengatasi ketidakcocokan.

Ketidakjelasan antara yang ideal (apa seharusnya) dan yang aktual (apa adanya) memang

tidak pernah berujung. Statistik memperlihatkan perlunya menemukan kiat menempuh

pernikahan yang sukses. Mengajukan pertanyaan yang tepat kepada pasangan (sebelum
menikah) bisa menjadi alternatif solusi melanggengkan perkawinan yang sehat, serasi

dan bahagia.

Saat seseorang mencari pasangan, ia harus menyadari bahwa tidak ada seseorang

yang sempurna, setiap orang pasti memiliki kesalahan dan kelemahan. Indahnya pernikahan

justru dikala menemukan suami atau isteri yang dapat menjadi teman dalam pencarian

spiritual, mitra membangun hidup dan pelipur meskipun dia mempunyai kelemahan. Untuk

mengatisipasi hal ini, harus ada semacam konseling pernikahan atau konseling

pranikah(Hafisa,2018)

B. Tujuan konseling pranikah

Secara umum, konseling pranikah bertujuan agar individu mempersiapkan dan

mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya dalam memasuki

jenjang pernikahan, menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga dan masyarakat,

serta mengatasi hambatan dan kesulitan menghadapi jenjang pernikahan

Secara khusus, tujuan pmberian layanan konseling pranikah ialah untuk membantu

individu mempersiapkan diri menuju pernikahan yang meliputi aspek

1. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan

ketakwaan kepada Allah swt, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, teman dan

masyrakat

2. Memiliki akhlakul karimah sebagai calon ibu dan calon ayah dan melaksanakan serta

memelihara hak dan kewajibannya masing-masing


3. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang

menyenangkan (anugerah) dengan yang tidak (musibah) serta mampu meresponnya

dengan sikap positif

4. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang

terkait dengan keunggulan maupun kelemahan baik fisik maupun psikis

5. Memiliki sikap positif atau respect terhadap diri sendiri dan pasangan maupun orang

lain

6. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif

C. Persoalan-persoalan yang berkaitan dengan konseling pranikah

1. Cinta dan Komitmen

Menurut kamus umum bahasa Indonesia, cinta adalah rasa sangat suka ataupun rasa

sangat kasih atau sangat tertarik hati. Cinta merupakan salah satu syarat untuk

melanjutkan kejenjang pernikahan. Karena sebahagian orang mengatakan bahwa

cinta adalah anugerah yang harus dijaga eksistensinya. Menurut Sarlito.W.Sarwono

cinta memiliki 3 unsur yaitu keterikatan, keintiman, dan kemesraan Yang dimaksud

dengan keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala

prioritas untuk dia, tidakmau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia. Keintiman

yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara

anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi.

2. Konflik Pribadi

Pada proses pengenalan masalah pranikah terungkap 6 (enam) persoalan sebelum

menikah, yaitu:
a. Ekonomi Persoalan ekonomi seringkali menjadi masalah serius pasangan yang

akan melangsungkan pernikahan. Tidak hanya biaya untuk melangsungkan

pernikahan tetapi biayanya terkait resepsi pernikahannya. Karena persoalan

ekonomi ini seringkali pasangan calon pengantin tidak berani memutuskan untuk

menikah

b. asangan belum bekerja Masalah yang terkait dengan persoalan ekonomi juga yaitu

pasangan yang belum bekerja tetapi sudah ingin menikah. Pasangan yang belum

mempunyai pekerjaan seringkali menjadi persoalan ketika ingin melangsungkan

pernikahan. Ada rasa kekhawatiran tidak bisa menghidupi keluarga selama

pernikahan

c. Hamil di luar nikah Pergaulan pasangan yang tidak terkontrol seringkali

mengakibatkan hamil di luar nikah (kehamilan yang tidak diinginkan). Persoalan

muncul ketika laki-laki tersbut tidak bertanggung jawab, salah satu pasangannya

masih sekolah dan persoalan- persoalan lain yang mengikutinya

d. Terlambat menikah Jodoh adalah rahasia Allah. Tidak semua orang mudah

mendapatkan pasangan atau karena terlalu sibuk bekerja atau menempuh

pendidikan sehingga melupakan pernikahan. Usia-usia yang mestinya menikah

terlewat begitu saja sehingga mengalami kesulitan mencari pasangan ketika usia

sudak semakin bertambah

e. Status palsu Masalah yang sering muncul pranikah yang lain adalah adanya status

palsu, mengaku perjaka ternayat punya anak enam atau masih terikat pernikahan

dengan perempuan lain. Persoalan ini berpotensi mengakibatkan banyaknya

praktik pernikahan pologami dan pernikahan siri


f. Minim pendidikan seks Masalah ini mengakibatkan adanya pernikahan dini, tidak

mengetahui organ reproduksi diri sendiri, hak-hak seksual pasangan, kesehatan

reproduksi pasangan tidak mengetahui alat kontrasepsi, masa subur dan persoalan

kesehatan reproduksi lainnya

D. Asas-Asas Konseling Pranikah

1. Asas kabahagiaan dunia akhirat Perkawinan bukan saja merupakan sebuah sistem

hidup yang diatur oleh Negara tetapi juga merupakan sistem kehidupan yang syarat

dengan tuntutan agama. Karenanya setiap kali muncul permasalahan dalam

perkawinan yang dijalani, segala upaya pemecahan masalah selalu diupayakan

terselesaikannya masalah sekarang ini dan mendapatkan kebaikan pula dari sisi

tuntunan agama

2. Asas komunikasi dan musyawarah Komunikasi menjadi hal yang sangat penting

dalam kehidupan keluarga. Banyaknya masalah yang muncul sering kali karena

komunikasi yang terjalin antara anggota keluarga tidak harmonis. Karenanya dalam

melakukan komunikasi dalam musyawarah antar kedua belah pihak harus dilakukan

sehingga segala masalah dapat teratasi

3. Asas sabar dan tawakal Segala permasalahan dalam rumah tangga pada dasarnya

dicari penyelesainnya dengan baik. Kuncinya adalah usaha dari suami isteri untuk

terus mencari jalan keluar dan berpasrah diri kepada Allah. Konselor dapat membantu

pasangan untuk tetap tegar dan berusaha mencari solusi terbaik dari setiap masalah

yang ada
E. Aspek yang perlu diasesmen

Menurut Wilis,2019 Aspek yang perlu diasesmen dan dipahami konselor jika melakukan

konseling pranikah yaitu sebagai berikut

1. Riwayat Perkenalan Konselor perlu mengetahui riwayat perkenalan pasangan

pranikah, mulai dari perkenalan (seberapa lama perkenalan berlangsung), bagaimana

mereka mengetahui satu sama lain. Misalnya mengenai pembicaraan tentang nilai,

tujuan, dan harapan terhadap hubungan pranikah.

2. Perbandingan Latar Belakang Pasangan Kesetaraan latar belakang lebih baik dalam

penyesuaian pernikahan dari pada latar belakang yang berbeda. Konselor perlu

mengungkapkan latar belakang pendidikan, budaya keluarga, status sosial

ekonominya, dan perbedaan agama, serta adat istiadat keluarganya

3. Sikap Keluarga Keduanya Sikap keluarga terhadap rencana pernikahan, termasuk

bagaimana sikap mertua dan sanak keluarga terhadap keluarga nantinya. Sikap

keluarga penting untuk mempersiapkan pasangan dalam menyikapi masing-masing

keluarga calon pasangannya.

4. Perencanaan Terhadap Pernikahan Meliputi rumah yang akan ditempati, sistem

keuangan keluarga yang hendak disusun dan apa yang dipersiapkan menjelang

pernikahan.

5. Sifat Prokreatif Menyangkut sikap mereka terhadap hubungan seksual dan sikapnya

jika memiliki anak. Bagaimana rencana mengasuh anaknya kelak


6. Kesehatan dan Kondisi fisik Kesesuaian usia untuk mengukur kematangan

emosionalnya secara usia kronologis, kesehatan secara fisik dan mental, serta faktor-

faktor genetik

F. Prosedur konseling pranikah

Konseling pranikah diselenggarakan sebagaimana sesuai prosedur

konseling perkawinan. Penekanan pada konseling pranikah bersifat antisipatif yaitu

mempersiapkan diri untuk menetapkan pilihan yang tepat sehubungan dengan rencana

pernikahanya Langkah konseling yang dapat dilakukan dalam konseling pranikah yang

sesuai dengan konseling keluarga dan perkawinan menurut Capuzzi dan Gross adalah

sebagai berikut

1. Persiapan, tahap yang dilakukan klien menghubungi konselor.

2. Tahap keterlibatan (the joining), adalah tahap keterlibatan bersama klien. Pada tahap

ini konselor mulai menerima klien secara isyarat (nonverbal) maupun secara verbal,

merefleksi perasaan, melakukan klarifikasi dan sebagainya

3. Tahap menyatakan masalah, yaitu menetapkan masalah yang dihadapi oleh pasangan.

Maka, masalahnya harus jelas, siapa yang bermasalah, apa indikasinya, apa yang

telah terjadi dan sebagainya

4. Tahap interaksi, yaitu konselor menetapkan pola interaksi untuk penyelesaian

masalah. Pada tahap ini anggota keluarga mendapatkan informasi yang diperlukan

untuk memahami masalahnya dan konselor dapat melatih anggota

keluarga berinteraksi dengan cara-cara yang dapat diikuti (pelan, sederhana, detail

dan jelas) dalam kehidupan mereka


5. ahap konferensi, yaitu tahap untuk meramalkan keakuratan hipotesis dan

memformulasi langkah-langkah pemecahan. Pada tahap ini konselor mendesain

langsung atau memberi pekerjaan rumah untuk melakukan atau

menerapkan pengubahan ketidak berfungsinya perkawinan

6. Tahap penentuan tujuan, tahap yang dicapai klien telah mencapai perilaku yang

normal, telah memperbaiki cara berkomunikasi, telah menaikkan self-esteem

membuat keluarga lebih kohesif

7. Tahap akhir dan penutup, merupakan kegiatan mengakhiri hubungan konseling

setelah tujuannya tercapai.


BAB III

TINJAUAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA PRANIKAH

Tanggal Masuk : 03/05/2022 Waktu Masuk : 09.30 WIB

Ruang/ Kelas : Klinik bidan

Tanggal Pengkajian : 03/05/2022 Waktu


Pengkajian : 09.35 WIB
Diagnosa Medis : PUS dengan
perencanaan
pranikah

I. PENGKAJIAN DATA
A. Data Subyektif
Identitas
Nama Ibu : Nn. G Nama Suami : Tn. D
Umur : 24 tahun Umur : 30 tahun
Suku/bangsa : batak Suku/bangsa : batak
Agama : kristen Agama : kristen
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : wiraswasta Pekerjaan : PNS
Status Pernikahan : sah Status Pernikahan : sah
Alamat rumah : Jl. Tuntungan Alamat rumah : Tuntungan II

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran :composmentis
c. Emosional : stabil
d. Tanda-tanda vital :
TD : 120/80 mmHg Nadi :80 x/menit
Suhu : 36,0 0 C Pernafasan : 22x/menit
e. Berat badan :50
f. Tinggi badan : 160
2. Riwayat Kesehatan Sebelumnya
a. Hepatitis : tidak ada
b. Herpes : tidak ada
c. Rubella : tidak ada
d. Pengunaan Obat-obatan terlarang : tidak ada
3. Persiapan Gizi
a. Tablet tambah darah : ada
b. Asam Folat : ada
4. Pemeriksaan Psikologis : ada
5. Pemberian Vaksin
a. Tetanus Toxoid (TT) I-V : ya
b. Human Papilloma Virus (HPV) : ya
c. Varicella/ Cacar : ya
d. Hepatitis A dan B : ya
e. Measles Mumps Rubella (MMR) : ya
6. Pemeriksaan Kesehatan
a. HIV/AIDS : non reaktif (-)
b. Golongan darah/ Rhesus : ya
c. Gula darah sewaktu : ya
d. Thalasemia : ya
e. Hepatitis B dan C : ya
f. TORCH : ya
g. Pemeriksaan Urine : ya
h. IMS : non reaktif (-)
i. Tuberkolosis : ya
j. Sperma : ya
k. Hormone tiroid (TSH) : ya
l. Pemeriksaan Gigi : ya
m. Lipid : ya

II. INTERPRESTASI DATA DASAR

Diagnosis :

Pasangan usia subur dengan perencanaan pernikahan

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSI

Tidak ada

IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA

Tidak ada

V. INTERVENSI

1. Jelaskan hasil pemeriksaan

2. berikan KIE kesehatan reproduksi

3. berikan konseling tentang persiapan psikologi pranikah

4. anjurkan untuk mengkonsumsi asam folat

VI. IMPLEMENTASI

1. menjelaskan hasil pemeriksaan pada kedua calon pengantin bahwa secara umum

keadaan mereka baik, TTV dalam batas normal, hasil pemeriksaan laboratorium

dalam batas normal kedua catin mengerti penjelasan yang diberikan.

2. Menjelaskan kepada catin perempuan bahwa keputihan yang dialami merupakan

keputihan yang fisiologis menganjurkan klien agar sering mengganti celana dalam ,
menggunakan celana dalam yang menyerap keringat , klian mengerti dan bersedia

melakukan.

3. Menjelaskan Persiapan psikologis Pranikah yaitu Persiapan mental menuju pernikaha,

Rencana setelah menikah (Kebutuhan KB) dan dukungan dukungan dari keluarga

terhadap pernikahan.

4. menganjurkan pasangan usia subur untuk mengkonsumsi asam folat minimal 1 bulan

sebelum hamil agar indung telur yang dihasilkan berkualitas selain itu asam folat juga

mampu menurunkan resiko gangguan metabolisme DNA yang bisa saja terjadi.

VII. EVALUASI

1. Calon ayah dan ibu (calon pengantin) dapat menjelaskan kembali mengenai

penjelasan yang diberikan mengenai hasil pemeriksaannya

2. calon ayah dan ibu (calon pengantin) dapat menjelaskan kembali hasil konseling yang

diberikn mengenai kesehatan reproduksi

3. calon ayah dan ibu telah siap secara psikologi pernikahannya

4. calon ayah dan ibu bersedia untuk mengkonsumsi asam folat.


DATA PERKEMBANGAN

Tempat :BPM Pitri Puspitasari

Tanggal : 03/05/2022 pukul:10.00

Subyektif

1. calon ayah dan ibu (calon pengantin) dapat menjelaskan kembali hasil konseling yang

diberikan mengenai persiapan kehamilan dan bersedia untuk melaksanakan anjuran

bidan yaitu persiapan pranikah secara psikologis , KIE tentang kesehatan reproduksi

dan bersedia untuk mengkonsumsi asam folat

Obyektif

1. Pemeriksaan fisik

a. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : baik

Kesadaran :composmentis

Emosional : stabil

Tanda-tanda vital :

TD : 120/80 mmHg Nadi :80 x/menit

Suhu : 36,0 0 C Pernafasan : 22x/menit

Berat badan :50

Tinggi badan : 160

2. Riwayat Kesehatan Sebelumnya


a. Hepatitis : tidak ada
b. Herpes : tidak ada
c. Rubella : tidak ada
3. Pengunaan Obat-obatan terlarang : tidak ada
1. Persiapan Gizi
c. Tablet tambah darah : ada
d. Asam Folat : ada
2. Pemeriksaan Psikologis : ada
3. Pemeriksaan Kesehatan

a. HIV/AIDS : non reaktif (-)

b. Golongan darah/ Rhesus : ya


c. Gula darah sewaktu : ya
d. Thalasemia : ya
e. Hepatitis B dan C : ya
f. TORCH : ya
g. Pemeriksaan Urine : ya
h. IMS : non reaktif (-)
i. Tuberkolosis : ya
j. Sperma : ya
k. Hormone tiroid (TSH) : ya
l. Pemeriksaan Gigi : ya
m. Lipid : ya

Analisa :

PUS telah mengetahui tentang persiapan pranikah sesuai wewenang bidan dan

bersedia menjalankannya untuk persiapan pernikahan.


BAB IV

PEMBAHASAN

Pasangan Usia Subur NY.G dan Tn.D telah mendapatkan pemeriksaan bahwa secara

umum keadaan mereka baik, TTV dalam batas normal, hasil pemeriksaan laboratorium dalam

batas normal kedua catin mengerti penjelasan yang diberikan. Telah mengerti dan mau

melaksanakan tentang KIE kesehatan reproduksi. Telah siap secara psikologis pernikahan yaitu

Persiapan mental menuju pernikaha, Rencana setelah menikah (Kebutuhan KB) dan dukungan

dukungan dari keluarga terhadap pernikahan. Dan bersedia serta telah untuk mengkonsumsi

asam folat minimal 1 bulan sebelum hamil agar indung telur yang dihasilkan berkualitas selain

itu asam folat juga mampu menurunkan resiko gangguan metabolisme DNA yang bisa saja

terjadi.serta bersedia datang ke bidan bila ada keluhan


BAB V

PENUTUP

Konseling pranikah adalah pelatihan berbasis pengetahuan dan keterampilan yang

menyediakan informasi mengenai pernikahan yang dapat bermanfaat untuk mempertahankan dan

meningkatkan hubungan pasangan yang akan menikah. Konseling pranikah juga dikenal dengan

nama program persiapan pernikahan, pendidikan pranikah, konseling edukatif pranikah dan

terapi pranikah. Secara umum, konseling pranikah bertujuan agar individu mempersiapkan dan

mengambangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya dalam memasuki

jenjang pernikahan, menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga dan masyarakat, serta

mengatasi hambatan dan kesulitan menghadapi jenjang pernikahan. Dan secara khusus, salah

satu tujuan konseling pranikah ialah untuk memiliki sikap positif atau respect terhadap diri

sendiri dan pasangan maupun orang lain. Persoalan-persoalan yang berkaitan dengan konseling

pranikah ialah cinta dan komitmen serta konflik pribadai yang meliputi ekonomi, pasangan

belum bekerja, hamil di luar nikah, terlambat menikah, status palsu dan minim pendidikan seks

Pasangan Usia Subur NY.G dan Tn.D telah mendapatkan pemeriksaan bahwa secara

umum keadaan mereka baik, TTV dalam batas normal, hasil pemeriksaan laboratorium dalam

batas normal kedua catin mengerti penjelasan yang diberikan. Telah mengerti dan mau

melaksanakan tentang KIE kesehatan reproduksi. Telah siap secara psikologis pernikahan yaitu

Persiapan mental menuju pernikaha, Rencana setelah menikah (Kebutuhan KB) dan dukungan

dukungan dari keluarga terhadap pernikahan.

Dan bersedia serta telah untuk mengkonsumsi asam folat minimal 1 bulan sebelum hamil

agar indung telur yang dihasilkan berkualitas selain itu asam folat juga mampu menurunkan
resiko gangguan metabolisme DNA yang bisa saja terjadi.serta bersedia datang ke bidan bila ada

keluhan
DAFTAR PUSTAKA

Wilis, Sofyan S. 2019. Konseling Keluarga. Bandung: Alfabeta

Rizal, Farul dkk. 2019. Humanika. Jakarta: Hijri Pustaka Utama

Aulia Nurpratiwi, “Pengaruh Kematangan Emosi Dan Usia Saat Menikah Terhadap
Kepuasan Pernikahan Pada Dewasa Awal. Skripsi, Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta, 2020

Faizah Noer Laela, “Konseling Perkawinan sebagai salah satu Upaya Membentuk
Keluarga Bahagia”. Bimbingan dan Konseling Islam. Vol. 2, Nomor 1, Juni 2012.

Hafisa Idayu, Konseling Pranikah dalam Upaya Meningkatkan Kesiapan Mental Menuju
Kelarga Sakinah Pada Mahasiswi Psikologi Semester VIII Sunan Ampel Surabaya. Skripsi,
FDIK UIN Sunan Ampel Surabaya, Surabaya, 2018.

Juhar, “ Persiapan Perkawinan ditinjau Dari Segi Biologis dan Psikologis”, dalam
http//bdkpadang.kemenag.co.id/artikel. Diambil tanggal 14 Desember 2018, pukul 09.31.

Anda mungkin juga menyukai