Anda di halaman 1dari 14

PANDUAN KESEHATAN HAJI 6 October 2010 | Artikel, Featured | 1 Comment

Haji Mabrur merupakan dambaan setiap orang yang beribadah haji. Hal ini disebabkan Rasulullah saw. bersabda yang maksudnya : Haji mabrur itu balasannya tidak lain adalah surga . Untuk memperolehnya tidaklah mudah, karena ada dua syarat penting yaitu yang pertama dalam melaksanakannya ikhlash karena hanya mengharap ridho Allah SWT. Dan yang kedua tatacara pelaksanaannya sesuai dengan sunah (yang dicontohkan) Rasulullah saw. Karena Rasulullah juga bersabda : Ambillah dariku tata cara hajimu.

Untuk dapat berhaji sesuai dengan sunnah Rasulullah tentunya semaksimal mungkin melaksanakan semua rukun, wajib dan sunnah haji. Namun hal tersebut sulit dilaksanakan kecuali fisik atau badan harus benar-benar sehat. Sebagai contoh ketika waktu haji akan tiba (mendekati tanggal 8 Zulhijjah) apabila seseorang sakit berat (membutuhkan perawatan intensif) tentunya hanya bisa melaksanakan satu amalan pokok saja yaitu ihram dan wukuf. Wukuf inipun dalam program Safari Wukuf. Selebihnya tidak mungkin untuk dilaksanakan. Walhasil, kesehatan merupakan bagian yang sangat penting untuk tercapainya damaan di atas.

Naskah panduan kesehatan haji ini mudah-mudahan menjadi sumbangsih bagi siapa saja yang akan melaksanakan ibadah haji yaitu dapat menjaga stamina badan dan dapat berupaya menc egah terjadinya gangguan kesehatan sejak dari berangkat dari tanah air, ketika berumrah, ketika berhaji dan ketika berada di Madinah serta sesampainya kembali ke tanah air.

Dalam naskan ini tertuang 2 hal penting yaitu panduan kesehatan sebelum berangkat haji dan panduan kesehatan ketika melaksanakan ibadah haji.

PANDUAN KESEHATAN SEBELUM HAJI

1.

Persiapkan ilmu tentang haji dan hal-hal yang berkaitan dengan haji.

Tidak sedikit jama ah haji yang mengalami gangguan jiwa setelah berada di Makkah atau di Madinah. Gangguan jiwa ini dapat disebabkan seseorang yang berangkat haji sebelumnya telah memiliki riwayat

gangguan jiwa atau berkepribadian yang mudah terpicu menjadi gangguan jiwa. Salah satu hal yang dapat menjadi pemicu terjadinya gangguan jiwa adalah kurangnya persiapan ilmu tentang manasik haji. Sebelum haji tidak belajar tentang ilmu manasik haji, tidak pernah ikut bimbingan manasik dan yang penting berangkat. Sehingga sesampainya di tanah suci menghadapi hal-hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya . Adanya hanya bingung bahkan sampai syok psikis. Bagi yang sebelumnya memang ada bakat akan muncullah gangguannya.

Persiapan ilmu tentang haji ini meliputi : Ilmu Manasik Haji Ilmu naik pesawat Ilmu tentang adat istiadat, budaya dan bahasa sehari-hari (bahasa pasaran) Ilmu tentang tehnologi peralatan yang ada di hotel.

2.

Check up kesehatan

Tujuan check up adalah untuk mengetahui apakah calon haji mengidap penyakit yang berpengaruh terhadap pelaksanaan ibadah haji atau mempunyai faktor resiko yang dapat bermasalah ketika sedang ibadah haji.

Cek kesehatan yang sudah menjadi prosedur tetap (protap) di Indonesia melalui 3 tahap yaitu cek kesehatan pertama di Puskesmas, cek kesehatan kedua di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sekaligus imunisasi meningitis dan cek kesehatan ketiga di Embarkasi menjelang terbang ke tanah suci (di asrama haji).

Bagi calon haji yang dinyatakan mengidap suatu penyakit hendaknya sejak pendaftaran haji memahami seluk beluk penyakitnya dan selalu kontrol ke dokter yang dikehendaki secara rutin hingga menjelang keberangkatan dan selanjutnya minta resep obat untuk persiapan ketika berada di tanah suci.

3.

Vaksinasi Meningitis

Vaksinasi meningitis merupakan keharusan yang ditetapkan oleh pemerintah kerajaan Saudi Arabia di mana setiap jama ah haji maupun umrah harus menunjukkan sertifikat telah divaksin meningitis.

Hal ini disebabkan Saudi Arabia termasuk daerah endemis penyakit Meningitis, di mana apabila seorang datang ke negara tersebut dan belum divaksin, dikhawatirkan tertular penyakit tersebut dan selanjutnya dapat menularkan ke orang lain. Dan penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan. Vaksinasi ini biasanya dilakukan ketika cek kesehatan yang kedua.

4.

Latihan fisik / olah raga yang teratur.

Ibadah haji merupakan ibadah yang sebagian besar amalannya adalah amalan fisik. Maka setiap orang yang akan berhaji hendaknya melakukan latihan fisik atau olah raga secara teratur jauh sebelum berangkat haji. Latihan fisik/olah raga minimal semingu 3 kali yang bentuknya dapat berupa jalan cepat, senam, jogging, renang maupun olah raga yang lain yang bukan permainan. Yang terpenting dari latihan fisik ini bukan banyaknya tetapi rutinnya.

5.

Disiplin makan dengan menu seimbang.

Ketika masih berada di tanah air (jauh sebelum berangkat) harus mengupayakan agar kondisi badan sesehat mungkin . Di samping latihan fisik yang teratur, disiplin makan dengan menu seimbang juga harus dipraktekkan oleh calon haji apalagi bagi mereka yang mengidap penyakit yang berhubungan dengan makanan, misalnya : Diabetes Mellitus, Hipertensi, Gagal ginjal dan sebagainya. Bagi calon haji yang sehat yang terpenting mengupayakan agar menu makan sehari-hari seimbang antara zat gizi satu dengan yang lainnya. Ini berbeda dengan mereka yang telah memiliki penyakit yang terkait dengan makanan, maka perlu konsultasi dengan ahli gizi untuk menu sehari-harinya.

6.

Mempersiapkan peralatan yang terkait dengan kesehatan

Jaket, dipakai ketika cuaca dingin dan angin berhembus kencang. Payung, dipakai untuk menahan terik matahari atau ketika turun hujan. Kacamata gelap, dipakai ketika siang hari dan cahaya menyilaukan (termasuk di Arafah dan Mina).

Penutup kepala, kaos kaki dan kaos tangan, dipergunakan ketika cuaca dingin apalagi ketika angin berhembus Pelembab bibir dan kulit, dipergunakan untuk mencegah bibir dan telapak kaki pecah-pecah. Obat-obat yang biasa dipakai sehari-hari (untuk influenza, batuk, pilek, diare, sakit maag, gatal-gatal pada kulit, pening, demam dan sebagainya yang sudah dicocoki) Alat potong kuku, gunting kecil, pemotong rambut, silet/pisau cukur dan peralatan mandi juga perlu dipersiapkan.

7.

Berbekal lauk pauk kering dan minuman yang cocok.

Hal ini penting untuk persediaan apabila makanan yang ada kurang membuat selera atau tidak cocok dengan perutnya maka telah ada lauk yang dicocoki. Sebab yang terpenting adalah jangan sampai selama di tanah suci jama ah haji jatuh sakit karena malas makan atau tidak selera dengan jatah katering yang tersedia. Meskipun restoran Indonesia telah banyak di sekitar Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi.

8. Mempelajari tehnik-tehnik yang terkait perkembangan tehnologi, misalnya : cara menggunakan toilet pesawat, cara menggunakan lift, cara menggunakan berbagai macam kran air, cara menggunakan toilet di hotel modern dan cara buka tutup pintu hotel dengan kartu.

Hal-hal tersebut penting terutama bagi jama a haji yang berasal dari daerah pedalaman maupun pedesaan dan tidak mengikuti perkembangan tehnologi. Meskipun sepele tetapi dapat menyebabkan jama ah haji menjadi stress yang dapat mengganggu kesehatan.

PANDUAN KESEHATAN SAAT BERHAJI

1.

Harus bisa hidup bersama dengan orang lain.

Dalam perjalanan ibadah haji seseorang tidak mungkin sendirian. Pasti akan bersama-sama orang lain yang sebelumnya tidak tahu persis kesehariannya dan sifat-sifat aslinya. Bersama-sama dalam tidur, bersama-sama dalam makan, bersama-sama dalam antri memakai toilet, bersama-sama dalam

kendaraan dan sebagainya, itu semua merupakan hal-hal yang akan dialami oleh setiap orang haji. Dalam kehidupan bersama inilah sifat-sifat asli seseorang akan Nampak. Ada yang mudah tersinggung, ada yang pemaaf, ada yang rakus, ada yang bakhil, ada yang dermawan, ada yang crewet,ada yang pendiam, ada yang bisa bekerja sama, ada yang egois, ada yang rajin, ada yang malas, ada yang selalu menjaga kebersihan, ada yang jorok, ada yang bisa memasak, ada yang tidak bisa masak sama sekali dan sebagainya. Keadaan yang bermacam-macam ini menuntut setiap orang yang berhaji untuk dapat besabar hidup bersama orang lain yang memiliki sifat yang berbeda-beda dan akan bersama-sama terus untuk selama kurang lebih 40 hari.

Apabila tidak bisa hidup bersama akan menyebabkan seseorang mudah stress dan rawan terganggu kesehatannya.

2.

Memperbanyak minum

Kelembaban udara di Arab Saudi sangat minimal. Sementara musim haji antara bulan Oktober sampai dengan Maret dalam keadaan cuaca dingin dan kadang-kadang sangat dingin. Sementara kegiatan fisik yang dilakukan jama ah haji sangat banyak. Keadaan tersebut dapat berakibat jama ah haji tidak merasa haus padahal tubuh membutuhkan banyak cairan. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya dehidrasi (kehilangan cairan) yang bisa berbahaya bagi jama ah.

Oleh karena itu dianjurkan untuk selalu minum, yang apabila diukur sekitar 1 gelas setiap jam.

3.

Pakailah masker ketika berada di luar ruangan.

Dianjurkan untuk selalu memakai masker ketika berada di luar ruangan terutama pada keadaan udara berdebu untuk menjaga agar udara yang dihirup tetap bersih. Lebih baik masker dibasahi untuk menambah kelembaban udara yang dihirup. Udara dingin dan kering yang berhembus ke hidung dapat berakibat terjadinya mimisan dan hidung tersumbat. Memakai masker dapat juga untuk mencegah penularan penyakit melalui saluran pernafasan.

4.

Jaga stamina menjelang umrah dan haji.

Dalam perjalanan ibadah haji, yang terpenting adalah terlaksananya ibadah umrah dan haji. Oleh karena itu agar mengupayakan badan tetap sehat ketika melaksanakan ibadah tersebut. Seminggu sebelum berangkat harus meninggalkan aktifitas yang dapat menyebabkan kelelahan. Menjaga stamina ini terutama adalah 3 hari sebelum umrah hingga umrah selesai dan 3 hari menjelang haji sampai haji selesai yaitu mulai tanggal 5 Zulhijjah sampai dengan thawaf Ifadhah.

5.

Hindari minuman dingin.

Meskipun air zamzam yang diminum tetap dianjurkan agar tidak memilih yang dingin. Di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi tersedia banyak air zamzam dan kebanyakan yang tersedia dingin. Oleh karena itu pilihlah zamzam yang tidak dingin yang ditandai pada dispenser tulisan NOT COLD atau ZAMZAM GHOIRU MUBARROD .

Minuman dingin memang terasa segar ketika selesai minum tetapi nantinya dapat berakibat suara parau, tenggorokan sakit dan batuk pilek yang cukup mengganggu.

6.

Pakaialah selalu pelembab bibir dan kulit.

Pelembab bibir dan kulit agar selalu dibawa di dalam tas ke mana saja, sehingga setiap kali keluar ruangan agar bibir dan kulit terutama telapak kaki senantiasa diolesi pelembab, demikian pula kulit lain yang tidak tertutup pakaian. Untuk pelembab bibir gunakan lips gloss, untuk telapak kaki gunakan vaselin dan untuk kulit tubuh yang lain gunakan minyak zaitun.

Ini dimaksudkan untuk mencegah bibir /telapak kaki pecah-pecah yang dapat berdarah apabila tidak dirawat. Demikian juga kulit bisa menjadi gatal-gatal .

7.

Hindarilah berbagai penyebab terjadinya musibah / kecelakaan.

Bentuk musibah / kecelakaan yang sering terjadi pada jama ah haji adalah kebakaran, tertabrak mobil, terlepasnya lift dari relnya. Untuk menghindari masalah ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan :

Ketika memasak air dengan mug pemanas hendaknya ditunggui sehingga apabila telah mendidih segera dilepas. Kebakaran biasanya terjadi ketika jama ah menancapkan kabel mug pemanas ke stop kontak lalu ditinggal shalat atau pergi tanpa ada yang diserahi. Akibatnya air habis dan terjadilah kebakaran. Ketika naik lift jangan sampai melebihi kapasitas (overload) yang dapat menyebabkan tali lift tidak kuat menahan beban akhirnya lepas dan seluruh penumpangnya jatuh bersama lift. Apabila pemondokan jauh dari Masjidil Haram atau Masjid Nabawi maka nantinya harus menyeberang jalan raya, di mana semua kendaraan berkecepatan tinggi sehingga tidak sedikit yang mengalami kecelakaan yaitu tertabrak mobil. Untuk menghindari hal tersebut dianjurkan apabila jama ah menyeberang jalan raya tidak sendirian tetapi bersama beberapa orang, Ketika hujan turun hendaklah jama ah hati-hati dalam berjalan di halaman Masjidil Haram / Masjid Nabawi sebab setelah turun hujan halaman menjadi licin dan mudah tergelincir.

8.

Minum obat pengatur haid

Untuk jama ah haji putri yang tergolong usia subur, kedatangan haid pada waktu haji maupun ketika berada di Madinah bisa menjadi masalah tersendiri, apalagi yang masa haidnya panjang. Hal ini disebabkan wanita yang haid tidak diperbolehkan shalat, thawaf, masuk ke dalam masjid dan memegang mushaf Al-Qur an. Padahal kegiatan utama di Madinah adalah shalat di Masjid Nabawi demikian pula di Makkah setelah umrah, sebelum dan sesudah haji.

Minum obat pengatur haid dapat menjadi pilihan untuk mengantisipasi masalah-masalah tersebut. Bagi jama ah haji putrid yang akan menggunakan obat tersebut sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk mengetahui cara minumnya dan ada tidaknya kontra indikasi.

MACAM-MACAM PENYAKIT SAAT MUSIM HAJI

1.

SENGATAN DINGIN

Sengatan dingin adalah suatu keadaan di mana tubuh terpapar cuaca dingin dan mengakibatkan beberapa gangguan pada tubuh.

Gejala : Kulit menjadi gatal Mati rasa Rasa kaku/beku terutama daerah yang langsung terpapar udara dingin. Kulit menjadi pucat, dingin kemudian seperti terbakar dan selanjutnya dapat mengelupas. Kulit seperti melepuh Pembuluh darah kulit tersumbat bekuan darah Kram, kaku otot, nyeri hebat, bengkak dan luka

Cara mengatasi : Bawa penderita kedalam ruangan tanpa AC, bila memungkinkan ruangan yang ada penghangat. Lepaskan baju yang basah (bila basah) dang anti dengan yang kering Rendam dengan air yang hangat. Berselimut dan berpakaian hangat, makan makanan hangat. Minum obat penghilang nyeri bisa tablet maupun krim. Berhenti minum kopi dan rokok. Bila tidak ada perbaikan hubungi dokter kloter atau ke BPHI.

2.

SENGATAN PANAS

Disebabkan oleh :

a.

Penumpukan panas yang berlebihan di dalam badan.

b. Suhu lingkungan lebih tinggi dari suhu tubuh dengan kelembaban udara rendah, maka penguapan keringat sangat besar diikuti timbulnya panas tubuh.

c.

Jama ah terlalu lelah atau terkena sinar matahari secara langsung.

Cara menghindari Sengatan Panas :

a.

Tidak berada di terik matahari langsung, antara pukul 10.00 s/d 16.00

b.

Keluar kemah/pondokan terutama pada siang hari, harus memakai payung dan berbekal minuman

c.

Minum setiap hari paling sedikit 5 6 liter atau 1 gelas setiap jam. Jangan menunggu sampai haus

d.

Jangan menahan buang hajat besar atau kecil

e.

Usahakan kondisi badan tetap segar dan cukup istirahat.

f.

Pakailah pakaian yang agak longgar dan sedapat mungkin berwarna putih

g.

Makanlah buah-buahan segar, seperti jeruk, apel, pier dsb.

3.

BATUK PILEK (FLU)

Batuk Pilek (flu) adalah penyakit infeksi saluran nafas atas yang disebabkan oleh virus influenza yang terdiri dari berbagai macam jenis. Penyakit ini ditularkan secara langsung melalui virus di udara saat bercakap-cakap , batuk, bersin atau melalui ludah.

Gejalanya : batuk, bersin, hidung berair, hidung tersumbat, mata berair dan terkadang disertai demam ringan.

Cara mengatasi : minum obat flu, obat batuk dan vitamin. Bila tidak ada perubahan hubungi dokter kloter.

Cara pencegahan : Selalu menjaa kondisi tubuh dengan makan makanan yang bergizi baik. Hindari makanan dan minuman yang dingin. Gunakan selalu masker pelindung terutama ketika berada di tempat-tempat yang padat/ramai untuk menghindari terjadinya penularan.

4.

KAMBUHNYA ASMA

Gejalanya : batuk, sesak nafas yang disertai mengi (nafas yang berbunyi ngik-ngik).

Jama ah haji yang sebelumnya menderita asma perlu hati-hati terhadap faktor pencetus yaitu udara dingin dan kelelahan.

Cara mengatasi: minumlah obat asma yang telah dibawa dari tanah air, dan bila tetap belum membaik harus segera menghubungi dokter kloter agar segera mendapatkan pengobatan.

Pencegahan : Hindari stress Hindari makanan yang biasanya menibulkan alergi (ikan laut, coklat, kacang, telur dan sebagainya) Hindari makanan/minuman dingin, udara dingin dan debu rumah. Kurangi aktifitas yang tidak wajib (misalnya : nekad berdesak-desakan di Raudhah)

5.

PENYAKIT JANTUNG

Penyakit jantung bermacam-macam, antara lain : kelainan jantung bawaan, kelainan irama denyut jantung, penyakit jantung hipertensi , kelainan pembuluh darah jantung dan sebagainya. Jama ah haji biasanya telah diketahui sebelumnya apabila menderita penyakit jantung, sehingga dari tanah air tentunya telah mempersiapkan obat-obat yang mesti diminum sesuai dengan advis dokter yang merawatnya.

Apabila selama di tanah suci muncul gejala-gejala berikut ini dan tidak teratasi dengan obat yang dibawanya hendaklah segera menghubungi dokter kloter atau sektor kesehatan atau BPHI.

Gejala-gejala tersebut adalah : Cepat capai, mudah sesak nafas Badan sedikit aktifitas terasa sesak nafas Sesak nafas bila tidur tanpa bantal Terbangun tiba-tiba ketika tidur malam karena sesak nafas Kaki bengkak dan perut membuncit

6.

PEMBESARAN KELENJAR PROSTAT

Pembesaran kelenjar prostat adalah keadaan di mana kelenjar prostat (yang terletak di pangkal penis bagian dalam) membesar, biasanya terjadi pada usia di atas usia 50 tahun.

Jama ah haji yang menderita penyakit ini biasanya telah mengetahui sebelum berangkat ibadah haji, sehingga lebih siap apabila sewaktu-waktu kambuh. Meskipun bisa juga baru diketahui ketika itu.

Gejala : sering buang air kecil atau merasa ingin buang air kecil sering ingin buang air kecil tetapi kekuatan dan alirannya berkurang

setelah buang air kecil selesai urin masih keluar dengan menetes kesulitan buang air kecil sementara kandung kemih teraba membesar

Cara mengatasinya : segera hubungi TKHI untuk segea diperiksa dan pemasangan selang kateter.

7.

PENYAKIT MAAG

Penyakit maag adalah suatu keadaan berlebihnya asam lambung sehingga menibulkan rasa sakit pada perut bagan ulu hati. Penyebab meningkatnya asam lambung antara lain : makanan pedas, asam, merica, jahe, buah-buahan yang asam, air kopi, air teh yang terlalu kental dan perut kosong dalam waktu yang lama.

Gejalanya : mual-mual, perut terasa penuh, kembung dan perih di ulu hati atau perut sebelah kiri atas.

Cara mengatasi : Makanan dan minuman diusahakan yang tidak merangsang lambung Makan dengan porsi yang kecil tetapi sering dan hindari perut kosong (lebih mudahnya jangan sampai perut lapar dan kenyang). Minum obat maag penetral asam lambung. Apabila usaha tersebut belum teratasi segera hubungi TKHI.

Cara pencegahan : hindari factor penyebab meningkatnya asam lambung.

8.

PENYAKIT KENCING MANIS (DIABETES MELLITUS)

Jama ah yang menderita kencing manis biasanya telah tersaring ketika pemeriksaan kesehatan pertama di Puskesmas, sehingga telah bersiap-siap obat-obatan yang mesti dibawa untuk selama di tanah suci.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh jema ah yang menderita kencing manis yaitu : Tetap menjaga diet dalam makannya sehari-hari tetapi dianjurkan untuk tidak telalu ketat, sebab setiap hari banyak aktifitas fisik yang dilakukan. Bila telalu ketat justru yang dikhawatirkan terjadinya drops hingga koma. Bila sewaktu-waktu terjadi gejala yang cukup mengganggu tubuh segeralah cek gula darah. Cek tersebut dapat dilakukan di sector kesehatan mapun BPHI. Agar menjaga diri dari terluka pada ujung-ujung tangan dan kaki yang dapat berakibat lama dalam penyembuhannya dan timbul komplikasi.

9.

PENYAKIT REMATIK

Banyak jama ah haji yang berusia lebih dari 50 tahu menderita penyakit rematik yang ditandai dengan nyeri pada sendi-sendi terutama bila digerakkan. Biasanya penyakit ini telah diketahui penderita jauh sebelum berhaji sehingga obat-obatnya telah dipersiapkan penderita.

Gejalanya : rasa nyeri, kaku sendi dan kemerahan pada sendi. Di samping itu terjadi gangguan fungsi sendi dan jaringan sekitarnya.

Cara pencegahannya : jangan sering terpapar udara dingin dan kurangi beraktifitas bila tidak perlu.

Apabila penderita rematik terkendala dalam melakukan thawaf dan sa i maka dapat diatasi dengan jasa dorongan kursi roda, artinya thawaf dan sa I tetap dilakukan tetapi dengan naik kursi roda (dengan membayar jasa).

10. GANGGUAN JIWA

Kasus gangguan jiwa pada jama ah haji tidak sedikit, terutama pada jama ah haji yang sebelumnya telah memiliki bakat terjadi gangguan jiwa. Banyak hal yang dapat menjadi faktor pencetusnya yaitu :

Tidak memahami ilmu manasik haji sehingga begitu melaksanakan ibadah yang sebenarnya tidak siap menghadapi kenyataan. Berkumpulnya jutaan manusia dalam satu tempat sehingga penuh sesak. Bertemunya manusia dari berbagai bangsa dengan gaya dan bahasa yang berbeda-beda sehingga apabila kejiwaan seseorang tidak siap akan menjadikan stress tersendiri. Terpisah dengan teman-teman serombongan ketika di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi atau di mana saja, sementara tidak mengenal yang lain, tidak bisa komunikasi dan bingung arah.

Cara pencegahan : Hindari sendirian pada jama ah yang tua, bingungan, sulit komunikasi dan berbakat gangguan jiwa. Meluruskan niat bahwa ibadah haji hanya semata-mata untuk Allah dan mengharap ridlo-Nya kemudian diikuti tawakkal (berserah diri kepadanya). Selalu bersabar dalam menghadapi stress dengan ikhtiar yang optimal.

Cara mengatasi :

Apabila mendapatkan teman jama ah haji yang mencurigakan adanya gangguan jiwa agar segera dibawa ke BPHI melalui dokter kloter. Sebab di BPHI ada dokter spesialis jiwa. (dr. Mashur Afandi) One Response to PANDUAN KESEHATAN HAJI

Anda mungkin juga menyukai