Dosen Pengampu :
Dr. Nano Nurdiansyah, M. Pd
Disusun Oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat dan rahmatnya kami senantiasa dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah mata kuliah Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus ini disusun sebagai pendukung proses belajar mengajar perkuliahan dan
membuka wawasan mahasiswa jurusan PIAUD, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.
Dalam penulisan makalah ini tentunya kami tidak terlepas dari kesulitan dalam pengerjaannya,
akan tetapi berkat bentuk upaya yang maksimal maka kesulitan tersebut dapat dihadapi. Maka
dari itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah
berupaya dan terlibat dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga kami selaku
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kami khususnya dan masyarakat
Indonesia umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Metode (method), secara harfiah berarti cara. Metode atau metodik berasal dari bahasa
Greeka, metha (melalui atau melewati), dan hodos (jalan atau cara), jadi metode bisa berarti jalan
atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Metode adalah cara atau prosedur
yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu. Lalu ada satu istilah lainnya yang berkaitan
dengan 2 istilah ini, yaitu teknik adalah cara yang spesifik dalam pemecahan masalah tertentu
yang ditemukan dalam pelaksanaan prosedur.
Secara umum atau secara luasnya pengertian metode atau metodik artinya adalah ilmu
mengenai jalan yang harus dilalui untuk mengajar anak didik agar bisa tercapai tujuan belajar
mengajar. Menurut Prof. Dr.Winarno Surachmad (1961) mengungkapkan kalau metode
mengajar merupakan cara-cara pelaksanaan dari pada siswa-siswa di sekolah. Menurut Pasaribu
dan Simanjutak (1982), mengungkapkan kalau metode adalah cara sistematik yang dipakai untuk
menggapai tujuan.
Hal lain yang perlu digaris bawahi dari pelaksanaan riset dan menjadi pembeda dengan
aktivitas studi lainnya adalah bagaimana riset mampu menghasilkan sebuah solusi terhadap
permasalahan yang terjadi. Sebagai contohnya meneliti seberapa jauh seekor kelinci melompat,
tidak serta merta dikategorikan sebagai riset karena hanya dilakukan proses observasi tanpa
memberikan sebuah solusi terhadap suatu masalah.Hal ini disampaikan Cihad Gunduz, M.A.,
Tesol salah satu akademisi dari Dicle University, Turki dalam acara Supporting Lecture Series
for International Program Studies, pada Sabtu (3/4). Cihad juga menyampaikan bahwa riset
merupakan sebuah proses sederhana yang dilakukan untuk mencapai sebuah solusi dari
permasalahan yang kerap terjadi. Proses tersebut harus melewati tahapan perencanaan dan
pengumpulan data yang sistematis. Kemudian, dilanjutkan dengan analisist dan interpretasi data.
Cihad juga menekankan bahwa terdapat beberapa perbedaan dalam pelaksanaan riset
yang perlu dipahami oleh setiap peneliti. Seperti riset yang bersifat dekriptif dan analitik
(Descriptive and analytical) harus dilakukan dengan cara menentukan dan menjelaskan
permaslaahan yang terjadi. Selanjutnya riset kuantitatif dan kualitatif merupakan penelitian yang
berlandaskan pada tolak ukur angka dan pengalaman sampel dalam riset tersebut. Selanjutnya,
untuk riset yang bersifat konseptual dan empirikal (conceptual and empirical) harus mampu
menonjolkan ide-ide abstrak yang berlandaskan pada eksperimen dan observasi yang dilakukan.
Jenis terakhir dari riset adalah yang bersifat terapan dan dasar (applied and basic) yang
menitik beratkan kepada praktek ilmu pengetahuan dan informasi terhadap penerapannya yang
lebih luas. Kedua penelitian ini juga memiliki karakteristik tersendiri yang menjadi pembeda satu
dengan lainnya. Basic Research berlandaskan pada riset yang mengedepankan keingin tahuan
terhadap sesuaut yang belum diketahui. Riset memiliki peran kunci dalam semua inovasi yang
hendak dicapai. Hal ini berbeda dengan applied science yang fokus pada teknologi dan teknik
dalam pelaksanaan riset yang mencoba untuk mengembangkan ide penelitian melalui 2 aspek.
Selain itu, seorang peneliti (Researcher) harus mampu mempertahankan kode etik riset
yang selalu bersifat netral, melewati proses yang terkontrol dan memiliki tujuan akhir untuk
dibagikan kepada khalayak umum agar bisa merasakan manfaat dari riset tersebut. Seorang
peneliti juga harus mampu selalu membuka pikiran dan mencari informasi terhadap sebuah
fenomena baru yang bisa dijadikan bahan penelitian. “Kemampuan untuk berpikir kritis dan
skeptis. harus dimiliki dalam pelaksanaan riset walaupun riset sendiri tidak hanya bertujuan
untuk mengkritik,” ujar Cihad.
Cihad juga menekankan kepada setiap penelitis untuk membuat hipotesis sebaik mungkin
karena kehadiran hipotesis memegang peran penting dalam kelancaran sebuah penelitian karena
hipotesis merupakan bahan uji terhadap penelitian tersebut. Sehingga hipotesis harus berupa
sebuah asumsi yang mampu dan mudah untuk diuji. Untuk sampai pada hipotesis yang baik,
menurut Cihad seorang peneliti harus melewati beberapa tahapan yakni Identifikasi masalah
dalam riset, identifikasi cakupan riset, identifikasi pertanyaan hingga tujuan pelaksanaan riset
tersebut. Hipotesis sendiri merupakan jawaban dari apa yang ingin dicapai oleh seorang peneliti.
“sehingga perlu dipertimbangkan poin apakah yang perlu dicapai dari riset tersebut,” tandasnya.
(AP/RS)
Metodologi penelitian, terdiri dari dua kata, yaitu metodologi dan penelitian. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), metodologi adalah ilmu tentang metode; uraian tentang
metode. Sedangkan penelitian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penelitian adalah
kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara
sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk
mengembangkan prinsip-prinsip umum. Jadi, metodologi penelitian adalah suatu cara atau teknik
untuk mendapatkan informasi dan sumber data yang akan digunakan dalam penelitian. Informasi
atau data ini bisa dalam bentuk apa saja, literatur, seperti jurnal, artikel, tesis, buku, koran, dan
sebagainya.
5. Sebagai benih untuk suka membaca, menulis, menganalisis, dan berbagi informasi
berharga
1. Kualitatif
2. Kuantitatif
3. Eksperimen
4. Deskriptif
5. Campuran
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA