mengusur makam mbah priok dengan tujuan perluasan terminal Petikemas, dari sini terdapat kepentingan antara pemilik modal dengan ahli waris mbah priok. Sedangkan konflik kepentingan yang dilihat dari wertrational adalah masyarakat setempat merasa tidak mau menggusur makam mbah priok sehingga terjadinya konflik antara satpol PP dan masyarakat setempat dimana terdapat nilai-nilai atau moralitas yang tersingkirkan dengan menggusur makam mbah priok. Sedangkan pada tindakan afektif dari konflik mbah priok tersebut adalah masyarakat merasa emosi terhadap sikap satpol PP yang tiba-tiba mengamuk dan memukuli warga setempat. Dan tindakan tradisional adalah budaya yang harus di lestarikan dan dipelihara bersama dan pihak pemerintahpun telah menetapkan bahwa makam mbah periok akan dijadikan cagar budaya