Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Simbolika: Research and Learning in Comunication Study 6(1) April 2020

ISSN 2442-9198 (Print) ISSN 2442-9996 (Online)

JURNAL SIMBOLIKA
Research and Learning in Comunication Study
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/simbolika
DOI: https://doi.org/10.31289/simbollika.v6i1.3607

Hegemoni Ideologi Konsumtif sebagai Gaya Hidup Remaja

Hegemony of Consumptive Ideology as a Youth Lifestyle


Yofiendi Indah Indainanto (*)
Magister Ilmu Komunikasi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Diterima:18 Maret 2020; Disetujui: 18 April 2020; Dipublish: 27 April 2020


*Coresponding Email: yofiendi@gmail.com
Abstrak
Media baru memberikan pengaruh kuat dalam membentuk pengetahuan dan karakter remaja sebagai kelompok
kelas menengah. Kemasan konten direpresentasikan senatural mungkin dalam menamkan pengaruhnnya, sehingga
terjadi prakek hegemoni. Konten-konten yang menekankan dan menonjolkan budaya konsumtif dijadikan andalan
untuk menarik perhatian penonton melalui chanel Youtube untuk meningakatkan jumlah viewer untuk
mendapatkan keuntungan. Praktik ini yang membuat hegemoni konsumtif membuat penonton mengalami
persetujuan. Studi ini mendiskripsikan bagaimana proses hegemoni dalam membentuk ideologi konsumtif,
menggunakan studi kualitatif dengan pendekatan literatur untuk memperkuat penjelasan hegemoni Gramsci.
Objek analisis chanel Youtube Ria Ricis official dengan tema konten belanja warna-warni dan Squsihy. Hasil
menunjukan akun tersebut mengemas konten dengan menumbuhkan efek kesenangan dalam menekankan ideologi
konsumtif dan menggunggah konten serupa dengan tema sama karena adanya persetujuan.. Media sosial
memberikan kedekatan antara audiens dan pemilik konten sehingga praktek hegemoni dengan mudah mengalami
persetujuan. Dalam mempertahankan ideologi konsumtif, kelompok dominan melakukan representasi-
representasi yang memungkinkan mendatangkan respon baik. hegemoni tersebut membuat ideologi konsumtif
berkembang menjadi gaya hidup.
Kata kunci: Hegemoni, Ideologi konsumtif, Youtube, Media Sosial

Abstract
The new media provides a powerful influence in shaping the knowledge and character of adolescents as a middle class
group. Content packaging is represented as naturally as possible in capturing its influence, so that a hegemony
practice takes place. Content that emphasizes and accentuates consumptive culture is used as a mainstay to attract
the attention of audiens through Youtube channel to increase the number of viewrs to gain profit. This practice is what
makes consumptive hegemony make audines subject to approval. This study describes how the practice of hegemony in
shaping consumptive ideology, uses qualitative studies with a literary approach to strengthen Gramsci's hegemony
explanations. Ria Ricis official Youtube channel analysis object with colorful and squsihy shopping content themes. The
results show that the account packages content by cultivating the effect of pleasure in emphasizing consumptive
ideology and uploading similar content with the same theme because of the approval. Social media provides a
closeness between audiens and content owners so that the practice of hegemony is easily subjected to approval. In
defending consumptive ideology, the dominant group makes representations that allow good responses. the hegemony
made the consumptive ideology develop into a lifestyle.
Keywords: Hegemony, Consumptive ideology, Youtube, Social Media

How to Cite: Indainanto, Y.I (2020). Hegemoni Ideologi Konsumtif sebagai Gaya Hidup Remaja. Jurnal Simbolika:
Research and Learning in Comunication Study 6(1): 65-75

65
Yofiendi Indah Indainanto. Hegemoni Ideologi Konsumtif sebagai Gaya Hidup Remaja

PENDAHULUAN dominan, Ria Ricis ada kecenderungan


Interaksi yang tinggi di media sosial membangun konten yang berakitan
berdampak pada tingginya informasi yang dengan budaya hedonisme, seperti konten
berkembang, sehingga tidak sedikit orang review makanan, tempat, berbelanja dan
berlomba-lomba menampilkan informasi mengenalkan fashion terkini. Tidak
untuk kebutuhan tertentu, baik berupa tanggung-tanggung gaya hidup mewah
ajang aktualisasi diri, eksistensi diri, bisnis, dalam keseharian yang ditampilkan
dan mencari informasi. Media sosial membentuk konsep ideal bagi seorang
seperti Youtube menyebapkan logika dan wanita yang mampu mendorong orang
pola pikir manusia dalam mengonsumsi, untuk mengikuti gayanya. Melalui video
hal itu karena adanya dorongan aktif vlog, Ria membuat konten dengan
individu untuk mengkonsumsi konten memanfatkan berbagai properti, kekayaan
yang diinginkan. Dampak positif dalam dan orang-orang disekelingnnya, dengan
adanya hegemoni melalui media sosial kemasan santai, keseharian, dan humoris.
mampu mengetahui perkembangan Ideologi konsumtif ditanamkan
tentang barang dan gaya hidup terkini. senatural mungkin agar penonton dapat
Selain pengetahuan tentang informasi melihat itu sesuatu yang dekat dengannya
tinggi. Dampak negatif adanya hegemoni dan kesannya tidak dibuat-buat salah satu
gaya hidup akan mendorong seseorang contohnya dengan menampilkan dalam
mengonsumsi barang, atau gaya hidup bentuk kehidupan sehari-hari yang dengan
yang ditontonnya untuk kebutuhan kehidupan masyarakat umum. Video yang
kepuasan dan kesenangan yang disepakan didominasi tentang pola konsumtif, sangat
pengaruh konten dalam mempengaruhi dominan terlihat dalam unggahnnya.
audies. Mendapatkan prestise dari orang Banyyak penelitian yang melihat Youtube
lain merupakan salah satu bentuk budaya digunakan untuk memberikan pengaruh
konsumsi. terhadap penontoonnya. Seperti, Studi
Akun Youtube Ria Ricis sejuah ini yang dilalukan Rumondang Eliza Maria
telah memiliki 17,5 juta subscriber dan Sinaga dan Andriani Kusumawati (2018)
telah mengunggah ratusan video berbagai tentang pengaruh Youtube Beauty Vlogger
tema diakun miliknya. Ria Ricis sebagai Pengguna Kosmetik Maybelline terhadap
salah satu publik figur dikanal sangat minat dan keputusan membeli
menginpirasi kalangan muda melalui menunjukan hasil yang singnifikan. Hal
chanel Youtubenya. Melalui aktivitas senada juga ditemukan Eribka Ruthellia,
sehari-harinya dan identitas humoris telah David Mariam Sondakh dan Stefi Harilama
banyak membuat konten yang (2017), bahwa konten vlog membentuk
memberikan konsep dan gaya baru sikap positif berupa ingin mencoba dan
kehidupan yang menyenangkan. berkinginan menjadi vloger. Sementara itu,
Berdasarkan pengakuannya melalui video studi Ranti Tri Anggraini dan Fauzan Heru
yang diunggah, Subscribernya Santhoso (2017) menemukan ada
dididominasi kalangan remaja sebagai hubungan positif antara gaya hidup
penikmat konten. Artinya remaja sangat hedonis dengan perilaku kosnsumtif pada
menyukai apa yang disampaikan Ria Ricis. remaja. Media Youtube berperan signifikan
Pengamatan berbagai konten yang dalam membentuk gaya konsumtif

66
Jurnal Simbolika: Research and Learning in Comunication Study, 6 (1) April 2020: 65-75

terhadap remaja. Remaja akan mudah dominasi tanpa adanya paksaan. Meskipun
terpengaruh didasari pada mental pada dasarnya penonton memiliki ideologi
keperibadian yang belum “matang” tertentu ketika menonton, namun bentuk
sehingga mudah menerima sesuatu yang hegemoni yang halus dan kekuasaannya
baru. Oleh sebap itu, dalam artikel ini terbatas, membuat penonton tidak sadar
tujuan penelitian untuk mendiskripsikan bahwa mereka sedang terhegemonik
bagaimana hegemoni yang dilakukan Ria sehingga terkesan natural. Berbeda kasus
Ricis dalam membentuk idelologi ketika penonton berada pada kalangan
konsumtif sebagai gaya hidup remaja, kelas menengah atau remaja yang masih
melalui analisi video. rentan ideologinya, mereka akan
Pandangan hegemoni menurut mengganggap apa yang diproduksi aktor,
Gramsci menekankan pada bentuk seakan-akan mewakili jiwa mereka,
ekspresi, cara penerapannya, mekanisme sehingga ideologi tersebut dianggap benar.
yang dijalankan untuk mempertahankan
dan mengembangkan diri terhadap METODE PENELITIAN
kepatuhan terhadap korbannya yang Artikel ini menggunakan metode
akhirnya membentuk pola pikir (Eriyanto, diskriptif kualiatif dengan pendekatan
2011). analisis wacana model Teun A Van Dijk.
Gramsci menjelaskan bahwa dalam Diskriptif kualitatif digunakan untuk
membentuk konsensus seperti apa yang menjelaskan representasi hegemoni dalam
diinginkan, kelas tertentu biasanya teks. Model Teun A Van Dijk digunakan
menggunakan mekanisme kelembagaan untuk melihat teks memiliki struktur
sebagai transmisi. Media adalah salah satu wacana tentang bagaimana teks
mekanisme kelembagaan itu, yang menegaskan suatu tema. Struktur teksnya,
menurut Gramsci sebagai “tangan-tangan” Pertama, struktur makro merupakan
kelompok yang berkuasa untuk makna umum yang dapat diamati dari
menentukan ideologi yang mendominir topik/tema. Kedua, Superstruktur
(Mahdi, 2015). Hegemoni diproduksi merupakan kerangka teks, seprti
melalui praktik-praktik yang dilakukan pendahuluan, isi, penutup, dan
media, memanfaatkan para aktor untuk kesimpulan. Ketiga, Struktur Mikro
menciptakan konten-konten media yang merupakan makna lokal dari suatu teks
akan mempertahankan sebuah ideologi yang dapat diamati dari pilihan kata,
konsumtif. Hegemoni digunakan untuk kalimat dan gaya yang dipakai. (Eryanto,
menggambarkan jenis kekuatan tertentu 2011). Kerangka analisis dalam penelitian
yang muncul dari merangkul seluruh ini hanya berfokus pada teks yang
kecenderungan ideologis media massa ditampilkan dalam Video chanel Youtube
untuk mendukung sistem kekuasaan yang Ria Ricis Official dengan tema konten
mapan dan mengecualikan nilai oposisi belanja warna-warni dan squsihy objek.
dan persaingan (Oktavianti, 2018). Teori hegemoni dari Gramsci digunakan
Kemasan konten menjadi andalan dalam untuk membongkar teks yang ditampilkan
membentuk kesadaran palsu yang dalam membentuk ideologi konsumtif
dilakukan media untuk membentuk
67
Yofiendi Indah Indainanto. Hegemoni Ideologi Konsumtif sebagai Gaya Hidup Remaja

yang dilakukan melalui proses Situasi video yang mengasikan


persetujuan. dengan kemasan humor ditambah dengan
adanya Squishy dengan karakter-karakter
HASIL DAN PEMBAHASAN lucu, boneka, hewan, kue, dan makanan,
Pembentukan Ideologi Konsumtif menjadikan suasanan menjadi santai.
Sebagai Gaya Hidup Situasi seperti ini banyak disenangi anak
Struktur Teks. Konten Squsihy dan muda. Gaya hidup tidak terlepas dari apa
belanja menjadi tema yang diangkat dalam yang disenangi oleh seseorang, sehingga
memberikan penonjolan dari sebuah akan mempengaruhi dalam mengambil
peristiwa. Tema-tema seperti ini, memiliki pengetahuan dan keputusan. Latar seperti
daya tarik tersendiri bagi remaja karena itu berusaha direperesentasikan Ria untuk
memiliki keunikan dan perhatian lebih memberikan kuasanya. Dalam mendukung
karena bentuk menarik dan sangat dekat kuasanya, Ria menonjolkan warna-warna
dengan remaja terutama perempuan. cerah, karakter unik, pembawaan humoris
Seperti dalam video “Unboxing Squishy dan interkasi dengan pengguna.
Senilai Rp 3 000 000 ! Part 1”. Bagian Konten video belanja menjadi tema
pertama video menujukan model-model yang menojol dalam akun Youtube.
Squishy dengan berbagai warna, kemudian Pemilihan Judul video menggunakan
harga setiap unit. Adanya video ini “belanja sepuasnya” menjadi kata yang
didukung rentetan video dengan tema sering digunakan dalam judul, seperti
serupa dengan ciri pembeda dari nominal “Belanja Lol Surprise Sepuasnya Sampai
harga yang ditampilkan. Artinya, meskipun Tutup!! Surprise Maryam😍”, dan “24 Jam
ada informasi harga yang mahal, namun Makan Yang Warna Biru Terbanyak Se-
dijadikan strategi untuk menarik penonton Indonesia...”. Penekanan pada kedua video
untuk menyaksikan tema serupa divideo bagaimana keasikan dalam berbelanja
lain. Penekanan akan memberikan Squishy lebih utama dibanding dengan nilai guna
seperti dalam teks: dari barang. Isi video pertama momen
“Temen-temen karena ini totalnya belanja Ria yang dengan kedua temannya
senilai Rp 3 juta, Ricis mau tanya kekalian, untuk memberikan kado. Isi video kedua
jika kalian disuruh memilih uang cas 3jt bercerita berbelanja setiap barang dengan
atau atau Squishy senilai 3jt kalian boleh warna biru lalu mengkonsumsi, “, kita akan
komen dibawah yang mana akan dipilih”. seharian bersama warna biru, ..sekarang
Menjadi bagian yang tidak terpisahkan, kita mau cari alat dan bahan-bahan
agar penonton terus mengikuti video lain. semuanya yang berwarna biru..”. Praktis
kedua video menjadikan belanja sebagai
hiburan dan memburu kesenangan,
terlihat dari nilai guna dan kebutuhan
yang sangat berbeda ditampilkan dalam
video. Situasi video yang didominiasi saat
belanja, memberikan fokus perhatian pada
proses belanja yang ditampilkan, sehingga
maksud dari video menunjukan bagaimana
Gambar 1. Ria menunjukan harga, dan
bentuk Squishy belanja itu memberikan kesenangan.

68
Jurnal Simbolika: Research and Learning in Comunication Study, 6 (1) April 2020: 65-75

Proses Hegemoni. Hegemoni penyebaranya lebih penting. Supaya


memiliki berbagai kekuatan untuk terhegemoni, kelompok akan merasa
mempengaruhi masyarakat. Salah satu memiliki dan merasakan nilai serta norma
bentuk kekuatan hegemoni adalah adanya penguasa (Dimyati, 2014). Persetujuan
kemampuan untuk menciptakan cara melibatkan kondisi mental yang kompleks,
berpikir atau wacana tertentu yang sebuah kontradiktif kesadaran antara
dominan, dianggap benar sehingga pencampuran persetujuan dan apatis,
masyarakat meyakini wacana tersebut perlawanan dan pengunduran diri (Lears,
sebagai sesuatu yang benar juga 2016).
sebaliknya sebagai sesuatu yang salah atau Berbeda dengan video tentang
menyimpang (Juditha, 2018), seperti belanja, Ria secara langsung menanamkan
kegunaan Squishy sebagai sarana untuk konsep konsumtif dengan berbelanja
melampiaskan keresahan. makanan dengan warna tertentu, hal
“Yah, bisa menghilangkan stres, tersebut diperkuat peran anak-anak
boring, tinggal pencet-pencet, kalu lagi dalam video belanja makanan warna biru,
emosi marah sama siapapun gk perlu dengan konsep gerakan sosial membantu
keorangnya..” isi video Unboxing Squishy Ria memasukan makanan yang dibalas Ria
Senilai Rp 3 000 000 ! Part 1. Artinnya dengan membayar belanjaan
dalam pandangan media maxis klasik yang menumbuhkan jiwa sosial penonton.
menyebut media masa menyebarkan “seneng sama anak zaman sekarang
gagasan dan pandangan kelas penguasa milenial ringan tangan saling membantu,
yang menghasilkan false conscious itu kenapa Ricis sangat senang memotiviasi
(kesadaran palsu), produk-produk media anak-anak di Indonesia”, video 24 Jam
merupakan cerminan nilai-nilai kelas Makan Yang Warna Biru Terbanyak Se-
pengusaha (Kellner, Hainsworth, & Hall, Indonesia..
2003). Bagi remaja yang termasuk
kelompok menengah dimana terdapat
proses mencari jati diri, jika hegemoni ini
terus terjadi dalam waktu lama, maka akan
membentuk pengetahuan dan sikap.
Strategi hegemoni dalam Unboxing
Squishy Senilai Rp. 3.000.000 ?! - Part 1
terlihat menunjukan detail konten..
Menceritakan karakter Squishy, Gambar 2. Ria yang dibantu anak-anak
merupakan upaya menghegemoni untuk Adegan tersebut memberikan
menanamkan kosep pengetahuan wacana, bahwa video terihat natural tanpa
penonton, sehingga memunculkan drama. Karanter cerita seperti ini efekti
dorongan untuk memilki. Strategi tersebut digunakan dengan cerit keseharian. Ajakan
sejalan dengan asumsi teori Gramsci yang untuk berbelanja juga ditekankan secara
menyebut kekuatan fisik bukanlah yang langsung, “kita belanjanya di Naga
utama karena kekuatanya terbatas, Swalayan, deket rumah aku, buat temen-
namun penguasaan ide dan sarana temen yang mau cari apa aja, main ke Naga
69
Yofiendi Indah Indainanto. Hegemoni Ideologi Konsumtif sebagai Gaya Hidup Remaja

Swalayan karena semuanya lengkap,”. produk-produk tertentu seperti yang


Pemilihan belanja warna-warna dijadikan mengarahkan pada belanja di Naga
untuk membentuk dominasi pengetahuan Swalayan tempat berbagai produk dijual,
dan identitas kuasa. terlihat pada video, “24 Jam Makan Yang
Belanja makanan umumnya Warna Biru Terbanyak Se-Indonesia...”.
merupakan sesuatu yang alamiah dialami Munculnya advertorial (gabungan
semua orang untuk memenuhi kebutuhan, iklan dengan editorial, mampu
berbeda dalam adegan video, berbelanja mengkamuflase iklan suatu produk,
untuk memenuhi konten yang merubah seakan-akan itu adalah konten. Penekanan
nilai guna menjadi nilai tukar, dan ada seperti close up produk yang dibeli.
ajakan untuk beberlanja di lokasi. Agar
ajakan tersebut tidak terkesan iklan,
beberapa kali Ria menekankan pada lokasi
yang “dekat rumah”, artinnya penonton
konsensus tanpa memandang itu iklan bisa
melakukan hal serupa dimanapun.
Adanya video tersebut mendorong
dominasi konten untuk menanamkan
budaya konsumtif, menjadi bagian dari Gambar 3. Ria sedang menunjukan produk
keseharian. Hegemoni memanipulasi berwarna biru
sistem kepercayaan kolektif untuk Bahkan video tentang belanja tidak
menanamkan pandangan dunia yang ada bedanya dengan publikasi berisi
masuk akal. Artinnya subyek mengadopsi kumpulan iklan. Wajar penonton tidak
posisi ideologis dan membuat pilihan yang merasa apa yang dilihat adalah kumpulkan
mereka anggap sesuai dengan kepentingan iklan, karena Ria Ricis mampu
terbaik meskipun bertentangan mengarahkan perhatian penonton pada
kesejahteraan mereka namun tetap tunduk dirinya dan aktor lain. Pada dasarnya apa
pada kelas dominan karena ideologis atau yang dilakukan Ria Ricis untuk
pandangan dunia yang masuk akal masuk menghasilkan keuntungan yang signifikan
karena dikemas senatural mungkin dari Youtube itu sendiri. Tentu Ria tidak
(Jaques, Islar, & Lord, 2019). Budaya bisa mendapatkan keuntungan hanya dari
belanja menjadi pilihan yang diangap Youtube, melainkan pengiklan yang akan
benar dalam memberikan kesenangan dan mendatangkan keuntungan besar. Budaya
menghilangkan batas-batas kebutuhan seperti itu terus dipraktekan dalam
dari nilai suatu barang. kehidupan sosial dimaknai, diproduksi,
Chanel Youtube Ria Ricis memberikan disirkulasi, dan dipertukarkan, (Thwaites
pleasure kepada penonton untuk melihat etal 1994) dalam (Ida, 2018), sehingga jika
konten-konten yang mendatangkan selera budaya dikonteksualkan dalam teks akan
humor dan senang. Pada dasarnya, memperkuat kedudukannya. Selama
menonton video Ria, sebenarnya tidak ideologi diterima sebagai kebutuhan untuk
jauh berbeda dengan melihat konten mengatur dan mengarahkan massa
produk. Video-video yang bersifat manusia, maka memiliki psikologis
“hiburan” tetap memiliki rekomendasi validitas dan tentukan kesadaran yang

70
Jurnal Simbolika: Research and Learning in Comunication Study, 6 (1) April 2020: 65-75

memiliki efek jangka panjang dalam cantik, muslim, humoris dan memiliki
hubungan struktural (Daldal, 2014). kekayaan termasuk mengkonsumsi
Artinya konten-konten yang menekankan barang. Dukungan lingkungan yang indah
budaya konsumtif akan berdampak pada seperti interior rumah mewah, mobil dan
pembentukan pisikologis yang mengarah kedekatan dengan artis, penonton merasa
pada kebutuhan pada pada gaya hidup. ingin menjadi seperti Ria, hal tersebut
Bagi kelompok kelas menengah, akan mampu membangun fantasi bagi penonton
rentan mengalami perubahan dari apa dan menginginkan berada disituasi yang
yang dikontruksikan melalui media. sama.
Cara ketiga adalah melalui “nature”
Media Membangun Kedekatan. atau “sifat dasar” dari konsumsi itu sendiri.
Konten yang jauh dari realitas akan Bawah konsumsi orang akan barang dan
membuat penonton tidak nyaman dengan kebutuhan tidak akan sama dalam setiap
konten. cara membangun kedekatan waktu, dan terus berganti, sehingga Ria
dengan realita sehingga seakan-akan Ricis selalu mengganti bentuk konsumsi
natural seperti apa yang dikatakan Bonnie yang dilakukan melalu konten. Cara
Wiscarson (Estiani, 2012), pertama tersebut dijadikan kekuatan dalam
improve kehidupan mereka, dan juga diri menguatkan ide-ide tentang kekuasaan
mereka sendiri dengan cara mementuk yang mampu memotiviasi orang untuk
gaya hidup yang mampu mengekspresikan berfikir menghasilkan ide-ide dalam sudut
diri, dan gaya konsumtif dalam konten. pandangan berbeda, kekuasaan itulah yang
Penggambaran belanja dengan sangat dijadikan simbol bagi orang yang
mudah dilakukan tanpa ada pertimbangan, menghegemoni (Mora, 2014).
sehingga dengan mengkonsumsi akan Kelas menengah adalah kelompok
mampu mendatangakan kesenangan. Cara orang yang meraih sukses karena memiliki
yang kedua adalah dengan menawarkan disiplin tinggi, mandiri (independent),
fantasi atau mimpi. Fantasi ini bisa mematuhi ketentuan-ketentuan berlaku,
ditunjukkan melalui imajinasi yang dan memberi sumbangan berarti melalui
“sempurna”. Tema fantasi didramatisasi karya (Heryanto, (2000) dalam
menjadi rantai fantasi yang Kertamukti, Nugroho, & Wahyono, 2018).
mengingkatkan intensitas dan kegairahan Kelas menengah yang diidentikan dengan
partisipan komunikasi dan mendapatkan remaja dengan kondisi mental dan
fans atau follower yang menciptakan pengetahuan yang belum matang, rawan
terbangunnya simbol-simbol hasil terhegemoni karena belum memiliki
pertukaran pesan melalui fantasi setiap pondasi kuat, sehingga ketika media
unggahan dari generasi milenial sebagai menawarkan fantasi atau mimpi itu
bentuk representasi cara pikir dan dianggap mampu mewakli jiwanya. Video
pandang tentang dunia (Mutiaz, 2019). Ria Ricis memberikan penonton kelas
Akun Ria Ricis Menggambarkan gambaran menengah bisa mengetahui, mengenal, dan
wanita muda dan religius yang didukung merasakan gaya hidup yang ideal atau
dengan kemewahan. Artinya mampu mewakili kelas atas yang diidentikan
menggambarkan fantaasi wanita yang dengan kematangan.
71
Yofiendi Indah Indainanto. Hegemoni Ideologi Konsumtif sebagai Gaya Hidup Remaja

Mengonsumsi produk seperti yang membuat hegemoni tersebut menjadi


dilakukan kelas atas, menjadi cara dominan salah satunnya penggunaan
membentuk gaya hidup kelas menengah bahasa. Bahasa tidak hanya mencerminkan
untuk merasakan menjadi kelas atas. kenyataan tetapi membangun realitas
Reaksi yang ditimbulkan penonton dari yang akan membentuk makna, identitas,
konten Ria Ricis berhasil menanamkan objek dan subjek dibentuk melalui sistem
hegemoni, bahwa kegiatan konsumsi praktik yang diwujudkan oleh wacana
merupakan sebuah gaya hidup, a way of (Lears, 2016). Melalu wacana tersebut
life, sesuatu yang “natural” dan memang terus dipertahankan kedudukan. Konten
begitu adanya. Kendali hegemoni melalui Ria Ricis berusaha mempertahankan
penciptaan kesadaran umum yang wacana idelogi konsumtif dengan praktek
memaksa subyek dikuasai, namun juga menunjukan kesenangan yang dianggap
menciptakan kondisi dimana subjek sebagai bentuk gaya anak muda untuk
merelakan dirinya untuk dikuasai membentuk pengetahuan dan tindakan.
(Muzairi, 2014), sehingga membuat pihak Penggunaan bahasa diperkuat
yang menghegemoni terus dominan. Wajar dengan bahasa sederhana dan lebih
ketika, konten bertema Squishy dan keseharain yang mudah dipahami audiens.
belanja menjadi daya tarik dan banyak Upaya membuat sebuah produksi idelogi
ditonton. Ketika konten banyak disukai, dilakukan secara natural sehingga audiens
Ada kelompok yang menerima keuntungan akan mudah menerima. Konten belanja
dalam proses hegemonik dan dirugikan dan Squishy dijadikan alat membangun
melalui proses persetujuan bukan paksaan idelogi konsumsi yang terus diulang
(Hamid, 2013). Artinya kelompok dominan dengan berbagai kemasan konten.
akan berkuasa, untuk terus memproduksi, Pengulang membentuk konsep sosial yang
seperti konten bertemakan Squishy dan dasarnya pada peningkatan konsumsi
belanja dengan berbagai egel. sebagai gaya hidup. Konsep ini terus
dibangun dengan melakukan reperesentasi
Media Mempertahankan ideologi sedekat mungkin dengan fenomena.
Upaya mempertahankan idelogi Belanja sangat dekat dengan aktivitas
media bukan perkara mudah, pasalnya keseharian yang dilakukan setiap orang,
audies memiliki refrensi pengetahuan begitupula Squishy yang dekat dengan
akan realitas yang terus berubah, sehingga anak-anak remaja. Ria memanfatkan
media akan terus memperbarui konten fenomenan tersebut yang
untuk mempertahankan idelologi. direpresentasikan dalam kesehariannya
Begitupula ketika hegemoni budaya yang melalui penekanan.
menekankan persetujuan dirasionalisasi Menurut Moscovici (1988) dalam
terhadap dominasi seseorang. Di sini, (Monaco dan Guimelli, 2011), ada tiga cara
ideologi tidak cukup, pembenaran yang representasi bisa menjadi sosial. Pertama,
dirasionalisasi berfungsi untuk representasi hegemonik yang dibagikan
'memperbaiki' kontradiksi yang melekat lintas grup dan berakar dalam budaya,
dalam masyarakat dengan ketidaksetaraan dalam memori kolektif dalam kepercayaan
hubungan sosial (Jaques et al., 2019), yang dipegang secara luas. Konteks kasus,
sehingga membutuhkan alat untuk kelompok Ria Ricis terus mempetahankan

72
Jurnal Simbolika: Research and Learning in Comunication Study, 6 (1) April 2020: 65-75

konsep konsumsi (belanja warna-warni dengan media konvensional, yang hanya


dan Squshy) sebagai identitas chanel yang fokus pada interaksi satu arah. Pandangan
akan membentuk perhatian dan konsep Gramsci, bahwa hegemoni sebagai
kebudayaan dalam kehidupan sosial. "persetujuan spontan” yang diberikan oleh
Kedua, representasi yang dibebaskan massa besar penduduk kepada arahan
sebagai representasi dengan tingkat umum yang dipaksakan pada kehidupan
otonomi tertentu dengan menghormati sosial oleh kelompok fundamental
segmen masyarakat yang berinteraksi. dominan (Lears, 2016). Paksaan di sini
Interaksi di kolong komentar Youtube bentuknya halus tanpa ada unsur
memungkinan produksi konten akan lebih memaksa dalam waktu singkat,
bervariatif dan efektif untuk memberikan sedangkan persetujuan disebabkan oleh
pengaruh, sehingga hal tersebut bentuk prestise konsekuen dari kepercayaan
representasi dibebaskan yang kepada kelompok dominan karena adanya
diaktualisasikan dalam konten. Ketika posisi dan fungsi dalam produksi (chanel
media sedekat mungkin membangun Youtube Ria RIcis). Reperesentaasi media
interaksi dan tidak memberi jarak, makan tidak mencerminkan kenyataan apa
kuasa akan mampu meminimalisir adannya (Nasrulah, 2018), sehingga
pertentangan. memungkinkan dikemas untuk
Ketiga, representasi polemik sebagai kepentingan komersil dan mengalami
representasi yang dihasilkan selama penolakan. Artinya konten dengan tema
konflik sosial, kontroversi sosial, dan serupa berkembang sangat dipengaruhi
masyarakat secara keseluruhan. penonton yang menyaksikan.
Representasi polemik terlibat dalam sosial Kenyataannya kapitalisme
perubahan dan inovasi. Chanel Ria Ricis menciptakannya kesadaran palsu,
dihadapi situasi reperesentasi polimik meskipun konsumen banyak yang
ketika konten yang menjadi andalan tidak sepenuhnya sadar dan kritis terhadap
menghadpi respon baik akan diganti berbagai ketidaksetaraan dan
begitupula sebaliknnya, misal konten ketidakadilan terkait dengan
belanja warna-warna menarik perhatian konsumerisme (Miles 156) dalam
audiens lebih, sehingga memunculkan (Stavrakakis, 2006).
konten serupa dengan tema sama, seperti
konten belanja warna merah. SIMPULAN
Munculnya tema serupa berupaya Akun Ria Ricis menghegemoni
mempertahankan idelogi dengan berbagai penonton dengan mengemas konten yang
bentuk reperesentasi yang akan dekat dengan keseharian dengan
mempengaruhi tindakan sosial. Dalam pendekatan humoris untuk mengeblurkan
mengekspresikan ideologi dukungan pengaruh kekuasaan dalam menanamkan
terhadap konten dimungkinkan dengan ideologi konsumtif. Ria Ricis
adannya digital media seperti Youtube mengandalakan konten belanja untuk
melalui praktek alogaritma, sehingga akan menarik penonton untuk terlibat dalam
mendominasi konten dalam layar “berada” konten yang akan berdampak pada
di Youtube. Media baru sangat berbeda keuntungan pribadi, Ria Ricis dengan
73
Yofiendi Indah Indainanto. Hegemoni Ideologi Konsumtif sebagai Gaya Hidup Remaja

konsep hegemoni yang mengarah pada https://doi.org/10.5209/rev/ tanggal 11


desember 2019
budaya kesenangan mampu membuat Hamid, M. A. C. W. F. (2013). Teori Komunikasi
orang tertarik dan menerima idologi Massa. Ghalia Indonesia.
konsumtif hal itu terlihat dari respon Ida, R. (2018). Metode Penelitian Studi Media dan
kajian Budaya (cetakan ke). Prenadamedia
nitizen yang merespon baik konten. Group.
ekposur vidio dengan tema belanja sangat Jaques, C., Islar, M., & Lord, G. (2019). Post-Truth:
Hegemony on Social Media and Implications
mempengaruhi penonton yang
for Sustainability Communication.
kebanyakan anak remaja. Dalam Sustainability, 11(7), 2120. diunduh di
membangun kedekatan dengan realitas, https://doi.org/10.3390/su11072120/
tanggal 12 desember 2019
video Ria dibangun dengan konsep Juditha, C. (2018). Social Media Hegemony: Gosip
keseharian dengan dukungan lingkungan Instagram Account @Lambe_turah -
yang didominasi interior mewah, yang Hegemoni Media Sosial: Akun Gosip
Instagram @Lambe_turah. Jurnal Penelitian
akan memotivasi penonton ingin menjadi Komunikasi Dan Opini Publik, 22(1), 16–30.
seperti aktor, membangun fantasi ideal diunduh di
tentang kehidupan kelas atas, dan https://jurnal.kominfo.go.id/index.p
hp/jpkop/article/view/1339/884/ 6
menaturalkan konten yang mengarahkan
desember 2019
pada kebutuhan seperti belanja. Oleh Kellner, D., Hainsworth, S., & Hall, S. (2003). Teori
karena itu, gaya hidup konsumtif yang Media-Marxist : Sebuah Pengantar. 79–90.
dihegemonikan Ria Ricis mampu membuat Kertamukti, R., Nugroho, H., & Wahyono, S. B.
(2018). Komunikasi Visual: Fantasi Tubuh
orang terhegemoni tanpa ada unsur Wanita Kelas Menengah di Instagram. Jurnal
paksaan dan tanpa sadar. Kajian Komunikasi, 6(2), 231. diunduh di
https://doi.org/10.24198/jkk.v6i2.17925/
tanggal 11 desember 2019
DAFTAR PUSTAKA Lears, T. J. J. (2016). The Concept of Cultural
Hegemony : Problems and Possibilities
Daldal, A. (2014). Power and Ideology in Michel Author ( s ): T . J . Jackson Lears Source : The
Foucault and Antonio Gramsci: A American Historical Review , Vol . 90 , No . 3
Comparative. American Research Institute for ( Jun ., 1985 ), pp . 567-593 Published by :
Policy Development, 2(2), 149–167. Oxford University Press on behalf of the
Dimyati, I. (2014). Jeprut: Perlawanan terhadap American Hi. Oxford Journals, 90(3), 567–
Hegemoni Kekuasaan. Antropologi Indonesia, 593.
0(75), 79–100. diunduh di Mahdi, A. (2015). BERITA SEBAGAI REPRESENTASI
https://doi.org/10.7454/ai.v0i75.352i1/tan IDEOLOGI MEDIA (Sebuah Telaah Kritis). Al-
ggal 12 Desember 2019 Hikmah, 9(2). diunduh di
Eriyanto. (2011). Analisis Wacana Pengantar https://doi.org/10.24260/al-
Analisis Teks Media. LKis. hikmah.v9i2.324 tanggal 9 desember 2019
ESTIANI, P. (2012). Hegemoni Gramsci Majalah Mora, N. (2014). Reproduction of Patriarchal
Fashion Sebagai Penanaman Gaya Hidup Hegemony in Media Texts. Electronic Journal
Konsumerisme Kepada wanita. diunduh di of Social Sciences, 48, 131–148.
Academia.Edu/ tanggal 12 desember 2019 Mutiaz, I. R. (2019). Konstruksi Realitas Simbolik
Falah, F. (2018). Hegemoni Ideologi dalam Novel Generasi Milenial Melalui Tema Fantasi
Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman el Selebgram Di Media Sosial. Jurnal
Shirazy (Kajian Hegemoni Gramsci). Nusa, Sosioteknologi, 18(1), 113–129. diunduh di
13(9), 351–360. diunduh di https://doi.org/10.5614/sostek.itbj.2019.18
https://doi.org/10.1017/CBO97811074153 .1.9/ tanggal 7 desember 2019
24.004/ tanggal 12 desember 2019 Muzairi. (2014). Pergeseran Sistem Kekuasaan dari
Grégory Lo Monaco and Christian Guimelli. (2011). Marxisme Kehegemoni dan Politik Media.
Hegemonic and Polemical Beliefs: Culture Esensia, 15(2), 25–26.
and Consumption in the Social Nasrulah, R. (2018). Khalayak Media, Identitas,
Representation of Wine. The Spanish Journal Ideologi dan Perilaku Pada Era Digital.
of Psychology, 14(1), 237–250. diunduh di Simbiosa Rekatama Media.

74
Jurnal Simbolika: Research and Learning in Comunication Study, 6 (1) April 2020: 65-75

Oktavianti, R. (2018). Reportase dalam Hegemoni Komunikasi Dan Studi Media, 5(1), 11–33.
Pemerintah dan Media: Studi Kasus Jurnalis diunduh di
Kepresidenan Era Soeharto dan Joko https://doi.org/10.35457/translitera.v5i1.3
Widodo. Jurnal Komunikasi Indonesia, 5(1), 55/ tanggal 12 desember 2019
37–47. diunduh di Stavrakakis, Y. (2006). Objects of Consumption,
https://doi.org/10.7454/jki.v5i1.8331/ Causes of Desire: Consumerism and
tanggal 12 desember 2019 Advertising in Societies of Commanded
Sa’diyah, S. S. (2019). Budaya Penggemar Di Era Enjoyment. 83–106.
Digital (Studi Etnografi Virtual Pada Yilmaz, M. (2014). The Effect of dominant ideology
Penggemar Bts Di Twitter). Jurnal Ilmu on media: The Syria Case. The European
Komunikasi : JKOM, 2(1), 1–10. diunduh di Journal of Social & Behavioural Sciences,
https://doi.org/https://doi.org/10.33005/jk 10(3), 1527–1540. diunduh di
om.v2i1.34/ tanggal 6 desember 2019 https://doi.org/10.15405/ejsbs.136 /
Siswati, E. (2018). Anatomi Teori Hegemoni tanggal 11 desember 2019
Antonio Gramsci. Translitera : Jurnal Kajian

75

Anda mungkin juga menyukai