3607 12292 2 PB
3607 12292 2 PB
JURNAL SIMBOLIKA
Research and Learning in Comunication Study
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/simbolika
DOI: https://doi.org/10.31289/simbollika.v6i1.3607
Abstract
The new media provides a powerful influence in shaping the knowledge and character of adolescents as a middle class
group. Content packaging is represented as naturally as possible in capturing its influence, so that a hegemony
practice takes place. Content that emphasizes and accentuates consumptive culture is used as a mainstay to attract
the attention of audiens through Youtube channel to increase the number of viewrs to gain profit. This practice is what
makes consumptive hegemony make audines subject to approval. This study describes how the practice of hegemony in
shaping consumptive ideology, uses qualitative studies with a literary approach to strengthen Gramsci's hegemony
explanations. Ria Ricis official Youtube channel analysis object with colorful and squsihy shopping content themes. The
results show that the account packages content by cultivating the effect of pleasure in emphasizing consumptive
ideology and uploading similar content with the same theme because of the approval. Social media provides a
closeness between audiens and content owners so that the practice of hegemony is easily subjected to approval. In
defending consumptive ideology, the dominant group makes representations that allow good responses. the hegemony
made the consumptive ideology develop into a lifestyle.
Keywords: Hegemony, Consumptive ideology, Youtube, Social Media
How to Cite: Indainanto, Y.I (2020). Hegemoni Ideologi Konsumtif sebagai Gaya Hidup Remaja. Jurnal Simbolika:
Research and Learning in Comunication Study 6(1): 65-75
65
Yofiendi Indah Indainanto. Hegemoni Ideologi Konsumtif sebagai Gaya Hidup Remaja
66
Jurnal Simbolika: Research and Learning in Comunication Study, 6 (1) April 2020: 65-75
terhadap remaja. Remaja akan mudah dominasi tanpa adanya paksaan. Meskipun
terpengaruh didasari pada mental pada dasarnya penonton memiliki ideologi
keperibadian yang belum “matang” tertentu ketika menonton, namun bentuk
sehingga mudah menerima sesuatu yang hegemoni yang halus dan kekuasaannya
baru. Oleh sebap itu, dalam artikel ini terbatas, membuat penonton tidak sadar
tujuan penelitian untuk mendiskripsikan bahwa mereka sedang terhegemonik
bagaimana hegemoni yang dilakukan Ria sehingga terkesan natural. Berbeda kasus
Ricis dalam membentuk idelologi ketika penonton berada pada kalangan
konsumtif sebagai gaya hidup remaja, kelas menengah atau remaja yang masih
melalui analisi video. rentan ideologinya, mereka akan
Pandangan hegemoni menurut mengganggap apa yang diproduksi aktor,
Gramsci menekankan pada bentuk seakan-akan mewakili jiwa mereka,
ekspresi, cara penerapannya, mekanisme sehingga ideologi tersebut dianggap benar.
yang dijalankan untuk mempertahankan
dan mengembangkan diri terhadap METODE PENELITIAN
kepatuhan terhadap korbannya yang Artikel ini menggunakan metode
akhirnya membentuk pola pikir (Eriyanto, diskriptif kualiatif dengan pendekatan
2011). analisis wacana model Teun A Van Dijk.
Gramsci menjelaskan bahwa dalam Diskriptif kualitatif digunakan untuk
membentuk konsensus seperti apa yang menjelaskan representasi hegemoni dalam
diinginkan, kelas tertentu biasanya teks. Model Teun A Van Dijk digunakan
menggunakan mekanisme kelembagaan untuk melihat teks memiliki struktur
sebagai transmisi. Media adalah salah satu wacana tentang bagaimana teks
mekanisme kelembagaan itu, yang menegaskan suatu tema. Struktur teksnya,
menurut Gramsci sebagai “tangan-tangan” Pertama, struktur makro merupakan
kelompok yang berkuasa untuk makna umum yang dapat diamati dari
menentukan ideologi yang mendominir topik/tema. Kedua, Superstruktur
(Mahdi, 2015). Hegemoni diproduksi merupakan kerangka teks, seprti
melalui praktik-praktik yang dilakukan pendahuluan, isi, penutup, dan
media, memanfaatkan para aktor untuk kesimpulan. Ketiga, Struktur Mikro
menciptakan konten-konten media yang merupakan makna lokal dari suatu teks
akan mempertahankan sebuah ideologi yang dapat diamati dari pilihan kata,
konsumtif. Hegemoni digunakan untuk kalimat dan gaya yang dipakai. (Eryanto,
menggambarkan jenis kekuatan tertentu 2011). Kerangka analisis dalam penelitian
yang muncul dari merangkul seluruh ini hanya berfokus pada teks yang
kecenderungan ideologis media massa ditampilkan dalam Video chanel Youtube
untuk mendukung sistem kekuasaan yang Ria Ricis Official dengan tema konten
mapan dan mengecualikan nilai oposisi belanja warna-warni dan squsihy objek.
dan persaingan (Oktavianti, 2018). Teori hegemoni dari Gramsci digunakan
Kemasan konten menjadi andalan dalam untuk membongkar teks yang ditampilkan
membentuk kesadaran palsu yang dalam membentuk ideologi konsumtif
dilakukan media untuk membentuk
67
Yofiendi Indah Indainanto. Hegemoni Ideologi Konsumtif sebagai Gaya Hidup Remaja
68
Jurnal Simbolika: Research and Learning in Comunication Study, 6 (1) April 2020: 65-75
70
Jurnal Simbolika: Research and Learning in Comunication Study, 6 (1) April 2020: 65-75
memiliki efek jangka panjang dalam cantik, muslim, humoris dan memiliki
hubungan struktural (Daldal, 2014). kekayaan termasuk mengkonsumsi
Artinya konten-konten yang menekankan barang. Dukungan lingkungan yang indah
budaya konsumtif akan berdampak pada seperti interior rumah mewah, mobil dan
pembentukan pisikologis yang mengarah kedekatan dengan artis, penonton merasa
pada kebutuhan pada pada gaya hidup. ingin menjadi seperti Ria, hal tersebut
Bagi kelompok kelas menengah, akan mampu membangun fantasi bagi penonton
rentan mengalami perubahan dari apa dan menginginkan berada disituasi yang
yang dikontruksikan melalui media. sama.
Cara ketiga adalah melalui “nature”
Media Membangun Kedekatan. atau “sifat dasar” dari konsumsi itu sendiri.
Konten yang jauh dari realitas akan Bawah konsumsi orang akan barang dan
membuat penonton tidak nyaman dengan kebutuhan tidak akan sama dalam setiap
konten. cara membangun kedekatan waktu, dan terus berganti, sehingga Ria
dengan realita sehingga seakan-akan Ricis selalu mengganti bentuk konsumsi
natural seperti apa yang dikatakan Bonnie yang dilakukan melalu konten. Cara
Wiscarson (Estiani, 2012), pertama tersebut dijadikan kekuatan dalam
improve kehidupan mereka, dan juga diri menguatkan ide-ide tentang kekuasaan
mereka sendiri dengan cara mementuk yang mampu memotiviasi orang untuk
gaya hidup yang mampu mengekspresikan berfikir menghasilkan ide-ide dalam sudut
diri, dan gaya konsumtif dalam konten. pandangan berbeda, kekuasaan itulah yang
Penggambaran belanja dengan sangat dijadikan simbol bagi orang yang
mudah dilakukan tanpa ada pertimbangan, menghegemoni (Mora, 2014).
sehingga dengan mengkonsumsi akan Kelas menengah adalah kelompok
mampu mendatangakan kesenangan. Cara orang yang meraih sukses karena memiliki
yang kedua adalah dengan menawarkan disiplin tinggi, mandiri (independent),
fantasi atau mimpi. Fantasi ini bisa mematuhi ketentuan-ketentuan berlaku,
ditunjukkan melalui imajinasi yang dan memberi sumbangan berarti melalui
“sempurna”. Tema fantasi didramatisasi karya (Heryanto, (2000) dalam
menjadi rantai fantasi yang Kertamukti, Nugroho, & Wahyono, 2018).
mengingkatkan intensitas dan kegairahan Kelas menengah yang diidentikan dengan
partisipan komunikasi dan mendapatkan remaja dengan kondisi mental dan
fans atau follower yang menciptakan pengetahuan yang belum matang, rawan
terbangunnya simbol-simbol hasil terhegemoni karena belum memiliki
pertukaran pesan melalui fantasi setiap pondasi kuat, sehingga ketika media
unggahan dari generasi milenial sebagai menawarkan fantasi atau mimpi itu
bentuk representasi cara pikir dan dianggap mampu mewakli jiwanya. Video
pandang tentang dunia (Mutiaz, 2019). Ria Ricis memberikan penonton kelas
Akun Ria Ricis Menggambarkan gambaran menengah bisa mengetahui, mengenal, dan
wanita muda dan religius yang didukung merasakan gaya hidup yang ideal atau
dengan kemewahan. Artinya mampu mewakili kelas atas yang diidentikan
menggambarkan fantaasi wanita yang dengan kematangan.
71
Yofiendi Indah Indainanto. Hegemoni Ideologi Konsumtif sebagai Gaya Hidup Remaja
72
Jurnal Simbolika: Research and Learning in Comunication Study, 6 (1) April 2020: 65-75
74
Jurnal Simbolika: Research and Learning in Comunication Study, 6 (1) April 2020: 65-75
Oktavianti, R. (2018). Reportase dalam Hegemoni Komunikasi Dan Studi Media, 5(1), 11–33.
Pemerintah dan Media: Studi Kasus Jurnalis diunduh di
Kepresidenan Era Soeharto dan Joko https://doi.org/10.35457/translitera.v5i1.3
Widodo. Jurnal Komunikasi Indonesia, 5(1), 55/ tanggal 12 desember 2019
37–47. diunduh di Stavrakakis, Y. (2006). Objects of Consumption,
https://doi.org/10.7454/jki.v5i1.8331/ Causes of Desire: Consumerism and
tanggal 12 desember 2019 Advertising in Societies of Commanded
Sa’diyah, S. S. (2019). Budaya Penggemar Di Era Enjoyment. 83–106.
Digital (Studi Etnografi Virtual Pada Yilmaz, M. (2014). The Effect of dominant ideology
Penggemar Bts Di Twitter). Jurnal Ilmu on media: The Syria Case. The European
Komunikasi : JKOM, 2(1), 1–10. diunduh di Journal of Social & Behavioural Sciences,
https://doi.org/https://doi.org/10.33005/jk 10(3), 1527–1540. diunduh di
om.v2i1.34/ tanggal 6 desember 2019 https://doi.org/10.15405/ejsbs.136 /
Siswati, E. (2018). Anatomi Teori Hegemoni tanggal 11 desember 2019
Antonio Gramsci. Translitera : Jurnal Kajian
75