Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI

GOLONGAN DARAH DAN RHESUS

Rabu, 5 Oktober 2022

NI PUTU GANGGA PRATIWI


201310827

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


STIKES WIRA MEDIKA BALI
2022
A. Tujuan :
1. Mampu memahami tentang golongan darah dan rhesus
2. Mengetahui tata cara pemeriksaan golongan darah dan rhesus metode slide
B. Prinsip :
Terjadinya aglutinasi yang terjadi antara antigen dan antibodi pada darah dan
reagen.
C. Alat dan bahan:
Alat:
1. Blood lancet
2. Autoclick
3. Kertas golongan darah/slide
4. Alkohol 70%
5. Kapas
6. Batang pengaduk

Bahan:

1. Darah kapiler
2. Reagen anti A
3. Reagen anti B
4. Reagen rhesus
D. Prosedur :
a. Pra Analitik
1. Persiapan pasien
2. Persiapan sampel
3. Persiapan alat dan bahan
b. Analitik
1.Pasang lancet pada autoclick
2.Setting lancet pada kedalaman 5mm
3. Usap ujung jari manis dengan menggunakan kapas yang telah direndam
dalam alcohol 70%
4. Tusuklah jari tersebut dengan menggunakan blood lancet steril
5. Hapuslah tetesan darah pertama dengan menggunakan kapas hingga bersih
6. Kemudian pijit jari tersebut dengan perlahan hingga keluar darah dari luka
tadi, teteskan darah yang keluar pada glass objek di tiga tempat yang
berbeda
7. Teteskan satu tetes anti sera dan reagen rhesus pada salah satu sisi dari
tetesan darah tersebut.
8. Aduklah masing-masing tetesan antisera dan darah tersebut dengan
menggunakan ujung tusuk gigi secara terpisah
9. Setelah diaduk biarkan beberapa saat, perhatikan apa yang terjadi pada
masing-masing campuran darah dan antisera tersebut, campuran manakah
yang terjadi penggumpalan darah dan mana yang terjadi penggumpalan.
c. Pasca Analitik
1. Interpretasi hasil
2. Pembuatan laporan
E. Harga normal/nilai
Golongan darah Anti A Anti B Anti AB Rhesus
A + - + Menyesuaikan
B - + + Menyesuaikan
AB + + + Menyesuaikan
O - - - Menyesuaikan

F. Hasil
Nama pasien : Anak Agung Manik Riska Pragita
Usia : 20 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Hasil : AB Rhesus -
G. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan pada pemeriksaan golongan darah dan
rhesus didapatkan hasil AB Rhesus –
H. Diskusi
Darah merupakan cairan tubuh yang berwarna merah dan terdapat di dalam
sistem peredaran darah tertutup dan sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia.
Darah berfungsi memasukkan oksigen dan bahan makanan keseluruh tubuh serta
mengambil karbon dioksida dan metabolik dari jaringan. Mengetahui golongan darah
seseorang sangat penting di ketahui untuk kepentingan medis yaitu salah satunya untuk
transfusi (Oktari, 2016: 49). Pada tahun 1901 Dr. Karl Landsteiner menemukan, bahwa
sel-sel darah merah (eritrosit) dari beberapa individu akan menggumpal (beraglutinasi)
dalam kelompok-kelompok yang dapat dilihat dengan mata telanjang, apabila dicampur
dengan serum dari beberapa orang, tetapi tidak dengan semua orang. Kemudian
diketahui bahwa dasar dari menggumpalnya eritrosit tadi adalah adanya reaksi antigen
antibodi. Apabila suatu substansi asing (disebut antigen) disuntikkan ke dalam aliran
darah dari seekor hewan akan akan mengakibatkan terbentuknya antibodi tertentu yang
akan bereaksi dengan antigen.
Mengikuti penemuan Karl Landsteiner tentang penggumpalan sel-sel darah
merah dan pengertian tentang reaksi antigen-antibodi, maka penyelidikan selanjutnya
memberi penegasan mengenai adanya dua antibodi alamiah di dalam serum darah dan
dua antigen pada permukaan eritrosit. Seseorang dapat membentuk salah satu atau
kedua antibodi itu atau sama sekali tidak membentuknya. Demikian pula dengan
antigennya. Dua antigen itu disebut antigen A dan antigen B, sedangkan dua antibodi
itu disebut anti A dan anti B. Melalui tes darah maka setiap orang dapat mengetahui
golongan darahnya. Berdasarkan sifat kimianya, antigen A dan B merupakan
mukopolisakarida, terdiri dari protein dan gula. Dalam dua antigen itu bagian
proteinnya sama, tetapi bagian gulanya merupakan dasar kekhasan antigen antibodi.
Golongan darah merupakan sistem pengelompokan darah yang didasarkan
pada jenis antigen yang dimilikinya. Sedikitnya ada 48 jenis antigen yang menjadi dasar
dalam penggolongan darah. Tetapi yang paling umum digunakan adalah sistem
penggolongan darah ABO. Pembagian golongan darah sistem ABO didasarkan pada
adanya perbedaan aglutinogen (antigen) dan aglutinin (antibodi) yang terkandung
dalam darah (Tenriawaru, 2016: 42). Antigen – antigen golongan darah yang sangat
penting adalah antigen A, dan B. Ciri antigen itu berada pada ujung gula – gula yang
melekat langsung pada dinding sel atau melekat pada rangkaian protein yang menonjol
dari hamparan bilipid (Oktari, 2016: 50). Secara umum darah memiliki 4 golongan
yaitu: golongan darah A dimana golongan darah A mempunyai antigen A dan anti - B,
golongan darah B yaitu golongan darah yang memiliki antigen B dan anti – A, golongan
darah O golongan darah yang memiliki antibodi tetapi tidak memiliki antigen, dan
golongan darah AB golongan darah yang memiliki antigen tetapi tidak memiliki
antibodi (Oktari, 2016: 49). Sistem golongan darah pada manusia ada tiga macam, yaitu
sistem ABO, sistem MN, dan sistem rhesus (Rh). Ketiga penggolongan darah tersebut
didasarkan atas kehadiran antigen(aglutinogen) tertentu dalam sel darah merahnya dan
zat anti (agglutinin).
Menurut Breinstein (Jerman) dan Furuhata (Jepang), golongan darah ini
dikendalikan oleh sepasang gen. Pemeriksaan golongan darah ABO dilakukan untuk
menentukan jenis golongan darah pada manusia. Penentuan golongan darah ABO pada
umumnya dengan menggunakan metode Slide. Metode ini didasarkan pada prinsip
reaksi antara aglutinogen (antigen) pada permukaan eritrosit dengan aglutinin yang
terdapat dalam serum/plasma yang membentuk aglutinasi atau gumpalan. Metode slide
merupakan salah satu metode yang sederhana, cepat dan mudah untuk pemeriksaan
golongan darah (Oktari, 2016: 50). Reagen antisera merupakan reagen yang digunakan
untuk pemeriksaan golongan darah ABO. Diperoleh dari biakan supernatan secara in
vitro yang berasal dari hibridisasi immunoglobulin sel tikus, dan hasil pemeriksaanya
akan terbentuk aglutinasi. Misalnya pada golongan darah A ketika ditambahkan reagen
antisera A, reagen antisera B, dan reagen antisera AB, maka terjadi aglutinasi pada
darah yang di tetesi reagen antisera B dan AB, sedangkan pada reagen antisera AB tidak
terbentuk aglutinasi. Dari segi reagen metode ini kurang ekonomis, maka serum dapat
dijadikan sebagai reagen pada pemeriksaan golongan darah ABO (Oktari, 2016: 50).
I. Daftar Pustaka
Oktari, Anita dkk. 2016. Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO Metode Slide
Dengan Reagen Serum Golongan darah A, B, O. Jurnal Teknologi
Laboratorium. Vol. 5 No. 2: 49–50. Bandung: Sekolah Tinggi Analis Bakti
Asih Suryo. 2001. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjag Mada University
Press
Swastini, D.A dkk. 2016. Pemeriksaan Golongan Darah Rhesus Pelajar Kelas 5 Dan 6
Sekolah Dasar Di Desa Taro Kecamatan Tegallalang Gianyar. Jurnal
Udayana Mengabdi. Vol. 15 No. 1: 69. Bali: Universitas Udayana
Tenriawaru, E.P dkk. 2016. Analisis Korelasi Antara Golongan Darah Tipe ABO
Dengan Modalitas Dan Gaya Belajar Mahasiswa. Jurnal Dinamika. Vol. 7
No. 1: 42. Palopo: Universitas Cokroaminoto Palopo
Barbara, J.B., 2014. Hematologi: Kurikulum Inti., Jakarta: EGC.
Mutiawati, V.K. 2010. Perbedaan Derajat Aglutinasi Pemeriksaan Golongan Darah
Antara Eritrosit Tanpa Pencucian Dengan Pencucian Pada Penderita
Talasemia. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. Vol 13. Nomor 2.
J. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai