Anda di halaman 1dari 21

 INTEGUMEN

HERPES ZOSTER, HERPES SIMPLEK, VARICELA ZOSTER, MORBILI

o HERPES ZOSTER

Etiologi: Virus Varicella Zoster

Gejala Klinis:

❖ Gejala Prodromal: Sistemik : Demam, pusing, malaise


❖ Lokal: Nyeri otot tulang, gatal, pegal
❖ Eritema ➔ vesikel berkelompok dengan dasar kulit erotematosa dan edema ➔ pustule ➔ krusta
❖ Infeksi sekunder➔ ulkus➔penyembuhan dengan sikatrik.
❖ Vesikel mengandung darah ➔ H.Zoster Hemoragik
❖ Unilateral & Dermatomal (sesuai dengan persasafan dermatom)
❖ Pembesaran kelenjar getah bening
❖ Hiperestesi pada daerah yang terkena
❖ Neuralgia pasca Herpetik: nyeri timbul pada daerah bekas penyembuhan ➔bisa berbulan-bulan
atau bertahun-tahun.

Predileksi : Daerah Torakal

Pemeriksaan: Tzank Test ➔ sel datia berinti banyak (multinucleated giant cell).

Dignosis Banding : Herpes Simplek

Therapy :
❖ Therapy supportif : hindari gesekan agar lesi tidak meluas, NUTRI TKTP + Bedak
o salysil 2%,
❖ Therapy awal : PCT 3x500mg, asam mafenamat 3x500mg (nyeri ringan), na
o diclovenac ( nyeri sedang-berat).
❖ Therapy Tepat : Acyclovir 5x800mg/hari 7-10hari, anak2 4x20mg (max 800mg),
o atau Valacyclovir 3x1000mg/hari.
❖ Topical : jika erosi : Kompres terbuka + ab. Genta,kloram
❖ Neuralgia menetap : antidepresan trisiklik, amitripilin 1x10-20 mg, gabapentin 1x300mg
o carbamazepin.
Komplikasi:

Neuralgia pasca-herpetik, Ramsay Hunt Syndrome, Ptosis paralitik, Keratitis, Skleritik, Uveitis,
Keriorenitis, Neuritis Optik

o HERPES SIMPLEK

Etiologi: Herpes Simplek Virus

Epidemiologi:

❖ Infeksi primer VHS Tipe 1


❖ VHS Tipe 2

Klasifikasi : VHS Tipe 1 dan VHS Tipe 2

Gejala Klinis: (perjalanan infeksi)

1) Fase Infeksi Primer: Infeksi VHS pertama kali,


Vesikel, demam, nyeri kepala, otot, sariawan/ vesikel di dekat mulut dan genital, pembesaran
KGB, duh tubuh pada vagina/ uretra, hub. Sex pd penderita yang sama.
2) Fase Infeksi Rekurens: Infeksi karena aktivasi VHS yang berdiam di ganglion sensoris
3) Herpes asimtomatik: Infeksi VHS tanpa gejala klinis, namun terdapat reaksi serologi yang
reaktif.
4) Herpes atipikal: Infeksi VHS yang menyerang kulit, seperti Herpes Withlow dijari, areola
mamae atau pantat.

Predileksi:

• VHS 1 : Pinggang keatas terutama daerah mulut dan hidung

• VHS 2 : Pinggang kebawah, terutama genital.


Pemeriksaan Penunjang: Tzank Test →cell datia berinti banyak & badan inklusi intranuklear.

Diagnosis Banding: Impetigo Vesikobulosa, Ulkus Durum, Molle.

Therapy:

Therapy episode klinis pertama dari herpes genital:

❖ Acyclovir 3x400mg→ 7-10 hari


❖ Acyclovir 5x200mg→7-10 hari
❖ Valacyclovir 2x500-1000mg→7-10 hari
❖ Famcyclovir 3x250mg →7-10 hari

Therapy episode recuren dari herpes genital:

❖ Acyclovir 3x400mg → 5 hari


❖ Acyclovir 5x200mg→ 5 hari
❖ Acyclovir 2x800mg → 5 hari
❖ Famcyclovir 2x250mg → 5 hari
❖ Valacyclovir 2x500mg → 5 hari

o VARICELA

Etiologi: Virus Varicella Zoster

❖ Transmisi →aerogen
❖ Masa Inkubasi 17-21 hari
❖ Masa penularan → + 7 hari sejak timbulnya gejala kulit

Epidemiologi:

• Tersebar kosmopolit
• Terutama pada anak tetapi dapat menyerang orang dewasa

Efloresensi: Polimorfik (papul eritematous, vesikel, pustule, krusta)

Predileksi: Terutama didaerah badan, kemudian menyebar secara sentrifugal ke wajah dan ekstremitas.
Dapat juga menyerang selaput lender mata, mulut, dan saluran nafas.

Gejala Klinis:

❖ Gejala Prodromal: demam tidak terlalu tinggi, malaise, nyeri kepala.


❖ Erupsi Kulit: papul eritematosa, beberapa jam kemudian menjadi vesikel (tear drops) lalu
menjadi pustule → krusta. Biasanya disertai rasa gatal.

Pemeriksaan Penunjang: Tzank Test ➔ Sel datia berinti banyak

Diagnosa Banding: Variola

Therapy :

Therapy Topikal:

❖ Lesi Vesikuler: Losio Kelamin atau bedak salisil, untuk mengurangi gesekan atau gatal.
❖ Vesikel yang sudah pecah atau berkrusta diberikan krim antibiotic: Kloramfenikol,
Gentamisin, atau Mupirosin.

Therapy Sistemik:

❖ Acyclovir 5x800mg/hari, anak-anak 4x10-20 mg/kgBB (dosis maksimal 800 mg)


❖ Valacyclovir 3x1000mg/hari →7-10 hari
❖ Acyclovir bumil >20mg.
o MORBILLI (Campak, Measles atau Rubeola)

Definisi: infeksi virus yang sering terjadi pada masa kanak-kanak dan ditandai dengan adanya demam,
3C (cough, coryza, & conjungtivitis), demam 2-4 hari mencapai 38-400C, enantema yang patognomonik
(Koplik Spots).

Etiologi: Measles virus atau family Paramyxoviridae

Gejala Klinis:

➢ Masa Tunas: 10-12 hari


➢ Masa Kataralis/Prodromal: 3-5 hari
• Demam
• Radang selaput lendir
• Radang 3C
• Tanda Patognomonik muncul koplik spot → enantema mukosa pipi

➢ Masa Erupsi(Eksantema): 2-4 hari


• Ruam mukopapular dari batas rambut dibelakang telinga menyebar kekepala, leher, dan
ekstremitas.
• Demam meningkat
• 3C memberat
➢ Masa Konvalesensi: 1-3 minggu
• Suhu badan menurun
• 3C menghilang
• Ruam hilang sesuai urutan timbulnya
• Hiperpigmentasi → deskuamasi (hilang sesudah 1-2 minggu)

Pemeriksaan Penunjang : IgG dan IgM, darah rutin : leukopeni, limfositosis, trombositopenia.

Therapy :

❖ Awal : tirah baring+antipiretik+analgesic

Vitamin A :

❖ < 6 bulan : 50.000 IU


❖ 6 bulan – 12 bulan : 100.000 IU (biru)
❖ >12 bulan : 200.000 IU (merah).

o TINEA

Jamur dermofita

(Trichophyton Sp, Epidermophyton Sp, dan Microsporum Sp)

1. Tinea Kapitis ➔ dikepala


Terdapat 3 bentuk klinis:
• Gray Patch Ring Worm: Rambut berwarna abu-abu, mudah patah dan terlepas dari
akarnya →alopesia setempat → gray patch

• Black Dot Ring Worm: Rambut yang putus setinggi kepala meninggalkan titik-titik
hitam pada area alopesia. Biasanya disebabkan oleh organisme endothrix antropofilik
T.tonsurans dan T.violaceum.
• Kerion: Spektrum klinis mulai dari folikulitis pustular hingga furunkel atau kerion.
Pembengkakan menyerupai sarang lebah.

2. Tinea Korporis ➔dibadan dan ekstremitas


3. Tinea Kruris ➔dilipatan paha, daerah perineum (selangkangan) dan sekitar anus
4. Tinea Pedis dan Manum ➔ditelapak dan di jari kaki dan tangan
5. Tinea Unguium ➔dilempeng kuku tangan dan kaki
6. Tinea Barbae ➔ dijenggot dan kumis
7. Tinea Fasialis ➔ dimuka

Pemeriksaan penunjang:

• KOH : Hifa panjang , sekat (hifa sejati). Rambut KOH 10%, Kuku dan Kulit KOH 20%.
• Lampu Wood: Kuning Kehijauan
• Kultur: Media Agar Sabouraund
Therapy :

1. TINEA KAPITIS
o TINEA VERSIKOLOR / PTIRIASIS VERSIKOLOR

Penyakit jamur superfisial yang kronik berupa bercak berskuama halus berwarna putih sampai coklat
hitam (macula hipopigmentasi atau dapat hiperpigmentasi sengan skuama halus)

Etiologi: Pityrosporum orbiculare, Pityrosporum ovale, Malassezia furfur.

Pemeriksaan penunjang:

• KOH : Hifa pendek dan bentuk spora berkelompok (bergerombol) “spaghetti and meatballs
appearance”.

• Lampu Wood: Kuning Keemasan


Therapy:

➢ Edukasi: tidak menggunakan pakaian secra bersamaan, tidak menggunakan pakaian


yang masih lembab.
➢ Farmakologi:
❖ Lini pertama “topical antifungi”
• Shampoo Ketokonazole 2%
• Shampoo selenium sulfide 2,5%
• Shampoo zinc pyrithione 1%
• Solusio propilenglikol
• Krim Terbinafin 1%
❖ Lini kedua “oral antifungi” untuk lesi luas/membandel
• Itrakonazole 200 mg/hari 7 hari atau 100 mg/ hari 2 minggu
• Flukonazole 300 mg 2x pemberian jarak seminggu atau 400 mg SD
• Ketokonazole 200 mg/hari 7-10 hari, atau 400 mg SD

o KANDIDOSIS

o KANDIDIASIS INTERTRIGINOSA

o KANDIDIASIS INTERDIGITALIS ( menyerang sela jari )


o KANDIDIASIS POPOK/ NAPKIN ENZEMA

o KANDIDIA PARONIKIA

o KANDIDIASIS ORAL
o KANDIDIASIS ATROFIK AKUT DAN KRONIS

o KANDDIDIASIS HIPERPLASTIK

o KHEILITIS ANGULAR (KEILITIS KANDIDA)

o KANDIDIASIS MUKOSA GENITAL DAN BALANOPOSTITIS KANDIDA


o LEPRA/ MORBUS HANSEN

Etiologi: MYCOBACTERIUM LEPRAE

Tanda Cardinal signs:

1. Bercak kulit mati rasa


2. Penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi saraf hilang rasa
3. Kelemahan otot, kulit kering dan kerontokan rambut.

Penunjang : BTA / Ziehl-Neelsen (slit skin smear)

Therapy :

MB ➔RDK/RDL

PB ➔ RD
o DKI dan DKA
DKI (Dermatitis Kontak Iritan) DKA (Dermatitis Kontak Alergi)
Definisi: suatu reaksi peradangan kulit Definisi: Suatu reaksi peradangan kulit yang
nonimunologik yang terjadi langsung tanpa diperantarai oleh reaksi imun tipe IV (hipersensitivitas
didahului proses sensitisasi. tipe lambat)
Etiologi: disebabkan oleh bahan iritan Etiologi: Bahan kimia sederhana, contohnya:
(deterjen, sabun, serbuk kayu, minyak pemakaian jam tangan, cincin, gelang, kalung.
pelumas, minyak panas, zat kimia alkali dan “ semua orang yang memiliki riwayat alergi”
asam, serta pelarut kimia). “ Semua orang bias
terkena”.
Gambar: Gambar:

Gejala Kronis: rasa gatal, likenifikasi, Gejala Klinis:


penebalan, dan hiperpigmentasi, biasanya Akut: Bercak eritematosa, edema, papul, vesikel, bulla,
ditemukan pada tangan yang berkaitan dengan erosi, eksudasi
kontak dan pekerjaan. Kronik: Papul, skuama, likenifikasi
Penunjang : Patch Test (uji tempel). Penunjang: Patch Test (uji temple)
Therapy :
➢ Non farmakologi : hindari kontak allergen.
➢ Farmakologi :
Topical : Pelembab/krim Hidrofilik Urea 10%
• Kompres terbuka dengan larutan NaCL 0,9% 2-3 lapis kassa bersih.
• Kortikosteroid : krim desonide 0,05% dan krim fluocinolone acetonide 0,025%,
• Pada kasus kronis/penebalan kulit (hyperkeratosis), likenifikasi kronis dan fisura:
Betamethasone valerate 0,1% atau mometasone furoate 0,1%.
• AB Topikal, jika ada infeksi sekunder.

Sistemik :
• AH 1 (sedative) : Chlorpheniramine maleate 3x4mg max 2mgg,Cetirizine 1x10mg max 2
mgg, AH 2 (non sedative) : Loratadine 1x10mg dan Desloratadine 1x5 mg max 2mgg.
• Kortikosteroid bila lesi memberat: Prednisone 20mg/hari selama 3 hari.
o DERMATITIS ATOPIK / EKZEMA ATOPIC/ NEURODERMATITIS DISSEMINATE/
BESNIER’S PRURIGO

Adanya Riwayat dan reaksi alergi dalam tubuh, Riwayat atopi/ alergi pasa keluarga (genetic).

Penunjang : patch test, titer Ig-E, skin prick test.

Therapy :

➢ Non farmakologi : hindari factor pencetus.


➢ Farmakologi :
Topical :
Jika lesi oozing: Kompres terbuka dengan larutan NaCL 0,9% 2-3 lapis kassa bersih.
o Kortikosteroid Topikal (KST) :
o Hydrocortisone 1-2,5%
o Krim Desonide 0,05%
o Krim Fluocinolone acetonide 0,025%,
o Betamethasone valerate 0,1%
o Krim Mometasone furoate 0,1%.
o Kombinasi KST + AB Topikal (Mupirocin dan Fucidic Acid), jika ada infeksi
sekunder.

o DERMATITIS NUMULARIS

Lesi berbentuk seperti mata uang koin atau agak lonjong, berbatas tegas sengan efloresensi berupa
papulovesikel, biasanya mudah pecah sehingga basah.

Etiologi dan Patogenesis : Micrococcus dan Staphylococcus.

Therapy :

• Non FarmakologI: Menghindari factor pencetus, pemberian pelembab / emolien apabila


kulit kering.
• Farmakologi :
Topikal : larutan permaganas kalikus 1/10.000 → kompres terbuka
Kortikosteroid Topical : Krim Desonide 0,05% dan Krim Fluocinolone Acetonide 0,025%
selama 1-2 mgg.
Oral Sistemik : Antihistamin, Antibiotic.
o DERMATITIS POPOK/ NAPKIN ECZEMA

Riwayat penggunaan popok terlalu lama, tidak mengganti popok, biasa pada bayi.

Penyebab tersering: Jamur Candida Sp.

Pemeriksaan penunjang : KOH 10%

Therapy : menghindari penggunaan popok terlalu lama, ganti popok berkala.

1) Lesi ringan : Salep Zinc Oxide, Panthenol, Petrolatum, Lanolin dipakai 2x sehari.
Kortikosteroid potensi lemah : Salep atau Krim Hydrocortisone 1-2,5% 2x 3-7 hari.
2) Lesi dengan Candida Sp/ jamur (Bila KOH (+): Pseudohifa dengan blastosfora)): Nystatin
dan Golongan Azole (Miconazole, Clotrimazole, Fluconazole) dapat dikombinasi Zinc
Oxide 2x sehari selama 7hari.
3) Antibakteri topical : mupirocin 2% 2x sehari, (jika infeksi berat dpt diberikan amoxicillin
clavulanate, cefalexine, clindamycin)
o FOLIKULITIS (Impetigo Bockhart)

Definisi: Peradangan folikel rambut akibat infeksi

Etiologi: Staphylococcus aureus (yang paling sering).

Gejala Klinis: Papul atau pustule dengan pinggiran eritematosa dan ditengahnya terdapat rambut.

Therapy: Antibiotik Topikal (Asam fucidat atau Eritromisin)

By: Fasilitator Harus Bisa Bulan 2

Anda mungkin juga menyukai