Anda di halaman 1dari 1

BAB I

Latar Belakang

Hadits adalah satu dari 4 sumber hukum Islam yang disepakati para ulama. Hadits menjadi rujukan bagi
umat muslim untuk menjelaskan hukum-hukum yang terdapat dalam Al Quran. Dalam makalahnya,
Jamaril SAg dikutip dari laman sumbar.kemenag.go.id, menjelaskan Hadits secara bahasa artinya segala
perkataan (sabda), perbuatan, hal ihwal (kejadian, peristiwa, masalah), dan ketetapan lainnya yang
disandarkan kepada Nabi Muhahmmad SAW. Sedangkan secara istilah, hadits artinya segala perkataan
(sabda), perbuatan, dan ketetapan lainnya dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan hukum syariat
Islam selain Al Quran.

Secara umum, fungsi hadits adalah sebagai sumber ajaran atau hukum Islam yang kedua setelah Al
Quran. Hadits mempunyai peranan yang sangat penting terhadap keberadaan Al Quran, karena sebagian
ayat Al Quran memang merupakan ayat-ayat yang membutuhkan penjelasan dan perincian. Hadits
disebut sebagai bayani atau penjelasan. Dalam kedudukannya sebagai bayani dalam hubungannya
dengan Al-Quran, hadits memiliki beragam fungsi.

Dalam kedudukannya sebagai penjelas, hadits kadang-kadang memperluas hukum dalam Al-Qur’an atau
menetapkan sendiri hukum di luar apa yang ditentukan Allah dalam Al-Quran. Kedudukan Hadits sebagai
bayani atau menjalankan fungsi yang menjelaskan hukum Al-Quran, tidak diragukan lagi dan dapat di
terima oleh semua pihak, karena memang untuk itulah Nabi di tugaskan Allah SWT. Jumhur ulama
berpendapat bahwa Hadits berkedudukan sebagai sumber atau dalil kedua setelah Al-Quran dan
mempunyai kekuatan untuk ditaati serta mengikat untuk semua umat Islam.

Secara struktur, hadits terdiri atas tiga komponen, yakni sanad atau isnad (rantai penutur), matan
(redaksi hadits), dan mukharrij (rawi).

Rumusan masalah

1. Pengertian sanat
2. Pengertian matan
3. Pengertian mukharrij

Anda mungkin juga menyukai