NIM 18030028
Latar Belakang :
Kebutuhan uap air atau steam pada industri merupakan hal yang sangat
penting. Oleh sebab itu diciptakanlah suatu alat yang disebut boiler untuk
Prestasi boiler akan mengalami penurunan dengan siklus waktu dan pemakaian.
Efisiensi transfer energi/kalor pada boiler perlu dipelajari dan di evaluasi kembali
faktor ini meliputi desain awal boiler, kualitas air pengisi, kualitas udara, kualitas
bahan bakar, komponen utama, penunjang boiler serta pengaturan dan kontrol
boiler. Desain boiler memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap aliran
kalor. Kualitas air umpan boiler yang buruk akan menghambat aliran kalor. Zat-
zat yang
terbawa oleh fluida air ini lama-lama akan mengendap dan menempel pada
dinding- dinding pipa boiler. Zat-zat ini akan menghambat aliran panas dan
bahkan akan menyebabkan kerusakan pada boiler akibat over heating lokal.
dalam pembangkitan energi/panas. Sifat bahan bakar (padat, cair, dan gas)
mempengaruhi proses pembakaran. Bahan bakar gas mempunyai sifat hantar kalor
yang paling baik di bandingkan dengan bahan bakar padat dan bahan bakar cair.
Bahan dan desain boiler memberikan kontribusi paling besar dalam efisiensi
aliran kalor pada boiler. Setiap bahan mempunyai sifat hantar kalor yang berbeda-
beda. Dengan memilih bahan dengan hantar kalor besar akan meningkatkan
jumlah aliran kalor. Desain hantar kalor yang optimum akan memaksimalkan
aliran kalor.
Tujuan Umum :
1. Mengetahui Jenis dan Prinsip Kerja Boiler yang ada di PT Pindo Delli
terhadap kinerja Boiler di PT Pindo Delli Pulp and Paper Mills Karawang.
Mills Karawang.
Dasar Teori :
energi kimia (potensial) dari bahan bakar menjadi energi panas. Boiler adalah alat
yang digunakan untuk menghasilkan uap air untuk sumber tenaga atau untuk
proses pemanasan (Chattopadhyay, 2000). Boiler atau ketel uap adalah suatu alat
diperoleh dengan memanaskan bejana yang berisi air dengan bahan bakar
(Yohana dan Askhabulyamin, 2012). Boiler terdiri dari 2 komponen utama, yaitu:
a) dapur (ruang bakar) sebagai alat untuk mengubah energi kimia menjadi energi
panas, dan
Boiler pada dasarnya terdiri dari bumbungan (drum) yang tertutup pada
maupun pipa air. Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa, maka boiler
diklasifikasikan menjadi boiler pipa api (fire tube boiler) dan boiler pipa air
lainnya yaitu shell dialiri air yang akan diuapkan. Tube-tubenya langsung
didinginkan oleh air yang melindunginya. Jumlah pass dari boiler tergantung dari
jumlah laluan horizontal dari gas pembakaran diantara furnace dan pipa-pipa api.
Laluan gas pembakaran pada furnace dihitung sebagai pass pertama. Boiler jenis
ini banyak dipakai untuk industri pengolahan mulai skala kecil sampai skala
bertekanan, dimana uap bertekanan yang dihasilkan dipergunakan diluar boiler itu
sendiri. Uap yang dihasilkan dari boiler ini pada umumnya berasal dari proses
pembakaran yang menggunakan bahan bakar gas, cair maupun bahan bakar padat.
Pada industri migas uap bertekanan yang dihasilkan bisa digunakan untuk proses
antara supply energi masuk ke dalam boiler dengan energi keluaran yang
kemampuan sebuah burner untuk membakar keseluruhan bahan bakar yang masuk
ke dalam ruang bakar (furnace) boiler. Efisiensi boiler dihitung dari jumlah bahan
bakar yang tidak terbakar bersamaan dengan jumlah udara sisa pembakaran
(excess air). Pembakaran boiler dapat dikatakan efisien apabila tidak ada bahan
bakar yang tersisa di ujung keluaran ruang bakar boiler, begitu pula dengan
Diketahui bahwa bahan bakar cair (seperti solar dan residu) dan gas (seperti LPG
dan LNG) menghasilkan efisiensi pembakaran yang lebih tinggi jika dibandingkan
bahan bakar padat seperti batubara. Gambar 1. dibawah ini menunjukkan sistem
operasi secara umum pada suatu boiler, dimana bahan bakar dan udara digunakan
untuk memanaskan air umpan boiler yang akan menghasilkan steam atau uap
bertekanan. Tetapi pada proses pembakaran ini tidak mungkin berlangsung secara
sempurna mengingat adanya panas yang hilang selama proses pembakaran terjadi,
seperti panas yang terbuang melalui stack atau cerobong asap, blow down, dan
rumus seperti dibawah ini, dimana jumlah total energi panas yang dilepas oleh
pembakaran dikurangi dengan energi panas yang lolos melewati stack (cerobong
dimana :
adalah jumlah udara sisa pembakaran (excess air) yang keluar melalui stack.
Semakin
banyak jumlah excess air yang keluar melewati cerobong asap, maka semakin
kecil pula kemungkinan jumlah bahan bakar yang belum terbakar bisa melewati
cerobong asap. Namun juga, semakin banyak jumlah excess air yang lolos
melewati cerobong asap, jumlah energi panas yang lolos terbawa oleh udara sisa
tersebut juga semakin banyak. Maka dari itu ada angka optimum dari besaran
excess air, sehingga didapatkan efisiensi pembakaran boiler yang paling optimal.
tinggi jumlah udara (oksigen) yang lolos melewati stack, maka akan semakin kecil
jumlah bahan bakar termasuk karbon monoksida yang belum terbakar sempurna.
Namun juga seperti yang telah kita bahas di atas, semakin tinggi jumlah excess air
maka grafik efisiensi pembakaran kembali turun, tidak lain hal ini dikarenakan
energi panas yang ikut lolos dengan udara sisa tersebut. Maka dapat dipastikan
ada nilai paling optimum dari excess air sehingga didapatkan efisiensi
pembakaran paling baik. Secara umum nilai excess air optimum untuk
pembakaran gas alam (LPG dan LNG) adalah 3 -15%, bahan bakar cair di angka 3
bahan bakar gas alam relatif jauh lebih bersih dibanding menggunakan bahan
bakar jenis lainnya. Menurut Babcox & Wilcox, a McDermott Company nilai dari
Boiler pada dasarnya terdiri dari bumbungan (drum) yang tertutup pada
maupun pipa air (Muin 1988:8). Boiler dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
jenis, yaitu:
(1) Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa, maka boiler diklasifikasikan
menjadi Boiler pipa api (fire tube boiler) dan Boiler pipa air (water tube boiler);
stasioner (stasioner boiler) atau boiler tetap dan Boiler mobil (mobile boiler),
boiler pindah atau portable boiler; (3) berdasarkan letak dapur (furnace position),
fired steam boiler), dan Boiler dengan pembakaran di luar (outernally fired steam
boiler); (4) menurut jumlah lorong (boiler tube), boiler diklasifikasikan menjadi
boiler dengan lorong tunggal (single tube steam boiler) dan Boiler dengan lorong
ganda (multitubuler steam boiler); (5) berdasarkan poros tutup drum (shell),
boiler
diklasifikasikan menjadi Boiler tegak (vertical steam boiler) dan Boiler mendatar
(horizontal steam boiler), seperti boiler Cornish, Lancashire, Scotch dan yang
lainnya.
dipertimbangkan agar boiler yang direncanakan dapat bekerja dengan baik sesuai
dengan yang kebutuhan. Faktor yang mendasari pemilihan jenis boiler adalah
sebagai berikut : kapasitas yang digunakan, kondisi uap yang dibutuhkan, bahan
Dalam operasi boiler, prestasi yang diharapkan yaitu efisiensi dari boiler
air/uap air terhadap kalor yang dilepaskan dari hasil pembakaran bahan bakar.
Tidak seluruh kalor dari bahan bakar dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan
uap. Ada sebagian kalor dari bahan bakar yang hilang yang tidak bisa
bahan bakar.
ditentukan.
Jenis-jenis Bahan Bakar Boiler
Bahan bakar adalah bahan yang apabila dibakar akan meneruskan proses
(panas). Selanjutnya nilai pembakaran adalah jumlah kalor yang dikeluarkan oleh
satu satuan berat atau satu satuan volume bakar dalam bereaksi dengan oksigen
(O2). Pemilihan jenis bahan bakar yang digunakan dipengaruhi oleh berbagai
a. Batu bara
b. Kayu
c. Arang
a. Minyak bumi
b. Residu
a. Gas Generator
c. Gas bumi
d. LNG
Proses pebakaran adalah reaksi kimia berantai suatu bahan bakar dengan
oksigen (O2) yang disertai timbulnya sinar menghasilkan panas (kalor), seperti
halnya :
A. Bahan bakar padat yang terdapat di bumi ini berasal dari zat-zat organik.
Bahan bakar padat mengandung unsure unsur antara lain: zat karbon (C),
(N2), Belerang atau Sulfur ( S), abu dan air, yang kesemuanya terikat
jenis minyak bakar. Minyak bumi (crude oil) yang berwarna coklat tua
Di dalam bumi banyak terkandung gas bumi (petrol gas) atau sering
disebut gas alam, yang timbul pada saat proses pembentukan minyak
bumi, gas tambang dan gas rawa ( CH4 atau methane), seperti halnya
minyak bumi gas alam tersebut diperoleh dari pengeboran yang tersusun
dari antara lain: CH4 ( methane) , C2 H2 (ethana), N2, H2S, CO2, H2.
Boiler Water Tube terdiri dari dua buah drum, bagian atas dan bagian
bawah, dan dihubungkan oleh pipa pipa antara drum bagian atas (yang selanjutnya
disebut steam drum) dan bagian bawah (yang selanjutnya disebut water drum).
Area pemanasan (heating surface) terbagi menjadi dua yaitu ruang bakar (furnace)
dan area piapa generator (steam generating tube area). Ruang bakar terdiri dari
dinding sebelah kanan dan dinding sebelah kiri, dan pipa bagian belakang adalah
dinding ruang bakar yang berpendingin yang terbuat dari pipa -pipa yang dilas
menghubungkan antara drum bagian atas dan drum bagian bawah. Seluruh pipa-
pipa bagian bawah terhubung secara langsung dengan water drum dan bagian atas
dikelilingi oleh pipa-pipa dinding yang saling berhimpitan dan di las sebagai
diarahkan oleh sekat-sekat dinding dan keluar melaui celah pipa-pipa. Gas
pembakaran melewati antara pipa-pipa satu kali pass saja. Konstruksi ruang bakar
pada boiler adalah bagian yang sangat penting karena di bagian ini yang
steam.
Dalam ruang bakar ini bahan bakar melalui mekanisme pembakaran yaitu
sebagai berikut :
1. Atomization
2. Evaporation
3. Pencampuran
4. Pembakaran
Sukanto Ari, 2008. “Analisa Pemakaian Bahan Bakar Dengan Kapasitas Produksi
Steam pada Boiler Tipe Water Tube”. Jakarta : Universitas Mercu Buana
Jakarta.
Hanifah Umi, Susanti Dwi Novita, Moeso Andrianto. 2019. “Kinerja Mini Boiler
Tipe Pipa Api 3 Pass Berbahan Bakar Biomassa Pelet Kayu dan
Sudarman, Suwahyo, Sunyoto. 2015. “Penerapan Ketel Uap (Steam Boiler) Pada