Sosiodrama SMP2jambu
Sosiodrama SMP2jambu
PENDAHULUAN
Dalam kenyataan sehari-hari sering kita jumpai sejumlah guru yang menggunakan metode
tertentu yang kurang atau tidak cocok dengan isi dan tujuan pengajaran. Akibatnya, hasilnya tidak
memadai, bahkan mungkin merugikan semua pihak terutama pihak siswa dan keluarganya,
walaupun kebanyakan mereka tidak menyadari hal itu. Agar proses belajar mengajar berjalan
dengan lancar dan dapat mencapai tujuan pembelajaran, guru sebaiknya menentukan pendekatan
dan metode yang akan digunakan sebelum melakukan proses belajar mengajar. Pemilihan suatu
pendekatan dan metode tentu harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan sifat materi yang
akan menjadi objek pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan banyak metode akan
Dalam dunia pendidikan, kita banyak mengenal berbagai macam ragam metode
pengajaran,salah satunya metode sosiodarma dan bermain peran. Memang untuk mencapai tujuan
pendidikan dengan baik guru dituntut agar menguasai metode-metode pengajaran, sehingga selain
tercapainya tujuan, siswa dapat menerima, mencerna, paham dan mengerti pelajaran yang di
ajarkan.
Dalam kegiatan belajar ini akan dikemukakan tantang konsep, karakteristik, prosedur,
keterbatasan, dan keunggulan metode mengajar simulasi yang mungkin banyak digunakan oleh
guru. Penggunaan metode mengajar yang didasarkan pada pembentukan kemampuan siswa, seperti
memiliki kreativitas. Setiap metode mengajar memiliki keunggulan dan kekurangan sehingga hal
tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih metode tersebut. Kelemahan-
kelemahan metode harus diantisipasi dan dikaji oleh guru agar penggunaannya dapat efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
teknik bermain peran dengan cara mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial.
Sosiodrama merupakan dramatisasi dari persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam pergaulan
dengan orang lain, tingkat konflik-konflik yang dialami dalam pergaulan sosial (Wingkel, 2004:470).
Jadi, teknik sosiodrama adalah teknik untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh seorang
individu yang dilakukan dalam format kelompok dengan memerankan suatu peranan tertentu dari
Sosiodrama biasanya digunakan untuk menangani masalah yang berkaitan dengan masalah
sosial seperti krisis kepercayaan diri jika dihadapan kelompok, menumbuhkan rasa kesetiakawanan
sosial dan rasa tanggung jawab serta untuk mengembangkan ketrampilan tertentu.
Teknik sosiodrama dalam aplikasinya melibatkan beberapa siswa untuk dapat memainkan
perannya terhadap suatu tokoh, dan didalam memainkan peranan siswa tidak perlu menghafal
naskah, mempersiapkan diri, dan sebagainya. Pemain hanya melihat judul dan garis besar dari isi
skenarionya, dan apa yang dikatakannya. Semua diserahkan kepada penghayatan siswa pada saat
itu. Ketika melakukannya siswa akan merasa seperti dibawa kedalam peristiwa sesungguhnya, disaat
itulah mereka belajar memahami dan menghayati setiap kisah agar dapat mengaplikasikan apa yang
Selain itu dapat dikatakan bahwa teknik sosiodrama lebih tepat digunakan untuk mencapai
1. Aspek afektif motorik dibandingkan pada aspek kognitif, terkait dengan kehidupan hubungan sosial.
Sehubungan dengan itu maka materi yang disampaikan melalui teknik sosiodrama bukan materi
yang bersifat konsep- konsep yang harus dimengerti dan dipahami, tetapi berupa fakta, nilai,
2. Melalui permainan sosiodrama, konseli diajak untuk mengenali, merasakan suatu situasi tertentu
sehingga mereka dapat menemukan sikap dan tindakan yang tepat seandainya menghadapi situasi
yang sama. Diharapkan akhirnya mereka memiliki sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam
1. Persiapan, dari mulai mempersiapkan konselor, tokoh-tokoh, topik yang akan di bawakan, tujuan
dari topik yang dibawakan pada sosiodrama itu. babak-babak yang akan dimainkan, konselor
membagi tugas. Satu babak cerita menjadi tugas satu kelompok anak untuk mendramakannya.
2. Membuat skenario
5. Konselor memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk berlatih sesuai dengan babak yang
harus mereka mainkan. Berikan kebebasan bagi mereka untuk menentukan pembagian peran,
6. Pelaksanaan drama.
8. Evaluasi dan diskusi, evaluasi dapat dilakukan dengan refleksi atau dengan cara laiseg (layanan
9. Ulangan permainan (rehersal), jika masih ada waktu permainan dapat diulang kembali dengan
mereka sebagai observer. Observer bertugas untuk mengamati proses permainan, bagaimana para
· Pelaksanaan permainan, adegan demi adegan dalam skenario dimainkan oleh para pemegang
peran. Pada saat ini maka konselor berperan sebagai pengarah permainan (sutradara) dan sekaligus
sebagai pengamat proses baik terhadap kelompok pemain maupun kelompok observer
· Setelah semua adegan selesai dimainkan maka langkah berikutnya adalah diskusi. Aspek yang
didiskusikan terkait dengan substansi materi yang disampaikan melalui permainan sosiodrama,
proses permainan hingga pada perasaan para pemain maupun penonton ketika berlangsungnya
permainan.
tahan lama dalam ingatan konseli. Disamping merupakan pengaman yang menyenangkan yang saling
untuk dilupakan
4. Sangat menarik bagi konseli, sehingga memungkinkan kelompok menjadi dinamis dan penuh
antusias
5. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri konseli serta menumbuhkan rasa
6. Satu kegiatan dapat mencakup beberapa materi pelajaran, yaitu: bahasa, seni, sosial.
7. Pembelajaran nilai-nilai sosial menjadi lebih mudah dilakukan untuk anak usia dini.
8. Konseli yang memiliki bakat seni dapat terdeteksi sejak dini (Komalasari, Dkk. 2011: 110).
maaf kepada Fya! ”, (dengan wajah bijaksana meminta Dila untuk meminta maaf).
Tari : (dengan wajah malu kepada bu Reyhan serta menoleh ke Fya dengan wajah menyesal), “Fya
Bu Reyhan : “Ok, sekarang Fya bangun. Berikan jawaban mu kepada ibu!”, (mempersilahkan Fya bangun).
Bu Reyhan : “Nah, seperti yang dikatakan Fya. Jika PD kita tidak hilang, kita harus menepis semua rasa cemas itu
dan percaya bahwa kita telah memberikan yang terbaik tidak usah takut dan ragu. Dan bagi Fya,
jangan lagi takut. Kita semua sedang belajar jadi kalau salah dapat dimaklumi, Fya harus percaya
pada kemampuan Fya sendiri. Karna hal itulah yang menjadikan kekuatan dan menumbuhkan
keberanian pada iri kita. Serta untuk Tari, ibu tau Tari berani, dan ingin mendapatkan perhatian,
ingin menjawab. Tetapi harus dengan usaha sendiri, walaupun kita mendapatkan hasil yang baik hal
itu tidak menumbuhkan rasa puas atau bahagia dalam batin kita karna itu bukan hasil dari
kesalahan yang ada pada dirinya. Dengan demikian siswa pun mengerti apa itu Percaya Diri dan mau
Siswa dapat menempatkan diri pada tempat orang lain dan memperdalam pengertian mereka
DAFTAR PUSTAKA
Muthoharoh, Hafiz. 2010. Metode Sosiodrama dan Bermain Peranan (Role Playing Method).
(http://alhafizh84.wordpress.com/2010/01/16/metode-sosiodrama-dan-bermain-peranan-role-
Sosiodrama. (http://id.shvoong.com/social-sciences/counseling/2182171-sosiodrama/). Diakses