Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Dalam kenyataan sehari-hari sering kita jumpai sejumlah guru yang menggunakan metode

tertentu yang kurang atau tidak cocok dengan isi dan tujuan pengajaran. Akibatnya, hasilnya tidak

memadai, bahkan mungkin merugikan semua pihak terutama pihak siswa dan keluarganya,

walaupun kebanyakan mereka tidak menyadari hal itu. Agar proses belajar mengajar berjalan

dengan lancar dan dapat mencapai tujuan pembelajaran, guru sebaiknya menentukan pendekatan

dan metode yang akan digunakan sebelum melakukan proses belajar mengajar. Pemilihan suatu

pendekatan dan metode tentu harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan sifat materi yang

akan menjadi objek pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan banyak metode akan

menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang lebih bermakna.

Dalam dunia pendidikan, kita banyak mengenal berbagai macam ragam metode

pengajaran,salah satunya metode sosiodarma dan bermain peran. Memang untuk mencapai tujuan

pendidikan dengan baik guru dituntut agar menguasai metode-metode pengajaran, sehingga selain

tercapainya tujuan, siswa dapat menerima, mencerna, paham dan mengerti pelajaran yang di

ajarkan.

Dalam kegiatan belajar ini akan dikemukakan tantang konsep, karakteristik, prosedur,

keterbatasan, dan keunggulan metode mengajar simulasi yang mungkin banyak digunakan oleh

guru. Penggunaan metode mengajar yang didasarkan pada pembentukan kemampuan siswa, seperti

memiliki kreativitas. Setiap metode mengajar memiliki keunggulan dan kekurangan sehingga hal

tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih metode tersebut. Kelemahan-

kelemahan metode harus diantisipasi dan dikaji oleh guru agar penggunaannya dapat efektif.

1.2  Rumusan Masalah

1.      Apakah pengertian sosiodrama ?


2.      Bagaimana tujuan sosiodrama ?

3.      Apa saja langkah-langkah sosiodrama ?

4.      Apa saja prinsip-prinsip pengaplikasian teknik sosiodrama ?

5.      Bagaimana prosedur pelaksanaan teknik sosiodrama ?

6.      Apa saja kelemahan teknik sosiodrama ?

7.      Apa saja kelebihan teknik sosiodrama ?

8.      Bagaimana tampilan simulasi sosiodrama ?


1.3  Tujuan Penulisan

1.      Mengetahui pengertian pengertian sosiodrama

2.      Memahami tujuan sosiodrama

3.      Mengetahui langkah-langkah sosiodrama

4.      Memahami prinsip-prinsip pengaplikasian teknik sosiodrama

5.      Memahami prosedur pelaksanaan teknik sosiodrama

6.      Mengetahui kelemahan teknik sosiodrama

7.      Mengetahui kelebihan teknik sosiodrama

8.      Mengetahui dan memahami tampilan simulasi sosiodrama

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Sosiodrama


Sosiodrama merupakan salah satu teknik dalam bimbingan kelompok yaitu role playing atau

teknik bermain peran dengan cara mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial.

Sosiodrama merupakan dramatisasi dari persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam pergaulan

dengan orang lain, tingkat konflik-konflik yang dialami dalam pergaulan sosial (Wingkel, 2004:470).

Jadi, teknik sosiodrama adalah teknik untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh seorang

individu yang dilakukan dalam format kelompok dengan memerankan suatu peranan tertentu dari

suatu situasi masalah sosial.

2.2  Tujuan Sosiodrama

Sosiodrama biasanya digunakan untuk menangani masalah yang berkaitan dengan masalah

sosial seperti krisis kepercayaan diri jika dihadapan kelompok, menumbuhkan rasa kesetiakawanan

sosial dan rasa tanggung jawab serta untuk mengembangkan ketrampilan tertentu.

Teknik sosiodrama dalam aplikasinya melibatkan beberapa siswa untuk dapat memainkan

perannya terhadap suatu tokoh, dan didalam memainkan peranan siswa tidak perlu menghafal

naskah, mempersiapkan diri, dan sebagainya. Pemain hanya melihat judul dan garis besar dari isi

skenarionya, dan apa yang dikatakannya. Semua diserahkan kepada penghayatan siswa pada saat

itu. Ketika melakukannya siswa akan merasa seperti dibawa kedalam peristiwa sesungguhnya, disaat

itulah mereka belajar memahami dan menghayati setiap kisah agar dapat mengaplikasikan apa yang

didapatnya ke dunia sosial yang sesungguhnya.

Selain itu dapat dikatakan bahwa teknik sosiodrama lebih tepat digunakan untuk mencapai

tujuan yang mengarah pada :

1.      Aspek afektif motorik dibandingkan pada aspek kognitif, terkait dengan kehidupan hubungan sosial.

Sehubungan dengan itu maka materi yang disampaikan melalui teknik sosiodrama bukan materi

yang bersifat konsep- konsep yang harus dimengerti dan dipahami, tetapi berupa fakta, nilai,

mungkin juga konflik-konflik yang terjadi di lingkungan kehidupannya.

2.      Melalui permainan sosiodrama, konseli diajak untuk mengenali, merasakan suatu situasi tertentu

sehingga mereka dapat menemukan sikap dan tindakan yang tepat seandainya menghadapi situasi
yang sama. Diharapkan akhirnya mereka memiliki sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam

mengadakan penyesuaian sosial (Wingkel, 2004:474).

2.3  Langkah-langkah Sosiodrama

Langkah-langkah dalam sosiodrama, meliputi:

1.      Persiapan, dari mulai mempersiapkan konselor, tokoh-tokoh, topik yang akan di bawakan, tujuan

dari topik yang dibawakan pada sosiodrama itu. babak-babak yang akan dimainkan, konselor

membagi tugas. Satu babak cerita menjadi tugas satu kelompok anak untuk mendramakannya.

2.      Membuat skenario

3.      Menentukan kelompok sesuai naskah

4.      Menentukan kelompok penonton untuk observasi

5.      Konselor memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk berlatih sesuai dengan babak yang

harus mereka mainkan. Berikan kebebasan bagi mereka untuk menentukan pembagian peran,

dialog, dan sebagainya.

6.      Pelaksanaan drama.

7.      Pada akhir sosiodrama, konselor memberi komentar/kesimpulan atas tujuan cerita.

8.      Evaluasi dan diskusi, evaluasi dapat dilakukan dengan refleksi atau dengan cara laiseg (layanan

segera), laijapen, dan laijapan (layanan jangka panjang).

9.      Ulangan permainan (rehersal), jika masih ada waktu permainan dapat diulang kembali dengan

pertukaran peran pemain (Virgin, 2011).

i.        Sosiodrama dimaksud untuk melatih keterampilan agar dapat


menghadapi kenyataan dengan baik

j.        Sosiodrama harus dapat digambarkan yang lengkap dan proses


yang berturut-turut yang diperkirakan terjadi dalam situasi yang
sesungguhnya.

2.5  Prosedur Pelaksanaan Teknik Sosiodrama


Keberhasilan dalam pelaksanaan teknik sosiodrama dapat
dicapai dengan mengajukan judul yang baik untuk diperankan oleh
siswa. Hal ini agar siswa yang terlibat dalam peran bisa menghayati
perannya dengan baik, sebelumnya guru mengemukakan garis besar
dari skenario tersebut. Kemudian memilih kelompok siswa yang akan
memerankan peran, serta mengatur situasi tempat bersama-sama
dengan siswa yang terlibat peran tersebut.

Siswa yang tidak ikut memerankan peran diminta supaya


mendengarkan dan mengikuti dengan teliti semua pembicaraan,
tindakan-tindakan serta keputusan-keputusan yang dilakukan para
pemeran. Setelah pementasan selesai, guru mengatur diskusi untuk
mengaplikasikan apa yang dilakukan oleh siswa tadi.

Agar siswa memperoleh manfaat yang besar dari teknik


sosiodrama ini, haruslah diupayakan agar mereka berperan secara
wajar, dalam arti tidak dibuat-buat. Oleh karena itu,  jalan cerita
dalam aplikasi sosiodrama tidak tertentu menjadi ikatan yang ketat
bagi siswa ketika harus memerankan perannya. Siswa diberi
kesempatan untuk mengekspresikan penghayatan mereka pada saat
memainkan peran dan melaksanakan diskusi (Maklum, 2011).

mereka sebagai observer. Observer bertugas untuk mengamati proses permainan, bagaimana para

pemain memerankan adegan-adegan dalam permainan, dialog-dialog para pemain, pemecahan

masalah yang dilakukan oleh pemain  dan sebagainya

·         Pelaksanaan permainan, adegan demi adegan dalam skenario dimainkan oleh para pemegang

peran. Pada saat ini maka konselor berperan sebagai pengarah permainan (sutradara) dan sekaligus

sebagai pengamat proses baik terhadap kelompok pemain maupun kelompok observer

·         Setelah semua adegan selesai dimainkan maka langkah berikutnya adalah diskusi. Aspek yang

didiskusikan terkait dengan substansi materi yang disampaikan melalui permainan sosiodrama,
proses permainan hingga pada perasaan para pemain maupun penonton ketika berlangsungnya

permainan.

tahan lama dalam ingatan konseli. Disamping merupakan pengaman yang menyenangkan yang saling

untuk dilupakan

4.      Sangat menarik bagi konseli, sehingga memungkinkan kelompok menjadi dinamis dan penuh

antusias

5.      Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri konseli serta menumbuhkan rasa

kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi.

6.      Satu kegiatan dapat mencakup beberapa materi pelajaran, yaitu: bahasa, seni, sosial.

7.      Pembelajaran nilai-nilai sosial menjadi lebih mudah dilakukan untuk anak usia dini.

8.      Konseli yang memiliki bakat seni dapat terdeteksi sejak dini (Komalasari, Dkk. 2011: 110).

maaf kepada Fya! ”, (dengan wajah bijaksana meminta Dila untuk meminta maaf).

Tari                              : (dengan wajah malu kepada bu Reyhan serta menoleh ke Fya dengan wajah menyesal), “Fya

maafkan Aku yaa”.

Bu Reyhan      : “Ok, sekarang Fya bangun. Berikan jawaban mu kepada ibu!”, (mempersilahkan Fya bangun).

Rey                 : Ayo Fya, Kamu bisa !

Fya pun dengan sedikit gemetar memberanikan diri untuk berbicara.

Bu Reyhan      : “Nah, seperti yang dikatakan Fya. Jika PD kita tidak hilang, kita harus menepis semua rasa cemas itu

dan percaya bahwa kita telah memberikan yang terbaik tidak usah takut dan ragu. Dan bagi Fya,

jangan lagi takut. Kita semua sedang belajar jadi kalau salah dapat dimaklumi, Fya harus percaya

pada kemampuan Fya sendiri. Karna hal itulah yang menjadikan kekuatan dan menumbuhkan

keberanian pada iri kita. Serta untuk Tari, ibu tau Tari berani, dan ingin mendapatkan perhatian,

ingin menjawab. Tetapi harus dengan usaha sendiri, walaupun kita mendapatkan hasil yang baik hal

itu tidak menumbuhkan rasa puas atau bahagia dalam batin kita karna itu bukan hasil dari

kemampuan kita”. (dengan bijaksana menjelaskan argumennya pada anak-anak).


Mendengar penjelasan Bu Reyhan semua siswa pun paham betul dan mencoba untuk merubah

kesalahan yang ada pada dirinya. Dengan demikian siswa pun mengerti apa itu Percaya Diri dan mau

melakukan perubahan ke arah yang lebih baik lagi.

        Siswa dapat menempatkan diri pada tempat orang lain dan memperdalam pengertian mereka

tentang orang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Wingkel. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT. Gramedia.

Komalasari, Dkk. 2011. Teori Dan Teknik Konseling. Jakarta: PT. Indeks.

Virgin. 2011.  Teknik sosiodrama dan psikodrama bimbingan dan konseling.

(http://misscounseling.blogspot.com/2011/03/tehnik-sosiodrama-dan psikodrama.html)  diakses

pada tanggal 17 Mei 2014. Tidak diterbitkan.

Muthoharoh, Hafiz. 2010. Metode Sosiodrama dan Bermain Peranan (Role Playing Method).

(http://alhafizh84.wordpress.com/2010/01/16/metode-sosiodrama-dan-bermain-peranan-role-

playing-method/) diakses pada tanggal 17 Mei 2014. Tidak diterbitkan.  


Maklum. 2011. Prosedur Pelaksanaan Teknik

Sosiodrama. (http://id.shvoong.com/social-sciences/counseling/2182171-sosiodrama/).  Diakses

pada tanggal 17 Mei 2014. Tidak diterbitkan.  

Anda mungkin juga menyukai