MIKRO
MUTIARA (15310015)
ERNIYATI YUNINGSI INNA (18310021)
ONLY AUDRY (18310023)
LORA SONITA (18310025)
ANUNG KRISNANDI (18310029)
FENYA CANDRICHA (18310031)
ARASNI WAYAN SREWAHYUN (18310033)
MAYASARI (18310037)
WILHELMINA SIMAY N (18310027)
PRODI SI AKUNTANSI
FAKULTAS ILMUSOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................ 1
DAFTAR ISI......................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................... 3
1.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 13
i
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pasar persaingan monopolistis dapat didefinisikan sebagai suatu pasar dimana terdapat
banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak (differentiated product). Pasar
persaingan monopolistik pada dasarnya adalah pasar yang berada diantara dua jenis pasar yang
ekstrem, yaitu persaingan sempurna dari monopoli. Oleh seab itu sifat-sifatnya mengandung
unsur sifat-sifat pasar monopoli, dan unsur-unsur sifat pasar persaingan sempurna.
3
3. Perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan mempengaruhi harga
Dalam pasar persaingan monopolistis suatu perusahaan dapat mempengaruhi
suatu harga , akan tetapi pasar ini hanya mendapat sedikit kekuasaan dalam
mempengaruhi harga suatu barang produksi di bandingkan dengan perusahaan oligopoli
dan monopoli. Pasar monopolistis mendapat sedikit kekuasaan dalam mempengaruhi
harga disebabkan oleh barang yang dihasilkan bersifat berbeda corak (different
product). Karena perbedaan corak inilah yang menyebabkan konsumen atau pembeli
akan otomatis bersifat memilih, yaitu menyukai product perusahaan satu dan kurang
menyukai produk perusahaan yang lain. Maka apabila ia menaikkan harga barang
produksinya , ia akan tetap memiliki pelanggan , walaupun tidak sebanyak pada waktu
sebelum kenaikan harga barang produksinya. Dan bisa juga sebaliknya , apabila
perusahaan tersebut ingin menurunkan harga barang produksinya , tidaklah mudah untuk
menghabiskan penjualan barang tersebut, karna masih banyak konsumen yang setia
dengan produk yang telah lama ia pakai , walaupun harganya relatif agak mahal
4. Kemasukan ke dalam industri relatif mudah
Firma yang akan masuk dan menjalankan usaha didalam pasar persaingan monopolistis
tidak akan banyak mengalami kesukaran. Hambatan yang dihadapi tidaklah seberat
seperti didalam oligopoli dan monopoli. Tetapi kemasukan tidaklah semudah seperti
dalam pasar persaingan sempurna. Yang pertama ialah karena modal yang diperlukan
adalah relatif besar kalau dibandingkan dengan mendirikan firma dalam pasar persaingan
sempurna. Yang kedua ialah karena perusahaan itu harus menghasilkan barang yang
berbeda coraknya dengan yang sudah tersedia dipasar, dan memprmosikan barang
tersebut untuk memperoleh langganan. Maka firma baru pada dasarnya harus berusaha
memproduksikan barang yang lebih menarik dari yang sudah ada di pasar, dan harus
dapat meyakinkan konsumen akan kebaikan mutu barang tersebut.
5. Persaingan dalam Promosi Penjualan Sangat Aktif.
Harga bukanlah penentu utama dari besarnya pasar dari firma-firma dalam pasar
persaingan monopolistik. Sesuatu perusahaan mungkin menjual barangnya dengan harga
yang relatif tinggi, tetapi masih dapat menarik banyak langganan. Sebaliknya suatu firma
lain mungkin harganya rendah, tetapi tidak banyak menarik langganan. Keadaan seperti
ini adalah disebabkan oleh sifat barang yang mereka hasilkan yaitu barang yang bersifat
4
berbeda corak. Ini menimbulkan daya tarik yangasa para pembe berbeda kepada para
pembeli. Maka untuk mempengaruhi cita rasa para pembeli, para penusaha melakukan
persaingn bukan harga (nonprice competition). Persaingan yang demikian itu antara lain
adalah didalam memperbaiki mutu dan desain barang, melakukan kegiatan iklan yang
terus menerus, memberikan syarat penjualan yang menarik.
Oleh karena kurva permintaan adalah menurun sedikit demi sedikit, dan sebagai
akibatnya kurva MR tidak berimpit dengan kurva permintaan, keseimbangan yang dicapai suatu
firma dalam pasar persaingan monopolistis. Dalam persaingan monopolistis, permintaan yang
dihadapi firma adalah sebagian dari keseluruhan permintaan pasar.
5
2.5 Keseimbangan Jangka Panjang
Dalam persaingan monopolistik tidak terdapat hambatan kepada firma-firma baru. Maka
keuntungan yang melebihi normal akan menyebabkan pertambahan dalam jumlah firma di pasar.
Sebagai akibatnya setiap firma akan menghadapi permintaan yang semakin sedikit pada berbagai
tingkat harga. Ini berarti kemasukan firma baru akan menggeser kurva permintaan DD (dan
tentunya juga kurva hasil penjualan marginal MR) kesebelah kiri. Kemasukan firma baru dan
penggeseran kurva DD dan MR ke kiri, akan terus berlangsung sehingga firma hanya
memperoleh keuntungan normal saja. Dengan demikian, seperti halnya dengan firma dalam
pasar persaingan sempurna, dalam persaingan monopolistik setiap firma hanya mendapat
keuntungan normal didalam jangka panjang.
Corak kegiatan firma dalam persaingan monopolistik ketika mendapat keuntungan
normal adalah berbeda dengan corak kegiatan firma dalam persaingan sempurna yang juga
memperoleh untung yang normal. Perbedaan itu adalah 1. Harga dan ongkos produksi dipasar
persaingan monopolistik lebih tinggi. 2. Kegitan memproduksi di pasar persaingan monopolistis
belum mencapai tingkat yang optimal (mencapai tingkat dimana ongkos produksi perunit adalah
paling rendah).
6
2. Efisiensi dan Diferensiasi Produk
Barang yang diproduksikan secara efisien sehngga dapat dijual dengan harga
murah maupun harga yang lebih mahal sedikit tetapi masyarakat dapat menentukan
barang yang akan dikonsumsinya dari pilihan jenis barang yang lebih banyak, semua itu
tergatung pada value judgement masyarakat tersebut. Sekiranya mereka lebih menyukai
harga yang murah, maka kekurangan pilihan tidak dipandang sebagai suatu yang
merugikan. Sebaliknya, apabila masyarakat menginginkan pilihan barang yang lebih
banyak, sehingga dapat dibuat pilihan yang lebih tepat, harga yang lebih tinggi tidaklah
terlalu merisaukan mereka.
3. Perkembangan Tekhnologi dan Inovasi
Pada umumnya ahli ekonomi berpendapat bahwa bentuk pasar tersebut
memberikan doronga yang sangat terbatas untuk melakukan perkembangan teknologi.
Keuntungan yang melebihi normal didalam jangka pendek dapat mendorong kepada
kegiatan mengembangkan teknologi tetapi dorongan tersebut adalah sangat lemah karena
firma-firma menyadari bahwa keuntungan yang diperoleh dari mengembangkan
teknologi dan melakukan inovasi tidak dapat bertahan dalam waktu yang lama.
Keuntungan melebihi normal yang diperoleh akan mendorong firma-firma lain untuk
masuk ke industri tersebut, dan ini terus berlangsung sehingga keuntungan melebihi
normal tidak ada lagi. Maka dalam waktu yang singkat keuntungan yang diperoleh dari
perkembangan teknologi dan melakukan inovasi tidak dapat lagi dinikmati.
4. Distribusi Pendapatan
Persaingan monopolistik mengakibatkan corak distribusi pendaptan yang sama
sifatnya seperti yang biasanya terdapat dalam persaingan sempurna, yaitu distribusi
pendapatan adalah seimbang. Karena tidak terdapat keuntungan yang berlebih-lebihan
dalam jangka panjang, maka pengusaha dan pemilik modal tidak memperoleh pendapatan
yang berlebih-lebihan. Disamping itu dalam pasar terdapat banyak firama, dan ini berarti
keuntungan normal yang diperoleh akan dibagikan kepada jumlah pemilik modal dan
pengusaha yang banyak jumlahnya. Berdasarkan kecenderungan ini ahli-ahli ekonomi
berpendapat bahwa pasar monopolistik menimbulkan corak distribusi pendapatan yang
lebih merata.
7
2.7 Persaingan Bukan Harga
Persaingan bukan harga pada hakekatnya mengandung arti usaha-usaha diluar perubahan
harga yang dilakukan oleh firma untuk menarik lebih banyak pembeli ke atas barang yang
diproduksikannya. Persaingan bukan-harga bertujuan untuk menggeser kurva permintaan ke
kanan, pergeseran itu berarti pada setiap tingkat harga, jumlah barang yang diminta menjadi
bertambah banyak. Persaingan bukan-harga dapat dibedakan menjadi dua jenis : (i) Diferensiasi
produksi, yaitu menciptakan barang yang sejenis tetapi berbeda berbeda coraknya dengan
produksi firma-firma lainnya, (ii) iklan dan berbagai bentuk promosi penjualan.
1. Diferensiasi Produk
Setiap firma dalam persaingan monopolistis akan berusaha untuk
memproduksikan barang yang mempunyai sifat yang khusus, dan yang dapat dibedakan
dengan jelas dari produksi firma-firma lainnya. Maka di dalam pasar akan terdapat
berbagai barang yang dihasilkan suatu industri yang mempunyai corak, mutu, desain,
mode dan merk yang berbeda-beda. Terapatnya berbagai variasi dari suatu jenis barang
adalah sifat istimewa dari pasar persaingan monopolistis yang tidak terdapat dalam pasar
persaingan sempurna.
Kepada setiap firma barang yang berbeda-beda sifatnya tersebut akan menjadi
daya penarik khusus ke atas barang yang di produksikannya.Segolongan konsumen
tertentu akan lebih suka membeli barangnya (walaupun harganya lebih mahal)
dibandingkan dengan barang-barang yang sejenis yang dihasilkan produsen-produsen
lainnya. Dengan demikian diferasiasi produksi dapat menciptakan suatu bentuk
kekuasaan monopoli.
8
2. Promosi Penjualan Melalui Iklan
Didalam perusahaan-perusahaan modern kegiatan mempersiapkan dan membuat iklan
adalah suatu bagian penting dari usaha untuk memasarkan hasil produksinya. Tujuan
perusahaan-perusahaan melakukan kegiatan pengiklanan adalah sebagai berikut :
a. Untuk memberikan penerangan kepada konsumen-konsumen mengenai
barang yang diproduksikannya.
b. Untuk menekankan bahwa barang yang dihasilkannya adalah merupakan
barang yang sangat baik.
c. Untuk memelihara hubungan baik dengan para konsumen.
Dari ketiga jenis iklan ini yang biasa di gunakan dalam pasar pesaingan
monopolistik jenis iklan pertama dan kedua. Iklan pertama digunakan pada waktu firma
memperkenalkan hasil-hasil produksinya yang baru. Sedangkan iklan jenis kedua
digunakan untuk mempertahankan kedudukannya di pasar.
9
2. Pandangan Lain yang Menyongkong Pengiklanan
Disamping karena biaya produksi yang mungkin akan menjadi lebih rendah,
golongan yang menekankan tentang kebaikan iklan mengemukakan kebaikan-
kebaikan berikut:
a. Pengiklanan membantu konsumen untuk membuat keputusan yang lebih baik
didalam menentukan jenis-jenis barang yang akan dibelinya.
b. Iklan akan menggalakkan kegiatan memperbaiki mutu suatu barang.
c. Iklan membantu membiayai perusahaan komunikasi masa seperti radio,
televisi, surat kabar, dan majalah.
d. Iklan menaikkan kesempatan kerja.
3. Pandangan Yang Mengkritik Pengiklanan
Beberapa waktu belakangan ini muncul spanduk yang bertuliskan sindiran antar operator
telekomunikasi. Spanduk tersebut menyebutkan bahwa IM3 Ooredoo menawarkan layanan
telefon Rp1/detik dan secara terang-terangan menyindir Telkomsel.
Deva Rachman, Group Head Corporate Communications Indosat Ooredoo dalam keterangan
tertulisnya kepada Okezone mengatakan ada situasi monopolistik di pasar. "Kami amat prihatin
10
atas dinamika pasar ini, yang menyebabkan pasar di luar Jawa tidak berkembang dan terjadi
situasi monopolistik di pasar.
Indosat Ooredoo berupaya untuk memberikan alternatif pilihan layanan kepada pelanggan,
namun terkendala beberapa hal seperti persaingan yang tidak sehat. "Pelanggan di luar Jawa
mengatakan tarif telefon mahal dan tidak memiliki pilihan lain di pasar, karena lebih dari 80
persen pasar di luar Jawa hanya dikuasai oleh satu pemain dominan dunia telekomunikasi,"
jelasnya.
Deva lebih lanjut mengatakan, pihaknya berharap pemerintah melakukan penegakan regulasi
terhadap situasi monopolistik ini agar mewujudkan persaingan usaha yang sehat. Sehingga,
masyarakat bisa menikmati layanan komunikasi dan akses informasi untuk peningkatan kualitas
masyarakat dan perekonomian nasional.
Sebuah kuis yang digelar di Twitter, akun Indosat mengajak pengguna membuktikan kebenaran
tarif Rp1 ke semua operator. Setelah menelefon dan terbukti, pengguna diminta untuk mem-
posting foto lengkap dengan spanduk yang menyatakan bahwa pengguna sudah membuktikan
nelefon murah tersebut.
Dalam informasi yang ada di website Indosat Ooredoo dikatakan jika tarif tersebut berlaku 24
jam dan bisa digunakan tanpa harus registrasi. Namun, dalam skemanya dijabarkan jika tarif Rp1
per detik itu hanya berlaku untuk durasi menelefon selama 5 menit.
Rupanya, beberapa spanduk yang difoto tampak bertuliskan sindiran langsung atau
membandingkan tarif Indosat Ooredoo dengan Telkomsel. Mengenai hal ini, testimoni yang
spesifik menyebut nama operator lain, Indosat Ooredoo memutuskan telah menariknya.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/psukandar/576774e6ce927311051e07b0/indosat-vs-telkomsel-
monopolistik-atau-kemalasan-operator-membangun
https://www.liputan6.com/tekno/read/2536780/brti-telkomsel-bantah-monopoli-pasar
https://www.berpendidikan.com/2015/09/pengertian-pasar-monopoli-ciri-ciri-dan-
contohnya.html
https://ekonomimahasiswa.blogspot.com/2015/02/struktur-pasar-persaingan-monopolistik.html
13