Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kelompok 1
Rhamona Tawue (A40122152)
Karin K K Raho (A40122123)
Sajma (A40122151)
Nur Aifa (A40122139)
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Allah swt yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, hidayah dan karunia-Nya kepada kita
semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik,
yang berjudul “Perubahan Wujud Zat”.
Oleh karena itu, saran dan masukan sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan makalah ini kearah yang lebih baik. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan sesuai fungsinya.
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
B . Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………….2
C . Tujuan Masalah…………………………………………………………………………………………..2
A . Simpulan…………………………………………………………………………………..16
B . Saran………………………………………………………………………………………….17
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan masalahnya adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui tentang perubahan wuhud zat
2. Mengetahui sifat perubahan wujud zat
3. Mengetahui jenis-jenis wujud zat
4. Mengetahui tentang adhesi dan kohesi
5. Mengetahui tentang gaya antar molekul
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Materi atau zat dikelompokan menjadi zat tunggal (murni) dan campuran. Zat
murni terdiri dari unsur dan senyawa. unsur merupakan zat murni yang paling
sederhana. Sedangkan senyawa gabungan dari dua atau lebih unsur yang
terbentuk melalui reaksi kimia. Suatu zat bisa berupa gas, cair, atau padat.
Saat benda padat berubah menjadi cair, maka disebut meleleh atau melebur
atau juga mencair.
1. Pengertian Zat
Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Sedangkan
wujud zat merupakan bentuk-bentuk berbeda yang diambil oleh berbagai fase
materi berlainan.
Sifat-sifat partikel suatu zat adalah sebagai berikut :
1. Zat Padat
Ciri zat padat yaitu bentuk dan volumenya tetap. Contohnya kelereng yang
berbentuknya bulat, dipindahkan ke gelas akan tetap berbentuk bulat. Begitu pula
dengan volumenya. Volume kelereng akan selalu tetap walaupun berpindah tempat
ke dalam gelas. Hal ini disebabkan karena daya tarik antarpartikel zat padat sangat
kuat. Pada umumnya zat padat berbentuk kristal (seperti gula pasir atau garam
dapur) atau amorf (seperti kaca dan batu granit). Partikel zat padat memiliki sifat
seperti berikut:
2. Zat Cair
Zat cair memiliki volume tetap tetapi bentuk berubah-ubah sesuai dengan yang
ditempatinya. Apabila air dimasukkan ke dalam gelas, maka bentuknya seperti gelas,
apabila dimasukkan ke dalam botol akan seperti botol. Tetapi volumenya selalu
tetap. Hal ini disebabkan partikel-partikel penyusunnya agak berjauhan satu sama
lain. Selain itu, partikelnya lebih bebas bergerak karena ikatan antar partikelnya
lemah. Partikel zat cair memiliki sifat seperti berikut:
1. Letaknya berdekatan
2. Susunannya tidak teratur
3. Gerakannya agak bebas, sehingga dapat bergeser dari tempatnya, tetapi tidak
lepas dari kelompoknya
3. Zat Gas
Ciri dari gas di antaranya bentuk dan volume berubah sesuai dengan tempatnya. Gas
yang terdapat di balon memiliki bentuk dan volume yang sama dengan balon. Gas
yang terdapat di dalam botol, bentuk dan volumenya sama dengan botol. Partikel-
partikel gas bergerak acak ke segala arah dengan kecepatan bergantung pada suhu
gas, akibatnya volumenya selalu berubah. Partikel zat gas memiliki sifat seperti
berikut:
1. Perubahan kimia
Perubahan yang menghasilkan zat baru Contoh : Makanan membusuk, pembakaran,
petasan yang meledak, dan fermentasi.
2. Perubahan Fisika
Perubahan yang tidak menghasilkan zat baru yang berubah hanya wujud dan
bentuknya. Contohnya : Es mencair, gula yang dilarutkan kedalam air, air
menjadi es.
a.Membeku
Kejadian perubahan wujud zat dari cari ke padat. Dalam kejadian tersebut zat
melepaskan energi panas. Misalnya kejadian mencair yakni air yang kita masukan
kedalam freezer akan mencapai titik dingin dan menjadi es, lilin cair yang didinginkan.
Dalam ilmu kimia dan fiska, proses pembekuan yang terjadi ialah proses dimana
cairan yang berubah menjadi padat. Titik beku adalah temperatur di mana hal
tersebut terjadi. Perubahan merupakan suatu proses kejadian dari pembekuan
dimana padatan berubah menjadi cair, pada sebagaian kejadian zat, titik beku dan
titik lebur umumnya sama.
Suatu kejadian perubahan wujud zat dari padat ke cair. Dalam peristiwa tersebut zat
membutuhkan energi panas. Misalnya kejadian mencairnya batu es yang berubah
menjadi air, lilin yang dipanaskan.
b. Menguap
Kejadian dalam perubahan wujud zat dari cari ke gas. Dalam kejadian ini zat
membutuhkan energi panas. Misalnya air yang direbus jika kita diamkan lama-lama
akan habis, bensin yang dibiarkan pada tempat terbuka lama-kelaman akan habis
dan berubah menjadi gas.
Uap merupakan gerakan refleks menghembuskan dan menark napas yang terjadi
pada saat kita merasa mengantuk atau letih. Masih belum di ketahui sebab mengapa
orang menguap, tapi sering dikatakan bahwa penyebabnya ialah jumlah oksigen di
paru-paru yang rendah.
C.Mengembun
Suatu peristiwa perubahan wujud dari gas ke cair. Pada kejadian
tersebut zat melepaskan energi panas. Misalnya mengembun ialah
saat kita menyimpan sebuah es batu pada gelas maka bagian luar
gelas akan menjadi basah, atau rumput yang ada dilapangan pada saat
pagi hari mejadi basah padahal sore harinya tidak ada hujan.
d. Menyublim
Sebuah kejadian perubahan wujud zat dari padat ke cair. Dalam kejadian tersebut zat
membutuhkan suatu energi panas. Misalnya menyublim yakni pada sebuah kamper
atau sering kita sebut kapur barus, yang disimpan pada lemari pakaian lama-
kelamaan akan habis.
Sublimasi merupakan perubahan wujud dari padat ke gas tanpa mencair dahulu.
Contohnya es yang langsung menuap tanpa mecair dahulu. Pada kondisi tekanan
normal, kebanyakan benda serta zat memiliki tiga bentuk yang bebeda – beda pada
suhu yang berbeda-beda.
e. Mengkristal
Sebuah kejadian perubahan wujud dari gas ke padat. Dalam peristiwa tersebut zat
melepaskan energi panas. Misalnya mengkristal ialah pada kejadian berubahanya
uap menjadi salju.
D.Massa Jenis
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi
massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya.
Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total
volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi)
akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang
memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).Satuan SImassa jenis adalah
kilogramm per meterr kubik (kg·m-3).
m adalah massa,
V adalah volume.
Cat dapat menempel pada kayu dan besi karena antara partikel-partikel cat dan
partikel-partikel kayu atau besi te rjadi gaya tarik-menarik. Peristiwa ini disebut
adhesi. Dengan demikian, adhesi adalah gaya tarik-menarik antara partikel-partikel
yang tidak sejenis. Contoh adhesi yaitu :
Partikel-partikel yang sejenis dalam zat padat membentuk sutu ikatan yang sangat
kuat sehingga membentuk benda padat. Di dalam kayu atau besi terjadi gaya tarik-
menarik antarpartikel sehingga membentuk ikatan yang kuat. Demikian juga pada
zat cair, dalam suatu zat ciri terjadi ikatan antarmolekul zat cair yang membentuk
ikatan. Peristiwa ini disebut dengankohesi.
kohesi adalah gaya tarik-menarik antara partikel-partikel yang sejenis. Kohesi yang
terjadi dalam zat padat lebih kuat disbanding kohesi dalam zat cair, itulah sebabnya
molekul-molekul zat padat lebih sukar dipisahkan disbanding molekul-molekul zat
cair. Sedangkan kohesi yang paling lemah terjadi pada gas, sehingga gas sangat
untuk dipisahkan. Contoh kohesi yaitu :
Pengaruh gaya adhesi dan kohesi terhadap zat cair menyebabkan terjadinya
peristiwa-peristiwa sebagai berkut :
Dalam kehidupan sehari-hari juga dapat dijumpai peristiwa adhesi dan kohesi,
misalnya ketika ada air yang jatuh di atas permukaan daun tertentu akan membentuk
bola air. Hal tersebut dikarenakan gaya kohesi lebih besar dari adhesi.
2. Kapilaritas
Kapilaritas adalah meresapnya zat cair melalui celah-celah sempit atau pipa rambut
yang disering disebut sebagai pipa kapiler. Gejala ini disebabkan karena adanya gaya
adhesi atau kohesi antara zat cair dan dinding celah tersebut. Zat cair yang dapat
membasahi dinding kaca pipa kapiler memiliki gaya adhesi antara pipa kapiler
dengan dinding pipa kapiler lebih besar. Sedangkan zat cair yang tidak membasahi
dinding kaca pipa kapiler memilki gaya kohesi yang lebih besar. Hal ini akan
mempengaruhi tinggi rendahnya permukaan zat cair pada pipa kapiler.
Hal ini disebabkan karena gaya tarik antara partikel cat dengan tembok
(partikel tidak tak sejenis) lebih besar daripada gaya tarik antar partikel cat
dengan cat (partikel sejenis) atau partikel tembok dengan tembok (partikel
sejenis).
Contoh lain dari gaya adhesi yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari
adalah sebagai berikut.
1. Bercampurnya air dengan teh/kopi
Contoh gaya kohesi adalah gaya tarik menarik antara air dengan daun talas.
Air tidak dapat menempel pada daun talas, karena gaya tarik-menarik antar
partikel air (partikel sejenis) lebih besar daripada gaya tarik-menarik antara
partikel air dengan daun talas (partikel tak sejenis).
1. Gaya tarik menarik antara air dengan minyak, menyebabkan tidak pernah
bercampur.
1. Jika gaya kohesi antar partikel zat yang berbeda lebih besar daripada gaya
adhesinya, kedua zat tidak akan bercampur. Contohnya, minyak kelapa
dicampur dengan air.
2. Jika gaya adhesi antar partikel zat yang berbeda sama besar dengan gaya
kohesinya, kedua zat akan bercampur merata. Contohnya, air dicampur
dengan alkohol.
3. Jika gaya adhesi antar partikel zat yang berbeda lebih besar daripada gaya
kohesinya, kedua zat akan saling menempel. Contohnya, air yang menempel
pada kaca.
Berikut ini adalah akibat dari adanya gaya adhesi dan kohesi pada zat yang
saling berikatan.
1. Miniskus Cembung dan Cekung
Gaya adhesi dan kohesi dapat menyebabkan beberapa bentuk permukaan zat
cair berbeda-beda. Ada yang berbentuk cembung dan ada yang berbentuk
cekung, atau yang disebut dengan miniskus.
Miniskus cembung terjadi ketika gaya kohesi lebih kuat daripada gaya adhesi.
Contoh peristiwa miniskus cembung adalah raksa yang berada di dalam tabung
reaksi atau pipa kapiler.
Miniskus cekung terjadi ketika gaya adhesi lebih kuat daripada gaya kohesi.
Contoh peristiwa miniskus cekung adalah raksa di dalam pipa kapiler.
2. Tegangan Permukaan
Kohesi antarpartikel zat cair di dalam suatu wadah dalam keadaan tenang akan
menyebabkan permukaannya kelihatan tegang (tampak seperti ada selaput tipis)
yang dinamakan dengan tegangan permukaan .
Miniskus cekung terjadi ketika gaya adhesi lebih kuat daripada gaya kohesi.
Contoh peristiwa miniskus cekung adalah raksa di dalam pipa kapiler.
2. Tegangan Permukaan
Kohesi antarpartikel zat cair di dalam suatu wadah dalam keadaan tenang akan
menyebabkan permukaannya kelihatan tegang (tampak seperti ada selaput tipis)
yang dinamakan dengan tegangan permukaan .
Kapilaritas atau gaya kapiler adalah gejala meresapnya zat cair melalui celah-
celah sempit atau pipa rambut.
Gejala ini disebabkan adanya gaya adhesi atau kohesi antara zat cair dengan
dinding celah itu. Akibatnya, apabila pembuluh kaca dimasukkan dalam zat cair,
permukaannya menjadi tidak sama.
a. Naiknya minyak tanah pada sumbu kompor, sehingga kompor dapat menyala.
b. Naiknya air tanah melalui akar dengan pembuluh-pembuluh tumbuhan.
c. Air menggenang dapat diserap dengan kain pel, spons, atau kertas isap.
d. Cairan tinta yang tumpah dapat diserap oleh kapur tulis atau kertas isap.
e. Naiknya minyak tanah pada sumber lampu tempel, sehingga lampu itu
menyala.
f. Naiknya air pada musim hujan sehingga dinding rumah menjadi basah.
Gaya van der waals dapat terjadi pada molekul polar dan non polar. Pada molekul
polar disebut gaya dipol, pada molekul non polar disebut gaya london atau gaya
dispersi.Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya ikatan Van Der Waals adalah
sebagai berikut :
Gaya Van Der Waals dibagi menjadi 2 yaitu, gaya dipol dan gaya London, Berikut
penjelasannya :
1. Gaya Dipol
Gaya dipol terjadi antar molekul polar. Dalam zat polar, molekul molekulnya
cenderung menyusun diri dengan ujung (pol) positif berdekatan dengan ujung (pol)
negatif dari molekul didekatnya.Di bawah ini contoh gaya dipol yang terjadi pada
unsur HCl dan FCl :
Perubahan wujud zat dari padat menjadi cair dinamakan mencair, misalnya es
menjadi air; adalahproses menerima kalor.
Perubahan wujud zat dari cair menjadi gas dinamakan menguap, misalnya air
menjadi uap; adalahproses menerima kalor.
Perubahan wujud zat dari gas menjadi padat dinamakan mengkristal, misalnya
uap kapur barus menjadi butir-butiran kapur barus. Merupakan proses melepas
kalor.
Perubahan wujud zat dari padat menjadi gas dinamakan menyublim, misalnya
kapur barus menjadi gas; adalahproses menerima kalor.
Perubahan wujud zat dari gas menjadi cair dinamakan mengembun, misalnya
pada destilasi air; adalahproses melepas kalor.
Perubahan wujud zat dari cair menjadi padat dinamakan membeku, misalnya air
menjadi es. Merupakan proses melepas kalor.
BAB III
PEMBAHASAN
A . Perubahan wujud zat
1 . Alat dan bahan
Antara lain:
a . 2 buah sendok makan
b . 2 buah lilin putih
c . korek api kayu atau gas
d . gula pasir
e . margarine atau mentega
1. KESIMPULAN
Wujud zat terbagi menjadi tiga yaitu padat, cair dan gas. Pada
saat tertentu umumnnya zat hanya berada dalam satu wujud
saja,tetapi zat dapat berubah dari wujud yang lain.
Perubahan wujud zat merupakan perubahan termodinamika
dari satu benda ke keadaan wujud zat yang lain. Perubahan
wujud zat ini bisa terjadi karena peristiwa pelepasan dan
penyerapan kalor.
Massa jenis merupakan pengukuran massa setiap satuan
volume benda. Semakin tinggi massa jenis suaru benda, maka
semakin besar pula massa setiap volumenya.
Adhesi merupakan gaya tarik-menarik antara partikel-partikel
yang tidak sejenis. Sedabgkan kohesi adalah gaya tarik-
menarik antara partikel-partikel yang sejensi
Jika Molekul membentuk senyawa tantunyya ada interaksi
antar molekul tersebut. Gaya antara molekul terbagi menjadi 2
yaitu gaya dipole dan gaya London. Gaya tarik antar molekul,
mempengaruhi pemutusan ikatan, titik leleh maupun titik didih.
2. SARAN
Kami menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Kami akan memperbaiki makalah
tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat
dipertanggung jawabkan. Maka dari itu kami mengharapkan kritik
dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di
atas.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gurupendidian.co.id/perubahan-wujud-zat/
https://www.academia.edu/37813974/makalah_perubahan_wujud_
zat_docx