Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERUBAHAN WUJUD ZAT


KONSEP DASAR SAINS SD

Kelompok 1
Rhamona Tawue (A40122152)
Karin K K Raho (A40122123)
Sajma (A40122151)
Nur Aifa (A40122139)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Allah swt yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, hidayah dan karunia-Nya kepada kita
semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik,
yang berjudul “Perubahan Wujud Zat”.

Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi memenuhi


syarat nilai dan memberikan sebuah pegangan pembelajaran yang
berguna dengan nilai-nilai positif yang bermanfaat di dalam kehidupan
bagi para pembaca. Makalah ini telah diupayakan secara maksimal,
tetapi mungkin saja masih banyak ditemukan kekurangan dalam
penulisan makalah ini.

Oleh karena itu, saran dan masukan sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan makalah ini kearah yang lebih baik. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan sesuai fungsinya.

Palu, 18 sep 2022


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A . Latar Belakang Masalah……………………………………………………………………………….1

B . Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………….2

C . Tujuan Masalah…………………………………………………………………………………………..2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A . Pengertian Wujud Zat……………………………………………………………………..3

B . Sifat Benda Padat, Cair dan Gas………………………………………………………3

C . Perubahan Wujud Zat……………………………………………………………………..4

D . Faktor Penyebab Perubahan Sifat Benda………………………………………..5

E . Macam-Macam Perubahan Wujud Benda………………………………………7

F . Perubahan Sifat Benda Y

ang Bersifat Sementara & Bersifat Tetap….8

BAB III PEMBAHASAN

A . Perubahan Wujud Zat………………………………………………………………….10


B . Sifat Zat………………………………………………………………………………………11
C . Perubahan wujud……………………………………………………………………….12
D . Massa Jenis………………………………………………………………………..………13
E . Teori Partikel Zat……………………………………………………………..…………14
F . Kohesi Dan Adhesi………………………………………………………………………15
BAB IV KESIMPULAN

A . Simpulan…………………………………………………………………………………..16

B . Saran………………………………………………………………………………………….17

BAB V DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….20


BAB I
Pendahuluan
A . Latar Belakang
Ipa merupakan suatu ilmu yang membahas tentang gejala-gejala alam yang
disusun secara sistematis berdasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan
yang dilakukan oleh manusia.
Ipa tidak hanya berbentuk sebuah konsep saja namun pembelajarsn ipa secara
praktek juga harus diterapkan. Secara tidak disadari kegiatan sehari-hari yang kita
lakukan semuanya mengandung ipa. Jadi, bisa dikatakan bahwa ipa ada di sekitar
kehidupan kita.
Salah satu contoh ipa ada di kehidupan kita sehari-hari adalah dengan adanya
perubahan wujud benda. Perubahan wujud zat sebenarnya terjadi karena adanya
pengaruh energi panas (kalor). Ketika suatu zat/benda melepaskan atau menerima
kalor/panas maka ia akan berubah wujud menjadi cair (mencair) atau gas
(menyublim). Jika zat cair menerima kalor mak ia akan berubah wujud menjadi gas
(menguap). Itulah sebabnya mengapa kapur barus yang diletakkan di tempat
terbuka lama-lama akan habis karena berubah menjadi gas. Dnegan demikian
peristiwa perubahan wujud zat mencair, menyublim dan menguap membutuhkan
kalor.
Sebaliknya, Ketika zat melepaskan kalor (mengalami pendinginan) maka zat
cair akan berubah wujud menjadi padat (membeku) dan zat gas akan berubah
menjadi zat cair (mengembun). Itulah sebabnya mengapa pada pagi hari terdapat
embun yang merupakan perubahan wujud dari uap air di udara menjadi air karena
suhu udara yang dingin saat malam hari. Dengan demikian perubahan wujud zat
membeku dan mengembun terjadi akibat pelepasan kalor.
Seperti berubahnya air menjadi es, es yang mencair, proses terjadinya hujan,
dan masih banyak lagi kejadian lainnya. Agar kita mendapatkan pengetahuan yang
lebih lagi maka sebaliknya kita mempelajari tentang perubahan wjud zat.
B . Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut :
1 . Apa itu perubahan wujud zat?
2 . Aapakah sifat perubahan wujud zat?
3. Sebutkan jenis-jenis wujud zat?
4. apa yang dimaksud adhesi dan kohesi?
5. apa itu gaya antar molekul?

C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan masalahnya adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui tentang perubahan wuhud zat
2. Mengetahui sifat perubahan wujud zat
3. Mengetahui jenis-jenis wujud zat
4. Mengetahui tentang adhesi dan kohesi
5. Mengetahui tentang gaya antar molekul
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A . Perubahan Wujud Zat Materi

Materi atau zat dikelompokan menjadi zat tunggal (murni) dan campuran. Zat
murni terdiri dari unsur dan senyawa. unsur merupakan zat murni yang paling
sederhana. Sedangkan senyawa gabungan dari dua atau lebih unsur yang
terbentuk melalui reaksi kimia. Suatu zat bisa berupa gas, cair, atau padat.
Saat benda padat berubah menjadi cair, maka disebut meleleh atau melebur
atau juga mencair.

1. Pengertian Zat

Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Sedangkan
wujud zat merupakan bentuk-bentuk berbeda yang diambil oleh berbagai fase
materi berlainan.
Sifat-sifat partikel suatu zat adalah sebagai berikut :

1. Partikel tidak diam, tetapi selalu bergerak atau bergetar


2. Diantara satu partikel dengan partikel yang lain terdapat gaya tarik-menarik
3. Diantara satu partikel dengan partikel yang lain terdapat ruang antarpartikel
yang disebut pori-pori

B.Jenis – jenis wujud zat

Wujud zat dikelompokkan menjadi 3, yaitu :

1. Zat Padat
Ciri zat padat yaitu bentuk dan volumenya tetap. Contohnya kelereng yang
berbentuknya bulat, dipindahkan ke gelas akan tetap berbentuk bulat. Begitu pula
dengan volumenya. Volume kelereng akan selalu tetap walaupun berpindah tempat
ke dalam gelas. Hal ini disebabkan karena daya tarik antarpartikel zat padat sangat
kuat. Pada umumnya zat padat berbentuk kristal (seperti gula pasir atau garam
dapur) atau amorf (seperti kaca dan batu granit). Partikel zat padat memiliki sifat
seperti berikut:

1. Letaknya sangat berdekatan


2. Susunannya teratur
3. Gerakannya tidak bebas, hanya bergetar dan berputar di tempatnya

2. Zat Cair
Zat cair memiliki volume tetap tetapi bentuk berubah-ubah sesuai dengan yang
ditempatinya. Apabila air dimasukkan ke dalam gelas, maka bentuknya seperti gelas,
apabila dimasukkan ke dalam botol akan seperti botol. Tetapi volumenya selalu
tetap. Hal ini disebabkan partikel-partikel penyusunnya agak berjauhan satu sama
lain. Selain itu, partikelnya lebih bebas bergerak karena ikatan antar partikelnya
lemah. Partikel zat cair memiliki sifat seperti berikut:

1. Letaknya berdekatan
2. Susunannya tidak teratur
3. Gerakannya agak bebas, sehingga dapat bergeser dari tempatnya, tetapi tidak
lepas dari kelompoknya

3. Zat Gas

Ciri dari gas di antaranya bentuk dan volume berubah sesuai dengan tempatnya. Gas
yang terdapat di balon memiliki bentuk dan volume yang sama dengan balon. Gas
yang terdapat di dalam botol, bentuk dan volumenya sama dengan botol. Partikel-
partikel gas bergerak acak ke segala arah dengan kecepatan bergantung pada suhu
gas, akibatnya volumenya selalu berubah. Partikel zat gas memiliki sifat seperti
berikut:

1. Letaknya sangat berjauhan


2. Susunannya tidak teratur
3. Gerakannya bebas bergerak, sehingga dapat bergeser dari tempatnya dan lepas
dari kelompoknya, sehingga dapat memenuhi ruangan

C.Perubahan Wujud Zat


Perubahan wujud zat adalah perubahan termodinamika dari satu fase benda ke
keadaan wujud zat yang lain. Perubahan wujud zat ini bisa terjadi karena peristiwa
pelepasan dan penyerapan kalor. Perubahan wujud zat terjadi ketika titik tertentu
tercapai oleh atom atau senyawa zat tersebut yang biasanya dikuantitaskan dalam
angka suhu. Perubahan wujud zat dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Perubahan kimia
Perubahan yang menghasilkan zat baru Contoh : Makanan membusuk, pembakaran,
petasan yang meledak, dan fermentasi.
2. Perubahan Fisika
Perubahan yang tidak menghasilkan zat baru yang berubah hanya wujud dan
bentuknya. Contohnya : Es mencair, gula yang dilarutkan kedalam air, air
menjadi es.

Perubahan fisika di bedakan menjadi 6 peristiwa, yaitu :

a.Membeku
Kejadian perubahan wujud zat dari cari ke padat. Dalam kejadian tersebut zat
melepaskan energi panas. Misalnya kejadian mencair yakni air yang kita masukan
kedalam freezer akan mencapai titik dingin dan menjadi es, lilin cair yang didinginkan.

Dalam ilmu kimia dan fiska, proses pembekuan yang terjadi ialah proses dimana
cairan yang berubah menjadi padat. Titik beku adalah temperatur di mana hal
tersebut terjadi. Perubahan merupakan suatu proses kejadian dari pembekuan
dimana padatan berubah menjadi cair, pada sebagaian kejadian zat, titik beku dan
titik lebur umumnya sama.

Suatu kejadian perubahan wujud zat dari padat ke cair. Dalam peristiwa tersebut zat
membutuhkan energi panas. Misalnya kejadian mencairnya batu es yang berubah
menjadi air, lilin yang dipanaskan.

Peleburan atau pencairan ( terkadang disebut fusi) merupakan sebuahproses yang


bisa menghasilkan perubahan fase dari padat ke cair. Energi internal zat padat
meningkat (umumnya disebabkan panas) mencapai temperatur tertentu atau
disebut titik leleh, pada saat zat tersebut menajdi cair, benda yang sudah mencair
seutuhnya sebut juga sebagai benda cair.

b. Menguap
Kejadian dalam perubahan wujud zat dari cari ke gas. Dalam kejadian ini zat
membutuhkan energi panas. Misalnya air yang direbus jika kita diamkan lama-lama
akan habis, bensin yang dibiarkan pada tempat terbuka lama-kelaman akan habis
dan berubah menjadi gas.

Uap merupakan gerakan refleks menghembuskan dan menark napas yang terjadi
pada saat kita merasa mengantuk atau letih. Masih belum di ketahui sebab mengapa
orang menguap, tapi sering dikatakan bahwa penyebabnya ialah jumlah oksigen di
paru-paru yang rendah.

C.Mengembun
Suatu peristiwa perubahan wujud dari gas ke cair. Pada kejadian
tersebut zat melepaskan energi panas. Misalnya mengembun ialah
saat kita menyimpan sebuah es batu pada gelas maka bagian luar
gelas akan menjadi basah, atau rumput yang ada dilapangan pada saat
pagi hari mejadi basah padahal sore harinya tidak ada hujan.

 Dimana perubahan wujud mengembun ini kerap kali disebut


sebagai kondensasi dan proses ini dapat terjadi karena
adanya beberapa faktor seperti uap yang didinginkan dengan
sengaja menjadi cair, 

d. Menyublim
Sebuah kejadian perubahan wujud zat dari padat ke cair. Dalam kejadian tersebut zat
membutuhkan suatu energi panas. Misalnya menyublim yakni pada sebuah kamper
atau sering kita sebut kapur barus, yang disimpan pada lemari pakaian lama-
kelamaan akan habis.

Sublimasi merupakan perubahan wujud dari padat ke gas tanpa mencair dahulu.
Contohnya es yang langsung menuap tanpa mecair dahulu. Pada kondisi tekanan
normal, kebanyakan benda serta zat memiliki tiga bentuk yang bebeda – beda pada
suhu yang berbeda-beda.

e. Mengkristal
Sebuah kejadian perubahan wujud dari gas ke padat. Dalam peristiwa tersebut zat
melepaskan energi panas. Misalnya mengkristal ialah pada kejadian berubahanya
uap menjadi salju.

Deposisi (fisika) atau Desublimasi merupakan sebuah proses pengkristalan diamana


hal tersebut terjadi dikarenakan proses mengerasnya atau membekunya benda yang
mempunyai zat-zat tertentu dan mempunyai sebuah unsur zat yang bisa
memberikan warna pada saat mengeras dan bila dilihat seperti warna kristal. Hal
tersebut ialah lawan dari Sublimasi.

D.Massa Jenis
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi
massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya.
Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total
volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi)
akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang
memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).Satuan SImassa jenis adalah
kilogramm per meterr kubik (kg·m-3).

1. Rumus masa jenis


Rumus untuk menentukan massa jenis adalah
Ket :

ρ  adalah massa jenis,

m  adalah massa,

V  adalah volume.

E. Adhesi dan Kohesi


Disamping terjadi interaksi antar molekul penyusun suatu zat, maka molekul
penyusun suatu zat juga dapat bereaksi dengan molekul penyusun zat yang
lainnya.Partikel-partikel zat padat dan partikel zat cair dapat mengadakan suatu
ikatan, sehingga terjadi gaya tarik-menarik.

Cat dapat menempel pada kayu  dan besi karena antara partikel-partikel cat dan
partikel-partikel kayu atau besi te rjadi gaya tarik-menarik. Peristiwa ini disebut
adhesi. Dengan  demikian, adhesi adalah gaya tarik-menarik antara partikel-partikel
yang tidak  sejenis. Contoh adhesi yaitu :

 Tinta dapat menempel di kertas


 Kapur / tinta dapat menempel di papan tulis
 Semen dapat melekatkan batu dengan pasir
 Cat dapat menempel pada tembok

Partikel-partikel yang sejenis dalam zat padat membentuk sutu ikatan yang  sangat
kuat sehingga membentuk benda padat. Di dalam kayu atau besi  terjadi gaya tarik-
menarik antarpartikel sehingga membentuk ikatan yang  kuat. Demikian juga pada
zat cair, dalam suatu zat ciri terjadi ikatan  antarmolekul zat cair yang membentuk
ikatan. Peristiwa ini disebut dengankohesi.

kohesi adalah gaya tarik-menarik antara partikel-partikel yang sejenis. Kohesi yang
terjadi dalam zat padat lebih kuat disbanding kohesi dalam zat cair, itulah sebabnya
molekul-molekul zat padat lebih sukar dipisahkan disbanding molekul-molekul zat
cair. Sedangkan kohesi yang  paling lemah terjadi pada gas, sehingga gas sangat
untuk dipisahkan. Contoh kohesi yaitu :

 gaya tarik menarik antara molekul kayu membentuk kayu


 gaya tarik menarik antara molekuk kapur membentuk kapur batang
 gaya tarik menarik antara molekul-molekul gula membentuk butiran gula pasir

Pengaruh gaya adhesi dan kohesi terhadap zat cair menyebabkan terjadinya
peristiwa-peristiwa sebagai berkut :

1. Meniskus cembung dan meniskus cekung


Jika adhesi lebih besar dari pada kohesi maka permukaan (meniskus) zat cair dalam
pipa kapiler cekung, misalnya pada pipa yang diisi dengan air ( pipa kiri ). sebaliknya
jika gaya kohesi lebih besar maka permukaan zat cair dalam pipa kapiler akan
cembung, misalnya pipa yang diisi dengan air raksa ( pipa kanan).

Dalam kehidupan sehari-hari juga dapat dijumpai peristiwa adhesi dan kohesi,
misalnya ketika ada air yang jatuh di atas permukaan daun tertentu akan membentuk
bola air. Hal tersebut dikarenakan gaya kohesi lebih besar dari adhesi.

2. Kapilaritas
Kapilaritas adalah meresapnya zat cair melalui celah-celah sempit atau pipa rambut
yang disering disebut sebagai pipa kapiler. Gejala ini disebabkan karena adanya gaya
adhesi atau kohesi antara zat cair dan dinding celah tersebut. Zat cair yang dapat
membasahi dinding kaca pipa kapiler memiliki gaya adhesi antara pipa kapiler
dengan dinding pipa kapiler lebih besar. Sedangkan zat cair yang tidak membasahi
dinding kaca pipa kapiler memilki gaya kohesi yang lebih besar. Hal ini akan
mempengaruhi tinggi rendahnya permukaan zat cair pada pipa kapiler.

Contoh kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari:

 Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor


 Naiknya minyak tanah melalui sumbu pada lampu tempel
 Baiknya air tanah sampai ke daun melalui pembuluh tapis
 Menetesnya air pada kain dalam ember yang semampai

 Adhesi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara partikel-partikel yang


tidak sejenis. Gaya adhesi akan mengakibatkan sebuah zat dapat menempel
pada zat lain, akan tetapi bukan merupakan gaya magnet atau gaya gravitasi
bumi.

 Contoh dari peristiwa adhesi adalah gaya tarik menarik antara cat dengan


tembok, dimana cat dapat menempel kuat pada tembok.

 Hal ini disebabkan karena gaya tarik antara partikel cat dengan tembok
(partikel tidak tak sejenis) lebih besar daripada gaya tarik antar partikel cat
dengan cat (partikel sejenis) atau partikel tembok dengan tembok (partikel
sejenis).

 Contoh lain dari gaya adhesi yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari
adalah sebagai berikut.
 1. Bercampurnya air dengan teh/kopi

 2. Melekatnya air pada dinding pipa kapiler

 3. Melekatnya tinta pada kertas

 4. Melekatnya kapur pada papan tulis.

 5. Semen dapat melekatkan batu dan pasir

 Pengertian dan Contoh Gaya Kohesi


 Kohesi adalah gaya tarik-menarik antara partikel-partikel yang sejenis.
Berbeda dengan gaya adhesi, maka gaya kohesi akan mengakibatkan sebuah
zat tidak dapat menempel pada zat yang lain.

 Contoh gaya kohesi adalah gaya tarik menarik antara air dengan daun talas.
Air tidak dapat menempel pada daun talas, karena gaya tarik-menarik antar
partikel air (partikel sejenis) lebih besar daripada gaya tarik-menarik antara
partikel air dengan daun talas (partikel tak sejenis).

 Contoh lain gaya kohesi dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut.

 1. Gaya tarik menarik antara air dengan minyak, menyebabkan tidak pernah
bercampur.

 2. Tidak melekatnya air raksa pada dinding pipa kapiler.

 Akibat Gaya Adhesi dan Kohesi


 Terdapat tiga kondisi yang mungkin terjadi jika dua macam zat dicampurkan,
sebagai berikut.

 1. Jika gaya kohesi antar partikel zat yang berbeda lebih besar daripada gaya
adhesinya, kedua zat tidak akan bercampur. Contohnya, minyak kelapa
dicampur dengan air.

 2. Jika gaya adhesi antar partikel zat yang berbeda sama besar dengan gaya
kohesinya, kedua zat akan bercampur merata. Contohnya, air dicampur
dengan alkohol.

 3. Jika gaya adhesi antar partikel zat yang berbeda lebih besar daripada gaya
kohesinya, kedua zat akan saling menempel. Contohnya, air yang menempel
pada kaca.

 Berikut ini adalah akibat dari adanya gaya adhesi dan kohesi pada zat yang
saling berikatan.
 1. Miniskus Cembung dan Cekung

 Gaya adhesi dan kohesi dapat menyebabkan beberapa bentuk permukaan zat
cair berbeda-beda. Ada yang berbentuk cembung dan ada yang berbentuk
cekung, atau yang disebut dengan miniskus.

 Miniskus merupakan peristiwa mencekung atau mencembungnya permukaan


suatu zat cair di dalam suatu wadah atau bejana sempit.

 Miniskus cembung terjadi ketika gaya kohesi lebih kuat daripada gaya adhesi.
Contoh peristiwa miniskus cembung adalah raksa yang berada di dalam tabung
reaksi atau pipa kapiler. 

 Miniskus cekung terjadi ketika gaya adhesi lebih kuat daripada gaya kohesi.
Contoh peristiwa miniskus cekung adalah raksa di dalam pipa kapiler.

 2. Tegangan Permukaan
 Kohesi antarpartikel zat cair di dalam suatu wadah dalam keadaan tenang akan
menyebabkan permukaannya kelihatan tegang (tampak seperti ada selaput tipis)
yang dinamakan dengan tegangan permukaan .

 Karena adanya tegangan permukaan, maka jika kita menempatkan benda-benda,


seperti silet, secara hati-hati di atas permukaan air, benda tersebut akan dapat
terapung.

 Miniskus cekung terjadi ketika gaya adhesi lebih kuat daripada gaya kohesi.
Contoh peristiwa miniskus cekung adalah raksa di dalam pipa kapiler.

 2. Tegangan Permukaan
 Kohesi antarpartikel zat cair di dalam suatu wadah dalam keadaan tenang akan
menyebabkan permukaannya kelihatan tegang (tampak seperti ada selaput tipis)
yang dinamakan dengan tegangan permukaan .

 Karena adanya tegangan permukaan, maka jika kita menempatkan benda-benda,


seperti silet, secara hati-hati di atas permukaan air, benda tersebut akan dapat
terapung.

 Kapilaritas atau gaya kapiler adalah gejala meresapnya zat cair melalui celah-
celah sempit atau pipa rambut.

 Gejala ini disebabkan adanya gaya adhesi atau kohesi antara zat cair dengan
dinding celah itu. Akibatnya, apabila pembuluh kaca dimasukkan dalam zat cair,
permukaannya menjadi tidak sama.

 Beberapa contoh peristiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari adalah


sebagai berikut.

 a. Naiknya minyak tanah pada sumbu kompor, sehingga kompor dapat menyala.
 b. Naiknya air tanah melalui akar dengan pembuluh-pembuluh tumbuhan.

 c. Air menggenang dapat diserap dengan kain pel, spons, atau kertas isap.

 d. Cairan tinta yang tumpah dapat diserap oleh kapur tulis atau kertas isap.

 e. Naiknya minyak tanah pada sumber lampu tempel, sehingga lampu itu
menyala.

 f. Naiknya air pada musim hujan sehingga dinding rumah menjadi basah.

F. Gaya antar molekul


Jika Molekul – molekul membentuk senyawa tentunya ada interaksi antar molekul
tersebut. Dua diantaranya sekaligus disebut gaya tarik Van der Waals. Gaya tarik
yang lemah disebabkan oleh dipol imbasan sesaat, yang terjadi antara semua
molekul, bahkan juga molekul yang non polar sekalipun, Gaya tarik Van der Waals
yang kuat, disebut gaya tarik dipol-dipol, terjadi antara molekul yang memiliki momen
dipol permanen. Gaya tarik ketiga lebih kuat dari gaya Van der Waals yang terjadi
hanya antar molekul tertentu dan kemudian disebut Ikatan Hidrogen. Gaya tarik antar
molekul, mempengaruhi pemutusan ikatan,  titik leleh maupun titik didih.

Gaya antar molekul dibagi menjadi dua, yaitu :

Gaya van der waals dapat terjadi pada molekul polar dan non polar. Pada molekul
polar disebut gaya dipol, pada molekul non polar disebut gaya london atau gaya
dispersi.Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya ikatan Van Der Waals adalah
sebagai berikut :

1. Terjadi gaya tarik menarik antar molekul yang mempunyai perbedaan


keelektronegativan meskipun muatannya kecil dan terdapat pada senyawa non
polar. Contohnya : CH4
2. Ikatan antar molekul yang memiliki perbedaan keelektronegatifan dengan
molekul lain yang hampir tidak ada perbedaan keelektronegatifannya akan
menginduksi molekul yang hampir tidak ada perbedaan keelektronegatifannya
tersebut.
3. Bila terjadi interaksi berbagai dipol secara bersamaan, maka akan menimbulkan
gaya van der waals. Gaya van der walls mempengaruhi peningkatan titik didih
unsur – unsur berwujud gas yang terletak pada golongan VIIIA dalam SPU.

Gaya Van Der Waals dibagi menjadi 2 yaitu, gaya dipol dan gaya London, Berikut
penjelasannya :

1. Gaya Dipol
Gaya dipol terjadi antar molekul polar. Dalam zat polar, molekul molekulnya
cenderung menyusun diri dengan ujung (pol) positif berdekatan dengan ujung (pol)
negatif dari molekul didekatnya.Di bawah ini contoh gaya dipol yang terjadi pada
unsur HCl dan FCl :

2. Gaya London ( Dispersi )


Gaya London terjadi pada molekul – molekul non polar. Gaya ini terjadi padaunsur
yang tidak mempunyai beda keelektronegatifan.Kekuatan gaya tarik dispersi
bergantung pada seberapa banyak elektron yang berada untuk didispersikan.
Semakinbesar ukuran molekul dan massa molarnya maka gaya tarik akan meningkat
danmenyebabkan titik didih molekul semakin meningkat pula. Terjadi pada gas
mulia dan unsur ringan. Contoh : N2, H2,O2,He2.

Contoh Perubahan Wujud Zat


Berikut ini terdapat beberapa contoh perubahan wujud zat, sebagai berikut:

 Perubahan wujud zat dari padat menjadi cair dinamakan mencair, misalnya es
menjadi air; adalahproses menerima kalor.
 Perubahan wujud zat dari cair menjadi gas dinamakan menguap, misalnya air
menjadi uap; adalahproses menerima kalor.
 Perubahan wujud zat dari gas menjadi padat dinamakan mengkristal, misalnya
uap kapur barus menjadi butir-butiran kapur barus. Merupakan proses melepas
kalor.
 Perubahan wujud zat dari padat menjadi gas dinamakan menyublim, misalnya
kapur barus menjadi gas; adalahproses menerima kalor.
 Perubahan wujud zat dari gas menjadi cair dinamakan mengembun, misalnya
pada destilasi air; adalahproses melepas kalor.
 Perubahan wujud zat dari cair menjadi padat dinamakan membeku, misalnya air
menjadi es. Merupakan proses melepas kalor.
BAB III
PEMBAHASAN
A . Perubahan wujud zat
1 . Alat dan bahan
Antara lain:
a . 2 buah sendok makan
b . 2 buah lilin putih
c . korek api kayu atau gas
d . gula pasir
e . margarine atau mentega

2 . Langkah atau cara melakukannya antara lain adalah:


a . wujud benda padat menjadi cair
1 . percobaan pertama
a . pertama siapakan lilin
b . lalu ambil 2 buah sendok yang di isi dengan mentega dan gula di masing-
masing sendok
c . kemudian nyalakan 2 buah lilin tersebut
d . setelah itu kedua sendok yang berisi mentega dan gula di letakan di atas lilin
yang sudah menyala
e . tunggu beberapa menit
f . alhasil margarin dan gula tersebut berubah wujud menjadi cari ( mencair )
BAB IV
KESIMPULAN

1. KESIMPULAN
Wujud zat terbagi menjadi tiga yaitu padat, cair dan gas. Pada
saat tertentu umumnnya zat hanya berada dalam satu wujud
saja,tetapi zat dapat berubah dari wujud yang lain.
Perubahan wujud zat merupakan perubahan termodinamika
dari satu benda ke keadaan wujud zat yang lain. Perubahan
wujud zat ini bisa terjadi karena peristiwa pelepasan dan
penyerapan kalor.
Massa jenis merupakan pengukuran massa setiap satuan
volume benda. Semakin tinggi massa jenis suaru benda, maka
semakin besar pula massa setiap volumenya.
Adhesi merupakan gaya tarik-menarik antara partikel-partikel
yang tidak sejenis. Sedabgkan kohesi adalah gaya tarik-
menarik antara partikel-partikel yang sejensi
Jika Molekul membentuk senyawa tantunyya ada interaksi
antar molekul tersebut. Gaya antara molekul terbagi menjadi 2
yaitu gaya dipole dan gaya London. Gaya tarik antar molekul,
mempengaruhi pemutusan ikatan, titik leleh maupun titik didih.
2. SARAN
Kami menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Kami akan memperbaiki makalah
tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat
dipertanggung jawabkan. Maka dari itu kami mengharapkan kritik
dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di
atas.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gurupendidian.co.id/perubahan-wujud-zat/
https://www.academia.edu/37813974/makalah_perubahan_wujud_
zat_docx

Anda mungkin juga menyukai