BAB I
PENDAHULUAN
status gizi anak dalam 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK). Hal ini didukung oleh
Berdasarkan data UNICEF bahwa dari lima juta anak yang lahir setiap tahun
di Indonesia, lebih dari setengahnya tidak mendapatkan ASI secara optimal pada
menyusui anak mereka dalam kehidupan mereka, hanya 42% dari bayi yang berusia
432/3/BAB%20I.pdf).
bayi, setelah 6 bulan bayi dapat diberikan makanan pendamping ASI sesuai usia
sambil tetap diberi ASI sampai usia 2 tahun. Menyusui sendiri tidak hanya memberi
manfaat bagi sang anak bagi tumbuh kembangnya namun juga memberi manfaat
bagi si ibu. Kegiatan menyusui ini menurunkan risiko terkena kanker payudara serta
kanker ovarium. Menyusui juga mendekatkan sang anak dengan ibunya hal ini dapat
(https://dinkes.surakarta.go.id/pekan-asi-sedunia-tahun-2021-melindungi-dan-
memfasilitasi-busui-adalah-kewajiban/)
2
perempuan telah menyusui anak dalam kehidupan mereka, namun hanya 42% yang
mendapatkan ASI eksklusif (PAS, 2018). Pada tahun 2020 WHO kembali
memaparkan data berupa angka pemberian ASI eksklusif secara global, walaupun
telah ada peningkatan, namun angka ini tidak meningkat cukup signifikan, yaitu
sekitar 44% bayi usia 0-6 bulan di seluruh dunia yang mendapatkan ASI eksklusif
selama periode 2015-2020 dari 50% target pemberian ASI eksklusif menurut WHO.
Masih rendahnya pemberian ASI eksklusif akan berdampak pada kualitas dan daya
hidup generasi penerus. Secara global pada tahun 2019, 144 juta balita diperkirakan
stunting, 47 juta diperkirakan kurus dan 38,3 juta mengalami kelebihan berat badan
Pendahuluan % 29 . pdf).
Pemberian ASI eksklusif bagi bayi tentu saja menjadi hal yang penting
terutama bagi tumbuh kembang sang buah hati. Menurut WHO, ASI adalah
makanan yang ideal untuk bayi dimana pada ASI sendiri jelas aman, bersih dan
laktobasius, vitamin A, kolostrum, lemak, zat besi, laktoferin and lisozim yang
semuanya dalam takaran dan komposisi yang pas untuk bayi. Oleh karenanya, ASI
sangat penting dalam membentuk sistim imun pada bayi dimana dapat membantu
melindungi anak dari banyak penyakit umum. Dalam ASI sendiri terkandung
semua energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk bulan-bulan pertama
(https://dinkes.surakarta. go.id/pekan-asi-sedunia-tahun-2021-melindungi-
dan-memfasilitasi-busui-adalah-kewajiban/).
tingkat provinsi yang mendapat ASI eksklusif di Indonesia adalah sebanyak 68,74%
sementara cakupan untuk provinsi Sumatera Barat masih berada dibawah dari
28Pendahulua n%29.pdf).
Secara nasional, cakupan bayi mendapat ASI eksklusif tahun 2020 yaitu
sebesar 66,06%. Angka tersebut sudah melampaui target Renstra tahun 2020 yaitu
40%. Persentase tertinggi cakupan pemberian ASI eksklusif terdapat pada Provinsi
Papua Barat (33,96%). Terdapat empat provinsi yang belum mencapai target
Renstra tahun 2020, yaitu Maluku dan Papua Barat. (http:///C:/Users /User /
Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Tahun 2019 dari 186.460 bayi usia
<6 bulan, dilaporkan hanya 75.820 bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif (40,66%),
capaian ini masih jauh dari target yang ditentukan di Renstra Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019 yaitu sebesar 53%. Berikut ini akan disajikan
terendah adalah Nias Barat (11,96%), Serdang Bedagai (16,20%) dan Nias (17,62%).
Merujuk target Renstra sebesar 53%, maka ada 10 Kabupaten/Kota yang sudah
mencapai target tersebut yaitu Nias Utara, Sibolga, Samosir, Tapanuli Utara, Tapanuli
Manfaat ASI yaitu bayi mendapatkan kekebalan tubuh serta perlindungan dan
konservasi zat besi, protein dan zat lainnya, dan ASI Ekslusif dapat menurunkan angka
kejadian alergi, terganggunya pernapasan, diare dan obesitas pada anak (Riskani, 2012).
Bila bayi tidak diberi ASI Eksklusif memiliki dampak yang tidak baik bagi bayi.
Adapun dampak memiliki risiko kematian karena diare 3,94 kali lebih besar
dibandingkan bayi yang mendapat ASI Eksklusif (Kemenkes, 2010). Bayi yang diberi
ASI akan lebih sehat dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula. (http://
yang menjadi penyebab tidak diberikannya ASI ekslusif pada bayi adalah karena ibu
sibuk bekerja, pendidikan ibu yang rendah, gencarnya periklanan tentang penggunaan
susu formula, ASI yang tidak keluar, adanya persepsi bahwa bayi tanpa diberi makanan
tambahan akan menjadi lapar dan pengetahuan ibu tentang ASI yang kurang.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaporkan (Rohani, 2010) Mengemukakan bahwa ibu
yang bekerja memiliki risiko kegagalan pemberian ASI eksklusif 10 kali lebih besar
5
20ANIN%20(4).pdf)
Berdasarkan data dari bulan Desember 2021 dan data dari Januari – Maret 2022
yang diperoleh dari puskemas Perlayuan jumlah ibu menyusui bayi 0-6 bulan sebanyak
267 Orang. jumlah ibu menyusui yang memberikan ASI ekslusif sebanyak 109 orang.
dan jumlah ibu menyusui yang tidak memberikan ASI ekslusif sebanyak 158 orang.
Hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 5 April 2022 terhadap 10 orang
ibu menyusui 7 dintara nya tidak memberikan ASI ekslusif dan 3 memberikan ASI
Esklusif. Dari 7 orang yang tidak memberikan ASI ekslusif karena ibu mengatakan
bahwa ASI tidak lancar, ibu bekerja, ibu memberikan tambahan makanan.
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah
yang dibuat ini adalah Bagaimana Gambaran pengetahuan Ibu Menyusui Yang
Kabupaten Labuhanbatu ?
Labuhanbatu.
6
Untuk menambah pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dan agar kedepannya
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat dan dapat dijadikan bahan