0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan3 halaman
Bahan ajar ini membahas konsep-konsep dalam ilmu nahwu, termasuk isim majrur dan tawabi'-nya. Ada evaluasi pentingnya pembelajaran bahasa Arab untuk memahami Al-Quran dan hadis. Bahan ajar ini juga menghubungkan nilai-nilai moderasi beragama.
Bahan ajar ini membahas konsep-konsep dalam ilmu nahwu, termasuk isim majrur dan tawabi'-nya. Ada evaluasi pentingnya pembelajaran bahasa Arab untuk memahami Al-Quran dan hadis. Bahan ajar ini juga menghubungkan nilai-nilai moderasi beragama.
Bahan ajar ini membahas konsep-konsep dalam ilmu nahwu, termasuk isim majrur dan tawabi'-nya. Ada evaluasi pentingnya pembelajaran bahasa Arab untuk memahami Al-Quran dan hadis. Bahan ajar ini juga menghubungkan nilai-nilai moderasi beragama.
1. Isim majrur adalah isim-isim yang ber-i’rob jar. Jama’ dari majrur adalah majruroot. Isim yang terkena I’rab Jarr atau isim yang di jar kan disebut Isim Majrur, sehingga isim majrur selalu di baca kasrah 2. Isim Majrur terdiri dari: - Isim yang ada huruf jarrnya ()سبقه حرف جر Huruf jarr adalah huruf yang meng-jarr-kan kata setelahnya. Kata yang terletak setelah Bhuruf jarr adalah isim (kata benda). Kata isim yang terletak setelah huruf jarr harus berharakat kasrah atau berakhiran ya’nun.( )ين - ( ِمنdari) - لىَ = ِإke - ْ = َعنdari - لى َ = َعdi atas - = فِيdi dalam - َّ = رُبbanyak/sedikit - = بdengan - = كseperti - = لmilik/kepunyaan - (selain َخ َ َل/ َعدَا/ حا َشا - Isim yang berkedudukan sebagai Mudhaf Ilaih. ()مضاف إليه Isim yang berkedudukan sebagai mudhaf ilaih Termasuk dalam Mudhaf Ilaih adalah Isim yang mengikuti Zharaf. 3. Isim-Isim Yang Mengikuti Isim-Isim Majrur Yang dimaksudkan dengan tawa-bi’ pada isim-ism yang majrur, ialah isim-isim yangmengikuti kedua isim majrur di atas.Macam tawabi pada isim yang majrur.Macamnya sama dengan tawabi pada isim-isim yang marfu’ dan mansub yaitu ada lima yaituna’at taukid, badal, athaf bayan, dan ma’thuf. Karena sama dengan yang terdahulu, makapada pembahasan disini kami hanya mengemukakan satu dua contoh saja bagi setiap macam. a. Naat b. Ta’kid/tauhid. c. Badal Isytimal d. Badal muba-yin
B. evaluasi dan refleksi
Pada zaman sekarang perlu adanya penekanan dalam pembelajaran bahasa Arab, karena bahasa Arab sangatlah penting untuk dipelajari bagi umat Islam. Bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur'an dan Hadits, dimana keduanya adalah sumber primer (pokok) ajaran Islam dan kandungan kedua sumber ajaran Islam ini harus diamalkan. Untuk bisa mengamalkan, kandungan keduanya -- terlebih dahulu -- haruslah dipahami. Untuk memahami kandungan keduanya, oleh karena keduanya berbahasa Arab, maka haruslah dipelajari dan dikuasai ilmu tentang bahasa Arab, diantaranya yaitu ilmu Nahwu dan Sharaf. (Fahmi, 1995). Bahasa Arab itu sendiri berkaitan dengan dunia penerjemahan, karena penerjemahan juga mempelajari tentang bahasa Arab dan juga ilmu yang berkaitan dengannya.Ilmu Nahwu dianggap sebagai ilmu pengantar dalam pembelajaran bahasa Arab, karena ilmu Nahwu mengajarkan kita untuk mengetahui susunan kata dan kalimat bahasa Arab yang baik dan benar dan yang pastinya sesuai dengan kaidah Al-Qur'an dan Hadits. Bisa dikatakan bahwa ilmu Nahwu itu adalah salah satu kunci kesuksesan dalam belajar bahasa Arab, dimana ilmu tersebut dianggap sebagai instrument dalam pembelajarannya. Berbeda dengan semua bahasa di dunia, bahasa Arab sebagai Bahasa Kitab Suci mendapat garansi pemeliharaan, konservasi, dan aktualitas dari Allah itu sendiriJadi, bahasa Arab merupakan satu-satunya bahasa peradaban di dunia yang otentisitas dan aktualitasnya mendapat garansi dan proteksi dari Allah SWT. Garansi terhadap bahasa Arab tersebut menjadi pembeda dengan bahasa dunia lainnya. Jika bahasa lain sangat potensial punah dan sirna dari muka bumi seiring dengan perkembangan zaman, maka bahasa Arab akan tetap terpelihara, selama Alquran tetap terjaga eksistensinya. Jika bahasa lain tidak memiliki dasar referensi dalam proses gramatisasi (taq’id), diksi, keluasan dan kedalaman maknanya, keindahan gaya bahasa dan stilistikanya, maka bahasa Arab selalu memiliki referensi dalam semua itu, selain terjaga aktualitas dan kontekstualitasnya.Dengan kata lain, Alquran dan bahasa Arab membentuk sinergitas yang selalu aktual dan kontekstual sebagai bahasa peradaban. Secara historis, bahasa Arab terbukti mendunia, karena tidak hanya dipakai oleh masyarakat Arab di Jaziarah Arabia, tetapi juga berkembang seiring dengan penyebaran Islam. Implikasinya, masyarakat di sebagian besar negara Timur Tengah yang semula tidak berbahasa Arab berubah menjadi berbahasa Arab, seperti: Mesir (semula berbahasa Koptik), Suriah (semula berbahasa Suryani, Ibrani), Sudan, Libia, al-Jazair, Marokko, Tunis, Somalia, dan sebagainya. Bahasa Arab Alquran sangat menarik dipelajari karena sarat dengan multidimensi kemukjizatan, terutama dari segi kebahasaan dan kesusastraannya. Alquran diyakini mengandung kemukjizatan dari segi syariah, isyarat ilmiah, kebahasaan, dan kebalagahan. Bahasa Alquran merupakan sebuah “lahan studi dan pengembangan ilmu” yang memungkinkan ilmu-ilmu keislaman lain berkembang.Bagi umat Islam, Alquran dan bahasa Arab sangat penting dipelajari dan dipahami untuk menjadi pelajaran bagi umat manusia. Bahkan menurut Ibn Taimiyah, belajar bahasa Arab bisa menjadi wajib kifayah, apabila ajaran Islam harus dipahami dari sumber dan referensinya yang berbahasa Arab C. kelebihan dan kekurangan - kelebihan materi merupakan karya ilmiah yang mana dikdukung dengan teori teori dari tokoh terkemuka, dan juga tersusun secara sistematis sehingga pembaca mudah dipahami. - kekurangan Bahan Ajar masih kurang dalam numberingya sehingga pembaca masih bingung dalam sub bab. D. Hubungan isi Bahan Ajar dengan nilai moderasi beragama. Sikap moderat dan moderasi adalah suatu sikap dewasa yang baik dan yang sangat diperlukan. Radikalisasi dan radikalisme, kekerasan dan kejahatan, termasuk ujaran kebencian/caci maki dan hoaks, terutama atas nama agama, adalah kekanak-kanakan, jahat, memecah belah, merusak kehidupan, patologis, tidak baik dan tidak perlu. Moderasi beragama merupakan usaha kreatif untuk mengembangkan suatu sikap keberagamaan di tengah pelbagai desakan ketegangan (constrains), seperti antara klaim kebenaran absolut dan subjektivitas, antara interpretasi literal dan penolakan yang arogan atas ajaran agama, juga antara radikalisme dan sekularisme. Komitmen utama moderasi beragama terhadap toleransi menjadikannya sebagai cara terbaik untuk menghadapi radikalisme agama yang mengancam kehidupan beragama itu sendiri dan, pada gilirannya, mengimbasi kehidupan persatuan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Memperhatikan sikap keberagamaan dalam dinamika berbangsa dan bernegara akhir-akhir ini, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, pada berbagai kesempatan mengajak tokoh-tokoh agama untuk menjadikan agama sebagai sumber nilai- nilai yang merawat kebinekaan. Presiden mengajak tokoh-tokoh agama dan umat beragama untuk memberikan wawasan keagamaan yang Iebih dalam dan luas lagi kepada umat masing-masing, karena eksklusivisme, radikalisme, dan sentimen-sentimen agama cenderung bertumpu pada ajaran-ajaran agama yang terdistorsi. Tidak dapat disangkal bahwa agama menjadi roh utama bangsa ini sehingga para tokoh agama berperan penting untuk menjaga kemajemukan sebagai kekayaan dan modal sosial Indonesia.