Anda di halaman 1dari 3

A.

Beberapa konsep dan deskripsinya


1. Isim majrur adalah isim-isim yang ber-i’rob jar. Jama’ dari majrur adalah majruroot.
Isim yang terkena I’rab Jarr atau isim yang di jar kan disebut Isim Majrur, sehingga isim
majrur selalu di baca kasrah
2. Isim Majrur terdiri dari:
- Isim yang ada huruf jarrnya (‫)سبقه حرف جر‬
Huruf jarr adalah huruf yang meng-jarr-kan kata setelahnya. Kata yang terletak setelah
Bhuruf jarr adalah isim (kata benda). Kata isim yang terletak setelah huruf jarr harus
berharakat kasrah atau berakhiran ya’nun.( ‫)ين‬
- ( ِ‫من‬dari)
- ‫لى‬َ ‫ = ِإ‬ke
- ْ‫ = َعن‬dari
- ‫لى‬ َ ‫ = َع‬di atas
- ‫ = فِي‬di dalam
- َّ‫ = رُب‬banyak/sedikit
- ‫ = ب‬dengan
- ‫ = ك‬seperti
- ‫ = ل‬milik/kepunyaan
- (selain‫ َخ َ َل‬/ ‫ َعدَا‬/ ‫حا َشا‬
- Isim yang berkedudukan sebagai Mudhaf Ilaih. (‫)مضاف إليه‬
Isim yang berkedudukan sebagai mudhaf ilaih
Termasuk dalam Mudhaf Ilaih adalah Isim yang mengikuti Zharaf.
3. Isim-Isim Yang Mengikuti Isim-Isim Majrur
Yang dimaksudkan dengan tawa-bi’ pada isim-ism yang majrur, ialah isim-isim
yangmengikuti kedua isim majrur di atas.Macam tawabi pada isim yang
majrur.Macamnya sama dengan tawabi pada isim-isim yang marfu’ dan mansub yaitu ada
lima yaituna’at taukid, badal, athaf bayan, dan ma’thuf. Karena sama dengan yang
terdahulu, makapada pembahasan disini kami hanya mengemukakan satu dua contoh saja
bagi setiap macam.
a. Naat
b. Ta’kid/tauhid.
c. Badal Isytimal
d. Badal muba-yin

B. evaluasi dan refleksi


Pada zaman sekarang perlu adanya penekanan dalam pembelajaran bahasa Arab, karena
bahasa Arab sangatlah penting untuk dipelajari bagi umat Islam. Bahasa Arab adalah bahasa
Al-Qur'an dan Hadits, dimana keduanya adalah sumber primer (pokok) ajaran Islam dan
kandungan kedua sumber ajaran Islam ini harus diamalkan. Untuk bisa mengamalkan,
kandungan keduanya -- terlebih dahulu -- haruslah dipahami. Untuk memahami kandungan
keduanya, oleh karena keduanya berbahasa Arab, maka haruslah dipelajari dan dikuasai ilmu
tentang bahasa Arab, diantaranya yaitu ilmu Nahwu dan Sharaf. (Fahmi, 1995). Bahasa Arab
itu sendiri berkaitan dengan dunia penerjemahan, karena penerjemahan juga mempelajari
tentang bahasa Arab dan juga ilmu yang berkaitan dengannya.Ilmu Nahwu dianggap sebagai
ilmu pengantar dalam pembelajaran bahasa Arab, karena ilmu Nahwu mengajarkan kita untuk
mengetahui susunan kata dan kalimat bahasa Arab yang baik dan benar dan yang pastinya
sesuai dengan kaidah Al-Qur'an dan Hadits. Bisa dikatakan bahwa ilmu Nahwu itu adalah
salah satu kunci kesuksesan dalam belajar bahasa Arab, dimana ilmu tersebut dianggap
sebagai instrument dalam pembelajarannya.
Berbeda dengan semua bahasa di dunia, bahasa Arab sebagai Bahasa Kitab Suci mendapat
garansi pemeliharaan, konservasi, dan aktualitas dari Allah itu sendiriJadi, bahasa Arab
merupakan satu-satunya bahasa peradaban di dunia yang otentisitas dan aktualitasnya
mendapat garansi dan proteksi dari Allah SWT.
Garansi terhadap bahasa Arab tersebut menjadi pembeda dengan bahasa dunia lainnya. Jika
bahasa lain sangat potensial punah dan sirna dari muka bumi seiring dengan perkembangan
zaman, maka bahasa Arab akan tetap terpelihara, selama Alquran tetap terjaga eksistensinya.
Jika bahasa lain tidak memiliki dasar referensi dalam proses gramatisasi (taq’id), diksi,
keluasan dan kedalaman maknanya, keindahan gaya bahasa dan stilistikanya, maka bahasa
Arab selalu memiliki referensi dalam semua itu, selain terjaga aktualitas dan
kontekstualitasnya.Dengan kata lain, Alquran dan bahasa Arab membentuk sinergitas yang
selalu aktual dan kontekstual sebagai bahasa peradaban. Secara historis, bahasa Arab terbukti
mendunia, karena tidak hanya dipakai oleh masyarakat Arab di Jaziarah Arabia, tetapi juga
berkembang seiring dengan penyebaran Islam. Implikasinya, masyarakat di sebagian besar
negara Timur Tengah yang semula tidak berbahasa Arab berubah menjadi berbahasa Arab,
seperti: Mesir (semula berbahasa Koptik), Suriah (semula berbahasa Suryani, Ibrani), Sudan,
Libia, al-Jazair, Marokko, Tunis, Somalia, dan sebagainya. Bahasa Arab Alquran sangat
menarik dipelajari karena sarat dengan multidimensi kemukjizatan, terutama dari segi
kebahasaan dan kesusastraannya. Alquran diyakini mengandung kemukjizatan dari segi
syariah, isyarat ilmiah, kebahasaan, dan kebalagahan. Bahasa Alquran merupakan sebuah
“lahan studi dan pengembangan ilmu” yang memungkinkan ilmu-ilmu keislaman lain
berkembang.Bagi umat Islam, Alquran dan bahasa Arab sangat penting dipelajari dan
dipahami untuk menjadi pelajaran bagi umat manusia. Bahkan menurut Ibn Taimiyah, belajar
bahasa Arab bisa menjadi wajib kifayah, apabila ajaran Islam harus dipahami dari sumber dan
referensinya yang berbahasa Arab
C. kelebihan dan kekurangan
- kelebihan
materi merupakan karya ilmiah yang mana dikdukung dengan teori teori dari tokoh
terkemuka, dan juga tersusun secara sistematis sehingga pembaca mudah dipahami.
- kekurangan
Bahan Ajar masih kurang dalam numberingya sehingga pembaca masih bingung dalam sub
bab.
D. Hubungan isi Bahan Ajar dengan nilai moderasi beragama.
Sikap moderat dan moderasi adalah suatu sikap dewasa yang baik dan yang sangat diperlukan.
Radikalisasi dan radikalisme, kekerasan dan kejahatan, termasuk ujaran kebencian/caci maki dan
hoaks, terutama atas nama agama, adalah kekanak-kanakan, jahat, memecah belah, merusak
kehidupan, patologis, tidak baik dan tidak perlu. Moderasi beragama merupakan usaha kreatif untuk
mengembangkan suatu sikap keberagamaan di tengah pelbagai desakan ketegangan (constrains),
seperti antara klaim kebenaran absolut dan subjektivitas, antara interpretasi literal dan penolakan yang
arogan atas ajaran agama, juga antara radikalisme dan sekularisme. Komitmen utama moderasi
beragama terhadap toleransi menjadikannya sebagai cara terbaik untuk menghadapi radikalisme
agama yang mengancam kehidupan beragama itu sendiri dan, pada gilirannya, mengimbasi kehidupan
persatuan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Memperhatikan sikap keberagamaan dalam
dinamika berbangsa dan bernegara akhir-akhir ini, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, pada
berbagai kesempatan mengajak tokoh-tokoh agama untuk menjadikan agama sebagai sumber nilai-
nilai yang merawat kebinekaan. Presiden mengajak tokoh-tokoh agama dan umat beragama untuk
memberikan wawasan keagamaan yang Iebih dalam dan luas lagi kepada umat masing-masing, karena
eksklusivisme, radikalisme, dan sentimen-sentimen agama cenderung bertumpu pada ajaran-ajaran
agama yang terdistorsi. Tidak dapat disangkal bahwa agama menjadi roh utama bangsa ini sehingga
para tokoh agama berperan penting untuk menjaga kemajemukan sebagai kekayaan dan modal sosial
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai