Anda di halaman 1dari 9

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU) UAS

TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa : Ya’ Nanang Mulyadi

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 043803393

Tanggal Lahir : Kuala Behe, 26 April 1983

Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM4428

Kode/Nama Program Studi : 71 / Ilmu Pemerintahan

Kode/Nama UPBJJ : 47 / Pontianak

Hari/Tanggal UAS THE : 19 Juni 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN RISET, DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN
UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Ya’ Nanang Mulyadi


NIM : 043803393
Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM 4428
Fakultas : FHISIP
Program Studi : Ilmu Pemerintahan
UPBJJ-UT : 47 / Pontianak

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.

3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Kuala Behe, 18 Jun 2022


Yang Membuat Pernyataan

Ya’ Nanang Mulyadi


BUKU JAWABAN UJIAN

UNIVERSITAS TERBUKA

EKONOMI PEMERINTAHAN
Soal Nomor. 1
Berikan pendapat saudara, apa yang dimaksud dengan model of governance?
Jawaban :
Terdapat beberapa pendapat mengenai model-model dari governance seperti Jon Pierre (2000) dalam

bukunya ‘Governance, Politics, and the State’ berpendapat bahwa model governance yaitu: Pemerintahan lama yang
berpusat pada negara dan Pemerintahan baru yang berpusat pada masyarakat. Lalu ada P. Guy Peters (1996) dalam
‘From Governing to Governance’ yang berpendapat bahwanya model governance dibagi menjadi empat yaitu: model
pasar, partisipatori, fleksibel, dan deregulasi dan yang terakhir adalah pendapat dari Andrew dan Goldsmith (1998),
bahwa model dari governance adalah privatisasi layanan, menetapkan kontrak, dan pelaksanaan tender yang
kompetitif wajib atau pengenalan budaya kontrak pada dunia pemerintahan. Dari model-model tersebut muncul tiga
pendekatan governance yaitu: pendekatan administrasi tradisional, pendekatan New Public Management serta New
Political Economy, dan pendekatan administrasi baru. Sedangkan kelompok pembanding dengan pembahasan yang
sama mengambil model-model governance menurut Nelwan (2001) yaitu: model hierarkis, model sistem terbuka,
model kepemerintahan sendiri, dan model tujuan rasional. Dalam pelaksanaannya governance terbagi menjadi
beberapa tipe: administratif, politik, ekonomi, dan sistem. Governance sebagai science (ilmu pengetahuan) tentunya
mengalami perkembangan-perkembangan konsep pemikiran, salah satunya ialah konsep multilevel governance.
Multilevel governance dikembangkan sebagai hasil dari studi tentang struktur politik baru yang muncul dari
perjanjian Maastricht tahun 1992. Dalam konsep multilevel governance, lebih menyoroti interaksi yang lebih
kompleks antara actor pemerintah (state) dan non-negara (non-state) dalam kohesi pembuatan kebijakan. Hal
tersebut sangat diperlukan untuk mencapai good governance. Dari penyajian presentasi dan diskusi yang telah

dilakukan, good governance sebagai salah satu bentuk pelaksanaan konsep governance. Good governance secara
harfiah berarti tata kelola yang baik, namun untuk dapat mengatakan bahwa suatu usaha tata kelola itu baik atau
tidak tentunya harus ada indikatornya, yang dalam hal ini, indikator-indikator yang umumnya dipakai adalah :
transparansi, partisipasi, koordinasi, serta akuntabilitas. Lebih lengkapnya hal-hal tersebut terdapat pada prinsip-
prinsip good governance yang harus dijalankan kesemuanya agar dapat dikatakan suatu tata kelola menjadi baik.
Tujuan pokok good governance adalah tercapainya kondisi pemerintahan yang dapat menjamin kepentingan
pelayanan publik secara seimbang dengan melibatkan kerjasama antar semua stakeholder (pelaku).

Saat ini negara kita menerapkan model yang mana?


Jawaban :
• Dalam penerapan tata kelola pemerintahan, Indonesia menerapkan konsep Good Governance atau tata kelola
pemerintahan yang baik. Pemerintah sudah menerapkan sejumlah prinsip Good Governance. Konsep Good
Governance mulai dikenal sekitar tahun 1990an. Namun Indonesia sendiri mulai mengimplementasikan Konsep
Good Governance ini saat setelah krisis moneter serta krisis kepercayaan yang melanda Indonesia di tahun 1998.
Good Governance merupakan salah satu tuntutan reformasi dalam pemerintahan yang baru saat itu. Menurut United
Nations Development Programme (UNDP), prinsip - prinsip yang ada didalam konsep Good Governance yaitu
adanya partisipasi, kepastian hukum, tanggung jawab, transparansi, keadilan, berorientasi pada kesepakatan,
akuntabilitas, visi strategi, efektifitas dan efisiensi. Prinsip Good Governance itu diterapkan oemerintah untuk
memperbaiki penyelenggaran pelayanan publik terutama dalam aspek manajemen pelayanan publik. Aspek- aspek
yang harus ada didalam pelayanan publik yaitu kecepatan, ketepatan, kemudahan, dan keadilan. Hal itu menjadi alat
untuk mengukur pelayanan publik yang berkualitas. Dari beberapa prinsip Good Governance yang ada salah satu
yang menjadi fokus pemerintah yakni pada prinsip akuntabilitas dan transparansi. Kedua prinsip itu dipandang
sangat perlu dalam memerangi patologi birokrasi yang sudah ada sejak lama. Seiring dengan berkembang waktu,
penerapan Good Governance di Indonesia ini sudah mulai terlihat hasilnya. Mulai muncul transparansi anggaran
pendapatan serta belanja negara (APBN) dan adanya partisipasi masyarakat dalam pengelolahan anggaran
pemerintahan baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Namun masih ada sejumlah kendala dalam penerapan
Good Governance. Salah satunya yaitu di Indonesia sendiri sistem akuntansi belum begitu handal untuk pencatatan
atau pelaporan intern, integritas dari para aparat Pemerintahan. Standar akuntasi memiliki peran yang sangat penting
dalam Good Governance. Sementara itu, kondisi politik dan ekonomi di Indonesia juga bisa jadi masalah yang
menghambat pelaksanaan Good Governance. Kedua prinsip itu dipandang sangat perlu dalam memerangi patologi
birokrasi yang sudah ada sejak lama. Seiring dengan berkembang waktu, penerapan Good Governance di Indonesia
ini sudah mulai terlihat hasilnya. Mulai muncul transparansi anggaran pendapatan serta belanja negara (APBN) dan
adanya partisipasi masyarakat dalam pengelolahan anggaran pemerintahan baik itu secara langsung maupun tidak
langsung. Namun masih ada sejumlah kendala dalam penerapan Good Governance. Salah satunya yaitu di Indonesia
sendiri sistem akuntansi belum begitu handal untuk pencatatan atau pelaporan intern, integritas dari para aparat
Pemerintahan. Standar akuntasi memiliki peran yang sangat penting dalam Good Governance. Sementara itu, kondisi
politik dan ekonomi di Indonesia juga bisa jadi masalah yang menghambat pelaksanaan Good Governance.

Jawaban Soal No.2


Karena kepemimpinan merupakan fenomena setiap komunitas organisasi, dimana pemimpin menjadi penentu dari
sebuah pencapaian tujuanorganisasi. Keberhasilan dan kegagalan dalam penyelenggaraan pemerintah dipengaruhi
oleh peran pemimpin didalamnya. Pemimpin sebagai pengambil kebijakan strategis mempunyai peranan penting
dalam pengembangan dan pengelolaan organisasi. Pemimpin tidak hanya menjadi pengambil kebijakan, akan tetapi
harus menjadi pelaku dari kebijakan yang dilakukan. Hal ini memberikan dampak positif bagi pegawai dalam
penerepan dan pelaksanaan kegiatan organisasi. Fenomena kepemimpinan menjadi sebuah konsepsi pengetahuan
yang memberikan pemahaman terhadap pentingnya pelaksanaan organisasi. Kepemimpinan saat ini mengarah
kepada prilaku individu yang dibentuk melalui pendidikan dan kepribadiannya. Pemimpin sebagai manajer,tentunya
juga sebagai operasional kegiatan. Pola komunikasi antara pemimpin dan bawahan harus dibangun atas dasar
komitmen dan konsistensi yang berkesinambungan untuk pencapaian tujuan organisasi secara maksimal. Pola
transformasi kepemimpinan harus mengubah pola lama yaitu kepemimpinan yang transaksional. Dengan pola
kepemimpinan yang tegas dan lugas serta tanpa kompromi dalam penerapan transformasi pelayanan publik dan
jauh dari korupsi, harus ditegakkan secara benar. Sehingga dapat diaktualisasikan oleh pegawai dalam penerapan
kebijakan secara realistis yang beorientasi kepada good governance.
Pemimpin seyogyanya menjadi agent of change dalam organisasi birokrasi. Bukan menjadi penguasa, yang
mementingkan kepentingan individu dan kelompoknya. Capaian birokrasi akan didapat dengan baik jika dilakukan
secara benar dan adil serta pengembangan sumber daya aparatur negara yang kompeten. Reformasi birokrasi
memberikan mandat terhadap pola kepemimpinan yang egaliter, transparan, akuntabel, dan mempunyai kualitas dan
kompetensi yang membawa perubahan bagi birokrasi di Indonesia. Perubahan birokrasi memang tidak mudah dalam
aplikasinya, namun, optimisme dan keyakinan dalam prinsip-prinsip kepemimpin akan mampu memberikan aura
positif terhadap perkembangan dan peningkatan kualitas organisasi birokrasi di masa yang akan datang, namun
dalam realitasnya,fenomena kepemimpinan diatas masih belum secara keseluruhan diterapkan dengan baik didalam
instansi/organisasi birokrasi, baik dalam pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah. Problematika mendasar
dalam konsep kepemimpinan birokrasi yang ada saat ini adalah komunikasi pemimpin yang lemah terhadap bawahan
sebagai pelaksana kebijakan pemimpin serta komitmen dan kompeten kepemimpinan masih jauh dari harapan.
Lemahny akualitas dan kompetensi pimpinan birokrasi berdampak terhadap kinerja pegawai dalam pelayanan publik.
Sehingga tujuan reformasi birokrasi sulit dicapai dengan baik. Hal ini juga dipengaruhi oleh individu pemimpin
dalam pelaksanaan reformasi birokrasi secara keseluruhan masih belum memenuhi tuntutan masyarakat, karena
setiap ganti kepemimpinan, maka kebijakan reformasi birokrasi bermula dari awal. Kerangka permasalahan birokrasi
diIndonesia juga dipengaruhi oleh komposisi aparatur didalam organisasi, pun demikian, ditambah dengan
gemuknya struktur yang ada dalam konsep birokrasi saat ini
.Jawaban Soal B
Perubahan terhadap paradigma pegawai juga menjadi masalah tersendiri dalam pengembangan moral dan etika
pegawai, sehingga kolaborasi masalah yang dalam birokrasi menjadi kompleks, oleh karena itu, perlu adanya sebuah
kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan kualitas birokrasi dengan partisipatif
aktif, mulai dari pimpinan, pegawai, lembaga masyarakat dan masyarakat itu sendiri sebagai penyelaras tercapainya
tujuan reformasi birokrasi. Reformasi birokrasi dan good governcance adalah dua konsep utama dalam tatanan
pemerintahan yang baik. Ada lima konsepsi dasar yang dapat dilakukan dalam reformasi birokrasi, antara lain
penataan lembaga, tatalaksana, sumber daya manusia, akuntabilitas, dan pelayanan publik.
Kepemimpinan menjadi tonggak keberhasilan dari reformasi birokrasi dalam pelayanan publik terhadap tujuan good
governance. Reformasi birokrasi dengan keseriusan para pejabat publik dalam melakukan perbaikan-perbaiakn di
sektor publik sebagai langkah konkrit terhadap tujuan pemerintahan secara nasional. Kepemimpinan bangsa yang
tegas dalam kebijakan strategis, transparan efektifitas dan efisiensi, akuntabilitas dalam tugas dan wewenang, disertai
dengan pola komunikasi dan relasi secara populis, baik dan adil menjadi tolak ukur tercapainya tujuan reformasi
birokrasi dengan good will yang dilakukan secara bersama-sama dalam service oriented sebagai fungsi utama dari
birokrasi yang berorientasi kepada good governance. Kepemimpinan dalam suatu organisasi menjadi ujung tombak
keberhasilan tujuan pemerintah. Keberhasilan penyelenggaraan reformsi birokrasi ditentukan oleh keberadaan
seorang pemimpin didalamnya, dengan berbagai karakter yang melekat dan tanggung jawab yang yang dipikulnya,
menuntut pemimpin lebih agresif dalam berinovasi dan berkontribusi terhadap proses ini perubahan yang
diharapkan. Prinsip-prinsip kepemimpinan dalam pelaksanaan reformasi birokrasi menjadi tuntutan yang harus terus
dilakukan dan digerakkan sebagai pemacu keberhasilan pemerintahan secara makro menuju good governance
sebagai penangkal dari budaya KKN yang sudah akut dengan berbagai problematika lembaga pemerintahan yang
ada. National leadership sebagai komitmen dalam penyelenggaraan reformasi birokrasi mempunyai peran strategis
terhadap perkembangan dan kemajuan suatu negara. Begitu juga sebaliknya, tanpa adanya komitmen national
leadership, maka dapat dipastikan gagalnya pelaksanaanreformasi birokrasi.

Jawaban Soal No.3


Pentingnya perlindungan hukum terhadap konsumen diatur dalam undang-undang adalah untuk mencegah timbulnya
masalah dikemudian hari karena setiap orang baik sendiri maupun secara bersama-sama dalam keadaan apapun pasti
menjadi konsumen untuk suatu produk barang atau jasa tertentu. Secara umum ada empat hak dasar konsumen yang
harus dilindungi yaitu :
1. Hak untuk mendapatkan keamanan (the right to safety).
2. Hak untuk mendapat informasi (the right to be informed).
3. Hak untuk memilih (the right to choose).
4. Hak untuk didengar (the right to be heard). Perlindungan hukum terhadap konsumen dapat dilakukan pada saat
sebelum terjadinya transaksi (no conflict/pre purchase) dan/atau pada saat setelah terjadinya transaksi (conflict/post
purchase).
Di Indonesia perlindungan konsumen dibutuhkan antara lain :
1. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang
merata materiil dan spiritual dalam era demokrasi ekonomi berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
2. Pembangunan perekonomian nasional pada era globalisasi harus dapat mendukung tumbuhnya dunia usaha
sehingga mampu menghasilkan beraneka barang dan/jasa yang memiliki kandungan teknologi yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat banyak dan sekaligus mendapatkan kepastian atas barang dan/jasa yang
diperoleh dari perdagangan tanpa mengakibatkan kerugian konsumen.
3. Semakin terbukanya pasar nasional sebagai akibat dari proses globalisasi ekonomi harus tetap menjamin
peningkatan kesejahteraan masyarakat serta kepastian atas mutu, jumlah dan keamanan barang dan/atau jasa yang
diperolehnya di pasar.
4. Untuk meningkatkan harkat dan martabat konsumen perlu meningkatkan kesadaran, pengetahuan, kepedulian,
kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi dirinya serta menumbuhkembangkan sikap perilaku usaha
yang bertanggung jawab.Tujuan perlindungan konsumen menurut pasal 3 UUPK adalah :
• Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri.
* Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari akses negatif
pemakaian barang atau jasa.
• Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan menuntut hak- haknya sebagai
konsumen.
• Menciptakan perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta
akses untuk mendapatkan informasi.
• Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang
jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha.
• Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa,
kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen.
Dalam prakteknya perlindungan hukum terjadap konsumen masih menimbulkan berbagai permasalahan,
permasalahan tersebut dipengaruhi berbagai faktor, antara lain: yang berkaitan dengan struktur hukum, substansi
hukum, budaya hukum dan aparatur birokrasi. Secara garis besar kendala atau hambatan yang dihadapi dalam
pelaksanaan UUPK adalah :
• Karena tingkat kesadaran konsumen akan haknya masih rendah.
• Rendahnya pendidikan konsumen belum ada pihak yang menyentuh bagaimana mempersiapkan konsumen
Indonesia menghadapi pasar bebas.
• Masih lemahnya pengawasan dibidang standardisasi mutu barang.
• Lemahnya produk perundang- undangan.
• Persepsi pelaku usaha yang keliru dengan perlindungan konsumen akan menimbulkan kerugian.
Hak untuk memperoleh informasi (the right to be informed), Konsumen dan masyarakat memiliki hak untuk
memperoleh informasi yang sejelas jelasnya tentang suatu produk/jasa yang dibeli atau dikonsumsi. Informasi ini
diperlukan konsumen atau masyarakat, agar saat memutuskan membeli tidak terjebak dalam kondisi resiko yang
buruk yang mungkin timbul, artinya konsumen memiliki hak untuk mengetahui ciri/atribut negatif dari suatu produk,
misalnya efek samping dari mengkonsumsi suatu produk, dan adanya peringatan dalam label/kemasan produk.
Pemerintah sudah mengatur regulasi agar semua informasi dibutuhkan masyarakat tersedia dan dijamin dalam
Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik ( KIP )

Jawaban Soal No. 4


Tujuan desentralisasi fiskal bertujuan untuk memenuhi aspirasi daerah menyangkut penguasaan atas umber-sumber
keuangan negara, mendorong akuntabilitas dan transparansi pemerintah daerah, meningkatkan pastisipasi masyarakat
dalam proses pembangunan daerah, mengurangi ketimpangan antar daerah, menjamin terselenggaranya pelayanan
publik minimum di setiap daerah, dan pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahterahaan masyarakat
secara umum. Argumen ini tidak terlepas dari keyaninan bahwa pembangunan tidak dapat tercapai dengan hanya
melalui mekanisme pasar, malainkan memerlukan peran pemerintah melalui kebijakan anggarannya. Adapun
jika dikaji lebih lanjut, kebijakan desentralisasi fiskal merupakan konsekuensi dari keputusan politik desentralisasi
atau politik otonomi daerah yang diambil pemerintah. Otonomi daerah tidak mungkin berhasil apabila tidak
didukung sepenuhnya oleh politik fiskal melalui transfer fiskal ke daerah (desentralisasi fiskal), untuk mendukung
keberhasilan otonomi daerah tersebut. Pada kenyatanya pelaksanaan otonomi daerah di lapangan diakui cenderung
lebih besar pada aspek politik dari pada aspek ekonomi. Hal ini bisa terlihat dari realita yang ada misalnya konflik
vertical yang pernah terjadi antara pusat dan daerah dalam persaingan untuk menjadi pemilik tunggal saham
Newmont Nusa Tenggara. Pemerintah pusat bersama pemerintah daerah, dan DPR bersaing untuk mendapatkan 31%
saham Newmont Nusa Tenggara, perusahaan multinasional yang beroperasi di tambang tembaga dan emas. DPR
mencoba untuk memblokir pembelian saham Newmont oleh pemerintah, dengan meminta bantuan dari BPK untuk
mendukung klaim mereka. Garis besar dari konflik tersebut bukan semata-mata pertimbangan aspek ekonomi
melainkan cenderung kearah kepentingan politik elitis.
BUKU JAWABAN UJIAN

UNIVERSITAS TERBUKA

Anda mungkin juga menyukai