Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG


TUGAS

Untuk memenuhi salah satu nilai Evaluasi Tengah Semester

Disusun Oleh :

Syahrul Rivaldy Irawan


10220073

Dosen
O. FERIYANTO, SE.,MSi.

Program Studi Akuntansi


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
STEMBI BANDUNG BUSINESS SCHOOL

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................iv
BAB I.............................................................................................................5
FORMULIR...................................................................................................5
1.1 Definisi Formulir...............................................................................5
1.2 Manfaat Formulir...............................................................................5
1.3 Penggolongan Formulir.....................................................................6
1.4 Kapan Formulir Di Perlukan.............................................................8
1.5 Faktor-faktor Yang perlu Dipertimbangkan......................................9
1.6 Informasi Yang Diperlukan.............................................................10
BAB II..........................................................................................................12
JURNAL.......................................................................................................12
2.1 Pengertian Jurnal Umum.................................................................12
2.2 Prinsip Dasar Pembuatan Jurnal Umum Adalah Sebagai Berikut...12
2.3 Fungsi Jurnal Umum.......................................................................13
2.4 Manfaat Jurnal Umum.....................................................................14
2.5 Contoh Kasus dan Soal Jurnal Umum.............................................15
2.5.1 Pengertian Jurnal Khusus.......................................................17
2.5.2 Jenis-jenis Jurnal Khusus dan Contoh dalam Perusahaan.....17
2.5.3 Manfaat Jurnal Khusus...........................................................23
BAB III.........................................................................................................26
BUKU BESAR.............................................................................................26
3.1 Definisi Buku Besar.........................................................................26
3.2 fungsi beberapa khusus buku besar akuntansi adalah sebagai berikut
ini:..........................................................................................................27
3.3 Contoh Bentuk Buku Besar Akuntansi Adalah Sebagai Berikut....27
BAB IV........................................................................................................30

2
BUKU BESAR PEMBANTU......................................................................30
4.1 Pengertian Buku besar pembantu....................................................30
4.1.1 Macam-macam buku besar pembantu dalam perusahaan
dagang....................................................................................31
4.2 Jenis Buku Besar Pembantu............................................................31
4.3 Sumber Pencatatan Buku Besar Pembantu......................................33
4.4 Fungsi Buku Besar Pembantu..........................................................33
BAB V..........................................................................................................35
PENUTUP....................................................................................................35
5.1 Kesimpulan......................................................................................35
REFERENSI.................................................................................................36

3
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas
berkat Rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang ini tepat pada waktunya. Saya menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini terjadi banyak kekurangan sehingga
diperlukan adanya saran dan kritik dari teman-teman khususnya dari dosen yang
sangat saya harapkan untuk perbaikan yang positif dalam penulisan makalah pada
waktu yang akan datang.
Tak lupa pula saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata
kuliah Sistem Informasi Akuntansi yaitu Bapak O. FERIYANTO, SE.,MSi . dan
seluruh teman-teman untuk seluruh arahan dan dorongan moral dan mental
sehingga penulisan makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Semoga apa
yang saya tulis dapat bermanfaat untuk saya dan orang banyak.

Bandung, 16 November 2021

Syahrul Rivaldy Irawan


NPM : 10220073

4
BAB I
FORMULIR

I.1 Definisi Formulir


Sejak lahir hingga meninggal dunia, masyarakat modern selalu
berhubungan dengan formulir. Formulir kelahiran demikian sampai kita
meninggal semua menggunakan formulir. Apakah formulir itu ? Formulir
adalah secarik kertas yang memiliki ruang untuk diisi. Formulir disebut
juga dengan dokumen.

Contoh: Faktur penjualan tunai yang berisi informasi; tanggal, nama,


kode, nomor urut, nama barang, kuantitas, harga satuan, harga total, dsb.

I.2 Manfaat Formulir


Fromulir sangat penting artinya untuk menjalankan suatu organisasi.
Hampir semua peristiwa dalam perusahaan trjadi karena formulir dan
memerlukan formulir untuk merekamnya.

Contoh: banyak orang berpikir pesawat bisa terbang karena pilotnya ini
salah yang benar karena formulir yang memberikan ijin bagi pilot untuk
menerbangkan pesawat tersebut. Dalam perusahaan, formulir
bermanfaat:

1. Menetapkan tanggung jawab timbulnya transaksi bisnis. Setiap


transaksi terjadi karena adanya otorisasi dari pejabat yang memilki
wewenang untuk melaksanakan transaksi tersebut. Contoh: Transaksi
pembelian, harus ada tanda tangan dari Kepala Bagian Pembelian
dengan membubuhkan tanda tangan diatas surat order pembelian.

2. Merekam data transaksi bisnis perusahaan. Formulir berfungsi


sebagai alat perekam data transaksi, ini sebagai bukti telah terjadi
transaksi bisnis. Contoh: dalam transaksi penjualan tunai harus

5
terekam di dalam formulir adalah; tanggal penjualan, nama wiraniaga
yang melayani pembeli, nama barang ayng dijual, kuantitas, harg jual
persatuan, total harga, tanda tangan wiraniaga, dll.

3. Mengurangi kemungkinan kesalahan dengan cara menyatakan semua


kejadian dalam bentuk tulisan. Sering kita mendengar komentar
“memang lidah tak bertulang” atau sulit dipercaya. Semua perintah
pelaksanaan suatu transaksi perlu ditulis dalam suatu formulir untuk
mengurangi kemungkinan kesalahan. Misal: order pembelian barang
X sebanyak 100 ton disampaikan secara LISAN oleh Kepala Bagian
Pembelian, kemungkinan order ini diterima salah oleh pemasok
adlaah besar. Oleh karena itu, order pembelian yang disampaikan
secara lisan, untuk mengurangi kemungkinan kesalahan, biasanya
disusul kemudian dengan pengoiriman surat order pembelian kepada
pemasok.

4. Menyampaikan informasi pokok dari orang satu ke orang lain di


dalam organisasi yang sama atau organisasi lain. Formulir berfungsi
pula untuk menyampaikan informasi secara intern organisasi atau
antar organisasi. Contoh: Bagian gudang menggunakan formulir surat
permintaan pembelian untuk memberitahu bagian pembelian bahwa
bagian gudang memerlukan barang dengan spesifikasi dan kuantitas
seperti tertulis dalam formulir tersebut.

I.3 Penggolongan Formulir


Formulir dapat digolongkan menurut:

1. Sumbernya

Menurut sumbernya dibedakan menjadi 3 yaitu:

1) Formulir yang dibuat dan disimpan dalam perusahaan Digunakan


secara intern, dan kemudian disimpan dalam perusahaan. Contoh:
surat permintaan pembelian, memo kredit, m\kartu jam kerja,
bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang.

6
2) Formulir yang dibuat dan dikirmkam kepada pihak luar
perusahaan Digunakan untuk menyampaikan informasi kepada
pihak luar perusahaan. Contoh: faktur penjualan tunai, faktur
penjualan kredit, surat order pembelian, dll.

3) Formulir yang diterima dari luar perusahaan. Formulir ini


diterima dari pihak luar perusahaan sebagai akibat dari transaksi
bisnis antara perusahaan dan pihak luar. Contoh: faktur
pembelian, surat order dari pembeli, rekening koran bank.

2. Tujuan penggunaannya

Menurut tujuan penggunaannya dibedakan menjadi 2 yaitu:

1) Formulir yang dibuat meminta dilakukannya suatu tindakan.


Digunakan oleh suatu unit organisasi untuk meminta unit
organisasi lain melakukan sesuatu untuk kepentingan unit
organisasi peminta. Contoh: surat permintaan pembelian
(digunakan oleh bagian gudang untuk meminta bagian
pembeliaan melaksanakan transaksi pembelian guna memenuhi
kebutuhan persediaan barang di bagian gudang. Bukti permintaan
danpengeluaran barang gudang, Surat permintaan penawaran
harga, dll.

2) Formulir yang digunakan untuk mencatat tindakan yang telah


dilaksanakan. Digunakan untuk merekam data transaksi yang
telah dilaksanakan. Contoh: formulir laporan penerimaan barang
(digunakan oleh bagian penerimaan untuk mencatat data abrng
yang diterima dari pemasok). Contoh lain; faktur penjualan,
faktur pembelian, kartu jam kerja, dll.

7
I.4 Kapan Formulir Di Perlukan
Dalam situasi apa perusahaan memerlukan formulir ?

1. Jika suatu kejadian harus dicatat, maka formulir perlu digunakan.


Misalnya: suatu perusahaan perlu mencatat transaksi penjualan tunai
yang dilakukkannya setiap hari, maka perlu menciptakan formulir
faktur penjualan tunai untuk merekam transaksi tersebut setiap
harinya.

2. Jika informasi tertentu harus dicatat berulangkali, penggunaan


formulir akan mengurangi waktu penulisan informasi tersebut. Jika
suatu informasi harus dicatat berulangkali, penggunaan formulir akan
mengurangi waktupenulisan informasi tersebut. Contoh: jika setiap
kali mengajukan permintaan pembelian, bagian gudang harus
menuliskan ama barang, spesifikasi, kuantitas, dan sifat permintaan
(biasa, segera, atau mendesak), maka perlu dibuat formulir dengan
kolom-kolom untuk menampung informasi tersebut, sehingga
mengurangi waktupenulisan informasi yang harus disampaikan oleh
bagian gudang kepada bagian pembelian.

3. Jika berbagai informasi yang saling berhubungan perlu disatukan


dalam tempat yang sama, untuk memudahkan pengecekan yang cepat
mengenai kelengkapan informasinya, maka formulir harus
digunakan. Untuk dapat memenuhi permitaan pembelian yang
diajukan oleh bagian gudang, bagian pembelian memerlukan
informasi lengkap mengenai nama barang yang akan dibutuhkan,
spesifikasi, kuantitas, dan kapan barang tersebut diperlukan. Semua
informasi tersebut perlu disatukan di tempat yang sama untuk
memungkinkan bagian pembelian melaksanakan pemesanan kepada
pemasok dengan benar. Untuk memudahkan pengecekan secara cepat
mengenai kelengkapan informasi tentang barang yang diminta oleh

8
bagian gudang, maka formulir surat permintaan pembelian harus
digunakan.

4. Jika dibutuhkan untuk menetapkan tanggung jawab terjadinya


transaksi, fromulir perlu digunakan. Jika tanggung jawab terjadinya
transaksi akan dibebankan kepada seseorang duperlukan formulir
untuk merekam pertanggung jawaban pelaksanaan transaksi tersebut.

I.5 Faktor-faktor Yang perlu Dipertimbangkan


Dalam merancang suatu formulir, seorang analis harus
mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini:

1. Siapa yang memerlukan atau akan mendapat informasi yang dicatat di


dalam formulir tersebut ? Hal ini akan menentukan berapa lembar
formulir tersebut harus dibuat.

2. Adakah formulir lain yang sekarang dirancang atau sekarang


digunakan berisi informasi yang sama ? Jika ya, apakah ada
kemungkinan menyatukan informasi di dalam formulir yang
dirancang ini dengan formulir lain tersebut ? Banyak perusahaan yang
membuat faktur penjualan, surat muat (bill of lading), slip
pembungkus (packing slip) dan surat order pengiriman dalam satu kali
penulisan.

3. Apakah elemen-elemen yang harus dicantumkan di dalam formulir


yang telah disusun menurut urutan yang logis ? Hal ini akan
mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pengisian
formulir dan akanmengurangi waktu pengisian dan penggunaan
formulir.

4. Apakah formulir tersebut akan memerlukan penulisan dengan tangan


atau pemrosesan dengan mesin, atau kedua-duanya ? Hal ini akan
menentukan lebar spasi dan penggunaan garis atau hanya spasi saja.

9
5. Apakah formulir tersebut akan diisi dengan pensil, tinta, mesin ketik
atau mesin khusus atau dengan proses penggandaan yang lain ? Hal
ini akan menentukan jensi dan mutu kertas yang akan digunakan serta
jumlah ruang yang harus disediakan untuk memungkinkan pencatatan
informasi.

6. Apakah formulir tersebut akan disimpan dalam suatu arsip ? Hal ini
akan menetukan mutu kertas yang harus digunakan, ukuran kertas,
dan preforasi yang harus dibuat, jika hal ini diperlukan.

I.6 Informasi Yang Diperlukan


Formulir yang digunakan oleh perusahaan perlu ditinjau secara periodik
untuk menentukan perlu tidaknya diadakan penyempurnaan,
penggantian, atau penghentian permakaian formulir yang sekarang
digunakan. Untuk itu perlu dilakukan survei guna mengumpulkan
informasi:

1. Yang bersagkutan dengan formulir itu sendiri, misal: mengenai isinya,


jumlah lembar tembusannya, dan jenis kertas yang digunakan.

2. yang bersangkutan dengan kegiatan penyediaan, pengisian, dan


pencatatan informasi dari formulir tersebut.

Contoh Formulir Jurnal penjualan

PT. Abadi Jaya melakukan penjulan kredit selama bulan Desember 2020,
sebagai berikut :

Tgl 6, Dijual kepada Toko Padajaya, barang dagangan seharga Rp.


3.200.000 dengan No faktur AJ001

Tgl 11, Dijual Barang dagangan kepada Toko Mas adi dengan No faktur
AJ002 seharga 2.400.000 syarat 4/10 n/30 dan biaya angkut sebesar Rp.
150.000

10
Tgl 18, Dikirim barang dagangan pesanan Toko Cilik seharga Rp.
1.400.000 dengan No faktur AJ003, syarat 4/10 n/30

Tgl 28, Dijual kepada PD Pulomas barang dagang seharga Rp. 2.800.000
dengan No faktur AJ004, 4/10 n/30

PT. Abadi Jaya

Jurnal Penjualan

Periode Desember 2020

Debet Kredit
Tangga No Lain-Lain
Keterangan Piutang
l faktur Penjualan Nama
Dagang Ref Jumlah
akun
               

AJ001 3.200.00
6 des Toko Padajaya 0 3.200.000      
Biaya 42
AJ002 2.550.00 150.00
angkut 1
11 des Toko Mas adi 0 2.400.000 0

AJ003 1.400.00
18 des Toko Cilik 0 1.400.000      

AJ004 2.800.00
28 des PD Pulomas 0 2.800.000      
               

9.950.00 150.00
      0 9.800.000     0
               
      112 411      

11
BAB II
JURNAL
II.1 Pengertian Jurnal Umum
Pengertian Jurnal umum adalah sebuah jurnal yang dipakai untuk
mencatat semua jenis bukti transaksi keuangan yang muncul dari semua
transaksi keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu. Secara
etimologis kata jurnal berasal dari bahasa Perancis, yaitu Jour yang
artinya hari. Jurnal umum ini digunakan untuk mencatat berbagai
aktivitas transaksi keuangan secara kronologis sesuai tanggal dengan
mencantumkan nama transaksi, kelompok akun, dan nominalnya pada
kolom debit atau kredit. Jadi, pengertian jurnal umum secara singkat
adalah sebuah jurnal yang dipakai untuk mencatat semua transaksi
keuangan yang terjadi dalam periode tertentu untuk kemudahan
pengelolaan keuangan baik bagi pihak internal maupun eksternal
organisasi.

Pembuatan jurnal atau disebut juga penjurnalan mempunyai tujuan


diantaranya untuk melakukan identifikasi, melakukan penilaian, dan
melakukan pencatatan dampak ekonomi dari sebuah transaksi atau
beberapa transaksi dalam perusahaan.

12
Selain itu, pencatatan ini juga bertujuan untuk memudahkan proses
pemindahan dampak transaksi yang terjadi ke dalam sebuah akun sesuai
transaksi.

II.2 Prinsip Dasar Pembuatan Jurnal Umum Adalah Sebagai Berikut


Dalam membuat jurnal umum, ada beberapa prinsip dasar yang
perlu Anda perhatikan yaitu:

1. Melakukan pengidentifikasian bukti transaksi keuangan yang


dilakukan perusahaan. Contoh dari bukti transaksi antara lain faktur,
kuitansi, nota, memo, dan sebagainya.

2. Menentukan akun apa saja yang terpengaruh dengan transaksi yang


terjadi dan menggolongkannya dalam jenis harta, utang, ataukah
modal.

3. Menetapkan penambahan atau pengurangan terhadap akun yang


terkait dengan transaksi yang dilakukan.

4. untuk mendebit atau mengkredit akun yang terkait dengan transaksi


yang terjadi. Sebelumnya, Anda harus sudah menguasai cara
menentukan debit-kredit dalam suatu akun Akuntansi.

5. Mencatat transaksi ke dalam jurnal umum sesuai dengan bukti


transaksi yang dilakukannya.

II.3 Fungsi Jurnal Umum


Pada praktiknya, jurnal umum memiliki 5 fungsi penting bagi sebuah
perusahaan, khususnya perusahaan jasa. Berikut penjelasannya:

1. Fungsi Historis

Dalam jurnal umum, semua transaksi yang terjadi dicatat berdasarkan


tanggal transaksi. Dalam hal ini jurnal umum menggambarkan
aktivitas suatu perusahaan setiap hari secara berurutan dan terus-

13
menerus. Dengan kata lain, jurnal umum disebut memiliki fungsi
historis karena dilakukan secara kronologis dan sistematis.

2. Fungsi Pencatatan

Semua transaksi yang terjadi pada perusahaan dicatat dalam jurnal


umum. Dengan begitu, maka perubahan modal, biaya, kekayaan, dan
pendapatan, harus dicatat terlebih dahulu ke dalam jurnal umum agar
pembuatan laporan keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan
baik.

3. Fungsi Analisis

Semua pencatatan transaksi yang dilakukan dalam jurnal umum


adalah hasil analisis transaksi berupa kredit dan debit yang
terpengaruh. Proses analisis ini meliputi penggolongan nama akun,
pencatatan kredit atau debit, serta jumlah/ besar transaksi.

4. Fungsi Instruksi

Jurnal umum mempunyai fungsi instruktif dalam proses memasukkan


data ke general journal. Proses pencatatan dalam jurnal ini tidak
hanya sebatas dokumen transaksi, namun bersifat perintah atau
petunjuk kredit atau debit.

5. Fungsi Informatif

Di dalam jurnal umum juga terdapat informasi dan penjelasan bukti


pencatatan transaksi yang terjadi pada perusahaan.

II.4 Manfaat Jurnal Umum


Berdasarkan fungsinya, ada beberapa manfaat jurnal umum yang bisa
didapatkan oleh suatu perusahaan, diantaranya:
1. Untuk mendapatkan informasi tentang akan terjadinya pertambahan
atau pengurangan suatu perkiraan.
2. Mengetahui jumlah yang akan dicatat pada satu atau lebih perkiraan.

14
3. Mengetahui jumlah yang didebat atau di kredit bahwa mesti
seimbang.
4. Untuk mengetahui jumlah yang sudah diposting ke perkiraan yang
tepat pada general journal sesuai pekerjaannya dengan membuat
tanda (referensi)
5. Untuk mengetahui jumlah yang sudah diposting ke perkiraan yang
tepat pada general journal sesuai nomor perkiraannya dengan
membuat tanda (referensi).

II.5 Contoh Kasus dan Soal Jurnal Umum


Berikut ini adalah contoh data transaksi PT. Abadi Jaya yang telah
dikumpulkan dan terjadi pada bulan Desember 2020 :

Desember 1:Dibeli barang dagangan secara kredit dari PT. Laba laba
seharga Rp. 160.000.000,- dengan termin 2/10, n/30.

Desember 2: Dijual barang dagangan kepada Tn Fahmi senilai Rp.


50.000.000,- dengan termin 1/10,n/30.

Desember 4 : Dijual barang dagangan kepada Tn Irfan senilai Rp.


80.000.000,- dengan termin 2/10,n/30.

Desember 4 : Dikembalikan barang yang dibeli pada tanggal 1 Desember


seharga Rp 20.000.000,-.

Desember 8 : Dibayar seluruh hutang kepada PT. Laba laba untuk


pembelian barang dagangan yang dilakukan pada tanggal 1 Desember.

15
Desember 9 : Diterima pengembalian barang dagangan yang dibeli oleh
Tn Irfan seharga Rp. 10.000.000,-

Desember 11 : Diterima pembayaran secara penuh dari Tn Fahmi untuk


barang dagangan yang dijual pada tanggal 2 Desember.

Desember 13 : Diterima pembayaran secara penuh dari Tn Irfan untuk


penjualan barang dagangan pada tanggal 4 Desember.

Desember 12 : Dibeli barang dagangan dari Firma Putra seharga Rp.


600.000.000,- dengan termin 5/10,n/30.

Desember 15 : Dibeli perlengkapan kantor seharga Rp. 90.000.000,-


dengan termin 1/10,n/30.

Desember 16 : Dibayar biaya pengangkutan untuk pembelian barang


dagangan yang dilakukan 12 Desember sebesar Rp. 6.000.000,-

Desember 18 : Dijual barang dagangan kepada CV. Metafors kredit


seharga Rp. 60.000.000,- dengan termin 2/10,n/30.

Desember 20 : Dijual barang dagangan secara tunai seharga Rp.


40.000.000,-

Desember 22 : Dibayar Hutang kepada Firma Putra untuk pembelian


barang tanggal 12 Desember.

Contoh Jurnal

16
II.5.1 Pengertian Jurnal Khusus
Pengertian jurnal khusus adalah adalah semua jurnal terkecuali
untuk jurnal umum. Jurnal-jurnal ini digunakan untuk mencatat
jenis-jenis transaksi tertentu yang berisi informasi penting.
Pencatatan dalam jurnal khusus dilakukan agar catatan tersebut
tidak memenuhi buku besar dengan cepat, meskipun nantinya
jumlah total dalam jurnal-jurnal khusus ini secara berkala
dimasukan ke buku besar umum dalam bentuk ringkasan secara

17
berkala. Jurnal Khusus juga bertindak sebagai alat pemantauan
untuk organisasi bisnis. Jurnal-jurnal ini mengurangi kemungkinan
perubahan dalam catatan akuntansi karena entri-entri di dalamnya
dibuat dalam urutan kronologis. Di dalam pencatatan pembukuan
akuntansi, dikenal istilah jurnal umum dan jurnal khusus. Jurnal
umum merupakan jurnal serbaguna yang mencatat semua transaksi.
Untuk perusahaan kecil dan menengah, jurnal umum cukup untuk
pencatatan berbagai transaksi. Namun lain halnya jika perusahaan
yang dijalankan merupakan perusahaan besar dengan banyak sekali
transaksi. Dalam kasus ini, jika semua transaksi dimasukkan ke
dalam jurnal umum, pencarian informasi terhadap transaksi tertentu
akan menjadi sulit. Maka dari itulah jurnal khusus dimunculkan
untuk mencatat transaksi-transaksi khusus yan adalah terjadi pada
perusahaan. Transaksi khusus yang dimaksud adalah transaksi yang
banyak dan sering terjadi serta bersifat sama dan berulang. Pahami
lebih lanjut mengenai jenis hingga manfaat dan contoh jurnal
khusus dalam pembahasan berikut, terutama untuk perusahaan
dagang.

II.5.2 Jenis-jenis Jurnal Khusus dan Contoh dalam Perusahaan


Transaksi yang dicatat dalam jurnal khusus ada bermacam-macam.
Maka dari itu jurnal ini dibagi ke dalam empat macam. Berikut
merupakan jenis-jenis jurnal khusus yang perlu Anda pahami:

1. Jurnal Pembelian

Pengertian jurnal pembelian adalah jurnal khusus untuk mencatat


semua jenis pembelian, baik barang maupun bukan barang secara
kredit. Jurnal ini paling sering ditemukan dalam sistem akuntansi
manual, di mana diperlukan untuk menyimpan laporan transaksi
pembelian bervolume tinggi diluar buku besar Jenis-jenis

18
transaksi pembelian tersebut yakni pembelian barang dagang
secara kredit dan pembelian perlengkapan, peralatan serta aktiva
lain secara kredit. Semua jenis pembelian yang dilakukan secara
kredit dicatat dalam jurnal pembelian, termasuk yang berikut:
Peralatan Kantor, Jasa, Barang yang diperoleh untuk dijual
kembali. Jurnal ini berfungsi untuk menyederhanakan pencatatan
dan memudahkan pembukuan transaksi bervolume tinggi ke
dalam buku besar. Jurnal pembelian juga mencatat transaksi
secara harian sesuai dengan tanggal terjadinya transaksi.
Nantinya, pada akhir tiap periode pelaporan, catatan dalam jurnal
pembelian akan diringkas dan diposting dalam buku besar. Setiap
transaksi yang dimasukkan ke dalam jurnal pembelian
melibatkan kredit ke rekening hutang dan debit ke akun biaya
atau aset yang terkait dengan pembelian. Misalnya, debit yang
berkaitan dengan pembelian perlengkapan kantor akan menjadi
akun biaya persediaan. Jurnal ini juga mencakup tanggal
pencatatan, nama pemasok yang dibayar, referensi dokumen
sumber, dan nomor faktur. Tambahan opsional untuk kumpulan
informasi dasar ini adalah tanggal jatuh tempo pembayaran dan
otorisasi nomor pesanan pembelian. Contoh jurnal pembelian :

01 Juni: Membeli perlengkapan toko secara kredit dari Toko


Abadi, seharga Rp200.000.

9 Juni: Membeli perlengkapan toko secara kredit dari Toko


Surya seharga Rp300.000.

Dari keterangan di atas maka pencatatan di jurnal khusus


pembeliannya adalah seperti berikut:

19
Jurnal Khusus Pembelian
PT. Abadi Jaya
Periode Juni 2020
Re Debit Kredit (Utang
Tanggal Keterangan
f (Perlengkapan) Dagang)
Toko
Jun-01
Abadi Rp. 200.000 Rp. 200.000

Jun-09 Toko Cilik Rp. 300.000 Rp. 300.000

Jumlah Rp. 500.000 Rp. 500.000

2. Jurnal Penjualan
Jurnal penjualan adalah jurnal khusus yang digunakan untuk
menyimpan transaksi penjualan terperinci. Tujuan utamanya
adalah untuk meringkas informasi transaksi bervolume tinggi
dari buku besar umum, sehingga menyederhanakan buku besar
Informasi berikut adalah biasanya disimpan dalam jurnal
penjualan untuk setiap transaksi penjualan:
1) Tanggal transaksi
2) Nomor rekening
3) Nama Pelanggan
4) Nomor faktur
5) Jumlah penjualan (debit akun piutang dagang dan kredit akun
penjualan)
Pada dasarnya, jurnal penjualan hanya mencatat piutang; ini
berarti bahwa penjualan yang dilakukan secara tunai tidak
dicatat dalam jurnal penjualan. Sebuah penjualan yang dibuat
dengan uang tunai akan dicatat dalam jurnal penerimaan kas.
Namun terkadang pada prakteknya masih ada yang mencatatkan
dan menggabungkan penjualan tunai dalam jurnal penjualan.
Contoh jurnal penjualan :

20
09 Juni: Menjual barang ke Toko Persada dengan harga
Rp700.000, dengan syarat pembayaran 2/10, n/30 Faktur No.
006.
11 Juni: Faktur No.007 dikirimkan kepada Toko Sinar atas
penjualan barang seharga Rp2.000.000 syarat pembayaran
1/10,n/60.
Jurnal Khusus Penjualan
PT. Abadi Jaya
Periode Juni 2020
No. Syarat Penjualan
Tanggal Ref Piutang (D)
Faktur Keterangan Pembayaran (K)
Toko
Jun-09 00-6 2/10, n/30
Abadi Rp. 700.000 Rp. 700.000

Jun-11 00-7 Toko Cilik 1/10, n/60 Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000

Jumlah Rp. 2.700.000 Rp. 2.700.000

3. Jurnal Penerimaan Kas


Jurnal penerimaan kas adalah contoh jurnal khusus perusahaan
dagang di mana penjualan tunai dicatat.
Jurnal ini digunakan untuk membongkar volume transaksi dari
buku besar , di mana hal itu mungkin akan mengacaukan laporan
dalam buku besar dan jurnal umum. Jurnal ini berisi bidang-
bidang berikut:

1) Tanggal
2) Nama Pelanggan
3) Identifikasi penerimaan uang tunai
4) Kolom debit dan kredit untuk mencatat kedua sisi setiap
entri; entri normal adalah debit untuk uang tunai dan kredit
untuk penjualan.

21
Mungkin ada banyak entri tambahan dalam jurnal ini, tergantung
pada frekuensi penerimaan uang tunai dari pelanggan. Saldo
dalam jurnal penerimaan kas secara teratur diringkas menjadi
jumlah agregat dan diposting ke buku besar.
Jika seseorang perlu menyelidiki penerimaan kas spesifik, mereka
mungkin memulai dari buku besar dan kemudian pindah ke jurnal
penerimaan kas. Jurnal penerimaan kas digunakan untuk mencatat
semua transaksi yang berhubungan dengan penerimaan uang. Jika
jurnal sebelumnya digunakan untuk pencatatan transaksi kredit,
maka jurnal penerimaan kas difungsikan untuk transaksi secara
tunai. Transaksi yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas antara
lain, penjualan tunai, penerimaan pelunasan utang, retur
pembelian secara tunai dan penerimaan pendapatan.
Contoh jurnal penerimaan kas
09 Juni: Terdapat penjualan barang secara tunai kepada Toko
Sejahtera seharga Rp500.000.
12 Juni: Diterima dari Toko Bangun sebuah pelunasan faktur
pada tanggal 5 Juni sebesar Rp500.000 dengan potongan tunai
2%.
21 Juni: Perusahaan mendapatkan pinjaman uang dari Bank Laku
sebesar Rp3.000.000.

4. Jurnal Pengeluaran Kas


Jurnal pengeluaran kas berfungsi untuk mencatat semua transaksi

22
yang berhubungan dengan pengeluaran uang. Jurnal ini akan
mencatat secara terperinci contoh transaksi secara tunai
perusahaan dagang. Transaksi yang termasuk ke dalam jurnal
pengeluaran kas antara lain, pembelian secara tunai, pelunasan
utang, retur penjualan, pembayaran beban dan pengambilan uang
tunai untuk pribadi. Semua arus kas masuk dicatat dalam jurnal
lain yang dikenal sebagai jurnal penerimaan kas. Contoh umum
arus kas keluar dalam bisnis adalah seperti di bawah ini:
1) Pembayaran kas untuk pembelian tunai.
2) Pembayaran kas untuk pembelian kredit sebelumnya seperti
pembayaran hutang atau kreditor.
3) Pembayaran kas untuk berbagai biaya seperti sewa, iklan,
upah dan gaji dll.
4) Pembayaran kas untuk pembelian aset berwujud atau tidak
berwujud.
5) Pengembalian kas untuk barang yang dikembalikan oleh
pelanggan.
Setiap perusahaan dapat merancang jurnal khusus sesuai dengan
kebutuhan perusahaannya. Oleh karena itu, jurnal dalam suatu
perusahaan akan berbeda dengan perusahaan yang lain.

Akan tetapi, jika perusahaan tersebut sejenis ada kemungkinan


jurnal yang dirancang mempunyai bentuk yang sama.
Contoh jurnal pengeluaran kas :
07 Juni: Pembelian secara tunai sebuah barang dari Toko
Amanah seharga Rp800.000.
20 Juni: Melakukan pembayaran lunas sebuah faktur dari Toko
Star tanggal 12 Juni yang lalu sebesar Rp1.000.000 dengan
potongan tunai 1%.
25 Juni: Melakukan pembayaran gaji karyawan Rp4.000.000.

23
II.5.3 Manfaat Jurnal Khusus
Pengertian jurnal khusus adalah pengeluaran kas

1. Kemudahan Pencatatan secara Sistematis

Pengelompokan pencatatan transaksi dalam jurnal khusus


membuat proses pembuatan laporan keuangan menjadi lebih
sistematis. Kemudahan ini juga membuat proses pencatatan
dalam buku besar menjadi lebih efisien.

2. Mempercepat Proses Data Transaksi

Dengan adanya pengelompokan data, maka pemrosesan laporan


keuangan bisa lebih cepat terjadi. Sebagai contoh, jika ada 50
kali transaksi sejenis, pada jurnal umum akan tetap dicatat dan
dikelompokan sebanyak 50 kali juga. Sedangkan, dalam jurnal
khusus hanya perlu mengelompokan datanya satu kali saja,
berdasarkan jenis akun.

3. Mempermudah Proses Pemostingan ke Buku Besar

24
Dengan adanya jurnal ini, pemostingan data ke buku besar dapat
dilakukan secara berkala dengan lebih praktis dan mudah, karena
dalam jurnal khusus semua transaksi yang sejenis dibukukan
dengan akun yang sama. Sehingga pemostingan beberapa
transaksi keuangan pun dapat dilakukan secara bersamaan
berdasarkan jenis akunnya.

4. Mengurangi Resiko Pengubahan Data

Pengertian jurnal khusus adalah membuat data harian seperti


pembelian, penjualan, penerimaan dan pengeluaran kas dicatat
secara kronologis dan terperinci. Proses transaksi yang dicatat
setiap hari serta lengkap akan mengurangi resiko pengubahan
data dan penipuan oleh pihak tertentu di waktu yang akan datang.
Kemungkinan pembuatan laporan palsu dalam akun pun akan
berkurang karena ada pihak yang bertanggung jawab atas
kebenarannya.

5. Adanya Spesialisasi Pekerjaan

Pembagian jurnal khusus ke dalam empat jenis transaksi


membuat adanya spesialisasi dalam pencatatan sehingga hasil
yang didapatkan lebih baik.

6. Mengontrol Adanya Fraud

Kemungkinan perubahan laporan palsu atau tindakan fraud


lainnya dalam akun akan terpantau dan sulit untuk dilakukan
karena transaksi jurnal dicatat secara kronologis dan pihak
tertentu bertanggung jawab atas kebenarannya.

7. Peningkatan Efisiensi

25
Dengan mengadopsi jurnal khusus, pekerjaan pencatatan
transaksi bisnis dapat dikerjakan oleh beberapa karyawan yang
sudah mahir dalam hal ini. Pencatatan tidak hanya dikerjakan
oleh satu orang akuntan, Ini seperti efisiensi antara bagian dari
akuntan.

8. Meminimalisir Kesalahan

Setiap jurnal khusus ditangani oleh orang tertentu, yang sudah


mahir dengan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Dengan
begitu akan banyak pemeriksaan dari banyak pihak dan ini akan
berimbas pada pengurangan kesalahan dalam pencatatan
pembukuan.

BAB III
BUKU BESAR
III.1 Definisi Buku Besar
Buku besar akuntansi (Ledger) adalah suatu kumpulan akun-akun
yang digunakan untuk meringkas transaksi yang telah dicatat dalam

26
jurnal. Buku besar akuntansi perusahaan juga dapat diartikan sebagai
sebuah tahapan catatan terakhir dalam akuntansi atau book of final entry
yang menampung ringkasan data yang sudah dikelompokan atau
diklasifikasikan yang berasal dari jurnal.

Buku ini berisi tentang perkiraan-perkiraan yang mengikhtisarkan


pengaruh adanya transaksi keuangan terhadap perubahan sejumlah akun.
Akun akun yang tercatat di dalam buku besar akuntansi perusahaan
merupakan akun akun yang berbeda seperti akun aktiva, kewajiban, dan
modal perusahaan. Penting diingat bahwa banyaknya jumlah perkiraan
buku besar yang dibutuhkan/dicatat perusahaan berbeda-beda, karena
tergantung kepada kekayaan dan keuangan perusahaan, jenis kegiatan,
volume transaksi dan informasi yang diinginkan perusahaan.

Fungsi setiap akun-akun yang terdapat di buku besar akuntansi


perusahaan berbeda sesuai dengan kondisi perusahaan masing-masing.
Data dalam buku besar akuntansi belum terperinci karena akun pada
buku besar terkadang tidak mencerminkan data secara rinci, seperti
rekening utang, piutang, dan persediaan barang dagang. Untuk melihat
rekening-rekening tersebut diperlukan rekening lain yang dikelompokkan
dalam suatu buku atau kumpulan kartu-kartu yang disebut buku besar
pembantu atau subsidiary ledger. Dengan begitu maka ada buku besar
pembantu utang, buku besar pembantu piutang, dan buku besar pembantu
barang dagang.

III.2 fungsi beberapa khusus buku besar akuntansi adalah sebagai berikut ini:
1. Proses pencatatan data-data transaksi keuangan dalam bisnis Anda yang
terjadi selama periode akuntansi. Baik saat ini maupun seterusnya.

2. Media klasifikasi dan pencatatan kode data transaksi yang bersumber


dari akun-akun perusahaan.

27
3. Sebagai bukti atau validasi dari semua data yang telah terkumpul.

4. Pembaharuan terhadap akun yang terdapat pada buku besar umum dan
berkas berkas data transaksi.

5. Sebagai pencatatan penyesuaian terhadap akun akun perusahaan.

6. Persiapan laporan keuangan di akhir periode akuntansi.

III.3 Contoh Bentuk Buku Besar Akuntansi Adalah Sebagai Berikut


1. Buku Besar Bentuk T
Buku besar perusahaan dengan bentuk T dalam akuntansi atau
keuangan merupakan sebuah bentuk buku besar yang paling sederhana
dan bentuknya hanya seperti huruf T besar. Di sebelah kanan
menunjukan sisi Kredit, di sebelah kiri menunjukan sisi Debit. Bentuk
juga fungsi dari buku besar ini cukup sederhana dan mudah. Nama akun
diletakkan pada sisi kiri atas buku besar dan kode akun diletakkan di
sisi kanan atas buku besar. Jumlah akun dan transaksi yang dicatat
berbeda-beda untuk setiap perusahaan. Tergantung pada jenis
perusahaan dan jenis transaksi yang terjadi dalam satu periode
perusahaan.Bentuk Buku Besar bentuk T tetap memiliki kesamaan
meskipun akun yang dicatat berbeda. Kesamaannya yaitu format
tanggal, debit, kredit, dan nama dan nomor akun, total di akhir
jumlahnya.

Contoh Buku besar bentuk T:

28
2. Bentuk Skontro
Bias disebut juga bentuk dua kolom. Skontro sendiri artinya adalah
sebelah atau dibagi dua yaitu kanan dan kiri atau debet dan kredit.
Fungsi dari buku besar bentuk skontro cukup penting dan sering
digunakan dalam perusahaan. Buku besar skontro adalah merupakan
salah satu bentuk buku besar akuntansi perusahaan yang cukup mudah
namun tetap detail dalam setiap catatan transaksi dan nominalnya.
Contoh Buku besar bentuk skontro

3. Bentuk Staffle Berkolom Saldo Tunggal


Buku besar bentuk staffle berkolom saldo tunggal biasanya digunakan
dalam perusahaan yang memiliki banyak jumlah transaksi .Kolom saldo
digunakan untuk menuliskan hasil setelah terjadi transaksi debet atau
kredit. ini akan lebih memudahkan jika jumlah transaksi yang terjadi
banyak dalam satu periode.
4. Bentuk Staffle Berkolom Saldo Rangkap

29
Pengertian dari buku besar bentuk staffle berkolom ganda adalah
bentuk buku yang menyerupai bentuk kolom saldo buku besar.
Yang membedakan dari bentuk staffle berkolom tunggal hanyalah
dalam kolom saldo, dibagi menjadi 2 kolom lagi yaitu kolom debet dan
kolom kredit.

30
BAB IV
BUKU BESAR PEMBANTU
IV.1 Pengertian Buku besar pembantu
Buku besar pembantu atau subsidiary ledger adalah perpanjangan
dari buku besar umum yang mencatat lebih detail dan spesifik mengenai
transaksi tertentu. Tentunya, dalam buku besar jenis ini, transaksi telah
dikelompokkan menjadi satu kategori transaksi yang sama. Hal ini
dilakukan agar dapat merinci transaksi detail yang terjadi di perusahaan.

Banyak yang mengatakan bahwa buku pembantu merupakan


perluasan yang merupakan rincian detail dari akun tertentu serta
perubahannya. Sehingga detail informasi transaksi yang tidak tercantum
pada buku besar umum, biasanya dapat ditemukan pada buku besar ini.

Buku besar pembantu adalah buku tempat mencatat informasi lain


yang diperlukan, di samping informasi yang terdapat pada buku besar
utama. Secara singkat, buku besar pembantu merupakan pencatatan
secara rinci nama-nama pelanggan beserta jumlahnya dari perkiraan buku
besar umum. Dalam perusahaan dagang terdapat dua macam buku besar,
yaitu buku besar utama (ledger) dan buku besar pembantu (subsidiary
ledger). Kali Ini saya akan membahas tentang cara penggunaan buku
besar pembantu pada nilai akuntansi piutang dagang.

Buku besar pembantu digunakan untuk mencatat data lain


disamping data yang terdapat dalam buku besar. Pada umumnya, buku
pembantu merupakan bagian dari buku besar, yang merinci lebih lanjut
data dalam salah satu akun. Akun di buku besar yang mempunyai buku
pembantu disebut akun induk atau akun pengendali (controlling account).

31
IV.1.1 Macam-macam buku besar pembantu dalam perusahaan dagang
1. Buku pembantu piutang dagang, adalah buku tempat mencatat rincian
piutang perusahaan menurut nama pelanggan atau debitur.

2. Buku pembantu utang dagang, adalah buku tempat mencatat rincian


utang perusahaan menurut nama kreditur.

3. Buku pembantu persediaan barang dagangan, adalah buku tempat


mencatat secara rinci persediaan barang dagangan, baik jenis, jumlah,
harga per unit, maupun harga pokok secara keseluruhan.

Contoh perkirakan pengendalian Buku besar pembantu

IV.2 Jenis Buku Besar Pembantu


Setelah mengetahui pengertian dari buku pembantu, ada beberapa jenis
buku pembantu. Setidaknya ada lebih dari lima jenis buku pembantu
sesuai dengan akun yang ada pada sistem akuntansi. Banyaknya jenis
buku besar tergantung pada jenis akun pada jenis perusahaan, seperti
perusahaan manufakturing akan ada tujuh buku pembantu. Contoh
beberapa buku pembantu pada perusahaan manufakturing berdasarkan
akun-akun berikut ini:

1) Utang

2) Piutang

3) Biaya Persediaan bahan baku dan bahan penolong

32
4) Biaya Alat dan mesin

5) Biaya overhead pabrik

6) Biaya penjualan

7) Biaya administrasi dan umum

Namun, fokus kali ini adalah jenis buku pembantu dalam sebuah
perusahaan dagang. Pada perusahaan dagang, hanya terdapat dua akun
yang selalu menjadi acuan dalam proyeksi bisnis ke depannya. Akun
tersebut adalah utang dan piutang.
1. Buku Besar Pembantu Utang
Dalam buku ini berisi kumpulan catatan transaksi utang yang
diberikan kepada perusahaan. Pada buku ini juga mencatat perubahan
jumlah dan nominal kepada kreditur. Dalam buku ini, akan terlihat
informasi jelas mengenai siapa kreditur pemberi utang, nominal serta
cara pembayarannya sekali saja dalam tempo tertentu atau berkala.
2. Buku Besar Pembantu Piutang
Kedua, buku ini ini merupakan kebalikan dari buku utang. Pada buku
ini berisi kumpulan piutang atau tagihan dari langganan kredit.
Dalam hal ini, perusahaan menjual barangnya kepada pihak lain
dengan melakukan transaksi penjualan kredit. Di buku ini tercatat
rincian data debitur, nominal tagihan, dan cara pembayaran secara
kredit dilakukan setiap tanggal berapa.
Dua buku ini merupakan perpanjangan dari perubahan utang maupun
piutang yang dicatat secara keseluruhan di buku besar umum. Sehingga,
pada buku besar umum hanya mengambil informasi penting seperti
nominal utang – piutang. Selain itu, pada buku besar umum lebih dikenal
dengan perkiraan induk dari akun utang piutang tersebut.

33
IV.3 Sumber Pencatatan Buku Besar Pembantu
Setelah mencatat transaksi ke dalam jurnal khusus langkah berikutnya
adalah memindahkan (posting) ke buku besar, baik buku besar utama
maupun buku besar pembantu. Nah, dalam materi kali ini kita hanya akan
membahas sumber pencatatan untuk buku besar pembantu piutang
dagang dan utang dagang.

IV.4 Fungsi Buku Besar Pembantu


Sebuah perusahaan menjadi sangat terbantu karena adanya sistem
akuntansi yang jelas. Sistem akuntansi ini diperinci dengan adanya buku
besar umum dan buku pembantu. Fungsi dari buku pembantu dalam
sebuah perusahaan ada empat, yaitu sebagai berikut:

1. Karena dalam buku ini tercatat dengan rinci maka buku ini akan
memudahkan dalam proses penyusunan laporan keuangan sehingga
meminimalisir kesalahan pencatatan pada buku besar umum.

2. Sebagai pembanding dalam ketelitian pencatatan buku besar umum,


karena dalam buku pembantu berisi detail rincian dari saldo-saldo pada
buku besar umum.

3. Bisa terjadi pembagian tugas dalam pengerjaan laporan akuntansi


keuangan sebuah perusahaan.

4. Mempermudah dalam pencarian informasi mengenai jumlah akun dari


pihak-pihak yang terkait.

1) Sumber buku besar pembantu piutang dagang adalah:

a. Bukti transaksi penjualan kredit atau jurnal penjualan,

b. Bukti transaksi retur penjualan atau jurnal umum,

c. Bukti transaksi pelunasan piutang atau jurnal penerimaan kas.

34
2) Sumber buku besar pembantu utang dagang adalah:

a. Bukti transaksi pembelian kredit atau jurnal pembelian,

b. Bukti transaksi retur pembelian atau jurnal umum,

c. Bukti transaksi pelunasan utang atau jurnal pengeluaran kas.

35
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat di simpulkan bahwa
perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan usahanya
perusahaan membeli barang dengan tujuan menjualnya kembali, tanpa
meprosesnya lebih dahulu. Oleh karena itu dalam menjalan kan
perusahaan haruslah memperhatikan berbagai siklus akuntansi yang ada
yaitu formulir pembelian atau penjualan, jurnal-jurnal yang ada,
pencatatannya ke buku besar sampai pencatatannya ke dalam buku besar
pembantu.

36
REFERENSI
https://www.kabaruang.com/2020/02/siklus-akuntansi-perusahaan-dagang-12-
tahapan-lengkap-dan-penjelasannya/

https://rosyarachmania.wordpress.com/2015/01/05/3-3-formulir-atau-dokumen-
yang-digunakan-pada-siklus-pendapatan/

https://www.suratkerja.com/2019/10/contoh-jurnal-umum-perusahaan-
dagang.html

https://www.jurnal.id/id/blog/siklus-akuntansi-perusahaan-dagang-sederhana/

https://kumparan.com/berita-bisnis/siklus-akuntansi-perusahaan-dagang-dan-12-
tahap-membuatnya-1vYv374Ex9J

37

Anda mungkin juga menyukai