Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
Dosen Pengampu:
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmatnya maka
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam hal ini penulis menyadari, bahwa
tanpa adanya nikmat yang diberikan oleh-Nya, maka penulis tidak akan dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik dan lancar. Sholawat serta salam
tak lupa penulis hantarkan kepada Baginda Rasulullah SAW, Allahumma Sholli Ala
Sayyidina Muhammad Wa Ala Alisayyidina Muhammad sang pencerah bagi umatnya.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis, penulisan, maupun materi. Mengingat akan kemampuan
yang dimiliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah
swt. senantiasa meridhoi segala urusan kita. Dan bila ada kesalahan dalam perbuatan
atau perkataan mohon maaf pada semuanya dan pada Allah SWT penulis mohon
ampun. Amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 2
1.3 Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Ciri-Ciri Pendidikan Indonesia.................................................................. 3
2.2 Kualitas Pendidikan Indonesia..................................................................
2.3 Permasalahan Pendidikan di Indonesia..................................................... 5
2.3.1 Pemerataan Pendidikan.................................................................... 5
2.3.2 Mutu dan Relevansi Pendidikan....................................................... 6
2.3.3 Efisiensi dan Efektivitas Pendidikan................................................ 6
2.4 Faktor Pendukung Dari Permasalahan Pendidikan di Indonesia............... 7
2.4.1 IPTEK............................................................................................... 7
2.4.2 Permasalah Pembelajaran................................................................. 7
2.4.3 Lajunya Pertumbuhan Penduduk...................................................... 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulam .............................................................................................. 9
DAFTAR RUJUKAN.......................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa lepas dari kehidupan
manusia. Dalam zaman yang semakin modern ini, pendidikan merupakan modal yang
harus kita miliki dalam menghadapi tuntutan zaman. Maju mundurnya suatu bangsa
dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Jika pendidikan dalam suatu bangsa itu baik,
maka akan dapat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas baik dalam segi
spiritual, intelegensi dan keterampilan. Selain itu, pendidikan merupakan proses yang
penting dalam mencetak generasi bangsa selanjutnya. Apabila hasil dalam proses
suatu pendidikan gagal maka akan sulit dicapainya kemajuan suatu bangsa.
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah
rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya
pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan
mutu pendidikan nasional, misalnya pengembangan kurikulum nasional dan lokal,
peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat pelajaran,
pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan peningkatan mutu
manajemen sekolah.
Dalam rangka meningkatkan pendidikan suatu bangsa, guru dan siswa merupakan
unsur yang sangat penting dalam mencapai suatu keberhasilan pendidikan. Oleh
karena itu, dalam suatu proses pembelajaran antara guru dan siswa harus terjalin
komunikasi yang baik. Seperti halnya dalam metode pembelajaran yang digunakan
hendaknya dapat membangkitkan semangat siswa tanpa megesampingkan
penguasaan dan pemahaman materi yang disampaikan. Dalam suatu pembelajaran
bukanlah sekedar menyerap informasi dari guru, tetapi juga 1 2 melibatkan berbagai
kegiatan dan proses belajar yang harus dilakukan untuk mendapatkan mutu
pendidikan yang berkualitas.
Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan dalam suatu
pembelajaran antara lain proses pembelajaran yang kurang menarik perhatian siswa,
karena masih menggunakan metode ceramah yang membuat rendahnya minat siswa
1
dalam mengikuti proses pembelajaran, serta model pembelajaran yang tidak efektif
dalam menanamkan konsep suatu materi sehingga menyebabkan hasil belajar siswa
menjadi rendah.
Proses pembelajaran berlangsung dengan melibatkan unsur guru, siswa, aktivitas
guru dan siswa, interaksi antara guru dan siswa, bertujuan ke arah perubahan tingkah
laku siswa dan proses maupun hasil telah direncanakan. Pembelajaran sendiri
merupakan sebuah sistem yang dapat diartikan bahwa pembelajaran terdiri dari
sejumlah komponen yang terorganisir dan saling berhubungan. Komponen di
dalamnya antara lain berupa tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi dan
metode pembelajaran, media pembelajaran, pengorganisasian kelas, evaluasi
pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran.
Keberhasilan proses dan tujuan pembelajaran di kelas bergantung pada unsur-
unsur yang terlibat di dalamnya, termasuk guru. Guru memiliki tugas untuk terus
mengembangkan proses pembelajaran di kelas. Guru perlu melakukan refleksi dan
evaluasi terhadap keberlangsungan pembelajaran. Melalui refleksi dan evaluasi, guru
dapat menggali permasalahanpermasalahan yang terjadi sehingga dapat dengan
segera mencari solusinya. Hal ini berlaku bagi semua mata pelajaran termasuk
biologi.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui masalah pendidikan di Indonesia dan pembelajaran di
sekolah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ciri-ciri Pendidikan di Indonesia
Cara melaksanakan pendidikan di Indonesia sudah tentu tidak terlepas dari tujuan
pendidikan di Indonesia, sebab pendidikan Indonesia yang dimaksud di sini ialah
pendidikan yang dilakukan di bumi Indonesia untuk kepentingan bangsa Indonesia.
Aspek ketuhanan sudah dikembangkan dengan banyak cara seperti melalui
pendidikan-pendidikan agama di sekolah maupun di perguruan tinggi, melalui
ceramah-ceramah agama di masyarakat, melalui kehidupan beragama di
asramaasrama, lewat mimbar-mimbar agama dan ketuhanan di televisi, melalui radio,
surat kabar dan sebagainya. Bahan-bahan yang diserap melalui media itu akan
berintegrasi dalam rohani para siswa/mahasiswa. Pengembangan pikiran sebagian
besar dilakukan di sekolah-sekolah atau perguruan-perguruan tinggi melalui bidang
studi-bidang studi yang mereka pelajari. Pikiran para siswa/mahasiswa diasah melalui
pemecahan soal-soal, pemecahan berbagai masalah, menganalisis sesuatu serta
menyimpulkannya.
2.2 Kualitas Pendidikan di Indonesia
Seperti yang telah kita ketahui, kualitas pendidikan di Indonesia semakin
memburuk. Hal ini terbukti dari kualitas guru, sarana belajar, dan muridmuridnya.
Guru-guru tentuya punya harapan terpendam yang tidak dapat mereka sampaikan
kepada siswanya. Memang, guru-guru saat ini kurang kompeten. Banyak orang yang
menjadi guru karena tidak diterima di jurusan lain atau kekurangan dana. Kecuali
guru-guru lama yang sudah lama mendedikasikan dirinya menjadi guru. Selain
berpengalaman mengajar murid, mereka memiliki pengalaman yang dalam mengenai
pelajaran yang mereka ajarkan. Belum lagi masalah gaji guru. Jika fenomena ini
dibiarkan berlanjut, tidak lama lagi pendidikan di Indonesia akan hancur mengingat
banyak guru-guru berpengalaman yang pensiun.
Sarana pembelajaran juga turut menjadi faktor semakin terpuruknya pendidikan
di Indonesia, terutama bagi penduduk di daerah terbelakang. Namun, bagi penduduk
di daerah terbelakang tersebut, yang terpenting adalah ilmu terapan yang benarbenar
3
dipakai buat hidup dan kerja. Ada banyak masalah yang menyebabkan mereka tidak
belajar secara normal seperti kebanyakan siswa pada umumnya, antara lain guru dan
sekolah. “Pendidikan ini menjadi tanggung jawab pemerintah sepenuhnya,” kata
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono usai rapat kabinet terbatas di Gedung
Depdiknas, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (12/3/2007). Presiden memaparkan
beberapa langkah yang akan dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia, antara lain yaitu:
Langkah pertama yang akan dilakukan pemerintah, yakni meningkatkan akses
terhadap masyarakat untuk bisa menikmati pendidikan di Indonesia. Tolak
ukurnya dari angka partisipasi.
Langkah kedua, menghilangkan ketidakmerataan dalam akses pendidikan, seperti
ketidakmerataan di desa dan kota, serta jender.
Langkah ketiga, meningkatkan mutu pendidikan dengan meningkatkan
kualifikasi guru dan dosen, serta meningkatkan nilai rata-rata kelulusan dalam
ujian nasional.
Langkah keempat, pemerintah akan menambah jumlah jenis pendidikan di
bidang kompetensi atau profesi sekolah kejuruan. Untuk menyiapkan tenaga siap
pakai yang dibutuhkan.
Langkah kelima, pemerintah berencana membangun infrastruktur seperti
menambah jumlah komputer dan perpustakaan di sekolah-sekolah.
Langkah keenam, pemerintah juga meningkatkan anggaran pendidikan. Untuk
tahun ini dianggarkan Rp 44 triliun.
Langkah ketujuh, adalah penggunaan teknologi informasi dalam aplikasi
pendidikan.
Langkah terakhir, pembiayaan bagi masyarakat miskin untuk bisa menikmati
fasilitas penddikan.
Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia Di bawah ini akan
diuraikan beberapa penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia secara
umum, yaitu:
1. Efektifitas Pendidikan Di Indonesia
4
2. Efisiensi Pengajaran Di Indonesia
3. Standardisasi Pendidikan Di Indonesia
4. Rendahnya Kualitas Sarana Fisik
5. Rendahnya Kualitas Guru
6. Rendahnya Kesejahteraan Guru
7. Rendahnya Prestasi Siswa
8. Kurangnya Pemerataan Kesempatan Pendidikan
9. Rendahnya Relevansi Pendidikan Dengan Kebutuhan
10. Mahalnya Biaya Pendidikan
2.3 Permaslahan Pendidikan Di Indonesia
Permasalahan pendidikan merupkan suatu penghambat keberhasilan dalam
mencapai tujuan pendidikan. Berikut akan dijelaskan mengenai beberapa masalah
pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia.
2.3.1 Pemerataan Pendidikan
Permasalahan pemertaan pendidikan dapat terjadi karena kurangnya terorganisir
koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, bahkan hingga daerah
terpencil sekalipun. Maka hal ini dapat menyebabkan terputusnya komunikasi antara
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Permasalahn pendidikan juga dapat
terjadi karena kurang berdayanya lembaga pendidikan untuk melakukan proses
pendidikan. Hal ini bisa terjadi apabila kontrol pendidikan yang dilakukan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah tidak dapat menjangkau daerah-daerah
terpencil. Jadi hal ini dapat berakibat pada mayoritas penduduk Indonesia dalam usia
sekolah yang tidak dapat mengenyam pendidikan sebagaimana yang diharapkan.
Selama ini dapat dipahami bahwa belum semua masyarakat bangsa Indonesia
dapat mengenyam atau dapat merasakan manisnya pendidikan. Persoalan pemerataan
pendidikan di Indonesia berdasarkan pendapat Idrus (2016) diantaranya disebabkan
oleh:
1. Perbedaan tingkat sosial,
2. Perbedaan fasilitas pendidikan,
3. Sebaran sekolah tidak merata,
5
4. Nilai masuk sebuah sekolah dengan standart yang tinggi,
5. Rayonisasi (pengelompokkan pada sistem penerimaan siswa baru di sekolah).
Yang paling utama permasalahan pendidikan di Indonesia adalah tingkat
ekonomi. Semakin rendah tingkat ekonomi masyarakat, maka untuk endapatkan
pendidikan yang tenaga pengajarnya berkualitas semakin kecil. Fasilitas dalam
pendidikan pun juga diukur dengan uang. Semakan mahal biaya sekolah, maka
biasanya semakin memadai juga fasilitas yang ada. Permasalahan pemerataan
pendidikan ini dapat ditanggulangi dengan menyediakan fasilitas dan sarana belajar
bagi setiap lapisan masyarakat yang wajib mendapatkan pendidikan. Pemberian
sarana dan prasrana pendidikan pun sebaiknya dilakukan oleh pemerintah dengan
setransparan mungkin, sehingga tidak ada lagi oknum yang dapat mempermainkan
program yang dijalankan ini.
2.3.2 Mutu dan Relevansi Pendidikan
Rendahnya kualitas tenaga pengajar menyebabkan rendahnya mutu dan relevansi
pendidikan. Penilaian tersebut dapat dilihat dari kualisifikasi belajar yang dapat
dicapai oleh guru dan dosen. Dibandingkan dengan negara berkembang lainnya,
maka kualitas tenaga pengajar pendidikan tinggi di Indonesia memiliki masalah yang
sangat mendasar. Itulah sebabnya seorang tenaga pengajar harus bisa engedepankan
kreativitas agar mendapatkan mutu yang baik dan mempunya pengaruh positif
terhadap rangkaian pembelajaran, hal ini juga dapat mempengaruhi kecepatan daya
tangkap suatu imu yang dicerna oleh peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung.
2.3.3 Efisiensi dan Efektifitas Pendidikan
Pelakasanaan pendidikan yang efisien dalah apabila penggunaan sumber daya
seperti waktu, tenaga, dan biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan produktifitas
pendidikan yang optimal. Pada saat ini pelakasanaa pendidikan di Indonesia jauh dari
kata efisien, karena dalam pemanfaatan sumber daya yang ada tidak menghasilkan
lulusan yang diharapkan. Pendidikan yang diperoleh tidak menjamin seseorang untuk
mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan jenjang pendidikan yang dijalani.
Adapun pendidikan yang efektif adalah pelaksanaan pendidikan dimana hasil yang
6
dicapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Ketidakefektifan
pelaksanaan dalam pendidikan tidak akan mampu menghasilkan lulusan yang
berkualitas. Melainkan akan menghasilkan lulusan yang tidak diharapkan. Keadaan
ini akan menghasilkan masalah lain seperti pengangguran.
2.4 Faktor Pendukung Dari Permasalahn Pendidikan Di Indonesia
Terdapat beberapa faktor pendukung dari permasalahan pendidikan yang ada di
Indonesia, yaitu:
2.4.1 IPTEK
Karena adanya penemuan teknologi baru dalam dunia pendidikan, maka
menuntut Indonesia untuk melakukan reformasi dalam bidang pendidikan. Tidaklah
mudah dalam melaksanakan reformasi, karena hal ini sangat menuntut kesiapan
Sumber Daya Manusia Indonesia untuk menjalankannya.
2.4.2 Permasalahan Pembelajaran
Pada masa sekarang ini, aktivitas proses pembelajaran yang dilaksanakan
cenderung lebih pasif, dimana seorang pendidik selalu menempatkan dirinya sebagai
orang yang serba tahu. Hal ini akan menimbulkan rasa bosan terhadap peserta didik.
Dengan demikian, pembelajaran yang dilaksanakan menjadi tidak menarik dan
cenderung membosankan. Kegiatan belajar yang dilaksanakan seperti ini merupakan
suatu masalah yang begitu serius pada dunia pendidikan.
1) Masalah Berkaitan dengan Siswa
Permasalahan dalam pembelajaran yang sebagian besar dialami oleh guru adalah
permasalahan terkait dengan siswa (80,61%). Permasalahan yang sering ditemui guru
diuraikan sebagai berikut: hasil belajar siswa tidak sesuai dengan target capaian
pembelajaran, siswa cenderung diam dan malu untuk bertanya, siswa kurang antusias,
siswa malas mengerjakan tugas, siswa mengantuk, siswa gaduh dan tidak konsentrasi.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa apabila terdapat hal negatif pada diri
siswa terkait dengan keterlibatan dan pencapaian siswa dalam proses pembelajaran,
guru menyadari bahwa terjadi masalah di kelas.
Hasil penelitian Goss, Sonnemann, & Griffiths (2017) menunjukkan hal serupa
bahwa komposisi siswa dalam kelas secara umum terdiri dari 60% siswa berpotensi
7
terlibat aktif dalam pembelajaran, sedangkan 40% tidak terlibat aktif. Siswa yang
tidak terlibat aktif terdiri atas siswa yang pasif cenderung diam dalam pembelajaran,
siswa gaduh yang mengganggu teman lain, dan siswa yang anti sosial dan tidak dapat
bersosialisasi. Permasalahan yang ada pada diri siswa dapat bersumber dari diri siswa
sendiri maupun pengaruh faktor dari luar. Permasalahan ini menjadi tantangan bagi
guru untuk mendesain suatu pembelajaran yang dapat membawa siswa yang tidak
terlibat menjadi terlibat aktif.
2) Masalah Berkaitan dengan Sarana dan Prasarana
Masalah terkait dengan pembelajaran biologi selanjutnya yang dijabarkan oleh
guru-guru adalah terbatasnya sarana prasarana. Sebesar 10,20% pernyataan guru
membahas tentang terbatasnya sarana dan prasarana di kelas. Guru menguraikan alat
yang diperlukan untuk mendukung kegiatan praktikum tidak lengkap sehingga hal
tersebut menjadi salah satu faktor penyebab guru tidak melakukan praktikum. Selain
itu kelas yang memiliki jumlah siswa yang terlalu banyak menjadi salah satu
penyebab kurang efektifnya pembelajaran.
Guru juga mengungkapkan mengalami keterbatasan dalam bentuk media
pembelajaran. Media berarti segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan,
merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga mendorong adanya
proses belajar (Rustaman, 2005). Media pembelajaran berfungsi untuk memperjelas
informasi yang diberikan secara verbal, meningkatkan motivasi dan perhatian siswa,
menambah variasi penyajian materi, memudahkan pemahaman materi, dan
meningkatkan keingintahuan. Media pembelajaran dapat dipilih berdasarkan
ketersediaan alat dan bahan, kesesuaian dengan konsep, keamanan penggunaan, serta
kesesuaian dengan situasi kondisi kelas. Ariyanto, Priyayi, & Dewi (2018)
mengungkapkan faktor yang mempengaruhi penggunaan media pembelajaran antara
lain tergantung pada tingkat kesulitan materi, ada tidaknya ketersediaan media,
tingkat kesiapan guru maupun siswa, dan waktu pelaksanaan proses pembelajaran.
3) Masalah Berkaitan dengan Materi Pembelajaran
Pernyataan guru mengungkapkan permasalahan terkait dengan materi
pembelajaran sebesar 6,12 %. Hal utama yang diungkapkan adalah berkaitan
8
banyaknya materi yang harus diselesaikan. Selain itu, guru menganggap beberapa
materi sulit bagi siswa. Materi yang dianggap sulit yaitu: genetika, virus dan monera,
transport sel, sistem koordinasi dan imunitas. Siswa juga sulit dalam menghafal
nama-nama latin. Beberapa konsep pada materi-materi tersebut bersifat abstrak
sehingga sulit untuk dipahami. Sedangkan Rahmadani, Harahap, & Gultom (2017)
mengungkapkan kesulitan dalam belajar biologi dapat disebabkan faktor luar maupun
dari dalam diri siswa. faktor dari dalam yaitu berupa minat, motivasi dan bakat,
sedangkan faktor eksternalnya terdiri dari faktor guru, laboratorium dan buku.
4) Masalah Berkaitan dengan Guru
Permasalahan pembelajaran berikutnya dipandang berasal dari faktor guru
dengan persentase pernyataan guru sebesar 2,04 %. Faktor guru yang dimaksud
khususnya terkait dengan keterbatasan guru dalam mengembangkan kompetensinya,
termasuk kurangnya penerapan strategi dan model pembelajaran yang inovatif.
Sebagian besar guru mengakui model pembelajaran yang digunakan masih bersifat
teacher centered atau dengan metode ceramah. Hasil penelitian Sari (2013) tentang
masalah pembelajaran sains ditinjau dari aspek guru adalah: kurangnya pengetahuan,
komitmen, performa, serta tingkat pendidikan guru. Kurangnya performa guru dapat
dipengaruhi oleh karena kurang maksimalnya tugas dan peran kepala sekolah serta
kebijakankebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Oleh karena itu diperlukan
pelatihan secara berkala melalui program tutorial, pendidikan profesional, dan
program sejenis. Peningkatan kualitas guru nantinya akan berpengaruh kepada
peningkatan kompetensi siswa.
Kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran menentukan hasil
belajar siswa. Guru yang menguasai konsep materi dengan baik, menerapkan media
dan model pembelajaran yang tepat akan memberikan pengaruh positif terhadap hasil
belajar siswa (Rahmadani, Harahap, & Gultom, 2017).
5) Masalah Berkaitan dengan Kondisi Keluarga
Sebanyak 1,02 % pernyataan guru mengungkapkan bahwa faktor kondisi
keluarga menjadi salah satu permasalahan pembelajaran. Kondisi keluarga yang
dimaksud berkaitan dengan dukungan dan perhatian dari orangtua terhadap
9
perkembangan pendidikan anaknya. Slameto (2003) mengungkapkan bahwa faktor
keluarga akan berpengaruh terhadap proses belajar siswa. Beberapa hal yang
berpengaruh antara lain: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,
suasana rumah, dan keadaan ekonomi keluarga. Orang tua yang memberikan
perhatian yang cukup kepada anak, akan berdampak positif terhadap perkembangan
kepribadian anak tersebut. Kurniadi (2001) berpendapat pendidikan yang baik akan
mendukung suksesnya belajar anak. Hubungan antara orang tua dan anak juga
berdampak terhadap keberhasilan belajar anak. Misalnya hubungan acuh tak acuh
dapat menimbulkan tekanan batin dan frustasi yang menyebabkan belajar anak
terhambat. Sedangkan faktor ekonomi akan mempengaruhi ketersediaan fasilitas
belajar anak. Bimbingan dan penyuluhan kepada siswa sangat memegang peranan
penting untuk menghadapi siswa yang mengalami permasalahan belajar yang
disebabkan oleh faktor keluarga.
2.4.3 Lajunya Pertumbuhan Penduduk
Lajunya pertumbuhan penduduk yang sangat pesat akan berpengaruh tehadap
masalah pemerataan serta mutu dan relevansi pendidikan. Pertumbuhan penduduk
akan berdampak pada jumlah peserta didik. Semakin besar jumlah pertumbuhan
penduduk, maka semakin banyak pula dibutuhkan sekolah-sekolah untuk
menampungnya. Jika daya tampung suatu sekolah tidak memadai, maka akan banyak
peserta didik yang terlantar atau tidak bersekolah. Hal ini akan menimbulkan masalah
pemerataan dalam dunia pendidikan. Tetapi apabila jumlah dan daya tampung suatu
sekolah itu dipaksakan, maka hal tersebut akan berakibat terjadinya
ketidakseimbangan antara tenaga pengajar dengan peserta didik. Jika keadaan ini
dipertahankan, maka mutu dan relevansi pendidikan tidak akan dapat dicapai dengan
baik.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kualitas pendidikan di Indonesia memang masih sangat rendah bila di
bandingkan dengan kualitas pendidikan di negara-negara lain. Hal-hal yang menjadi
penyebab utamanya yaitu efektifitas, efisiensi, dan standardisasi pendidikan yang
masih kurang dioptimalkan. Masalah-masalah lainya yang menjadi penyebabnya
yaitu: (1). Rendahnya sarana fisik, (2). Rendahnya kualitas guru, (3). Rendahnya
kesejahteraan guru, (4). Rendahnya prestasi siswa, (5). Rendahnya kesempatan
pemerataan pendidikan, (6). Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan, (7).
Mahalnya biaya pendidikan.
Dalam usaha pemerataan pendidikan maka diperlukan pengawasan yang serius
oleh pemerintah. Selain itu, perluasan kesempatan belajar pada jenjang pendidikan
tinggi merupakan kebijaksanaan yang penting dalam usaha pemerataan pendidikan.
Pendidikan dalam usaha pengendalian lajunya pertumbuhan penduduk sangat
diperlukan. Pelaksaaan program ini dapat ditingkatkan dengan mengakampanyekan
program KB dengan sebaikbaiknya hingga pelosok negeri ini. Pelaksanaan program
belajar dan mengajar dengan inovasi baru perlu diterapkan. Hal ini dilakukan karena
cara dan sistem pengajaran lama tidak dapat diterapkan lagi. Peningkatan mutu
pendidikan akan dapat terlaksana jika kemampuan dan profesionalisme pendidik
dapat ditingkatkan.
11
DAFTAR RUJUKAN
Goss, P., Sonnemann, J., & Griffiths, K. (2017). Engaging Students: Creating
Classrooms That Improve Learning. Diakses dari http://www.grattan.edu.au/
Indriyani, I. E., Syaharuddin, S., & Jumriani, J. (2021). Social Interaction Contents on
Social Studies Learning to Improve Social Skills. The Innovation of Social
Studies Journal. 2(2): 93-102.
Mutiani, M., Noortyani, R., Tetep, T., Jumriani, J., & Widyanti, T. (2020).
Strengthening Islamic Environmental Awareness through Exploring Poetry as
a Learning Resource in Social Studies. Islam Realitas: Journal of Islamic
and Social Studies. 6(2), 153-166.
Mutiani, M., Supriatna, N., Abbas, E. W., Rini, T. P. W., & Subiyakto, B. (2021)
Technological, Pedagogical, Content Knowledge (TPACK): A Discursions in
12
Learning Innovation on Social Studies. The Innovation of Social Studies
Journal. 2(2): 135-142.
Putra, M. A. H., Mutiani, M., Jumriani, J., Ramadhan, S., & Rahmatina, R. (2020).
Utilization Learning Management System (LMS) of Ruang Guru for
Education Teachers in Banjarmasin. The Kalimantan Social Studies Journal.
2(1): 31-38.
Rahmadani, W., Harahap, F., & Gultom, T. (2017). Analisis Faktor Kesulitan Belajar
Biologi Siswa Materi Bioteknologi di SMA Negeri Se-Kota Medan. Jurnal
Pendidikan Biologi, 6 (2), 279–285.
Sari, M. (2013). Problematika Pembelajran Sains Ditinjau dari Aspek Guru. AlTalim
Journal, 20 (1), 346-356.
13