Anda di halaman 1dari 2

SURAT PERJANJIAN BERSAMA

WAPELHI LOBAR DAN PLN WILAYAH NUSA TENGGARA BARAT

“STANDAR TEKNIS PELAKSANAAN BONGKAR MUAT DAN TRANSPORTASI BATUBARA”


Dasar Hukum :

- Undang – Undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
- Undang – Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
- Undang – Undang No 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara;
- Undang – undang No 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;
- Peraturan Pemerintah No 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhan;
- Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 2012 tentang Ijin Lingkungan;
- Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 08 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian dan
pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup serta Penerbitan Ijin Lingkungan;
- Peraturan Menteri No 5 Tahun 2012 tentang Kegiatan Wajib Amdal; Peraturan Pemerintah No
27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai dampak Lingkungan Hidup (Amdal);
- Undang – Undang No 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan;
- Undang – Undang No 06 Tahun 2014 tentang Desa;
- Undang – Undang No 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan;
Point – point yang harus dilaksanakan :
a. Penggunaan angkutan batubara yang memenuhi syarat dan dinyatakan laik operasi
sesuai standar ketentuan angkutan umum yang dikeluarkan oleh dinas terkait (Dinas
Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya);
b. Angkutan Batubara dan Pengemudi wajib memiliki kelengkapan surat-surat kendaraan
angkutan umum / plat kuning (sesuai dengan KIR dan STNK) dan wajib memiliki Surat
Ijin Mengemudi dengan klasifikasi SIM B1 Umum;
c. Pengemudi mematuhi rambu-rambu lalu lintas dan batasan kecepatan yang telah diatur
oleh pihak terkait (Kepolisian dan DLLAJR) dan masyarakat setempat yang telah
dipasang di sepanjang jalan / rute angkutan batubara dari Pelabuhan Lembar sampai
dengan PLTU Jeranjang;
d. Petugas DLLAJR dan Satlantas Polres Lombok Barat wajib melaksanakan razia rutin
setiap hari saat pelaksanaan bongkar muat batubara;
e. Dinas Badan Lingkungan Hidup Lombok Barat wajib berperan aktif dalam pelaksanaan
pemantauan pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan bongkar muat
batubara;
f. Angkutan batubara diwajibkan memasang “seal/perapat” yang terbuat dari busa tipis
dan sejenisnya dan dipasang pada sekeliling bak truk bagian belakang untuk
menghindari batubara tumpah ke jalan;
g. Angkutan batubara wajib memasang terpal penutup yang dipasang menutupi seluruh
permukaan batubara dan terpal plastik dalam kondisi baik/layak dan dipasang dan
diikat secara rapi, tidak beterbangan;
h. Batubara yang tumpah harus dibersihkan dengan menggunakan mobil vacuum, atau
mempekerjakan masyarakat sekitar (tiap dusun yang dilewati) dengan kebutuhan
petugas jasa pembersihan yang proporsional sesuai dengan kebutuhan, dan petugas
kebersihan masing – masing dusun mempunyai tanggung jawab di dusun mereka
sendiri;
i. Tidak dibenarkan untuk menyiram debu batubara yang tumpah dengan air (mobil
tangki) karena akan berakibat mencemari lingkungan dan melanggar Undang – Undang
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
j. Wajib memberikan dana kompensasi kepada setiap dusun dan desa setempat sebagai
ganti rugi atas gangguan kenyamanan dan pencemaran lingkungan yang ditimbulkan
akibat proses pengangkutan batubara tersebut sebesar Rp. 5,000,000,- (lima juta
rupiah) per dusun untuk setiap kali bongkar muat batubara dan pelaksanaannya akan
dibagikan serentak diwakili oleh Kepala Dusun – Kepala Dusun yang dilalui oleh
angkutan batubara tersebut dan disaksikan oleh pejabat pemerintahan terkait dan
Wapelhi Lobar;
k. Wajib bertanggung jawab terhadap kerusakan jalan yang ditimbulkan akibat
transportasi bongkar muat batubara dengan melakukan perbaikan seperti semula dan
dilaksanakan sesegera mungkin;
l. Wajib bertanggung jawab terhadap kecelakaan atas pengguna jalan yang diakibatkan
oleh armada angkutan batubara dan tumpahan batubara;
m. Wajib melakukan penyiraman secara rutin dengan Key Performance Indicator (KPI)
adalah jalan selalu basah dan lembab pada area jalan masuk PLTU dari kantor Desa
SURAT PERJANJIAN BERSAMA
WAPELHI LOBAR DAN PLN WILAYAH NUSA TENGGARA BARAT

Taman Ayu sampai dengan PLTU Jeranjang agar tidak mengganggu pertumbuhan
tanaman padi milik masyarakat;
n. Apabila dalam pelaksanaannya dikemudian hari ditemukan bahwa pihak PLTU Jeranjang
melanggar ketentuan dari point (m) tersebut di atas maka pihak PLTU Jeranjang wajib
bertanggung jawab sepenuhnya untuk mengganti seluruh kerugian dari hasil pertanian
milik masyarakat yang gagal panen yang diakibatkan oleh terganggunya proses asimilasi
tanaman padi oleh debu batubara;
o. Apabila pihak PLTU Jeranjang melanggar ketentuan dari kesepakatan yang telah dibuat
dan disaksikan oleh berbagai pihak yang hadir dalam rapat sesuai dengan yang telah
ditandatangani bersama, kami Wapelhi Lobar akan menggugat PLTU Jeranjang sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Wapelhi Lobar PLN Wilayah NTB


Ketua, General Manager,

Agus Suherman ………………………….

Saksi-saksi :

1. Bupati Lobar / Pejabat yang Mewakili ..................... 1. Kepala BLH Lobar / Pejabat .....................
yang Mewakili

2. Ketua DPRD Lobar / Pejabat yang Mewakili ..................... 2. Kepala DKP Lobar/ Pejabat .....................
yang Mewakili

3. Camat Gerung / Peajabat yang Mewakili ..................... 3. KESBANGLINMASPOL Lobar / .....................


Pejabat yang Mewakili

4. Kasat Pol PP Lobar / Pejabat yang Mewakili ..................... 4. BPBD Lobar / Pejabat yang .....................
Mewakili

5. Kapolres Lobar / Pejabat yang Mewakili ..................... 5. BAPEDA Lobar / Pejabat yang .....................
Mewakili

6. Kapolsek Gerung / Pejabat yang Mewakili ..................... 6. Kepala Desa Taman Ayu / .....................
Pejabat yang Mewakili

Anda mungkin juga menyukai