Anda di halaman 1dari 3

Nama : Panesa Selvia

Kelas : 2053B
Nim : 2020503063

A. Pemberhentian
Istilah pemberhentian dan pensiun pegawai sering dimaknai memiliki arti sama, padahal
sesungguhnya berbeda. Persamaan secara umum dari kedua istilah tersebut adalah bahwa
keduanya bermakna pemutusan hubungan kerja yang terjadi karena suatu sebab tertentu dan
mendapatkan ganti rugi.

Pemberhentian dalam manajemen PNS tidak semata-mata pemutusan hubungan kerja, namun
ada hal lain yang menyebabkan pegawai yang diberhentikan mendapatkan hak yang berbeda
dari karyawan perusahaan. Dilihat dari cara pemberhentian, ada dua macam pemberhentian
PNS, yaitu pemberhentian dengan hormat dan tidak dengan hormat.

B. Alasan Alasan Pemberhentian


beberapa alasan perusahaan melakukan PHK berikut.

1. Karyawan melakukan kesalahan berat 


Dalam Pasal 158 UU Ketenagakerjaan disebutkan bahwa perusahan bisa melakukan
PHK jika karyawan terbukti melakukan kesalahan berat seperti: 

 melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja


 melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan/atau uang milik
perusahaan 
 Mabuk, minuman keras, memakai dan/atau mengedarkan narkoba dan zat
adiktif lain di lingkungan kerja
 Memberi keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan
perusahaan
 Membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan prbuatan yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan 
 Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya
dirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara
 Menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengupload teman sekerja atau
pengusaha di lingkungan kerja
 Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya
barang milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan 
 melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam pidana
penjara 5 tahun atau lebih

Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan atas alasan wajib disertai bukti yang kuat.
2. Karyawan melanggar perjanjian kerja 
Alasan perusahaan melakukan PHK lainnya yang diakui dalam UU Ketenagakerjaan
adalah bila karyawan melakukan pelanggaran terhadap ketentuan yang telah diatur
dalam perjanjian kerja.

3. Karyawan kami diri 


Pemutusan hubungan juga dapat dilakukan perusahaan bila ingin membuat diri atas
kemauan sendiri. 

4. Karyawan meninggal dunia 


Pemutusan hubungan kerja juga otomatis terjadi bila karyawan meninggal
dunia. Dalam kasus ini, maka uang pesangon nantinya akan diberikan pada ahli waris.

5. Karyawan memasuki usia pensiun 


Perusahaan juga dapat melakukan pemutusan hubungan kerja dengan karyawan karena
alasan karyawan memasuki usia pensiun.
 6. Karyawan mangkir 
Perusahaan juga dapat melakukan pemutusan hubungan kerja pada karyawan bila
terbukti telah mangkir selama lima hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa keterangan
tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah, dan mendapat teguran dari perusahaan
sebanyak dua kali

7. Perubahan status perusahaan


Alasan perusahaan dapat melakukan pemutusan hubungan kerja pada karyawan adalah
bila perusahaan mengalami perubahan status, penggabungan, peleburan atau perubahan
kepemilikan perusahaan. 

8. Perusahaan tutup 
UU Ketenagakerjaan menjelaskan bahwa perusahaan dapat melakukan PHK terhadap
karyawan bila perusahaan tersebut tutup karena alasan kerugian terus menerus selama
dua tahun, keadaan paksa (f orce majeur ), atau karena alasan efisiensi. 

9. Perusahaan bangkrut
Alasan perusahaan lain dapat melakukan PHK terhadap karyawan yang dijelaskan
dalam Undang-Undang adalah bila perusahaan pailit.
C. Proses Pemberhentian
Pemberhentian karyawan hendaknya berdasarkan peraturan dan perundang-undangan
yang ada agar tidak menimbulkan masalah. Seyogianya pemberhentian dilakukan dengan
yang sebaik-baiknya, tetap terjalin hubungan informal yang baik antara perusahaan dengan
mantan karyawan. Hal diatas pada dasarnya menjadi keinginan kedua belah pihak. Akan
tetapi, tidak dapat diingkari sering terjadi pemberhentian dengan pemecatan, karena konflik
yang tidak dapt diatasi lagi. Pemecatan karyawan harus didasarkan kepada peraturan dan
perundang-undangan karena setiap karyawan mendapat perlindungan hukum sesuai dengan
statusnya. Proses pemecatan karyawan harus menurut prosedur sebagai berikut.
1.         Musyawarah karyawan dengan pimpinan perusahaan
2.         Musyawarah pimpinan serikat buruh dengan pimpinan perusahaan
3.         Musyawarah pimpinan serikat buruh, pimpinan perusahaan, dan P4D
4.         Musyawarah pimpinan serikat buruh, pimpinan perusahaan, P4P
5.         Pemutusan berdasarkan Keputusan Pengadilan Negeri.
Prosedur ini tidak perlu dilakukan semuanya, jika pada tahap tertentu telah dapat
diselesaikan dengan baik. Tetapi jika tidak terselesaikan, penyelesaiannya hanya
dengan  keputusan pengadilan negeri.

Anda mungkin juga menyukai