Kelas : 2053B
Nim : 2020503063
A. Pemberhentian
Istilah pemberhentian dan pensiun pegawai sering dimaknai memiliki arti sama, padahal
sesungguhnya berbeda. Persamaan secara umum dari kedua istilah tersebut adalah bahwa
keduanya bermakna pemutusan hubungan kerja yang terjadi karena suatu sebab tertentu dan
mendapatkan ganti rugi.
Pemberhentian dalam manajemen PNS tidak semata-mata pemutusan hubungan kerja, namun
ada hal lain yang menyebabkan pegawai yang diberhentikan mendapatkan hak yang berbeda
dari karyawan perusahaan. Dilihat dari cara pemberhentian, ada dua macam pemberhentian
PNS, yaitu pemberhentian dengan hormat dan tidak dengan hormat.
Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan atas alasan wajib disertai bukti yang kuat.
2. Karyawan melanggar perjanjian kerja
Alasan perusahaan melakukan PHK lainnya yang diakui dalam UU Ketenagakerjaan
adalah bila karyawan melakukan pelanggaran terhadap ketentuan yang telah diatur
dalam perjanjian kerja.
8. Perusahaan tutup
UU Ketenagakerjaan menjelaskan bahwa perusahaan dapat melakukan PHK terhadap
karyawan bila perusahaan tersebut tutup karena alasan kerugian terus menerus selama
dua tahun, keadaan paksa (f orce majeur ), atau karena alasan efisiensi.
9. Perusahaan bangkrut
Alasan perusahaan lain dapat melakukan PHK terhadap karyawan yang dijelaskan
dalam Undang-Undang adalah bila perusahaan pailit.
C. Proses Pemberhentian
Pemberhentian karyawan hendaknya berdasarkan peraturan dan perundang-undangan
yang ada agar tidak menimbulkan masalah. Seyogianya pemberhentian dilakukan dengan
yang sebaik-baiknya, tetap terjalin hubungan informal yang baik antara perusahaan dengan
mantan karyawan. Hal diatas pada dasarnya menjadi keinginan kedua belah pihak. Akan
tetapi, tidak dapat diingkari sering terjadi pemberhentian dengan pemecatan, karena konflik
yang tidak dapt diatasi lagi. Pemecatan karyawan harus didasarkan kepada peraturan dan
perundang-undangan karena setiap karyawan mendapat perlindungan hukum sesuai dengan
statusnya. Proses pemecatan karyawan harus menurut prosedur sebagai berikut.
1. Musyawarah karyawan dengan pimpinan perusahaan
2. Musyawarah pimpinan serikat buruh dengan pimpinan perusahaan
3. Musyawarah pimpinan serikat buruh, pimpinan perusahaan, dan P4D
4. Musyawarah pimpinan serikat buruh, pimpinan perusahaan, P4P
5. Pemutusan berdasarkan Keputusan Pengadilan Negeri.
Prosedur ini tidak perlu dilakukan semuanya, jika pada tahap tertentu telah dapat
diselesaikan dengan baik. Tetapi jika tidak terselesaikan, penyelesaiannya hanya
dengan keputusan pengadilan negeri.