Anda di halaman 1dari 11

MODUL

COACHING

COACHING
SEBAGAI TEKNIK UNTUK
MENGEMBANGKAN
POTENSI ORANG LAIN

SEKOLAH LITERASI INDONESIA


LEMBAGA PENGEMBANGAN INSANI – DOMPET DHUAFA
Modul Coaching Hal 0

2022
A. LATAR BELAKANG
Sebaik-baik manusia adalah mereka yang senantiasa berkembang dari
waktu ke waktu. Pengembangan diri memang merupakan sesuatu yang perlu
dilakukan secara kontinu agar manusia mampu meningkatkan kompetensi dan
kinerja lebih baik dari waktu ke waktu, sehingga dapat berkontribusi dengan
optimal di lingkungannya, baik lingkungan kerja, komunitas, maupun masyarakat.

Namun demikian, tidak semua orang mampu secara mandiri


mengembangkan dirinya. Bahkan yang lebih sering terjadi adalah ia tidak
mengetahui apa potensi dirinya atau apa yang perlu dikembangkan dari dirinya.
Akibatnya orang cenderung kurang percaya diri, menganggap dirinya penuh
masalah, dan merasa tidak mampu melampaui dirinya yang sekarang. Oleh
karena itu, dibutuhkan peran orang lain yang dapat membantu seseorang
mengembangkan potensinya.

Banyak pendekatan yang bisa dilakukan untuk membantu orang


mengembangkan potensinya. Dalam modul ini kita akan mendalami salah satu
pendekatan tersebut; coaching. Di modul ini akan dibahas konsep tentang
coaching, perbedaan coaching dengan pendekatan-pendekatan yang lain,
keterampilan dasar coaching, dan model coaching.

B. KONSEP COACHING

1. Pengertian Coaching

“Coach” berasal dari bahasa Hongaria “kocsi” yang artinya kendaraan


pengangkut. Maka di banyak negara Eropa, kendaraan pengangkut entah kereta
api atau bus disebut sebagai “coach”. Fungsi kendaraan pengangkut adalah
memindahkan seseorang atau sekelompok orang dari satu titik ke titik yang lain.

Modul Coaching Hal 1


Dari pengertian sederhana tersebut, coaching dapat dipahami sebagai sarana
untuk memindahkan coachee (orang yang di-coaching) dari satu situasi ke situasi
baru yang lebih baik.

Menurut ICF (International Coach Federation), coaching adalah bentuk kemitraan


yang terbangun antara coach dan coachee, untuk memaksimalkan potensi pribadi
dan profesional coachee melalui proses kreatif guna menstimulasi dan
mengeksplorasi pikiran agar dapat memaksimalkan potensi personal serta
profesional.

Merujuk pada istilah kemitraan tersebut, maka ada unsur kesetaraan


antara coach dengan coachee. Coach dan coachee berada dalam posisi duduk
sama rendah dan berdiri sama tinggi. Dalam konteks kemitraan itu pula, proses
yang terjadi di dalam coaching adalah proses dialog, komunikasi dua arah, dan
saling memahami satu sama lain dalam suasana yang produktif.

Coach membantu coachee supaya coachee lebih memahami dirinya sendiri, baik
memahami hal-hal yang diinginkan maupun kekuatan-kekuatan yang dimiliki.

2. Proses Coaching yang Efektif

Coaching merupakan seni memberdayakan seseorang sehingga orang tersebut


dapat mengalami proses pembelajaran, pertumbuhan pribadi, dan perbaikan
kinerja. Sesi coaching bukanlah sesi curhat atau ngobrol tidak jelas, melainkan
sesi yang berfokus pada proses pembelajaran. Dari proses pembelajaran
itulah, coachee akan mengalami pertumbuhan pribadi, dan pada akhirnya
perbaikan kinerja.

Analogi yang paling sederhana dalam hal ini adalah dunia olahraga. Kita ambil
saja di dunia sepak bola. Barcelona, Manchester United atau Real Madrid, atau
klub sepak bola besar yang berisikan pemain-pemain hebat sekalipun, tetap
menjalani proses coaching. Mereka melakukan coaching tidak hanya di saat
sedang menjalani kompetisi dengan persaingan ketat, melainkan juga dalam
keseharian mereka. Coaching menjadi bagian tak terpisahkan dalam aktivitas

Modul Coaching Hal 2


mereka. Pemain sekelas Lionel Messi atau Christiano Ronaldo sekalipun masih
membutuhkan seorang coach dalam aktivitasnya.

Di sisi lain, di perusahaan masih banyak orang yang berpandangan yang perlu di-
coaching adalah orang-orang yang ‘bermasalah’, entah karena produktivitasnya
rendah, sikapnya buruk, atau hal lainnya. Padahal idealnya, coaching justru
dijalankan untuk setiap karyawan, secara rutin dan berkesinambungan.
Coaching bukan untuk orang-orang bermasalah saja tetapi justru untuk orang-
orang yang ingin memperbaiki kinerjanya lebih baik lagi.

3. Perbedaan Coaching dengan Pendekatan Lainnya

Pendekatan coaching banyak disalah artikan atau disamakan dengan pendekatan


pengembangan SDM yang lain di antaranya training, mentoring, consulting atau
counseling. Sekarang yuk kita bahas beberapa perbedaan antara coaching dengan
beberapa pendekatan SDM berikut ini:

Training
Adalah proses memberikan informasi, mengajarkan pengetahuan dan
keterampilan, sehingga seseorang yang belum memiliki pengetahuan dan
keterampilan tersebut bisa mendapatkan sebuah pengetahuan dan keterampilan
yang bisa dia pakai di dalam peran dan fungsinya dengan cara diajarkan. Dalam
Training ini dengan mengajarkan ini artinya yang nanti akan berperan dominan
adalah si trainernya.

Mentoring
setelah diberikan training biasanya ketika akan mengaplikasikan hasil
pelatihannya maka seseorang membutuhkan seorang mentor untuk membantu,
memandu, mengajarkan cara melakukannya seperti apa, memberikan contoh
bahkan juga membagi pengalaman dan wisdom-wisdom yang dimiliki dari
pengalaman sebelumnya. Mentoring ini juga sama dengan training bahwa yang
dominan adalah si mentornya. Dalam mentoring, si mentor wajib ahli dan juga
wajib untuk memiliki pengalaman di bidang yang dia mentorkan.

Consulting

Modul Coaching Hal 3


Adalah proses memberikan sebuah solusi atau memberikan saran. Contohnya
kalau Anda memiliki tim, lalu dia datang dengan sebuah isu/sebuah masalah, lalu
sebagai konsultan Anda akan memberikan saran, memberikan solusi, atau
memberikan cara bagaimana keluar dari permasalahan tersebut.

Untuk menjadi konsultan juga memerlukan sebuah keahlian dan keterampilan


dalam memberikan solusi dan ide-idenya. Pada pendekatan consulting ini yang
paling berperan adalah konsultannya karena si konsultan lah yang memberikan
jawaban ide-ide dan solusi dari situasi atau masalah yang dihadapi kliennya.

Counseling
Seorang konselor membantu menyembuhkan sebuah isu emosi atau kejiwaan
dimana banyak healing process di dalamnya. Biasanya konseling ini bicara tentang
masa lalu, bagaimana dia mempersiapkan seseorang dari masa lalunya untuk ke
masa sekarang ini. Artinya disini bisa saja melibatkan perasaan, emosi atau isu-
isu masa lalu yang masih dibawa sampai masa kini dan perlu untuk disembuhkan
dan perlu untuk dinetralisir, sehingga mampu untuk menuju ke masa depannya.

Dalam konseling yang kita lihat akan lumayan banyak dominan adalah
konselornya walaupun di dalam konseling ini akan banyak juga hal-hal yang
sifatnya mendengarkan dan menggali pertanyaan, namun umumnya bertanya
dan menggalinya ke masa lalu.

Coaching
Kalau training, mentoring, consulting, dan konseling yang dominan adalah si
trainernya, si mentor, si konsultan atau si konselornya maka dalam coaching yang
akan dominan adalah si coacheenya atau si kliennya.

Apa yang membuat coaching itu yang dominan adalah si kliennya? Karena dalam
proses coaching akan banyak penggalian pertanyaan atau eksplorasi di mana si
coachee diajak untuk mengenali isu-isu yang terjadi dalam dirinya dalam
situasinya, mengenali situasi yang dia hadapi sekarang dan menggali kesadaran
dari dalam dirinya untuk melihat apa yang bisa dikelola, apa potensi yang dimiliki
dan apa kekuatan yang dimiliki untuk dia mencapai tujuannya, sehingga terjadilah
sebuah proses kesadaran diri yang mendorong sebuah aksi dan sebuah
akuntabilitas komitmen, untuk dia mencapainya.

Modul Coaching Hal 4


C. KETERAMPILAN DASAR COACHING
Berikut adalah keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang coach agar
proses coaching bisa berjalan efektif dan optimal.

1. Active Listening (Mendengarkan Aktif)

Mendengarkan aktif adalah kemampuan untuk fokus pada apa yang dikatakan
oleh lawan bicara dan memahami keseluruhan makna yang tidak terucapkan.

Mendengarkan aktif adalah aktivitas yang tidak mudah dilakukan dikarenakan


sebagian besar orang akan lebih senang berbicara dari pada mendengarkan. Ada
beberapa faktor mengapa seseorang tidak mampu mendengarkan secara aktif,
di antaranya adalah:

• Asumsi - sudah mempunyai anggapan tertentu tentang suatu situasi;


• Judgment/Melabel - memberi label pada seseorang dalam situasi tertentu;
• Asosiasi - mengaitkan dengan pengalaman pribadi.

Strategi untuk bisa mendengarkan aktif:

a. Hadir Secara Penuh


Untuk bisa mendengarkan aktif seorang coach harus hadir secara utuh dan
penuh. Bukan hanya raganya, tetapi juga perhatiannya. Untuk itu, saat
melakukan coaching hendaknya seoarang coach melupakan sejenak
urusan/aktivitas yang lain, termasuk tidak menggunakan handpone selama
proses coaching.
b. Temukan Kata Kunci
Dalam proses coaching, biasanya coachee akan menyampaikan banyak hal,
maka penting bagi coach untuk menemukan kata kunci dari apa yang
disampaikan oleh coachee. Kata kunci ini penting sebagai tanda bahwa coach
mendengar apa yang disampaikan oleh coachee dan sebagai pijakan untuk
melangkah ke proses selanjutnya.

Modul Coaching Hal 5


c. Konfirmasi Kata Kunci.
Setelah coach menemukan kata kunci, jangan buru-buru untuk melangkah
ke proses selanjutnya. Sebaiknya lakukan konfirmasi apakah kata kunci yang
kita dapatkan memang sudah sesuai dengan apa yang dimaksud oleh
coachee.

2. Powerfull Question

Keterampilan powerfull questioning adalah keterampilan bertanya yang


mendorong seseorang untuk mengeksplorasi temuan-temuan dan hubungan di
antaranya yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Pertanyaan yang
powerfull adalah kekuatan dalam proses coaching.

Pertanyaan yang powerfull setidaknya memiliki kriteria sebagai berikut:

• Pertanyaan lahir dari proses mendengarkan;


• Berbentuk pertanyaan terbuka, bukan tertutup;
• Membuat coachee merenung, menggali, mengingat, mengaitkan, dan
bergerak maju;
• Diajukan pada saat yang tepat.

Langkah-langkah dalam membuat/menyampaikan pertanyaan yang powerfull:

a. Netral

Pertanyaan yang netral adalah pertanyaan yang tidak menghakimi/menilai


dari perpspektif coach (non-judgment). Contoh:
• Apakah Anda termasuk orang yang tidak bisa mengatur waktu dengan
baik? (judgement)
• Bagaimana Anda mengatur waktu selama ini? (non-judgment)

b. Pertanyaan Terbuka
Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang mampu mendorong seseorang
untuk mengeksplorasi jawaban lebih mendalam, sedangkan pertanyaan
tertutup adalah pertanyaan yang arah jawabannya terbatas pada jawaban
ya/tidak, ada/tidak, sudah/belum, dan sebagainya.

Modul Coaching Hal 6


Contoh:
• Ada tidak ya cara agar anda bisa mengatur waktu dengan baik? (tertutup)
• Bagaimana agar Anda bisa mengatur waktu dengan lebih baik lagi?
(terbuka)

c. Bergerak Maju
Pertanyaan yang powerfull adalah pertanyaan yang mampu mendorong
seseorang untuk memikirkan apa yang bisa dilakukan ke depan (bergerak
maju). Contoh:
• Kenapa Anda tidak bisa mengatur waktu dengan baik? (tidak bergerak
maju)
• Bagaimana strategi Anda agar mampu mengatur waktu dengan baik?
(bergerak maju)

D. MODEL PERCAKAPAN COACHING


Ada beberapa model coaching yang bisa digunakan, dua di antaranya adalah
GROW, dan TIRTA. Berikut penjelasannya:

1. Model GROW

Sumber gambar: https://slidebazaar.com

Modul Coaching Hal 7


Penjelasan Coaching Model GROW

G = Goal.
Tahap coach membantu coachee memperjelas tujuan yang ingin dicapainya.

R = Reality.
Dalam tahap ini Coach membantu coachee untuk menyadari kondisinya sekarang
dan ‘posisinya’ saat ini. Di sini, coachee dibantu untuk melihat gap atau jarak
yang ada secara nyata, dan memisahkan goal dan tujuannya dengan realita
kondisi.

O = Options.
Tahap solutif yang akan membuat ide, menghasilkan pilihan, dan memberikan
alternatif- alternatif solusi atau langkah yang bisa menjadi solusi untuk tantangan
yang ada, dalam mencapai tujuan.

W = Will.
Dalam tahap ‘will’ atau yang biasa disebut juga ‘willingness to act’, atau kadang-
kadang ‘way forward’, coachee akan dibimbing untuk menemukan dan membuat
komitmen langkah atau rencana nyata untuk mewujudkan pilihan yang sudah
diambilnya.

2. Model TIRTA

Modul Coaching Hal 8


Penjelasan Coaching Model TIRTA

T = Tujuan
Ada 2 Pertanyaan yang harus diajukan:
• Pertanyaan tentang Agenda:
- Apa yang topik/agenda percakapan kita kali ini?
● Pertanyaan tentang hasil:
- Apa yang ingin Bapak/Ibu dapatkan dari percakapan ini?

I = Identifikasi
Ini adalah tahap saat coach membantu coachee melihat/mengidentifikasi apa
saja yang sebetulnya ada di dalam situasinya saat ini, mencakup fakta yang kasat
mata dan tak kasat mata (perasaan, keinginan, dorongan). Tujuan tahap ini
adalah memperjelas, menggali dan memetakan situasi.
Contoh Pertanyaan:
- Situasinya sekarang seperti apa?
- Apa yang mempengaruhi hal itu?
- Situasi yang diinginkan seperti apa?
- Apa yang bisa membuat itu terwujud?

R = Rencana Aksi
Tahap ini adalah tahap mengeksplorasi gagasan/kemungkinan dan rencana. Jika
coachee sudah bisa melihat situasi dengan cara baru (tahap I) biasanya ia sudah
siap diajak mengeksplorasi gagasan atau alternatif baru. Dari tahap ini bisa
keluar 1-3 gagasan, tidak perlu terlalu banyak, yang penting setiap gagasan
harus dibuat spesifik dan detail. Di tahap ini, coach boleh brainstorming atau
berbagi pengalaman jika diminta.

Contoh pertanyaan:

- Ada gagasan apa untuk ……?


- Apa yang harus disiapkan untuk itu?
- Apa yang bisa memastikan hal itu berjalan?
- Apa kriteria………. Yang diinginkan?
- Apa lagi?

Modul Coaching Hal 9


TA = Tanggung Jawab
Di tahap ini, tugas coach adalah mengukuhkan komitmen coachee dan meminta
coachee membangun struktur akuntabilitasnya. Minta coachee menyimpulkan,
jangan coachnya. Coach mungkin perlu mencatat komitmen dalam bentuk aksi.

Contoh pertanyaan:

- Jadi apa yang akan dilakukan setelah sesi ini dari alternatif-alternatif tadi?
- Kapan? Siapa yang perlu dihubungi?
- Bagaimana Bapak/Ibu memastikan ini bisa berjalan?
- Siapa yang perlu dimintai dukungan?

Contoh pertanyaan penutup:

- Apa yang bisa disimpulkan dari sesi ini?


- Apa yang menjadi insight dari sesi ini?

Referensi:
https://transforma.id
https://www.mitologiinspira.com
Modul Sekolah Penggerak Kemdikbudristek

Modul Coaching Hal 10

Anda mungkin juga menyukai