COACHING
COACHING
SEBAGAI TEKNIK UNTUK
MENGEMBANGKAN
POTENSI ORANG LAIN
2022
A. LATAR BELAKANG
Sebaik-baik manusia adalah mereka yang senantiasa berkembang dari
waktu ke waktu. Pengembangan diri memang merupakan sesuatu yang perlu
dilakukan secara kontinu agar manusia mampu meningkatkan kompetensi dan
kinerja lebih baik dari waktu ke waktu, sehingga dapat berkontribusi dengan
optimal di lingkungannya, baik lingkungan kerja, komunitas, maupun masyarakat.
B. KONSEP COACHING
1. Pengertian Coaching
Coach membantu coachee supaya coachee lebih memahami dirinya sendiri, baik
memahami hal-hal yang diinginkan maupun kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
Analogi yang paling sederhana dalam hal ini adalah dunia olahraga. Kita ambil
saja di dunia sepak bola. Barcelona, Manchester United atau Real Madrid, atau
klub sepak bola besar yang berisikan pemain-pemain hebat sekalipun, tetap
menjalani proses coaching. Mereka melakukan coaching tidak hanya di saat
sedang menjalani kompetisi dengan persaingan ketat, melainkan juga dalam
keseharian mereka. Coaching menjadi bagian tak terpisahkan dalam aktivitas
Di sisi lain, di perusahaan masih banyak orang yang berpandangan yang perlu di-
coaching adalah orang-orang yang ‘bermasalah’, entah karena produktivitasnya
rendah, sikapnya buruk, atau hal lainnya. Padahal idealnya, coaching justru
dijalankan untuk setiap karyawan, secara rutin dan berkesinambungan.
Coaching bukan untuk orang-orang bermasalah saja tetapi justru untuk orang-
orang yang ingin memperbaiki kinerjanya lebih baik lagi.
Training
Adalah proses memberikan informasi, mengajarkan pengetahuan dan
keterampilan, sehingga seseorang yang belum memiliki pengetahuan dan
keterampilan tersebut bisa mendapatkan sebuah pengetahuan dan keterampilan
yang bisa dia pakai di dalam peran dan fungsinya dengan cara diajarkan. Dalam
Training ini dengan mengajarkan ini artinya yang nanti akan berperan dominan
adalah si trainernya.
Mentoring
setelah diberikan training biasanya ketika akan mengaplikasikan hasil
pelatihannya maka seseorang membutuhkan seorang mentor untuk membantu,
memandu, mengajarkan cara melakukannya seperti apa, memberikan contoh
bahkan juga membagi pengalaman dan wisdom-wisdom yang dimiliki dari
pengalaman sebelumnya. Mentoring ini juga sama dengan training bahwa yang
dominan adalah si mentornya. Dalam mentoring, si mentor wajib ahli dan juga
wajib untuk memiliki pengalaman di bidang yang dia mentorkan.
Consulting
Counseling
Seorang konselor membantu menyembuhkan sebuah isu emosi atau kejiwaan
dimana banyak healing process di dalamnya. Biasanya konseling ini bicara tentang
masa lalu, bagaimana dia mempersiapkan seseorang dari masa lalunya untuk ke
masa sekarang ini. Artinya disini bisa saja melibatkan perasaan, emosi atau isu-
isu masa lalu yang masih dibawa sampai masa kini dan perlu untuk disembuhkan
dan perlu untuk dinetralisir, sehingga mampu untuk menuju ke masa depannya.
Dalam konseling yang kita lihat akan lumayan banyak dominan adalah
konselornya walaupun di dalam konseling ini akan banyak juga hal-hal yang
sifatnya mendengarkan dan menggali pertanyaan, namun umumnya bertanya
dan menggalinya ke masa lalu.
Coaching
Kalau training, mentoring, consulting, dan konseling yang dominan adalah si
trainernya, si mentor, si konsultan atau si konselornya maka dalam coaching yang
akan dominan adalah si coacheenya atau si kliennya.
Apa yang membuat coaching itu yang dominan adalah si kliennya? Karena dalam
proses coaching akan banyak penggalian pertanyaan atau eksplorasi di mana si
coachee diajak untuk mengenali isu-isu yang terjadi dalam dirinya dalam
situasinya, mengenali situasi yang dia hadapi sekarang dan menggali kesadaran
dari dalam dirinya untuk melihat apa yang bisa dikelola, apa potensi yang dimiliki
dan apa kekuatan yang dimiliki untuk dia mencapai tujuannya, sehingga terjadilah
sebuah proses kesadaran diri yang mendorong sebuah aksi dan sebuah
akuntabilitas komitmen, untuk dia mencapainya.
Mendengarkan aktif adalah kemampuan untuk fokus pada apa yang dikatakan
oleh lawan bicara dan memahami keseluruhan makna yang tidak terucapkan.
2. Powerfull Question
a. Netral
b. Pertanyaan Terbuka
Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang mampu mendorong seseorang
untuk mengeksplorasi jawaban lebih mendalam, sedangkan pertanyaan
tertutup adalah pertanyaan yang arah jawabannya terbatas pada jawaban
ya/tidak, ada/tidak, sudah/belum, dan sebagainya.
c. Bergerak Maju
Pertanyaan yang powerfull adalah pertanyaan yang mampu mendorong
seseorang untuk memikirkan apa yang bisa dilakukan ke depan (bergerak
maju). Contoh:
• Kenapa Anda tidak bisa mengatur waktu dengan baik? (tidak bergerak
maju)
• Bagaimana strategi Anda agar mampu mengatur waktu dengan baik?
(bergerak maju)
1. Model GROW
G = Goal.
Tahap coach membantu coachee memperjelas tujuan yang ingin dicapainya.
R = Reality.
Dalam tahap ini Coach membantu coachee untuk menyadari kondisinya sekarang
dan ‘posisinya’ saat ini. Di sini, coachee dibantu untuk melihat gap atau jarak
yang ada secara nyata, dan memisahkan goal dan tujuannya dengan realita
kondisi.
O = Options.
Tahap solutif yang akan membuat ide, menghasilkan pilihan, dan memberikan
alternatif- alternatif solusi atau langkah yang bisa menjadi solusi untuk tantangan
yang ada, dalam mencapai tujuan.
W = Will.
Dalam tahap ‘will’ atau yang biasa disebut juga ‘willingness to act’, atau kadang-
kadang ‘way forward’, coachee akan dibimbing untuk menemukan dan membuat
komitmen langkah atau rencana nyata untuk mewujudkan pilihan yang sudah
diambilnya.
2. Model TIRTA
T = Tujuan
Ada 2 Pertanyaan yang harus diajukan:
• Pertanyaan tentang Agenda:
- Apa yang topik/agenda percakapan kita kali ini?
● Pertanyaan tentang hasil:
- Apa yang ingin Bapak/Ibu dapatkan dari percakapan ini?
I = Identifikasi
Ini adalah tahap saat coach membantu coachee melihat/mengidentifikasi apa
saja yang sebetulnya ada di dalam situasinya saat ini, mencakup fakta yang kasat
mata dan tak kasat mata (perasaan, keinginan, dorongan). Tujuan tahap ini
adalah memperjelas, menggali dan memetakan situasi.
Contoh Pertanyaan:
- Situasinya sekarang seperti apa?
- Apa yang mempengaruhi hal itu?
- Situasi yang diinginkan seperti apa?
- Apa yang bisa membuat itu terwujud?
R = Rencana Aksi
Tahap ini adalah tahap mengeksplorasi gagasan/kemungkinan dan rencana. Jika
coachee sudah bisa melihat situasi dengan cara baru (tahap I) biasanya ia sudah
siap diajak mengeksplorasi gagasan atau alternatif baru. Dari tahap ini bisa
keluar 1-3 gagasan, tidak perlu terlalu banyak, yang penting setiap gagasan
harus dibuat spesifik dan detail. Di tahap ini, coach boleh brainstorming atau
berbagi pengalaman jika diminta.
Contoh pertanyaan:
Contoh pertanyaan:
- Jadi apa yang akan dilakukan setelah sesi ini dari alternatif-alternatif tadi?
- Kapan? Siapa yang perlu dihubungi?
- Bagaimana Bapak/Ibu memastikan ini bisa berjalan?
- Siapa yang perlu dimintai dukungan?
Referensi:
https://transforma.id
https://www.mitologiinspira.com
Modul Sekolah Penggerak Kemdikbudristek