Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS BIAYA OVERHEAD, BIAYA BAHAN BAKU, BIAYA TENAGA KERJA

LANGSUNG TERHADAP HARGA JUAL PRODUK PADA PT. TORABIKA EKA


SEMESTA

Zikri Fardiansyah

4C Akuntansi Syariah, NIM. 503200080

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biaya overhead, biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja terhadap harga jual produk pada PT. Torabika Eka Semesta. Metode yang
digunakan untuk menganalisis data perusahaan tersebut adalah menggunakan metode biaya
overhead, biaya bahan baku, dan biaya tenaga kerja langsung untuk memperoleh informasi
berdasarkan data yang telah ada sebelumnya.Hasil penelitian menunjukan bahwa Pada
PT.Torabika Eka Semesta Besar biaya bahan baku memberikan persentasenya terhadap harga
pokok produksi selama tahun 2014 sebesar 41,09%, Biaya tenaga kerja pada PT. Torabika
Eka Semesta terlihat persentasenya sebesar 14,50%, Biaya Overhead Pabrik pada PT.
Torabika Eka Semesta memberikan persentase terhadap harga pokok produksi sebesar
44,41%. Dan Jumlah rasio (persentase) biaya bersama terhadap harga pokok produksi pada
PT. Torabika Eka Semesta sebesar 13,30%. Penelitian ini menunjukan bahwa perlu adanya
Langkah-langkah dalam Penentuan pembebanan Biaya Overhead Pabrik mulai dari
memahami katagori yang termasuk ke dalam Biaya Overhead Pabrik, Menyusun Anggaran ,
Memilih dasar pembebanan, sehingga perusahaan mengetahui berapa Biaya Overhead Pabrik
yang sudah di serap oleh satuan produk yang di hasilkan sehingga berefek kepada penentuan
Harga Jual Produk yang Tepat sehingga kelangsungan hidup perusahaan bisa dipertahankan.1

Kata Kunci: Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja, Biaya Overhead

1
Carter dan Usry. 2002. Akuntansi Biaya. Edisi ketiga belas. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat
PENDAHULUAN

Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai kegiatan permasalahan


yang dihadapi perusahaan.Hal ini dapat terlihat dari banyaknya transaksi yang terjadi,
perubahan dan permintaan konsumen dan target yang diinginkan pemilik
modal.Permasalahan tersebut diiringi dengan adanya situasi dan kondisi yang semakin
kompetitif.Maka para pengusaha dan manager memperoleh tantangan yang lebih berat yaitu
meningkatkan efektifitas serta efesiensi operasi perusahaan yang dikelola. Peningkatan
efektifitas dan efesiensi tersebut tidak lepas dari bagaimana menejemen perusahaan dapat
merencanakan, mengorganisasikan dan mengawasi jalannya perusahaan. Jadi, untuk
mencapai tujuan tersebut perusahaan memerlukan suatu menejemen dalam mengelola factor
produksi. Sehingga sumber-sumber yang ada didalam maupun diluar perusahaan dapat
dikelola sedemikian rupa untuk memperoleh hasil dan daya guna yang maksimal.2

Kalimat Biaya overhead pabrik (BOP) mungkin sebuah kalimat yang asing bagi
kebanyakan pelaku usaha kecil sehingga perlakuan pembebanan atas biaya tersebut kadang di
abaikan. Padahal biaya tersebut pasti ada di setiap kegiatan usahannya. Pengetahuan akan
pengolongan biaya memang sangat minim, mereka ratarata hanya mengetahui dan paham
bahwa unsur dari biaya produksi hanya Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja saja.,
Sekalipun biaya tersebut ada, mereka menganggapnya sebagai biaya lain-lain, padahal biaya
tersebut itu masuk ke dalam katagori Biaya overhead Pabrik. Sehingga mereka keliru
memperlakukan dan memperhitungan akan biaya tersebut. Pada dasarnya yang di maksud
dengan BOP di perusahaan yang berdasarkan pesanan adalah biaya produksi selain biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung (Mulyadi, 2009:67).

PT Torabika Eka Semesta (anak usaha Grup Mayora) Tbk saat ini sudah menjadi
salah satu produsen kopi terbesar di ASEAN dengan merek Torabika. Jumlah produksi
sebesar 50 juta bungkus per hari, dan sekitar 30-40% dari jumlah produksi tersebut di ekspor
ke lebih dari 90 negara (total ekspor semua produk Mayora). Ini merupakan suatu
keberhasilan besar dan tentunya juga tantangan bagi Mayora untuk terus dapat meningkatkan
kualitas Torabika.

1. Biaya Bahan Baku : Rp 279.600.000/bulan


2
Catur Sasongko dan Safrida Rumondang Parulian, Anggaran : Salemba Empat, Jakarta,
2012, hal. 2
2. Biaya Tenaga kerja Langsung
 Bagian Granding : Rp .75.000/hari = Rp.1.800.000,-
 Bagian Mixing : Rp. 70.000/hari = Rp. 1.680.000,-
 Bagian Packing: Rp. 25.000/hari = Rp. 600.000,- +. Sehingga Total = Rp.
4.080.000,-
3. Biaya Overhead Pabrik :

Tabel 1. Hasil Riset Unsur Biaya Overhead Pabrik Pt.Torabika Eka Semesta

UNSUR BIAYA JUMLAH PEMAKAIAN


Bahan Bakar Gas Rp. 31.200.000
Tenaga Kerja Tidak Langsung : Bagian mesin Rp. 1.680.000
satpam Rp. 1.500.000
Reparasi dan pemeliharaan mesin Rp. 20.000
Penyusutan mesin cetak Rp. 200.000
Listrik dan air Rp. 1.400.000
Pengobatan karyawan Rp. 300.000
Bahan Penolong Rp. 30.000
Bensi untuk antar jemput karyawan Rp. 1.050.000
TOTAL BOP Rp. 37.380.0003

Data kegiatan hasil riset unsur biaya diatas menunjukkan bahwa disetiap bulannya
biaya reparasi dan jam mesin nya selalu berbeda-beda.

Tujuan dari penelitian ini adalah dalam menjalankan usaha harus dilakukan dengan
persiapan yang matang, perusahaan juga harus mampu beradaptasi dengan lingkungan,
apalagi diera globalisasi sekarang perusahaan akan dituntut mampu bekerja dengan efektif,
efisien, ekonomis, dan juga produktif.

METODE

3
Darsono dan Ari Purwanti, Anggaran Perusahaan, Edisi Kedua, Mitra Wacana
Media, Jakarta Tahun 2010
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Torabika Eka Semesta pada bulan juli 2022. Data
yang digunakan adalah data yang telah diberikan oleh perusahaan secara langsung. Dalam
penelitian ini yang menjadi narasumber adalah pemilik dari perusahaan PT. Torabika Eka
Semesta

perhitungan BOP terhadap produk yang dihasilkannya. Untuk itu penulis berusaha
memberikan gambaran pengolongan dan perhitungan pembebanan BOP. Penulis sengaja
menyajikan perhitungan yang sederhana karena obyek penelitian penulis adalah Usaha kecil
dan menengah yang kurang sekali pemahaman tentang BOP sehingga mudah-mudah karya
ini bisa memberikan kontribusi yang positif dan inovatif terhadap kemajuan perusahan
mereka.4

Perhitungan Tarif BOP

a) Satuan Produk
Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan langsung membebankan
BOP kepada produk baban BOP untuk setiap produk dihitung dengan rumus sebagai
berikut:

Taksiran BOP

Taksiran Unit Produk yang dihasilkan

b) Biaya Bahan Baku


Basis alokasi ini dapat digunakan apabila terdapat hubungan antara biaya bahan
langsung dan biaya overhead pabrik

Taksiran BOP

Taksiran Biaya Bahan Langsung

c) Jam Tenaga Kerja Langsung (JTKL)

4
Darsono dan Ari Purwanti, Anggaran Perusahaan, Edisi Kedua, Mitra Wacana
Media, Jakarta Tahun 2010
Oleh karena ada keterkaitan yang sangat erat antara biaya tenaga kerja langsung
dengan jumlah jam kerja langsung, maka BOP di bebankan atas dasar jam tenaga
kerja langsung Dengan rumus sebagai berikut:

Taksiran BOP

Taksiran Jam TKL5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dasar Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Kepada produk Secara ringkas data biaya dan
kegiatan produksi bulan Juni 2015 sebagai berikut :

1. Dengan jumlah BOP sebesar Rp. 37.380.000,- dalam satu bulan


2. Perusahaan mampu memproduksi sebanyak 6500 dus, dengan isi 15 pack ,
3. menggunakan mesin selama 156 jam dan jam tenaga kerja langsung selama 192
jam (8 jam x 24 hari kerja).
4. Karyawan bekerja selama 6 hari selama 8 jam .
5. Tiga variasi rasa torabika yang di hasilkan : vanila, pandan dan gula aren dengan
harga perdus Rp. 50.000.

Maka Perhitungan BOP bisa di lakukan dengan Dasar :

A. Satuan Produk Taksiran BOP Tarif BOP/sat = Taksiran Unit Produk Yang dihasilkan
Rp. 37.380.000
6.5000 = Rp. 5.751

Dari perhitungan di atas bahwa Biaya


Overhead Pabrik yang di serap dalam
satuan produk sebesar Rp. 5.751,-
( Rp. 5.751 x 6.500 = Rp.37.381,500,- perbedaan akibat pembulatan)

B. Biaya Bahan Baku


Taksiran BOP
5
x 100%
Taksiran BBB Produk Yang Dipakai

Rp. 33.380.000
= 0,119
Rp. 279.600.000 X 100% = 11.93%

Dari perhitungan di atas terlihat bahwa


Biaya Overhead Pabrik yang sudah di
serap sebesar 11,93% oleh masing- masing produk yang dihasilkan
(11,93%xRp.279.600.000 = Rp.33.356.280,- (perbedaan akibat pembulatan)

C. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Taksiran BOP= x 100% = %


Taksiran BTKL
Rp. 33.380.000 = 8,2%
Rp.4.080.000
Dari perhitungan di atas terlihat bahwa Biaya Overhead Pabrik yang sudah di serap
sebesar 8,2% oleh masing- masing produk yang dihasilkan (8,2%xRp.4.080.000,-=
Rp.33.456.000,- perbedaan akibat pembulatan)6

6
Darsono dan Ari Purwanti, Anggaran Perusahaan, Edisi Kedua, Mitra Wacana
Media, Jakarta Tahun 2010
KESIMPULAN
Berdasarkan data dari Hasil riset unsur biaya overhead pada PT. Torabika Eka Semesta
untuk perhitungan biaya Overhead ditemukan hasil Rp.5751. Dari hasil perhitungan
menggunakan metode bahan baku adalah 11,93% sedangkan untuk hasil pada biaya tenaga
kerja langsung adalah8,2%, Perusahaan hanya bisa memperoleh laba sebesar Rp.
3.900.000/bulan atau sebesar Rp.162.500/hari. Minim sekali keuntungan yang diperoleh
perusahaan, Keuntungan itu biasanya diperlakukan sebagai Prive pemilik untuk memenuhi
kebutuhan hidup keluarga. Padahal perusahaan harus bisa saving untuk pembelian mesin
cetak baru sebagai antisipasi jika mesin lama benar- benar rusak dan sudah tidak bisa dipakai
lagi, perbaikan gedung pabrik bahkan jika memungkinan untuk Ekspansi (Perluasan usaha).

DAFTAR PUSTAKA
Darsono dan Ari Purwanti, Anggaran Perusahaan, Edisi Kedua, Mitra Wacana Media,
Jakarta Tahun 2010

Catur Sasongko dan Safrida Rumondang Parulian, Anggaran : Salemba Empat,


Jakarta, 2012, hal. 2

Carter dan Usry. 2002. Akuntansi Biaya. Edisi ketiga belas. Buku Satu. Jakarta:
Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai