Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

MOBILISASI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Konsep Dasar Profesi

Profesi Ners

Dosen Pembimbing

Disusun oleh :

Irma Rostikawati

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES RAJAWALI BANDUNG

2022
A. DEFINISI
Aktivitas adalah usaha-usaha yang dikemukakan untuk melaksanakan semua rencana dan
kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan ditetapkan untuk melengkapi segala kebutuhan alat-alat
yang diperlukan, siapa yang akan melaksanakan, ditempat mana pelaksanaannya, kapan waktu
dimulai dan berakhir, dan bagaimana cara yang harus dilaksanakan.
Latihan adalah proses untuk pengembangan penampilan olahraga yang kompleks
dengan memakai isi latihan, metode latihan, tindakan organisasional yang sesuai dengan
tujuan. Latihan juga merupakan aktivitas olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama,
ditingkatkan secara progresif dan individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi psikologis
dan fisiologis manusia untuk mencapai sasaran yang ditentukan
Gangguan aktivitas dan latihan diartikan sebagai suatu aksi energetic atau keadaan
bergerak, kehilangan kemampuan bergerak walaupun pada waktu yang singkat memerlukan
tindakan-tindakan yang tepat baik oleh klien maupun perawat.
B. ETIOLOGI
Penyebab gangguan aktivitas adalah sebagai berikut :
1. Kelainan postur
2. Gangguan perkembangan otot
3. Kerusakan sistem saraf pusat
4. Trauma langsung pada sistem muskulo skeletal dan neuromoscular
5. Kekakuan otot
C. ANATOMI DAN FISIOLOGI
1.Muskulo/ Otot
Otot adalah organ yang memungkinkan tubuh dapat bergerak. Semua sel-sel otot
mempunyai kekhususan yaitu berkontraksi. Terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh
manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh oleh
tendon, dan sebagian kecil ada yang melekat dibawah permukaan kulit.
a.Fungsi Sistem Muskulo
Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tesebut melekat dan
bergerak dalam bagian organ internal tubuh.
-Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka dan mempertahankan
tubuh saaat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi.
c.    Jenis-Jenis Otot

2
1)Otot Rangka
Otot rangka merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka. Serabut otot
sangat panjang, panjangnya sampai 30 cm berbentuk silindris dengan lebar berkisar antara 10
mikron sampai 100 mikron. Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun di bagian
perifer. Kontraksi otot rangka sangat cepat, kuat, sebentar dan cepat lelah.
2)Otot Polos
Merupakan otot tidak berlurik dan involunter. jenis otot ini dapat ditemukan pada
dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada
sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah. otot polos
adalah serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral, berukuran kecil berkisar antara
20 mikron (melapisi pembuluh darah) sampai 0,5 mm pada uterus wanita hamil. kontraksi
otot polos kuat dan lambat.
3)Otot Jantung
otot jantung merupakan otot lurik, disebut juga otot seran lintang involunter. otot ini
hanya terdapat pada jantung. otot jantung bekerja terus menerus ssetiap saat tanpa henti, tapi
otot jantung juga mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut. inti otot jantung
berada di tengah, serabut ototnya bercabang dan bersatu dengan serabut disebelahnya,
kontraksi otot jantung otomatis dan ritmis.
2.Skeletal/ Tulang
a. Fungsi Tulang
-penunjang (support)
-perlindungan (protection)
-pergerakan (movement)
-penyimpanan mineral dan jaringan lemak (adiposa)
-hematopoiesis
b.berdasarkan letak :
1) axial skeleton
-membentuk sumbu panjang tubuh
-terdiri dari : cranium, columna vertebralis, dan costae
-berfungsi sebagai : proteksi dan support
2) appendicular skeleton
-tulang-tulang ekstremitas superior dan inferior beserta cingulumnya (cingulum pectorale dan
pelvicum)
-berfungsi sebagai : lokomosi dan perlindungan terhadap lingkungan.

3
D. Manifestasi Klinik
manifestasi klinik pada gangguan aktivitas yaitu tidak mampu bergerak secara mandiri atau
perlu bantuan alat/orang lain, memiliki hambatan dalam berdiri dan memiliki hambatan dalam
berjalan.
E. Patofisiologi
proses terjadinya gangguan aktivitas tergantung dari penyebab gangguan yang terjadi. Ada
tiga hal yang dapat menyebabkan gangguan tersebut, diantaranya adalah :
1.       Kerusakan Otot
Kerusakan otot ini meliputi kerusakan anatomis maupun fisiologis otot. Otot berperan sebagai
sumber daya dan tenaga dalam proses pergerakan jika terjadi kerusakan pada otot, maka tidak akan
terjadi pergerakan jika otot terganggu. Otot dapat rusak oleh beberapa hal seperti trauma langsung
oleh benda tajam yang merusak kontinuitas otot. Kerusakan tendon atau ligament, radang dan lainnya.
2.       Gangguan pada skelet
Rangka yang menjadi penopang sekaligus poros pergerakan dapat terganggu pada kondisi
tertentu hingga mengganggu pergerakan atau mobilisasi. Beberapa penyakit dapat mengganggu
bentuk, ukuran maupun fungsi dari sistem rangka diantaranya adalah fraktur, radang sendi, kekakuan
sendi dan lain sebagainya.
3.       Gangguan pada sistem persyarafan
Syaraf berperan penting dalam menyampaikan impuls dari dank e otak. Impuls tersebut
merupakan perintah dan koordinasi antara otak dan anggota gerak. Jadi, jika syaraf terganggu maka
akan terjadi gangguan penyampaian impuls dari dank e organ target. Dengan tidak sampainya impuls
maka akan mengakibatkan gangguan mobilisasi.
F. Pemeriksaan Penunjang
1.       Pemeriksaan Diagnostik
a)      Foto Rontgen (Untuk menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, erosi, dan perubahan hubungan
tulang).
b)      CT Scan tulang (mengidentifikasi lokasi dan panjangnya patah tulang di daerah yang sulit untuk
dievaluasi)
c)      MRI (untuk melihat abnormalitas : tumor, penyempitan jalur jaringan lunak melalui tulang)
2.       Pemeriksaan laboratorium
a)      Pemeriksaan darah dan urine
b)      Pemeriksaan Hb
G. Komplikasi
1. Denyut nadi frekuensinya mengalami peningkatan, irama tidak teratur
2. Tekanan darah biasanya terjadi penurunan tekanan sistol/hipotensi orthostatic
3. Pernafasan terjadi peningkatan frekuensi, pernafasan cepat dan dangkal
4. Warna kulit dan suhu tubuh terjadi penurunan

4
5. Status emosi stabil
H. Penatalaksanaan Medis
1.         Pencegahan primer
Pencegahan primer merupakan proses yang berlangsung sepanjang kehidupan dan episodic.
Sebagai suatu proses yang berlangsung sepanjang khidupan, mobilitas dan aktivitas tergantung pada
systemmusculoskeletal, kardiovaskuler, pulmonal. Sebagai suatu proses episodic pencegahan primer
diarahkan pada pencegahan masalah-masalah yang dapat timbul akibat imobilitas atau ketidakaktifan.
a)        Hambatan  terhadap latihan
b)        Pengembangan program latihan
c)        Keamanan
2.         Pencegahan sekunder
Spiral menurun yang terjadi akibat eksaserbasi akut dari imobilitas dapat dikurangi atau
dicegah dengan intervensi keperawatan.  Keberhasian intervensi berasal dari suatu pengertian tentang
berbagai factor yang menyebabkan atau turut berperan terhadap imobilitas dan penuaan. Pencegahan
sekunder memfokuskan pada pemliharaan fungsi dan pencegahan komplikasi.
3.         Penatalaksanaan terapeutik
I. PROGNOSIS
pengkajian yang penting dalam gangguan aktivitas sebagai berikut :
a)       Biodata pasien
b)       Riwayat Kesehatan termasuk pola istirahat/tidur, pola aktivitas/latihan. Pola aktivitas atau latihan
dapat dinilai dengan tabel berikut :
Aktivitas 0 1 2 3 4

Makan dan minum

Mandi

Eliminasi
(BAK&BAB)

Berpakaian

Mobilisasi di tempat
tidur

Pindah

Ambulasi

5
Keterangan :
0 : mandiri
1 : alat bantu
2 : dibantu orang lain
3 : dibantu orang lain dan alat
4 : tergantung total

 I. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


1.       Hambatan mobilitas fisik
a)      Monitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan lihat respon pasien setelah latihan
b)      Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
c)      Damping dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu pemenuhan kebutuhannya
d)     Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan
e)      Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan secara mandiri sesuai kemampuan
2.       Deficit perawatan diri : makan, mandi, berpakaian, dan eliminasi
a)      Pertimbangkan budaya pasien ketika mempromosikan aktivitas perawatan diri
b)      Pantau tingkat kekuatan dan toleransi aktivitas
c)      Monitor kemampuan pasien untuk menelan
d)     Siapkan lingkungan yang menjaga privasi klien
e)      Pantau peningkatan dan penurunan kemampuan untuk berpakaian dan melakukan perawatan rambut
f)       Menyediakan privasi saat eliminasi
g)      Ganti pakaian klien setelah eliminasi
h)      Edukasi keluarga untuk membantu menyiapkan alat dan membantu memandikan pasien
3.       Intoleransi aktivitas
a)      Anjurkan pasien untuk meningkatkan batasan aktivitas yang dicapainya
b)      Fokuskan pada aktivitas yang biasa dilakukan pasien
c)      Anjurkan keluarga untuk memenuhi kebutuhan klien
d)     Kolaborasikan dengan terapis dalam latihan pemenuhan aktifitas

6
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

AKTIVITAS DAN LATIHAN

I.       Pengkajian
Pengkajian pada masalah pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan adalah sebagai berikut:
1.            Riwayat keperawatan sekarang
Pengkajian ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi gangguan kebutuhan aktivitas dan
latihan.
2.            Riwayat keperawatan penyakit yang pernah diderita
Pengkajian ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan aktivitas.
3.            Kemampuan fungsi motorik
Pengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan dan kaki baik kanan dan kiri untuk menilai ada
atau tidaknya kelemahan, kekuatan, atau spastic.
4.            Kemampuan aktivitas
Pengkajian ini untuk menilai kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun, dan
berpindah tanpa bantuan.
5.            Kemampuan rentang gerak
Pengkajian ini dilakukan pada daerah seperti bahu, siku, lengan, panggul, dan kaki.
6.            Perubahan intoleransi aktivitas
Pengkajian intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan perubahan pada system pernafasan, antara
lain: suara nafas, analisa gas darah, gerakan dinding thorak, adanya mukus, batuk yang produktif
diikuti panas, dan nyeri saat respirasi. Sedangkan yang berhubungan dengan perubahan system
kardiovaskuler, seperti nadi dan tekanan darah, gangguan sirkulasi perifer, adanya thrombus, serta
perubahan tanda vital setelah melakukan aktivitas atau perubahan posisi.
7.            Kekuatan otot dan gangguan koordinasi
Kekuatan otot dapat dikaji secara bilateral atau tidak.
8.            Perubahan fisiologis
Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan aktivitas dan iaktivitas,
antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi, perubahan dalam mekanisme koping, dan lain-
lain.

7
II.                DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL MENURUT NANDA
1.      Gangguan aktivitas fisik berhubungan dengan kehilangan integritas struktur tulang akibat fraktur, dan
nyeri.
2.      Nyeri akut berhubungan dengan cedera fisik (neglected fraktur tibiafibuladekstra)

3.      Kurangnya perawatan diri (selfcaredeficit) : toileting, bathing, dressing/grooming, feeding


berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal, dan kelemahan.

III.             PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

1 Gangguan NOC : NIC :


aktivitas fisik
 Mobility Level Exercisetherapy : ambulation
Definisi :  Selfcare : ADLs
1. Monitoring vital sign
 Transfer performance
Keterbatasan sebelum/sesudah latihan
dalam kebebasan Kriteria Hasil : dan lihat respon pasien
untuk saat latihan
pergerakan fisik 1. Klien meningkat dalam 2. Ajarkan pasien atau
tertentu pada aktivitas fisik tenaga kesehatan lain
bagian tubuh 2. Mengerti tujuan dari tentang teknik ambulasi
atau satu atau peningkatan aktivitas 3. Kaji kemampuan pasien
lebih ekstremitas 3.  Memverbalisasikan perasaan dalam mobilisasi
dalam meningkatkan 4.  Latih pasien dalam
Batasan kekuatan dan kemampuan pemenuhan kebutuhan
karakteristik: berpindah ADLs secara mandiri
4. Memperagakan penggunaan sesuai kemampuan
-          Postur
alat Bantu untuk mobilisasi 5. Dampingi dan Bantu
tubuh yang tidak
(walker) pasien saat mobilisasi
stabil selama
melakukan dan bantu penuhi
kegiatan rutin kebutuhan ADLsps.
harian 6. Berikan alat Bantu jika
klien memerlukan.
-          Keterbata
7. Ajarkan pasien
san kemampuan
bagaimana merubah
untuk melakukan
posisi dan berikan
keterampilan
bantuan jika diperlukan
motorik kasar

-          Keterbata

8
san kemampuan
untuk melakukan
keterampilan
motorik halus

-          Keterbata
san ROM

-          Usaha
yang kuat untuk
perubahan gerak

Faktor yang
berhubungan :

-          Kurang
pengetahuan
tentang
kegunaan
pergerakan fisik

-          Tidak
nyaman, nyeri

-          Kerusaka
n
muskuloskeletal
dan
neuromuskuler

-          Intolerans
i
aktivitas/penurun
an kekuatan dan
stamina

2 Nyeri akut NOC : NIC :

 Pain Level, PainManagement


 Paincontrol,
1. Lakukan pengkajian

9
Definisi :  Comfort level nyeri secara
komprehensif termasuk
Sensori yang Kriteria Hasil :
lokasi, karakteristik,
tidak
1. Mampu mengontrol nyeri durasi, frekuensi, kualitas
menyenangkan
(tahu penyebab nyeri, dan faktor presipitasi
dan pengalaman
mampu menggunakan 2. Observasi reaksi
emosional yang
tehniknonfarmakologi untuk nonverbal dari
muncul secara
mengurangi nyeri, mencari ketidaknyamanan
aktual atau
bantuan) 3. Gunakan teknik
potensial
2. Melaporkan bahwa nyeri komunikasi terapeutik
kerusakan
berkurang dengan untuk mengetahui
jaringan atau
menggunakan manajemen pengalaman nyeri pasien
menggambarkan
nyeri 4. Evaluasi pengalaman
adanya
3. Mampu mengenali nyeri nyeri masa lampau
kerusakan
(skala, intensitas, frekuensi 5. Evaluasi bersama pasien
(Asosiasi Studi
dan tanda nyeri) dan tim kesehatan lain
Nyeri
4. Menyatakan rasa nyaman tentang ketidakefektifan
Internasional):
setelah nyeri berkurang kontrol nyeri masa
serangan
5. Tanda vital dalam rentang lampau
mendadak atau
normal 6. Bantu pasien dan
pelan
keluarga untuk mencari
intensitasnya
dan menemukan
dari ringan
dukungan
sampai berat
7.  Kurangi faktor
yang dapat
presipitasi nyeri
diantisipasi
8. Ajarkan tentang teknik
dengan akhir
non farmakologi
yang dapat
9. Evaluasi keefektifan
diprediksi dan
kontrol nyeri
dengan durasi
10.  Tingkatkan istirahat
kurang dari 6
11. Kolaborasikan dengan
bulan.
dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri tidak
berhasil
Batasan
12. Monitor penerimaan
karakteristik :
pasien tentang

10
-          Laporan manajemen nyeri
secara verbal
atau non verbal

-          Fakta dari
observasi

-          Gerakan
melindungi

-          Tingkah
laku berhati-hati

-          Gangguan
tidur (mata sayu,
tampak capek,
sulit atau
gerakan kacau,
menyeringai)

-          Fokus
menyempit
(penurunan
persepsi waktu,
kerusakan proses
berpikir,
penurunan
interaksi dengan
orang dan
lingkungan)

-          Perubaha
n dalam nafsu
makan dan
minum

Faktor yang

11
berhubungan :

Agen injuri
(biologi, kimia,
fisik, psikologis)

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul dan Musrifatul Uliyah, 2014 : Pengantar kebutuhan dasar manusia

Jakarta : salemba media

NANDA NIC NOC. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagona Klien Medis.
Yogyakarta : Medication Publishing

Johnson, M, Mass, M, Moorhead, S. 2008.Nursing outcome classification fifth edition.


Mosby, Inc : Missouri

Potter and Perry, 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta :EGC

Tucker, Susan, Mary, Eleaner, Majorie, 1998. Standar Perawatan Pasien : Proses
Keperawatan, diagnosa, dan evaluasi. Jakarta : EGC

Mubarak, Wahid Iqbal dkk. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : Teori dan Aplikasi
dalam prakter. Jakarta : EGC

Anissaprilia. 2015. Anatomi dan Fisiologi Sistem Muskuloskeletal

12
13

Anda mungkin juga menyukai