Anda di halaman 1dari 270

PEDOMAN

PENYUSUNAN DOKUMEN
ADMINISTRATIF PENERAPAN
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH


DIREKTORAT BUMD, BLUD DAN BARANG MILIK
DAERAH SUB DIREKTORAT BADAN LAYANAN UMUM
DAERAH

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI


DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(SMK)
PENGARAH:
1. Dr. Moch. Ardian N, (Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah, Kementerian Dalam
Negeri)
2. Drs. Komaedi, M.Si. (Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah,
Kementerian Dalam Negeri)
3. Wikan Sakarinto, ST., M.Sc., Ph.D. (Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi
Kemdikbud Ristek)
4. Dr. Henri Tambunan (Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemdikbud
Ristek)
PENYUSUN:
1. Drs. H. Budi Santosa, M.Si. (Direktur BUMD, BLUD dan Barang Milik Daerah,
Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah, Kementerian Dalam Negeri)
2. Dr. Wartanto, MM. (Plt. Direktur SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,
Kemdikbud Ristek)
3. R. Wisnu Saputro, SE. (Kasubdit BLUD, Direktorat BUMD, BLUD dan Barang Milik
Daerah, Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah, Kementerian Dalam Negeri)
4. Dr. Harun Al Rosyid, M.Kom. (Direktorat SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,
Kemdikbud Ristek)
5. Eflin Danghentji Manusiwa, S.Kom (JFU pada Subdit BLUD, Direktorat BUMD, BLUD
dan Barang Milik Daerah, Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah, Kementerian Dalam
Negeri)
6. Despia Malasari, S.STP (JFU pada Subdit BLUD, Direktorat BUMD, BLUD dan Barang
Milik Daerah, Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah, Kementerian Dalam Negeri)
7. Said Iskandar Abdullah, S.I.A (Analis Kebijakan Ahli Pertama pada Subdit BLUD,
Direktorat BUMD, BLUD dan Barang Milik Daerah, Direktorat Jenderal Bina Keuangan
Daerah, Kementerian Dalam Negeri)
8. Dr. Toto Sugiarto Arifin, M.Hum. (Direktorat SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,
Kemdikbud Ristek)
9. Turijin, GradDip, AIS, M.Bus., Ph.D. (Direktorat SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan
Vokasi, Kemdikbud Ristek)
10. Dr. Ketut Ima Ismara, M.Pd., M.Kes. asct.Prof.(Universitas Negeri Yogyakarta)
11. Muhajirin, SH., M.M. (SMKN 5 Surabaya)
12. Kurnia Wijayanti Bahar, S.Si. (SMKN 5 Jember)
13. Titik Yuliani, S.Pd., M.Pd. (SMKN 3 Madiun)
14. Zulqoidah, S.Kom (SMKN 2 Malang)
15. Muhammad Hamdan Fakhrudin, S.Pd. (SMKN 1 Singosari Malang)
16. Achmad Muhammad Ghozi Aqil, S.ST. (SMK PPN 1 Tegalampel Bondowoso)
17. Fitri Juwita Kartika Sari (SMKN 6 Surabaya)
18. Wiwik Indriyani, S.Pd., M.Si. (SMKN 6 Yogyakarta)
19. Siswanto, ST. (Direktorat SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemdikbud
Ristek)
20. Satrio Nugroho, S.Sos., M.Si. (Direktorat SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,
Kemdikbud Ristek)

i
21. Nurul Fatimah, S.Pi., M.Si. (Direktorat SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,
Kemdikbud Ristek)
TENAGA AHLI:
1. Hendra Wijaya, S.Sos., M.Si. (Peneliti LPPSP FISIP UI)
2. Bramana Purwasetya, S.Sos., M.Si. (Peneliti LPPSP FISIP UI)
3. Fadly, S.E., M.M. (Peneliti LPPSP FISIP UI)
EDITOR:
1. Dr. Ketut Ima Ismara, M.Pd., M.Kes. asct.Prof
2. Yuda Aldeika
3. Ibnu Siswanto Ph.D
4. Noorfitrihana M.Eng
LAYOUTING:
1. Yuda Aldeika
2. Dr. Ketut Ima Ismara, M.Pd., M.Kes. asct.Prof
COVER:
1. Utardi, S.H.
2. Yuda Aldeika
3. Wisnu Saputra

ii
KATA PENGANTAR
MENTERI DALAM
NEGERI

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh


Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya sehingga Pedoman Penyusunan Dokumen Administratif Badan Layanan
Umum Daerah Sekolah Menengah Kejuruan (BLUD SMK) dapat tersusun.
Pedoman ini menjelaskan mengenai tata cara penyusunan dokumen administratif
sebagai persyaratan utama penerapan BLUD, sehingga dalam implementasinya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Dokumen adminsitratif tersebut terdiri dari: a) surat
pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja; b) pola tata kelola; c) rencana strategis
(renstra); d) standar pelayanan minimal (SPM); e) laporan keuangan atau prognosis/proyeksi
keuangan; dan f) laporan audit terakhir/pernyataan bersedia untuk diaudit oleh pemeriksa
eksternal pemerintah.
Pedoman tersebut telah disusun bersama-sama dengan pemangku kebijakan
(stakeholder) BLUD SMK, antara lain Direktorat BUMD, BLUD dan Barang Milik Daerah
Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, Direktorat Sekolah
Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset dan Teknologi, SMK BLUD terpilih pada Provinsi D.I. Yogyakarta dan
Provinsi Jawa Timur, yang didampingi oleh tenaga ahli dari Lembaga Penelitian dan
Pengembangan Sosial Politik (LPPSP) FISIP Universitas Indonesia, Universitas Negeri
Yogyakarta (UNY) serta praktisi SMK.
Penerapan BLUD pada SMK diharapkan dapat mendorong sekolah menjadi fleksibel
dan transparan dalam pengelolaan keuangannya, serta mewujudkan sekolah yang mandiri dalam
kinerja pelayanan, kinerja keuangan dan kinerja manfaat bagi masyarakat, sehingga mampu
menghasilkan lulusan yang memiliki softskills, hardskills, dan karakter unggul, serta berdaya
saing tinggi baik di tingkat nasional dan internasional.
Akhir kata, diucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
semua pihak yang turut berkontribusi dan dedikasinya dalam penyusunan pedoman ini.
Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
a.n. Menteri Dalam Negeri
Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah,

Dr. Moch. Ardian

iii
KATA SAMBUTAN

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Salam Sejahtera,
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK untuk meningkatkan
kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia, salah satu amanatnya adalah perlunya revitalisasi
SMK secara komprehensif untuk menghasilkan lulusan SMK yang kompeten, yang berdaya
saing dan siap menghadapi tantangan dan dinamika perkembangan nasional maupun global.
Kemdikbudristek telah dan akan terus mengupayakan upaya revitalisasi dan transformasi dan
pendidikan vokasi yabg hari ini fokusnya diarahkan pada penguatan softskills, karakter, serta
nilai-nilai profil pelajar pancasila diselaraskan dengan rencana pengembangan SDM dalam
lingkup nasional.
Peningkatkan kualitas dan daya saing lulusan SMK secara terus menerus didorong dalam
penguatan link and match dengan dunia kerja, melalui strategi utama 8+i, yaitu: (1) kurikulum
disusun bersama dunia kerja; (2) pembelajaran berbasis projetc riil dari dunia kerja; (3) jumlah
dan peran guru/instruktur dari dunia kerja minimum mencapai 50 jam/semester/minggu; (4)
praktik kerja lapangan/industri minimal 1 semester; (5) sertifikat kompetensi sesuai dengan
standar dan kebutuhan dunia kerja;
(6) update teknologi dan pelatihan bagi guru/instruktur secara rutin dari dunia kerja; (7) riset
terapan mendukung teaching factory; (8) komitmen serapan lulusan oleh dunia kerja; dan (9)
berbagai kemungkinan kerja sama dengan dunia kerja, antara lain: beasiswa dan/atau ikatan
dinas, donasi dalam bentuk peralatan laboratorium atau dalam bentuk lainnya.

Salah satu penguatan link and match dengan dunia kerja adalah penerapan pembelajaran
teaching factory di SMK. TeFa merupakan model atau sistem pembelajaran, dimana untuk
memastikan peserta didik kompeten, pembelajaran praktik dirancang dan diimplementasikan
untuk menghasilkan produk, baik barang maupun jasa yg berstandar industri dan bermanfaat
bagi masyarakat. Selain Tefa, SMK juga memiliki Unit Produksi (UP) dan potensi aset sekolah
yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. UP dan penyewaan aset bertujuan mendapatkan
pemasukan secara finansial dan pada umumnya dikerjakan oleh guru atau tenaga dari eksternal.
Selain itu produk TeFa yang hadir harus bisa menjawab kebutuhan dunia kerja, yang artinya
sebelum pembuatan perlu ada riset market mempelajari pasar atau masyarakat membutuhkan
produk seperti apa. Hilirisasi hasil riset terapan melalui TeFa adalah salah satu bentuk
implementasi project-based learning yang harus disinergikan dengan link and match dunia
kerja, kesemuanya ini akan mendukung ekosistem pendidikan vokasi yang betul betul sesuai
kebutuhan nyata dan mampu menjadi solusi.
Pelaksanaan TeFa, UP, dan sewa aset menggunakan fasilitas negara, SDM, siswa, dan
proses pemanfaatan oleh masyarakat melalui transaksi administrasi dan keuangan layaknya
badan usaha, dengan demikian keberadaanya perlu diatur dengan tata kelola yang dapat
memayungi semua kegiatan tersebut secara hukum.

iv
Payung hukum yang mengatur suatu institusi pemerintah dapat berfungsi dan beroperasi
layaknya badan usaha adalah Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) seperti diatur dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan
Umum Daerah.
Penerapan BLUD di SMK diharapkan dapat mendorong sekolah menjadi fleksibel dan
transparan dalam pengelolaan keuangannya, serta mewujudkan sekolah yang mandiri dan
merdeka, sehingga mampu menghasilkan tamatan yang memiliki softskills, hardskills, dan
karakter unggul, serta berdaya saing tinggi, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
semua pihak atas kontribusi dan dedikasinya dalam penyusunan Pedoman Pembentukan BLUD
SMK, khususnya kepada Kementerian Dalam Negeri yang telah memberikan perhatian khusus
dalam pengembangan SMK, serta Tim Penyusun yang telah bekerja keras, sehingga pedoman ini
dapat diselesaikan dengan baik. Harapannya implementasi pelaksanaan pembentukan BLUD
SMK ini akan lebih mengakselerasi pengembangan pendidikan vokasi menuju Indonesia
tangguh Indonesia tumbuh dengan semangat merdeka belajar. Sekali lagi terimakasih, selamat
berkarya dan berkolaborasi dalam memajukan pendidikan Indonesia.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, Desember 2021


Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi,

Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D.

v
vi
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................... iii


KATA SAMBUTAN..................................................................................................................... iv
DAFTAR ISI............................................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL......................................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Tujuan.............................................................................................................................. 2
C. Hasil Yang Diharapkan...................................................................................................2
D. Outcome.......................................................................................................................... 3
BAB II KONSEP BLUD..............................................................................................................4
A. Definisi BLUD..................................................................................................................4
B. Landasan Tata Kelola BLUD SMK.................................................................................5
C. Keunggulan BLUD SMK.................................................................................................6
D. Tujuan BLUD SMK..........................................................................................................6
E. Asas BLUD SMK............................................................................................................. 6
F. Manfaat BLUD SMK........................................................................................................7
BAB III PEMBENTUKAN BLUD SMK........................................................................................8
A. Persiapan........................................................................................................................ 8
B. Persyaratan Menjadi BLUD SMK...................................................................................8
C. Penilaian BLUD SMK....................................................................................................11
D. Proses Penilaian........................................................................................................... 16
E. Penetapan BLUD........................................................................................................... 17
BAB IV PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SMK...........................................................18
YANG AKAN MENERAPKAN BLUD........................................................................................18
A. Pengelolaan Keuangan SMK........................................................................................18
B. Laporan Keuangan SMK..............................................................................................18
C. Laporan Realisasi Anggaran........................................................................................33
D. Laporan Operasional....................................................................................................34
E. Laporan Perubahan Ekuitas........................................................................................36
F. Neraca............................................................................................................................ 37
G. Prognosis/Proyeksi Laporan Realisasi Anggaran & Laporan Operasional.............39
BAB V PENUTUP..................................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................43
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 46

vii
BAB II TATA KELOLA BLUD SMK......................................................................................49
BAB III PENUTUP................................................................................................................101
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................102
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SMK.............................................................................106
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS SMK.....................................................130
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN ARAH KEBIJAKAN......................................................135
BAB V PROGRAM, KEGIATAN, SUB-KEGIATAN DAN.....................................................145
KERANGKA PENDANAAN.................................................................................................145
BAB VI PENUTUP................................................................................................................ 148
LAMPIRAN PROGRAM, KEGIATAN, SUB-KEGIATAN DAN KERANGKA PENDANAAN
(contoh)............................................................................................................................... 149
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................160
BAB II STANDAR PELAYANAN MINIMAL........................................................................165
BAB III RENCANA PENCAPAIAN SPM..............................................................................176
BAB V PENUTUP................................................................................................................181

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Alur Penilaian.......................................................................................................... 17


Gambar 2 Siklus Akuntansi.....................................................................................................21
Gambar 3 Ilustrasi Persamaan Akuntansi..............................................................................22
Gambar 4 Persamaan Akuntansi Pemerintahan....................................................................23
Gambar 5 Persamaan Akuntansi UPTD SMK.........................................................................24
Gambar 6 Tahapan Penyusunan LRA....................................................................................33
Gambar 7 Tahapan Penyusunan LO.......................................................................................35
Gambar 8 Tahapan Penyusunan LPE.....................................................................................36
Gambar 9 Tahapan Penyusunan Neraca................................................................................38
Gambar 10 Bagan Struktur Organisasi UPTD SMK...............................................................50
Gambar 11 Bagan Struktur Organisasi UPTD SMK sebelum menjadi BLUD......................52
Gambar 12 Bagan Struktur Organisasi UPTD SMK Setelah Menerapkan BLUD.................62
Gambar 13 Struktur Organisasi Pokja Kurikulum SMK BLUD..............................................76
Gambar 14 Struktur Organisasi Pokja Sarana dan Prasarana SMK BLUD..........................77
Gambar 15 Struktur Organisasi Pokja HUMAS SMK BLUD..................................................78
Gambar 16 Struktur Organisasi Pokja Kesiswaan SMK BLUD.............................................78
Gambar 17 Struktur Organisasi Subbagian Tata Usaha/Pejabat Keuangan SMK BLUD...79

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pola Tata Kelola BLUD.................................................................................................9


Tabel 2 Persyaratan Penilaian Dokumen Administatif..........................................................13
Tabel 3 Penilaian Pernyataan Kesanggupan Meningkatkan Kinerja....................................13
Tabel 4 Penilaian Pola Tata Kelola..........................................................................................13
Tabel 5 Rencana Strategis.......................................................................................................14
Tabel 6 Penilaian Standar Pelayanan Minimal (SPM)............................................................15
Tabel 7 Penilaian Laporan Keuangan.....................................................................................15
Tabel 8 Laporan Audit Terakhir atau Pernyataan Bersedia Untuk Diaudit Oleh Pemeriksa
Eksternal Pemda Sesuai Ketentuan Perundang-Undangan.................................................16
Tabel 9 Format Jurnal Umum..................................................................................................24
Tabel 10 Mekanisme Aturan Debit dan Kredit Pada Akun Utama Akuntansi......................25
Tabel 11 Contoh 1 Jurnal Transaksi SMK..............................................................................26
Tabel 12 Contoh 2 Jurnal Transaksi SMK..............................................................................26
Tabel 13 Contoh 3 Jurnal Transaksi SMK..............................................................................26
Tabel 14 Mekanisme Basis Laporan Keuangan Pemerintah.................................................27
Tabel 15 Contoh 1 Jurnal Realisasi Anggaran.......................................................................27
Tabel 16 Contoh 2 Jurnal Realisasi Anggaran.......................................................................27
Tabel 17 Contoh 3 Jurnal Realisasi Anggaran.......................................................................28
Tabel 18 Contoh 4 Jurnal Realisasi Anggaran.......................................................................28
Tabel 19 Format Buku Besar...................................................................................................30
Tabel 20 Contoh Pengisian Buku Besar dari Jurnal..............................................................31
Tabel 21 Format Neraca Saldo................................................................................................32
Tabel 22 Contoh Penyusunan Neraca Saldo..........................................................................32
Tabel 23 Format Laporan Realisasi Anggaran (LRA)............................................................34
Tabel 24 Format Laporan Operasional (LO)...........................................................................35
Tabel 25 Format Laporan Perubahan Ekuitas (LPE).............................................................37
Tabel 26 Format Neraca...........................................................................................................38
Tabel 27 Format prognosis/proyeksi LRA.............................................................................40
Tabel 28 Format prognosis/proyeksi LO................................................................................41
Tabel 29 Instruksi Kerja (IK) yang existing dilaksanakan.....................................................73
Tabel 30 Contoh Profil Ketenagaan di UPTD SMK..............................................................119
Tabel 31 Realisasi Keuangan UPTD SMK.............................................................................120
Tabel 32 Contoh Daftar Sarana dan Prasarana UPTD SMK...............................................120
Tabel 33 Pencapaian Kinerja Pelayanan SMK … Tahun 2017-2021 Provinsi.....................122
Tabel 34 Pemetaan Permasalahan Pelayanan SMK...................................................................130
Tabel 35 Contoh Sasaran Pengembangan Layanan SMK...................................................140
Tabel 36 Strategi dan Arah Kebijakan..................................................................................143
Tabel 37 Ilustrasi Program dan Kegiatan SMK secara Umum............................................149
Tabel 38 Indikator SPM SMK.................................................................................................168
Tabel 39 Pelayanan Capaian Kompetensi Lulusan.............................................................169
Tabel 40 Pelayanan Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan..................................169
Tabel 41 Pelayanan Proses Pembelajaran...........................................................................170
Tabel 42 Pelayanan Penilaian Pendidikan............................................................................171
Tabel 43 Pelayanan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan...............................................172
Tabel 44 Pelayanan Sarana dan Prasarana..........................................................................172
Tabel 45 Pelayanan Pengelolaan SMK.................................................................................173
Tabel 46 Pelayanan Biaya Operasi.......................................................................................174

x
Tabel 47 Rencana Pencapaian Indikator SPM.....................................................................176
Tabel 48 Rencana Anggaran Biaya Berdasarkan Jenis Pelayanan Dasar.........................178
Tabel 49 Rencana Anggaran Biaya Berdasarkan Jenis Belanja.........................................180
Tabel 50 PROGRAM PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BLUD...............182
Tabel 51 PROGRAM PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH APBD...............186
Tabel 52 PROGRAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN............................................................189
Tabel 53 PROGRAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN............................................................190
Tabel 54 PENILAIAN DOKUMEN ADMINISTRASI, INDIKATOR, DAN BOBOT PENILAIAN
PENERAPAN BLUD BAGI SKPD YANG MEMILIKI UPTD....................................................220
Tabel 55 PENILAIAN DOKUMEN ADMINISTRASI, INDIKATOR, DAN BOBOT PENILAIAN
PENERAPAN BLUD BAGI SKPD YANG BELUM MEMILIKI UPTD.......................................235

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
SMK merupakan lembaga pendidikan formal yang mempersiapkan lulusannya
siap bekerja, berwirausaha, dan melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Sebagai sekolah
kejuruan, setiap SMK dilengkapi dengan fasilitas pembelajaran sesuai dengan kompetensi
keahlian yang ada, seperti tempat praktik atau bengkel, laboratorium, peralatan dan
perabot serta sarana penunjang lainnya termasuk aula, kantin dan lain sebagainya. Selain
hal tersebut, tenaga pendidik SMK juga disiapkan secara khusus sehingga mempunyai
kualifikasi sebagai pengajar dengan kompetensi keahlian yang akan diampunya.
Pembelajaran praktik pada SMK merupakan aspek utama yang mampu meningkatkan
kompetensi peserta didik sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja, sehingga keberadaanya
selalu dikembangkan untuk menyesuaikan dengan perubahan yang ada, baik teknologi
maupun struktur ketenagakerjaannya.
Model atau sistem pembelajaran terkini yang diterapkan di SMK adalah Teaching
Factory (TeFa), dimana dalam pembelajaran praktik siswa harus membuat secara
langsung barang dan/atau mengerjakan jasa sesuai dengan kompetensi keahlian yang
dipelajarinya yang dilakukan di ruang atau tempat praktik yang telah dikondisikan
mendekati tempat kerja sebenarnya, mengunakan SOP standar Industri, dengan
pendampingan guru atau tenaga dari Industri, serta dilengkapi dengan perangkat
pembelajaran sesuai dengan struktur kurikulum untuk mengukur capaian kompetensinya.
Prinsip pembelajaran TeFa juga diharapkan diterapkan sepenuhnya ke dalam kegiatan
pemanfaatan aset sekolah atau yang lebih dikenal sebagai Unit Produksi (UP) seperti
pengunaan aula, peralatan, laboratorium, kantin, lahan, tenaga pendidik serta sumber daya
lainnya.
UP sekolah pada awalnya dibentuk atau diadakan sebagai upaya untuk membantu
biaya operasional sekolah dengan memanfatkan peralatan dan tenaga pendidik untuk
mengerjakan pesanan masyarakat. Perkembangan UP lebih berdasarkan pada inisiasi
unsur sekolah melihat peluang usaha dan kebutuhan masyarakat di lingkungannya,
sehingga produk UP mungkin tidak sesuai dengan kompetensi yang ada di sekolahnya,
lebih banyak mempekerjakan tenaga luar dari pada peserta didik untuk memenuhi target
produksi atau layanan, serta berorientasi mendapatkan pendapatan atau keuntungan.
Pengelolaan TeFa dan UP yang sudah berkembang sedemikian besar di banyak
SMK terutama dalam hal keuangannya sudah mencerminkan perusahaan atau badan
usaha pada umumnya. Oleh karena itu, perlu payung hukum untuk melindunginya.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018 tentang
Standar Nasional Pendidikan SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan, khususnya pada lampiran
VII Standar Pengelolaan di Bab II Standar Pengelolaan

1
oleh SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan mengamanatkan bahwa ”dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan bagi Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah
Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) yang memiliki spesifikasi teknis di bidang layanan umum
dan memenuhi persyaratan yang ditentukan diberikan fleksibilitas sesuai peraturan
perundang-undangan dalam pengelolaan keuangannya untuk ditetapkan menjadi BLUD
atau yang sejenisnya”.
BLUD adalah sistem yang diterapkan oleh unit pelaksana teknis dinas/badan
daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mempunyai fleksibilitas
dalam pola pengelolaan keuangan sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan
daerah pada umumnya. Unit pelaksana teknis dinas/badan daerah yang telah menerapkan
BLUD antara lain Rumah Sakit Umum Daerah, Puskesmas, Persampahan, Pengolahan
Limbah, Pasar, Pertanian, Peternakan, Perikanan, Transportasi, Perparkiran, Terminal,
Pariwisata, Konservasi, Stadion Olahraga, dan lain sebagainya. BLUD memberikan
peluang yang besar kepada SMK untuk menerapkan pola tata kelola keuangan yang
fleksibel. Contoh daerah yang telah menerapkan BLUD yaitu Provinsi Jawa Timur,
dimulai tahun 2018 pada 20 SMK menunjukkan hasil yang baik, efektif, namun perlu
dievaluasi sebelum di diseminasi ke dalam skala yang lebih luas. Implementasi BLUD
telah menunjukkan SMK menjadi lebih mandiri, produktif, efisien, dan akuntabel dalam
pengelolaan keuangan.

B. Tujuan
Tujuan yang diharapkan adalah:
1. Secara Umum
Menyediakan pedoman bagi SMK yang mampu mempercepat proses pembentukan status
BLUD.
2. Secara Khusus
a. Menjelaskan konsep BLUD;
b. Menjelaskan bidang layanan yang menjadi potensi income generating
BLUD SMK;
c. Menjelaskan manfaat penerapan BLUD SMK;
d. Menjelaskan hambatan pengelolaan BLUD SMK;
e. Menjelaskan penerapan BLUD SMK berbasis Good School Governance
(GSG);
f. Menjelaskan prosedur penyusunan dokumen BLUD SMK.

C. Hasil Yang Diharapkan


Hasil yang diharapkan antara lain:
1. Pedoman pengembangan BLUD;
2. Penerapan BLUD SMK yang fleksibel;
3. Prosedur penyusunan dokumen BLUD SMK.

2
D. Outcome

Outcome yang diharapkan antara lain:


1. Sekolah mampu menciptakan dan mengelola SDM yang kreatif, kritis, mandiri,
unggul, dan inovatif;
2. Partisipasi stakeholder sekolah menjadi lebih baik;
3. Pengelolaan sumber daya sekolah menjadi lebih efisien dan efektif;
4. Sekolah mampu memberikan layanan yang lebih baik pada stakeholder; dan
5. Sekolah mampu menciptakan akuntabilitas yang lebih baik.

3
BAB II
KONSEP
BLUD

A. Definisi BLUD
BLUD SMK adalah Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di
lingkungan pemerintah daerah provinsi yang dibentuk untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat terutama peserta didik, berupa penyediaan barang dan/atau jasa tanpa
mengutamakan mencari keuntungan. BLUD SMK dalam melakukan kegiatannya harus
didasarkan pada prinsip efisiensi, efektivitas, dan produktivitas. Pelaksanaan BLUD
mendapatkan pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya
dalam bentuk fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek bisnis yang
sehat. Tujuannya adalah meningkatkan pelayanan kepada masyarakat terutama peserta
didik, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan dan daya saing sumber daya manusia
Indonesia. Fleksibilitas yang diberikan dalam bentuk keleluasaan pengelolaan
keuangan/barang BLUD SMK, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pejabat pengelola BLUD SMK adalah pimpinan BLUD SMK yang bertanggung
jawab terhadap kinerja operasional BLUD SMK yang terdiri atas a) Pemimpin
BLUD/Kepala Sekolah, b) Pejabat Keuangan/Kepala Subbag Tata Usaha, c) Pejabat
Teknis/Wakil Kepala Sekolah atau Pejabat Setingkat. BLUD SMK dalam melaksanakan
kegiatannya dapat memperoleh pendapatan berupa penerimaan dalam bentuk kas BLUD
SMK. Pendapatan ini akan menambah ekuitas dalam periode anggaran bersangkutan
yang tidak perlu dibayar kembali. BLUD SMK juga melakukan belanja, berupa semua
pengeluaran dari rekening kas yang mengurangi ekuitas dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh BLUD SMK.
Pendapatan dari operasional BLUD SMK akan menghasilkan nilai omzet, yaitu jumlah
seluruh pendapatan operasional yang diterima oleh BLUD SMK yang berasal dari barang
dan/atau jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat, hasil kerja BLUD SMK
dengan pihak lain dan/atau hasil usaha lainnya. Nilai aset BLUD SMK adalah jumlah
aktiva yang tercantum dalam neraca BLUD SMK pada akhir suatu tahun buku tertentu,
dan merupakan bagian dari aset pemerintah daerah provinsi yang tidak terpisahkan. Tarif
yang dikenakan adalah imbalan atas barang dan/atau jasa yang diberikan oleh BLUD
SMK termasuk imbal hasil yang wajar dari investasi dana, dapat bertujuan untuk
menutup seluruh atau sebagian dari biaya per unit layanan selama beroperasi. BLUD
SMK akan mengeluarkan biaya, berupa sejumlah pengeluaran yang mengurangi ekuitas
untuk memperoleh barang dan/atau jasa untuk keperluan operasional. BLUD SMK juga
diizinkan untuk investasi jangka pendek dalam bentuk pemanfaatan surplus kas jangka
pendek, selama bisa memberikan manfaat ekonomis yang dapat meningkatkan
kemampuan BLUD SMK dalam pelayanan kepada masyarakat dengan memperhatikan
likuiditas keuangan BLUD SMK.
Pada sisi pengelolaan keuangan, dikenal basis akrual, yaitu basis akuntansi yang
mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat

4
transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima
atau dibayar. BLUD SMK memiliki rekening kas yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan uang BLUD yang dibuka oleh pejabat pengelola BLUD SMK pada
bank umum untuk menampung seluruh penerimaan pendapatan dan pembayaran
pengeluaran BLUD SMK.

B. Landasan Tata Kelola BLUD SMK


1. Landasan Filosofis
SMK merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai
lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat yang tujuan utamanya
adalah menghasilkan lulusan siap kerja pada bidang tertentu. SMK dalam rangka
mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan pola tata kelola yang baik supaya
pengelolaannya menjadi lebih efisien, mandiri, dan produktif. Upaya peningkatan
mutu tata kelola SMK dapat dilakukan dengan penerapan BLUD untuk memberikan
fleksibilitas pengelolaan keuangan berdasarkan praktik bisnis yang sehat untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

2. Landasan Yuridis
Landasan yuridis penerapan BLUD SMK adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional;
c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
d. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Negara;
e. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
f. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
g. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
sebagaimana yang telah beberapa kali di ubah, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana yang telah di ubah dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013;
i. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum sebagaimana yang telah di ubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012;
j. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
k. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah;

5
l. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan;
m. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
n. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah;
o. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan SMK/Madrasah Aliyah
Kejuruan; dan
p. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2018
tentang BLUD.

C. Keunggulan BLUD SMK


Keunggulan dari SMK yang telah menerapkan BLUD, yaitu:
1. Dapat meningkatkan pelayanan publik;
2. Dapat mengefisiensi anggaran yang ada;
3. Sekolah dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki sesuai dengan bidang
keahlian sekolah, yang dilakukan dengan otonomi pengelolaan keuangan sekolah;
4. Dapat mendorong siswa untuk terus berkarya sehingga menghasilkan lulusan yang
sesuai dengan kebutuhan dunia kerja; dan
5. Dapat meningkatkan kesejahteraan guru maupun infrastruktur sekolah dengan
adanya remunerasi dari pendapatan yang diterima sekolah.

D. Tujuan BLUD SMK


Pembentukan BLUD SMK bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
terutama peserta didik, sehingga dapat memajukan mutu layanan dan daya saing sumber
daya manusia Indonesia dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan
berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, serta penerapan praktik bisnis yang sehat
di lingkungan SMK.

E. Asas BLUD SMK


Pihak-pihak yang terkait dalam pengelolaan BLUD SMK, wajib memahami dan
menerapkan tujuh asas , yaitu:
1. BLUD SMK beroperasi sebagai unit kerja pemerintah provinsi untuk tujuan
pemberian layanan umum yang pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang
didelegasikan oleh Gubernur.
2. BLUD SMK merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan pemerintah
provinsi dan karenanya status hukum BLUD SMK tidak terpisah dari pemerintah
provinsi sebagai instansi induk.
3. Gubernur bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pelayanan
umum yang didelegasikannya kepada BLUD SMK dari segi manfaat layanan yang
dihasilkan.
4. Pejabat yang ditunjuk mengelola BLUD SMK bertanggung jawab atas pelaksanaan
kegiatan pemberian layanan umum yang didelegasikan kepadanya oleh Gubernur.

6
5. BLUD SMK menyelenggarakan kegiatan tanpa mengutamakan mencari keuntungan.
6. Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan laporan keuangan serta kinerja BLUD
SMK disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rencana kerja
dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja Dinas Pendidikan dan pemerintah
provinsi.
7. BLUD SMK mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan dengan praktik
bisnis yang sehat.

F. Manfaat BLUD SMK


Penerapan sistem BLUD dengan membentuk BLUD SMK diharapkan dapat memberikan
setidaknya tiga manfaat, yaitu:
1. Memiliki fleksibilitas dalam mengelola keuangan yang diperoleh dari layanan
kepada masyarakat;
2. Memungkinkan mandiri dalam pembiayaan operasional; dan
3. Meningkatkan kualitas dan daya saing lulusan melalui magang yang memadai,
berkesinambungan, dan berstandar kompetensi dunia usaha.

7
BAB III
PEMBENTUKAN BLUD SMK

A. Persiapan
Kelembagaan SMK secara tugas dan fungsi bersifat operasional dalam
menyelenggarakan pelayanan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa layanan
umum, untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan masyarakat. Selain itu,
SMK juga mempersiapkan persyaratan administrasi pendirian BLUD SMK yaitu: (a)
kinerja pelayanan di bidang tugas dan fungsi SMK terkait layak dikelola dan
ditingkatkan pencapaiannya melalui BLUD SMK atas rekomendasi Kepala Dinas
Pendidikan; dan (b) kinerja keuangan SMK yang sehat.

B. Persyaratan Menjadi BLUD SMK


SMK dalam menyiapkan pendirian BLUD memerlukan berbagai persyaratan
yaitu: a. persyaratan substantif; b. persyaratan teknis; dan c. persyaratan administratif
dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Persyaratan Substantif
Sebagaimana dimaksud dalam Permendagri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah, persyaratan substantif dapat terpenuhi apabila tugas dan
fungsi unit pelaksana teknis dinas/badan daerah bersifat operasional dalam
menyelenggarakan layanan umum yang menghasilkan barang/jasa publik. Layanan
umum tersebut diutamakan untuk pelayanan pendidikan SMK yang mana menjadi
penyedia dalam pengadaan barang dan/atau jasa yang dilaksanakan oleh pemerintah
maupun swasta sesuai dengan praktek bisnis yang sehat. Hal ini dilakukan sebagai
salah satu bentuk pengembangan layanan umum.

2. Persyaratan Teknis
Berdasarkan Permendagri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum
Daerah, persyaratan teknis terpenuhi apabila:
a. Karakteristik tugas dan fungsi SMK dalam memberikan pelayanan lebih layak
apabila dikelola dengan menerapkan BLUD, sehingga dapat meningkatkan
pencapaian target keberhasilan.
Kriteria layak yang dimaksud meliputi:
1) Memiliki potensi untuk meningkatkan penyelenggaraan pelayanan secara
efektif, efisien, dan produktif;
2) Memiliki spesifikasi teknis yang terkait langsung dengan layanan umum
kepada masyarakat.
b. Berpotensi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan kinerja keuangan
apabila dikelola dengan menerapkan BLUD. Kriteria berpotensi meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat dan kinerja keuangan meliputi:
1) Perkiraan rencana pengembangan yang dilihat, misalnya dari

8
peningkatan/diversifikasi unit layanan, jumlah konsumen, dan tingkat kepuasan
konsumen;
2) Perhitungan/rencana peningkatan pendapatan dalam beberapa
tahun yang akan datang dengan ditetapkannya menjadi BLUD.

3. Persyaratan Administratif
Persyaratan administratif dapat terpenuhi apabila SMK membuat dan
menyampaikan beberapa dokumen,Dokumen-dokumen tersebut meliputi:
a. Surat Pernyataan Kesanggupan Peningkatan Kinerja
Surat pernyataan ini berisi tentang komitmen SMK untuk meningkatkan
kinerjanya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang
layanan pendidikan khususnya pendidikan kejuruan. Surat pernyataan
kesanggupan yang ditanda tangani oleh kepala SMK dan diketahui oleh Kepala
Dinas Pendidikan Provinsi.
b. Pola Tata Kelola
Pola Tata Kelola merupakan uraian tentang Tata Kelola SMK yang akan
menerapkan BLUD. Pola Tata Kelola yang ditetapkan dengan Peraturan
Kepala Daerah. Contoh Pola Tata Kelola BLUD SMK dapat dilihat pada
lampiran 1. Pola Tata Kelola tersebut memuat:

Tabel 1 Pola Tata Kelola BLUD

Kelembagaan Kelembagaan dalam pola tata kelola memuat posisi


jabatan, pemberian tugas, fungsi, tanggung jawab,
hubungan kerja, dan wewenang.
Prosedur kerja Prosedur kerja dalam pola tata kelola memuat ketentuan
mengenai hubungan dan mekanisme kerja antar posisi
jabatan dan fungsi.

Pengce.loRmpokan Pengelompokan fungsi dalam pola tata kelola


fungsi e memuat pembagian fungsi pelayanan dan fungsi
n pendukung sesuai dengan prinsip pengendalian internal
c untuk efektivitas pencapaian organisasi.
a
Pengelonlaan Pengelolaan sumber daya manusia dalam pola tata
sumber a daya kelola memuat kebijakan mengenai pengelolaan
manusia sumber daya manusia yang berorientasi pada
S peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
t
r
Rencana Strategis yang selanjutnya disebut Renstra adalah
dokumen perencanaan BLUD untuk periode 5 (lima) tahunan. Renstra yang
dimaksud merupakan perencanaan lima tahunan yang disusun untuk
menjelaskan strategi pengelolaan BLUD SMK dengan mempertimbangkan
alokasi sumber daya dan kinerja dengan

9
menggunakan teknis analisis bisnis, yang ditetapkan melalui Peraturan
Kepala Daerah.
Pelaksanaan Renstra harus berdasarkan pada peningkatan pelayanan
masyarakat, efisiensi, efektivitas, produktifitas berdasarkan praktek bisnis
yang sehat tanpa mengutamakan keuntungan. Implementasi rencana strategis
ini juga harus dilakukan dengan memperhatikan fleksibilitas dari penerapan
BLUD. Renstra ini selanjutnya akan dipakai sebagai dasar penyusunan
Rencana Bisnis Anggaran (RBA) dan digunakan sebagai evaluasi kinerja
untuk setiap tahunnya. Renstra ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
Penyusunan Renstra oleh unit pelaksana teknis dinas/badan daerah yang
akan menerapkan BLUD memuat: a. rencana pengembangan layanan; b.
strategi dan arah kebijakan; c. rencana program dan kegiatan; dan d. rencana
keuangan. Contoh Renstra BLUD SMK dapat dilihat pada lampiran 2.

d. SPM BLUD SMK


SPM adalah standar pelayanan yang membuat batasan minimal
mengenai jenis dan mutu layanan dasar yang harus dipenuhi oleh SMK yang
akan menerapkan BLUD. SPM diatur dengan Peraturan Kepala Daerah untuk
menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, kesetaraan, kemudahan,
dan kualitas layanan umum yang diberikan oleh SMK yang akan menerapkan
BLUD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Contoh
Standar Pelayanan Minimal BLUD SMK dapat dilihat pada lampiran 3.

e. Laporan Keuangan atau Prognosis/Proyeksi Keuangan


Laporan keuangan BLUD SMK merupakan laporan yang terstruktur
mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh
BLUD. Tujuan umum laporan keuangan BLUD adalah menyajikan
informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran
lebih, arus kas, hasil operasi, dan perubahan ekuitas BLUD yang bermanfaat
bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai
alokasi sumber daya. Penyusunan prognosis/proyeksi keuangan berupa
laporan realisasi anggaran dan laporan operasional disusun oleh SMK yang
baru dibentuk dan akan menerapkan BLUD sesuai dengan sistem
perencanaan dan penganggaran yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.
Laporan keuangan atau prognosis/proyeksi keuangan disusun oleh kepala
SMK yang akan menerapkan BLUD sesuai dengan sistem akuntansi yang
diterapkan pada pemerintah daerah. Contoh dokumen laporan keuangan dapat
dilihat pada lampiran 4.

f. Laporan Audit Terakhir Atau Penyataan Bersedia Untuk Diaudit oleh


Pemeriksa Eksternal Pemerintah

10
Laporan audit terakhir merupakan laporan audit oleh pemeriksa
eksternal pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan atas laporan keuangan tahun terakhir sebelum SMK yang akan
menerapkan BLUD direkomendasikan untuk menerapkan BLUD. Apabila
audit terakhir tersebut belum tersedia, kepala SMK yang akan menerapkan
BLUD membuat surat pernyataan bersedia untuk diaudit oleh pemerika
eksternal pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Surat pertanyaan tersebut ditandatangani oleh kepala SMK yang
akan menerapkan BLUD dan diketahui oleh kepala Dinas Pendidikan
Provinsi.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah auditor eksternal dalam audit
laporan keuangan SMK yang akan menerapkan BLUD. Jenis-jenis
pemeriksaan BPK terdiri atas pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja,
dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Pemeriksaan keuangan yakni
pemeriksaan atas laporan keuangan yang bertujuan memberikan keyakinan
yang memadai (reasonable assurance) bahwa laporan keuangan telah
disajikan secara wajar dalam semua hal material, sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi
komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Pemeriksaan kinerja yakni pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara
yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi, serta pemeriksaan
aspek efektivitas. Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan dengan tujuan
tertentu yakni pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus atas hal-hal
lain yang berkaitan dengan keuangan dan pemeriksaan investigasi.

C. Penilaian BLUD SMK


Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah
telah menerbitkan Modul Penilaian dan Penetapan BLUD, selanjutnya modul tersebut
sebagai pedoman bagi Pemerintah Daerah Provinsi dalam melakukan penilaian SMK
yang akan menerapkan BLUD.

1. Tujuan
Tujuan Pedoman Penilaian Usulan Penerapan BLUD SMK adalah:
a. Tersedianya pedoman yang dapat digunakan oleh Tim Penilai dalam melakukan
penilaian atas usulan penerapan BLUD;
b. Tersusunnya instrumen penilaian bagi Tim Penilai sesuai dengan
karakteristik dan potensi daerah;
c. Terjaganya obyektivitas, transparansi dan kualitas penilaian.

2. Tim Penilai BLUD SMK


Kepala daerah akan membentuk Tim Penilai yang ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Daerah dalam rangka melakukan penilaian BLUD SMK. Tim Penilai
beranggotakan paling sedikit terdiri atas:
a. Sekretaris Daerah sebagai ketua;

11
b. PPKD sebagai sekretaris;
c. Kepala SKPD yang membidangi kegiatan BLUD sebagai anggota;
d. Kepala SKPD yang membidangi perencanaan pembangunan daerah sebagai
anggota; dan
e. Kepala SKPD yang membidangi pengawasan di pemerintah daerah
sebagai anggota; serta
f. Tenaga ahli yang berkompeten dibidangnya, apabila diperlukan.

3. Tata Tertib Tim Penilai


Tata tertib Tim Penilai dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Tim Penilai wajib hadir dalam rapat penilaian.
b. Dalam hal anggota Tim Penilai berhalangan hadir, anggota Tim Penilai tersebut
dapat menunjuk pengganti yang memiliki kompetensi di bidangnya dan
pendapat yang disampaikan oleh pengganti dianggap mewakili anggota Tim
Penilai yang bersangkutan.
c. Tim Penilai yang tidak hadir dan tidak menunjuk pengganti dianggap
menyetujui keputusan yang diambil dalam rapat penilaian.
d. Keputusan akan diambil berdasarkan musyawarah/mufakat jika terjadi
perbedaan pendapat. Akan tetapi jika tidak dapat diputuskan dengan
musyawarah/mufakat, maka dilakukan pemungutan suara yang disetujui
paling sedikit setengah dari jumlah Tim Penilai yang hadir ditambah 1 (satu)
suara.
e. Tim Penilai atau pengganti yang ditunjuk, wajib menandatangani Berita Acara
Hasil Penilaian.

4. Dokumen yang Dinilai


Dokumen yang dinilai adalah dokumen persyaratan administratif yang terdiri
dari:
a. Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja;
b. Pola tata kelola;
c. Rencana Strategis (Renstra);
d. Standar Pelayanan Minimal (SPM);
e. Laporan keuangan atau prognosis/proyeksi keuangan; dan
f. Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit oleh pemeriksa
eksternal pemerintah.

5. Instrumen penilaian
SMK yang akan menerapkan BLUD dinilai melalui instrumen dengan
masing-masing bobot dokumen sebagai berikut.

12
Tabel 2 Persyaratan Penilaian Dokumen Administatif

No Dokumen Bobot

1 Pernyataan kesanggupan meningkatkan kinerja 5%

2 Pola tata kelola 20%

3 Rencana Strategis (Renstra) 30%

4 Standar Pelayanan Minimal (SPM) 20%

5 Laporan Keuangan 20%

6 Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit 5%


oleh pemeriksa eksternal pemda sesuai ketentuan Perundang-
undangan

Jika salah satu dari enam persyaratan administratif tidak terpenuhi, maka
tidak dilakukan penilaian dan dapat diajukan kembali apabila seluruh persyaratan
sudah terpenuhi. Berikut adalah penilaian pada masing-masing dokumen berikut
bobot unsur yang dinilai:

Tabel 3 Penilaian Pernyataan Kesanggupan Meningkatkan Kinerja


(Bobot Dokumen 5%)

Indikator Unsur Yang Dinilai Bobot


Unsur
Adanya pernyataan Kesesuaian dengan format yang 2,0
Kesanggupan untuk ditetapkan dalam Peraturan Menteri
Meningkatkan Kinerja Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018
tentang BLUD
Ditandatangani oleh Kepala UPTD dan 8,0
diketahui oleh Kepala SKPD

Tabel 4 Penilaian Pola Tata Kelola (Bobot Dokumen 20%)

Indikator Unsur Yang Dinilai Bobot


Unsur
Adanya kebijakan- Kelembagaan 1,0
kebijakan mengenai
Prosedur kerja (akuntabilitas 2,0
organisasi dan tata
berbasis kinerja)

13
laksana Pengelompokan fungsi (akuntabilitas 2,0
berbasis kinerja)
Pengelolaan SDM (pengadaan, 2,0
persyaratan, pengangkatan,
penempatan, batas usia, masa kerja, hak,
kewajiban, termasuk sistem reward dan
punishment, serta pemberhentian
(PHK))
Adanya Pengesahan Peraturan Kepala Daerah 3,0
oleh Kepala Daerah

Tabel 5 Rencana Strategis (Bobot Dokumen 30%)

Indikator Unsur Yang Dinilai Bobot


Unsur
Adanya pernyataan Pernyataan visi dan misi 1,0
Visi dan Misi
Tergambarnya strategis Kesesuaian dengan Renstra SKPD dan 1,0
dan arah Rencana Pembangunan Jangka
kebijakan Menengah Daerah (RPJMD)
Kesesuaian visi, misi, program dengan 1,0
pencapaian kinerja (kinerja layanan,
kineria keuangan dan kinerja manfaat)

Rencana program dan Indikator Kinerja 1,0


Kegiatan
Target Kinerja 1,0
Rencana keuangan dan Program kegiatan dan pendanaan 1,0
Pengembangan layanan
Penanggun jawab program 0,5

Prosedur pelaksanaan program 0,5

Adanya Pengesahan Peraturan Kepala Daerah 3,0


oleh Kepala Daerah

14
Tabel 6 Penilaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) (Bobot 20%)

Indikator Unsur Yang Dinilai Bobot

SPM yang sesuai Fokus 1,0


dengan jenis dan mutu
Terukur 1,0
pelayanan
Dapat dicapai 0,5

Relevan dan dapat diandalkan 1,0

Kerangka waktu 0,5


Kelengkapan dan Kelengkapan jenis pelayanan sesuai 1,0
kesesuaian jenis Dan dengan SPM yang diberlakukan
Target Kinerja
Keterkaitan antara SPM Kaitan antara SPM dengan Renstra dan 2,0
dengan Renstra dan anggaran tahunan
Anggaran

Adanya pengesahan Peraturan Kepala Daerah 3,0


oleh kepala daerah

Tabel 7 Penilaian Laporan Keuangan (Bobot Dokumen 20%)

Indikator Unsur Yang Dinilai Bobot


Unsur
Laporan Realisasi LRA sesuai SAP 2,0
Anggaran (LRA)
Laporan Neraca Neraca sesuai SAP 2,0
Laporan Operasional LO sesuai SAP 2,0
(LO)

Laporan Perubahan LPE sesuai SAP 2,0


Ekuitas (LPE)
Catatan Atas Laporan CALK sesuai SAP 2,0
Keuangan (CALK)

Untuk SMK yang baru dibentuk dan akan langsung menerapkan BLUD menggunakan
penilaian sebagai berikut:

15
Indikator Unsur Yang Dinilai Bobot
Unsur
Prognosis/Proyeksi LRA sesuai sistem perencanaan dan 5,0
Laporan Realisasi penganggaran Pemda
Anggaran (LRA)
Prognosis/Proyeksi LO sesuai sistem perencanaan dan 5,0
Laporan Operasional penganggaran Pemda
(LO)

Tabel 8 Laporan Audit Terakhir atau Pernyataan Bersedia Untuk Diaudit


Oleh Pemeriksa Eksternal Pemda Sesuai Ketentuan Perundang-
Undangan (Bobot Dokumen 5%)

Indikator Unsur Yang Dinilai Bobot


Unsur
Adanya hasil audit Hasil audit tahun terakhir oleh BPK 10,0
sebelum mengajukan untuk menerapkan
BLUD

ATAU

Adanya pernyataan Kesuaian dengan format yang ditetapkan 2,0


bersedia untuk diaudit dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
oleh pemeriksa Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD
eksternal pemda
sesuai ketentuan
Ditandatangani oleh Kepala UPTD dan 8,0
Perundang-undangan
diketahui oleh Kepala SKPD

D. Proses Penilaian
1. Dalam rangka penilaian dokumen administratif dilakukan dengan menggunakan
format penilaian dokumen administratif, indikator, dan bobot penilaian penerapan
BLUD (SE Mendagri Nomor 981/1010/SJ dan Nomor 981/1011/SJ tentang Modul
Penilaian dan Penetapan BLUD tanggal 6 Februari 2019), sebagai berikut:
a. bagi SKPD yang telah mempunyai Unit Pelaksana Teknis Daerah menggunakan
format A.l ; (lampiran 5)
b. bagi SKPD yang belum mempunyai UPTD, menggunakan format A.2. (lampiran
6)
2. Untuk melakukan penilaian dokumen administratif terhadap nilai per unsur pada
kolom 6 format A.l dan format A.2, menggunakan format B. (lampiran 7)
3. Setelah dilakukan penilaian terhadap dokumen administratif, hasil penilaian

16
dituangkan dalam Berita Acara Hasil Penilaian Usulan Penerapan BLUD, disertai
dengan kesimpulan penilaian dokumen administrastif usulan penerapan BLUD
sebagaimana format C. (lampiran 8)

Gambar 1 Alur Penilaian

E. Penetapan BLUD
Berdasarkan hasil penilaian dokumen administratif, dalam hal nilai dari dokumen
administratif <60, maka hasil penilaian Ditolak Untuk Menerapkan BLUD dan
apabila nilai dari dokumen administratif >60, maka hasil penilaian Diterima Untuk
Menerapkan BLUD. Hasil penilaian tersebut selanjutnya akan dituangkan dalam
bentuk rekomendasi penerapan BLUD SMK sebagaimana format D. (lampiran 9)
Rekomendasi disampaikan kepada kepala daerah sebagai dasar penetapan dan
kapan dimulainya penerapan BLUD SMK yang dituangkan dalam Keputusan Kepala
Daerah.

17
BAB IV
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
SMK YANG AKAN MENERAPKAN BLUD

BLUD SMK didasarkan pada prinsip efisiensi, efektivitas, dan produktivitas. Pelaksanaan
operasional sistem BLUD, yang mendapatkan pengecualian dari ketentuan pengelolaan
keuangan daerah pada umumnya, diberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan
praktek bisnis yang sehat.

A. Pengelolaan Keuangan SMK


Pengelolaan keuangan menurut Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018 meliputi pengelolaan
pembiayaan dan pengelolaan pendanaan. Pengelolaan keuangan ini dimaksudkan untuk
memberikan acuan dalam menjalankan mekanisme keuangan secara akuntabel, transparan,
dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Adanya pengelolaan keuangan
yang baik diharapkan SMK dapat menghitung biaya dan mengatur dana yang dibutuhkan,
sekaligus memprediksi potensi pendanaan yang belum bisa terpenuhi. Selain membuat
pemetaan sumber pendanaan yang ada, SMK mencari sumber pendanaan lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengelolaan keuangan meliputi investasi, operasi
pendidikan, bantuan pendidikan, beasiswa, dan personal. Langkah-langkah untuk
melaksanakan pengelolaan keuangan diterapkan sebagai berikut:
1. Perangkat daerah provinsi yang melaksanakan urusan pendidikan melakukan sosialisasi
peraturan/ketentuan/panduan terkait biaya pendidikan;
2. Perangkat daerah provinsi yang melaksanakan urusan pendidikan bersama Pengelola
SMK menghitung dan menetapkan besaran biaya operasi pendidikan untuk setiap
Program Keahlian berdasarkan Standar Biaya Operasi SMK;
3. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dengan memperhatikan
masukan dari Pemerintah Daerah menetapkan besaran BOS SMK; dan
4. SMK menyusun anggaran Penyelenggaraan Program Keahlian berdasarkan Standar
Biaya Operasi SMK.

B. Laporan Keuangan SMK


1. Definisi Laporan Keuangan SMK
Laporan Keuangan SMK adalah dokumen keuangan yang wajib disusun untuk
menerapkan BLUD. Hal ini dikarenakan Laporan Keuangan merupakan salah satu dari
persyaratan dokumen administratif. Laporan keuangan disusun untuk menjelaskan nilai
sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional
SMK, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas,
dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.
Kepala Sekolah yang akan menerapkan BLUD pada SMK juga harus membuat
laporan keuangan sesuai dengan pasal 44 ayat (1) dan ayat (2)

18
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD yang dijelaskan
sebagai berikut:
(1) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf e disusun oleh
kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan Daerah yang akan menerapkan BLUD
sesuai dengan sistem akuntansi yang diterapkan pada pemerintah daerah.
(2) Laporan keuangan terdiri atas:
a. laporan realisasi anggaran;
b. neraca;
c. laporan operasional:
d. laporan perubahan ekuitas; dan
e. catatan atas laporan keuangan.

Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor: 981/1010/SJ tahun 2019 tentang
Modul Penilaian dan Penetapan BLUD menjelaskan bobot dokumen laporan keuangan.
Bobot dokumen tersebut dijelaskan pada format penilaian dokumen administratif,
indikator, dan bobot penilaian penerapan BLUD, khususnya pada format A.1: SKPD
yang telah mempunyai Unit Pelaksana Teknis Daerah, pada Nomor 5 untuk dokumen
administratif yang dinilai pada laporan keuangan dengan nilai bobot 20% pada 5 (lima)
laporan keuangan sebagai berikut:
a. LRA sesuai dengan SAP
b. Neraca sesuai dengan SAP
c. LO sesuai dengan SAP
d. LPE sesuai dengan SAP
e. CaLK sesuai dengan SAP

Masing-masing laporan keuangan tersebut mempunyai nilai 0 atau 10 dengan


bobot per unsur masing-masing sebesar 2,0.
SMK bukan merupakan entitas akuntansi maka dalam penyusunan 5 (lima)
komponen laporan keuangan dimaksud harus memecah dari laporan keuangan SKPD
baik secara manual dan/atau sistem aplikasi. Laporan keuangan SKPD yang digunakan
sebaiknya yang sudah audited karena penyajian nilainya sudah dianggap wajar oleh
pemeriksa eksternal pemerintah. Alternatif lain yang dapat digunakan jika terdapat
kesulitan dalam memecah laporan keuangan SKPD menjadi laporan keuangan SMK
adalah dengan menyusun 5 (lima) komponen laporan keuangan tersebut berdasarkan
bukti transaksi atau media rekapitulasi data dari bukti transaksi seperti Buku Kas Umum
(BKU) Bendahara Penerimaan dan Pengeluaran Pembantu atau catatan yang memiliki
informasi yang mirip dengan BKU, ditambah data-data lain seperti data persediaan, aset
tetap, aset tak berwujud (berikut penyusutan dan amortisasi) serta data-data akrual lain
seperti data utang piutang. 5 (lima) komponen laporan keuangan yang dimaksud di atas
terdiri atas:
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan laporan yang menyajikan ikhtisari
sumber, alokasi, dan pemakai sumber daya ekonomi yang dikelola, serta
menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya

19
dalam suatu periode pelaporan yang terdiri dari unsur pendapatan dan belanja.
2. Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu entitas
pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal pelaporan. Neraca
terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas.
3. Laporan Operasional (LO) merupakan salah satu unsur laporan keuangan yang
menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan
penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah daerah untuk kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan.
4. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) merupakan laporan yang menyajikan
peningkatan maupun penurunan aktiva-aktiva bersih atau kekayaan entitas selama
periode tertentu yang didasarkan prinsip-prinsip pengukuran tertentu yang dianut
dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
5. Catatan atas Laporan Keuangan merupakan salah satu unsur laporan keuangan yang
menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai
suatu pos yang disajikan dalam LRA, LO, LPE, dan Neraca dalam rangka
pengungkapan yang memadai.
SMK dapat saja baru dibentuk dan akan langsung menerapkan BLUD maka SMK
baru tersebut tidak menyusun 5 (lima) komponen laporan keuangan tetapi hanya
menyusun prognosis/proyeksi keuangan berupa LRA dan LO sesuai dengan sistem
perencanaan dan penganggaran yang diterapkan oleh pemerintah daerah. Pada Surat
Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor: 981/1010/SJ tahun 2019 khususnya pada format
A.2: SKPD yang belum mempunyai unit pelaksana teknis daerah, pada Nomor 5 untuk
dokumen administratif yang dinilai pada prognosis/proyeksi laporan keuangan dengan
nilai bobot 20% pada 2 (dua) laporan keuangan sebagai berikut:
a. LRA sesuai dengan sistem perencanaan dan penganggaran yang diterapkan
pemerintah daerah
b. LO sesuai dengan sistem perencanaan dan penganggaran yang diterapkan
pemerintah daerah
Masing-masing laporan keuangan mempunyai nilai 0 atau 10 dengan bobot per
unsur masing-masing sebesar 5,0.

2. Akuntansi SMK
SMK menyusun 5 (lima) komponen laporan keuangan tersebut, perlu pemahaman
akuntansi yang memadai. Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran,
pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan, penyajian laporan,
serta penginterpretasian atas hasilnya. Proses identifikasi dan pencatatan dalam akuntansi
yang dimaksud adalah setiap kejadian transaksi keuangan diperlukan adanya pencatatan
serta identifikasi pada pos-pos akun mana yang sesuai dengan kejadian transaksinya.
Begitu pula dengan pengklasifikasi transaksi yang dilakukan termasuk dalam bagian pos
akun yang mana saja nanti digunakan ketika sudah melakukan pencatatan,
pengklasifikasian dan pengikhtisaran transaksi kemudian disajikan dalam bentuk laporan
keuangan yang sesuai dengan pedoman atau peraturan- peraturan yang mengatur proses
penyusunan laporan keuangan. Akuntansi SMK

20
sendiri adalah bagian dari akuntansi SKPD karena sebagai UPTD, SMK merupakan unit
kerja dari SKPD. Dalam pengaturan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan
daerah sebenarnya tidak dikenal akuntansi SMK, namun untuk keperluan persyaratan
dokumen administratif menjadi BLUD, maka SMK harus membuat 5 (lima) komponen
laporan keuangan. Laporan keuangan SMK mempunyai basis akuntansi yang sama
dengan laporan keuangan SKPD yaitu basis kas untuk statutory report seperti LRA dan
basis akrual untuk laporan keuangan LO dan Neraca.

3. Tahapan Penyusunan Laporan Keuangan Pembentukan BLUD SMK


Siklus akuntansi pemerintah daerah dan SMK sama dengan siklus akuntansi pada
umumnya. Pencatatan transaksi juga harus disertakan dengan dokumen-dokumen dan
bukti transaksi yang sah untuk kemudian dimasukkan kedalam jurnal dan buku besar.
Bukti transaksi dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu bukti penerimaan kas, bukti
pengeluaran kas dan bukti memorial yang kemudian dimasukkan ke jurnal umum, yang
kemudian diposting ke buku besar dan selanjutnya dimasukan dalam neraca saldo sampai
ke penyajian laporan keuangan. Berikut ini merupakan gambar ilustrasi dari Siklus
Akuntansi.

Gambar 2 Siklus Akuntansi


Gambar di atas menerangkan siklus akuntansi yang perlu dijadikan pedoman bagi
para entitas pemerintah daerah khususnya pada entitas akuntansinya seperti SKPD
termasuk SMK. Dokumen transaksi disini maksudnya adalah dokumen-dokumen yang
terkait transaksi pendapatan dan belanja yang terjadi di dalam SMK. Contohnya seperti
pendapatan dari pemanfaatan aset SMK dan belanja operasional SMK untuk
meningkatkan kualiatas pelayanan pendidikan SMK. Pendanaan yang diberikan dicatat
sebagai penerimaan kas dan pengeluaran dicatat sebagai belanja.
Transaksi yang telah selesai didokumentasikan, kemudian dimasukan dalam jurnal
transaksi, dimana dalam membuat jurnal ini perlu pemahaman lebih jauh tentang
persamaan akuntansi yang akan dibahas berikutnya. Pada saat

21
penjurnalan yang dilakukan harus dilakukan dengan teliti dimana posisi debit dan
kreditnya, agar tidak salah dalam tahapan selanjutnya. Pada tahapan selanjutnya tiap
transaksi dalam penjurnalan yang sudah dimasukan kedalam pos-pos akun dibuatkan
buku besar yang sifatnya sebagai penerjemah kenaikan atau penurunan nilai akun atas
transaksi pada penjurnalan sebelumnya. Hal ini cukup mudah, karena hanya melakukan
posting atau memindahkan tiap-tiap akun yang terjadi pada saat transaksi penjurnalan.
Hal penting yang perlu diingat sebelum melakukan posting setiap akun jurnal ke buku
besar adalah nilai saldo awal atau saldo tahun sebelumnya yang wajib dimasukan terlebih
dahulu.
Tahapan selanjutnya adalah membuat neraca saldo. Neraca saldo merupakan
tahapan sebelum penyusunan laporan keuangan, dimana dalam neraca saldo ini berfungsi
untuk mengelompokkan saldo nilai akun-akun yang ada di dalam buku besar, serta
sebagai koreksi untuk penyeimbangan posisi debit dan kredit yang telah dilakukan pada
saat transaksi sebelumnya. Ketika neraca saldo yang sudah seimbang posisi debit dan
kreditnya, kemudian dimasukan ke dalam tahapan laporan keuangan. Laporan keuangan
ini sesuai dengan penyajian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dimana
setiap akun dalam neraca saldo perlu disajikan dalam lima komponen laporan keuangan
yang telah ditentukan sebelumnya.
Siklus akuntansi ini merupakan rangkaian tahapan perlakuan data transaksi
keuangan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, hal ini dikarenakan adanya saling
keterkaitan tahapan satu sama lain. Pembetulan dalam siklus akuntansi tidak dapat
dilakukan secara langsung dan harus melihat proses awalnya terlebih dahulu jika didapati
ada salah satu tahapan/siklus yang perlu dikoreksi. Siklus akuntansi ini harus dipahami
dengan baik dan benar oleh SMK yang akan menyajikan laporan keuangan agar hasilnya
baik dan maksimal.

a. Persamaan Akuntansi
Persamaan akuntansi, atau juga disebut persamaan dasar akuntansi adalah
komponen yang membentuk dasar untuk semua sistem akuntansi. Persamaan
sederhana ini menggambarkan dua fakta tentang perusahaan atau suatu instansi yakni
apa yang dimiliki perusahaan dan berapa besar hutang perusahaan atau instansi
tersebut. Persamaan akuntansi menyamakan aset dengan kewajiban/liabilitas dan
modalnya, hal ini menunjukkan bahwa semua aset perusahaan atau instansi diperoleh
melalui kewajiban hutang dan/atau modal. Berikut ini adalah gambar ilustrasi
persamaan akuntansi:

ASET KEWAJIBAN MODAL

Gambar 3 Ilustrasi Persamaan Akuntansi

Gambar diatas menjelaskan bahwa aset sama dengan jumlah


kewajiban/liabilitas dan modal. Pemahaman ini adalah hal dasar dan awal ketika
mempelajari persamaan dasar akuntansi.

22
Kewajiban/liabilitas dan modal pada dasarnya hanyalah sumber pendanaan
bagi perusahaan/instansi untuk memperoleh aset. Persamaan akuntansi umumnya
ditulis dengan kewajiban/liabilitas yang muncul sebelum modal. Hal seperti ini harus
konsisten dengan pelaporan keuangan di mana aset dan kewajiban/liabilitas lancar
selalu dilaporkan sebelum aset dan kewajiban/liabilitas jangka panjang. Persamaan
ini berlaku untuk semua kegiatan bisnis dan transaksi. Aset akan selalu sama dengan
kewajiban/liabilitas dan modal. Jika aset meningkat, kewajiban/liabilitas atau modal
pemilik harus meningkat untuk menyeimbangkan persamaan. Sebaliknya berlaku
jika kewajiban/liabilitas atau modal yang menurun.
Persamaan akuntansi ini adalah alat bantu dalam menganalisis dokumen
transaksi yang kemudian dicatat dalam bentuk jurnal. Persamaan akuntansi ini juga
merupakan persamaan untuk seluruh transaksi yang terdapat dalam instansi
manapun, termasuk untuk transaksi di pemerintah daerah. Istilah modal pada
pemerintahan diganti dengan istilah ekuitas sehingga persamaan akuntansinya
menjadi seperti berikut:

ASET KEWAJIBAN EKUITAS

Gambar 4 Persamaan Akuntansi Pemerintahan

Persamaan akuntansi di SKPD pun tidak terlalu berbeda dengan di pemerintah


daerah. Sedikit perbedaan ada pada komponen ekuitas, karena posisi SKPD sebagai
entitas akuntansi maka terdapat akun Rencana Kerja Pejabat Pengelolaan Keuangan
Daerah (RK PPKD) untuk menampung penerimaan dan pengeluaran kas antara
SKPD dengan PPKD.
Persamaan akuntansi yang serupa juga dapat digunakan pada SMK dengan
asumsi SMK setara dengan SKPD sehingga dianggap seperti entitas akuntansi yang
langsung bertransaksi dengan PPKD, sehingga masih menggunakan akun RK PPKD
sebagai akun transitoris dengan PPKD. Hal ini dikarenakan tidak dikenal akun
transitoris antar unit kerja didalam SKPD dalam regulasi dan pedoman manapun.
Persamaan akuntansi untuk menyusun laporan keuangan SMK dapat digambarkan
sebagai berikut:

23
Gambar 5 Persamaan Akuntansi UPTD SMK

Nilai RK PPKD tersebut kemungkinan terbentuk dari penerimaan kas SMK


dari Kas Umum Daerah baik dari sumber dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) lainnya serta
pengeluaran kas SMK ke Kas Umum Daerah misalnya yang berasal dari
pemanfaatan aset SMK yang merupakan pendapatan lain-lain PAD yang sah.
Penjelasan persamaan akuntansi tersebut mempertegas bahwa dasar
pemahaman akuntansi menjadi alat yang sangat membantu dalam penyusunan
laporan keuangan. Hal ini membutuhkan pemahaman yang cukup baik dan benar
agar tercapainya penyusunan laporan keuangan SMK yang baik dan benar.

1. Jurnal
Proses awal dalam siklus akuntansi adalah identifikasi transaksi dimulai
dengan pengumpulan data yang diambil dari bukti transaksi. Berdasarkan bukti
transaksi kemudian dikelompokkan transaksi- transaksi yang terjadi dan dapat
dipertanggungjawabkan berupa nota, faktur, kuitansi atau memo yang
diverifikasi. Semua transaksi yang sudah dikelompokkan, maka harus dicatat ke
dalam jurnal berdasarkan urutan kronologi transaksi keuangan. Jurnal adalah alat
untuk mencatat transaksi-transaksi suatu entitas secara kronologis dan sistematis.
Contoh format jurnal umum dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 9 Format Jurnal Umum

Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

24
Keterangan:
(1) Tanggal terjadinya transaksi secara berurutan dengan kronologis terjadinya
transaksi.
(2) Nomor bukti transaksi.
(3) Nomor kode rekening.
(4) Nama akun yang di debit ditulis terlebih dahulu kemudian baris selanjutnya
ditulis akun yang di kredit dan ditulis menjorok kesebelah kanan.
(5) dan (6) Jumlah rupiah dari akun yang di debit maupun di kredit.
Pencatatan transaksi dalam jurnal diatur dalam sebuah mekanisme debit
dan kredit. Pengertian debit dalam persamaan akuntansi menunjukan sisi sebelah
kiri dan kredit menunjukan sebelah kanan. Mekanisme untuk menggunakan
aturan debit dan kredit pada setiap akun utama akuntansi terlihat dalam tabel
sebagai berikut:

Tabel 10 Mekanisme Aturan Debit dan Kredit Pada Akun Utama


Akuntansi
No Jenis Akun Bertambah Berkurang Keterangan

1 Aset Debit Kredit Aset jika bertambah dicatat di debit.

Aset jika berkurang dicatat di kredit.

2 Utang Kredit Debit Utang jika bertambah dicatat di kredit. Utang


jika berkurang dicatat di debit.

3 Ekuitas Kredit Debit Ekuitas jika bertambah dicatat di kredit.


Ekuitas jika berkurang dicatat di debit.

4 Pendapatan Kredit Debit Pendapatan jika bertambah dicatat di kredit.

Pendapatan jika berkurang dicatat di debit.

5 Beban Debit Kredit Beban jika bertambah dicatat di debit.


Beban jika berkurang dicatat di kredit.

Berikut ini adalah contoh jurnal dari beberapa transaksi SMK:

Pada tanggal 5 Januari 2020 instansi membeli perlengkapan kantor seharga


Rp2.000.000,00.

25
Tabel 11 Contoh 1 Jurnal Transaksi SMK
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
5-Jan-20 Xxxx x.x.x.xx Perlengkapan 2.000.000,00
Kantor
2.000.000,00
x.x.x.xx Kas di Bendahara
Pengeluaran
Pembantu SMK

Pada tanggal 15 Januari 2020 dibayar beban telepon sebesar


Rp1.000.000,00.
Tabel 12 Contoh 2 Jurnal Transaksi SMK
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
15-Jan- Xxxx x.x.x.xx Beban telepon 1.000.000,00
20
Kas di Bendahara 1.000.000,00
x.x.x.xx Pengeluaran
Pembantu SMK

Pada tanggal 21 Januari 2020 instansi telah menerima Pendapatan


pemanfaatan aset sekolah sebesar Rp5.000.000,00.
Tabel 13 Contoh 3 Jurnal Transaksi SMK
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
21-Jan- Xxxx x.x.x.xx Kas di Bendahara 5.000.000,00
20 Penerimaan
Pembantu SMK
x.x.x.xx Pendapatan 5.000.000,00
pemanfaatan aset
sekolah –LO

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah


adalah basis akrual, untuk pengakuan pendapatan-LO, beban, aset, kewajiban,
dan ekuitas (Paragraf 42 Kerangka Konseptual Nomor 71 Tahun 2010)
sedangkan dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar basis kas,
maka LRA disusun berdasarkan basis kas (Paragraf 44 Kerangka Konseptual
Nomor 71 Tahun 2010). Basis kas dapat dikatakan khusus digunakan untuk
LRA. Mekanisme basis laporan keuangan pemerintah terlihat dalam tabel
sebagai berikut:

26
Tabel 14 Mekanisme Basis Laporan Keuangan Pemerintah
Kode Akun Uraian Laporan Basis
1 Aset
2 Kewajiban Neraca Akrual
3 Ekuitas
4 Pendapatan LRA
5 Belanja LRA Kas
6 Pembiayaan
7 Pendapatan LO
LO Akrual
8 Beban

Ada hal penting yang wajib diketahui terkait pencatatan jurnal realisasi
anggaran yang berbasis kas, dimana, jurnal basis kas ini akan dilakukan apabila
sudah memenuhi dua kriteria yaitu:
a) Terdapat aliran kas (masuk/keluar); dan
b) Merupakan realisasi anggaran.
Apabila dua syarat di atas tidak terpenuhi maka pencatatan realisasi
anggaran tidak perlu dilakukan. Contoh jurnal realisasi anggaran pada sebagai
berikut:
a. Bendahara Penerimaan Pembantu Sekolah menerima uang sebesar
Rp5.000.000,00 dari pembayaran Pendapatan pemanfaatan aset sekolah.

Tabel 15 Contoh 1 Jurnal Realisasi Anggaran


No Kode
Tanggal Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
x-xx-xx xxxx x.x.x.xx Estimasi 5.000.000,00
Perubahan SAL
5.000.000,00
x.x.x.xx Pendapatan
pemanfaatan
aset sekolah -
LRA

b. Bendahara Pengeluaran Pembantu SMK membayarkan uang sebesar


Rp3.000.000,00 untuk belanja perjalanan dinas.

Tabel 16 Contoh 2 Jurnal Realisasi Anggaran


Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
x-xx-xx xxxx x.x.x.xx Belanja Perjalanan 3.000.000,00
Dinas
3.000.000,00
x.x.x.xx Estimasi Perubahan
SAL

27
Hal lain yang perlu menjadi perhatian bahwa setiap transaksi harus
dilakukan jurnal basis akrual dan apabila memenuhi syarat maka juga dilakukan
jurnal basis kas. Apabila dalam satu transaksi terdapat jurnal basis akrual dan
jurnal basis kas maka jurnal dicatat pada saat yang sama. Berikut ini adalah
contoh transaksi yang memenuhi syarat basis kas dan basis akrual:
c. Bendahara Penerimaan Pembantu SMK menerima uang sebesar
Rp5.000.000,00 dari pembayaran Pendapatan Pemanfaatan Aset Sekolah.

Tabel 17 Contoh 3 Jurnal Realisasi Anggaran


Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
x-xx-xx xxxx x.x.x.xx Kas di Bendahara 5.000.000,00
Penerimaan
Pembantu SMK
Pendapatan 5.000.000,00
x.x.x.xx Pemanfaatan Aset
Sekolah – LO
x-xx-xx xxxx x.x.x.xx Estimasi Perubahan 5.000.000,00
SAL
5.000.000,00
x.x.x.xx Pendapatan
Pemanfaatan Aset
Sekolah –LRA

d. Bendahara Pengeluaran Pembantu Sekolah membayarkan uang sebesar


Rp3.000.000,00 untuk belanja perjalanan dinas.

Tabel 18 Contoh 4 Jurnal Realisasi Anggaran


Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
x-xx-xx xxxx x.x.x.xx Beban Perjalanan 3.000.000,00
Dinas
3.000.000,00
x.x.x.xx Kas di Bendahara
Pengeluaran
Pembantu SMK
x-xx-xx xxxx x.x.x.xx Belanja Perjalanan 3.000.000,00
Dinas
3.000.000,00
x.x.x.xx Estimasi Perubahan
SAL

Pada pelaksanaan penyusunan laporan keuangan sekolah, jurnal akuntansi


tersebut di atas idealnya dibuat langsung berdasarkan bukti transaksi. Alternatif
lain yang dapat dipilih untuk mempercepat proses jurnal akuntansi dapat dibuat
dari catatan Buku Kas Umum (BKU) yang dibuat oleh Bendahara Penerimaan
Pembantu dan Bendahara Pengeluaran Pembantu selama suatu tahun anggaran
yang disepakati

28
menjadi laporan keuangan untuk dokumen administratif menjadi BLUD.
Apabila semua transaksi tersebut sudah dicatat dalam jurnal akuntansi maka
laporan keuangan SMK yang berbasis kas akan terbentuk.
Selanjutnya perlu dilakukan jurnal untuk mencatat transaksi akrual yang
meliputi transaksi sebagai berikut:
a. Pengakuan piutang jika ada, dapat dilakukan berdasarkan tagihan kepada
penerima jasa dari SMK. Untuk kasus tertentu diperlukan adanya tanda
terima atau berita acara serah terima pekerjaan yang ditandatangani pihak
SMK dan dan penerima jasa dari SMK;
b. Pengakuan persediaan baik yang bertambah maupun berkurang berdasarkan
laporan persediaan SMK yang menyajikan informasi saldo awal, mutasi
keluar, mutasi masuk dan saldo akhir;
c. Pengakuan investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang jika ada,
berdasarkan surat berharga, sertifikat deposito maupun dokumen investasi
lain;
d. Pengakuan aset tetap, aset dikerjasamakan, dan aset tak berwujud baik yang
bertambah maupun berkurang berdasarkan laporan barang SMK yang
menyajikan informasi saldo awal, mutasi keluar, mutasi masuk dan saldo
akhir;
e. Pengakuan beban penyusutan/amortisasi di LO dan akumulasi
penyusutan/amortisasi di Neraca berdasarkan tahun perolehan dari laporan
barang dan kebijakan akuntansi pemda;
f. Pengakuan aset rusak sebagai aset lainnya jika ada berdasarkan surat
permohonan penghapusan aset dari Kuasa Pengguna Barang; dan
g. Pengakuan utang jangka pendek maupun jangka panjang jika ada,
berdasarkan tagihan dari debitur atau perjanjian pinjaman.

2. Buku Besar
Transaksi yang sudah dikelompokkan dan dicatat ke dalam jurnal
berdasarkan urutan kronologi transaksi keuangan memerlukan proses klasifikasi.
Proses klasifikasi transaksi dari jurnal ke buku besar dikenal dengan istilah
Posting. Posting adalah proses pemindahan jurnal suatu transaksi ke dalam buku
besar dari masing-masing akun dalam jurnal terkait. Buku besar adalah buku
yang digunakan untuk mengelompokkan transaksi berdasarkan akun/kode
rekening sehingga diperoleh saldo akhir akun/kode rekening tersebut. Setiap
akun memiliki satu buku besarnya masing-masing sehingga jumlah buku besar
yang dimiliki sebuah entitas sama banyaknya dengan jumlah akun yang
dimilikinya. Buku besar dibuat dalam sebuah format tertentu dan dengan aturan
tertentu yang telah disepakati. Contoh format buku besar dapat dilihat sebagai
berikut:

29
Tabel 19 Format Buku Besar
Kode Rekening :
Uraian :
Anggaran :

Tanggal No Bukti Uraian Ref Debit Kredit Saldo


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Keterangan:
(1) Tanggal terjadinya transaksi secara berurutan dengan kronologis terjadinya
transaksi.
(2) Nomor surat bukti transaksi.
(3) Uraian transaksi.
(4) Bagian ref mengacu pada pencatatan dalam jurnal yaitu halaman jurnal
pada saat transaksi dicatat.
(5) dan (6) Jumlah rupiah dari akun yang di debit maupun di kredit.
(7) Jumlah saldo dari transaksi
Sebelum melakukan posting, terlebih dahulu memasukkan semua saldo
awal untuk akun-akun Aset, Kewajiban dan Ekuitas yang diperoleh dari Neraca
Awal Tahun kedalam buku besarnya masing-masing. Ketika transaksi periode
berjalan telah dimulai, tiap transaksi yang telah dicatat dalam jurnal kemudian
diposting kebuku besar. Berdasarkan contoh jurnal di atas, dapat dilakukan
posting ke buku besar sebagai berikut:
Jurnal Transaksi pendapatan tunai oleh Bendahara Penerimaan Pembantu
SMK:

30
Tabel 20 Contoh Pengisian Buku Besar dari
De Jurnal
Tanggal No Bukti Kode Rekening
Uraian Kredit

21-Jan-20 xxxx x.x.x.xx


Kas di Bendahara Penerimaan Pembantu
5.000.000,00
SMK

5.000.000,00
x.x.x.xx Pendapatan Pemanfaatan Aset Sekolah -LO

Buku Besar :
Kode Rekening : x.x.x.xxx
Uraian : Kas di Bendahara Penerimaan Pembantu SMK
Anggaran :

Tanggal No Bukti Uraian Ref Debit Kredit


21-Jan-20 xxxx Penerimaan Xx 5.000.000,00
pendapatan
Pemanfaatan Aset
Sekolah

BukuBesar :
Kode Rekening : x.x.x.xxx
Uraian : Pendapatan Pemanfaatan Aset Sekolah -LO
Anggaran :

Tanggal No Uraian Ref Debit Kredit


Bukti
21-Jan-20 xxxx Pendapatan Xx 5.000.000,00
Pemanfaatan Aset
Sekolah

Perlu diingat bahwa sebelum posting dilakukan, pastikan saldo awal akun-
akun neraca sudah masuk ke dalam buku besar.

3. Neraca Saldo
Proses mengumpulkan saldo akhir dari setiap buku besar memerlukan
keakurasian dari pencatatan pada buku besar itu sendiri. Proses ini merupakan
tujuan dari penyusunan neraca saldo, dimana jika dilakukan dengan benar akan
menghasilkan neraca saldo yang seimbang antara penjumlahan kolom debit dan
kreditnya. Neraca Saldo adalah daftar seluruh akun dalam transaksi beserta
saldonya pada posisi debit maupun kredit. Neraca saldo disusun untuk
memastikan bahwa Buku Besar secara matematis adalah akurat dengan
pengertian bahwa

31
jumlah saldo-saldo debit selalu sama dengan saldo-saldo kredit. Contoh format
neraca saldo dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 21 Format Neraca Saldo

Kode Uraian Debit Kredit


Akun
(1) (2) (3) (4)

Keterangan:
(1) Nomor kode rekening.
(2) Nama akun.
(3) dan (4) Jumlah rupiah dari akun yang di debit maupun di kredit.

Berdasarkan contoh jurnal buku besar di atas, dapat dilakukan penyusunan


neraca saldo sebagai berikut:

Tabel 22 Contoh Penyusunan Neraca Saldo


Kode Akun Uraian Debit Kredit
1.1.1.01.01 Kas di Bendahara Penerimaan 3.000.000,00
Pembantu Sekolah
1.1.1.01.02 Kas di Bendahara Pengeluaran
Pembantu Sekolah
1.1.1.01.03 Perlengkapan Kantor 2.000.000,00
2.1.1.01.01 Utang
3.1.1.01.01 Ekuitas 7.000.000,00
4.1.02.01.12 Pendapatan Pemanfaatan Aset 1.000.000,00
Sekolah – LRA
5.1.1.01.01 Belanja Telepon 2.000.000,00
7.1.1.01.01 Pendapatan Pendapatan 1.000.000,00
Pemanfaatan Aset Sekolah –
LO
8.1.1.01.01 Beban Telepon 2.000.000,00
Total 9.000.000,00 9.000.000,00

SMK dapat mulai menyusun komponen-komponen laporan keuangan


seperti laporan realisasi anggaran, laporan operasional, laporan perubahan
ekuitas dan neraca dengan menggunakan neraca saldo tersebut.

32
C. Laporan Realisasi Anggaran
Laporan realisasi anggaran (LRA) yaitu laporan yang menyajikan informasi
realisasi pendapatan dan belanja, yang masing-masing diperbandingkan dengan
anggarannya dalam satu periode. Unsur-unsur yang dicakup secara langsung oleh laporan
realisasi anggaran. Masing-masing unsur di dalam LRA dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Penerimaan Pembantu
SMK/Bendahara BOS dan/atau rekening kas Bendahara Penerimaan Pembantu
SMK/Bendahara BOS yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak SMK, dan tidak perlu dibayar
kembali oleh SMK.
2. Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu
SMK/Bendahara BOS dan/atau rekening kas Bendahara Pengeluaran Pembantu
SMK/Bendahara BOS yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun
anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
SMK.
Penyusunan LRA dilakukan dengan mengambil saldo-saldo dari akun 4 dan
5 di neraca saldo yang diposting kekolom realisasi di LRA. Setelah LRA terbentuk maka
dilakukan jurnal penutup atas akun-akun temporer LRA tersebut. Tahapan sederhana
penyusunan LRA dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 6 Tahapan Penyusunan LRA

Berikut adalah ilustrasi format Laporan Realisasi Anggaran SMK untuk keperluan
persyaratan dokumen administratif dalam pengajuan sebagai BLUD.

33
Tabel 23 Format Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
PEMERINTAH …
DINAS …
SMK NEGERI …
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1
Anggaran
Realisasi Selisih
Uraian Setelah Perubahan
(Rp) (Rp)
(Rp)
1 2 3 4
PENDAPATAN – LRA
PENDAPATAN ASLI DAERAH - LRA
Pendapatan Pajak Daerah – LRA
Pendapatan Retribusi Daerah – LRA
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan –
LRA
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
– LRA

JUMLAH PENDAPATAN- LRA

BELANJA
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Jumlah Belanja Operasi

BELANJA MODAL
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Gedung dan Bangunan
Belanja Jalan Irigasi dan Jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya
Belanja Aset Lainnya
Jumlah Belanja Modal

JUMLAH BELANJA

SURPLUS/DEFISIT

D. Laporan Operasional
Laporan operasional (LO) adalah laporan yang menyajikan ikhtisar sumber daya
ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh entitas untuk
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan.
Unsur yang dicakup secara langsung dalam laporan operasional terdiri dari
pendapatan-LO, beban, dan surplus/(defisit-LO).
Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:

34
1. Pendapatan-LO adalah hak pemerintah dalam hal ini adalah SMK yang diakui
sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
2. Beban adalah kewajiban pemerintah dalam hal ini adalah SMK yang diakui
sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
3. Surplus/(defisit-LO) adalah selisih antara pendapatan-LO dan beban.
Penyusunan LO dilakukan dengan mengambil saldo-saldo dari akun 7 dan 8
di neraca saldo yang diposting ke LO. Setelah LO terbentuk maka dilakukan jurnal
penutup atas akun-akun temporer LO tersebut agar dapat menghasilkan surplus/defisit-
LO. Tahapan sederhana penyusunan LO dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 7 Tahapan Penyusunan LO

Berikut adalah ilustrasi format Laporan Operasional SMK untuk keperluan persyaratan
dokumen administratif dalam pengajuan sebagai BLUD.

Tabel 24 Format Laporan Operasional (LO)


PEMERINTAH …
DINAS …
SMK NEGERI …
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1 DAN 31 DESEMBER 20X0
20X1
20X0
URAIAN (Rp)
(Rp)

1 2 3
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) - LO
Pendapatan Pajak Daerah - LO
Pendapatan Retribusi Daerah - LO
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan - LO
Lain-lain PAD yang sah - LO

35
20X1
20X0
URAIAN (Rp)
(Rp)

TOTAL PENDAPATAN - LO

BEBAN
Beban Operasi
Beban Pegawai
Beban Barang dan Jasa
Beban Penyusutan dan Amortisasi
Beban Penyisihan Piutang
Beban Lain-lain

TOTAL BEBAN

SURPLUS (DEFISIT) - LO

E. Laporan Perubahan Ekuitas


Laporan perubahan ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas
tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laporan perubahan ekuitas ini
adalah penyajian laporan keuangan yang menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos
Ekuitas awal, Surplus/Defisit-LO pada periode bersangkutan dan koreksi-koreksi yang
langsung menambah/mangurangi ekuitas. Tahapan sederhana penyusunan LO dapat
digambarkan sebagai berikut:

Gambar 8 Tahapan Penyusunan LPE

Penyusunan laporan perubahan ekuitas diambil dari neraca saldo berupa akun
ekuitas awal dan lain-lain dan surplus/defisit-LO kemudian menjadi laporan perubahan
ekuitas sehingga mendapatkan ekuitas akhir. Contoh format laporan perubahan ekuitas
sekolah dapat dilihat sebagai berikut:

36
Tabel 25 Format Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
PEMERINTAH …
DINAS …
SMK NEGERI …
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1 DAN 31 DESEMBER 20X0
20X1
20X0
URAIAN (Rp)
(Rp)

1 2 3
EKUITAS AWAL

SURPLUS/DEFISIT LO

KOREKSI LEBIH (KURANG) EKUITAS


Koreksi Aset Tetap
Koreksi Persediaan
Koreksi Lainnya

EKUITAS AKHIR

F. Neraca
Neraca adalah bagian dari sebuah laporan keuangan yang mencatat informasi
mengenai aset, kewajiban pembayaran pada pihak-pihak yang terkait dalam operasional
perusahaan, dan modal pada waktu tertentu. Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari
aset, kewajiban, dan ekuitas. Masing-masing unsure didefinisikan sebagai berikut:
1. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki pemerintah daerah
dalam hal ini SMK sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh SMK
maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non
keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-
sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
2. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah daerah dalam hal ini
SMK.
3. Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah daerah dalam hal ini SMK yang
merupakan selisih antara aset dan kewajiban.
Penyusunan neraca diambil dari neraca saldo kode akun 1 dan 2 kemudian menjadi
neraca dan ekuitas akhir. Tahapan sederhana penyusunan neraca dapat digambarkan
sebagai berikut:

37
Gambar 9 Tahapan Penyusunan Neraca

Contoh format laporan Neraca Sekolah dapat dilihat sebagai berikut:


Tabel 26 Format Neraca
PEMERINTAH …
DINAS …
SMK NEGERI …
NERACA
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 31 DESEMBER 20X0
20X1 (Rp) 20X0 (Rp)
URAIAN
1 2 3
ASET
Aset Lancar
Kas dan Setara Kas
Investasi Jangka Pendek
Piutang
Persediaan
Aset Lancar Lainnya
Jumlah Aset Lancar
Investasi Jangka Panjang
Investasi Non Pemanen
Investasi Permanen
Jumlah Investasi Jangka Panjang
Aset Tetap
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Aset Tetap Lainnya
Konstruksi dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Jumlah Aset Tetap
Aset Lainnya
Tagihan Piutang Penjualan Angsuran

38
20X1 (Rp) 20X0 (Rp)
URAIAN

Tagihan Tuntutan Ganti Rugi


Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Aset Tetap Nonoperasional
Aset Tak Berwujud
Aset lain-lain
Jumlah Aset Lainnya
TOTAL ASET

KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek
Hutang Perhitungan Pihak Ketiga
Hutang Biaya
Hutang Pajak
Pendapatan Diterima di Muka
Utang Jangka Pendek Lainnya
Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban Jangka Panjang
Hutang Dalam Negeri
Hutang Luar Negeri
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang
TOTAL KEWAJIBAN

EKUITAS
Ekuitas
TOTAL EKUITAS

TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS

G. Prognosis/Proyeksi Laporan Realisasi Anggaran & Laporan Operasional


Prognosis/Proyeksi keuangan merupakan perencanaan keuangan Instansi untuk di
masa mendatang dengan berlandaskan pada informasi keuangan dan laporan keuangan
tahun yang lalu. Informasi yang di dalamnya masih dalam bentuk Prognosis/Proyeksi
mengenai kondisi keuangan dimasa yang akan datang. Tahun berjalan adalah tahun yang
masih berjalan realisasinya, sedangkan tahun yang akan datang adalah tahun yang
anggarannya baru akan diperhitungkan.
Proyeksi Laporan Keuangan meliputi:
1. Prognosis/proyeksi LRA
Prognosis/proyeksi LRA adalah prognosis/proyeksi laporan yang menyajikan
ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh
pemerintah/instansi, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan
realisasinya dalam satu periode pelaporan sedang berjalan dan yang akan datang.
Penyusunan prognosis/proyeksi LRA membutuhkan RKA dan LRA atas RKA
tersebut, yang kemudian

39
diproyeksikan dengan tahun berjalan misalnya dengan rata-rata kenaikan pertahun
5% s.d 15% pertahun dari total realisasi anggaran.
Cara yang lebih rinci adalah dengan melakukan prognosis/proyeksi pendapatan
dan belanja melalui perhitungan secara rinci berdasarkan volume dikalikan tarif
(untuk pendapatan) dan volume dikalikan Satuan Standar Harga atau SSH (untuk
belanja). Prognosis/proyeksi belanja dapat dirinci berdasarkan program dan kegiatan
yang akan dilaksanakan. Volume, Tarif dan SSH ini juga dapat diproyeksi sesuai
inflasi atau range rata-rata kenaikan pertahun 5% sd 15% pertahun dari total
realisasi anggaran sebagai baseline anggarannya.
Prognosis/proyeksi LRA ini juga dapat sejalan dengan penjelasan rencana
program dan kegiatan SMK beserta kerangka pendanaan pada Bab 5 Dokumen
Administratif Rencana Strategi BLUD.
Format prognosis/proyeksi LRA gunakan format ini:

Tabel 27 Format prognosis/proyeksi LRA


PEMERINTAH ......
DINAS ......
UPTD SMKN ......
PROGNOSIS/PROYEKSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1 DAN DESEMBER 20X5

Kode 20X1 20X2 20X3 20X4 20X5


Uraian
Rekening Rp Rp Rp Rp Rp
1 2 3 4 5 6 7
1 PENDAPATAN
1 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH
1 1 1 Pendapatan Pajak Daerah
1 1 2 Pendapatan Retribusi Daerah
Pendapatan Hasil Pengelolaan
1 1 3
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
1 1 4
yang sah

Jumlah Pendapatan

2 BELANJA
2 1 BELANJA OPERASI
2 1 1 Belanja Pegawai
2 1 2 Belanja Barang dan Jasa
Jumlah Belanja Operasi

2 2 BELANJA MODAL
2 2 1 Belanja Tanah
2 2 2 Belanja Peralatan dan Mesin
2 2 3 Belanja Gedung dan Bangunan
2 2 4 Belanja Jalan Irigasi dan Jaringan

40
2 2 5 Belanja Aset Tetap Lainnya
2 2 6 Belanja Aset Lainnya
Jumlah Belanja Modal

Jumlah Belanja

SURPLUS/DEFISIT

2. Prognosis/Proyeksi LO
Prognosis/proyeksi laporan operasional ini berisikan proyeksi pendapatan dan
biaya yang akan diproyeksikan untuk tahun mendatang. Tabel ini tidak jauh berbeda
dengan tabel prognosis/proyeksi laporan pendapatan dan belanja, bedanya hanya di
tabel ini menggunakan konsep beban, bukan belanja.
Penyusunan LO yaitu dengan memodifikasi LRA ke LO, dengan cara
memindahkan angka pendapatan-LRA ke Pendapatan-LO dan Belanja ke Beban.
Ada Belanja yang tidak pindah ke Beban yaitu Belanja Modal, namun harus
menghitung proyeksi beban penyusutan, dan memasukan data aset tetap sekolah
untuk diketahui tahun perolehan dan umur ekonomisnya agar bisa dihitung beban
penyusutannya. Hal yang sama berlaku untuk aset tak berwujud.
Format prognosis/proyeksi LO gunakan format ini:
Tabel 28 Format prognosis/proyeksi LO
PEMERINTAH ......
DINAS ......
UPTD SMKN ......
PROGNOSIS/PROYEKSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1 DAN DESEMBER 20X5
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
Uraian
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) – LO
Pendapatan Pajak Daerah – LO
Pendapatan Retribusi Daerah - LO
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan – LO
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah - LO

TOTAL PENDAPATAN

BEBAN
Beban Operasi
Beban Pegawai
Beban Barang dan Jasa
Beban Penyusutan dan Amortisasi
Beban Penyisihan Piutang
Beban Lain-lain

TOTAL BEBAN

SURPLUS (DEFISIT) - LO

41
BAB V
PENUTUP

Pedoman Pembentukan BLUD SMK merupakan jawaban terhadap kebutuhan SMK dalam
menyiapkan dokumen-dokumen admistrasi BLUD bagi sekolah yang akan menerapkan BLUD.
Pedoman ini menggambarkan bagaimana dokumen administrasi BLUD bagi SMK. Dokumen
BLUD saat ini yang baru tersedia adalah dokumen administrasi BLUD untuk rumah sakit atau
puskesmas, sehingga kebutuhan tentang dokumen administrasi BLUD SMK menjadi sangat
penting.
Dengan diterbitkannya Pedoman Pembentukan BLUD SMK diharapkan dapat
mempermudah dan memacu sekolah dalam menerapkan BLUD SMK di sekolahnya, sehingga
baik kuantitas maupun kualitas BLUD SMK terus bertambah dan berkembang seiring dengan
kebutuhan sekolah dalam fleksibilitas pengelolaan keuangan hasil dari pembelajaran teaching
factory, unit produksi, dan pemanfaatan aset sekolah oleh masyarakat. Perkembangan BLUD
SMK kedepannya juga diharapkan menjadi aset dari pemerintah untuk meningkatkan pelayanan.
Pedoman Pembentukan BLUD SMK juga menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam
memberikan fasilitasi, monitoring, dan evaluasi terhadap penerapan BLUD

42
DAFTAR PUSTAKA

BPK Provinsi Jawa Timur. (2017). Sekolah Gagas Perencanaan Bisnis Kejar Status
BLUD. Diakses melalui https://surabaya.bpk.go.id/ pada tanggal 5 September 2019.
BPKP. ( ). Program Asistensi BLUD. Diakses melalui http://www.bpkp.go.id/ pada tanggal 6
September 2019.
Depdiknas. (2002). Manajemen Keuangan. Materi Pelatihan Terpadu untuk Kepala
Sekolah. Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Tingkat Pertama.
Dijadja, M. (2003). Manajemen Proses Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi, dan
Evaluasi Kinerja. Jakarta: LAN dan Duta Pertiwi.
Dijadja, M. (2003). Transparansi Pemerintah. Jakarta: Rineka Cipta.
Global News. (2017). Gandeng Kampus, Gubernur Rumuskan SMK jadi BLU. Diakses
dari http://global-news.co.id/ pada tanggal 5 September 2019.
Hamdani. (2018). Penyajian Laporan Keuangan BLUD. Jakarta: Kemendagri.
Haq, A. A. (2015). Catatan atas Laporan Keuangan. Diakses dari
http://www.wikiapbn.org/ pada tanggal 5 September 2019.
Haq, A. A. (2015). Laporan Operasional. Diakses dari https://www.wikiapbn.org/ pada tanggal 5
September 2019.
Hidayat, A. & Mahalli, I. (2016). The Handbook of Education Management. Jakarta:
Kencana.
Jajeli, R. (2017). Sekolah Kejuruan di Jatim akan Dijadikan BLUD. Diakses melalui
https://news.detik.com/ pada tanggal 5 September 2019.
JPNN. (2019). Mendikbud Dorong SMK dengan Teaching Factory Jadi BLUD. Diakses
dari https://www.jpnn.com/ pada tanggal 5 September 2019.
Kemdikbud Dorong SMK Jadi BLUD diakses melalui https://psmk.kemdikbud.go.id pada
tanggal 5 september 2019.
Kemendikbud. (2016). Pedoman Penyusunan Pola Tata Kelola BLUD SMK. Jakarta:
Direktorat Pembinaan SMK.
Kementerian Dalam Negeri. (2019). Modul Penilaian dan Penetapan BLUD. Jakarta:
Direktorat BUMD, BLUD dan Barang Milik Daerah.
Kementerian Keuangan. (2017). Mengelola Keuangan BLUD (BLUD). Diakses dari
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/ pada 6 September 2019.
Kementerian Keuangan. (2018). Buku I Pedoman Teknis Asistensi Penyusunan Laporan
Keuangan (Neraca) BLUD. Jakarta: Deputi Bidang Akuntan Negara.
Khurniawan, A.W. & Rivai, M. (2019). Wealth Management Sebagai Strategi Pengelolaan
Keuangan SMK Menuju Kemandirian Financial Sekolah. Vocational Educational Policy
White Paper Vol. 1 Nomor 10 Tahun 2019.
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. (2013). Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan Nomor 13 Tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan Layanan
Umum.
Krina, L.L. (2003). Indikator Alat Ukur Prinsip Akuntabilitas, Transparansi, dan
Partisiasi. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
LKPP. (2018). Modul Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Jakarta: Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Mediani, M. (2018). Mendikbud Minta SMK Bentuk BLUD dan Stop Setoran ke Negara.
Diakses dari https://www.cnnindonesia.com/ pada tanggal 6 September 2019.
Pengadilan Tinggi Palembang. (2019). Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2019.
Diakses dari https://pt-palembang.go.id/ pada tanggal 5 September 2019.
Putra, Sanjaya. (2018). Pola Pengelolaan Keuangan BLUD.

43
Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Republik Indonesia. (2010). Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
Republik Indonesia. (2010). Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil.
Republik Indonesia. (2010). Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan.
Republik Indonesia. (2014). Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur
Sipil Negara.
Republik Indonesia. (2015). Peraturan Menteri Keuangan Nomor 209/PMK.05/2015
Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Investasi Pemerintah.
Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Keuangan Nomor 220/PMK.05/2016 Tentang
Sistem Akuntansi dan Pelaporan Badan Layanan Umum.
Republik Indonesia. (2017). Peraturan Menteri Keuangan Nomor 176/PMK.05/2017
Tentang Pedoman Remunerasi Badan Layanan Umum.
Republik Indonesia. (2018). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018
Tentang BLUD.
Republik Indonesia. (2019). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2019
Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2020.
Republik Indonesia. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018
Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
SMK-SMAK Bogor. (2016). Laporan Keuangan untuk Periode yang Berakhir 31
Desember 2016.
SMK Negeri 1 Pacitan. (2018). Standar Pelayanan Minimum SMK Negeri 1 Pacitan.
Pacitan: Dokumen BLUD SMK Negeri 1 Pacitan.
SMK Negeri 1 Pacitan. (2018). Tata Kelola SMK Negeri 1 Pacitan. Pacitan: Dokumen BLUD
SMK Negeri 1 Pacitan.
Sulaiman, A. (2018). SMK di Jatim Berubah Menjadi BLUD. Diakses dari
https://nusantaranews.co/ pada tanggal 5 September 2019.
Unpad. (2014). Pedoman Implementasi Remunerasi BLU Universitas Padjajaran.

44
LAMPIRAN

1. Contoh Dokumen Tata Kelola BLUD SMK


2. Contoh Dokumen Renstra BLUD SMK
3. Contoh Dokumen Standar Pelayanan Minimal (SPM) BLUD SMK
4. Contoh Laporan Keuangan BLUD SMK

45
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
SMK merupakan unit pelaksana teknis Dinas Pendidikan yang menyelenggarakan
sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Pendidikan dan ujung tombak pembangunan
Pendidikan. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2019 tentang Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, khususnya pada Pasal 18 huruf c yang menyatakan bahwa salah satu
fungsi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah adalah memfasilitasi
pembangunan teaching factory dan techno park di lingkungan SMK.
Pelayanan pendidikan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (public
goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan pendidikan. Mengingat
beban kerja SMK yang berat untuk mencapai tujuan utama tersebut, pengelolaan program
dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat yang tidak memberikan
keleluasaan bagi SMK serta tuntutan SMK untuk meningkatkan kinerjanya, dimana disisi
lain sistem pengelolaan keuangan masih belum memberikan keleluasaan bagi SMK untuk
berupaya dalam peningkatan pelayanan, maka dipandang perlu untuk mengelola SMK
secara enterpreneur bukan secara birokratik lagi. SMK perlu untuk melakukan
perubahan mendasar sehingga lebih mandiri dan mampu berkembang menjadi lembaga
yang berorientasi terhadap kepuasan pelanggan. Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor
23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD, memberikan peluang bagi SMK
untuk menerapkan BLUD yang memberikan fleksibilitas dalam pengelolaannya, sehingga
dapat membantu meningkatkan pelayanannya.
Penerapan BLUD perlu didukung dengan tata kelola organisasi yang merupakan
aturan internal SMK dengan memperhatikan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas dan independensi.

B. Pengertian Tata Kelola


Berdasarkan Pasal 38 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018,
tata kelola merupakan tata kelola Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan Daerah yang akan
menerapkan BLUD dan ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah. Selanjutnya dalam
Pasal 39 dan Pasal 40 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018
disebutkan bahwa tata kelola memuat antara lain:

1. Kelembagaan yang memuat posisi jabatan, pembagian tugas, fungsi, tanggung


jawab, hubungan kerja dan wewenang.
2. Prosedur kerja yang memuat ketentuan hubungan dan mekanisme kerja antar
posisi jabatan dan fungsi.

46
3. Pengelompokan fungsi yang memuat pembagian fungsi pelayanan dan fungsi
pendukung sesuai dengan prinsip pengendalian internal untuk efektifitas pencapaian.
4. Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang memuat kebijakan mengenai
pengelolaan sumber daya manusia yang berorientasi pada peningkatan pelayanan
kepada masyarakat.

Tata Kelola BLUD SMK ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah. Sebelum
ditetapkan menjadi Peraturan Kepala Daerah, Tata Kelola BLUD SMK tersebut disusun
dan ditandatangani oleh Kepala SMK untuk maju dalam tahap selanjutnya yaitu
penilaian.

C. Tujuan Penerapan Tata Kelola


Tata Ketola yang diterapkan pada BLUD SMK bertujuan untuk:
1. Memaksimalkan nilai SMK dengan cara menerapkan prinsip transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas dan independensi, agar SMK memiliki daya saing yang
kuat.
2. Mendorong pengelolaan SMK secara profesional, transparan dan efisien, serta
memberdayakan fungsi dan peningkatan kemandirian SMK.
3. Mendorong agar SMK dalam membuat keputusan dan menjalankan kegiatan
senantiasa dilandasi dengan nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran atas adanya tanggung jawab
sosial SMK terhadap stakeholder.
4. Meningkatkan kontribusi SMK dalam mendukung kesejahteraan umum masyarakat
melalui pelayanan pendidikan.

D. Ruang Lingkup Tata Kelola


Ruang lingkup tata kelola SMK meliputi peraturan internal SMK dalam
menerapkan BLUD. Tata kelola dimaksud mengatur hubungan antara organ SMK
sebagai UPT yang menerapkan BLUD, yaitu Kepala OPD, Pemerintah Daerah, Dewan
Pengawas, dan Pejabat Pengelola serta Pegawai berikut tugas, fungsi, tanggungjawab,
kewajiban, kewenangan dan haknya masing-masing.

E. Dasar Hukum Tata Kelola


Dasar Hukum untuk menyusun Tata Kelola SMK adalah:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum sebagaimana yang diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2012;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah sebagaimana
yang diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2019;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
4. Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2018 tentang
Standar Nasional Pendidikan SMK

47
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor. 77 Tahun 2020 tentang Pedoman
Pengelolaan Teknis Keuangan Daerah;
7. Peraturan Kepala Daerah Provinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa tentang
Kedudukan, Susunan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Daerah
Provinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa;
8. Peraturan Kepala Daerah Provinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa tentang Unit
Pelaksana Teknis Pada Dinas dan Badan Daerah di Daerah Provinsi/Daerah
Khusus/Daerah Istimewa;
9. Keputusan Kepala Daerah Provinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Kepala Daerah Provinsi/Daerah Khusus/Daerah
Istimewa Tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Unit
Pelaksana Teknis SMK Dinas Pendidikan Daerah Provinsi/Daerah Khusus/Daerah
Istimewa;
10. Praktik-praktik terbaik (best practices) penerapan etika bisnis dalam dunia usaha.

F. Perubahan Tata Kelola


Tata Kelola SMK ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan tata kelola SMK sebagaimana tersebut di atas,
serta disesuaikan dengan tugas, fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan organisasi
SMK serta perubahan lingkungan.

G. Sistematika
Sistematika penyusunan dokumen tata kelola, sebagai berikut:

Pengantar
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : TATA KELOLA BLUD SMK
A. Kelembagaan
B. Struktur Organisasi dan Tata Laksana
C. Tata Kerja Pimpinan BLUD SMK
D. Tata Kerja Urusan Tata Usaha
E. Tata Kerja Unit Sistem Pengendalian Intern
F. Manajemen Kepegawaian
G. Prosedur Kerja
H. Pengelolaan Pendapatan BLUD SMK
I. Pengelompokan Fungsi
J. Pengelolaan Keuangan
K. Pengelolaan Lingkungan dan Limbah
BAB III : PENUTUP
LAMPIRA
N

48
BAB II
TATA KELOLA BLUD SMK

A. Kelembagaan
Unit Pelaksana Teknis Daerah Sekolah Menengah Kejuruan......, yang selanjutnya
disingkat UPTD SMK...., merupakan SMK yang beralamat di Jalan
…. No …. Kelurahan ….. Kecamatan …. Kabupaten/Kota …, terletak di …. km sebelah
….. dari Kab/kota .... SMK adalah pendidikan formal pada jenjang pendidikan menengah
yang menyelenggarakan program kejuruan. Standar Nasional Pendidikan SMK/MAK
terdiri atas:
1. standar kompetensi lulusan;
2. standar isi;
3. standar proses pembelajaran;
4. standar penilaian pendidikan;
5. standar pendidik dan tenaga kependidikan;
6. standar sarana dan prasarana;
7. standar pengelolaan; dan
8. standar biaya operasi.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,
dalam pembagian urusan pemerintah bidang pendidikan, pendidikan menengah termasuk
urusan yang pengelolaannya berada di wilayah Provinsi. Berdasarkan pertimbangan
tersebut, SMK menjadi lembaga yang potensial untuk menyiapkan calon tenaga kerja
untuk memenuhi kebutuhan pelayanan dan produksi yang berada di wilayah Provinsi.
Pendidikan SMK berupaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik agar
memiliki wawasan kerja, keterampilan teknis bekerja, employability skills, dan
melakukan transformasi diri terhadap perubahan tuntutan dunia kerja. Pendidikan
kejuruan akan menjadi efisien bila pembelajarannya (peserta didik dilatih) dengan cara
mereplikasi lingkungan kerja semirip mungkin dengan yang terjadi di tempat pekerjaan
yang sebenarnya.
Pendidikan kejuruan dengan model pembelajaran berbasis produksi (barang/jasa)
yang dibutuhkan oleh masyarakat, sepenuhnya dikerjakan oleh peserta didik,
dilaksanakan dalam ruang praktik/bengkel/lahan yang telah dikondisikan mendekati
situasi dan suasana tempat kerja yang sesungguhnya, menyangkut: waktu, prosedur, dan
cara/aturan sesuai standar Industri, Dunia Usaha, dan Dunia Kerja (IDUKA).

49
Bagan Struktur Organisasi UPTD SMK …… sebagaimana berikut:
STRUKTUR ORGANISASI UPTD SMK .............
Gambar 10 Bagan Struktur Organisasi UPTD SMK

DUDIK KEPALA SEKOLAH KOMITE SEKOLAH

KEPALA TATA ADMINISTRASI SEKOLAH WMM PPS UP

WAKA BID. AKADEMIK WAKA BID. KESISWAAN WAKA BID. HUMAS WAKA BID. SARPRAS WAKA BID. PSDM

KOORD.MAPEL ABC1 PEMBINA OSIS KOORD.PKL KOORD. PERPUSTAKAAN


PEMBINA ESKUL KOORD BKK KOORD. ADIWIYATA KOORD.LAB/BENGKEL

KAKOMLI ………… KAKOMLI ………… KAKOMLI ………… KAKOMLI ………… KAKOMLI …………

WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS……

PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

B. Struktur Organisasi dan Tata Laksana (Contoh)


GARIS KOMANDO
Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan tata hubungan kerja antar
bagian dan garis kewenangan, tanggungjawab dan komunikasi dalam menyelenggarakan
pelayanan dan penunjang pelayanan. Struktur organisasi adalah bagan yang
menggambarkan tata hubungan kerja antar bagian dan garis kewenangan, tanggungjawab
dan komunikasi dalam menyelenggarakan pelayanan dan penunjang pelayanan.
Berdasarkan Pasal 9 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 6 Tahun 2019 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah, SMK mempunyai tugas mengelola pendidikan
kejuruan melalui 3 (tiga) atau 4 (empat) tingkatan kelas yang terdiri atas:
1. kelas 10 (sepuluh);
2. kelas 11 (sebelas); dan
3. kelas 12 (dua belas) atau kelas 13 (tiga belas).

UPTD SMK ….. merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah Dinas Pendidikan
Provinsi yang bertanggungjawab menyelenggarakan fungsi:

50
1. Pelaksanaan Pendidikan;
2. pengelolaan hasil praktek pembelajaran;
3. pelaksanaan hubungan kerja sama dengan orang tua peserta didik, masyarakat,
Komite Sekolah, dunia usaha dan dunia industri, dan/atau asosiasi profesi;
4. pelaksanaan pengujian kompetensi profesi peserta didik sesuai kewenangan; dan
5. Pelaksanaan Administrasi.

UPTD SMK ….. yang beroperasi di wilayah kerja Kecamatan ….., dimana tata
kerjanya diatur melalui Peraturan Daerah Provinsi... Nomor …. tahun …. tentang
Perangkat Daerah Provinsi... tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi yang ditindaklanjuti
dengan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Nomor …. Tanggal …. Bulan …. Tahun ….
tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Gubernur ... Tentang Pembentukan, Susunan
Organisasi, Kedudukan, dan Tugas UPTD SMK Dinas Pendidikan Provinsi....

UPTD SMK..... mempunyai tugas melaksanakan melaksanakan penyelenggaraan


satuan pendidikan menengah kejuruan kepada masyarakat di kecamatan … sesuai dengan
kedudukan dan/atau wilayah kerja dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok
Dinas Pendidikan Provinsi SMK
dipimpin oleh seorang Kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Dinas Pendidikan.

Struktur organisasi dan uraian tugas UPTD SMK dalam rangka penerapan BLUD
disajikan dalam dua kondisi, yaitu kondisi sebelum dan sesudah menerapkan BLUD,
sebagai berikut:

1. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Sebelum Penerapan BLUD


a. Struktur Organisasi
Sebelum penerapan BLUD, SMK….. merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas
Pendidikan Provinsi…. Struktur Organisasi UPTD SMK… berdasarkan Surat
Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi.......
Nomor …. tanggal …. Bulan …. Tahun …. dimana dalam struktur tersebut
telah mengakomodasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 6 Tahun 2019 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Bagan Struktur Organisasi UPTD SMK …… sebagaimana berikut:

51
STRUKTUR ORGANISASI UPTD SMK …….

Kepala Sekolah

Subbagian Tata Usaha

Bendahara Penerimaan

Bendahara
Pengeluaran

Pengurus Barang Aset & Persedian

WAKA AKADEMIK WAKA SARPRAS WAKA HUMAS WAKA KESISWAAN

Kelompok Jabatan Fungsional (guru dan Pustakawan)


Gambar 11 Bagan Struktur Organisasi UPTD SMK sebelum menjadi BLUD

b. Struktur Organisasi UPTD SMK … Provinsi terdiri dari


1) Kepala Sekolah
2) Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang bertanggungjawab membantu Kepala
Sekolah dalam pengelolaan Keuangan, Umum dan Kepegawaian serta
Perencanaan dan Pelaporan. Terdiri dari:
a) Pelaksana Keuangan:
(1) Pelaksana Bendahara BOS
(2) Pelaksana Bendahara Penerimaan Pembantu
(3) Pelaksana Bendahara Pengeluaran Pembantu
b) Pelaksana Umum dan Kepegawaian:
(1) Pelaksana Sarana Prasarana Lingkungan / Bangunan
(2) Pelaksana Pengelolaan Barang
(3) Pelaksana Sarana Prasarana Kendaraan
(4) Pelaksana Administrasi dan Kepegawaian
c) Pelaksana Perencanaan dan Pelaporan
3) Wakil Kepala Sekolah Akademik mempunyai tugas pokok membantu Kepala
Sekolah dalam melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau
kegiatan teknis penunjang tertentu bidang akademik dan penyusunan
kurikulum.
4) Wakil Kepala Sekolah Sarana dan Prasarana mempunyai tugas pokok
membantu Kepala Sekolah dalam melaksanakan sebagian kegiatan teknis
operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu bidang sarana dan
prasarana.
5) Wakil Kepala Sekolah Hubungan Masyarakat mempunyai tugas pokok
membantu Kepala Sekolah dalam melaksanakan sebagian kegiatan

52
teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu hubungan
masyarakat
6) Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan mempunyai tugas pokok membantu Kepala
Sekolah dalam melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau
kegiatan teknis penunjang tertentu bidang kesiswaan

c. Hubungan Antar Struktur Organisasi


1) Kedudukan Struktur Organisasi SMK dengan Dinas Pendidikan adalah
SMK … berkedudukan sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah di bawah
Organisasi Perangkat Daerah Dinas Pendidikan. Sebagai unsur pelaksana
teknis, UPTD SMK … melaksanakan kegiatan teknis operasional dan atau
kegiatan teknis penunjang tertentu.
Kegiatan teknis operasional UPTD SMK secara langsung berhubungan
dengan pelayanan masyarakat khususnya pelayanan pendidikan kejuruan.
Kegiatan teknis penunjang dilaksanakan untuk mendukung pelaksanaan
tugas organisasi induk yaitu Dinas Pendidikan dengan gambaran hubungan
sebagai berikut:
a) Sekretariat Dinas Pendidikan
Dilaksanakan oleh Sub Bagian Tata Usaha SMK meliputi administras
dan kepegawaian, pengelolaan sarana prasarana, dan pengelolaan
keuangan.
b) Bidang Pembinaan Pendidikan SMK.
Dilaksanakan oleh semua Wakil Kepala Sekolah yaitu Wakil Kepala
Sekolah Akademik, Wakil Kepala Sekolah Sarana dan Prasarana, Wakil
Kepala Sekolah Hubungan Masyarakat dan Wakil Kepala Sekolah
Kesiswaan.
c) Bidang Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan.
Dilaksanakan oleh Wakil Kepala Sekolah Akademik.

Sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah, Kepala Sekolah bertanggung jawab


langsung kepada Kepala Dinas Pendidikan.

2) Kedudukan Kepala Sekolah dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kepala
UPTD SMK berwenang memberikan penugasan kepada Kepala Sub Bagian
Tata Usaha dan pegawai SMK lainnya. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
bertanggung jawab langsung terhadap Kepala UPTD SMK. Semua Wakil
Kepala Sekolah yaitu Wakil Kepala Sekolah Akademik, Wakil Kepala
Sekolah Sarana dan Prasarana, Wakil Kepala Sekolah Hubungan
Masyarakat dan Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan bertanggung jawab
langsung kepada Kepala UPTD SMK.

3) Kedudukan Wakil Kepala Sekolah Akademik dan pelaksana teknis kegiatan


Akademik yang dilaksanakan oleh Kelompok Jabatan

53
Fungsional (guru atau pustakawan) yang ada di bawah Wakil Kepala
Sekolah Akademik.
Kedudukan Wakil Kepala Sekolah Sarana dan Prasarana dan pelaksana
teknis kegiatan pengelolaan Sarana dan Prasarana yang dilaksanakan oleh
Kelompok Jabatan Fungsional (guru atau pustakawan) yang ada di bawah
Wakil Kepala Sekolah Sarana dan Prasarana.
Kedudukan Wakil Kepala Sekolah Hubungan Masyarakat dan pelaksana
teknis kegiatan Hubungan Masyarakat yang dilaksanakan oleh Kelompok
Jabatan Fungsional (guru atau pustakawan) yang ada di bawah Wakil
Kepala Sekolah Hubungan Masyarakat.
Kedudukan Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan dan pelaksana teknis kegiatan
Kesiswaan yang dilaksanakan oleh Kelompok Jabatan Fungsional (guru
atau pustakawan) yang ada di bawah Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan.

4) Tugas Pokok dan Fungsi berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor … Tahun


… tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Cabang
Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah pada Dinas Pendidikan Pemerintah
Provinsi ….. adalah sebagai berikut:
a) Kepala UPTD SMK
UPT SMK dipimpin oleh Kepala Sekolah yang merupakan jabatan
fungsional guru sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas
Pendidikan melalui Kepala Cabang Dinas Pendidikan sesuai
wilayahnya.
Kepala Sekolah mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan, membina,
dan mengendalikan penyelenggaraan SMK, meliputi akademik, sarana
dan prasarana, kesiswaan, serta hubungan dunia usaha dan dunia
industri.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Kepala Sekolah
mempunyai fungsi:
(1) penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis satuan
pendidikan SMK;
(2) penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar satuan
pendidikan SMK;
(3) penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Satuan
Pendidikan SMK; dan
(4) penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.

Sedangkan rincian tugas Kepala Sekolah adalah sebagai berikut:


(1) menyelenggarakan pengkajian program kerja Kepala
Sekolah;
(2) menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis
satuan pendidikan SMK;

54
(3) menyelenggarakan koordinasi, membina, mengendalikan dan
memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Satuan Pendidikan
SMK;
(4) menyelenggarakan proses belajar mengajar SMK;
(5) menyelenggarakan pengaturan administrasi ketatausahaan dan
ekstrakurikuler SMK;
(6) menyelenggarakan proses akreditasi sekolah;
(7) menyelenggarakan pengkajian data dan informasi sekolah
menegah kejuruan;
(8) menyelenggarakan pengkajian Standar Pelayanan dan Standar
Operasional Prosedur (SOP) SMK dalam lingkup tugasnya;
(9) menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
(10) menyelenggarakan pengkajian bahan verifikasi, kajian teknis dan
menyelenggarakan pemantauan terhadap permohonan dan realisasi
bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial bidang pengelolaan
pendidikan menengah kejuruan;
(11) menyelenggarakan penyampaian bahan saran pertimbangan
mengenai bidang pengelolaan pendidikan menengah kejuruan
sebagai bahan penetapan kebijakan Pemerintah Daerah;
(12) menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Satuan Pendidikan
SMK; dan
(13) menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.

b) Kepala Sub Bagian Tata Usaha


Kepala Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok menyusun bahan
kebijakan teknis, bahan koordinasi, pembinaan, melaksanakan
pengelolaan dan pengendalian aspek kepegawaian, keuangan, aset,
umum dan kehumasan, serta penyusunan rencana kegiatan dan
anggaran.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Kepala Subbagian Tata
Usaha mempunyai fungsi:
(1) pelaksanaan koordinasi, penyusunan dan menghimpun bahan
kebijakan teknis ketatausahaan;
(2) pelaksanaan ketatausahaan;
(3) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Subbagian Tata Usaha; dan
(4) pelaksanaan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Rincian tugas Kepala Subbagian Tata Usaha adalah sebagai berikut:

55
(1) melaksanakan penyusunan program kerja Kepala Sekolah dan
Subbagian Tata Usaha;
(2) melaksanakan penyusunan rencana kegiatan dan anggaran SMK;
(3) melaksanakan pengelolaan kehumasan;
(4) melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian;
(5) melaksanakan pengelolaan administrasi sekolah;
(6) melaksanakan pengkoordinasian program 9 K;
(7) melaksanakan penatausahaan keuangan;
(8) melaksanakan pengelolaan umum dan perlengkapan;
(9) melaksanakan pengelolaan tata naskah dinas dan kearsipan;
(10) melaksanakan penyusunan dan penghimpunan data dan informasi
lingkup Tata Usaha;
(11) melaksanakan penyusunan Standar Pelayanan dan Standar
Operasional Prosedur Subbagian Tata Usaha;
(12) melaksanakan penyusunan bahan tindak lanjut Laporan Hasil
Pemeriksaan lingkup tata usaha;
(13) melaksanakan penghimpunan bahan verifikasi, kajian teknis dan
menyelenggarakan pemantauan terhadap permohonan dan realisasi
bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial bidang SMK;
(14) melaksanakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
(15) melaksanakan pengendalian kegiatan Subbagian Tata Usaha;
(16) melaksanakan evaluasi dan pelaporan Subbagian Tata Usaha; dan
(17) melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

c) Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik


Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik mempunyai tugas pokok
membantu Kepala Sekolah dalam melaksanakan sebagian kegiatan
teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu bidang
akademik.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Wakil Kepala Sekolah
Bidang Akademik mempunyai fungsi:
(1) penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis bidang
akademik;
(2) penyelenggaraan pengelolaan akademik;
(3) penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Wakil Kepala Sekolah
Bidang Akademik; dan
(4) penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.

56
Rincian tugas Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik adalah sebagai
berikut:
(1) menyelenggarakan pengkajian program kerja Wakil Kepala
Sekolah Bidang Akademik;
(2) menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis bidang
akademik;
(3) menyelenggarakan koordinasi, membina, mengendalikan dan
memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Wakil Kepala
Sekolah Bidang Akademik;
(4) menyelenggarakan pengkajian kalender pendidikan;
(5) menyelenggarakan pengkajian pembagian tugas guru dan jadwal
pelajaran;
(6) menyelenggarakan pengkajian jadwal evaluasi belajar dan
pelaksanaan ujian akhir serta penerimaan rapor dan STTB;
(7) menyelenggarakan penerapan kriteria persyaratan kenaikan kelas
dan ketamatan;
(8) menyelenggarakan pengkoordinasian dan pengkajian
kelengkapan mengajar;
(9) menyelenggarakan pengaturan pelaksanaan program
perbaikan dan pengayaan;
(10) menyelenggarakan pengaturan pengembangan
MGMP/MGBP dan pengkoordinasian mata pelajaran;
(11) menyelenggarakan supervisi administrasi akademis;
(12) menyelenggarakan pengarsipan program kurikulum;
(13) menyelenggarakan pengkajian data dan informasi bidang
akademik;
(14) menyelenggarakan pengkajian Standar Pelayanan (SP) dan Standar
Operasional Prosedur (SOP) bidang akademik;
(15) menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
(16) menyelenggarakan pengkajian bahan Tindak Lanjut Laporan Hasil
Pemeriksaan lingkup Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik;
(17) menyelenggarakan pengkajian bahan verifikasi, kajian teknis dan
menyelenggarakan pemantauan terhadap permohonan dan realisasi
bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial bidang akademik;
(18) menyelenggarakan penyampaian bahan saran pertimbangan
mengenai bidang akademik sebagai bahan perumusan kebijakan
Pemerintah Daerah;
(19) menyelenggarakan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik;
(20) menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Wakil Kepala Sekolah
Bidang Akademik; dan
(21) menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.

57
d) Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana
Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana mempunyai tugas
pokok membantu Kepala Sekolah dalam melaksanakan sebagian
kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu
bidang sarana dan prasarana.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Wakil Kepala Sekolah
Bidang Sarana dan Prasarana mempunyai fungsi:
(1) penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis bidang sarana
dan prasarana;
(2) penyelenggaraan pengelolaan sarana dan prasarana;
(3) penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Wakil Kepala Sekolah
Bidang Sarana dan Prasarana; dan
(4) penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
Rincian tugas Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana:
(1) menyelenggarakan pengkajian program kerja Wakil Kepala
Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana;
(2) menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis bidang
sarana dan prasarana;
(3) menyelenggarakan koordinasi, membina, mengendalikan dan
memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Wakil Kepala
Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana;
(4) menyelenggarakan inventarisasi dan pengadaan sarana dan
prasarana;
(5) menyelenggarakan pengkoordinasian penggunaan sarana dan
prasarana;
(6) menyelenggarakan pengelolaan pembiayaan alat-alat pengajaran;
(7) menyelenggarakan perawatan dan perbaikan sarana dan prasarana;
(8) menyelenggarakan pengkajian data dan informasi bidang sarana
dan prasarana;
(9) menyelenggarakan pengkajian Standar Pelayanan (SP) dan Standar
Operasional Prosedur (SOP) bidang sarana dan prasarana;
(10) menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
(11) menyelenggarakan pengkajian bahan Tindak Lanjut Laporan Hasil
Pemeriksaan lingkup Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan
Prasarana;
(12) menyelenggarakan pengkajian bahan verifikasi, kajian teknis dan
menyelenggarakan pemantauan terhadap permohonan dan realisasi
bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial bidang sarana dan
prasarana;

58
(13) menyelenggarakanpenyampaian bahan saran pertimbangan
mengenai bidang sarana dan prasarana sebagai bahan perumusan
kebijakan Pemerintah Daerah;
(14) menyelenggarakan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana;
(15) menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Wakil Kepala Sekolah
Bidang Sarana dan Prasarana; dan
(16) menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.

e) Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat


Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat mempunyai tugas
pokok membantu Kepala Sekolah dalam melaksanakan sebagian
kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu
bidang hubungan masyarakat termasuk terhadap dunia usaha dan dunia
industri.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Wakil Kepala Sekolah
Bidang Hubungan Masyarakat mempunyai fungsi:
(1) penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis bidang
hubungan dunia usaha dan dunia industri;
(2) penyelenggaraan hubungan dunia usaha dan dunia industri;
(3) penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Wakil Kepala Sekolah
Bidang Hubungan Dunia Usaha dan Dunia Industri; dan
(4) penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
Rincian tugas Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat
adalah sebagai berikut:
(1) menyelenggarakan pengkajian program kerja Wakil Kepala
Sekolah Bidang Hubungan Dunia Usaha dan Dunia Industri;
(2) menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis bidang
hubungan dunia usaha dan dunia industri;
(3) menyelenggarakan koordinasi, membina, mengendalikan dan
memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Wakil Kepala
Sekolah Bidang Hubungan Dunia Usaha dan Dunia Industri;
(4) menyelenggarakan pengkajian jadwal dan pembekalan magang;
(5) menyelenggarakan kemitraan dengan Badan Usaha terkait proses
magang;
(6) menyelenggarakan pengkajian data dan informasi bidang
hubungan dunia usaha dan dunia industri;
(7) menyelenggarakan pengkajian Standar Pelayanan (SP) dan Standar
Operasional Prosedur (SOP) bidang hubungan dunia usaha dan
dunia industri;

59
(8) menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
(9) menyelenggarakan pengkajian bahan Tindak Lanjut Laporan Hasil
Pemeriksaan lingkup Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan
Dunia Usaha dan Dunia Industri;
(10) menyelenggarakan pengkajian bahan verifikasi, kajian teknis dan
menyelenggarakan pemantauan terhadap permohonan dan realisasi
bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial bidang hubungan
dunia usaha dan dunia industri;
(11) menyelenggarakan penyampaian bahan saran pertimbangan
mengenai bidang hubungan dunia usaha dan dunia industri sebagai
bahan perumusan kebijakan Pemerintah Daerah;
(12) menyelenggarakan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Dunia Usaha dan
Dunia Industri;
(13) menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Wakil Kepala Sekolah
Bidang Hubungan Dunia Usaha dan Dunia Industri; dan
(14) menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.

f) Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan


Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan mempunyai tugas pokok
membantu Kepala Sekolah dalam melaksanakan sebagian kegiatan
teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu bidang
kesiswaan.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kesiswaan mempunyai fungsi:
(1) penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis bidang
kesiswaan;
(2) penyelenggaraan pengelolaan kesiswaan;
(3) penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kesiswaan; dan
(4) penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
Rincian tugas Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan adalah sebagai
berikut:
(1) menyelenggarakan pengkajian program kerja Wakil Kepala
Sekolah Bidang Kesiswaan;
(2) menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis bidang
kesiswaan;
(3) menyelenggarakan koordinasi, membina, mengendalikan dan
memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Wakil Kepala
Sekolah Bidang Kesiswaan;

60
(4) menyelenggarakan pengkajian program pembinaan dan bimbingan,
pengarahan dan pengendalian kegiatan kesiswaan/OSlS, meliputi
kepramukaan, PMR, KIR, UKS, PKS, Paskibraka, pesantren kilat
dan kegiatan kesiswaan lainnya;
(5) menyelenggarakan penegakkan disiplin dan tata tertib sekolah,
pemilihan pengurus OSIS serta pembinaan pengurus OSIS dalam
berorganisasi;
(6) menyelenggarakan pengkajian jadwal dan pembinaan secara
berkala dan insidental;
(7) menyelenggarakan pembinaan dan pengkoordinasian program
(8) menyelenggarakan pemilihan calon siswa berprestasi dan penerima
beasiswa serta pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam
kegiatan di luar sekolah;
(9) menyelenggarakan pengelolaan mutasi siswa;
(10) menyelenggarakan pengkoordinasian dalam penerimaan
siswa baru dan pelaksanaan MOS;
(11) menyelenggarakan pengkajian jadwal kegiatan akhir tahun
sekolah;
(12) menyelenggarakan cerdas cermat dan olah raga prestasi;
(13) menyelenggarakan pengkajian data dan informasi bidang
kesiswaan;
(14) menyelenggarakan pengkajian Standar Pelayanan (SP) dan Standar
Operasional Prosedur (SOP) bidang kesiswaan;
(15) menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
(16) menyelenggarakan pengkajian bahan Tindak Lanjut Laporan Hasil
Pemeriksaan lingkup Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan;
(17) menyelenggarakan pengkajian bahan verifikasi, kajian teknis dan
menyelenggarakan pemantauan terhadap permohonan dan realisasi
bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial bidang kesiswaan;
(18) menyelenggarakan penyampaian bahan saran pertimbangan
mengenai bidang kesiswaan sebagai bahan perumusan kebijakan
Pemerintah Daerah;
(19) menyelenggarakan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan;
(20) menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kesiswaan; dan
(21) menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.

61
2. Struktur Organisasi, Pembina dan Pengawas dan Uraian Tugas Setelah Penerapan
BLUD
a) Struktur Organisasi
Dalam rangka penerapan BLUD, organisasi SMK perlu disesuaikan berdasarkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan
Umum Daerah.
Susunan organisasi dalam penerapan pengelolaan keuangan, Pejabat Pengelola
BLUD terdiri dari:
1) Pemimpin BLUD
2) Pejabat Keuangan
3) Pejabat Teknis

Pejabat Pengelola BLUD SMK diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur.


Pemimpin BLUD SMK bertanggung jawab terhadap Gubernur, sedangkan
Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis bertanggung jawab kepada Pemimpin
BLUD SMK.
STRUKTUR ORGANISASI UPTD SMK BLUD.....
Kepala Sekolah selaku Pemimpin BLUD

Subbagian/
Fungsional Tata Usaha selaku Pejabat Keuangan

Bendahara Penerimaan BLUD

Bendahara
Pengeluaran BLUD

Pengurus Barang
Aset & Persedian

WAKA AKADEMIK WAKA SARPRAS WAKA HUMAS WAKA KESISWAAN


selaku PEJABAT TEKNIS selaku PEJABAT TEKNIS selaku PEJABAT TEKNIS selaku PEJABAT TEKNIS

Kelompok Jabatan
Fungsional (guru dan
Gambar 12 Bagan Struktur Organisasi UPTD SMK Setelah Menerapkan BLUD
b) Uraian Tugas Pejabat Pengelola BLUD
Dari bagan tersebut terlihat bahwa struktur organisasi BLUD UPT SMK Provinsi
terdiri dari:
(1) Pemimpin BLUD dijabat oleh Kepala UPTD/Kepala SMK
(2) Pejabat Keuangan dijabat oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha
(3) Pejabat Teknis dijabat oleh para wakil kepala sekolah yang terdiri dari:

62
Wakil Kepala Sekolah Akademik; Wakil Kepala Sekolah Sarana dan
Prasarana; Wakil Kepala Sekolah Hubungan Masyarakat; dan Wakil Kepala
Sekolah Kesiswaan yang dibantu oleh Kelompok Jabatan Fungsional (guru
atau pustakawan) pada masing-masing Wakil Kepala Sekolah.

Perubahan lainnya dari struktur organisasi UPTD SMK yang perlu disesuaikan
dengan ketentuan dalam penerapan BLUD adalah sebagai berikut:
(1) Penyebutan Pejabat Pengelola BLUD disesuaikan dengan nomenklatur
pemerintah daerah setempat, sebagai berikut:
a. Kepala UPTD SMK sebagai Pemimpin BLUD;
b. Pejabat Keuangan direpresentasikan dengan jabatan Kepala Subbagian
Tata Usaha atau fungsional Tata Usaha; dan
c. Pejabat Teknis direpresentasikan dengan jabatan wakil kepala sekolah
atau yang setara.
(2) Pemimpin BLUD dapat membentuk Satuan Pengawasan Internal (SPI) dalam
rangka meningkatkan sistem pengawasan dan pengendalian internal SMK
terhadap kinerja pelayanan, keuangan dan pengaruh lingkungan sosial dalam
menyelenggarakan praktik bisnis yang sehat. Satuan Pengawas Internal dapat
direpresentasikan dengan Tim Manajemen Mutu SMK.
(3) Adanya penambahan fungsi dalam penatausahaan keuangan BLUD yaitu
fungsi akuntansi, verifikasi, dan pelaporan.
(4) Pembina dan pengawas terdiri dari:
a. Pembina Teknis dan Pembina Keuangan
Pembina teknis BLUD SMK adalah Kepala Dinas Pendidikan Provinsi …,
sedangkan pembina keuangan adalah Kepala Badan Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD).
b. Satuan Pengawas Internal
Satuan Pengawas Internal berkedudukan langsung di bawah pemimpin
BLUD.
c. Dewan Pengawas
Pembentukan Dewan Pengawas dilakukan apabila SMK telah memenuhi
persyaratan tentang Dewan Pengawas yaitu:
1) Jumlah anggota Dewan Pengawas paling banyak 3 (tiga) orang
apabila:
a) Realisasi pendapatan menurut Laporan Realisasi Anggaran
2 (dua) tahun terakhir sebesar Rp.30.000.000.000,- (Tiga Puluh
Miliar) sampai dengan Rp.100.000.000.000,- (Seratus Miliar);
atau
b) Nilai aset menurut neraca 2 (dua) tahun terakhir sebesar
Rp.150.000.000.000,- (Seratus Lima Puluh Miliar) sampai dengan
Rp.500.000.000.000,- (Lima Ratus Miliar)
2) Jumlah anggota Dewan Pengawas paling banyak 5 (lima) orang
apabila:

63
a) Realisasi pendapatan menurut Laporan Realisasi Anggaran 2 (dua)
tahun terakhir, lebih besar dari Rp.100.000.000.000,- (Seratus
Miliar); atau
b) Nilai aset menurut neraca 2 (dua) tahun terakhir lebih besar dari
Rp.500,000,000,000,- (Lima Ratus Miliar).

c) Tata Laksana
(1) Dewan Pengawas
Dewan Pengawas BLUD adalah satuan fungsional yang bertugas melakukan
pembinaan, pengawasan, dan pengendalian internal terhadap pengelolaan
BLUD yang dilakukan oleh pejabat pengelola BLUD SMK sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Dewan Pengawas dibentuk dengan
keputusan Pimpinan Daerah.
a. Pengangkatan dan pemberhentian Dewan Pengawas
1) Keanggotaan Dewan Pengawas
Anggota Dewan Pengawas yang berjumlah 3 (tiga) orang dapat
terdiri dari unsur-unsur:
a) 1 (satu) orang pejabat Dinas Pendidikan Provinsi … yang
membidangi SMK;
b) (1 (satu) orang pejabat Badan Pendapatan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah;
c) 1 (satu) orang tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan BLUD
SMK.
Anggota Dewan Pengawas yang berjumlah 5 (lima) orang dapat
terdiri dari unsur-unsur:
a) 2 (dua) orang pejabat Dinas Pendidikan Provinsi … yang
membidangi SMK;
b) 2 (dua) orang pejabat Pendapatan, Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah;
c) 1 (satu) orang tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan
BLUD SMK.
2) Tenaga ahli dapat berasal dari tenaga profesional atau perguruan
tinggi yang memahami tugas, fungsi, kegiatan, dan layanan BLUD
SMK.
3) Anggota Dewan Pengawas dapat diangkat menjadi anggota
Dewan Pengawas pada 3 (tiga) atau lebih BLUD SMK.
4) Pengangkatan anggota Dewan Pengawas dilakukan setelah
pengangkatan Pejabat Pengelola BLUD SMK.
5) Syarat untuk dapat diangkat menjadi anggota Dewan
Pengawas, yaitu:
a) Sehat jasmani dan rohani;
b) Memiliki keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman, jujur,
perilaku yang baik, dan dedikasi yang tinggi untuk memajukan
dan mengembangkan BLUD;
c) Memahami penyelenggaraan pemerintahan daerah;

64
d) Memiliki pengetahuan yang memadai tugas dan fungsi BLUD;
e) Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan
tugasnya;
f) Berijazah paling rendah S-1;
g) Berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun;
h) Tidak pernah menjadi anggota Direksi, Dewan Pengawas, atau
Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan badan usaha
yang dipimpinnya dinyatakan pailit;
i) Tidak sedang menjalani sanksi pidana; dan
j) Tidak sedang menjadi pengurus partai politik, calon kepala
daerah atau calon wakil kepala daerah, dan/atau calon anggota
legislatif.

6) Masa Jabatan Dewan Pengawas


a) Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan selama 5
(lima) tahun, dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa
jabatan berikutnya apabila belum berusia paling tinggi 60 (enam
puluh) tahun.
b) Dalam hal batas usia anggota Dewan Pengawas sudah berusia
paling tinggi 60 (enam puluh) tahun, Dewan Pengawas dari unsur
tenaga ahli dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa
jabatan berikutnya.
c) Anggota Dewan Pengawas diberhentikan oleh Gubernur ...
karena:
i. Meninggal dunia;
ii. Masa jabatan berakhir;
iii. Diberhentikan sewaktu-waktu.
d) Anggota Dewan Pengawas diberhentikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf c, karena:
i. tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;
ii. tidak melaksanaan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
iii. terlibat dalam tindakan yang merugikan BLUD SMK;
iv. Dinyatakan bersalah dalam putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap;
v. Mengundurkan diri;
vi. Terlibat dalam tindakan kecurangan yang mengakibatkan
kerugian pada BLUD SMK, pemerintah pusat dan/atau
pemerintah daerah.

7) Sekretaris Dewan Pengawas


a) Gubernur ... dapat mengangkat Sekretaris Dewan Pengawas
untuk mendukung kelancaran tugas Dewan Pengawas.

65
b) Sekretaris Dewan Pengawas bukan merupakan anggota Dewan
Pengawas.

8) Biaya Dewan Pengawas


Segala biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas Dewan
Pengawas termasuk honorarium Anggota dan Sekretaris Dewan
Pengawas dibebankan pada BLUD SMK dan dimuat dalam RBA.

9) Pelaksanaan Tugas Dewan Pengawas


Dewan Pengawas memiliki tugas:
a) Memantau perkembangan kegiatan BLUD SMK;
b) Menilai kinerja keuangan maupun kinerja non keuangan BLUD
SMK dan memberikan rekomendasi atas hasil penilaian untuk
ditindaklanjuti oleh Pejabat Pengelola BLUD SMK;
c) Memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja dari
hasil laporan audit pemeriksa eksternal pemerintah;
d) Memberikan nasehat kepada Pejabat Pengelola dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya;
e) Memberikan pendapat dan saran kepada Gubernur
mengenai:
i. RBA yang diusulkan oleh Pejabat Pengelola BLUD SMK;
ii. Permasalahan yang menjadi kendala dalam
pengelolaan BLUD SMK; dan
iii. Kinerja BLUD SMK.
f) Penilaian kinerja keuangan diukur paling sedikit meliputi:
i. Memperoleh hasil usaha atau hasil kerja dari layanan yang
diberikan (rentabilitas);
ii. Memenuhi kewajiban jangka pendeknya (likuiditas);
iii. Memenuhi seluruh kewajibannya (solvabilitas); dan
iv. Kemampuan penerimaan dari jasa layanan untuk
membiayai pengeluaran.
g) Penilaian kinerja non keuangan diukur paling sedikit berdasarkan
perspektif pelanggan, proses internal pelayanan, pembelajaran,
dan pertumbuhan;
h) Dewan Pengawas melaporkan tugasnya kepada Pimpinan Daerah
secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam satu tahun atau
sewaktu-waktu jika diperlukan.

(2) Pemimpin BLUD SMK


Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 sebagaimana
yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 dan
Pasal 6 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018
mengatur bahwa Kepala UPTD SMK ....

66
bertindak sebagai Pemimpin BLUD SMK. Pemimpin BLUD SMK
merupakan pejabat pengelola BLUD SMK yang bertanggungjawab kepada
kepala daerah.
a) Pengangkatan dan pemberhentian Pemimpin BLUD SMK.
i. Pemimpin BLUD SMK diangkat dan diberhentikan oleh Kepala
Daerah;
ii. Pemimpin BLUD SMK bertanggung jawab kepada Kepala
Daerah;
iii. Pemimpin BLUD SMK diangkat dari pegawai negeri sipil
dan/atau pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja, sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan;
iv. BLUD SMK dapat mengangkat pemimpin BLUD dari profesional
lainnya sesuai dengan kebutuhan, profesionalitas, kemampuan
keuangan dan berdasarkan prinsip efisiensi, ekonomis dan
produktif dalam meningkatkan pelayanan;
v. Pemimpin BLUD SMK yang berasal dari tenaga profesional
lainnya dapat dipekerjakan secara kontrak atau tetap;
vi. Pemimpin BLUD SMK dari tenaga profesional lainnya diangkat
untuk masa jabatan paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat
kembali untuk 1 (satu) kali periode masa jabatan berikutnya jika
paling tinggi berusia 60 (enam puluh) tahun;
vii. Standar Kompetensi Pemimpin BLUD SMK;
a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Berijazah setidak-tidaknya Strata Satu (S-1) dibidang
Pendidikan;
c. Sehat jasmani dan rohani;
d. Mampu memimpin, membina, mengkoordinasikan dan
mengawasi kegiatan SMK dengan seksama;
e. Mampu melakukan pengendalian terhadap tugas dan kegiatan
SMK sedemikian rupa sehingga dapat berjalan secara lancar,
efektif, efisien dan berkelanjutan;
f. Cakap menyusun kebijakan strategis SMK dalam
meningkatkan pelayanan Pendidikan kepada masyarakat; dan
g. Mampu merumuskan visi, misi, dan program SMK yang jelas
dan dapat diterapkan, diantaranya meliputi:
1. Peningkatan kreativitas, prestasi, dan akhlak mulia insan
SMK;
2. Penciptaan suasana SMK yang asri, aman, dan indah;
3. Peningkatan kualitas pendidik dan tenaga
kependidikan SMK; dan
4. Pelaksanaan efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas
program.

67
b) Fungsi Pemimpin BLUD
Sesuai dengan Pasal 8 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79
tahun 2018, Pemimpin BLUD mempunyai fungsi sebagai penanggung
jawab umum operasional dan keuangan BLUD. Pemimpin BLUD
bertindak selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)/Kuasa Pengguna
Barang. Dalam hal pemimpin BLUD tidak berasal dari Pegawai Negeri
Sipil maka pejabat keuangan ditunjuk sebagai Kuasa Pengguna
Anggaran/Kuasa Penggunan Barang sebagaimana tertuang pada Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 79 tahun 2018 Pasal 9 ayat (1) dan ayat (2).

c) Tugas Pemimpin BLUD SMK


i. Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan
dan mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan BLUD SMK agar
lebih efisien dan produktif;
ii. Merumuskan penetapan kebijakan teknis BLUD SMK serta
kewajiban lainnya sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan
Kepala Daerah;
iii. Menyusun Rencana Strategis;
iv. Menyiapkan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) dan Dokumen
Bisnis Anggaran (DBA);
v. Mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis kepada
kepala daerah sesuai dengan ketentuan;
vi. Menetapkan pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan BLUD
selain pejabat yang telah ditetapkan dengan peraturan perundang-
undangan;
vii. Mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan BLUD yang dilakukan
oleh pejabat keuangan dan pejabat teknis, mengendalikan tugas
pengawasan internal, serta menyampaikan dan
mempertanggunjawabkan kinerja operasional serta keuangan
BLUD kepada Pimpinan daerah; dan
viii. Tugas lainnya yang ditetapkan oleh kepala daerah sesuai
kewenangannya.

(3) Pejabat Keuangan


Pejabat keuangan yang dimaksud pada Pasal 10 Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 79 Tahun 2018 adalah Kepala Subbagian Tata Usaha yang
memiliki fungsi sebagai penanggung jawab keuangan SMK yang meliputi
fungsi perbendaharaan, akuntansi, verifikasi, dan pelaporan.
i. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Keuangan
a. Pejabat Keuangan BLUD SMK diangkat dan diberhentikan oleh
Kepala Daerah;
b. Pejabat Keuangan bertanggung jawab kepada Pemimpin BLUD
SMK;

68
c. Pejabat Keuangan dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh
Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran BLUD SMK;
d. Pejabat Keuangan, Bendahara Penerimaan dan Bendahara
Pengeluaran BLUD SMK harus dijabat oleh Pegawai Negeri Sipil;
e. Standar Kompetensi:
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. Berijazah setidak-tidaknya S1/D4;
3. Sehat jasmani dan rohani;
4. Cakap melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi jabatan sesuai dengan peraturan perundang- undangan;
5. Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
kepegawaian;
6. Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi perkantoran;
7. Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi barang;
8. Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi sekolah; dan
9. Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi penyusunan
program dan laporan;

ii. Tugas Pejabat Keuangan BLUD


Selain melaksanakan tugas sebagai Kepala Subbagian Tata Usaha,
Pejabat Keuangan BLUD SMK memiliki tugas sebagai berikut:
a. Merumuskan kebijakan terkait pengelolaan keuangan;
b. Mengkoordinasikan penyusunan RBA dan DBA;
c. Menyiapkan RKA dan DPA;
d. Melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja;
e. Menyelenggarakan pengelolaan kas;
f. Melakukan pengelolaan utang, piutang, dan investasi;
g. Menyusun kebijakan pengelolaan barang milik daerah yang
berada di bawah penguasaannya;
h. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan;
i. Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan
keuangan; dan
j. Tugas lainnya yang ditetapkan oleh kepala daerah dan/atau
pemimpin BLUD sesuai dengan kewenangannya.

(4) Pejabat Teknis


Pejabat teknis yang dimaksud pada Pasal 11 Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 79 Tahun 2018, adalah Wakil Kepala Sekolah yang

69
memiliki fungsi sebagai penanggung jawab teknis operasional dan pelayanan
di bidangnya.
i. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Teknis
a. Pejabat Teknis BLUD diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan
Daerah;
b. Pejabat Teknis bertanggung jawab kepada Pemimpin BLUD;
c. Pejabat Teknis BLUD dapat terdiri dari pegawai negeri sipil dan/atau
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja, sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan;
d. BLUD SMK dapat mengangkat Pejabat Teknis BLUD dari profesional
lainnya sesuai dengan kebutuhan, profesionalitas, kemampuan
keuangan dan berdasarkan prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif
dalam meningkatkan pelayanan;
e. Pejabat Teknis BLUD SMK yang berasal dari tenaga profesional
lainnya dapat dipekerjakan secara kontrak atau tetap;
f. Pejabat Teknis BLUD SMK dari tenaga profesional lainnya diangkat
untuk masa jabatan paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat
kembali untk 1 (satu) kali periode masa jabatan berikutnya jika paling
tinggi berusia 60 (enam puluh) tahun;
g. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Teknis BLUD yang berasal
dari pegawai negeri sipil disesuaikan dengan ketentuan perundang-
undangan di bidang kepegawaian; dan
h. Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan Pejabat Teknis BLUD
ditetapkan berdasarkan kompetensi dan kebutuhan praktik bisnis yang
sehat. Kompetensi merupakan kemampuan dan keahlian yang dimiliki
oleh Pejabat Teknis BLUD berupa pengetahuan, keterampilan dan
sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas. Kebutuhan
praktik bisnis yang sehat merupakan kesesuaian antara kebutuhan
jabatan, kualitas dan kualifikasi dengan kemampuan keuangan BLUD.
ii. Standar Kompetensi
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Berijazah setidak-tidaknya S1/D4;
c. Sehat jasmani dan rohani;
d. Cakap melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
jabatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
e. Menguasai secara umum tentang segala fasilitas dan
pelayanan UPTD SMK;
f. Menguasai pedoman pelayanan, prosedur pelayanan dan standar
pelayanan sesuai dengan bidang tugasnya; dan
g. Memiliki komitmen kuat terhadap peningkatan mutu pelayanan SMK.
iii. Tugas Pejabat Teknis
Pejabat Teknis BLUD SMK mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Menyusun perencanaan kegiatan teknis operasional dan
pelayanan di unit kerjanya;

70
b. Melaksanakan kegiatan teknis operasional dan pelayanan
sesuai dengan RBA dan DBA; dan
c. Memimpin dan mengendalikan kegiatan teknis operasional dan
pelayanan di unit kerjanya; dan
d. Tugas lainnya yang ditetapkan oleh kepala daerah dan/atau pemimpin
BLUD sesuai dengan kewenangannya.

(5) Satuan Pengawas Internal (SPI)


Pemimpin BLUD SMK dapat membentuk SPI yang merupakan aparat internal
SMK untuk pengawasan dan pengendalian internal terhadap kinerja
pelayanan, keuangan dan pengaruh lingkungan sosial dalam
menyelenggarakan Praktek Bisnis Yang Sehat. SPI dipimpin oleh seorang
ketua yang bertanggung jawab secara langsung di bawah Pemimpin BLUD
SMK, dengan mempertimbangkan:
i. Keseimbangan antara manfaat dan beban;
ii. Kompleksitas manajemen; dan
iii. Volume dan/atau jangkauan pelayanan.
Satuan Pengawasan Internal terdiri dari tim audit bidang administrasi dan
keuangan, tim audit bidang pelayanan pendidikan (akademis, sarana
prasarana, dan kesiswaan), serta tim audit bidang hubungan masyarakat
termasuk dunia usaha sesuai dengan kebutuhan SMK. SPI melaksanakan
audit secara rutin terhadap seluruh unit kerja di lingkungan SMK meliputi
bidang administrasi dan keuangan, dan bidang pelayanan pendidikan.
i. Persyaratan untuk dapat diangkat menjadi SPI:
a. Sehat jasmani dan rohani;
b. Memiliki keahlian, integritas, pengalaman, jujur, perilaku yang baik,
dan dedikasi yang tinggi untuk memajukan dan mengembangkan
BLUD;
c. Memahami penyelenggaraan pemerintahan daerah;
d. Memahami tugas dan fungsi BLUD;
e. Memiliki pengalaman teknis pada BLUD;
f. Berijazah paling rendah D3;
g. Pengalaman kerja paling sedikit 3 (tiga) tahun;
h. Berusia paling rendah 30 (tiga puluh) tahun dan paling tinggi 55 (lima
puluh lima) tahun pada saat mendaftar pertama kali;
i. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang
merugikan keuangan negara atau keuangan daerah;
j. Tidak sedang menjalani sanksi pidana; dan
k. Mempunyai sikap independen dan obyektif
ii. Fungsi SPI
a. Membantu Pemimpin BLUD SMK dalam melakukan
pengawasan internal SMK;
b. Memberikan rekomendasi perbaikan untuk mencapai sasaran SMK
secara ekonomis, efisien, dan efektif;
c. Membantu efektivitas penerapan pola tata kelola di SMK; dan

71
d. Menangani permasalahan yang berkaitan dengan indikasi terjadinya
KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme) yang menimbulkan kerugian
SMK sama dengan unit kerja terkait.

iii. Tugas SPI


Tugas SPI adalah membantu manajemen SMK untuk:
a. Pengamanan harta kekayaan;
b. Menciptakan akurasi sistem informasi keuangan;
c. Menciptakan efisiensi dan produktivitas; dan
d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dalam
penerapan Praktek Bisnis Yang Sehat.

iv. Kewenangan SPI


a. Mendapatkan akses secara penuh dan tidak terbatas terhadap unit-unit
kerja SMK, aktivitas, catatan-catatan, dokumen, personel, aset SMK,
serta informasi relevan lainnya sesuai dengan tugas yang ditetapkan
oleh Pemimpin BLUD SMK;
b. Menetapkan ruang lingkup kerja dan menerapkan teknik-teknik audit
yang diperlukan untuk mencapai efektivitas sistem pengendalian
internal;
c. Memperoleh bantuan, dukungan, maupun kerjasama dari personel
unit kerja yang terkait, terutama dari unit kerja yang diaudit;
d. Mendapatkan kerjasama penuh dari seluruh unsur Pejabat Pengelola
SMK, tanggapan terhadap laporan, dan langkah- langkah perbaikan;
e. Mendapatkan dukungan sumber daya yang memadai untuk keperluan
pelaksanaan tugasnya; dan
f. Mendapatkan bantuan dari tenaga ahli, baik dari dalam maupun luar
SMK, sepanjang hal tersebut diperlukan dalam pelaksanaan tugasnya.

(6) Pegawai BLUD


i. Pegawai BLUD menyelenggarakan kegiatan untuk mendukung kinerja
BLUD;
ii. Pegawai BLUD berasal dari pegawai negeri sipil dan/atau pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
iii. Pegawai BLUD dapat diangkat dari tenaga profesional lainnya sesuai
dengan kebutuhan profesionalitas, kemampuan keuangan dan
berdasarkan prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam
meningkatkan pelayanan;
iv. Pegawai BLUD dari tenaga profesional lainnya dapat dipekerjakan
secara kontrak atau tetap dan dilaksanakan sesuai dengan jumlah dan
komposisi yang telah disetujui BPPKAD; dan

72
v. Pengangkatan dan penempatan pegawai BLUD berdasarkan kompetensi
yaitu pengetahuan, keahlian, ketrampilan, integritas, kepemimpinan,
pengalaman, dedikasi dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas dan sesuai dengan kebutuhan Praktek Bisnis Yang
Sehat.

C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam tata kelola SMK menggambarkan pola hubungan dan
mekanisme kerja antar posisi jabatan dan fungsi dalam organisasi. Prosedur kerja SMK
dalam rangka memberikan pelayanan akademis, sarana prasarana, kesiswaan serta
hubungan masyarakat dan dunia kerja/usaha dituangkan dalam bentuk (SOP) pelayanan
Pendidikan, pelayanan penunjang Pendidikan serta pelayanan manajemen, seperti contoh
dibawah ini:
1. Standar kepegawaian (proses rekruitmen)
2. Standar prosedur pengadaan barang
3. Standar operasional penggajian
4. SOP pelayanan TeFa
5. Penerimaan pendapatan (SOP pengelolaan keuangan)
6. Pengeluaran pendapatan (SOP pengelolaan keuangan)

Tabel 29 Instruksi Kerja (IK) yang existing dilaksanakan


TANGGAL
NO NAMA PROSEDUR NO SOP
PENETAPAN
1 Pembayaran Kartu Tanda Siswa
2 Penerimaan Dana Dari Pihak Ketiga
3 Pembayaran Gaji Pegawai
4 Pembayaran Ke Supplier
5 Pembayaran Pajak
6 Pembayaran Sewa
7 Pengisian Kas Kecil
8 Pembayaran Uang Muka Kegiatan
9 Pembayaran Honorarium Mengajar
10 Pembayaran Honor Penguji
11 Pembayaran Honor Pembimbing
12 Pencairan Dana Ekstrakurikuler
Penggunaan Aula, Ruang Rapat Dan
13
Ruang Publik
Pelaporan Pertanggungjawaban
14 Keuangan Dari Pelaksana
Kegiatan/Praktek Internal-Eksternal
15 Pengadaan Sarana Prasarana
16 Inventarisasi Sarana Prasarana
17 Pemeliharaan Sarana Prasarana
18 Penggunaan Sarana PBM
19 Mutasi Barang
20 Penghapusan Sarana Karena Hilang

73
Penghapusan Sarana Karena
21 Penjualan/Rusak
Peminjaman Ruang Dan Sarana Untuk
22
Keperluan Ekstrakurikuler/OSIS
Peminjamam Mobil Dinas Untuk
23 Keperluan Dinas
Peminjamam Mobil Dinas Untuk
24
Keperluan Ekstrakurikuler
Peminjamam Mobil Dinas Untuk
25
Keperluan Pribadi Warga Sekolah
26 Pengiriman Dokumen
27 Pengamanan Sekolah
28 Kebersihan Sekolah
Penanganan Pelanggaran Hukum di
29
Sekolah
30 POS Teaching Factory
POS unit produksi /sop unit bisnis
31
sekolah
32 Tata Usaha/Administrasi
33 Pelayanan Pendidikan Masyarakat
34 Pelayanan Jaringan SMK
35 Dst

SOP diusulkan oleh pelaksana kegiatan sesuai kebutuhan kemudian ditetapkan


oleh Kepala UPTD SMK/Pemimpin BLUD. SOP tersebut kemudian disosialisaikan
kepada pihak-pihak terkait baik internal maupun eksternal. SOP yang telah disusun
dilakukan evaluasi secara berkala dan dapat dibuat SOP baru atau revisi jika diperlukan.

D. Pengelolaan Pencatatan Pendapatan BLUD SMK


1. Pengelolaan Hasil Kegiatan Praktik Pembelajaran
Pembelajaran yang melaksanakan praktik keterampilan peserta didik, baik yang
bersifat simulasi atau dalam skala produksi hasilnya dapat dipasarkan, serta menjadi
pendapatan sekolah, hasil penjualannya dikumpulkan oleh petugas yang ditunjuk,
selanjutnya disetorkan kepada Bendahara Penerimaan BLUD SMK (BPn – BLUD
SMK) atau ke Rekening Kas BLUD dan dibukukan sebagai pendapatan jasa layanan
keahlian.

2. Pengelolaan Hasil Pembelajaran TeFa Kerja Sama Dengan Sistem Bagi Hasil
Pengelolaan usaha antara sekolah dengan pihak eksternal; berupa bagi hasil, sistem
prosentase modal, dan lain-lain. Pendapatan dari pihak eksternal yang diterima
sekolah, hasilnya disetorkan ke BPn – BLUD SMK atau ke Rekening Kas BLUD
dan dibukukan sebagai pendapatan hasil kerjasama usaha.

74
3. Pengelolaan Hasil Pemanfaatan (Sewa) Aset Sekolah
Hasil pemanfaatan aset sekolah adalah penggunaan aset sekolah oleh pihak eksternal
dengan tarif yang telah ditetapkan oleh kepala daerah. Jika belum ditetapkan oleh
kepala daerah, pemimpin BLUD SMK dapat menetapkan secara mandiri, yang
selanjutnya ditetapkan dalam peraturan kepala daerah tahun berikutnya. Ketentuan
yang berlaku untuk mengelola pemanfaatan aset ini adalah sebagai berikut:
a. Kepala sekolah selaku Pemimpin BLUD SMK memilih tarif pemanfaatan asset
sesuai peraturan kepala daerah yang dapat dimanfaatkan pihak eksternal;
b. Pengelola hasil pemanfaatan aset adalah petugas yang ditunjuk.
c. Hasil pemanfaatan aset seluruhnya disetorkan petugas yang ditunjuk ke BPn –
BLUD SMK atau ke Rekening Kas BLUD SMK selambat- lambatnya 1 x 24 jam
kerja dan dibukukan sebagai pendapatan hasil kerjasama pemanfaatan aset.

4. Pengelolaan Hasil Usaha Mandiri Sekolah


Usaha mandiri adalah kegiatan produktif di lingkungan sekolah yang
menggunakan sarana prasarana sekolah dan dilakukan selama jam kerja maupun luar
jam kerja sekolah. Usaha mandiri ini tidak terkait langsung dengan praktik
keterampilan peserta didik yang menjadi layanan Pendidikan SMK. Pengelolaan
usaha yang demikian berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Seluruh pendapatan hasil penjualan produk disetorkan ke BPn – BLUD SMK
atau ke Rekening Kas BLUD dan dibukukan sebagai pendapatan pengembangan
usaha.
b. Seluruh biaya produksi/usaha mandiri sekolah dikelola oleh Pejabat Teknis
Kegiatan dengan mengedepankan azas transparansi.

E. Pengelompokan Fungsi (Contoh)


Pengelompokan fungsi SMK menggambarkan pembagian yang jelas dan rasional
antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang sesuai dengan prinsip pengendalian
intern dalam rangka efektifitas pencapaian organisasi. Dari uraian struktur organisasi
tersebut di atas, tergambar bahwa organisasi SMK telah dikelompokkan sesuai dengan
fungsi sebagai berikut:
1. Telah dilakukan pemisahan fungsi yang tegas antara Dewan Pengawas dan Pejabat
Pengelola BLUD yang terdiri dari Pemimpin BLUD, Pejabat Keuangan, dan Pejabat
Teknis.
2. Pembagian fungsi pelayanan pendidikan, fungsi penunjang pelayanan pendidikan dan
fungsi penyelenggaraan administrasi.
3. Pembagian tugas pokok dan kewenangan yang jelas untuk masing masing fungsi
dalam organisasi yang ditetapkan melalui keputusan Kepala Sekolah.
4. Fungsi audit internal di lingkungan SMK dengan membentuk SPI.

Fungsi Organisasi SMK dijabarkan sebagai berikut:


1. Fungsi Pelayanan Pendidikan (service)

75
Unsur pelaksana teknis pelayanan pendidikan terdiri atas Wakil Kepala (Waka)
Kurikulum, Waka Kesiswaan, Waka Humas, dan Waka Sarana dan Prasarana. Unsur
pelaksana teknis mempunyai tugas dan kewajiban:
a. menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidangnya;
b. melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA dan DBA; dan
c. mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidangnya.

Pejabat teknis BLUD dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya mempunyai


fungsi sebagai penanggungjawab teknis di bidang masing- masing. Dalam
melaksanakan tugasnya, SMK yang memberikan pelayanan pendidikan terdiri dari
Waka Kurikulum, Waka Sarana Prasarana, Waka Humas, Waka Kesiswaan, Ketua
kompetensi keahlian, dan guru termasuk di dalamnya yang mendukung kegiatan
pembelajaran, yaitu Kepala Unit Produksi dan Kepala Perpustakaan. Masing-masing
Tugas pokok akan dijabarkan sebagai berikut:
a. Nama Jabatan : Waka Kurikulum
Tugas Pokok : Proses pembelajaran
Uraian Tugas :
1) Menyusun program kerja bidang Kurikulum
2) Mengkoordinasikan pelaksanaan dan pengembangan Kurikulum
3) Memantau pelaksanaan Pembelajaran
4) Menyelenggarakan rapat koordinasi Kurikulum
5) Mengkoordinir pelaksanaan evaluasi pembelajaran
6) Menyusun kalender pendidikan dan jadual pembelajaran
7) Melaporkan hasil pelaksanaan Pembelajaran
8) Mengusulkan tugas mengajar pada masing-masing guru
9) Menghitung dan melaporkan jam mengajar guru 10)Merencanakan
kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan

Struktur Organisasi Pokja Kurikulum SMK BLUD……..


(setiap struktur menyesuaikan kondisi sekolah masing masing)

Waka Kurikulum/PTK AKADEMIK

Koord. Perencanaan, Pengembangan, Monitoring


Koord. PBM SDM
Pengembangan Koord. Perencanaan, Pelaksanaan, Pe
Gambar 13 Struktur Organisasi Pokja Kurikulum SMK BLUD

76
b. Nama Jabatan : Waka Sarana Prasarana
Tugas Pokok : Pengembangan fasilitas
Uraian Tugas :
1) Membuat Program Kerja Sarana dan Prasarana.
2) Mengkoordinir kebutuhan sarana prasarana sekolah.
3) Mengkoordinir inventarisasi sarana prasarana sekolah.
4) Mengkoordinir pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana
sekolah.
5) Melaksanakan pengawasan terhadap penggunaan sarana prasarana sekolah.
6) Memeriksa dan menyetujui rencana kebutuhan sarana dan prasarana tiap unit
kerja.
7) Membuat laporan hasil kerja.

Struktur Organisasi Pokja Sarana dan Prasarana SMK BLUD…….


(setiap struktur menyesuaikan kondisi sekolah masing masing)

WAKA SARPRAS/PTK SARPRAS

KOORD. BIDANG PENGADAAN KOORD. BIDANG PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN ASET

KENDARAAN JARINGAN IT GEDUNG DAN TAMAN LISTRIK, TELPON PERALATAN


INVENTARISASI
DAN GUDANG

Gambar 14 Struktur Organisasi Pokja Sarana dan Prasarana SMK BLUD

c. Nama Jabatan : Waka Humas


Tugas Pokok : Penelusuran tamatan,
Uraian Tugas :
1) Menyusun program kerja dan anggaran Humas.
2) Mengatur dan mengembangkan hubungan dengan komite dan DU/DI
3) Mengkoordinir kegiatan Penelusuran tamatan.
4) Mengkordinir kegiatan penyaluran Lulusan
5) Mengembangkan hubungan antar warga sekolah.
6) Memberikan pembekalan siswa sebelum melanjutkan sekolah
7) Mengkoordinir pelaksanaan promosi sekolah.
8) Melakukan pemantauan terhadap kepuasan pelanggan

77
Struktur Organisasi Pokja HUMAS SMK BLUD…….
(setiap struktur menyesuaikan kondisi sekolah masing masing)

WAKA HUMAS/ PTK HUMAS

PROTOKOL DAN KOORD. KOORD. KOORD. KOORD. KOORD. KOORD


NOTULEN PRAKERIN TEFA/UP MEDSOS/ BKK LKS BANSOS

MEDIA
PROMOSI

Gambar 15 Struktur Organisasi Pokja HUMAS SMK BLUD

d. Nama Jabatan : Waka Kesiswaan Tugas


Pokok : Penerimaan siswa baru
Uraian Tugas :
1) Membuat program kerja pembinaan kesiswaan.
2) Mengkoordinir PSB (Penerimaan Siswa Baru ).
3) Mengkoordinir pelaksanaan Masa Orientasi peserta didik (MOS).
4) Mengkoordinir pemilihan kepengurusan dan diklat OSIS.
5) Mengkoordinir penjaringan dan pendistribusian semua bentuk beasiswa.
6) Mengkoordinir pelaksanaan 5 K (kebersihan, keindahan, ketertiban, keamanan
dan kekeluargaan).
7) Membina program kegiatan OSIS.

Struktur Organisasi Pokja Kesiswaan SMK BLUD…….


(setiap struktur menyesuaikan kondisi sekolah masing masing)
WAKA KESISWAAN/PTK KESISWAAN

KOORD. BK KOORD. TATA TERTIB SISWA


KOORD. BIDIK MISI PEMBINA OSIS/MPK PEMBINA EKSTRAKURIKULER

Gambar 16 Struktur Organisasi Pokja Kesiswaan SMK BLUD

2. Fungsi Penyelenggaraan Administrasi


Fungsi penyelenggaraan administrasi dilaksanakan oleh sub bagian tata usaha
meliputi kegiatan:
a. Penyelenggaraan administrasi kepegawaian

78
b. Penyelenggaraan pengelolaan keuangan
c. Penyelenggaraan pengelolaan barang, sarana dan prasarana termasuk
gedung dan kendaraan ambulans

Masing-masing tugas pokok penyelenggaran administrasi akan dijabarkan sebagai


berikut (contoh):
1. Nama Jabatan : Kepala Tata Usaha
Tugas pokok :
Uraian Tugas :
1) Mengadministrasi Keuangan Sekolah
2) Membantu pimpinan mengelola arus dana Pupendik
3) Menyusun dan menyajikan data/statistik keuangan
4) Membuat layanan sistem informasi dan pelaporan keuangan
5) Melaksanakan Tugas lain dari Pimpinan Sekolah

Struktur Organisasi Subbagian Tata Usaha/ Pejabat Keuangan SMK BLUD…..

KTU/PEJABAT KEUANGAN BLUD

BENDAHARA PENGELUARAN
BENDAHARA PENERIMAAN

OPERATOR KEUANGAN /E-BLUD

FUNGSI AKUNTANSI & VERIFIKATOR

PENGURUS BARANG ASET & PERSEDIAAN SMK

Gambar 17 Struktur Organisasi Subbagian Tata Usaha/Pejabat Keuangan


SMK BLUD

3. Fungsi Pendukung/Penunjang
Fungsi Pendukung/Penunjang terdiri atas Perpustakaan, Pusat Pengembangan IT,
Laboratorium, dan Unit Produksi Siswa (UPS).
a. Perpustakaan
Perpustakaan adalah tempat pelayanan informasi ilmiah bagi sivitas
akademika yang dapat berupa sebagai bahan pustaka maupun dalam media
elektronik. Perpustakaan berfungsi mendukung kegiatan sekolah. Perpustakaan
dipimpin oleh seorang Pemimpin yang diangkat

79
dan diberhentikan oleh Kepala Sekolah serta bertanggung jawab kepada Kepala
Sekolah. Perpustakaan memiliki tugas untuk mengelola dan pelayanan
kepustakaan, referensi dan hasil‐hasil karya akdemik dalam bentuk buku,
majalah, perangkat lunak (soft copy) maupun dokumen paten.

b. Pusat Pengembang IT
Pusat Pengembang Teknologi Informasi dan Komunikasi berfungsi
membantu sekolah melakukan kegiatan akademik dan non akademik di bidang
teknologi informasi dan komunikasi. Pusat Pengembang Informasi dan
Komunikasi dipimpin oleh seorang pemimpin yang diangkat dan diberhentikan
oleh sekolah serta bertanggung jawab kepada sekolah. Pimpinan Pusat
Pengembang IT diangkat untuk masa 4 (empat) tahun dan dapat diangkat
kembali untuk sebanyak‐banyaknya dua kali masa jabatan. Unit Teknologi
Informasi dan Komunikasi dapat bekerja sama dengan unit dan lembaga lain di
dalam dan di luar sekolah. Pemimpin TIK memiliki tugas untuk
menyenggarakan penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk
kepentingan manajemen internal, layanan akademik serta sistem komunikasi.
TIK bertanggung‐ jawab terhadap keamanan data elektronik dan
terselenggaranya sistem layanan TIK dengan kualitas tinggi seiiring dengan
perkembangan TIK di dunia internasional.

c. Laboratorium
Laboratorium adalah wadah bagi sivitas akademika melakukan
pengembangan ilmu melalui penelitian dan melakukan praktek belajar.
Laboratorium atau studio dipimpin oleh seorang pemimpin laboratorium yang
ditunjuk atas dasar kompetensi bidang ilmunya serta kemampuannya melakukan
pengembangan ilmu. Tugas seorang pemimpin kepala laboratorium atau studio
adalah melakukan pengelolan laboratorium atau studio, melakukan koordinasi
serta memimpin pengembangan ilmu pada bidang kajian tertentu melalui
kegiatan penelitian. Laboratorium beranggotakan kelompok guru, dimana dalam
satu laboratorium dapat dibentuk lebih dari satu kelompok guru. Laboratorium
didukung oleh tenaga penunjang akademik yang terdiri dari peneliti, teknisi,
laboran, dan tenaga administrasi.

d. Unit Produksi Siswa


Unit Produksi Siswa berfungsi membantu sekolah melakukan kegiatan
bisnis dan dipimpin oleh seorang pemimpinkepala yang diangkat dan
diberhentikan oleh Kepala Sekolah serta bertanggung jawab kepada Kepala
Sekolah. Unit Produksi Siswa dapat bekerja sama dengan unit dan lembaga lain
di dalam dan di luar sekolah. emimpinKepala Unit Produksi Siswa diangkat
untuk masa 4 (empat)

80
tahun dan dapat diangkat kembali untuk sebanyak‐banyaknya dua kali masa
jabatan.
Unit Produksi Siswa memiliki tugas mengembangkan kegiatan bisnis
yang tidak terkait dengan kegiatan akademik sebagai upaya meningkatkan
pendapatan di luar subsidi pemerintah dan biaya pendidikan dari mahasiswa.
Pertimbangan pembentukan dan rambu‐ rambu Pusat Usaha Komersial adalah
sebagai berikut:
1) Menghasilkan keuntungan yang sepenuhnya untuk kepentingan–
kepentingan sekolah
2) Adanya transparansi keuangan dan kebijakan pengembangan usaha
komersial akademik pada sekolah.
3) Pengelolaan usaha‐usaha komersial dilakukan secara terpisah
dengan kegiatan akademik.
4) Pemimpin Pusat Usaha Komersial bertanggung jawab kepada Kepala
Sekolah
5) Kepala Sekolah atas persetujuan Dewan Pengawas menetapkan bentuk
organisasi dan sistem manajemen usaha‐usaha komersial

Standar Kompetensi yang harus dimiliki oleh pengelola unit produksi


siswa minimal sebagai berikut:

1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;


2) Berusia maksimal 55 tahun;
3) Berpendidikan minimal strata satu (S1);
4) Memenuhi persyaratan keahlian yang ditetapkan oleh pimpinan Sekolah

4. Unsur Pelaksana Akademis


Unsur pelaksana akademis terdiri atas pemimpin kompetensi keahlian yang ada di
SMK diantaranya pemimpin kompetensi keahlian jurusan atau bagian merupakan
unit pelaksana akademik yang melaksanakan pendidikan akademik pada sekolah.
Jurusan atau bagian dipimpin oleh seorang pemimpin dan didampingi seorang
sekretaris yang diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Sekolah. Pemimpin
jurusan/bagian mengkoordinasikan semua program studi terkait untuk menjamin
baku mutu pendidikan. Jurusan atau bagian dalam melaksanakan tugasnya
membentuk bengkel, laboratorium/studio, program studi akademik, profesi dan
profesional (vokasional), serta bentuk lain yang dianggap perlu untuk
menyelenggarakan pendidikan oleh sekolah.

F. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (contoh)


Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengaturan dan pengambilan
kebijakan yang jelas, terarah dan berkesinambungan mengenai sumber daya manusia
pada suatu organisasi dalam rangka memenuhi kebutuhannya baik pada jumlah maupun
kualitas yang paling menguntungkan sehingga organisasi dapat mencapai tujuan secara
efisien, efektif, dan

81
ekonomis. Organisasi modern menempatkan karyawan pada posisi terhormat yaitu
sebagai aset berharga (brainware) sehingga perlu dikelola dengan baik mulai
penerimaan, selama aktif bekerja maupun setelah purna tugas.

1. Perencanaan Pegawai
Perencanaan pegawai merupakan proses yang sistimatis dan strategis untuk
memprediksi kondisi Jumlah PNS atau Non PNS, jenis kualifikasi, keahlian dan
kompetensi yang diinginkan dimasa depan melalui Analisis Beban Kerja dan
diharapkan dapat melaksanakan tugas dengan baik agar pelayanan di SMK dapat
lebih baik dan hasilnya meningkat

2. Pengangkatan Pegawai
Pola rekruitmen SDM baik tenaga pendidik, penunjang/pendukung Pendidikan
maupun administrasi/manajemen pada UPT SMK..... Provinsi... adalah sebagai
berikut:

a. SDM yang berasal dari PNS.


Pola rekruitmen SDM yang berasal dari PNS di UPTD SMK ..... Provinsi...
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota ....

b. SDM yang berasal dari Tenaga Profesional Non-PNS.


Pola rekruitmen SDM yang berasal dari tenaga profesional non-PNS dilaksanakan
sebagai berikut:
1) Pengangkatan pegawai berstatus Non PNS dilakukan sesuai dengan
kebutuhan profesionalitas, kemampuan keuangan dan berdasarkan pada
prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam rangka peningkatan
pelayanan.
2) Rekruitmen SDM dimaksudkan untuk mengisi formasi yang lowong atau
adanya perluasan organisasi dan perubahan pada bidang-bidang yang sangat
mendesak yang proses pengadaannya tidak dapat dipenuhi oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota.
3) Jumlah dan komposisi pegawai Non PNS telah disetujui oleh BPPKAD
4) Tujuan rekruitmen SDM adalah untuk menjaring SDM yang profesional,
jujur, bertanggung jawab, netral, memiliki kompetensi sesuai dengan
tugas/jabatan yang akan diduduki sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan
serta mencegah terjadinya unsur KKN (kolusi, korupsi, dan nepotisme) dalam
rekruitmen SDM.
5) Rekruitmen SDM dilakukan berdasarkan prinsip netral, objektif, akuntabel,
bebas dari KKN serta terbuka.
6) Mekanisme pengangkatan pegawai berstatus Non PNS lebih lanjut akan diatur
dalam Peraturan Gubernur....
7) Pengangkatan dan penempatan pegawai BLUD berdasarkan kompetensi yaitu
pengetahuan, keahlian, ketrampilan, integritas, kepemimpinan, pengalaman,
dedikasi dan sikap perilaku yang

82
diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan sesuai dengan kebutuhan Praktek
Bisnis Yang Sehat.

c. Penempatan Pegawai
Penempatan pegawai BLUD berdasarkan kompetensi yaitu pengetahuan, keahlian,
ketrampilan, integritas, kepemimpinan, pengalaman, dedikasi dan sikap perilaku
yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan sesuai dengan kebutuhan Praktek
Bisnis Yang Sehat.

d. Sistem Remunerasi
1) Pengaturan Remunerasi
Pejabat pengelola BLUD dan Pegawai BLUD dapat diberikan remunerasi
sesuai dengan tingkat tanggung jawab dan profesionalisme. Komponen
Remunerasi meliputi:
a) Gaji yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tetap setiap bulan;
b) Tunjangan tetap yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tambahan
pendapatan di luar gaji setiap bulan;
c) Insentif yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tambahan
pendapatan di luar gaji;
d) Bonus atas prestasi yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat
tambahan pendapatan di luar gaji, tunjangan tetap dan insentif, atas
prestasi kerja yang dapat diberikan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun
anggaran setelah BLUD memenuhi syarat tertentu;
e) Pesangon yaitu imbalan kerja berupa uang santunan purna jabatan sesuai
dengan kemampuan keuangan; dan/atau
f) Pensiun yaitu imbalan kerja berupa uang.
2) Pengaturan Remunerasi ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan usulan yang
disampaikan oleh pemimpin BLUD SMK dengan mempertimbangkan prinsip
proporsionalitas, kesetaraan, kepatutan, kewajaran dan kinerja dan dapat
memperhatikan indeks harga daerah/wilayah.
3) Gubernur dapat membentuk tim pengaturan remunerasi yang keanggotaannya
dapat berasal dari unsur:
a) Dinas Pendidikan;
b) Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;
c) Perguruan Tinggi; dan
d) Lembaga Profesional.
4) Indikator Remunerasi meliputi:
a) Pengalaman dan masa kerja;
b) Ketrampilan, ilmu pengetahuan dan perilaku;
c) Risiko kerja;
d) Tingkat kegawatdaruratan;
e) Jabatan yang disandang; dan
f) Hasil/capaian kinerja.

83
5) Remunerasi bagi Pejabat Pengelola meliputi:
a) Bersifat tetap berupa gaji;
b) Bersifat tambahan berupa tunjangan tetap, insentif, dan bonus atas
prestasi kerja; dan
c) Pesangon bagi Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja dan
profesional lainnya serta pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil.
6) Indikator tambahan bagi remunerasi pemimpin
BLUD mempertimbangkan faktor:
a) Ukuran dan jumlah aset yang dikelola, tingkat pelayanan serta
produktivitas;
b) Pelayanan sejenis;
c) Kemampuan pendapatan; dan
d) Kinerja operasional berdasarkan indikator keuangan, pelayanan, mutu dan
manfaat bagi masyarakat.
7) Remunerasi bagi pejabat keuangan dan pejabat teknis ditetapkan paling
banyak sebesar 90% (sembilan puluh persen) dari remunerasi pemimpin.
8) Remunerasi bagi Pegawai meliputi:
a) Bersifat tetap berupa gaji;
b) Bersifat tambahan berupa tunjangan tetap, insentif, dan bonus atas
prestasi kerja; dan
c) Pesangon bagi Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja dan
profesional lainnya serta pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil.
9) Remunerasi bagi Dewan Pengawas berupa honorarium sebagai imbalan kerja
berupa uang, bersifat tetap dan diberikan setiap bulan. Honorarium Dewan
Pengawas sebagai berikut:
a) Honorarium Ketua Dewan Pengawas paling banyak sebesar 40% (empat
puluh persen) dari gaji dan tunjangan pemimpin;
b) Honorarium anggota Dewan Pengawas paling banyak sebesar 36% (tiga
puluh enam persen) dari gaji dan tunjagan pemimpin; dan
c) Honorarium sekretaris Dewan Pengawas paling banyak sebesar 15%
(lima belas persen) dari gaji dan tunjangan pemimpin.
10) Pemberian gaji, tunjangan dan pensiun bagi PNS sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

e. Suksesi Manajemen/Jenjang Karir


Kepala Sekolah mengusulkan persyaratan jabatan dan proses seleksi untuk jabatan
tertentu sesuai dengan kebutuhan SMK dalam menjalankan strategi.
1) Penetapan persyaratan jabatan dan proses seleksi untuk jabatan tersebut di atas
harus dilaporkan kepada Kepala Daerah melalui Kepala Dinas.
2) Kepala Sekolah mengusulkan program pengembangan kemampuan pegawai
SMK baik fungsional maupun struktural secara transparan.

84
f. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Program pengembangan SDM SMK lima tahun ke depan diarahkan pada
pemenuhan jumlah SDM agar berada pada rasio yang ideal. Selain itu,
pengembangan sumber daya manusia juga diarahkan agar memenuhi kualifikasi
SDM sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelayanan
pendidikan kepada masyarakat dapat berjalan sebagaimana mestinya. Program
pengembangan SDM pada UPTD SMK
..... Provinsi... dijabarkan sebagai berikut :
1) Melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi terpercaya dalam rangka
memenuhi tenaga pendidik sesuai dengan kebutuhan SMK.
2) Mengembangkan pendidik dan tenaga kependidikan yang potensial ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri.
3) Merintis kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada pengembangan
kemampuan SDM baik pendidik dan tenaga kependidikan, maupun
administrasi melalui kegiatan penelitian, kegiatan ilmiah, diskusi panel,
seminar, simposium, lokakarya, pelatihan/diklat, penulisan buku, studi
banding, dll.
4) Meningkatkan standar pendidikan tenaga administratif yang potensial,
terutama ke jenjang S1 atau Diploma IV.

g. Pemutusan Hubungan Kerja


1) Hubungan kerja antara SMK dan Pegawai dapat berakhir karena sebagai
berikut:
a) Pegawai diberhentikan dengan hormat antara lain:
1. Meninggal dunia
2. Atas permintaan sendiri
3. Mencapai batas usia pensiun
4. Tidak cakap jasmani dan atau rohani
5. Adanya penyederhanaan organisasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
b) Pegawai diberhentikan tidak dengan hormat:
1. Melakukan usaha dan/atau kegiatan yang bertujuan mengubah
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 atau terlibat dalam
gerakan atau melakukan kegiatan yang menentang Negara dan
Pemerintah.
2. Dipidana penjara atau kurungan berdasarkan ketentuan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, karena melakukan
suatu tindak pidana kejahatan yang ada maupun tidak ada
hubungannya dengan jabatan.
c) Batas usia pensiun sebagai berikut:
1. Batas usia pensiun bagi PNS termasuk yang memangku jabatan
Dokter yang ditugaskan secara penuh pada unit pelayanan Pendidikan
sesuai peraturan perundang-undangan.

85
2. Bagi Pegawai yang memiliki keahlian tertentu yang dibutuhkan SMK
sebagaimana dimaksud pada angka 1, dapat diperpanjang setiap
tahun.
3. Keahlian sebagaimana dimaksud pada angka 2 tersebut ditentukan
oleh Kepala Sekolah .
4. Apabila terjadi penyederhanaan organisasi, Pegawai dapat
diberhentikan dengan hormat setelah mendapat persetujuan Pimpinan
SMK.
5. Pegawai yang diberhentikan tidak dengan hormat, tidak mendapat
hak-hak kepegawaian.
6. Setiap proses pemutusan hubungan kerja akan dilaksanakan dengan
berpedoman pada ketentuan-ketentuan kepegawaian yang berlaku.

G. Pengelolaan Keuangan
1. Struktur Anggaran
Struktur anggaran BLUD SMK terdiri dari:
a. Pendapatan BLUD Pendapatan
BLUD terdiri dari:
1) Jasa Layanan
Jasa layanan berupa imbalan yang diperoleh langsung oleh SMK dari
jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat. Jasa layanan SMK
diperoleh dari jenis layanan yang diberikan kepada siswa yang mendapatkan
pelayanan pendidikan SMK dan pendapatan dari jasa layanan keahlian.
2) Hibah
Pendapatan hibah diperoleh SMK dari masyarakat atau badan lain yang
bersifat terikat atau tidak terikat. Pendapatan dari hibah yang bersifat terikat,
digunakan sesuai dengan tujuan pemberi hibah, sesuai dan selaras dengan
tujuan SMK, sebagaimana tercantum dalam naskah perjanjian hibah.
3) Hasil kerjasama dengan pihak lain
Pendapatan hasil kerjasama diperoleh SMK dari hasil kerjasama dengan
pihak lain yang dapat berupa pendapatan hasil kerjasama usaha dan
pendapatan hasil kerjasama pemanfaatan aset.
4) APBD
Pendapatan SMK dari APBD diperoleh dari alokasi Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA) APBD untuk SMK seperti anggaran operasional SMK
termasuk dari BOS serta anggaran untuk honor subsidi dan non subsidi
SMK.
5) Lain-lain pendapatan BLUD yang sah
Pendapatan lain-lain yang sah meliputi:
a) Jasa giro;
b) Pendapatan bunga;
c) Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing;

86
d) Komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan
dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa BLUD;
e) Investasi;
f) Pengembangan usaha. Pengembangan usaha dilaksanakan dengan cara
pembentukan unit usaha yang merupakan bagian dari SMK yang
bertujuan untuk peningkatan dan pengembangan layanan. Contoh
pengembangan usaha di SMK adalah hasil dari pengelolaan usaha
mandiri sekolah yang tidak terkait langsung dengan praktik
keterampilan peserta didik yang menjadi layanan Pendidikan SMK.

Pendapatan BLUD dilaksanakan melalui rekening kas BLUD SMK dan dikelola
langsung untuk membiayai pengeluaran SMK sesuai RBA dan DBA kecuali yang
berasal dari hibah yang terikat.

b. Belanja BLUD
Belanja BLUD SMK terdiri dari:
1) Belanja Operasi
Belanja operasi mencakup seluruh belanja untuk menjalankan tugas dan
fungsi meliputi:
a) Belanja pegawai;
b) Belanja barang dan jasa;
c) Belanja bunga dan belanja lainnya.

2) Belanja Modal
Belanja modal mencakup seluruh belanja untuk perolehan aset tetap dan
aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk
digunakan dalam kegiatan SMK.
Belanja modal meliputi belanja tanah, belanja peralatan dan mesin, belanja
gedung dan bangunan, belanja jalan, belanja irigasi dan jaringan, dan
belanja aset tetap lainnya serta belanja modal aset lainnya.

c. Pembiayaan BLUD
Pembiayaan BLUD SMK adalah semua penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun tahun anggaran berikutnya.
Jenis pembiayaan meliputi:
1) Penerimaan pembiayaan
Penerimaan pembiayaan SMK meliputi:
a) Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya;
b) Divestasi;
c) Penerimaan utang/pinjaman.

87
2) Pengeluaran pembiayaan Pengeluaran
pembiayaan meliputi:
a) Investasi;
b) Pembayaran pokok utang/pinjaman.

2. Perencanaan dan Penganggaran BLUD


SMK merencanakan anggaran dan belanja BLUD dengan menyusun RBA yang
mengacu kepada Renstra SMK. RBA SMK disusun berdasarkan:
a. Anggaran berbasis kinerja, yaitu analisis kegiatan yang berorientasi pada
pencapaian output dengan penggunaan dana secara efisien.
b. Standar satuan harga, merupakan harga satuan setiap unit barang/jasa yang
berlaku di Pemerintah Daerah.
c. Kebutuhan belanja dan kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan
diperoleh dari layanan yang diberikan kepada masyarakat, hibah, hasil kerjasama
dengan pihak lain dan/atau hasil usaha lainnya, APBD, dan sumber pendapatan
BLUD lainnya. Belanja dirinci menjadi belanja modal dan belanja operasi.

Penyusunan RBA SMK meliputi:


a. Ringkasan pendapatan dan belanja.
b. Rincian anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan yang merupakan
rencana anggaran untuk seluruh kegiatan tahunan yang dinyatakan dalam satuan
uang yang tercermin dari rencana pendapatan, belanja dan pembiayaan. Khusus
untuk rencana belanja disusun dari belanja per program, kegiatan, dan sub
kegiatan yang merupakan rincian dari program Penunjang Urusan Pemerintah
Daerah, kegiatan peningkatan pelayanan BLUD, serta sub kegiatan pelayanan
dan pendukung pelayanan BLUD.
c. Perkiraan harga, merupakan estimasi harga jual produk barang/jasa setelah
memperhitungkan biaya per satuan dan tingkat margin yang ditentukan seperti
tercermin dalam Tarif Layanan.
d. Besaran persentase ambang batas, yaitu besaran persentase perubahan anggaran
bersumber dari pendapatan operasional yang diperkenankan dan ditentukan
dengan mempertimbangkan fluktuasi kegiatan operasional BLUD.
e. Perkiraan maju/forward estimate, yaitu perhitungan kebutuhan dana untuk
tahun anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan guna memastikan
kesinambungan program dan kegiatan yang yang telah disetujui dan menjadi
dasar penyusunan anggaran tahun berikutnya.

RBA SMK menganut pola anggaran fleksibel dengan suatu presentase ambang
batas. RBA juga disertai SPM.
Konsolidasi perencanaan anggaran BLUD SMK dalam APBD dilaksanakan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Pendapatan BLUD yang berasal dari jasa layanan, hibah, hasil
kerjasama dan pendapatan lain yang sah, dikonsolidasikan ke dalam

88
RKA SMK pada akun pendapatan daerah pada kode rekening kelompok
pendapatan asli daerah pada jenis lain pendapatan asli daerah yang sah dengan
obyek pendapatan dari BLUD;
b. Belanja BLUD yang sumber dananya berasal Pendapatan BLUD (jasa layanan,
hibah, hasil kerjasama dan pendapatan lain yang sah) dan Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran (SiLPA) BLUD dikonsolidasikan ke dalam RKA SMK
pada akun belanja daerah yang selanjutnya dirinci dalam 1 (satu) program, 1
(satu) kegiatan, 1 (satu) output dan jenis belanja. Belanja BLUD tersebut
dialokasikan untuk membiayai program Penunjang Urusan Pemerintah Daerah,
kegiatan peningkatan pelayanan BLUD, serta sub kegiatan pelayanan dan
pendukung pelayanan BLUD ;
c. Pembiayaan BLUD dikonsolidasikan ke dalam RKA SMK yang selanjutnya
dikonsolidasikan pada akun pembiayaan pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan
Daerah (SKPKD) selaku Bendahara Umum Daerah (BUD);
d. BLUD SMK dapat melakukan pergeseran rincian belanja sepanjang tidak
melebihi pagu anggaran dalam jenis belanja pada DPA untuk selanjutnya
disampaikan kepada PPKD;
e. Rincian belanja dicantumkan dalam RBA.

3. Ketentuan konsolidasi RBA dalam RKA sebagai berikut:


a. RBA dikonsolidasikan dan merupakan kesatuan dari RKA SMK.
b. RKA beserta RBA disampaikan kepada PPKD sebagai bahan
penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD.
c. PPKD menyampaikan RKA beserta RBA kepada tim anggaran
pemerintah daerah untuk dilakukan penelaahan.
d. Hasil penelaahan antara lain digunakan sebagai dasar pertimbangan alokasi
dana APBD untuk BLUD.
e. Tim anggaran menyampaikan kembali RKA beserta RBA yang telah dilakukan
penelaahan kepada PPKD untuk dicantumkan dalam rancangan peraturan daerah
tentang APBD yang selanjutnya ditetapkan menjadi Peraturan Daerah tentang
APBD.
f. Tahapan dan jadwal proses penyusunan dan penetapan RBA mengikuti tahapan
dan jadwal proses penyusunan dan penetapan APBD dan diatur lebih lanjut
dalam Peraturan Pimpinan Daerah.

4. Perubahan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) pada BLUD dapat dilakukan setiap saat
dalam 1 tahun anggaran. Perubahan RBA dapat dilakukan karena beberapa hal
sebagai berikut:
a. Pergeseran anggaran belanja BLUD yang tidak melebihi pagu jenis belanja di
DPA;
b. Pelaksanaan ambang batas yang dapat melebihi pagu jenis belanja di DPA,
dimana jika sebelum perubahan akan ditampung di perubahan APBD, jika
sesudah perubahan akan dilaporkan pada LRA;
c. Penggunaan SiLPA tahun sebelumnya BLUD dalam tahun anggaran berikutnya
yang dapat melebihi pagu jenis belanja di DPA, apabila belum

89
dianggarkan dan dalam kondisi mendesak dapat dilaksanakan mendahului
perubahan APBD. Penggunaan SiLPA tahun sebelumnya mendahului perubahan
APBD tersebut dilakukan dengan perubahan RBA tanpa melakukan perubahan
DPA; dan
d. Penyesuaian SiLPA Tahun Sebelumnya BLUD untuk SiLPA TA sblmnya yang
sudah dianggarkan) yang dapat melebihi pagu jenis belanja di DPA. Apabila
BLUD telah menganggarkan SiLPA tahun sebelumnya, harus dilakukan
penyesuaian anggaran dengan melakukan koreksi berdasarkan saldo kas BLUD
per 31 Desember yang telah diaudit. Koreksi tersebut dilakukan melalui
mekanisme perubahan RBA yang ditampung dalam perubahan APBD mengikuti
ketentuan mekanisme perubahan APBD.
5. Pelaksanaan Anggaran
Tahapan pelaksanaan anggaran BLUD SMK meliputi ketentuan sebagai berikut:
a. SMK menyusun DBA baik dari dana APBD maupun BLUD, beserta Anggaran
Kas sebagai dasar penyusunan DPA. DBA tersebut yang berasal dari dana
BLUD, disusun atas belanja per program, kegiatan, dan sub kegiatan BLUD
yang merupakan rincian dari program Penunjang Urusan Pemerintah Daerah,
kegiatan peningkatan pelayanan BLUD, serta sub kegiatan pelayanan dan
pendukung pelayanan BLUD.
b. SMK menyusun DPA BLUD berdasarkan peraturan daerah tentang APBD
untuk diajukan kepada PPKD. DPA memuat pendapatan, belanja dan
pembiayaan BLUD.
c. PPKD mengesahkan DPA sebagai dasar pelaksanaan anggaran BLUD.
d. DPA yang telah disahkan PPKD menjadi dasar pelaksanaan anggaran yang
bersumber APBD yang digunakan untuk belanja pegawai, belanja modal dan
belanja barang dan/atau jasa yang mekanismenya dilakukan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan anggarannya dilakukan secara
berkala sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dengan memperhatikan
anggaran kas dalam DPA memperhitungkan: jumlah kas yang tersedia, proyeksi
pendapatan dan proyeksi pengeluaran. Pelaksanaan anggaran dilengkapi dengan
melampirkan RBA.
e. DPA yang telah disahkan dan RBA menjadi perjanjian kinerja yang
ditandatangani oleh Gubernur. Perjanjian kinerja memuat kesanggupan untuk:
1) meningkatkan kinerja pelayanan bagi masyarakat;
2) meningkatkan kinerja keuangan dan meningkatkan manfaat bagi
masyarakat.
f. Pemimpin BLUD menyusun laporan pendapatan BLUD, laporan belanja BLUD
dan laporan pembiayaan BLUD secara berkala dan dilaporkan kepada PPKD.
Laporan dilampiri dengan Surat Pernyataan Tanggunjawab yang ditandatangani
pemimpin BLUD.

90
g. Berdasarkan laporan BLUD tersebut, Kepala Dinas Pendidikan menerbitkan
Surat Permintaan Pengesahan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan untuk
disampaikan kepada PPKD (SP3B).
h. PPKD kemudian mengesahkan dan menerbitkan Surat Pengesahan Pendapatan,
Belanja dan Pembiayaan (SP2B).

Penatausahaan keuangan BLUD dilaksanakan dengan ketentuan:


a. Pemimpin BLUD membuka rekening kas BLUD untuk keperluan pengelolaan
kas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
b. Rekening kas BLUD digunakan untuk menampung penerimaan dan pengeluaran
kas yang sumber dananya berasal dari Pendapatan BLUD yaitu jasa layanan,
hibah, hasil kerjasama dan pendapatan lain yang sah.
c. Rekening kas BLUD dikendalikan oleh Pejabat Keuangan
d. BLUD dapat membuka rekening untuk Bendahara Penerimaan BLUD dan
Bendahara Pengeluaran BLUD.
e. Penyelenggaraan pengelolaan kas BLUD meliputi:
1) Perencanaan penerimaan dan pengeluaran kas.
2) Pemungutan pendapatan atau tagihan.
3) Penyimpanan kas dan dan mengelola rekening BLUD.
4) Pembayaran.
5) Perolehan sumber dana untuk menutupi defisit jangka pendek.
6) Pemanfaatan surplus kas untuk memperoleh pendapatan tambahan.
f. Penerimaan BLUD dilaporkan setiap hari kepada pemimpin melalui Pejabat
Keuangan.
g. Penatausahaan keuangan BLUD paling sedikit memuat:
1) Pendapatan dan belanja.
2) Penerimaan dan pengeluaran.
3) Utang dan piutang.
4) Persediaan, aset tetap dan investasi.
5) Ekuitas.

Penatausahaan keuangan Pendapatan BLUD dicatat dalam Buku Kas Umum Penerimaan
dan Penyetoran yang dilaksanakan melakui prosedur :
a. Pembukuan atas pendapatan secara tunai
b. Pembukuan atas pendapatan melalui Rekening Bank Bendahara
Penerimaan BLUD
c. Pembukuan atas pendapatan melalui Rekening Kas BLUD

Penatausahaan keuangan Belanja BLUD dilaksanakan melakui prosedur :


a. Bendahara pengeluaran BLUD mengajukan Surat Permintaan Pencairan Dana (S-
PPD) dalam rangka melaksanakan belanja kepada Pemimpin BLUD melalui
Pejabat Keuangan
b. Dalam hal ini bendahara pengeluaran BLUD menyusun S-PPD yang dapat
berupa:
1) Uang Persediaan (UP), dipergunakan untuk mengisi uang persediaan (UP)
tiap-tiap BLUD. Pengajuan Surat PPD-UP hanya dilakukan

91
sekali dalam setahun, selanjutnya untuk mengisi saldo uang
persediaan akan menggunakan Surat PPD-GU.
2) Ganti Uang (GU), yang dipergunakan untuk mengganti UP yang sudah
terpakai.
3) Langsung (LS), yang dipergunakan untuk pembayaran langsung pada
pihak ketiga dengan jumlah yang telah ditetapkan
c. Pejabat Keuangan melakukan verikasi S-PPD dan menyiapkan Surat Otorisasi
Pencairan Dana (S-OPD)
d. S-OPD dibedakan menjadi 3 (tiga) sesuai dengan jenis S-PPD-nya, yaitu S-OPD
UP, GU, dan LS.
e. Penerbitan S-OPD ditandatangan Pemimpin BLUD dan diserahkan kepada
Pejabat Keuangan untuk diterbitkan Surat Pencairan Dana (S-PD) sesuai jenisnya,
yaitu S-PD UP, GU, dan LS.
f. Pejabat Keuangan menandatangani S-PD dan menyerahkan kepada Bank untuk
dilakukan pencairan

Pembukuan Belanja BLUD dilakukan oleh bendahara pengeluaran BLUD


menggunakan:
a. Buku Kas Umum (BKU) Pengeluaran BLUD
b. Buku Pembantu BKU Pengeluaran BLUD sesuai dengan kebutuhan seperti:
1) Buku Pembantu Kas Tunai;
2) Buku Pembantu Simpanan/Bank;
3) Buku Pembantu Setara Kas;
4) Buku Pembantu Panjar;
5) Buku Pembantu Pajak;
6) Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja.

Pembukuan Belanja dari dana APBD yang sudah dilakukan bendahara pengeluaran
pembantu SKPD juga dapat dilakukan bendahara pengeluaran BLUD menggunakan:
a. Buku Kas Umum (BKU) Pengeluaran APBD
b. Buku Pembantu BKU Pengeluaran APBD sesuai dengan kebutuhan minimal
seperti:
1) Buku Pembantu Pajak;
2) Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja.

Penatausahaan di Pejabat Keuangan BLUD dapat dijelaskan berdasarkan aliras kas


dan jenis anggarannya sebagai berikut:
a. Penerimaan pendapatan BLUD, dimana tidak ada yang dilakukan oleh Pejabat
Keuangan BLUD karena hanya menunggu pendapatan yang masuk ke rekening
kas BLUD.
b. Penerimaan Pembiayaan BLUD, dimana tidak ada yang dilakukan oleh Pejabat
Keuangan BLUD karena hanya menunggu pendapatan yang masuk ke rekening
kas BLUD.
c. Pengeluaran Belanja BLUD (UP/GU/LS), dimana berperan dalam verifikasi S-
PPD dari Bendahara Pengeluaran BLUD kemudian menyiapkan S-OPD
d. Pengeluaran Pembiayaan BLU, dimana Pejabat Keuangan BLUD mengajukan S-
PPD Pejabat Keuangan (S-PPD PK) dan draft S-OPD
e. Pengeluaran Setara Kas (aset setara kas seperti deposito dibawah tiga bulan)

92
1) Pejabat Keuangan harus meyakini bahwa dana yang digunakan adalah idle
cash.
2) menyampaikan rencana penempatan dana pada aset setara kas kepada
Pemimpin BLUD mencakup jumlah dana dan pilihan deposito beserta alasan
dan hasil analisa pemilihan.
3) dilakukan dengan pemindahbukuan dari rekening kas BLUD menggunakan
surat perintah pemindahbukuan Pemimpin BLUD ke Pejabat Keuangan.
4) Apabila Pemimpin BLUD menyetujui, dikeluarkan Surat Keputusan
Pemimpin BLUD tentang aset setara kas yang dipilih.
5) Berdasarkan SK Pemimpin BLUD, Pejabat Keuangan menerbitkan Surat
Perintah Pejabat Keuangan yang memerintahkan pemindahan dana dari kas
BLUD ke dalam aset setara kas yang dipilih.

Pembukuan Pejabat Keuangan BLUD dilakukan dalam rangka pembukuan untuk


mengendalikan rekening kas BLUD yang dilakukan dengan menggunakan Buku Kas
Umum Pejabat Keuangan BLUD.
a. Pembukuan Pejabat Keuangan BLUD meliputi pencatatan atas:
1) Penerimaan pendapatan BLUD (diluar pendapatan APBD) yang diterima dari:
2) Bendahara Penerimaan BLUD secara tunai maupun pindah buku/transfer dari
rekening bank Bendahara Penerimaan BLUD
b. Pembayar Pendapatan BLUD secara tunai maupun pindah buku/transfer dari
rekening Pembayar Pendapatan BLUD
c. Penerimaan Pembiayaan BLUD
d. Pengeluaran Belanja BLUD baik untuk mekanisme UP/GU maupun LS
e. Pengeluaran Pembiayaan BLUD

Pertanggungjawaban Pendapatan dan Belanja BLUD dilakukan oleh Bendahara


Penerimaan BLUD dan Bendahara Pengeluaran BLUD sebagai berikut:
a. Bendahara penerimaan BLUD wajib mempertanggungjawabkan pengelolaan
uang yang menjadi tanggungjawabnya kepada Pemimpin BLUD melalui Pejabat
Keuangan BLUD paling lambat pada tanggal 5 bulan berikutnya.
b. Pertanggungjawaban dituangkan dalam Laporan pertanggungjawaban (LPJ)
bendahara penerimaan BLUD yang memuat informasi tentang rekapitulasi
penerimaan, penyetoran dan saldo kas yang ada di bendahara Penerimaan BLUD
c. LPJ tersebut dilampiri dengan:
1) BKU Penerimaan yang telah ditutup pada akhir bulan berkenaan;
2) Register STS; dan
3) Bukti penerimaan yang sah dan lengkap.
d. Bendahara pengeluaran BLUD wajib menyampaikan pertanggungjawaban atas
pengelolaan uang yang terdapat dalam kewenangannya. Pertanggungjawaban
tersebut terdiri atas pertanggungjawaban penggunaan UP/GU.
e. Pertanggungjawaban bulanan disampaikan kepada kepada Pemimpin BLUD
melalui Pejabat Keuangan BLUD paling lambat pada tanggal 5 bulan berikutnya,
kecuali untuk bulan Desember sebelum tanggal 31 Desember.

93
6. Pengelolaan Belanja
Pengelolaan Belanja BLUD diberikan fleksibilitas dengan mempertimbangkan
volume kegiatan pelayanan. Fleksibilitas yang dimaksud adalah belanja yang
disesuaikan dengan perubahan pendapatan dalam ambang batas RBA dan DPA yang
telah ditetapkan secara definitif. Fleksibilitas dilaksanakan terhadap Belanja BLUD
yang bersumber dari Pendapatan BLUD yang meliputi: jasa layanan, hibah, hasil
kerjasama dan pendapatan lain yang sah serta hibah tidak terikat.
Ambang batas RBA merupakan besaran persentase realisasi belanja yang
diperkenankan melampaui anggaran dalam RBA dan DPA dengan memperhatikan
ketentuan sebagai berikut:
a. Dalam hal belanja BLUD melampaui ambang batas, terlebih dulu mendapat
persetujuan Gubernur.
b. Dalam hal terjadi kekurangan anggaran, SMK mengajukan usulan tambahan
anggaran dari APBD kepada PPKD.
c. Besaran persentase ambang batas dihitung tanpa memperhitungkan saldo awal
kas.
d. Besaran persentase ambang batas memperhitungkan fluktuasi kegiatan
operasional meliputi:
1) Kecenderungan/tren selisih anggaran pendapatan BLUD selain APBD tahun
berjalan dengan realisasi 2 (dua) tahun anggaran sebelumnya.
2) Kecenderungan/tren selisih pendapatan BLUD selain APBD dengan
prognosis tahun anggaran berjalan.

3) Besaran persentase ambang batas dicantumkan dalam RBA dan DPA


berupa catatan yang memberikan informasi besaran persentase ambang
batas.
4) Persentase ambang batas merupakan kebutuhan yang dapat diprediksi,
dicapai, terukur, rasional dan dipertanggungjawabkan.
e. Ambang batas digunakan apabila Pendapatan BLUD (jasa layanan, hibah, hasil
kerjasama dan pendapatan lain yang sah) diprediksi melebihi target pendapatan
yang telah ditetapkan dalam RBA dan DPA tahun yang dianggarkan.

7. Pengelolaan Barang
Pengadaan barang dan/atau jasa di SMK BLUD mengikuti ketentuan sebagai berikut:
a. Pengadaan barang dan/atau jasa yang bersumber dari APBD dilaksanakan
berdasarkan ketentuan peraturan perundangan mengenai barang/ jasa
pemerintah.
b. Pengadaan barang dan/atau jasa yang bersumber dari jasa layanan, hibah tidak
terikat, hasil kerjasama dan lain-lain pendapatan BLUD yang sah, diberikan
fleksibilitas berupa pembebasan sebagian atau

94
seluruhnya dari peraturan perundangan-undangan mengenai pengadaan
barang/jasa pemerintah.
c. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengadaan barang dan/atau jasa diatur dengan
Peraturan Gubernur untuk menjamin ketersediaan barang dan/atau jasa yang
lebih bermutu, lebih murah, proses pengadaan yang sederhana, cepat, serta
mudah menyesuaikan dengan kebutuhan untuk mendukung kelancaran
pelayanan SMK.
d. Pengadaan barang dan/atau jasa yang dananya berasal dari hibah terikat,
dilakukan sesuai dengan kebijakan pengadaan dari pemberi hibah atau
Peraturan Gubernur sepanjang disetujui oleh pemberi hibah.

Pelaksanaan pengadaan barang dan/atau jasa dengan ketentuan:


a. Pengadaan barang dan/atau jasa dilakukan oleh pelaksana pengadaan yaitu
panitia atau unit yang dibentuk pemimpin untuk BLUD SMK untuk
melaksanakan pengadaan barang dan/atau jasa BLUD.
b. Pelaksana pengadaan terdiri atas personil yang memahami tata cara pengadaan,
substansi pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan bidang lain yang
diperlukan.
Ketentuan pengelolaan barang BLUD SMK mengikuti ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai barang milik daerah.

8. Tarif Layanan
SMK mengenakan Tarif Layanan sebagai imbalan atas penyediaan layanan
barang/jasa kepada masyarakat berupa besaran Tarif dan/atau Pola Tarif. Penyusunan
Tarif Layanan sesuai ketentuan berikut:
a. Tarif Layanan bisa disusun atas dasar:
1) Perhitungan biaya per unit layanan. Bertujuan untuk menutup seluruh atau
sebagian dari biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang/jasa atas
layanan yang disediakan SMK. Cara perhitungan dengan akuntansi biaya.
2) Hasil per investasi dana. Menggambarkan tingkat pengembalian dari
investasi yang dilakukan oleh SMK selama periode tertentu.
3) Jika Tarif Layanan tidak dapat ditentukan atas dasar perhitungan biaya per
unit layanan atau hasil per investasi, maka Tarif ditentukan dengan
perhitungan atau penetapan lain yang berpedoman pada ketentuan peraturan
perundang-undangan.
b. Besaran Tarif disusun dalam bentuk:
1) Nilai nominal uang; dan/atau
2) Persentase atas harga patokan, indeks harga, kurs, pendapatan kotor/bersih,
dan/atau penjualan kotor/bersih.
c. Pola Tarif merupakan penyusunan Tarif Layanan dalam bentuk formula.

Proses penetapan Tarif Layanan sebagai berikut:


a. Pemimpin BLUD SMK menyusun Tarif Layanan SMK dengan
mempertimbangkan aspek kontinuitas, pengembangan layanan, kebutuhan,
daya beli masyarakat, asas keadilan dan kepatutan, dan

95
kompetisi sehat dalam penetapan Tarif Layanan yang dikenakan kepada
masyarakat serta batas waktu penetapan Tarif.
b. Pemimpin BLUD SMK mengusulkan Tarif Layanan SMK kepada Gubernur
berupa usulan Tarif Layanan baru dan/atau usulan perubahan Tarif Layanan.
c. Usulan Tarif Layanan dilakukan secara keseluruhan atau per unit layanan.
d. Untuk penyusunan Tarif Layanan, pemimpin BLUD dapat membentuk tim
yang terdiri dari:
1) Dinas Pendidikan
2) Badan Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah
3) Unsur Perguruan Tinggi
4) Lembaga profesi
e. Tarif Layanan diatur dengan Peraturan Gubernur dan disampaikan kepada
pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

9. Piutang dan Utang/Pinjaman


Ketentuan pengelolaan piutang BLUD SMK sesuai ketentuan berikut:
a. Piutang sehubungan dengan penyerahan barang, jasa, dan/atau transaksi yang
berhubungan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan BLUD SMK.
b. Penagihan piutang pada saat piutang jatuh tempo, dilengkapi dengan
asministrasi penagihan.
c. Jika piutang sulit tertagih, penagihan piutang diserahkan kepada
Gubernur dengan melampirkan bukti yang sah.
d. Piutang dapat dihapus secara mutlak atau bersyarat. Tata caranya diatur melalui
Peraturan Gubernur .

Ketentuan pengelolaan utang BLUD SMK sebagai berikut:


a. Utang/pinjaman sehubungan dengan kegiatan operasional dan/atau perikatan
pinjaman dengan pihak lain.
b. Utang/pinjaman dapat berupa:
1) Utang/pinjaman jangka pendek. Yaitu utang/pinjaman yang memberikan
manfaat kurang dari 1 (satu) tahun yang timbul karena kegiatan operasional
dan/atau yang diperoleh dengan tujuan untuk menutup selisih antara jumlah
kas yang tersedia ditambah proyeksi jumlah penerimaan kas dengan
proyeksi jumlah pengeluaran kas dalam 1 (satu) tahun anggaran. Dibuat
dalam bentuk perjanjian utang/pinjaman yang ditandatangani oleh
pemimpin BLUD SMK dan pemberi utang/pinjaman.
2) Pembayaran kembali utang/pinjaman jangka pendek harus dilunasi dalam
tahun anggaran berkenaan dan menjadi tanggung jawab SMK. Pembayaran
bunga dan pokok utang/pinjaman yang telah jatuh tempo menjadi
kewajiban SMK.

96
Pemimpin BLUD SMK dapat melakukan pelampauan pembayaran bunga
dan pokok sepanjang tidak melebihi nilai ambang batas yang telah
ditetapkan dalam RBA.
Mekanisme pengajuan utang/pinjaman jangka pendek diatur dengan
Peraturan Gubernur .
3) Utang/pinjaman Panjang adalah utang/pinjaman yang memberikan
manfaat lebih dari 1 (satu) tahun dengan masa pembayaran kembali atas
utang/pinjaman tersebut lebih dari 1 (satu) tahun anggaran. Utang/pinjaman
jangka panjang hanya untuk pengeluaran belanja modal.
Pembayaran utang/pinjaman jangka panjang merupakan kewajiban
pembayaran kembali utang/pinjaman yang meliputi pokok utang/pinjaman,
bunga, dan biaya lain yang harus dilunasi pada tahun anggaran berikutnya
sesuai dengan persyaratan perjanjian utang/pinjaman yang bersangkutan.
Mekanisme pengajuan utang/pinjaman jangka panjang sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

10. Kerjasama BLUD


SMK dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain untuk meningkatkan kualitas
dan kuantitas pelayanan berdasarkan prinsip efisiensi, efektivitas, ekonomis dan
saling menguntungkan. Prinsip saling menguntungkan dapat berbentuk finansial
dan/atau non finansial.
Bentuk kerjasama tersebut meliputi:
a. Kerjasama operasional dapat dilakukan melalui pengelolaan manajemen dan
proses operasional secara bersama dengan mitra kerjasama dengan tidak
menggunakan barang milik daerah.
b. Pemanfaatan barang milik daerah dapat dilakukan melalui pendayagunaan
barang milik daerah dan/atau optimalisasi barang milik daerah dengan tidak
mengubah status kepemilikan untuk memperoleh pendapatan dan tidak
mengurangi kualitas pelayanan umum yang menjadi kewajiban SMK.
Pelaksanaan kerjasama dalam bentuk perjanjian. Pendapatan dari pemanfaatan
barang milik daerah yang sepenuhnya untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi
kegiatan SMK yang bersangkutan merupakan Pendapatan BLUD. Pemanfaatan
barang milik daerah mengikuti peraturan perundang-undangan. Tata cara
kerjasama dengan pihak lain mengikuti Peraturan Gubernur.

11. Investasi BLUD


BLUD SMK dapat melakukan investasi sepanjang memberikan manfaat bagi
peningkatan pendapatan dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat serta tidak
mengganggu likuiditas keuangan dengan tetap memperhatikan rencana pengeluaran.
Investasi yang diperbolehkan adalah investasi jangka pendek. Investasi jangka
pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk
dimiliki selama 12 (dua belas) bulan atau

97
kurang. Investasi jangka pendek dapat dilakukan dengan mengoptimalkan surplus kas
jangka pendek dengan memperhatikan rencana pengeluaran.
Investasi jangka pendek meliputi:
a. Deposito pada bank umum dengan jangka waktu 3 (tiga) sampai dengan 12 (dua
belas) bulan dan/atau yang dapat diperpanjang secara otomatis
b. Surat berharga negara jangka pendek
Karakteristik investasi jangka pendek yaitu:
a. Dapat segera diperjualbelikan
b. Ditujukan untuk manajemen kas
c. Instrumen keuangan dengan risiko rendah

12. SiLPA (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran) BLUD


Sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) merupakan selisih lebih antara realisasi
penerimaan dan pengeluaran SMK selama 1 (satu) tahun anggaran. Dihitung
berdasarkan LRA pada 1 (satu) periode anggaran. Ketentuan mengenai SiLPA
sebagai berikut:
a. SiLPA dapat digunakan dalam tahun anggaran berikutnya, kecuali atas perintah
Pimpinan daerah disetorkan sebagian atau seluruhnya ke kas daerah dengan
mempertimbangkan posisi likuiditas dan rencana pengeluaran SMK.
b. Pemanfaatan SiLPA dalam tahun anggaran berikutnya dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan likuiditas.
c. Pemanfaatan SiLPA dalam tahun anggaran berikutnya yang digunakan untuk
membiayai program dan kegiatan harus melalui mekanisme APBD.
d. Dalam kondisi mendesak, pemanfaatan SiLPA tahun anggaran berikutnya dapat
dilaksanakan mendahului perubahan APBD.
e. Kondisi mendesak yang dimaksudkan adalah:
1) Program dan kegiatan pelayanan dasar masyarakat yang anggarannya belum
tersedia dan/atau belum cukup anggarannya pada tahun anggaran berjalan.
2) Keperluan mendesak lainnya yang apabila ditunda akan menimbulkan
kerugian yang lebih besar bagi pemerintah daerah dan masyarakat.

13. Defisit
Defisit anggaran merupakan selisih kurang antara pendapatan dengan belanja BLUD.
Dalam hal anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan pembiayaan untuk menutupi
defisit tersebut antara lain dapat bersumber dari SiLPA tahun anggaran sebelumnya
dan penerimaan pinjaman.

14. Laporan Keuangan


SMK menyusun pelaporan dan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.
Laporan keuangan BLUD terdiri atas:
a. LRA
b. Laporan perubahan saldo anggaran lebih

98
c. Neraca
d. LO
e. Laporan arus kas
f. Laporan perubahan ekuitas, dan
g. CALK
Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
khususnya PSAP nomor 13 tentang Penyajian Laporan Keuangan BLU yang sudah
disesuaikan dengan struktur RBA BLUD pada Surat Edaran Direktur Jenderal Bina
Keuangan Daerah Nomor 981/4092/KEUDA tanggal 2 Oktober 2020 hal Pedoman
Pengelolaan Keuangan BLUD.
Laporan keuangan disertai dengan laporan kinerja yang berisikan informasi
pencapaian hasil atau keluaran BLUD.
Laporan keuangan diaudit oleh pemeriksa eksternal pemerintah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penyusunan laporan keuangan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a. Pemimpin BLUD menyusun laporan keuangan semesteran dan tahunan
b. Laporan keuangan disertai dengan laporan kinerja paling lama 2 (dua) bulan
setelah periode pelaporan berakhir, setelah dilakukan review oleh bidang
pengawasan di Pemerintah Daerah.
c. Laporan keuangan diintegrasikan/dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan
Dinas Pendidikan, untuk selanjutnya diintegrasikan/ dikonsolidasikan ke dalam
laporan keuangan Pemerintah Daerah.
d. Hasil review merupakan kesatuan dari laporan keuangan BLUD SMK

H. Pengelolaan Lingkungan dan Limbah (contoh)


Kepala Sekolah yang menerapkan BLUD menetapkan kebijakan pengelolaan
sampah dan limbah baik limbah kimia, fisik dan biologik. Kebijakan pengelolaan
lingkungan dan limbah yang diselenggarakan di UPTD SMK ....
yaitu:
1. Pengelolaan limbah di UPTD SMK, dilakukan dengan pemahaman pisahkan sampah
sesuai dengan jenisnya. Pengelolaan sampah ada 3 cara pemilahan sampah yang
terdiri atas:
a. Pemilahan yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah organik dan non organik
dan ditempatkan dalam wadah yang berbeda.
b. Pengolahan dengan menerapkan konsep 4R yaitu:
1) Replace. Mengganti dengan barang ramah lingkungan teliti barang yang
kita pakai sehari-hari.
2) Reduce. Mengurangi sampah.
3) Reuse. Memanfaatkan botol-botol bekas untuk wadah.
4) Recycle. Melakukan daur ulang sendiri memang tidak mudah, karena kadang
dibutuhkan teknologi dan penanganan khusus. Tapi bisa membantu dengan
cara-cara ini:
a) Mengumpulkan kertas, majalah, dan surat kabar bekas untuk di daur ulang
b) Mengumpulkan sisa-sisa kaleng atau botol gelas untuk di daur ulang

99
c) Menggunakan berbagai produk kertas maupun barang lainnya hasil daur
ulang.
Untuk sampah yang tidak dapat ditangani dalam lingkup sekolah,
dikumpulkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang telah
disediakan untuk selanjutnya diangkut oleh petugas kebersihan ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA).

2. UPTD SMK memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungan. Hal ini
diwujudkan dalam upaya pencegahan penyakit yang dapat ditimbulkan oleh
lingkungan yang tidak sehat. Tidak hanya itu UPTD SMK juga memiliki komitmen
dalam masalah limbah dan sampah dengan baik agar tidak mencemari lingkungan.

10
BAB III
PENUTUP

Tata Kelola yang diterapkan pada SMK yang menerapkan BLUD bertujuan untuk:
1. Memaksimalkan nilai SMK dengan cara menerapkan prinsip transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas dan independensi, agar SMK memiliki daya saing yang kuat.
2. Mendorong pengelolaan SMK secara profesional, transparan dan efisien, serta
memberdayakan fungsi dan peningkatan kemandirian organ SMK.
3. Mendorong agar organisasi SMK dalam membuat keputusan dan menjalankan kegiatan
senantiasa dilandasi dengan nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran atas adanya tanggung jawab sosial SMK
terhadap stakeholder.
4. Meningkatkan kontribusi SMK dalam mendukung kesejahteraan umum masyarakat melalui
pelayanan pendidikan khususnya pendidikan kejuruan.

Untuk dapat terlaksananya aturan dalam Tata Kelola perlu mendapat dukungan dan
partisipasi seluruh warga SMK serta perhatian dan dukungan Pemerintah Provinsi baik bersifat
materiil, administratif maupun politis.

Tata Kelola SMK ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap peraturan perundang-
undangan yang terkait dengan tata kelola SMK sebagaimana disebutkan di atas, serta disesuaikan
dengan fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan SMK serta perubahan lingkungan.

10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional
Pendidikan SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan, dijelaskan bahwa SMK dan MAK
merupakan unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis
operasional Dinas Pendidikan dan ujung tombak pembangunan pendidikan.
Berdasarkan Inpres Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah
Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia
(SDM) Indonesia, SMK didorong untuk segera melaksanakan revitalisasi. Instruksi
Presiden tersebut dikeluarkan agar terwujud sinergi antar pemangku kepentingan seperti
Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan, BUMN, dan kementerian lainnya
dalam merevitalisasi SMK guna meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya
manusia Indonesia. Peluang tersebut dapat diwujudkan dengan cara membuka
kesempatan sebesar-besarnya bagi SMK untuk bekerja sama yang utuh dan bermakna
dengan Dunia Kerja, antara lain kurikulum disusun berstandar Dunia Usaha Dunia
Industri (DUDI), pembelajaran berbasis project riil dari DUDI sejak awal, jumlah dan
peran guru/dosen dari industri expert dari DUDI ditingkatkan secara signifikan,
magang/Praktek Kerja Industri (prakerin) minimal 1 semester, sertifikasi kompetensi
yang sesuai standar dan kebutuhan DUDI, guru/pengajar secara rutin mendapatkan
update teknologi dan training dari DUDI untuk pengajar, riset terapan yang bermula dari
kasus atau kebutuhan nyata di DUDI dan masyarakat, komitmen serapan lulusan oleh
DUDI, dan beasiswa atau ikatan dinas dari DUDI untuk peserta didik serta donasi dari
DUDI dalam bentuk peralatan laboratorium, atau dalam bentuk lainnya, bagi pendidikan
vokasi.
Peningkatan kualitas dan daya saing tersebut diperkuat dengan adanya
Permendikbud Nomor 34 tahun 2018 lampiran 7 yang berisi bahwa SMK yang memiliki
spesifikasi teknis di bidang layanan umum dan memenuhi persyaratan yang ditentukan
diberikan fleksibilitas sesuai perundang-undangan dalam pengelolaan keuangannya untuk
ditetapkan menjadi BLUD, sehingga penerimaan dari Teaching Factory dan hasil
layanan pendidikan dapat digunakan langsung untuk mengembangkan kemandirian
sekolah, khususnya peningkatan kualitas kompetensi peserta didik.
Peningkatan kualitas kompetensi peserta didik dilaksanakan dengan cara
menyesuaikan program keahlian dengan kebutuhan lapangan kerja sesuai dengan
kelompok bidang industri/usaha/profesi dan menerapkan kurikulum sesuai standar Dunia
Kerja.
SMK dalam menjalankan fungsinya perlu memiliki arah dan rencana yang jelas
sesuai dengan visi pembangunan pendidikan pemerintah pusat dan daerah. Arah dan
rencana tersebut dituangkan dalam indikator kinerja dan target yang akan dicapai dalam
periode waktu tertentu.

10
Setiap tahun rencana tersebut akan dibuat target kinerja dan dilakukan monitoring
dan evaluasi dan jika perlu dilakukan juga perubahan rencana sesuai dengan perubahan
situasi dan kebijakan.
Penyusunan rencana strategis SMK dalam rangka penerapan BLUD, dilaksanakan
oleh tim perencanaan tingkat SMK yang ditunjuk oleh kepala sekolah melalui SK Kepala
SMK.
Sebagai unit pelaksana teknis, penyusunan rencana strategis SMK mengacu
kepada Rencana Strategis Renstra Dinas Pendidikan dan menyesuaikan dengan sumber
daya, lingkungan, kebutuhan masyarakat dan peran masyarakat di wilayah kerja SMK.

B. Pengertian Rencana Strategis


Berdasarkan Pasal 41 Permendagri Nomor 79 tahun 2018, Renstra pada BLUD
adalah perencanaan 5 (lima) tahunan yang disusun untuk menjelaskan strategi
pengelolaan BLUD dengan mempertimbangkan alokasi sumber daya dan kinerja dengan
menggunakan teknik analisis bisnis.

Rencana Strategis Renstra SMK memuat antara lain:


1. Rencana pengembangan layanan
2. Strategi dan arah kebijakan
3. Rencana program dan kegiatan
4. Rencana keuangan

C. Tujuan Penyusunan Rencana Strategis Renstra


Tujuan dari Renstra adalah:
1. Mengarahkan kebijakan alokasi sumber daya sekolah untuk pencapaian visi dan
misi SMK.
2. Sarana pengendalian sekolah terhadap pemanfaatan sumber daya SMK.
3. Mempersatukan langkah dan komitmen warga sekolah, serta meningkatkan kinerja
sesuai standar manajemen dan standar mutu layanan yang telah ditargetkan dalam
dokumen perencanaan.

D. Dasar Hukum Renstra


Adapun dasar hukum disusunnya Renstra SMK tahun 20X1-20X5 adalah sebagai
berikut:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang nomor 9 Tahun 2015
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2019

10
6. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah
7. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD.
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Daerah
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018 tentang
Standar Nasional Pendidikan SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang
Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
12. Peraturan Daerah tentang Perangkat Daerah Nomor …. Tahun …. Tentang
….
13. Peraturan Gubernur tentang Kedudukan, Susunan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
Dinas Pendidikan Nomor …. Tahun …. Tentang ….
14. Peraturan Gubernur tentang Unit Pelaksana Teknis Daerah Pada Dinas dan Badan
Nomor …. Tahun …. Tentang ….
15. Peraturan Gubernur … Nomor … Tahun … tentang Rencana Strategis Perangkat
Daerah Tahun ... (Contoh: Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 52 Tahun 2019
tentang Rencana Strategis Perangkat Daerah Tahun 2019-2024)
16. Peraturan Kepala Dinas Pendidikan terkait Renstra Dinas Pendidikan Nomor
…. Tahun …. Tentang ….
17. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Gubernur tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Unit
Pelaksana Teknis Daerah SMK Nomor …. Tahun …. Tentang ….
18. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan tentang Struktur Organisasi Unit Pelaksana
Teknis Daerah SMK Nomor …. Tahun …. Tentang ….

E. Sistematika Penulisan
Sistematika penyusunan dokumen Renstra sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Pengertian Renstra
C. Tujuan Penyusunan Renstra
D. Dasar Hukum Renstra
E. Sistematika Penulisan
BAB II: GAMBARAN PELAYANAN SMK
A. Gambaran Umum SMK
B. Gambaran Organisasi SMK
C. Kinerja Pelayanan SMK
Bab III: PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS SMK
A. Identifikasi Masalah Layanan Sekolah terhadap Masyarakat
B. Isu Strategis

10
C. Rencana Pengembangan Layanan
Bab IV: VISI, MISI, TUJUAN DAN ARAH KEBIJAKAN
A. Visi SMK
B. Misi SMK
C. Tujuan (Rencana Pengembangan Layanan)
D. Sasaran (Sasaran Pengembangan Layanan)
E. Strategi dan Arah Kebijakan
Bab V: PROGRAM, KEGIATAN, SUB-KEGIATAN DAN
KERANGKA PENDANAAN
Bab VI: PENUTUP

10
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN
SMK

A. Gambaran Umum SMK


1. Lokasi
UPTD SMK … merupakan sekolah kejuruan … milik Pemerintah Daerah yang
berada di wilayah …. dan merupakan tempat pelayanan pendidikan berdasar
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah dan Surat Keputusan … Nomor … tahun … tentang penetapan SMK dengan
ijin operasional SMK Nomor ….
UPTD SMK … dituntut untuk memberikan pelayanan pendidikan kejuruan
terbaik dan bermutu dengan kaidah pelayanan yang cepat, tepat, nyaman dan mudah.
Secara geografis, UPTD SMK ... berada di Provinsi/Daerah Khusus/Daerah
Istimewa … Kabupaten/Kota…. Kecamatan …., terletak di daerah (koordinat ……
LS,.........................................................), dengan luas lahan … m2
Jarak SMK ke Ibukota Provinsi …. adalah … km, jarak ke Ibukota
Kabupaten/Kota…. terdekat adalah …km, jarak ke Kecamatan…… terdekat adalah
… km. UPTD SMK .... sendiri berlokasi di Jl. .... No. …., Kec. ....
Kabupaten/Kota ...., Provinsi….
UPTD SMK ... sesuai dengan Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018 tentang
Standar Nasional Pendidikan SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan mempunyai tujuan
pendidikan kejuruan yaitu menghasilkan tenaga kerja terampil yang memiliki
kemampuan sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia usaha/industri, serta mampu
mengembangkan potensi dirinya dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Tahun … UPTD SMK ... meraih sertifikasi ….. dan sertifikat akreditasi SMK
pada tahun …. dengan predikat …dan prestasi-prestasi lainnya sebagai berikut …….
2. Pelayanan SMK
Jenis-jenis produk pelayanan SMK … berdasarkan prioritas pengembangan
dibedakan ke dalam:
a. Pelayanan pendidikan kejuruan
b. Produk (Barang dan Jasa) Layanan
1. Teknologi dan Rekayasa;
2. Teknik Informasi dan Komunikasi;
3. Kesehatan dan Pekerjaan Sosial;
4. Agribisnis dan Agroteknologi;
5. Kemaritiman;
6. Bisnis dan Manajemen;
7. Pariwisata;
8. Energi dan Pertambangan;
9. Seni dan Industri Kreatif;
10. Dst.

10
c. Layanan Penunjang
1) Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
1. Pelatihan kompetensi bisnis daring bagi masyarakat
2. Pelatihan kompetensi pemesinan bagi masyarakat
3. dst
2) Pemanfaatan Aset
1. Penyewaan Aula
2. Penyewaan Kantin
3. Penyewaan kapal (wisata bahari)
4. Penyewaan lahan
5. Dst

d. Lain-lain
1) Hibah terikat
2) dst

B. Gambaran Organisasi SMK


1. Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi.
Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan tata hubungan kerja antar
bagian dan garis kewenangan, tanggungjawab dan komunikasi dalam
menyelenggarakan pelayanan dan penunjang pelayanan. Untuk menjalankan tugas
dan fungsi BLUD SMK dengan baik.
Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan pejabat pengelola BLUD ditetapkan
berdasarkan kompetensi dan kebutuhan praktik bisnis yang sehat. Kompetensi
merupakan kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh calon pejabat pengelola
BLUD SMK berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan
dalam pelaksanaan tugas selama jabatannya. Kebutuhan praktik bisnis yang sehat,
merupakan kepentingan BLUD SMK untuk meningkatkan kinerja keuangan dan
nonkeuangan berdasarkan kaidah-kaidah manajemen yang baik.
Struktur Organisasi, Pembina dan Pengawas serta Uraian Tugas Setelah
Penerapan BLUD adalah sebagai berikut:

a. Struktur Organisasi
Dalam rangka penerapan BLUD, organisasi SMK perlu disesuaikan berdasarkan
Permendagri Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD. Susunan organisasi dalam
penerapan pola pengelolaan keuangan, Pejabat Pengelola BLUD terdiri dari:
1) Pemimpin BLUD SMK (Kepala Sekolah)
2) Pejabat Keuangan (Kepala Sub Bagian Tata Usaha)
3) Pejabat Teknis (Wakil Kepala Sekolah/Pejabat yang setingkat)

Pejabat Pengelola BLUD SMK diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur.


Pemimpin BLUD SMK bertanggung jawab terhadap Gubernur,

10
sedangkan Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis bertanggung jawab kepada
Pemimpin BLUD SMK.

STRUKTUR ORGANISASI UPTD SMK BLUD.....

Kepala Sekolah selaku Pemimpin BLUD

Subbagian/ Fungsional Tata Usaha selaku Pejabat Keuangan

Bendahara Penerimaan BLUD

Bendahara Pengeluaran BLUD

Pengurus Barang Aset & Persedian

WAKA AKADEMIK WAKA SARPRAS selaku PEJABATWAKA


TEKNIS
HUMAS selaku PEJABAT WAKA
TEKNISKESISWAAN selaku PEJABAT TEKNIS
selaku PEJABAT TEKNIS

Kelompok Jabatan Fungsional (guru dan Pustakawan)

Bagan Struktur Organisasi UPTD SMK BLUD

b. Uraian Tugas Pejabat Pengelola BLUD


Dari bagan tersebut terlihat bahwa struktur organisasi BLUD UPT SMK
Provinsi terdiri dari:
(1) Pemimpin BLUD dijabat oleh Kepala UPTD SMK
(2) Pejabat Keuangan dijabat oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha
(3) Pejabat Teknis dijabat oleh para wakil kepala sekolah yang terdiri dari:
Wakil Kepala Sekolah Akademik; Wakil Kepala Sekolah Sarana dan
Prasarana; Wakil Kepala Sekolah Hubungan Masyarakat; dan Wakil Kepala
Sekolah Kesiswaan yang dibantu oleh Kelompok Jabatan Fungsional (guru
atau pustakawan) pada masing-masing Wakil Kepala Sekolah.

Perubahan lainnya dari struktur organisasi UPTD SMK yang perlu disesuaikan
dengan ketentuan dalam penerapan BLUD adalah sebagai berikut:
(1) Penyebutan Pejabat Pengelola BLUD disesuaikan dengan nomenklatur
pemerintah daerah setempat, sebagai berikut:
a. Kepala UPTD SMK sebagai Pemimpin BLUD;

10
b. Pejabat Keuangan direpresentasikan dengan jabatan Kepala Subbagian
Tata Usaha atau fungsional Tata Usaha; dan
c. Pejabat Teknis direpresentasikan dengan jabatan wakil kepala sekolah
atau yang setara.
(2) Pemimpin BLUD dapat membentuk (SPI) dalam rangka meningkatkan
sistem pengawasan dan pengendalian internal SMK terhadap kinerja
pelayanan, keuangan dan pengaruh lingkungan sosial dalam
menyelenggarakan praktik bisnis yang sehat. Satuan Pengawas Internal dapat
direpresentasikan dengan Tim Manajemen Mutu SMK.
(3) Adanya penambahan fungsi dalam penatausahaan keuangan BLUD yaitu
fungsi akuntansi, verifikasi, dan pelaporan.
(4) Pembina dan pengawas terdiri dari:
a. Pembina Teknis dan Pembina Keuangan
Pembina teknis BLUD SMK adalah Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi…, sedangkan pembina keuangan adalah Kepala Badan
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD).
b. Satuan Pengawas Internal
Satuan Pengawas Internal berkedudukan langsung di bawah pemimpin
BLUD.
c. Dewan Pengawas
Pembentukan Dewan Pengawas dilakukan apabila SMK telah memenuhi
persyaratan tentang Dewan Pengawas yaitu:
1) Jumlah anggota Dewan Pengawas paling banyak 3 (tiga) orang
apabila:
a) Realisasi pendapatan menurut Laporan Realisasi Anggaran 2
(dua) tahun terakhir sebesar Rp.30.000.000.000,- (Tiga Puluh
Miliar) sampai dengan Rp.100.000.000.000,- (Seratus Miliar);
atau
b) Nilai aset menurut neraca 2 (dua) tahun terakhir sebesar
Rp.150.000.000.000,- (Seratus Lima Puluh Miliar) sampai
dengan Rp.500.000.000.000,- (Lima Ratus Miliar)
2) Jumlah anggota Dewan Pengawas paling banyak 5 (lima) orang
apabila:
a) Realisasi pendapatan menurut Laporan Realisasi anggaran
2 (dua) tahun terakhir, lebih besar dari Rp.100.000.000.000,-
(Seratus Miliar); atau
b) Nilai aset menurut neraca 2 (dua) tahun terakhir lebih besar dari
Rp.500,000,000,000,- (Lima Ratus Miliar)

c. Tata Laksana
(1) Dewan Pengawas
Dewan Pengawas BLUD adalah satuan fungsional yang bertugas melakukan
pembinaan, pengawasan, dan pengendalian internal terhadap pengelolaan
BLUD yang dilakukan oleh pejabat pengelola BLUD SMK sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-

10
undangan. Dewan Pengawas dibentuk dengan keputusan Pimpinan Daerah.
a. Pengangkatan dan pemberhentian Dewan Pengawas
1) Keanggotaan Dewan Pengawas
Anggota Dewan Pengawas yang berjumlah 3 (tiga) orang dapat
terdiri dari unsur-unsur:
a) 1 (satu) orang pejabat Dinas Pendidikan Provinsi yang
membidangi SMK;
b) (1 (satu) orang pejabat Pendapatan, Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah;
c) 1 (satu) orang tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan
BLUD SMK.
Anggota Dewan Pengawas yang berjumlah 5 (lima) orang dapat
terdiri dari unsur-unsur:
a) 2 (dua) orang pejabat Dinas Pendidikan Provinsi yang
membidangi SMK;
b) 2 (dua) orang pejabat Pendapatan, Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah;
c) 1 (satu) orang tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan
BLUD SMK.
2) Tenaga ahli dapat berasal dari tenaga profesional atau perguruan
tinggi yang memahami tugas, fungsi, kegiatan, dan layanan BLUD
SMK.
3) Anggota Dewan Pengawas dapat diangkat menjadi anggota
Dewan Pengawas pada 3 (tiga) atau lebih BLUD SMK.
4) Pengangkatan anggota Dewan Pengawas dilakukan setelah
pengangkatan Pejabat Pengelola BLUD SMK.
5) Syarat untuk dapat diangkat menjadi anggota Dewan
Pengawas, yaitu:
a) Sehat jasmani dan rohani;
b) Memiliki keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman, jujur,
perilaku yang baik, dan dedikasi yang tinggi untuk memajukan
dan mengembangkan BLUD;
c) Memahami penyelenggaraan pemerintahan daerah;
d) Memiliki pengetahuan yang memadai tugas dan fungsi BLUD;
e) Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya;
f) Berijazah paling rendah S-1;
g) Berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun;
h) Tidak pernah menjadi anggota Direksi, Dewan Pengawas, atau
Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan badan usaha
yang dipimpinnya dinyatakan pailit;
i) Tidak sedang menjalani sanksi pidana; dan

11
j) Tidak sedang menjadi pengurus partai politik, calon kepala
daerah atau calon wakil kepala daerah, dan/atau calon anggota
legislatif.

6) Masa Jabatan Dewan Pengawas


a) Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan selama 5
(lima) tahun, dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa
jabatan berikutnya apabila belum berusia paling tinggi 60 (enam
puluh) tahun.
b) Dalam hal batas usia anggota Dewan Pengawas sudah berusia
paling tinggi 60 (enam puluh) tahun, Dewan Pengawas dari
unsur tenaga ahli dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali
masa jabatan berikutnya.
c) Anggota Dewan Pengawas diberhentikan oleh Gubernur
... karena:
i. Meninggal dunia;
ii. Masa jabatan berakhir;
iii. Diberhentikan sewaktu-waktu.
d) Anggota Dewan Pengawas diberhentikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf c, karena:
i. tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;
ii. tidak melaksanaan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
iii. terlibat dalam tindakan yang merugikan BLUD SMK;
iv. Dinyatakan bersalah dalam putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
v. Mengundurkan diri;
vi. Terlibat dalam tindakan kecurangan yang mengakibatkan
kerugian pada BLUD SMK, pemerintah pusat dan/atau
pemerintah daerah.
7) Sekretaris Dewan Pengawas
a) Gubernur ... dapat mengangkat Sekretaris Dewan Pengawas
untuk mendukung kelancaran tugas Dewan Pengawas.
b) Sekretaris Dewan Pengawas bukan merupakan anggota Dewan
Pengawas.
8) Biaya Dewan Pengawas
Segala biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas Dewan
Pengawas termasuk honorarium Anggota dan Sekretaris Dewan
Pengawas dibebankan pada BLUD SMK dan dimuat dalam RBA.
9) Pelaksanaan Tugas Dewan Pengawas
Dewan Pengawas memiliki tugas:
a) Memantau perkembangan kegiatan BLUD SMK;
b) Menilai kinerja keuangan maupun kinerja non keuangan
BLUD SMK dan memberikan rekomendasi atas hasil

11
penilaian untuk ditindaklanjuti oleh Pejabat Pengelola BLUD
SMK;
c) Memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja
dari hasil laporan audit pemeriksa eksternal pemerintah;
d) Memberikan nasehat kepada Pejabat Pengelola dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya;
e) Memberikan pendapat dan saran kepada Gubernur mengenai:
i. RBA yang diusulkan oleh Pejabat Pengelola BLUD
SMK;
ii. Permasalahan yang menjadi kendala dalam pengelolaan
BLUD SMK; dan
iii. Kinerja BLUD SMK.
f) Penilaian kinerja keuangan diukur paling sedikit meliputi:
i. Memperoleh hasil usaha atau hasil kerja dari
layanan yang diberikan (rentabilitas);
ii. Memenuhi kewajiban jangka pendeknya (likuiditas);
iii. Memenuhi seluruh kewajibannya (solvabilitas); dan
iv. Kemampuan penerimaan dari jasa layanan untuk
membiayai pengeluaran.
g) Penilaian kinerja non keuangan diukur paling sedikit
berdasarkan perspektif pelanggan, proses internal pelayanan,
pembelajaran, dan pertumbuhan;
h) Dewan Pengawas melaporkan tugasnya kepada Pimpinan
Daerah secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam satu
tahun atau sewaktu-waktu jika diperlukan.

1.1 MANAJEMEN KEPEGAWAIAN


Pejabat pengelola dan pegawai BLUD SMK dapat terdiri dari pegawai
negeri sipil dan/atau tenaga profesional non-PNS sesuai dengan kebutuhan
BLUD SMK. Syarat pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan
pegawai BLUD SMK yang berasal dari PNS disesuaikan dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan.
Pejabat pengelola dan pegawai BLUD SMK yang berasal dari non- PNS
dapat dipekerjakan secara tetap atau berdasarkan kontrak sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan BLUD SMK. Pengangkatan dan pemberhentian
pegawai BLUD SMK yang berasal dari non-PNS dilakukan berdasarkan pada
prinsip efisiensi, ekonomis, dan produktif dalam meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat.
Pemimpin BLUD SMK merupakan pejabat kuasa pengguna
anggaran/barang daerah pada SKPD induknya. Pemimpin BLUD SMK dalam
hal ini dapat berasal dari non-PNS, Kepala Bagian Tata Usaha

11
BLUD SMK wajib berasal dari PNS menjadi pejabat kuasa pengguna
anggaran/barang daerah.
Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai BLUD
yang berasal dari non-PNS, diatur lebih lanjut dengan keputusan gubernur.

a. Pemimpin BLUD SMK


Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 sebagaimana
yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 dan
Pasal 6 ayat (2) Permendagri Nomor 79 Tahun 2018 mengatur bahwa
Kepala SMK .... bertindak sebagai Pemimpin BLUD SMK.
1) Pengangkatan dan pemberhentian Pemimpin BLUD SMK
i. Pemimpin BLUD SMK diangkat dan diberhentikan oleh Kepala
Daerah;
ii. Pemimpin BLUD SMK bertanggung jawab kepada Kepala
Daerah ;
iii. Pemimpin BLUD SMK diangkat dari pegawai negeri sipil
dan/atau pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja, sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.
iv. BLUD SMK dapat mengangkat pemimpin BLUD dari
profesional lainnya sesuai dengan kebutuhan, profesionalitas,
kemampuan keuangan dan berdasarkan prinsip efisiensi,
ekonomis dan produktif dalam meningkatkan pelayanan.
v. Pemimpin BLUD SMK yang berasal dari tenaga profesional
lainnya dapat dipekerjakan secara kontrak atau tetap.
vi. Pemimpin BLUD SMK dari tenaga profesional lainnya diangkat
untuk masa jabatan paling lama 5 (lima) tahun dan dapat
diangkat kembali untuk 1 (satu) kali periode masa jabatan
berikutnya jika paling tinggi berusia 60 (enam puluh) tahun.
vii. Standar Kompetensi Pemimpin BLUD SMK
a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Berijazah setidak-tidaknya Strata Satu (S-1) dibidang
Pendidikan.
c. Sehat jasmani dan rohani.
d. Mampu memimpin, membina, mengkoordinasikan dan
mengawasi kegiatan SMK dengan seksama.
e. Mampu melakukan pengendalian terhadap tugas dan
kegiatan SMK sedemikian rupa sehingga dapat berjalan
secara lancar, efektif, efisien dan berkelanjutan.

11
f. Cakap menyusun kebijakan strategis SMK dalam
meningkatkan pelayanan Pendidikan kepada masyarakat.
g. Mampu merumuskan visi, misi, dan program SMK yang
jelas dan dapat diterapkan, diantaranya meliputi:
1. Peningkatan kreativitas, prestasi, dan akhlak mulia insan
SMK.
2. Penciptaan suasana SMK yang asri, aman, dan indah.
3. Peningkatan kualitas tenaga medis, paramedis dan non
medis SMK.
4. Pelaksanaan efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas
program.

2) Fungsi Pemimpin BLUD


Sesuai dengan Pasal 8 ayat (2) Permendagri Nomor 79 tahun 2018,
Pemimpin BLUD mempunyai fungsi sebagai penanggung jawab umum
operasional dan keuangan di BLUD SMK. Pemimpin BLUD bertindak
selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)/Kuasa Pengguna Barang
(KPB) SMK. Dalam hal pemimpin BLUD tidak berasal dari PNS maka
pejabat keuangan ditunjuk sebagai KPA/KPB sebagaimana tertuang
pada Permendagri Nomor 79 tahun 2018 Pasal 9 ayat (1) dan ayat (2).

3) Tugas Pemimpin BLUD


a) Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan
dan mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan BLUD agar lebih
efisien dan produktivitas;
b) Merumuskan penetapan kebijakan teknis BLUD serta kewajiban
lainnya sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan Kepala
Daerah;
c) Menyusun Renstra;
d) Menyiapkan RBA dan DBA;
e) Mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis kepada
Pimpinan daerah sesuai dengan ketentuan;
f) Menetapkan pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan BLUD
selain pejabat yang telah ditetapkan dengan peraturan perundang-
undangan;
g) Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan BLUD yang dilakukan
oleh pejabat keuangan dan pejabat teknis, mengendalikan tugas
pengawasan internal, serta menyampaikan dan
mempertanggungjawabkan kinerja operasional serta keuangan
BLUD kepada Pimpinan daerah;
h) Tugas lainnya yang ditetapkan oleh Pimpinan daerah sesuai
kewenangannya.

11
b. Pejabat Keuangan
Pejabat keuangan yang dimaksud pada Pasal 10 Permendagri Nomor 79
Tahun 2018 adalah Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang memiliki fungsi
sebagai penanggung jawab keuangan SMK yang meliputi fungsi
berbendaharaan, fungsi akuntansi, fungsi verifikasi dan pelaporan.
1. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Keuangan
a) Pejabat Keuangan BLUD SMK diangkat dan diberhentikan oleh
Kepala Daerah;
b) Pejabat Keuangan bertanggung jawab kepada Pemimpin BLUD
SMK;
c) Pejabat Keuangan dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh
Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran BLUD SMK;
d) Pejabat Keuangan, Bendahara Penerimaan dan Bendahara
Pengeluaran harus dijabat oleh PNS;
e) Standar Kompetensi:
1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2) Berijazah setidak-tidaknya S1/D4;
3) Sehat jasmani dan rohani;
4) Cakap melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi jabatan sesuai dengan peraturan perundang- undangan;
5) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
kepegawaian;
6) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
perkantoran;
7) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi barang;
8) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi sekolah;
dan
9) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
penyusunan program dan laporan.

2. Tugas Pejabat Keuangan BLUD


Selain melaksanakan tugas sebagai Pimpinan Sub Bagian Tata Usaha,
Pejabat Keuangan BLUD SMK memiliki tugas sebagai berikut:
a) Merumuskan kebijakan terkait pengelolaan keuangan;
b) Mengkoordinasikan penyusunan RBA dan DBA;
c) Menyiapkan RKA dan DPA;
d) Melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja;
e) Menyelenggarakan pengelolaan kas;
f) Melakukan pengelolaan utang, piutang, dan investasi;
g) Menyusun kebijakan pengelolaan barang milik daerah yang
berada di bawah penguasaannya;

11
h) Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan;
dan
i) Tugas lainnya yang ditetapkan oleh Kepala Daerah dan/atau
pemimpin BLUD sesuai dengan kewenangannya.

c. Pejabat Teknis.
Pejabat teknis yang dimaksud pada Pasal 11 Permendagri Nomor 79 Tahun
2018, adalah Wakil Kepala Sekolah yang memiliki fungsi sebagai
penanggung jawab teknis operasional dan pelayanan di bidangnya.
1. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Teknis
a. Pejabat Teknis BLUD diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan
Daerah;
b. Pejabat Teknis bertanggung jawab kepada Pemimpin BLUD;
c. Pejabat Teknis BLUD dapat terdiri dari PNS dan/atau pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja, sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan;
d. BLUD SMK dapat mengangkat Pejabat Teknis BLUD dari
profesional lainnya sesuai dengan kebutuhan, profesionalitas,
kemampuan keuangan dan berdasarkan prinsip efisiensi, ekonomis
dan produktif dalam meningkatkan pelayanan;
e. Pejabat Teknis BLUD SMK yang berasal dari tenaga profesional
lainnya dapat dipekerjakan secara kontrak atau tetap;
f. Pejabat Teknis BLUD SMK dari tenaga profesional lainnya
diangkat untuk masa jabatan paling lama 5 (lima) tahun dan dapat
diangkat kembali untk 1 (satu) kali periode masa jabatan
berikutnya jika paling tinggi berusia 60 (enam puluh) tahun;
g. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Teknis BLUD yang
berasal dari PNS disesuaikan dengan ketentuan perundangan-
undangan di bidang kepegawaian; dan
h. Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan Pejabat Teknis
BLUD ditetapkan berdasarkan kompetensi dan kebutuhan praktik
bisnis yang sehat. Kompetensi merupakan kemampuan dan
keahlian yang dimiliki oleh Pejabat Teknis BLUD berupa
pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan
dalam pelaksanaan tugas. Kebutuhan praktik bisnis yang sehat
merupakan kesesuaian antara kebutuhan jabatan, kualitas dan
kualifikasi dengan kemampuan keuangan BLUD.

2. Standar Kompetensi:
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Berijazah setidak-tidaknya D4/S1;

11
c. Sehat jasmani dan rohani;
d. Cakap melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
jabatan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang
berlaku;
e. Menguasai secara umum tentang segala fasilitas dan pelayanan
UPTD SMK;
f. Menguasai pedoman pelayanan, prosedur pelayanan dan standar
pelayanan sesuai dengan bidang tugasnya; dan
g. Memiliki komitmen kuat terhadap peningkatan mutu
pelayanan SMK.

3. Tugas Pejabat Teknis


Pejabat Teknis BLUD SMK mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Menyusun perencanaan kegiatan teknis operasional dan
pelayanan di unit kerjanya;
b. Melaksanakan kegiatan teknis operasional dan pelayanan
berdasarkan RBA dan DBA;
c. Memimpin dan mengendalikan kegiatan teknis operasional dan
pelayanan di unit kerjanya; dan
d. Tugas lainnya yang ditetapkan oleh Pimpinan daerah
dan/atau pemimpin BLUD sesuai dengan kewenangannya.

d. Satuan Pengawasan Internal (SPI)


Pemimpin BLUD SMK dapat membentuk SPI yang merupakan aparat
internal SMK untuk pengawasan dan pengendalian internal terhadap kinerja
pelayanan, keuangan dan pengaruh lingkungan sosial dalam
menyelenggarakan Praktek Bisnis Yang Sehat.
Satuan Pengawasan Internal dipimpin oleh seorang ketua yang bertanggung
jawab secara langsung di bawah Pemimpin BLUD SMK, dengan
mempertimbangkan:
1. Keseimbangan antara manfaat dan beban;
2. Kompleksitas manajemen; dan
3. Volume dan/atau jangkauan pelayanan.

SPI terdiri dari tim audit bidang administrasi dan keuangan, tim audit
bidang pelayanan pendidikan (akademis, sarana prasarana, dan kesiswaan),
serta tim audit bidang Pendidikan hubungan masyarakat termasuk dunia
usaha sesuai dengan kebutuhan SMK.
Satuan Pengawasan Internal melaksanakan audit secara rutin terhadap
seluruh unit kerja di lingkungan SMK meliputi bidang administrasi dan
keuangan, dan bidang pelayanan pendidikan.
1. Persyaratan untuk dapat diangkat menjadi SPI:
a) Sehat jasmani dan rohani;
b) Memiliki keahlian, integritas, pengalaman, jujur, perilaku yang
baik, dan dedikasi yang tinggi untuk memajukan dan
mengembangkan BLUD;

11
c) Memahami penyelenggaraan pemerintahan daerah;
d) Memahami tugas dan fungsi BLUD;
e) Memiliki pengalaman teknis pada BLUD;
f) Berijazah paling rendah D3;
g) Pengalaman kerja paling sedikit 3 (tiga) tahun;
h) Berusia paling rendah 30 (tiga puluh) tahun dan paling tinggi 55
(lima puluh lima) tahun pada saat mendaftar pertama kali;
i) Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang
merugikan keuangan negara atau keuangan daerah;
j) Tidak sedang menjalani sanksi pidana; dan
k) Mempunyai sikap independen dan obyektif.

2. Fungsi SPI
a) Membantu Pemimpin BLUD SMK dalam melakukan
pengawasan internal SMK;
b) Memberikan rekomendasi perbaikan untuk mencapai sasaran SMK
secara ekonomis, efisien, dan efektif;
c) Membantu efektivitas penerapan pola tata kelola di SMK; dan
d) Menangani permasalahan yang berkaitan dengan indikasi terjadinya
KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme) yang menimbulkan
kerugian SMK sama dengan unit kerja terkait.

3. Tugas SPI
Tugas SPI adalah membantu manajemen SMK untuk:
a) Pengamanan harta kekayaan;
b) Menciptakan akurasi sistem informasi keuangan;
c) Menciptakan efisiensi dan produktivitas; dan
d) Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dalam
penerapan Praktek Bisnis Yang Sehat.

4. Kewenangan Satuan Pengawas Internal


a) Mendapatkan akses secara penuh dan tidak terbatas terhadap unit-
unit kerja SMK, aktivitas, catatan-catatan, dokumen, personel, aset
SMK, serta informasi relevan lainnya sesuai dengan tugas yang
ditetapkan oleh Pemimpin BLUD SMK;
b) Menetapkan ruang lingkup kerja dan menerapkan teknik- teknik
audit yang diperlukan untuk mencapai efektivitas sistem
pengendalian internal;
c) Memperoleh bantuan, dukungan, maupun kerjasama dari personel
unit kerja yang terkait, terutama dari unit kerja yang diaudit;
d) Mendapatkan kerjasama penuh dari seluruh unsur Pejabat Pengelola
SMK, tanggapan terhadap laporan, dan langkah- langkah perbaikan;

11
e) Mendapatkan dukungan sumberdaya yang memadai untuk
keperluan pelaksanaan tugasnya; dan
f) Mendapatkan bantuan dari tenaga ahli, baik dari dalam maupun luar
SMK, sepanjang hal tersebut diperlukan dalam pelaksanaan
tugasnya;

e. Pegawai BLUD
1. Pegawai BLUD menyelenggarakan kegiatan untuk mendukung kinerja
BLUD;
2. Pegawai BLUD berasal dari PNS dan/atau pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
3. Pegawai BLUD dapat diangkat dari tenaga profesional lainnya sesuai
dengan kebutuhan profesionalitas, kemampuan keuangan dan
berdasarkan prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam
meningkatkan pelayanan; dan
4. Pegawai BLUD dari tenaga profesional lainnya dapat dipekerjakan
secara kontrak atau tetap dan dilaksanakan sesuai dengan jumlah dan
komposisi yang telah disetujui BPPKAD.
5. Pengangkatan dan penempatan pegawai BLUD berdasarkan kompetensi
yaitu pengetahuan, keahlian, ketrampilan, integritas, kepemimpinan,
pengalaman, dedikasi dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas dan sesuai dengan kebutuhan Praktek Bisnis Yang
Sehat.

2. Sumber Daya Manusia


Berikut ini adalah profil ketenagaan di UPTD SMK ….:
Tabel 30 Contoh Profil Ketenagaan di UPTD SMK
Perhitungan
Standar Analisis
NO Jenis Tenaga Jumlah Status Kekurangan
Kebutuhan Beban
Kerja
8 PNS
1 Guru Otomotif 10 20 20 10
2 THL
Administrasi
2 1 1 PNS 1 1 0
Kepegawaian
3 Bendahara 0 0 3 3 3
Pengadministrasi
4 2 2 PNS 2 2 0
Umum
Sistem Informasi
5 1 1 honorer 2 2 1
Pendidikan
Pengurus Barang
6 1 1 PNS 1 1 0
Pembantu
Pengelola
7 Program dan 1 1 PNS 1 1 0
Pelaporan
8 Kasir 1 1 Honorer 1 1 0

11
9 Kebersihan 2 2 Honorer 4 4 2

10 Penjaga malam 4 4 THL 5 5 1

11 dst
13 PNS,
JUMLAH 23 6 THL, 4 30 30 7
Honorer

3. Sumber Daya Keuangan


Sumber daya keuangan UPTD SMK ….................... berasal dari
…...................., …...................., …....................
Berikut ini realisasi keuangan UPTD SMK ...dari berbagai sumber dana:

Tabel 31 Realisasi Keuangan UPTD SMK


Realisasi Tahun Realisasi Tahun Realisasi
No Sumber Dana
2018 2019 Tahun 2020
Operasional
1 1.874.680.000 1.944.000.000 2.010.960.000
APBD
Sumbangan Rutin
2 3.664.760.000 3.884.120.000 3.902.750.000
Pendidikan
Dana Partisipasi
3 3.409.150.000 3.502.050.000 3.775.690.000
Masyarakat
Pemanfaatan
4 50.000.000 65.000.000 75.000.000
Aset SMK
5 dst
6 JUMLAH 8.998.590.000 9.395.170.000 9.764.400.000
(disesuaikan dengan sumber pendapatan sekolah)

4. Sumber Daya Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana UPTD SMK … cukup lengkap dengan kondisi gedung yang
baru dibangun pada tahun … Berikut disajikan daftar sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh UPTD SMK ...

Tabel 32 Contoh Daftar Sarana dan Prasarana UPTD SMK


Jumlah Total Jumlah berdasarkan Kondisi
Ruang/Area Kerja Ruang / Luas
Rusak Rusak
Kecukupan (m2) Baik
Sedang Berat
Asrama 1 123,38 1
Bengkel Alat Berat 1 306,25 1
Bengkel Batu Dan
1 144 1
Beton
Bengkel Chasis
1 200 1
Otomotif
Bengkel Cnc 2 150 1 1
Bengkel Instalasi Listrik 1 120 1
Bengkel Kelistrikan Dan
1 65 1
Otomotif
Bengkel Kerja Bangku 1 180 1
Bengkel Kerja Mesin 1 552 1

12
Bengkel Konstruksi
1 171 1
Bangunan
Bengkel Las Tempa 1 152,75 1
Bengkel M.R 1 162,5 1
Bengkel Mr1 1 107,5 1
Bengkel Otomasi 3 60 1 2
dst

12
C. Kinerja Pelayanan SMK
a. Tingkat capaian kinerja SMK …. berdasarkan sasaran/ target Renstra SMK …. periode tahun 2017–2021 dituangkan
dalam tabel berikut :

Tabel 33 Pencapaian Kinerja Pelayanan SMK … Tahun 2017-2021 Provinsi ….


KETER
TARGET
INDIKATOR CAPAIAN
PROGRAM/
PROGRAM
NO KEGIATAN/ SATUAN SUMBER DANA
/KEGIATAN/ KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 AKHIR
(/TOTAL)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 PROGRAM 0 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 % FUNGSIONAL


Persentase Peningkatan
PENUNJANG BLUD
Pendapatan Unit
URUSAN
Produksi dan Jasa
PEMERINTAH
DAERAH (BLUD)

1.1 Administrasi Jumlah dokumen 0 1 1 1 1 1 5 dokumen FUNGSIONAL


Kepegawaian ketatausahaan dan BLUD
Perangkat Daerah kepegawaian

1.1.1 Pengadaan Pakaian Dinas 0 1 1 1 1 1 5 paket FUNGSIONAL


Jumlah pengadaaan BLUD
Beserta Atribut
pakaian dinas
Kelengkapannya

2.1 Administrasi Umum Jumlah Laporan 0 12 12 12 12 12 60 laporan FUNGSIONAL


Perangkat Daerah dan/ Penyediaan Barang dan BLUD
atau BLUD Jasa

2.1.1 Penyediaan Peralatan dan 0 1 1 1 1 1 5 paket FUNGSIONAL


Jumlah paket
Perlengkapan Kantor BLUD
pengadaan

12
KETER
TARGET
INDIKATOR CAPAIAN
PROGRAM/
PROGRAM
NO KEGIATAN/ SATUAN SUMBER DANA
/KEGIATAN/ KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 AKHIR
(/TOTAL)

3.1 Pengadaan Barang Milik 0 2 2 2 2 2 10 laporan FUNGSIONAL


Jumlah Laporan
Daerah Penunjang Urusan BLUD
Pengadaan Sarana dan
Pemerintah Daerah
Prasarana

3.1.1 Pengadaan Peralatan Jumlah peralatan dan 0 1 1 1 1 1 5 paket FUNGSIONAL


dan Mesin Lainnya mesin lainnya BLUD

2 PROGRAM 85 85 85 86 86 86 86 % APBD
PENUNJANG
Persentase Indikator
URUSAN
Program yang Tercapai
PEMERINTAH
DAERAH (APBD)

Persentase realisasi 85 85 85 86 86 86 86 % APBD


anggaran

Indeks profesionalitas 80 80 80 81 81 81 81 % APBD


ASN

2.1 Perencanaan, Jumlah Dokumen 0 4 4 4 4 4 20 dokumen APBD


Penganggaran, dan Perencanaan dan
Evaluasi Kinerja Anggaran Perangkat
Perangkat Daerah Daerah

2.1.1 Koordinasi dan 0 1 1 1 1 1 5 dokumen APBD


Penyusunan Dokumen Jumlah dokumen RKA
RKA-SKPD

2.1.2 Koordinasi dan 0 1 1 1 1 1 5 dokumen APBD


Jumlah dokumen RKA
Penyusunan Dokumen
Perubahan
Perubahan RKA-SKPD

12
KETER
TARGET
INDIKATOR CAPAIAN
PROGRAM/
PROGRAM
NO KEGIATAN/ SATUAN SUMBER DANA
/KEGIATAN/ KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 AKHIR
(/TOTAL)

2.1.3 Koordinasi dan 0 1 1 1 1 1 5 dokumen APBD


Penyusunan DPA- Jumlah dokumen DPA
SKPD

2.1.4 Koordinasi dan 0 1 1 1 1 1 5 dokumen APBD


Jumlah dokumen DPA
Penyusunan Perubahan
Perubahan
DPA-SKPD

2.1.5 Evaluasi Kinerja Jumlah dokumen 0 1 1 1 1 1 5 dokumen APBD


Perangkat Daerah evaluasi kinerja

2.2 Jumlah laporan 0 12 12 12 12 12 60 laporan APBD


Administrasi Keuangan
pertanggungjawaban
Perangkat Daerah
keuangan

2.2.1 Penyediaan Administrasi Jumlah laporan 0 12 12 12 12 12 60 laporan APBD


Pelaksanaan Tugas Administrasi Pelaksanaan
ASN Tugas
ASN

2.2.2 Pelaksanaan 0 12 12 12 12 12 60 laporan APBD


Jumlah laporan
Penatausahaan dan
verifikasi penatausahaan
Pengujian/Verifikasi
Keuangan SKPD

2.2.3 Koordinasi dan Jumlah Laporan 0 12 12 12 12 12 60 laporan APBD


Pelaksanaan Akuntansi akuntansi perangkat
SKPD daerah

12
KETER
TARGET
INDIKATOR CAPAIAN
PROGRAM/
PROGRAM
NO KEGIATAN/ SATUAN SUMBER DANA
/KEGIATAN/ KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 AKHIR
(/TOTAL)

2.2.4 0 2 2 2 2 2 10 dokumen APBD


Koordinasi dan
Penyusunan Laporan Jumlah dokumen
Keuangan Akhir Tahun keuangan SKPD
SKPD

2.2.5 Koordinasi dan 0 12 12 12 12 12 60 laporan APBD


Penyusunan Laporan
Jumlah laporan
Keuangan Bulanan/
keuangan
Triwulanan/ Semesteran
SKPD

2.2.6 Penyusunan Pelaporan 0 1 1 1 1 1 5 laporan APBD


Jumlah laporan
dan Analisis Prognosis
prognosis
Realisasi Anggaran

2.3 Administrasi Barang Jumlah Laporan 0 12 12 12 12 12 60 Laporan APBD


Milik Daerah pada Pengelolaan Barang Milik
Perangkat Daerah Daerah

2.3.1 Rekonsiliasi dan 0 12 12 12 12 12 60 Laporan APBD


Penyusunan Laporan Jumlah Kegiatan dan
Barang Milik Daerah Laporan
pada SKPD

2.4 Administrasi Jumlah dokumen 0 12 12 12 12 12 60 Laporan APBD


Kepegawaian ketatausahaan dan
Perangkat Daerah kepegawaian

2.4.1 Koordinasi dan 0 12 12 12 12 12 60 laporan APBD


Jumlah laporan data
Pelaksanaan Sistem
pegawai
Informasi Kepegawaian

12
KETER
TARGET
INDIKATOR CAPAIAN
PROGRAM/
PROGRAM
NO KEGIATAN/ SATUAN SUMBER DANA
/KEGIATAN/ KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 AKHIR
(/TOTAL)

2.4.2 Monitoring, Evaluasi, dan 0 12 12 12 12 12 60 laporan APBD


Jumlah laporan SKP
Penilaian Kinerja Pegawai
yang tepat waktu

2.5 Jumlah Laporan 0 3 3 3 3 3 15 laporan APBD


Administrasi Umum
Penyediaan Barang dan
Perangkat Daerah
Jasa

2.5.1 Fasilitasi Kunjungan jumlah paket 0 10 10 10 10 10 50 kali APBD


Tamu pengadaan

2.5.2 Penyelenggaraan Rapat 0 1 1 1 1 1 5 laporan APBD


Koordinasi dan Jumlah Laporan
Konsultasi SKPD

2.5.3 Jumlah daftar arsip aktif, 0 3 3 3 3 3 15 dokumen APBD


Penatausahaan Arsip
arsip inaktif, arsip vital
Dinamis pada SKPD

2.6 Jumlah Laporan 0 2 2 2 2 2 10 laporan APBD


Pengadaan Barang Milik
Pengadaan Barang Milik
Daerah Penunjang Urusan
Daerah Penunjang Urusan
Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah

2.6.1 Pengadaan Mebel Jumlah mebel 0 1 1 1 1 1 5 set APBD

2.6.2 Pengadaan Peralatan Jumlah peralatan dan 0 1 1 1 1 1 5 paket APBD


dan Mesin Lainnya mesin lainnya

2.7 Penyediaan Jasa Jumlah laporan 0 12 12 12 12 12 60 laporan APBD


Penunjang Urusan Penyediaan Jasa
Pemerintahan Daerah Penunjang Urusan

12
KETER
TARGET
INDIKATOR CAPAIAN
PROGRAM/
PROGRAM
NO KEGIATAN/ SATUAN SUMBER DANA
/KEGIATAN/ KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 AKHIR
(/TOTAL)

Pemerintahan Daerah

2.7.1 Jumlah penyediaan 0 12 12 12 12 12 60 bulan APBD


Penyediaan Jasa
Jasa Komunikasi,
Komunikasi, Sumber
Sumber Daya Air dan
Daya Air dan Listrik
Listrik

2.8 Jumlah laporan 0 12 12 12 12 12 60 laporan APBD


Pemeliharaan Barang
Pemeliharaan Barang
Milik Daerah Penunjang
Milik Daerah Penunjang
Urusan Pemerintahan
Urusan Pemerintahan
Daerah
Daerah

2.8.1 Pemeliharaan Peralatan Jumlah peralatan dan 0 6 6 6 6 6 30 paket APBD


dan Mesin Lainnya mesin lainnya yang
dipelihara

3 PROGRAM 100 100 100 100 100 100 100 % FUNGSIONAL


Persentase Kelulusan
PENGELOLAAN BLUD
Peserta Didik
PENDIDIKAN
(BLUD)
3.1 Jumlah lulusan yang 350 385 392 399 406 413 2.345 orang FUNGSIONAL
Pengelolaan
terserap di dunia kerja dan BLUD
Pendidikan SMK
berwirausaha

3.1.1 Jumlah MOU dengan 1 1 1 1 1 1 5 paket FUNGSIONAL


dunia kerja BLUD
Link and Match dengan
dunia kerja Jumlah lulusan yang 350 385 392 399 406 413 2.345 orang
terserap di dunia kerja

3.2 Peningkatan Pelayanan Persentase 0% 5 5 5 5 5 5% % FUNGSIONAL

12
KETER
TARGET
INDIKATOR CAPAIAN
PROGRAM/
PROGRAM
NO KEGIATAN/ SATUAN SUMBER DANA
/KEGIATAN/ KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 AKHIR
(/TOTAL)

BLUD Peningkatan Sales BLUD


Growth

3.2.1 Pelayanan TeFa Jumlah program 10 20 30 40 50 60 60 % FUNGSIONAL


Teknologi dan keahlian yang BLUD
Rekayasa melaksanakan TeFa

4 PROGRAM 100 100 100 100 100 100 100 % APBD


Persentase Kelulusan
PENGELOLAAN
Peserta Didik
PENDIDIKAN (APBD)

4.1 Jumlah lulusan yang 350 385 392 399 406 413 2.345 orang APBD
terserap di dunia kerja dan
berwirausaha
Pengelolaan
Pendidikan SMK Jumlah peserta didik 6 8 10 12 14 16 60 peserta APBD
yang mengikuti lomba didik

Jumlah guru yang 2 3 4 5 6 7 25 orang APBD


mendapatkan pelatihan

4.1.1 Jumlah kegiatan 10 11 12 13 14 15 65 Kali APBD


Pembinaan Minat, Bakat
pembinaan Minat Bakat
dan Kreativitas peserta
dan Kreativitas peserta
didik
didik

4.1.2 Penyelenggaraan Proses 2.380 2.381 2.382 2.383 2.384 2.385 11.915 peserta APBD
Jumlah peserta didik yg
Belajar dan didik
mengikuti proses
Ujian bagi Peserta
belajar
Didik

12
KETER
TARGET
INDIKATOR CAPAIAN
PROGRAM/
PROGRAM
NO KEGIATAN/ SATUAN SUMBER DANA
/KEGIATAN/ KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 AKHIR
(/TOTAL)

4.1.3 Pengadaan Alat Praktik 0 1 2 3 4 5 15 unit APBD


Jumlah alat praktek dan
dan Peraga Peserta Didik
peraga peserta didik

4.1.4 Pengembangan Karir 2 3 4 5 6 7 25 orang APBD


Jumlah Guru dan Tenaga
Pendidik dan Tenaga
Kependidikan yang
Kependidikan Pada
mengikuti
Satuan Pendidikan SMK
pengembangan karir

Keterangan:
Kolom 1: diisi dengan nomor program/kegiatan/sub-kegiatan.
Kolom 2: diisi dengan nama program/kegiatan/sub-kegiatan
Kolom 3: diisi dengan indikator program/kegiatan/sub-kegiatan
Kolom 4: diisi dengan ketercapaian pada tahun berjalan
Kolom 5 s.d. 9: diisi dengan target 5 tahun mendatang
Kolom 10: diisi dengan kondisi akhir (total) target 5 tahun mendatang
Kolom 11: diisi dengan satuan ketercapaian dan target
Kolom 12: diisi dengan sumber pendanaan

12
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS SMK

A. Identifikasi Masalah Layanan Sekolah terhadap Masyarakat


Berdasarkan analisis gambaran umum pelayanan SMK … periode sebelumnya,
terdapat berbagai indikator yang telah memenuhi target, namun di sisi lain terdapat pula
berbagai permasalahan dan tantangan yang masih dihadapi dan perlu ditangani secara
terencana, sinergis, dan berkelanjutan.

Identifikasi permasalahan yang dihadapi SMK … disajikan dalam tabel berikut :


Tabel 34 Pemetaan Permasalahan Pelayanan SMK …
Masalah
No Masalah Akar Masalah
Pokok
1. Belum ada regulasi/payung hukum
untuk memasarkan produk hasil
Produk belum terserap ke masyarakat belajar peserta didik
1 TeFa secara optimal (optimalisasi keterserapan 2. Belum ada regulasi ijin produksi dan
produk ke masyarakat) pemasaran
3. Mindset marketing produk (barang
dan jasa) SMK
Jumlah guru produktif (produktivitas Belum ada kolaborasi dengan pihak
2 SDM
guru) eksternal
1. Belum ada pemetaan tarif
3 Aset Optimalisasi pemanfaatan aset layanan setempat
2. Mindset marketing aset SMK

B. Isu Strategis
Informasi yang diperlukan dalam perumusan isu-isu strategis berdasarkan tugas dan
fungsi ini adalah:
1. Regulasi/payung hukum untuk memasarkan produk hasil belajar peserta didik.
Contoh: informasi Peraturan-peraturan dan Kebijakan Pusat dan Daerah tentang
pemasaran produk sekolah atau pemanfaatan aset sekolah, informasi provinsi yang
telah melaksanakan BLUD SMK, dsb
2. Regulasi ijin produksi dan pemasaran.
Contoh: BPOM, sertifikat halal, IPRT, HKI
3. Pemasaran produk (barang dan jasa) SMK
4. Kolaborasi dengan pihak eksternal
5. Peta tarif layanan setempat
6. Potensi aset SMK

1) Analisis isu-isu strategis yang bersumber dari internal


a) Pengajaran berdasarkan Teaching Factory (TeFa)
Isu strategis terkait TeFa yaitu terkait regulasi pengaturannya dimana peraturan
di daerah belum terlalu mendukung pelaksanaan pembelajaran di SMK yang
menggunakan TeFa. Hal ini juga berpengaruh pada pengaturan regulasi lokal di
SMK sendiri.

13
b) SDM
Ada beberapa isu strategis terkait SDM yaitu:
i) Keterbatasan jumlah guru, bendahara, sistem informasi pendidikan,
petugas kebersihan dan penjaga malam dibanding beban kerjanya
ii) Kurangnya jenis peningkatan kapasitas (pelatihan) petugas yang sudah
terpenuhi
iii) Rendahnya gaji/insentif pegawai non PNS
c) Aset
Adanya keterbatasan anggaran pemeliharaan sarana prasarana (gedung, peralatan
bengkel, kendaraan operasional, IPAL, dan lain-lain)
d) Operasional SMK
Adanya keterbatasan anggaran operasional (listrik, air, internet, kebersihan, dan
lain-lain) sehingga perlu tambahan pendapatan melalui layanan nyata SMK
terhadap masyarakat yang bisa digunakan untuk operasional layanan SMK
melalui penerapan BLUD

2) Isu-isu strategis yang berasal dari analisis eksternal


Memasuki tahun anggaran 20XX secara nasional maupun lokal, kita masih
dihadapkan pada berbagai masalah dan tantangan di bidang pendidikan, diantaranya:
a) Pengajaran berdasarkan Teaching Factory (TeFa)
Kebijakan pelayanan pendidikan kejuruan yang berubah-ubah dan tidak
menguntungkan
b) SDM
Sulitnya mencari tenaga pendidik dan tenaga Pendidikan yang berkualitas untuk
ditempatkan di SMK
c) Kompetitor
Tingginya jumlah SMK kompetitor baik negeri maupun swasta dan jarak yang
terlalu dekat antar SMK tersebut
d) Lingkungan sekitar SMK
Kesadaran masyarakat tentang hukum, budaya dan agama yang bervariasi karena
posisi dan lokasi SMK yang berada di kota besar dan padat penduduk dengan
tingkat pertumbuhan ekonomi cukup pesat

C. Rencana Pengembangan Layanan


Isu strategis berdasarkan analisis internal dan eksternal di SMK ... adalah
sebagai berikut:
1. Related Diversification (keanekaragaman)
Diversifikasi pada SMK ... dapat dilihat dari berbagai macam jenis produk dan
layanan yang sudah dikembangkan. Setiap layanan didukung oleh SDM mulai dari
guru, montir, pegawai kafe dan resto, tenaga administrasi, bendahara, kasir,
kebersihan, penjaga malam, sarana prasarana, dan kolaborasi dengan Dunia Kerja.
Keanekaragaman layanan SMK berupa layanan otomotif berupa servis berkala
(ringan) kendaraan roda empat dan roda dua, penjualan dan

13
penggantian suku cadang dan pemasangan asessoris kendaraan roda empat dan roda
dua, cuci kendaraan roda empat dan roda dua selama 24 jam. Selain itu jugat
terdapat layanan ATM, kafe dan resto beserta layanan WIFI.
Semua keanekaragaman layanan di atas dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen yaitu masyarakat akan layanan otomotif yang lengkap.

2. Market Development (pengembangan pasar)


Pengembangan dan peningkatan konsumen serta pemasaran yang dilakukan
oleh SMK ... dengan memperluas jangkauan konsumen tingkat lokal, nasional, dan
internasional secara konvensional dan marketplace.
Akses terhadap SMK yang mudah merupakan alasan tersendiri bagi
masyarakat untuk memilih SMK ... sebagai tempat mendapatkan layanan dapat
dijangkau melalui kemudahan transportasi dan jaringan komunikasi.

Kelengkapan fasilitas, kelengkapan aset, kelengkapan alat praktek tefa,


profesionalitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, kejelasan prosedur dan
kelengkapan alat praktik menjadi salah satu alasan masyarakat memilih SMK ....
Perkembangan bisnis dan kawasan industri yang masih terus berjalan disekitar
lokasi SMK memberikan berpotensi besar bagi SMK untuk meningkatkan
pengembangan pasar.
3. Product Development (pengembangan produk)
Pengembangan produk layanan yang dilaksanakan oleh SMK ...
dengan memperhatikan kebutuhan konsumen melalui hasil identifikasi kebutuhan
dan umpan balik masyarakat. Beberapa produk layanan yang menjadi unggulan
antara lain:
a. Perbaikan bodi kendaraan roda empat dan roda dua;
b. Pembuatan spare part (fast moving);
c. Injector cleaner;
d. Scan dan diagnose fuel injection;
e. Engine Performance Setting (Dino Test);
f. Dst.
Selain mengembangkan produk unggulan yang sesuai dengan kompetensi
keahlian, SMK …juga dapat mengembangkan produk-produk lainnya di luar
kompetensi keahlian, misalnya pemanfaatan limbah, kapal penangkap ikan
dikembangkan menjadi kapal wisata, layanan pom bensin mini.
4. Platform Collaboration (Kolaborasi)
Pengembangan pelayanan melalui strategi kolaborasi dilaksanakan dengan
meningkatkan koordinasi dengan Dunia Kerja, masyarakat, media, lembaga terkait
melalui koordinasi perencanaan anggaran, pembinaan,

13
pengawasan, pemasaran, bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan akuntabilitas
pelayanan publik.

5. Vertical Integration (integrasi vertikal)


Pengembangan pelayanan melalui strategi integrasi vertikal dilaksanakan
dengan meningkatkan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi... melalui
koordinasi perencanaan anggaran, pembinaan dan pengawasan serta integrasi
kegiatan yang menjadi prioritas di Provinsi...

Laju pertumbuhan penduduk dan perkembangan kawasan pemukiman apabila


diikuti dengan perilaku pencarian layanan perbaikan dan perawatan otomotif yang
baik maka SMK …. akan menjadi salah satu pilihan yang akan dimanfaatkan oleh
masyarakat.
Lokasi SMK …. yang strategis merupakan kondisi yang menguntungkan
untuk mengembangkan keanekaragaman perbaikan dan perawatan otomotif karena
memiliki pangsa pasar yang juga beraneka ragam.
Rencana pengembangan program pelayanan pendidikan kejuruan di SMK ...
sampai dengan tahun … yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
publik bidang pendidikan sehingga rencana pengembangan program pelayanan
pendidikan dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
6. Pengembangan Jenis Pelayanan
Peningkatan jumlah siswa dan layanan bengkel otomotif SMK ... setiap tahun
mengharuskan SMK ... untuk mencari inovasi agar lebih efisien dalam
memberikan pelayanan pada siswa dan konsumen. Database prestasi siswa yang
bagus dan pengurangan waktu tunggu di bengkel merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan efisiensi pelayanan sehingga kepuasan konsumen lebih meningkat.
Oleh karena itu, SMK... akan mengembangkan penerapan teknologi digital untuk
database siswa dan pendaftaran konsumen.

Berdasarkan latar belakang di atas, jenis pelayanan yang akan dikembangkan


di SMK... yaitu:
a. E-student record
b. E-registration workshop
c. E-non cash transaction
7. Peningkatan Sarana Prasarana Layanan
Kebutuhan sarana dan prasarana TeFa dan aset di SMK perlu ditingkatkan
sesuai dengan layanan prima terhadap masyarakat.

Beberapa rencana terkait penambahan, revitalisasi, perawatan dan kalibrasi


sarana dan prasarana antara lain:
a. Pemutakhiran alat praktik
b. Penerapan teknologi digital

13
c. Pembenahan laboratorium dan bengkel
d. Penerapan 5S dan K3L serta ECP (Ergonomic Check Point)
e. Dst

8. Peningkatan Mutu SDM


Seiring dengan meningkatnya tuntutan kualitas layanan terhadap pelanggan,
maka SMK ... perlu melakukan rencana pengembangan SDM meliputi:
a. Pelatihan guru dan tenaga kependidikan
b. Sertifikasi guru dan tenaga kependidikan
c. Magang guru dan tenaga kependidikan
d. Studi lanjut guru dan tenaga kependidikan
e. Dst

13
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN ARAH KEBIJAKAN

A. Visi SMK (contoh)


Visi SMK adalah visi sekolah yang sudah ada, jika belum sesuai dengan visi dan
misi Pemerintah Daerah dapat disempurnakan dengan menyesuaikan gambaran arah
pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun. Visi SMK disusun berdasarkan visi Pemerintah Provinsi pada dokumen
RPJMD .... Tahun 20…. -20….. Jika terjadi perubahan visi Pemerintah Provinsi maka
visi SMK juga akan dilakukan revisi sesuai dengan perubahan tersebut.
Visi Pemerintah Provinsi.... tahun 20…. -20….. adalah ”Terwujudnya
Masyarakat ….. yang Adil, Sejahtera, Unggul dan Berakhlak dengan Tata
Kelola Pemerintahan yang Baik melaluiSemangat Gotong Royong”. Visi
tersebut diturunkan pada beberapa misi dimana pada Misi ke-2 Pemerintah Provinsi....:
Misi ke-2 berbunyi “Terciptanya Kesejahteraan yang Berkeadilan Sosial,
Pemenuhan Kebutuhan Dasar Terutama Kesehatan dan Pendidikan,
Penyediaan Lapangan Kerja dengan Memperhatikan Kelompok Rentan”
dimana misi ini dapat digunakan untuk menentukan visi SMK …. Sebagai berikut:

(contoh:) “Mewujudkan lulusan yang beriman, bertaqwa, mandiri, dan


berdaya saing”

Visi SMK ... sejalan dengan cita-cita Pemerintah Provinsi mewujudkan


kehidupan berkualitas melalui pemerataan layanan pendidikan. Selain melalui
pemerataan, layanan pendidikan harus lebih bermutu sehingga masyarakat (peserta didik)
menerima pelayanan pendidikan yang berkualitas. Kehidupan masyarakat lebih baik dan
terdorong untuk berperan aktif dan mandiri serta berdaya saing.
Pemerintah Provinsi berupaya mewujudkan masyarakat yang aktif, mandiri
serta berdaya saing tinggi melalui pelayanan SMK… yang dapat memfasilitasi
masyarakat sehingga menyadari kebutuhan akan pendidikan, mau dan mampu serta
terampil dalam kompetensinya.

B. Misi SMK (contoh)


Misi SMK adalah misi sekolah yang sudah ada, jika belum sesuai dengan misi
Pemerintah Daerah dapat disempurnakan dengan menyesuaikan langkah- langkah dalam
mencapai visi yang akan dilakukan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun.
Contoh: Adapun misi untuk mencapai visi SMK … adalah dengan:
a. Menumbuhkan pemahaman, pengamalan ajaran agama dan budaya serta
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari
b. Mengembangkan potensi dan kreatifitas warga sekolah agar mampu berdaya saing
baik di tingkat regional, nasional, dan internasional
c. Membangun layanan prima secara internal dan eksternal yang berkesinambungan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dunia usaha/dunia industri

13
d. Menjalin hubungan baik dengan mitra kerja yang saling menguntungkan di bidang
perbengkelan otomotif dan bidang terkait lainnya
e. Melaksanakan sistem manajemen berbasis informasi dan teknologi bertaraf
internasional

Agar dapat memberikan pelayanan prima yang berkualitas maka, SMK...


membuat perencanaan peningkatan sarana prasarana dan peningkatan kualitas sumber
daya manusia melaluai perencanaan tingkat Puskesmas. Monitoring dan evaluasi
kegiatan SMK dilaksanakan melalaui penilaian kinerja SMK.

C. Telaah Renstra Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Kementerian Pendidikan dan Kebudyaan (Kemendikbud) memiliki tugas dan
fungsi untuk menjalankan amanat mengendalikan pembangunan SDM untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan memajukan kebudayaan. Kemendikbud kemudian
menentukan visi kementerian berdasarkan pada capaian kinerja, potensi dan
permasalahan, Visi Presiden pada RPJMN Tahun 2020-2024, serta Visi Indonesia 2045.
Visi Kemendikbud 2020-2024 adalah:

“Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendukung Visi dan Misi Presiden


untuk mewujudkan Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri,
beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, bergotong royong,
dan berkebinekaan global.”

Visi tersebut di atas menggambarkan komitmen Kemendikbud mendukung


terwujudnya visi dan misi Presiden melalui pelaksanaan tugas dan kewenangan yang
dimiliki secara konsisten, bertanggung jawab, dapat dipercaya, dengan mengedepankan
profesionalitas dan integritas. Perumusan kebijakan dan pelaksanaan pembangunan
bidang pendidikan dan kebudayaan akan mengedepankan inovasi guna mencapai
kemajuan dan kemandirian Indonesia. Sesuai dengan kepribadian bangsa yang
berlandaskan gotong royong, Kemendikbud dan seluruh pemangku kepentingan
pendidikan dan kebudayaan, bekerja bersama untuk memajukan pendidikan dan
kebudayaan sesuai dengan Visi dan Misi Presiden tersebut.

Kemendikbud sesuai tugas dan kewenangannya melaksanakan Misi Presiden


yang dikenal sebagai Nawacita kedua, yaitu menjabarkan misi nomor
(1) Peningkatan kualitas manusia Indonesia; nomor (5) Kemajuan budaya yang
mencerminkan kepribadian bangsa; dan nomor (8) Pengelolaan pemerintahan yang
bersih, efektif, dan terpercaya. Misi yang dituangkan dalam Nawacita kedua tersebut
dilakukan untuk mendukung pencapaian Visi Presiden, Untuk itu, misi Kemendikbud
dalam melaksanakan Nawacita kedua tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan pendidikan yang relevan dan berkualitas tinggi, merata dan
berkelanjutan, didukung oleh infrastruktur dan teknologi.
2. Mewujudkan pelestarian dan pemajuan kebudayaan serta pengembangan bahasa dan
sastra.

13
3. Mengoptimalkan peran serta seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung
transformasi dan reformasi pengelolaan pendidikan dan kebudayaan.

D. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)


RTRW Provinsi.... tidak menjelaskan secara khusus peruntukan ruang untuk
pendidikan. Pada dokumen RTRW tersebut, peruntukan ruang untuk kepentingan
pendidikan menjadi bagian dari Kawasan Peruntukan Permukiman. Kawasan peruntukan
permukiman merupakan kawasan yang diperuntukan bagi permukiman penduduk diluar
kawasan lindung yang digunakan sebagai lingkungan tempat tinggal masyarakat yang
berada di wilayah perkotaan dan perdesaan di Provinsi , dengan kriteria sebagai berikut:
1. Berada di luar kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana;
2. Memiliki akses menuju pusat kegiatan masyarakat diluar kawasan;
3. Memiliki kelengkapan sarana, prasarana dan utilitas pendukung.

Rencana kawasan permukiman di Provinsi seluas lebih kurang Ha


tersebar di seluruh kabupaten/kota. Secara umum kawasan permukiman di Provinsi
terdiri atas:
1. Kawasan Permukiman Perkotaan
Tujuan dari pengembangan kawasan permukiman kota adalah mengembangkan
kawasan permukiman kota sebagai tempat pemusatan penduduk yang ditunjang oleh
pendidikan, perdagangan dan jasa, perkantoran, fasilitas umum, fasilitas sosial,
fasilitas sosial, Ruang Terbuka Hijau (RTH), instalasi militer, cagar budaya dan
fasilitas penunjang perkotaan yang memadai sesuai dengan fungsi dan hirarkinya.
2. Kawasan Permukiman Pedesaan
Tujuan dari pengembangan kawasan permukiman pedesaan adalah mengembangkan
kawasan permukiman yang terkait dengan kegiatan budidaya pertanian yang terbesar
sesuai dengan potensi pertanian. Kebijakan pengembangan permukiman pedesaan
dilakukan dengan menciptakan sentra-sentra produksi yang prospektif dalam
penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan, pengembangan desa-desa pusat
pertumbuhan serta pengembangan permukiman transmigrasi.

Berdasarkan RTRW Provinsi.... di atas, dapat diketahui bahwa penyelenggaraan


pendidikan menghadapi permasalahan berkaitan dengan ketersediaan lahan untuk
pengembangan sekolah khususnya di wilayah perkotaan, sehingga pembangunan sekolah
pendidikan menengah dan sekolah luar biasa pada daerah perkotaan diarahkan pada
pembangunan secara vertikal.

E. Telaah Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)


KLHS adalah serangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan atau
program. Selaras dengan pengertian KLHS tersebut, maka tujuan penyelenggaraan
pelaksanaan KLHS ini adalah memastikan bahwa prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan ke dalam proses penyusunan dan dokumen RPJMD Provinsi.... Tahun
20…. -20…...

13
Berdasarkan dokumen (KLHS) RPJMD Provinsi...., program yang dilaksanakan
oleh Dinas Pendidikan semuanya tidak memiliki pengaruh dan dampak terhadap
lingkungan.

F. Telaah Renstra Dinas Pendidikan


Mencermati hasil identifikasi masalah, telaah visi misi Gubernur dan Wakil
Gubernur dalam RPJMD Provinsi.... Tahun 20…. -20…..., telaah Renstra Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Tahun 20…. -20…..., telaah RTRW dan KLHS, serta
perumusan isu-isu strategis dengan berpedoman pada Misi 2 Gubernur dan Wakil
Gubernur Provinsi.... yakni “Terciptanya Kesejahteraan Yang Berkeadilan Sosial,
Pemenuhan Kebutuhan Dasar Terutama Kesehatan dan Pendidikan, Penyediaan
Lapangan Kerja dengan Memperhatikan Kelompok Rentan“, maka dapat ditetapkan
Tujuan Dinas Pendidikan adalah “Terwujudnya pemerataan akses yang berkualitas pada
pendidikan menengah dan pendidikan khusus serta peningkatan Profesionalisme SDM
Bidang Pendidikan di Provinsi.... “. Dalam jangka menengah pencapaian tujuan tersebut,
didasarkan pada indikator pengukuran capaiannya dapat ditabulasikan sebagai berikut:

TARGET TIAP TAHUN


TUJUAN INDIKATOR FORMULASI 20x1 20x2 20x3 20x4 20x5 20x6
Terwujudnya
pemerataan akses
yang berkualitas
pada Pendidikan
Menengah dan
Pendidikan Khusus Indeks IHLS + IRLS
0,69 0,70 0,71 0,72 0,73 0,74
serta peningkatan Pendidikan 2
Profesionalisme
Sumber Daya
Manusia Bidang
Pendidikan di
Provinsi…

Berdasarkan tujuan yang telah dipaparkan di bagian sebelumnya,


dirumuskan sasaran jangka menengah Dinas Pendidikan Provinsi sebagai
berikut:
1. Meningkatnya akuntabilitas kinerja Dinas Pendidikan;
2. Terwujudnya ketersediaan layanan pendidikan untuk penduduk usia 25
Tahun;
3. Meningkatnya akses dan kualitas layanan pendidikan menengah;
4. Meningkatnya akses dan kualitas Layanan Pendidikan Khusus;
5. Meningkatnya mutu Guru dan Tenaga Kependidikan Bidang Pendidikan Menengah
dan Pendidikan Khusus;
6. Meningkatnya kualitas Manajemen pelayanan pendidikan di Cabang Dinas
Pendidikan.

Enam butir sasaran yang dirumuskan guna mencapai tujuan jangka menengah,
pencapaiannya dapat dijadikan tolok ukur kinerja Dinas Pendidikan pada umumnya dan
khususnya masing-masing bidang maupun cabang dinas. Sasaran yang perlu diperhatikan
SMK … adalah sasaran yang ketiga yang mana tanggung jawa utama ada di bidang
pembinaan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan pembinaan pendidikan
(SMK). Dalam jangka menengah

13
pencapaian sasaran tersebut, didasarkan pada indikator pengukuran capaiannya dapat
ditabulasikan sebagai berikut:

INDIKATOR TARGET TIAP TAHUN


SASARAN KINERJA UTAMA FORMULASI 20x1 20x2 20x3 20x4 20x5 20x6
(IKU)
Meningkatnya 𝐴𝑃𝑀 𝐷𝐼𝐾𝑀𝐸𝑁 =
akses dan 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑈𝑠𝑖𝑎
APM Pendidikan
kualitas layanan 16 − 18 𝑡ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
Menengah
pendidikan 𝑆𝑀𝐴/𝑆𝑒𝑑𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡 0,70 0,71 0,72 0,73 0,74 0,75
(SMA/SMK/MA/Kejar
menengah. 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
paket C/ SMALB
𝑈𝑠𝑖𝑎 16 − 18 𝑡ℎ ×
100

G. Tujuan SMK (contoh)


Tujuan SMK merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan setiap
misi SMK yang mengandung makna:
1. Merupakan hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu sampai
tahun terakhir renstra.
2. Menggambarkan arah strategis organisasi dan perbaikan-perbaikan yang ingin
diciptakan sesuai tugas pokok dan fungsi organisasi
3. Meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan arah saran dan strategi organisasi
berupa kebijakan, program operasional dan kegiatan pokok organisasi selama kurun
waktu renstra.
4. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan SMK ... adalah sebagai berikut:

Contoh:

Tujuan dari Misi 1:


1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas lulusan yang siap kerja dan berakhlak mulia
2. Meningkatkan kesesuaian lingkungan sekolah berlandaskan agama dan budaya
dengan karakter industri

Tujuan dari Misi 2:


1. Meningkatkan layanan kreativitas dan inovasi warga sekolah
2. Meningkatkan kepuasan pelanggan berkaitan dengan layanan sekolah
3. dst

Tujuan dari Misi 3: dan seterusnya

H. Sasaran SMK (contoh)


Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan organisasi dan menggambarkan hal-hal
yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan secara operasional.
Sasaran dan indikator sasaran SMK... berdasarkan tujuan sebagai berikut:

13
Tabel 35 Contoh Sasaran Pengembangan Layanan SMK
No Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

1 Meningkatkan kualitas Meningkatnya kualitas 1 Meningkatnya angka


dan kuantitas lulusan dan kuantitas lulusan ketersediaan lulusan di DUDI
yang siap kerja dan yang siap kerja dan
berakhlak mulia berakhlak mulia
2 Meningkatkan Meningkatnya 1 Meningkatnya persentase
kesesuaian lingkungan kesesuaian lingkungan kesesuaian lingkungan sekolah
sekolah berlandaskan sekolah berlandaskan berlandaskan agama dan budaya
agama dan budaya agama dan budaya dengan karakter
dengan karakter dengan industri
industri karakter industri 2 Meningkatnya persentase
pemanfaatan lahan
lingkungan sekolah
3 Meningkatkan layanan Meningkatnya layanan 1 Meningkatnya jumlah
kreativitas dan inovasi kreativitas dan inovasi layanan kreatif dan inovatif
warga sekolah warga sekolah 2 Meningkatnya persentase
peserta dan guru kreatif dan
inovatif
4 Dst

I. Strategi dan Arah Kebijakan

Strategi dan kebijakan dibentuk untuk mencapai tujuan dan sasaran. Strategi
dirumuskan dengan menentukan langkah pilihan yang tepat melalui analisis metode
SWOT.

Adapun interaksi dan hasil interaksi dapat diikuti pada tabel berikut:
Analisis SWOT untuk mencapai sasaran Meningkatnya kuantitas lulusan
yang siap kerja dan berakhlak mulia

Faktor Internal Kekuatan ( S ) Kelemahan ( W )

1. Adanya Sistem manajemen yang 1. Keterbatasan jumlah guru,


berlaku bendahara, sistem informasi
2. Adanya Komitmen pimpinan pendidikan, petugas kebersihan
3.Adanya peralatan yang mencukupi dan penjaga malam dibanding
untuk beragam jenis layanan beban kerjanya
bengkel, penjualan asesoris dan
pendukung bengkel 2. Kurangnya jenis peningkatan
4. Adanya sarana prasarana yang kapasitas (pelatihan) petugas
memadai (gedung, kendaraan yang sudah terpenuhi
operasional, sarana IPAL) 3. Keterbatasan anggaran
5. Adanya jenis ketenagaan yang operasional (listrik, air, internet,
mencukupi (administrasi kepegawaian, kebersihan, dan lain-lain)
pengadministrasi umum, pengurus 4. Keterbatasan anggaran pemeliharaan
barang pembantu, pengelola program sarana prasarana (gedung, peralatan
dan pelaporan, dan kasir ) bengkel, kendaraan operasional,
6. Lokasi yang strategis dan adanya IPAL, dan lain-lain)
akses yang mudah terjangkau 5. Rendahnya gaji/insentif pegawai
masyarakat non PNS

14
Faktor Eksternal
Peluang ( O ) SO WO
1. Meningkatnya minat 1. Mengoptimalkan mutu pelayanan 1. Mengatasi keterbatasan jumlah
masyarakat terhadap melalui sistem manajemen mutu personel SDM melalui peluang
layanan pendidikan SMK yang baik dan peningkatan strata peningkatan pendapatan SMK
dan layanan bengkel akreditasi sekolah (S1,O1) (W1,O1)
SMK serta layanan 2. Mengatasi keterbatasan anggaran
pendukungnya operasional melalui peluang
2. Mengoptimalkan ketersediaan
peralatan dan jenis layanan yang peningkatan pendapatan SMK
dapat dipenuhi (S3,O1) (W3,O1)
3. Mengoptimalkan kondisi sarana 3. Mengatasi keterbatasan anggaran
prasarana melalui pemeliharaan dan pemeliharaan sarana prasarana
perawatan yang baik (S4, O1) melalui peluang peningkatan
4. Mengoptimalkan tenaga pelayanan pendapatan SMK (W4,O1)
dengan panduan SOP Pelayanan (S5, 4. Mengatasi rendahnya gaji/insentif
O1) pegawai Non PNS melalui peluang
peningkatan pendapatan SMK
(W5,O1)
2. Adanya dukungan Mengoptimalkan adanya komitmen 1. Mengatasi keterbatasan anggaran
kebijakan daerah pimpinan dengan memanfaatkan adanya operasional melalui perencanaan
tentang pemenuhan dukungan kebijakan daerah melalui sesuai kebijakan daerah (W3,O2)
sarana dan perencanaan dan manajemen yang baik 2. Mengatasi keterbatasan anggaran
operasional SMK (S2,O2) pemeliharaan sarana prasarana
melalui perencanaan sesuai kebijakan
daerah (W4,O2)

3. Adanya Kebijakan 1. Mengoptimalkan ketersediaan 1. Mengatasi keterbatasan jumlah


Pemerintah dan peralatan dan jenis layanan yang tenaga melalui peluang
Pemda terhadap dapat dipenuhi (S3, O3) peningkatan pendapatan SMK
peningkatan kualitas 2. Mengoptimalkan kondisi sarana (W1,O3)
pendidikan vokasi dan prasarana melalui pemeliharaan dan 2. Mengatasi keterbatasan kapasitas
kejuruan perawatan yang baik (S4, O3) personel SDM melaui peluang
3. Mengoptimalkan tenaga pelayanan peningkatan SMK (W2,O3)
dengan panduan SOP Pelayanan (S5, 3. Mengatasi keterbatasan anggaran
O3) operasional melalui peluang
4. Mengoptimalkan informasi peningkatan pendapatan SMk
keberadaan, layanan bengkel dan (W3,O3)
layanan pendukung SMK dan berbagai 4. Mengatasi keterbatasan anggaran
keunggulannya melalui berbagai pemeliharaan melalui peluang
sarana informasi (S6, O3) peningkatan pendapatan SMk
(W4,O3)

14
ST WT
Ancaman ( T )
1.Tingginya jumlah 1. Mengoptimalkan adanya sistem 1.Mengatasi keterbatasan personel
SMK kompetitor baik manajemen mutu akreditasi SMK SDM untuk mengatasi Jarak SMK
negeri maupun swasta (S1,T1) Kompetitor yang terlalu dekat (W1,
dan jarak yang terlalu 2. Mengoptimalkan jenis layanan T1)
dekat antar SMK dan keunggulan SMK (S6, T1) 2. Meningkatkan jangkauan layanan
tersebut warga sekolah terutama di luar
wilayah dengan tekhnologi
komunikasi untuk mengurangi
beban kerja pegawai non PNS
(W5, T1)
2.Kesadaran 1. Mengoptimalkan mutu pelayanan Mengatasi rendahnya gaji/insentif
masyarakat tentang melalui sistem manajemen pegawai Non PNS untuk mengatasi
hukum, budaya dan mutu, masalah kesadaran masyarakat
agama panduan SOP pelayanan dan tentang hukum, budaya dan agama
pelaksanaan akreditasi SMK melalui tekhnologi komunikasi untuk
sebagai dasar hukum kinerja mengurangi beban kerja pegawai non
pelayanan SMK (S1, T2) PNS (W5,T2)
2. Mengoptimalkan komitmen
pimpinan tentang masalah
perlindungan hukum, budaya
dan agama (S2,T2)
3. Kebijakan pelayanan Mengatasi rendahnya gaji/ insentif
Pendidikan kejuruan 1. Mengoptimalkan mutu pelayanan pegawai non PNS untuk mengatasi
yang berubah-ubah pendidikan kejuruan melalui kebijakan pelayanan yang berubah-
dan tidak sistem manajemen mutu, ubah dan tidak menguntungkan
menguntungkan panduan SOP pelayanan dan tekhnologi komunikasi untuk
pelaksanaan akreditasi SMK mengurangi beban kerja pegawai non
sebagai kebijakan pelayanan PNS (W2.T2)
pendidikan kejuruan di SMK (S1,
T3)
2. Mengoptimalkan komitmen
pimpinan tentang kebijakan
pelayanan pendidikan kejuruan
di SMK (S2,T3)

Selanjutnya dibuat juga Analisis SWOT untuk mencapai sasaran berikutnya


yaitu:
1. Meningkatkan kesesuaian lingkungan sekolah berlandaskan agama
dan budaya dengan karakter industri
2. Meningkatkan layanan kreativitas dan inovasi warga sekolah
3. Meningkatkan kepuasan pelanggan berkaitan dengan layanan
sekolah
4. Dan seterusnya

Strategi untuk mencapai sasaran dan tujuan yang dapat digunakan dari analisa
SWOT sebelumnya beserta arah kebijakan dari setiap strategi adalah sebagai berikut:

14
Tabel 36 Strategi dan Arah Kebijakan
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Meningkatkan kualitas Meningkatnya 1. Mengoptimalkan mutu Monitoring dan evaluasi yang


dan kuantitas lulusan kualitas dan kuantitas pelayanan melalui sistem ketat atas pelaksanaan sisem
yang siap kerja dan lulusan yang siap manajemen mutu yang manajemen mutu yang baik
berakhlak mulia kerja dan berakhlak baik dan peningkatan
mulia strata akreditasi sekolah

2. Mengoptimalkan Meningkatkan kapasitas dan


ketersediaan peralatan kapabilitas, guru, tenaga
dan jenis layanan yang pendidik, dan pengurus barang
dapat dipenuhi pembantu

3. Mengoptimalkan kondisi Meningkatkan kapasitas dan


sarana prasarana melalui kapabilitas, guru, tenaga
pemeliharaan dan pendidik, dan pengurus barang
perawatan yang baik pembantu

4. Mengoptimalkan tenaga Meningkatkan kapasitas dan


pelayanan dengan kapabilitas, guru, tenaga
panduan SOP Pelayanan pendidik, dan pengurus barang
pembantu

5. Mengatasi keterbatasan Menyusun strategi


jumlah personel SDM, pemasaran layanan SMK
keterbatasan anggaran yang baik
operasional, keterbatasan
anggaran pemeliharaan
sarana prasarana, dan
rendahnya gaji/insentif
pegawai Non PNS melalui
perencanaan sesuai
kebijakan daerah serta
peluang peningkatan
pendapatan SMK

6. Mengoptimalkan adanya Identifikasi peluang program-


komitmen pimpinan program pemerintah dan pemda
dengan memanfaatkan yang dapat membantu
adanya dukungan pengembangan SMK
kebijakan daerah melalui
perencanaan dan
manajemen yang baik

7. Mengoptimalkan informasi Meningkatkan promosi


keberadaan, layanan layanan bengkel, layanan
bengkel, layanan pendukung SMK dan
pendukung SMK dan berbagai keunggulannya
berbagai keunggulannya melalui media sosial
melalui berbagai sarana
informasi

Meningkatkan layanan Meningkatnya 1. Penyediaan pendidik 1. Meningkatkan kualifikasi


kreativitas dan inovasi layanan kreativitas dan tenaga kependidikan pendidik dan tenaga

14
warga sekolah dan inovasi warga yang kreatif dan inovatif kependidikan
sekolah
2. Magang pendidik dan
tenaga kependidikan
secara periodik

2. Penyediaan 1. Penerapan Merdeka


pembelajaran untuk belajar
menumbuhkan
2. Pembelajaran Berbasis
kreativitas dan inovasi
Project
peserta didik sesuai
kebutuhan Dunia Kerja
3. dst………. ……………

14
BAB V
PROGRAM, KEGIATAN, SUB-KEGIATAN
DAN KERANGKA PENDANAAN

Renstra yang lengkap juga meliputi Tujuan, Sasaran, Rencana Program dan Kegiatan,
Sub kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Renstra tersebut
dapat terealisasi jika ada pendanaannya yang berasal dari pendapatan SMK. Rencana
pendapatan yang akan dicapai oleh SMK yang akan menerapkan BLUD pada tahun 20X1
sampai dengan 20x5 adalah sebagai berikut:

NO JENIS PENDAPATAN TAHUN 20X1 TAHUN 20X2 TAHUN 20X3 TAHUN 20X4 TAHUN 20X5
1 Jasa Layanan Pendidikan - - - - -
Jasa Layanan Bidang Keahlian
2 Teknologi dan Rekayasa – 21,489,000.00 23,550,000.00 25,450,000.00 29,700,000.00 33,158,000.00
Keahlian Teknik Otomotif
 Jasa Layanan Keahlian Teknik
9,550,000.00 10,800,000.00 11,000,000.00 12,250,000.00 12,800,000.00
Kendaraan Ringan Otomotif
 Jasa Layanan Keahlian Teknik
4,719,000.00 4,950,000.00 5,200,000.00 6,200,000.00 7,250,000.00
dan Bisnis Sepeda Motor
 Jasa Layanan Keahlian Teknik
dan Manajemen Perawatan 3,100,000.00 3,450,000.00 4,000,000.00 5,750,000.00 6,358,000.00
Otomotif
 Jasa Layanan Keahlian
Otomotif Daya dan Konversi 4,120,000.00 4,350,000.00 5,250,000.00 5,500,000.00 6,750,000.00
Energi
3 Pendapatan Hibah 306,550,000.00 313,250,000.00 349,600,000.00 400,000,000.00 480,000,000.00
 Pendapatan Hibah Terikat 125,000,000.00 128,250,000.00 155,000,000.00 175,000,000.00 225,000,000.00
 Pendapatan Hibah Tidak
181,550,000.00 185,000,000.00 194,600,000.00 225,000,000.00 255,000,000.00
Terikat
4 Hasil Kerjasama 127,500,000.00 133,000,000.00 135,500,000.00 144,582,000.00 148,700,000.00
 Kerjasama Pelatihan 25,000,000.00 28,750,000.00 29,000,000.00 35,000,000.00 36,700,000.00
 Kemitraan dengan Pihak
Ketiga - Sewa Peralatan dan 17,500,000.00 18,500,000.00 20,500,000.00 22,000,000.00 23,500,000.00
Mesin
 Kemitraan dengan Pihak Ketiga –
Sewa Gedung dan Bangunan 85,000,000.00 85,750,000.00 86,000,000.00 87,582,000.00 88,500,000.00

5 Operasional APBD 1,230,750,000.00 1,300,250,000.00 1,345,800,000.00 1,385,000,000.00 1,411,525,000.00


6 Bantuan Operasional Sekolah 1,155,000,000.00 1,235,400,000.00 1,290,000,000.00 1,325,000,000.00 1,375,500,000.00
Lain-lain Pendapatan BLUD
7 14,950,000.00 17,101,000.00 18,355,000.00 23,225,000.00 24,000,000.00
yang Sah
 Jasa Giro/Bunga 2,450,000.00 2,627,000.00 2,850,000.00 2,975,000.00 3,000,000.00
 Pengembangan Usaha Kafe 12,500,000.00 14,474,000.00 15,505,000.00 20,250,000.00 21,000,000.00
JUMLAH 2,856,239,000.00 3,022,551,000.00 3,164,705,000.00 3,307,507,000.00 3,472,883,000.00

14
Berdasarkan Rencana Pendapatan SMK dan berdasarkan Tujuan dan Sasaran yang telah
disusun sebelumnya maka selanjutnya dapat disusun rencana program, kegiatan dan sub kegiatan
pada SMK …. Selama … tahun kedepan sesuai periode kepemimpinan Gubernur. Rencana
program, kegiatan dan subkegiatan meliputi berikut ini:

1. Program Penunjang Urusan Pemerintah Daerah yang dibiayai dari dana BLUD meliputi
kegiatan dan sub kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan Administrasi Kepegawaian Perangkat Daerah
1) Sub kegiatan Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Atribut Kelengkapannya
b. Kegiatan Administrasi Umum Perangkat Daerah dan/ atau BLUD
1) sub kegiatan Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
c. Kegiatan Pengadaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintah Daerah
1) sub kegiatan Pengadaan Peralatan dan Mesin Lainnya
2. Program Penunjang Urusan Pemerintah Daerah yang dibiayai dari dana APBD meliputi
kegiatan dan sub kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan Perencanaan, Penganggaran, dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah
1) sub kegiatan Penyusunan Dokumen Perencanaan Perangkat Daerah
2) sub kegiatan Koordinasi dan Penyusunan Dokumen RKA-SKPD
3) sub kegiatan Koordinasi dan Penyusunan Dokumen Perubahan RKA-SKPD
4) sub kegiatan Koordinasi dan Penyusunan DPA-SKPD
5) sub kegiatan Koordinasi dan Penyusunan Perubahan DPA-SKPD
6) sub kegiatan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah
b. Kegiatan Administrasi Keuangan Perangkat Daerah
1) sub kegiatan Penyediaan Administrasi Pelaksanaan Tugas ASN
2) sub kegiatan Pelaksanaan Penatausahaan dan Pengujian/Verifikasi
Keuangan SKPD
3) sub kegiatan Koordinasi dan Pelaksanaan Akuntansi SKPD
4) sub kegiatan Koordinasi dan Penyusunan Laporan Keuangan Akhir Tahun SKPD
5) sub kegiatan Koordinasi dan Penyusunan Laporan Keuangan
Bulanan/Triwulanan/Semesteran SKPD
6) sub kegiatan Penyusunan Pelaporan dan Analisis Prognosis Realisasi Anggaran
c. Kegiatan Administrasi Barang Milik Daerah pada Perangkat Daerah
1) sub kegiatan Rekonsiliasi dan Penyusunan Laporan Barang Milik Daerah pada
SKPD
d. Kegiatan Administrasi Kepegawaian Perangkat Daerah
1) sub kegiatan Koordinasi dan Pelaksanaan Sistem Informasi Kepegawaian
2) sub kegiatan Monitoring, Evaluasi, dan Penilaian Kinerja Pegawai
e. Kegiatan Administrasi Umum Perangkat Daerah
1) sub kegiatan Fasilitasi Kunjungan Tamu
2) sub kegiatan Penyelenggaraan Rapat Koordinasi dan Konsultasi SKPD
3) sub kegiatan Penatausahaan Arsip Dinamis pada SKPD

14
f. Kegiatan Pengadaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintah Daerah
1) sub kegiatan Pengadaan Mebel
2) sub kegiatan Pengadaan Peralatan dan Mesin Lainnya
g. Kegiatan Penyediaan Jasa Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah
1) sub kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
h. Kegiatan Pemeliharaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah
1) sub kegiatan Pemeliharaan Peralatan dan Mesin Lainnya
3. Program Pengelolaan Pendidikan yang dibiayai dari dana BLUD meliputi kegiatan dan
subkegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan Pengelolaan Pendidikan SMK
1) sub kegiatan Link and Match dengan DUNIA KERJA
b. Kegiatan Peningkatan Pelayanan BLUD
1) sub kegiatan Pelayanan TeFa Teknologi dan Rekayasa
4. Program Pengelolaan Pendidikan yang dibiayai dari dana APBD meliputi kegiatan dan
sub kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan Pengelolaan Pendidikan SMK
1) sub kegiatan Pembinaan Minat, Bakat dan Kreativitas peserta didik
2) sub kegiatan Penyelenggaraan Proses Belajar dan Ujian bagi Peserta Didik
3) sub kegiatan Pengadaan Alat Praktik dan Peraga Peserta Didik
4) sub kegiatan Pengembangan Karir Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pada Satuan
Pendidikan SMK

Program, kegiatan dan subkegiatan pada SMK …. berdasarkan tujuan dan sasaran yang
telah ditentukan sebelumnya, secara rinci dapat dilihat dalam Lampiran dokumen Rencana
Strategis BLUD SMK … ini

14
BAB VI
PENUTUP

Renstra Bisnis SMK … merupakan panduan bagi SMK … dalam melaksanakan fungsi
pelayanan kepada masyarakat dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Renstra Bisnis SMK … ditujukan untuk menjabarkan Visi, Misi dan Strategi Pemerintah
Provinsi… pada dokumen RPJMD Pemerintah Provinsi… tahun … sampai dengan tahun ….
yang disusun dalam bentuk Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan SMK …
yang dalam pelaksanaannya disusun program, dan kegiatan, dan sub kegiatan. Visi SMK …
adalah ”Menghasilkan tamatan yang berkualitas, berdedikasi, berkarakter dan ber-taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.”, diharapkan menjadi arah pembangunan pendidikan di
wilayah … selama lima tahun ke depan.
b. SMK … memerlukan Penerapan BLUD yang memiliki fleksibilitas pengelolaan keuangan
yang berbeda dengan pengelolaan keuangan daerah pada umummnya untuk mencapai visi
yang telah ditetapkan.
c. Penyusunan Renstra BLUD 20…-20… merupakan salah satu persyaratan administratif yang
harus dipenuhi untuk menjadi sekolah yang dapat menerapkan BLUD.

6.1. Langkah-langkah Implementasi


Langkah-langkah implementasi untuk pelaksanaan Renstra BLUD SMK …
adalah sebagai berikut:
a. Implementasi penerapan BLUD pada SMK … ini memerlukan masa transisi. Selama
masa transisi akan dilaksanakan sosialisasi, penyesuaian terhadap sistem, pelatihan
sumber daya manusia, desain akuntansi, analisis biaya dan tarif serta langkah-
langkah lain yang diperlukan
b. Situasi yang mempengaruhi SMK … akan selalu mengalami perubahan. Oleh
karena itu, sekolah harus melakukan penyesuaian untuk menjamin konsisten strategi,
kebijakan, program, kegiatan, anggaran dan prosedur pelaksanaan.

6.2. Penutup
SMK sebagai pusat pengembangan, pemberdayaan dan pelayanan pendidikan
kejuruan akan lebih aktif mencari terobosan dalam rangka memberikan kepuasan kepada
pelanggannya. Tugas pimpinan baik di Dinas Pendidikan maupun SMK adalah
menciptakan strategi pelayanan prima di SMK dalam rangka meningkatkan ’image’
masyarakat terhadap SMK, yang berorientasi pa da kepuasan masyarakat. Untuk itu,
semua jajaran di Dinas Pendidikan dan SMK … memiliki komitmen yang tinggi untuk
mewujudkan pelayanan prima di sekolah dengan cara mengubah pola pengelolaan
keuangannya dalam bentuk penerapan BLUD.

14
LAMPIRAN
PROGRAM, KEGIATAN, SUB-KEGIATAN DAN KERANGKA PENDANAAN (contoh)
Tabel 37 Ilustrasi Program dan Kegiatan SMK secara Umum

Data Capaian
pada Tahun Unit Kerja
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Perangkat
Perencanaan Sumber
Daerah
Dana
Penanggung
Program/ Kegiatan/ jawab
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan

20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4

Terea Rp.
Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000
lisasi (000)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Meningkatkan Peserta PROGRAM Persentase 0% - 0,025% 140.000 0,025% 170.000 0,025% 175.000 0,025% 178.606 0,025% 187.53 Kepala BLUD
Pelayanan didik, PENUNJANG URUSAN Peningkatan 6 Sekolah
pendidik dan pendidik, PEMERINTAH Pendapatan
tenaga tendik/ DAERAH (BLUD) Unit Produksi
kependidikan, pegawai dan Jasa
Pelayanan
Sarana dan
Prasarana
Administrasi Jumlah 0 - 1 20.000 1 20.500 1 22.000 1 23.100 1 24.255 Kasubag
Kepegawaian dokumen doku dokum doku doku doku dokum TU
Perangkat Daerah ketatausahaan men en men men men en
dan
kepegawaian

Pengadaan Pakaian Jumlah 0 - 1 paket 40.000 1 44.000 1 46.200 1 48.510 1 paket 50.936 Kasubag TU
Dinas Beserta Atribut pengadaaan paket paket paket paket
Kelengkapannya pakaian dinas

Administrasi Umum Jumlah 0 - 12 20.000 12 20.500 12 22.000 12 23.100 12 24.255 Kasubag


Perangkat Daerah dan/ Laporan lapor lapor lapor lapor lapor lapor TU
atau BLUD Penyediaan an an an an an an
Barang dan
Jasa

14
Data Capaian
pada Tahun Unit Kerja
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Perangkat
Sumber
Perencanaan Daerah
Dana
Penanggung
Program/ Kegiatan/ jawab
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan

20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4

Terea Rp.
Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000
lisasi (000)

Penyediaan Peralatan Jumlah paket 0 - 1 20.000 1 20.500 1 22.000 1 23.100 1 24.255 Kasubag TU
dan Perlengkapan pengadaan paket paket paket paket paket paket
Kantor

Pengadaan Barang Jumlah 0 - 2 100.000 2 105.000 2 106.800 2 106.99 2 112.3 Waka


Milik Daerah Laporan lapor lapor lapor lapor lapor 6 lapor 46 Sarpras
Penunjang Urusan Pengadaan an an an an an an
Pemerintah Daerah Sarana dan
Prasarana

Pengadaan Peralatan Jumlah 0 - 1 paket 100.000 1 105.000 1 106.800 1 106.996 1 paket 112.34 Waka
dan Mesin Lainnya peralatan dan paket paket paket paket 6 Sarpras
mesin lainnya

Meningkatkan Peserta PROGRAM Persentase 85% 85% 529.190 85% 555.650 86% 583.432 86% 612.604 86% 643.23 Kepala APBD
pelayanan didik, PENUNJANG URUSAN Indikator 286.7 4 Sekolah
Pengelolaan pendidik, PEMERINTAH Program yang 00
SMK, tendik/pega DAERAH (APBD) Tercapai
pelayanan wai, alumni,
biaya operasi, masyarakat
pelayanan Persentase 85% 85% 85% 86% 86% 86%
Sarana dan realisasi
Prasarana, anggaran
pelayanan
pendidik dan
tenaga Indeks 80% 80% 80% 81% 81% 81%
kependidikan profesionalitas
ASN

15
Data Capaian
pada Tahun Unit Kerja
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Perangkat
Sumber
Perencanaan Daerah
Dana
Penanggung
Program/ Kegiatan/ jawab
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan

20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4

Terea Rp.
Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000
lisasi (000)

Perencanaan, Jumlah 0 dok 4 16.400 4 17.220 4 18.081 4 18.985 4 19.934 Kasubag APBD
Penganggaran, dan Dokumen umen 2.200 dokum doku doku doku dokum TU
Evaluasi Kinerja Perencanaan en men men men en
Perangkat Daerah dan Anggaran
Perangkat
Daerah

Penyusunan Dokumen Jumlah 0 7 4.500 7 4.725 11 4.961 11 5.209 11 5.470 Kasubag TU APBD
Perencanaan Perangkat Dokumen doku doku doku doku doku doku
Daerah perencanaan men men men men men men
perangkat
daerah

Koordinasi dan Jumlah 1 1 2.300 1 2.415 1 2.536 1 2.663 1 2.796 Kasubag TU APBD
Penyusunan Dokumen dokumen RKA doku 2.200 doku doku doku doku doku
RKA-SKPD men men men men men men

Koordinasi dan Jumlah 0 1 2.300 1 2.415 1 2.536 1 2.663 1 2.796 Kasubag TU APBD
Penyusunan Dokumen dokumen RKA doku doku doku doku doku doku
Perubahan RKA-SKPD Perubahan men men men men men men

Koordinasi dan Jumlah 0 1 2.500 1 2.625 1 2.756 1 2.894 1 3.039 Kasubag TU APBD
Penyusunan DPA-SKPD dokumen DPA doku doku doku doku doku doku
men men men men men men

Koordinasi dan Jumlah 0 1 2.500 1 2.625 1 2.756 1 2.894 1 3.039 Kasubag TU APBD
Penyusunan Perubahan dokumen DPA doku doku doku doku doku doku
DPA-SKPD Perubahan men men men men men men

15
Data Capaian
pada Tahun Unit Kerja
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Perangkat
Sumber
Perencanaan Daerah
Dana
Penanggung
Program/ Kegiatan/ jawab
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan

20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4

Terea Rp.
Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000
lisasi (000)

Evaluasi Kinerja Jumlah dokumen 0 1 2.300 1 2.415 1 2.536 1 2.663 1 2.796 Kasubag TU APBD
Perangkat Daerah evaluasi kinerja doku doku doku doku doku doku
men men men men men men

Administrasi Jumlah laporan 0 0 12 63.990 12 67.190 12 70.549 12 74.076 12 77.780 Kasubag APBD
Keuangan Perangkat pertanggungja laporan lapor lapor lapor lapor lapor TU
Daerah waban an an an an an
keuangan

Penyediaan Administrasi jumlah laporan 0 12 51.620 12 54.201 12 56.911 12 59.757 12 62.744 Kasubag TU APBD
Pelaksanaan Tugas ASN Administrasi laporan lapor lapor lapor lapor lapora
Pelaksanaan an an an an n
Tugas ASN

Pelaksanaan Jumlah laporan 0 12 1.125 12 1.181 12 1.240 12 1.302 12 1.367 Kasubag TU APBD
Penatausahaan dan verifikasi laporan lapor lapor lapor lapor lapora
Pengujian/Verifikasi penatausahaan an an an an n
Keuangan SKPD

Koordinasi dan Jumlah Laporan 0 12 3.000 12 3.150 12 3.308 12 3.473 12 3.647 Kasubag TU APBD
Pelaksanaan Akuntansi akuntansi laporan lapor lapor lapor lapor lapora
SKPD perangkat daerah an an an an n

Koordinasi dan Jumlah dokumen 0 2 2.460 2 2.583 2 2.712 2 2.848 2 2.990 Kasubag TU APBD
Penyusunan Laporan keuangan SKPD dokume doku doku doku doku doku
Keuangan Akhir Tahun n men men men men men
SKPD

15
Data Capaian
pada Tahun Unit Kerja
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Perangkat
Sumber
Perencanaan Daerah
Dana
Penanggung
Program/ Kegiatan/ jawab
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan

20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4

Terea Rp.
Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000
lisasi (000)

Koordinasi dan Jumlah laporan 0 12 2.000 12 2.100 12 2.205 12 2.315 12 2.431 Kasubag TU APBD
Penyusunan Laporan keuangan laporan lapor lapor lapor lapor lapora
Keuangan an an an an n
Bulanan/Triwulanan/Se
mesteran SKPD

Penyusunan Pelaporan Jumlah laporan 0 1 3.785 1 3.974 1 4.173 1 4.382 1 4.601 Kasubag TU APBD
dan Analisis Prognosis prognosis laporan lapor lapor lapor lapor lapora
Realisasi Anggaran an an an an n

Administrasi Barang Jumlah 0 0 12 4.000 12 4.200 12 4.410 12 4.631 12 4.862 Waka APBD
Milik Daerah pada Laporan Lapor Lapo Lapo Lapo Lapo Lapor Sarpras
Perangkat Daerah Pengelolaan an ran ran ran ran an
Barang Milik
Daerah

Rekonsiliasi dan Jumlah Kegiatan 0 12 4.000 12 4.200 12 4.410 12 4.631 12 4.862 Waka APBD
Penyusunan Laporan dan Laporan Lapor Lapor Lapo Lapo Lapo Lapor Sarpras
Barang Milik Daerah an an ran ran ran an
pada SKPD

Administrasi Jumlah 0 12 6.500 12 6.825 12 7.166 12 7.525 12 7.901 Kasubag APBD


Kepegawaian dokumen Lapor 6.500 Lapo Lapo Lapo Lapo Lapor TU
Perangkat Daerah ketatausahaan an ran ran ran ran an
dan
kepegawaian

Koordinasi dan Jumlah laporan 12 12 4.000 12 4.200 12 4.410 12 4.631 12 4.862 Kasubag TU APBD
Pelaksanaan Sistem data pegawai laporan 4.000 lapor lapor lapor lapor lapora
Informasi Kepegawaian an an an an n

15
Data Capaian
pada Tahun Unit Kerja
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Perangkat
Sumber
Perencanaan Daerah
Dana
Penanggung
Program/ Kegiatan/ jawab
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan

20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4

Terea Rp.
Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000
lisasi (000)

Monitoring, Evaluasi, Jumlah laporan 12 12 2.500 12 2.625 12 2.756 12 2.894 12 3.039 Kasubag TU APBD
dan Penilaian Kinerja SKP yang tepat laporan 2.500 lapor lapor lapor lapor lapora
Pegawai waktu an an an an n

Administrasi Umum Jumlah 0 20.00 3 162.100 3 170.205 3 178.715 3 187.651 3 197.034 Kasubag APBD
Perangkat Daerah Laporan laporan 0 lapor lapor lapor lapor lapor TU
Penyediaan an an an an an
Barang dan
Jasa

Fasilitasi Kunjungan jumlah paket 10 kali 20.00 10 23.000 10 24.150 10 25.358 10 26.625 10 kali 27.957 Kasubag TU APBD
Tamu pengadaan 0 kali kali kali kali

Penyelenggaraan Rapat Jumlah Laporan 0 1 136.000 1 142.800 1 149.940 1 157.437 1 165.309 Kasubag TU APBD
Koordinasi dan Konsultasi laporan lapor lapor lapor lapor lapora
SKPD an an an an n

Penatausahaan Arsip Jumlah daftar 0 3 3.100 3 3.255 3 3.418 3 3.589 3 3.768 Kasubag TU APBD
Dinamis pada SKPD arsip aktif, arsip doku doku doku doku doku doku
inaktif, arsip vital men men men men men men

Pengadaan Barang Jumlah 2 2 140.000 2 147.000 2 154.350 2 162.068 2 170.171 Waka APBD
Milik Daerah Laporan lapor 140.0 lapor lapor lapor lapor lapor Sarpras
Penunjang Urusan Pengadaan an 00 an an an an an
Pemerintah Daerah Barang Milik
Daerah
Penunjang
Urusan
Pemerintah
Daerah

15
Data Capaian
pada Tahun Unit Kerja
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Perangkat
Perencanaan Sumber
Daerah
Dana
Penanggung
Program/ Kegiatan/ jawab
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan

20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4

Terea Rp.
Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000
lisasi (000)

Pengadaan Mebel Jumlah mebel 1 set 40.00 1 set 40.000 1 set 42.000 1 set 44.100 1 set 46.305 1 set 48.620 Waka APBD
0 Sarpras

Pengadaan Peralatan Jumlah 1 1 paket 100.000 1 105.000 1 110.250 1 115.763 1 121.551 Waka APBD
dan Mesin Lainnya peralatan dan paket 100.0 paket paket paket paket Sarpras
mesin lainnya 00

Penyediaan Jasa Jumlah laporan 0 12 121.200 12 127.260 12 133.623 12 140.304 12 147.319 Waka APBD
Penunjang Urusan Penyediaan laporan 118.0 laporan laporan laporan Sarpras
Pemerintahan Daerah Jasa 00 laporan laporan
Penunjang
Urusan
Pemerintahan
Daerah

Penyediaan Jasa Jumlah 12 12 121.200 12 127.260 12 133.623 12 140.304 12 147.319 Waka APBD
Komunikasi, Sumber penyediaan Jas a bulan 118.0 bulan bulan bulan bulan bulan Sarpras
Daya Air dan Listrik Komunikasi, 00
Sumber Daya Air
dan Listrik

Pemeliharaan Barang Jumlah laporan 0 0 12 15.000 12 15.750 12 16.538 12 17.364 12 18.233 Waka APBD
Milik Daerah Pemeliharaan laporan laporan laporan laporan Sarpras
Penunjang Urusan Barang Milik laporan laporan
Pemerintahan Daerah Daerah
Penunjang
Urusan
Pemerintahan
Daerah

15
Data Capaian
pada Tahun Unit Kerja
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Perangkat
Sumber
Perencanaan Daerah
Dana
Penanggung
Program/ Kegiatan/ jawab
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan

20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4

Terea Rp.
Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000
lisasi (000)

Pemeliharaan Peralatan Jumlah peralatan 0 0 6 15.000 6 15.750 6 16.538 6 17.364 6 18.233 Waka APBD
dan Mesin Lainnya dan mesin paket paket paket paket Sarpras
lainnya yang paket paket
dipelihara

Meningkatkan Peserta PROGRAM Persentase 100% 30.00 100% 71.000 100% 74.550 100% 78.278 100% 82.191 100% 86.301 Kepala BLUD
pelayanan didik, PENGELOLAAN Kelulusan 0 Sekolah
pengelolaan pendidik, PENDIDIKAN (BLUD) Peserta Didik
pendidikan, tendik/peg
pelayanan awai,
pengembang alumni
an kurikulum
satuan
pendidikan, Pengelolaan Jumlah lulusan 350 10.00 385 50.000 392 52.500 399 55.125 406 57.881 413 60.775 Kepala BLUD
pelayanan Pendidikan SMK yang terserap 0 orang orang orang orang Sekolah
capaian di dunia kerja orang orang
kompetensi dan
lulusan, berwirausaha
Pelayanan
proses
pembelajaran Link and Match dengan Jumlah MOU 1 10.00 1 50.000 1 52.500 1 55.125 1 57.881 1 60.775 Waka BLUD
DUNIA KERJA dengan dunia paket 0 paket paket paket paket paket Humas
kerja

Jumlah lulusan 350 o 385 392 399 406 413 Waka BLUD
yang terserap di rang orang orang orang orang Humas
dunia kerja orang

Peningkatan Persentase 0% 20.000 5% 21.000 5% 22.050 5% 23.153 5% 24.310 5% 25.526 Kepala Fungsi
Pelayanan BLUD Peningkatan Sekolah onal
Sales Growth BLUD

15
Data Capaian
pada Tahun Unit Kerja
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Perangkat
Sumber
Perencanaan Daerah
Dana
Penanggung
Program/ Kegiatan/ jawab
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan

20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4

Terea Rp.
Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000
lisasi (000)

Pelayanan TEFA Jumlah program 10% 20.00 20% 21.000 30% 22.050 40% 23.153 50% 24.310 60% 25.526 Kepala BLUD
Teknologi dan Rekayasa keahlian yang 0 Sekolah
melaksanakan
TEFA

Meningkatkan Peserta PROGRAM Persentase 100% 100% 205.223 100% 215.484 100% 226.258 100% 237.571 100% 249.449 Kepala APBD
pelayanan didik, PENGELOLAAN Kelulusan 195.4 Sekolah
pengelolaan pendidik, PENDIDIKAN (APBD) peserta didik 50
pendidikan, tendik/pega
pelayanan wai, alumni
capaian
kompetensi
lulusan, Pengelolaan Jumlah lulusan 350 385 205.223 392 215.484 399 226.258 406 237.571 413 249.449 Kepala APBD
Pelayanan Pendidikan SMK yang terserap 195.450 orang Sekolah
proses di dunia kerja orang orang orang orang orang
pembelajaran dan
dan penilaian berwirausaha
pendidikan,
Pelayanan
Sarana dan
Prasarana, Jumlah peserta 6 8 10 12 14 16
Pelayanan didik yang peserta peserta peserta peserta peserta peserta
pendidik dan mengikuti didik didik didik didik didik didik
tenaga Lomba
kependidikan

Jumlah guru 2 3 4 5 6 7
yang guru guru guru guru guru
mendapatkan guru
pelatihan

15
Data Capaian
pada Tahun Unit Kerja
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Perangkat
Perencanaan Sumber
Daerah
Dana
Penanggung
Program/ Kegiatan/ jawab
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan

20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4

Terea Rp.
Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000
lisasi (000)

Pembinaan Minat, Bakat Jumlah kegiatan 10 kali 40.00 11 kali 42.000 12 kali 44.100 13 kali 46.305 14 kali 48.620 15 kali 51.051 Waka APBD
dan Kreativitas peserta pembinaan Minat 0 Kesiswaan
didik Bakat dan
Kreativitas
peserta didik

Penyelenggaraan Proses Jumlah peserta 2.380 70.45 2.381 73.973 2.382 77.671 2.383 81.555 2.384 85.632 2.385 89.914 Waka APBD
Belajar dan Ujian bagi didik yg peserta 0 peserta peserta peserta peserta peserta Kurikulum
Peserta Didik mengikuti proses didik didik didik didik didik didik
belajar

Pengadaan Alat Praktik Jumlah alat 0 unit 35.00 1 unit 36.750 2 unit 38.588 3 unit 40.517 4 unit 42.543 5 unit 44.670 Waka APBD
dan Peraga Peserta Didik praktek dan 0 Sarpras
peraga peserta
didik

Pengembangan Karir Jumlah Guru dan 2 50.00 3 52.500 4 55.125 5 57.881 6 60.775 7 orang 63.814 Waka APBD
Pendidik dan Tenaga Tenaga orang 0 orang orang orang orang PSDM
Kependidikan Pada Satuan Kependidikan
Pendidikan SMK yang mengikuti
pengembangan
karir

JUMLAH TOTAL BELANJA 1.536, 2.856,23 3.022,55 3.164,7 3.307,5 3.472,8


45 9 1 05 07 83

Keterangan:
Kolom 1: diisi dengan tujuan pelaksanaan program/kegiatan/sub kegiatan
Kolom 2: diisi dengan sasaran (subyek maupun obyek) pelaksanaan program/kegiatan/sub kegiatan
Kolom 3: diisi dengan nama program/kegiatan/sub kegiatan sesuai dengan e-blud

15
Kolom 4: diisi dengan indikator ketercapaian program/kegiatan/sub kegiatan
Kolom 5: diisi dengan data capaian/realisasi pada tahun awal perencanaan (tahun pengajuan BLUD)
Kolom 6: diisi dengan data capaian/realisasi anggaran pada tahun awal perencanaan (tahun pengajuan BLUD)
Kolom 7: diisi dengan target kinerja pada tahun+1
Kolom 8: diisi dengan target pendanaan program/kegiatan/sub kegiatan pada tahun n+1
Kolom 9: diisi dengan target kinerja pada tahun n+2
Kolom 10: diisi dengan target pendanaan program/kegiatan/sub kegiatan pada tahun n+2
Kolom 11: diisi dengan target kinerja pada tahun n+3
Kolom 12: diisi dengan target pendanaan program/kegiatan/sub kegiatan pada tahun n+3
Kolom 13: diisi dengan target kinerja pada tahun n+4
Kolom 14: diisi dengan target pendanaan program/kegiatan/sub kegiatan pada tahun n+4
Kolom 15: diisi dengan target kinerja pada tahun n+5
Kolom 16: diisi dengan target pendanaan program/kegiatan/sub kegiatan pada tahun n+5
Kolom 17: diisi dengan pejabat penanggung jawab program/kegiatan/sub kegiatan
Kolom 18: diisi dengan sumber dana program/kegiatan/sub kegiatan

15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan publik dalam penyelenggaraan pelayanan yang menyangkut
masyarakat umum selalu dihadapkan dengan norma, aturan, standar, dan ukuran yang
harus dipenuhi agar dalam menjalankan pelayanan dapat diberikan secara akuntabel, bisa
dipertanggung jawabkan dan berkinerja tinggi.

Pasal 13 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 tentang


Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah
menyatakan bahwa “Selain UPTD Provinsi terdapat unit pelaksana teknis dinas Daerah
provinsi di bidang pendidikan berupa satuan pendidikan daerah provinsi”. Pasal 3
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menjelaskan mengenai pendidikan nasional yang berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Penjelasan pasal 15 Undang-undang tersebut juga
menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dan mandiri di bidang tertentu.
Pasal 1 angka 4 Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional
Pendidikan SMK/MAK semakin memperjelas definisi sekolah untuk pendidikan kejuruan
yaitu SMK, yang selanjutnya disingkat SMK adalah pendidikan formal pada jenjang
pendidikan menengah yang menyelenggarakan program kejuruan. Dengan demikian
dapat disimpulkan SMK adalah UPTD Provinsi yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan pendidikan yang merupakan sarana pelayanan
pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan
menengah sebagai lanjutan dari SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan
dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs.

Pelayanan publik harus menjadi pelayanan yang berkualitas, disamping hal


tersebut pelayanan publik juga dituntut untuk memberikan pelayanan yang aman
(safety), sehingga tidak terjadi sesuatu tindakan yang membahayakan maupun
mencederai pelanggan, oleh karena itu perlu disusun sistem manajemen untuk mencegah
terjadinya kejadian yang tidak diinginkan, yang meliputi: Identifikasi risiko, analisis
risiko, evaluasi risiko, penanganan risiko, monitoring yang berkesinambungan, dan
komunikasi. Untuk melakukan monitoring yang berkesinambungan diperlukan adanya
indikator (tolak ukur) dan target (threshold) yang harus dicapai atau dipenuhi.

Upaya untuk meningkatkan kepuasan bahkan kesetiaan pelanggan dan menjamin


kualitas pendidikan kejuruan dapat dilakukan dengan standarisasi pelayanan. Bagaimana
penerapan standar pelayanan tersebut apakah telah

16
dapat menjamin kepuasan pelanggan dan kualitas pendidikan kejuruan harus dapat
ditunjukkan dengan fakta, oleh karena itu pengukuran (indikator) dan target pencapaian
untuk tiap indikator perlu disusun, disepakati, dan ditetapkan sebagai acuan.

Penjaminan kualitas pendidikan dan terlaksananya pelayanan pendidikan yang


bermutu/dapat menjamin kepuasan pelanggan, maka dari itu SMK perlu mengembangkan
SPM yang merupakan salah satu syarat administrasi SMK yang akan menerapkan BLUD
dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2018 tentang SPM,
Permendikbud Nomor 32 tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Minimal
Pendidikan, Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan
SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan, Permendagri Nomor 100 Tahun 2018 tentang
Penerapan SPM dan Permendagri Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD. SPM seperti
yang dijelaskan dalam peraturan-peraturan tersebut memuat batasan minimal mengenai
jenis dan mutu layanan dasar yang harus dipenuhi oleh unit pelaksana teknis dinas/badan
daerah yang akan menerapkan BLUD.

SPM diatur dengan Peraturan Kepala Daerah untuk menjamin ketersediaan,


keterjangkauan, pemerataan, kesetaraan, kemudahan dan kualitas layanan umum yang
diberikan oleh unit pelaksana teknis dinas/badan daerah yang akan menerapkan BLUD
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

SMK mengemban dua tugas untuk memenuhi SPM tersebut, karena SMK sebagai
bagian dari Pemerintah Daerah yang harus memenuhi hak-hak konstitusional masyarakat,
juga sebagai UPTD yang menerapkan BLUD. BLUD SMK melaksanakan Pelayanan
Dasar SPM Pendidikan dan SPM Pendukung yang disesuaikan dengan kemampuan
BLUD SMK tersebut. Penyusunan SPM BLUD SMK mempergunakan bahasa yang
mudah dimengerti dan dipahami, sehingga penerima layanan memiliki pemahaman yang
sama tentang ukuran kinerja.

SPM Pendidikan dapat diuraikan secara sederhana ke dalam butir-butir sebagai


berikut:
1. Merupakan kewajiban bagi semua Pemerintah Daerah;
2. Hak setiap warga Negara untuk memperoleh Jenis Pelayanan Dasar;
3. Sebagai bagian dari Alat ukur kinerja Kepala Daerah;
4. Semua Daerah melaksanakan Jenis Pelayanan Dasar yang sama;
5. SPM Pendidikan masing-masing SMK sesuai kemampuan SMK melayani Jenis
Pelayanan Dasar;
6. Pelaksanaan SPM Pendidikan dievaluasi secara nasional dan dapat dilakukan
perubahan jika dinilai perlu diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah;
7. SPM setiap SMK dapat berbeda tergantung kondisi, karakteristik, cakupan
layanan masing-masing SMK;
8. SPM BLUD SMK tidak terbatas pada layanan pendidikan tetapi dapat melakukan
layanan lainnya yang dibutuhkan oleh konsumen SMK sebagai

16
pendukung layanan utamanya, sehingga SPM BLUD SMK dapat disesuaikan setiap
saat berdasarkan jenis pelayanan yang dibutuhkan konsumen; dan
9. SPM BLUD SMK ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.

B. Tujuan
Tujuan disusunnya SPM BLUD SMK adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pedoman dalam penyelenggaraan layanan.
2. Terjaminnya hak pengguna layanan dalam menerima suatu layanan.
3. Digunakan sebagai acuan untuk menentukan alokasi anggaran yang
dibutuhkan.
4. Terciptanya akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan layanan.
5. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan SMK.

C. Pengertian
SPM adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan
urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal.
SPM di SMK menjadi acuan SMK dalam mencapai standar kinerja, membuat
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan Pelayanan Pengelolaan Pendidikan dan
Pelayanan Penunjang Pendidikan. Ada 3 (tiga) Jenis SPM yaitu SPM Pendidikan, SPM
BLUD dan SPM BLUD SMK sebagai berikut:

1. SPM Pendidikan
SPM Pendidikan adalah:
a. SPM, yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan mengenai Jenis dan
Mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang
berhak diperoleh setiap Warga Negara secara minimal.
b. Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar
Warga Negara.
c. Jenis Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan dalam rangka penyediaan barang
dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak diperoleh oleh setiap Warga Negara
secara minimal.
d. Mutu Pelayanan Dasar adalah ukuran kuantitas dan kualitas barang dan/atau jasa
kebutuhan dasar serta pemenuhannya secara minimal dalam Pelayanan Dasar
sesuai standar teknis agar hidup secara layak.
e. Urusan Pemerintahan Wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib
diselenggarakan oleh semua Daerah.

2. SPM BLUD
SPM BLUD adalah SPM memuat batasan minimal mengenai jenis dan mutu
layanan dasar yang harus dipenuhi oleh unit pelaksana teknis dinas/badan daerah
yang akan menerapkan BLUD, untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan,
pemerataan, kesetaraan, kemudahan dan kualitas layanan umum yang diberikan oleh
unit pelaksana teknis dinas/badan daerah yang menerapkan BLUD sesuai dengan
ketentuan

16
peraturan perundang-undangan. SPM BLUD ditetapkan dengan Peraturan Kepala
Daerah.

3. SPM BLUD SMK


SPM BLUD SMK adalah SPM memuat batasan minimal mengenai jenis dan
mutu layanan utama dan penunjang yang harus dipenuhi oleh SMK yang akan
menerapkan BLUD, untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan,
kesetaraan, kemudahan dan kualitas layanan umum yang diberikan oleh SMK yang
menerapkan BLUD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. SPM
BLUD SMK ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah

D. Landasan Hukum
Penjaminan kualitas pendidikan dan terlaksananya pelayanan pendidikan yang
bermutu/dapat menjamin kepuasan pelanggan, maka SMK perlu mengembangkan SPM
yang merupakan salah satu syarat administrasi BLUD SMK dengan mengacu pada:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal;
2. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia No 32 tahun
2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Minimal Pendidikan;
3. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang Penerapan Standar
Pelayanan Minimal ; dan
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD.

E. Perubahan SPM
SPM BLUD SMK ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan SPM SMK sebagaimana disebutkan di atas,
serta disesuaikan dengan tugas, fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan organisasi
SMK serta perubahan lingkungan.

F. Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian Dokumen SPM BLUD SMK adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
BAB II STANDAR PELAYANAN MINIMAL
A. Jenis Pelayanan
B. Prosedur Pelayanan
C. Standar Pelayanan Minimal SMK
BAB III RENCANA PENCAPAIAN SPM
A. Rencana Kegiatan Pencapaian Kinerja SPM
B. Strategi Pencapaian SPM
BAB IV SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA

16
Memuat tentang rencana strategis dan penganggaran SPM, monitoring dan
pengawasan pelaksanaan SPM serta Pengukuran capaian dan evaluasi kinerja
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN

G. Langkah Penyusunan Dokumen SPM BLUD SMK


Langkah-langkah penyusunan dokumen SPM BLUD SMK adalah sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi Jenis Pelayanan yang saat ini telah mampu disediakan oleh SMK
untuk masyarakat.
2. Melakukan kajian Modul Penilaian dan Penetapan BLUD yang diterbitkan oleh
Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, maka
SPM BLUD SMK perlu memperhatikan:
a. Penjelasan Standar Pelayanan Minimal di SMK BLUD:
1) Fokus, mengutamakan kegiatan pelayanan yang menunjang terwujudnya
tugas dan fungsi BLUD
2) Terukur, merupakan kegiatan yang pencapaiannya dapat dinilai sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan;
3) Dapat dicapai, merupakan kegiatan nyata, dapat dihitung tingkat
pencapaiannya, rasional, sesuai dengan kemampuan dan tingkat
pemanfaatannya;
4) Relevan, dan dapat diandalkan merupakan kegiatan yang sejalan, berkaitan
dan dapat dipercaya untuk menunjang tugas dan fungsi BLUD;
5) Tepat waktu atau kerangka waktu, merupakan kesesuaian jadwal dan
kegiatan yang telah ditetapkan.
b. Kelengkapan jenis pelayanan sesuai dengan SPM BLUD SMK.
c. Keterkaitan yang kuat antara SPM BLUD SMK dengan Renstra Dinas
Pendidikan.
d. Penyusunan SPM BLUD SMK oleh sekolah dan penetapan oleh Kepala
Daerah melalui Peraturan Kepala Daerah.

3. Identifikasi Jenis Pelayanan yang akan dikembangkan untuk dapat disediakan bagi
semua warga di SMK di masa mendatang. Jenis pelayanan ini yang akan dimasukkan
ke dalam Renstra SMK sebagai Rencana Pengembangan dalam kurun waktu lima
tahun mendatang.

4. Pemilihan Jenis Pelayanan sesuai pada poin 1 dan 3 yang dipastikan dapat
dilaksanakan dengan kualitas terbaik melalui pendampingan oleh Dinas Pendidikan
setempat. Dokumen ini selanjutnya diserahkan kepada dinas Pendidikan untuk
ditetapkan sebagai lampiran Perkada tentang BLUD SMK.

16
BAB II
STANDAR PELAYANAN MINIMAL

A. Jenis Pelayanan
Berdasarkan Permendikbud Nomor 32 tahun 2018 tentang Standar Teknis
Pelayanan Minimal Pendidikan bahwa Jenis Pelayanan Dasar pada SPM Pendidikan
daerah provinsi terdiri atas:
a. pendidikan menengah; dan
b. pendidikan khusus

Pendidikan menengah terdiri atas:


a. Sekolah Menengah Atas; dan
b. Sekolah Menengah Kejuruan.

B. Cakupan Mutu Pelayanan


Cakupan Mutu Pelayanan Dasar untuk setiap Jenis Pelayanan Dasar SPM
Pendidikan mencakup:
1. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa;
2. standar jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan; dan
3. tata cara pemenuhan standar.

Standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa meliputi:


1. standar satuan pendidikan; dan
2. standar biaya pribadi Peserta Didik.

Standar satuan pendidikan terdiri atas:


1. standar kompetensi lulusan;
2. standar isi;
3. standar proses;
4. standar sarana dan prasarana;
5. standar pengelolaan;
6. standar pembiayaan; dan
7. standar penilaian

Pembiayaan pendidikan adalah sebagai berikut.


1. Pembiayaan pendidikan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah
Daerah dibebankan kepada Pemerintah Daerah untuk:
a. pendidikan dasar; dan
b. pendidikan menengah bagi daerah yang telah melaksanakan wajib belajar 12
(dua belas) tahun.
2. Dalam hal daerah yang belum melaksanakan wajib belajar 12 (dua belas) tahun,
maka pembiayaan pendidikan menengah bagi satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah dibebankan kepada Peserta Didik atau
orangtua/wali.

16
3. Besaran nilai pembiayaan pendidikan yang dibebankan kepada Peserta Didik atau
orangtua/wali untuk pendidikan menengah bagi satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah ditetapkan oleh gubernur sesuai dengan
standar biaya yang berlaku di daerah setempat.
4. Kepala satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat menetapkan
besaran pembiayaan pendidikan setelah mendapatkan pertimbangan dari komite
sekolah.

Standar untuk SMK terdiri atas Standar jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga
kependidikan pada SMK terdiri atas:

1. Jenis pendidik dan tenaga kependidikan;


Jenis pendidik yaitu guru mata pelajaran sesuai dengan kebutuhan kurikulum. Jenis
tenaga kependidikan terdiri atas:
a. kepala sekolah;
b. tenaga laboratorium/bengkel/workshop; dan
c. tenaga penunjang lainnya.

2. Kualitas pendidik dan tenaga kependidikan;


Kualitas pendidik sebagai berikut:
a. paling rendah memiliki ijazah Diploma empat (D-IV) atau Sarjana (S1); dan
b. memiliki sertifikat pendidik.
Kualitas tenaga kependidikan sebagai berikut:
a. kepala sekolah:
a) paling rendah memiliki ijazah Diploma empat (D-IV) atau Sarjana (S1);
b) memiliki sertifikat pendidik; dan
c) memiliki surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah.
b. tenaga laboratorium/bengkel/workshop paling rendah memiliki ijazah
SMA/SMK/sederajat.
c. tenaga penunjang lainnya paling rendah memiliki ijazah SMA/sederajat. Kualitas
tenaga kependidikan yang memiliki ijazah SMK relevan dengan kebutuhan
laboratorium/bengkel/ workshop.
3. jumlah pendidik dan tenaga kependidikan.

C. Tata Cara Pemenuhan Standar


Tata Cara Pemenuhan Standar Jumlah dan Kualitas Pendidik dan Tenaga
Kependidikan pada SMK didasarkan pada tata cara perhitungan pemenuhan kebutuhan
pendidik dengan memperhatikan hal sebagai berikut:
a. jumlah rombongan belajar pada satuan pendidikan;
b. kewajiban pemenuhan beban mengajar; dan
c. jumlah jam mata pelajaran dalam struktur kurikulum yang diatur sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

16
Pemenuhan jumlah tenaga kependidikan pada SMK didasarkan pada tata cara
perhitungan pemenuhan tenaga kependidikan sebagai berikut:
a. 1 (satu) kepala sekolah per satuan pendidikan;
b. 1(satu) tenaga laboratorium/bengkel/workshop per laboratorium/bengkel/ workshop;
dan
c. 1 (satu) tenaga penunjang lainnya per satuan pendidikan.

D. Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan di SMK disusun dalam bentuk Standar Operasional Prosedur
(SOP) yang dituangkan dalam dokumen Tata kelola yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.
SOP merupakan serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan aktivitas. Tujuan penyusunan SOP di SMK adalah agar berbagai proses
kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif, konsisten/seragam dan aman dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku. Manfaat SOP
bagi SMK adalah memenuhi persyaratan standar pelayanan pendidikan,
mendokumentasikan langkah-langkah kegiatan dan memastikan staf SMK memahami
bagaimana melakukan pekerjaannya. Alur pelayanan di SMK disusun untuk memberikan
kejelasan dan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan di SMK.
Terdapat beberapa alur pelayanan yang berlaku di SMK sebagai mana dijelaskan di
dokumen Tata Kelola.

E. Standar Pelayanan Minimal BLUD SMK


SPM BLUD SMK mengacu kepada Permendikbud Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan.
Adapun Jenis Layanan Dasar yang diberikan adalah Pelayanan Pendidikan oleh
Satuan Pendidikan di SMK dengan kriteria minimal yang harus dipenuhi adalah sebagai
berikut:

16
Tabel 38 Indikator SPM SMK
PENERIMA
JENIS LAYANAN MUTU LAYANAN CAPAIAN CAPAIAN
NO LAYANAN PERNYATAAN STANDAR TARGET
DASAR DASAR JKL 20XX SMK
DASAR
Setiap peserta didik mendapatkan
Pelayanan Capaian Sesuai Standar
1 Peserta didik pelayanan untuk mencapai kompetensi 100% …% …%
kompetensi lulusan Kelulusan
sesuai SKL
Pelayanan
Setiap peserta didik mendapatkan layanan
pengembangan
2 Sesuai standar isi Peserta didik kurikulum yang telah diselaraskan dengan 100% …% …%
kurikulum satuan
kebutuhan DUDIKA
Pendidikan
Sesuai standar Setiap peserta didik mendapatkan
Pelayanan proses
3 proses Peserta didik layanan penilaian/ asesmen sesuai 100% …% …%
pembelajaran
pembelajaran dengan standar
Sesuai standar Setiap peserta didik mendapatkan
Pelayanan penilaian
4 penilaian Peserta didik layanan penilaian/ asesmen sesuai 100% …% …%
Pendidikan
Pendidikan dengan standar
Sesuai standar
Pelayanan pendidik Setiap peserta didik mendapatkan
pendidik dan
5 dan tenaga Peserta didik layanan pendidik dan tenaga 100% …% …%
tenaga
kependidikan kependidikan sesuai dengan standar
kependidikan
Sesuai standar Setiap peserta didik mendapatkan
Pelayanan Sarana
6 sarana dan Peserta didik layanan sarana dan prasarana sesuai 100% …% …%
dan Prasarana
prasarana standar
Setiap peserta didik mendapatkan
Pelayanan Sesuai standar
7 Peserta didik layanan pengelolaan sesuai standar 100% …% …%
Pengelolaan SMK pengelolaan
BLUD
Sesuai standar Setiap peserta didik mendapatkan
Pelayanan Biaya
8 pengelolaan Peserta didik layanan biaya operasi sesuai dengan 100% …% …%
operasi
Keuangan BLUD standar

168
Profil Indikator SPM yang mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional
Pendidikan SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan sebagai berikut:
1. Pelayanan capaian kompetensi lulusan
Tabel 39 Pelayanan Capaian Kompetensi Lulusan
Judul Pencapaian kompetensi peserta didik SMK sesuai SKL
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT SMK dalam upaya pelayanan
ketercapaian kompetensi lulusan
Definisi Operasional Pelayanan yang diberikan kepada peserta didik SMK dilakukan sepanjang
tahun untuk memastikan bahwa standar kompetensi lulusan dapat tercapai
dengan baik, yaitu :
a. beriman, bertakwa, dan berbudi pekerti luhur;
b. memiliki sikap mental yang kuat untuk mengembangkan dirinya
secara berkelanjutan;
c. menguasai ilmu pengetahuan teknologi dan seni serta memiliki
keterampilan sesuai dengan kebutuhan pembangunan;
d. memiliki kemampuan produktif sesuai dengan bidang
keahliannya baik untuk bekerja atau berwirausaha; dan
berkontribusi dalam pengembangan industri Indonesia yang
kompetitif menghadapi pasar global.
Frekuensi Setiap 1 semester
Pengumpulan Data
Periode Analisis 1 tahun
Numerator Jumlah peserta didik SMK… yang telah mencapai standar
kompetensi lulusan selama periode waktu 1 tahun
Denominator Jumlah seluruh peserta didik SMK … selama periode waktu 1
tahun yang sama
Sumber Data Laporan hasil belajar peserta didik
Standart 100%
Penanggung Jawab Kepala Sekolah
Pengumpul Data

Langkah-langkah 1. Input (diisi seusai dengan yang telah dilaksanakan)


Kegiatan 2. Proses (diisi seusai dengan yang telah dilaksanakan)
3. Output(diisi seusai dengan yang telah dilaksanakan)
4. Outcome (diisi seusai dengan yang telah dilaksanakan)
5. Impact (diisi seusai dengan yang telah dilaksanakan)
Monitoring dan Sistem Informasi Manajemen Sekolah
Evaluasi
Sumber Daya Pendidik dan tenaga kependidikan
Manusia

2. Pelayanan pengembangan kurikulum satuan pendidikan


Tabel 40 Pelayanan Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan
Judul Pelayanan pengembangan kurikulum satuan pendidikan di SMK

Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan


Tujuan Tergambarnya kinerja UPT SMK dalam upaya
pengembangan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dunia usaha,
dunia industry, dan dunia kerja
Definisi Operasional Pelayanan yang diberikan kepada peserta didik SMK…
melalui pengembangan atau penyelarasan kurikulum satuan

16
pendidikan dengan dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja,
meliputi kompetensi dan budaya kerja industri. Pengembangan atau
penyelarasan kurikulum dilaksanakan setiap tahun untuk menunjang
proses pendidikan dengan baik sesuai dengan kebutuhan dunia
usaha, dunia industri, dan
dunia kerja.
Frekuensi Setiap 1 tahun
Pengumpulan Data
Periode Analisis Setiap 1 tahun
Numerator Jumlah kurikulum kompetensi keahlian/program keahlian di
SMK …yang telah diselaraskan dalam periode satu tahun
Denominator Jumlah kompetensi keahlian/program keahlian di SMK…
Sumber Data Dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP)/Kurikulum Operasional Sekolah (KOS)
Standar 100%
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Bidang kurikulum
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1. MoU/kesepakatan dengan DUDIKA Mitra untuk
Kegiatan pengembangan atau penyelarasan kurikulum
2. Pengembangan instrumen penyelarasan kurikulum
3. Melaksanakan penyelarasan kurikulum dengan
kompetensi yang dibutuhkan oleh DUDIKA mitra
4. Pengesahan KTSP/KOS oleh SMK…dan Dudika Mitra,
diketahui oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi….
5. Monitoring dan evaluasi
Monitoring dan Raport mutu sekolah
Evaluasi
SDM Pendidik, peserta didik dan stakeholder/tenaga ahli dari
DUDIKA

3. Pelayanan proses pembelajaran


Tabel 41 Pelayanan Proses Pembelajaran
Judul Pelayanan proses pembelajaran
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT SMK dalam upaya pelananan proses
pembelajaran terutama untuk pembelajaran berbasis Teaching
Factory (TeFa), pembelajaran praktik, dan
pembelajaran berbasis projek.
Definisi Operasional Pelayanan yang diberikan kepada peserta didik dalam persiapan dan
pelaksanaan pembelajaran (dilatih) dengan cara
mengimitasi/mereplikasi lingkungan kerja semirip mungkin dengan
yang terjadi di tempat pekerjaan yang
sebenarnya.
Frekuensi Setiap 6 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis Setiap 3 bulan
Numerator Jumlah peserta didik di SMK…yang telah diajar (dilatih)
sesuai dengan proses kerja di DUDIKA selama periode waktu 1
semester
Denominator Jumlah semua peserta didik di SMK… selama periode waktu
1 semester yang sama
Sumber Data dokumen supervisi akademik oleh kepala sekolah dan
pengawas, laporan hasil belajar
Standart 100%
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Bidang Kurikulum

17
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1. Analisis kurikulum yang telah diselarasakan
Kegiatan 2. Penyusunan silabus/ Analisis Capaian Pembelajaran
3. Penyusunan rencana pelaksananaan pembelajaran/ Alur
Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar
4. Pelaksanaan pembelajaran
5. Penilaian/ Asesmen proses pembelajaran
Monitoring dan Pengawasan, monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Kepala
Evaluasi Sekolah/ Pengawas dilakukan sekurang-kurangnya 1 kali dalam 1
semester
SDM Pendidik dan Tenaga Kependidikan

4. Pelayanan penilaian pendidikan


Tabel 42 Pelayanan Penilaian Pendidikan
Judul Pelayanan Penilaian Pendidikan di SMK
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT SMK dalam upaya pelayanan penilaian
hasil pembelajaran di wilayah SMK
Definisi Operasional Pelayanan penilaian kepada peserta didik melalui penilaian selama
proses pembelajaran berlangsung dan digunakan sebagai dasar untuk
melakukan perbaikan proses pembelajaran (assessment for
learning) dalam bentuk penilaian diagnostik, formatif, seperti tugas-
tugas dikelas, presentasi, dan kuis. Penilaian juga digunakan
sebagai proses pembelajaran (assessment as learning) yang
memungkinkan peserta didik dilibatkan dalam proses penilaian dan
memberi kesempatan pada peserta didik untuk meningkatkan
capaian belajar yang lebih maksimal. Pada akhir pembelajaran
dilakukan penilaian untuk mengukur capaian kompetensi
(assessment of learning).

Frekuensi Setiap saat


Pengumpulan Data
Periode Analisis Setiap 3 bulan sekali
Numerator Jumlah peserta didik yang mendapat pelayanan penilaian sesuai
standar di SMK.. selama periode waktu 1 semester
Denominator Jumlah semua siswa di SMK… selama periode waktu 1
semester yang sama
Sumber Data penilaian diagnostik, formatif, penilaian sumatif,
uji kompetensi
Standart 100%
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Bidang Kurikulum
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1. Pendidik menetapkan lingkup penilaian meliputi ranah sikap,
Kegiatan pengetahuan, dan keterampilan.
2. Pendidik menyusun perencanaan penilaian dan melaksanakan
penilaian.
3. Pendidik memanfaatkan hasil penilaian untuk pengambilan
keputusan berkaitan dengan peserta didik, perbaikan proses
pembelajaran, membuat pelaporan, dan kegunaan lain yang
sesuai.
4. Penilaian terkait RPL dilakukan oleh pendidik sesuai
kompetensi yang dipelajari peserta didik melalui pengalaman
kerja (tacit knowledge) dengan kriteria unjuk
kerja atau indikator pencapaian kompetensi yang

17
tercantum dalam silabus.
5. Penilaian perkembangan karakter/ penguatan profil pelajar
Pancasila dan budaya kerja peserta didik dilakukan oleh
pendidik secara khusus melalui
pengamatan sikap peserta didik.
Monitoring dan Kepala sekolah
Evaluasi
SDM Pendidik dan Tenaga Kependidikan

5. Pelayanan pendidik dan tenaga kependidikan


Tabel 43 Pelayanan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Judul Pelayanan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT SMK dalam upaya pelayanan kepada
peserta didik melalui ketersediaan pendidik dan
tenaga kependidikan yang sesuai dengan standar
Definisi Operasional Pelayanan pendidik dan tenaga kependidikan meliputi guru
umum, guru kejuruan, instruktur kejuruan sesuai dengan standar.

Frekuensi Setiap 1 tahun


Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap 1 tahun
Numerator Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan yang sesuai
dengan standar SMK selama periode waktu 1 tahun
Denominator Jumlah semua pendidik dan tenaga kependidikan di SMK
selama periode waktu 1 tahun yang sama
Sumber Data Sistem Informasi Manajemen Sekolah
Standart 100%
Penanggung Jawab Penanggung Jawab bidang SDM
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1. Analisis kebutuhan dan beban kerja pendidik dan tenaga
Kegiatan kependidikan
2. Analisis kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan
3. Pengusulan/pengadaan kebutuhan pendidik dan ketenaga
kependidikan
4. Peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan
Monitoring dan Sistem Informasi Manajemen Sekolah
Evaluasi
SDM Pendidik dan Tenaga Kependidik

6. Pelayanan Sarana dan Prasarana


Tabel 44 Pelayanan Sarana dan Prasarana
Judul Pelayanan sarana prasarana pendidikan sesuai standar di
SMK
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT SMK dalam upaya pelayanan
terpenuhinya sarana prasarana pembelajaran siswa sesuai
standar di SMK
Definisi Operasional Pelayanan sarana dan prasarana yang memenuhi standar meliputi:
perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber
belajar lainnya, teknologi informasi dan
komunikasi, serta perlengkapan lainnya. Prasarana terdiri dari lahan,
bangunan, ruang-ruang, serta instalasi daya dan jasa

17
sesuai dengan standar.
Frekuensi Setiap saat
Pengumpulan Data
Periode Analisis Setiap 1 tahun
Numerator Jumlah sarana prasarana sesuai standar di SMK… selama
periode waktu 1 tahun
Denominator Jumlah sarana prasarana yang ada di SMK.. selama periode
waktu 1 tahun yang sama
Sumber Data Sistem Informasi Manajemen Sekolah
Standart 100%
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Bidang Sarana Prasarana
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1. Analisis kebutuhan sarana dan prasarana
Kegiatan 2. Pengusulan/pengadaan sarana prasarana
3. Peremajaan sarana dan prasarana
4. Perawatan dan perbaikan sarana prasarana
5. Pembaharuan data inventaris sarana prasarana
Monitoring dan Sistem Informasi Manajemen Sekolah
Evaluasi
SDM Pendidik dan Tenaga Kependidikan

7. Pelayanan Pengelolaan SMK


Tabel 45 Pelayanan Pengelolaan SMK
Judul Pelayanan Pengelolaan SMK
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT SMK dalam upaya peningkatan
kualitas pelayanan pendidikan bagi peserta didik berbasis pada
Good School Governance dan BLUD.
Definisi Operasional Pelayanan pengelolaan SMK…berbasis pada Good School
Governance dan BLUD untuk mendorong penyelenggaraan SMK
dikelola secara efektif, efisien, dan fleksibel untuk mencapai
kemandirian SMK dalam pengelolaan pendidikan agar sesuai dengan
potensi lingkungan budaya, kearifan lokal, dukungan partisipasi
masyarakat dan sumber-sumber pembelajaran yang tersedia
berdasarkan keunggulan dan ciri
khas SMK.
Frekuensi Setiap 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisis Setiap 3 bulan sekali
Numerator Jumlah semua kompetensi keahlian/program keahlian di
SMK….yang telah dikelola sesuai dengan standar.
Denominator Jumlah semua kompetensi keahlian/program keahlian di
SMK…
Sumber Data Renstra/Peta Jalan/ Raport mutu SMK
Standart 100%
Penanggung Jawab Kepala Sekolah/ penanggung jawab yang ditunjuk
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1. Perencanaan, yaitu menyusun dan menetapkan visi, misi, dan
Kegiatan tujuan SMK apa yang ingin dicapai dengan menggunakan
sumber daya yang dimiliki, sesuai kebijakan dan peraturan yang
berlaku.
2. Pengorganisasian, yaitu menetapkan program kerja SMK yang
didalamnya mencakup kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan, melalui pemanfaatan ketersediaan berbagai sumber
daya secara efektif dan efisien, dalam mencapai

17
tujuan yang telah ditetapkan.
3. Pelaksanaan, yaitu tindakan untuk menggerakan dan
menggunakan seluruh sumber daya yang tersedia di SMK, dalam
rangka mencapai tujuan dan sasaran sesuai dengan perencanaan
yang telah ditetapkan, sehingga terwujud efisiensi proses dan
efektifitas hasil kerja.
4. Penganggaran, yaitu proses menyusun rencana penggunaan dana
keuangan yang meliputi pengalokasian dan pendistribusian
secara akuntabel, transparan, mengacu pada ketentuan dan
perundang-undangan dalam menetapkan program dan kegiatan
yang akan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.
5. Pengendalian, yaitu proses pemberian balikan dan tindak lanjut
pembandingan antara hasil yang dicapai dengan rencana yang
telah ditetapkan.
6. Evaluasi, yaitu tindakan penyesuaian apabila terdapat
penyimpangan aktivitas berdasarkan standar atau pedoman yang
telah dibuat, sehingga rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan diorganisasikan dan diimplementasikan dapat
diperbaiki atau ditingkatkan, supaya dapat berjalan sesuai
dengan target/capaian yang
ditetapkan.
Monitoring dan Sistem Informasi Manajemen Sekolah
Evaluasi
SDM Pendidik dan Tenaga Kependidikan

8. Pelayanan Biaya Operasi


Tabel 46 Pelayanan Biaya Operasi
Judul
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT SMK dalam upaya pemenuhan biaya
operasional sekolah sesuai standar pengelolaan keuangan BLUD
Definisi Operasional Pelayanan Biaya Operasi di wilayah SMK meliputi:
1. Komponen Biaya Operasi personalia meliputi gaji pendidik dan tenaga
kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji.
2. Komponen Biaya Operasi Nonpersonalia
Komponen Biaya Operasi nonpersonalia meliputi biaya pengadaan alat tulis,
bahan dan alat habis pakai kegiatan belajar mengajar teori dan praktikum,
daya, air, jasa telekomunikasi, konsumsi, biaya pemeliharaan dan perbaikan
ringan sarana dan prasarana, biaya lembur, biaya transportasi, pajak, biaya
asuransi, biaya kegiatan pembinaan peserta didik/ekstra kurikuler, biaya uji
kompetensi/sertifikasi kompetensi, biaya praktik kerja/magang industri, biaya
bengkel kerja berbasis industri, serta biaya perencanaan dan
pelaporan.

Frekuensi Setiap 1 bulan


Pengumpulan Data
Periode Analisis Setiap 3 bulan sekali
Numerator Biaya Operasi untuk menunjang seluruh biaya operasional yang
dibutuhkan SMK… sesuai dengan standar.
Denominator Biaya Operasi yang tersedia di SMK…
Sumber Data Sistem Informasi Manajemen Sekolah
Standart 100%
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Keuangan
Pengumpul Data

17
Langkah-langkah 1. Analisis Renstra BLUD
Kegiatan 2. Analisis RKAS
3. Penyusunan RBA
4. Penyusunan RKA
5. Penyusunan anggaran kas dan DBA
6. Penyusunan rincian DPA
7. Melaksanakan penatausahaan keuangan mulai dari penerimaan dan
pengeluaran kas untuk biaya operasi, pembukuan dan
pertanggungjawabannya
Monitoring dan Sistem Informasi Manajemen Sekolah
Evaluasi
SDM Pendidik dan Tenaga Kependidikan

17
BAB III
RENCANA PENCAPAIAN SPM

A. Rencana Pencapaian Indikator SPM


Jadwal rencana pencapaian indikator SPM dibuat berdasarkan dokumen Renstra
Dinas Pendidikan tahun …………… untuk mencapai target sesuai dengan Permendikbud
Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan SMK/Madrasah Aliyah
Kejuruan.
Tabel 47 Rencana Pencapaian Indikator SPM
Capaian SMK
No Indikator
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
1 2 3 4 5 6 7
1 Pelayanan Capaian kompetensi lulusan: Jumlah
kegiatan pembinaan Minat Bakat dan
Kreativitas siswa
2 Pelayanan pengembangan kurikulum satuan
Pendidikan:
1. Jumlah MoU dengan dunia kerja
2. Jumlah lulusan yang terserap di dunia
kerja
3 Pelayanan proses pembelajaran :
1. Jumlah peserta didik yg mengikuti proses
belajar
2. Jumlah program keahlian yang
melaksanakan TeFa
4 Pelayanan penilaian Pendidikan:
Jumlah peserta didik yg mengikuti penilaian
hasil belajar
5 Pelayanan pendidik dan tenaga kependidikan :
1. Jumlah dokumen ketatausahaan dan
kepegawaian
2. Jumlah Penyediaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
3. Jumlah pendidik dan Tenaga
Kependidikan yang mengikuti
pengembangan karir
6 Pelayanan Sarana dan Prasarana:
1. Jumlah Laporan Penyediaan Barang dan Jasa
2. Jumlah Laporan Pengadaan Barang Milik
Daerah Penunjang Urusan Pemerintah
Daerah
3. Jumlah laporan Penyediaan Jasa Penunjang
Urusan Pemerintahan Daerah
4. Jumlah laporan aset tetap yang terpelihara
5. Jumlah alat praktek dan peraga peserta
didik
6. Jumlah Pembangunan Bengkel/Unit
Produksi

7 Pelayanan Pengelolaan SMK:


Jumlah Dokumen Perencanaan dan Anggaran
Perangkat Daerah
8 Pelayanan Biaya operasi:
Jumlah laporan pertanggungjawaban
keuangan

17
Keterangan:
Kolom 1: Nomor Indikator
Kolom 2: Indikator disesuaikan dengan PMP Kolom 3-
7: diisi target 5 tahun ke depan

B. Strategi Pencapaian SPM Berdasarkan Rencana Strategis


Strategi pencapaian SPM dilaksanakan melalui program kegiatan yang disusun
dalam Rencana Strategis SMK. Kesesuaian Rencana Strategis SMK dengan SPM
sebagaimana dalam Lampiran.

17
C. Rencana Anggaran Biaya
Tabel 48 Rencana Anggaran Biaya Berdasarkan Jenis Pelayanan Dasar
JENIS LAYANAN TAHUN (Rp)
NO PROGRAM KEGIATAN/ SUB KEGIATAN
DASAR 20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
1 Pelayanan Capaian Program Pengelolaan Pendidikan SMK:
kompetensi lulusan Pengelolaan Pembinaan Minat, Bakat dan
Pendidikan Kreativitas Siswa
2 Pelayanan Program Pengelolaan Pendidikan SMK: Link
pengembangan Pengelolaan and Match dengan DUDIKA
kurikulum satuan Pendidikan
Pendidikan
3 Pelayanan proses Program Pengelolaan Pendidikan SMK:
pembelajaran Pengelolaan 1. Penyelengaraan Proses
Pendidikan Belajar dan Ujian bagi
Peserta Didik
2. Pelayanan TEFA Pariwisata
3. Pelayanan TEFA ……..
4 Pelayanan Program Pengelolaan Pendidikan SMK:
penilaian Pengelolaan Penyelengaraan Proses Belajar
pendidikan Pendidikan dan Ujian bagi Peserta Didik
5 Pelayanan pendidik Program Pengelolaan Pendidikan SMK:
dan tenaga Pengelolaan 1. Penyediaan Pendidik dan
kependidikan Pendidikan Tenaga Kependidikan bagi
Satuan Pendidikan SMK
2. Pengembangan Karir
Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Pada Satuan
Pendidikan SMK
Program Administrasi Kepegawaian
Penunjang Perangkat Daerah
Urusan
Pemerintah
Daerah
6 Pelayanan Sarana Program Pengelolaan Pendidikan SMK:
dan Prasarana Pengelolaan 1. Pengadaaan Alat Praktik
Pendidikan dan Peraga Peserta Didik
2. Pembangunan Bengkel/Unit
Produksi
Program 1. Administrasi Umum

17
JENIS LAYANAN TAHUN (Rp)
NO PROGRAM KEGIATAN/ SUB KEGIATAN
DASAR 20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
Penunjang Perangkat Daerah
Urusan 2. Pengadaan Barang Milik
Pemerintah Daerah Penunjang Urusan
Daerah Pemerintah Daerah
3. Penyediaan Jasa
Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah
4. Pemeliharaan Barang Milik
Daerah Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah
7 Pelayanan Program Perencanaan, Penganggaran, dan
Pengelolaan SMK Penunjang Evaluasi Kinerja Perangkat
Urusan Daerah
Pemerintah
Daerah
8 Pelayanan Biaya Program Administrasi Keuangan
operasi Penunjang Perangkat Daerah
Urusan
Pemerintah
Daerah

17
Tabel 49 Rencana Anggaran Biaya Berdasarkan Jenis
Belanja

TAHUN (Rp)
NO JENIS BELANJA
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
1 Belanja Pegawai
2 Belanja Barang dan Jasa
3 Belanja Modal Tanah
Belanja Modal Peralatan dan
4 mesin
Belanja Modal Gedung dan
5 Bangunan
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan
6 Jaringan
Belanja Modal Aset Tetap
7 Lainnya
8 Belanja Modal Aset Lainnya
Jumlah

18
BAB V
PENUTUP

Standar Pelayanan Minimal (SPM) disusun untuk memberikan panduan arah kebijakan
pelayanan Pendidikan di BLUD SMK. Terlaksananya kebijakan dalam SPM perlu mendapat
dukungan dan partisipasi seluruh pegawai serta perhatian dan dukungan Pemerintah Daerah baik
bersifat materiil, administratif maupun politis.

SPM BLUD SMK ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan SPM BLUD SMK sebagiamana disebutkan di atas,
serta disesuaikan dengan fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan organisasi BLUD SMK serta
perubahan lingkungan.

18
LAMPIRAN

Tabel 50 PROGRAM PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BLUD

URUSAN UMUM YANG DIBIAYAI DARI DARI DANA BLUD

INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR SUB


SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN

Penyusunan Dokumen Jumlah dokumen


Perencanaan BLUD perencanaan BLUD
Koordinasi dan Jumlah dokumen RBA
Penyusunan Dokumen BLUD
RBA BLUD
1. Prosentase Koordinasi dan Jumlah dokumen
Indikator Penyusunan Perubahan perubahan RBA BLUD
Program yang RBA BLUD
tercapai Koordinasi dan Jumlah dokumen DBA
2. Prosentase Penyusunan DBA BLUD BLUD
realisasi Jumlah Koordinasi dan Jumlah dokumen
 Peserta didik Perencanaan,
Pelayanan anggaran Dokumen Penyusunan Perubahan perubahan DBA BLUD
 Pendidik Penganggaran, dan
1 Pengelolaan 3. Persentase Perencanaan DBA BLUD
 Tendik/ Evaluasi Kinerja
SMK Peningkatan dan Anggaran
pegawai Perangkat Daerah
Pendapatan Perangkat Koordinasi dan Jumlah laporan Capaian
4. Persentase Penyusunan Laporan Kinerja dan Ikhtisar
Kenaikan Capaian Kinerja dan Realisasi Kinerja BLUD
Pendapatan Unit Ikhtisar Realisasi Kinerja
Produksi dan Jasa BLUD
Evaluasi Kinerja BLUD Jumlah laporan evaluasi
kinerja BLUD

18
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR SUB
SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN

Penyediaan Gaji dan jumlah laporan Gaji dan


Tunjangan Non ASN Tunjangan Non ASN

Penyediaan Administrasi Jumlah laporan


Pelaksanaan Tugas Non Administrasi Pelaksanaan
ASN Tugas Non ASN
Pelaksanaan Jumlah laporan verifikasi
Penatausahaan dan penatausahaan
Pengujian/Verifikasi
Keuangan BLUD
1. Prosentase Koordinasi dan Jumlah Laporan akutansi
Indikator Pelaksanaan Akuntansi perangkat daerah
Program yang BLUD
tercapai
2. Prosentase Koordinasi dan Jumlah dokumen Laporan
realisasi Jumlah laporan Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
 Peserta didik
Pelayanan anggaran Administrasi pertanggungja
 Pendidik Keuangan Akhir Tahun
2 Biaya 3. Persentase Keuangan waban
 Tendik/ BLUD
operasi Peningkatan Perangkat Daerah keuangan
pegawai
Pendapatan Koordinasi dan Jumlah laporan keuangan
4. Persentase Penyusunan Laporan
Kenaikan Keuangan
Pendapatan Unit Bulanan/Triwulanan/Sem
Produksi dan Jasa esteran BLUD
Penyusunan Pelaporan dan Jumlah Laporan
Analisis Prognosis Realisasi prognosis
Anggaran BLUD

Penyediaan Jasa Jumlah Laporan jasa


Asuransi Asuransi

18
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR SUB
SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN

Pengadaan Pakaian jumlah pengadaaan


3 Pelayanan Jumlah Dinas Beserta Atribut pakaian dinas
pendidik dan  Pendidik Administrasi dokumen Kelengkapannya
tenaga  Tendik/ Kepegawaian ketatausahaan Pendidikan dan Pelatihan Jumlah pegawai yang
kependidikan pegawai Perangkat Daerah dan Pegawai Berdasarkan Tugas mengikuti Pendidikan dan
kepegawaian dan Fungsi pelatihan

4 Pelayanan  Peserta didik Administrasi Umum Jumlah Penyediaan Peralatan dan jumlah paket pengadaan
Sarana dan  Pendidik Perangkat Daerah Laporan Perlengkapan Kantor
Prasarana  Tendik/ dan/ atau BLUD Penyediaan
pegawai Barang dan
1. Prosentase Penyediaan Peralatan jumlah paket pengadaan
Jasa
Indikator Rumah Tangga
Program yang
tercapai Penyelenggaraan Rapat Jumlah kegiatan rapat
2. Prosentase koordinasi dan konsultasi
realisasi SKPD dan/ atau BLUD
anggaran Fasilitasi Kunjungan jumlah paket pengadaan
3. Persentase Tamu
Peningkatan Penatausahaan Arsip Jumlah daftar arsip aktif,
Pendapatan Dinamis pada SKPD dan/ inaktif dan vital
4. Persentase atau BLUD
Kenaikan
Pendapatan Unit Dukungan Pelaksanaan Jumlah system pemerintahan
Produksi dan Jasa Sistem Pemerintahan berbasis elektronik yang
Berbasis Elektronik pada diterapkan
SKPD dan/atau BLUD

Penyediaan Jasa Jumlah jasa konsultan


Konsultan yang digunakan
 Peserta didik Pengadaan Barang Jumlah Pengadaan Kendaraan Jumlah kendaraan
 Pendidik Milik Daerah Laporan Dinas Operasional atau
 Tendik/ Penunjang Urusan Pengadaan Lapangan
pegawai Pemerintah Daerah Sarana dan
Prasarana

18
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR SUB
SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN

Pengadaan Mebel Jumlah mebel

Pengadaan Peralatan dan Jumlah peralatan dan


Mesin Lainnya mesin lainnya

 Peserta didik Penyediaan Jasa Jumlah laporan Penyediaan Jasa Jumlah penyediaan Jasa
 Pendidik Penunjang Urusan Penyediaan Komunikasi, Sumber Komunikasi, Sumber Daya
 Tendik/ Pemerintahan Jasa Penunjang Daya Air dan Listrik Air dan Listrik
pegawai Daerah Urusan
Pemerintahan Penyediaan Jasa Jumlah Penyediaan Jasa
Daerah Peralatan dan Peralatan dan Perlengkapan
5. Perlengkapan Kantor Kantor

 Peserta didik Pemeliharaan jumlah laporan Penyediaan Jasa Jumlah jasa


 Pendidik Barang Milik aset tetap yang Pemeliharaan, Biaya
 Tendik/ Daerah Penunjang terpelihara Pemeliharaan, Pajak dan
pegawai Urusan Perizinan Kendaraan Dinas
Pemerintahan Operasional atau
Daerah Lapangan
Pemeliharaan Peralatan Jumlah peralatan dan
dan Mesin Lainnya mesin lainnya yang
dipelihara

18
Tabel 51 PROGRAM PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH APBD
URUSAN UMUM YANG DIBIAYAI DARI DANA APBD

INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR SUB


SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN

Koordinasi dan Jumlah dokumen RKA


Penyusunan Dokumen
RKA-SKPD
1. Prosentase
Indikator Koordinasi dan Jumlah dokumen RKA
 Peserta didik Penyusunan Dokumen Perubahan
Program yang
 Pendidik Perubahan RKA-SKPD
tercapai Jumlah
 Tendik/ Perencanaan,
Pelayanan 2. Prosentase Dokumen
pegawai Penganggaran, dan Koordinasi dan Jumlah dokumen DPA
1 Pengelolaa realisasi Perencanaan
Evaluasi Kinerja Penyusunan DPA-SKPD
n SMK anggaran dan Anggaran
Perangkat Daerah
3. Indeks Perangkat Koordinasi dan Jumlah dokumen DPA
profesional
Penyusunan Perubahan Perubahan
ASN
DPA-SKPD

Evaluasi Kinerja Perangkat Jumlah dokumen evaluasi


Daerah kinerja

Penyediaan Administrasi jumlah laporan Administrasi


Pelaksanaan Tugas ASN Pelaksanaan Tugas ASN
1. Prosentase Pelaksanaan Jumlah laporan verifikasi
Indikator Penatausahaan dan penatausahaan
Program yang Pengujian/Verifikasi
tercapai Keuangan SKPD
 Peserta didik
Pelayanan 2. Prosentase Administrasi Jumlah laporan Koordinasi dan Jumlah Laporan akutansi
 Pendidik Pelaksanaan Akuntansi perangkat daerah
2 Biaya realisasi Keuangan pertanggungjaw
operasi  Tendik/ Perangkat Daerah aban keuangan SKPD
anggaran
pegawai
3. Indeks
profesional Koordinasi dan Jumlah dokumen Laporan
ASN Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
Keuangan Akhir Tahun
SKPD

18
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR SUB
SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN

Koordinasi dan Jumlah laporan keuangan


Penyusunan Laporan
Keuangan Bulanan/
Triwulanan/ Semesteran
SKPD
Penyusunan Pelaporan dan Jumlah Laporan prognosis
Analisis Prognosis
Realisasi Anggaran
Pengadaan Pakaian Dinas jumlah pengadaaan pakaian
1. Prosentase Beserta Atribut dinas
Indikator Kelengkapannya
Pelayanan Jumlah
Program yang Pendataan dan Pengolahan Jumlah laporan pengolahan
pendidik Administrasi dokumen
tercapai Administrasi Kepegawaian administrasi kepegawaian
dan tenaga Kepegawaian ketatausahaan
 Pendidik 2. Prosentase
kependidik Perangkat Daerah dan
3  Tendik/ realisasi
an kepegawaian Jumlah laporan data pegawai
pegawai anggaran Koordinasi dan
3. Indeks Pelaksanaaan Sistem
profesional Informasi Kepegawaian
ASN
Monitoring, Evaluasi, dan Jumlah laporan SKP yang
Penilaian Kinerja Pegawai tepat waktu
Penyediaan Peralatan dan jumlah paket pengadaan
Perlengkapan Kantor
1. Prosentase Penyediaan Peralatan jumlah paket pengadaan
 Peserta didik Indikator Jumlah Laporan Rumah Tangga
 Pendidik Program yang Administrasi Umum Penyediaan
 Tendik/ tercapai Perangkat Daerah Barang dan Jasa Fasilitasi Kunjungan Tamu jumlah paket pengadaan
Pelayanan pegawai 2. Prosentase
4 Sarana dan realisasi Penatausahaan Arsip Jumlah daftar arsip aktif
Prasarana anggaran Dinamis pada SKPD Jumlah daftar arsip inaktif
3. Indeks Jumlah daftar arsip vital
 Peserta didik profesional Pengadaan Barang Jumlah Laporan Pengadaan Peralatan dan Jumlah peralatan dan mesin
 Pendidik ASN Milik Daerah Pengadaan Mesin Lainnya lainnya
 Tendik/ Penunjang Urusan Sarana dan
pegawai Pemerintah Daerah Prasarana

18
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR SUB
SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN

 Peserta didik Penyediaan Jasa Jumlah laporan Penyediaan Jasa Surat Jumlah pengiriman dokumen
 Pendidik Penunjang Urusan Penyediaan Jasa Menyurat
 Tendik/ Pemerintahan Penunjang
pegawai Daerah Urusan
Pemerintahan Penyediaan Jasa Komunikasi, Jumlah penyediaan jasa
Daerah Sumber Daya Air dan Listrik Komunikasi, Sumber Daya
Air dan Listrik

 Peserta didik Pemeliharaan jumlah laporan Penyediaan Jasa Jumlah jasa


 Pendidik Barang Milik aset tetap yang Pemeliharaan, Biaya
 Tendik/ Daerah Penunjang terpelihara Pemeliharaan dan Pajak
pegawai Urusan Kendaraan Perorangan
Pemerintahan Dinas atau Kendaraan
Daerah Dinas Jabatan
Pemeliharaan Peralatan Jumlah peralatan dan mesin
dan Mesin Lainnya lainnya yang dipelihara

18
Tabel 52 PROGRAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN

BIDANG PENDIDIKAN YANG DIBIAYAI DARI DANA BLUD


INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR KEGIATAN INDIKATOR
SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM SUB KEGIATAN
Pembinaan Minat, Bakat Jumlah kegiatan
 Jumlah lulusan yang dan Kreativitas Siswa pembinaan Minat Bakat
terserap di Dunia dan Kreativitas siswa
Pelayanan Usaha/Dunia Industri dan
Prosentase
Capaian  Peserta didik Pengelolaan berwirausaha
1 kelulusan Kegiatan Perayaan Hari Jumlah Kegiatan Perayaan
kompetensi  Pendidik Pendidikan SMK  Jumlah peserta didik yang Besar SMK Hari Besar SMK
peserta didik
lulusan mengikuti Lomba
 Jumlah guru yang
mendapatkan pelatihan
 Jumlah lulusan yang Pelaksanaan Link and 1. Jumlah MOU dengan
terserap di Dunia Match dengan DUDIKA DUDIKA
Pelayanan
Usaha/Dunia Industri dan 2. Jumlah lulusan yang
pengembangan Prosentase
 Peserta didik Pengelolaan berwirausaha terserap di DUDIKA
2 kurikulum satuan kelulusan
 Pendidik Pendidikan SMK  Jumlah peserta didik yang
Pendidikan peserta didik
mengikuti Lomba
 Jumlah guru yang
mendapatkan pelatihan
3. Pelayanan TeFa Jumlah program keahlian
Pelayanan Prosentase Pariwisata yang melaksanakan TeFa
 Peserta didik Peningkatan Persentase Peningkatan 2. Pelayanan TeFa ……
3 Proses kelulusan
 Pendidik Pelayanan BLUD Sales Growth
Pembelajaran peserta didik

 Jumlah lulusan yang Penyelengaraan Proses Jumlah peserta didik yang


terserap di Dunia Belajar dan Ujian bagi melaksanakan ujian
Usaha/Dunia Industri dan Peserta Didik
Pelayanan Prosentase
 Peserta didik Pengelolaan berwirausaha
4 penilaian kelulusan
 Pendidik Pendidikan SMK  Jumlah peserta didik yang
pendidikan peserta didik
mengikuti Lomba
 Jumlah guru yang
mendapatkan pelatihan
Pelayanan Prosentase  Jumlah lulusan yang Pembangunan Jumlah Pembangunan
 Peserta didik Pengelolaan
5 Sarana dan kelulusan terserap di Dunia Bengkel/Unit Produksi Bengkel/Unit Produksi
 Pendidik Pendidikan SMK
Prasarana peserta didik Usaha/Dunia Industri dan

18
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR KEGIATAN INDIKATOR
SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM SUB KEGIATAN
berwirausaha
 Jumlah peserta didik yang
mengikuti Lomba
 Jumlah guru yang
mendapatkan pelatihan
Penyediaan Pendidik dan Jumlah Penyediaan
Tenaga Kependidikan bagi Pendidik dan Tenaga
Satuan Pendidikan SMK Kependidikan
 Jumlah lulusan yang
terserap di Dunia
Pelayanan Usaha/Dunia Industri dan
Prosentase
pendidik dan  Peserta didik Pengelolaan berwirausaha
6 kelulusan
tenaga  Pendidik Pendidikan SMK  Jumlah peserta didik yang Pengembangan Karir Jumlah Guru dan Tenaga
peserta didik
kependidikan mengikuti Lomba Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang
 Jumlah guru yang Kependidikan Pada Satuan mengikuti pengembangan
mendapatkan pelatihan Pendidikan SMK karir

Tabel 53 PROGRAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN

BIDANG PENDIDIKAN YANG DIBIAYAI DARI DANA APBD


INDIKATOR
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR
SPM KEGIATAN KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM SUB KEGIATAN
1 Pelayanan Capaian  Jumlah lulusan Pembinaan Minat, Bakat Jumlah kegiatan
kompetensi lulusan yang terserap di dan Kreativitas Siswa pembinaan Minat Bakat
Prosentase Dunia dan Kreativitas siswa
 Peserta didik Pengelolaan Penyelengaraan Proses Jumlah peserta didik yg
kelulusan Usaha/Dunia
 Pendidik Pendidikan SMK Belajar dan Ujian bagi mengikuti proses belajar
Pelayanan Proses peserta didik Industri dan
2 Peserta Didik
Pembelajaran berwirausaha
 Jumlah peserta

19
INDIKATOR
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR
SPM KEGIATAN KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM SUB KEGIATAN
3 Pelayanan didik yang Penyelengaraan Proses Jumlah peserta didik yang
penilaian mengikuti Lomba Belajar dan Ujian bagi melaksanakan ujian
pendidikan  Jumlah guru yang Peserta Didik
mendapatkan
pelatihan
4 Pelayanan Sarana Pengadaaan Alat Praktik Jumlah alat praktek dan
dan Prasarana dan Peraga Peserta Didik peraga peserta didik
5 Pelayanan pendidik Pengembangan Karir Jumlah Guru dan Tenaga
dan tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang
kependidikan Kependidikan Pada mengikuti pengembangan
Satuan Pendidikan SMK karir

19
KATA PENGANTAR

Dirumuskan oleh sekolah yang akan menerapkan BLUD, kata pengantar disajikan secara jelas,
ringkas yang berisi gambaran umum tentang Dokumen Laporan Keuangan SMK dan hal-hal lain
yang dibutuhkan.

19
DAFTAR ISI

A. Laporan Realisasi anggaran


B. Laporan Operasional
C. Laporan Perubahan Ekuitas
D. Neraca
E. Catatan atas Laporan
Keuangan BAB I
PENDAHULUAN
A. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
B. Dasar Hukum
C. Sistematika

BAB II PROFIL SMK …


A. Gambaran Umum SMK …
B. Struktur Organisasi dan Susunan Pengelola SMK …

BAB III KEBIJAKAN AKUNTANSI


A. Entitas Akuntansi
B. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan
Keuangan
C. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan
Keuangan
D. Penerapan Kebijakan Akuntansi

BAB IV PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN


A. Penjelasan Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran
B. Penjelasan Pos-pos Neraca
C. Penjelasan Pos-pos Laporan Operasional
D. Penjelasan Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas

BAB V PENUTUP

19
PROVINSI …........
DINAS PENDIDIKAN
UPTD SMK …..............
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1

Anggaran Realisasi Selisih


Setelah
Uraian
Perubahan
(Rp) (Rp) (Rp)
2 3 4 5
PENDAPATAN - LRA 933,184,815 819,182,400 114,002,415
PENDAPATAN ASLI DAERAH - LRA 933,184,815 819,182,400 114,002,415
Pendapatan Pajak Daerah - LRA 0 0 0
Pendapatan Retribusi Daerah - LRA 0 0 0
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
0 0 0
yang Dipisahkan - LRA
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah - LRA 933,184,815 819,182,400 114,002,415

JUMLAH PENDAPATAN - LRA 933,184,815 819,182,400 114,002,415

BELANJA 1,074,676,695 999,479,061 75,197,634


BELANJA OPERASI 1,044,370,695 969,173,061 75,197,634
Belanja Pegawai 0 0
Belanja Barang dan Jasa 1,044,370,695 969,173,061 75,197,634

BELANJA MODAL 30,306,000 30,306,000 0


Belanja Tanah 0 0
Belanja Peralatan dan Mesin 30,306,000 30,306,000 0
Belanja Gedung dan Bangunan 0 0 0
Belanja Jalan Irigasi dan Jaringan 0 0 0
Belanja Aset Tetap lainnya 0 0
Belanja Aset lainnya 0

JUMLAH BELANJA 1,074,676,695 999,479,061 75,197,634

SURPLUS/DEFISIT (141,491,880) (180,296,661) 38,804,781


*Nilai Rp hanya ilustrasi

19
PROVINSI …........
DINAS PENDIDIKAN
UPTD SMK …..............
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1

20X1 20X0
URAIAN
(Rp) (Rp)
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) - LO
Pendapatan Pajak Daerah - LO 0
Pendapatan Retribusi Daerah - LO 0
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang 0
Dipi
Lain-lain PAD yang sah - LO 925,378,670

TOTAL PENDAPATAN - LO 925,378,670

BEBAN
Beban Operasi
Beban Pegawai-LO 0
Beban Barang dan Jasa 1,219,217,445
Beban Penyusutan dan Amortisasi 251,419,669
Beban Penyisihan Piutang 0
Beban Lain-lain 0

TOTAL BEBAN 1,470,637,114

SURPLUS (DEFISIT) - LO (545,258,444)


*Nilai Rp hanya ilustrasi

PROVINSI …..........
DINAS PENDIDIKAN
UPTD SMK …................
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1

20X1 20X0
URAIAN
(Rp) (Rp)
EKUITAS AWAL 1,492,996,429

SURPLUS/DEFISIT LO (545,258,444)

KOREKSI LEBIH (KURANG) EKUITAS


RK PPKD 313,389,180
Koreksi Aset Tetap 300,008,162
Koreksi Lainnya -

EKUITAS AKHIR 1,561,135,327 1,492,996,429

*Nilai Rp hanya ilustrasi

19
PROVINSI …............
DINAS PENDIDIKAN
UPTD SMK …..................
NERACA
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 31 DESEMBER 20X0

20X1 20X0
URAIAN
(Rp) (Rp)
ASET
Aset Lancar 513,287,764 630,239,629
Kas dan Setara Kas 161,443,775 28,351,256
Investasi Jangka Pendek 0 0
Piutang 0 0
Persediaan 351,843,989 601,888,373
Aset Lancar Lainnya 0 0
Jumlah Aset Lancar 513,287,764 630,239,629
Investasi Jangka Panjang
Investasi Non Permanen 0 0
Investasi Permanen 0 0
Jumlah Investasi Jangka Panjang 0 0
Aset Tetap
Tanah 310,054,160 310,054,160
Peralatan dan Mesin 2,385,623,449 2,082,205,536
Gedung dan Bangunan 161,443,775 28,351,256
Jalan, Irigasi, dan Jaringan 0 0
Aset Tetap Lainnya 0 0
Konstruksi dalam Pengerjaan 0 0
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap (1,813,073,822) (1,561,654,152)
Jumlah Aset Tetap 1,044,047,563 858,956,800
Aset Lainnya
Tagihan Piutang Penjualan Angsuran 0 0
Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 0 0
Kemitraan dengan Pihak Ketiga 0 0
Aset Tetap Nonoperasional
Aset Tak Berwujud 0 0
Aset lain-lain 3,800,000 3,800,000
Jumlah Aset Lainnya 3,800,000 3,800,000
TOTAL ASET 1,561,135,327 1,492,996,429

KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek
Hutang Perhitungan Fihak Ketiga 0 0
Hutang Biaya 0 0
Hutang Pajak 0 0
Pendapatan Diterima di Muka 0 0
Utang Jangka Pendek Lainnya 0 0
Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang 0 0
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 0 0
Kewajiban Jangka Panjang
Hutang Dalam Negeri 0 0
Hutang Luar Negeri 0 0
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 0 0
TOTAL KEWAJIBAN 0 0

EKUITAS
Ekuitas 1,561,135,327 1,492,996,429
TOTAL EKUITAS 1,561,135,327 1,492,996,429

TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS 1,561,135,327 1,492,996,429

*Nilai Rp hanya ilustrasi

19
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan


Maksud penyusunan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang
relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh entitas
selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan digunakan untuk membandingkan
realisasi pendapatan dan belanja dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi
keuangan, menilai efektivitas dan efisiensi kinerja dan membantu menentukan
ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.
Setiap entitas mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah
dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan
terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan:
1. Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan
yang dipercayakan kepada entitas dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
secara periodik.
2. Manajemen
Membantu para pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi pelaksanaan
kegiatan entitas dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan,
pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas pemerIntah
daerah untuk kepentingan masyarakat.
3. Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat
berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara
terbuka dan menyeluruh atas pertanggung-jawaban entitas dalam pengelolaan sumber
daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-
undangan.
4. Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)
Membantu para pengguna laporan untuk mengetahui apakah penerimaan pemerintah
daerah pada periode laporan cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran yang
dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut
menanggung beban pengeluaran tersebut.

Tujuan penyusunan laporan keuangan adalah menyajikan informasi yang


bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam menilai akuntabilitas dan membuat
keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik di SMK
........ pada khususnya dan Pemerintah Provinsi ........ pada umumnya dengan:
1. Menyediakan informasi mengenai apakah penerimaan periode berjalan cukup
untuk membiayai seluruh pengeluaran.

19
2. Menyediakan informasi mengenai apakah cara memperoleh sumber daya ekonomi
dan alokasinya telah sesuai dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan
perundang-undangan.
3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan
dalam kegiatan-kegiatan di SMK ........ dalam kerangka Pemerintah Provinsi serta
hasil-hasil yang telah dicapai.
4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana SMK ........ di Pemerintah
Provinsi ........ mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.
5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi SMK ........
di Pemerintah Provinsi ........ berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya.
6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan SMK ........
di Pemerintah Provinsi ........, apakah mengalami kenaikan atau penurunan,
sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
7. Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan SMK di
Pemerintah Provinsi ........ menyediakan informasi mengenal pendapatan, belanja,
aset, kewajiban dan ekuitas.

B. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan


Landasan hukum penyusunan laporan keuangan di SMK ........
Pemerintah Provinsi..............adalah:
1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945, khususnya bagian yang
mengatur Keuangan Negara.
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaaan Pengelolaan
Tanggung Jawab Keuangan Negara.
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang nomor 9 Tahun 2015.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 tentang Sistem Informasi Keuangan
Daerah.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
10. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman
Pengelolaan Barang Milik Daerah.
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD.
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.

19
14. Peraturan Daerah Provinsi ........ Nomor … Tahun … tentang Pokok-pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah.
15. Peraturan Gubernur...............Nomor … Tahun … tentang Kebijakan Akuntansi.
16. Peraturan Gubernur ........ Nomor … Tahun …. tentang Sistem Akuntansi.

C. Sistematika
Catatan atas Laporan Keuangan disusun dengan sistematika sebagai berikut: Bab I
: PENDAHULUAN
A. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
B. Dasar Hukum
C. Sistematika

Bab II : PROFIL SMK ........


A. Gambaran Umum SMK ........
B. Struktur Organisasi dan Susunan Pengelola SMK ........

Bab III : KEBIJAKAN AKUNTANSI


A. Entitas Akuntansi
B. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan
Keuangan
C. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan
Keuangan
D. Penerapan Kebijakan Akuntansi

Bab IV : PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN


A. Penjelasan Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran
B. Penjelasan Pos-pos Neraca
C. Penjelasan Pos-pos Laporan Operasional
D. Penjelasan Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas

Bab V : PENUTUP
Kesimpulan

19
BAB II
PROFIL SMK ........

A. Gambaran Umum Sekolah


1. Latar Belakang
Pemerintah memiliki komitmen untuk menjadi negara ekonomi terbesar ke-tujuh
di dunia pada tahun 2030 dan membutuhkan tenaga kerja kompeten sebanyak 113 juta
orang pada semua level, mulai level pelaksana, teknisi/analis maupun ahli dan untuk
menyiapkan semua itu, peran SMK menjadi strategis. Pemerintah dan seluruh pemangku
kepentingan terkait berupaya meningkatkan komitmen yang kuat dan bersinergi
melakukan langkah-langkah nyata dalam penyiapan tenaga kerja yang kompeten.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pergeseran pekerjaan di masa mendatang.
Piramida pekerjaan di masa datang menunjukkan bahwa jenis pekerjaan tertinggi adalah
pekerjaan kreatif (creative work), sedangkan pekerjaan yang bersifat rutin akan diambil
alih oleh teknologi robot dan otomasi. Pekerjaan kreatif membutuhkan intelegensi dan
daya kreativitas manusia untuk menghasilkan produk-produk kreatif dan inovatif
(Trilling dan Fadel, 2009).
Revitalisasi SMK dalam abad ini menjadi sangat penting, bukan saja karakteristik
dunia kerja yang berbeda, teknologi yang berubah, tetapi cara berpikir manusia
(mindset) turut berubah pula. Pekerjaan di era pengetahuan ini membutuhkan
keterampilan dengan kombinasi baru yaitu pemikiran tingkat tinggi dan komunikasi
yang kompleks (Trilling dan Fadel, 2009), selanjutnya Trilling menyatakan bahwa
pekerjaan-pekerjaan baru tersebut meliputi research, development, design,
marketing and sales, and global supply chain management.
Bonus demografi yang dimiliki Indonesia tidak lagi menjadi kekuatan utama
dalam era disruption, karena banyak pekerjaan yang hilang digantikan oleh robot dan
artificial inteligent (kecerdasan buatan). Keterampilan- keterampilan yang dibutuhkan
dalam abad ini, selain kreativitas, adalah kemampuan complex problem solving
(Schawb, 2016). Menghadapi kondisi kerja seperti saat ini, motivasi saja tidak cukup,
sebaliknya yang diperlukan adalah strategi untuk membaca ”where we are” dan ”where
we are going to”. Disruption menjadi berat karena banyak orang tidak tahu apa yang
tengah terjadi. Semua orang berpikir bahwa mereka telah melakukan cara-cara terbaik.
Pilihannya hanya menyerang (disrupting) atau diserang (disrupted). Rhenald Kasali
mengatakan, ”Lebih baik berdamai dan menciptakan cara-cara baru untuk menyambut
era baru yang lebih inklusif pada abad ke-21 yang baru dimulai.”
SMK ........ untuk mencapai keberhasilan Revitalisasi SMK tersebut telah
menyiapkan berbagai program dan strategi implementasinya, dengan menyiapkan
berbagai perangkat yang dapat menjadi acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi keberhasilan kinerja sekolah. salah satunya adalah penyiapan perangkat
administrasi BLUD SMK khususnya
dokumen Laporan Keuangan BLUD SMK.

20
2. Sejarah SMK
SMK ........ milik Pemerintah Daerah yang berada di wilayah…. dan merupakan
tempat pelayanan pendidikan berdasar Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23
tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Surat Keputusan … Nomor … tahun …
tentang penetapan SMK dengan ijin operasional SMK Nomor ….
SMK ........ didirikan oleh ….., berdasarkan kepada pertimbangan- pertimbangan
sebagai berikut: ……
SMK ........ sejak berdiri sampai sekarang ini mengalami perubahan- perubahan,
baik nama maupun jumlah Bidang, Program, dan Kompetensi Keahlian. Pada
tahun…., SMK ........ memiliki … Bidang Keahlian,
….Kompetensi Keahlian. Tahun …., terjadi penambahan Bidang Keahlian,
….Kompetensi Keahlian. Tahun ….,. Pada tahun …., dst.
SMK ........ secara geografis berada di Provinsi Negeri ........
Kabupaten/Kota ........ Kecamatan ........, terletak di daerah (koordinat …… LS,
………..), dengan luas lahan … m2. Jarak SMK ........ ke Ibu Kota
Provinsi/Daerah …. dan Kabupaten/Kota...................Kecamatan....................km. SMK
........ berlokasi di Jl. .... No. …., Kec. ........ Kabupaten/Kota ........, Provinsi ........
Tahun … SMK ........ meraih sertifikasi ….. dan sertifikat akreditasi SMK pada
tahun …. dengan predikat …dan prestasi-prestasi lainnya sebagai berikut….
SMK ........ diharapkan ke depannya menjadi sekolah yang mampu berkontribusi
secara maksimal pada peningkatan kualitas dan daya saing sumber daya manusia, baik
pada tingkat lokal maupun nasional, sehingga untuk mengantisipasi hal tersebut,
dirancang beberapa program pembaharuan untuk peningkatan kinerja sekolah, antara
lain, yaitu sebagai berikut:…

3. Visi dan Misi


Visi SMK … sesuai visi Pemerintah Provinsi ........ adalah: …………..
Misi Sekolah adalah:
1. ………..
2. …………
3. dst
Motto SMK… “
...................................................

Janji Layanan SMK… “
....................................................

Budaya Kerja/Tata Nilai … “
...........................”

20
4. Jumlah Siswa

No Kompetensi Keahlian Jumlah siswa 20x0 Total Jumlah siswa 20x1 Total

Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas


X XI X X XI X
1 Multimedia
Dll

5. Jumlah Pegawai

Tabel Perkembangan Jumlah SDM


20X0 20X1
No Indikator PNS Non PNS PNS Non PNS
1 Kepala Sekolah
2 Guru
3 Staff Administrasi
4 Wakil kepala
Tenaga
5 Kebersihan
dll
Jumlah

Tabel SDM berdasarkan Tingkat Pendidikan

20X0 20X1
No Indikator PNS Non PNS PNS Non PNS
1 S2
2 S1/D4
3 Diploma 3
4 SMA/sederajat
5 SMP/sederajat
6 SD
Jumlah

6. Alamat dan Letak Sekolah …


SMK...........terletak di Jl. … No. … Kelurahan …, Kecamatan …, kode pos
…, telepon …, …., Provinsi …
a. Jarak Sekolah … dengan
1) Dinas Pendidikan Provinsi …., km
2) Kelurahan........, km
3) Kecamatan ……, km
4) SMK Terdekat,........., km
5) Kantor Cabang Dinas Provinsi terdekat,..............km

b. Sarana Penunjang sekitar sekolah


1) Sarana Kesehatan: Puskesmas…, Rumah Sakit…, dst
2) Tempat umum: Terminal…, Pasar…, Supermarket…, Hotel…, Stasiun…,
Perpustakaan Umum…, Museum…, dst
3) Sarana ibadah: Masjid…, Gereja…, Pura…, Wihara…, Klenteng…
4) Perkantoran: Perbankan…, Kantor Pos…, dst
5) dst

20
7. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI SMK ........

Dunia Kerja KEPALA SEKOLAH KOMITE SEKOLAH

KEPALA TATA ADMINISTRASI SEKOLAH WMM LSP PPS UP

WAKA BID. AKADEMIK WAKA BID. KESISWAAN


WAKA BID. HUMAS WAKA BID. SARPRAS WAKA BID. PSDM

KOORD.MAPEL ABC1 PEMBINA OSIS KOORD.PKL KOORD. PERPUSTAKAAN


PEMBINA ESKUL KOORD BKK KOORD. ADIWIYATA
KOORD.LAB/BENGKEL

KAKOMLI ………… KAKOMLI ………… KAKOMLI ………… KAKOMLI …………


KAKOMLI …………

WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS……

PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi SMK

20
BAB III
KEBIJAKAN AKUNTANSI

A. Entitas Akuntansi
Kebijakan akuntansi yang terkait dengan entitas akuntansi meliputi beberapa asumsi
yang mendasarinya. Asumsi-asumsi tersebut adalah:
1. Kemandirian Entitas
Asumsi kemandirian entitas, yang berarti entitas akuntansi dianggap sebagai unit
yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga
tidak terjadi kekacauan antar unit pemerintahan dalampelaporan keuangan. Salah satu
indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah adanya kewenangan yang diberikan kepada
entitas untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh.
Entitas bertanggungjawab atas pengelolaan aset dan sumber daya di luar neraca untuk
kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya, termasuk atas kehilangan atau kerusakan aset
dan sumber daya dimaksud, utang-piutang yang terjadi akiat pembuatan keputusan
entitas, serta terlaksana tidaknya program dan kegiatan yang telah ditetapkan.
2. Kesinambungan Entitas
Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas akan berlanjut
keberadaannya dan tidak bermaksud untuk melakukan likuidasi.
3. Keterukuran dalam Satuan Uang
Laporan keuangan harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan dapat
dinilai dengan satuan uang. Hal ini diperlukan agar memungkinkan dilakukannya
analisis dan pengukuran dalam akuntansi. Satuan uang yang digunakan adalah rupiah.

B. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan


Basis akuntansi yang digunakan adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan,
belanja dalam laporan realisasi anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban
dan ekuitas dalam neraca.
Basis kas untuk laporan realisasi anggaran berarti pendapatan diakui pada saat kas
diterima oleh kas daerah atau bendahara penerimaan termasuk bendahara penerimaan
pembantu, serta belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari kas daerah atau bendahara
pengeluaran termasuk bendahara pengeluaran pembantu. Pemerintah daerah tidak
menggunakan istilah laba, melainkan menggunakan sisa perhitungan anggaran
(lebih/kurang) untuk setiap tahun anggaran. Sisa perhitungan anggaran tergantung pada
selisih realisasi penerimaan pendapatan dengan pengeluaran belanja.
Basis akrual untuk neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas diakui dan
dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan
berpengaruh pada keuangan entitas, bukan pada saat kas diterima atau dibayar oleh kas
daerah.

20
C. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan
menggunakan niai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas atau sebesar nilai
wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat
sebesar nilai nominal.

D. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang ada dalam


SAP
1. Pendapatan
Pendapatan adalah semua penerimaan pada Rekening Kas Umum Daerah atau
bendahara penerimaan termasuk bendahara penerimaan pembantu yang menambah
ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah
daerah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah daerah. Pendapatan diakui saat
diterimanya kas oleh bendahara penerimaan termasuk bendahara penerimaan pembantu
atau pada Rekening Kas Umum Daerah. Akuntansi pendapatan dilaksanakan
berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak
mencatatkan jumlah netto (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
2. Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Bendahara Pengeluaran
termasuk bendahara pengeluaran pembantu/Kas Umum Daerah yang mengurangi ekuitas
dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya
kembali oleh pemerintah daerah. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari
Bendahara Pengeluaran termasuk bendahara pengeluaran pembantu atau Rekening Kas
Umum Daerah.
3. Kas
Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat
digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan. Kas diakui pada saat kas diterima
oleh bendahara penerimaan termasuk bendahara penerimaan pembantu/Rekening Kas
Umum Daerah dan pada saat dikeluarkan oleh bendahara pengeluaran termasuk
bendahara pengeluarna pembantu /Rekening Kas Umum Daerah.
4. Piutang
Piutang adalah hak pemerintah untuk menerima pembayaran dari entitas lain
termasuk wajib pajak/bayar atas kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Piutang
dikelompokkan menjadi Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran, Bagian Lancar
Pinjaman kepada BUMN/D, Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti
Rugi, Piutang Pajak, Piutang Retribusi, Piutang Denda, dan Piutang Lainnya. Piutang
diakui sebesar nilai nominal dari piutang.
5. Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah daerah, dan barang-
barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan
kepada masyarakat.
Persediaan merupakan aset yang berwujud:

20
a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan
operasional pemerintah.
b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yag digunakan dalam proses produksi.
c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan
kepada masyarakat.
d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka
kegiatan pemerintahan.
Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan inventarisasi fisik.
Inventarisasi fisik dapat berupa penghitungan, pengukuran atau penimbangan barang
pada akhir masa pembukuan untuk menghitung jumlah suatu persediaan. Berdasarkan
jumlah tersebut diperoleh suatu nilai rupiah persediaan yang bersangkutan untuk
dimasukkan ke dalam pembukuan. Inventarisasi fisik dilakukan setiap akhir periode
akuntansi.
6. Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12
(dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah. Aset tetap
diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas
operasi entitas. Klasifikasi aset tetap adalah sebagai berikut:
a. Tanah
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh dengan
maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi
siap dipakai.
b. Peralatan dan Mesin
Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat
elektronik, dan seluruh inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nialinya
signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi
siap pakai.
c. Gedung dan Bangunan
Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh
dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam
kondisi siap dipakai.
d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Jalan, Irigasi, dan Jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh
pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap
dipakai.
e. Aset Tetap Lainnya
Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam
kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan
operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
f. Konstruksi dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam proses
pembangungan namun dalam tanggal laporan belum selesai seluruhnya.
Untuk dapat diakui sebagai aset tetap harus dipenuhi kriteria sebagai berikut:

20
1) berwujud;
2) mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan;
3) biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
4) tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas;
5) diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan;
6) merupakan objek pemeliharaan atau memerlukan biaya/ongkos untuk dipelihara;
dan
7) nilai rupiah pembelian barang material atau pengeluaran untuk pembelian barang
tersebut memenuhi batasan minimal kapitalisasi aset tetap yang telah ditetapkan.
Memenuhi kriteria material/batasan minimal kapitalisasi aset tetap sebagai
berikut:1
Jumlah Harga
No. Uraian
Lusin/Set/Satuan (Rp)
1 Tanah Rpxxx
2 Peralatan dan Mesin, terdiri atas:
2.1 Alat-alat Berat Rpxxx
2.2 Alat-alat Angkutan Rpxxx
2.3 Alat-alat Bengkel dan Alat Ukur Rpxxx
2.4 Alat-alat Pertanian/Peternakan Rpxxx
2.5 Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga
- Alat-alat Kantor Rpxxx
- Alat-alat Rumah Tangga Rpxxx
2.6 Alat Studio dan Alat Komunikasi Rpxxx
2.7 Alat-alat Kedokteran Rpxxx
2.8 Alat-alat Laboratorium Rpxxx
2.9 Alat Keamanan Rpxxx
3 Gedung dan Bangunan, yang terdiri atas:
3.1 Bangunan Gedung Rpxxx
3.2 Bangunan Monumen Rpxxx
4 Jalan, Irigasi dan Jaringan, yg terdiri atas:
4.1 Jalan dan Jembatan Rpxxx
4.2 Bangunan Air/Irigasi Rpxxx
4.3 Instalasi Rpxxx
4.4 Jaringan Rpxxx
5 Aset Tetap Lainnya, yang terdiri atas:
5.1 Buku dan Perpustakaan Rpxxx
5.2 Barang Bercorak Kesenian/ Kebudayaan/Olahraga Rpxxx
5.3 Hewan/Ternak dan Tumbuhan
a. Hewan Rpxxx
b. Ternak Rpxxx
c. Tumbuhan Pohon Rpxxx
d. Tumbuhan Tanaman Hias Rpxxx
6 Konstruksi Dalam Pengerjaan Rp xxx

Pengeluaran belanja barang yang tidak memenuhi kriteria aset tetap di atas akan
diperlakukan sebagai persediaan/aset lainnya.2
Aset tetap yang tidak digunakan untuk keperluan operasional pemerintah daerah
tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus disajikan di pos aset lainnya sesuai dengan
nilai tercatatnya.

1
Tabel di atas adalah sekedar ilustrasi.
2
Pilih salah satu

20
Aset tetap dinilai dengan harga perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan
menggunakan harga perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan
pada nilai wajar saat perolehan.
7. Pengeluaran Setelah Perolehan
Pengeluaran setelah perolehan suatu aset tetap yang memperpanjang masa
manfaat atau yang kemungkinan memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang
dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus
ditambahkan/dikapitalisasi pada nilai tercatat aset yang bersangkutan.
Kriteria seperti pada paragraf diatas dan/atau suatu batasan jumlah biaya
(capitalization thresholds) tertentu digunakan dalam penentuan apakah suatu
pengeluaran harus dikapitalisasi atau tidak. Batasan jumlah biaya untuk penentuan
kapitalisasi dapat menggunakan tabel kriteria material/batasan minimal kapitalisasi aset
tetap.
8. Penyusutan
Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat
disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan. Nilai
penyusutan untuk masing-masing periode diakui sebagai pengurang nilai tercatat aset
tetap dalam neraca dan beban penyusutan dalam laporan operasional.
Metode penyusutan dipergunakan adalah Metode garis lurus (straight line
method)/Metode saldo menurun ganda (double declining balance method)/Metode
unit produksi (unit of production method).3 Perkiraan masa manfaat untuk setiap aset
tetap adalah sebagai berikut:4

Masa
Kodifikasi Uraian Manfaat
(Tahun)

1 3 ASET TETAP
1 3 2 Peralatan dan Mesin
1 3 2 01 Alat-Alat Besar Darat 10
1 3 2 02 Alat-Alat Besar Apung 8
1 3 2 03 Alat-alat Bantu 7
1 3 2 04 Alat Angkutan Darat Bermotor 7
1 3 2 05 Alat Angkutan Berat Tak Bermotor 2
1 3 2 06 Alat Angkut Apung Bermotor 10
1 3 2 07 Alat Angkut Apung Tak Bermotor 3
1 3 2 08 Alat Angkut Bermotor Udara 20
1 3 2 09 Alat Bengkel Bermesin 10
1 3 2 10 Alat Bengkel Tak Bermesin 5
1 3 2 11 Alat Ukur 5
1 3 2 12 Alat Pengolahan Pertanian 4
1 3 2 13 Alat Pemeliharaan Tanaman/Alat Penyimpan Pertanian 4
1 3 2 14 Alat Kantor 5

3
Pilih salah satu.
4
Tabel perkiraan umur tersebut di atas adalah sekedar ilustrasi.

20
1 3 2 15 Alat Rumah Tangga 5
1 3 2 16 Peralatan Komputer 4
1 3 2 17 Meja Dan Kursi Kerja/Rapat Pejabat 5
1 3 2 18 Alat Studio 5
1 3 2 19 Alat Komunikasi 5
1 3 2 20 Peralatan Pemancar 10
1 3 2 21 Alat Kedokteran 5
1 3 2 22 Alat Kesehatan 5
1 3 2 23 Unit-Unit Laboratorium 8
1 3 2 24 Alat Peraga/Praktek Sekolah 10
1 3 2 25 Unit Alat Laboratorium Kimia Nuklir 15
1 3 2 26 Alat Laboratorium Fisika Nuklir / Elektronika 15
1 3 2 27 Alat Proteksi Radiasi / Proteksi Lingkungan 10
1 3 2 28 Radiation Aplication and Non Destructive Testing 10
Laboratory (BATAM)
1 3 2 29 Alat Laboratorium Lingkungan Hidup 7
1 3 2 30 Peralatan Laboratorium Hidrodinamika 15
1 3 2 31 Senjata Api 10
1 3 2 32 Persenjataan Non Senjata Api 3
1 3 2 33 Alat Keamanan dan Perlindungan 5
1 3 3 Gedung dan Bangunan
1 3 3 01 Bangunan Gedung Tempat Kerja 50
1 3 3 02 Bangunan Gedung Tempat Tinggal 50
1 3 3 03 Bangunan Menara 40
1 3 3 04 Bangunan Bersejarah 50
1 3 3 05 Tugu Peringatan 50
1 3 3 06 Candi 50
1 3 3 07 Monumen/Bangunan Bersejarah 50
1 3 3 08 Tugu Peringatan Lain 50
1 3 3 09 Tugu Titik Kontrol/Pasti 50
1 3 3 10 Rambu-Rambu 50
1 3 3 11 Rambu-Rambu Lalu Lintas Udara 50
1 3 4 Jalan, Irigasi, dan Jaringan
1 3 4 01 Jalan 10
1 3 4 02 Jembatan 50
1 3 4 03 Bangunan Air Irigasi 50
1 3 4 04 Bangunan Air Pasang Surut 50
1 3 4 05 Bangunan Air Rawa 25
1 3 4 06 Bangunan Pengaman Sungai dan Penanggulangan 10
Bencana Alam
1 3 4 07 Bangunan Pengembangan Sumber Air dan Air Tanah 30
1 3 4 08 Bangunan Air Bersih/Baku 40
1 3 4 09 Bangunan Air Kotor 40
1 3 4 10 Bangunan Air 40
1 3 4 11 Instalasi Air Minum/Air Bersih 30
1 3 4 12 Instalasi Air Kotor 30
1 3 4 13 Instalasi Pengolahan Sampah 10

20
1 3 4 14 Instalasi Pengolahan Bahan Bangunan 10
1 3 4 15 Instalasi Pembangkit Listrik 40
1 3 4 16 Instalasi Gardu Listrik 40
1 3 4 17 Instalasi Pertahanan 30
1 3 4 18 Instalasi Gas 30
1 3 4 19 Instalasi Pengaman 20
1 3 4 20 Jaringan Air Minum 30
1 3 4 21 Jaringan Listrik 40
1 3 4 22 Jaringan Telepon 20
1 3 4 23 Jaringan Gas 30

Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap disusutkan
sesuai dengan sifat dan karakteristik aset tersebut.

9. Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah daerah.
Kewajiban pemerintah daerah dapat muncul akibat melakukan pinjaman kepada pihak
ketiga, perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintahan, kewajiban kepada
masyarakat, alokasi/realokasi pendapatan ke entitas lainnya, atau kewajiban kepada
pemberi jasa. Kewajiban bersifat mengikat dan dapat dipaksakan secara hukum sebagai
konsekuensi atas kontrak atau peraturan perundang-undangan.
Kewajiban dikategorisasikan berdasarkan waktu jatuh tempo penyelesaiannya,
yaitu kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

10. Ekuitas
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset
dan kewajiban pada tanggal laporan. Saldo ekuitas di Neraca berasal dari saldo akhir
ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas.

21
BAB IV
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

A. Penjelasan Pos-Pos Laporan Realisasi


1. Pendapatan
SMK ….. Pemerintah Provinsi … memiliki pendapatan senilai Rp819,182,400
Pendapatan tersebut merupakan Pendapatan Asli Daerah dengan rincian sebagai berikut:

Tabel Perbandingan Anggaran dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah


Tahun 20X1
Pendapatan Asli Daerah Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) %

Pendapatan Retribusi 0 0 0
Daerah

Lain-lain Pendapatan Asli 933,184,815 819,182,400 87,78


Daerah yang Sah

JUMLAH 933,184,815 819,182,400 87,78

a. Pendapatan Retribusi Pelayanan Pendidikan


Pendapatan retribusi daerah SMK berasal dari retribusi pelayanan
pendidikan berupa retribusi pelayanan penyelenggaraan pendidikan teknis
merupakan pendapatan dari iuran siswa dan pendapatan dari pelayanan unit
usaha yang menghasilkan berdasarkan kebijakan daerah masing-masing terkait
retribusi pada SMK misal pendapatan usaha lain. Pada SMK tidak ada
pendapatan dari retribusi pelayanan pendidikan.
b. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah senilai Rp819 182.400,00
Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah berupa jasa pemanfaatan aset
sekolah yang merupakan hasil sewa barang milik daerah, yaitu persewaan
gedung serbaguna sekolah sebesar Rp699.182.400,00 dan persewaan kantin
sekolah senilai Rp 120 000.000,00.
2. Belanja
Sekolah memiliki belanja senilai Rp 999,479,061,00. Belanja di Sekolah
diklasifikasikan menjadi belanja operasi dan belanja modal. Penjelasan belanja operasi
dapat disajikan dalam tabel berikut:
Tabel Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Operasi
Tahun 20X1
No Belanja Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) %
1. 0,00 0,00
Belanja Pegawai
2. Belanja Barang dan 1.044.370.695,00 969.173.061,00
Jasa
1.044.370.695,00 969.173.061,00
Jumlah

21
Belanja operasi di SMK ....... hanya terdiri dari belanja barang dan jasa yang
dapat dirinci sebagai berikut:
a. Belanja bahan habis pakai dianggarkan sebesar Rp135.768.190,00
direalisasikan sebesar Rp125.992.497,00 atau 92,8%.
b. Belanja bahan/material dianggarkan sebesar Rp156.655.604,00 dan
direalisasikan sebesar Rp145.375.959,00 atau 92,8%.
c. Belanja jasa kantor dianggarkan sebesar Rp104.437.069,00 dan
direalisasikan sebesar Rp96.917.306,00 atau sebesar 92,8%.
d. Belanja cetak dan penggandaan merupakan belanja untuk percetakan, penggandaan
dan fotocopy dokumen keperluan kantor dalam menunjang pelaksanaan program dan
kegiatan serta untuk belanja barang koasi/karcis dan lain-lain terealisasi sebesar
Rp96.917.306,00 dari anggaran sebesar Rp104.437.069,00 atau 92,8%.
e. Belanja makanan dan minuman dianggarkan sebesar Rp73.105.948,00 dan
direalisasikan sebesar Rp67.842.114,00 atau sebesar 92,8%.
f. Belanja perjalanan dinas baik perjalanan dinas dalam daerah maupun luar daerah
merupakan pengeluaran yang dilakukan untuk membiaya perjalanan dinas dalam
rangka pelaksanaan tugas dalam mendukung pelaksanaan program dan kegiatan,
belanja perjalanan dinas direlisasikan sebesar 92,8%atau sebesar Rp155.067.689.00
dari anggaran sebesar Rp156.655.604.00.
g. Belanja Pemeliharaan meliputi antara lain pemeliharaan gedung dan bangunan
kantor. rumah dinas, kendaraan bermotor dinas, perbaikan peralatan dan sarana
gedung, jalan, jaringan irigasi, peralatan mesin dan lain-lain sarana yang
berhubungan dengan penyelenggaraan pemerintahan. Belanja pemeliharaan untuk
pemeliharaan tanah. peralatan dan mesin. direalisasikan sebesar
Rp16.756.895.252.00 dari anggaran sebesar Rp155.067.689.00 atau 92,8%.
h. Belanja honorarium pegawai untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan
baik untuk belanja honorarium PNS dan honorarium non PNS, untuk belanja
honorarium PNS. Belanja honorarium PNS dianggarkan sebesar Rp102.348.328,00
dan direalisasikan sebesar Rp 94.978.959,00 atau sebesar 92,8%. Sedangkan untuk
honorarium non PNS sebagian besar diperuntukan dalam belanja honorarium
pegawai honorer/tidak tetap dianggarkan sebesar Rp43.863.569,00 dan direalisasikan
sebesar Rp40.705.268,00 atau 92,8%.
Belanja modal merupakan belanja yang digunakan untuk pengadaan barang
daerah yang memiliki masa manfaat ekonomi lebih dari satu Tahun Anggaran, yang
terdiri dari tanah, peralatan, mesin, jalan, irigasi, jaringan, bangunan dan aset lainnya
yang dikategorikan menambah aset daerah.
Jumlah realisasi pengeluaran belanja modal tahun anggaran 20XX mencapai nilai
total Rp 30.306.000,00. Penjelasan belanja operasi dapat disajikan dalam tabel berikut:

21
Tabel Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Modal
Tahun Anggaran 20X1
No Belanja Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) %
1. Belanja Modal Tanah 0,00 0,00 0
2. Belanja Modal 30.306.000,00 30.306.000,00 100
Peralatan dan Mesin
3. Belanja Modal Gedung 0,00 0,00 0
dan Bangunan
4. Belanja Modal Jalan, 0,00 0,00 0
Irigasi dan Jaringan
5. Belanja Modal Aset 0,00 0,00 0
Tetap Lainnya
6. Belanja Modal Aset 0,00 0,00 0
Lainnya
Jumlah 30.306.000,00 30.306.000,00 100

Belanja modal peralatan dan mesin senilai Rp30.306.000,00 tersebut terdiri dari
belanja modal personal komputer senilai Rp25.000.000,00 dan belanja modal printer
senilai Rp5.306.000,00 yang direalisasikan sesuai dengan anggarannya.

B. Penjelasan Pos-Pos Neraca

1. Kas dan Setara Kas


Kas dan setara kas terdiri dari saldo uang tunai dan simpanan di bank yang setiap
saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan SMK. SMK ....
Pemerintah Provinsi… tidak memiliki saldo kas per 31 Desember 20X1 baik yang
terdiri dari saldo kas tunai maupun di saldo rekening bank.
2. Piutang
Piutang merupakan tagihan SMK kepada pihak lain sehubungan dengan
transaksi di masa yang lalu. SMK...............Pemerintah Provinsi … tidak mempunyai
piutang.
3. Persediaan
Persediaan merupakan aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegatan operasional pemerintah dan barang-barang
untuk dijual ataupun diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Persediaan
di SMK.............................................................................................Pemerintah Provinsi
… adalah persediaan alat tulis kantor senilai Rp 151.843.989,00 dan persediaan
material lab senilai 200 000.000,00 per 31 Desember 20X1.
4. Aset Tetap
Aset tetap yang terdapat di SMK .............. Pemerintah Provinsi … senilai mempunyai
nilai bersih sebesar Rp882 603.788,00 per 31 Desember 20X1.
Aset tetap SMK .............. Pemerintah Provinsi.....................terdiri dari:
a. Tanah
Tanah yang dikuasai dan atau dimiliki adalah senilai
Rp310.054.160,00 untuk aset tetap tanah tahun 20X1 SMK ...........
Pemerintah Provinsi …. Tidak ada penambahan ataupun penghapusan.

21
b. Peralatan dan Mesin
Peralatan dan Mesin yang dimiliki adalah senilai Rp 2.385.623.449,00
terdiri dari:

Tabel Daftar Peralatan dan Mesin


Per 31 Desember 20X1
No Uraian Saldo 20X0 (Rp.) Mutasi Saldo
20X1(Rp.)
Selama Tahun 20X1 (Rp.)
Penambahan Pengurangan
A B C D E F=(C+D)-(E)
1 Alat-alat Besar
2 Alat-alat Angkutan 395.619.052,00 57.649.403,00 453.268.455,00
3 Alat Bengkel dan Alat
Ukur
4 Alat Pertanian
5 Alat Kantor dan Rumah 520.551.384,00 75.854.478,00 596.405.862,00
Tangga
6 Alat Studio dan Alat 728.771.937,00 106.196.270,00 834.968.207,00
Komunikasi
7 Alat-alat kedokteran
8 Alat Laboratorium 437.263.162,00 63.717.762,00 500.980.924,00

Peralatan dan mesin senilai Rp2.385.623.449,00 diperoleh dari


penambahan aset senilai Rp303.417.913,00 yang berasal dari:
1) Penambahan alat-alat angkutan berupa 4 (empat) unit motor yang berasal dari
penyerahan Pengguna Barang Dinas Pendidikan kepada Kuasa Pengguna
Barang yaitu Kepala Sekolah SMK … berdasarkan Berita Acara Serah
Terima No. …. Tanggal ….. dan/atau laporan mutasi barang senilai
Rp57.649.403,00.
2) Penambahan alat kantor dan rumah tangga senilai Rp75.854.478,00 berasal
dari belanja modal personal komputer senilai Rp25.000.000,00 dan belanja
modal printer senilai Rp5.306.000,00 serta penyerahan Pengguna Barang
Dinas Pendidikan kepada Kuasa Pengguna Barang yaitu Kepala Sekolah
SMK … berdasarkan Berita Acara Serah Terima No. …. Tanggal …..
dan/atau laporan mutasi barang berupa peralatan meubilair senilai
Rp45.548.478,00.
3) Penambahan alat studio dan alat komunikasi berupa sound system untuk aula
dan lapangan upacara senilai Rp106.196.270,00 berasal dari hibah
masyarakat dari orang tua murid kepada SMK … berdasarkan Berita Acara
Serah Terima No. …. Tanggal …..
4) Penambahan alat laboratorium senilai Rp63.717.762,00 berasal dari
penyerahan Pengguna Barang Dinas Pendidikan kepada Kuasa Pengguna
Barang yaitu Kepala Sekolah SMK … berdasarkan Berita Acara Serah
Terima No. …. Tanggal ….. dan/atau laporan mutasi barang
Rincian detail peralatan dan mesin seperti terlampir dalam lampiran
Daftar Aset atau Barang Milik Daerah.

21
c. Gedung dan Bangunan
Nilai Gedung dan Bangunan adalah senilai Rp161.443.775,00 yang
terdiri dari:

Tabel Daftar Gedung dan Bangunan


Per 31 Desember 20X1
No Uraian Saldo 20X0 Mutasi Saldo 20X1(Rp.)
(Rp.)
Selama Tahun 20X1 (Rp.)
Penambahan Pengurangan
A B C D E F=(C+D)-(E)
1 Gedung dan 28.351.256,00 133.092.519,00 161.443.775,00
Bangunan
Jumlah

Selama Tahun Anggaran 20X1 belum terdapat penambahan aset Gedung


dan Bangunan pada SMK … Pemerintah Provinsi ….senilai Rp133.092.519,00
yang berasal dari penyerahan dari Dinas Pendidikan kepada SMK …
berdasarkan Berita Acara Serah Terima No. …. Tanggal
….. dan/atau laporan mutasi barang.
d. Jalan Irigasi Jaringan
Nilai Jalan Irigasi Jaringan adalah senilai Rp0,00 karena tidak dimiliki
oleh SMK …
e. Konstruksi dalam Pengerjaan
Nilai Konstruksi dalam Pengerjaan adalah senilai Rp0,00 karena tidak
dimiliki oleh SMK …
f. Akumulasi Penyusutan
Nilai Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 20X1 adalah
Rp1.813.073.822,00. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan alokasi
sistematis atas nilai suatu aset tetap yang disusutkan selama masa manfaat aset
yang bersangkutan selain untuk Tanah dan Konstruksi dalam Pengerjaan.
Rincian detail Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 20X1
terlampir dalam lampiran perhitungan penyusutan Aset Tetap per 31 Desember
20X1.

5. Aset Lainnya
Aset lain-lain adalah senilai Rp3.800.000,00 yang merupakan aset tetap rusak
berupa motor yang diperoleh dari pengadaan tahun 2000 yang telah diajukan
penghapusannya oleh Kepala Sekolah SMK ...... kepada Sekretaris Daerah selaku
Pengelola Barang melalui Kepala Dinas Pendidikan selaku Pengguna Barang dengan
surat no. .... tanggal .....

6. Kewajiban
Kewajiban yang terdapat di SMK ......... Pemerintah Provinsi …. adalah
senilai Rp0,00 karena SMK … tidak memiliki kewajiban utang.

21
7. Ekuitas
Saldo Ekuitas per 31 Desember 20X1 sebesar Rp1.561.135.326,00
Ekuitas merupakan kekayaan bersih SMK ......... Pemerintah Provinsi …..
C. Penjelasan Pos-Pos Laporan Operasional (LO)

1. Pendapatan
Jumlah pendapatan - LO SMK … Dinas Pendidikan …. Per 31 Desember
20X1 sebesar Rp 819.182.400,00 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel Pendapatan LO SMK ………


Per 31 Desember 20X1
PENDAPATAN Jumlah (Rp.)

Pendapatan Retribusi Daerah 0

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 925.378.670,00

Jumlah 925.378.670,00

a. Pendapatan Retribusi Pelayanan Pendidikan


Pendapatan retribusi daerah SMK berasal dari retribusi pelayanan pendidikan
berupa retribusi pelayanan penyelenggaraan pendidikan teknis yang merupakan
pendapatan dari iuran siswa dan pendapatan dari pelayanan unit usaha yang
menghasilkan berdasarkan kebijakan daerah masing-masing terkait retribusi pada
SMK misal pendapatan usaha lain. Pada SMK tidak ada pendapatan dari retribusi
pelayanan pendidikan..
b. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah senilai Rp925 378.670,00
berupa jasa pemanfaatan aset sekolah yang merupakan hasil sewa barang milik
daerah, yaitu persewaan gedung serbaguna sekolah sebesar Rp699.182.400,00 dan
persewaan kantin sekolah senilai Rp 120 000.000,00
serta pendapatan hibah berupa alat studio dan alat komunikasi berupa sound system
untuk aula dan lapangan upacara senilai Rp106.196.270,00 berasal dari hibah
masyarakat dari orang tua murid kepada SMK … berdasarkan Berita Acara Serah
Terima No. …. Tanggal …..
c. Beban
Jumlah beban SMK ..... sebesar Rp1.470.637.114,00 Beban merupakan
penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang
menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atas
timbulnya kewajiban. Beban SMK … Pemerintah Provinsi
…. Per 31 Desember 20X1 adalah sebagai berikut:
1) Beban Pegawai
Beban Pegawai SMK sebesar Rp 0,00
2) Beban Barang dan Jasa
Beban Barang dan Jasa sebesar Rp 1.219.217.445,00 setelah dikoreksi dengan
Beban Persediaan SMK ..... sebesar Rp. 0,00

21
a) Beban bahan habis pakai sebesar Rp250.044.384,00.
b) Beban bahan/material sebesar Rp145.375.959,00.
c) Beban jasa kantor sebesar Rp96.917.306,00.
d) Beban cetak dan penggandaan merupakan Beban untuk percetakan,
penggandaan dan fotocopy dokumen keperluan kantor dalam menunjang
pelaksanaan program dan kegiatan sebesar Rp96.917.306,00.
e) Beban makanan dan minuman sebesar Rp67.842.114,00.
f) Beban perjalanan dinas baik perjalanan dinas dalam daerah maupun luar
daerah merupakan pengeluaran yang dilakukan untuk membiaya perjalanan
dinas dalam rangka pelaksanaan tugas dalam mendukung pelaksanaan
program dan kegiatan, sebesar Rp156.655.604.00.
g) Beban Pemeliharaan meliputi antara lain pemeliharaan gedung dan bangunan
kantor. rumah dinas, kendaraan bermotor dinas, perbaikan peralatan dan
sarana gedung, jalan, jaringan irigasi, peralatan mesin dan lain-lain sarana
yang berhubungan dengan penyelenggaraan pemerintahan sebesar
Rp16.756.895.252.00.
h) Beban honorarium pegawai untuk mendukung pelaksanaan program dan
kegiatan baik untuk beban honorarium PNS dan honorarium non PNS, untuk
beban honorarium PNS. Beban honorarium PNS sebesar Rp 94.978.959,00.
Sedangkan untuk honorarium non PNS sebagian besar diperuntukan dalam
beban honorarium pegawai honorer/tidak tetap sebesar Rp40.705.268,00.
3) Beban Penyusutan dan Amortisasi
Beban Penyusutan dan Amortisasi SMK sebesar Rp.251,419,669,00

4) Beban Penyisihan Piutang


Beban Penyisihan piutang merupakan beban untuk mencatat estimasi atas risiko
kemungkinan piutang tidak tertagih yang ditentukan oleh kualitas piutang
berdasarkan umur piutang dan upaya penagihan dalam suatu periode. Pada SMK
tidak terdapat beban penyisihan.
5) Beban Lain-lain
Beban lain-lain SMK sebesar Rp 0,00

D. Penjelasan Laporan Perubahan Ekuitas

Ekuitas akhir SMK …. adalah sebesar Rp1.561.135.327.00 Per 31 Desember 20X1 ini
menunjukkan kenaikan ekuitas sebesar Rp. Perubahan tersebut dikarenakan adanya
surplus/defisit - LO sebesar (Rp651.454.714,00) dan nilai RK PPKD sebesar
Rp313,389,180,00 yang merupakan penerimaan kas SMK dari Rekening Kas Umum Daerah
baik dari sumber dana Bantuan Operasional Sekolah maupun pendapatan APBD lainnya
serta penyetoran kas SMK …. ke Rekening Kas Umum Daerah yang berasal dari
Pendapatan Lain-lain PAD yang Sah.

21
Selain itu terdapat juga koreksi nilai Aset Tetap sebesar Rp300.008.162,00 yang berasal
dari penyerahan barang milik daerah dari Pengguna Barang Dinas Kesehatan kepada Kuasa
Pengguna Barang di SMK …….
Rincian Perubahan Ekuitas SMK ….. Pemerintah Provinsi …. Per 31 Desember
20X1 terlihat pada tabel berikut:
SMK ……….
Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 20X0 dan 31 Desember
20X1
Uraian 20X0 (Rp) 20X1 (Rp)

Ekuitas Awal 1.464.645.173,00


Surplus/Defisit LO (654.454.714,00)
Koreksi Lebih (Kurang) Ekuitas
RK PPKD 313.389.180,00
Koreksi Aset Tetap 300.008.162,00
Koreksi Persediaan -
Koreksi Lainnya -
Ekuitas Akhir 1.561.135.327,00 1.492.996.429,00

21
BAB V
PENUTUP

Laporan Keuangan merupakan rangkaian Informasi terkini atas kondisi riil aspek
keuangan Tahun Anggaran 20X1 yang penyusunannya didasarkan pada Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah dan Peraturan Pemerintah Nomor
8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
serta Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah seperti tertuang di dalam Peraturan Kepala
Daerah tentang Sistem dan Kebijakan Akuntansi.

21
Tabel 54 PENILAIAN DOKUMEN ADMINISTRASI, INDIKATOR, DAN BOBOT PENILAIAN PENERAPAN BLUD BAGI SKPD
YANG MEMILIKI UPTD

Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
a. Kesesuaian dengan
format yang ditetapkan
dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri Format yang sudah terisi Jika ditandatangani 10
Pernyataan Adanya pernyataan Nomor 79 tahun 2018 lengkap dan ditandatangani
kesanggupan kesanggupan untuk tentang BLUD oleh Kepala UPTD dan
1
meningkatkan meningkatkan kinerja diketahui oleh Kepala
kinerja SKPD
b. Ditandatangani oleh
Kepala UPTD dan Jika tidak
0
diketahui oleh Kepala ditandatangani
SKPD

Struktur organisasi
menggambarkan posisi
Adanya kebijakan- jabatan yang ada pada
Pola tata kebijakan mengenai UPTD dan hubungan Ada struktur dan
2 a. Kelembagaan 10
kelola organisasi dan tata wewenang atau tanggung lengkap
laksana jawab sesuai ketentuan
peraturan perundang-
undangan

Ada struktur, kurang


6
lengkap
Tidak ada struktur 0
b. Prosedur kerja Prosedur kerja
Ada prosedur yang
(akuntabilitas berbasis menggambarkan 10
lengkap
kinerja) wewenang atau

22
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
tanggung jawab masing-
masing jabatan dan
prosedur yang dilakukan
dalam pelaksanaan
tugasnya
Ada wewenang dan
tanggung jawab,
namun prosedur 6
pelaksanaan tugas
tidak lengkap
Ada prosedur kerja,
tetapi tidak ada
4
wewenang dan
tanggung jawab
tidak ada prosedur
0
kerja
Pengelompokan fungsi
merupakan struktur
c. Pengelompokan Ada pengelompokan
organisasi yang logis dan
fungsi (akuntabilitas fungsi yang logis dan 10
sesuai dengan prinsip
berbasis kinerja) lengkap
pengendalian intern

Pengelompokan fungsi- Ada pengelompokan


fungsi pelayanan fungsi yang logis tetapi
6
(services) dan penempatannya tidak
pendukung (supporting) sesuai

22
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
Tidak ada
pengelompokan fungsi 0
yang logis
d. Pengelolaan SDM Pengelolaan SDM
(pengadaan,persyarat (pengadaan,persyaratan,
an, pengangkatan, pengangkatan, penempatan,
penempatan, batas usia, batas usia, masa kerja, hak,
Pengelolaan SDM
masa kerja, hak, kewajiban, termasuk sistem 10
yang lengkap
kewajiban, termasuk reward dan punishment,
sistem reward dan serta pemberhentian (PHK)
punishment, serta
pemberhentian (PHK)

Pengelolaan SDM yang


lengkap, kecuali 8
kebijakan PHK

Pengelolaan SDM
lengkap kecuali
kebijakan mengenai 6
PHK dan reward
punishment
Pengelolaan SDM
lengkap kecuali
kebijakan PHK, reward 4
punishment dan hak,
kewajiban

22
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai

Pengelolaan SDM
hanya memiliki
kebijakan pengadaan,
persyaratan,
2
pengangkatan,
penempatan, batas usia,
masa kerja dan hak,
kewajiban

Tidak sama sekali 0

Keabsahan dokumen tata


Adanya kelola yang ditandai Sudah/akan
Peraturan Kepala
Pengesahan oleh dengan adanya tanda ditandatangani oleh 10
Daerah
Kepala Daerah tangan dan stempel kepala kepala daerah
daerah

Belum ditandatangani
0
oleh kepala daerah
Adanya pernyataan
mengenai visi, misi pada
Rencana Strategis untuk
periode 5 tahun Ada pernyataan visi
Rencana
Adanya pernyataan mendatang. Visi: - dan misi yang sesuai
3 Strategis Pernyataan visi dan misi 10
visi dan misi gambaran mengenai masa dengan definisi
(Renstra)
depan yang seolah-olah operasional
terjadi saat
ini, pernyataan yang
menantang dan

22
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
menggerakkann semangat
- harus realistis - bisa
terukur (ada indikatornya)
Misi adalah pernyataan
mengenai apa yang akan
dikerjakan, dan sesuatu
yang harus diemban atau
dilaksanakan sesuai visi
yanng ditetapkan, siapa
yang akan mengerjakan
dan siapa yang dilayani
sesuai dengan
bidangnya

Ada pernyataan visi dan


misi tetapi visinya tidak
8
menggambarkan masa
depan

Ada pernyataan visi dan


misi, tetapi visi tidak
realistik dan tidak 6
menggerakkan semangat

22
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai

Ada pernyataan visi


lengkap tetapi misinya
tidak menggambarkan 4
mengenai apa yang akan
dikerjakan

Ada pernyataan visi


yang lengkap tetapi
misi tidak
menggambarkan
mengenai apa yang
akan dikerjakan, dan
sesuatu yang harus
diemban atau 2
dilaksanakan sesuai
visi yang ditetapkan,
siapa yang akan
mengerjakan dan siapa
yang dilayani sesuai
dengan bidangnya

Tidak ada pernyataan


0
visi dan misi

22
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai

Kesesuaian Renstra
SKPD dan RPJMD
adalah Renstra yang tidak Renstra Bisnis sesuai
Tergambarnya a. Kesesuaian dengan
menyimpang dari dengan kebijakan
strategis dan arah Renstra SKPD dan 10
kebijakan strategis yang strategis Renstra SKPD
kebijakan RPJMD
dijelaskan dalam Renstra dan RPJMD
SKPD dan RPJMD

Renstra Bisnis tidak


sesuai dengan
kebijakan strategis 0
Renstra SKPD dan
RPJMD

b. Kesesuaian visi, misi, Kesesuaian visi, misi, Visi misi, program


program dengan program dengan sesuai dengan
pencapaian kinerja pencapaian kinerja pencapaian kinerja
10
(kinerja layanan, layanan, kinerja pelayanan, keuangan,
kinerja keuangan, dan keuangan, dan kinerja dan manfaat bagi
kinerja manfaat) manfaat masyarakat

Visi, misi, program


sesuai dengan
pencapaian kinerja 8
pelayanan dan
keuangan

22
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
Visi, misi, program
sesuai dengan
pencapaian kinerja 6
pelayanan saja atau
keuangan saja
Visi, misi, program
sesuai dengan
4
pencapaian kinerja
manfaat

Tidak ada kesesuaian


antara visi, misi, dan
program dengan
0
pencapaian kinerja
pelayanan, keuangan,
dan manfaat

Ukuran kinerja
pelayanan, keuangan, dan
manfaat untuk
Ada ukuran kinerja
Rencana program mengetahui adanya
a. Indikator kinerja lengkap dengan target 10
dan kegiatan penyimpangan dari apa
kinerja dan SPM
yang telah ditetapkan
(target strategis dan SPM)

22
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
Ada ukuran kinerja
lengkap tetapi tidak
8
memiliki target kinerja
dan SPM
Ada ukuran kinerja
lengkap tetapi tidak
6
memiliki target
strategis

Ada ukuran kinerja


lengkap tanpa target 4
strategis maupun SPM

Tidak ada ukuran


kinerja, target strategis 0
maupun SPM

Target kinerja adalah


target strategis yang Memiliki target kinerja
tercantum dalam strategis pada tahun
b. Target kinerja 10
Renstra Bisnis pada berjalan dalam Renstra
tahun yang
bersangkutan

Tidak ada target kinerja


0
tahun berjalan
Program kegiatan dan Memiliki program
Rencana keuangan
a. Program kegiatan dan pendanaan dalam kegiatan dan
dan pengembangan 10
pendanaan pelaksanaan pendanaan strategis
layanan
pengembangan layanan dalam pelaksanaan

22
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
pengembangan
layanan
Tidak ada program
kegiatan dan
pendanaan strategis
0
dalam pelaksanaan
pengembangan
layanan

Penanggungjawab
program adalah personil Ada penanggung
b. Penanggungjawab
yang bertanggungjawab jawab pada setiap 10
program
terhadap program strategis program strategis

Tidak ada penanggung


jawab pada setiap
0
program strategis

Prosedur pelaksanaan
program adalah Ada kebijakan prosedur
c. Prosedur pelaksanaan
kebijakan tentang pelaksanaan program `0
program
prosedur pelaksanaan
program
Tidak ada kebijakan
prosedur pelaksanaan 0
program

22
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai

Keabsahan dokumen tata


Adanya kelola yang ditandai Sudah/akan
Peraturan Kepala
Pengesahan oleh dengan adanya tanda ditandatangani oleh 10
Daerah
Kepala Daerah tangan dan stempel kepala kepala daerah
daerah

Belum ditandatangani
0
oleh kepala daerah
Adalah SPM yang
kegiatan pelayanannya SPM fokus pada jenis
Standar SPM yang sesuai
fokus pada jenis dan dan mutu pelayanan
4 Pelayanan dengan jenis dan a. Fokus 10
mutu pelayanan untuk untuk menunjang tugas
Minimal (SPM) mutu pelayanan
menunjang tugas dan dan fungsi
fungsi

SPM fokus pada mutu


pelayanan tetapi tidak
8
fokus pada jenis
pelayanan

SPM fokus pada jenis


pelayanan tetapi tidak
6
fokus pada mutu
pelayanan

SPM tidak fokus pada


jenis dan mutu 4
pelayanan
Tidak ada SPM 0

23
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai

Kegiatan yang Ada nominator dan


pencapaiannya dapat denominator yang
b. Terukur dinilai sesuai dengan mampu memunculkan 10
standar yang telah nilai sebagai tolok ukur
ditetapkan pencapaian

Tidak Ada nominator


dan denominator yang
mampu memunculkan 0
nilai sebagai tolok ukur
pencapaian

Kegiatannya nyata, Kegiatan bersifat nyata,


realistis, tingkat realistis, dan tingkat
c. Dapat dicapai 10
pencapaiannya dapat pencapaiannya terukur
diukur

Kegiatan bersifat nyata,


tingkat pencapaiannya
dapat diukur, tetapi 6
tidak realistis

Kegiatan tidak dapat


diukur dan tidak 0
realistis

23
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
Relevan dan dapat
diandalkan artinya kegiatan
yang sejalan dengan
kebutuhan masyarakat dan
d. Relevan dan dapat Relevan dan dapat
organisasi, berkaitan dan 10
diandalkan diandalkan
dapat dipercaya untuk
menunjang tugas dan fungsi

Tidak relevan dan tidak


0
dapat diandalkan
Kerangka waktu artinya
kejelasan dan ketepatan Ada kerangka waktu
e. Kerangka waktu 10
waktu pelaksanaan yang jelas dan tepat
kegiatan
Ada kerangka waktu
6
tetapi tidak rinci
Tidak ada kerangka
0
waktu
Jenis pelayanan yang
Kelengkapan jenis
Kelengkapan dan diberikan oleh UPTD Jenis pelayanan
pelayanan sesuai
kesesuaian jenis sesuai dengan Standar sesuai dengan SPM 10
dengan SPM yang
dan target kinerja Pelayanan Minimal yang berlaku
diberlakukan
(SPM) yang berlaku
Jenis pelayanan tidak
sesuai dengan SPM 0
yang berlaku
Keterkaitan antara Kaitan antara SPM Ada hubungan yang Ada hubungan yang 10

23
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
SPM dengan dengan Renstra dan jelas antara SPM dengan jelas antara SPM dengan
Renstra dan anggaran tahunan Renstra Bisnis dan Renstra Bisnis dan
Anggaran anggran tahunan Anggaran
SKPD/Unit Kerja

Tidak ada hubungan


yang jelas antara SPM
0
dengan Renstra Bisnis
dan Anggaran

Keabsahan dokumen tata


Adanya kelola yang ditandai Sudah/akan
Peraturan Kepala
Pengesahan oleh dengan adanya tanda ditandatangani oleh 10
Daerah
Kepala Daerah tangan dan stempel kepala kepala daerah
daerah

Belum ditandatangani
0
oleh kepala daerah

LRA, Neraca, LO, LPE,


Laporan Laporan Realisasi Laporan keuangan
5 LRA sesuai dengan SAP dan CaLK sesuai 10
Keuangan Anggaran (LRA) sesuai dengan SAP
dengan SAP
Neraca sesuai dengan Tidak ada laporan
Laporan Neraca 0
SAP keuangan
Laporan
LO sesuai dengan SAP
Operasional (LO)
Laporan Perubahan
LPE sesuai dengan SAP
Ekuitas (LPE)
Catatan Atas CaLK sesuai dengan
Laporan Keuangan SAP

23
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
Laporan audit
terakhir atau
pernyataan
bersedia untuk
diaudit oleh Hasil audit tahun terakhir Hasil audit tahun terakhir
pemerika oleh BPK sebelum oleh BPK sebelum
6 Adanya hasil audit Ada hasil audit 10
eksternal pemda mengajukan untuk mengajukan untuk
sesuai dengan menerapkan BLUD menerapkan PPK BLUD
peraturan
perundang-
undangan

Tidak ada hasil audit 0


Atau
Adanya pernyataan
bersedia untuk diaudit Format pernyataan
a. Kesesuaian dengan
oleh pemeriksa bersedia diaudit sesuai
format yang ditetapkan
eksternal pemda dengan yang telah
dalam Permendagri Format sesuai 10
sesuai ketentuan ditetapkan dalam
Nomor 79 tahun 2018
perundang- Permendagri No. 79
tentang BLUD
undangan Tahun 2018

Format tidak sesuai 0


b. Ditandatangani oleh Ditandatangani oleh
Kepala UPTD dan Kepala UPTD dan
Jika ditanda tangani 10
diketahui oleh Kepala diketahui oleh Kepala
SKPD SKPD
Jika tidak
0
ditandatangani

23
Tabel 55 PENILAIAN DOKUMEN ADMINISTRASI, INDIKATOR, DAN BOBOT PENILAIAN PENERAPAN BLUD BAGI SKPD
YANG BELUM MEMILIKI UPTD

Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai

a. Kesesuaian dengan
format yang ditetapkan
Adanya dalam Permendagri Jika ditandatangani 10
Pernyataan pernyataan Nomor 79 tahun 2018 Format yang sudah terisi
kesanggupan kesanggupan tentang BLUD lengkap dan ditandatangani
1
meningkatkan untuk oleh Kepala UPTD dan
kinerja meningkatkan diketahui oleh Kepala SKPD
kinerja
b. Ditandatangani oleh
Kepala UPTD dan
Jika tidak ditandatangani 0
diketahui oleh Kepala
SKPD

Struktur organisasi
Adanya
menggambarkan posisi jabatan
kebijakan-
yang ada pada UPTD dan
kebijakan
2 Pola tata kelola a. Kelembagaan hubungan wewenang atau Ada struktur dan lengkap 10
mengenai
tanggung jawab sesuai ketentuan
organisasi dan
peraturan perundang-undangan
tata laksana

Ada struktur, kurang


6
lengkap
Tidak ada struktur 0

23
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai

Prosedur kerja menggambarkan


wewenang atau tanggung jawab
b. Prosedur kerja
masing- masing jabatan dan Ada prosedur yang
(akuntabilitas berbasis 10
prosedur yang dilakukan dalam lengkap
kinerja)
pelaksanaan tugasnya

Ada wewenang dan


tanggung jawab, namun
6
prosedur pelaksanaan
tugas tidak lengkap

Ada prosedur kerja, tetapi


tidak ada wewenang dan 4
tanggung jawab

tidak ada prosedur kerja 0

Pengelompokan fungsi
c. Pengelompokan fungsi Ada pengelompokan
merupakan struktur organisasi
(akuntabilitas berbasis fungsi yang logis dan 10
yang logis dan sesuai dengan
kinerja) lengkap
prinsip pengendalian intern

23
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai

Ada pengelompokan
Pengelompokan fungsi-fungsi
fungsi yang logis tetapi
pelayanan (services) dan 6
penempatannya tidak
pendukung (supporting)
sesuai

Tidak ada pengelompokan


0
fungsi yang logis

d. Pengelolaan SDM
(pengadaan,persyaratan, Pengelolaan SDM
pengangkatan, penempatan, (pengadaan,persyaratan,
batas usia, masa kerja, hak, pengangkatan, penempatan,
Pengelolaan SDM yang
kewajiban, termasuk sistem batas usia, masa kerja, hak, 10
lengkap
reward dan punishment, kewajiban, termasuk sistem
serta pemberhentian reward dan punishment, serta
(PHK)) pemberhentian (PHK))

Pengelolaan SDM yang


lengkap, kecuali kebijakan 8
PHK

Pengelolaan SDM lengkap


kecuali kebijakan mengenai
6
PHK dan reward punishment

23
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai

Pengelolaan SDM lengkap


kecuali kebijakan PHK,
4
reward punishment dan hak,
kewajiban

Pengelolaan SDM hanya


memiliki kebijakan
pengadaan, persyaratan,
pengangkatan, penempatan, 2
batas usia, masa kerja dan
hak, kewajiban

Tidak sama sekali 0

Adanya Keabsahan dokumen tata


Sudah/akan ditandatangani
Pengesahan kelola yang ditandai dengan
Peraturan Kepala Daerah oleh kepala daerah 10
oleh Kepala adanya tanda tangan dan
Daerah stempel kepala daerah

Belum ditandatangani oleh


0
kepala daerah

23
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai

Adanya pernyataan mengenai


visi, misi pada Rencana Strategis
untuk periode 5 tahun mendatang.
Visi: - gambaran mengenai masa
depan yang seolah-olah terjadi
saat ini, pernyataan yang
menantang dan menggerakkann
semangat - harus realistis - bisa
Adanya terukur (ada indikatornya) Misi Ada pernyataan visi dan
Renstra pernyataan visi Pernyataan visi dan misi adalah pernyataan mengenai apa misi yang sesuai dengan 10
dan misi yang akan dikerjakan, dan sesuatu definisi operasional
yang harus diemban atau
dilaksanakan sesuai visi yanng
ditetapkan, siapa yang akan
mengerjakan dan siapa yang
dilayani sesuai dengan bidangnya

23
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai

Ada pernyataan visi dan


misi tetapi visinya tidak
8
menggambarkan masa
depan

Ada pernyataan visi dan


misi, tetapi visi tidak
6
realistik dan tidak
menggerakkan semangat

Ada pernyataan visi


lengkap tetapi misinya
tidak menggambarkan 4
mengenai apa yang akan
dikerjakan

24
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai

Ada pernyataan visi yang


lengkap tetapi misi tidak
menggambarkan mengenai
apa yang akan dikerjakan,
dan sesuatu yang harus
diemban atau dilaksanakan 2
sesuai visi yang ditetapkan,
siapa yang akan
mengerjakan dan siapa yang
dilayani sesuai dengan
bidangnya

Tidak ada pernyataan visi


0
dan misi

Kesesuaian Renstra SKPD dan


RPJMD adalah Renstra yang Renstra Bisnis sesuai dengan
Tergambarnya a. Kesesuaian dengan
tidak menyimpang dari kebijakan strategis Renstra
strategis dan Renstra SKPD dan 10
kebijakan strategis yang SKPD dan RPJMD
arah kebijakan RPJMD
dijelaskan dalam Renstra
SKPD dan RPJMD

24
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai

Renstra Bisnis tidak sesuai


dengan kebijakan strategis
0
Renstra SKPD dan RPJMD

b. Kesesuaian visi, misi,


program dengan Kesesuaian visi, misi, program Visi misi, program sesuai
pencapaian kinerja dengan pencapaian kinerja dengan pencapaian kinerja
10
(kinerja layanan, kinerja layanan, kinerja keuangan, dan pelayanan, keuangan, dan
keuangan, dan kinerja kinerja manfaat manfaat bagi masyarakat
manfaat)

Visi, misi, program sesuai


dengan pencapaian kinerja 8
pelayanan dan keuangan

Visi, misi, program sesuai


dengan pencapaian kinerja
6
pelayanan saja atau keuangan
saja

Visi, misi, program sesuai


dengan pencapaian kinerja 4
manfaat

24
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai

Tidak ada kesesuaian antara


visi, misi, dan program
dengan pencapaian kinerja
0
pelayanan, keuangan, dan
manfaat

Ukuran kinerja pelayanan,


keuangan, dan manfaat untuk
Rencana Ada ukuran kinerja
mengetahui adanya
program dan a. Indikator kinerja lengkap dengan target 10
penyimpangan dari apa yang
kegiatan kinerja dan SPM
telah ditetapkan (target strategis
dan SPM)

Ada ukuran kinerja lengkap


tetapi tidak memiliki target
8
kinerja dan SPM

Ada ukuran kinerja


lengkap tetapi tidak 6
memiliki target strategis

Ada ukuran kinerja


lengkap tanpa target 4
strategis maupun SPM

24
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai

Tidak ada ukuran kinerja,


target strategis maupun 0
SPM

Target kinerja adalah target


Memiliki target kinerja
strategis yang tercantum
b. Target kinerja strategis pada tahun 10
dalam Renstra Bisnis pada
berjalan dalam Renstra
tahun yang bersangkutan

Tidak ada target kinerja


0
tahun berjalan

Rencana Program kegiatan dan Memiliki program kegiatan


keuangan dan a.Program kegiatan dan pendanaan dalam pelaksanaan dan pendanaan strategis
10
pengembangan pendanaan pengembangan layanan dalam pelaksanaan
layanan pengembangan layanan

Tidak ada program


kegiatan dan pendanaan
strategis dalam 0
pelaksanaan
pengembangan layanan

24
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai

Penanggungjawab program
Ada penanggung jawab
b. Penanggungjawab adalah personil yang
pada setiap program 10
program bertanggungjawab terhadap
strategis
program strategis

Tidak ada penanggung jawab


pada setiap program strategis 0

Prosedur pelaksanaan program


c. Prosedur pelaksanaan adalah kebijakan tentang Ada kebijakan prosedur
`0
program prosedur pelaksanaan program pelaksanaan program

Tidak ada kebijakan


prosedur pelaksanaan 0
program

Adanya Keabsahan dokumen tata


Sudah/akan ditandatangani
Pengesahan kelola yang ditandai dengan
Peraturan Kepala Daerah oleh kepala daerah 10
oleh Kepala adanya tanda tangan dan
Daerah stempel kepala daerah

Belum ditandatangani oleh


0
kepala daerah

24
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai

SPM yang Adalah SPM yang kegiatan SPM fokus pada jenis dan
Standar Pelayanan
sesuai dengan pelayanannya fokus pada jenis mutu pelayanan untuk
4 Minimal (SPM) a. Fokus 10
jenis dan mutu dan mutu pelayanan untuk menunjang tugas dan fungsi
pelayanan menunjang tugas dan fungsi

SPM fokus pada mutu


pelayanan tetapi tidak
8
fokus pada jenis
pelayanan

SPM fokus pada jenis


pelayanan tetapi tidak
6
fokus pada mutu
pelayanan

SPM tidak fokus pada jenis


4
dan mutu pelayanan
Tidak ada SPM 0

Ada nominator dan


Kegiatan yang pencapaiannya
denominator yang mampu
b. Terukur dapat dinilai sesuai dengan 10
memunculkan nilai sebagai
standar yang telah ditetapkan
tolok ukur pencapaian

24
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai

Tidak Ada nominator dan


denominator yang mampu
0
memunculkan nilai sebagai
tolok ukur pencapaian

Kegiatannya nyata, realistis, Kegiatan bersifat nyata,


c. Dapat dicapai tingkat pencapaiannya dapat realistis, dan tingkat 10
diukur pencapaiannya terukur

Kegiatan bersifat nyata,


tingkat pencapaiannya
6
dapat diukur, tetapi tidak
realistis

Kegiatan tidak dapat


0
diukur dan tidak realistis

24
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai

Relevan dan dapat diandalkan


artinya kegiatan yang sejalan
d. Relevan dan dapat dengan kebutuhan masyarakat Relevan dan dapat
10
diandalkan dan organisasi, berkaitan dan diandalkan
dapat dipercaya untuk menunjang
tugas dan fungsi

Tidak relevan dan tidak


0
dapat diandalkan

Kerangka waktu artinya kejelasan


Ada kerangka waktu yang
e. Kerangka waktu dan ketepatan waktu pelaksanaan 10
jelas dan tepat
kegiatan

Ada kerangka waktu tetapi


6
tidak rinci

Tidak ada kerangka waktu 0

Kelengkapan dan Jenis pelayanan yang diberikan


Kelengkapan jenis
kesesuaian jenis oleh UPTD sesuai dengan Jenis pelayanan sesuai
pelayanan sesuai dengan 10
dan target kinerja Standar Pelayanan Minimal dengan SPM yang berlaku
SPM yang diberlakukan
(SPM) yang berlaku

Jenis pelayanan tidak sesuai


dengan SPM yang berlaku 0

24
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai

Keterkaitan Ada hubungan yang jelas Ada hubungan yang jelas


Kaitan antara SPM
antara SPM antara SPM dengan Renstra antara SPM dengan Renstra
dengan Renstra dan 10
dengan Renstra Bisnis dan anggran tahunan Bisnis dan Anggaran
anggaran tahunan
dan Anggaran SKPD/Unit Kerja

Tidak ada hubungan yang


jelas antara SPM dengan
0
Renstra Bisnis dan
Anggaran

Adanya Keabsahan dokumen tata


Sudah/akan ditandatangani
Pengesahan kelola yang ditandai dengan
Peraturan Kepala Daerah oleh kepala daerah 10
oleh Kepala adanya tanda tangan dan
Daerah stempel kepala daerah

Belum ditandatangani oleh


0
kepala daerah
Prognosis/proyeksi keuangan
Prognosis/proyeksi keuangan
berupa LRA dan LO sesuai
LRA sesuai dengan sistem berupa LRA dan LO sesuai
Laporan Realisasi dengann sistem perencanaan
Prognosis/proyeksi perencanaan dan dengann sistem perencanaan dan
5 Anggaran (LRA) dan penganggaran yang 10
Keuangan penganggaran yang penganggaran yang diterapkan
diterapkan oleh
diterapkan oleh Pemda oleh pemerintah daerah
pemerintah daerah

24
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai

LO sesuai dengan sistem


Laporan Tidak ada
perencanaan dan
Operasional prognosis/proyeksi 0
penganggaran yang
(LO) keuangan
diterapkan oleh Pemda

Adanya
pernyataan bersedia
pernyataan
untuk diaudit oleh
bersedia untuk a. Kesesuaian dengan Format pernyataan bersedia
pemerika eksternal
diaudit oleh format yang ditetapkan diaudit sesuai dengan yang
pemda sesuai
6 pemeriksa dalam Permendagri telah ditetapkan dalam Format sesuai 10
dengan peraturan
eksternal pemda Nomor 79 tahun 2018 Permendagri No. 79 Tahun
perundang-
sesuai ketentuan tentang BLUD 2018
undangan
perundang-
undangan

Format tidak sesuai 0

b. Ditandatangani oleh
Ditandatangani oleh Kepala
Kepala UPTD dan
UPTD dan diketahui oleh Jika ditanda tangani 10
diketahui oleh Kepala
Kepala SKPD
SKPD

Jika tidak ditandatangani 0

25
PEMERINTAH PROVINSI......................................(1)
Logo DINAS PENDIDIKAN....................................(2)
SMK SMK NEGERI…. (3)
………………………………………………………………………. (4)

PERNYATAAN
KESANGGUPAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama......................................................................................................................................(5)
Jabatan...................................................................................................................................(6)
Bertindak...............................................................................................................................(7)
Untuk dan
atas nama
Alamat.................................................................................................................................(8)
Telepon/Fax........................................................................................................................(9)
e-mail.................................................................................................................................(10)

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa untuk memenuhi salah satu persyaratan
administratif untuk menerapkan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
…….. Tahun …….. tentang ………………… dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
……... Tahun ……… tentang................................., bersedia untuk diaudit oleh pemeriksa
eksternal pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Demikian Surat
Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, penuh kesadaran dan tanggungjawab serta tidak
ada unsur paksaan dari pihak manapun.

…….……….…., …………………….. (12)


Mengetahui,
………………………………. (13) ….…………………………
(14)

(ttd) (ttd)
Materai
Nama Lengkap Nama Lengkap
NIP. ……………. NIP. …………….

25
Petunjuk Pengisian Surat Pernyataan Bersedia untuk Diaudit :
1) Diisi nama Provinsi;
2) Diisi nama Dinas Pendidikan;
3) Diisi SMK Negeri yang akan menerapkan BLUD;
4) Diisi alamat, nomor telpon, dan email Sekolah Menegah Kejuruan Negeri yang akan
menerapkan BLUD;
5) Diisi nama lengkap dan gelar Kepala SMK Negeri yang akan menerapkan BLUD;
6) Diisi jabatan yaitu Kepala Sekolah Menegah Kejuruan Negeri yang akan
menerapkan BLUD;
7) Diisi Kepala SMK Negeri yang akan menerapkan BLUD;
8) Diisi alamat SMK Negeri yang akan menerapkan BLUD;
9) Diisi nomor telepon/fax SMK Negeri yang akan menerapkan BLUD;
10)Diisi alamat email SMK Negeri yang akan menerapkan BLUD; 11)Diisi
tempat, tanggal, bulan, tahun;
12) Diisi Kepala Dinas Pendidikan setempat; dan
13) Diisi Kepala SMK Negeri yang akan menerapkan BLUD.

25
BERITA ACARA HASIL PENILAIAN USULAN PENERAPAN BLUD
UPTD……………………
SKPD……………………
Nomor…………………..
Pada <hari, tanggal/bulan/tahun> telah dilaksanakan rapat Tim Penilai permohonan
penerapan BLUD untuk melakukan penilaian terhadap dokumen persyaratan administratif:

Nama UPTD :
Alamat
:
Nomor Surat
:
Hasil Penilaian :

Dalam melakukan tugas penilaian terhadap dokumen permohonan penilaian BLUD pada
<nama UPTD>, Tim Penilai dapat melakukan koordinasi dengan Menteri melalui Direktur
Jenderal Bina Keuangan Daerah. Hasil koordinasi sebagai berikut:
a. ………………
b. ………………
c. ………………
a. dst.

Berdasarkan hasil penilaian dan hasil koordinasi, Tim Penilai memberikan rekomendasi bahwa
<nama UPTD>:
1. diterima untuk menerapkan BLUD; atau
2. ditolak untuk menerapkan BLUD

25
Demikian berita acara hasil penilaian ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan ditandatangani
oleh:
Kedudukan
Tanda
No Nama Jabatan Dalam Tim
Tangan
Penilai

1 Sekda Ketua

2 PPKD Sekretaris

Kepala SKPD yang


3 membidangi kegiatan Anggota
BLUD

Kepala SKPD yang


membidangi
4 Anggota
perencanaan
pembangunan daerah

Kepala SKPD yang


membidangi
5 Anggota
pengawasan di
pemerintah daerah
Tenaga ahli yang
6 berkompeten Anggota
dibidangnya

25
No Dokumen Administratif yang Dinilai Analisis/Komentar

Surat pernyataan kesanggupan untuk


1
meningkatkan kinerja

2 Pola tata kelola

3 Rencana strategis (Renstra)

4 Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Laporan keuangan atau


5
prognosis/proyeksi keuangan; dan

Laporan audit terakhir atau pernyataan


6 bersedia untuk diaudit oleh pemerika
eksternal pemerintah

KESIMPULAN

Catatan:
Kolom analisis/komentar diisi dengan analisis atau komentar atas masing- masing
dokumen administrtatif termasuk kekurangan dokumen administratif yang masih perlu diperbaiki
dimasa yang akan datang. Kolom kesimpulan diisi dengan kesimpulan hasil penilaian yang akan
dituangkan dalam Berita Acara Hasil Penilaian Usulan Penerapan BLUD.

25
REKOMENDASI TIM PENILAI PENERAPAN BLUD
Nomor:……..

Berdasarkan hasil penilaian terhadap dokumen administratif BLUD pada <nama UPTD>
yang mengajukan permohonan untuk menerapkan BLUD, bersama ini Tim Penilai Penerapan
BLUD <Pemerintah Provinsi… > merekomendasikan bahwa <nama UPTD> diterima/ditolak 1)
untuk menerapkan BLUD.

Dengan catatan:

……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Demikian rekomendasi ini dibuat sebagai dasar pertimbangan <Gubernur KDH


Pemerintah Provinsi… > untuk menetapkan <nama BLUD> menerapkan BLUD.

………., …………………………….2)
Ttd

(nama lengkap)
(ketua tim penilai)

Keterangan:
1) Pilih salah satu;
2) Diisi tempat, tanggal, bulan dan tahun.

25

Anda mungkin juga menyukai