PENYUSUNAN DOKUMEN
ADMINISTRATIF PENERAPAN
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
i
21. Nurul Fatimah, S.Pi., M.Si. (Direktorat SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,
Kemdikbud Ristek)
TENAGA AHLI:
1. Hendra Wijaya, S.Sos., M.Si. (Peneliti LPPSP FISIP UI)
2. Bramana Purwasetya, S.Sos., M.Si. (Peneliti LPPSP FISIP UI)
3. Fadly, S.E., M.M. (Peneliti LPPSP FISIP UI)
EDITOR:
1. Dr. Ketut Ima Ismara, M.Pd., M.Kes. asct.Prof
2. Yuda Aldeika
3. Ibnu Siswanto Ph.D
4. Noorfitrihana M.Eng
LAYOUTING:
1. Yuda Aldeika
2. Dr. Ketut Ima Ismara, M.Pd., M.Kes. asct.Prof
COVER:
1. Utardi, S.H.
2. Yuda Aldeika
3. Wisnu Saputra
ii
KATA PENGANTAR
MENTERI DALAM
NEGERI
iii
KATA SAMBUTAN
Salah satu penguatan link and match dengan dunia kerja adalah penerapan pembelajaran
teaching factory di SMK. TeFa merupakan model atau sistem pembelajaran, dimana untuk
memastikan peserta didik kompeten, pembelajaran praktik dirancang dan diimplementasikan
untuk menghasilkan produk, baik barang maupun jasa yg berstandar industri dan bermanfaat
bagi masyarakat. Selain Tefa, SMK juga memiliki Unit Produksi (UP) dan potensi aset sekolah
yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. UP dan penyewaan aset bertujuan mendapatkan
pemasukan secara finansial dan pada umumnya dikerjakan oleh guru atau tenaga dari eksternal.
Selain itu produk TeFa yang hadir harus bisa menjawab kebutuhan dunia kerja, yang artinya
sebelum pembuatan perlu ada riset market mempelajari pasar atau masyarakat membutuhkan
produk seperti apa. Hilirisasi hasil riset terapan melalui TeFa adalah salah satu bentuk
implementasi project-based learning yang harus disinergikan dengan link and match dunia
kerja, kesemuanya ini akan mendukung ekosistem pendidikan vokasi yang betul betul sesuai
kebutuhan nyata dan mampu menjadi solusi.
Pelaksanaan TeFa, UP, dan sewa aset menggunakan fasilitas negara, SDM, siswa, dan
proses pemanfaatan oleh masyarakat melalui transaksi administrasi dan keuangan layaknya
badan usaha, dengan demikian keberadaanya perlu diatur dengan tata kelola yang dapat
memayungi semua kegiatan tersebut secara hukum.
iv
Payung hukum yang mengatur suatu institusi pemerintah dapat berfungsi dan beroperasi
layaknya badan usaha adalah Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) seperti diatur dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan
Umum Daerah.
Penerapan BLUD di SMK diharapkan dapat mendorong sekolah menjadi fleksibel dan
transparan dalam pengelolaan keuangannya, serta mewujudkan sekolah yang mandiri dan
merdeka, sehingga mampu menghasilkan tamatan yang memiliki softskills, hardskills, dan
karakter unggul, serta berdaya saing tinggi, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
semua pihak atas kontribusi dan dedikasinya dalam penyusunan Pedoman Pembentukan BLUD
SMK, khususnya kepada Kementerian Dalam Negeri yang telah memberikan perhatian khusus
dalam pengembangan SMK, serta Tim Penyusun yang telah bekerja keras, sehingga pedoman ini
dapat diselesaikan dengan baik. Harapannya implementasi pelaksanaan pembentukan BLUD
SMK ini akan lebih mengakselerasi pengembangan pendidikan vokasi menuju Indonesia
tangguh Indonesia tumbuh dengan semangat merdeka belajar. Sekali lagi terimakasih, selamat
berkarya dan berkolaborasi dalam memajukan pendidikan Indonesia.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
v
vi
DAFTAR ISI
vii
BAB II TATA KELOLA BLUD SMK......................................................................................49
BAB III PENUTUP................................................................................................................101
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................102
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SMK.............................................................................106
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS SMK.....................................................130
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN ARAH KEBIJAKAN......................................................135
BAB V PROGRAM, KEGIATAN, SUB-KEGIATAN DAN.....................................................145
KERANGKA PENDANAAN.................................................................................................145
BAB VI PENUTUP................................................................................................................ 148
LAMPIRAN PROGRAM, KEGIATAN, SUB-KEGIATAN DAN KERANGKA PENDANAAN
(contoh)............................................................................................................................... 149
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................160
BAB II STANDAR PELAYANAN MINIMAL........................................................................165
BAB III RENCANA PENCAPAIAN SPM..............................................................................176
BAB V PENUTUP................................................................................................................181
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
Tabel 47 Rencana Pencapaian Indikator SPM.....................................................................176
Tabel 48 Rencana Anggaran Biaya Berdasarkan Jenis Pelayanan Dasar.........................178
Tabel 49 Rencana Anggaran Biaya Berdasarkan Jenis Belanja.........................................180
Tabel 50 PROGRAM PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BLUD...............182
Tabel 51 PROGRAM PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH APBD...............186
Tabel 52 PROGRAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN............................................................189
Tabel 53 PROGRAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN............................................................190
Tabel 54 PENILAIAN DOKUMEN ADMINISTRASI, INDIKATOR, DAN BOBOT PENILAIAN
PENERAPAN BLUD BAGI SKPD YANG MEMILIKI UPTD....................................................220
Tabel 55 PENILAIAN DOKUMEN ADMINISTRASI, INDIKATOR, DAN BOBOT PENILAIAN
PENERAPAN BLUD BAGI SKPD YANG BELUM MEMILIKI UPTD.......................................235
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
SMK merupakan lembaga pendidikan formal yang mempersiapkan lulusannya
siap bekerja, berwirausaha, dan melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Sebagai sekolah
kejuruan, setiap SMK dilengkapi dengan fasilitas pembelajaran sesuai dengan kompetensi
keahlian yang ada, seperti tempat praktik atau bengkel, laboratorium, peralatan dan
perabot serta sarana penunjang lainnya termasuk aula, kantin dan lain sebagainya. Selain
hal tersebut, tenaga pendidik SMK juga disiapkan secara khusus sehingga mempunyai
kualifikasi sebagai pengajar dengan kompetensi keahlian yang akan diampunya.
Pembelajaran praktik pada SMK merupakan aspek utama yang mampu meningkatkan
kompetensi peserta didik sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja, sehingga keberadaanya
selalu dikembangkan untuk menyesuaikan dengan perubahan yang ada, baik teknologi
maupun struktur ketenagakerjaannya.
Model atau sistem pembelajaran terkini yang diterapkan di SMK adalah Teaching
Factory (TeFa), dimana dalam pembelajaran praktik siswa harus membuat secara
langsung barang dan/atau mengerjakan jasa sesuai dengan kompetensi keahlian yang
dipelajarinya yang dilakukan di ruang atau tempat praktik yang telah dikondisikan
mendekati tempat kerja sebenarnya, mengunakan SOP standar Industri, dengan
pendampingan guru atau tenaga dari Industri, serta dilengkapi dengan perangkat
pembelajaran sesuai dengan struktur kurikulum untuk mengukur capaian kompetensinya.
Prinsip pembelajaran TeFa juga diharapkan diterapkan sepenuhnya ke dalam kegiatan
pemanfaatan aset sekolah atau yang lebih dikenal sebagai Unit Produksi (UP) seperti
pengunaan aula, peralatan, laboratorium, kantin, lahan, tenaga pendidik serta sumber daya
lainnya.
UP sekolah pada awalnya dibentuk atau diadakan sebagai upaya untuk membantu
biaya operasional sekolah dengan memanfatkan peralatan dan tenaga pendidik untuk
mengerjakan pesanan masyarakat. Perkembangan UP lebih berdasarkan pada inisiasi
unsur sekolah melihat peluang usaha dan kebutuhan masyarakat di lingkungannya,
sehingga produk UP mungkin tidak sesuai dengan kompetensi yang ada di sekolahnya,
lebih banyak mempekerjakan tenaga luar dari pada peserta didik untuk memenuhi target
produksi atau layanan, serta berorientasi mendapatkan pendapatan atau keuntungan.
Pengelolaan TeFa dan UP yang sudah berkembang sedemikian besar di banyak
SMK terutama dalam hal keuangannya sudah mencerminkan perusahaan atau badan
usaha pada umumnya. Oleh karena itu, perlu payung hukum untuk melindunginya.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018 tentang
Standar Nasional Pendidikan SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan, khususnya pada lampiran
VII Standar Pengelolaan di Bab II Standar Pengelolaan
1
oleh SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan mengamanatkan bahwa ”dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan bagi Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah
Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) yang memiliki spesifikasi teknis di bidang layanan umum
dan memenuhi persyaratan yang ditentukan diberikan fleksibilitas sesuai peraturan
perundang-undangan dalam pengelolaan keuangannya untuk ditetapkan menjadi BLUD
atau yang sejenisnya”.
BLUD adalah sistem yang diterapkan oleh unit pelaksana teknis dinas/badan
daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mempunyai fleksibilitas
dalam pola pengelolaan keuangan sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan
daerah pada umumnya. Unit pelaksana teknis dinas/badan daerah yang telah menerapkan
BLUD antara lain Rumah Sakit Umum Daerah, Puskesmas, Persampahan, Pengolahan
Limbah, Pasar, Pertanian, Peternakan, Perikanan, Transportasi, Perparkiran, Terminal,
Pariwisata, Konservasi, Stadion Olahraga, dan lain sebagainya. BLUD memberikan
peluang yang besar kepada SMK untuk menerapkan pola tata kelola keuangan yang
fleksibel. Contoh daerah yang telah menerapkan BLUD yaitu Provinsi Jawa Timur,
dimulai tahun 2018 pada 20 SMK menunjukkan hasil yang baik, efektif, namun perlu
dievaluasi sebelum di diseminasi ke dalam skala yang lebih luas. Implementasi BLUD
telah menunjukkan SMK menjadi lebih mandiri, produktif, efisien, dan akuntabel dalam
pengelolaan keuangan.
B. Tujuan
Tujuan yang diharapkan adalah:
1. Secara Umum
Menyediakan pedoman bagi SMK yang mampu mempercepat proses pembentukan status
BLUD.
2. Secara Khusus
a. Menjelaskan konsep BLUD;
b. Menjelaskan bidang layanan yang menjadi potensi income generating
BLUD SMK;
c. Menjelaskan manfaat penerapan BLUD SMK;
d. Menjelaskan hambatan pengelolaan BLUD SMK;
e. Menjelaskan penerapan BLUD SMK berbasis Good School Governance
(GSG);
f. Menjelaskan prosedur penyusunan dokumen BLUD SMK.
2
D. Outcome
3
BAB II
KONSEP
BLUD
A. Definisi BLUD
BLUD SMK adalah Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di
lingkungan pemerintah daerah provinsi yang dibentuk untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat terutama peserta didik, berupa penyediaan barang dan/atau jasa tanpa
mengutamakan mencari keuntungan. BLUD SMK dalam melakukan kegiatannya harus
didasarkan pada prinsip efisiensi, efektivitas, dan produktivitas. Pelaksanaan BLUD
mendapatkan pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya
dalam bentuk fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek bisnis yang
sehat. Tujuannya adalah meningkatkan pelayanan kepada masyarakat terutama peserta
didik, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan dan daya saing sumber daya manusia
Indonesia. Fleksibilitas yang diberikan dalam bentuk keleluasaan pengelolaan
keuangan/barang BLUD SMK, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pejabat pengelola BLUD SMK adalah pimpinan BLUD SMK yang bertanggung
jawab terhadap kinerja operasional BLUD SMK yang terdiri atas a) Pemimpin
BLUD/Kepala Sekolah, b) Pejabat Keuangan/Kepala Subbag Tata Usaha, c) Pejabat
Teknis/Wakil Kepala Sekolah atau Pejabat Setingkat. BLUD SMK dalam melaksanakan
kegiatannya dapat memperoleh pendapatan berupa penerimaan dalam bentuk kas BLUD
SMK. Pendapatan ini akan menambah ekuitas dalam periode anggaran bersangkutan
yang tidak perlu dibayar kembali. BLUD SMK juga melakukan belanja, berupa semua
pengeluaran dari rekening kas yang mengurangi ekuitas dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh BLUD SMK.
Pendapatan dari operasional BLUD SMK akan menghasilkan nilai omzet, yaitu jumlah
seluruh pendapatan operasional yang diterima oleh BLUD SMK yang berasal dari barang
dan/atau jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat, hasil kerja BLUD SMK
dengan pihak lain dan/atau hasil usaha lainnya. Nilai aset BLUD SMK adalah jumlah
aktiva yang tercantum dalam neraca BLUD SMK pada akhir suatu tahun buku tertentu,
dan merupakan bagian dari aset pemerintah daerah provinsi yang tidak terpisahkan. Tarif
yang dikenakan adalah imbalan atas barang dan/atau jasa yang diberikan oleh BLUD
SMK termasuk imbal hasil yang wajar dari investasi dana, dapat bertujuan untuk
menutup seluruh atau sebagian dari biaya per unit layanan selama beroperasi. BLUD
SMK akan mengeluarkan biaya, berupa sejumlah pengeluaran yang mengurangi ekuitas
untuk memperoleh barang dan/atau jasa untuk keperluan operasional. BLUD SMK juga
diizinkan untuk investasi jangka pendek dalam bentuk pemanfaatan surplus kas jangka
pendek, selama bisa memberikan manfaat ekonomis yang dapat meningkatkan
kemampuan BLUD SMK dalam pelayanan kepada masyarakat dengan memperhatikan
likuiditas keuangan BLUD SMK.
Pada sisi pengelolaan keuangan, dikenal basis akrual, yaitu basis akuntansi yang
mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat
4
transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima
atau dibayar. BLUD SMK memiliki rekening kas yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan uang BLUD yang dibuka oleh pejabat pengelola BLUD SMK pada
bank umum untuk menampung seluruh penerimaan pendapatan dan pembayaran
pengeluaran BLUD SMK.
2. Landasan Yuridis
Landasan yuridis penerapan BLUD SMK adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional;
c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
d. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Negara;
e. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
f. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
g. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
sebagaimana yang telah beberapa kali di ubah, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana yang telah di ubah dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013;
i. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum sebagaimana yang telah di ubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012;
j. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
k. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah;
5
l. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan;
m. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
n. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah;
o. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan SMK/Madrasah Aliyah
Kejuruan; dan
p. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2018
tentang BLUD.
6
5. BLUD SMK menyelenggarakan kegiatan tanpa mengutamakan mencari keuntungan.
6. Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan laporan keuangan serta kinerja BLUD
SMK disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rencana kerja
dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja Dinas Pendidikan dan pemerintah
provinsi.
7. BLUD SMK mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan dengan praktik
bisnis yang sehat.
7
BAB III
PEMBENTUKAN BLUD SMK
A. Persiapan
Kelembagaan SMK secara tugas dan fungsi bersifat operasional dalam
menyelenggarakan pelayanan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa layanan
umum, untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan masyarakat. Selain itu,
SMK juga mempersiapkan persyaratan administrasi pendirian BLUD SMK yaitu: (a)
kinerja pelayanan di bidang tugas dan fungsi SMK terkait layak dikelola dan
ditingkatkan pencapaiannya melalui BLUD SMK atas rekomendasi Kepala Dinas
Pendidikan; dan (b) kinerja keuangan SMK yang sehat.
1. Persyaratan Substantif
Sebagaimana dimaksud dalam Permendagri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah, persyaratan substantif dapat terpenuhi apabila tugas dan
fungsi unit pelaksana teknis dinas/badan daerah bersifat operasional dalam
menyelenggarakan layanan umum yang menghasilkan barang/jasa publik. Layanan
umum tersebut diutamakan untuk pelayanan pendidikan SMK yang mana menjadi
penyedia dalam pengadaan barang dan/atau jasa yang dilaksanakan oleh pemerintah
maupun swasta sesuai dengan praktek bisnis yang sehat. Hal ini dilakukan sebagai
salah satu bentuk pengembangan layanan umum.
2. Persyaratan Teknis
Berdasarkan Permendagri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum
Daerah, persyaratan teknis terpenuhi apabila:
a. Karakteristik tugas dan fungsi SMK dalam memberikan pelayanan lebih layak
apabila dikelola dengan menerapkan BLUD, sehingga dapat meningkatkan
pencapaian target keberhasilan.
Kriteria layak yang dimaksud meliputi:
1) Memiliki potensi untuk meningkatkan penyelenggaraan pelayanan secara
efektif, efisien, dan produktif;
2) Memiliki spesifikasi teknis yang terkait langsung dengan layanan umum
kepada masyarakat.
b. Berpotensi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan kinerja keuangan
apabila dikelola dengan menerapkan BLUD. Kriteria berpotensi meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat dan kinerja keuangan meliputi:
1) Perkiraan rencana pengembangan yang dilihat, misalnya dari
8
peningkatan/diversifikasi unit layanan, jumlah konsumen, dan tingkat kepuasan
konsumen;
2) Perhitungan/rencana peningkatan pendapatan dalam beberapa
tahun yang akan datang dengan ditetapkannya menjadi BLUD.
3. Persyaratan Administratif
Persyaratan administratif dapat terpenuhi apabila SMK membuat dan
menyampaikan beberapa dokumen,Dokumen-dokumen tersebut meliputi:
a. Surat Pernyataan Kesanggupan Peningkatan Kinerja
Surat pernyataan ini berisi tentang komitmen SMK untuk meningkatkan
kinerjanya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang
layanan pendidikan khususnya pendidikan kejuruan. Surat pernyataan
kesanggupan yang ditanda tangani oleh kepala SMK dan diketahui oleh Kepala
Dinas Pendidikan Provinsi.
b. Pola Tata Kelola
Pola Tata Kelola merupakan uraian tentang Tata Kelola SMK yang akan
menerapkan BLUD. Pola Tata Kelola yang ditetapkan dengan Peraturan
Kepala Daerah. Contoh Pola Tata Kelola BLUD SMK dapat dilihat pada
lampiran 1. Pola Tata Kelola tersebut memuat:
9
menggunakan teknis analisis bisnis, yang ditetapkan melalui Peraturan
Kepala Daerah.
Pelaksanaan Renstra harus berdasarkan pada peningkatan pelayanan
masyarakat, efisiensi, efektivitas, produktifitas berdasarkan praktek bisnis
yang sehat tanpa mengutamakan keuntungan. Implementasi rencana strategis
ini juga harus dilakukan dengan memperhatikan fleksibilitas dari penerapan
BLUD. Renstra ini selanjutnya akan dipakai sebagai dasar penyusunan
Rencana Bisnis Anggaran (RBA) dan digunakan sebagai evaluasi kinerja
untuk setiap tahunnya. Renstra ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
Penyusunan Renstra oleh unit pelaksana teknis dinas/badan daerah yang
akan menerapkan BLUD memuat: a. rencana pengembangan layanan; b.
strategi dan arah kebijakan; c. rencana program dan kegiatan; dan d. rencana
keuangan. Contoh Renstra BLUD SMK dapat dilihat pada lampiran 2.
10
Laporan audit terakhir merupakan laporan audit oleh pemeriksa
eksternal pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan atas laporan keuangan tahun terakhir sebelum SMK yang akan
menerapkan BLUD direkomendasikan untuk menerapkan BLUD. Apabila
audit terakhir tersebut belum tersedia, kepala SMK yang akan menerapkan
BLUD membuat surat pernyataan bersedia untuk diaudit oleh pemerika
eksternal pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Surat pertanyaan tersebut ditandatangani oleh kepala SMK yang
akan menerapkan BLUD dan diketahui oleh kepala Dinas Pendidikan
Provinsi.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah auditor eksternal dalam audit
laporan keuangan SMK yang akan menerapkan BLUD. Jenis-jenis
pemeriksaan BPK terdiri atas pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja,
dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Pemeriksaan keuangan yakni
pemeriksaan atas laporan keuangan yang bertujuan memberikan keyakinan
yang memadai (reasonable assurance) bahwa laporan keuangan telah
disajikan secara wajar dalam semua hal material, sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi
komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Pemeriksaan kinerja yakni pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara
yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi, serta pemeriksaan
aspek efektivitas. Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan dengan tujuan
tertentu yakni pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus atas hal-hal
lain yang berkaitan dengan keuangan dan pemeriksaan investigasi.
1. Tujuan
Tujuan Pedoman Penilaian Usulan Penerapan BLUD SMK adalah:
a. Tersedianya pedoman yang dapat digunakan oleh Tim Penilai dalam melakukan
penilaian atas usulan penerapan BLUD;
b. Tersusunnya instrumen penilaian bagi Tim Penilai sesuai dengan
karakteristik dan potensi daerah;
c. Terjaganya obyektivitas, transparansi dan kualitas penilaian.
11
b. PPKD sebagai sekretaris;
c. Kepala SKPD yang membidangi kegiatan BLUD sebagai anggota;
d. Kepala SKPD yang membidangi perencanaan pembangunan daerah sebagai
anggota; dan
e. Kepala SKPD yang membidangi pengawasan di pemerintah daerah
sebagai anggota; serta
f. Tenaga ahli yang berkompeten dibidangnya, apabila diperlukan.
5. Instrumen penilaian
SMK yang akan menerapkan BLUD dinilai melalui instrumen dengan
masing-masing bobot dokumen sebagai berikut.
12
Tabel 2 Persyaratan Penilaian Dokumen Administatif
No Dokumen Bobot
Jika salah satu dari enam persyaratan administratif tidak terpenuhi, maka
tidak dilakukan penilaian dan dapat diajukan kembali apabila seluruh persyaratan
sudah terpenuhi. Berikut adalah penilaian pada masing-masing dokumen berikut
bobot unsur yang dinilai:
13
laksana Pengelompokan fungsi (akuntabilitas 2,0
berbasis kinerja)
Pengelolaan SDM (pengadaan, 2,0
persyaratan, pengangkatan,
penempatan, batas usia, masa kerja, hak,
kewajiban, termasuk sistem reward dan
punishment, serta pemberhentian
(PHK))
Adanya Pengesahan Peraturan Kepala Daerah 3,0
oleh Kepala Daerah
14
Tabel 6 Penilaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) (Bobot 20%)
Untuk SMK yang baru dibentuk dan akan langsung menerapkan BLUD menggunakan
penilaian sebagai berikut:
15
Indikator Unsur Yang Dinilai Bobot
Unsur
Prognosis/Proyeksi LRA sesuai sistem perencanaan dan 5,0
Laporan Realisasi penganggaran Pemda
Anggaran (LRA)
Prognosis/Proyeksi LO sesuai sistem perencanaan dan 5,0
Laporan Operasional penganggaran Pemda
(LO)
ATAU
D. Proses Penilaian
1. Dalam rangka penilaian dokumen administratif dilakukan dengan menggunakan
format penilaian dokumen administratif, indikator, dan bobot penilaian penerapan
BLUD (SE Mendagri Nomor 981/1010/SJ dan Nomor 981/1011/SJ tentang Modul
Penilaian dan Penetapan BLUD tanggal 6 Februari 2019), sebagai berikut:
a. bagi SKPD yang telah mempunyai Unit Pelaksana Teknis Daerah menggunakan
format A.l ; (lampiran 5)
b. bagi SKPD yang belum mempunyai UPTD, menggunakan format A.2. (lampiran
6)
2. Untuk melakukan penilaian dokumen administratif terhadap nilai per unsur pada
kolom 6 format A.l dan format A.2, menggunakan format B. (lampiran 7)
3. Setelah dilakukan penilaian terhadap dokumen administratif, hasil penilaian
16
dituangkan dalam Berita Acara Hasil Penilaian Usulan Penerapan BLUD, disertai
dengan kesimpulan penilaian dokumen administrastif usulan penerapan BLUD
sebagaimana format C. (lampiran 8)
E. Penetapan BLUD
Berdasarkan hasil penilaian dokumen administratif, dalam hal nilai dari dokumen
administratif <60, maka hasil penilaian Ditolak Untuk Menerapkan BLUD dan
apabila nilai dari dokumen administratif >60, maka hasil penilaian Diterima Untuk
Menerapkan BLUD. Hasil penilaian tersebut selanjutnya akan dituangkan dalam
bentuk rekomendasi penerapan BLUD SMK sebagaimana format D. (lampiran 9)
Rekomendasi disampaikan kepada kepala daerah sebagai dasar penetapan dan
kapan dimulainya penerapan BLUD SMK yang dituangkan dalam Keputusan Kepala
Daerah.
17
BAB IV
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
SMK YANG AKAN MENERAPKAN BLUD
BLUD SMK didasarkan pada prinsip efisiensi, efektivitas, dan produktivitas. Pelaksanaan
operasional sistem BLUD, yang mendapatkan pengecualian dari ketentuan pengelolaan
keuangan daerah pada umumnya, diberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan
praktek bisnis yang sehat.
18
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD yang dijelaskan
sebagai berikut:
(1) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf e disusun oleh
kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan Daerah yang akan menerapkan BLUD
sesuai dengan sistem akuntansi yang diterapkan pada pemerintah daerah.
(2) Laporan keuangan terdiri atas:
a. laporan realisasi anggaran;
b. neraca;
c. laporan operasional:
d. laporan perubahan ekuitas; dan
e. catatan atas laporan keuangan.
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor: 981/1010/SJ tahun 2019 tentang
Modul Penilaian dan Penetapan BLUD menjelaskan bobot dokumen laporan keuangan.
Bobot dokumen tersebut dijelaskan pada format penilaian dokumen administratif,
indikator, dan bobot penilaian penerapan BLUD, khususnya pada format A.1: SKPD
yang telah mempunyai Unit Pelaksana Teknis Daerah, pada Nomor 5 untuk dokumen
administratif yang dinilai pada laporan keuangan dengan nilai bobot 20% pada 5 (lima)
laporan keuangan sebagai berikut:
a. LRA sesuai dengan SAP
b. Neraca sesuai dengan SAP
c. LO sesuai dengan SAP
d. LPE sesuai dengan SAP
e. CaLK sesuai dengan SAP
19
dalam suatu periode pelaporan yang terdiri dari unsur pendapatan dan belanja.
2. Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu entitas
pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal pelaporan. Neraca
terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas.
3. Laporan Operasional (LO) merupakan salah satu unsur laporan keuangan yang
menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan
penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah daerah untuk kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan.
4. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) merupakan laporan yang menyajikan
peningkatan maupun penurunan aktiva-aktiva bersih atau kekayaan entitas selama
periode tertentu yang didasarkan prinsip-prinsip pengukuran tertentu yang dianut
dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
5. Catatan atas Laporan Keuangan merupakan salah satu unsur laporan keuangan yang
menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai
suatu pos yang disajikan dalam LRA, LO, LPE, dan Neraca dalam rangka
pengungkapan yang memadai.
SMK dapat saja baru dibentuk dan akan langsung menerapkan BLUD maka SMK
baru tersebut tidak menyusun 5 (lima) komponen laporan keuangan tetapi hanya
menyusun prognosis/proyeksi keuangan berupa LRA dan LO sesuai dengan sistem
perencanaan dan penganggaran yang diterapkan oleh pemerintah daerah. Pada Surat
Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor: 981/1010/SJ tahun 2019 khususnya pada format
A.2: SKPD yang belum mempunyai unit pelaksana teknis daerah, pada Nomor 5 untuk
dokumen administratif yang dinilai pada prognosis/proyeksi laporan keuangan dengan
nilai bobot 20% pada 2 (dua) laporan keuangan sebagai berikut:
a. LRA sesuai dengan sistem perencanaan dan penganggaran yang diterapkan
pemerintah daerah
b. LO sesuai dengan sistem perencanaan dan penganggaran yang diterapkan
pemerintah daerah
Masing-masing laporan keuangan mempunyai nilai 0 atau 10 dengan bobot per
unsur masing-masing sebesar 5,0.
2. Akuntansi SMK
SMK menyusun 5 (lima) komponen laporan keuangan tersebut, perlu pemahaman
akuntansi yang memadai. Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran,
pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan, penyajian laporan,
serta penginterpretasian atas hasilnya. Proses identifikasi dan pencatatan dalam akuntansi
yang dimaksud adalah setiap kejadian transaksi keuangan diperlukan adanya pencatatan
serta identifikasi pada pos-pos akun mana yang sesuai dengan kejadian transaksinya.
Begitu pula dengan pengklasifikasi transaksi yang dilakukan termasuk dalam bagian pos
akun yang mana saja nanti digunakan ketika sudah melakukan pencatatan,
pengklasifikasian dan pengikhtisaran transaksi kemudian disajikan dalam bentuk laporan
keuangan yang sesuai dengan pedoman atau peraturan- peraturan yang mengatur proses
penyusunan laporan keuangan. Akuntansi SMK
20
sendiri adalah bagian dari akuntansi SKPD karena sebagai UPTD, SMK merupakan unit
kerja dari SKPD. Dalam pengaturan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan
daerah sebenarnya tidak dikenal akuntansi SMK, namun untuk keperluan persyaratan
dokumen administratif menjadi BLUD, maka SMK harus membuat 5 (lima) komponen
laporan keuangan. Laporan keuangan SMK mempunyai basis akuntansi yang sama
dengan laporan keuangan SKPD yaitu basis kas untuk statutory report seperti LRA dan
basis akrual untuk laporan keuangan LO dan Neraca.
21
penjurnalan yang dilakukan harus dilakukan dengan teliti dimana posisi debit dan
kreditnya, agar tidak salah dalam tahapan selanjutnya. Pada tahapan selanjutnya tiap
transaksi dalam penjurnalan yang sudah dimasukan kedalam pos-pos akun dibuatkan
buku besar yang sifatnya sebagai penerjemah kenaikan atau penurunan nilai akun atas
transaksi pada penjurnalan sebelumnya. Hal ini cukup mudah, karena hanya melakukan
posting atau memindahkan tiap-tiap akun yang terjadi pada saat transaksi penjurnalan.
Hal penting yang perlu diingat sebelum melakukan posting setiap akun jurnal ke buku
besar adalah nilai saldo awal atau saldo tahun sebelumnya yang wajib dimasukan terlebih
dahulu.
Tahapan selanjutnya adalah membuat neraca saldo. Neraca saldo merupakan
tahapan sebelum penyusunan laporan keuangan, dimana dalam neraca saldo ini berfungsi
untuk mengelompokkan saldo nilai akun-akun yang ada di dalam buku besar, serta
sebagai koreksi untuk penyeimbangan posisi debit dan kredit yang telah dilakukan pada
saat transaksi sebelumnya. Ketika neraca saldo yang sudah seimbang posisi debit dan
kreditnya, kemudian dimasukan ke dalam tahapan laporan keuangan. Laporan keuangan
ini sesuai dengan penyajian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dimana
setiap akun dalam neraca saldo perlu disajikan dalam lima komponen laporan keuangan
yang telah ditentukan sebelumnya.
Siklus akuntansi ini merupakan rangkaian tahapan perlakuan data transaksi
keuangan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, hal ini dikarenakan adanya saling
keterkaitan tahapan satu sama lain. Pembetulan dalam siklus akuntansi tidak dapat
dilakukan secara langsung dan harus melihat proses awalnya terlebih dahulu jika didapati
ada salah satu tahapan/siklus yang perlu dikoreksi. Siklus akuntansi ini harus dipahami
dengan baik dan benar oleh SMK yang akan menyajikan laporan keuangan agar hasilnya
baik dan maksimal.
a. Persamaan Akuntansi
Persamaan akuntansi, atau juga disebut persamaan dasar akuntansi adalah
komponen yang membentuk dasar untuk semua sistem akuntansi. Persamaan
sederhana ini menggambarkan dua fakta tentang perusahaan atau suatu instansi yakni
apa yang dimiliki perusahaan dan berapa besar hutang perusahaan atau instansi
tersebut. Persamaan akuntansi menyamakan aset dengan kewajiban/liabilitas dan
modalnya, hal ini menunjukkan bahwa semua aset perusahaan atau instansi diperoleh
melalui kewajiban hutang dan/atau modal. Berikut ini adalah gambar ilustrasi
persamaan akuntansi:
22
Kewajiban/liabilitas dan modal pada dasarnya hanyalah sumber pendanaan
bagi perusahaan/instansi untuk memperoleh aset. Persamaan akuntansi umumnya
ditulis dengan kewajiban/liabilitas yang muncul sebelum modal. Hal seperti ini harus
konsisten dengan pelaporan keuangan di mana aset dan kewajiban/liabilitas lancar
selalu dilaporkan sebelum aset dan kewajiban/liabilitas jangka panjang. Persamaan
ini berlaku untuk semua kegiatan bisnis dan transaksi. Aset akan selalu sama dengan
kewajiban/liabilitas dan modal. Jika aset meningkat, kewajiban/liabilitas atau modal
pemilik harus meningkat untuk menyeimbangkan persamaan. Sebaliknya berlaku
jika kewajiban/liabilitas atau modal yang menurun.
Persamaan akuntansi ini adalah alat bantu dalam menganalisis dokumen
transaksi yang kemudian dicatat dalam bentuk jurnal. Persamaan akuntansi ini juga
merupakan persamaan untuk seluruh transaksi yang terdapat dalam instansi
manapun, termasuk untuk transaksi di pemerintah daerah. Istilah modal pada
pemerintahan diganti dengan istilah ekuitas sehingga persamaan akuntansinya
menjadi seperti berikut:
23
Gambar 5 Persamaan Akuntansi UPTD SMK
1. Jurnal
Proses awal dalam siklus akuntansi adalah identifikasi transaksi dimulai
dengan pengumpulan data yang diambil dari bukti transaksi. Berdasarkan bukti
transaksi kemudian dikelompokkan transaksi- transaksi yang terjadi dan dapat
dipertanggungjawabkan berupa nota, faktur, kuitansi atau memo yang
diverifikasi. Semua transaksi yang sudah dikelompokkan, maka harus dicatat ke
dalam jurnal berdasarkan urutan kronologi transaksi keuangan. Jurnal adalah alat
untuk mencatat transaksi-transaksi suatu entitas secara kronologis dan sistematis.
Contoh format jurnal umum dapat dilihat sebagai berikut:
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
24
Keterangan:
(1) Tanggal terjadinya transaksi secara berurutan dengan kronologis terjadinya
transaksi.
(2) Nomor bukti transaksi.
(3) Nomor kode rekening.
(4) Nama akun yang di debit ditulis terlebih dahulu kemudian baris selanjutnya
ditulis akun yang di kredit dan ditulis menjorok kesebelah kanan.
(5) dan (6) Jumlah rupiah dari akun yang di debit maupun di kredit.
Pencatatan transaksi dalam jurnal diatur dalam sebuah mekanisme debit
dan kredit. Pengertian debit dalam persamaan akuntansi menunjukan sisi sebelah
kiri dan kredit menunjukan sebelah kanan. Mekanisme untuk menggunakan
aturan debit dan kredit pada setiap akun utama akuntansi terlihat dalam tabel
sebagai berikut:
25
Tabel 11 Contoh 1 Jurnal Transaksi SMK
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
5-Jan-20 Xxxx x.x.x.xx Perlengkapan 2.000.000,00
Kantor
2.000.000,00
x.x.x.xx Kas di Bendahara
Pengeluaran
Pembantu SMK
26
Tabel 14 Mekanisme Basis Laporan Keuangan Pemerintah
Kode Akun Uraian Laporan Basis
1 Aset
2 Kewajiban Neraca Akrual
3 Ekuitas
4 Pendapatan LRA
5 Belanja LRA Kas
6 Pembiayaan
7 Pendapatan LO
LO Akrual
8 Beban
Ada hal penting yang wajib diketahui terkait pencatatan jurnal realisasi
anggaran yang berbasis kas, dimana, jurnal basis kas ini akan dilakukan apabila
sudah memenuhi dua kriteria yaitu:
a) Terdapat aliran kas (masuk/keluar); dan
b) Merupakan realisasi anggaran.
Apabila dua syarat di atas tidak terpenuhi maka pencatatan realisasi
anggaran tidak perlu dilakukan. Contoh jurnal realisasi anggaran pada sebagai
berikut:
a. Bendahara Penerimaan Pembantu Sekolah menerima uang sebesar
Rp5.000.000,00 dari pembayaran Pendapatan pemanfaatan aset sekolah.
27
Hal lain yang perlu menjadi perhatian bahwa setiap transaksi harus
dilakukan jurnal basis akrual dan apabila memenuhi syarat maka juga dilakukan
jurnal basis kas. Apabila dalam satu transaksi terdapat jurnal basis akrual dan
jurnal basis kas maka jurnal dicatat pada saat yang sama. Berikut ini adalah
contoh transaksi yang memenuhi syarat basis kas dan basis akrual:
c. Bendahara Penerimaan Pembantu SMK menerima uang sebesar
Rp5.000.000,00 dari pembayaran Pendapatan Pemanfaatan Aset Sekolah.
28
menjadi laporan keuangan untuk dokumen administratif menjadi BLUD.
Apabila semua transaksi tersebut sudah dicatat dalam jurnal akuntansi maka
laporan keuangan SMK yang berbasis kas akan terbentuk.
Selanjutnya perlu dilakukan jurnal untuk mencatat transaksi akrual yang
meliputi transaksi sebagai berikut:
a. Pengakuan piutang jika ada, dapat dilakukan berdasarkan tagihan kepada
penerima jasa dari SMK. Untuk kasus tertentu diperlukan adanya tanda
terima atau berita acara serah terima pekerjaan yang ditandatangani pihak
SMK dan dan penerima jasa dari SMK;
b. Pengakuan persediaan baik yang bertambah maupun berkurang berdasarkan
laporan persediaan SMK yang menyajikan informasi saldo awal, mutasi
keluar, mutasi masuk dan saldo akhir;
c. Pengakuan investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang jika ada,
berdasarkan surat berharga, sertifikat deposito maupun dokumen investasi
lain;
d. Pengakuan aset tetap, aset dikerjasamakan, dan aset tak berwujud baik yang
bertambah maupun berkurang berdasarkan laporan barang SMK yang
menyajikan informasi saldo awal, mutasi keluar, mutasi masuk dan saldo
akhir;
e. Pengakuan beban penyusutan/amortisasi di LO dan akumulasi
penyusutan/amortisasi di Neraca berdasarkan tahun perolehan dari laporan
barang dan kebijakan akuntansi pemda;
f. Pengakuan aset rusak sebagai aset lainnya jika ada berdasarkan surat
permohonan penghapusan aset dari Kuasa Pengguna Barang; dan
g. Pengakuan utang jangka pendek maupun jangka panjang jika ada,
berdasarkan tagihan dari debitur atau perjanjian pinjaman.
2. Buku Besar
Transaksi yang sudah dikelompokkan dan dicatat ke dalam jurnal
berdasarkan urutan kronologi transaksi keuangan memerlukan proses klasifikasi.
Proses klasifikasi transaksi dari jurnal ke buku besar dikenal dengan istilah
Posting. Posting adalah proses pemindahan jurnal suatu transaksi ke dalam buku
besar dari masing-masing akun dalam jurnal terkait. Buku besar adalah buku
yang digunakan untuk mengelompokkan transaksi berdasarkan akun/kode
rekening sehingga diperoleh saldo akhir akun/kode rekening tersebut. Setiap
akun memiliki satu buku besarnya masing-masing sehingga jumlah buku besar
yang dimiliki sebuah entitas sama banyaknya dengan jumlah akun yang
dimilikinya. Buku besar dibuat dalam sebuah format tertentu dan dengan aturan
tertentu yang telah disepakati. Contoh format buku besar dapat dilihat sebagai
berikut:
29
Tabel 19 Format Buku Besar
Kode Rekening :
Uraian :
Anggaran :
Keterangan:
(1) Tanggal terjadinya transaksi secara berurutan dengan kronologis terjadinya
transaksi.
(2) Nomor surat bukti transaksi.
(3) Uraian transaksi.
(4) Bagian ref mengacu pada pencatatan dalam jurnal yaitu halaman jurnal
pada saat transaksi dicatat.
(5) dan (6) Jumlah rupiah dari akun yang di debit maupun di kredit.
(7) Jumlah saldo dari transaksi
Sebelum melakukan posting, terlebih dahulu memasukkan semua saldo
awal untuk akun-akun Aset, Kewajiban dan Ekuitas yang diperoleh dari Neraca
Awal Tahun kedalam buku besarnya masing-masing. Ketika transaksi periode
berjalan telah dimulai, tiap transaksi yang telah dicatat dalam jurnal kemudian
diposting kebuku besar. Berdasarkan contoh jurnal di atas, dapat dilakukan
posting ke buku besar sebagai berikut:
Jurnal Transaksi pendapatan tunai oleh Bendahara Penerimaan Pembantu
SMK:
30
Tabel 20 Contoh Pengisian Buku Besar dari
De Jurnal
Tanggal No Bukti Kode Rekening
Uraian Kredit
5.000.000,00
x.x.x.xx Pendapatan Pemanfaatan Aset Sekolah -LO
Buku Besar :
Kode Rekening : x.x.x.xxx
Uraian : Kas di Bendahara Penerimaan Pembantu SMK
Anggaran :
BukuBesar :
Kode Rekening : x.x.x.xxx
Uraian : Pendapatan Pemanfaatan Aset Sekolah -LO
Anggaran :
Perlu diingat bahwa sebelum posting dilakukan, pastikan saldo awal akun-
akun neraca sudah masuk ke dalam buku besar.
3. Neraca Saldo
Proses mengumpulkan saldo akhir dari setiap buku besar memerlukan
keakurasian dari pencatatan pada buku besar itu sendiri. Proses ini merupakan
tujuan dari penyusunan neraca saldo, dimana jika dilakukan dengan benar akan
menghasilkan neraca saldo yang seimbang antara penjumlahan kolom debit dan
kreditnya. Neraca Saldo adalah daftar seluruh akun dalam transaksi beserta
saldonya pada posisi debit maupun kredit. Neraca saldo disusun untuk
memastikan bahwa Buku Besar secara matematis adalah akurat dengan
pengertian bahwa
31
jumlah saldo-saldo debit selalu sama dengan saldo-saldo kredit. Contoh format
neraca saldo dapat dilihat sebagai berikut:
Keterangan:
(1) Nomor kode rekening.
(2) Nama akun.
(3) dan (4) Jumlah rupiah dari akun yang di debit maupun di kredit.
32
C. Laporan Realisasi Anggaran
Laporan realisasi anggaran (LRA) yaitu laporan yang menyajikan informasi
realisasi pendapatan dan belanja, yang masing-masing diperbandingkan dengan
anggarannya dalam satu periode. Unsur-unsur yang dicakup secara langsung oleh laporan
realisasi anggaran. Masing-masing unsur di dalam LRA dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Penerimaan Pembantu
SMK/Bendahara BOS dan/atau rekening kas Bendahara Penerimaan Pembantu
SMK/Bendahara BOS yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak SMK, dan tidak perlu dibayar
kembali oleh SMK.
2. Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu
SMK/Bendahara BOS dan/atau rekening kas Bendahara Pengeluaran Pembantu
SMK/Bendahara BOS yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun
anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
SMK.
Penyusunan LRA dilakukan dengan mengambil saldo-saldo dari akun 4 dan
5 di neraca saldo yang diposting kekolom realisasi di LRA. Setelah LRA terbentuk maka
dilakukan jurnal penutup atas akun-akun temporer LRA tersebut. Tahapan sederhana
penyusunan LRA dapat digambarkan sebagai berikut:
Berikut adalah ilustrasi format Laporan Realisasi Anggaran SMK untuk keperluan
persyaratan dokumen administratif dalam pengajuan sebagai BLUD.
33
Tabel 23 Format Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
PEMERINTAH …
DINAS …
SMK NEGERI …
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1
Anggaran
Realisasi Selisih
Uraian Setelah Perubahan
(Rp) (Rp)
(Rp)
1 2 3 4
PENDAPATAN – LRA
PENDAPATAN ASLI DAERAH - LRA
Pendapatan Pajak Daerah – LRA
Pendapatan Retribusi Daerah – LRA
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan –
LRA
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
– LRA
BELANJA
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Jumlah Belanja Operasi
BELANJA MODAL
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Gedung dan Bangunan
Belanja Jalan Irigasi dan Jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya
Belanja Aset Lainnya
Jumlah Belanja Modal
JUMLAH BELANJA
SURPLUS/DEFISIT
D. Laporan Operasional
Laporan operasional (LO) adalah laporan yang menyajikan ikhtisar sumber daya
ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh entitas untuk
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan.
Unsur yang dicakup secara langsung dalam laporan operasional terdiri dari
pendapatan-LO, beban, dan surplus/(defisit-LO).
Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:
34
1. Pendapatan-LO adalah hak pemerintah dalam hal ini adalah SMK yang diakui
sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
2. Beban adalah kewajiban pemerintah dalam hal ini adalah SMK yang diakui
sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
3. Surplus/(defisit-LO) adalah selisih antara pendapatan-LO dan beban.
Penyusunan LO dilakukan dengan mengambil saldo-saldo dari akun 7 dan 8
di neraca saldo yang diposting ke LO. Setelah LO terbentuk maka dilakukan jurnal
penutup atas akun-akun temporer LO tersebut agar dapat menghasilkan surplus/defisit-
LO. Tahapan sederhana penyusunan LO dapat digambarkan sebagai berikut:
Berikut adalah ilustrasi format Laporan Operasional SMK untuk keperluan persyaratan
dokumen administratif dalam pengajuan sebagai BLUD.
1 2 3
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) - LO
Pendapatan Pajak Daerah - LO
Pendapatan Retribusi Daerah - LO
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan - LO
Lain-lain PAD yang sah - LO
35
20X1
20X0
URAIAN (Rp)
(Rp)
TOTAL PENDAPATAN - LO
BEBAN
Beban Operasi
Beban Pegawai
Beban Barang dan Jasa
Beban Penyusutan dan Amortisasi
Beban Penyisihan Piutang
Beban Lain-lain
TOTAL BEBAN
SURPLUS (DEFISIT) - LO
Penyusunan laporan perubahan ekuitas diambil dari neraca saldo berupa akun
ekuitas awal dan lain-lain dan surplus/defisit-LO kemudian menjadi laporan perubahan
ekuitas sehingga mendapatkan ekuitas akhir. Contoh format laporan perubahan ekuitas
sekolah dapat dilihat sebagai berikut:
36
Tabel 25 Format Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
PEMERINTAH …
DINAS …
SMK NEGERI …
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1 DAN 31 DESEMBER 20X0
20X1
20X0
URAIAN (Rp)
(Rp)
1 2 3
EKUITAS AWAL
SURPLUS/DEFISIT LO
EKUITAS AKHIR
F. Neraca
Neraca adalah bagian dari sebuah laporan keuangan yang mencatat informasi
mengenai aset, kewajiban pembayaran pada pihak-pihak yang terkait dalam operasional
perusahaan, dan modal pada waktu tertentu. Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari
aset, kewajiban, dan ekuitas. Masing-masing unsure didefinisikan sebagai berikut:
1. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki pemerintah daerah
dalam hal ini SMK sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh SMK
maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non
keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-
sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
2. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah daerah dalam hal ini
SMK.
3. Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah daerah dalam hal ini SMK yang
merupakan selisih antara aset dan kewajiban.
Penyusunan neraca diambil dari neraca saldo kode akun 1 dan 2 kemudian menjadi
neraca dan ekuitas akhir. Tahapan sederhana penyusunan neraca dapat digambarkan
sebagai berikut:
37
Gambar 9 Tahapan Penyusunan Neraca
38
20X1 (Rp) 20X0 (Rp)
URAIAN
KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek
Hutang Perhitungan Pihak Ketiga
Hutang Biaya
Hutang Pajak
Pendapatan Diterima di Muka
Utang Jangka Pendek Lainnya
Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban Jangka Panjang
Hutang Dalam Negeri
Hutang Luar Negeri
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang
TOTAL KEWAJIBAN
EKUITAS
Ekuitas
TOTAL EKUITAS
39
diproyeksikan dengan tahun berjalan misalnya dengan rata-rata kenaikan pertahun
5% s.d 15% pertahun dari total realisasi anggaran.
Cara yang lebih rinci adalah dengan melakukan prognosis/proyeksi pendapatan
dan belanja melalui perhitungan secara rinci berdasarkan volume dikalikan tarif
(untuk pendapatan) dan volume dikalikan Satuan Standar Harga atau SSH (untuk
belanja). Prognosis/proyeksi belanja dapat dirinci berdasarkan program dan kegiatan
yang akan dilaksanakan. Volume, Tarif dan SSH ini juga dapat diproyeksi sesuai
inflasi atau range rata-rata kenaikan pertahun 5% sd 15% pertahun dari total
realisasi anggaran sebagai baseline anggarannya.
Prognosis/proyeksi LRA ini juga dapat sejalan dengan penjelasan rencana
program dan kegiatan SMK beserta kerangka pendanaan pada Bab 5 Dokumen
Administratif Rencana Strategi BLUD.
Format prognosis/proyeksi LRA gunakan format ini:
Jumlah Pendapatan
2 BELANJA
2 1 BELANJA OPERASI
2 1 1 Belanja Pegawai
2 1 2 Belanja Barang dan Jasa
Jumlah Belanja Operasi
2 2 BELANJA MODAL
2 2 1 Belanja Tanah
2 2 2 Belanja Peralatan dan Mesin
2 2 3 Belanja Gedung dan Bangunan
2 2 4 Belanja Jalan Irigasi dan Jaringan
40
2 2 5 Belanja Aset Tetap Lainnya
2 2 6 Belanja Aset Lainnya
Jumlah Belanja Modal
Jumlah Belanja
SURPLUS/DEFISIT
2. Prognosis/Proyeksi LO
Prognosis/proyeksi laporan operasional ini berisikan proyeksi pendapatan dan
biaya yang akan diproyeksikan untuk tahun mendatang. Tabel ini tidak jauh berbeda
dengan tabel prognosis/proyeksi laporan pendapatan dan belanja, bedanya hanya di
tabel ini menggunakan konsep beban, bukan belanja.
Penyusunan LO yaitu dengan memodifikasi LRA ke LO, dengan cara
memindahkan angka pendapatan-LRA ke Pendapatan-LO dan Belanja ke Beban.
Ada Belanja yang tidak pindah ke Beban yaitu Belanja Modal, namun harus
menghitung proyeksi beban penyusutan, dan memasukan data aset tetap sekolah
untuk diketahui tahun perolehan dan umur ekonomisnya agar bisa dihitung beban
penyusutannya. Hal yang sama berlaku untuk aset tak berwujud.
Format prognosis/proyeksi LO gunakan format ini:
Tabel 28 Format prognosis/proyeksi LO
PEMERINTAH ......
DINAS ......
UPTD SMKN ......
PROGNOSIS/PROYEKSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1 DAN DESEMBER 20X5
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
Uraian
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) – LO
Pendapatan Pajak Daerah – LO
Pendapatan Retribusi Daerah - LO
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan – LO
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah - LO
TOTAL PENDAPATAN
BEBAN
Beban Operasi
Beban Pegawai
Beban Barang dan Jasa
Beban Penyusutan dan Amortisasi
Beban Penyisihan Piutang
Beban Lain-lain
TOTAL BEBAN
SURPLUS (DEFISIT) - LO
41
BAB V
PENUTUP
Pedoman Pembentukan BLUD SMK merupakan jawaban terhadap kebutuhan SMK dalam
menyiapkan dokumen-dokumen admistrasi BLUD bagi sekolah yang akan menerapkan BLUD.
Pedoman ini menggambarkan bagaimana dokumen administrasi BLUD bagi SMK. Dokumen
BLUD saat ini yang baru tersedia adalah dokumen administrasi BLUD untuk rumah sakit atau
puskesmas, sehingga kebutuhan tentang dokumen administrasi BLUD SMK menjadi sangat
penting.
Dengan diterbitkannya Pedoman Pembentukan BLUD SMK diharapkan dapat
mempermudah dan memacu sekolah dalam menerapkan BLUD SMK di sekolahnya, sehingga
baik kuantitas maupun kualitas BLUD SMK terus bertambah dan berkembang seiring dengan
kebutuhan sekolah dalam fleksibilitas pengelolaan keuangan hasil dari pembelajaran teaching
factory, unit produksi, dan pemanfaatan aset sekolah oleh masyarakat. Perkembangan BLUD
SMK kedepannya juga diharapkan menjadi aset dari pemerintah untuk meningkatkan pelayanan.
Pedoman Pembentukan BLUD SMK juga menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam
memberikan fasilitasi, monitoring, dan evaluasi terhadap penerapan BLUD
42
DAFTAR PUSTAKA
BPK Provinsi Jawa Timur. (2017). Sekolah Gagas Perencanaan Bisnis Kejar Status
BLUD. Diakses melalui https://surabaya.bpk.go.id/ pada tanggal 5 September 2019.
BPKP. ( ). Program Asistensi BLUD. Diakses melalui http://www.bpkp.go.id/ pada tanggal 6
September 2019.
Depdiknas. (2002). Manajemen Keuangan. Materi Pelatihan Terpadu untuk Kepala
Sekolah. Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Tingkat Pertama.
Dijadja, M. (2003). Manajemen Proses Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi, dan
Evaluasi Kinerja. Jakarta: LAN dan Duta Pertiwi.
Dijadja, M. (2003). Transparansi Pemerintah. Jakarta: Rineka Cipta.
Global News. (2017). Gandeng Kampus, Gubernur Rumuskan SMK jadi BLU. Diakses
dari http://global-news.co.id/ pada tanggal 5 September 2019.
Hamdani. (2018). Penyajian Laporan Keuangan BLUD. Jakarta: Kemendagri.
Haq, A. A. (2015). Catatan atas Laporan Keuangan. Diakses dari
http://www.wikiapbn.org/ pada tanggal 5 September 2019.
Haq, A. A. (2015). Laporan Operasional. Diakses dari https://www.wikiapbn.org/ pada tanggal 5
September 2019.
Hidayat, A. & Mahalli, I. (2016). The Handbook of Education Management. Jakarta:
Kencana.
Jajeli, R. (2017). Sekolah Kejuruan di Jatim akan Dijadikan BLUD. Diakses melalui
https://news.detik.com/ pada tanggal 5 September 2019.
JPNN. (2019). Mendikbud Dorong SMK dengan Teaching Factory Jadi BLUD. Diakses
dari https://www.jpnn.com/ pada tanggal 5 September 2019.
Kemdikbud Dorong SMK Jadi BLUD diakses melalui https://psmk.kemdikbud.go.id pada
tanggal 5 september 2019.
Kemendikbud. (2016). Pedoman Penyusunan Pola Tata Kelola BLUD SMK. Jakarta:
Direktorat Pembinaan SMK.
Kementerian Dalam Negeri. (2019). Modul Penilaian dan Penetapan BLUD. Jakarta:
Direktorat BUMD, BLUD dan Barang Milik Daerah.
Kementerian Keuangan. (2017). Mengelola Keuangan BLUD (BLUD). Diakses dari
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/ pada 6 September 2019.
Kementerian Keuangan. (2018). Buku I Pedoman Teknis Asistensi Penyusunan Laporan
Keuangan (Neraca) BLUD. Jakarta: Deputi Bidang Akuntan Negara.
Khurniawan, A.W. & Rivai, M. (2019). Wealth Management Sebagai Strategi Pengelolaan
Keuangan SMK Menuju Kemandirian Financial Sekolah. Vocational Educational Policy
White Paper Vol. 1 Nomor 10 Tahun 2019.
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. (2013). Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan Nomor 13 Tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan Layanan
Umum.
Krina, L.L. (2003). Indikator Alat Ukur Prinsip Akuntabilitas, Transparansi, dan
Partisiasi. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
LKPP. (2018). Modul Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Jakarta: Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Mediani, M. (2018). Mendikbud Minta SMK Bentuk BLUD dan Stop Setoran ke Negara.
Diakses dari https://www.cnnindonesia.com/ pada tanggal 6 September 2019.
Pengadilan Tinggi Palembang. (2019). Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2019.
Diakses dari https://pt-palembang.go.id/ pada tanggal 5 September 2019.
Putra, Sanjaya. (2018). Pola Pengelolaan Keuangan BLUD.
43
Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Republik Indonesia. (2010). Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
Republik Indonesia. (2010). Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil.
Republik Indonesia. (2010). Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan.
Republik Indonesia. (2014). Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur
Sipil Negara.
Republik Indonesia. (2015). Peraturan Menteri Keuangan Nomor 209/PMK.05/2015
Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Investasi Pemerintah.
Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Keuangan Nomor 220/PMK.05/2016 Tentang
Sistem Akuntansi dan Pelaporan Badan Layanan Umum.
Republik Indonesia. (2017). Peraturan Menteri Keuangan Nomor 176/PMK.05/2017
Tentang Pedoman Remunerasi Badan Layanan Umum.
Republik Indonesia. (2018). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018
Tentang BLUD.
Republik Indonesia. (2019). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2019
Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2020.
Republik Indonesia. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018
Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
SMK-SMAK Bogor. (2016). Laporan Keuangan untuk Periode yang Berakhir 31
Desember 2016.
SMK Negeri 1 Pacitan. (2018). Standar Pelayanan Minimum SMK Negeri 1 Pacitan.
Pacitan: Dokumen BLUD SMK Negeri 1 Pacitan.
SMK Negeri 1 Pacitan. (2018). Tata Kelola SMK Negeri 1 Pacitan. Pacitan: Dokumen BLUD
SMK Negeri 1 Pacitan.
Sulaiman, A. (2018). SMK di Jatim Berubah Menjadi BLUD. Diakses dari
https://nusantaranews.co/ pada tanggal 5 September 2019.
Unpad. (2014). Pedoman Implementasi Remunerasi BLU Universitas Padjajaran.
44
LAMPIRAN
45
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
SMK merupakan unit pelaksana teknis Dinas Pendidikan yang menyelenggarakan
sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Pendidikan dan ujung tombak pembangunan
Pendidikan. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2019 tentang Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, khususnya pada Pasal 18 huruf c yang menyatakan bahwa salah satu
fungsi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah adalah memfasilitasi
pembangunan teaching factory dan techno park di lingkungan SMK.
Pelayanan pendidikan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (public
goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan pendidikan. Mengingat
beban kerja SMK yang berat untuk mencapai tujuan utama tersebut, pengelolaan program
dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat yang tidak memberikan
keleluasaan bagi SMK serta tuntutan SMK untuk meningkatkan kinerjanya, dimana disisi
lain sistem pengelolaan keuangan masih belum memberikan keleluasaan bagi SMK untuk
berupaya dalam peningkatan pelayanan, maka dipandang perlu untuk mengelola SMK
secara enterpreneur bukan secara birokratik lagi. SMK perlu untuk melakukan
perubahan mendasar sehingga lebih mandiri dan mampu berkembang menjadi lembaga
yang berorientasi terhadap kepuasan pelanggan. Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor
23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD, memberikan peluang bagi SMK
untuk menerapkan BLUD yang memberikan fleksibilitas dalam pengelolaannya, sehingga
dapat membantu meningkatkan pelayanannya.
Penerapan BLUD perlu didukung dengan tata kelola organisasi yang merupakan
aturan internal SMK dengan memperhatikan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas dan independensi.
46
3. Pengelompokan fungsi yang memuat pembagian fungsi pelayanan dan fungsi
pendukung sesuai dengan prinsip pengendalian internal untuk efektifitas pencapaian.
4. Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang memuat kebijakan mengenai
pengelolaan sumber daya manusia yang berorientasi pada peningkatan pelayanan
kepada masyarakat.
Tata Kelola BLUD SMK ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah. Sebelum
ditetapkan menjadi Peraturan Kepala Daerah, Tata Kelola BLUD SMK tersebut disusun
dan ditandatangani oleh Kepala SMK untuk maju dalam tahap selanjutnya yaitu
penilaian.
47
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor. 77 Tahun 2020 tentang Pedoman
Pengelolaan Teknis Keuangan Daerah;
7. Peraturan Kepala Daerah Provinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa tentang
Kedudukan, Susunan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Daerah
Provinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa;
8. Peraturan Kepala Daerah Provinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa tentang Unit
Pelaksana Teknis Pada Dinas dan Badan Daerah di Daerah Provinsi/Daerah
Khusus/Daerah Istimewa;
9. Keputusan Kepala Daerah Provinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Kepala Daerah Provinsi/Daerah Khusus/Daerah
Istimewa Tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Unit
Pelaksana Teknis SMK Dinas Pendidikan Daerah Provinsi/Daerah Khusus/Daerah
Istimewa;
10. Praktik-praktik terbaik (best practices) penerapan etika bisnis dalam dunia usaha.
G. Sistematika
Sistematika penyusunan dokumen tata kelola, sebagai berikut:
Pengantar
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : TATA KELOLA BLUD SMK
A. Kelembagaan
B. Struktur Organisasi dan Tata Laksana
C. Tata Kerja Pimpinan BLUD SMK
D. Tata Kerja Urusan Tata Usaha
E. Tata Kerja Unit Sistem Pengendalian Intern
F. Manajemen Kepegawaian
G. Prosedur Kerja
H. Pengelolaan Pendapatan BLUD SMK
I. Pengelompokan Fungsi
J. Pengelolaan Keuangan
K. Pengelolaan Lingkungan dan Limbah
BAB III : PENUTUP
LAMPIRA
N
48
BAB II
TATA KELOLA BLUD SMK
A. Kelembagaan
Unit Pelaksana Teknis Daerah Sekolah Menengah Kejuruan......, yang selanjutnya
disingkat UPTD SMK...., merupakan SMK yang beralamat di Jalan
…. No …. Kelurahan ….. Kecamatan …. Kabupaten/Kota …, terletak di …. km sebelah
….. dari Kab/kota .... SMK adalah pendidikan formal pada jenjang pendidikan menengah
yang menyelenggarakan program kejuruan. Standar Nasional Pendidikan SMK/MAK
terdiri atas:
1. standar kompetensi lulusan;
2. standar isi;
3. standar proses pembelajaran;
4. standar penilaian pendidikan;
5. standar pendidik dan tenaga kependidikan;
6. standar sarana dan prasarana;
7. standar pengelolaan; dan
8. standar biaya operasi.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,
dalam pembagian urusan pemerintah bidang pendidikan, pendidikan menengah termasuk
urusan yang pengelolaannya berada di wilayah Provinsi. Berdasarkan pertimbangan
tersebut, SMK menjadi lembaga yang potensial untuk menyiapkan calon tenaga kerja
untuk memenuhi kebutuhan pelayanan dan produksi yang berada di wilayah Provinsi.
Pendidikan SMK berupaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik agar
memiliki wawasan kerja, keterampilan teknis bekerja, employability skills, dan
melakukan transformasi diri terhadap perubahan tuntutan dunia kerja. Pendidikan
kejuruan akan menjadi efisien bila pembelajarannya (peserta didik dilatih) dengan cara
mereplikasi lingkungan kerja semirip mungkin dengan yang terjadi di tempat pekerjaan
yang sebenarnya.
Pendidikan kejuruan dengan model pembelajaran berbasis produksi (barang/jasa)
yang dibutuhkan oleh masyarakat, sepenuhnya dikerjakan oleh peserta didik,
dilaksanakan dalam ruang praktik/bengkel/lahan yang telah dikondisikan mendekati
situasi dan suasana tempat kerja yang sesungguhnya, menyangkut: waktu, prosedur, dan
cara/aturan sesuai standar Industri, Dunia Usaha, dan Dunia Kerja (IDUKA).
49
Bagan Struktur Organisasi UPTD SMK …… sebagaimana berikut:
STRUKTUR ORGANISASI UPTD SMK .............
Gambar 10 Bagan Struktur Organisasi UPTD SMK
WAKA BID. AKADEMIK WAKA BID. KESISWAAN WAKA BID. HUMAS WAKA BID. SARPRAS WAKA BID. PSDM
KAKOMLI ………… KAKOMLI ………… KAKOMLI ………… KAKOMLI ………… KAKOMLI …………
WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS……
UPTD SMK ….. merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah Dinas Pendidikan
Provinsi yang bertanggungjawab menyelenggarakan fungsi:
50
1. Pelaksanaan Pendidikan;
2. pengelolaan hasil praktek pembelajaran;
3. pelaksanaan hubungan kerja sama dengan orang tua peserta didik, masyarakat,
Komite Sekolah, dunia usaha dan dunia industri, dan/atau asosiasi profesi;
4. pelaksanaan pengujian kompetensi profesi peserta didik sesuai kewenangan; dan
5. Pelaksanaan Administrasi.
UPTD SMK ….. yang beroperasi di wilayah kerja Kecamatan ….., dimana tata
kerjanya diatur melalui Peraturan Daerah Provinsi... Nomor …. tahun …. tentang
Perangkat Daerah Provinsi... tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi yang ditindaklanjuti
dengan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Nomor …. Tanggal …. Bulan …. Tahun ….
tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Gubernur ... Tentang Pembentukan, Susunan
Organisasi, Kedudukan, dan Tugas UPTD SMK Dinas Pendidikan Provinsi....
Struktur organisasi dan uraian tugas UPTD SMK dalam rangka penerapan BLUD
disajikan dalam dua kondisi, yaitu kondisi sebelum dan sesudah menerapkan BLUD,
sebagai berikut:
51
STRUKTUR ORGANISASI UPTD SMK …….
Kepala Sekolah
Bendahara Penerimaan
Bendahara
Pengeluaran
52
teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu hubungan
masyarakat
6) Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan mempunyai tugas pokok membantu Kepala
Sekolah dalam melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau
kegiatan teknis penunjang tertentu bidang kesiswaan
2) Kedudukan Kepala Sekolah dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kepala
UPTD SMK berwenang memberikan penugasan kepada Kepala Sub Bagian
Tata Usaha dan pegawai SMK lainnya. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
bertanggung jawab langsung terhadap Kepala UPTD SMK. Semua Wakil
Kepala Sekolah yaitu Wakil Kepala Sekolah Akademik, Wakil Kepala
Sekolah Sarana dan Prasarana, Wakil Kepala Sekolah Hubungan
Masyarakat dan Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan bertanggung jawab
langsung kepada Kepala UPTD SMK.
53
Fungsional (guru atau pustakawan) yang ada di bawah Wakil Kepala
Sekolah Akademik.
Kedudukan Wakil Kepala Sekolah Sarana dan Prasarana dan pelaksana
teknis kegiatan pengelolaan Sarana dan Prasarana yang dilaksanakan oleh
Kelompok Jabatan Fungsional (guru atau pustakawan) yang ada di bawah
Wakil Kepala Sekolah Sarana dan Prasarana.
Kedudukan Wakil Kepala Sekolah Hubungan Masyarakat dan pelaksana
teknis kegiatan Hubungan Masyarakat yang dilaksanakan oleh Kelompok
Jabatan Fungsional (guru atau pustakawan) yang ada di bawah Wakil
Kepala Sekolah Hubungan Masyarakat.
Kedudukan Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan dan pelaksana teknis kegiatan
Kesiswaan yang dilaksanakan oleh Kelompok Jabatan Fungsional (guru
atau pustakawan) yang ada di bawah Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan.
54
(3) menyelenggarakan koordinasi, membina, mengendalikan dan
memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Satuan Pendidikan
SMK;
(4) menyelenggarakan proses belajar mengajar SMK;
(5) menyelenggarakan pengaturan administrasi ketatausahaan dan
ekstrakurikuler SMK;
(6) menyelenggarakan proses akreditasi sekolah;
(7) menyelenggarakan pengkajian data dan informasi sekolah
menegah kejuruan;
(8) menyelenggarakan pengkajian Standar Pelayanan dan Standar
Operasional Prosedur (SOP) SMK dalam lingkup tugasnya;
(9) menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
(10) menyelenggarakan pengkajian bahan verifikasi, kajian teknis dan
menyelenggarakan pemantauan terhadap permohonan dan realisasi
bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial bidang pengelolaan
pendidikan menengah kejuruan;
(11) menyelenggarakan penyampaian bahan saran pertimbangan
mengenai bidang pengelolaan pendidikan menengah kejuruan
sebagai bahan penetapan kebijakan Pemerintah Daerah;
(12) menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Satuan Pendidikan
SMK; dan
(13) menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
55
(1) melaksanakan penyusunan program kerja Kepala Sekolah dan
Subbagian Tata Usaha;
(2) melaksanakan penyusunan rencana kegiatan dan anggaran SMK;
(3) melaksanakan pengelolaan kehumasan;
(4) melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian;
(5) melaksanakan pengelolaan administrasi sekolah;
(6) melaksanakan pengkoordinasian program 9 K;
(7) melaksanakan penatausahaan keuangan;
(8) melaksanakan pengelolaan umum dan perlengkapan;
(9) melaksanakan pengelolaan tata naskah dinas dan kearsipan;
(10) melaksanakan penyusunan dan penghimpunan data dan informasi
lingkup Tata Usaha;
(11) melaksanakan penyusunan Standar Pelayanan dan Standar
Operasional Prosedur Subbagian Tata Usaha;
(12) melaksanakan penyusunan bahan tindak lanjut Laporan Hasil
Pemeriksaan lingkup tata usaha;
(13) melaksanakan penghimpunan bahan verifikasi, kajian teknis dan
menyelenggarakan pemantauan terhadap permohonan dan realisasi
bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial bidang SMK;
(14) melaksanakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
(15) melaksanakan pengendalian kegiatan Subbagian Tata Usaha;
(16) melaksanakan evaluasi dan pelaporan Subbagian Tata Usaha; dan
(17) melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
56
Rincian tugas Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik adalah sebagai
berikut:
(1) menyelenggarakan pengkajian program kerja Wakil Kepala
Sekolah Bidang Akademik;
(2) menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis bidang
akademik;
(3) menyelenggarakan koordinasi, membina, mengendalikan dan
memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Wakil Kepala
Sekolah Bidang Akademik;
(4) menyelenggarakan pengkajian kalender pendidikan;
(5) menyelenggarakan pengkajian pembagian tugas guru dan jadwal
pelajaran;
(6) menyelenggarakan pengkajian jadwal evaluasi belajar dan
pelaksanaan ujian akhir serta penerimaan rapor dan STTB;
(7) menyelenggarakan penerapan kriteria persyaratan kenaikan kelas
dan ketamatan;
(8) menyelenggarakan pengkoordinasian dan pengkajian
kelengkapan mengajar;
(9) menyelenggarakan pengaturan pelaksanaan program
perbaikan dan pengayaan;
(10) menyelenggarakan pengaturan pengembangan
MGMP/MGBP dan pengkoordinasian mata pelajaran;
(11) menyelenggarakan supervisi administrasi akademis;
(12) menyelenggarakan pengarsipan program kurikulum;
(13) menyelenggarakan pengkajian data dan informasi bidang
akademik;
(14) menyelenggarakan pengkajian Standar Pelayanan (SP) dan Standar
Operasional Prosedur (SOP) bidang akademik;
(15) menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
(16) menyelenggarakan pengkajian bahan Tindak Lanjut Laporan Hasil
Pemeriksaan lingkup Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik;
(17) menyelenggarakan pengkajian bahan verifikasi, kajian teknis dan
menyelenggarakan pemantauan terhadap permohonan dan realisasi
bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial bidang akademik;
(18) menyelenggarakan penyampaian bahan saran pertimbangan
mengenai bidang akademik sebagai bahan perumusan kebijakan
Pemerintah Daerah;
(19) menyelenggarakan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik;
(20) menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Wakil Kepala Sekolah
Bidang Akademik; dan
(21) menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
57
d) Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana
Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana mempunyai tugas
pokok membantu Kepala Sekolah dalam melaksanakan sebagian
kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu
bidang sarana dan prasarana.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Wakil Kepala Sekolah
Bidang Sarana dan Prasarana mempunyai fungsi:
(1) penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis bidang sarana
dan prasarana;
(2) penyelenggaraan pengelolaan sarana dan prasarana;
(3) penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Wakil Kepala Sekolah
Bidang Sarana dan Prasarana; dan
(4) penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
Rincian tugas Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana:
(1) menyelenggarakan pengkajian program kerja Wakil Kepala
Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana;
(2) menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis bidang
sarana dan prasarana;
(3) menyelenggarakan koordinasi, membina, mengendalikan dan
memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Wakil Kepala
Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana;
(4) menyelenggarakan inventarisasi dan pengadaan sarana dan
prasarana;
(5) menyelenggarakan pengkoordinasian penggunaan sarana dan
prasarana;
(6) menyelenggarakan pengelolaan pembiayaan alat-alat pengajaran;
(7) menyelenggarakan perawatan dan perbaikan sarana dan prasarana;
(8) menyelenggarakan pengkajian data dan informasi bidang sarana
dan prasarana;
(9) menyelenggarakan pengkajian Standar Pelayanan (SP) dan Standar
Operasional Prosedur (SOP) bidang sarana dan prasarana;
(10) menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
(11) menyelenggarakan pengkajian bahan Tindak Lanjut Laporan Hasil
Pemeriksaan lingkup Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan
Prasarana;
(12) menyelenggarakan pengkajian bahan verifikasi, kajian teknis dan
menyelenggarakan pemantauan terhadap permohonan dan realisasi
bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial bidang sarana dan
prasarana;
58
(13) menyelenggarakanpenyampaian bahan saran pertimbangan
mengenai bidang sarana dan prasarana sebagai bahan perumusan
kebijakan Pemerintah Daerah;
(14) menyelenggarakan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana;
(15) menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Wakil Kepala Sekolah
Bidang Sarana dan Prasarana; dan
(16) menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
59
(8) menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
(9) menyelenggarakan pengkajian bahan Tindak Lanjut Laporan Hasil
Pemeriksaan lingkup Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan
Dunia Usaha dan Dunia Industri;
(10) menyelenggarakan pengkajian bahan verifikasi, kajian teknis dan
menyelenggarakan pemantauan terhadap permohonan dan realisasi
bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial bidang hubungan
dunia usaha dan dunia industri;
(11) menyelenggarakan penyampaian bahan saran pertimbangan
mengenai bidang hubungan dunia usaha dan dunia industri sebagai
bahan perumusan kebijakan Pemerintah Daerah;
(12) menyelenggarakan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Dunia Usaha dan
Dunia Industri;
(13) menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Wakil Kepala Sekolah
Bidang Hubungan Dunia Usaha dan Dunia Industri; dan
(14) menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
60
(4) menyelenggarakan pengkajian program pembinaan dan bimbingan,
pengarahan dan pengendalian kegiatan kesiswaan/OSlS, meliputi
kepramukaan, PMR, KIR, UKS, PKS, Paskibraka, pesantren kilat
dan kegiatan kesiswaan lainnya;
(5) menyelenggarakan penegakkan disiplin dan tata tertib sekolah,
pemilihan pengurus OSIS serta pembinaan pengurus OSIS dalam
berorganisasi;
(6) menyelenggarakan pengkajian jadwal dan pembinaan secara
berkala dan insidental;
(7) menyelenggarakan pembinaan dan pengkoordinasian program
(8) menyelenggarakan pemilihan calon siswa berprestasi dan penerima
beasiswa serta pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam
kegiatan di luar sekolah;
(9) menyelenggarakan pengelolaan mutasi siswa;
(10) menyelenggarakan pengkoordinasian dalam penerimaan
siswa baru dan pelaksanaan MOS;
(11) menyelenggarakan pengkajian jadwal kegiatan akhir tahun
sekolah;
(12) menyelenggarakan cerdas cermat dan olah raga prestasi;
(13) menyelenggarakan pengkajian data dan informasi bidang
kesiswaan;
(14) menyelenggarakan pengkajian Standar Pelayanan (SP) dan Standar
Operasional Prosedur (SOP) bidang kesiswaan;
(15) menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
(16) menyelenggarakan pengkajian bahan Tindak Lanjut Laporan Hasil
Pemeriksaan lingkup Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan;
(17) menyelenggarakan pengkajian bahan verifikasi, kajian teknis dan
menyelenggarakan pemantauan terhadap permohonan dan realisasi
bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial bidang kesiswaan;
(18) menyelenggarakan penyampaian bahan saran pertimbangan
mengenai bidang kesiswaan sebagai bahan perumusan kebijakan
Pemerintah Daerah;
(19) menyelenggarakan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan;
(20) menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kesiswaan; dan
(21) menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
61
2. Struktur Organisasi, Pembina dan Pengawas dan Uraian Tugas Setelah Penerapan
BLUD
a) Struktur Organisasi
Dalam rangka penerapan BLUD, organisasi SMK perlu disesuaikan berdasarkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan
Umum Daerah.
Susunan organisasi dalam penerapan pengelolaan keuangan, Pejabat Pengelola
BLUD terdiri dari:
1) Pemimpin BLUD
2) Pejabat Keuangan
3) Pejabat Teknis
Subbagian/
Fungsional Tata Usaha selaku Pejabat Keuangan
Bendahara
Pengeluaran BLUD
Pengurus Barang
Aset & Persedian
Kelompok Jabatan
Fungsional (guru dan
Gambar 12 Bagan Struktur Organisasi UPTD SMK Setelah Menerapkan BLUD
b) Uraian Tugas Pejabat Pengelola BLUD
Dari bagan tersebut terlihat bahwa struktur organisasi BLUD UPT SMK Provinsi
terdiri dari:
(1) Pemimpin BLUD dijabat oleh Kepala UPTD/Kepala SMK
(2) Pejabat Keuangan dijabat oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha
(3) Pejabat Teknis dijabat oleh para wakil kepala sekolah yang terdiri dari:
62
Wakil Kepala Sekolah Akademik; Wakil Kepala Sekolah Sarana dan
Prasarana; Wakil Kepala Sekolah Hubungan Masyarakat; dan Wakil Kepala
Sekolah Kesiswaan yang dibantu oleh Kelompok Jabatan Fungsional (guru
atau pustakawan) pada masing-masing Wakil Kepala Sekolah.
Perubahan lainnya dari struktur organisasi UPTD SMK yang perlu disesuaikan
dengan ketentuan dalam penerapan BLUD adalah sebagai berikut:
(1) Penyebutan Pejabat Pengelola BLUD disesuaikan dengan nomenklatur
pemerintah daerah setempat, sebagai berikut:
a. Kepala UPTD SMK sebagai Pemimpin BLUD;
b. Pejabat Keuangan direpresentasikan dengan jabatan Kepala Subbagian
Tata Usaha atau fungsional Tata Usaha; dan
c. Pejabat Teknis direpresentasikan dengan jabatan wakil kepala sekolah
atau yang setara.
(2) Pemimpin BLUD dapat membentuk Satuan Pengawasan Internal (SPI) dalam
rangka meningkatkan sistem pengawasan dan pengendalian internal SMK
terhadap kinerja pelayanan, keuangan dan pengaruh lingkungan sosial dalam
menyelenggarakan praktik bisnis yang sehat. Satuan Pengawas Internal dapat
direpresentasikan dengan Tim Manajemen Mutu SMK.
(3) Adanya penambahan fungsi dalam penatausahaan keuangan BLUD yaitu
fungsi akuntansi, verifikasi, dan pelaporan.
(4) Pembina dan pengawas terdiri dari:
a. Pembina Teknis dan Pembina Keuangan
Pembina teknis BLUD SMK adalah Kepala Dinas Pendidikan Provinsi …,
sedangkan pembina keuangan adalah Kepala Badan Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD).
b. Satuan Pengawas Internal
Satuan Pengawas Internal berkedudukan langsung di bawah pemimpin
BLUD.
c. Dewan Pengawas
Pembentukan Dewan Pengawas dilakukan apabila SMK telah memenuhi
persyaratan tentang Dewan Pengawas yaitu:
1) Jumlah anggota Dewan Pengawas paling banyak 3 (tiga) orang
apabila:
a) Realisasi pendapatan menurut Laporan Realisasi Anggaran
2 (dua) tahun terakhir sebesar Rp.30.000.000.000,- (Tiga Puluh
Miliar) sampai dengan Rp.100.000.000.000,- (Seratus Miliar);
atau
b) Nilai aset menurut neraca 2 (dua) tahun terakhir sebesar
Rp.150.000.000.000,- (Seratus Lima Puluh Miliar) sampai dengan
Rp.500.000.000.000,- (Lima Ratus Miliar)
2) Jumlah anggota Dewan Pengawas paling banyak 5 (lima) orang
apabila:
63
a) Realisasi pendapatan menurut Laporan Realisasi Anggaran 2 (dua)
tahun terakhir, lebih besar dari Rp.100.000.000.000,- (Seratus
Miliar); atau
b) Nilai aset menurut neraca 2 (dua) tahun terakhir lebih besar dari
Rp.500,000,000,000,- (Lima Ratus Miliar).
c) Tata Laksana
(1) Dewan Pengawas
Dewan Pengawas BLUD adalah satuan fungsional yang bertugas melakukan
pembinaan, pengawasan, dan pengendalian internal terhadap pengelolaan
BLUD yang dilakukan oleh pejabat pengelola BLUD SMK sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Dewan Pengawas dibentuk dengan
keputusan Pimpinan Daerah.
a. Pengangkatan dan pemberhentian Dewan Pengawas
1) Keanggotaan Dewan Pengawas
Anggota Dewan Pengawas yang berjumlah 3 (tiga) orang dapat
terdiri dari unsur-unsur:
a) 1 (satu) orang pejabat Dinas Pendidikan Provinsi … yang
membidangi SMK;
b) (1 (satu) orang pejabat Badan Pendapatan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah;
c) 1 (satu) orang tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan BLUD
SMK.
Anggota Dewan Pengawas yang berjumlah 5 (lima) orang dapat
terdiri dari unsur-unsur:
a) 2 (dua) orang pejabat Dinas Pendidikan Provinsi … yang
membidangi SMK;
b) 2 (dua) orang pejabat Pendapatan, Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah;
c) 1 (satu) orang tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan
BLUD SMK.
2) Tenaga ahli dapat berasal dari tenaga profesional atau perguruan
tinggi yang memahami tugas, fungsi, kegiatan, dan layanan BLUD
SMK.
3) Anggota Dewan Pengawas dapat diangkat menjadi anggota
Dewan Pengawas pada 3 (tiga) atau lebih BLUD SMK.
4) Pengangkatan anggota Dewan Pengawas dilakukan setelah
pengangkatan Pejabat Pengelola BLUD SMK.
5) Syarat untuk dapat diangkat menjadi anggota Dewan
Pengawas, yaitu:
a) Sehat jasmani dan rohani;
b) Memiliki keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman, jujur,
perilaku yang baik, dan dedikasi yang tinggi untuk memajukan
dan mengembangkan BLUD;
c) Memahami penyelenggaraan pemerintahan daerah;
64
d) Memiliki pengetahuan yang memadai tugas dan fungsi BLUD;
e) Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan
tugasnya;
f) Berijazah paling rendah S-1;
g) Berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun;
h) Tidak pernah menjadi anggota Direksi, Dewan Pengawas, atau
Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan badan usaha
yang dipimpinnya dinyatakan pailit;
i) Tidak sedang menjalani sanksi pidana; dan
j) Tidak sedang menjadi pengurus partai politik, calon kepala
daerah atau calon wakil kepala daerah, dan/atau calon anggota
legislatif.
65
b) Sekretaris Dewan Pengawas bukan merupakan anggota Dewan
Pengawas.
66
bertindak sebagai Pemimpin BLUD SMK. Pemimpin BLUD SMK
merupakan pejabat pengelola BLUD SMK yang bertanggungjawab kepada
kepala daerah.
a) Pengangkatan dan pemberhentian Pemimpin BLUD SMK.
i. Pemimpin BLUD SMK diangkat dan diberhentikan oleh Kepala
Daerah;
ii. Pemimpin BLUD SMK bertanggung jawab kepada Kepala
Daerah;
iii. Pemimpin BLUD SMK diangkat dari pegawai negeri sipil
dan/atau pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja, sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan;
iv. BLUD SMK dapat mengangkat pemimpin BLUD dari profesional
lainnya sesuai dengan kebutuhan, profesionalitas, kemampuan
keuangan dan berdasarkan prinsip efisiensi, ekonomis dan
produktif dalam meningkatkan pelayanan;
v. Pemimpin BLUD SMK yang berasal dari tenaga profesional
lainnya dapat dipekerjakan secara kontrak atau tetap;
vi. Pemimpin BLUD SMK dari tenaga profesional lainnya diangkat
untuk masa jabatan paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat
kembali untuk 1 (satu) kali periode masa jabatan berikutnya jika
paling tinggi berusia 60 (enam puluh) tahun;
vii. Standar Kompetensi Pemimpin BLUD SMK;
a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Berijazah setidak-tidaknya Strata Satu (S-1) dibidang
Pendidikan;
c. Sehat jasmani dan rohani;
d. Mampu memimpin, membina, mengkoordinasikan dan
mengawasi kegiatan SMK dengan seksama;
e. Mampu melakukan pengendalian terhadap tugas dan kegiatan
SMK sedemikian rupa sehingga dapat berjalan secara lancar,
efektif, efisien dan berkelanjutan;
f. Cakap menyusun kebijakan strategis SMK dalam
meningkatkan pelayanan Pendidikan kepada masyarakat; dan
g. Mampu merumuskan visi, misi, dan program SMK yang jelas
dan dapat diterapkan, diantaranya meliputi:
1. Peningkatan kreativitas, prestasi, dan akhlak mulia insan
SMK;
2. Penciptaan suasana SMK yang asri, aman, dan indah;
3. Peningkatan kualitas pendidik dan tenaga
kependidikan SMK; dan
4. Pelaksanaan efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas
program.
67
b) Fungsi Pemimpin BLUD
Sesuai dengan Pasal 8 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79
tahun 2018, Pemimpin BLUD mempunyai fungsi sebagai penanggung
jawab umum operasional dan keuangan BLUD. Pemimpin BLUD
bertindak selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)/Kuasa Pengguna
Barang. Dalam hal pemimpin BLUD tidak berasal dari Pegawai Negeri
Sipil maka pejabat keuangan ditunjuk sebagai Kuasa Pengguna
Anggaran/Kuasa Penggunan Barang sebagaimana tertuang pada Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 79 tahun 2018 Pasal 9 ayat (1) dan ayat (2).
68
c. Pejabat Keuangan dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh
Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran BLUD SMK;
d. Pejabat Keuangan, Bendahara Penerimaan dan Bendahara
Pengeluaran BLUD SMK harus dijabat oleh Pegawai Negeri Sipil;
e. Standar Kompetensi:
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. Berijazah setidak-tidaknya S1/D4;
3. Sehat jasmani dan rohani;
4. Cakap melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi jabatan sesuai dengan peraturan perundang- undangan;
5. Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
kepegawaian;
6. Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi perkantoran;
7. Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi barang;
8. Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi sekolah; dan
9. Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi penyusunan
program dan laporan;
69
memiliki fungsi sebagai penanggung jawab teknis operasional dan pelayanan
di bidangnya.
i. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Teknis
a. Pejabat Teknis BLUD diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan
Daerah;
b. Pejabat Teknis bertanggung jawab kepada Pemimpin BLUD;
c. Pejabat Teknis BLUD dapat terdiri dari pegawai negeri sipil dan/atau
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja, sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan;
d. BLUD SMK dapat mengangkat Pejabat Teknis BLUD dari profesional
lainnya sesuai dengan kebutuhan, profesionalitas, kemampuan
keuangan dan berdasarkan prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif
dalam meningkatkan pelayanan;
e. Pejabat Teknis BLUD SMK yang berasal dari tenaga profesional
lainnya dapat dipekerjakan secara kontrak atau tetap;
f. Pejabat Teknis BLUD SMK dari tenaga profesional lainnya diangkat
untuk masa jabatan paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat
kembali untk 1 (satu) kali periode masa jabatan berikutnya jika paling
tinggi berusia 60 (enam puluh) tahun;
g. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Teknis BLUD yang berasal
dari pegawai negeri sipil disesuaikan dengan ketentuan perundang-
undangan di bidang kepegawaian; dan
h. Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan Pejabat Teknis BLUD
ditetapkan berdasarkan kompetensi dan kebutuhan praktik bisnis yang
sehat. Kompetensi merupakan kemampuan dan keahlian yang dimiliki
oleh Pejabat Teknis BLUD berupa pengetahuan, keterampilan dan
sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas. Kebutuhan
praktik bisnis yang sehat merupakan kesesuaian antara kebutuhan
jabatan, kualitas dan kualifikasi dengan kemampuan keuangan BLUD.
ii. Standar Kompetensi
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Berijazah setidak-tidaknya S1/D4;
c. Sehat jasmani dan rohani;
d. Cakap melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
jabatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
e. Menguasai secara umum tentang segala fasilitas dan
pelayanan UPTD SMK;
f. Menguasai pedoman pelayanan, prosedur pelayanan dan standar
pelayanan sesuai dengan bidang tugasnya; dan
g. Memiliki komitmen kuat terhadap peningkatan mutu pelayanan SMK.
iii. Tugas Pejabat Teknis
Pejabat Teknis BLUD SMK mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Menyusun perencanaan kegiatan teknis operasional dan
pelayanan di unit kerjanya;
70
b. Melaksanakan kegiatan teknis operasional dan pelayanan
sesuai dengan RBA dan DBA; dan
c. Memimpin dan mengendalikan kegiatan teknis operasional dan
pelayanan di unit kerjanya; dan
d. Tugas lainnya yang ditetapkan oleh kepala daerah dan/atau pemimpin
BLUD sesuai dengan kewenangannya.
71
d. Menangani permasalahan yang berkaitan dengan indikasi terjadinya
KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme) yang menimbulkan kerugian
SMK sama dengan unit kerja terkait.
72
v. Pengangkatan dan penempatan pegawai BLUD berdasarkan kompetensi
yaitu pengetahuan, keahlian, ketrampilan, integritas, kepemimpinan,
pengalaman, dedikasi dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas dan sesuai dengan kebutuhan Praktek Bisnis Yang
Sehat.
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam tata kelola SMK menggambarkan pola hubungan dan
mekanisme kerja antar posisi jabatan dan fungsi dalam organisasi. Prosedur kerja SMK
dalam rangka memberikan pelayanan akademis, sarana prasarana, kesiswaan serta
hubungan masyarakat dan dunia kerja/usaha dituangkan dalam bentuk (SOP) pelayanan
Pendidikan, pelayanan penunjang Pendidikan serta pelayanan manajemen, seperti contoh
dibawah ini:
1. Standar kepegawaian (proses rekruitmen)
2. Standar prosedur pengadaan barang
3. Standar operasional penggajian
4. SOP pelayanan TeFa
5. Penerimaan pendapatan (SOP pengelolaan keuangan)
6. Pengeluaran pendapatan (SOP pengelolaan keuangan)
73
Penghapusan Sarana Karena
21 Penjualan/Rusak
Peminjaman Ruang Dan Sarana Untuk
22
Keperluan Ekstrakurikuler/OSIS
Peminjamam Mobil Dinas Untuk
23 Keperluan Dinas
Peminjamam Mobil Dinas Untuk
24
Keperluan Ekstrakurikuler
Peminjamam Mobil Dinas Untuk
25
Keperluan Pribadi Warga Sekolah
26 Pengiriman Dokumen
27 Pengamanan Sekolah
28 Kebersihan Sekolah
Penanganan Pelanggaran Hukum di
29
Sekolah
30 POS Teaching Factory
POS unit produksi /sop unit bisnis
31
sekolah
32 Tata Usaha/Administrasi
33 Pelayanan Pendidikan Masyarakat
34 Pelayanan Jaringan SMK
35 Dst
2. Pengelolaan Hasil Pembelajaran TeFa Kerja Sama Dengan Sistem Bagi Hasil
Pengelolaan usaha antara sekolah dengan pihak eksternal; berupa bagi hasil, sistem
prosentase modal, dan lain-lain. Pendapatan dari pihak eksternal yang diterima
sekolah, hasilnya disetorkan ke BPn – BLUD SMK atau ke Rekening Kas BLUD
dan dibukukan sebagai pendapatan hasil kerjasama usaha.
74
3. Pengelolaan Hasil Pemanfaatan (Sewa) Aset Sekolah
Hasil pemanfaatan aset sekolah adalah penggunaan aset sekolah oleh pihak eksternal
dengan tarif yang telah ditetapkan oleh kepala daerah. Jika belum ditetapkan oleh
kepala daerah, pemimpin BLUD SMK dapat menetapkan secara mandiri, yang
selanjutnya ditetapkan dalam peraturan kepala daerah tahun berikutnya. Ketentuan
yang berlaku untuk mengelola pemanfaatan aset ini adalah sebagai berikut:
a. Kepala sekolah selaku Pemimpin BLUD SMK memilih tarif pemanfaatan asset
sesuai peraturan kepala daerah yang dapat dimanfaatkan pihak eksternal;
b. Pengelola hasil pemanfaatan aset adalah petugas yang ditunjuk.
c. Hasil pemanfaatan aset seluruhnya disetorkan petugas yang ditunjuk ke BPn –
BLUD SMK atau ke Rekening Kas BLUD SMK selambat- lambatnya 1 x 24 jam
kerja dan dibukukan sebagai pendapatan hasil kerjasama pemanfaatan aset.
75
Unsur pelaksana teknis pelayanan pendidikan terdiri atas Wakil Kepala (Waka)
Kurikulum, Waka Kesiswaan, Waka Humas, dan Waka Sarana dan Prasarana. Unsur
pelaksana teknis mempunyai tugas dan kewajiban:
a. menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidangnya;
b. melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA dan DBA; dan
c. mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidangnya.
76
b. Nama Jabatan : Waka Sarana Prasarana
Tugas Pokok : Pengembangan fasilitas
Uraian Tugas :
1) Membuat Program Kerja Sarana dan Prasarana.
2) Mengkoordinir kebutuhan sarana prasarana sekolah.
3) Mengkoordinir inventarisasi sarana prasarana sekolah.
4) Mengkoordinir pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana
sekolah.
5) Melaksanakan pengawasan terhadap penggunaan sarana prasarana sekolah.
6) Memeriksa dan menyetujui rencana kebutuhan sarana dan prasarana tiap unit
kerja.
7) Membuat laporan hasil kerja.
77
Struktur Organisasi Pokja HUMAS SMK BLUD…….
(setiap struktur menyesuaikan kondisi sekolah masing masing)
MEDIA
PROMOSI
78
b. Penyelenggaraan pengelolaan keuangan
c. Penyelenggaraan pengelolaan barang, sarana dan prasarana termasuk
gedung dan kendaraan ambulans
BENDAHARA PENGELUARAN
BENDAHARA PENERIMAAN
3. Fungsi Pendukung/Penunjang
Fungsi Pendukung/Penunjang terdiri atas Perpustakaan, Pusat Pengembangan IT,
Laboratorium, dan Unit Produksi Siswa (UPS).
a. Perpustakaan
Perpustakaan adalah tempat pelayanan informasi ilmiah bagi sivitas
akademika yang dapat berupa sebagai bahan pustaka maupun dalam media
elektronik. Perpustakaan berfungsi mendukung kegiatan sekolah. Perpustakaan
dipimpin oleh seorang Pemimpin yang diangkat
79
dan diberhentikan oleh Kepala Sekolah serta bertanggung jawab kepada Kepala
Sekolah. Perpustakaan memiliki tugas untuk mengelola dan pelayanan
kepustakaan, referensi dan hasil‐hasil karya akdemik dalam bentuk buku,
majalah, perangkat lunak (soft copy) maupun dokumen paten.
b. Pusat Pengembang IT
Pusat Pengembang Teknologi Informasi dan Komunikasi berfungsi
membantu sekolah melakukan kegiatan akademik dan non akademik di bidang
teknologi informasi dan komunikasi. Pusat Pengembang Informasi dan
Komunikasi dipimpin oleh seorang pemimpin yang diangkat dan diberhentikan
oleh sekolah serta bertanggung jawab kepada sekolah. Pimpinan Pusat
Pengembang IT diangkat untuk masa 4 (empat) tahun dan dapat diangkat
kembali untuk sebanyak‐banyaknya dua kali masa jabatan. Unit Teknologi
Informasi dan Komunikasi dapat bekerja sama dengan unit dan lembaga lain di
dalam dan di luar sekolah. Pemimpin TIK memiliki tugas untuk
menyenggarakan penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk
kepentingan manajemen internal, layanan akademik serta sistem komunikasi.
TIK bertanggung‐ jawab terhadap keamanan data elektronik dan
terselenggaranya sistem layanan TIK dengan kualitas tinggi seiiring dengan
perkembangan TIK di dunia internasional.
c. Laboratorium
Laboratorium adalah wadah bagi sivitas akademika melakukan
pengembangan ilmu melalui penelitian dan melakukan praktek belajar.
Laboratorium atau studio dipimpin oleh seorang pemimpin laboratorium yang
ditunjuk atas dasar kompetensi bidang ilmunya serta kemampuannya melakukan
pengembangan ilmu. Tugas seorang pemimpin kepala laboratorium atau studio
adalah melakukan pengelolan laboratorium atau studio, melakukan koordinasi
serta memimpin pengembangan ilmu pada bidang kajian tertentu melalui
kegiatan penelitian. Laboratorium beranggotakan kelompok guru, dimana dalam
satu laboratorium dapat dibentuk lebih dari satu kelompok guru. Laboratorium
didukung oleh tenaga penunjang akademik yang terdiri dari peneliti, teknisi,
laboran, dan tenaga administrasi.
80
tahun dan dapat diangkat kembali untuk sebanyak‐banyaknya dua kali masa
jabatan.
Unit Produksi Siswa memiliki tugas mengembangkan kegiatan bisnis
yang tidak terkait dengan kegiatan akademik sebagai upaya meningkatkan
pendapatan di luar subsidi pemerintah dan biaya pendidikan dari mahasiswa.
Pertimbangan pembentukan dan rambu‐ rambu Pusat Usaha Komersial adalah
sebagai berikut:
1) Menghasilkan keuntungan yang sepenuhnya untuk kepentingan–
kepentingan sekolah
2) Adanya transparansi keuangan dan kebijakan pengembangan usaha
komersial akademik pada sekolah.
3) Pengelolaan usaha‐usaha komersial dilakukan secara terpisah
dengan kegiatan akademik.
4) Pemimpin Pusat Usaha Komersial bertanggung jawab kepada Kepala
Sekolah
5) Kepala Sekolah atas persetujuan Dewan Pengawas menetapkan bentuk
organisasi dan sistem manajemen usaha‐usaha komersial
81
ekonomis. Organisasi modern menempatkan karyawan pada posisi terhormat yaitu
sebagai aset berharga (brainware) sehingga perlu dikelola dengan baik mulai
penerimaan, selama aktif bekerja maupun setelah purna tugas.
1. Perencanaan Pegawai
Perencanaan pegawai merupakan proses yang sistimatis dan strategis untuk
memprediksi kondisi Jumlah PNS atau Non PNS, jenis kualifikasi, keahlian dan
kompetensi yang diinginkan dimasa depan melalui Analisis Beban Kerja dan
diharapkan dapat melaksanakan tugas dengan baik agar pelayanan di SMK dapat
lebih baik dan hasilnya meningkat
2. Pengangkatan Pegawai
Pola rekruitmen SDM baik tenaga pendidik, penunjang/pendukung Pendidikan
maupun administrasi/manajemen pada UPT SMK..... Provinsi... adalah sebagai
berikut:
82
diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan sesuai dengan kebutuhan Praktek
Bisnis Yang Sehat.
c. Penempatan Pegawai
Penempatan pegawai BLUD berdasarkan kompetensi yaitu pengetahuan, keahlian,
ketrampilan, integritas, kepemimpinan, pengalaman, dedikasi dan sikap perilaku
yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan sesuai dengan kebutuhan Praktek
Bisnis Yang Sehat.
d. Sistem Remunerasi
1) Pengaturan Remunerasi
Pejabat pengelola BLUD dan Pegawai BLUD dapat diberikan remunerasi
sesuai dengan tingkat tanggung jawab dan profesionalisme. Komponen
Remunerasi meliputi:
a) Gaji yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tetap setiap bulan;
b) Tunjangan tetap yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tambahan
pendapatan di luar gaji setiap bulan;
c) Insentif yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tambahan
pendapatan di luar gaji;
d) Bonus atas prestasi yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat
tambahan pendapatan di luar gaji, tunjangan tetap dan insentif, atas
prestasi kerja yang dapat diberikan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun
anggaran setelah BLUD memenuhi syarat tertentu;
e) Pesangon yaitu imbalan kerja berupa uang santunan purna jabatan sesuai
dengan kemampuan keuangan; dan/atau
f) Pensiun yaitu imbalan kerja berupa uang.
2) Pengaturan Remunerasi ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan usulan yang
disampaikan oleh pemimpin BLUD SMK dengan mempertimbangkan prinsip
proporsionalitas, kesetaraan, kepatutan, kewajaran dan kinerja dan dapat
memperhatikan indeks harga daerah/wilayah.
3) Gubernur dapat membentuk tim pengaturan remunerasi yang keanggotaannya
dapat berasal dari unsur:
a) Dinas Pendidikan;
b) Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;
c) Perguruan Tinggi; dan
d) Lembaga Profesional.
4) Indikator Remunerasi meliputi:
a) Pengalaman dan masa kerja;
b) Ketrampilan, ilmu pengetahuan dan perilaku;
c) Risiko kerja;
d) Tingkat kegawatdaruratan;
e) Jabatan yang disandang; dan
f) Hasil/capaian kinerja.
83
5) Remunerasi bagi Pejabat Pengelola meliputi:
a) Bersifat tetap berupa gaji;
b) Bersifat tambahan berupa tunjangan tetap, insentif, dan bonus atas
prestasi kerja; dan
c) Pesangon bagi Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja dan
profesional lainnya serta pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil.
6) Indikator tambahan bagi remunerasi pemimpin
BLUD mempertimbangkan faktor:
a) Ukuran dan jumlah aset yang dikelola, tingkat pelayanan serta
produktivitas;
b) Pelayanan sejenis;
c) Kemampuan pendapatan; dan
d) Kinerja operasional berdasarkan indikator keuangan, pelayanan, mutu dan
manfaat bagi masyarakat.
7) Remunerasi bagi pejabat keuangan dan pejabat teknis ditetapkan paling
banyak sebesar 90% (sembilan puluh persen) dari remunerasi pemimpin.
8) Remunerasi bagi Pegawai meliputi:
a) Bersifat tetap berupa gaji;
b) Bersifat tambahan berupa tunjangan tetap, insentif, dan bonus atas
prestasi kerja; dan
c) Pesangon bagi Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja dan
profesional lainnya serta pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil.
9) Remunerasi bagi Dewan Pengawas berupa honorarium sebagai imbalan kerja
berupa uang, bersifat tetap dan diberikan setiap bulan. Honorarium Dewan
Pengawas sebagai berikut:
a) Honorarium Ketua Dewan Pengawas paling banyak sebesar 40% (empat
puluh persen) dari gaji dan tunjangan pemimpin;
b) Honorarium anggota Dewan Pengawas paling banyak sebesar 36% (tiga
puluh enam persen) dari gaji dan tunjagan pemimpin; dan
c) Honorarium sekretaris Dewan Pengawas paling banyak sebesar 15%
(lima belas persen) dari gaji dan tunjangan pemimpin.
10) Pemberian gaji, tunjangan dan pensiun bagi PNS sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
84
f. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Program pengembangan SDM SMK lima tahun ke depan diarahkan pada
pemenuhan jumlah SDM agar berada pada rasio yang ideal. Selain itu,
pengembangan sumber daya manusia juga diarahkan agar memenuhi kualifikasi
SDM sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelayanan
pendidikan kepada masyarakat dapat berjalan sebagaimana mestinya. Program
pengembangan SDM pada UPTD SMK
..... Provinsi... dijabarkan sebagai berikut :
1) Melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi terpercaya dalam rangka
memenuhi tenaga pendidik sesuai dengan kebutuhan SMK.
2) Mengembangkan pendidik dan tenaga kependidikan yang potensial ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri.
3) Merintis kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada pengembangan
kemampuan SDM baik pendidik dan tenaga kependidikan, maupun
administrasi melalui kegiatan penelitian, kegiatan ilmiah, diskusi panel,
seminar, simposium, lokakarya, pelatihan/diklat, penulisan buku, studi
banding, dll.
4) Meningkatkan standar pendidikan tenaga administratif yang potensial,
terutama ke jenjang S1 atau Diploma IV.
85
2. Bagi Pegawai yang memiliki keahlian tertentu yang dibutuhkan SMK
sebagaimana dimaksud pada angka 1, dapat diperpanjang setiap
tahun.
3. Keahlian sebagaimana dimaksud pada angka 2 tersebut ditentukan
oleh Kepala Sekolah .
4. Apabila terjadi penyederhanaan organisasi, Pegawai dapat
diberhentikan dengan hormat setelah mendapat persetujuan Pimpinan
SMK.
5. Pegawai yang diberhentikan tidak dengan hormat, tidak mendapat
hak-hak kepegawaian.
6. Setiap proses pemutusan hubungan kerja akan dilaksanakan dengan
berpedoman pada ketentuan-ketentuan kepegawaian yang berlaku.
G. Pengelolaan Keuangan
1. Struktur Anggaran
Struktur anggaran BLUD SMK terdiri dari:
a. Pendapatan BLUD Pendapatan
BLUD terdiri dari:
1) Jasa Layanan
Jasa layanan berupa imbalan yang diperoleh langsung oleh SMK dari
jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat. Jasa layanan SMK
diperoleh dari jenis layanan yang diberikan kepada siswa yang mendapatkan
pelayanan pendidikan SMK dan pendapatan dari jasa layanan keahlian.
2) Hibah
Pendapatan hibah diperoleh SMK dari masyarakat atau badan lain yang
bersifat terikat atau tidak terikat. Pendapatan dari hibah yang bersifat terikat,
digunakan sesuai dengan tujuan pemberi hibah, sesuai dan selaras dengan
tujuan SMK, sebagaimana tercantum dalam naskah perjanjian hibah.
3) Hasil kerjasama dengan pihak lain
Pendapatan hasil kerjasama diperoleh SMK dari hasil kerjasama dengan
pihak lain yang dapat berupa pendapatan hasil kerjasama usaha dan
pendapatan hasil kerjasama pemanfaatan aset.
4) APBD
Pendapatan SMK dari APBD diperoleh dari alokasi Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA) APBD untuk SMK seperti anggaran operasional SMK
termasuk dari BOS serta anggaran untuk honor subsidi dan non subsidi
SMK.
5) Lain-lain pendapatan BLUD yang sah
Pendapatan lain-lain yang sah meliputi:
a) Jasa giro;
b) Pendapatan bunga;
c) Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing;
86
d) Komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan
dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa BLUD;
e) Investasi;
f) Pengembangan usaha. Pengembangan usaha dilaksanakan dengan cara
pembentukan unit usaha yang merupakan bagian dari SMK yang
bertujuan untuk peningkatan dan pengembangan layanan. Contoh
pengembangan usaha di SMK adalah hasil dari pengelolaan usaha
mandiri sekolah yang tidak terkait langsung dengan praktik
keterampilan peserta didik yang menjadi layanan Pendidikan SMK.
Pendapatan BLUD dilaksanakan melalui rekening kas BLUD SMK dan dikelola
langsung untuk membiayai pengeluaran SMK sesuai RBA dan DBA kecuali yang
berasal dari hibah yang terikat.
b. Belanja BLUD
Belanja BLUD SMK terdiri dari:
1) Belanja Operasi
Belanja operasi mencakup seluruh belanja untuk menjalankan tugas dan
fungsi meliputi:
a) Belanja pegawai;
b) Belanja barang dan jasa;
c) Belanja bunga dan belanja lainnya.
2) Belanja Modal
Belanja modal mencakup seluruh belanja untuk perolehan aset tetap dan
aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk
digunakan dalam kegiatan SMK.
Belanja modal meliputi belanja tanah, belanja peralatan dan mesin, belanja
gedung dan bangunan, belanja jalan, belanja irigasi dan jaringan, dan
belanja aset tetap lainnya serta belanja modal aset lainnya.
c. Pembiayaan BLUD
Pembiayaan BLUD SMK adalah semua penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun tahun anggaran berikutnya.
Jenis pembiayaan meliputi:
1) Penerimaan pembiayaan
Penerimaan pembiayaan SMK meliputi:
a) Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya;
b) Divestasi;
c) Penerimaan utang/pinjaman.
87
2) Pengeluaran pembiayaan Pengeluaran
pembiayaan meliputi:
a) Investasi;
b) Pembayaran pokok utang/pinjaman.
RBA SMK menganut pola anggaran fleksibel dengan suatu presentase ambang
batas. RBA juga disertai SPM.
Konsolidasi perencanaan anggaran BLUD SMK dalam APBD dilaksanakan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Pendapatan BLUD yang berasal dari jasa layanan, hibah, hasil
kerjasama dan pendapatan lain yang sah, dikonsolidasikan ke dalam
88
RKA SMK pada akun pendapatan daerah pada kode rekening kelompok
pendapatan asli daerah pada jenis lain pendapatan asli daerah yang sah dengan
obyek pendapatan dari BLUD;
b. Belanja BLUD yang sumber dananya berasal Pendapatan BLUD (jasa layanan,
hibah, hasil kerjasama dan pendapatan lain yang sah) dan Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran (SiLPA) BLUD dikonsolidasikan ke dalam RKA SMK
pada akun belanja daerah yang selanjutnya dirinci dalam 1 (satu) program, 1
(satu) kegiatan, 1 (satu) output dan jenis belanja. Belanja BLUD tersebut
dialokasikan untuk membiayai program Penunjang Urusan Pemerintah Daerah,
kegiatan peningkatan pelayanan BLUD, serta sub kegiatan pelayanan dan
pendukung pelayanan BLUD ;
c. Pembiayaan BLUD dikonsolidasikan ke dalam RKA SMK yang selanjutnya
dikonsolidasikan pada akun pembiayaan pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan
Daerah (SKPKD) selaku Bendahara Umum Daerah (BUD);
d. BLUD SMK dapat melakukan pergeseran rincian belanja sepanjang tidak
melebihi pagu anggaran dalam jenis belanja pada DPA untuk selanjutnya
disampaikan kepada PPKD;
e. Rincian belanja dicantumkan dalam RBA.
4. Perubahan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) pada BLUD dapat dilakukan setiap saat
dalam 1 tahun anggaran. Perubahan RBA dapat dilakukan karena beberapa hal
sebagai berikut:
a. Pergeseran anggaran belanja BLUD yang tidak melebihi pagu jenis belanja di
DPA;
b. Pelaksanaan ambang batas yang dapat melebihi pagu jenis belanja di DPA,
dimana jika sebelum perubahan akan ditampung di perubahan APBD, jika
sesudah perubahan akan dilaporkan pada LRA;
c. Penggunaan SiLPA tahun sebelumnya BLUD dalam tahun anggaran berikutnya
yang dapat melebihi pagu jenis belanja di DPA, apabila belum
89
dianggarkan dan dalam kondisi mendesak dapat dilaksanakan mendahului
perubahan APBD. Penggunaan SiLPA tahun sebelumnya mendahului perubahan
APBD tersebut dilakukan dengan perubahan RBA tanpa melakukan perubahan
DPA; dan
d. Penyesuaian SiLPA Tahun Sebelumnya BLUD untuk SiLPA TA sblmnya yang
sudah dianggarkan) yang dapat melebihi pagu jenis belanja di DPA. Apabila
BLUD telah menganggarkan SiLPA tahun sebelumnya, harus dilakukan
penyesuaian anggaran dengan melakukan koreksi berdasarkan saldo kas BLUD
per 31 Desember yang telah diaudit. Koreksi tersebut dilakukan melalui
mekanisme perubahan RBA yang ditampung dalam perubahan APBD mengikuti
ketentuan mekanisme perubahan APBD.
5. Pelaksanaan Anggaran
Tahapan pelaksanaan anggaran BLUD SMK meliputi ketentuan sebagai berikut:
a. SMK menyusun DBA baik dari dana APBD maupun BLUD, beserta Anggaran
Kas sebagai dasar penyusunan DPA. DBA tersebut yang berasal dari dana
BLUD, disusun atas belanja per program, kegiatan, dan sub kegiatan BLUD
yang merupakan rincian dari program Penunjang Urusan Pemerintah Daerah,
kegiatan peningkatan pelayanan BLUD, serta sub kegiatan pelayanan dan
pendukung pelayanan BLUD.
b. SMK menyusun DPA BLUD berdasarkan peraturan daerah tentang APBD
untuk diajukan kepada PPKD. DPA memuat pendapatan, belanja dan
pembiayaan BLUD.
c. PPKD mengesahkan DPA sebagai dasar pelaksanaan anggaran BLUD.
d. DPA yang telah disahkan PPKD menjadi dasar pelaksanaan anggaran yang
bersumber APBD yang digunakan untuk belanja pegawai, belanja modal dan
belanja barang dan/atau jasa yang mekanismenya dilakukan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan anggarannya dilakukan secara
berkala sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dengan memperhatikan
anggaran kas dalam DPA memperhitungkan: jumlah kas yang tersedia, proyeksi
pendapatan dan proyeksi pengeluaran. Pelaksanaan anggaran dilengkapi dengan
melampirkan RBA.
e. DPA yang telah disahkan dan RBA menjadi perjanjian kinerja yang
ditandatangani oleh Gubernur. Perjanjian kinerja memuat kesanggupan untuk:
1) meningkatkan kinerja pelayanan bagi masyarakat;
2) meningkatkan kinerja keuangan dan meningkatkan manfaat bagi
masyarakat.
f. Pemimpin BLUD menyusun laporan pendapatan BLUD, laporan belanja BLUD
dan laporan pembiayaan BLUD secara berkala dan dilaporkan kepada PPKD.
Laporan dilampiri dengan Surat Pernyataan Tanggunjawab yang ditandatangani
pemimpin BLUD.
90
g. Berdasarkan laporan BLUD tersebut, Kepala Dinas Pendidikan menerbitkan
Surat Permintaan Pengesahan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan untuk
disampaikan kepada PPKD (SP3B).
h. PPKD kemudian mengesahkan dan menerbitkan Surat Pengesahan Pendapatan,
Belanja dan Pembiayaan (SP2B).
Penatausahaan keuangan Pendapatan BLUD dicatat dalam Buku Kas Umum Penerimaan
dan Penyetoran yang dilaksanakan melakui prosedur :
a. Pembukuan atas pendapatan secara tunai
b. Pembukuan atas pendapatan melalui Rekening Bank Bendahara
Penerimaan BLUD
c. Pembukuan atas pendapatan melalui Rekening Kas BLUD
91
sekali dalam setahun, selanjutnya untuk mengisi saldo uang
persediaan akan menggunakan Surat PPD-GU.
2) Ganti Uang (GU), yang dipergunakan untuk mengganti UP yang sudah
terpakai.
3) Langsung (LS), yang dipergunakan untuk pembayaran langsung pada
pihak ketiga dengan jumlah yang telah ditetapkan
c. Pejabat Keuangan melakukan verikasi S-PPD dan menyiapkan Surat Otorisasi
Pencairan Dana (S-OPD)
d. S-OPD dibedakan menjadi 3 (tiga) sesuai dengan jenis S-PPD-nya, yaitu S-OPD
UP, GU, dan LS.
e. Penerbitan S-OPD ditandatangan Pemimpin BLUD dan diserahkan kepada
Pejabat Keuangan untuk diterbitkan Surat Pencairan Dana (S-PD) sesuai jenisnya,
yaitu S-PD UP, GU, dan LS.
f. Pejabat Keuangan menandatangani S-PD dan menyerahkan kepada Bank untuk
dilakukan pencairan
Pembukuan Belanja dari dana APBD yang sudah dilakukan bendahara pengeluaran
pembantu SKPD juga dapat dilakukan bendahara pengeluaran BLUD menggunakan:
a. Buku Kas Umum (BKU) Pengeluaran APBD
b. Buku Pembantu BKU Pengeluaran APBD sesuai dengan kebutuhan minimal
seperti:
1) Buku Pembantu Pajak;
2) Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja.
92
1) Pejabat Keuangan harus meyakini bahwa dana yang digunakan adalah idle
cash.
2) menyampaikan rencana penempatan dana pada aset setara kas kepada
Pemimpin BLUD mencakup jumlah dana dan pilihan deposito beserta alasan
dan hasil analisa pemilihan.
3) dilakukan dengan pemindahbukuan dari rekening kas BLUD menggunakan
surat perintah pemindahbukuan Pemimpin BLUD ke Pejabat Keuangan.
4) Apabila Pemimpin BLUD menyetujui, dikeluarkan Surat Keputusan
Pemimpin BLUD tentang aset setara kas yang dipilih.
5) Berdasarkan SK Pemimpin BLUD, Pejabat Keuangan menerbitkan Surat
Perintah Pejabat Keuangan yang memerintahkan pemindahan dana dari kas
BLUD ke dalam aset setara kas yang dipilih.
93
6. Pengelolaan Belanja
Pengelolaan Belanja BLUD diberikan fleksibilitas dengan mempertimbangkan
volume kegiatan pelayanan. Fleksibilitas yang dimaksud adalah belanja yang
disesuaikan dengan perubahan pendapatan dalam ambang batas RBA dan DPA yang
telah ditetapkan secara definitif. Fleksibilitas dilaksanakan terhadap Belanja BLUD
yang bersumber dari Pendapatan BLUD yang meliputi: jasa layanan, hibah, hasil
kerjasama dan pendapatan lain yang sah serta hibah tidak terikat.
Ambang batas RBA merupakan besaran persentase realisasi belanja yang
diperkenankan melampaui anggaran dalam RBA dan DPA dengan memperhatikan
ketentuan sebagai berikut:
a. Dalam hal belanja BLUD melampaui ambang batas, terlebih dulu mendapat
persetujuan Gubernur.
b. Dalam hal terjadi kekurangan anggaran, SMK mengajukan usulan tambahan
anggaran dari APBD kepada PPKD.
c. Besaran persentase ambang batas dihitung tanpa memperhitungkan saldo awal
kas.
d. Besaran persentase ambang batas memperhitungkan fluktuasi kegiatan
operasional meliputi:
1) Kecenderungan/tren selisih anggaran pendapatan BLUD selain APBD tahun
berjalan dengan realisasi 2 (dua) tahun anggaran sebelumnya.
2) Kecenderungan/tren selisih pendapatan BLUD selain APBD dengan
prognosis tahun anggaran berjalan.
7. Pengelolaan Barang
Pengadaan barang dan/atau jasa di SMK BLUD mengikuti ketentuan sebagai berikut:
a. Pengadaan barang dan/atau jasa yang bersumber dari APBD dilaksanakan
berdasarkan ketentuan peraturan perundangan mengenai barang/ jasa
pemerintah.
b. Pengadaan barang dan/atau jasa yang bersumber dari jasa layanan, hibah tidak
terikat, hasil kerjasama dan lain-lain pendapatan BLUD yang sah, diberikan
fleksibilitas berupa pembebasan sebagian atau
94
seluruhnya dari peraturan perundangan-undangan mengenai pengadaan
barang/jasa pemerintah.
c. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengadaan barang dan/atau jasa diatur dengan
Peraturan Gubernur untuk menjamin ketersediaan barang dan/atau jasa yang
lebih bermutu, lebih murah, proses pengadaan yang sederhana, cepat, serta
mudah menyesuaikan dengan kebutuhan untuk mendukung kelancaran
pelayanan SMK.
d. Pengadaan barang dan/atau jasa yang dananya berasal dari hibah terikat,
dilakukan sesuai dengan kebijakan pengadaan dari pemberi hibah atau
Peraturan Gubernur sepanjang disetujui oleh pemberi hibah.
8. Tarif Layanan
SMK mengenakan Tarif Layanan sebagai imbalan atas penyediaan layanan
barang/jasa kepada masyarakat berupa besaran Tarif dan/atau Pola Tarif. Penyusunan
Tarif Layanan sesuai ketentuan berikut:
a. Tarif Layanan bisa disusun atas dasar:
1) Perhitungan biaya per unit layanan. Bertujuan untuk menutup seluruh atau
sebagian dari biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang/jasa atas
layanan yang disediakan SMK. Cara perhitungan dengan akuntansi biaya.
2) Hasil per investasi dana. Menggambarkan tingkat pengembalian dari
investasi yang dilakukan oleh SMK selama periode tertentu.
3) Jika Tarif Layanan tidak dapat ditentukan atas dasar perhitungan biaya per
unit layanan atau hasil per investasi, maka Tarif ditentukan dengan
perhitungan atau penetapan lain yang berpedoman pada ketentuan peraturan
perundang-undangan.
b. Besaran Tarif disusun dalam bentuk:
1) Nilai nominal uang; dan/atau
2) Persentase atas harga patokan, indeks harga, kurs, pendapatan kotor/bersih,
dan/atau penjualan kotor/bersih.
c. Pola Tarif merupakan penyusunan Tarif Layanan dalam bentuk formula.
95
kompetisi sehat dalam penetapan Tarif Layanan yang dikenakan kepada
masyarakat serta batas waktu penetapan Tarif.
b. Pemimpin BLUD SMK mengusulkan Tarif Layanan SMK kepada Gubernur
berupa usulan Tarif Layanan baru dan/atau usulan perubahan Tarif Layanan.
c. Usulan Tarif Layanan dilakukan secara keseluruhan atau per unit layanan.
d. Untuk penyusunan Tarif Layanan, pemimpin BLUD dapat membentuk tim
yang terdiri dari:
1) Dinas Pendidikan
2) Badan Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah
3) Unsur Perguruan Tinggi
4) Lembaga profesi
e. Tarif Layanan diatur dengan Peraturan Gubernur dan disampaikan kepada
pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
96
Pemimpin BLUD SMK dapat melakukan pelampauan pembayaran bunga
dan pokok sepanjang tidak melebihi nilai ambang batas yang telah
ditetapkan dalam RBA.
Mekanisme pengajuan utang/pinjaman jangka pendek diatur dengan
Peraturan Gubernur .
3) Utang/pinjaman Panjang adalah utang/pinjaman yang memberikan
manfaat lebih dari 1 (satu) tahun dengan masa pembayaran kembali atas
utang/pinjaman tersebut lebih dari 1 (satu) tahun anggaran. Utang/pinjaman
jangka panjang hanya untuk pengeluaran belanja modal.
Pembayaran utang/pinjaman jangka panjang merupakan kewajiban
pembayaran kembali utang/pinjaman yang meliputi pokok utang/pinjaman,
bunga, dan biaya lain yang harus dilunasi pada tahun anggaran berikutnya
sesuai dengan persyaratan perjanjian utang/pinjaman yang bersangkutan.
Mekanisme pengajuan utang/pinjaman jangka panjang sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
97
kurang. Investasi jangka pendek dapat dilakukan dengan mengoptimalkan surplus kas
jangka pendek dengan memperhatikan rencana pengeluaran.
Investasi jangka pendek meliputi:
a. Deposito pada bank umum dengan jangka waktu 3 (tiga) sampai dengan 12 (dua
belas) bulan dan/atau yang dapat diperpanjang secara otomatis
b. Surat berharga negara jangka pendek
Karakteristik investasi jangka pendek yaitu:
a. Dapat segera diperjualbelikan
b. Ditujukan untuk manajemen kas
c. Instrumen keuangan dengan risiko rendah
13. Defisit
Defisit anggaran merupakan selisih kurang antara pendapatan dengan belanja BLUD.
Dalam hal anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan pembiayaan untuk menutupi
defisit tersebut antara lain dapat bersumber dari SiLPA tahun anggaran sebelumnya
dan penerimaan pinjaman.
98
c. Neraca
d. LO
e. Laporan arus kas
f. Laporan perubahan ekuitas, dan
g. CALK
Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
khususnya PSAP nomor 13 tentang Penyajian Laporan Keuangan BLU yang sudah
disesuaikan dengan struktur RBA BLUD pada Surat Edaran Direktur Jenderal Bina
Keuangan Daerah Nomor 981/4092/KEUDA tanggal 2 Oktober 2020 hal Pedoman
Pengelolaan Keuangan BLUD.
Laporan keuangan disertai dengan laporan kinerja yang berisikan informasi
pencapaian hasil atau keluaran BLUD.
Laporan keuangan diaudit oleh pemeriksa eksternal pemerintah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penyusunan laporan keuangan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a. Pemimpin BLUD menyusun laporan keuangan semesteran dan tahunan
b. Laporan keuangan disertai dengan laporan kinerja paling lama 2 (dua) bulan
setelah periode pelaporan berakhir, setelah dilakukan review oleh bidang
pengawasan di Pemerintah Daerah.
c. Laporan keuangan diintegrasikan/dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan
Dinas Pendidikan, untuk selanjutnya diintegrasikan/ dikonsolidasikan ke dalam
laporan keuangan Pemerintah Daerah.
d. Hasil review merupakan kesatuan dari laporan keuangan BLUD SMK
99
c) Menggunakan berbagai produk kertas maupun barang lainnya hasil daur
ulang.
Untuk sampah yang tidak dapat ditangani dalam lingkup sekolah,
dikumpulkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang telah
disediakan untuk selanjutnya diangkut oleh petugas kebersihan ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA).
2. UPTD SMK memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungan. Hal ini
diwujudkan dalam upaya pencegahan penyakit yang dapat ditimbulkan oleh
lingkungan yang tidak sehat. Tidak hanya itu UPTD SMK juga memiliki komitmen
dalam masalah limbah dan sampah dengan baik agar tidak mencemari lingkungan.
10
BAB III
PENUTUP
Tata Kelola yang diterapkan pada SMK yang menerapkan BLUD bertujuan untuk:
1. Memaksimalkan nilai SMK dengan cara menerapkan prinsip transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas dan independensi, agar SMK memiliki daya saing yang kuat.
2. Mendorong pengelolaan SMK secara profesional, transparan dan efisien, serta
memberdayakan fungsi dan peningkatan kemandirian organ SMK.
3. Mendorong agar organisasi SMK dalam membuat keputusan dan menjalankan kegiatan
senantiasa dilandasi dengan nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran atas adanya tanggung jawab sosial SMK
terhadap stakeholder.
4. Meningkatkan kontribusi SMK dalam mendukung kesejahteraan umum masyarakat melalui
pelayanan pendidikan khususnya pendidikan kejuruan.
Untuk dapat terlaksananya aturan dalam Tata Kelola perlu mendapat dukungan dan
partisipasi seluruh warga SMK serta perhatian dan dukungan Pemerintah Provinsi baik bersifat
materiil, administratif maupun politis.
Tata Kelola SMK ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap peraturan perundang-
undangan yang terkait dengan tata kelola SMK sebagaimana disebutkan di atas, serta disesuaikan
dengan fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan SMK serta perubahan lingkungan.
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional
Pendidikan SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan, dijelaskan bahwa SMK dan MAK
merupakan unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis
operasional Dinas Pendidikan dan ujung tombak pembangunan pendidikan.
Berdasarkan Inpres Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah
Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia
(SDM) Indonesia, SMK didorong untuk segera melaksanakan revitalisasi. Instruksi
Presiden tersebut dikeluarkan agar terwujud sinergi antar pemangku kepentingan seperti
Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan, BUMN, dan kementerian lainnya
dalam merevitalisasi SMK guna meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya
manusia Indonesia. Peluang tersebut dapat diwujudkan dengan cara membuka
kesempatan sebesar-besarnya bagi SMK untuk bekerja sama yang utuh dan bermakna
dengan Dunia Kerja, antara lain kurikulum disusun berstandar Dunia Usaha Dunia
Industri (DUDI), pembelajaran berbasis project riil dari DUDI sejak awal, jumlah dan
peran guru/dosen dari industri expert dari DUDI ditingkatkan secara signifikan,
magang/Praktek Kerja Industri (prakerin) minimal 1 semester, sertifikasi kompetensi
yang sesuai standar dan kebutuhan DUDI, guru/pengajar secara rutin mendapatkan
update teknologi dan training dari DUDI untuk pengajar, riset terapan yang bermula dari
kasus atau kebutuhan nyata di DUDI dan masyarakat, komitmen serapan lulusan oleh
DUDI, dan beasiswa atau ikatan dinas dari DUDI untuk peserta didik serta donasi dari
DUDI dalam bentuk peralatan laboratorium, atau dalam bentuk lainnya, bagi pendidikan
vokasi.
Peningkatan kualitas dan daya saing tersebut diperkuat dengan adanya
Permendikbud Nomor 34 tahun 2018 lampiran 7 yang berisi bahwa SMK yang memiliki
spesifikasi teknis di bidang layanan umum dan memenuhi persyaratan yang ditentukan
diberikan fleksibilitas sesuai perundang-undangan dalam pengelolaan keuangannya untuk
ditetapkan menjadi BLUD, sehingga penerimaan dari Teaching Factory dan hasil
layanan pendidikan dapat digunakan langsung untuk mengembangkan kemandirian
sekolah, khususnya peningkatan kualitas kompetensi peserta didik.
Peningkatan kualitas kompetensi peserta didik dilaksanakan dengan cara
menyesuaikan program keahlian dengan kebutuhan lapangan kerja sesuai dengan
kelompok bidang industri/usaha/profesi dan menerapkan kurikulum sesuai standar Dunia
Kerja.
SMK dalam menjalankan fungsinya perlu memiliki arah dan rencana yang jelas
sesuai dengan visi pembangunan pendidikan pemerintah pusat dan daerah. Arah dan
rencana tersebut dituangkan dalam indikator kinerja dan target yang akan dicapai dalam
periode waktu tertentu.
10
Setiap tahun rencana tersebut akan dibuat target kinerja dan dilakukan monitoring
dan evaluasi dan jika perlu dilakukan juga perubahan rencana sesuai dengan perubahan
situasi dan kebijakan.
Penyusunan rencana strategis SMK dalam rangka penerapan BLUD, dilaksanakan
oleh tim perencanaan tingkat SMK yang ditunjuk oleh kepala sekolah melalui SK Kepala
SMK.
Sebagai unit pelaksana teknis, penyusunan rencana strategis SMK mengacu
kepada Rencana Strategis Renstra Dinas Pendidikan dan menyesuaikan dengan sumber
daya, lingkungan, kebutuhan masyarakat dan peran masyarakat di wilayah kerja SMK.
10
6. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah
7. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD.
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Daerah
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018 tentang
Standar Nasional Pendidikan SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang
Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
12. Peraturan Daerah tentang Perangkat Daerah Nomor …. Tahun …. Tentang
….
13. Peraturan Gubernur tentang Kedudukan, Susunan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
Dinas Pendidikan Nomor …. Tahun …. Tentang ….
14. Peraturan Gubernur tentang Unit Pelaksana Teknis Daerah Pada Dinas dan Badan
Nomor …. Tahun …. Tentang ….
15. Peraturan Gubernur … Nomor … Tahun … tentang Rencana Strategis Perangkat
Daerah Tahun ... (Contoh: Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 52 Tahun 2019
tentang Rencana Strategis Perangkat Daerah Tahun 2019-2024)
16. Peraturan Kepala Dinas Pendidikan terkait Renstra Dinas Pendidikan Nomor
…. Tahun …. Tentang ….
17. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Gubernur tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan Tugas Unit
Pelaksana Teknis Daerah SMK Nomor …. Tahun …. Tentang ….
18. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan tentang Struktur Organisasi Unit Pelaksana
Teknis Daerah SMK Nomor …. Tahun …. Tentang ….
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penyusunan dokumen Renstra sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Pengertian Renstra
C. Tujuan Penyusunan Renstra
D. Dasar Hukum Renstra
E. Sistematika Penulisan
BAB II: GAMBARAN PELAYANAN SMK
A. Gambaran Umum SMK
B. Gambaran Organisasi SMK
C. Kinerja Pelayanan SMK
Bab III: PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS SMK
A. Identifikasi Masalah Layanan Sekolah terhadap Masyarakat
B. Isu Strategis
10
C. Rencana Pengembangan Layanan
Bab IV: VISI, MISI, TUJUAN DAN ARAH KEBIJAKAN
A. Visi SMK
B. Misi SMK
C. Tujuan (Rencana Pengembangan Layanan)
D. Sasaran (Sasaran Pengembangan Layanan)
E. Strategi dan Arah Kebijakan
Bab V: PROGRAM, KEGIATAN, SUB-KEGIATAN DAN
KERANGKA PENDANAAN
Bab VI: PENUTUP
10
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN
SMK
10
c. Layanan Penunjang
1) Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
1. Pelatihan kompetensi bisnis daring bagi masyarakat
2. Pelatihan kompetensi pemesinan bagi masyarakat
3. dst
2) Pemanfaatan Aset
1. Penyewaan Aula
2. Penyewaan Kantin
3. Penyewaan kapal (wisata bahari)
4. Penyewaan lahan
5. Dst
d. Lain-lain
1) Hibah terikat
2) dst
a. Struktur Organisasi
Dalam rangka penerapan BLUD, organisasi SMK perlu disesuaikan berdasarkan
Permendagri Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD. Susunan organisasi dalam
penerapan pola pengelolaan keuangan, Pejabat Pengelola BLUD terdiri dari:
1) Pemimpin BLUD SMK (Kepala Sekolah)
2) Pejabat Keuangan (Kepala Sub Bagian Tata Usaha)
3) Pejabat Teknis (Wakil Kepala Sekolah/Pejabat yang setingkat)
10
sedangkan Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis bertanggung jawab kepada
Pemimpin BLUD SMK.
Perubahan lainnya dari struktur organisasi UPTD SMK yang perlu disesuaikan
dengan ketentuan dalam penerapan BLUD adalah sebagai berikut:
(1) Penyebutan Pejabat Pengelola BLUD disesuaikan dengan nomenklatur
pemerintah daerah setempat, sebagai berikut:
a. Kepala UPTD SMK sebagai Pemimpin BLUD;
10
b. Pejabat Keuangan direpresentasikan dengan jabatan Kepala Subbagian
Tata Usaha atau fungsional Tata Usaha; dan
c. Pejabat Teknis direpresentasikan dengan jabatan wakil kepala sekolah
atau yang setara.
(2) Pemimpin BLUD dapat membentuk (SPI) dalam rangka meningkatkan
sistem pengawasan dan pengendalian internal SMK terhadap kinerja
pelayanan, keuangan dan pengaruh lingkungan sosial dalam
menyelenggarakan praktik bisnis yang sehat. Satuan Pengawas Internal dapat
direpresentasikan dengan Tim Manajemen Mutu SMK.
(3) Adanya penambahan fungsi dalam penatausahaan keuangan BLUD yaitu
fungsi akuntansi, verifikasi, dan pelaporan.
(4) Pembina dan pengawas terdiri dari:
a. Pembina Teknis dan Pembina Keuangan
Pembina teknis BLUD SMK adalah Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi…, sedangkan pembina keuangan adalah Kepala Badan
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD).
b. Satuan Pengawas Internal
Satuan Pengawas Internal berkedudukan langsung di bawah pemimpin
BLUD.
c. Dewan Pengawas
Pembentukan Dewan Pengawas dilakukan apabila SMK telah memenuhi
persyaratan tentang Dewan Pengawas yaitu:
1) Jumlah anggota Dewan Pengawas paling banyak 3 (tiga) orang
apabila:
a) Realisasi pendapatan menurut Laporan Realisasi Anggaran 2
(dua) tahun terakhir sebesar Rp.30.000.000.000,- (Tiga Puluh
Miliar) sampai dengan Rp.100.000.000.000,- (Seratus Miliar);
atau
b) Nilai aset menurut neraca 2 (dua) tahun terakhir sebesar
Rp.150.000.000.000,- (Seratus Lima Puluh Miliar) sampai
dengan Rp.500.000.000.000,- (Lima Ratus Miliar)
2) Jumlah anggota Dewan Pengawas paling banyak 5 (lima) orang
apabila:
a) Realisasi pendapatan menurut Laporan Realisasi anggaran
2 (dua) tahun terakhir, lebih besar dari Rp.100.000.000.000,-
(Seratus Miliar); atau
b) Nilai aset menurut neraca 2 (dua) tahun terakhir lebih besar dari
Rp.500,000,000,000,- (Lima Ratus Miliar)
c. Tata Laksana
(1) Dewan Pengawas
Dewan Pengawas BLUD adalah satuan fungsional yang bertugas melakukan
pembinaan, pengawasan, dan pengendalian internal terhadap pengelolaan
BLUD yang dilakukan oleh pejabat pengelola BLUD SMK sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
10
undangan. Dewan Pengawas dibentuk dengan keputusan Pimpinan Daerah.
a. Pengangkatan dan pemberhentian Dewan Pengawas
1) Keanggotaan Dewan Pengawas
Anggota Dewan Pengawas yang berjumlah 3 (tiga) orang dapat
terdiri dari unsur-unsur:
a) 1 (satu) orang pejabat Dinas Pendidikan Provinsi yang
membidangi SMK;
b) (1 (satu) orang pejabat Pendapatan, Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah;
c) 1 (satu) orang tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan
BLUD SMK.
Anggota Dewan Pengawas yang berjumlah 5 (lima) orang dapat
terdiri dari unsur-unsur:
a) 2 (dua) orang pejabat Dinas Pendidikan Provinsi yang
membidangi SMK;
b) 2 (dua) orang pejabat Pendapatan, Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah;
c) 1 (satu) orang tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan
BLUD SMK.
2) Tenaga ahli dapat berasal dari tenaga profesional atau perguruan
tinggi yang memahami tugas, fungsi, kegiatan, dan layanan BLUD
SMK.
3) Anggota Dewan Pengawas dapat diangkat menjadi anggota
Dewan Pengawas pada 3 (tiga) atau lebih BLUD SMK.
4) Pengangkatan anggota Dewan Pengawas dilakukan setelah
pengangkatan Pejabat Pengelola BLUD SMK.
5) Syarat untuk dapat diangkat menjadi anggota Dewan
Pengawas, yaitu:
a) Sehat jasmani dan rohani;
b) Memiliki keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman, jujur,
perilaku yang baik, dan dedikasi yang tinggi untuk memajukan
dan mengembangkan BLUD;
c) Memahami penyelenggaraan pemerintahan daerah;
d) Memiliki pengetahuan yang memadai tugas dan fungsi BLUD;
e) Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya;
f) Berijazah paling rendah S-1;
g) Berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun;
h) Tidak pernah menjadi anggota Direksi, Dewan Pengawas, atau
Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan badan usaha
yang dipimpinnya dinyatakan pailit;
i) Tidak sedang menjalani sanksi pidana; dan
11
j) Tidak sedang menjadi pengurus partai politik, calon kepala
daerah atau calon wakil kepala daerah, dan/atau calon anggota
legislatif.
11
penilaian untuk ditindaklanjuti oleh Pejabat Pengelola BLUD
SMK;
c) Memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja
dari hasil laporan audit pemeriksa eksternal pemerintah;
d) Memberikan nasehat kepada Pejabat Pengelola dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya;
e) Memberikan pendapat dan saran kepada Gubernur mengenai:
i. RBA yang diusulkan oleh Pejabat Pengelola BLUD
SMK;
ii. Permasalahan yang menjadi kendala dalam pengelolaan
BLUD SMK; dan
iii. Kinerja BLUD SMK.
f) Penilaian kinerja keuangan diukur paling sedikit meliputi:
i. Memperoleh hasil usaha atau hasil kerja dari
layanan yang diberikan (rentabilitas);
ii. Memenuhi kewajiban jangka pendeknya (likuiditas);
iii. Memenuhi seluruh kewajibannya (solvabilitas); dan
iv. Kemampuan penerimaan dari jasa layanan untuk
membiayai pengeluaran.
g) Penilaian kinerja non keuangan diukur paling sedikit
berdasarkan perspektif pelanggan, proses internal pelayanan,
pembelajaran, dan pertumbuhan;
h) Dewan Pengawas melaporkan tugasnya kepada Pimpinan
Daerah secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam satu
tahun atau sewaktu-waktu jika diperlukan.
11
BLUD SMK wajib berasal dari PNS menjadi pejabat kuasa pengguna
anggaran/barang daerah.
Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai BLUD
yang berasal dari non-PNS, diatur lebih lanjut dengan keputusan gubernur.
11
f. Cakap menyusun kebijakan strategis SMK dalam
meningkatkan pelayanan Pendidikan kepada masyarakat.
g. Mampu merumuskan visi, misi, dan program SMK yang
jelas dan dapat diterapkan, diantaranya meliputi:
1. Peningkatan kreativitas, prestasi, dan akhlak mulia insan
SMK.
2. Penciptaan suasana SMK yang asri, aman, dan indah.
3. Peningkatan kualitas tenaga medis, paramedis dan non
medis SMK.
4. Pelaksanaan efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas
program.
11
b. Pejabat Keuangan
Pejabat keuangan yang dimaksud pada Pasal 10 Permendagri Nomor 79
Tahun 2018 adalah Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang memiliki fungsi
sebagai penanggung jawab keuangan SMK yang meliputi fungsi
berbendaharaan, fungsi akuntansi, fungsi verifikasi dan pelaporan.
1. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Keuangan
a) Pejabat Keuangan BLUD SMK diangkat dan diberhentikan oleh
Kepala Daerah;
b) Pejabat Keuangan bertanggung jawab kepada Pemimpin BLUD
SMK;
c) Pejabat Keuangan dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh
Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran BLUD SMK;
d) Pejabat Keuangan, Bendahara Penerimaan dan Bendahara
Pengeluaran harus dijabat oleh PNS;
e) Standar Kompetensi:
1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2) Berijazah setidak-tidaknya S1/D4;
3) Sehat jasmani dan rohani;
4) Cakap melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi jabatan sesuai dengan peraturan perundang- undangan;
5) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
kepegawaian;
6) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
perkantoran;
7) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi barang;
8) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi sekolah;
dan
9) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
penyusunan program dan laporan.
11
h) Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan;
dan
i) Tugas lainnya yang ditetapkan oleh Kepala Daerah dan/atau
pemimpin BLUD sesuai dengan kewenangannya.
c. Pejabat Teknis.
Pejabat teknis yang dimaksud pada Pasal 11 Permendagri Nomor 79 Tahun
2018, adalah Wakil Kepala Sekolah yang memiliki fungsi sebagai
penanggung jawab teknis operasional dan pelayanan di bidangnya.
1. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Teknis
a. Pejabat Teknis BLUD diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan
Daerah;
b. Pejabat Teknis bertanggung jawab kepada Pemimpin BLUD;
c. Pejabat Teknis BLUD dapat terdiri dari PNS dan/atau pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja, sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan;
d. BLUD SMK dapat mengangkat Pejabat Teknis BLUD dari
profesional lainnya sesuai dengan kebutuhan, profesionalitas,
kemampuan keuangan dan berdasarkan prinsip efisiensi, ekonomis
dan produktif dalam meningkatkan pelayanan;
e. Pejabat Teknis BLUD SMK yang berasal dari tenaga profesional
lainnya dapat dipekerjakan secara kontrak atau tetap;
f. Pejabat Teknis BLUD SMK dari tenaga profesional lainnya
diangkat untuk masa jabatan paling lama 5 (lima) tahun dan dapat
diangkat kembali untk 1 (satu) kali periode masa jabatan
berikutnya jika paling tinggi berusia 60 (enam puluh) tahun;
g. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Teknis BLUD yang
berasal dari PNS disesuaikan dengan ketentuan perundangan-
undangan di bidang kepegawaian; dan
h. Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan Pejabat Teknis
BLUD ditetapkan berdasarkan kompetensi dan kebutuhan praktik
bisnis yang sehat. Kompetensi merupakan kemampuan dan
keahlian yang dimiliki oleh Pejabat Teknis BLUD berupa
pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan
dalam pelaksanaan tugas. Kebutuhan praktik bisnis yang sehat
merupakan kesesuaian antara kebutuhan jabatan, kualitas dan
kualifikasi dengan kemampuan keuangan BLUD.
2. Standar Kompetensi:
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Berijazah setidak-tidaknya D4/S1;
11
c. Sehat jasmani dan rohani;
d. Cakap melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
jabatan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang
berlaku;
e. Menguasai secara umum tentang segala fasilitas dan pelayanan
UPTD SMK;
f. Menguasai pedoman pelayanan, prosedur pelayanan dan standar
pelayanan sesuai dengan bidang tugasnya; dan
g. Memiliki komitmen kuat terhadap peningkatan mutu
pelayanan SMK.
SPI terdiri dari tim audit bidang administrasi dan keuangan, tim audit
bidang pelayanan pendidikan (akademis, sarana prasarana, dan kesiswaan),
serta tim audit bidang Pendidikan hubungan masyarakat termasuk dunia
usaha sesuai dengan kebutuhan SMK.
Satuan Pengawasan Internal melaksanakan audit secara rutin terhadap
seluruh unit kerja di lingkungan SMK meliputi bidang administrasi dan
keuangan, dan bidang pelayanan pendidikan.
1. Persyaratan untuk dapat diangkat menjadi SPI:
a) Sehat jasmani dan rohani;
b) Memiliki keahlian, integritas, pengalaman, jujur, perilaku yang
baik, dan dedikasi yang tinggi untuk memajukan dan
mengembangkan BLUD;
11
c) Memahami penyelenggaraan pemerintahan daerah;
d) Memahami tugas dan fungsi BLUD;
e) Memiliki pengalaman teknis pada BLUD;
f) Berijazah paling rendah D3;
g) Pengalaman kerja paling sedikit 3 (tiga) tahun;
h) Berusia paling rendah 30 (tiga puluh) tahun dan paling tinggi 55
(lima puluh lima) tahun pada saat mendaftar pertama kali;
i) Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang
merugikan keuangan negara atau keuangan daerah;
j) Tidak sedang menjalani sanksi pidana; dan
k) Mempunyai sikap independen dan obyektif.
2. Fungsi SPI
a) Membantu Pemimpin BLUD SMK dalam melakukan
pengawasan internal SMK;
b) Memberikan rekomendasi perbaikan untuk mencapai sasaran SMK
secara ekonomis, efisien, dan efektif;
c) Membantu efektivitas penerapan pola tata kelola di SMK; dan
d) Menangani permasalahan yang berkaitan dengan indikasi terjadinya
KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme) yang menimbulkan
kerugian SMK sama dengan unit kerja terkait.
3. Tugas SPI
Tugas SPI adalah membantu manajemen SMK untuk:
a) Pengamanan harta kekayaan;
b) Menciptakan akurasi sistem informasi keuangan;
c) Menciptakan efisiensi dan produktivitas; dan
d) Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dalam
penerapan Praktek Bisnis Yang Sehat.
11
e) Mendapatkan dukungan sumberdaya yang memadai untuk
keperluan pelaksanaan tugasnya; dan
f) Mendapatkan bantuan dari tenaga ahli, baik dari dalam maupun luar
SMK, sepanjang hal tersebut diperlukan dalam pelaksanaan
tugasnya;
e. Pegawai BLUD
1. Pegawai BLUD menyelenggarakan kegiatan untuk mendukung kinerja
BLUD;
2. Pegawai BLUD berasal dari PNS dan/atau pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
3. Pegawai BLUD dapat diangkat dari tenaga profesional lainnya sesuai
dengan kebutuhan profesionalitas, kemampuan keuangan dan
berdasarkan prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam
meningkatkan pelayanan; dan
4. Pegawai BLUD dari tenaga profesional lainnya dapat dipekerjakan
secara kontrak atau tetap dan dilaksanakan sesuai dengan jumlah dan
komposisi yang telah disetujui BPPKAD.
5. Pengangkatan dan penempatan pegawai BLUD berdasarkan kompetensi
yaitu pengetahuan, keahlian, ketrampilan, integritas, kepemimpinan,
pengalaman, dedikasi dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas dan sesuai dengan kebutuhan Praktek Bisnis Yang
Sehat.
11
9 Kebersihan 2 2 Honorer 4 4 2
11 dst
13 PNS,
JUMLAH 23 6 THL, 4 30 30 7
Honorer
12
Bengkel Konstruksi
1 171 1
Bangunan
Bengkel Las Tempa 1 152,75 1
Bengkel M.R 1 162,5 1
Bengkel Mr1 1 107,5 1
Bengkel Otomasi 3 60 1 2
dst
12
C. Kinerja Pelayanan SMK
a. Tingkat capaian kinerja SMK …. berdasarkan sasaran/ target Renstra SMK …. periode tahun 2017–2021 dituangkan
dalam tabel berikut :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
12
KETER
TARGET
INDIKATOR CAPAIAN
PROGRAM/
PROGRAM
NO KEGIATAN/ SATUAN SUMBER DANA
/KEGIATAN/ KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 AKHIR
(/TOTAL)
2 PROGRAM 85 85 85 86 86 86 86 % APBD
PENUNJANG
Persentase Indikator
URUSAN
Program yang Tercapai
PEMERINTAH
DAERAH (APBD)
12
KETER
TARGET
INDIKATOR CAPAIAN
PROGRAM/
PROGRAM
NO KEGIATAN/ SATUAN SUMBER DANA
/KEGIATAN/ KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 AKHIR
(/TOTAL)
12
KETER
TARGET
INDIKATOR CAPAIAN
PROGRAM/
PROGRAM
NO KEGIATAN/ SATUAN SUMBER DANA
/KEGIATAN/ KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 AKHIR
(/TOTAL)
12
KETER
TARGET
INDIKATOR CAPAIAN
PROGRAM/
PROGRAM
NO KEGIATAN/ SATUAN SUMBER DANA
/KEGIATAN/ KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 AKHIR
(/TOTAL)
12
KETER
TARGET
INDIKATOR CAPAIAN
PROGRAM/
PROGRAM
NO KEGIATAN/ SATUAN SUMBER DANA
/KEGIATAN/ KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 AKHIR
(/TOTAL)
Pemerintahan Daerah
12
KETER
TARGET
INDIKATOR CAPAIAN
PROGRAM/
PROGRAM
NO KEGIATAN/ SATUAN SUMBER DANA
/KEGIATAN/ KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 AKHIR
(/TOTAL)
4.1 Jumlah lulusan yang 350 385 392 399 406 413 2.345 orang APBD
terserap di dunia kerja dan
berwirausaha
Pengelolaan
Pendidikan SMK Jumlah peserta didik 6 8 10 12 14 16 60 peserta APBD
yang mengikuti lomba didik
4.1.2 Penyelenggaraan Proses 2.380 2.381 2.382 2.383 2.384 2.385 11.915 peserta APBD
Jumlah peserta didik yg
Belajar dan didik
mengikuti proses
Ujian bagi Peserta
belajar
Didik
12
KETER
TARGET
INDIKATOR CAPAIAN
PROGRAM/
PROGRAM
NO KEGIATAN/ SATUAN SUMBER DANA
/KEGIATAN/ KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 AKHIR
(/TOTAL)
Keterangan:
Kolom 1: diisi dengan nomor program/kegiatan/sub-kegiatan.
Kolom 2: diisi dengan nama program/kegiatan/sub-kegiatan
Kolom 3: diisi dengan indikator program/kegiatan/sub-kegiatan
Kolom 4: diisi dengan ketercapaian pada tahun berjalan
Kolom 5 s.d. 9: diisi dengan target 5 tahun mendatang
Kolom 10: diisi dengan kondisi akhir (total) target 5 tahun mendatang
Kolom 11: diisi dengan satuan ketercapaian dan target
Kolom 12: diisi dengan sumber pendanaan
12
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS SMK
B. Isu Strategis
Informasi yang diperlukan dalam perumusan isu-isu strategis berdasarkan tugas dan
fungsi ini adalah:
1. Regulasi/payung hukum untuk memasarkan produk hasil belajar peserta didik.
Contoh: informasi Peraturan-peraturan dan Kebijakan Pusat dan Daerah tentang
pemasaran produk sekolah atau pemanfaatan aset sekolah, informasi provinsi yang
telah melaksanakan BLUD SMK, dsb
2. Regulasi ijin produksi dan pemasaran.
Contoh: BPOM, sertifikat halal, IPRT, HKI
3. Pemasaran produk (barang dan jasa) SMK
4. Kolaborasi dengan pihak eksternal
5. Peta tarif layanan setempat
6. Potensi aset SMK
13
b) SDM
Ada beberapa isu strategis terkait SDM yaitu:
i) Keterbatasan jumlah guru, bendahara, sistem informasi pendidikan,
petugas kebersihan dan penjaga malam dibanding beban kerjanya
ii) Kurangnya jenis peningkatan kapasitas (pelatihan) petugas yang sudah
terpenuhi
iii) Rendahnya gaji/insentif pegawai non PNS
c) Aset
Adanya keterbatasan anggaran pemeliharaan sarana prasarana (gedung, peralatan
bengkel, kendaraan operasional, IPAL, dan lain-lain)
d) Operasional SMK
Adanya keterbatasan anggaran operasional (listrik, air, internet, kebersihan, dan
lain-lain) sehingga perlu tambahan pendapatan melalui layanan nyata SMK
terhadap masyarakat yang bisa digunakan untuk operasional layanan SMK
melalui penerapan BLUD
13
penggantian suku cadang dan pemasangan asessoris kendaraan roda empat dan roda
dua, cuci kendaraan roda empat dan roda dua selama 24 jam. Selain itu jugat
terdapat layanan ATM, kafe dan resto beserta layanan WIFI.
Semua keanekaragaman layanan di atas dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen yaitu masyarakat akan layanan otomotif yang lengkap.
13
pengawasan, pemasaran, bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan akuntabilitas
pelayanan publik.
13
c. Pembenahan laboratorium dan bengkel
d. Penerapan 5S dan K3L serta ECP (Ergonomic Check Point)
e. Dst
13
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN ARAH KEBIJAKAN
13
d. Menjalin hubungan baik dengan mitra kerja yang saling menguntungkan di bidang
perbengkelan otomotif dan bidang terkait lainnya
e. Melaksanakan sistem manajemen berbasis informasi dan teknologi bertaraf
internasional
13
3. Mengoptimalkan peran serta seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung
transformasi dan reformasi pengelolaan pendidikan dan kebudayaan.
13
Berdasarkan dokumen (KLHS) RPJMD Provinsi...., program yang dilaksanakan
oleh Dinas Pendidikan semuanya tidak memiliki pengaruh dan dampak terhadap
lingkungan.
Enam butir sasaran yang dirumuskan guna mencapai tujuan jangka menengah,
pencapaiannya dapat dijadikan tolok ukur kinerja Dinas Pendidikan pada umumnya dan
khususnya masing-masing bidang maupun cabang dinas. Sasaran yang perlu diperhatikan
SMK … adalah sasaran yang ketiga yang mana tanggung jawa utama ada di bidang
pembinaan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan pembinaan pendidikan
(SMK). Dalam jangka menengah
13
pencapaian sasaran tersebut, didasarkan pada indikator pengukuran capaiannya dapat
ditabulasikan sebagai berikut:
Contoh:
13
Tabel 35 Contoh Sasaran Pengembangan Layanan SMK
No Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Strategi dan kebijakan dibentuk untuk mencapai tujuan dan sasaran. Strategi
dirumuskan dengan menentukan langkah pilihan yang tepat melalui analisis metode
SWOT.
Adapun interaksi dan hasil interaksi dapat diikuti pada tabel berikut:
Analisis SWOT untuk mencapai sasaran Meningkatnya kuantitas lulusan
yang siap kerja dan berakhlak mulia
14
Faktor Eksternal
Peluang ( O ) SO WO
1. Meningkatnya minat 1. Mengoptimalkan mutu pelayanan 1. Mengatasi keterbatasan jumlah
masyarakat terhadap melalui sistem manajemen mutu personel SDM melalui peluang
layanan pendidikan SMK yang baik dan peningkatan strata peningkatan pendapatan SMK
dan layanan bengkel akreditasi sekolah (S1,O1) (W1,O1)
SMK serta layanan 2. Mengatasi keterbatasan anggaran
pendukungnya operasional melalui peluang
2. Mengoptimalkan ketersediaan
peralatan dan jenis layanan yang peningkatan pendapatan SMK
dapat dipenuhi (S3,O1) (W3,O1)
3. Mengoptimalkan kondisi sarana 3. Mengatasi keterbatasan anggaran
prasarana melalui pemeliharaan dan pemeliharaan sarana prasarana
perawatan yang baik (S4, O1) melalui peluang peningkatan
4. Mengoptimalkan tenaga pelayanan pendapatan SMK (W4,O1)
dengan panduan SOP Pelayanan (S5, 4. Mengatasi rendahnya gaji/insentif
O1) pegawai Non PNS melalui peluang
peningkatan pendapatan SMK
(W5,O1)
2. Adanya dukungan Mengoptimalkan adanya komitmen 1. Mengatasi keterbatasan anggaran
kebijakan daerah pimpinan dengan memanfaatkan adanya operasional melalui perencanaan
tentang pemenuhan dukungan kebijakan daerah melalui sesuai kebijakan daerah (W3,O2)
sarana dan perencanaan dan manajemen yang baik 2. Mengatasi keterbatasan anggaran
operasional SMK (S2,O2) pemeliharaan sarana prasarana
melalui perencanaan sesuai kebijakan
daerah (W4,O2)
14
ST WT
Ancaman ( T )
1.Tingginya jumlah 1. Mengoptimalkan adanya sistem 1.Mengatasi keterbatasan personel
SMK kompetitor baik manajemen mutu akreditasi SMK SDM untuk mengatasi Jarak SMK
negeri maupun swasta (S1,T1) Kompetitor yang terlalu dekat (W1,
dan jarak yang terlalu 2. Mengoptimalkan jenis layanan T1)
dekat antar SMK dan keunggulan SMK (S6, T1) 2. Meningkatkan jangkauan layanan
tersebut warga sekolah terutama di luar
wilayah dengan tekhnologi
komunikasi untuk mengurangi
beban kerja pegawai non PNS
(W5, T1)
2.Kesadaran 1. Mengoptimalkan mutu pelayanan Mengatasi rendahnya gaji/insentif
masyarakat tentang melalui sistem manajemen pegawai Non PNS untuk mengatasi
hukum, budaya dan mutu, masalah kesadaran masyarakat
agama panduan SOP pelayanan dan tentang hukum, budaya dan agama
pelaksanaan akreditasi SMK melalui tekhnologi komunikasi untuk
sebagai dasar hukum kinerja mengurangi beban kerja pegawai non
pelayanan SMK (S1, T2) PNS (W5,T2)
2. Mengoptimalkan komitmen
pimpinan tentang masalah
perlindungan hukum, budaya
dan agama (S2,T2)
3. Kebijakan pelayanan Mengatasi rendahnya gaji/ insentif
Pendidikan kejuruan 1. Mengoptimalkan mutu pelayanan pegawai non PNS untuk mengatasi
yang berubah-ubah pendidikan kejuruan melalui kebijakan pelayanan yang berubah-
dan tidak sistem manajemen mutu, ubah dan tidak menguntungkan
menguntungkan panduan SOP pelayanan dan tekhnologi komunikasi untuk
pelaksanaan akreditasi SMK mengurangi beban kerja pegawai non
sebagai kebijakan pelayanan PNS (W2.T2)
pendidikan kejuruan di SMK (S1,
T3)
2. Mengoptimalkan komitmen
pimpinan tentang kebijakan
pelayanan pendidikan kejuruan
di SMK (S2,T3)
Strategi untuk mencapai sasaran dan tujuan yang dapat digunakan dari analisa
SWOT sebelumnya beserta arah kebijakan dari setiap strategi adalah sebagai berikut:
14
Tabel 36 Strategi dan Arah Kebijakan
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
14
warga sekolah dan inovasi warga yang kreatif dan inovatif kependidikan
sekolah
2. Magang pendidik dan
tenaga kependidikan
secara periodik
14
BAB V
PROGRAM, KEGIATAN, SUB-KEGIATAN
DAN KERANGKA PENDANAAN
Renstra yang lengkap juga meliputi Tujuan, Sasaran, Rencana Program dan Kegiatan,
Sub kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Renstra tersebut
dapat terealisasi jika ada pendanaannya yang berasal dari pendapatan SMK. Rencana
pendapatan yang akan dicapai oleh SMK yang akan menerapkan BLUD pada tahun 20X1
sampai dengan 20x5 adalah sebagai berikut:
NO JENIS PENDAPATAN TAHUN 20X1 TAHUN 20X2 TAHUN 20X3 TAHUN 20X4 TAHUN 20X5
1 Jasa Layanan Pendidikan - - - - -
Jasa Layanan Bidang Keahlian
2 Teknologi dan Rekayasa – 21,489,000.00 23,550,000.00 25,450,000.00 29,700,000.00 33,158,000.00
Keahlian Teknik Otomotif
Jasa Layanan Keahlian Teknik
9,550,000.00 10,800,000.00 11,000,000.00 12,250,000.00 12,800,000.00
Kendaraan Ringan Otomotif
Jasa Layanan Keahlian Teknik
4,719,000.00 4,950,000.00 5,200,000.00 6,200,000.00 7,250,000.00
dan Bisnis Sepeda Motor
Jasa Layanan Keahlian Teknik
dan Manajemen Perawatan 3,100,000.00 3,450,000.00 4,000,000.00 5,750,000.00 6,358,000.00
Otomotif
Jasa Layanan Keahlian
Otomotif Daya dan Konversi 4,120,000.00 4,350,000.00 5,250,000.00 5,500,000.00 6,750,000.00
Energi
3 Pendapatan Hibah 306,550,000.00 313,250,000.00 349,600,000.00 400,000,000.00 480,000,000.00
Pendapatan Hibah Terikat 125,000,000.00 128,250,000.00 155,000,000.00 175,000,000.00 225,000,000.00
Pendapatan Hibah Tidak
181,550,000.00 185,000,000.00 194,600,000.00 225,000,000.00 255,000,000.00
Terikat
4 Hasil Kerjasama 127,500,000.00 133,000,000.00 135,500,000.00 144,582,000.00 148,700,000.00
Kerjasama Pelatihan 25,000,000.00 28,750,000.00 29,000,000.00 35,000,000.00 36,700,000.00
Kemitraan dengan Pihak
Ketiga - Sewa Peralatan dan 17,500,000.00 18,500,000.00 20,500,000.00 22,000,000.00 23,500,000.00
Mesin
Kemitraan dengan Pihak Ketiga –
Sewa Gedung dan Bangunan 85,000,000.00 85,750,000.00 86,000,000.00 87,582,000.00 88,500,000.00
14
Berdasarkan Rencana Pendapatan SMK dan berdasarkan Tujuan dan Sasaran yang telah
disusun sebelumnya maka selanjutnya dapat disusun rencana program, kegiatan dan sub kegiatan
pada SMK …. Selama … tahun kedepan sesuai periode kepemimpinan Gubernur. Rencana
program, kegiatan dan subkegiatan meliputi berikut ini:
1. Program Penunjang Urusan Pemerintah Daerah yang dibiayai dari dana BLUD meliputi
kegiatan dan sub kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan Administrasi Kepegawaian Perangkat Daerah
1) Sub kegiatan Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Atribut Kelengkapannya
b. Kegiatan Administrasi Umum Perangkat Daerah dan/ atau BLUD
1) sub kegiatan Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
c. Kegiatan Pengadaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintah Daerah
1) sub kegiatan Pengadaan Peralatan dan Mesin Lainnya
2. Program Penunjang Urusan Pemerintah Daerah yang dibiayai dari dana APBD meliputi
kegiatan dan sub kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan Perencanaan, Penganggaran, dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah
1) sub kegiatan Penyusunan Dokumen Perencanaan Perangkat Daerah
2) sub kegiatan Koordinasi dan Penyusunan Dokumen RKA-SKPD
3) sub kegiatan Koordinasi dan Penyusunan Dokumen Perubahan RKA-SKPD
4) sub kegiatan Koordinasi dan Penyusunan DPA-SKPD
5) sub kegiatan Koordinasi dan Penyusunan Perubahan DPA-SKPD
6) sub kegiatan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah
b. Kegiatan Administrasi Keuangan Perangkat Daerah
1) sub kegiatan Penyediaan Administrasi Pelaksanaan Tugas ASN
2) sub kegiatan Pelaksanaan Penatausahaan dan Pengujian/Verifikasi
Keuangan SKPD
3) sub kegiatan Koordinasi dan Pelaksanaan Akuntansi SKPD
4) sub kegiatan Koordinasi dan Penyusunan Laporan Keuangan Akhir Tahun SKPD
5) sub kegiatan Koordinasi dan Penyusunan Laporan Keuangan
Bulanan/Triwulanan/Semesteran SKPD
6) sub kegiatan Penyusunan Pelaporan dan Analisis Prognosis Realisasi Anggaran
c. Kegiatan Administrasi Barang Milik Daerah pada Perangkat Daerah
1) sub kegiatan Rekonsiliasi dan Penyusunan Laporan Barang Milik Daerah pada
SKPD
d. Kegiatan Administrasi Kepegawaian Perangkat Daerah
1) sub kegiatan Koordinasi dan Pelaksanaan Sistem Informasi Kepegawaian
2) sub kegiatan Monitoring, Evaluasi, dan Penilaian Kinerja Pegawai
e. Kegiatan Administrasi Umum Perangkat Daerah
1) sub kegiatan Fasilitasi Kunjungan Tamu
2) sub kegiatan Penyelenggaraan Rapat Koordinasi dan Konsultasi SKPD
3) sub kegiatan Penatausahaan Arsip Dinamis pada SKPD
14
f. Kegiatan Pengadaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintah Daerah
1) sub kegiatan Pengadaan Mebel
2) sub kegiatan Pengadaan Peralatan dan Mesin Lainnya
g. Kegiatan Penyediaan Jasa Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah
1) sub kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
h. Kegiatan Pemeliharaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah
1) sub kegiatan Pemeliharaan Peralatan dan Mesin Lainnya
3. Program Pengelolaan Pendidikan yang dibiayai dari dana BLUD meliputi kegiatan dan
subkegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan Pengelolaan Pendidikan SMK
1) sub kegiatan Link and Match dengan DUNIA KERJA
b. Kegiatan Peningkatan Pelayanan BLUD
1) sub kegiatan Pelayanan TeFa Teknologi dan Rekayasa
4. Program Pengelolaan Pendidikan yang dibiayai dari dana APBD meliputi kegiatan dan
sub kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan Pengelolaan Pendidikan SMK
1) sub kegiatan Pembinaan Minat, Bakat dan Kreativitas peserta didik
2) sub kegiatan Penyelenggaraan Proses Belajar dan Ujian bagi Peserta Didik
3) sub kegiatan Pengadaan Alat Praktik dan Peraga Peserta Didik
4) sub kegiatan Pengembangan Karir Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pada Satuan
Pendidikan SMK
Program, kegiatan dan subkegiatan pada SMK …. berdasarkan tujuan dan sasaran yang
telah ditentukan sebelumnya, secara rinci dapat dilihat dalam Lampiran dokumen Rencana
Strategis BLUD SMK … ini
14
BAB VI
PENUTUP
Renstra Bisnis SMK … merupakan panduan bagi SMK … dalam melaksanakan fungsi
pelayanan kepada masyarakat dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Renstra Bisnis SMK … ditujukan untuk menjabarkan Visi, Misi dan Strategi Pemerintah
Provinsi… pada dokumen RPJMD Pemerintah Provinsi… tahun … sampai dengan tahun ….
yang disusun dalam bentuk Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan SMK …
yang dalam pelaksanaannya disusun program, dan kegiatan, dan sub kegiatan. Visi SMK …
adalah ”Menghasilkan tamatan yang berkualitas, berdedikasi, berkarakter dan ber-taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.”, diharapkan menjadi arah pembangunan pendidikan di
wilayah … selama lima tahun ke depan.
b. SMK … memerlukan Penerapan BLUD yang memiliki fleksibilitas pengelolaan keuangan
yang berbeda dengan pengelolaan keuangan daerah pada umummnya untuk mencapai visi
yang telah ditetapkan.
c. Penyusunan Renstra BLUD 20…-20… merupakan salah satu persyaratan administratif yang
harus dipenuhi untuk menjadi sekolah yang dapat menerapkan BLUD.
6.2. Penutup
SMK sebagai pusat pengembangan, pemberdayaan dan pelayanan pendidikan
kejuruan akan lebih aktif mencari terobosan dalam rangka memberikan kepuasan kepada
pelanggannya. Tugas pimpinan baik di Dinas Pendidikan maupun SMK adalah
menciptakan strategi pelayanan prima di SMK dalam rangka meningkatkan ’image’
masyarakat terhadap SMK, yang berorientasi pa da kepuasan masyarakat. Untuk itu,
semua jajaran di Dinas Pendidikan dan SMK … memiliki komitmen yang tinggi untuk
mewujudkan pelayanan prima di sekolah dengan cara mengubah pola pengelolaan
keuangannya dalam bentuk penerapan BLUD.
14
LAMPIRAN
PROGRAM, KEGIATAN, SUB-KEGIATAN DAN KERANGKA PENDANAAN (contoh)
Tabel 37 Ilustrasi Program dan Kegiatan SMK secara Umum
Data Capaian
pada Tahun Unit Kerja
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Perangkat
Perencanaan Sumber
Daerah
Dana
Penanggung
Program/ Kegiatan/ jawab
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan
20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4
Terea Rp.
Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000
lisasi (000)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Meningkatkan Peserta PROGRAM Persentase 0% - 0,025% 140.000 0,025% 170.000 0,025% 175.000 0,025% 178.606 0,025% 187.53 Kepala BLUD
Pelayanan didik, PENUNJANG URUSAN Peningkatan 6 Sekolah
pendidik dan pendidik, PEMERINTAH Pendapatan
tenaga tendik/ DAERAH (BLUD) Unit Produksi
kependidikan, pegawai dan Jasa
Pelayanan
Sarana dan
Prasarana
Administrasi Jumlah 0 - 1 20.000 1 20.500 1 22.000 1 23.100 1 24.255 Kasubag
Kepegawaian dokumen doku dokum doku doku doku dokum TU
Perangkat Daerah ketatausahaan men en men men men en
dan
kepegawaian
Pengadaan Pakaian Jumlah 0 - 1 paket 40.000 1 44.000 1 46.200 1 48.510 1 paket 50.936 Kasubag TU
Dinas Beserta Atribut pengadaaan paket paket paket paket
Kelengkapannya pakaian dinas
14
Data Capaian
pada Tahun Unit Kerja
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Perangkat
Sumber
Perencanaan Daerah
Dana
Penanggung
Program/ Kegiatan/ jawab
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan
20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4
Terea Rp.
Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000
lisasi (000)
Penyediaan Peralatan Jumlah paket 0 - 1 20.000 1 20.500 1 22.000 1 23.100 1 24.255 Kasubag TU
dan Perlengkapan pengadaan paket paket paket paket paket paket
Kantor
Pengadaan Peralatan Jumlah 0 - 1 paket 100.000 1 105.000 1 106.800 1 106.996 1 paket 112.34 Waka
dan Mesin Lainnya peralatan dan paket paket paket paket 6 Sarpras
mesin lainnya
Meningkatkan Peserta PROGRAM Persentase 85% 85% 529.190 85% 555.650 86% 583.432 86% 612.604 86% 643.23 Kepala APBD
pelayanan didik, PENUNJANG URUSAN Indikator 286.7 4 Sekolah
Pengelolaan pendidik, PEMERINTAH Program yang 00
SMK, tendik/pega DAERAH (APBD) Tercapai
pelayanan wai, alumni,
biaya operasi, masyarakat
pelayanan Persentase 85% 85% 85% 86% 86% 86%
Sarana dan realisasi
Prasarana, anggaran
pelayanan
pendidik dan
tenaga Indeks 80% 80% 80% 81% 81% 81%
kependidikan profesionalitas
ASN
15
Data Capaian
pada Tahun Unit Kerja
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Perangkat
Sumber
Perencanaan Daerah
Dana
Penanggung
Program/ Kegiatan/ jawab
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan
20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4
Terea Rp.
Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000
lisasi (000)
Perencanaan, Jumlah 0 dok 4 16.400 4 17.220 4 18.081 4 18.985 4 19.934 Kasubag APBD
Penganggaran, dan Dokumen umen 2.200 dokum doku doku doku dokum TU
Evaluasi Kinerja Perencanaan en men men men en
Perangkat Daerah dan Anggaran
Perangkat
Daerah
Penyusunan Dokumen Jumlah 0 7 4.500 7 4.725 11 4.961 11 5.209 11 5.470 Kasubag TU APBD
Perencanaan Perangkat Dokumen doku doku doku doku doku doku
Daerah perencanaan men men men men men men
perangkat
daerah
Koordinasi dan Jumlah 1 1 2.300 1 2.415 1 2.536 1 2.663 1 2.796 Kasubag TU APBD
Penyusunan Dokumen dokumen RKA doku 2.200 doku doku doku doku doku
RKA-SKPD men men men men men men
Koordinasi dan Jumlah 0 1 2.300 1 2.415 1 2.536 1 2.663 1 2.796 Kasubag TU APBD
Penyusunan Dokumen dokumen RKA doku doku doku doku doku doku
Perubahan RKA-SKPD Perubahan men men men men men men
Koordinasi dan Jumlah 0 1 2.500 1 2.625 1 2.756 1 2.894 1 3.039 Kasubag TU APBD
Penyusunan DPA-SKPD dokumen DPA doku doku doku doku doku doku
men men men men men men
Koordinasi dan Jumlah 0 1 2.500 1 2.625 1 2.756 1 2.894 1 3.039 Kasubag TU APBD
Penyusunan Perubahan dokumen DPA doku doku doku doku doku doku
DPA-SKPD Perubahan men men men men men men
15
Data Capaian
pada Tahun Unit Kerja
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Perangkat
Sumber
Perencanaan Daerah
Dana
Penanggung
Program/ Kegiatan/ jawab
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan
20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4
Terea Rp.
Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000
lisasi (000)
Evaluasi Kinerja Jumlah dokumen 0 1 2.300 1 2.415 1 2.536 1 2.663 1 2.796 Kasubag TU APBD
Perangkat Daerah evaluasi kinerja doku doku doku doku doku doku
men men men men men men
Administrasi Jumlah laporan 0 0 12 63.990 12 67.190 12 70.549 12 74.076 12 77.780 Kasubag APBD
Keuangan Perangkat pertanggungja laporan lapor lapor lapor lapor lapor TU
Daerah waban an an an an an
keuangan
Penyediaan Administrasi jumlah laporan 0 12 51.620 12 54.201 12 56.911 12 59.757 12 62.744 Kasubag TU APBD
Pelaksanaan Tugas ASN Administrasi laporan lapor lapor lapor lapor lapora
Pelaksanaan an an an an n
Tugas ASN
Pelaksanaan Jumlah laporan 0 12 1.125 12 1.181 12 1.240 12 1.302 12 1.367 Kasubag TU APBD
Penatausahaan dan verifikasi laporan lapor lapor lapor lapor lapora
Pengujian/Verifikasi penatausahaan an an an an n
Keuangan SKPD
Koordinasi dan Jumlah Laporan 0 12 3.000 12 3.150 12 3.308 12 3.473 12 3.647 Kasubag TU APBD
Pelaksanaan Akuntansi akuntansi laporan lapor lapor lapor lapor lapora
SKPD perangkat daerah an an an an n
Koordinasi dan Jumlah dokumen 0 2 2.460 2 2.583 2 2.712 2 2.848 2 2.990 Kasubag TU APBD
Penyusunan Laporan keuangan SKPD dokume doku doku doku doku doku
Keuangan Akhir Tahun n men men men men men
SKPD
15
Data Capaian
pada Tahun Unit Kerja
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Perangkat
Sumber
Perencanaan Daerah
Dana
Penanggung
Program/ Kegiatan/ jawab
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan
20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4
Terea Rp.
Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000
lisasi (000)
Koordinasi dan Jumlah laporan 0 12 2.000 12 2.100 12 2.205 12 2.315 12 2.431 Kasubag TU APBD
Penyusunan Laporan keuangan laporan lapor lapor lapor lapor lapora
Keuangan an an an an n
Bulanan/Triwulanan/Se
mesteran SKPD
Penyusunan Pelaporan Jumlah laporan 0 1 3.785 1 3.974 1 4.173 1 4.382 1 4.601 Kasubag TU APBD
dan Analisis Prognosis prognosis laporan lapor lapor lapor lapor lapora
Realisasi Anggaran an an an an n
Administrasi Barang Jumlah 0 0 12 4.000 12 4.200 12 4.410 12 4.631 12 4.862 Waka APBD
Milik Daerah pada Laporan Lapor Lapo Lapo Lapo Lapo Lapor Sarpras
Perangkat Daerah Pengelolaan an ran ran ran ran an
Barang Milik
Daerah
Rekonsiliasi dan Jumlah Kegiatan 0 12 4.000 12 4.200 12 4.410 12 4.631 12 4.862 Waka APBD
Penyusunan Laporan dan Laporan Lapor Lapor Lapo Lapo Lapo Lapor Sarpras
Barang Milik Daerah an an ran ran ran an
pada SKPD
Koordinasi dan Jumlah laporan 12 12 4.000 12 4.200 12 4.410 12 4.631 12 4.862 Kasubag TU APBD
Pelaksanaan Sistem data pegawai laporan 4.000 lapor lapor lapor lapor lapora
Informasi Kepegawaian an an an an n
15
Data Capaian
pada Tahun Unit Kerja
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Perangkat
Sumber
Perencanaan Daerah
Dana
Penanggung
Program/ Kegiatan/ jawab
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan
20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4
Terea Rp.
Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000
lisasi (000)
Monitoring, Evaluasi, Jumlah laporan 12 12 2.500 12 2.625 12 2.756 12 2.894 12 3.039 Kasubag TU APBD
dan Penilaian Kinerja SKP yang tepat laporan 2.500 lapor lapor lapor lapor lapora
Pegawai waktu an an an an n
Administrasi Umum Jumlah 0 20.00 3 162.100 3 170.205 3 178.715 3 187.651 3 197.034 Kasubag APBD
Perangkat Daerah Laporan laporan 0 lapor lapor lapor lapor lapor TU
Penyediaan an an an an an
Barang dan
Jasa
Fasilitasi Kunjungan jumlah paket 10 kali 20.00 10 23.000 10 24.150 10 25.358 10 26.625 10 kali 27.957 Kasubag TU APBD
Tamu pengadaan 0 kali kali kali kali
Penyelenggaraan Rapat Jumlah Laporan 0 1 136.000 1 142.800 1 149.940 1 157.437 1 165.309 Kasubag TU APBD
Koordinasi dan Konsultasi laporan lapor lapor lapor lapor lapora
SKPD an an an an n
Penatausahaan Arsip Jumlah daftar 0 3 3.100 3 3.255 3 3.418 3 3.589 3 3.768 Kasubag TU APBD
Dinamis pada SKPD arsip aktif, arsip doku doku doku doku doku doku
inaktif, arsip vital men men men men men men
Pengadaan Barang Jumlah 2 2 140.000 2 147.000 2 154.350 2 162.068 2 170.171 Waka APBD
Milik Daerah Laporan lapor 140.0 lapor lapor lapor lapor lapor Sarpras
Penunjang Urusan Pengadaan an 00 an an an an an
Pemerintah Daerah Barang Milik
Daerah
Penunjang
Urusan
Pemerintah
Daerah
15
Data Capaian
pada Tahun Unit Kerja
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Perangkat
Perencanaan Sumber
Daerah
Dana
Penanggung
Program/ Kegiatan/ jawab
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan
20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4
Terea Rp.
Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000
lisasi (000)
Pengadaan Mebel Jumlah mebel 1 set 40.00 1 set 40.000 1 set 42.000 1 set 44.100 1 set 46.305 1 set 48.620 Waka APBD
0 Sarpras
Pengadaan Peralatan Jumlah 1 1 paket 100.000 1 105.000 1 110.250 1 115.763 1 121.551 Waka APBD
dan Mesin Lainnya peralatan dan paket 100.0 paket paket paket paket Sarpras
mesin lainnya 00
Penyediaan Jasa Jumlah laporan 0 12 121.200 12 127.260 12 133.623 12 140.304 12 147.319 Waka APBD
Penunjang Urusan Penyediaan laporan 118.0 laporan laporan laporan Sarpras
Pemerintahan Daerah Jasa 00 laporan laporan
Penunjang
Urusan
Pemerintahan
Daerah
Penyediaan Jasa Jumlah 12 12 121.200 12 127.260 12 133.623 12 140.304 12 147.319 Waka APBD
Komunikasi, Sumber penyediaan Jas a bulan 118.0 bulan bulan bulan bulan bulan Sarpras
Daya Air dan Listrik Komunikasi, 00
Sumber Daya Air
dan Listrik
Pemeliharaan Barang Jumlah laporan 0 0 12 15.000 12 15.750 12 16.538 12 17.364 12 18.233 Waka APBD
Milik Daerah Pemeliharaan laporan laporan laporan laporan Sarpras
Penunjang Urusan Barang Milik laporan laporan
Pemerintahan Daerah Daerah
Penunjang
Urusan
Pemerintahan
Daerah
15
Data Capaian
pada Tahun Unit Kerja
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Perangkat
Sumber
Perencanaan Daerah
Dana
Penanggung
Program/ Kegiatan/ jawab
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan
20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4
Terea Rp.
Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000
lisasi (000)
Pemeliharaan Peralatan Jumlah peralatan 0 0 6 15.000 6 15.750 6 16.538 6 17.364 6 18.233 Waka APBD
dan Mesin Lainnya dan mesin paket paket paket paket Sarpras
lainnya yang paket paket
dipelihara
Meningkatkan Peserta PROGRAM Persentase 100% 30.00 100% 71.000 100% 74.550 100% 78.278 100% 82.191 100% 86.301 Kepala BLUD
pelayanan didik, PENGELOLAAN Kelulusan 0 Sekolah
pengelolaan pendidik, PENDIDIKAN (BLUD) Peserta Didik
pendidikan, tendik/peg
pelayanan awai,
pengembang alumni
an kurikulum
satuan
pendidikan, Pengelolaan Jumlah lulusan 350 10.00 385 50.000 392 52.500 399 55.125 406 57.881 413 60.775 Kepala BLUD
pelayanan Pendidikan SMK yang terserap 0 orang orang orang orang Sekolah
capaian di dunia kerja orang orang
kompetensi dan
lulusan, berwirausaha
Pelayanan
proses
pembelajaran Link and Match dengan Jumlah MOU 1 10.00 1 50.000 1 52.500 1 55.125 1 57.881 1 60.775 Waka BLUD
DUNIA KERJA dengan dunia paket 0 paket paket paket paket paket Humas
kerja
Jumlah lulusan 350 o 385 392 399 406 413 Waka BLUD
yang terserap di rang orang orang orang orang Humas
dunia kerja orang
Peningkatan Persentase 0% 20.000 5% 21.000 5% 22.050 5% 23.153 5% 24.310 5% 25.526 Kepala Fungsi
Pelayanan BLUD Peningkatan Sekolah onal
Sales Growth BLUD
15
Data Capaian
pada Tahun Unit Kerja
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Perangkat
Sumber
Perencanaan Daerah
Dana
Penanggung
Program/ Kegiatan/ jawab
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan
20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4
Terea Rp.
Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000
lisasi (000)
Pelayanan TEFA Jumlah program 10% 20.00 20% 21.000 30% 22.050 40% 23.153 50% 24.310 60% 25.526 Kepala BLUD
Teknologi dan Rekayasa keahlian yang 0 Sekolah
melaksanakan
TEFA
Meningkatkan Peserta PROGRAM Persentase 100% 100% 205.223 100% 215.484 100% 226.258 100% 237.571 100% 249.449 Kepala APBD
pelayanan didik, PENGELOLAAN Kelulusan 195.4 Sekolah
pengelolaan pendidik, PENDIDIKAN (APBD) peserta didik 50
pendidikan, tendik/pega
pelayanan wai, alumni
capaian
kompetensi
lulusan, Pengelolaan Jumlah lulusan 350 385 205.223 392 215.484 399 226.258 406 237.571 413 249.449 Kepala APBD
Pelayanan Pendidikan SMK yang terserap 195.450 orang Sekolah
proses di dunia kerja orang orang orang orang orang
pembelajaran dan
dan penilaian berwirausaha
pendidikan,
Pelayanan
Sarana dan
Prasarana, Jumlah peserta 6 8 10 12 14 16
Pelayanan didik yang peserta peserta peserta peserta peserta peserta
pendidik dan mengikuti didik didik didik didik didik didik
tenaga Lomba
kependidikan
Jumlah guru 2 3 4 5 6 7
yang guru guru guru guru guru
mendapatkan guru
pelatihan
15
Data Capaian
pada Tahun Unit Kerja
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Perangkat
Perencanaan Sumber
Daerah
Dana
Penanggung
Program/ Kegiatan/ jawab
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan
20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4
Terea Rp.
Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000
lisasi (000)
Pembinaan Minat, Bakat Jumlah kegiatan 10 kali 40.00 11 kali 42.000 12 kali 44.100 13 kali 46.305 14 kali 48.620 15 kali 51.051 Waka APBD
dan Kreativitas peserta pembinaan Minat 0 Kesiswaan
didik Bakat dan
Kreativitas
peserta didik
Penyelenggaraan Proses Jumlah peserta 2.380 70.45 2.381 73.973 2.382 77.671 2.383 81.555 2.384 85.632 2.385 89.914 Waka APBD
Belajar dan Ujian bagi didik yg peserta 0 peserta peserta peserta peserta peserta Kurikulum
Peserta Didik mengikuti proses didik didik didik didik didik didik
belajar
Pengadaan Alat Praktik Jumlah alat 0 unit 35.00 1 unit 36.750 2 unit 38.588 3 unit 40.517 4 unit 42.543 5 unit 44.670 Waka APBD
dan Peraga Peserta Didik praktek dan 0 Sarpras
peraga peserta
didik
Pengembangan Karir Jumlah Guru dan 2 50.00 3 52.500 4 55.125 5 57.881 6 60.775 7 orang 63.814 Waka APBD
Pendidik dan Tenaga Tenaga orang 0 orang orang orang orang PSDM
Kependidikan Pada Satuan Kependidikan
Pendidikan SMK yang mengikuti
pengembangan
karir
Keterangan:
Kolom 1: diisi dengan tujuan pelaksanaan program/kegiatan/sub kegiatan
Kolom 2: diisi dengan sasaran (subyek maupun obyek) pelaksanaan program/kegiatan/sub kegiatan
Kolom 3: diisi dengan nama program/kegiatan/sub kegiatan sesuai dengan e-blud
15
Kolom 4: diisi dengan indikator ketercapaian program/kegiatan/sub kegiatan
Kolom 5: diisi dengan data capaian/realisasi pada tahun awal perencanaan (tahun pengajuan BLUD)
Kolom 6: diisi dengan data capaian/realisasi anggaran pada tahun awal perencanaan (tahun pengajuan BLUD)
Kolom 7: diisi dengan target kinerja pada tahun+1
Kolom 8: diisi dengan target pendanaan program/kegiatan/sub kegiatan pada tahun n+1
Kolom 9: diisi dengan target kinerja pada tahun n+2
Kolom 10: diisi dengan target pendanaan program/kegiatan/sub kegiatan pada tahun n+2
Kolom 11: diisi dengan target kinerja pada tahun n+3
Kolom 12: diisi dengan target pendanaan program/kegiatan/sub kegiatan pada tahun n+3
Kolom 13: diisi dengan target kinerja pada tahun n+4
Kolom 14: diisi dengan target pendanaan program/kegiatan/sub kegiatan pada tahun n+4
Kolom 15: diisi dengan target kinerja pada tahun n+5
Kolom 16: diisi dengan target pendanaan program/kegiatan/sub kegiatan pada tahun n+5
Kolom 17: diisi dengan pejabat penanggung jawab program/kegiatan/sub kegiatan
Kolom 18: diisi dengan sumber dana program/kegiatan/sub kegiatan
15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan publik dalam penyelenggaraan pelayanan yang menyangkut
masyarakat umum selalu dihadapkan dengan norma, aturan, standar, dan ukuran yang
harus dipenuhi agar dalam menjalankan pelayanan dapat diberikan secara akuntabel, bisa
dipertanggung jawabkan dan berkinerja tinggi.
16
dapat menjamin kepuasan pelanggan dan kualitas pendidikan kejuruan harus dapat
ditunjukkan dengan fakta, oleh karena itu pengukuran (indikator) dan target pencapaian
untuk tiap indikator perlu disusun, disepakati, dan ditetapkan sebagai acuan.
SMK mengemban dua tugas untuk memenuhi SPM tersebut, karena SMK sebagai
bagian dari Pemerintah Daerah yang harus memenuhi hak-hak konstitusional masyarakat,
juga sebagai UPTD yang menerapkan BLUD. BLUD SMK melaksanakan Pelayanan
Dasar SPM Pendidikan dan SPM Pendukung yang disesuaikan dengan kemampuan
BLUD SMK tersebut. Penyusunan SPM BLUD SMK mempergunakan bahasa yang
mudah dimengerti dan dipahami, sehingga penerima layanan memiliki pemahaman yang
sama tentang ukuran kinerja.
16
pendukung layanan utamanya, sehingga SPM BLUD SMK dapat disesuaikan setiap
saat berdasarkan jenis pelayanan yang dibutuhkan konsumen; dan
9. SPM BLUD SMK ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
B. Tujuan
Tujuan disusunnya SPM BLUD SMK adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pedoman dalam penyelenggaraan layanan.
2. Terjaminnya hak pengguna layanan dalam menerima suatu layanan.
3. Digunakan sebagai acuan untuk menentukan alokasi anggaran yang
dibutuhkan.
4. Terciptanya akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan layanan.
5. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan SMK.
C. Pengertian
SPM adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan
urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal.
SPM di SMK menjadi acuan SMK dalam mencapai standar kinerja, membuat
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan Pelayanan Pengelolaan Pendidikan dan
Pelayanan Penunjang Pendidikan. Ada 3 (tiga) Jenis SPM yaitu SPM Pendidikan, SPM
BLUD dan SPM BLUD SMK sebagai berikut:
1. SPM Pendidikan
SPM Pendidikan adalah:
a. SPM, yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan mengenai Jenis dan
Mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang
berhak diperoleh setiap Warga Negara secara minimal.
b. Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar
Warga Negara.
c. Jenis Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan dalam rangka penyediaan barang
dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak diperoleh oleh setiap Warga Negara
secara minimal.
d. Mutu Pelayanan Dasar adalah ukuran kuantitas dan kualitas barang dan/atau jasa
kebutuhan dasar serta pemenuhannya secara minimal dalam Pelayanan Dasar
sesuai standar teknis agar hidup secara layak.
e. Urusan Pemerintahan Wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib
diselenggarakan oleh semua Daerah.
2. SPM BLUD
SPM BLUD adalah SPM memuat batasan minimal mengenai jenis dan mutu
layanan dasar yang harus dipenuhi oleh unit pelaksana teknis dinas/badan daerah
yang akan menerapkan BLUD, untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan,
pemerataan, kesetaraan, kemudahan dan kualitas layanan umum yang diberikan oleh
unit pelaksana teknis dinas/badan daerah yang menerapkan BLUD sesuai dengan
ketentuan
16
peraturan perundang-undangan. SPM BLUD ditetapkan dengan Peraturan Kepala
Daerah.
D. Landasan Hukum
Penjaminan kualitas pendidikan dan terlaksananya pelayanan pendidikan yang
bermutu/dapat menjamin kepuasan pelanggan, maka SMK perlu mengembangkan SPM
yang merupakan salah satu syarat administrasi BLUD SMK dengan mengacu pada:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal;
2. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia No 32 tahun
2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Minimal Pendidikan;
3. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang Penerapan Standar
Pelayanan Minimal ; dan
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD.
E. Perubahan SPM
SPM BLUD SMK ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan SPM SMK sebagaimana disebutkan di atas,
serta disesuaikan dengan tugas, fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan organisasi
SMK serta perubahan lingkungan.
F. Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian Dokumen SPM BLUD SMK adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
BAB II STANDAR PELAYANAN MINIMAL
A. Jenis Pelayanan
B. Prosedur Pelayanan
C. Standar Pelayanan Minimal SMK
BAB III RENCANA PENCAPAIAN SPM
A. Rencana Kegiatan Pencapaian Kinerja SPM
B. Strategi Pencapaian SPM
BAB IV SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA
16
Memuat tentang rencana strategis dan penganggaran SPM, monitoring dan
pengawasan pelaksanaan SPM serta Pengukuran capaian dan evaluasi kinerja
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN
3. Identifikasi Jenis Pelayanan yang akan dikembangkan untuk dapat disediakan bagi
semua warga di SMK di masa mendatang. Jenis pelayanan ini yang akan dimasukkan
ke dalam Renstra SMK sebagai Rencana Pengembangan dalam kurun waktu lima
tahun mendatang.
4. Pemilihan Jenis Pelayanan sesuai pada poin 1 dan 3 yang dipastikan dapat
dilaksanakan dengan kualitas terbaik melalui pendampingan oleh Dinas Pendidikan
setempat. Dokumen ini selanjutnya diserahkan kepada dinas Pendidikan untuk
ditetapkan sebagai lampiran Perkada tentang BLUD SMK.
16
BAB II
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
A. Jenis Pelayanan
Berdasarkan Permendikbud Nomor 32 tahun 2018 tentang Standar Teknis
Pelayanan Minimal Pendidikan bahwa Jenis Pelayanan Dasar pada SPM Pendidikan
daerah provinsi terdiri atas:
a. pendidikan menengah; dan
b. pendidikan khusus
16
3. Besaran nilai pembiayaan pendidikan yang dibebankan kepada Peserta Didik atau
orangtua/wali untuk pendidikan menengah bagi satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah ditetapkan oleh gubernur sesuai dengan
standar biaya yang berlaku di daerah setempat.
4. Kepala satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat menetapkan
besaran pembiayaan pendidikan setelah mendapatkan pertimbangan dari komite
sekolah.
Standar untuk SMK terdiri atas Standar jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga
kependidikan pada SMK terdiri atas:
16
Pemenuhan jumlah tenaga kependidikan pada SMK didasarkan pada tata cara
perhitungan pemenuhan tenaga kependidikan sebagai berikut:
a. 1 (satu) kepala sekolah per satuan pendidikan;
b. 1(satu) tenaga laboratorium/bengkel/workshop per laboratorium/bengkel/ workshop;
dan
c. 1 (satu) tenaga penunjang lainnya per satuan pendidikan.
D. Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan di SMK disusun dalam bentuk Standar Operasional Prosedur
(SOP) yang dituangkan dalam dokumen Tata kelola yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.
SOP merupakan serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan aktivitas. Tujuan penyusunan SOP di SMK adalah agar berbagai proses
kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif, konsisten/seragam dan aman dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku. Manfaat SOP
bagi SMK adalah memenuhi persyaratan standar pelayanan pendidikan,
mendokumentasikan langkah-langkah kegiatan dan memastikan staf SMK memahami
bagaimana melakukan pekerjaannya. Alur pelayanan di SMK disusun untuk memberikan
kejelasan dan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan di SMK.
Terdapat beberapa alur pelayanan yang berlaku di SMK sebagai mana dijelaskan di
dokumen Tata Kelola.
16
Tabel 38 Indikator SPM SMK
PENERIMA
JENIS LAYANAN MUTU LAYANAN CAPAIAN CAPAIAN
NO LAYANAN PERNYATAAN STANDAR TARGET
DASAR DASAR JKL 20XX SMK
DASAR
Setiap peserta didik mendapatkan
Pelayanan Capaian Sesuai Standar
1 Peserta didik pelayanan untuk mencapai kompetensi 100% …% …%
kompetensi lulusan Kelulusan
sesuai SKL
Pelayanan
Setiap peserta didik mendapatkan layanan
pengembangan
2 Sesuai standar isi Peserta didik kurikulum yang telah diselaraskan dengan 100% …% …%
kurikulum satuan
kebutuhan DUDIKA
Pendidikan
Sesuai standar Setiap peserta didik mendapatkan
Pelayanan proses
3 proses Peserta didik layanan penilaian/ asesmen sesuai 100% …% …%
pembelajaran
pembelajaran dengan standar
Sesuai standar Setiap peserta didik mendapatkan
Pelayanan penilaian
4 penilaian Peserta didik layanan penilaian/ asesmen sesuai 100% …% …%
Pendidikan
Pendidikan dengan standar
Sesuai standar
Pelayanan pendidik Setiap peserta didik mendapatkan
pendidik dan
5 dan tenaga Peserta didik layanan pendidik dan tenaga 100% …% …%
tenaga
kependidikan kependidikan sesuai dengan standar
kependidikan
Sesuai standar Setiap peserta didik mendapatkan
Pelayanan Sarana
6 sarana dan Peserta didik layanan sarana dan prasarana sesuai 100% …% …%
dan Prasarana
prasarana standar
Setiap peserta didik mendapatkan
Pelayanan Sesuai standar
7 Peserta didik layanan pengelolaan sesuai standar 100% …% …%
Pengelolaan SMK pengelolaan
BLUD
Sesuai standar Setiap peserta didik mendapatkan
Pelayanan Biaya
8 pengelolaan Peserta didik layanan biaya operasi sesuai dengan 100% …% …%
operasi
Keuangan BLUD standar
168
Profil Indikator SPM yang mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional
Pendidikan SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan sebagai berikut:
1. Pelayanan capaian kompetensi lulusan
Tabel 39 Pelayanan Capaian Kompetensi Lulusan
Judul Pencapaian kompetensi peserta didik SMK sesuai SKL
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT SMK dalam upaya pelayanan
ketercapaian kompetensi lulusan
Definisi Operasional Pelayanan yang diberikan kepada peserta didik SMK dilakukan sepanjang
tahun untuk memastikan bahwa standar kompetensi lulusan dapat tercapai
dengan baik, yaitu :
a. beriman, bertakwa, dan berbudi pekerti luhur;
b. memiliki sikap mental yang kuat untuk mengembangkan dirinya
secara berkelanjutan;
c. menguasai ilmu pengetahuan teknologi dan seni serta memiliki
keterampilan sesuai dengan kebutuhan pembangunan;
d. memiliki kemampuan produktif sesuai dengan bidang
keahliannya baik untuk bekerja atau berwirausaha; dan
berkontribusi dalam pengembangan industri Indonesia yang
kompetitif menghadapi pasar global.
Frekuensi Setiap 1 semester
Pengumpulan Data
Periode Analisis 1 tahun
Numerator Jumlah peserta didik SMK… yang telah mencapai standar
kompetensi lulusan selama periode waktu 1 tahun
Denominator Jumlah seluruh peserta didik SMK … selama periode waktu 1
tahun yang sama
Sumber Data Laporan hasil belajar peserta didik
Standart 100%
Penanggung Jawab Kepala Sekolah
Pengumpul Data
16
pendidikan dengan dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja,
meliputi kompetensi dan budaya kerja industri. Pengembangan atau
penyelarasan kurikulum dilaksanakan setiap tahun untuk menunjang
proses pendidikan dengan baik sesuai dengan kebutuhan dunia
usaha, dunia industri, dan
dunia kerja.
Frekuensi Setiap 1 tahun
Pengumpulan Data
Periode Analisis Setiap 1 tahun
Numerator Jumlah kurikulum kompetensi keahlian/program keahlian di
SMK …yang telah diselaraskan dalam periode satu tahun
Denominator Jumlah kompetensi keahlian/program keahlian di SMK…
Sumber Data Dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP)/Kurikulum Operasional Sekolah (KOS)
Standar 100%
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Bidang kurikulum
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1. MoU/kesepakatan dengan DUDIKA Mitra untuk
Kegiatan pengembangan atau penyelarasan kurikulum
2. Pengembangan instrumen penyelarasan kurikulum
3. Melaksanakan penyelarasan kurikulum dengan
kompetensi yang dibutuhkan oleh DUDIKA mitra
4. Pengesahan KTSP/KOS oleh SMK…dan Dudika Mitra,
diketahui oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi….
5. Monitoring dan evaluasi
Monitoring dan Raport mutu sekolah
Evaluasi
SDM Pendidik, peserta didik dan stakeholder/tenaga ahli dari
DUDIKA
17
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1. Analisis kurikulum yang telah diselarasakan
Kegiatan 2. Penyusunan silabus/ Analisis Capaian Pembelajaran
3. Penyusunan rencana pelaksananaan pembelajaran/ Alur
Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar
4. Pelaksanaan pembelajaran
5. Penilaian/ Asesmen proses pembelajaran
Monitoring dan Pengawasan, monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Kepala
Evaluasi Sekolah/ Pengawas dilakukan sekurang-kurangnya 1 kali dalam 1
semester
SDM Pendidik dan Tenaga Kependidikan
17
tercantum dalam silabus.
5. Penilaian perkembangan karakter/ penguatan profil pelajar
Pancasila dan budaya kerja peserta didik dilakukan oleh
pendidik secara khusus melalui
pengamatan sikap peserta didik.
Monitoring dan Kepala sekolah
Evaluasi
SDM Pendidik dan Tenaga Kependidikan
17
sesuai dengan standar.
Frekuensi Setiap saat
Pengumpulan Data
Periode Analisis Setiap 1 tahun
Numerator Jumlah sarana prasarana sesuai standar di SMK… selama
periode waktu 1 tahun
Denominator Jumlah sarana prasarana yang ada di SMK.. selama periode
waktu 1 tahun yang sama
Sumber Data Sistem Informasi Manajemen Sekolah
Standart 100%
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Bidang Sarana Prasarana
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1. Analisis kebutuhan sarana dan prasarana
Kegiatan 2. Pengusulan/pengadaan sarana prasarana
3. Peremajaan sarana dan prasarana
4. Perawatan dan perbaikan sarana prasarana
5. Pembaharuan data inventaris sarana prasarana
Monitoring dan Sistem Informasi Manajemen Sekolah
Evaluasi
SDM Pendidik dan Tenaga Kependidikan
17
tujuan yang telah ditetapkan.
3. Pelaksanaan, yaitu tindakan untuk menggerakan dan
menggunakan seluruh sumber daya yang tersedia di SMK, dalam
rangka mencapai tujuan dan sasaran sesuai dengan perencanaan
yang telah ditetapkan, sehingga terwujud efisiensi proses dan
efektifitas hasil kerja.
4. Penganggaran, yaitu proses menyusun rencana penggunaan dana
keuangan yang meliputi pengalokasian dan pendistribusian
secara akuntabel, transparan, mengacu pada ketentuan dan
perundang-undangan dalam menetapkan program dan kegiatan
yang akan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.
5. Pengendalian, yaitu proses pemberian balikan dan tindak lanjut
pembandingan antara hasil yang dicapai dengan rencana yang
telah ditetapkan.
6. Evaluasi, yaitu tindakan penyesuaian apabila terdapat
penyimpangan aktivitas berdasarkan standar atau pedoman yang
telah dibuat, sehingga rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan diorganisasikan dan diimplementasikan dapat
diperbaiki atau ditingkatkan, supaya dapat berjalan sesuai
dengan target/capaian yang
ditetapkan.
Monitoring dan Sistem Informasi Manajemen Sekolah
Evaluasi
SDM Pendidik dan Tenaga Kependidikan
17
Langkah-langkah 1. Analisis Renstra BLUD
Kegiatan 2. Analisis RKAS
3. Penyusunan RBA
4. Penyusunan RKA
5. Penyusunan anggaran kas dan DBA
6. Penyusunan rincian DPA
7. Melaksanakan penatausahaan keuangan mulai dari penerimaan dan
pengeluaran kas untuk biaya operasi, pembukuan dan
pertanggungjawabannya
Monitoring dan Sistem Informasi Manajemen Sekolah
Evaluasi
SDM Pendidik dan Tenaga Kependidikan
17
BAB III
RENCANA PENCAPAIAN SPM
17
Keterangan:
Kolom 1: Nomor Indikator
Kolom 2: Indikator disesuaikan dengan PMP Kolom 3-
7: diisi target 5 tahun ke depan
17
C. Rencana Anggaran Biaya
Tabel 48 Rencana Anggaran Biaya Berdasarkan Jenis Pelayanan Dasar
JENIS LAYANAN TAHUN (Rp)
NO PROGRAM KEGIATAN/ SUB KEGIATAN
DASAR 20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
1 Pelayanan Capaian Program Pengelolaan Pendidikan SMK:
kompetensi lulusan Pengelolaan Pembinaan Minat, Bakat dan
Pendidikan Kreativitas Siswa
2 Pelayanan Program Pengelolaan Pendidikan SMK: Link
pengembangan Pengelolaan and Match dengan DUDIKA
kurikulum satuan Pendidikan
Pendidikan
3 Pelayanan proses Program Pengelolaan Pendidikan SMK:
pembelajaran Pengelolaan 1. Penyelengaraan Proses
Pendidikan Belajar dan Ujian bagi
Peserta Didik
2. Pelayanan TEFA Pariwisata
3. Pelayanan TEFA ……..
4 Pelayanan Program Pengelolaan Pendidikan SMK:
penilaian Pengelolaan Penyelengaraan Proses Belajar
pendidikan Pendidikan dan Ujian bagi Peserta Didik
5 Pelayanan pendidik Program Pengelolaan Pendidikan SMK:
dan tenaga Pengelolaan 1. Penyediaan Pendidik dan
kependidikan Pendidikan Tenaga Kependidikan bagi
Satuan Pendidikan SMK
2. Pengembangan Karir
Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Pada Satuan
Pendidikan SMK
Program Administrasi Kepegawaian
Penunjang Perangkat Daerah
Urusan
Pemerintah
Daerah
6 Pelayanan Sarana Program Pengelolaan Pendidikan SMK:
dan Prasarana Pengelolaan 1. Pengadaaan Alat Praktik
Pendidikan dan Peraga Peserta Didik
2. Pembangunan Bengkel/Unit
Produksi
Program 1. Administrasi Umum
17
JENIS LAYANAN TAHUN (Rp)
NO PROGRAM KEGIATAN/ SUB KEGIATAN
DASAR 20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
Penunjang Perangkat Daerah
Urusan 2. Pengadaan Barang Milik
Pemerintah Daerah Penunjang Urusan
Daerah Pemerintah Daerah
3. Penyediaan Jasa
Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah
4. Pemeliharaan Barang Milik
Daerah Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah
7 Pelayanan Program Perencanaan, Penganggaran, dan
Pengelolaan SMK Penunjang Evaluasi Kinerja Perangkat
Urusan Daerah
Pemerintah
Daerah
8 Pelayanan Biaya Program Administrasi Keuangan
operasi Penunjang Perangkat Daerah
Urusan
Pemerintah
Daerah
17
Tabel 49 Rencana Anggaran Biaya Berdasarkan Jenis
Belanja
TAHUN (Rp)
NO JENIS BELANJA
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
1 Belanja Pegawai
2 Belanja Barang dan Jasa
3 Belanja Modal Tanah
Belanja Modal Peralatan dan
4 mesin
Belanja Modal Gedung dan
5 Bangunan
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan
6 Jaringan
Belanja Modal Aset Tetap
7 Lainnya
8 Belanja Modal Aset Lainnya
Jumlah
18
BAB V
PENUTUP
Standar Pelayanan Minimal (SPM) disusun untuk memberikan panduan arah kebijakan
pelayanan Pendidikan di BLUD SMK. Terlaksananya kebijakan dalam SPM perlu mendapat
dukungan dan partisipasi seluruh pegawai serta perhatian dan dukungan Pemerintah Daerah baik
bersifat materiil, administratif maupun politis.
SPM BLUD SMK ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan SPM BLUD SMK sebagiamana disebutkan di atas,
serta disesuaikan dengan fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan organisasi BLUD SMK serta
perubahan lingkungan.
18
LAMPIRAN
18
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR SUB
SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN
18
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR SUB
SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN
4 Pelayanan Peserta didik Administrasi Umum Jumlah Penyediaan Peralatan dan jumlah paket pengadaan
Sarana dan Pendidik Perangkat Daerah Laporan Perlengkapan Kantor
Prasarana Tendik/ dan/ atau BLUD Penyediaan
pegawai Barang dan
1. Prosentase Penyediaan Peralatan jumlah paket pengadaan
Jasa
Indikator Rumah Tangga
Program yang
tercapai Penyelenggaraan Rapat Jumlah kegiatan rapat
2. Prosentase koordinasi dan konsultasi
realisasi SKPD dan/ atau BLUD
anggaran Fasilitasi Kunjungan jumlah paket pengadaan
3. Persentase Tamu
Peningkatan Penatausahaan Arsip Jumlah daftar arsip aktif,
Pendapatan Dinamis pada SKPD dan/ inaktif dan vital
4. Persentase atau BLUD
Kenaikan
Pendapatan Unit Dukungan Pelaksanaan Jumlah system pemerintahan
Produksi dan Jasa Sistem Pemerintahan berbasis elektronik yang
Berbasis Elektronik pada diterapkan
SKPD dan/atau BLUD
18
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR SUB
SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN
Peserta didik Penyediaan Jasa Jumlah laporan Penyediaan Jasa Jumlah penyediaan Jasa
Pendidik Penunjang Urusan Penyediaan Komunikasi, Sumber Komunikasi, Sumber Daya
Tendik/ Pemerintahan Jasa Penunjang Daya Air dan Listrik Air dan Listrik
pegawai Daerah Urusan
Pemerintahan Penyediaan Jasa Jumlah Penyediaan Jasa
Daerah Peralatan dan Peralatan dan Perlengkapan
5. Perlengkapan Kantor Kantor
18
Tabel 51 PROGRAM PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH APBD
URUSAN UMUM YANG DIBIAYAI DARI DANA APBD
18
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR SUB
SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN
18
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR SUB
SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN
Peserta didik Penyediaan Jasa Jumlah laporan Penyediaan Jasa Surat Jumlah pengiriman dokumen
Pendidik Penunjang Urusan Penyediaan Jasa Menyurat
Tendik/ Pemerintahan Penunjang
pegawai Daerah Urusan
Pemerintahan Penyediaan Jasa Komunikasi, Jumlah penyediaan jasa
Daerah Sumber Daya Air dan Listrik Komunikasi, Sumber Daya
Air dan Listrik
18
Tabel 52 PROGRAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN
18
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR KEGIATAN INDIKATOR
SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM SUB KEGIATAN
berwirausaha
Jumlah peserta didik yang
mengikuti Lomba
Jumlah guru yang
mendapatkan pelatihan
Penyediaan Pendidik dan Jumlah Penyediaan
Tenaga Kependidikan bagi Pendidik dan Tenaga
Satuan Pendidikan SMK Kependidikan
Jumlah lulusan yang
terserap di Dunia
Pelayanan Usaha/Dunia Industri dan
Prosentase
pendidik dan Peserta didik Pengelolaan berwirausaha
6 kelulusan
tenaga Pendidik Pendidikan SMK Jumlah peserta didik yang Pengembangan Karir Jumlah Guru dan Tenaga
peserta didik
kependidikan mengikuti Lomba Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang
Jumlah guru yang Kependidikan Pada Satuan mengikuti pengembangan
mendapatkan pelatihan Pendidikan SMK karir
19
INDIKATOR
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR
SPM KEGIATAN KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM SUB KEGIATAN
3 Pelayanan didik yang Penyelengaraan Proses Jumlah peserta didik yang
penilaian mengikuti Lomba Belajar dan Ujian bagi melaksanakan ujian
pendidikan Jumlah guru yang Peserta Didik
mendapatkan
pelatihan
4 Pelayanan Sarana Pengadaaan Alat Praktik Jumlah alat praktek dan
dan Prasarana dan Peraga Peserta Didik peraga peserta didik
5 Pelayanan pendidik Pengembangan Karir Jumlah Guru dan Tenaga
dan tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang
kependidikan Kependidikan Pada mengikuti pengembangan
Satuan Pendidikan SMK karir
19
KATA PENGANTAR
Dirumuskan oleh sekolah yang akan menerapkan BLUD, kata pengantar disajikan secara jelas,
ringkas yang berisi gambaran umum tentang Dokumen Laporan Keuangan SMK dan hal-hal lain
yang dibutuhkan.
19
DAFTAR ISI
BAB V PENUTUP
19
PROVINSI …........
DINAS PENDIDIKAN
UPTD SMK …..............
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1
19
PROVINSI …........
DINAS PENDIDIKAN
UPTD SMK …..............
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1
20X1 20X0
URAIAN
(Rp) (Rp)
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) - LO
Pendapatan Pajak Daerah - LO 0
Pendapatan Retribusi Daerah - LO 0
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang 0
Dipi
Lain-lain PAD yang sah - LO 925,378,670
BEBAN
Beban Operasi
Beban Pegawai-LO 0
Beban Barang dan Jasa 1,219,217,445
Beban Penyusutan dan Amortisasi 251,419,669
Beban Penyisihan Piutang 0
Beban Lain-lain 0
PROVINSI …..........
DINAS PENDIDIKAN
UPTD SMK …................
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1
20X1 20X0
URAIAN
(Rp) (Rp)
EKUITAS AWAL 1,492,996,429
SURPLUS/DEFISIT LO (545,258,444)
19
PROVINSI …............
DINAS PENDIDIKAN
UPTD SMK …..................
NERACA
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 31 DESEMBER 20X0
20X1 20X0
URAIAN
(Rp) (Rp)
ASET
Aset Lancar 513,287,764 630,239,629
Kas dan Setara Kas 161,443,775 28,351,256
Investasi Jangka Pendek 0 0
Piutang 0 0
Persediaan 351,843,989 601,888,373
Aset Lancar Lainnya 0 0
Jumlah Aset Lancar 513,287,764 630,239,629
Investasi Jangka Panjang
Investasi Non Permanen 0 0
Investasi Permanen 0 0
Jumlah Investasi Jangka Panjang 0 0
Aset Tetap
Tanah 310,054,160 310,054,160
Peralatan dan Mesin 2,385,623,449 2,082,205,536
Gedung dan Bangunan 161,443,775 28,351,256
Jalan, Irigasi, dan Jaringan 0 0
Aset Tetap Lainnya 0 0
Konstruksi dalam Pengerjaan 0 0
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap (1,813,073,822) (1,561,654,152)
Jumlah Aset Tetap 1,044,047,563 858,956,800
Aset Lainnya
Tagihan Piutang Penjualan Angsuran 0 0
Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 0 0
Kemitraan dengan Pihak Ketiga 0 0
Aset Tetap Nonoperasional
Aset Tak Berwujud 0 0
Aset lain-lain 3,800,000 3,800,000
Jumlah Aset Lainnya 3,800,000 3,800,000
TOTAL ASET 1,561,135,327 1,492,996,429
KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek
Hutang Perhitungan Fihak Ketiga 0 0
Hutang Biaya 0 0
Hutang Pajak 0 0
Pendapatan Diterima di Muka 0 0
Utang Jangka Pendek Lainnya 0 0
Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang 0 0
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 0 0
Kewajiban Jangka Panjang
Hutang Dalam Negeri 0 0
Hutang Luar Negeri 0 0
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 0 0
TOTAL KEWAJIBAN 0 0
EKUITAS
Ekuitas 1,561,135,327 1,492,996,429
TOTAL EKUITAS 1,561,135,327 1,492,996,429
19
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
BAB I
PENDAHULUAN
19
2. Menyediakan informasi mengenai apakah cara memperoleh sumber daya ekonomi
dan alokasinya telah sesuai dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan
perundang-undangan.
3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan
dalam kegiatan-kegiatan di SMK ........ dalam kerangka Pemerintah Provinsi serta
hasil-hasil yang telah dicapai.
4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana SMK ........ di Pemerintah
Provinsi ........ mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.
5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi SMK ........
di Pemerintah Provinsi ........ berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya.
6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan SMK ........
di Pemerintah Provinsi ........, apakah mengalami kenaikan atau penurunan,
sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
7. Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan SMK di
Pemerintah Provinsi ........ menyediakan informasi mengenal pendapatan, belanja,
aset, kewajiban dan ekuitas.
19
14. Peraturan Daerah Provinsi ........ Nomor … Tahun … tentang Pokok-pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah.
15. Peraturan Gubernur...............Nomor … Tahun … tentang Kebijakan Akuntansi.
16. Peraturan Gubernur ........ Nomor … Tahun …. tentang Sistem Akuntansi.
C. Sistematika
Catatan atas Laporan Keuangan disusun dengan sistematika sebagai berikut: Bab I
: PENDAHULUAN
A. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
B. Dasar Hukum
C. Sistematika
Bab V : PENUTUP
Kesimpulan
19
BAB II
PROFIL SMK ........
20
2. Sejarah SMK
SMK ........ milik Pemerintah Daerah yang berada di wilayah…. dan merupakan
tempat pelayanan pendidikan berdasar Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23
tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Surat Keputusan … Nomor … tahun …
tentang penetapan SMK dengan ijin operasional SMK Nomor ….
SMK ........ didirikan oleh ….., berdasarkan kepada pertimbangan- pertimbangan
sebagai berikut: ……
SMK ........ sejak berdiri sampai sekarang ini mengalami perubahan- perubahan,
baik nama maupun jumlah Bidang, Program, dan Kompetensi Keahlian. Pada
tahun…., SMK ........ memiliki … Bidang Keahlian,
….Kompetensi Keahlian. Tahun …., terjadi penambahan Bidang Keahlian,
….Kompetensi Keahlian. Tahun ….,. Pada tahun …., dst.
SMK ........ secara geografis berada di Provinsi Negeri ........
Kabupaten/Kota ........ Kecamatan ........, terletak di daerah (koordinat …… LS,
………..), dengan luas lahan … m2. Jarak SMK ........ ke Ibu Kota
Provinsi/Daerah …. dan Kabupaten/Kota...................Kecamatan....................km. SMK
........ berlokasi di Jl. .... No. …., Kec. ........ Kabupaten/Kota ........, Provinsi ........
Tahun … SMK ........ meraih sertifikasi ….. dan sertifikat akreditasi SMK pada
tahun …. dengan predikat …dan prestasi-prestasi lainnya sebagai berikut….
SMK ........ diharapkan ke depannya menjadi sekolah yang mampu berkontribusi
secara maksimal pada peningkatan kualitas dan daya saing sumber daya manusia, baik
pada tingkat lokal maupun nasional, sehingga untuk mengantisipasi hal tersebut,
dirancang beberapa program pembaharuan untuk peningkatan kinerja sekolah, antara
lain, yaitu sebagai berikut:…
20
4. Jumlah Siswa
No Kompetensi Keahlian Jumlah siswa 20x0 Total Jumlah siswa 20x1 Total
5. Jumlah Pegawai
20X0 20X1
No Indikator PNS Non PNS PNS Non PNS
1 S2
2 S1/D4
3 Diploma 3
4 SMA/sederajat
5 SMP/sederajat
6 SD
Jumlah
20
7. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI SMK ........
WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS……
20
BAB III
KEBIJAKAN AKUNTANSI
A. Entitas Akuntansi
Kebijakan akuntansi yang terkait dengan entitas akuntansi meliputi beberapa asumsi
yang mendasarinya. Asumsi-asumsi tersebut adalah:
1. Kemandirian Entitas
Asumsi kemandirian entitas, yang berarti entitas akuntansi dianggap sebagai unit
yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga
tidak terjadi kekacauan antar unit pemerintahan dalampelaporan keuangan. Salah satu
indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah adanya kewenangan yang diberikan kepada
entitas untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh.
Entitas bertanggungjawab atas pengelolaan aset dan sumber daya di luar neraca untuk
kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya, termasuk atas kehilangan atau kerusakan aset
dan sumber daya dimaksud, utang-piutang yang terjadi akiat pembuatan keputusan
entitas, serta terlaksana tidaknya program dan kegiatan yang telah ditetapkan.
2. Kesinambungan Entitas
Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas akan berlanjut
keberadaannya dan tidak bermaksud untuk melakukan likuidasi.
3. Keterukuran dalam Satuan Uang
Laporan keuangan harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan dapat
dinilai dengan satuan uang. Hal ini diperlukan agar memungkinkan dilakukannya
analisis dan pengukuran dalam akuntansi. Satuan uang yang digunakan adalah rupiah.
20
C. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan
menggunakan niai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas atau sebesar nilai
wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat
sebesar nilai nominal.
20
a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan
operasional pemerintah.
b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yag digunakan dalam proses produksi.
c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan
kepada masyarakat.
d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka
kegiatan pemerintahan.
Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan inventarisasi fisik.
Inventarisasi fisik dapat berupa penghitungan, pengukuran atau penimbangan barang
pada akhir masa pembukuan untuk menghitung jumlah suatu persediaan. Berdasarkan
jumlah tersebut diperoleh suatu nilai rupiah persediaan yang bersangkutan untuk
dimasukkan ke dalam pembukuan. Inventarisasi fisik dilakukan setiap akhir periode
akuntansi.
6. Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12
(dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah. Aset tetap
diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas
operasi entitas. Klasifikasi aset tetap adalah sebagai berikut:
a. Tanah
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh dengan
maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi
siap dipakai.
b. Peralatan dan Mesin
Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat
elektronik, dan seluruh inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nialinya
signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi
siap pakai.
c. Gedung dan Bangunan
Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh
dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam
kondisi siap dipakai.
d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Jalan, Irigasi, dan Jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh
pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap
dipakai.
e. Aset Tetap Lainnya
Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam
kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan
operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
f. Konstruksi dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam proses
pembangungan namun dalam tanggal laporan belum selesai seluruhnya.
Untuk dapat diakui sebagai aset tetap harus dipenuhi kriteria sebagai berikut:
20
1) berwujud;
2) mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan;
3) biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
4) tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas;
5) diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan;
6) merupakan objek pemeliharaan atau memerlukan biaya/ongkos untuk dipelihara;
dan
7) nilai rupiah pembelian barang material atau pengeluaran untuk pembelian barang
tersebut memenuhi batasan minimal kapitalisasi aset tetap yang telah ditetapkan.
Memenuhi kriteria material/batasan minimal kapitalisasi aset tetap sebagai
berikut:1
Jumlah Harga
No. Uraian
Lusin/Set/Satuan (Rp)
1 Tanah Rpxxx
2 Peralatan dan Mesin, terdiri atas:
2.1 Alat-alat Berat Rpxxx
2.2 Alat-alat Angkutan Rpxxx
2.3 Alat-alat Bengkel dan Alat Ukur Rpxxx
2.4 Alat-alat Pertanian/Peternakan Rpxxx
2.5 Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga
- Alat-alat Kantor Rpxxx
- Alat-alat Rumah Tangga Rpxxx
2.6 Alat Studio dan Alat Komunikasi Rpxxx
2.7 Alat-alat Kedokteran Rpxxx
2.8 Alat-alat Laboratorium Rpxxx
2.9 Alat Keamanan Rpxxx
3 Gedung dan Bangunan, yang terdiri atas:
3.1 Bangunan Gedung Rpxxx
3.2 Bangunan Monumen Rpxxx
4 Jalan, Irigasi dan Jaringan, yg terdiri atas:
4.1 Jalan dan Jembatan Rpxxx
4.2 Bangunan Air/Irigasi Rpxxx
4.3 Instalasi Rpxxx
4.4 Jaringan Rpxxx
5 Aset Tetap Lainnya, yang terdiri atas:
5.1 Buku dan Perpustakaan Rpxxx
5.2 Barang Bercorak Kesenian/ Kebudayaan/Olahraga Rpxxx
5.3 Hewan/Ternak dan Tumbuhan
a. Hewan Rpxxx
b. Ternak Rpxxx
c. Tumbuhan Pohon Rpxxx
d. Tumbuhan Tanaman Hias Rpxxx
6 Konstruksi Dalam Pengerjaan Rp xxx
Pengeluaran belanja barang yang tidak memenuhi kriteria aset tetap di atas akan
diperlakukan sebagai persediaan/aset lainnya.2
Aset tetap yang tidak digunakan untuk keperluan operasional pemerintah daerah
tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus disajikan di pos aset lainnya sesuai dengan
nilai tercatatnya.
1
Tabel di atas adalah sekedar ilustrasi.
2
Pilih salah satu
20
Aset tetap dinilai dengan harga perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan
menggunakan harga perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan
pada nilai wajar saat perolehan.
7. Pengeluaran Setelah Perolehan
Pengeluaran setelah perolehan suatu aset tetap yang memperpanjang masa
manfaat atau yang kemungkinan memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang
dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus
ditambahkan/dikapitalisasi pada nilai tercatat aset yang bersangkutan.
Kriteria seperti pada paragraf diatas dan/atau suatu batasan jumlah biaya
(capitalization thresholds) tertentu digunakan dalam penentuan apakah suatu
pengeluaran harus dikapitalisasi atau tidak. Batasan jumlah biaya untuk penentuan
kapitalisasi dapat menggunakan tabel kriteria material/batasan minimal kapitalisasi aset
tetap.
8. Penyusutan
Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat
disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan. Nilai
penyusutan untuk masing-masing periode diakui sebagai pengurang nilai tercatat aset
tetap dalam neraca dan beban penyusutan dalam laporan operasional.
Metode penyusutan dipergunakan adalah Metode garis lurus (straight line
method)/Metode saldo menurun ganda (double declining balance method)/Metode
unit produksi (unit of production method).3 Perkiraan masa manfaat untuk setiap aset
tetap adalah sebagai berikut:4
Masa
Kodifikasi Uraian Manfaat
(Tahun)
1 3 ASET TETAP
1 3 2 Peralatan dan Mesin
1 3 2 01 Alat-Alat Besar Darat 10
1 3 2 02 Alat-Alat Besar Apung 8
1 3 2 03 Alat-alat Bantu 7
1 3 2 04 Alat Angkutan Darat Bermotor 7
1 3 2 05 Alat Angkutan Berat Tak Bermotor 2
1 3 2 06 Alat Angkut Apung Bermotor 10
1 3 2 07 Alat Angkut Apung Tak Bermotor 3
1 3 2 08 Alat Angkut Bermotor Udara 20
1 3 2 09 Alat Bengkel Bermesin 10
1 3 2 10 Alat Bengkel Tak Bermesin 5
1 3 2 11 Alat Ukur 5
1 3 2 12 Alat Pengolahan Pertanian 4
1 3 2 13 Alat Pemeliharaan Tanaman/Alat Penyimpan Pertanian 4
1 3 2 14 Alat Kantor 5
3
Pilih salah satu.
4
Tabel perkiraan umur tersebut di atas adalah sekedar ilustrasi.
20
1 3 2 15 Alat Rumah Tangga 5
1 3 2 16 Peralatan Komputer 4
1 3 2 17 Meja Dan Kursi Kerja/Rapat Pejabat 5
1 3 2 18 Alat Studio 5
1 3 2 19 Alat Komunikasi 5
1 3 2 20 Peralatan Pemancar 10
1 3 2 21 Alat Kedokteran 5
1 3 2 22 Alat Kesehatan 5
1 3 2 23 Unit-Unit Laboratorium 8
1 3 2 24 Alat Peraga/Praktek Sekolah 10
1 3 2 25 Unit Alat Laboratorium Kimia Nuklir 15
1 3 2 26 Alat Laboratorium Fisika Nuklir / Elektronika 15
1 3 2 27 Alat Proteksi Radiasi / Proteksi Lingkungan 10
1 3 2 28 Radiation Aplication and Non Destructive Testing 10
Laboratory (BATAM)
1 3 2 29 Alat Laboratorium Lingkungan Hidup 7
1 3 2 30 Peralatan Laboratorium Hidrodinamika 15
1 3 2 31 Senjata Api 10
1 3 2 32 Persenjataan Non Senjata Api 3
1 3 2 33 Alat Keamanan dan Perlindungan 5
1 3 3 Gedung dan Bangunan
1 3 3 01 Bangunan Gedung Tempat Kerja 50
1 3 3 02 Bangunan Gedung Tempat Tinggal 50
1 3 3 03 Bangunan Menara 40
1 3 3 04 Bangunan Bersejarah 50
1 3 3 05 Tugu Peringatan 50
1 3 3 06 Candi 50
1 3 3 07 Monumen/Bangunan Bersejarah 50
1 3 3 08 Tugu Peringatan Lain 50
1 3 3 09 Tugu Titik Kontrol/Pasti 50
1 3 3 10 Rambu-Rambu 50
1 3 3 11 Rambu-Rambu Lalu Lintas Udara 50
1 3 4 Jalan, Irigasi, dan Jaringan
1 3 4 01 Jalan 10
1 3 4 02 Jembatan 50
1 3 4 03 Bangunan Air Irigasi 50
1 3 4 04 Bangunan Air Pasang Surut 50
1 3 4 05 Bangunan Air Rawa 25
1 3 4 06 Bangunan Pengaman Sungai dan Penanggulangan 10
Bencana Alam
1 3 4 07 Bangunan Pengembangan Sumber Air dan Air Tanah 30
1 3 4 08 Bangunan Air Bersih/Baku 40
1 3 4 09 Bangunan Air Kotor 40
1 3 4 10 Bangunan Air 40
1 3 4 11 Instalasi Air Minum/Air Bersih 30
1 3 4 12 Instalasi Air Kotor 30
1 3 4 13 Instalasi Pengolahan Sampah 10
20
1 3 4 14 Instalasi Pengolahan Bahan Bangunan 10
1 3 4 15 Instalasi Pembangkit Listrik 40
1 3 4 16 Instalasi Gardu Listrik 40
1 3 4 17 Instalasi Pertahanan 30
1 3 4 18 Instalasi Gas 30
1 3 4 19 Instalasi Pengaman 20
1 3 4 20 Jaringan Air Minum 30
1 3 4 21 Jaringan Listrik 40
1 3 4 22 Jaringan Telepon 20
1 3 4 23 Jaringan Gas 30
Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap disusutkan
sesuai dengan sifat dan karakteristik aset tersebut.
9. Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah daerah.
Kewajiban pemerintah daerah dapat muncul akibat melakukan pinjaman kepada pihak
ketiga, perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintahan, kewajiban kepada
masyarakat, alokasi/realokasi pendapatan ke entitas lainnya, atau kewajiban kepada
pemberi jasa. Kewajiban bersifat mengikat dan dapat dipaksakan secara hukum sebagai
konsekuensi atas kontrak atau peraturan perundang-undangan.
Kewajiban dikategorisasikan berdasarkan waktu jatuh tempo penyelesaiannya,
yaitu kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.
10. Ekuitas
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset
dan kewajiban pada tanggal laporan. Saldo ekuitas di Neraca berasal dari saldo akhir
ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas.
21
BAB IV
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
Pendapatan Retribusi 0 0 0
Daerah
21
Belanja operasi di SMK ....... hanya terdiri dari belanja barang dan jasa yang
dapat dirinci sebagai berikut:
a. Belanja bahan habis pakai dianggarkan sebesar Rp135.768.190,00
direalisasikan sebesar Rp125.992.497,00 atau 92,8%.
b. Belanja bahan/material dianggarkan sebesar Rp156.655.604,00 dan
direalisasikan sebesar Rp145.375.959,00 atau 92,8%.
c. Belanja jasa kantor dianggarkan sebesar Rp104.437.069,00 dan
direalisasikan sebesar Rp96.917.306,00 atau sebesar 92,8%.
d. Belanja cetak dan penggandaan merupakan belanja untuk percetakan, penggandaan
dan fotocopy dokumen keperluan kantor dalam menunjang pelaksanaan program dan
kegiatan serta untuk belanja barang koasi/karcis dan lain-lain terealisasi sebesar
Rp96.917.306,00 dari anggaran sebesar Rp104.437.069,00 atau 92,8%.
e. Belanja makanan dan minuman dianggarkan sebesar Rp73.105.948,00 dan
direalisasikan sebesar Rp67.842.114,00 atau sebesar 92,8%.
f. Belanja perjalanan dinas baik perjalanan dinas dalam daerah maupun luar daerah
merupakan pengeluaran yang dilakukan untuk membiaya perjalanan dinas dalam
rangka pelaksanaan tugas dalam mendukung pelaksanaan program dan kegiatan,
belanja perjalanan dinas direlisasikan sebesar 92,8%atau sebesar Rp155.067.689.00
dari anggaran sebesar Rp156.655.604.00.
g. Belanja Pemeliharaan meliputi antara lain pemeliharaan gedung dan bangunan
kantor. rumah dinas, kendaraan bermotor dinas, perbaikan peralatan dan sarana
gedung, jalan, jaringan irigasi, peralatan mesin dan lain-lain sarana yang
berhubungan dengan penyelenggaraan pemerintahan. Belanja pemeliharaan untuk
pemeliharaan tanah. peralatan dan mesin. direalisasikan sebesar
Rp16.756.895.252.00 dari anggaran sebesar Rp155.067.689.00 atau 92,8%.
h. Belanja honorarium pegawai untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan
baik untuk belanja honorarium PNS dan honorarium non PNS, untuk belanja
honorarium PNS. Belanja honorarium PNS dianggarkan sebesar Rp102.348.328,00
dan direalisasikan sebesar Rp 94.978.959,00 atau sebesar 92,8%. Sedangkan untuk
honorarium non PNS sebagian besar diperuntukan dalam belanja honorarium
pegawai honorer/tidak tetap dianggarkan sebesar Rp43.863.569,00 dan direalisasikan
sebesar Rp40.705.268,00 atau 92,8%.
Belanja modal merupakan belanja yang digunakan untuk pengadaan barang
daerah yang memiliki masa manfaat ekonomi lebih dari satu Tahun Anggaran, yang
terdiri dari tanah, peralatan, mesin, jalan, irigasi, jaringan, bangunan dan aset lainnya
yang dikategorikan menambah aset daerah.
Jumlah realisasi pengeluaran belanja modal tahun anggaran 20XX mencapai nilai
total Rp 30.306.000,00. Penjelasan belanja operasi dapat disajikan dalam tabel berikut:
21
Tabel Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Modal
Tahun Anggaran 20X1
No Belanja Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) %
1. Belanja Modal Tanah 0,00 0,00 0
2. Belanja Modal 30.306.000,00 30.306.000,00 100
Peralatan dan Mesin
3. Belanja Modal Gedung 0,00 0,00 0
dan Bangunan
4. Belanja Modal Jalan, 0,00 0,00 0
Irigasi dan Jaringan
5. Belanja Modal Aset 0,00 0,00 0
Tetap Lainnya
6. Belanja Modal Aset 0,00 0,00 0
Lainnya
Jumlah 30.306.000,00 30.306.000,00 100
Belanja modal peralatan dan mesin senilai Rp30.306.000,00 tersebut terdiri dari
belanja modal personal komputer senilai Rp25.000.000,00 dan belanja modal printer
senilai Rp5.306.000,00 yang direalisasikan sesuai dengan anggarannya.
21
b. Peralatan dan Mesin
Peralatan dan Mesin yang dimiliki adalah senilai Rp 2.385.623.449,00
terdiri dari:
21
c. Gedung dan Bangunan
Nilai Gedung dan Bangunan adalah senilai Rp161.443.775,00 yang
terdiri dari:
5. Aset Lainnya
Aset lain-lain adalah senilai Rp3.800.000,00 yang merupakan aset tetap rusak
berupa motor yang diperoleh dari pengadaan tahun 2000 yang telah diajukan
penghapusannya oleh Kepala Sekolah SMK ...... kepada Sekretaris Daerah selaku
Pengelola Barang melalui Kepala Dinas Pendidikan selaku Pengguna Barang dengan
surat no. .... tanggal .....
6. Kewajiban
Kewajiban yang terdapat di SMK ......... Pemerintah Provinsi …. adalah
senilai Rp0,00 karena SMK … tidak memiliki kewajiban utang.
21
7. Ekuitas
Saldo Ekuitas per 31 Desember 20X1 sebesar Rp1.561.135.326,00
Ekuitas merupakan kekayaan bersih SMK ......... Pemerintah Provinsi …..
C. Penjelasan Pos-Pos Laporan Operasional (LO)
1. Pendapatan
Jumlah pendapatan - LO SMK … Dinas Pendidikan …. Per 31 Desember
20X1 sebesar Rp 819.182.400,00 dengan rincian sebagai berikut:
Jumlah 925.378.670,00
21
a) Beban bahan habis pakai sebesar Rp250.044.384,00.
b) Beban bahan/material sebesar Rp145.375.959,00.
c) Beban jasa kantor sebesar Rp96.917.306,00.
d) Beban cetak dan penggandaan merupakan Beban untuk percetakan,
penggandaan dan fotocopy dokumen keperluan kantor dalam menunjang
pelaksanaan program dan kegiatan sebesar Rp96.917.306,00.
e) Beban makanan dan minuman sebesar Rp67.842.114,00.
f) Beban perjalanan dinas baik perjalanan dinas dalam daerah maupun luar
daerah merupakan pengeluaran yang dilakukan untuk membiaya perjalanan
dinas dalam rangka pelaksanaan tugas dalam mendukung pelaksanaan
program dan kegiatan, sebesar Rp156.655.604.00.
g) Beban Pemeliharaan meliputi antara lain pemeliharaan gedung dan bangunan
kantor. rumah dinas, kendaraan bermotor dinas, perbaikan peralatan dan
sarana gedung, jalan, jaringan irigasi, peralatan mesin dan lain-lain sarana
yang berhubungan dengan penyelenggaraan pemerintahan sebesar
Rp16.756.895.252.00.
h) Beban honorarium pegawai untuk mendukung pelaksanaan program dan
kegiatan baik untuk beban honorarium PNS dan honorarium non PNS, untuk
beban honorarium PNS. Beban honorarium PNS sebesar Rp 94.978.959,00.
Sedangkan untuk honorarium non PNS sebagian besar diperuntukan dalam
beban honorarium pegawai honorer/tidak tetap sebesar Rp40.705.268,00.
3) Beban Penyusutan dan Amortisasi
Beban Penyusutan dan Amortisasi SMK sebesar Rp.251,419,669,00
Ekuitas akhir SMK …. adalah sebesar Rp1.561.135.327.00 Per 31 Desember 20X1 ini
menunjukkan kenaikan ekuitas sebesar Rp. Perubahan tersebut dikarenakan adanya
surplus/defisit - LO sebesar (Rp651.454.714,00) dan nilai RK PPKD sebesar
Rp313,389,180,00 yang merupakan penerimaan kas SMK dari Rekening Kas Umum Daerah
baik dari sumber dana Bantuan Operasional Sekolah maupun pendapatan APBD lainnya
serta penyetoran kas SMK …. ke Rekening Kas Umum Daerah yang berasal dari
Pendapatan Lain-lain PAD yang Sah.
21
Selain itu terdapat juga koreksi nilai Aset Tetap sebesar Rp300.008.162,00 yang berasal
dari penyerahan barang milik daerah dari Pengguna Barang Dinas Kesehatan kepada Kuasa
Pengguna Barang di SMK …….
Rincian Perubahan Ekuitas SMK ….. Pemerintah Provinsi …. Per 31 Desember
20X1 terlihat pada tabel berikut:
SMK ……….
Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 20X0 dan 31 Desember
20X1
Uraian 20X0 (Rp) 20X1 (Rp)
21
BAB V
PENUTUP
Laporan Keuangan merupakan rangkaian Informasi terkini atas kondisi riil aspek
keuangan Tahun Anggaran 20X1 yang penyusunannya didasarkan pada Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah dan Peraturan Pemerintah Nomor
8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
serta Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah seperti tertuang di dalam Peraturan Kepala
Daerah tentang Sistem dan Kebijakan Akuntansi.
21
Tabel 54 PENILAIAN DOKUMEN ADMINISTRASI, INDIKATOR, DAN BOBOT PENILAIAN PENERAPAN BLUD BAGI SKPD
YANG MEMILIKI UPTD
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
a. Kesesuaian dengan
format yang ditetapkan
dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri Format yang sudah terisi Jika ditandatangani 10
Pernyataan Adanya pernyataan Nomor 79 tahun 2018 lengkap dan ditandatangani
kesanggupan kesanggupan untuk tentang BLUD oleh Kepala UPTD dan
1
meningkatkan meningkatkan kinerja diketahui oleh Kepala
kinerja SKPD
b. Ditandatangani oleh
Kepala UPTD dan Jika tidak
0
diketahui oleh Kepala ditandatangani
SKPD
Struktur organisasi
menggambarkan posisi
Adanya kebijakan- jabatan yang ada pada
Pola tata kebijakan mengenai UPTD dan hubungan Ada struktur dan
2 a. Kelembagaan 10
kelola organisasi dan tata wewenang atau tanggung lengkap
laksana jawab sesuai ketentuan
peraturan perundang-
undangan
22
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
tanggung jawab masing-
masing jabatan dan
prosedur yang dilakukan
dalam pelaksanaan
tugasnya
Ada wewenang dan
tanggung jawab,
namun prosedur 6
pelaksanaan tugas
tidak lengkap
Ada prosedur kerja,
tetapi tidak ada
4
wewenang dan
tanggung jawab
tidak ada prosedur
0
kerja
Pengelompokan fungsi
merupakan struktur
c. Pengelompokan Ada pengelompokan
organisasi yang logis dan
fungsi (akuntabilitas fungsi yang logis dan 10
sesuai dengan prinsip
berbasis kinerja) lengkap
pengendalian intern
22
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
Tidak ada
pengelompokan fungsi 0
yang logis
d. Pengelolaan SDM Pengelolaan SDM
(pengadaan,persyarat (pengadaan,persyaratan,
an, pengangkatan, pengangkatan, penempatan,
penempatan, batas usia, batas usia, masa kerja, hak,
Pengelolaan SDM
masa kerja, hak, kewajiban, termasuk sistem 10
yang lengkap
kewajiban, termasuk reward dan punishment,
sistem reward dan serta pemberhentian (PHK)
punishment, serta
pemberhentian (PHK)
Pengelolaan SDM
lengkap kecuali
kebijakan mengenai 6
PHK dan reward
punishment
Pengelolaan SDM
lengkap kecuali
kebijakan PHK, reward 4
punishment dan hak,
kewajiban
22
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
Pengelolaan SDM
hanya memiliki
kebijakan pengadaan,
persyaratan,
2
pengangkatan,
penempatan, batas usia,
masa kerja dan hak,
kewajiban
Belum ditandatangani
0
oleh kepala daerah
Adanya pernyataan
mengenai visi, misi pada
Rencana Strategis untuk
periode 5 tahun Ada pernyataan visi
Rencana
Adanya pernyataan mendatang. Visi: - dan misi yang sesuai
3 Strategis Pernyataan visi dan misi 10
visi dan misi gambaran mengenai masa dengan definisi
(Renstra)
depan yang seolah-olah operasional
terjadi saat
ini, pernyataan yang
menantang dan
22
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
menggerakkann semangat
- harus realistis - bisa
terukur (ada indikatornya)
Misi adalah pernyataan
mengenai apa yang akan
dikerjakan, dan sesuatu
yang harus diemban atau
dilaksanakan sesuai visi
yanng ditetapkan, siapa
yang akan mengerjakan
dan siapa yang dilayani
sesuai dengan
bidangnya
22
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
22
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
Kesesuaian Renstra
SKPD dan RPJMD
adalah Renstra yang tidak Renstra Bisnis sesuai
Tergambarnya a. Kesesuaian dengan
menyimpang dari dengan kebijakan
strategis dan arah Renstra SKPD dan 10
kebijakan strategis yang strategis Renstra SKPD
kebijakan RPJMD
dijelaskan dalam Renstra dan RPJMD
SKPD dan RPJMD
22
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
Visi, misi, program
sesuai dengan
pencapaian kinerja 6
pelayanan saja atau
keuangan saja
Visi, misi, program
sesuai dengan
4
pencapaian kinerja
manfaat
Ukuran kinerja
pelayanan, keuangan, dan
manfaat untuk
Ada ukuran kinerja
Rencana program mengetahui adanya
a. Indikator kinerja lengkap dengan target 10
dan kegiatan penyimpangan dari apa
kinerja dan SPM
yang telah ditetapkan
(target strategis dan SPM)
22
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
Ada ukuran kinerja
lengkap tetapi tidak
8
memiliki target kinerja
dan SPM
Ada ukuran kinerja
lengkap tetapi tidak
6
memiliki target
strategis
22
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
pengembangan
layanan
Tidak ada program
kegiatan dan
pendanaan strategis
0
dalam pelaksanaan
pengembangan
layanan
Penanggungjawab
program adalah personil Ada penanggung
b. Penanggungjawab
yang bertanggungjawab jawab pada setiap 10
program
terhadap program strategis program strategis
Prosedur pelaksanaan
program adalah Ada kebijakan prosedur
c. Prosedur pelaksanaan
kebijakan tentang pelaksanaan program `0
program
prosedur pelaksanaan
program
Tidak ada kebijakan
prosedur pelaksanaan 0
program
22
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
Belum ditandatangani
0
oleh kepala daerah
Adalah SPM yang
kegiatan pelayanannya SPM fokus pada jenis
Standar SPM yang sesuai
fokus pada jenis dan dan mutu pelayanan
4 Pelayanan dengan jenis dan a. Fokus 10
mutu pelayanan untuk untuk menunjang tugas
Minimal (SPM) mutu pelayanan
menunjang tugas dan dan fungsi
fungsi
23
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
23
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
Relevan dan dapat
diandalkan artinya kegiatan
yang sejalan dengan
kebutuhan masyarakat dan
d. Relevan dan dapat Relevan dan dapat
organisasi, berkaitan dan 10
diandalkan diandalkan
dapat dipercaya untuk
menunjang tugas dan fungsi
23
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
SPM dengan dengan Renstra dan jelas antara SPM dengan jelas antara SPM dengan
Renstra dan anggaran tahunan Renstra Bisnis dan Renstra Bisnis dan
Anggaran anggran tahunan Anggaran
SKPD/Unit Kerja
Belum ditandatangani
0
oleh kepala daerah
23
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
Laporan audit
terakhir atau
pernyataan
bersedia untuk
diaudit oleh Hasil audit tahun terakhir Hasil audit tahun terakhir
pemerika oleh BPK sebelum oleh BPK sebelum
6 Adanya hasil audit Ada hasil audit 10
eksternal pemda mengajukan untuk mengajukan untuk
sesuai dengan menerapkan BLUD menerapkan PPK BLUD
peraturan
perundang-
undangan
23
Tabel 55 PENILAIAN DOKUMEN ADMINISTRASI, INDIKATOR, DAN BOBOT PENILAIAN PENERAPAN BLUD BAGI SKPD
YANG BELUM MEMILIKI UPTD
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
a. Kesesuaian dengan
format yang ditetapkan
Adanya dalam Permendagri Jika ditandatangani 10
Pernyataan pernyataan Nomor 79 tahun 2018 Format yang sudah terisi
kesanggupan kesanggupan tentang BLUD lengkap dan ditandatangani
1
meningkatkan untuk oleh Kepala UPTD dan
kinerja meningkatkan diketahui oleh Kepala SKPD
kinerja
b. Ditandatangani oleh
Kepala UPTD dan
Jika tidak ditandatangani 0
diketahui oleh Kepala
SKPD
Struktur organisasi
Adanya
menggambarkan posisi jabatan
kebijakan-
yang ada pada UPTD dan
kebijakan
2 Pola tata kelola a. Kelembagaan hubungan wewenang atau Ada struktur dan lengkap 10
mengenai
tanggung jawab sesuai ketentuan
organisasi dan
peraturan perundang-undangan
tata laksana
23
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
Pengelompokan fungsi
c. Pengelompokan fungsi Ada pengelompokan
merupakan struktur organisasi
(akuntabilitas berbasis fungsi yang logis dan 10
yang logis dan sesuai dengan
kinerja) lengkap
prinsip pengendalian intern
23
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
Ada pengelompokan
Pengelompokan fungsi-fungsi
fungsi yang logis tetapi
pelayanan (services) dan 6
penempatannya tidak
pendukung (supporting)
sesuai
d. Pengelolaan SDM
(pengadaan,persyaratan, Pengelolaan SDM
pengangkatan, penempatan, (pengadaan,persyaratan,
batas usia, masa kerja, hak, pengangkatan, penempatan,
Pengelolaan SDM yang
kewajiban, termasuk sistem batas usia, masa kerja, hak, 10
lengkap
reward dan punishment, kewajiban, termasuk sistem
serta pemberhentian reward dan punishment, serta
(PHK)) pemberhentian (PHK))
23
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
23
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
23
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
24
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
24
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
24
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
24
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
24
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
Penanggungjawab program
Ada penanggung jawab
b. Penanggungjawab adalah personil yang
pada setiap program 10
program bertanggungjawab terhadap
strategis
program strategis
24
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
SPM yang Adalah SPM yang kegiatan SPM fokus pada jenis dan
Standar Pelayanan
sesuai dengan pelayanannya fokus pada jenis mutu pelayanan untuk
4 Minimal (SPM) a. Fokus 10
jenis dan mutu dan mutu pelayanan untuk menunjang tugas dan fungsi
pelayanan menunjang tugas dan fungsi
24
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
24
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
24
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
24
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
Adanya
pernyataan bersedia
pernyataan
untuk diaudit oleh
bersedia untuk a. Kesesuaian dengan Format pernyataan bersedia
pemerika eksternal
diaudit oleh format yang ditetapkan diaudit sesuai dengan yang
pemda sesuai
6 pemeriksa dalam Permendagri telah ditetapkan dalam Format sesuai 10
dengan peraturan
eksternal pemda Nomor 79 tahun 2018 Permendagri No. 79 Tahun
perundang-
sesuai ketentuan tentang BLUD 2018
undangan
perundang-
undangan
b. Ditandatangani oleh
Ditandatangani oleh Kepala
Kepala UPTD dan
UPTD dan diketahui oleh Jika ditanda tangani 10
diketahui oleh Kepala
Kepala SKPD
SKPD
25
PEMERINTAH PROVINSI......................................(1)
Logo DINAS PENDIDIKAN....................................(2)
SMK SMK NEGERI…. (3)
………………………………………………………………………. (4)
PERNYATAAN
KESANGGUPAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa untuk memenuhi salah satu persyaratan
administratif untuk menerapkan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
…….. Tahun …….. tentang ………………… dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
……... Tahun ……… tentang................................., bersedia untuk diaudit oleh pemeriksa
eksternal pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Demikian Surat
Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, penuh kesadaran dan tanggungjawab serta tidak
ada unsur paksaan dari pihak manapun.
(ttd) (ttd)
Materai
Nama Lengkap Nama Lengkap
NIP. ……………. NIP. …………….
25
Petunjuk Pengisian Surat Pernyataan Bersedia untuk Diaudit :
1) Diisi nama Provinsi;
2) Diisi nama Dinas Pendidikan;
3) Diisi SMK Negeri yang akan menerapkan BLUD;
4) Diisi alamat, nomor telpon, dan email Sekolah Menegah Kejuruan Negeri yang akan
menerapkan BLUD;
5) Diisi nama lengkap dan gelar Kepala SMK Negeri yang akan menerapkan BLUD;
6) Diisi jabatan yaitu Kepala Sekolah Menegah Kejuruan Negeri yang akan
menerapkan BLUD;
7) Diisi Kepala SMK Negeri yang akan menerapkan BLUD;
8) Diisi alamat SMK Negeri yang akan menerapkan BLUD;
9) Diisi nomor telepon/fax SMK Negeri yang akan menerapkan BLUD;
10)Diisi alamat email SMK Negeri yang akan menerapkan BLUD; 11)Diisi
tempat, tanggal, bulan, tahun;
12) Diisi Kepala Dinas Pendidikan setempat; dan
13) Diisi Kepala SMK Negeri yang akan menerapkan BLUD.
25
BERITA ACARA HASIL PENILAIAN USULAN PENERAPAN BLUD
UPTD……………………
SKPD……………………
Nomor…………………..
Pada <hari, tanggal/bulan/tahun> telah dilaksanakan rapat Tim Penilai permohonan
penerapan BLUD untuk melakukan penilaian terhadap dokumen persyaratan administratif:
Nama UPTD :
Alamat
:
Nomor Surat
:
Hasil Penilaian :
Dalam melakukan tugas penilaian terhadap dokumen permohonan penilaian BLUD pada
<nama UPTD>, Tim Penilai dapat melakukan koordinasi dengan Menteri melalui Direktur
Jenderal Bina Keuangan Daerah. Hasil koordinasi sebagai berikut:
a. ………………
b. ………………
c. ………………
a. dst.
Berdasarkan hasil penilaian dan hasil koordinasi, Tim Penilai memberikan rekomendasi bahwa
<nama UPTD>:
1. diterima untuk menerapkan BLUD; atau
2. ditolak untuk menerapkan BLUD
25
Demikian berita acara hasil penilaian ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan ditandatangani
oleh:
Kedudukan
Tanda
No Nama Jabatan Dalam Tim
Tangan
Penilai
1 Sekda Ketua
2 PPKD Sekretaris
25
No Dokumen Administratif yang Dinilai Analisis/Komentar
KESIMPULAN
Catatan:
Kolom analisis/komentar diisi dengan analisis atau komentar atas masing- masing
dokumen administrtatif termasuk kekurangan dokumen administratif yang masih perlu diperbaiki
dimasa yang akan datang. Kolom kesimpulan diisi dengan kesimpulan hasil penilaian yang akan
dituangkan dalam Berita Acara Hasil Penilaian Usulan Penerapan BLUD.
25
REKOMENDASI TIM PENILAI PENERAPAN BLUD
Nomor:……..
Berdasarkan hasil penilaian terhadap dokumen administratif BLUD pada <nama UPTD>
yang mengajukan permohonan untuk menerapkan BLUD, bersama ini Tim Penilai Penerapan
BLUD <Pemerintah Provinsi… > merekomendasikan bahwa <nama UPTD> diterima/ditolak 1)
untuk menerapkan BLUD.
Dengan catatan:
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………., …………………………….2)
Ttd
(nama lengkap)
(ketua tim penilai)
Keterangan:
1) Pilih salah satu;
2) Diisi tempat, tanggal, bulan dan tahun.
25