Anda di halaman 1dari 13

NAMA ANGGOTA : SHERINA VIOLA ARYANTY (198110127)

NONITTA PRASASTI MELATI (19811010003)


ASESMEN PSIKOPATOLOGI PERKEMBANGAN KELAS P

UJI ANAK-ANAK MINORITAS ETNIS .


Saat mengevaluasi anak-anak minoritas etnis, pastikan mereka paham akan instruksi
dan pertanyaan pada tes. Jika ingin mengulang instruksi atau pertanyaan itu
diperbolehkan pada tes manual. Tambahan, saat tes patutnya bertanya lagi ke anak
untuk mengulang instruksi atau pertanyaan untuk memastikan mereka paham. Peka
atau berhati terhadap aksen yang tidak sesuai standar. Disarankan jika anak-anak
salah dengar sebuah kata pastikan untuk mengulang katanya lagi. Untuk membangun
sebuah hubungan dengan anak minoritas etnis atau anak dari latar belakang sosial
ekonomi yang lebih rendah. Tidak hanya perbedaan artikulasi, kosa kata, dan infleksi,
tetapi ada juga perbedaan yang lebih halus dalam ungkapan dan penekanan. Masalah
komunikasi menjadi masalah yang menjadi faktor memperumit pengujian dan
diagnosis.
UJI ANAK-ANAK DENGAN KETERGANGGUAN EMOSI, PEMALU, ATAU
NAKAL.
Meskipun sebagian besarr anak yang punya emosi terganggu secara emosional tidak
akan merasa terancam dengan tes, mereka membutuhkan kesabaran yang lebih ekstra
dan usaha dari tester ketika anak-anak sulit untuk diuji, tester harus mempelajari apa
yang membuah mereka tidak tahan. Tes dengan tipe-kinerja mungkin akan berguna
dalam kasus-kasus dimana anak-anak enggan berbicara.
UJI ANAK-ANAK AUTIS
Kecacatan yang melekat pada anak-anak autis, seperti kesulitan mereka dalam
membangun hubungan sosial, keterampilan komunikasi mereka yang tidak
nyambung, dan tanggapan mereka yang tidak biasa terhadap ransangggan sensorik.
Ini cenderung menciptakan kesulitan dalam tes dan sulit dalam pemeriksaan tes.
Anak-anak akan mungkin menujukkan sedikit atau tidak keinginan untuk melakukan
tugas dan berinteraksi dengan tester. Metode normal dari tester sebagai yang
mendorong anak, seperti tersenyum, mungkin tidak efektif. Bicaralah perlahan dan
sederhana kepada anak autis[. Pastikan tester memiliki perhatian visual anak ketika
tester berbicara; isyarat visual membantu anak memperhatikan dan memproses
penjelasan tester. Pelajari tentang keterampilan komunikasi anak autis sebelum
testing dilakukan, cari tahu sebanyak mungkin tentang keterampilan komunikasi anak
dari orangtua, guru, dan observasi kelas tester sendiri. Karena masalah bahasa anak
auttis, pilihlah tes yang memberikan ukuran terpisah dari keterampilan bahasa dan
nonbahasa atau gunakan baterai yang berisis tes bahasa dan nonbahasa. Baker, 1938 :
1. Keterampilan bahasa reseptif lebih efektif daripada keterampilan bahasa
ekspresif.
2. Pengulangan frasa mekanis hafalan atau echolalia tertunda (pengulangan apa
yang anda katakan setelah penundaan singkat).
3. Keterampilan bahasa yang didemonstrasikan dalam satu setting mungkin tidak
digeneralisasikan ke setting lain. Misalnya suatu objek dapat diidentifikasi
dengan benar hanya jika objek tersebut seperti yang dimiliki anak di rumah.
4. Kemampuan bahasa anak mungkin tidak mengikuti pola perkembangan
normal atau yang diharapkan.
Ketika tester menginterpretasikan hasil tes dan merumuskan rekomendasi, maka
pertimbangkan minat anak autis dalam menyelesaikan tugas, kemampuan untuk
bekerja secara mandiri, respons terhadap intervensi sosial dna perilaku, kekuatan,
dan kelemahannya.
UJI ANAK CEDERA OTAK
Anak-anak dengan cedera otak mungkin memiliki berbagai reaksi selama tes
dilakukan dan menunjukkan berbagai defisit kognitif. Beberapa mungkin bereaksi
terhadap tes seperti anak-anak normal, sedangkan yang lain mungkin lebih takut
atau pendiam atau menunjukkan emosi yang labil. Jika tester tahu bahwa seorang
anak cenderung takut dengan tesnya, maka bersiaplah untuk meluangkan waktu
tambahan sebelum tes formal untuk membantu mengurangi kecemasan pada anak.
Tester mungkin harus mencoba untuk mendapatkan kepercayaan anak dengan
memberikan teka-teki sederhana atau permainan. Perilaku seperti tantrum pada
anak yang cedera otak akan menjadi hambatan pada saat tes berlangsung,
meskipun itu akan mengganggu maka ada prosesdur yang berguna untuk
mengatasi perilaku ketekunan dan penghindaan perilaku ketekunan dan
penghindaran perilaku bertahan dan menghindari dapat diminimalkan dengan
menggunakan prosedur berikut :
1. Perkenalkan prosedur tes secara perlahan dan santai juga izinkan anak untuk
bermain dengan materi teks
2. Hindari saran kekurangan dalam kinerja anak
3. Hindari gerakan atau suara yang tiba-tiba
4. Perkenalkan materi baru secara bertahap meyakinkan anak bahwa kegiatan
baru itu akan menyenangkan
5. Ketika reaksi emosional terjadi, jangan terlalu merangsang anak dengan
mencoba membujuknya agar merasa lebih baik, berikan jeda untuk
memastikan anak mengatasi kecemasannya
6. Jika anak berontak, maka arahkan kembali anak.
7. Jika labilitas emosional menjadi terlalu parah, hentikan tes dan kemudian
duduk dnegan tenang atau kembali ke tes yang dilalui anak sebelumnya
8. Ingatkan anak, sesering yang diperlukan tentang instruksi tes tertentu.
Ada panduan yang mendorong komunikasi yang lebih baik dengan anak-anak
cedera otak yang mengalami gangguan bahasa :
1. Lakukan kontak untuk meningkatkan perhatian dan membantu anak
mengambil keuntungan dari isyarat nonverbal
2. Peringatkan anak bahwa komunikasi akan berlangsung, misalnya ucapkan
nama anak dandan beberapa kata sapaan sebelum memperkenalkan suatu
topik, pertanyaan atau instruksi
3. Bicaralah dengan perlahan dan jelas kepada anak
4. Bicara tentang topik konkret, seperti benda dan orang-orang di lingkungan
terdekat. Anak mungkin akan mengalami kesulitan memahami ide-ide
abstrak.
5. Jauhkan topik terkait yang sama
6. Gunakan ucapan-ucapan yang pendek dan lengkap secara sintaksis, anak yang
cedera otak dengan gangguan bahasa mungkin merespon lebih akurat terhadap
ide-ide individu daripada string yang panjang
7. Jeda diantara ucapan untuk memahami dan menafsirkan pesan
8. Periksa pemahaman anak sebelum melanjutkan, ajukan pertanyaan
berdasarkan informasi yang disajikan atau tanya anak paham atau tidak
dengan informasi yang diberikan
9. Ulangi ide-ide penting dengan beberapa cara.
10. Gunakan isyarat nonverbal untuk meningkatkan komunikasi lisan dan
menggabbungkan dengan isyarat nonverbal
11. Ajukan pertanyaan yang memerlukan tanggapan singkat atau yang dapat
ditanggapi secara nonverbal
12. Minta anak untuk mengulangi sebuah kata ketika ucapan anak tidak dapat
dimengerti atau membingungkan.
13. Dorong anak untuk mengungkapkan ide dalam beberapa cara
14. Dorong anak untuk menggunakan isyarat nonverbal
15. Tunjukkan anak dengan pilihan ganda darimana rspon dapat dipilih
16. Ulangi apa yang dikatakan anak sejauh ini sebagai cara untuk memfokuskan
pembicaraan
UJI ANAK DENGAN GANGGUAN MENTAL
Dalam kasus dimana anak-anak tunagrahita tidak dapat bekerjasama selama
pemeriksaan, evaluasi kemungkinan signifikansi adaptif dari perilaku tidak
kooperatif. Anak lebih afresif dan sulit untuk diatur, tugas-tugasnya lebih sulit
dalam melakukan uji kepada anak dengan gangguan mental. Anak- anak yang
keterbelakang mental mungkin sulit untuk dievaluasi. Anak keterbelakangan
mental akan sulit untuk dievaluasi karena perilaku yang merangsang mereka
sendiri.
Mengamati anak cacat ketika anda mengamati seorang anak yang sangat cacat
perhatikan hal berikut :
- Perhatikan apakah anak memperhatikan hal – hal dalam dirinya di
lingkungan? Jika ya, hal apa? Sampai sejauh mana? Berapa lama?
- Pergerakan, bagaimana anak berpindah dari satu ruangan ke ruangan lain?
Sampai sejauh mana mereka membutuhkan bantuan dalam bergerak?
- Handedness, tangan yang disukai apakah anak mengguanakan dua tangan
untuk beraktivitas.
- Defisit, apa defisit anak
- Kekuatan, apa kelebihan anak?
- Perilaku kompensasi, perilaku kompensasi apa yang ada?
- Reinforcer, hal-hal apa saja yang ada di lingkungan anak berfungsi sebagai
penguat?
- Tonisitas, bagaimana anda menilai kesehatan umum dan kekuatan fisik anak?
- Ketahanan, berapa lama anak dapat mengikuti kegiatan? Seberapa mudah
kelelahan muncul?
UJI ANAK-ANAK CACAT FISIK
Banyak teknik yang digunakan dengan anak-anak normal untuk menguji anak-
anak cacat fisik, tetapi penerapannya lebih dituntut digunakan untuk tes anak
cacat fisik.
Sumber potensi kesulitan dalam menguji anak cacat fisik menimbulkan berbagai
masalah.
- Pertama, kesan yang salah tentang kemampuan intelektual aanak dapat
disebabkan oleh kesulitan komunikasi, seperti gangguan bicara dan
pendengaran.
- Kedua, karena anak-anak cacat mungkin tidak terbiasa dengan pekerjaan yang
terkonsentrasi untuk waktu yang lama, mereka mudah lelah.
- Ketigam mungkin sulit unruk memutuskan apakah kesulitan perhatian, jika
ada, terkait dengan defisiensi fisik, dengan pengobatan atau dengan defisiensi
kognitif.
- Keempat, mungkin sulit untuk menjalin hubungan baik dnegan anak-anak
cacat fisik yang memiliki ketergantungan tinggi.
- Kelima, anak yang cacat fisik mungkin merasakan tekanan yang ekstrim
ketika ujian ditentukan waktunya.
Evaluasi informal fungsi sensorik.
Sebelum anda menguji anak cacat, periksakan penglihatan, pendengaran, kondisi
fisik, dan status kesehatan anak. Tanyakan kepada orangtuan dari anak-anak cacat
berat tentang tanda, isyarat, atau gerak tubuh yang dipahami atau digunakan oleh
anak dan artinya.
Pemilihan tes
Setelah tester terbiasa dengan masalah anak dan keterbatasan yang terkait dengan
kecacatannya, tester harus memilih tes yang sesuai dengan kekuatan dan
keterbtasan anak. Mungkin perlu menghilangkan tes atau item yang
membutuhkan kemampuan fisikatau sensorik yang tidak dimiliki anak.
Pertimbangan pengujian lainnya
Saran penting tambahan untuk bekerja dengan anak-anak cacat fisik adalah
sebagai berikut :
- Rencanakan untuk menilai anak-anak cacat fisik pada lebih dari satu
kesempatan dan jika mungkin, dalam setidaknya satu situasi yang akrab bagi
anak
- Posisikan anak cacat dengan cara yang disukainya
- Berikan pujian untuk tanggapan yang benar yang diberikan dalam bentuk
komunikasi apapun, termasuk bahasa isyarat, braille, ejaan jari, dan teletouch.
- Berbicaralah dengan anak cacat seperti yang tester lakukan kepada anak lain
dengan semangat, isi, dan pendekatan yang sama
- Bicaralah secara langsung kepada anak yang cacat.
- Jangan biarkan kecacatan khusus anak mebiasakan persepsi anda tentang
fungsi anak dengan gangguan lainnya.
- Jangan mengabaikan perilaku yang tidak sesuai dengan harapan anda
UJI ANAK-ANAK DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN
Sebelum anda melakukan tes kepada anak tunanetra perlu mengenal sejauh mana
anak tunanetra itu, kualitas penglihatan yang dapat digunakan, dan luasnya bidang
penglihatan.
Skema klasifikasi anak tunanetra dapat diklasifikasikan menurut 3 kelompok besar
:
1. Penglihatan tidak berfungsi secara praktis dalam situasi ujian, kelompok ini
mencakup buta total
2. Penglihatan dapat digunakan dalam melihat objek besar, menemukan benda
uji, atau mengikuti gerakan tangan pemeriksa selama demonstrasi.
3. Visual anak dapat digunakan untuk membaca cetakan secara efisien, tetapi
hanya jenisnya yang besar.
Penilaian pertimbangan
Diperbolehkan untuk menawarkan tangan anda kepada anak-anak tunanetra yang
masih kecil untuk membaca mereka ke kantor anda. Beritahu mereka tentang tata
letak umum ruangan dan detail lainnya seperti keberadaaan tape recorder, jika ada
yang sedang digunakan.
Memilih tes.
Kola cacat visual tidak terlalu parah, tes kecerdasan seperti WISC-R, Stanford-
Binet edisi keempat, WPPSI, DAN WAIS-R dapat digunakan. Jika cacatnya
parah berikan hanya item verbal. Namun perlu diingat bahwa kemampuan untuk
menjawab bahkan item verbal dapat berkurang jika informasi yang dibutuhkan
oleh item bergantung sebagian pada penagalam visual.
UJI ANAK-ANAK GANGGUAN PENDENGARAN
Definisi gangguan pendengaran adalah istilah umum yang mengacu pada
gangguan pendengaran adalah istilah umum yang mengacu pada gangguan
pendengaran yang berat. Anak tunarungi adalah anak yang cacat pendengarannya
menghalangi keberhasilan pemrosesan informasi lingusitik melalui audisi.
Skema klasifikasi
Klasifikasi gangguan pendengaran itu didasar dari sejauh mana individu
membutuhkan tingkat intensitas suara yang lebih tinggi dari rata-rata untuk
mendengar.
1. Gangguan pendengaran minimal (kurang dari 15dB) adalah anak yang sulit
dalam pendengaran, tapi masih bisa mendengar samar seperti anak normal
lainnya. Maka bisa diberi tes yang sama dengan anak normal lainnya.
2. Gangguan pendengaran ringan (15-30 Db). Anak dengan gangguan
pendengaran ringan mungkin tidak dikenali memiliki masalah kecuali
masalah komunikasi berkembang, dalam hal ini mereka dapay dirujuk untuk
evaluasi audiologis. Prosedur pengujian standar biasanya memuaskan kecuali
masalah komunikasi terlihat jelas
3. Gangguan pendengaran sedang ( hilangnya 30-50 Db). Anak dengan
gangguan pendengaran sedang mungkin mendengar pembicaraan dalam
situasi satu lawan satu tetapi tidak di dalam kelas. Beberapa anak dalam
kelompok unu mungkin memerlukan prosedur pengujian khusus karena
masalah komunikasi mereka
4. Kehilangan pendengaran yang para (hilangnya 50-80 Db). Anak-anak dengan
gangguan pendengaran yang parah hanya mendengar suara bicara yang paling
keras. Prosedur tes khusus diperlukan
5. Kehilangan pendengaran yang dalam ( lebih besar dari 80 dB). Anak-anak
dnegan gangguan pendengaran berat memang mendengar ucapan. Mereka
membutuhkan prosedur pengujian khusus yang dirancang untuk anak-anak
yang memiliki gangguan pendengaran berat.
Pertimbangan penilaian
Sebelum anda memulai penilaian formal anak tunarungu, pertimbangkan jenis
kehilangan, tingkat kehilangan, usia dan komponen etiologi. Cobalah untuk
mempelajari tentang tingkat fungsi anak yaitu dengan metode yang digunakan
anak tersebut.
Pemilihan tes.
Jika cacat visual tidak terlalu parah, tes kecerdasan seperti WISC-R, Standford-
Binet edisi keempatan, WPPSI, DAN WAIS-R dapat digunakan. Jika cacatnya
parah, berikan hanya item verbal. Namun, perlu diingat bahwa kemampuan untuk
menjawab bahkan item verbal dapat berkurang jika informasi yang dibutuhkan
oleh item bergantung sebagian pada pengalaman visual.
Hays-Binet Perkins- Binet, dan Blind Learning Aptitude Test juga tersedia untuk
mengevaluasi anak-anak tunanetra.
TANDA UMUM
- Kurangnya respons normal terhadap suara
- Kurang perhatian
- Kesulitan dalam mengikuti arahan lisan
- Gagal merespon saat diajak bicara
- Sering meminta agar pembicara mengulangi apa yang telah
- kata Intensi pengamatan bibir pembicara (lipreading pembacaan pidato)
- Kebiasaan membelokkan satu mobil ke arah speaker Bekam tangan di belakang
telinga
- Kualitas suara yang tidak biasa (misalnya, monoton)
- Ucapan terlalu keras atau terlalu lembut
- Pengucapan salah
- Artikulasi yang buruk
- Sering sakit telinga atau keluar cairan dari telinga
CONTOH KEMUNGKINAN KESULITAN PENDENGARAN
Mengalami kesulitan membunyikan kata, bunyi demi bunyi; misalnya,
kesulitan mengucapkan k-a-t untuk kucing.
Dibutuhkan keterampilan komunikasi khusus. Penguji yang bekerja dengan
anak-anak tunarungu membutuhkan keterampilan komunikasi khusus. Jika Anda
belum menerima pelatihan khusus, bersiaplah untuk ujian anak-anak tunarungu
dengan mengamati kelas-kelas untuk tunarungu, perhatikan bagaimana guru
berkomunikasi dengan murid-muridnya Penting untuk menggunakan pendekatan
komunikasi total dengan anak-anak tunarungu yang akrab dengannya. Pendekatan ini
mencakup penggunaan ucapan, bahasa isyarat (sistem komunikasi manual seperti
Bahasa Isyarat Anerican atau Bahasa Inggris Isyarat) secara simultan, dan pengejaan
jari. Secara umum, dalam memberikan tes kepada anak tunarungu dapat digunakan
berbagai teknik, antara lain berbicara, gerak tubuh, pantomime, menulis, isyarat,
mengeja jari, dan menggambar.
Dalam satu penelitian dengan anak-anak dengan gangguan pendengaran yang
parah dan parah, penggunaan pendekatan komunikasi total menghasilkan IQ Skala
Kinerja WISC-R tertinggi (Sullivan, 1982). Pendekatan komunikasi total ditemukan
lebih unggul dari pantomim dan modifikasi bantuan visual dan pernyataan verbal.
Pantomim dan alat bantu visual adalah prosedur administrasi yang lebih buruk,
mereka harus digunakan hanya ketika Anda tidak dapat berkomunikasi dalam bahasa
isyarat, atau ketika anak tunarungu tidak fasih dalam bahasa isyarat atau modalitas
komunikasi khusus lainnya. Akan tetapi, pantomim dan alat bantu visual lebih disukai
daripada pemberian verbal saja.
Perhatikan tanda-tanda ini selama semua pemeriksaan :
- Apakah volume dan nada suara anak sesuai?
- Apakah pengucapan anak dapat dimengerti, konsisten, dan sesuai usia?
- Apakah bicara anak lancar atau ada jeda yang tidak biasa?
- Apakah anak itu mencari kata-kata?
- Apakah balasan anak tepat waktu atau ada yang tidak biasa?
Efek isyarat visual. Menguji anak-anak dengan gangguan pendengaran
membutuhkan keterampilan tingkat tinggi dan berbagai pengalaman dengan anak-
anak tunarungu. Karena penglihatan adalah sarana anak-anak tunarungu untuk
menerima rangsangan, mereka cenderung mencari petunjuk visual, seperti ekspresi
wajah dari gerakan tangan, untuk mendapatkan pemahaman tentang mereka.
MENGUJI ANAK-ANAK GANGGUAN PENDENGARAN
Pertunjukan. Anda harus menyadari bahwa setiap gerakan yang Anda lakukan
dapat memberikan isyarat kepada anak-anak tunarungu. Ekspresi wajah, bukan nada
suara, akan menyampaikan suasana hati Anda, dan kerutan atau seringai
ketidaksabaran akan segera dicatat dan ditafsirkan secara tidak baik. Tersenyumlah
untuk menghargai upaya anak-anak, tetapi tidak untuk menghargai respons yang
benar.
Masalah pemahaman. Meskipun anak-anak pasangan tuna rungu dapat
memberikan kesan mampu memahami arah dan pertanyaan tes, pemeriksaan lebih
dekat dapat mengungkapkan bahwa mereka berpura-pura memahami untuk
mendapatkan persetujuan Anda. Mereka mungkin telah belajar bagaimana
memainkan peran untuk menghindari menghadapi situasi yang berpotensi
memalukan.
Teknik untuk memberikan instruksi. Anda harus dapat membuat instruksi
dipahami tanpa memberikan jawaban yang salah dalam prosesnya. Demonstrasi
sederhana terkadang sudah cukup, tetapi demonstrasi itu sendiri dapat menunjukkan
jawaban atas masalah tersebut. Jika Anda menggunakan ucapan, pastikan bahwa
Anda melihat ke arah anak saat Anda membaca instruksi dan pertanyaan tes dan
bahwa anak sedang memperhatikan wajah Anda. Ucapan harus jelas, jelas, dan alami.
Pertahankan wajah yang menyenangkan. Pastikan tidak ada penghalang yang
menghalangi pandangan anak ke bibir Anda, dan pencahayaan di dalam ruangan
sesuai. Anak-anak yang memakai alat bantu dengar harus melakukannya selama
pemeriksaan; pastikan alat bantu dengar terpasang.
Penggunaan tes standar. Penilaian anak tunarungu menimbulkan masalah
khusus. Sulit untuk mencapai ukuran kemampuan yang valid karena banyak tesis
memiliki komponen verbal yang besar. Tes berbasis verbal biasanya tidak
memberikan gambaran yang akurat tentang tingkat kemampuan mental anak
tunarungu. Mereka lebih mungkin untuk mengukur sejauh mana kekurangan bahasa
anak tunarungu.
Efek isyarat visual. Menguji anak-anak dengan gangguan pendengaran
membutuhkan keterampilan tingkat tinggi dan berbagai pengalaman dengan anak-
anak tunarungu. Karena penglihatan adalah sarana utama anak tunarungu menerima
rangsangan, mereka cenderung mencari petunjuk visual, seperti ekspresi wajah dari
gerakan tangan, untuk mendapatkan pemahaman tentang mereka.
Tes berorientasi verbal harus digunakan dengan sangat hati-hati, jika ada.
Tes kinerja yang dipilih untuk anak-anak yang mengalami gangguan
pendengaran tidak boleh bergantung pada arahan verbal Tes dengan waktu mungkin
kurang valid untuk anak-anak dengan gangguan pendengaran karena tekanan
tambahan dari pengaturan waktu dapat mengganggu kinerja mereka ke tingkat yang
lebih besar daripada itu. Tes kinerja representatif meliputi, Skala Kinerja WISC-R,
WPPSI, dan WAIS-R; subtes Penalaran Abstrak/Visual dari Stanford Binet: Edisi
Keempat, subtes nonverbal dari K ABC; Ujian Kemampuan Sekolah Ontario, Skala
Kinerja Internasional Leiter: Tes Kemampuan Belajar Hiskey-Nebraska; subtes
nonauditori/nonverbal dari Tes Kemampuan Psikolinguistik Illinois; dan Matriks
Progresif Raven.
Tes standar yang dirancang untuk anak-anak yang dapat mendengar
cenderung menimbulkan kesulitan bagi anak-anak tunarungu karena tes tersebut tidak
mempertimbangkan kebutuhan komunikasi yang luar biasa dari anak-anak tunarungu.
Modifikasi prosedur standar. Modifikasi dalam prosedur tes untuk anak
tunarungu antara lain menghilangkan tes verbal, menambahkan kata-kata yang
dicetak atau ditandatangani, dan menggunakan pantomim, demonstrasi, dan
komunikasi manual. Modifikasi yang memaksimalkan informasi penilaian termasuk
pengujian batas, penguatan tanggapan, berlatih item jenis tes, menghilangkan batas
waktu, dan mendemonstrasikan strategi tugas. Dalam memeriksa anak-anak yang
mengalami gangguan pendengaran, pilih hanya tes yang paling tepat dan gunakan
setidaknya satu ukuran kinerja kemampuan kognitif.
Pedoman observasi. Meskipun audiolog dan ahli patologi wicara-bahasa
adalah spesialis dalam determinasi menggali keterampilan komunikasi anak
tunarungu, psikolog juga melakukan pengamatan, baik untuk mal maupun informal,
terhadap keterampilan komunikasi anak. Perhatikan sejauh mana anak mampu
memahami percakapan selama pemeriksaan. Jangan berasumsi bahwa kesulitan
komunikasi anak-anak yang sulit diatur menunjukkan bahwa mereka memiliki
kecerdasan yang terbatas. Sebuah gangguan pendengaran bawaan dapat mengganggu
perkembangan berbagai keterampilan yang mungkin atau mungkin tidak
berhubungan dengan kemampuan kognitif.
Sebuah tujuan penilaian utama. Tujuan utama dalam mengevaluasi anak-anak
yang mengalami gangguan pendengaran adalah untuk menentukan sejauh mana
kinerja mereka menyerupai anak-anak dengan pendengaran normal atau anak-anak
tunarungu. Vernon (1974, p. 209, dengan perubahan notasi) menjelaskan mengapa
upaya ini diperlukan: Dengan mengaitkan 10, pendidikan, dan fakta-fakta lain tentang
anak tunarungu atau tunarungu, dimungkinkan untuk memperoleh gambaran yang
mengungkapkan peran yang dimainkan oleh indera pendengarannya Jika profil
remaja mirip dengan yang normal pendengaran, kehilangannya dan cara
mengatasinya tidak terlalu melumpuhkan. Sebaliknya, jika profilnya mirip dengan
anak tunarungu, maka tes memiliki pengaruh besar pada komunikasi, perkembangan
bahasa, dan pendidikan.
MENGUJI ANAK CEREBRAL PALSIED
Pengujian anak-anak palsi serebral menyajikan kesulitan tertentu.
Kemampuan motorik, bicara, visual, dan pendengaran mereka dapat membatasi
penerapan tes standar dan membuat hati-hati wajib dalam menafsirkan hasil tes.
Karena anak-anak palsi serebral sering melakukan tugas-tugas dengan lambat dan
melelahkan, mereka mungkin berada pada kerugian tertentu ketika batas waktu
diberlakukan. Selain itu, kadang-kadang sulit untuk menentukan apakah kegagalan
tes mereka disebabkan oleh cacat fisik atau defisit kognitif.
Banyak anak palsi serebral berbicara dengan baik dan menggunakan
setidaknya satu tangan dengan baik: modifikasi prosedur administrasi tes mungkin
tidak diperlukan untuk anak-anak ini. Namun, ketika ada keterbatasan fisik yang
serius, modifikasi diperlukan. Pengujian yang membutuhkan kation paling tidak
modis harus dipilih. Gunakan tes kinerja jika anak memiliki penggunaan tangan yang
baik dan kemampuan bicara yang buruk, atau gunakan tes verbal jika sebaliknya.
Prosedur Tes
- Mengatur bahan. Aturan umum adalah untuk mengelola item dari kiri ke
kanan anak dalam urutan yang diberikan dalam manual tes. Bahkan item
demonstrasi harus diatur sedemikian rupa.
- Materi stimulus harus diletakkan di depan anak satu per satu agar anak dapat
melihat balok, kartu, atau materi lainnya dengan jelas.
- Anak harus dapat melihat gerakan lengkap Anda ketika Anda mengatur ulang
materi dalam item demonstrasi, kecuali manual tes mengatakan sebaliknya.
- Pastikan untuk mencatat rentang ar anak segera setelah item selesai.
- Dalam menyusun desain blok sampel, sebaiknya selesaikan satu baris pada
satu waktu, mulai setiap baris di kiri anak dan kerjakan di kanan.
- Pastikan anak dapat dengan mudah menjangkau balok atau bahan rangsang
lainnya.
- Jangan memindahkan materi sampai anak mengatakan bahwa dia telah
menyelesaikan tugasnya.
- Saat mengelola item yang muncul di buklet, Anda tidak perlu memegang
buklet, kecuali jika manual menyatakan demikian. Buklet dapat dibiarkan rata
di atas meja dan halaman (atau kartu) dibalik untuk setiap item berikutnya.
Jauhkan meja pengujian dari semua bahan asing untuk menghindari gangguan
neodless. Kembalikan semua bahan ke kit pengujian segera setelah digunakan.
- Memberikan instruksi dan mengajukan pertanyaan.
- Atur kecepatan membaca dan percakapan Anda dengan usia dan tingkat
kemampuan anak, berusaha untuk kejelasan dan kualitas alami.
- Hindari ekspresi wajah yang tidak biasa atau modulasi dalam suara yang dapat
memberikan isyarat tentang kinerja.
- Instruksi yang digunakan untuk percobaan pertama dari suatu tes dapat
diulang pada percobaan atau item yang berurutan. Tidak diperbolehkan untuk
menjelaskan salah satu kata yang digunakan dalam petunjuk atau pertanyaan
pada berbagai item tes kecuali manual secara eksplisit mengizinkan
penjelasan. Pastikan untuk tidak menambahkan kata tambahan pada instruksi.
Anda harus menjadi begitu akrab dengan bahan uji sehingga Anda dapat
memperkenalkan dan menghapusnya tanpa memutuskan interaksi antara Anda
dan anak.
- Item waktu dan balasan yang mendorong. Pada tes yang memiliki batas
waktu, jangan beri tahu anak-anak berapa banyak waktu yang diberikan untuk
tugas tersebut kecuali jika manual mengatakan sebaliknya.
- Waktunya harus dimulai segera setelah benda itu diperlihatkan kepada anak.
- Mengklarifikasi tanggapan. Jika Anda tidak yakin tentang apa yang dikatakan
seorang anak, mintalah dia untuk mengulangi jawabannya.
- Tujuan dari pertanyaan adalah untuk memperjelas tanggapan yang ambigu.
Respons yang salah jelas tidak boleh diselidiki.
- Hindari memberi anak kesan bahwa tes dihentikan karena kegagalan berulang.
Jika seorang anak meminta untuk mengulang sebagian pertanyaan, ulangi
seluruh pertanyaan.
- Memberikan umpan balik.
- Merekam tanggapan. Jadilah seakurat mungkin. Latihan penilaian dalam
merekam bagian-bagian dari respon yang terbatas relevansinya dengan
pertanyaan tes. Di margin catatan buklet, catatan perilaku yang menarik,
pengamatan lainnyaa, hipotesis, dan informasi lain yang relevan.
- Mencetak tanggapan.
- Contoh penilaian yang ditunjukkan manual tes adalah panduan.
- Mengakui kinerja.
Observasi Informal
Hal ini sering membantu untuk menggabungkan observasi informal
memenangkan pengujian standar. Lebih baik melakukan pengujian formulir terlebih
dahulu karena lebih mudah untuk berpindah dari situasi terstruktur ke situasi tidak
terstruktur daripada sebaliknya. Namun, jangan tumpang tindih, karena Anda
mungkin kehilangan struktur penting dari tes standar.
Berbicara dengan Orang Tua
Menangani situasi kompleks yang melibatkan orang tua dan anak bukanlah
hal yang mudah. Sebagian besar perhatian Anda harus difokuskan pada anak. Anda
mungkin perlu menjadwalkan janji temu terpisah untuk berbicara dengan orang tua
tentang kekhawatiran mereka, informasi apa pun yang Anda butuhkan, atau masalah
yang ingin Anda diskusikan. Ingatlah bahwa Anda adalah sekutu orang tua dalam
memberikan perawatan terbaik bagi anak. Tahan godaan untuk menyalahkan,
mengingat bahwa perilaku apa pun yang Anda lihat adalah produk dari serangkaian
panjang interaksi yang kompleks. Apa pun yang Anda temukan dalam sesi evaluasi
tidak akan berguna kecuali jika pandangan Anda (pada akhirnya) dihormati dan
diterima oleh orang dewasa yang bertanggung jawab atas kesejahteraan anak.
Terakhir, sadari perasaan orang tua.

Anda mungkin juga menyukai