Saat mengevaluasi anak-anak minoritas etnis, pastikan mereka paham akan instruksi dan pertanyaan pada tes. Jika ingin mengulang instruksi atau pertanyaan itu diperbolehkan pada tes manual. Tambahan, saat tes patutnya bertanya lagi ke anak untuk mengulang instruksi atau pertanyaan untuk memastikan mereka paham. Peka atau berhati terhadap aksen yang tidak sesuai standar. Disarankan jika anak-anak salah dengar sebuah kata pastikan untuk mengulang katanya lagi. Untuk membangun sebuah hubungan dengan anak minoritas etnis atau anak dari latar belakang sosial ekonomi yang lebih rendah. Tidak hanya perbedaan artikulasi, kosa kata, dan infleksi, tetapi ada juga perbedaan yang lebih halus dalam ungkapan dan penekanan. Masalah komunikasi menjadi masalah yang menjadi faktor memperumit pengujian dan diagnosis. UJI ANAK-ANAK DENGAN KETERGANGGUAN EMOSI, PEMALU, ATAU NAKAL. Meskipun sebagian besarr anak yang punya emosi terganggu secara emosional tidak akan merasa terancam dengan tes, mereka membutuhkan kesabaran yang lebih ekstra dan usaha dari tester ketika anak-anak sulit untuk diuji, tester harus mempelajari apa yang membuah mereka tidak tahan. Tes dengan tipe-kinerja mungkin akan berguna dalam kasus-kasus dimana anak-anak enggan berbicara. UJI ANAK-ANAK AUTIS Kecacatan yang melekat pada anak-anak autis, seperti kesulitan mereka dalam membangun hubungan sosial, keterampilan komunikasi mereka yang tidak nyambung, dan tanggapan mereka yang tidak biasa terhadap ransangggan sensorik. Ini cenderung menciptakan kesulitan dalam tes dan sulit dalam pemeriksaan tes. Anak-anak akan mungkin menujukkan sedikit atau tidak keinginan untuk melakukan tugas dan berinteraksi dengan tester. Metode normal dari tester sebagai yang mendorong anak, seperti tersenyum, mungkin tidak efektif. Bicaralah perlahan dan sederhana kepada anak autis[. Pastikan tester memiliki perhatian visual anak ketika tester berbicara; isyarat visual membantu anak memperhatikan dan memproses penjelasan tester. Pelajari tentang keterampilan komunikasi anak autis sebelum testing dilakukan, cari tahu sebanyak mungkin tentang keterampilan komunikasi anak dari orangtua, guru, dan observasi kelas tester sendiri. Karena masalah bahasa anak auttis, pilihlah tes yang memberikan ukuran terpisah dari keterampilan bahasa dan nonbahasa atau gunakan baterai yang berisis tes bahasa dan nonbahasa. Baker, 1938 : 1. Keterampilan bahasa reseptif lebih efektif daripada keterampilan bahasa ekspresif. 2. Pengulangan frasa mekanis hafalan atau echolalia tertunda (pengulangan apa yang anda katakan setelah penundaan singkat). 3. Keterampilan bahasa yang didemonstrasikan dalam satu setting mungkin tidak digeneralisasikan ke setting lain. Misalnya suatu objek dapat diidentifikasi dengan benar hanya jika objek tersebut seperti yang dimiliki anak di rumah. 4. Kemampuan bahasa anak mungkin tidak mengikuti pola perkembangan normal atau yang diharapkan. Ketika tester menginterpretasikan hasil tes dan merumuskan rekomendasi, maka pertimbangkan minat anak autis dalam menyelesaikan tugas, kemampuan untuk bekerja secara mandiri, respons terhadap intervensi sosial dna perilaku, kekuatan, dan kelemahannya. UJI ANAK CEDERA OTAK Anak-anak dengan cedera otak mungkin memiliki berbagai reaksi selama tes dilakukan dan menunjukkan berbagai defisit kognitif. Beberapa mungkin bereaksi terhadap tes seperti anak-anak normal, sedangkan yang lain mungkin lebih takut atau pendiam atau menunjukkan emosi yang labil. Jika tester tahu bahwa seorang anak cenderung takut dengan tesnya, maka bersiaplah untuk meluangkan waktu tambahan sebelum tes formal untuk membantu mengurangi kecemasan pada anak. Tester mungkin harus mencoba untuk mendapatkan kepercayaan anak dengan memberikan teka-teki sederhana atau permainan. Perilaku seperti tantrum pada anak yang cedera otak akan menjadi hambatan pada saat tes berlangsung, meskipun itu akan mengganggu maka ada prosesdur yang berguna untuk mengatasi perilaku ketekunan dan penghindaan perilaku ketekunan dan penghindaran perilaku bertahan dan menghindari dapat diminimalkan dengan menggunakan prosedur berikut : 1. Perkenalkan prosedur tes secara perlahan dan santai juga izinkan anak untuk bermain dengan materi teks 2. Hindari saran kekurangan dalam kinerja anak 3. Hindari gerakan atau suara yang tiba-tiba 4. Perkenalkan materi baru secara bertahap meyakinkan anak bahwa kegiatan baru itu akan menyenangkan 5. Ketika reaksi emosional terjadi, jangan terlalu merangsang anak dengan mencoba membujuknya agar merasa lebih baik, berikan jeda untuk memastikan anak mengatasi kecemasannya 6. Jika anak berontak, maka arahkan kembali anak. 7. Jika labilitas emosional menjadi terlalu parah, hentikan tes dan kemudian duduk dnegan tenang atau kembali ke tes yang dilalui anak sebelumnya 8. Ingatkan anak, sesering yang diperlukan tentang instruksi tes tertentu. Ada panduan yang mendorong komunikasi yang lebih baik dengan anak-anak cedera otak yang mengalami gangguan bahasa : 1. Lakukan kontak untuk meningkatkan perhatian dan membantu anak mengambil keuntungan dari isyarat nonverbal 2. Peringatkan anak bahwa komunikasi akan berlangsung, misalnya ucapkan nama anak dandan beberapa kata sapaan sebelum memperkenalkan suatu topik, pertanyaan atau instruksi 3. Bicaralah dengan perlahan dan jelas kepada anak 4. Bicara tentang topik konkret, seperti benda dan orang-orang di lingkungan terdekat. Anak mungkin akan mengalami kesulitan memahami ide-ide abstrak. 5. Jauhkan topik terkait yang sama 6. Gunakan ucapan-ucapan yang pendek dan lengkap secara sintaksis, anak yang cedera otak dengan gangguan bahasa mungkin merespon lebih akurat terhadap ide-ide individu daripada string yang panjang 7. Jeda diantara ucapan untuk memahami dan menafsirkan pesan 8. Periksa pemahaman anak sebelum melanjutkan, ajukan pertanyaan berdasarkan informasi yang disajikan atau tanya anak paham atau tidak dengan informasi yang diberikan 9. Ulangi ide-ide penting dengan beberapa cara. 10. Gunakan isyarat nonverbal untuk meningkatkan komunikasi lisan dan menggabbungkan dengan isyarat nonverbal 11. Ajukan pertanyaan yang memerlukan tanggapan singkat atau yang dapat ditanggapi secara nonverbal 12. Minta anak untuk mengulangi sebuah kata ketika ucapan anak tidak dapat dimengerti atau membingungkan. 13. Dorong anak untuk mengungkapkan ide dalam beberapa cara 14. Dorong anak untuk menggunakan isyarat nonverbal 15. Tunjukkan anak dengan pilihan ganda darimana rspon dapat dipilih 16. Ulangi apa yang dikatakan anak sejauh ini sebagai cara untuk memfokuskan pembicaraan UJI ANAK DENGAN GANGGUAN MENTAL Dalam kasus dimana anak-anak tunagrahita tidak dapat bekerjasama selama pemeriksaan, evaluasi kemungkinan signifikansi adaptif dari perilaku tidak kooperatif. Anak lebih afresif dan sulit untuk diatur, tugas-tugasnya lebih sulit dalam melakukan uji kepada anak dengan gangguan mental. Anak- anak yang keterbelakang mental mungkin sulit untuk dievaluasi. Anak keterbelakangan mental akan sulit untuk dievaluasi karena perilaku yang merangsang mereka sendiri. Mengamati anak cacat ketika anda mengamati seorang anak yang sangat cacat perhatikan hal berikut : - Perhatikan apakah anak memperhatikan hal – hal dalam dirinya di lingkungan? Jika ya, hal apa? Sampai sejauh mana? Berapa lama? - Pergerakan, bagaimana anak berpindah dari satu ruangan ke ruangan lain? Sampai sejauh mana mereka membutuhkan bantuan dalam bergerak? - Handedness, tangan yang disukai apakah anak mengguanakan dua tangan untuk beraktivitas. - Defisit, apa defisit anak - Kekuatan, apa kelebihan anak? - Perilaku kompensasi, perilaku kompensasi apa yang ada? - Reinforcer, hal-hal apa saja yang ada di lingkungan anak berfungsi sebagai penguat? - Tonisitas, bagaimana anda menilai kesehatan umum dan kekuatan fisik anak? - Ketahanan, berapa lama anak dapat mengikuti kegiatan? Seberapa mudah kelelahan muncul? UJI ANAK-ANAK CACAT FISIK Banyak teknik yang digunakan dengan anak-anak normal untuk menguji anak- anak cacat fisik, tetapi penerapannya lebih dituntut digunakan untuk tes anak cacat fisik. Sumber potensi kesulitan dalam menguji anak cacat fisik menimbulkan berbagai masalah. - Pertama, kesan yang salah tentang kemampuan intelektual aanak dapat disebabkan oleh kesulitan komunikasi, seperti gangguan bicara dan pendengaran. - Kedua, karena anak-anak cacat mungkin tidak terbiasa dengan pekerjaan yang terkonsentrasi untuk waktu yang lama, mereka mudah lelah. - Ketigam mungkin sulit unruk memutuskan apakah kesulitan perhatian, jika ada, terkait dengan defisiensi fisik, dengan pengobatan atau dengan defisiensi kognitif. - Keempat, mungkin sulit untuk menjalin hubungan baik dnegan anak-anak cacat fisik yang memiliki ketergantungan tinggi. - Kelima, anak yang cacat fisik mungkin merasakan tekanan yang ekstrim ketika ujian ditentukan waktunya. Evaluasi informal fungsi sensorik. Sebelum anda menguji anak cacat, periksakan penglihatan, pendengaran, kondisi fisik, dan status kesehatan anak. Tanyakan kepada orangtuan dari anak-anak cacat berat tentang tanda, isyarat, atau gerak tubuh yang dipahami atau digunakan oleh anak dan artinya. Pemilihan tes Setelah tester terbiasa dengan masalah anak dan keterbatasan yang terkait dengan kecacatannya, tester harus memilih tes yang sesuai dengan kekuatan dan keterbtasan anak. Mungkin perlu menghilangkan tes atau item yang membutuhkan kemampuan fisikatau sensorik yang tidak dimiliki anak. Pertimbangan pengujian lainnya Saran penting tambahan untuk bekerja dengan anak-anak cacat fisik adalah sebagai berikut : - Rencanakan untuk menilai anak-anak cacat fisik pada lebih dari satu kesempatan dan jika mungkin, dalam setidaknya satu situasi yang akrab bagi anak - Posisikan anak cacat dengan cara yang disukainya - Berikan pujian untuk tanggapan yang benar yang diberikan dalam bentuk komunikasi apapun, termasuk bahasa isyarat, braille, ejaan jari, dan teletouch. - Berbicaralah dengan anak cacat seperti yang tester lakukan kepada anak lain dengan semangat, isi, dan pendekatan yang sama - Bicaralah secara langsung kepada anak yang cacat. - Jangan biarkan kecacatan khusus anak mebiasakan persepsi anda tentang fungsi anak dengan gangguan lainnya. - Jangan mengabaikan perilaku yang tidak sesuai dengan harapan anda UJI ANAK-ANAK DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN Sebelum anda melakukan tes kepada anak tunanetra perlu mengenal sejauh mana anak tunanetra itu, kualitas penglihatan yang dapat digunakan, dan luasnya bidang penglihatan. Skema klasifikasi anak tunanetra dapat diklasifikasikan menurut 3 kelompok besar : 1. Penglihatan tidak berfungsi secara praktis dalam situasi ujian, kelompok ini mencakup buta total 2. Penglihatan dapat digunakan dalam melihat objek besar, menemukan benda uji, atau mengikuti gerakan tangan pemeriksa selama demonstrasi. 3. Visual anak dapat digunakan untuk membaca cetakan secara efisien, tetapi hanya jenisnya yang besar. Penilaian pertimbangan Diperbolehkan untuk menawarkan tangan anda kepada anak-anak tunanetra yang masih kecil untuk membaca mereka ke kantor anda. Beritahu mereka tentang tata letak umum ruangan dan detail lainnya seperti keberadaaan tape recorder, jika ada yang sedang digunakan. Memilih tes. Kola cacat visual tidak terlalu parah, tes kecerdasan seperti WISC-R, Stanford- Binet edisi keempat, WPPSI, DAN WAIS-R dapat digunakan. Jika cacatnya parah berikan hanya item verbal. Namun perlu diingat bahwa kemampuan untuk menjawab bahkan item verbal dapat berkurang jika informasi yang dibutuhkan oleh item bergantung sebagian pada penagalam visual. UJI ANAK-ANAK GANGGUAN PENDENGARAN Definisi gangguan pendengaran adalah istilah umum yang mengacu pada gangguan pendengaran adalah istilah umum yang mengacu pada gangguan pendengaran yang berat. Anak tunarungi adalah anak yang cacat pendengarannya menghalangi keberhasilan pemrosesan informasi lingusitik melalui audisi. Skema klasifikasi Klasifikasi gangguan pendengaran itu didasar dari sejauh mana individu membutuhkan tingkat intensitas suara yang lebih tinggi dari rata-rata untuk mendengar. 1. Gangguan pendengaran minimal (kurang dari 15dB) adalah anak yang sulit dalam pendengaran, tapi masih bisa mendengar samar seperti anak normal lainnya. Maka bisa diberi tes yang sama dengan anak normal lainnya. 2. Gangguan pendengaran ringan (15-30 Db). Anak dengan gangguan pendengaran ringan mungkin tidak dikenali memiliki masalah kecuali masalah komunikasi berkembang, dalam hal ini mereka dapay dirujuk untuk evaluasi audiologis. Prosedur pengujian standar biasanya memuaskan kecuali masalah komunikasi terlihat jelas 3. Gangguan pendengaran sedang ( hilangnya 30-50 Db). Anak dengan gangguan pendengaran sedang mungkin mendengar pembicaraan dalam situasi satu lawan satu tetapi tidak di dalam kelas. Beberapa anak dalam kelompok unu mungkin memerlukan prosedur pengujian khusus karena masalah komunikasi mereka 4. Kehilangan pendengaran yang para (hilangnya 50-80 Db). Anak-anak dengan gangguan pendengaran yang parah hanya mendengar suara bicara yang paling keras. Prosedur tes khusus diperlukan 5. Kehilangan pendengaran yang dalam ( lebih besar dari 80 dB). Anak-anak dnegan gangguan pendengaran berat memang mendengar ucapan. Mereka membutuhkan prosedur pengujian khusus yang dirancang untuk anak-anak yang memiliki gangguan pendengaran berat. Pertimbangan penilaian Sebelum anda memulai penilaian formal anak tunarungu, pertimbangkan jenis kehilangan, tingkat kehilangan, usia dan komponen etiologi. Cobalah untuk mempelajari tentang tingkat fungsi anak yaitu dengan metode yang digunakan anak tersebut. Pemilihan tes. Jika cacat visual tidak terlalu parah, tes kecerdasan seperti WISC-R, Standford- Binet edisi keempatan, WPPSI, DAN WAIS-R dapat digunakan. Jika cacatnya parah, berikan hanya item verbal. Namun, perlu diingat bahwa kemampuan untuk menjawab bahkan item verbal dapat berkurang jika informasi yang dibutuhkan oleh item bergantung sebagian pada pengalaman visual. Hays-Binet Perkins- Binet, dan Blind Learning Aptitude Test juga tersedia untuk mengevaluasi anak-anak tunanetra. TANDA UMUM - Kurangnya respons normal terhadap suara - Kurang perhatian - Kesulitan dalam mengikuti arahan lisan - Gagal merespon saat diajak bicara - Sering meminta agar pembicara mengulangi apa yang telah - kata Intensi pengamatan bibir pembicara (lipreading pembacaan pidato) - Kebiasaan membelokkan satu mobil ke arah speaker Bekam tangan di belakang telinga - Kualitas suara yang tidak biasa (misalnya, monoton) - Ucapan terlalu keras atau terlalu lembut - Pengucapan salah - Artikulasi yang buruk - Sering sakit telinga atau keluar cairan dari telinga CONTOH KEMUNGKINAN KESULITAN PENDENGARAN Mengalami kesulitan membunyikan kata, bunyi demi bunyi; misalnya, kesulitan mengucapkan k-a-t untuk kucing. Dibutuhkan keterampilan komunikasi khusus. Penguji yang bekerja dengan anak-anak tunarungu membutuhkan keterampilan komunikasi khusus. Jika Anda belum menerima pelatihan khusus, bersiaplah untuk ujian anak-anak tunarungu dengan mengamati kelas-kelas untuk tunarungu, perhatikan bagaimana guru berkomunikasi dengan murid-muridnya Penting untuk menggunakan pendekatan komunikasi total dengan anak-anak tunarungu yang akrab dengannya. Pendekatan ini mencakup penggunaan ucapan, bahasa isyarat (sistem komunikasi manual seperti Bahasa Isyarat Anerican atau Bahasa Inggris Isyarat) secara simultan, dan pengejaan jari. Secara umum, dalam memberikan tes kepada anak tunarungu dapat digunakan berbagai teknik, antara lain berbicara, gerak tubuh, pantomime, menulis, isyarat, mengeja jari, dan menggambar. Dalam satu penelitian dengan anak-anak dengan gangguan pendengaran yang parah dan parah, penggunaan pendekatan komunikasi total menghasilkan IQ Skala Kinerja WISC-R tertinggi (Sullivan, 1982). Pendekatan komunikasi total ditemukan lebih unggul dari pantomim dan modifikasi bantuan visual dan pernyataan verbal. Pantomim dan alat bantu visual adalah prosedur administrasi yang lebih buruk, mereka harus digunakan hanya ketika Anda tidak dapat berkomunikasi dalam bahasa isyarat, atau ketika anak tunarungu tidak fasih dalam bahasa isyarat atau modalitas komunikasi khusus lainnya. Akan tetapi, pantomim dan alat bantu visual lebih disukai daripada pemberian verbal saja. Perhatikan tanda-tanda ini selama semua pemeriksaan : - Apakah volume dan nada suara anak sesuai? - Apakah pengucapan anak dapat dimengerti, konsisten, dan sesuai usia? - Apakah bicara anak lancar atau ada jeda yang tidak biasa? - Apakah anak itu mencari kata-kata? - Apakah balasan anak tepat waktu atau ada yang tidak biasa? Efek isyarat visual. Menguji anak-anak dengan gangguan pendengaran membutuhkan keterampilan tingkat tinggi dan berbagai pengalaman dengan anak- anak tunarungu. Karena penglihatan adalah sarana anak-anak tunarungu untuk menerima rangsangan, mereka cenderung mencari petunjuk visual, seperti ekspresi wajah dari gerakan tangan, untuk mendapatkan pemahaman tentang mereka. MENGUJI ANAK-ANAK GANGGUAN PENDENGARAN Pertunjukan. Anda harus menyadari bahwa setiap gerakan yang Anda lakukan dapat memberikan isyarat kepada anak-anak tunarungu. Ekspresi wajah, bukan nada suara, akan menyampaikan suasana hati Anda, dan kerutan atau seringai ketidaksabaran akan segera dicatat dan ditafsirkan secara tidak baik. Tersenyumlah untuk menghargai upaya anak-anak, tetapi tidak untuk menghargai respons yang benar. Masalah pemahaman. Meskipun anak-anak pasangan tuna rungu dapat memberikan kesan mampu memahami arah dan pertanyaan tes, pemeriksaan lebih dekat dapat mengungkapkan bahwa mereka berpura-pura memahami untuk mendapatkan persetujuan Anda. Mereka mungkin telah belajar bagaimana memainkan peran untuk menghindari menghadapi situasi yang berpotensi memalukan. Teknik untuk memberikan instruksi. Anda harus dapat membuat instruksi dipahami tanpa memberikan jawaban yang salah dalam prosesnya. Demonstrasi sederhana terkadang sudah cukup, tetapi demonstrasi itu sendiri dapat menunjukkan jawaban atas masalah tersebut. Jika Anda menggunakan ucapan, pastikan bahwa Anda melihat ke arah anak saat Anda membaca instruksi dan pertanyaan tes dan bahwa anak sedang memperhatikan wajah Anda. Ucapan harus jelas, jelas, dan alami. Pertahankan wajah yang menyenangkan. Pastikan tidak ada penghalang yang menghalangi pandangan anak ke bibir Anda, dan pencahayaan di dalam ruangan sesuai. Anak-anak yang memakai alat bantu dengar harus melakukannya selama pemeriksaan; pastikan alat bantu dengar terpasang. Penggunaan tes standar. Penilaian anak tunarungu menimbulkan masalah khusus. Sulit untuk mencapai ukuran kemampuan yang valid karena banyak tesis memiliki komponen verbal yang besar. Tes berbasis verbal biasanya tidak memberikan gambaran yang akurat tentang tingkat kemampuan mental anak tunarungu. Mereka lebih mungkin untuk mengukur sejauh mana kekurangan bahasa anak tunarungu. Efek isyarat visual. Menguji anak-anak dengan gangguan pendengaran membutuhkan keterampilan tingkat tinggi dan berbagai pengalaman dengan anak- anak tunarungu. Karena penglihatan adalah sarana utama anak tunarungu menerima rangsangan, mereka cenderung mencari petunjuk visual, seperti ekspresi wajah dari gerakan tangan, untuk mendapatkan pemahaman tentang mereka. Tes berorientasi verbal harus digunakan dengan sangat hati-hati, jika ada. Tes kinerja yang dipilih untuk anak-anak yang mengalami gangguan pendengaran tidak boleh bergantung pada arahan verbal Tes dengan waktu mungkin kurang valid untuk anak-anak dengan gangguan pendengaran karena tekanan tambahan dari pengaturan waktu dapat mengganggu kinerja mereka ke tingkat yang lebih besar daripada itu. Tes kinerja representatif meliputi, Skala Kinerja WISC-R, WPPSI, dan WAIS-R; subtes Penalaran Abstrak/Visual dari Stanford Binet: Edisi Keempat, subtes nonverbal dari K ABC; Ujian Kemampuan Sekolah Ontario, Skala Kinerja Internasional Leiter: Tes Kemampuan Belajar Hiskey-Nebraska; subtes nonauditori/nonverbal dari Tes Kemampuan Psikolinguistik Illinois; dan Matriks Progresif Raven. Tes standar yang dirancang untuk anak-anak yang dapat mendengar cenderung menimbulkan kesulitan bagi anak-anak tunarungu karena tes tersebut tidak mempertimbangkan kebutuhan komunikasi yang luar biasa dari anak-anak tunarungu. Modifikasi prosedur standar. Modifikasi dalam prosedur tes untuk anak tunarungu antara lain menghilangkan tes verbal, menambahkan kata-kata yang dicetak atau ditandatangani, dan menggunakan pantomim, demonstrasi, dan komunikasi manual. Modifikasi yang memaksimalkan informasi penilaian termasuk pengujian batas, penguatan tanggapan, berlatih item jenis tes, menghilangkan batas waktu, dan mendemonstrasikan strategi tugas. Dalam memeriksa anak-anak yang mengalami gangguan pendengaran, pilih hanya tes yang paling tepat dan gunakan setidaknya satu ukuran kinerja kemampuan kognitif. Pedoman observasi. Meskipun audiolog dan ahli patologi wicara-bahasa adalah spesialis dalam determinasi menggali keterampilan komunikasi anak tunarungu, psikolog juga melakukan pengamatan, baik untuk mal maupun informal, terhadap keterampilan komunikasi anak. Perhatikan sejauh mana anak mampu memahami percakapan selama pemeriksaan. Jangan berasumsi bahwa kesulitan komunikasi anak-anak yang sulit diatur menunjukkan bahwa mereka memiliki kecerdasan yang terbatas. Sebuah gangguan pendengaran bawaan dapat mengganggu perkembangan berbagai keterampilan yang mungkin atau mungkin tidak berhubungan dengan kemampuan kognitif. Sebuah tujuan penilaian utama. Tujuan utama dalam mengevaluasi anak-anak yang mengalami gangguan pendengaran adalah untuk menentukan sejauh mana kinerja mereka menyerupai anak-anak dengan pendengaran normal atau anak-anak tunarungu. Vernon (1974, p. 209, dengan perubahan notasi) menjelaskan mengapa upaya ini diperlukan: Dengan mengaitkan 10, pendidikan, dan fakta-fakta lain tentang anak tunarungu atau tunarungu, dimungkinkan untuk memperoleh gambaran yang mengungkapkan peran yang dimainkan oleh indera pendengarannya Jika profil remaja mirip dengan yang normal pendengaran, kehilangannya dan cara mengatasinya tidak terlalu melumpuhkan. Sebaliknya, jika profilnya mirip dengan anak tunarungu, maka tes memiliki pengaruh besar pada komunikasi, perkembangan bahasa, dan pendidikan. MENGUJI ANAK CEREBRAL PALSIED Pengujian anak-anak palsi serebral menyajikan kesulitan tertentu. Kemampuan motorik, bicara, visual, dan pendengaran mereka dapat membatasi penerapan tes standar dan membuat hati-hati wajib dalam menafsirkan hasil tes. Karena anak-anak palsi serebral sering melakukan tugas-tugas dengan lambat dan melelahkan, mereka mungkin berada pada kerugian tertentu ketika batas waktu diberlakukan. Selain itu, kadang-kadang sulit untuk menentukan apakah kegagalan tes mereka disebabkan oleh cacat fisik atau defisit kognitif. Banyak anak palsi serebral berbicara dengan baik dan menggunakan setidaknya satu tangan dengan baik: modifikasi prosedur administrasi tes mungkin tidak diperlukan untuk anak-anak ini. Namun, ketika ada keterbatasan fisik yang serius, modifikasi diperlukan. Pengujian yang membutuhkan kation paling tidak modis harus dipilih. Gunakan tes kinerja jika anak memiliki penggunaan tangan yang baik dan kemampuan bicara yang buruk, atau gunakan tes verbal jika sebaliknya. Prosedur Tes - Mengatur bahan. Aturan umum adalah untuk mengelola item dari kiri ke kanan anak dalam urutan yang diberikan dalam manual tes. Bahkan item demonstrasi harus diatur sedemikian rupa. - Materi stimulus harus diletakkan di depan anak satu per satu agar anak dapat melihat balok, kartu, atau materi lainnya dengan jelas. - Anak harus dapat melihat gerakan lengkap Anda ketika Anda mengatur ulang materi dalam item demonstrasi, kecuali manual tes mengatakan sebaliknya. - Pastikan untuk mencatat rentang ar anak segera setelah item selesai. - Dalam menyusun desain blok sampel, sebaiknya selesaikan satu baris pada satu waktu, mulai setiap baris di kiri anak dan kerjakan di kanan. - Pastikan anak dapat dengan mudah menjangkau balok atau bahan rangsang lainnya. - Jangan memindahkan materi sampai anak mengatakan bahwa dia telah menyelesaikan tugasnya. - Saat mengelola item yang muncul di buklet, Anda tidak perlu memegang buklet, kecuali jika manual menyatakan demikian. Buklet dapat dibiarkan rata di atas meja dan halaman (atau kartu) dibalik untuk setiap item berikutnya. Jauhkan meja pengujian dari semua bahan asing untuk menghindari gangguan neodless. Kembalikan semua bahan ke kit pengujian segera setelah digunakan. - Memberikan instruksi dan mengajukan pertanyaan. - Atur kecepatan membaca dan percakapan Anda dengan usia dan tingkat kemampuan anak, berusaha untuk kejelasan dan kualitas alami. - Hindari ekspresi wajah yang tidak biasa atau modulasi dalam suara yang dapat memberikan isyarat tentang kinerja. - Instruksi yang digunakan untuk percobaan pertama dari suatu tes dapat diulang pada percobaan atau item yang berurutan. Tidak diperbolehkan untuk menjelaskan salah satu kata yang digunakan dalam petunjuk atau pertanyaan pada berbagai item tes kecuali manual secara eksplisit mengizinkan penjelasan. Pastikan untuk tidak menambahkan kata tambahan pada instruksi. Anda harus menjadi begitu akrab dengan bahan uji sehingga Anda dapat memperkenalkan dan menghapusnya tanpa memutuskan interaksi antara Anda dan anak. - Item waktu dan balasan yang mendorong. Pada tes yang memiliki batas waktu, jangan beri tahu anak-anak berapa banyak waktu yang diberikan untuk tugas tersebut kecuali jika manual mengatakan sebaliknya. - Waktunya harus dimulai segera setelah benda itu diperlihatkan kepada anak. - Mengklarifikasi tanggapan. Jika Anda tidak yakin tentang apa yang dikatakan seorang anak, mintalah dia untuk mengulangi jawabannya. - Tujuan dari pertanyaan adalah untuk memperjelas tanggapan yang ambigu. Respons yang salah jelas tidak boleh diselidiki. - Hindari memberi anak kesan bahwa tes dihentikan karena kegagalan berulang. Jika seorang anak meminta untuk mengulang sebagian pertanyaan, ulangi seluruh pertanyaan. - Memberikan umpan balik. - Merekam tanggapan. Jadilah seakurat mungkin. Latihan penilaian dalam merekam bagian-bagian dari respon yang terbatas relevansinya dengan pertanyaan tes. Di margin catatan buklet, catatan perilaku yang menarik, pengamatan lainnyaa, hipotesis, dan informasi lain yang relevan. - Mencetak tanggapan. - Contoh penilaian yang ditunjukkan manual tes adalah panduan. - Mengakui kinerja. Observasi Informal Hal ini sering membantu untuk menggabungkan observasi informal memenangkan pengujian standar. Lebih baik melakukan pengujian formulir terlebih dahulu karena lebih mudah untuk berpindah dari situasi terstruktur ke situasi tidak terstruktur daripada sebaliknya. Namun, jangan tumpang tindih, karena Anda mungkin kehilangan struktur penting dari tes standar. Berbicara dengan Orang Tua Menangani situasi kompleks yang melibatkan orang tua dan anak bukanlah hal yang mudah. Sebagian besar perhatian Anda harus difokuskan pada anak. Anda mungkin perlu menjadwalkan janji temu terpisah untuk berbicara dengan orang tua tentang kekhawatiran mereka, informasi apa pun yang Anda butuhkan, atau masalah yang ingin Anda diskusikan. Ingatlah bahwa Anda adalah sekutu orang tua dalam memberikan perawatan terbaik bagi anak. Tahan godaan untuk menyalahkan, mengingat bahwa perilaku apa pun yang Anda lihat adalah produk dari serangkaian panjang interaksi yang kompleks. Apa pun yang Anda temukan dalam sesi evaluasi tidak akan berguna kecuali jika pandangan Anda (pada akhirnya) dihormati dan diterima oleh orang dewasa yang bertanggung jawab atas kesejahteraan anak. Terakhir, sadari perasaan orang tua.