DI GLORIA MOTOR
DENGAN JUDUL
Laporan ini di buat salah satu bahan penanggung jawaban penulis selama
NISN. 0059922803
DENGAN JUDUL
ii
HALAMAN PENGESAHAN SEKOLAH
DENGAN JUDUL
Mengetahui
Kepala SMKN 1 Sumatera Barat
Zulkifli, S.Pd
NIP. 19670430 199802 1 001
iii
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan Industri ii
Halaman Pengesahan Sekolah iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi v
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Pelaksanaan PKL 1
B. Dasar Hukum Pelaksanaan PKL 2
C. Prinsip-prinsip Pelaksanaan PKL 3
D. Tujuan PKL 3
E. Manfaat PKL 4
F. Ruang Lingkup PKL 5
BAB II TINJAUAN PERUSAHAAN 6
A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan 6
B. Lokasi Perusahaan 6
C. Struktrur Organisasi Perusahaan 7
BAB III SERVIS BERKALA 10.000 KM 8
A. Pengertian Servis Berkala 10.000 KM 8
B. Kegunaan Servis Berkala 10.000 KM 8
C. Langkah Kerja Servis Berkala 10.000 KM 9
D. Keselamatan Kerja 13
BAB IV PENUTUP 16
A. KESIMPULAN 16
1. Kesimpulan Pelaksanaan PKL 16
2. Kesimpulan 10.000 KM Servis Berkala 16
B. SARAN 16
1. Saran Untuk Pihak Sekolah 16
2. Saran Untuk Pihak Industri 16
DAFTAR KEPUSTAKAAN 17
LAMPIRAN-LAMPIRAN 17
v
BAB I
PENDAHULUAN
Meskipun secara umum inpres ini ditunjukan kepada para Menteri Kabinet
Kerja, Kepala Badan Nasional Sertifikasi Profesi, dan para Gubernur. Dalam
inpres tersebut, Presiden memberikan pengesahan khusus kepada 11
Kementerian/Lembaga yaitu: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Riset,
Menteri Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Menteri Perindustrian, Menteri
Ketenagakerjaan, Menteri Perhubungan, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri
ESDM, Menteri Kesehatan, Menteri Keuangan dan Kepala Badan Nasional
Sertifikasi Profesi.
1
Penugasan oleh Presiden dalam Inpres Nomor 9 Tahun 2016, yang erat
kaitannya dengan dunia SMK adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan
Menteri perindustrian. Diantara tugas kedua Kementerian tersebut adalah
meningkatkan kerja sama dengan dunia usaha untuk memberikan akses yang lebih
luas bagi siswa SMK untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan(PKL) dan
program magang bagi pendidik dan tenaga kependidikan SMK. Mendorong
industri untuk memberikan dukungan dalam pengembangan teaching factory dan
infrastruktur serta mempercepat penyelesaian SKKNI.
2
7. Intruksi Presiden No. 9 Tahun 2016 tentang Repitalisasi Sekolah
Menengah Kejuruan dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing
Sumber Daya Manusia Indonesia.
8. Peraturan Mentri Perindustrian No. 03/M-IND/PER/1/2017 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan
Berbasis Kompetensi yang link and match dengan industri.
9. Peraturan Mentri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. 36 Tahun 2016
tentang Penyelenggaraan Pemagangan di Dalam Negeri.
10. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 60
Tahun 2014 tentang kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliah Kejuruan.
11. Kepurusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
Kemendikbud No. 4678/D/KEP/MK/2016 tentang Spektrum Keahlian
Menengah Kejuruan.
12. Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
Kemendikbud No. 130/D/KEP/KR/2017 tentang Spektrum Keahlian
Menengah Kejuruan.
C. Prinsip-prinsip Pelaksanaan PKL
3
4. Memperhatikan peraturan yang ada dan hakikat tujuannya, PKL dapat
diperluas menjadi bentuk magang, yaitu perpaduan kegiatan belajar dan
bekerja di dunia usaha / dunia industri dalam satu kesatuan untuk
mencapai tingkat keahlian propesional tertentu.
5. Dengan pengaturan oranisasi dan pola penyelenggaraan pendidikan SMK
dapat menyelenggarakan proses pembelajaran Sebagian atau seluruh
komponen keahlian kejuruan dalam bentuk Latihan dunia kerja.
6. Untuk mengoptimalkan kegiatan PKL sebagai wahan belajar peserta didik,
SMK perlu membentuktim khusus yang dapat menangani secara
propesional dan terkoordinasi dengan kegiatan-kegiatan lain, seperti Unit
Produksi, kerjasama dengan Dunia Usaha dan Sertifikasi Keahlian.
7. Perlu di rancang suatu system yang dapat menjamin pelaksanaan kegiatan
secara terarah, efektif dan terkendali, seperti adanya buku Panduan PKL.
8. Proses pembimbingan dan penetapan keberhasilan peserta didik yang
melaksanakan PKL, di atur dan di tetapkan bersama antara sekolah dan
dunia usaha / dunia industry tempat PKL.
D. Tujuan PKL
Program PKL di susun bersama antara SMK dan DUDI yang menjadi
instusi / Industri Pasangan (IP) dalam pelaksanaan PKL untuk memenuhi
kebutuhan peserta didik sebagai peserta PKL, sekaligus sebagai wahana
berkonstribusi bagi DUDI terhadap upaya peningkatan kualitas pendidikan SMK.
Tujuan PKL antara lain sebagai berikut :
1. Memberikan Pengalaman Kerja Langsung (Real) kepada peserta didik
dalam rangka menanamkan (Internalize) iklim kerja positif yang
berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja.
2. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membangun dan
mengembangkan kepribadian nya yang berkarakter sesuai dengan nilai-
nilai positif yang tumbuh dan diperlukan oleh masyarakat, khusus nya di
dunia kerja yang ditekuni.
4
3. Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasuki
dunia kerja sesuai tuntutan pasar kerja global.
4. Memenuhi hal-hal yang belum di penuhi di sekolah agar mencapai
keutuhan standar kompetensi lulusan.
5. Mengaktualisasi salah satu bentuk aktifitas dalam penyelenggaraan model
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) antara SMK dan Instusi Pasangan yang
memadukan secara sistematis dan sistemik program Pendidikan di Sekolah
dan Program Pelatihan Penguasaan Keahlian di Dunia Kerja (DUDI).
6. Memberi motivasi peserta didik untuk berwira usaha.
7. Mengharapkan terjadinya penyerapan perkembangan teknologi dari dunia
usaha / dunia industri kesekolah dan sebaliknya.
8. Memberi masukan dan umpan balik, guna memperbaiki dan
mengembangkan sera kesesuaian pendidikan kejuruan dengan kebutuhan
tenaga kerja dilapangan.
9. Memberi peluang untuk pemasaran dan penelusuran lulusan.
E. Manfaat PKL
1. Manfaat bagi peserta didik
a. Mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang telah di peroleh di
sekolah.
b. Menambah wawasan mengenai dunia kerja khusus nya berupa
pengalaman langsung (Real) dalam rangka menanamkan iklim
kerja positif yang berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil
kerja.
c. Menambah dan meningkatkan kompetensi serta menanamkan etos
kerja yang tinggi sesuai budaya industri.
d. Memperkuat kemampuan produktif sesuai dengan kompetensi
keahlian yang dipelajari.
e. Mengembangkan kemampuan sesuai dengan bimbingan / arahan
industri dan dapat berkontribusi kepada dunia kerja.
f. Memperkuat kepribadiannya yang berkarakter sesuai dengan
tuntutan nilai-nilai yang tumbuh dari budaya industry.
5
2. Manfaat bagi sekolah
a. Terjalinnya hubungan kerja sama yang saling menguntungkan
antara sekolah dan dunia kerja (DUDI).
b. Meningkatkan kualitas lulusan melalui pengalaman langsung
selama PKL.
c. Meningkatkan relefansi dan efektifitas program sekolah melalui
singkronisasi kurikulum, proses pembelajaran, teaching factory,
dan pengembangan sarana dan prasarana praktik berdasarkan hasil
pengalaman di tempat PKL.
d. Merealisasikan program penguatan Pendidikan karakter berbasis
masyarakat secara terencana dan implementatif, khususnya nilai-
nilai karakter budaya industri salah satu bentuk implementasi
Peraturan Pemerintah No.87 Tahun 2017 tentang Peningkatan
Pendidikan Karakter.
3. Manfaat bagi Dunia Kerja
a. Dunia Kerja (DUDI) lebih di kenal oleh masyarakat, khusunya
masyarakat sekolah sehingga dapat wahana dalam promosi produk.
b. Adanya masukan positif dan konstruktif dari SMK untuk
perkembangan DUDI.
c. Dunia Kerja (DUDI) dapat mengembangkan proses dan produk
melalui optimalisasi peserta PKL.
d. Mendapatkan calon tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan
kebutuhannya.
e. Meningkatkan citra positif DUDI karena dapat berkonstribusi
terhadap dunia pendidikan sebagai implementasi dari Instruksi
Presiden No.9 Tahun 2016.
F. Ruang Lingkup PKL
Pelaksanaan PKL mencakup serangkaian fase kegiatan yang membantu
mengartikulasikan peran peserta didik, guru pembimbing dan pembimbing
industri selama proses PKL
6
Ruang Lingkup PKL yang di adaptasi dari Hansman (2001) meliputi :
1. Tahap I : Pengamatan
Peserta didik mengamati kinerja (Pengetahuan, Keterampilan, sikap kerja,
dan nilai-nilai karakter budaya industri) dari suatu kegiatan di tempat
PKL, kemudian merencanakan mengartikulasikan nya dalam suatu
kegiatan nyata / real.
2. Tahap II : Meniru Tindakan
Peserta didik meniru Tindakan berupa keterampilan, sikap kerja dan
nilai-nilai karakter yang di lakukan oleh pekerja / staff DUDI /
pembimbing indusri. Peserta didik mencoba kegiatan yang memungkinkan
membandingkan apa mereka lakukan dengan dilakukan para ahli.
3. Tahap III : Kerja dengan Bantuan dan Pengawasan
Peserta didik mulai bekerja / beroperasi secara lebih rinci di bawah
pengawasan dan bantuan pembimbing industri. Mereka bekerja sesuai
standar tempat kerja. Kemampuan peserta didik meningkat melalui
bantuan ahli atau pembimbing industri.
4. Tahap IV : Bekerja Mandiri
Peserta didik hanya meminta bantuan jika diperlukan. Peserta didik
mencoba tindakan nyata berupa keterampilan, sikap kerja, dan nilai-nilai
karakter budaya industri di dunia kerja (DUDI), namun tetap membatasi
dirinya untuk lingkup tindakan di lapangan yang di pahami. Peserta didik
melakukan tugas yang sebenarnya dan hanya mencari bantuan bila
diperlukan dari ahli.
5. Tahap V : Aktualisasi dan Eksplorasi
Peserta didik melakukan aktualisasi dan eksplorasi dalam menerapkan
pengetahuan, keterampilan, sikap kerja, dan nilai-nilai karakter budaya
industri yang sudah di milik. Dalam tahap ini peserta didik memberikan
tanggapan terhadap pengembangan metode kerja, prosedur kerja, formula
dan lain-lain yang di gunakan di dunia kerja (DUDI).
7
BAB II
TINJAUAN PERUSAHAAN
B. Struktur Perusahaan
KEPALA BENGKEL
Deri Septiadi
MEKANIK
1. Reno Ikhsan
2. Ivan
8
BAB III
SERVIS BERKALA 10.000 KM
A. Pengertian Servis Berkala
Servis berkala 10000 km ini merupakan priode servis yang palung cepat
karna dilakukan penggantian oli mesin di ikuti juga penggantian filter
oli ,umumnya pabrikan mobil menganjurkan penggantian oli mesin setiap 10000
km atau sekali 6 bulan,namun ada juga pendapat pergantian sebaiknya lebih cepat
yakni 5000 km atau 3 sampai 4 bulan.
Periode pergantian oli akan lebih cepat jika oli yang digunakan jenis semi
sintetik,berbeda dengan oli full sintetik yang bisa lebih lama,oli juga harus diganti
lebih cepatjika rute sehari hari melewati daerah yang padat lalu lintas atau daerah
perkotaan,padaservis periode ini biasanya juga sekalian di lakukan pengecekan
rem,sistem sitering,dan kopling terakhir ada pengecekandan penambahan air
radiator [coolant] ,air aki,air wiper,dan minyak rem.
B. Tujuan Servis Berkala 10.000 Km
a. Kendaran selalu dalam kondisi optimal dan selalu siap di operasikan
Kapanpun dan dimanapun kendaraan akan digunakan, kendaraan selalu siap
dioperasikan. Kendaraan membantu kelancaran transportasi orang maupun
barang. Dengan kondisi selalu siap, kendaraan merupakan faktor yang
menguntungkan, bukan merugikan. Apalagi kalau dikaitkan dengan kepentingan
bisnis, kendaraan sangat berpengaruh terhadap kelancaran bisnis.
b. Biaya Operasional yang hemat Semakin lengkap dan teliti servisnya,
semakin panjang umur kendaraan dan akhirnya semakin rendah biaya operasional
kendaraan tersebut.
c. Keamanan dan Keselamatan Semakin teliti perawatan kendaraan, maka
keamanan dan keselamatan operasi kendaraan akan semakin pasti dan terjamin.
Banyak pekerjaan kontrol dan diagnosa yang harus dilakukan pada servis
kendaraan. Kelalaian pada pengontrolan akan menaikkan resiko gangguan dan
kerusakan yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Penting untuk diketahui
bahwa kekurangan pekerjaan pengontrolan pada saat servis kendaraan dapat
9
mengakibatkan kecelakaan yang serius, minimal kendaraan bisa mogok di tengah
perjalanan.
d. Unttuk kerja dan kenyamanan yang optimal Hanya kendaraan yang dirawat
dengan baik yang dapat menampilkan unjuk kerja dan kenyamanan yang optimal.
C. Manfaat Servis Berkala 10.000 Km
Manfaat yang Anda dapatkan apabila melakukan servis berkala pada
kendaraan yaitu kondisi mesin kendaraan akan selalu dalam performa yang
maksimal. Seiring dengan pemakaian kendaraan untuk keperluan sehari-hari,
pastinya beberapa komponen akan mengalami perubahan. Misalnya seperti
saringan udara menjadi kotor, busi menjadi aus, atau kampas rem yang semakin
tipis. Pada perawatan berkala, komponen tersebut dilakukan pembersihan atau
penyetelan kembali. Jika ada part mobil yang tidak dapat berfungsi maka akan
dilakukan penggantian. Dengan begitu maka kondisi mesin mobil akan selalu
dalam kondisi yang maksimal.
Dengan melakukan perawatan kendaraan secara rutin, maka semua sistem
bisa dipastikan bekerja dengan baik. Jika kendaraan selalu dalam kondisi yang
baik maka pengendara akan terhindar dari perasaan was-was. Berkendara pun
menjadi lebih tenang dan nyaman.
Manfaat lainnya adalah dapat mengurangi beban pengeluaran yang lebih
besar. Jika masalah pada kendaraan dapat terdeteksi lebih awal sebelum terjadi
kerusakan yang lebih parah dan lebih banyak. Hal ini cukup penting karena pada
mobil banyak berbagai system yang saling berkaitan. Dengan mengetahui
kondisi lebih awal maka Anda bisa mengatur pengeluaran untuk penggantian
komponen yang rusak tersebut.
Mobil mogok di jalan menjadi hal yang paling dihindari bagi pengendara.
Dengan melakukan servis berkala maka kondisi tersebut dapat diminimalisir.
Kendaraan yang tibna-tiba mogok bisa disebabkan oleh berbagai hal. Misalnya
seperti kondisi aki yang lemah, aliran bahan bakar yang tidak lancar, sistem
pengisian yang tidak normal, minyak kopling habis, dll. Selain itu, resiko akan
adanya kerusakan juga dapat dikurangi sehingga umur kendaraan juga menjadi
lebih lama.
10
Sebagai pengguna jalan raya, ada syarat yang harus dipenuhi untuk bisa
mengemudikan kendaraan di jalan raya. Misalnya seperti melakukan uji emisi
untuk menekan tingkat polusi udara. Jika tidak melakukan oerawatan secara rutin
maka kendaraan Anda akan sulit memenuhi peraturan tersebut.
C.Bahan Dan Alat
a)Bahan
1.air accu
2.oli mesin
3.filter oli
b)Alat
1.kunci ring (double box end)
2.kunci pas (double open end)
3.kunci soket (socket spanner)
4.obeng (screw drive)
A. LANGKAH KERJA SERVIS BERKALA 10.000 KM
1. Langkah Pertama
11
2. Langkah Kedua
Memasang kaki car lift,serta melonggarkan baut pada roda kendaraan untuk
mempermudah nantinya membuka roda. Mengunnakan kunci roda / kunci
shock 21” serta tangkai L dan sambungan pendek.
4. Langkah Keempat
12
Langkah kerjanya yaitu, membuka tromol lalu mengamplas brake shoe
lalu bersihkan menggunakan gun angin, setelahnya olesakan gemok menggunakan
filler gauge ke 3 titik dan stel ketinggian rem tangan menggunakan obeng min.
Bila tromol rem tergores tromol rem dibubut sampai pada batas diameter
maksimum Hasil nya ketebalan kanvas dan tromol masih baik standar,
Pemerikasaan Pad dan Piringan Rem.
13
5. Langkah Kelima
14
tampungan oli,setelah oli terbuang bukalah saringan oli dengan menggunakan
kunci filter oli dan pasanglah dengan saringan yang baru,saringan oli bisa saja
tidak sama dengan posisi baut.
Setelah selesai menguras oli turunkan lah car lift atau mobil,dan bukalah tutup oli
yang terletak di bagian atas atau di cover head,dan masukan oli baru.
7. Langkah ketujuh.
15
Gambar 10. fuel filter
8. Langkah finishing
Setelah selesai periksa air-air seperti air radiator,air wiper,dan air aki setelah
Selesai pengecekan air bersihkanlah saringan udara pada mobil lalu bersihkanlah
bagian-bagian mesin. Setelah itu momenlah baut roda mobil dan periksa tekanan
angin pada ban.
B. Keselamatan Kerja
Pengertian K3 Menurut Mondy (2008) keselamatan kerja adalah
perlindungan karyawan dari luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang
terkait dengan pekerjaan. Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari
lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik,
terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan
pendengaran. (Ardisukma, 2013) Sedangkan kesehatan kerja menurut Mondy
(2008) adalah kebebasan dari kekerasan fisik. Resiko kesehatan merupakan
faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang
ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosi atau gangguan fisik.
(Ardisukma, 2013) Beberapa pendapat mengenai pengertian keselamatan dan
kesehatan kerja antara lain:
a) Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah
suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan
baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan
manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat
adil dan makmur.
16
b) Menurut Suma’mur (2001), keselamatan kerja merupakan rangkaian
usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para
karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
c) Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi
keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita
bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin,
peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja
d) Mathis dan Jackson (2002), menyatakan bahwa Keselamatan adalah
merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang
terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk
pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.
e) Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000),
mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi
dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya,
perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau
tempat kerja tersebut.
Jackson (1999), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja
menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja
yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.
Dari beberapa pernyataan para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa kesehatan
dan keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman
untuk para pekerja, perusahaan, maupun masyarakat sekitar. Kesehatan dan
keselamatan kerja merupakan upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja menuju pada kondisi kondisi fisiologis-fisikal
dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang
disediakan oleh perusahaan. Jika sebuah perusahaan melaksanakan tindakan-
tindakan keselamatan dan kesehatan yang efektif, maka lebih sedkit pekerja yang
menderita cedera atau penyakit jangkapendek maupun jangka panjang sebagai
akibat dari pekerjaan mereka diperusahaan tersebut.
(Andiani, 2016) Kondisi fisiologis-fiskal meliputih penyajit penyakit-
penyakit kecelakaan kerja seperti kehilangan nyawa atau anggota badan, cidera
17
yang diakibatkan gerakan yang berulang, sakit punggung, sindrom karpaltunnel,
penyakit-penyakit kardiovaskular, berbagai jenis kanker seperti kanker paru-paru
dan leukemia, emphysema,serta arthritis. Kondisi- kondisi lain yang diketahui
sebagai akibat dari tidak sehatnya lingkungan pekerjaan meliputih penyakit paru-
paru putih, penyakit paru-paru coklat, penyakit paru-paru hitam, kemandulan,
kerusakan sistem syaraf pusat dan bronghitis kronis. (Andiani, 2016) Kondisi-
kondisi fisikologis diakibatkan oleh stress pekerjaan dan kehidupan kerja yang
berkualitas rendah. Hal ini meliputih ketidakpuasan, sikap apatis, penarikan diri,
penonjolan diri, pandangan sempit, menjadi pelupah, kebingungan terhadap peran
dan kewajiban, tidak mempercayai orang lain, bimbang dalam mengambil
keputusan, kurang perhatian, mudah marah, selalu menunda pekerjaan dan
kecenderungan untuk mudah putus asah terhadap hal-hal yang remeh. (Andiani,
2016).
Penerapan K3 di Perusahaan Kecelakaan adalah kejadian yang tidak
terduga dan tidak diharapkan. Tidak terduga oleh karena latar belakang peristiwa
itu tidak terdapat adanya unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk
perencanaan.Terjadinya kecelakaan kerja dimulai dari disfungsi manajemen
dalam upaya penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Ketimpangan
tersebut menjadi penyebab dasar terjadinya kecelakaan kerja. Dengan semakin
meningkatnya kasus kecelakaan kerja dan.kerugian akibat kecelakaan kerja, serta
meningkatnya potensi bahaya dalam proses produksi, dibutuhkan pengelolaan K3
secara efektif, menyeluruh, dan terintegrasi dalam manajemen perusahaan. faktor
penyebab kecelakaan kerja disebabkan oleh faktor manusia (unsafe human acts),
berupa tindak perbuatan manusia yang tidak mengalami keselamatan seperti tidak
memakai Alat Pelindung Diri (APD), bekerja tidak sesuai prosedur, bekerja
sambil bergurau, menaruh alat atau barang tidak benar, sikap kerja yang tidak
benar, bekerja di dekat alat yang berputar, kelelahan, kebosanan dan sebagainya.
Selain faktor manusia juga disebabkan faktor lingkungan (unsafe
condition), berupa keadaan lingkungan yang tidak aman, seperti mesin tanpa
pengaman, peralatan kerja yang sudah tidak baik tetapi masih dipakai, penerangan
yang kurang memadai, tata ruang kerja tidak sesuai, cuaca, kebisingan, dan lantai
18
kerja licin. Pengendalian risiko yang dapat dilakukan pada risiko terjadinya
kecelakaan kerja adalah inspeksi K3 harian untuk pemakaian APD (Alat
Pelindung Diri) lengkap, memperketat pengawasan manajemen terhadap pekerja
yang tidak memakai alat pelindung diri, menyediakan dan melengkapi rambu–
rambu keselamatan di proyek konstruksi. Manajemen K3 dalam organisasi yang
efektif dapat membantu untuk meningkatkan semangat pekerja dan
memungkinkan mereka memiliki keyakinan dalam pengelolaan Jenis-jenis
kecelakaan yang terjadi pada bidang industri konstruksi adalah antara lain sebagai
berikut:
1. Jatuh terpeleset.
2. Kejatuhan barang dari atas.
3. Terinjak.
4. Terkena barang yang runtuh atau roboh.
5. Kontak dengan suhu panas atau suhu dingin.
6. Terjatuh, dan terguling.
7. Terjepit, dan terlindas.
8. Tertabrak.
9. Tindakan yang tidak benar.
10. Terkena benturan keras.
19
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
20
b. Dalam pembekalan materi fisik maupun mental agar lebih ditingkatkan
terutama untuk pembinaan mental siswa/i.
2. Saran Untuk Pihak Industri
a. Diharapkan agar kerjasama antara sekolah dengan perusahaan lebih
ditingkatkan dengan banyak memberi peluang kepada siswa/i SMK
untuk Praktik Kerja Industri (PRAKERIN).
b. Untuk para karyawan lebih ditingkatkan lagi motivasi dan
kedisiplinannya dalam bekerja.
21
Daftar Kepustakaan
Riadi,muchlisin(2021-03-26). (praktik kerja lapangan (pengertian,tujuan,manfaat,
Pelaksanaan dan penilaian)’. Kajian Pustaka. diakses tanggal 2022-09-18
https://id.wikipedia.org/wiki/pelatihan_kerja_lapangan
https://th.bing.com/th/id/OIP.oCqhuej5z7KWEyz6UzAFhwHaHT?
w=173&h=180&c=7&r=0&o=5&pid=1.7
https://id.wikipedia.org/wiki/kesehatan_dan_keselamatan_kerja
22
Lampiran-Lampiran
23