Anda di halaman 1dari 20

PMK No.

65/2020
Subsidi Bunga UMKM
Lucas S. Muliawan, Drs.MBA.CRBD.CPHR.CHRM
Jl.Batununggal Indah Bandung
Telp/HP 0811228451 (WA, LINE)
lucassmulia@ymail.com,
-S1Universitas Padjajaran Bandung (Drs)
-S2 University of Leicester England (MBA)
-Sertifikasi Manajemen Risiko Bank Umum
-Certif Direktur BPR 2007
-Certified Profess Hmn Resources (CPHR)
-Certified Human Resources Manager (CHRM)

23 Tahun di Perbankan, Capital Markets and Restructuring Board


-17 Tahun di Bank Umum (5 Bank Umum; Vice President)
-10 Tahun di BPR (Direktur Utama, Penasihat, Konsultan)
-5 Tahun Konsultan BPR (Izin Baru, Akuisisi, SOP, Manajemen,dll)
Konsultan Bank Indonesia dan GTZ/GIZ
-5 Tahun Fasilitator, Penulis Materi dan Bahan Uji CERTIF BPR
-5 Tahun Fasilitator BPR di seluruh Indonesia
-Trainer Auto 2000, Suzuki Indomobil, Hino Indomobil, Honda
TUJUAN WORKSHOP :
1.Memahami Berbagai
Regulasi Terkait Dampak
Pandemi C-19

2.Melaksanakan PMK
65/2020 Subsidi Bunga
UMKM

3.Memberikan Informasi
kepada Debitur UMKM &
Kelayakan mendapatkan
Subsidi Bunga Pemerintah
SKEMA PENANGANAN PANDEMI C-19 SEKTOR KEUANGAN (BPR/S)

POJK
PANDEMI C-19 11/2020
POJK
OJK
18/2020
DAMPAK POJK
EKONOMI, SOSIAl, PERPU 34/2020
PERBANKAN, dll
1/2020
PMK
64/2020
PERPU 1/2020
PP No.23/2020
09 Mei 2020
DEPKEU
31 Maret 2020 PMK
65/2020
Kewenangan dan Pelaksanaan Kebijakan Oleh Perpu
No. 1 Tahun 2020
KEWENANGAN OJK BERSAMA
KEWENANGAN OJK
LEMBAGA LAINNYA

Dalam hal pemberian pinjaman jangka Memerintahkan Lembaga Jasa Keuangan


pendek oleh BI: untuk melakukan/ menerima
-OJK melakukan penilaian terkait penggabungan, peleburan,
pemenuhan persyaratan/kecukupan pengambilalihan, integrasi dan/ atau
solvabilitas dan tingkat kesehatan Bank konversi dan memberikan sanksi atas
sistemik atau Bank selain Bank sistemik; pelanggarannya
-BI Bersama OJK melakukan penilaian
mengenai kecukupan agunan dan perkiraan Mengecualikan prinsip keterbukaan di
kemampuan pengembaliannya. bidang Pasar Modal dalam rangka
pencegahan dan penanganan dalam krisis
OJK bersama LPS meningkatkan intensitas sistem keuangan untuk menghindari
persiapan bersama untuk penanganan dampak negatif dari pelaksanaan prinsip
permasalahan solvabilitas bank termasuk disclosure
melakukan pertukaran data dan informasi
terkini dan/atau pemeriksaan bersama. Memberikan izin untuk LJK dapat
membuka ruang pelaksanaan Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS)
dengan sistem elektronik;

Memberikan perlindungan hukum bagi


pengawas sektor jasa keuangan dalam
rangka melaksanakan tugas dan
wewenangnya dan mengambil langkah
pengawasan

Sumber : ojk.go.id 9
RISIKO LIKUIDITAS RISIKO OPERASIONAL

RISIKO KREDIT RISIKO KEPATUHAN

RISIKO STRATEGIS RISIKO REPUTASI


RISIKO KREDIT

1. Berpotensi terjadi moral hazard di masyarakat untuk


tidak membayar angsuran padahal yang bersangkutan
masih mempunyai kemampuan untuk membayar
angsuran, hal ini menyebabkan kualitas kredit Industri
BPR – BPRS memburuk pada masa yang akan datang.
2. Industri BPR – BPRS berpotensi tidak mampu
melakukan penyisihan dan pencadangan risiko kredit
sesuai dengan ketentuan regulasi.
3. Peningkatan Kredit atau pembiayaan bermasalah
karena penurunan penghasilan akibat masyarakat
tidak dapat bekerja normal baik UMKM maupun
Nasabah Lainnya.
4. Menurunnya kemampuan BPR-BPRS dalam
menghasilkan pendapatan kredit atau pembiayaan
akibat penundaan pembayaran dan restrukturisasi
pembiayaan.
7
REGULASI ANTISIPASI
RISIKO KREDIT DAMPAK
RELAKSASI PANDEMI C-19 BPR/S POJK
11/2020

RESTRUKTURISASI RISIKO
KREDIT
C-19
PMK POJK
65/2020 34/2020
SUBSIDI BUNGA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 65 /PMK.05/ 2020

TENTANG
TATA CARA PEMBERIAN SUBSIDI
BUNGA/ SUBSIDI MARGIN UNTUK
KREDIT/ PEMBIAYAAN USAHA MIKRO,
KECIL, DAN MENENGAH
DALAM RANGKA MENDUKUNG
PELAKSANAAN PROGRAM PEMULIHAN
EKONOMI NASIONAL

Sepengetahuan Penagihan
Didaftarkan
& Persetujuan Diajukan Oleh
Oleh Debitur
Debitur BPR
Pasal 2
Subsidi Bunga/ Subsidi Margin diberikan kepada Debitur Usaha Mikro,
Usaha Kecil, dan Usaha Menengah, dengan plafon Kredit/ Pembiayaan
paling tinggi Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)

(1)Debitur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 harus


memenuhi kriteria:
a. Memiliki Baki Debet Kredit/ Pembiayaan sampai dengan 29
Februari 2020;
b. tidak termasuk dalam Daftar Hitam Nasional;
c. memiliki kategori performing lonn lancar (kolektibilitas l atau 2)
dihitung per 29 Februari 2020; dan
d. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak atau mendaftar untuk
mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak.

Dalam hal Debitur memiliki plafon Kredit/ Pembiayaan kumulatif di atas


Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) harus memperoleh
restrukturisasi dari Penyalur Kredit/Pembiayaan.
Pasal 8 Ayat 5
Untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d berlaku ketentuan sebagai
berikut:
a.bagi Debitur dengan plafon Kredit/Pembiayaan sampai
dengan Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah),
pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak dapat dilakukan
secara jabatan oleh Direktur Jenderal Pajak; dan
b.bagi Debitur dengan plafon Kredit/ Pembiayaan di atas
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), pendaftaran
Nomor Pokok Wajib Pajak dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan.
Pasal 9

1) Bunga/ Subsidi Margin diberikan dalam jangka waktu paling lama


6 (enam) bulan.
2) Subsidi Bunga/ Subsidi Margin sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) mulai berlaku sejak tanggal l Mei 2020.
3) Pemberian Subsidi Bunga/ Subsidi Margin kepada masing-masing
Debitur dilakukan dengan ketentuan:

a. bagi Debitur yang memiliki beberapa akad Kredit/Pembiayaan


yang secara kumulatif tidak melebihi plafon Kredit/
Pembiayaan sampai dengan Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah), subsidi bunga paling banyak 2 (dua) akad kredit,

b. bagi Debitur yang memiliki beberapa akad Kredit/Pembiayaan


yang secara kumulatif plafon Kredit/Pembiayaan melebihi dari
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan
Rp.1.000.000.000,-(Satu milyard rupiah), subsidi bunga paling
banyak 1 (satu) akad kredit,
a. Debitur dari perbankan atau perusahaan pembiayaan diatur dengan
ketentuan:

1) Plafon Kredit/Pembiayaan kurang dari atau sama dengan


Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) diberikan Subsidi Bunga/
Subsidi Margin sebesar 6% (enam persen) selama 3 (tiga) bulan
pertama dan 3% (tiga persen) selama 3 (tiga) bulan berikutnya
efektif per tahun atau disesuaikan dengan suku bunga/margin flat/
anuitas yang setara; dan

2) Plafon Kredit/ Pembiayaan lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus


juta rupiah) sampai dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah) diberikan Subsidi Bunga/ Subsidi Margin sebesar 3% (tiga
persen) selama 3 (tiga) bulan pertama dan 2% (dua persen)
selama 3 (tiga) bulan berikutnya efektif per tahun atau disesuaikan
dengan suku bunga/margin flat/anuitas yang setara
Pasal 10

1) Penghitungan Subsidi Bunga/ Subsidi Margin sesuai dengan


besaran sebagaimana dihitung dengan formula sebagai
berikut:

Besaran Subsidi x Baki Debet x hari bunga atau hari margin


360

Pasal 11

3) Perbankan, perusahaan pembiayaan, dan Lembaga Penyalur


Program Kredit Pemerintah yang mengikuti pemberian Subsidi
Bunga/ Subsidi Margin menyatakan kesediaannya untuk
mengikuti prosedur sesuai dengan Peraturan Menteri ini.
Pasal 14
1) Penyalur Kredit/ Pembiayaan menyampaikan data Debitur yang
memenuhi kriteria ke SIKP.

2) Data Debitur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit


memuat:

a. data identitas Debitur, yaitu:


1.nama;
2.Nomor Induk Kependudukan;
3.alamat;
4.alamat usaha;
5.Nomor Pokok Wajib Pajak;
6.data akad Kredit/Pembiayaan;
7.nomor telepon;

b. data transaksi Kredit/Pembiayaan, yaitu:


1.data historis pembayaran pokok;
2.bunga/margin; dan data perhitungan Subsidi Bunga/ Subsidi
Margin
REGISTRASI DEBITUR

Pasal 15

Penyalur
Kredit/Pembiayaan
memberitahukan Debitur
untuk melakukan
registrasi secara daring
berdasarkan data yang
telah masuk ke SIKP
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 ayat
REGISTRASI DEBITUR

(1) Dalam hal registrasi secara daring sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) tidak dapat dilakukan, Debitur dapat
melakukan registrasi melalui atau didampingi oleh
Penyalur Kredit/Pembiayaan.

(2) Calon penerima Subsidi Bunga/ Subsidi Margin merupakan


Debitur yang telah berhasil melakukan registrasi
Pasal 16

(1) Penyalur Kredit/Pembiayaan mengajukan tagihan Subsidi Bunga/


Subsidi Margin kepada KPA Penyaluran berdasarkan data SIKP.
(2) Tagihan Subsidi Bunga/ Subsidi Margin sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disertai dokumen pendukung yang terdiri atas:
a. surat permohonan pembayaran tagihan Subsidi Bunga/ Subsidi
Margin sesuai dengan contoh tercantum dalam Lampiran huruf C
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini;
b. surat pernyataan tanggung jawab mutlak sesuai dengan contoh
tercantum dalam Lampiran huruf D yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini
c. surat pernyataan bersedia diaudit setelah pemberian Subsidi Bunga/
Subsidi Margin sesuai dengan contoh tercantum dalam Lampiran
huruf E yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini; dan
d. bukti penerimaan pembayaran yang telah ditandatangani oleh pejabat
yang berwenang sesuai dengan contoh tercantum dalam Lampiran
huruf F yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Pasal 17

Dalam pelaksanaan pemberian Subsidi Bunga/ Subsidi


Margin, Penyalur Kredit/Pembiayaan bertanggung jawab
atas:
a. kebenaran data Debitur yang disampaikan ke SIKP
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14;
b. data tagihan dan dokumen pendukung tagihan pembayaran
Subsidi Bunga/ Subsidi Margin sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16; dan
c. jumlah Subsidi Bunga/ Subsidi Margin pada surat permohonan
pembayaran tagihan Subsidi Bunga/ Subsidi Margin
Pasal 18

(1) Rekening Dana Subsidi Bunga/ Subsidi Margin digunakan


untuk menampung dana Subsidi Bunga/ Subsidi
Margin yang disalurkan kepada Debitur.
(2) Rekening Dana Subsidi Bunga/ Subsidi Margin dikelola
oleh KPA Penyaluran.
(3) Rekening Dana Subsidi Bunga/ Subsidi Margin dibuka
pada bank umum yang telah ditetapkan sebagai mitra
pengelola Rekening Dana Subsidi Bunga/ Subsidi Margin
(4) Rekening Dana Subsidi Bunga/ Subsidi Marginterdiri
atas: rekening induk untuk menampung dana Subsidi
Bunga/ Subsidi Margin; dan Rekening Virtual untuk
menampung dana Debitur.

Anda mungkin juga menyukai