Anda di halaman 1dari 12

RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi

Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo


VOLUME 2 NO. 2

KAJIAN EKSPERIMENTAL MEKANISME RETAK


PADA BALOK BETON BERTULANG
Disusun Oleh :

Rahayu Mointi
Ketua Program Studi Teknik Sipil
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
INDONESIA
ayumointi@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa seberapa besar perbandingan antara lebar dan
panjang retak yang terjadi pada elemen struktur balok beton bertulang dan menggambarkan pola
pembentukan retak yang terjadi pada balok.
Dengan menggunakan benda uji balok beton bertulang tampang empat persegi panjang dengan
dimensi 20 x 30 x 160 cm sebanyak 2 buah dengan tulangan tarik 3 Ф 12 dan tulangan tekan 2 Ф 8
sedangkan mutu beton yang direncanakan adalah 40 Mpa. Pembebanan dilakukan secara bertahap
sampai balok mengalami keruntuhan. Setiap tahap pembebanan dilihat berapa besar retak yang
terjadi pada balok.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Struktur dan Bahan Fakultas Teknik Jurusan Sipil
Universitas Muslim Indonesia. Hasil penelitian menunjukan bahwa gambaran pola retak yang
terjadi adalah semakin panjang retak pada balok lebar retak yang terjadi semakin kecil hal ini
disebabkan karena proses pengukuran retak yang bersifat non struktur cenderung dipengaruhi oleh
kekuatan balok pada daerah permukaan saja, sedangkan untuk panjang retak yang pendek dengan
lebar retak yang besar cenderung bersifat struktur.

Kata Kunci : Balok beton bertulang, Mutu beton, dan Geser lentur.

PENDAHULUAN Beton yang lemah terhadap tarik menjadi


menjadi penyebab utama terjadinya retak
Penggunaan material beton sebagai pada struktur beton bertulang dalam kondisi
material bangunan sangat dominan beban kerja. Retak yang terjadi pada struktur
dibanding material lain dalam industri beton bertulang tentu akan mempengaruhi
konstruksi. Keunggulan material beton yang perilaku struktur tersebut. Kondisi demikian
mempunyai kekuatan dan kekakuan tinggi, mengakibatkan perilaku struktur beton
murah, mudah dibentuk dan tanpa bertulang lebih komplek dibanding struktur
memerlukan biaya perawatan membuat lain. Untuk mendapatkan data dan informasi
pemakaian material ini sangat luas di dalam yang benar tentang perilaku struktur beton
industri konstruksi. Selain memiliki bertulang perlu dilakukan suatu kajian
keunggulan-keunggulan seperti diatas secara mendalam.
material ini mempunyai beberapa Pemahaman tentang perilaku retak pada
kekurangan antara lain lemah dalam struktur beton bertulang pada umumnya
menahan tarik, oleh karenanya penggunaan diperoleh melalui pengujian eksperimental
material beton pada struktur sering disertai di laboratorium. Uji eksperimental ini sangat
dengan penggunaan material lain yang penting untuk mendapatkan gambaran
mempunyai kuat tarik tinggi. Dalam praktek mengenai respon struktur berdasarkan
beton sering dikomposisikan dengan keadaan nyata. Untuk mendapatkan data
material baja tulangan sebagai upaya untuk pengujian eksperimental secara detail harus
meningkatkan kemampuan struktur beton melibatkan banyak parameter pengujian
dalam menahan tarik. yang mempunyai konsekuensi pada

[Kajian Eksperimental Mekanisme Retak Pada Balok Beton Bertulang : Rahayu Mointi] 104
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 2 NO. 2

besarnya jumlah benda uji. Kendati a. Bagaimana pola pembentukan retak


demikian belum tentu semua informasi dapat pada elemen struktur beton bertulang
diperoleh melalui pengujian eksperimental akibat pembeban lentur.
karena adanya keterbatasan kemampuan alat b. Seberapa besar perbandingan antara
dan metode pengujian. lebar dan panjang retak yang terjadi
Fenomena penting yang perlu pada elemen struktur balok beton
diperhatikan dalam hal keretakan elemen bertulang.
struktur beton bertulang adalah terjadinya
degradasi kekuatan, dimana kekuatan MAKSUD DAN TUJUAN
aktualnya tidak bias dikembalikan lagi
PENELITIAN
seperti semula meskipun retakannya sudah
ditutup. Oleh karena itu retak harus dibatasi
lebar dan distribusinya untuk menjaga Penelitian ini dimaksudkan sebagai salah
kemungkinan terjadinya korosi pada satu bentuk kontribusi ilmiah penulis dalam
tulangan. Pada struktur yang terlindung mengungkapkan fenomena keretakan pada
pengaruh retak tidak begitu cepat merusak elemen struktur beton bertulang. Sedangkan
tulangan dibandingkan dengan struktur yang tujuan yang ingin dicapai dari hasil kajian
tidak terlindung seperti; struktur yang penelitian ini adalah :
terdapat di daerah lembab dan daerah di a. Mengetahui gambaran pola retak yang
sekitar pantai serta struktur yang terletak di terjadi pada elemen struktur balok beton
dalam air. bertulang.
Pada umumnya elemen konstruksi yang b. Mengetahui perbandingan antara
terbuat dari beton beton bertulang yang lebih panjang dan lebar retak yang terjadi
sering mengalami retak adalah elemen balok pada elemen struktur balok
dibandingkan dengan elemn struktur c. Mengetahui perbandingan korelasi
lainnya, dimana balok beton bertulang antara rumus empiris dan hasil
dipandang sebagai batang yang terutama penelitian.
memikul beban transversal. Lebar dan
distribusi retakannya dipengaruhi oleh BATASAN MASALAH
ukuran diameter tulangan, dimana tulangan
dengan diameter kecil akan menghasilkan
Untuk lebih memfokuskan obyek
lebar dan jarak antar retak yang relatif kecil,
rencana penelitian ini, maka permasalahan-
sedangkan tulangan dengan diameter besar
permasalahan yang terkait dengan kajian
cenderung menghasilkan lebar dan jarak
sebagaimana yang disebutkan di atas perlu
antar retak yang relatif besar.
dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :
Untuk mengatasi fenomena retak pada
a. Rencana penggunaan mutu beton adalah
elemen struktur balok beton bertulang, maka
dengan f’c = 40 MPa
informasi penting yang menjadi input kajian
b. Baja tulangan yang digunakan adalah
solusinya adalah mekanisme terjadinya retak
baja polos dengan ukuran diameter 12
tersebut.
mm.
c. Pembebanan yang diaplikasikan pada
RUMUSAN MASALAH elemen struktur balok beton bertulang
adalah pembebanan lentur dengan
Fenomena terjadinya keretakan pada sistim pembebanan uniaksial tekan
elemen struktur balok beton bertulang monotonik.
merupakan fokus kajian yang akan d. Perancangan campuran beton
dilakukan dalam rencana penelitian ini. Oleh menggunakan metode ACI 211.
karena itu unsur-unsur penting sebagaian
bagian dari kajian tersebut dapat dirumuskan
sebagai berikut :

[Kajian Eksperimental Mekanisme Retak Pada Balok Beton Bertulang : Rahayu Mointi] 105
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 2 NO. 2

KAJIAN PUSTAKA kerikil atau batu pecah), air dan zat additive
(tambahan) bila diperlukan. Beton harus
dicampur dan diaduk dengan benar dan
Teori Beton
merata agar dapat diperoleh mutu beton
Beton adalah suatu material buatan yang baik. Hubungan antara tegangan dan
manusia yang didapat dari campuran regangan beton, dapat dilihat pada Gambar
beberapa material dasar, yaitu semen, 1.
agregat halus (pasir atau kerikil halus yang
lolos saringan #4), agregat kasar (batu

Gambar 1. Hubungan tegangan-regangan beton (Park & Paulay, 1975)

Beton merupakan sekumpulan interaksi


mekanisme dan kimiawi dari bahan material Baja Tulangan
pembentuknya, oleh karena itu masing –
masing komponen pembentuk beton tersebut Dibandingkan dengan beton, tulangan
perlu dipelajari sebelum mempelajari beton merupakan material berkekuatan tinggi. Baja
secara keseluruhan. Dalam keadaan tulangan dapat memikul tarik maupun tekan,
mengeras beton bagai batu karang dengan kekuatan lelehnya kurang lebih sepuluh kali
kekuatan yang tinggi, dalam keadaan segar dari kekuatan tekan struktur beton yang
beton dapat diberi bermacam – macam umum, atau seratus kali dari kekuatan
bentuk sehingga dapat digunakan untuk tariknya. Sebaliknya baja merupakan
membentuk seni arsitektur atau untuk tujuan material yang mahal harganya bila
dekoratif. Beton mempunyai nilai kuat tekan dibandingkan dengan beton. Hubungan
yang besar namum beton tidak kuat terhadap tegangan dan regangan pada baja tulangan
daya tarik. secara umum dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Hubungan tegangan-regangan pada baja (Park & Paulay, 1975)

Setiap jenis baja tulangan yang pada umumnya baja tulangan yang terdapat
dihasilkan oleh pabrik – pabrik baja yang dipasaran indonesia dapat digolongkan
terkenal dapat dipakai. Pada umumnya dalam mutu seperti yang tercantum pada
setiap pabrik baja mempunyai standar mutu tabel.
dan jenis baja sesuai dengan yang berlaku di
negara yang bersangkutan. Namun demikian

[Kajian Eksperimental Mekanisme Retak Pada Balok Beton Bertulang : Rahayu Mointi] 106
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 2 NO. 2

Tabel 1. Tegangan Leleh Karakteristik


Mutu Sebutan Tegangan leleh
Karakteristik yang
memberikan regangan
tepat (kg/cm)
U – 22 Baja Lunak 2200
U – 24 Baja Lunak 2400
U – 32 Baja Sedang 3200
U – 39 Baja Keras 3900
U – 48 Baja Keras 4800

Lentur Pada Balok beban karena susut dan beban karena


perubahan temperatur, menyebabkan adanya
Beban-beban yang bekerja pada struktur, lentur dan deformasi pada elemen struktur.
baik berupa beban gravitasi (berarah Lentur yang terjadi pada balok merupakan
vertikal) maupun beban-beban lain, seperti akibat regangan yang timbul karena adanya
beban angin (berarah horizontal) atau juga beban luar yang bekerja pada balok tersebut

L/2 L/2

Mmax = PL / 4

Gambar 3. Lentur pada blok

Tipe Retak Pada Balok Beton  Pekerjaan finishing beton cor yang
kurang teliti.
Penampang beton bisa mengalami
keretakan ketika menahan momen lentur. Faktor-faktor Penyebab
Sewaktu serat bawah tertarik, beton Terjadinya Keretakan Pada Beton
sebenarnya bisa menahan tegangan tarik Bertulang
tersebut, tetapi kuat tarik beton sangatlah
kecil. Retak pada beton biasanya terjadi Sebenarnya setiap beton bertulang yang
karena desain dan praktek konstruksi yang diaplikasikan pada struktur bangunan pasti
tidak benar seperti: akan terjadi retakan, yang harus
 Persiapan tanah dasar yang kurang dipertimbangkan adalah apakah retakan
tepat. tersebut dapat ditolerir karena tidak
 Penggunaan beton dengan nilai slump berbahaya atau retakan tersebut
yang tinggi atau penambahan air yang membahayan struktur bangunan secara
berlebihan pada pekerjaan pengadukan keseluruhan. Keretakan pada beton
campuran beton. bertulang ini disebabkan oleh beberapa hal,

[Kajian Eksperimental Mekanisme Retak Pada Balok Beton Bertulang : Rahayu Mointi] 107
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 2 NO. 2

karena pengaruh dari sifat beton itu sendiri suhu yang timbul akibat reaksi dari air
maupun faktor lingkungan luar yang dengan semen akan terus meningkat.
mempengaruhi beton secara langsung. Sehingga pada saat suhu campuran
Faktor - faktor penyebab keretakan beton beton ini terlalu tinggi, pada saat beton
yang terjadi saat pembuatan beton bertulang sudah keras sering timbul retak-retak
adalah sebagai berikut : pada permukaan beton.
1. Sifat Beton 3. Korosi Pada Tulangan
Untuk melihat bagaimana sifat dari Sebenarnya untuk mengantisipasi
beton bertulang yang dapat retakan yang terjadi akibat dari sifat
menimbulkan keretakan kita harus beton itu sendiri, beton diberi tulangan
melihat proses dari awal pembuatan pada bagian dalamnya yang terbuat dari
beton bertulang tersebut. Pada saat awal baja. Sehingga diharapkan dengan
pembuatan beton bertulang dengan adanya baja tulangan tersebut retakan
pencampuran bahan penyusunnya akibat dari sifat beton disebar pada
seperti kerikil, pasir, air, semen, dan keseluruhan beton menjadi bagian-
baja tulangan. Dalam proses bagian yang sangat kecil sehingga
pengerasannya beton akan mengalami retakan tersebut dapat diabaikan. Tetapi
pengurangan volume dari volume awal. apabila tulangan yang dipakai pada saat
Umumnya hal ini disebabkan air yang pembuatan beton sudah meengalami
terkandung pada campuran beton akan korosi, tulangan tersebut itu pun akan
mengalami penguapan sebagian yang menyebabkan retakan pada saat beton
mengurangi volume beton bertulang mengeras.
tersebut. 4. Proses Pembuatan Yang Kurang Baik
Sehingga apabila dikondisikan pada saat Banyak sekali penyebab retak yang
beton mengalami pengerasan dan akibat terjadi pada beton bertulang disebabkan
dari volume beton berkurang yang akan oleh proses pembuatan yang kurang
menyebabkan penyusutan pada beton baik. Seperti contoh pada saat beton
tetapi beton tersebut dibiarkan untuk mengalami perkerasan dimana banyak
menyusut tanpa adanya pembebanan mengeluarkan air, maka perlu adanya
maka beton pun tidak akan mengalami perawatan pada beton agar pengeluaran
keretakan. Tetapi pada kondisi air dari campuran beton tidak
sebenarnya dilapangan tidak ada beton berlebihan. Tetapi akibat tidak adanya
yang tidak mengalami pembebanan. perawatan, sehingga pada saat beton
Karena tidak ada balok atau kolom pada terbentuk maka terjadi banyak retakan.
bangunan yang berdiri sendiri 5. Material Yang Kurang Baik
melainkan akan bersambung satu sama Banyak sekali terjadi keretakan pada
lain dan hal ini akan membuat beton struktur beton bertulang diakibatkan
bertulang bekerja menahan beban-beban karena material penyusunnya yang
pada bangunan, sehingga apabila pada kurang baik. Beberapa hal diantaranya
kondisi saat beton mengalami yang sering ditemukan adalah aggregat
penyusutan volume kemudian terjadi halus atau pasir yang kurang bersih,
pembebanan, maka retakan pun tidak masih bercampur dengan lumpur
dapat dihindari. sehingga ikatan antara PC dan aggregat
2. Suhu menjadi terlepas. Sehingga ketika beton
Tidak dapat diabaikan suhu juga dapat mengering maka retakan-retakan akan
menyebabkan keretakan pada beton mudah sekali terjadi.
bertulang. Maksud suhu disini adalah 6. Cara Penulangan
suhu campuran beton saat mengalami Sering sekali saya menemukan struktur
perkerasan. Karena pada saat campuran beton bertulang dibuat dengan cara yang
beton bertulang mengalami perkerasaan kurang tepat. Hal yang paling umum

[Kajian Eksperimental Mekanisme Retak Pada Balok Beton Bertulang : Rahayu Mointi] 108
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 2 NO. 2

terjadi adalah ketebalan dari tulangan penampang 20 cm x 30 cm, panjang 160 cm.
sampai permukaan beton terlampau Kedua benda uji beton tersebut direncanakan
besar. Hal ini sebenanrnya kurang tepat menggunakan mutu dengan f’c = 40 MPa.
karena fungsi dari baja tulangan tersebut Jumlah benda uji silinder beton
adalah untuk menahan gaya lintang direncanakan sebanyak 5 buah untuk mutu
(pada balok dan plat), deformasi akibat beton, sedangkan jumlah benda uji balok
lendutan, serta gaya geser. Jika tebal beton direncanakan sebanyak 2 buah untuk
selimut beton terlampau besar makan mutu beton dengan tulangan tarik 3Ø12 dan
retakan biasa terjadi mulai dari tulangan tekan 2Ø8.
permukaan struktur beton sampai pada
bagian tulangan yang ada didalamnya. Lokasi Penelitian
Seharusnya tulangan dibuat agak keluar,
dan selimut atau kulit yang Penelitian ini dilaksanakan di
membungkus tulangan dibuat setipis Laboratorium Struktur dan Bahan Jurusan
mungkin (1,5 s/d 2 cm). Karena gaya Sipil Fakultas Teknik Universitas Muslim
tarik dan gaya tekan paling besar terjadi Indonesia Makassar.
pada ujung permukaan beton tersebut.

Metode Pengujian
METODOLOGI Karena specimen yang digunakan dalam
rencana penelitian ini adalah beton
Bahan/Material Yang Digunakan bertulang, sehingga pengujian awal yang
dilakukan adalah meliputi uji kekuatan tarik
Bahan atau material yang digunakan
baja tulangan dan uji kekuatan tekan beton,
dalam rencana penelitian ini adalah semen,
sesuai yang direncanakan. Adapun
agregat halus, agregat kasar, air, baja
gambaran setiap pengujian tersebut dapat
tulangan, dan bahan tambah jika diperlukan.
dijelaskan sebagai berikut.
Adapun spesifikasi bahan yang digunakan
adalah sebagai berikut :
Pengujian Tarik Baja Tulangan
 Semen type PCC (Portland Composite
Cement) produksi PT. Semen Tonasa
Salah satu pengujian yang digunakan
 Agregat halus berupa pasir alami yang
untuk mengetahui sifat mekanisme material
bersumber dari sungai Bone
adalah uji tarik (tensile test). Uji tarik adalah
Kabupaten Gowa
suatu metode yang digunakan untuk menguji
 Agregat kasar berupa batu pecah
kekuatan suatu bahan material dengan cara
(chipping) dengan ukuran diameter
memberikan beban gaya yang berlawanan
maksimum 20 mm yang bersumber
arah. Uji tarik ini dilakukan untuk
dari Bili-Bili Kabupaten Gowa
mengetahui sifat-sifat mekanisme dari
 Baja tulangan dengan kuat leleh fy =
material, sehingga diharapkan dapat
400 MPa produksi Krakatau Steel
digunakan untuk mempertimbangkan dalam
 Air PDAM Makassar.
pemilihan material yang tepat, pada
pengujian tarik ini menggunakan unaxial
Benda Uji testing machine.

Benda uji yang digunakan dalam rencana


peneliitian ini terdiri dari benda uji silinder Pengujian Kuat Tekan Beton
beton berukuran diameter 15 cm, tinggi 30
cm untuk uji kuat tekan. Sedangkan benda Tujuan dari pengujian kuat tekan ini
uji untuk pengujian retak adalah berupa adalah untuk mengetahui mutu dari beton
balok persegi panjang dengan ukuran tersebut. Pengujian dilakukan dengan cara

[Kajian Eksperimental Mekanisme Retak Pada Balok Beton Bertulang : Rahayu Mointi] 109
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 2 NO. 2

memberi gaya aksial terhadap benda uji Dimana :


silinder dengan peningkatan beban yang
ditentukan sampai benda uji silinder A=
mengalami keruntuhan. Besarnya kuat tekan
beton dapat dihitung dengan cara membagi
beban maksimum pada saat benda uji hancur Untuk mendapatkan hasil lebar retak dari
dengan luas penampang silinder. pendekatan rumus empiric maka dengan ini
Pengujian kuat tekan beton dapat di gunakan rumus :
dilakukan pada umur 28 hari, dengan
menggunakan beton silinder diameter 15
cm, tinggi 30 cm. Pengujian ini dilakukan
dengan pembebanan aksial terhadap benda
uji beton silinder sampai mengalami
Pengujian Balok Beton Bertulang
kehancuran. . Kuat tekan beton dihitung Pengujian ini dilakukan setelah
dengan persamaan : benda uji berumur 28 hari. Adapun bentuk
benda balok beton bertulang diperlihatkan
seperti pada gambar 3.3.

dimana  adalah kuat tekan beton (MPa), P


adalah beban hancur (kN), dan A adalah luas
bidang sentuh beban (mm2).

Gambar 4. Benda uji balok beton bertulang

Pengujian Kuat Lentur dan pertama (retak kasat mata / retak yang dapat
Lenturan Balok Beton Bertulang dilihat dengan mata),
Pola retakan beton yang terjadi dan
beban maksimum saat terjadinya kegagalan
Pengujian kuat lentur balok beton
kapasitas daya dukung dari balok uji.
bertulang dilakukan dengan menggunakan
Adapun kuat lentur didapat dari hasil
mesin kompres yang berkapasitas 150 ton.
pengujian lentur (flexural text) dengan satu
Balok uji ditempatkan pada perletakan,
titik pembebanan, pengujian terhadap lentur
balok uji diberikan beban terpusat P yang
dilakukan dengan menggunakan benda uji
merupakan titik pembebanan membagi balok
balok dan setelah pembebanan terjadi maka
dengan jarak yang sama.
balok akan terjadi seperti pada gambar
Sebelum dibebani jarum-jarum pada dial
dibawah ini.
indikator ini harus pada posisi nol. Beban P
pada tahap awal diberi sebesar 0 kn dan
selanjutnya ditambah secara bertahap
sebesar 100 kn. Besarnya beban P yang
diberikan dapat dibaca pada Manometer
Jack. Untuk setiap tahap pembebanan dibaca
dan dicatat lenturan yang terjadi pada dial
Indikator. Selama pembebanan berlangsung
diperhatikan saat mulai terjadinya retak

[Kajian Eksperimental Mekanisme Retak Pada Balok Beton Bertulang : Rahayu Mointi] 110
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 2 NO. 2

P Alur Patahan

30

20 120 20

Pengukuran Lebar Retak


Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton
Pengukuran lebar retak dilakukan dengan
menggunakan alat Microscope Crack, dan Benda uji yang akan diuji dikeluarkan
panjang retaknya diukur dengan pendekatan dari bak perendaman 24 jam sebelum
benang. Retak yang diamati berada dalam 12 pengujian, setelah direndam selama umur
segmen. beton dalam penelitian ini adalah 28 hari,
diuji sebanyak 2 buah benda uji. Pengujian
kekuatan tekan beton dilakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan mesin kompres.
Dari pengamatan terhadap pengujian
Hasil Pengujian Kuat Tarik tekan diatas dapat terlihat bahwa kuat tekan
Tulangan Baja yang didapat yakni dari lima buah benda uji
yang dilakukan didapat nilai rata-rata 41.104
Pengujian kuat tarik tulangan baja, Mpa. Kuat tekan beton dipengaruhi oleh
dengan menggunakan alat “Tensile Machine komposisi kekuatan masing-masing bahan
Test” dilakukan di Laboratorium Struktur susun dan lekatan pasta semen pada agregat,
Politeknik Negeri Ujung Pandang. Dari kuat tekan beton lebih besar bila
pengujian yang dilakukan terhadap tulangan dibandingkan dengan kuat tarik beton,
Ø12 didapat hasil pengujian kuat tarik karena itu sifat beton terhadap kuat tekan
tulangan. inilah yang paling diandalkan pada beton
sebagai bahan struktur.
Hasil Pengujian Material
Hasil Pengujian Balok Beton
Campuran Beton
Bertulang
Hasil pengujian Karakteristik dari Pengujian material penyusun balok beton
campuran beton disajikan dalam bentuk bertulang yang telah mengalami
tabel. Uji bahan hanya dilakukan pada pembebanan dapat dimodelkan dengan cara
agregat halus dan agregat kasar. Tujuan dari tertentu. Silinder beton dibuat retak dengan
percobaan ini adalah untuk menentukan cara diberi beban tegak lurus terhadap
kadar yang terkandung dalam agregat halus ketinggian silinder dan pembebanan
maupun agregat kasar. dihentikan setelah retak muncul, selanjutnya
Karakteristik agregat halus dan agregat silinder diuji searah dengan ketinggiannya.
kasar ini digunakan untuk mendesain Baja tulangan ditarik sampai kondisi baja
komposisi campuran yang akan digunakan mulai meleleh (dapat dilihat dari grafik saat
untuk pengujian selanjutnya, desain pengujian) kemudian dihentikan
campuran beton dengan menggunakan pembebanannya. Secara teoritis bila
metode ACI 211. kekuatan material pembentuk balok beton

[Kajian Eksperimental Mekanisme Retak Pada Balok Beton Bertulang : Rahayu Mointi] 111
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 2 NO. 2

tidak terjadi penurunan maka kekuatan balok


beton seharusnya juga tidak akan mengalami Pusat transformasi tampan
penurunan bila diuji kembali. Namun hasil
pengujian terhadap balok beton bertulang
yang telah mengalami beban puncak dan
retak menunjukkan penurunan kekuatan.
Seperti kita ketahui balok sebagai elemen
struktur yang dijumpai dalam aplikasi
dilapangan merupakan elemen yang cukup mm
besar peranannya dalam memikul beban
terutama dalam memikul beban lentur.

Perhitungan Momen Retak Pada


Balok
mm

Balok dengan karakteristik :


Tinggi balok (h) : 300 mm Momen inersia
Lebar balok (b) : 200 mm
Jarak pusat tulangan tarik ke ujung atas
balok : 275 mm
Jarak pusat tulangan tekan ke ujung atas
balok : 25 mm
Luas rata – rata beton
: 3750 mm
Jarak antara tulangan tarik : 70 mm : 70 mm
Koefisien : 1.2 : 1.2
Luas tampang tulangan = mm4
: 339,12 mm²
Rasio tulangan tarik = : 0,00617 Retak akan terjadi saat modulus pecah beton
Kuat tekan beton ( ): 41.10 Mpa dicapai pada dasar serat modulus pecah
Kuat leleh baja ( ) : 279,699 Mpa beton :

Modulus elastisitas baja : 2,1x10²

Modulus elastisitas beton


N/mm2
= 4700

=4700

=27452.32 N/mm²

Rasio modular / angka ekivalen


N.mm

Perhitungan Lebar Retak Dengan


Pendekatan Rumus

[Kajian Eksperimental Mekanisme Retak Pada Balok Beton Bertulang : Rahayu Mointi] 112
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 2 NO. 2

= ½ x 30
 Tegangan baja = 15

Untuk kuat tekan lentur

= 6.05574515 N
 Luas rata-rata beton
A = Untuk lebar retak

= 2 x 25 x 75
= 3750 mm
 Lebar retak dengan pendekatan rumus
empiric

Jadi dari hasil perhitungan lebar retak balok


dengan pendekatan rumus yang ada didapat
hasil 0.025089166 mm.
Untuk mengetahui perbandingan
antara hasil kuat tekan beton dan lebar retak
yang terjadi pada pengujian maka dengan ini
dapat dilihat pada perhitungan dan tabel
dibawah ini sebagai berikut :

y =½h

[Kajian Eksperimental Mekanisme Retak Pada Balok Beton Bertulang : Rahayu Mointi] 113
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 2 NO. 2

Tabel 2. Hubungan antara kuat tekan dan lebar retak :

Kuat tekan lentur Lebar Retak

No (Nmm) (mm)

1 0.610 0.025089166

Pada pengukuran lebar retak pada balok


benda uji tersebut dapat dijelaskan bahwa
pengukuran dilakukan dengan cara UCAPAN TERIMA KASIH
menggunakan mistar sigma dan sepotong
kayu kecil sebagai pengukur pada lubang
Pada kesempatan ini pula penulis
retak yang ada pada balok tersebut. menyampaikan terima kasih banyak kepada:

1. Prof. Dr. Basri Modding, SE.,MS.


KESIMPULAN Direktur Program Pascasarjana
Universitas Muslim Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian dan 2. Dr. Ir. H. Iskandar BP, M.Sc Selaku
pembahasan yang telah diuraikan pada ketua pembimbing dan Dr. Ir. H. Hanafi
bagian terdahulu, maka dapat diambil Ashad. MT. selaku anggota pembimbing,
beberapa kesimpulan mengenai fenomena atas bimbingannya dalam penyusunan
terjadinya keretakan pada elemen struktur artikel penelitian ini.
balok beton bertulang yakni : 3. Pihak-pihak lain yang tidak mungkin
1. Pola retak yang terjadi akibat penulis sebutkan satu persatu dalam
pembebanan lentur yaitu pola retak yang kesempatan ini.
membelah balok beton serta adanya retak
halus yang menyebar kearah samping
balok dan cenderung mengikuti pola CATATAN AKHIR
retak geser lentur.
2. Perbandingan antara lebar dan panjang
Untuk mengatasi fenomena retak pada
retak dapat dinyatakan dengan
elemen struktur beton bertulang dapat
persamaan berpangkat (power
disarankan bahwa penggunaan mutu beton
equation’s).
yang tinggi bisa mengurangi retak dan lebar
3. Semakin panjang retak yang terjadi lebar
retak yang terjadi pada balok beton
retak semakin kecil. Hal ini disebabkan
bertulang.
karena proses pengukuran retak yang
bersifat non struktur cenderung
dipengaruhi oleh kekuatan balok pada
daerah permukaan saja, sedangkan untuk DAFTAR PUSTAKA
panjang retak yang pendek dengan lebar
retak yang besar cenderung bersifat Anonim, Tata Cara Perancangan Struktur
struktur Beton Untuk Gedung, SNI 03-2847-
2002.

[Kajian Eksperimental Mekanisme Retak Pada Balok Beton Bertulang : Rahayu Mointi] 114
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 2 NO. 2

Fitrah Nur (2010); “ Kajian Eksperimental Naveen Hooda, Jyoti Narwal, Bhupinder
Pola Retak Pada Portal Beton Singh, Vivek Verma, and Parveen
Bertulang Akibat Beban Quasi singh (2013), An eksperimental
Cyclic”, Jurnal Rekayas Sipil, Volume Investigation on structural Behaviour
6 No. 1, Pebruari 2010, ISSN : 1858- of Beam Column Joint, International
2133 Journal of Innovative Technology and
Eksploring Engineering (IJITEE),
Ferdinand L. Singer, Andrew Pytel, Ir Volume 3, Issue 3, August 2013, ISSN
Darwin Sebayang, “ Ilmu Kekuatan 2278-3075.
Bahan (Teori Kokoh – Strength Of
Materials) Edisi Ketiga “Erlangga Nuroji, Mohamad Sahari Besari, dan
Jakarta 1995. Iswandi Imran (2010), Pemodelan
Fadil Arsyad, 2004. Kontribusi penambahan Retak Pada Sruktur Beton Bertulang,
fiber/serat bambu terhadap sifat-sifat Jurnal Teknik Sipil, Vol. 17 No. 2,
mekanik beton, laporan hasil penelitian Agustus 2010, Institut Teknologi
pada mata kuliah Study Individual, bandung, ISSN 0853-2982.
tidak diterbitkan, makassar, Program
Studi Teknik Sipil Sub. Program Nawy. E,G, 1998, Beton Bertulang (Suatu
Struktur 2004. Pendekatan Dasar) Terjemahan oleh
Bambang Suyatmono. Cetakan ke Dua.
Istimawan Dipohusodo, 1994 “Struktur
Beton Bertulang” Berdasarkan SKSNI Park and Paulay (1975), Reinforced
T-15-1991-03 Departemen Pekerjaan Concrete Structures, A Wiley
Umum, Jakarta : Gramedia. Interscience Publication, John Wiley &
Sons, New York, London, Sidney,
J. Thambah Sembiring Gurki, “Beton Toronto.
Bertulang”, Rekayasa Bandung
Paulay & Priestly (1992), Seismic Design of
K.V. Venkatesha, K. Balaji Rao, S.V. Reinforced Concrete and Msonry
Dinesh, B.H. Bharatkumar, M.B. Buildings, a Wiley Interscience
Anoop, Balasubramanian, and S.R., Publication, John Wiley & sons, New
Nagesh R. Iyer (2012); “Eksperimental York, Chichester, Brisbane, Toronto,
Investigation of Reinforced Concrete Singapore.
Beams With and Without CFRP
Wrapping”. Slovak Journal of Civil SNI 03-2847-2002 : Tata Cara perhitungan
Engineering, Vol. XX 2012, No. 3, Struktur Beton untuk Bangunan
page 15-26. Gedung.

Kurniawandy Alex,2000 “ Kajian Suhendro Bambang, 2000 “ Teori Model


Eksperimental Perilaku Mekanisme Struktur dan Teknik Eksperimental “
Beton Berserat Baja Harex, Tesis Ed.1 Yogyakarta : Beta Ofset.
Magister ITB Bidang Rekayasa Laboratorium Struktur Jurusan Sipil
Struktur, Tidak Dipublikasikan. Fakultas Teknik Universitas Gajah
Mada.
Kardiyono Tjokrodimulyo, “Teknologi
Beton” Universitas Gajah Mada, Sudarmoko, “ Sifat – sifat Beton Segar Dan
Yogyakarta 1995. Keras” Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta, September 2001.
L. Wahyudi, Syahril A. Rahim, “Struktur
Beton Bertulang” standar baru SNI T- Wira Kusuma dan Besman surbakti (2009),
15-1991-03, Gramedia Pustaka Utama, “Penelitian Balok Beton Bertulang
Jakarta 1999. Dengan dan Tanpa Pemakaian
sikafibre”, Departemen Teknik Sipil,
Murdock, L.J, KM. Brook, Hendarko Universitas sumatera Utara.
Stevanus 1999 “Bahan dan Praktek
Beton” Edisi Ke empat.

[Kajian Eksperimental Mekanisme Retak Pada Balok Beton Bertulang : Rahayu Mointi] 115

Anda mungkin juga menyukai