40911-Article Text-115758-1-10-20210113
40911-Article Text-115758-1-10-20210113
1
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Alamat korespondensi:
p ISSN 1475-362846
Gedung F5 Lantai 2 FIK Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 e ISSN 1475-222656
E-mail: ismamardlotillah@gmail.com
315
Nur, I, M. / Manajemen Risiko Keselamatan / HIGEIA 4 (Special 1) (2020)
316
Nur, I, M. / Manajemen Risiko Keselamatan / HIGEIA 4 (Special 1) (2020)
Menurut data Badan Penyelenggara seperti boiler, tangki kernel, dan area ruang
Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan cabang terbatas lainnya yang memiliki kapasitas 80 ton
Kotawaringin Barat, data kasus kecelakaan TBS/jam memiliki risiko yang bisa berdampak
kerja pada tahun 2015 terdapat 295 kasus dan fatal bagi perusahaan berupa kecelakaan ringan
pada tahun 2016 sebanyak 454 kasus atau hingga berat sehingga menimbulkan kerugian
meningkat hampir 35% dibandingkan tahun material dan kehilangan jam kerja. Risiko
sebelumnya. Pada tahun 2017, jumlah kasus tersebut antara lain terjatuh kedalam tangki
meningkat 32% atau sebanyak 669 kasus kernel dan mengalami patah tulang, kerusakan
kecelakaan kerja kemudian tahun 2018 pada mesin, terjadinya peledakkan mesin boiler,
menurun 8% atau tercatat terdapat 619 kasus. terkena semburan steam/uap, tergiling ke dalam
Pada tahun 2019, jumlah kasus kembali mesin, dan lain sebagainya.
menurun drastis dari tahun sebelumnya yaitu Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian
sebanyak 303 kasus kecelakaan kerja. Kasus yang jelas tidak dikehendaki dan sering kali
kecelakaan di Kabupaten Kotawaringin Barat tidak terduga semula yang dapat menimbulkan
menimpa 1 orang karyawan PT. Gunung kerugian baik waktu, harta benda atau properti
Sejahtera Dua Indah (GSDI) yang tewas akibat maupun korban jiwa yang terjadi di dalam suatu
terseret tali alat sampel limbah ketika proses kerja industri atau yang berkaitan
mengambil sampel limbah di tempat dengannya (Rachim, 2017). Salah satu sistem
penampungan limbah hasil pengolahan sawit. manajemen K3 yang berlaku global atau
PT. Kalimantan Sawit Kusuma didirikan internasional adalah OHSAS 18001:2007.
pada tahun 1987. Pabrik Kelapa Sawit PT. Menurut OHSAS 18001:2007, manajemen K3
Kalimantan Sawit Kusuma merupakan pabrik adalah upaya terpadu untuk mengelola risiko
yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan yang ada dalam aktivitas perusahaan yang dapat
kelapa sawit dan pengolahan buah kelapa sawit mengakibatkan cidera pada manusia, kerusakan
menjadi inti CPO. Proses pengolahan tersebut atau gangguan terhadap bisnis perusahaan.
menggunakan banyak mesin dan peralatan pada Manajemen risiko terbagi atas tiga bagian, yaitu
setiap stasiun. Penggunaan mesin dan peralatan Hazard Identification, Risk Assesment, dan Risk
yang tidak sesuai dengan standar dapat Contol (HIRARC). Metode ini merupakan
memperbesar potensi bahaya bagi pekerja. bagian dari manajemen risiko dan menentukan
Kapasitas produksi di PT. Kalimantan Sawit arah penerapan K3 dalam perusahaan (Ramli,
Kusuma yaitu 80 ton TBS/jam. Pada proses 2010). Upaya pencegahan kecelakaan dapat
produksi, menggunakan alat-alat yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi potensi
membutuhkan aliran listrik atau uap (Steam) risiko yang ada. Metode yang digunakan salah
dan confined space. Perusahaan memiliki 4 satunya adalah metode HIRARC (Hazard
tangki timbun CPO dengan kapasitas berbeda- Identification, Risk Assesment, and Risk Control).
beda. Produksi CPO dilakukan secara teratur Metode ini terdiri dari serangkaian
pada alat/mesin produksi kelapa sawit. implementasi K3 yang dimulai dengan
Perusahaan memiliki 2.608 tenaga kerja dimana perencanaan yang baik meliputi identifikasi
pekerja laki-laki sebanyak 2.000 orang dan bahaya, memperkirakan risiko, dan menentukan
pekerja perempuan sebanyak 608 orang dengan langkah-langkah pengendalian berdasarkan data
jenis pekerjaan dan jabatan tertentu. Tenaga yang dikumpulkan dalam rangka untuk
kerja yang mengakses area confined space disetiap memperoleh model HIRARC komprehensif
shift terdapat kurang lebih 15-25 orang pekerja. untuk kekuatan studi (Taufik, 2016).
Angka kecelakaan kerja area confined space di Beragam jenis industri seperti pertanian,
PT. Kalimantan Sawit Kusuma nihil perhutanan, perikanan, konstruksi, menufaktur,
kecelakaan. Walaupun belum pernah terjadi pertambangan serta perminyakan memiliki
kecelakaan sebelumnya namun confined space cukup banyak lokasi di lingkungan kerjanya
yang terdiri dari mesin dalam proses produksi yang dapat dikategorikan ke dalam confined space
317
Nur, I, M. / Manajemen Risiko Keselamatan / HIGEIA 4 (Special 1) (2020)
(Akpan, 2011). Pekerjaan yang memasuki tahun 2012, Andi Yogo Pramono tahun 2014
confined space yaitu pemeriksaan rutin, dan Damayanti Natalia tahun 2016. Dari
melaksanakan perawatan (pembersihan ataupun keaslian penelitian tersebut, terdapat beberapa
pengecatan), melakukan perbaikan, dan operasi- hal yang membedakan penelitian ini dengan
operasi sejenis lainnya. Secara konstruksi penelitian-penelitian sebelumnya meliputi: 1)
ruangan, tingkat bahaya yang mungkin Waktu dan lokasi yang berbeda, 2) Penelitian
ditimbulkan dalam ruang terbatas akan lebih mengenai manajemen risiko keselamatan dan
tinggi jika dibandingkan dengan risiko pekerjaan kesehatan kerja area confined space Pabrik Kelapa
ditempat terbuka. Pekerjaan confined space Sawit (PKS) PT. Kalimantan Sawit Kusuma
yang tidak sesuai prosedur dapat mengakibatkan belum pernah dilakukan, dan 3) Penelitian ini
kecelakaan kerja seperti terbentur, terpeleset, dilakukan pada tahun 2020. Tujuan dari
mengalami cacat permanen, bahkan kematian. penelitian ini yaitu untuk mengetahui
Menurut Gabriele (2018), risiko adalah penerapan manajemen risiko keselamatan dan
kejadian atau keadaan yang dapat mengancam kesehatan kerja area Confined Space Pabrik
pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan. Kelapa Sawit PT. Kalimantan Sawit Kusuma.
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian
yang terjadi karena kurang/tidak tersedianya METODE
cukup informasi tentang apa yang akan terjadi
yang mana sesuatu yang tidak pasti (uncertain) Penelitian ini merupakan jenis penelitian
tersebut dapat menguntungkan atau merugikan. deskriptif dengan metode kuantitatif dengan
Manajemen risiko sangat erat hubungannya rancangan penelitian fenomenologi yang
dengan K3. Timbulnya aspek K3 disebabkan menggambarkan manajemen risiko keselamatan
karena adanya risiko yang mengancam kerja confined space. Penelitian deskriptif
keselamatan pekerja. Oleh karenanya, sarana ditujukan untuk mendeskripsikan atau
dan lingkungan kerja harus dikelola dengan menggambarkan fenomena-fenomena yang ada,
baik. Manajemen risiko merupakan upaya baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun
dalam mengelola risiko untuk mencegah rekayasa manusia yang berlangsung pada saat
terjadinya kecelakaan kerja maupun penyakit ini atau saat yang lampau. Metode penelitian
akibat kerja dan penyakit akibat hubungan kuantitatif yang bersifat deskriptif merupakan
kerja. Menurut Mahendra (2015), manajemen metode yang mendeskripsikan atau
risiko kesehatan dan keselamatan kerja (K3) menguraikan situasi masalah di suatu tempat.
berkaitan dengan bahaya dan risiko yang ada di Fokus penelitian ini adalah penerapan
suatu perusahaan. Manajemen risiko adalah manajemen risiko K3 area confined space pabrik
semua tahapan pekerjaan yang berhubungan kelapa sawit PT. Kalimantan Sawit Kusuma.
dengan risiko, diantaranya yaitu penilaian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-
(assessment), perencanaan (planning), Agustus tahun 2020 di pabrik kelapa sawit PT.
pengendalian (handling) dan pemantauan Kalimantan Sawit Kusuma. Teknik
(monitoring) kecelakaan. Gerry (2018) juga pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan
menjelaskan bahwa setiap bahaya yang ada menggunakan teknik observasi, wawancara dan
pada proses kerja dapat dilihat risiko bahaya studi dokumen pada perusahaan. Adapun untuk
yang ada untuk selanjutnya risiko tersebut sumber data pada penelitian ini diperoleh dari
dinilai tingkatannya. Langkah selanjutnya yang data primer dan data sekunder yang selanjutnya
dilakukan setelah menetapkan kriteria dan akan diolah menjadi informasi sesuai dengan
mengkategorikan risiko dari masing-masing yang dibutuhkan. Analisis data yang digunakan
bahaya adalah melakukan upaya pengendalian. dalam penelitian ini adalah analisis univariat.
Keaslian penelitian ini diperoleh dari Analisis univariat digunakan untuk
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh menjabarkan secara deskriptif mengenai
Aminudin Arsyad tahun 2012, Tizi Dzul Khair distribusi frekuensi dan proporsi masing-masing
318
Nur, I, M. / Manajemen Risiko Keselamatan / HIGEIA 4 (Special 1) (2020)
variabel yang diteliti. Analisis univariat Stasiun Engineroom, (10) Stasiun Storage Tank.
bertujuan untuk menjelaskan atau Alat atau mesin produksi yang masuk dalam
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel kategori Confined Space pabrik kelapa sawit PT.
penelitian (Sumantri, 2011). Kalimantan Sawit Kusuma yaitu Digester, Press,
Terdapat rumus statistik distribusi Sand Trap Tank, Kernel Silo Dryer, Nut Silo, Sludge
frekuensi untuk menghitung tingkat kesesuaian Oil Tank, Hot Water Tank, Continous Clarifier
poin-poin dengan standar yang ada. Skala untuk Settling Tank, Buffer Tank, Boiler, Back Pressure
tingkat kesesuaian terdiri dari sesuai, tidak Vessel (Bejana Tekan), Water Treatment Plant,
sesuai, dan tidak ada. Jawaban sesuai, tidak dan Storage Tank.
sesuai, dan tidak ada dari responden dikalikan Confined space di PT. Kalimantan Sawit
100% dan dibagikan total poin, yaitu 40 poin. Kusuma tidak hanya digunakan pada proses
Sehingga akan didapatkan persentase tingkat produksi. Perusahaan juga memiliki area ruang
kesesuaian pada setiap indikatornya. Rumus terbatas tangki timbun yang digunakan sebagai
statistik tersebut adalah sebagai berikut tempat penyimpanan Crude Palm Oil (CPO).
(Sugiyono, 2016): Kegiatan yang dilakukan terkait dengan tangki
% Kesesuaian poin = timbun diantaranya yaitu melakukan
perbaikan/perawatan dan pengurasan tangki.
Pabrik Kelapa Sawit PT.
Kalimantan Sawit Kusuma memiliki
Sumber: Sugiyono, 2016 empat tangki timbun dengan kapasitas yang
berbeda-beda sebagai tempat penyimpanan
HASIL DAN PEMBAHASAN produk Crude Palm Oil (CPO) sebelum di
pasarkan ke pihak luar.
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan
salah satu PKS yang dimiliki oleh PT.
Kalimantan Sawit Kusuma yang berfungsi
sebagai tempat proses pengolahan Tandan Buah
Segar (TBS) menjadi CPO dan kernel serta
pengolahan fiber dan cangkang yang dapat
digunakan sebagai bahan bakar boiler. Pabrik
Kelapa sawit (PKS) dibangun berdasarkan suatu 1 2
rancangan (design) tertentu sesuai dengan
keinginan atau kebutuhannya dengan disertai
dengan teknologi-teknologi yang berbeda-beda
dan kapasitas yang berbeda-beda. Untuk
mendukung operasional pengolahan tersebut,
PKS dilengkapi dengan beberapa stasiun.
Masing-masing stasiun saling berkaitan satu 3 4
dengan lainnya sehingga tercipta suatu proses
pengolahan yang kontinuitas. Adapun proses Gambar 1. Confined Space (Storage Tank) PT.
produksi kelapa sawit di pabrik kelapa sawit PT. Kalimantan Sawit Kusuma
Kalimantan Sawit Kusuma melalui beberapa (Sumber: Observasi lapangan di PT.
proses stasiun yaitu: (1) Jembatan Timbang Kalimantan Sawit Kusuma)
(Weight Bridge), (2) Loading Ramp (penampungan Keterangan: (1) Storage Tank kapasitas
sementara TBS), (3) Stasiun Sterilizer 2000 metrik/ton, (2) Storage Tank kapasitas 1000
(Perebusan), (4) Stasiun Thresing, (5) Stasiun metrik/ton, (3) Storage Tank kapasitas 3000
Digester dan Press, (6) Stasiun Clarification, (7) metrik/ton, dan (4) Storage Tank kapasitas 500
Stasiun Kernel Plant, (8) Stasiun Boiler, (9) metrik/ton
319
Nur, I, M. / Manajemen Risiko Keselamatan / HIGEIA 4 (Special 1) (2020)
Manajemen risiko sangat luas dan dapat mulai dari peringkat risiko rendah, risiko
diaplikasikan untuk berbagai keperluan dan sedang, hingga risiko tinggi. Nilai risiko
kegiatan. Oleh karenanya, langkah pertama tergolong kategori tingkat risiko rendah jika
yang perlu dilakukan terkait manajemen risiko hasil perkalian antara severity dan likelihood
adalah menetapkan konteks penerapan yang menghasilkan skor 1-6 yaitu yaitu risiko secara
akan dijalankan supaya proses pengelolaan umum dapat diterima, tetapi masih perlu
risiko tepat sasaran. Penetapan konteks peninjauan ulang. Apabila hasil penilaian risiko
dilakukan untuk mengidentifikasi dan didapat skor 7–14, maka termasuk dalam
menetapkan kerangka acuan serta parameter kategori tingkat risiko sedang yaitu pekerjaan
dasar. Kerangka acuan dan parameter dasar di hanya boleh diteruskan dengan keputusan
PT. Kalimantan Sawit Kusuma mencangkup manajemen dan sudah dikonsultasikan dengan
visi, misi, tujuan dan kebijakan. Identifikasi tenaga ahli dan tim penilai. Sedangkan apabila
risiko dilakukan dengan bertujuan untuk didapat penilaian risiko dengan skor 15–25
mendapatkan daftar seluruh risiko yang maka termasuk kategori tingkat risiko tinggi,
berpotensi menghambat, menunda, atau yaitu risiko yang tidak dapat ditolerir lagi dan
menggagalkan baik visi, misi, tujuan, maupun pekerjaan tidak boleh dilanjutkan. Penilaian
kebijakan perusahaan. Berdasarkan hasil studi peringkat risiko perlu dilakukan sebagai acuan
dokumen dan wawancara, perusahaan telah untuk melakukan pengendalian dari risiko yang
melakukan identifikasi risiko berupa identifikasi telah teridentifikasi. Setelah dilakukan
bahan atau material, mesin yang digunakan, identifikasi tingkat risiko, risiko diurutkan
perkakas/alat yang ada dan prosedur yang berdasarkan peringkat risiko tertinggi hingga
harus dilakukan serta manusia yang terlibat peringkat risiko terendah guna menentukan
didalamnya. Dari hasil studi dokumen pada PT. prioritas pengendalian yang akan dilakukan
Kalimantan Sawit Kusuma didapatkan data selanjutnya. Analisis risiko dilakukan untuk
mengenai risiko-risiko pada saat proses produksi menentukan besarnya suatu risiko dengan
kelapa sawit. Identifikasi risiko di pabrik kelapa mempertimbangkan tingkat konsekuensi
sawit PT. Kalimantan Sawit Kusuma sudah (keparahan) dan kemungkinan yang dapat
sesuai dengan tahapan manajemen risiko di terjadi untuk mengambil tindakan
institusi. Untuk identifikasi risiko secara spesifik pengendalian. Untuk menentukan tingkat/level
di area ruang terbatas belum dilakukan, hanya risiko rendah, sedang, tinggi, atau ekstrim,
identifikasi secara umum saja dengan hanya dapat dilakukan dengan penilaian menggunakan
mengikuti kriteria ISPO (Indonesian Sustainable matriks risiko sesuai standar AS/NZS
Palm Oil). 4360:2007.
Analisis risiko yaitu konsekuensi dan Analisis risiko/penilaian risiko pada
kemungkinan/keseringan yang ditentukan perusahaan pabrik kelapa sawit ini belum sesuai
untuk mengetahui tingkat risiko yang telah dengan kriteria manajemen risiko. Hal ini sesuai
diidentifikasi sehingga mampu mengetahui dengan hasil wawancara narasumber “FNI”
teknik penilaian risiko yang akan digunakan. yang menjelaskan bahwa: “Penilaian risiko itu
Penilaian risiko merupakan proses keseluruhan termasuk HIRARC ‘kan, dalam perusahaan kami
identifikasi risiko, analisis risiko dan evaluasi belum menentukan besaran risikonya jadi masih
risiko. Penilaian risiko yang diaplikasikan pada risiko secara umum saja di tiap-tiap pekerjaan dan
perusahaan termasuk dalam pekerjaan non-rutin belum ada sampai detail, juga di area CS mengikuti
dikarenakan pekerjaan dilakukan di ruang identifikasi area produksi saja itupun secara umum
terbatas. Penilaian risiko merupakan hasil kali berdasarkan area mesin produksi dalam kategori itu,
antara nilai frekuensi dengan nilai keparahan dan belum kami tentukan secara spesifik
suatu risiko. (13/08/2020)”.
Penilaian risiko dilakukan setelah bahaya Evaluasi risiko bertujuan untuk
diidentifikasi kemudian ditentukan peringkatnya mengetahui status risiko/level risiko yang ada.
320
Nur, I, M. / Manajemen Risiko Keselamatan / HIGEIA 4 (Special 1) (2020)
Evaluasi risiko juga sebagai penilaian terhadap digunakan, (2) Manajemen APD yaitu pekerja
risiko yang dapat ditoleransi atau tidak dengan diwajibkan menggunakan APD ketika bekerja di
cara membandingkan nilai hasil analisis risiko area pabrik kelapa sawit, dan (3) Pengendalian
yang telah dilakukan dengan kriteria objektif. Administratif yaitu perusahaan telah melakukan
Berdasarkan hasil wawancara, perusahaan pengendalian berupa pendidikan dan pelatihan.
belum menentukan penilaian risiko yang artinya Berdasarkan data proses identifikasi potensi
dalam menentukan status risiko/level risiko bahaya pada PT. Kalimantan Sawit Kusuma
perusahaan belum menerapkan sesuai dengan terkait area yang berpotensi risiko pada area
kriteria manajemen risiko. Berdasarkan hasil ruang terbatas, dapat dilihat pada Tabel 1.
studi dokumen dan wawancara, didapatkan Berdasarkan hasil dari tabel 1 terkait
informasi bahwa PT. Kalimantan Sawit potensi bahaya fisik menurut dokumen
Kusuma belum memiliki dokumen HIRARC. identifikasi bahaya pada area confined space yang
Penanganan/pengendalian risiko dimiliki pabrik kelapa sawit PT. Kalimantan
bertujuan untuk menetapkan Sawit Kusuma, terdapat 23 risiko bahaya dari
penanganan/pengendalain dari risiko yang ada 12 jenis area yang masuk dalam kategori ruang
dari hasil identifikasi, analisis, dan evaluasi terbatas. Jenis bahaya yang menimbulkan
risiko. Pada tahap pengendalian risiko, kecelakaan seperti luka memar, terpeleset dan
perusahaan telah menindaklanjuti untuk mengalami patah tulang, terkena uap panas,
menghilangkan atau mengurangi risiko dan lain sebagainya terdapat 20 bahaya/risiko
kecelakaan kerja hingga batasan yang dapat atau kurang lebih sebesar 87%. Sedangkan
diterima oleh perusahaan dengan membuat potensi bahaya yang menimbulkan ledakan
rekomendasi perbaikan berdasarkan identifikasi maupun kebakaran pada mesin boiler/ketel uap
risiko. Tindakan pengendalian risiko yang lebih dan Back Pressure Vessel (BPV) terdapat 3
spesifik untuk bahaya K3 menurut OHSAS bahaya/risiko atau sebesar 13%.
18001 meliputi pendekatan, eliminasi, subtitusi, Penggolongan risiko bertujuan untuk
pengendalian teknis (engineering control), menetapkan penggolongan risiko dari hasil
pengendalian administratif, dan penggunaan evaluasi risiko. Dalam penggolongan risiko, PT.
alat pelindung diri (APD). Kalimantan Sawit Kusuma belum menentukan
Dari hasil wawancara dan penelaahan tingkat risiko dikarenakan perusahaan belum
dokumen, dapat disimpulkan bahwa menerapkan penilaian risiko/analisis risiko dan
pengendalian yang direkomendasikan oleh evaluasi risiko sehingga belum memenuhi
perusahaan masih terkait dengan penggunaan kriteria manajemen risiko. Penggolongan risiko
APD/lebih mengutamakan manajemen APD di PT. Kalimantan Sawit Kusuma belum
sehingga untuk pengendalian pada pekerjaan dilakukan. Tahapan manajemen risiko dalam
area Confined Space tidak menggunakan mengidentifikasi, analisis risiko, dan evaluasi
dokumen izin kerja atau izin masuk area. masih dilakukan secara umum sesuai kriteria
Tindakan pengendalian terhadap bahaya yang ISPO. Kegiatan yang dilakukan terkait area
ada harus dilakukan sesuai dengan hierarki ruang terbatas diantaranya melakukan
pengendalaian AS/NZS 4360:2004. perbaikan/perawatan dan pengurasan tangki.
Pengendalian risiko/potensi bahaya yang Berdasarkan hasil dari tabel 1 terkait
ada di PT. Kalimantan Sawit Kusuma antara potensi bahaya fisik menurut dokumen
lain: (1) Safety Talk/Safety Morning yaitu identifikasi bahaya pada area confined space yang
melakukan safety talk dilakukan pada setiap dimiliki pabrik kelapa sawit PT. Kalimantan
senin pagi. Safety talk membahas kondisi tempat Sawit Kusuma, terdapat 23 risiko bahaya dari
kerja, potensi bahaya yang dapat terjadi saat 12 jenis area yang masuk dalam kategori ruang
bekerja, kecelakaan kerja yang dapat terjadi, terbatas. Jenis bahaya yang menimbulkan
kontrol yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecelakaan seperti luka memar, terpeleset dan
risiko tersebut, dan alat pelindung yang harus mengalami patah tulang, terkena uap panas,
321
Nur, I, M. / Manajemen Risiko Keselamatan / HIGEIA 4 (Special 1) (2020)
Tabel 1. Identifikasi Potensi Bahaya Area Confined Space PT. Kalimantan Sawit Kusuma
No Stasiun/ Area Confined Risiko Bahaya
Proses Space
1. Stasiun Press Digester & Press 1. Terjepit V-Belt mesin press yang mengakibatkan luka
memar
2. Luka bakar/melepuh dikarenakan tumpahan minyak.
3. Kekurangan/kelebihan oksigen ketika melakukan
perbaikan komponen mesin
2. Stasiun Kernel Sand trap tank & 1. Operator terpeleset jatuh kedalam conveyor sehingga
Plant Kernel Plant patah tulang
2. Operator terputar didalam polishing drum yang
mengakibatkan patah tulang
3. Luka memar/melepuh karena badan terkena pipa
steam heater dryer
4. Patah tangan diakibatkan putaran air lock
3. Stasiun Sludge oil tank, 1. Terpeleset masuk kedalam tangki
Clarification Hot water tank, 2. Terkena steam panas
Continous 3. Luka bakar/melepuh karena pipa yang
Clarifier Settling bocor/tumpahan air panas, sludge dan minyak
tank, & 4. Terjatuh pada bak/tangki penampungan oil yang
Buffer tank mengakibatkan luka bakar/melepuh pada badan
4. Stasiun Boiler Boiler/ketel 1. Operator terpeleset jatuh kedalam conveyor sehingga
uap patah tulang
2. Luka memar pada tangan terjepit V-Belt Fan
3. Luka bakar/melepuh terkena pipa panas
4. Panel meledak/terbakar yang mengakibatkan luka
pada badan
Back Pressure 1. Terbakar dan meledak
Vessel (BPV) 2. BPV meledak yang mengakibatkan luka
bakar/melepuh pada seluruh badan
3. Pipa dan valve bocor mengenai badan operator
4. Kebisingan melewati ambang batas mengakibatkan
gangguan pendengaran
5. Stasiun Water Treatment 1. Kelebihan dan kekurangan oksigen ketika cleaning
penyimpanan Plant tangki
Storage 1. Terpeleset jatuh saat menaiki tangga mengakibatkan
tank/tangki patah tulang
timbun 2. Dehidrasi/sesak nafas saat cleaning tangki sehingga
mengakibatkan gangguan organ pencernaan dan
pernafasan
3. Tersandung pipa steam coil yang panas mengakibatkan
luka bakar/melepuh pada kaki
4. luka memar pada tangan karena terjepit V-Belt pompa
dan lain sebagainya terdapat 20 bahaya/risiko menerapkan penilaian risiko/analisis risiko dan
atau kurang lebih sebesar 87%. Sedangkan evaluasi risiko sehingga belum memenuhi
potensi bahaya yang menimbulkan ledakan kriteria manajemen risiko.
maupun kebakaran pada mesin boiler/ketel uap Penggolongan risiko di PT. Kalimantan
dan Back Pressure Vessel (BPV) terdapat 3 Sawit Kusuma belum dilakukan. Tahapan
bahaya/risiko atau sebesar 13%. manajemen risiko dalam mengidentifikasi,
Penggolongan risiko bertujuan untuk analisis risiko, dan evaluasi masih dilakukan
menetapkan penggolongan risiko dari hasil secara umum sesuai kriteria ISPO. Kegiatan
evaluasi risiko. Dalam penggolongan risiko, PT. yang dilakukan terkait area ruang terbatas
Kalimantan Sawit Kusuma belum menentukan diantaranya melakukan perbaikan/perawatan
tingkat risiko dikarenakan perusahaan belum dan pengurasan tangki.
322
Nur, I, M. / Manajemen Risiko Keselamatan / HIGEIA 4 (Special 1) (2020)
323
Nur, I, M. / Manajemen Risiko Keselamatan / HIGEIA 4 (Special 1) (2020)
Kalimantan Sawit Kusuma dilihat dari penghentian operasi dan pengamanan dari
indikator-indikator yang mengacu pada pimpinan secara tertulis, 14) program ruang
peraturan. Adapun penerapan indikator terbatas, 15) pemeriksaan ruang terbatas, 16)
manajemen risiko K3 area confined space yang modifikasi ruang terbatas, 16) induksi K3 dan,
sudah terlaksana adalah 1) pembuatan kebijakan 17) pelatihan K3 terkait confined space.
yang berkaitan dengan sistem manajemen Pengurus/pimpinan PT. Kalimantan
risiko, 2) melakukan identifikasi potensi bahaya, Sawit Kusuma tidak menyediakan dokumen
penilaian dan pengendalian risiko, 3) adanya izin kerja maupun izin masuk area Confined
program tertulis yang dibuat oleh pengurus dan Space sehingga penerapannya belum sesuai
diketahui pekerja, 4) pendokumentasian seluruh dengan pedoman kerja ruang terbatas. Salah
kegiatan, 5) melakukan audit internal SMK3, 6) satu langkah pengendalian risiko yang dapat
pelaksanaan pemantauan dan evaluasi K3, 7) dilakukan adalah dengan menerapkan sistem
adanya sistem penyelamatan dalam proses izin kerja dan izin masuk. Izin kerja adalah
evakuasi pekerja, 8) adanya pengawasan dan sebuah sistem yang bertujuan agar pekerja,
pemberian pertolongan pada pekerja pemberi izin kerja, pemberi wewenang kerja dan
cidera/pingsan, 9) adanya rambu K3, 10) pimpinan kerja memiliki koordinasi yang baik
tersedianya layanan darurat, 11) pengecekan terhadap aspek keselamatan dalam pekerjaan.
rutin area ruang terbatas, 12) adanya proses Aspek keselamatan dalam pekerjaan harus
isolasi ruang terbatas dinonfungsikan, 13) terpenuhi supaya pekerjaan dapat dilakukan
pengujian alat atau area ruang terbatas sebelum dengan aman dan terhindar dari potensi bahaya.
digunakan dalam proses produksi, 14) Surat izin kerja diberlakukan pada pekerjaan
dilakukannya monitoring risiko & tindakan yang mengandung sumber bahaya. Sumber
pengendalian minimal 1x setahun, 15) bahaya harus dikendalikan sedemikian rupa
penyediaan pemeriksaan berkala kesehatan supaya tidak menyebabkan cidera, kematian,
pekerja, 16) dokumen SIO dan SIA, 17) penyakit akibat kerja, kerusakan peralatan dan
aktivitas pemeliharaan maupun perbaikan pencemaran terhadap lingkungan. Selain itu,
komponen ruang terbatas, 18) adanya perbaikan sistem izin kerja merupakan sistem resmi yang
rutin, 19) adanya pembuatan dan pemeliharaan dipergunakan untuk mengendalikan pekerjaan
catatan setiap kegiatan/arsip dokumen, 20) yang memiliki potensi bahaya. Tujuan dari
tersedianya perlengkapan keamanan, 21) sistem izin kerja adalah untuk pencegahan
penyediaan sertifikat kelulusan pada pelatihan kecelakaan melalui pengawasan secara langsung
yang telah dilakukan dan, 22) penyediaan pekerjaan di lapangan, sebagai dokumen sah
pelatihan-pelatihan lainnya. tentang prosedur kerja, sarana
Sedangkan untuk indikator manajemen pertanggungjawaban dari setiap komponen kerja
risiko K3 area confined space yang belum di tempat dan lokasi yang mengandung potensi
terlaksana sesuai standar adalah 1) perusahaan bahaya serta untuk menjembatani ketimpangan
memiliki pedoman bekerja di ruang terbatas komunikasi antara setiap pihak di tempat kerja
yang mengacu pada peraturan, 2) sistem yang mengandung potensi bahaya.
manajemen risiko K3 mengacu pada peraturan Menurut Reddy (2015), sistem izin kerja
yang ada mengenai SMK3, 3) prosedur adalah sebuah dokumen yang mengelompokkan
pelaporan, 4) sistem peringatan darurat, 5) pekerjaan sesuai dengan spesifikasi dan bahaya
komunikasi darurat, 6) Peninjauan kegiatan yang terkandung serta langkah
dalam ruang terbatas secara berkala, 7) pengendaliannya. Dokumen izin kerja
monitoring peralatan, 8) adanya surat izin kerja digunakan untuk memastikan pekerjaan aman
confined space, 9) adanya izin masuk ruang dilakukan di industri. Menurut Kartika (2003),
terbatas (confined space entry permit), 10) implementasi sistem izin kerja akan
dokumen JSA, 11) dokumen HIRARC, 12) menurunkan risiko di tempat kerja pada tingkat
surat izin kerja ketinggian, 13) prosedur yang dapat diterima dan mengurangi
324
Nur, I, M. / Manajemen Risiko Keselamatan / HIGEIA 4 (Special 1) (2020)
325
Nur, I, M. / Manajemen Risiko Keselamatan / HIGEIA 4 (Special 1) (2020)
Perusahaan belum menentukan besaran tingkat hasil penelitian menjadi lebih baik.
risiko dikarenakan perusahaan belum memiliki
dokumen HIRARC. Sedangkan dalam upaya DAFTAR PUSTAKA
pengendalian risiko sudah dilakukan oleh
perusahaan sesuai dengan peraturan terkait Akpan, E. I. 2011. Effective Safety and Health
manajemen risiko yaitu AS/NZS 4360:2007. Management Policy for Improved
Pengendalian risiko pada PT. Kalimantan Sawit Performance of Organizations in Africa.
Kusuma lebih terfokus kepada manajemen International Journal of Business and
Management, 6(3): 159
APD. Berdasarkan penelitian yang telah
Bangun, Y. P. E. D. N. 2014. Risk Assessment pada
dilakukan, dari 40 indikator manajemen risiko
Pekerja Maintenance di PT X. The Indonesian
area confined space di PT. Kalimantan Sawit Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3.
Kusuma terdapat 15 indikator (37,5%) Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan
dikategorikan sesuai standar, 8 indikator (20%) Kesehatan Kerja. 2006. Pedoman Keselamatan
dikategorikan tidak sesuai standar, dan 17 dan Kesehatan Kerja di Ruang Terbatas ( confined
indikator (42,5%) tidak terlaksana. PT. spaces ), September.
Kalimantan Sawit Kusuma terdapat confined Gabriele. 2018. Analisis Penerapan Standar
space pada area proses produksi dan tangki Operasional Prosedur (SOP) Di Departemen
Marketing dan HRD PT. Cahaya Indo
timbun sebanyak 4 buah. Pekerjaan yang
Persada. Jurnal AGORA. 6(1):1–10.
berkaitan dengan ruang terbatas hanya sebatas
Gerry, S. 2018. Pelaksanaan serta Pemantauan
pada proses produksi dan kegiatan maintenance Evaluasi Kinerja K3 & Implikasinya terhadap
saja. Untuk frekuensi pekerja masuk ke dalam Kejadian Kecelakaan Kerja di PTPN III
area confined space jarang dilakukan. Hal ini Tebing Tinggi tahun 2017. Jurnal Kesehatan
didukung dengan perusahan yang tidak Pena Medika, 8 (1): 43–53.
berpedoman dengan aturan bekerja pada ruang Gultom, G. O., & Widajati, N. 2016. Hubungan
terbatas, dan tidak memiliki surat izin kerja Personal Factor Dengan Safety Behaviour
maupun surat izin masuk pada pekerjaan area Pekerja Confined Space PT. X. Jurnal Ilmiah
Keperawatan, 2 (2): 2477–4391.
confined space.
Kartika, S. 2003. Accident Prevention by Using
Keterbatasan dalam penelitian ini proses
Hazop Study and Work Permit System in
kerja produksi kelapa sawit yang berputar terus Boiler. International Journal of Advanced
menerus dengan banyaknya pekerja dan banyak Engineering Research and Studies, II (2):125–
alat-alat yang termasuk dalam kategori ruang 129.
terbatas yang digunakan bersifat berbahaya dan Mahendra, Radita. 2015. Faktor-Faktor yang
berisiko menjadi kendala dalam observasi lebih Berhubungan dengan Perilaku Penggunaan
dekat pada proses produksi buah kelapa sawit. Alat Pelindung Diri (APD) pada Pekerjaan
Oleh karenanya terdapat hal-hal yang tidak Ketinggian di PT. X. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (e-Journal). Vol. 3.
teramati oleh peneliti sehingga peneliti
Mallapiang F, S. I. 2014. Analisis Potensi Bahaya
selanjutnya disarankan dan diharapkan meneliti
dan Pengendaliannya dengan Metode
secara keseluruhan dari awal proses hingga HIRARC. Al-Sihah: Public Health Science
akhir sehingga hasil penerapan manajemen Journal. Vol. VI
risiko K3 area confined space didapat secara lebih Nareshwari, N., & Paskarini, I. 2018. Identifikasi
jelas dan akurat. Rekomendasi yang dapat Dan Analisis Implementasi Sika Di Pt.
diberikan kepada peneliti selanjutnya ialah Pertamina Ep Prabumulih. The Indonesian
untuk melakukan studi pendahuluan sehingga Journal of Occupational Safety and Health, 6(2):
menemukan data yang lebih akurat untuk 146-155
Oliver, A. 2010. Permit to Work: The Integrated Safe
penelitian, dapat menambahkan data sekunder
System Of Work. APPEA Journal: 665–679.
yang tidak bisa peneliti dapatkan saat ini, dan
Putranto, H. 2016. Cara Praktis Bekerja di Confined
juga menyesuaikan penelitian dengan standar Space. Jurnal Prosiding Seminar Nasional
dan peraturan perundang-undangan sehingga
326
Nur, I, M. / Manajemen Risiko Keselamatan / HIGEIA 4 (Special 1) (2020)
Teknologi dan Aplikasinya (SENTIA). Vol. 8: Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan
42–47. (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). In
Rachim, S. M. dan Setyo, A. 2017. Penerapan Metode Penelitian Pendidikan (Cetakan ke, p.
Peraturan dan Prosedur K3 PT. Delta Dunia 451). Bandung: CV Alfabeta.
Sandang Tekstil. HIGEA (Journal of Public Sumantri, A. 2011. Metode Penelitian Kesehatan
Health Research and Development), 1(3): 55–64. (Murodi & F. Ekayanti (eds.); Cetakan 1).
Ramli, S. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Jakarta: Prenada Media Group.
Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Jakarta: Dian Taufik, I., Tivany, E., Rainer, O., I. 2016. Analisis
Rakyat. Risiko K3 dengan Metode HIRARC pada
Reddy, V. R. I. 2015. Study of Electronic Work Area Produksi PT Cahaya Murni Andalas
Permit System in Oil and Gas Industry – Permai. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas.
Kuwait. International Journal of Innovative 10 (2):179–185.
Science, Engineering & Technology. Vol 2(4): Wulandari, Y. R. 2017. Penerapan Hirarc sebagai
533–537. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja pada
Sari, Rhevi Dayana, dkk. 2015. Analisis Komitmen Proses Produksi Garmen. HIGEIA (Journal of
Organisasi dalam Melaksanakan Standar Public Health Research and Development),
Operasional Prosedur Confined Space Entry 1(4):86-96.
pada Tangki Crude Oil terhadap Keselamatan
Kerja di Perusahaan X. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (e-Journal). Vol. 3(3): 2356–3346.
327