Anda di halaman 1dari 47

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Salam pergerakan...!!!

Syukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang mana


berkat ridho dan hidayah-Nya kita bisa menjalin kembali silaturrahmi, sholawat
serta salam saya haturkan kepada Nabi agung yakni Nabi Muhammad SAW.
Yang mana berkat limpahan ajaran-ajarannya kita mampu membedakan
perkara yang tercela dan terpuji dalam ranah kehidupan sehari-hari.
Aaamiiin.
Diawal lembar coretan “modul” Pelatihan Kader Dasar (PKD - II) kali
ini, yang mana didalamnya terdapat beberapa materi lanjutan dalam proses
kaderisasi Organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Sejarah
PMII adalah sejarah pergulatan tentang pemikiran keislaman, keindonesiaan
dan kemasyarakatan sekaligus sejarah gerakan politik mahasisa indonesia.
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) adalah organisasi
kemahasiswaan yang kini berumur 61 tahun. Umur yang menegaskan bahwa
PMII lahir, tumbuh dan berkembang telah menjadi bagian dari sejarah bangsa
yang tidak bisa dipisahkan, sekaligus telah menjadi anak kandung republik.
Hal yang menonjol dalam ruang gerak PMII adalah adanya pergolakan
pemikiran yang tak pernah selesai, yaitu pemikiran-pemikiran alternatif baik itu
berasal dari pengalaman pribadi maupun hasil mendalam kajian internal PMII,
sehingga telah membuat PMII menjadi teks yang terus hidup di perdebatkan.
Keberaniannya yang berusaha mendekontruksi pemikiran tentang keagamaan
telah menjadi rujukan banyak kelompok diindonesia dan mampu menyegarkan
kembali pemikiran keagamaan yang ada.
Salah satu yang membuat PMII tetap bertahan hingga kini adalah
karena adanya seperangkat nilai dan gagasan yang telah terbentuk dan
terpatri sejak lama. PMII dibentuk dengan landasan keislaman dan
kebangsaan yang keduanya tidak bisa dipisahkan atau disebut dengan islam
Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja). Selain itu adalah Nilai Dasar Pergerakan DAFTAR ISI
(NDP) yang menekankan aspek ketuhanan “hablumminallah,
hablumminannas, dan hablumminal ’alam” dan secara praksis ditopang oleh
Kata Pengantar .................................................................................
paradigma pergerakan yang menekankan cara pandang kritis, konstruktif dan
visioner. Dengan adanya landasan pembentuk PMII, lalu seperti apakah cita- Daftar Isi ............................................................................................
cita ideal pergerakan?. Cita-cita ideal adalah mencetak kader-kader ulul albab Manual Acara ....................................................................................
dan terlibat dalam visi besar bangsa ini.
Selain nilai yang melandasi PMII, dapat dilihat juga citra diri PMII
melalui ketiga format profil yang selama ini menjadi karakter dan wajah Aswaja Sebagai Manhaj Al-Harokah .................................................
organisasi: pertama, Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh. Kedua, Taqwa, Paradigma PMII .................................................................................
intelektualitas dan profesionalitas. Ketiga. Kejujuran, kebenaran dan keadilan.
Peta Gerakan Islam ...........................................................................
Jika kita melihat dari ketiga format profil PMII, maka akan terlihat bahwa ruang
gerak dan pemikiran PMII tidak bisa dilepaskan dari aspek ilahiyah PMII dan Gerakan Mahasiswa ...........................................................
(ketuhanan), dimana islam menjadi agama, inspirasi dan pandangan hidup Strategi Pengembangan PMII ............................................................
yang kemudian menjadi landasan teologis pergerakan. Pengetahuan menjadi Nahdlatun Nisa’ .................................................................................
sumber gerak kedua PMII yang notabene basis utamanya adalah kampus.
Antara agama, dan pengetahuan tentunya harus dibarengi dengan amal Analisis Sosial ...................................................................................
sholeh yang memegang teguh prinsip kejujuran, kebenaran dan keadilan. Analisis Wacana ................................................................................
Kader PMII lahir dan berkembang mempunyai beban sejarah untuk menjadi Advokasi dan Pendampingan Masyarakat .........................................
kader Ulul Albab; sebagai penjaga dan pengamal agama, mencetak kader dan
Manajemen Aksi ................................................................................
pemimpin yang selaras antara kata dan perbuatan dan menyiapkan kader
yang mempunyai kompetensi dan daya saing selaras dengan perkembangan
zaman. Lagu Pergerakan ...............................................................................
Susunan panitia PKD 2 PK PMII Qomaruddin ...................................
“sekali bendera dikibarkan, hentikan ratapan dan tangisan, mundur
satu langkah adalah sebuah bentuk penghianatan, tangan terkepal dan maju Catatan..............................................................................................
kemuka”

Wallahul muafieq ilaa aqwamith tharieq


Wassalamu alikum Warahmatullahi Wabarakatuh
MANUAL ACARA 14.30 – 17.00 Materi 6 OC
“Nahdlatun Nisa’”
HARI / PUKUL KEGIATAN PENANGGUNG 17.00 – 18.00 Ishoma OC
TANGGAL JAWAB 18.00 – 20.00 FGD Materi 5 & 6 OC
Senin, 24 18.00 - Selesai Registrasi Berkas OC 20.00 – 22.30 Materi 7 OC
Mei 2021 Screening SC “Analisis Sosial II”
04.00 – 05.00 Sholat Shubuh ALL 22.30 – 23.30 FGD Materi 7 OC
05.00 – 08.00 Sarapan Pagi & Persiapan ALL 23.30 – 04.00 Travelling Pulau Kapuk ALL
08.00 – 08.30 Check In Peserta OC 04.00 – 05.00 Jama’ah Shubuh ALL
08.30 – 09.00 Opening Ceremony OC 05.00 – 06.00 Jalan-jalan ALL
09.00 – 10.00 Stadium General OC 06.00 – 08.00 Sarapan Pagi & Persiapan ALL
10.00 – 10.30 Kontrak Forum SC 08.00 – 10.30 Materi 8 OC
10.30 – 13.00 Materi 1 OC “Analisis Wacana”
Selasa, 25 Mei 2021

“Aswaja Sebagai Manhaj Fikr Wal 10.30 – 11.30 FGD Materi 8 OC

Kamis, 27 Mei 2021


Harokah” 11.30 – 12.00 Ishoma OC
13.00 – 14.00 FGD Materi 1 OC 12.00 – 14.30 Materi 9 OC
14.00 – 14.30 Ishoma OC “Advokasi dan Pendampingan
14.30 – 17.00 Materi 2 OC Masyarakat”
“Paradigma PMII” 14.30 – 17.00 Materi 10 OC
17.00 – 18.00 Ishoma OC “Manajemen Aksi”
18.00 – 19.00 FGD Materi 2 OC 17.00 – 18.00 Ishoma OC
19.00 – 21.30 Materi 3 OC 18.00 – 20.00 FGD Materi 9 & 10 OC
“Peta Gerakan Islam” 20.00 – 21.00 Persiapan Pentas Seni OC
21.30 – 22.30 FGD Mataeri 3 OC 21.00 – 23.00 Pentas Seni OC
22.30 – 04.00 Travelling Pulau Kapuk ALL 23.00 – 04.00 Travelling Pulau Kapuk ALL
04.00 – 05.00 Jama’ah Shubuh ALL 04.00 – 05.00 Jama’ah Shubuh ALL
05.00 – 06.00 Senam Ceria ALL

Jum’ at, 28 Mei 2021


05.00 – 06.00 Senam Ceria ALL
Rabu, 26 Mei 2021

06.00 – 08.00 Sarapan Pagi & Persiapan ALL 06.00 – 08.00 Sarapan Pagi & Persiapan ALL
08.00 – 10.30 Materi 4 OC 08.00 – 09.00 Teklap Aksi OC
“PMII dan Gerakan Mahasiswa” 09.00 – 11.00 Manajemen Aksi SC
10.30 – 11.30 FGD Materi 4 OC 11.00 – 12.30 Ishoma OC
11.30 – 12.00 Ishoma OC 12.30 – 14.30 General Review OC
12.00 – 14.30 Materi 5 OC 14.30 – 15.30 Evaluasi OC
“Strategi Pengembangan PMII” 15.30 – 17.30 Pengukuhan / Pemantapan SC
17.30 – 18.00 Ishoma OC ASWAJA SEBAGAI MANHAJ AL-HAROKAH
18.00 – 19.00 RTL SC
19.00 – 20.00 Closing Ceremony OC A. Definisi dan Historis Kemunculan Aswaja
20.00 ---------- Sayonara ALL Istilah Ahlussunnah wal Jama'ah (ASWAJA), merupakan gabungan
dari tiga kata, yakni Ahl, Assunnah, dan Aljamâ'ah. Secara etimologis, kata ahl
( ‫ ) أھل‬berarti golongan atau kelompok, assunah ( ‫ ) السنة‬berarti jalan yang
ditempuh dalam hal ini adalah pengikut jalan Nabi Muhammad SAW.
Sedangkan kata aljamâ'ah ( (‫ )الجماعة‬berarti perkumpulan orang . Adapun
terminologi Ahlussunnah wal Jama'ah, bukan merujuk kepada pengertian
Bahasa (lughawi) ataupun agama (syar'i), melainkan merujuk pada pengertian
yang berlaku dalam kelompok tertentu (urfi). Yaitu, ASWAJA adalah kelompok
yang konsisten menjalankan sunnah Nabi saw. dan mentauladani para
sahabat Nabi dalam akidah (tauhîd), amaliah badâniyah (syarîah) dan akhlaq
qalbiyah (tasawuf). Terminologi istilah Ahlussunnah wal Jama'ah ini
didasarkan pada sebuah hadits yang menyatakan bahwa hanya kelompok
inilah yang selamat dari 73 perpecahan kelompok umat nabi Muhammad
SAW: Demi Tuhan yang jiwa Muhammad ada dalam genggamanNya, umatku
akan bercerai-berai ke dalam 73 Golongan. Yang satu masuk surga dan yang
72 masuk neraka”. Ditanyakan: ”Siapakah mereka (golongan yang masuk
surga) itu, wahai Rasulullah?”. Beliau menjawab: “Mereka adalah Ahlussunnah
wal Jama’ah”. Hadits yang lain menjelaskan: Umat ini nantinya juga akan
terpecah menjadi 73 sekte, satu yang selamat, yang lainnya dalam kerusakan.
Shahabat bertanya, ”Siapa yang selamat?” Nabi menjawab: ”Ahlussunah wal
Jama‘ah”. Mereka bertanya kembali: ”Siapa Ahlussunnah wal Jama‘ah?”
Jawab Nabi: ”Adalah apa yang aku dan sahabatku praktekkan hari ini”.
Secara sosiohistoris Ahlusunnah Wal Jama‟ah (Aswaja) lahir dari
pergulatan intens antara doktrin dengan sejarah. Di wilayah doktrin, debat
meliputi soal kalam mengenai status Al-Qur‟an apakah ia makhluk atau bukan,
kemudian debat antara sifat-sifat Allah antara ulama Salafiyyun dengan
golongan Mu’tazilah, dan Rasyidun, yakni dimulai sejak terjadi perang Shiffin
yang melibatkan Khalifah Ali bin Abi Thalib RA dengan Muawiyah. Bersama
kekalahan Khalifah ke-empat tersebut, setelah dikelabui melalui taktik Tahkim dicontohkan oleh Rasulullah SAW bersama para sahabatnya pada zaman
(perjanjian antara kedua belah pihak untuk menyelesaikan masalah Nabi masih hidup dan apa yang dipraktekkan para sahabat sepeninggal beliau,
perselisihan mereka) oleh kelompok Muawiyah terhadap Khalifah Ali bin Abi terutama Khulafa‘ Arrasyidin. Dari pengertian ini, ASWAJA dirumuskan
Thalib memunculkan banyak kelompok firqoh. Kelompok-kelompok firqoh sebagai: kelompok yang senantiasa konsisten dan setia mengikuti sunnah
tersebut diantaranya terdapat Syi’ah yang secara umum dinisbatkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dan thariqah atau jalan para sahabatnya dalam
pengikut Khalifah Ali bin Abi Thalib, golongan Khawarij yakni pendukung Ali akidah, fiqh dan tasawuf.
yang membelot karena tidak setuju dengan Tahkim, dan ada pula kelompok Kelompok ini terdiri dari para teolog (mutakallimîn), ahli fiqh (fuqahâ’),
Jabariyah melegitimasi kepemimpinan Muawiyah. Selain tiga golongan ahli hadits (muhaditsîn), dan ulama tasawuf (mutashawwifîn). Kedua,
tersebut masih ada Murjiah dan Qadariyah, faham bahwa segala sesuatu yang ASWAJA adalah paham keagamaan yang muncul (dimurnikan) setelah Imam
terjadi karena perbuatan manusia dan Allah tidak turut campur (af‟al al-ibad Abu Alhasan Al'asy'ari dan Imam Abu Manshur AlMaturidi memformulasikan
min al-ibad) – berlawanan dengan faham Jabariyah. akidah Islam yang sesuai dengan Alqur'an dan AsSunnah. Itu sebabnya,
Di antara kelompok-kelompok itu, ada sebuah komunitas yang kelompok ASWAJA juga disebut sebagai penganut paham Asy'ariyah dan
dipelopori oleh Imam Abu Sa‟id Hasan ibn Hasan Yasar al-Bashri (21- Maturidiyah. Dalam Syari’ah/fiqh mengikuti salah satu Imam empat: Abu
110H/639-728 M), lebih dikenal dengan nama Imam Hasan al-Bashri, yang Hanifah, Malik bin Anas, Muhammad bin idris Al- Syafi‟I, dan Ahmad bin
cenderung mengembangkan aktivitas kagamaan yang bersifat kultural Hanbal. Dalam tasawuf/akhlaq mengikuti salah satu dua imam: Junaid al-
(tsaqafiyah), ilmiah dan berusaha mencari jalan kebenaran secara jernih. Baghdadi dan Abu Hamid al-Ghazali.
Komunitas ini menghindari pertikaian politik antara berbagai faksi politik
(firqah) yang berkembang ketika itu. Sebaliknya mereka mengembangkan B. Aswaja Sebagai Manhajul Fikr
sistem keberagaman dan pemikiran yang sejuk, moderat dan tidak ekstrim. Kurang lebih sejak 1995/1997, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
Dengan sistem keberagaman semacam itu, mereka tidak mudah untuk meletakkan aswaja sebagai manhaj al fikr. Th 1997 diterbitkan sebuah buku
mengkafirkan golongan atau kelompok lain yang terlibat dalam pertikaian satu tulisan sahabat Khotibul Umam Wiranu berjudul Membaca Ulang Aswaja
politik ketika itu. Seirama waktu, sikap dan pandangan tersebut diteruskan ke (PB PMII 1997). Konsep dasar yang dibawa dalam aswaja sebagai manhaj al
generasi-generasi Ulama setelah beliau, diantaranya Imam Abu Hanifah Al- fikr tidak dapat di lepas dari gagasan KH. Said Aqil Siraj yang mengundang
Nu‟man (w. 150 H), Imam Malik Ibn Anas (w. 179 H), Imam Syafi‟I (w. 204 H), kontroversi, mengenai perlunya aswaja ditafsir ulang dengan memberikan
Ibn Kullab (w. 204 H), Ahmad Ibn Hanbal (w. 241 H), hingga tiba pada generasi kebebasan lebih bagi para intelektual dan ulama‟ untuk merujuk langsung
Abu Hasan Al-Asy‟ari (w. 324 H) dan Abu Mansur al-Maturidi (w. 333 H). kepada ulama‟ dan pemikir utama yang tersebut dalam pengertian aswaja.
Di Indonesia, Nahdlatul Ulama merumuskan ASWAJA dengan dua PMII memandang bahwa aswaja adalah orang-orang yang memiliki
pengertian. Pertama, ASWAJA sudah ada sejak zaman Nabi, sahabat nabi, metode berfikir keagamaan yang mencakup semua aspek kehidupan dengan
tâbi'în dan tâbi'înattâbi'în yang umumnya disebut dengan assalaf ashshalih. berlandaskan atas dasar moderasi, menjaga keseimbangan, dan toleran.
Pendapat ini didasarkan pada pengertian bahwa ASWAJA berarti golongan Aswaja bukan sebuah madzhab melainkan sebuah metode dan prinsip berfikir
yang setia pada Assunnah dan Aljamâ'ah, yaitu Islam yang diajarkan dan
dalam menghadapi persoalan-persoalan agama sekaligus urusan sosial akan perjalanan sejarah kebudayaan islam yang nantinya terurai dalam materi
kemasyarakatan, inilah makna aswaja sebagai manhaj al fikr. pendalaman tentang aswaja.
Sebagai manhaj alfikr, PMII berpegang pada prinsip-prinsip tawasuth Dari pemahaman diatas, pada pokoknya pemahaman aswaja baik
(moderat), tawazun (netral), ta’adul (keseimbangan), dan tasamuh (toleran). sebagai metode berpikir (manhajul fikr) maupun pola perubahan sosial
Manhajul al fikr yaitu sebagai sebuah metode berfikir yang digariskan oleh para (manhaj taghayyur al-ijtima‟i) adalah sesuai dengan sabda Rasulullah yang
sahabat Nabi dan Tabi‟in yang begitu erat kaitannya dengan situasi politik dan mengatakan bahwa: ma ana alaihi wa ashabi (segala sesuatu yang datang
kondisi sosial yang meliputi masyarakat muslim waktu itu. Baik cara mereka dari rasul dan para sahabatnya) yaitu metode yang “eklektik” (mencoba
menyikapi berbagai kemelut perbedaan antar keyakinan atau dalam mencari titik temudari sekian perbedaandengan pembacaan jeli, sampai
memahami keruhnya konstelasi politik, yang kesemua itu berlandaskan pada melahirkan tawaran alternatif) dan posisi pemikiran mereka dalam dialektika
nilai-nilai kemanusiaan yang terselubung dalam makna ASWAJA. Dari pemikiran dan kuasa maknanya baik kebebasan berpikir, berucap
manhajul fikr ini kemudian lahir pemikiran-pemikiran keislaman baik di aqidah, bertindak/bersikap bermasyarakat, berbangsa dan bernegara selalu terbingkai
syari’ah, maupun akhlaq/tasawuf, yang Bhinneka Tunggal Ika dalam ruh yang dalam beberapa nilai berikut: moderat (tawassuth). Toleran (tasamuh),
sama. keseimbangan (tawazun), dan keadilan (ta’adul).

C. Prinsip Aswaja Sebagai Manhajul Fikr E. Nilai-nilai ASWAJA dalam implementasi Manhajul Harokah
Berikut ini adalah prinsip-prinsip aswaja dalam kehidupan sehai-hari, Nilai-Nilai Kemoderatan (Tawassuth)
prinsip tersebut meliputi: Khairul Umur awsathuha (moderat adalah sebaik-baik perbuatan).
Tawassuth bisa dimaknai sebagai berdiri ditengah, moderat, tidak ekstrim,
a. Aqidah (Teologi ketuhanan)
tetapi memiliki sikapdan pendirian yang teguh dalam menghadapi posisi
b. Bidang Sosial Politik
dilematis antara liberal dan konservatif, kanan dan kiri, Jabariyah dan
c. Prinsip Syura (Musyawarah)
Qadariyah, dengan mempertimbangkan kemaslahatan umat dalam garis-garis
d. Prinsip Al-Adl (Keadilan)
tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Maka kurang benar PMII dikenal terlau
e. Prinsip Al-Hurriyyah (Kebebasan)
liberal dalam pemikiran, karena bertentangan dengan nilai-nilai tawassuth
f. Prinsip Al-Musawah (Kesetaraan Derajat)
yang menjadi jantung pijakan dari PMII itu sendiri. Tetapi PMII lebih dialektis,
g. Bidang Istinbath Al-Hukm (Pengambilan Hukum Syari’ah)
lebih terbuka dalam pola bepikir, tidak terjebak daam pemahaman fanatik yang
h. Tasawuf (Pensucian hati
berbuah pada sebuah kebenaran yang arbitrer (benar menurut diri sendiri).
Bersikap tawassuth dalam bidang aqidah adalah si satu sisi tidak
D. Aswaja Sebagai Manhajul Harokah terjebak dalam rasionalitas buta dan terlalu liberal (sehigga menomorduakan
Manhaj taghayyur al-ijtima’i yaitu sebuah pola perubahan sosial Al-Qur’an dan sunnah rasul), di sisi lain tetap menempatkan akal untuk berfikir
kemasyarakatan yang sesuai dengan ruh perjuangan Rasulullah dan para dan menafsirkan al-quran dan al-sunnah yang sesuai dengan kondisi. Fiqih
sahabatnya. Untuk memahami pola perubahan ini dibutuhkan pemahaman atau hukum islam yang tawassuth adalah seperangkat konsep hukum yang
didasarkan kepada Al-quran dan hadits, namun pemahamannya tidak sekedar kebangsaaan) dan ukhuwwah basyariyyah atau insâniyyah (persaudaraan
bersandar kepada tradisi, juga tidak kepada rasionalitas akal belaka. Tasawuf kemanusiaan). Persaudaraan universal untuk menciptakan keharmonisan
yang tawassuth adalah spiritualitas ketuhanan yang menolak konsep kehidupan di muka bumi ini, merupakan implementasi dari firman Allah SWT:
pencapaian haqiqah (hakikat Tuhan) dengan meninggalkan syari‟ah ataupun Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
sebaliknya. Tasawuf yang tawassuth menjadikan taqwa (syari’ah)sebagai dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
jalan utama menuju haqiqah. Pemikiran moderat ini sangat urgent menjadi bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang
semangat dalam mengakomodir beragam kepentingan dan perselisihan, lalu yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa
berikhtiar mencari solusi yang paling ashlah (terbaik). Sikap ini didasarkan di antara kamu. (QS. Alhujurat; 13).
pada firman Allah: Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat
Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) Nilai-Nilai Keseimbangan (Tawazun)
manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Tawazun berarti keseimbangan dalam pola hubungan atau relasi, baik yang
(QS. Albaqarah: 143). bersifat antar individu, antar struktur sosial, antara Negara dan rakyatnya,
maupun antara manusia dan alam. Keseimbangan disini adalah bentuk
Nilai-Nilai Toleransi (Tasamuh) hubungan yang tidak berat sebelah (menguntungkan pihak tertentu dan
Tasamuh adalah toleran, sebuah pola sikap yang menghargai pebedaan, tidak merugikan pihak yang lain). Tetapi, masing-masing pihak mampu
memaksakan kehendak dan merasa benar sendiri. Nilai yang mengatur menempatkan dirinya sesuai dengan fungsinya tanpa mengganggu fungsi dari
bagaimana kita harus bersikap dalam hidup sehari-hari, Khususnya dalam pihak yang lain. Hasil yang diharapkan adalah terciptanya kedinamisan hidup.
kehidupan beragama dan bermasyarakat. Biarkan semuanya particular, tidak Dalam ranah sosial yang ditekankan adalah egalitarianisme
harus seragam dengan kita. Arah dari nilai toleransi ini adalah kesadaran akan (persamaan derajat) seluruh umat manusia. Tidak ada yang merasa lebih dari
pluralism atau keragaman, baik itu dalam beragama, budaya, keyakinan, dan yang lain, yang membedakan hanyalah tingkat ketakwaannya. Tidak ada
setiap dimensi kehidupan yang harusnya saling berkomplementer (saling dominasi dan eksploitasi seseorang kepada orang lain, termasuk laki-laki
melengkapi). Sebagaimana konsep Bhinneka tunggal Ika (berbeda-beda tapi terhadap perempuan.
tetap satu) dan ayat Al-Qur’an yang berbunyi “lakum dinukum wal-yadin” Dalam wilayah politik, tawazun meniscayakan keseimbangan antara
(bagimu agamamu, bagiku agamaku) yang dengan perbedaan ini kita posisi Negara (penguasa) dan rakyat. Penguasa tidak boleh bertindak
mendapat rahmat, hidup kita lebih variatif. Dengan demikian, tasâmuh sewenang-wenang, menutup kran demokrasi, dan menindas rakyatnya.
(toleransi), berati sebuah sikap untuk menciptakan keharmonisan kehidupan Sedangakan rakyat harus selalu mematuhi segala peraturan yang ditujukan
sebagai sesama umat manusia. Sebuah sikap untuk membangun kerukunan untuk kepentingan bersama, tetapi juga senantiasa mengontrol dan
antar sesama makhluk Allah di muka bumi, dan untuk menciptakan peradaban mengawasi jalannya pemerintahan.
manusia yang madani. Dari sikap tasâmuh inilah selanjutnya ASWAJA Dalam wilayah ekonomi, tawazun meniscayakan pembangunan sistem
merumuskan konsep persaudaraan (ukhuwwah) universal. Meliputi ukhuwwah ekonomi yang seimbang antara posisi Negara, pasar dan masyarakat. Fungsi
islamiyyah (persaudaan keislaman), ukhuwwah wathaniyyah (persaudaraan Negara adalah sebagai pengatur sirkulasi keuangan, perputaran modal,
pembuat rambu-rambu atau aturan main bersama dan mengontrol “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
pelaksanaannya. Tugas pasar adalah tempat pendistribusian produk yang menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan
memposisikan konsumen dan produsen secara seimbang, tanpa ada satu janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu
pihak pun yang ditindas. Fungsi masyarakat (khususnya konsumen) disatu sisi untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada
adalah menciptakan lingkungan ekonomi yang kondusif, yang di dalamnya takwa.” (QS. Alma'idah: 8).
tidak ada monopoli, dan di sisi lain mengontrol kerja Negara dan pasar. Dalam
konteks agama Islam Tawâzun ialah sikap berimbang dan harmonis dalam
mengintegrasikan dan mensinergikan dalil-dalil (pijakan hukum) atau
pertimbangan-pertimbangan untuk mencetuskan sebuah keputusan dan
kebijakan.Dalam konteks pemikiran dan amaliah keagamaan, prinsip tawâzun
menghindari sikap ekstrim (tatharruf) yang serba kanan sehingga melahirkan
fundamentalisme, dan menghindari sikap ekstrim yang serba kiri yang
melahirkan liberalisme dalam pengamalan ajaran agama. Sikap tawâzun ini
didasarkan pada firman Allah:
Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa
bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Alkitab dan
neraca (keadilan) supaya manusia dapatmelaksanakan keadilan. (QS.
Alhadid: 25).

Nilai-Nilai Keadilan (Ta’adul)


Ta'âdul ialah sikap adil dan netral dalam melihat, menimbang, menyikapi dan
menyelesaikan segala permasalahan. Adil tidak selamanya berarti sama atau
setara (tamâtsul). Adil adalah sikap proporsional berdasarkan hak dan
kewajiban masing-masing. Kalaupun keadilan menuntut adanya kesamaan
atau kesetaraan, hal itu hanya berlaku ketika realitas individu benar-benar
sama dan setara secara persis dalam segala sifat-sifatnya. Apabila dalam
realitasnya terjadi tafâdlul (keunggulan), maka keadilan menuntut perbedaan
dan pengutamaan (tafdlîl). Penyetaraan antara dua hal yang jelas tafâdlul,
adalah tindakan aniaya yang bertentangan dengan asas keadilan itu sendiri.
Sikap ta'âdul ini berdasarkan firman Allah:
PARADIGMA PMII menyusun cara pandang dan melakukan sebuah analisa atas berbagai
persoalan yang ada disekitar kita.
A. Prolog
Manusia diberikan keistimewaan sebagai makhluk tuhan yang paling B. Definisi Paradigma
sempurna, keistimewaan manusia yang membedakannya dengan makhluk Berdasarkan pemikiran dan rumusan yang disusun para ahli sosiologi,
lain ialah akal. Akal diciptakan dan digunakan untuk membekali manusia pengertian paraaigma dalam masyarakat PMI dapat dirumuskan sebagal uk
sebagai khalifah fil ardl. berbicara mengenai berfikir, manusia pada dasarnya pIak untuk menentukan cara pandang, menyusun sebuah teorl, menyusun
sebelum bertindak cenderung berpikir. Inilah yang dinamakan fundamental pertanyaan, dan membuat rumusan mengenai suatu masalan. Dengan kata
pemikiran. Kerangka dalam berfikir lazim disebut paradigma. lain paradigma merupakan titik tolak dalam mendekati objek kajiannya.
Paradigma merupakan cara dalam "mendekati" objek kajian atau sebuah Masyrakat Indonesia saat ini sedang terbelenggu oleh nilai-nilai
persoalan (The subject matter of praticular discipline). Orientasi atau kapitalisme modern, dimana kesadaran masyarakat dikekang dan diarahkan
pendekatan umum ini didasarkan pada asumsi-asumsi yang dibangun dalam pada satu titik yaitu budaya massa kapitalisme dan pola pikir positfistik
kaitan dengan bagaimana "realita" dilihat kemudian dianalisa. Dengan modernisme. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk,
demikian PMII tidak akan buta dengan melihat realitas-empiris di sela-sela beragam baik secara etnis, tradisi maupun kepercayaan. Kondisi seperti ini
hiruk-pikuknya persoalan yang ada, serta tidak bisu untuk melentangkan suara akan lebih tepat jika diterapkan Paradigma Kritis,Karena paradigma ini akan
ketidak adilan yang terjadi dimana-mana. memberilkan tempat yang sama bagi individu maupun kelompok masyaralkat
Dalam masa kepengurusan sahabat Muhaimin Iskandar dan sahabat untuk mngembangkan potensi diri dan kreatifitasnya secara maksimal.
Syaiful Bahri Anshori secara faktual dan operasional ada karakteristik tertentu Sebagaimana kita ketahui selama pemerintah orde baru berjalan sebuah
yang berlaku dalam warga pergerakan ketika hendak melihat, menganalisis, sistem politik yang represif dan otoriter dengan pola yang memperkuat civil
dan menyikapi sebuah persoalan yaitu sikap kritis dengan pendekatan teori society dihadapan negara, maka Paradigma Kritis merupakan alternatif yantg
kritis. Pada saat kepengurusan sahabat Muhaimin dilakukan eksplorasi tepat.
gagasan dan penjelajahan teoritik untuk menyusun sebuah kerangka Selama pemerintahan yang menggunakan paradigma keteraturan order
paradigmatik di PMII berdasarkan semangat jaman yang berkembang direpresentasikan melalui ideologi developmentalisme, massa NU termasuk
dikalangan warga PMI, yaitu Paradigma Arus Balik Masyarakat Pnggiran. didalamnya PMII, dimarginalisasikan secara total. Dalam suasana demikian
Upaya itu diteruskan pada masa kepengurusan sahabat Syaiful hingga secara sosiologis massa NU akan sulit berkembang karena tidak memiliki
ditemulkan konsep Paradigma Kritis Transformatif sebagai pilihan akses yang memadai untuk mengembangkan dan mengimplementasikan
paradigmatic PMII. kreatifitas dan potensinya. Untuk mendobrak kejumudan yang ada, maka
Pada Prinsipnya, dasar dari kedua paradigma ini tidaklah jauh berbeda, diperlukan Paradigma Kritis. Disamping terbelenggu sistem sosial politik yang
karena permasalahan zaman yang dihadapi relatif sama. Sehingga sangat dilakukan,negara dan sistem kapitalisme global yang terjadi sebagai akibat
tegas bahwa PMII telah memilih Paradigma Kritis Transformatif sebagai dasar perkembangan situasi, faktor yang secara spesifik terjadi dikalangan PMII
bentuk bertindak (to act) dan mengaplikasikan pemikiran-pemikiran serta adalah kuatnya belenggu dogmatisme agama dan tradisi. Karena hal ini,
secara tidak sadar telah terjadi berbagai pemahaman yang distortif mengenai profan (tidak bersangkutan). Paradigma kritis melawan segala bentuk
ajaran dan fungsi agama. Terjadi dogmatisasi agama, sehingga kita tidak bisa dominasi dan penindasan. Paradigma kritis membuka tabir dan terselubung
membedakan mana yang dogma dan mana yang pemikiran hegemonik. Untuk pengetahuan yang munafik dan hegemonic. Semua ini adalah semangat yang
mengembangkan budaya dan paradigm) dengan teori-teori modern yang dikandung oleh islam. Oleh karena itu, pokok-pokok pikiran inilah yang dapat
hegemonik. di terima sebagai titik pijak paradigma kritis di kalangan warga PMII.
Selama ini nalar mainstream yang digunakan dalam penyusunan
paradigma PMII adalah nalar yang berangkat dari asumsi yang belum tentu Fungsi paradigma
terkait dengan kenyataan yang schari-hari terjadi. Jadi konsep ideal (logos) itu Dalam ilmu sosial fungsi paradigma adalah untuk membangun suatu
dianggap lebih penting dan ideal daripada kenyataan. Pertanyaanya teori, guide dalam membangun suatu konstruk pemikiran dan menjadi titik pijak
kemudian, apakah Paradigma Kritis Transformatif (PRT) masih relevan untuk pandangan dalam melakukan analisis. Paradigma yang hendak dipilih PMII
menatap realitas perubahan saat ini?, Jawabnya masih relevan, hanya akan menjadi karakteristik dari komunitas PMIl dalam memberikan analisis,
problemnya terletak pada cara pandang dalam menatap sebuah realitas memandang realitas dan menyusun konsep-konsep teoritik atau tentang
kekinian saja. Namun perdebatan tentang layak tidaknya PKT tersebut dirubah berbagai persoalan yang ada dalam masyarakat. Paradigma kritis
atau tidak forum Muspimnas bukanlah m,erupakan forum yang legitimate transformatif diberlakukan hanya sebatas seagai kerangka berfikir dan metode
untuk merubah PKT tersebut dan hanya forum kongres lah yang legitimate analisis dalam memandang persoalan. Penerapan paradigma kritis PMIl
untuk merubah paradigma PKT tersebut. berupaya menegakkan sikap kritis dalam berkehidupan dengan menjadikan
ajaran agama sebagai inspirasi yang hidup dan dinamis.
C. Peran dan Fungsi Paradigma
Dalam ilmu sosial fungsi paradigma adalah untuk membangun suatu D. Paradigma Kritis Transformatif Sebagai Landasan
teori, guide dalam membangun suatu konstruk pemikiran dan menjadi titik pijak Berfikir Kemunculan paradigma pada dasarnya lebih dimotori oleh suatu
pandangan dalam mclakukan analisis. Dengan demikian peran paradigma gejolak dinamika yang drastis dan massif dalam perkembangannya. SeDagal
adalah sangat menentukan karena ia akan menjadi ciri dan karakteristik dari organisasi pergerakan, PMII juga menciptakan suatu paradigm yang
bangunan sebuah teori yang membedakannya dengan bangunan teori lainnya. bemmuatan sesuai tuntutan dan realitas zaman. Berikut beberapa dasar
Dapat dipahami, paradigma yang hendak dipilih PMII akan menjadi kenapa Paradigma Kritis Transformatif dipilih sebagal paradigma yang ideal
karakteristik dari komunitas PMII dalam memberikan analisis, memandang adalah: Masyrakat Indonesia saat ini sedang terbelenggu oleh nilai-nilai
realitas dan menysusun konsep-konsep teoritik atau tentang berbagai kapitalisme modern, dimana kesadaran masyarakat dikekang dan diarahkan
persoalan yang ada dalam masyarakat. pada satu titik yaitu budaya massa kapitalisme dan pola pikir positfistik
modernisme.
Peran Paradigma Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, beragam baik
Paradigma kritis berupaya menegakkan harkat martabat kemanusiaan secara etnis, tradisi maupun kepercayaan. Kondisi seperti ini akan lebih tepat
dari berbagai belenggu yang diakibatkan oleh proses sosial yang bersifat jika diterapkan Paradigma Kritis, Karena paradigma ini akan memberilkan
tempat yang sama bagi individu maupun kelompok masyarakat untuk pembongkaran memberikan kebebasan dari semua rantai penindasan dalam
mngembangkan potensi diri dan kreatifitasnya secara maksimal. kehidupan berokonomi maupun keimanannya. Pembongkaran-
Sebagaimana kita ketahui selama pemerintah orde baru berjalan sebuah pembongkaran ini kiranya bisa dilakukan dengan berfikir secara kritis terhadap
sistem politik yang represif dan otoriter dengan pola yang memperkuat civil dogma-dogma. Masyarakat tidak begitu saja menerima bagaimana
society dihadapan negara, maka Paradigma Kritis merupakan alternatif yang masyarakat agama juga berhak melakukan tafsiran-tafsiran atas segala nilai
tepat. Selama pemerintahan yang menggunakan paradigma keteraturan dan pranata agama yang selama ini mereka anut. terhadap ideologi,dengan
(order direpresentasikan melalui ideologi developmentalisme, massa NU ajaran agama yang disampaikannya,namun.
termasuk didalamnya PMII, dimarginalisasikan secara total. Dalam suasana Proses kritisme dan interpretasi atas ajaran agama bukan berarti
demikian secara sosiologis massa NU akan sulit berkembang karena tidak memberikan peluang untuk menghancurkan agama itu sendiri, namun justru
memiliki akses yang memadai untuk mengembangkan dan sebaliknya bagaimana agama ditempatkan pada posisi atas agar tidak
mengimplementasikan kreatifitas dan potensinya. Untuk mendobrak digunakan oleh kepentingan-kepentingan tertentu. Proses kritik ini tidak saja
kejumudan yang ada, maka diperlukan Paradigma Kritis. Disamping dilakukan terhadap dogmatisme agama, namun juga budaya, tatanan
terbelenggu sistem sosial politik yang dilakukan negara dan sistem kapitalisme masyarakat, dan pemikiran-pemikiran sosial yang ada. Dengan berfikir kritis,
global yang terjadi sebagai akibat perkembangan situasi, faktor yang secara maka akan terjadi dealektika dan dinamika dalam kehidupan Menyingkirkan
spesifik terjadi dikalangan PMII adalah kuatnya belenggu dogmatisme agama tabir hegemonik. Penyingkiran terhadap tabir hegemonik tidak hanya
dan tradisi. Karena hal ini, secara tidak sadar telah terjadi berbagai bermuara pada pengasa saja, namun juga tidak menutup kemungkinan pada
pemahaman yang distortif mengenai ajaran dan fungsi agama. Terjadi kalangan NU sendiri atau yang lain. Untuk mengaplikasikan paradigma kritis
dogmatisasi agama, sehingga kita tidak bisa membedakan mana yang dogma ini tentunya PMII harus benar-benar menyatakan sikap perjuangannya untuk
dan mana yang pemikiran hegemonik. Untuk mengembangkan budaya dan terlibat (imvolve) langsung dalam membangun bangsa dan Negara dengan
paradigm) dengan teori-teori modern yang terhadap dogma. Dalam upaya tetap memperjuangkan kepentingan rakyat banyak. Semangat religius islam.
mengembalikan fungsi dan ajaran agama, maka diperlukan adanya PMII dalam membangun semangat kebangsaan dan pluralisme yang tetap
dekonstruksi pemahaman keagamaan dan hal ini hanya mungkin dilakukan berada dalam frame dan semangat religiuitas Islam dengan tidak
dengan Paradigma Kritis. meninggalkan wilayah sakral beragama, namun juga dapat masuk dalam
wilayah profane agama. Sehingga dalam perjalanannya tidak akan terbentur
E. Penerapan Paradigma Kritis Transformatif dengan kelompok konservatisme yang didalamnya.
Menuju Sebuah Tindakan Dalam kerangka berpikir individu kader,
paradigma merupakan "jalan untuk memandang suatu onjek yang akan dikaji. F. Epilog
Tidak terbatas terhadap pemikiran, model gerakan praksis juga turut ikut Paradigama merupakan cara pandang kader guna menjawab
mewarna. Proses aktualisasi merupakan proses fase lanjutan dalam rantai problematika/fenomena yang terjadi dengan du acara pandang langkah
proses pergerakan. Setidaknya ada 3 (tiga) hal, yang harus dilakukan dalam komparasi menuju tujuan (Kritis Dan Transformative). Kiranya paradigma kritis
mengaktualisasikan pemikiran menuju sebuah tindakan, yakni; Mengadakan (Manhaj mentransformasikan dalam kehidupan dan kemaslahatan umat agar
tercipta kehidupan yang Tasamuh (Toleransi), Ta'adul (Keadilan),Tawazun PETA GERAKAN ISLAM
(Kesetaraan), dan Dialogis (Syuro) diantara sesama manusia. digunakan
sebagai pola pikir dan cara pandang dan Al-Fikr) yang mampu A. Akar Pemikiran Islam
menerjemahkan Islamisme adalah tipologi ideologi besar kelima yang menjadi orientasi
politik kelompok-kelompok gerakan di Indonesia paska reformasi. Empat
tipologi ideologi besar lainnya adalah Kiri-Radikal, Kiri-Moderat, Kanan-
Konservatif dan Kanan-Liberal beserta varian-variannya; keempatnya itu
bersumber dari pemikiran Barat. Kini akan saya kemukakan mengenai tipologi
kelima yakni Islamisme.
Umat Islam adalah sebuah bangsa dengan satu misi, yakni untuk
menegakkan visi bagi umat manusia. Ia menuntut setiap individu maupun
masyarakat untuk berjuang menegakkan keadilan, menyeru umat manusia
untuk menuju Tuhan-nya demi keselamatan mereka di dunia dan di akhirat.
Jika umat Islam telah melaksanakan peran sebagaimana yang telah
dicontohkan Rasulullah SAW, niscaya akan tercipta kemakmuran dimuka bumi
dan keselamatan di hari kemudian.
Paparan ini memberi gambaran umum mengenai varian-varian ideologi
Islamisme dan ciri pokok ideologis, pandangan dan orientasi politik masing-
masing varian, serta kelompok-kelompok gerakan Islam mana yang masuk
dalam kategori masing-masing varian Islamisme tersebut berdasarkan ciri-ciri
pokoknya.
Islamisme sebagai ideologi politik pada dasarnya dapat dibagi ke
dalam empat kelompok gagasan, yakni Islam modernis, Islam tradisionalis-
konvervatif, tranformisme Islam, dan Islam fundamentalis. Seperti halnya
tipologi ideologi besar yang bersumber dari pemikiran Barat, masing-masing
ideologi Islamisme itu juga memiliki sejumlah varian.

B. Peta Pemikiran dan Basis Sosialnya


1. Islam Modernis
Ciri utama ideologi Islam modernis adalah berusaha memajukan
Islam melalui pengembangan gagasan-gagasan rasionalisme,
liberalisme, dan modernisme. Ada yang berorientasi politik dan (NU); namun dilihat pandangan-pandangannya mereka telah jauh
biasanya kalangan ini mengembangkan partisipasi politik demokratis dari tataran tradisionalisme. Dari segi pemikiran pada dasarnya
di dalam masyarakat Muslim melalui partai-partai; ada yang mereka merupakan kelanjutan dari pemikiran Nurcholis Madjid dan
menempuh jalan kultural dan biasanya berkonsentrasi pada kawan-kawan. Mereka memandang bahwa negara harus netral dari
pengembangan masyarakat sipil dan menolak Islam-politik. pengaruh agama apapun; sementara agama harus berada didalam
Secara umum dalam kelompok gagasan ini ada dua varian, yakni wilayah privat. Tegasnya, menurut JIL, negara haruslah bersifat
liberal dan radikal. Varian liberal dari Islam modernis percaya bahwa sekuler; negara adalah sebagai penjaga harmoni interaksi antar
mereka harus mengambil posisi untuk melakukan sekularisasi politik kelompok di tengah masyarakat untuk menjamin nilai-nilai kebebasan
dan ekonomi. Sekularisasi politik dilakukan dengan cara memisahkan dan demokrasi.
agama dari negara; sementara sekularisasi ekonomi dengan cara Sementara itu varian radikal dari modernisme Islam, sebaliknya
memisahkan ekonomi dari negara. Contoh yang baik dalam varian menolak westernisasi dan sekularisasi. Penolakannya terhadap
ini adalah Paramadina, yang mendasarkan pandangan paradigma sekularisasi terutama terletak pada sifat
keagamaannya dan politiknya pada fikiran-fikiran Nurcholis Madjid. deterministiknya, bahwa dunia harus dibebaskan dari nuansa
Mereka memandang bahwa negara merupakan segi kehidupan
keagamaan, dan mustahil sebuah masyarakat menjadi modern
duniawi yang dimensinya bersifat rasional dan kolektif; sementara
kalau tidak sekuler dulu. Inilah yang ditolak.
agama adalah aspek kehidupan yang dimensinya spiritual dan
pribadi. Dengan demikian mereka memisahkan antara kehidupan
Mengenai paradigma rasionalisme mereka menerima, bahkan
agama dan negara. Dalam hal ekonomi pandangannya cenderung baginya Islam harus dikembangkan dengan gagasan-gagasan
kapitalistik dengan mendasarkan pada sebuah hadits yang berbunyi rasionalisme. Varian-varian radikal ini banyak yang kemudian
“Sesungguhnya Allah-lah yang menentukan harga”, yang ditafsirkan terjatuh menjadi fundamentalis anti-Barat. Contoh varian ini
dalam perspektif Adam Smith sebagai invisible hands. banyak kita temukan pada kelompok-kelompok Islam
Pandangan-pandangan Nurcholis Madjid demikian banyak dianut transnasional yang berkembang paska reformasi, salah satunya
kalangan aktivis HMI dan kelompok modernis lainnya. Selain di NGO, Ikhwanul Muslimin Indonesia. Islam transnasional yang saya
para aktivis varian ini banyak yang aktif di dunia akademis dan partai maKsud adalah kelompok-kelompok gerakan Islam yang
politik. Sekalipun demikian, varian ini tidak mengagendakan keberadaannya menjadi bagian dari gerakan Islam
gerakannya pada sebuah target politik tertentu yang didasarkan pada
internasional.
tesis politik-keagamaannya. Gerakan mereka tidak agresif, tidak
terorganisir secara ketat, hanya bergerak mengalir sesuai
2. Islam Tradisionalis-Konservatif
perkembangan lingkungannya.
Ini adalah jenis ideologi Islamisme konservatif, meskipun secara
Contoh lain yang paling telanjang adalah Jaringan Islam Liberal (JIL).
politik bisa saja mengambil bentuk-bentuk modern atau
Para eksponen kelompok ini benar berasal dari kalangan tradisionalis
fundamentalis. Inilah jenis Islam arus-utama yang menjadi basis varian ini adalah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Namun gagasan Pan-
organisasi-organisasi sosial keagamaan yang besar, seperti Islamisme semacam ini lebih sedikit muncul di kalangan tradisionalis-
Muhammadiyah dan NU. Muhammadiyah selama ini memang disebut konservatif ketimbang yang muncul di kalangan fundamentalis. Masih
kelompok modernis karena sifat paradigma keagamaannya dalam kategori varian ini, terdapat kelompok lain yang menolak
cenderung pada rasionalisme; namun dalam perspektif ini, ideologi berakomodasi ke dalam negara-bangsa tetapi, yang membedakan
politiknya adalah konservatif yang terlihat dari bahwa sikap dasar dengan kelompok yang disebut sebelumnya, kelompok ini tidak
politiknya lebih mengedepankan sikap moderat, kooperatif dan tidak memiliki cita-cita politik tertentu, kecuali semangat pembentukan
oposan serta bisa berakomodasi ke dalam negara nasional. komunalisme global. Kelompok ini bersikap a-politis secara total
Sementara NU, sekalipun tradisi pemikiran politiknya selalu berubah karenanya preferensinya memilih gerakan Islam kultural ketimbang
sesuai tantangan yang dihadapi, namun pandangan dasarnya adalah Islam-politik, dapat disebut disini misalnya Darul Arqam dan Jamaah
tetap, bahwa prinsipnya negara dan pemerintah wajib ditaati dengan Tablig. Tiga kelompok tersebut, Hizbut Tahrir, Jamaah Tablig dan
catatan sepanjang syariah dijamin dan kekufuran (pelanggaran Darul Arqam, ketiganya termasuk yang saya sebut sebagai Islam
terhadap hukum dan sejenisnya) dicegah. transnasional, dan keduanya merupakan Islam non-mainstream.
Gerakan-gerakan keagamaan mainstream lainnya, seperti Perti,
Persis, dan sejenisnya, masuk dalam kategori varian ini. Sikapnya 3. Transformisme Islam
yang bisa berakomodasi ke dalam negara-bangsa, barangkali Pengaruh pemikiran kiri di dalam Islam muncul di Indonesia di bawah
berhubungan dengan kesejarahan kelompok-kelompok gerakan payung Transformisme Islam. Dalam paham mereka ini, Islam harus
keagamaan arus-utama ini; bahwa NU dan Muhammdiyah misalnya, menjadi kekuatan progresif dan transformatif dengan misi utama
merupakan bagian dari organisasi-organisasi yang terlibat langsung untuk menegakkan keadilan, membela sektor-sektor masyarakat
dalam perjuangan kemerdekaan dan pendiri negara-bangsa ini, dan yang marginal dan tertindas, dan melawan kezaliman dalam politik
oleh karena itu menjadi salah satu “pemegang saham” negara maupun ekonomi. Varian ini memandang modernisme dengan
Republik Indonesia. Aspek kesejarahan demikian mendorong ideologi pembangunannya telah menghasilkan eksploitasi dan
kelompok-kelompok gerakan ini dalam merespons kebijakan- marjinalisasi terhadap kaum miskin, dhu’afa dan mustadh’afin; dan
kebijakan pemerintahan lebih mendasarkan pada cita-cita politik pada gilirannya kemiskinan mengakibatkan banyak ummat manusia
kebangsaan, dan NKRI adalah final. tidak mampu mengekspresikan harkat dan martabat kemanusiannya.
Karena itu varian tradionalis-konservatif ini juga cenderung a-politis Modernisasi melahirkan struktur sosial yang tidak adil dan terjadinya
mengenai isu politik sehari-hari dan memiliki preferensi untuk memilih konsentrasi kekuasaan, modal dan informasi hanya pada
gerakan Islam kultural ketimbang Islam-politik. Varian neo- sekelompoki elite, dan mereka inilah yang memonopoli kekuasaan
tradisionalis, sebaliknya cenderung menolak berakomodasi ke dalam dan mengontrol mereka yang tidak diuntungkan.
entitas negara-bangsa karena mengingingkan entitas umat universal
di bawah kekhalifahan dunia. Contoh yang paling gamblang dari
Gagasan-gagasan penting Islam transformis ditemukan dalam Kelompok ini secara keagamaan disebut Salafi; mereka ingin
beberapa pemikiran aktivis Muslim yang bergerak di dalam menerapkan Islam sebagaimana kalangan salaf (kalangan terdahulu)
organisasi-organisasi masyarakat sipil maupun NGO seperti Moeslim dalam mengamalkan ajaran Islam. Mereka berusaha menggunakan
Abdurrahman dan Masdar Mas’udi. Di tingkat internasional tokoh- metode (manhaj) salafy dalam memahami Islam dengan ciri utama
tokoh seperti Ali Asghar Engineer (India), Ali Shariati (Iran), serta kuatnya pendekatan tekstualis. Argumen seperti ini dapat kita
Hassan Hanafi (Mesir). Mereka berorientasi politik sekaligus kultural temukan dalam setiap gerakan Salafi, baik itu pada masa kuno (masa
dalam gerakannya, tidak punya problem dengan entitas negara sahabat nabi) ataupun masa modern sekarang ini. Kerangka
nasional, sangat pluralis, inklusif, dan memperjuangkan demokrasi. gagasannya adalah penolakan terhadap realitas “sekarang” dan
Di Indonesia, para eksponen varian transformisme Islam hanya keharusan mengubah realitas, sesuai dengan keagungan dokrin
sedikit yang aktif dalam partai politik. Mereka yang berorientasi politik (dengan mengambil sampel sejarah masa lalu yang dipilih paling
banyak membangun jaringan dengan gerakan-gerakan kelompok sesuai dengan doktrin). Karena kuatnya referensi ke masa lalu, maka
sosialis dan kelompok kiri lainnya. Di kalangan ini pandangan politik dengan sendirinya kurang memberi tempat pada pertimbangan
varian transformisme Islam dikenal sebagai sosialisme Islam dan realitas sekarang.
umumnya menjadi motor ideologis bagi kelompok-kelompok gerakan Secara simbolis, berkembangnya gerakan Salafi ini terlihat bahwa
yang berbasis Islam. sekarang ini gejala yang nampak adalah adanya simbol-simbol baru
Islam yang lazim di Timur Tengah, digunakan pula oleh masyarakat
4. Islam Fundamentalis muslim Indonesia. Munculnya simbol ini seiring dengan pemahaman
Sumber-sumber ideologis fundamentalisme di dalam Islam sangat baru tentang Islam di mana wanita berjilbab misalnya, harus
beragam. Mereka juga sering disebut sebagai kelompok neo- menggunakan cadar (penutup wajah), kalaupun pria berbaju putih
revivalis, karena mengagendakan kebangkitan hegemonis Dunia dengan model celana panjang di atas mata kaki, plus janggut yang
Islam. Dalam setting kontemporernya, akar fundamentalisme itu bisa panjang. Penggunaan simbol, yang tidak memasyarakat tersebut,
ditelusuri pada permusuhan Barat terhadap dunia Muslim, misalnya tentu saja bukan sesuatu yang mudah untuk diperkenalkan, kecuali
sebagaimana dirumuskan oleh ramalan Huntington tentang clash of memiliki militansi yang cukup untuk memperkenalkan simbol baru.
civilization. Mereka menolak sekularisasi, westernisasi, dan bahkan Gerakan tersebut tentu saja tidak sebatas simbolisme belaka. Di luar
modernisasi. Penyebab maraknya fundamentalisme Islam adalah itu, masih terdapat sejumlah gerakan Salafi lainnya, seperti “gerakan
berkembangnya paham-paham keagamaan terutama yang dipasok Imam Samudra”, gerakan Tarbiyah, Hisbut Tahrir dan sebagainya.
oleh wahabisme. Mereka juga cenderung menolak demokrasi, dan Apabila dicermati lebih jauh, benang merah dari beragam gerakan
kemudian bergerak di bawah tanah serta berorientasi sangat-politis tersebut adalah gerakan yang tumbuh di Timur Tengah dengan ciri
dengan basis jamaah-jamaah yang eksklusif. Di kalangan tertentu dominan, kuatnya interpretasi tekstualis. Meskipun demikian,
gerakan-gerakan fundamentalis, mereka menginginkan tegaknya sebagaimana disinggung di muka, model pemahaman gerakan salafi
kepemimpinan politik universal. di Timur Tengah, tentunya tidak serta merta dapat digunakan dalam
memotret gerakan salafi Indonesia. Selalu saja ada partikularisme. sesuai dengan ajaran Islam. Sebagai gantinya, fundamentalisme
Hal ini semakin signifikan apabila melihat salah satu ciri gerakan salafi Islam mengajukan tawaran solusi dengan kembali kepada sumber-
yang lebih tertutup dibandingkan gerakan Islam modern. sumber Islam yang murni dan otentik, dan menolak segala sesuatu
yang berasal dari warisan modernisme Barat. Salah satu karakteristik
5. Islam Revivalis atau ciri terpenting dari fundamentalisme Islam ialah pendekatannya
Pengertian revivalis Islam sampai saat ini belum ada kesepakatan yang literal terhadap sumber Islam (al-Qur’an dan al-Sunnah). Untuk
yang dibuat oleh para pengkaji Islam tentang suatu istilah tertentu kajian tentang perbandingan karakteristik orientasi ideologi gerakan
yang dianggap tepat untuk menggambarkan fenomena kebangkitan Islam (tradisionalis, modernis, sekularis dan fundamentalis).
Islam kontemporer ini. Revivalis Islam diartikan kebangkitan kembali
Islam. C. Gerakan Revivalis Islam di indonesia
Sejak abad ke-18 dunia Islam mengalami 1. Gerakan Tarbiyah
kemunduran. Pemerintahan islam dengan konsep terbaiknya Dalam kasus gerakan tarbiyah, peranan alumni Timur Tengah dalam
berganti menjadi pemerintahan yang despotis. Anarki dan proses transmisi ini sangat besar. Mereka berperan dalam membawa
pembunuhan demi perebutan kekuasaan terjadi dimana-mana. pemikiran IM secara lebih utuh kedalam kancah gerakan dakwah
Banyak wilayah yang memisahkan diri dan mendirikan negara kampus yang telah eksis, dan menjadikan pemikiran IM sangat
dengan memakai konsep barat. Selain itu, banyak kalangan yang dominan dalam gerakan ini. Mereka juga terlibat sangat intensif dalam
tidak mempercayai lembaga-lembaga negara serta merebaknya gerakan Tarbiyah, hingga pada pembentukan dan pergerakan Partai
kebencian terhadap yang berbau asing. Dalam pandangan Keadilan Sejahtera hingga kini.
masyarakat muslim, integritas kebudayaan Islam dan way of live itu Menurut gerakan tarbiyah, Islam adalah agama yang
telah terancam kekuatan non-Islam, seperti modernitas yang universal, kaffah dan syamil. Ia mengatur kehidupan pribadi, sosial
didukung oleh negara muslim sendiri. Sehingga, munculah gerakan hingga negara. Menurut kalangan Tarbiyah, islam meliputi lima sub
revivalisme. sistem yaitu sub sistem moralitas, sub sistem politik, sub sistem sosial,
Revivalisme Islam juga berhubungan dengan fundamentalisme. sub sistem ekonomi dan sub sistem spiritual. Antara masing-masing
Gerakan dan pemikiran ini muncul sebagai reaksi terhadap akibat- sub sitem ini harus saling berkaitan dan tidak bisa di pisah-pisahkan.
akibat yang ditimbulkan oleh modernisme dan sekularisme dalam Penjelasan lebih rinci tentang Islam mereka dapatkan dari konsepsi
kehidupan politik dan keagamaan. Peradaban modern-sekular Sa’id Hawwa bahwa Islam meliputi tiga komponen, yaitu:
menjadi sasaran kritik fundamentalisme Islam, dan di sini a. Tiang penegak yang terdiri dari jihad, amar ma’ruf nahi munkar,
fundamentalsime memiliki fungsi kritik. Seperti ditipologikan oleh hukum islam dan sanksinya.
Fazlur Rahman, fundamentalisme Islam (atau revivalisme Islam) b. Bangunan yang meliputi sistem hidup yaitu politik, ekonomi, sosial,
merupakan reaksi terhadap kegagalan modernisme Islam (klasik), kemiliteran, pendidikan dan akhlak.
karena ternyata yang disebut terakhir ini tidak mampu membawa
masyarakat dan dunia Islam kepada kehidupan yang lebih baik,
c. Dasar/asas yang terdiri dari ibadah yaitu sholat, puasa, zakat dan secara sejelas-jelasnya. Dengan ungkapan lain, syariat islam
haji. Akidah yaitu syahadatain dan iman kepada Allah, malaikat, sesungguhnya, meliputi keyakinan spiritual dan ideologi politik.
kitab, rasul dan hari akhir. Oleh karena itu organisasi ini mencita-citakan sebuah masyarakat dan
Sehingga dakwah yang mereka lakukan juga bervisi luas dari negara yang Islami. Dimana seluruh kegiatan kehidupannya diatur
perubahan pribadi, masyarakat hingga negara. Hal ini dikuatkan Abdul sesuai dengan hukum-hukum syariat dibawah naungan dawlah
hasib, aktifis dakwah tarbiyah, bahwa dakwah Tarbiyah Islamiyyah dalam bentuk negara khilafah.
sebagaimanamana dakwah Ikhwanul Muslimin, meliputi Keimanan, Dalam pandangan Hizbut Tahrir, berbagai krisis kehidupan terjadi
akidah, ibadah, akhlak, dan sistem hidup. akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh tindakan menyimpang
(maksiat) manusia. Selama ini telah terbukti bahwa ditengah-tengah
2. Hizbut Tahrir Indonesia masyarakat, termasuk dalam penataan dalam urusan individu dengan
Dalam kasus Hizbut Tahrir Indonesia, peranan utama transmisi ini Tuhannya. Sementara dalam urusan sosial kemasyarakatan, agama
dilakukan oleh seorang aktivis Hizbut Tahrir dari Libanon, ditinggalkan. Maka, ditengah-tengah sistem sekularistik, lahirlah
Abdurrahman Al-Baghdadi dan Muhammad Mustofa, seorang alumnus berbagai bentuk tatanan yang jauh dari nilai-nilai Islam, yakni tatanan
perguruan tinggi Yordania. Merekalah yang memperkenalkan ekonomi yang kapitalistik, perilaku politik yang oportunistik, budaya
pemikiran Hizbut Tahrir dan ikut serta menyebarkannya dikalangan hedonistik, kehidupan sosial yang egoistik dan individualistik, sikap
dakwah kampus. Abdurrahman Al-Baghdadi pulalah yang membuka beragama yang sinkretik serta sistem pendidikan yang materialistik.
jalan bagi para aktifis Hizbut Tahrir di Indonesia kepada jaringan Hizbut
tahrir Internasional. 3. Dakwah Salafi
Bagi Hizbut Tahrir Indonesia, teknologi internet juga memiliki peran Pada masa awal kemunculannya, tahun 1980-an, gerakan ini tidak
sangat penting dalam transmisi dan sosialisasi pemikiran mereka. berkembang, karena selalu dicurigai oleh rezim pemerintah Soeharto.
Sebab, alat komunikasi utama mereka dengan pusat Hizbut Tahrir di Pemerintah menghambat gerak Salafi, karena mereka mengira bahwa
Yordania adalah ciber media. Melalui media virtual ini, transmisi, gerakan Salafi sama dengan harakah yang berseberangan dengan
pemikiran, gagasan dan informasi yang berkembang dikalangan Hizbut sistem pemerintahan yang ada. Sehingga, bagi para aktifis Salafi,
tahrir dari seluruh dunia, khususnya dari Timur tengah mengalir ke para munculnya gerakan harakah dinilai telah merugikan kelancaran
aktivisnya di Indonesia. dakwah mereka.
Hizbut Tahrir menegaskan bahwa syariat Islam telah mengatur segala Gerakan Salafi mendirikan pesantren-pesantren Salaf dan
urusantanpa kecuali, mulai dari hubungan manusia dengan mengajarkan kitab-kitab yang ditulis oleh seorang Salafi, seperti
penciptanya dalam konteks akidah dan ibadah, hubungan manusia Muhammad Nasiruddin Al-Bani dan Abdullah Bin Baz. Sebagaimana
dengan dirinya sendiriseperti dalam urusan pakaian, makanan dan disebut diatas, sarana utama penyebaran ajaran Salafi terpulang
akhlak, hingga hubungan manusia dengan sesamanya seperti dalam kepada tiga sasaran yaitu pesantren, masjid, dan kampus. Untuk ini
urusan pemerintahan, ekonomi, sosial, pendidikan, politik luar negri bantuan dana dari Timur Tengah. Terutama Saudi dan Kuwait
dan lain-lain. Secara konseptual, semuanya telah diatur oleh Islam berdampak cukup besar bagi perkembangan gerakan ini.
Ajaran Salafi juga disebarkan melalui majalah dan buku yang Belanda adalah Al-Irsyad. Sebagaimana gerakan pembaharuan
diterbitkan oleh kalangan Salafi termasuk penerjemah karya-karya para pada umumnya, gerakan islam ini tergolong gerakan minoritas,
tokoh besar Salafi dari dunia Arab. Dalam perkembangan berikutnya, namun memiliki pengaruh kuat terhadap komunitas keturunan
di Indonesia jamaah Salafi ini terpecah menjadi dua. Satu kelompok Arab. Tokoh paling terkenal dalam gerakan islam ini adalah Ahmad
merujuk pada gerakan Salafi di Kuwait. Tokoh kelompok ini adalah Sukarti. Ia adalah salah seorang pendiri gerakan ini yang dinilai
Abdul Hakim, Yazid Jawaz, Yusuf Baisa dan Abu Nida. Sedangkan banyak orang memilikiwawasan yang luas. Ahmad Sukarti juga
kelompok Salafi yang berkiblat kepada Arab Saudi imamnya adalah dinilai sangat dominan dalam mewarnai gerakan organisasi ini.
Ja’far Umar Thalib, alumni pesantren Persis Bangil yang kemudian c. Isa Bugis
melanjutkan sekolah ke LIPIA dan Maududi Institute di lahore Pakistan. Gerakan Islam Bugis merupakan gerakan islam yang bersifat lokal.
Para penganut gerakan islam ini memandang dirinya sebagai
4. Gerakan pembaharuan Islam Kelompok Minoritas gerakan pembaharuan islam, terutama dalam bidang uamalah.
a. Lembaga Dakwah Islamiyyah Indonesia (LDII) Fokus dari gerakan ini adalah mengajak umat islam untuk
Gerakan Islam Lembaga Dakwah Islamiyyah Indonesia (LDII) menafsirkan Alquran yang lebih konstektual agar mampu
memandang dirinya sebagai gerakan pemurnian Islam. Gerakan ini merespon perkembangan zaman, termasuk perkembangan
melihat bahwa praktek keagamaan umat Islam selama ini dinilai kapitalisme. Salah satu upaya yang sangat diidam-idamkan oleh
belum sempurna, dan karena itu LDII berusaha menyempurnakan gerakan islam ini adalah memangun sebuah sistem komunitas
sesuai dengan keyakinannya. Tetapi justru banyak pihak menilai sosial yang adil dan merata terutama dalam hal tingkat
bahwa keberadaan LDII bukan pemurnian Islam tetapi kesejahteraan sosialnya. Namun pada prakteknya komunitas ini
penyimpangan. Hal ini karena LDII sebagai organisasi sosial mendapat tantangan dari masyarakat sekitarnya dalam praktek
keagamaanmerupakan pengejawantahan dari gerakan Islam keagamaanya gerakan islam ini bersifat ekslusif.
jama’ah atau darul Hadist yang didirikan pada tanggal 3 januari d. Gerakan Ahmadiyyah
1951 di Kediri. Gerakan ini telah dilarang oleh pemerintah terutama Gerakan islam Ahmadiyyah, merupakan salah satu gerakan
karena dipandang telah menyimpang dari rel agama Islam yang pembaharuan islam yang bersifat internasional, terutama karena
benar. Karena ada pelarangan tersebut organisasi ini merubah jati pengikut gerakan ini telah tersebar di berbagai belahan dunia.
diri menjadi Lembaga Karyawan Islam (LEMKARI), namun Namun pada prakteknya gerakan ini memperoleh penentangan
oraganisasi ini juga dilarang pemerintah, dan sampai akhirnya yang kuat dari sebagian besar ulama dunia, termasuk sebagian
organisasi ini merubah jati dirinya menjadi LDII, dan pada era besar ulama di Indonesia. Dibeberapa daerah gerakan
reformasi ini LDIIterus berkembang. Ahmadiyyah ini telah dilarang untuk berkembang, terutama karena
b. Al-Irsyad kegiatan Ahmadiyah ini telah melahirkan keresahan umat Islam.
Diantara berbagai gerakan Islam yang dinilai bercorak
pembaharuan dan pemurnian ajaran Islam sejak masa penjajahan
PMII DAN GERAKAN MAHASISWA Budairi sebagai sekretaris umum. Serta ketiga orang tersebut diberi
wewenang untuk menyusun kelengkapan pengurus pusat PMII
A. PMII dan Konstelasi Gerakan Mahasiswa sedangkan pendeklarasian secara resmi PMII tanda 17 april 1960 / 17
1. Lahirnya PMII syawal 1379.
Kelahiran PMII menjadi suatu kebutuhan untuk menjawab tantangan 2. Gerakan Mahasiswa Angkatan ‘66
jaman : pertama, carut marutnya situasi politik bangsa Indonesia yaitu Dalam pergerakannya PMII bersama elemen lain yang tergabung di
kurun waktu 1950 – 1959 , tidak menentunya sistem pemerintahan dan KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia; M Zamroni salah satu
perundang-undangan yang ada, dan pisahnya NU dari MASYUMI serta presidium pusat KAMI adalah warga PMII). Mulai menjalankan perannya
tidak enjoynya lagi mahasiswa NU bergabung dengan HMI karena ketika pemerintah orla ditemukan melakukan penyelewengan terhadap
kedekatan politik dan aktifitasnya lebih condong ke Masyumi, bahkan pelaksanaan pancasila dan UUD 45 serta telah jauh menyimpang dari
mereka berkampanye untuk partai Masyumi. Sehingga masyarakat cita-cita bersama kemerdekaan negeri ini yaitu untuk mewujudkan
mengidentikanHMI dengan“anak Masyumi“. Kedua, dinamika internal kehidupan masyarakat yang adil dan makmur.
yang muncul dikalangan intelektual muda NU, kegelisahan dan keinginan Puncaknya terjadi setelah diketahui bahwa penderitaan rakyat
kuat dari mereka untuk mendirikan organisasi sebagai wahana semakin berat akibat kenaikan harga-harga pokok, kelaparan merajalela,
menyalurkan aspirasi dan pengembangan potensi mahasiswa-mahasiswa dan lain-lain penyelewengan dalam pelaksanaan politik kenegaraan.
yang berkultur NU serta adanya hasrat kuat dari kalangan mahasiswa NU Mahasiswa menyadari betul akan tanggungjawab sosialnya untuk
untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang beridiologi Ahlussunnah menyelamatkan rakyat bangsa ini, sehingga mereka melakukan aksi turun
Wal Jama’ah. jalan dengan tuntutannya yang dikenal dengan TRITURA, aksi ini berakhir
Semangat yang tak pernah padam dari kalangan mahasiswa NU, dengan runtuhnya pemerintahan orla digantikan dengan pemerintah orba
mengalami puncaknya pada konferensi besar IPNU yang pertama pada yang diselimuti semangat baru untuk melaksanakan pancasila dan UUD
tanggal 14-17 Maret 1960 di Kali Urang Yogyakarta sehingga Konbes 45 secara murni dan konsekuen. Gerakan mahasiswa yang terlibat dalam
tersebut menghasilkan sebuah keputusan penting yaitu berdirinya aksi penurunan orba ini kemudian lebih dikenal dengan sebutan angkatan
organisasi mahasiswa NU secara khusus diperguruan tinggi. Untuk 66.
merumuskan keputusan tersebut dan menindak lanjutinya dibentuklah tim
yang terdiri dari 13 tokoh mahasiswa NU se Indonesia untuk B. Peta Gerakan Mahasiswa
mempersiapkan musyawarah mahasiswa NU dalam waktu satu bulan. Dalam perspektif sejarahnya mahasiswa senantiasa memberi
Selain menghasilkan kesepakatan terbentuknya organisasi kontribusi besar dan berperan aktif dalam pembangunan bangsa dan negara di
mahasiswa NU yang bernama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Republik Indonesia ini. Mereka memiliki tiga (3) peran utama, yaitu: pertama,
(PMII) , musyawarah itu juga menghasilkan rumusan peraturan dasar dan sebagai agen of social change and social control; kedua, sebagai moral
anggaran rumah tangga organisasi serta memilih sahabat mahbub junaedi force and guardian of value, dan ketiga sebagai iron stock. Hal ini dapat kita
sebagai ketua umum, A. Kholid mawargi sebagai wakil ketua dan Said lihat dari era ke era, misalnya pada era Kebangkitan Nasional Budi Oetomo
tahun 1908, era Sumpah Pemuda tahun 1928. Era Proklamasi Kemerdekaan Indonesiaan yang tetap mampu memelihara khazanah dan budaya bangsa dan
RI tahun 1945 hingga awal Orde Baru tahun 1966, (termasuk gerakan Malari merumuskan paradigma baru yang lebih baik. Sementara itu, gerakan-gerakan
1974), dan Orde Reformasi tahun 1998. Herbert Feith dan Lance Castle sosial-politik untuk menyampaikan aspirasi dan kritik konstruktif terhadap
mengembangkan teori Clifort Geertz, membagi gerakan politik mahasiswa ini sistem pemerintahan mesti dilakukan secara efektif dan inovatif. mahasiswa
menjadi 5 aliran yaitu: marxisme, sosialis demokrat, nasionalisme radikal, Islam juga perlu melakukan kajian-kajian mendalam mengenai kebijakan pemerintah
(modernis dan tradisionalis) dan tradisionalisme Jawa. Tahun 1955 kelompok terkait dengan kehidupan berbangsa dan bernegara, dan turut andil untuk
mahasiswa tersebut kemudian berafiliasi atau berada dalam underbow partai mengontrol jalannya pemerintahan sesuai fungsi yang melekat pada
politik. Dampak dari Demokrasi Liberal (1950-1959) saat itu kemudian mahasiswa itu sendiri.
melaihirkan organisasi ekstra mahasiswa, CGMI, PMKRI, GMNI, HMI, PMII dst. Peran mahasiswa akan terlihat penting dan bermakna dalam kehidupan
Sebelumnya, CGMI sempat berkibar setelah kemenangan PKI tahun 1955 berbangsa dan bernegara jika orientasi dan sensitivitas kepeduliannya di
(Mujamil E. Wahyudi, 2015). kedepankan. Ini sejalan dengan dua ciri utama, yaitu keagamaan dan ke-
Pada kurun waktu 1950-1959, mahasiswa memiliki peran menyelesaikan Indonesiaan. Dua ciri utama itu juga menjadi arah tujuan yang harus
problem carut marutnya situasi politik bangsa Indonesia dan tidak menentunya dijadikan platform gerakan mahasiswa.
sistem pemerintahan dan perundang-undangan yang ada saat itu. Maka
kondisi tersebut tidak berbeda dengan sekarang. Justru persoalan bangsa saat C. Posisi & Peran Strategis PMII Hari Ini
ini lebih kompleks dan memerlukan penyelesaian dari berbagai elemen Pada dasarnya posisi dan peran PMII bisa dilihat dari arah dan dimensi
masyarakat, termasuk para mahasiswanya. Dalam konteks kehidupan yang berbeda, Pertama: Jika kita menggunakan kerangka negara dan
berbangsa dan bernegara di Indonesia saat ini, apa peran yang mesti mesyarakat sipil (State and cicil sociaty) dalam konteks ini posisi dan peran
dimainkan oleh mahasiswa? PMII apa. Kedua: Dari sisi paradigma perubahan sosial, dalam konteks
Orientasi gerakan mahasiswa sudah saatnya untuk berubah, dari perubahan sosial ini posisi dan perannya sebagai apa. Ketiga: Posisi dan
paradigma lama menuju paradigma baru yang mencerahkan dan transformatif, peran PMII dalam gerakan sosial, maka juga penting dikaji posisi PMII dimana
artinya bagaimana mereka mampu mengubah perilaku dan mengantarkan dan apa perannya.
mereka dari berpikir pragmatis menuju transformatif. Dalam arus gerakan-gerakan sosial, ada beberapa pandangan tentang
Dengan demikian, maka mahasiswa mesti mempertahankan Negara geraka sosial:
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai sebuah bentuk negara yang final. Pertama: Social movement, adalah gerakan sosial yang bersifat
Doktrin tawasuth, tawazun dan tasamuh mesti menjadi paradigma berpikir sporadis, spontan, tujuannya jelas dan berjangka pendek, sangat impulsif,
dalam berorganisasi. Dengan demikian, mahasiswa tidak menjadi gerakan misalnya gerakan buruh yang menuntut kenaikan upah, bila tuntutan itu sudah
ekstrem, baik ekstrem kiri maupun ekstrem kanan. Pola-pola berpikir seperti ini dipenuhi, maka selesailah gerakan itu. Gerakan ini sebagai gerakan sesaat,
harus menjadi perhatian dari masa ke masa sebagai bentuk dari melestarikan karena spontan dan tujuannya berjangka pendek, dan organisasinya tidak
perjuangan the founding fathers negeri ini. Selain itu, mereka juga mesti disiapkan secara matang, maka sangat mudah dipatahkan oleh kekuatan
mencari rumusan baru tentang bagaimana wawasan keagamaan khas rezim yang berkuasa.
Kedua: Social cultural movement, tujuannya jangka panjang, lebih ada di dalam masyarakat. Kombinasi antara kebebasan struktural itu dengan
fundamental, karena yang dihadapi higemoni kekuasaan, hegemoni pengetahuan dan pemahaman mereka akan cita-cita, idea atau pemikiran
kelompok-kelompok diminan yang berkuasa, oleh karena itu strategi yang tentang politik, budaya ekonomi dan kemasyarakatan memungkinkan PMII
digunakan berbeda dengan yang pertama. Sasaran, pemberdayaan mempunyai sikap kritis.
kelompok-kelompok rentan, kelompok-kelompok marginal dan terpinggirkan Dengan menyadari posisinya sebagai kekuatan intelektual yang
dan orientasinya kultural. gandrung akan pembaharuan dan masa depan bangsanya, maka
Ketiga: Historical movement, pergolakan yang sangat panjang, lebih sepantasnya PMII selalu berada dalam ruang pencarian alternatif
panjang dari social cultural movement dan ini lebih bersifat historis, artinya pembaharuan, eksploraasi yang berangkat dari kenyataan kekinian. Dengan
sejarah yang akan menentukan. keasadaran ini PMII, akan dengan mudah melakukan inventarisasi agenda-
Untuk itu memang tersedia pilihan-pilihan, apakah PMII akan melakukan agenda pembaharuan bagi perjalanan bangsanya.
investasi pada seluruh daya untuk gerakan-gerakan yang bersifat spontan
gerakan-gerakan massa, atau invstasi jangka panjang untuk menumbukan
kader-kader yang mempunyai ketejaman analisis sosial dan mempunyai
komitmen tinggi terhadap mustad’afin, bukan terhadap dirinya sendiri, posisi
organisasinya sendiri. Disini PMII ditantang untuk melampaui batas-batas
etnis, ras dan keagamaan, karena yang dibela itu golongan tertindas.
Gerakan PMII senantiasa mendasarkan diri pada komitmen keadilan ,
kebenaran dan kejujuran. Selama hal ini belum menjadi life style bangsa
Indonesia, maka gerakan PMII akan terus dilakukan. Mengembangkan
suasana patnership, dialogis kepada semua pihak diluar PMII. Bukan
zamannya lagi independen dan eksklusif, taetapi dapat diganti dengan pola
interdependensi. Gerakan PMII harus berani, keras tetapi bertanggung jawab
yang dilandasi semangat kebangsaan dan akhlakul karimah.
Dua bentuk sumber daya yang menjadi tenaga pendorong bagi PMII
untuk terlibat dalam proses politik: Pertama: Ilmu pengetahuan. Kombinasi
antara watak ilmiah yaitu kritis obyektif dengan pengetahuan yang sistematik
tentang masalah-masalah kemasyarakatan disamping masalah yang menjadi
bidang spesialisasinya, mendorong PMII untuk mengadakan penilaian dan
menentukan sikap tentangb kehidupan masyarakat yang mengelilinginya.
Kedua: Sikap idealisme yang lazim menjadi ciri mahasiswa pada umumnya.
Sebagai unsur dari masyarakat yang masih bebas dari struktur kekuasaan,
STRATEGI PENGEMBANGAN PMII problema yang tumbuh dan berkembang di masyarakat baik menyangkut
aspek politik, budaya, ekonomi, hukum, pendidikan dan agama.
PMII adalah organisasi yang bertujuan pada terbentuknya pribadi
muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap, dan A. Potret PMII
bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmu pengetahuannya serta Anggota PMII pada umumnya berasal dari desa dan masih
komitmen atas perwujudan cita-cita kemerdekaan Indonesia. Senafas dengan berparadigma pedesaan berpengaruh terhadap gaya pengembangan pmii itu
tujuannya tersebut PMII dituntut untuk membuktikan bahwa arah gerakannya sendiri. Karakter geografis, demografis, sosiologis, membawa implikasi pada
memanifestasikan cita-cita yang dituju. Sebagai organisasi yang etos sifat dan perilaku komunal baik menyangkut teologi, tradisi dan budayanya.
pergerakannya bersandar opada aspek kemahasiswaan, keislaman dan Penghargaan terhadap lokalitas tradisional yang menjunjung tinggi pluarlitas
keindonesiaan, maka pengejawantahan gerakan PMII juga mencirikan ketiga dan keseimbangan relasi antar iman menjadi kesadaran spiritualitas.
aspek diatas. Aspek ke-mahasiswa-an harus diselaraskan dengan tipologi Pemahaman teologis dinaungi oleh doktrin Aswaja yang dikonstruksi sebagai
mahasiswa sebagai agent of social change. Dimana mahasiswa mempunyai manhaj al-fikr. Realitas nilai dan norma tradisionalis keberagamaan yang telah
kekuatan intelektual untuk mendobrak bentuk-bentuk kemapanan yang terbangun dalam lingkungan keluarga, dan masyarakat (terutama pesantren)
menghalangi kemajuan dan secara intens menembus kebekuan realitas memiliki korelasi positif terhadap paham keagamaan dan membentuk karakter
menuju dinamika yang mengarah pada pemecahan masalah-masalah sosial. keberagamaan kader. Latar keberagamaan para kader PMII sarat dengan
Pada aspek ke-Islam-an, PMII meyakini bahwa kehadiran atau pemahaman teologi Asy’ariyah yang mengedepankan keseimbangan,
eksistensinya adalah untuk mewujudkan peran khalifatullah fi al-ardl, solidaritas, dan ketenangan dalam perilaku dan karakternya dalam
meneruskan risalah kenabian untuk merahmati alam. Islam seharusnya selalu pengejawantahan hidup bermasyarakat. Doktrin teologi yang dibangun
menjadi cahaya (nur) bagi ummatnya di setiap waktu dan di setiap zaman. memberikan makna keagamaan yang sedikit beku karena nafas
Oleh karena itu wacana keislaman yang dipahami oleh PMII harus mampu keberagamaan cenderung mengarah pada dogmatisme tradisi dan ajaran,
melakukan tafsir terhadap dirinya agar relevansi dan kontekstualisasinya sehingga agama bagai relevan dalam ritualitas tetapi kurang memungkinkan
aktual dengan perkembangan zaman. Sementara aspek ke-bangsa-an PMII dalam menjawab realitas kehidupan.
harus dibuktikan dengan antusiasme aktif terhadap nilai kebangsaan yang Karakter keberagamaan kader PMII ini satu sisi memberikan
ditunjukkan oleh sikap penghargaan atas pluralitas dan inklusivitas serta pengkayaan karena khazanah keagamaan bisa dijadikan modal untuk
menghindari ekslusivitas dan sektarian. mengilhami suatu perubahan menuju peradaban. Tetapi khazanah yang
Ketiga aspek di atas harus terintegrasi dalam satu perspektif yang saling dimungkinkan bisa mengarah kepada penciptaan peradaban adalah khazanah
menopang satu dengan lainnya. Oleh karena itu dialektika aktif di dalam yang niscaya untuk memberikan pemecahan aspek kemanusiaan, teknologi,
kehidupan masyarakat harus ditunjukkan dengan sikap penghargaan, kebudayaan dan spiritualitas. Di sisi lain, kenyataan ini menjadi masalah
solidaritas, persamaan, kesetaraan, dan anti diskriminasi yang dilandasi suatu karena kekayaan khazanah ini tidak memberikan
kesadaran yang utuh, bukan sebaliknya. Dialektika ini juga hatus mengatasi suatu mainstream perubahan. Mungkin karena masih terjadi kontradiksi
antara frame lama yang dogmatis dan frame baru yang secara sistematis
belum bisa menjadi sandaran perjuangan secara utuh. Padahal tantangan (warga) di satu sisi dan disisi lain upaya membangun masyarakat. Dari sinilah
yang dihadapi adalah karakter modernitas yakni adanya penafian sisi kemudian bisa dilihat pembinaan kader yang intens menuju standar kualitas
kemanusiaan dan spiritualitas dan hanya mendasarkan pada kehidupan fisik yang mampu berkompetisi dengan realitas sejati yang ada di masyarakat bisa
dan material. terwujud.
Oleh karena itu PMII harus melakukan rekonstruksi -malah kalau bisa Konsentrasi pemberdayaan ini juga harus dilihat dari sisi alumni PMII.
dekonstruksi- pemahaman terhadap tafsir keagamaan agar lebih hidup Realitas alumni PMII adalah proses timbal balik dari realitas PMII. Proses
sebagai upaya menggagas kehidupan yang lebih bermakna dan tidak hanya aktualisasi alumni PMII tidak bisa optimal dalam kancah kompetisi kehidupan
ritual tetapi juga sosial. Tauhid tidak hanya ada dalam diri tanpa mampu publik. Ranah publik yang mestinya mampu dimasuki PMII tidak
terrefleksikan dalam kehidupan, tetapi sebaliknya tauhid adalah pemberian seluruhnya bisa digapai dikarenakan adanya marginalisasi oleh sistem yang
jawaban terhadap realitas yang ada. Oleh karena itu teologi yang mengarah refresif. Sistem politik tidak memberikan ruang yang leluasa untuk
kepada aspek teosentris (Tuhan sebagai pusat kajian) harus dibalik dengan menggerakkan potensi kader PMII mengapresiasikan apa yang dimilikinya.
mengarahkan poada teologi antroposentris (aspek kemanusiaan sebagai Banyak warga PMII dsn alumni PMII kesulitan menempatkan diri dalam posisi
pusat orientasi). Konsepsi teologi antroposentris sebagai teologi yang dapat strategis, baik tataran birokrasi, partai politik, profesional, LSM, dan lain-lain.
ditrasformasikan dalam kerangka empirik-praksis merupakan antitesa Hal ini akibat frame Orde Baru yang hanya memberikan ruang dan
terhadap teologi teosentris. Dengan demikian pemahaman terhadap nalar kesempatan kepada kelompok ”modernis” denganh mengesampingkan
keagamaan manusia harus didekonstruksi menjadi teologi transformatif. kelompok lain untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya.
Pemikiran teologis yang dikonstruksi sebagai tata nilai yang mapan dianggap Jatuhnya rejim Orde Baru memberikan secercah harapan bagi PMII untuk
telah menafikan dinamisasi pergulatan nalar keberagamaan manusia yang memposisikan diri dalam ranah kehidupan publik. Kesempatan ini harus
bersifat dinamis dan interpretable. Perubahan yang menjadi sifat asasi ditopang dengan pemberdayaan dan pengkayaan warga PMII agar
manusia mengilhami nalar kader dalam mengapresiasikan pemikiran berkualitas, sehingga mampu beradaptasi dengan lingkungan yang sudah
teologisnya sehingga kader akan selalu menggeliat dengan kemapanan terbuka dan menggeser realitas kehidupannya yang pinggiran.
karena berimplikasi pada stagnasi pemikiran yang menciptakan alienasi
manusia terhadap realitasnya. B. Pengembangan Organisasi
Nalar teologis yang hidup ini belum mampu menjadi cahaya yang 1. Penguatan Ideologi Gerakan
mengarahkan pada satu titik sendi perjuangan. Pola gerakan PMII masih carut PMII selama ini mendasarkan dan menyandarkan pada ideologi
marut dalam kesendirian yang masing-masing belum terkomunikasikan dan wacana kritis sebagai upaya pembacaan terhadap realitas sosial dan
menjadi gerakan yang padu. PMII adalah organisasi kader yang mengarahkan keberpihakan kepada masyarakat lemah, terpinggirkan, dan perjuangan
kepada pembentukan kader yang mampu beradaptasi dengan seluruh terhadap nilai-nilai universal (keadilan, persamaan, kesetaraan,
lingkungan yang ada. Keberpihakan terhadap nilai-nilai harus disandarkan solidaritas, pluralisme dan lainnya). Penguatan ideologi harus ditekankan
pada realitas kebutuhan anggota dan realitas kebutuhan masyarakat. agar gerakan PMII mempunyai kekuatan yang terarah dan konsisten.
Komitmen ini harus selalu dikawal sebagai manifestasi pemberdayaan individu Penguatan ideologi harus bersifat membantu dan mengarahkan nilai
perjuangan, bukan sebaliknya. Fungsi ideologi tidak hanya membantu dan organisasi massa yang terdesentralisasi akan semakin besar potensi
mengarahkan, tetapi kadang juga menjadi perintang. Ide ideologi sebagai pemberdayaan warga anggota organisasi. Organisasi PMII level
perintang gerakan disebabkan ide yang dijadikan pedoman telah menjadi Koordinator Cabang, Cabang, Komisariat, dan Rayon mempunyai
sistem yang menghasilkan perilaku yang mempertahankan tatanan yang kekuatan dan fungsi strategis dalam pemberdayaan masyarakat. Ada dua
ada. fungsi desentralisasi gerakan.
Ideologi mempunyai kekuatan merintangi apabila ia telah menjadi Pertama, agar sesuai dengan kepentingan lokal, yaitu gerakan
kekuatan yang mengendalikan tata pikir, tata bicara, dan tata tindak dari sosial harus disesuaikan dengan masalah dan potensi daerah, dan harus
setiap anggotanya. Dengan demikian ideologi mengabsahkan melibatkan keterlibatan anggota dalam keputusan organisasi. Dari sinilah
kemapanan bukan sebaliknya mengarahkan kepada perubahan. Ideologi struktur organisasi di daerah berfungsi sebagai institusi desentralisasi
membantu arah gerakan ketika ia membenarkan arah baru, baik dengan gerakan sosial, terutama dalam wacana politik, dan sosial
mengacaukan tatanan lama maupun dengan mengkampanyekan dan dan kemasyarakatan. Semakin terdorongnya desentralisasi gerakan sosial
mensahkan tatanan yang baru muncul. Oleh karena itu ideologi harus PMII akan mendorong political equality (kesempatan yang sama dalam
mengarahkan perilaku menuju perubahan. Dalam hal ini, ideologi menjadi pengambilan keputusan), accountability (meningktakan tanggung jawab),
mekanisme pemersatu, harus berfungsi untuk meredakan konflik yang responsiviness (peningkatan pelayanan sosial organisasi).
terjadi di masyarakat. Kedua, fungsi pengadministrasian, yaitu mengurangi kemacetan
Ideologi harus mampu memotivisir individu agar terlibat dalam organisasi di pusat dan meningkatkan pengadministrasian wewenang
proses perubahan. Tetapi memang seringkali ideologi tidak selaras gerakan sosial pusat di daerah. Untuk itu gerakan harus dibangun dengan
dengan realitas sosial sehingga menggerakkan orang untuk kekuatan yang platformnya dipahami secara bersama. Pertama, dalam
menyelesaikannya. Oleh karena itu ideologi harus menjadi pengarah gugus ideal gerakan PMII diikat dengan pemikiran dan kesadaran
untuk meretas perubahan sesuai bayangan masa depan. Dengan adanya bersama sebagai upaya menyederhanakan konflik yang ada dalam
penguatan ideologi PMII akan membuat gerakan PMII lebih bermakna. internal organisasi maupun masyarakat luas. Dari pemikiran bersama ini
Pencarian dan penguatan terus menerus sebagaimana yang menjadi akan memunculkan paradigma dan ideologi gerakan untuk membentuk
watak PMII sebagai organisasi kader dan massa harus dilakukan tingkah laku bersama. Kedua, gerakan sosial butuh kampanye untuk
sepanjang zaman, sesuai dengan tuntutan zaman agar ideologi yang mensosialisasikan ide dan kesadaran sosialnya. Oleh karena itu
dibangun tidak menghalangi gerakan PMII itu sendiri. kampanye sebagai strategi harus dilakukan untuk meraih dukungan, baik
melalui komunikasi massa, negosiasi, maupun mobilisasi.
2. Desentralisasi Gerakan 3. Menghargai Kompetisi dan Konflik
Desentralisasi sebagai komponen penting dalam gerakan sosial Kompetisi adalah pendorong organisasi agar dinamis, memaksa
pemberdayaan masyarakat mempunyai arti strategis karena akan oraganisasi meningkatkan laju perubahan program dan tingkat
membuka peluang yang lebar kepada masyarakat dalam perumusan dan keterampilannya. Kompetisi juga merupakan faktor yang menimbulkan
pemantauan kebijakan pemerintah atau organisasi. Suatu gerakan sosial kreatifitas dan inovasi.Harapan masa depan yang dirumuskan bersama
akan selalu menunggu kader-kader yang kreatif. Oleh karena itu yang menopang terjadinya perubahan besar dalam struktur sosial.
organisasi PMII harus digerakkan dengan kreativitas dan inovasi di Perjuangan mengakses informasi merupakan keharusan untuk
berbagai bidang. membangun ide perubahan dan sebagai alat perjuangan menuju cita-cita
Konflik berpengaruh efektif terhadap seluruh tingkat realitas sosial. yang dinginkan. Dengan mengakses informasi sekaligus memiliki daya
Organisasi yang efektif dan berhasil akan mengalami persoalan integrasi dukung material teknologinya, PMIIakan hadir sebagai organisasi
yang paling gawat dan derajat konflik yang paling tinggi. Organisasi yang transnasional, menembus batas-batas yang sebelumnya tidak bisa
efektif harus mempunyai mekanisme formal dalam menyelesaikan konflik ditembus.
yang berperan sebagai pemersatu. Mekanisme ini bukan berarti
mengurangi konflik tetapi hanya dapat menyelesaikan apabila itu terjadi. 5. Implementasi
Konflik berperan penting dalam mensukseskan gerakan sosial. Sandaran terhadap wacana kritis, pengembangan organisasi, dan
Berlawanan dengan apa yang mungkin dipikirkan orang, konflik internal pengembangan perjuangan, maka dibutuhkan target-target sebagai hasil
dalam gerakan sosial akan berdampak positif untuk mencapai tujuan pencapaian dari cita-cita yang diinginkan. Pencapaian target merupakan
gerakan bersama. Konflik internal akan fungsional bila tujuannya adalah proses logis manakala didalamnya terjadi silogisme, deduksi atau induksi.
mempercepat gerakan dan peruahan sosial masyarakat. Apabila mengacu kepada fakta-fakta di dalam PMII saat ini dan masa lalu
dengan serentetan sejarah gerakannya, makia induksi dealektika target
4. Pemanfaatan Teknologi Informasi yang dicapai akan tergambar. Demikian pula sebaliknya, ketika paradigma
Untuk mencapai masyarakat komunikatif yang diangan-angankan masa lalu dan saat ini sebagai acuan maka target apa yang dicapai juga
dalam sebuah masyarakat sipil, peran teknologi teritama teknologi akan tergambar. Sebab dua dealektika ini, secara jelas menggambarkan
informasi sangat besar artinya. Teknologi menciptakan beberapa alternatif sebuah proses hepotesis empiris PMII, antitesis terhadap paradigma
pilihan gerakan. Teknologi baru akan membawa cita-cita yang gerakan yang akan terlahir pada setiap generasi, dan sintesis kebaruan
sebelumnya tidak dapat dicapai ke alam kemungkinan dan dapat paradigma yang terus menerus. Dari sinilah dapat dibaca target yang
mengubah kesulitan relatif atau memudahkan menyadari nilai-nilai yang mewujud dengan pedoman model wacana yang dikembangkan
berbeda. Dengan adanya inovasi teknologi masyarakat mempunyai mekanisme apa yang dijalankan, dan barometer apa yang digunakan.
banyak alternatif, dan jika ia memilih alternatif baru, maka ia memulai Pertama, pengawalan PMII terhadap moralitas bangsa sebagai
perubahan besar di berbagai bidang. bentuk keberpihakan riil masa depan. Keterbukaan, keseteraan dan
Teknologi informasi akan mengubah pola interaksi antar manusia. keterlibatan dalam kancah kebangsaan merupakan pencapaian target
Setelah teknologi baru diterima akan terjadi pergeseran pola interaksi PMII dari paradigma yang dikembangkan. Bangunan kebangsaan terbuka
sebagaimana pergeseran yang dituntut oleh teknologi itu sendiri. harus dilakukan sebagai upaya counter wacana atas pola masyarakat
Pemanfaatan teknologi informasi akan membantu menciptakan tatanan tertutup. Paradigma keterbukaan sebagai sebuah target gerakan PMII
gerakan sosial yang baru yang sebelumnya tidak ada atau tidak dapat dipandang sebagai sebuah model teoritis yang tata hubungannya
terpecahkan. Teknologi informasi berkait erat dengan industri informasi bersifat konstraktual di mana ekstensi institusi dengan keanggotaannya
wajib atau terbatas tidak mempengaruhi interpretasi ini. Kebebasan Sementara group sebagai sistem yang dapat diidentifikasi sebagai
perseoranagan terjamin selama ada beberapa insitusi berbeda yang subsistem terorganisasi yang saling terkait untuk mencapai tujuan
setara terbuka bagi setiap orang hingga dia dapat memilih salah satu tertentu. Di dalamnya menutut komitmen-komitmen pencapaian target.
yang akan dimasukinya. Lewat group inilah pencapaian target PMII dapat diwujudkan. Suatu gorup
Kesetaraan menyangkut aspek kesadaran yang mampu berbagi dapat mencapai target keseluruhan dalam suatu hubungan yang
kepada yang lain. Pencapaian dari kesataraan akan kompleks manakala terdapat perangkat bangunan target lewat gorup yang
memunculkan keberdayaan. Emansipasi yang berarti pada saling terkait. Bangunan target lewat gorup dalam sistem pergerakan PMII
pengangkatan merdeka dari hambatan atau mengeluarkan diri dari segala bisa melalui delegasi kepanitiaan dalam aktivitas PMII maupun dalam
himpitan menuju gerak yang merdeka adalah strategi yang merespon atas aktivitas institusi lainnya.
situasi-situasi. Situasi yang menkungkungi dan mewujud dalam Struktur sosial dapat diidentifikasi sebagai subsistem yang
ketidakberdayaan merupakan hegemoni atas gerak dari keterbukaan, terorganisasi yang saling terkait untuk mencapai tujuan tertentu. Struktur
kesetaraan dan emansipasi akan mendasari gerakannn pada kekuatan sosial selalu mempertahankan batas-batas yang memisahkan dan
konseptual dan profesionalitas. Dengan demikian warga merupakan ruh membedakannnnnnn dari lingkungan lain. Pencapaian target melalui
komunal yang padanya mewujud proses discurve-formation yang struktur sosial adalah bagaimana kader PMII mamp mentransformasi
memberikan kebebasan dan menerima segenap eksplorasi pemikiran. nilai, wacana, paradigma dalam situasi sosial.
Keadaan ini dapat tumbuh bila dihadapkan pada realitas sosial, utamanya Target pencapaian ini harus didukung dengan proses
kebobrokan sistem budaya dan warga PMII harus selalu menjarak dengan implementasi yang lebih operasional. Dibutuhkan agen untuk
segala bentuk kemapanan. mensososialisasikan apa yang dimiliki PMII kepada basis-basis sosial baik
Kedua, individu, group dan struktur sosial. Individu menjadi penting internal maupun eksternal.
di dalam PMII, karena gerak paradigma yang mewujud dalam ekstensi tiap Pertama, kelompok strategis sebuah kekuatan yang memiliki
warga PMII adalah resonansi dari paradigma yang empiris berjalan dalam bergaining position. Dalam wilayah PMII bisa dipetakan pada wilayah
diskursus pergerakan. Tipologi indiividu yang menebar dalam ragam internal dan eksternal. Keberadaan struktur kepengurusan dalam sebuah
wacana, subsistem karakter wacana yang berkembang menempatkan organisasi memiliki konsekuensii terhadap jalannya organisasi. Dalam
proses perkaderan sumber daya manusia harus diproses secara laten PMII pengurus sebagai pengelola organisasi memiliki kewenangan untuk
untuk menciptakan hulu teknologi wacana dan muaranya nanti pada menjadi agen sosialisasi wacana dan sekaligus di dalamnya sebagai
peran-peran sosial. Penguatan kualitas individu melalui pendidikan formal penggerak dari ide-ide yang hendak diaktualisasikan. Oleh karena itu
maupun informal sebagai kekuatan profesionalitas nantinya mampu pengawalan yterhadap institusi dan memberikan penguatann menjadi
mendobrak dan menghasilkan penataan kembali terhadap sistem sangat penting. Visi harus sama yang dimanefestasikan pada pola-pola
intelektualitas, pola bergaining pada tingkat negara dan sistem kerja-kerja keorganisasian. Visi yang tidak sama akan menggulingkan
relegiusitas menyadarkan bagaimana sistem kepercayaan dalam tradisi organisasi pada perjalanan yang tidak terarah. Selain organ di dalam
keagamaan dapat menjadi nilai transformatif yang membebaskan. PMII, organ di luar PMII merupakan wilayah yang harus dirambah dalam
pola strategi gerakan sebagai agen. NGO’s (LSM), kelompok diskusi, NAHDLATUN NISA’
kajian, penelitian dan kelompok-kelompok masyarakat merupakan
wilayah mitra dalam membangun siinergisitas bangunan PMII. A. Sejarah dan Awal Gerakan Perempuan di Dunia
Kedua, partisipasi warga. Keterlibatan warga dalam gerak langkah Awal gerakan perempuan di dunia tercatat di tahun 1800-an. Ketika itu
PMII merupakan hal penting dalam keberlangsungan organisasi. Dalam para perempuan menganggap ketertinggalan mereka disebabkan oleh
konteks ini partisipasi warga adalah bagiamnan kemandirian agar dapat kebanyakan perempuan masih buta huruf, miskin dan tidak memiliki keahlian.
terbangun dari kesadaran yang tumbuhhh dari pemahaman komprehensif Karenanya gerakan perempuan awal ini lebih mengedepankan perubahan
terhadap ruh gerakan. Sebagaii agen, partisipasi warga diharapkan sistem sosial dimana perempuan diperbolehkan ikut memilih dalam pemilu.
mampu mengimplementasikan dan mengaktualisasikan misi pergerakan. Tokoh-tokoh perempuan ketika itu antara lain Susan B. Anthony, Elizabeth
Keterlibatan warga PMII sebagai jaminan bagaimana rumusan-rumusan Cady Stanton dan Marry Wollstonecraft. Bertahun-tahun mereka berjuang,
turun jalan dan 200 aktivis perempuan sempat ditahan, ketika itu. Seratus
yang ada dalam wacana kritis, komitmen sosial dan kemanusiaan bisa
tahun kemudian, perempuan-perempuan kelas menengah abad industrialisasi
dijalankan dengan kemandirian.
mulai menyadari kurangnya peran mereka di masyarakat.
Metode yang digunakan adalah non violence, konfrontatif dan
Mereka mulai keluar rumah dan mengamati banyaknya ketimpangan
koorporatif non kooptasi. Pertama, anti kekerasan adalah melakukan sosial dengan korban para perempuan Persoalan ketidakadilan seperti upah
perubahan yang paling substansial dalam semangat kemanusiaann tanpa yang tidak adil, cuti haid, aborsi hingga kekerasan mulai didiskusikan secara
kekerasan. Karenanya sebagai aktualisasi visi yang dikembangkan PMII, terbuka. Pergerakan perempuan baik di tahun 1800-an maupun 1970-an telah
pendekatan model anti kekerasan adalah salah satu pilihan alternatif membawa dampak luar biasa dalam kehidupan sehari-hari perempuan. Tetapi
dalam konteks penghargaan atas hak asasi manusia. Kedua, seringkali bukan berarti perjuangan perempuan berhenti sampai di situ. Wacana-wacana
untuk menyelesaikan kontradiksi bangunan struktur sosial lama menuju baru terus bermunculan hingga kini. Perjuangan perempuan adalah
bangunan struktrur sosial baru, cara konfrontatif merupakan susatu hal perjuangan tersulit dan terlama, berbeda dengan perjuangan kemerdekaan
yang tidak terelakkan. Ini akibat lemahnya kekuatan struktural dalam atau rasial. Musuh perempuan seringkali tidak berbentuk dan bersembunyi
menyelesaikan masalah-masalah yang dialami di masyarakat, padahal dalam kamar-kamar pribadi. Karenanya perjuangan kesetaraan perempuan
masyarakat ingin perubahan secara cepat. Ketiga. kooperatif non tetap akan bergulir sampai kami berdiri tegap seperti manusia lainnya yang
kooptasi. Metode kooperatif adalah merupakan cara efektif untuk diciptakan Tuhan.
mempengaruhi pihak lain dengan prinsip win-win solution. Metode
B. Gerakan Perempuan Di Indonesia
kooperatif harus didasari dengan konsep, sikap kemandirian, dan
Ketika masa prakemerdekaan, gerakan perempuan di Indonesia ditandai
kedewasaan melakukan hubungan dengan pihak lain. Dengan kekuatan
dengan munculnya beberapa tokoh perempuan yang rata-rata berasal dari
ini kooperatif yang dilakukan tidak menjebak kepada kooptatif baik
kalangan atas, seperti: Kartini, Dewi Sartika, Cut Nya’ Dien dan lain-lain.
terhadap dirinya maupun kepada pihak lain Mereka berjuang mereaksi kondisi perempuan di lingkungannya. Perlu
dipahami bila model gerakan Dewi Sartika dan Kartini lebih ke pendidikan dan
itu pun baru upaya melek huruf dan mempersiapkan perempuan sebagai calon organisasi ini (Dharma Wanita, Dharma Pertiwi dan PKK) membantu
ibu yang terampil, karena baru sebatas itulah yang memungkinkan untuk pemerintah menyebarluaskan ideologi gender ala Orba. Ini dapat dilihat pada
dilakukan di masa itu. Sementara Cut Nya’ Dien yang hidup di lingkungan yang Repelita kedua yang menekankan pada “partisipasi populer” dalam
tidak sepatriarkhi Jawa, telah menunjukkan kesetaraan dalam perjuangan fisik pembanguan, dan mengkonsentrasikan pada membawa perempuan supaya
tanpa batasan gender. Namun, jauh sebelum sejumlah priyayi terdidik jawa lebih terlibat pada proses pembangunan.
mengumumkan Budi Utomo, perjuangan melawan belanda telah dimulai Di bawah rejim otorioter, implikasi politik gender ini ternyata sangat jauh,
dimana-mana. Bukan untuk pembebasan Indonesia, karena ia belum lahir tidak sekedar mendomestikasi perempuan, pemisahan dan depolitisasi
sebagai sebuah realitas, tetapi untuk membebaskan tanah leluhur, gunung- perempuan, tetapi juga telah menggunakan tubuh perempuan sebagai
gunung, bukit, sungai, pulau dan rakyatnya. Diakhir abad ke-19, perempuan- instrumen-instrumen untuk tujuan ekonomi politik. Ini nampak pada program
perempuan muda terlibat dalam perjuangan bersenjata melawan penjajah. KB yang dipaksanakan untuk “hanya” perempuan dengan ongkos yang tinggi,
Sebatas membantu suami pada awalnya, tetapi kemudian sungguh-sungguh yang khususnya dirasakan oleh perempuan kalangan bawah di pedesaan.
menjadi pemimpin pasukannya. Cut Nyak Dhien dan Cut Meutia, Chistina Ringkasnya politik gender Orba telah berhasil membawa perempuan
Martha Tiahahu bersama Kapitan Pattimura, Emmy Saelan mendampingi Indonesia sebagai kelompok yang homogen apolitis dan mendukung
Monginsidi, serta Roro Gusik bersama Surapati. Lalu ada Wolanda Maramis peraturan otoritarian.
dan Nyi Ageng Serang. Gagasan kesetaraan gender belum ada, dan sama
sekali belum menjadi kesadaran. Namun yang menarik adalah kebanyakan C. Gerakan Perempuan Masa Reformasi
dari para perempuan ini adalah juga kaum bangsawan, para ningrat dengan Bila sistem pemerintahan yang semakin demokratis dianggap paling
status sosial lebih tinggi dibandingkan para “kawula” yang bertelanjang dada kondusif bagi pemberdayaan perempuan, maka di era reformasi ini
itu dan coklat hitam itu. Ini bisa dipahami, karena beberapa memilih angkat semestinya pemberdayaan perempuan di Indonesia semakin menemukan
senjata sebab tanah-tanah keluarganya diserobot oleh kompeni. Terusik, bentuknya. Bila ukuran telah berdayanya perempuan di Indonesia dilihat dari
karena pemilikannya terganggu. Tak perlu masuk sekolah belanda untuk kuantitas peran di sejumlah jabatan strategis, baik di eksekutif, legislatif
membangun gerakan nasional, para perempuan ini angkat senjata dengan maupun yudikatif, justru ada penurunan dibanding masa-masa akhir rejim
gigih, dan membayar nyawanya ditiang gantungan seperti Tiahahu. orba. Namun, secara kualitatif, peran perempuan itu semakin diperhitungkan
Apapun, mereka adalah peletak dasar perjuangan perempuan kini. Di juga di pos-pos strategis, seperti yang tampak pada komposisi kabinet kita
masa kemerdekaan dan masa Orde Lama, gerakan perempuan terbilang sekarang. Ini dapat digunakan untuk menjustifikasi, bahwa mungkin saja
cukup dinamis dan memiliki bergaining cukup tinggi. Dan kondisi semacam ini kualitas perempuan Indonesia semakin terperbaiki. Hanya saja harus tetap
mulai tumbang sejak Orde Baru berkuasa. Bahkan mungkin perlu diakui bahwa angka-angka peranan perempuan di sektor strategis tersebut
dipertanyakan: adakah gerakan perempuan di masa rejim orde baru? Bila tidak secara otomatis menggambarkan kondisi perempuan di seluruh tanah
mengunakan definisi tradisonal di mana gerakan perempuan diharuskan air. Bukti nyata adalah angka kekerasan terhadap perempuan masih sangat
berbasis massa, maka sulit dikatakan ada gerakan perempuan ketika itu. tinggi. Bila pada jaman lampau kekerasan masih berbasis kepatuhan dan
Dalam usaha untuk memperkuat politik gender tersebut, pemerintah dominasi oleh pihak yang lebih berkuasa dalam struktur negara dan budaya
Orba merevitalisasi dan mengelompokkan organisasi-organisasi perempuan (termasuk dalam rumah tangga), maka kini diperlengkap dengan basis
yang berafiliasi dengan departemen pemerintah pada tahun 1974. Organisasi- industrialisasi yang mensuport perempuan menjadi semacam komoditas.
D. Gerakan Perempuan Islam & Perempuan NU dan nahi munkar. Point ini menjadi salah satu argumen historis Aisyiyah
Semakin banyak gerakan perempuan di Indonesia, nampaknya semakin sebagai gerakan perempuan Islam modernis.
banyak pula golongan yang khawatir akan gerakan tersebut. Pada dasarnya Lain organisasi keagamaan terbesar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama
gerakan perempuan tidak perlu dikhawatirkan karena hanya laki-laki yang (NU) yang lahir pada tanggal 31 Januari 1926 merupakan organisasi yang
tidak berkualitaslah yang takut kalah dalam bersaing ketika hak itu disamakan pada mulanya hanya beranggotakan kaum laki-laki. Melihat fenomena ini Ny.
antara laki-laki dan perempuan. Salah satu penyebab munculnya Djunaisih sebagai perintis organisasi Muslimat NU memiliki gagasan bahwa,
kekhawatiran ini adalah budaya patriarkhi yang mengakar kuat, sehingga isu “Dalam agama Islam tidak hanya laki-laki saja yang harus dididik berkenaan
gender akan menjadi ancaman bagi penganut budaya tersebut, selain itu dengan ilmu agama melainkan perempuan juga harus dan wajib mendapat
pemahaman gender dalam teologi yang hanya dalam pemahaman tekstual, didikan yang selaras dengan tuntutan dan kehendak agama Islam”. Gagasan
serta mitos yang berkembang dimasyarakat. tersebut disampaikan dalam pidatonya dalam Kongres NU ke-13 di Menes
Gender seringkali dianggap bertentangan dengan ajaran Islam oleh Banten tahun 1938 yang menjadi cikal bakal lahirnya Muslimat NU. Meskipun
kelompok Islam Konservatif, sehingga sulitnya tercapainya kesetaraan gender gerakan yang diprakarsai ini sarat dengan pengaruh tradisi dan budaya
bagi muslim. K.H. Sahal Mahfud menegaskan bahwa sulitnya mewujudkan patriarki namun kaum perempuan pada masa itu berhasil bangkit dan
kesetaraan laki-laki dan perempuan di lingkungan masyarakat muslim pada menyuarakan pentingnya perempuan berorganisasi dan berperan aktif tidak
dasarnya berbasis pada tiga asumsi dasar dalam beragama, yaitu: hanya di wilayah domestik.
Muslimat NU pada mulanya bernama NOM (Nahdlatoel Oelama
Pertama, asumsi dogmatis yang menempatkan perempuan sebagai
Moeslimat) yang kemudian menyelenggarakan rapat umum NOM pada
pelengkap;
Kongres NU ke-14 tahun 1939 di Magelang. Pada kesempatan ini dihadiri oleh
Kedua, keyakinan dogmatis bahwa bakat moral etik perempuan lebih
enam perempuan NU dari sejumlah wakil daerah untuk menyampaikan
rendah dibanding laki-laki;
gagasan-gagasannya. Mereka adalah Ny. Saodah dan Ny. Gan Antang
Ketiga, pandangan materialistik, yaitu ideologi masyarakat pra Islam
keduanya dari Bandung, Ny. Badriyah dari Wonosobo, Ny. Sulimah dari
Mekkah yang memandang rendah peran perempuan dalam proses reproduksi.
Banyumas, Ny. Istiqomah dari Parakan dan Ny. Alfiyah dari Kroya Cilacap. Inti
Ketiga asumsi tersebut bertentangan dengan Islam sebagai agama rahmatan
dari pidato yang disampaikan oleh perempuan-perempuan NU tersebut adalah
li al-alamin yang menempatkan posisi perempuan sebagai makhluk terhormat
diperlukan adanya pergaulan di dalam perkumpulan untuk mendukung tugas
sebagaimana laki-laki.
penting para perempuan, karena mereka memegang peran penting dalam
Dalam perkembangannya, perempuan-perempuan di Indonesia
mencerdaskan bangsa. Oleh sebab itu, diperlukan membentuk organisasi
membentuk sebuah organisasi yang bersifat sosial maupun keagamaan,
perempuan di dalam Organisasi Islam Tradisional tersebut
Aisyiyah Muhammadiyah (1917) di Yogyakarta misalnya. Bukan merebut
Demi mewujudkan organisasi Muslimat NU sering sekali terjadi
peran, tetapi kampanye kesetaraan. Kurang lebih itulah salah satu motivasi
perdebatan yang alot diantara tokoh-tokoh NU. Pasalnya ciri khas organisasi
berdirinya Aisyiyah. Kampanye kesetaraan Aisyiyah untuk mendapatkan hak-
NU memang dikenal dengan ketradisionalannya yang sangat patriarkis dalam
hak sebagaimana kaum laki-laki. Dan kaum isteri representasi gerakan
memperlakukan perempuan. Apalagi pada masa itu masih cukup dominan
Aisyiyah menanggung kewajiban yang sama dalam menegakkan amar ma’ruf
pandangan yang berlaku pada sebagian tokoh NU, khususnya para ulama
yang menampik kehadiran perempuan di pentas organisasi karena alasan
syar’i. Sehingga, tidak bisa dipungkiri bahwa waktu yang dibutuhkan untuk ANALISIS SOSIAL
melahirkan Muslimat NU benar-benar tidak singkat. Beberapa kiai yang telah
dahulu memahami kesamaan hak antara laki-laki dan perempuan seperti K.H Apakah Analisa Sosial Itu?
Muhammad Dahlan yang memiliki andil besar mendukung kelahiran Muslimat Suatu proses analisa sosial adalah usaha untuk mendapatkan gambaran
NU memulai perannya sebagai seorang laki-laki yang turut memperjuangkan yang lebih lengkap tentang situasi sosial, hubungan-hubungan struktural,
hak perempuan. Hal ini dibuktikan dengan dukungan terhadap istri Ny. kultural dan historis.
Chadijah Dahlan menjadi ketua pertama pada NUM. Begitu juga dengan K.H Sehingga memungkinkan menangkap dan memahami realitas yang
Wahid Hasyim yang mendukung istrinya untuk berorganisasi dan mendapat sedang dihadapi. Suatu analisis pada dasarnya "mirip" dengan sebuah
jabatan kepengurusan di Muslimat NU. "penelitian akademis" yang berusaha menyingkap suatu hal atau aspek
Selain alasan-alasan dalam bidang sosial dan ekonomi yang tertentu. Dalam proses ini yang dilakukan bukan sekedar mengumpulkan data,
mengonstruksi pola pikir masyarakat terhadap kaum perempuan, faktor berita atau angka, melainkan berusaha membongkar apa yang terjadi se-
kondisi politik saat itu sangat menghantui pergerakan rakyat Indonesia dalam sungguhnya, bahkan menjawab mengapa demikian, dan menemukan pula
mempertahankan kemerdekaan. Bahkan dengan adanya pengaruh hegemoni faktor-faktor apa yang memberikan pengaruh kepada kejadian tersebut. Lebih
kepentingan Orba dalam hal menyambut pesta perpolitikan tahun 1955 arah dari itu, analisis sosial, seyogyanya mampu memberikan prediksi ke depan:
pejuangan rakyat Indonesia saat itu mengalami perubahan bentuk perjuangan kemungkinan apa yang tetjadi.
pada pembentukan organisasi. Mereka menggunakan bentuk organisasi- Analisa sosial merupakan upaya untuk mengurai logika, nalar, struktur,
organisasi untuk bergerak secara masif melalui basis massa. Kondisi ini atau kepentingan dibalik sebuah fenomena sosial. Analisa sosial bukan
disetujui dengan munculnya organisasi Muslimat NU yang juga memiliki peran semata deskripsi sosiologis dari sebuah fenomena sosial. Analisa sosial
dalam mendukung “Resolusi Jihad” yang digalakkan NU sebagai upaya hendak menangkap logika struktural atau nalar dibalik sebuah gejala sosial.
mempertahankan kemerdekaan RI untuk menopang perpolitikan NU sendiri. Analisa sosial dengan demikian material, empiris, dan bukan sebaliknya,
Kondisi perempuan dalam tubuh organisasi Nahdlatul Ulama (NU) telah mistis, atau spiritualistik. Analisa sosial menafsirkan gejala sosial sebagai
termanifestasi dalam pergerakan perempuan yang diwadahi oleh Muslimat gejala material. Kekuatan dan gagasan ideologis dibalik gejala sosial harus
NU. Sepanjang proses kelahiran organisasi ini telah menunjukkan bahwa latar dianalisa.
belakang sosial, ekonomi, pendidikan dan politik dalam masyarakat telah
memberi pengaruh yang sangat besar terhadap perubahan arah perjuangan Wilayah Analisa Sosial
kaum perempuan. Apalagi dalam proses mewujudkan badan otonom Muslimat 1. Sistem-sistem yang beroperasi dalam suatu masyarakat.
NU dalam organisasi NU tidak semerta-merta hanya terdapat campur tangan 2. Dimensi-dimensi obyektif masyarakat (organisasi sosial, lembaga-
kaum perempuan. Namun, peran para kiai yang menunjukkan bahwa keadilan lembaga sosial, pola perilaku, kekuatan-kekuatan sosial masyarakat)
dan kesetaraan gender antara hak dan kewajiban laki-laki dan perempuan 3. Dimensi-dimensi subyektif masyarakat (ideologi, nalar, kesadaran, logika
hendaknya memang akan terwujud dengan kerjasama diantara kedua belah
berpikir, nilai, norma, yang hidup di masyarakat).
pihak baik laki-laki maupun perempuan.
Pendekatan Dalam Analisa Sosial melakukannya. Bahkan kalau melakukan, maka disediakan mekanisme
1. Historis: dengan mempertimbangkan konteks struktur yang saling sedemikian rupa, sehingga hasil analisis awam itu dimentahkan.
berlainan dari periode-periode berbeda, dan tugas strategis yang berbeda Pemahaman yang demikian, bukan saja keliru, melainkan mengandung
dalam tiap periode. maksud-maksud tertentu yang tidak sehat dan penuh dengan kepentingan.
2. Struktural: dengan menekankan pentingnya pengertian tentang Pengembangan analisis sosial di sini, justru ingin membuka sekat atau dinding
bagaimana masyarakat dihasilkan dan dioperasikan, serta bagaimana pemisah itu, dan memberikatmya kesempatan kepada siapapun untuk
pola lembaga-lembaga sosial saling berkaitan dalam ruang sosial yang melakukannya. Malahan mereka yang paling dekat dengan suatu kejadian,
tentu akan merupakan pihak yang paling kaya dengan data dan informasi.
ada.
Justru analisis yang dilakukan oleh mereka yang dekat dan terlibat tersebut
akan lebih berpeluang mendekati kebenaran. Dengan demikian, tanpa
Bagaimana Hasil Analisa Sosial?
memberikan kemampuan yang cukup kepada masyarakat luas untuk
Apakah hasil kesimpulan dari analisa sosial bersifat final? tentu saja
melakukan analisis terhadap apa yang terjadi di lingkungan mereka, atau apa
tidak. Karena hasil dari analisa tersebut dapat dikatakan hanya merupakan
yang mereka alami, maka mereka menjadi sangat mudah "dimanipulasi",
kebenaran tentatif, yang bisa berubah sesuatu dengan fakta atau data dan
"dibuat bergantung" dan pada gilirannya tidak bisa mengambil sikap yang
temuan-temuan yang baru. Dengan demikian, analisa ini bersifat dinamis,
tepat.
terus bergerak, memperbarui diri, dikaji ulang dan terus harus diperkuat
dengan fakta-fakta pendukung. Hasil analisa bukan suatu dogma, atau sejenis
Mengapa Gerakan Sosial Membutuhkan Analisa Sosial ?
kebenaran tunggal.
Kalau kita pahami secara lebih mendalam, aktivitas sosial adalah sebuah
proses penyadaran masyarakat dari suatu kondisi tertentu kepada kondisi
Batas Analisa Sosial
yang lain yang lebih baik (baca: kesadaran kritis) Kalau kita menggunakan
1. Analisa sosial bukanlah kegiatan monopoli intelektual, akademisi, atau
isti1ah yang lebih populer, aktivitas semacam itu bisa juga disebut sebagai
peneliti. Siapapun dapat melakukan analisa sosial.
aktivitas pemberdayaan (Empowerment) untuk suatu entitas atau komunitas
2. Analisa sosial tidaklah bebas nilai. masyarakat tertentu. Dari statemen tersebut, maka akan termuat suatu makna
3. Analisa sosial memungkinkan kita bergulat dengan asumsi-asumsi kita, bahwa sebenarnya kesadaran kritis atas realitas sosial ini pada dasarnya ada
mengkritik, dan menghasilkan pandangan-pandangan baru. pada setiap diri manusia. Hanya saja tingkat kesadaran kritis pada masing-
masing orang itu kadarnya berbeda-beda. Dan aktivitas sosial adalah alat
Siapa Pelaku Analisa Sosial? untuk menyadarkan atau memotivasi bagi munculnya kesadaran tersebut.
Semua pihak atau pelaku sosial yang menghendaki untuk mendekati dan Meskipun, sebagaimana kita ketahui, bahwa membangun kesadaran kritis
terlibat langsung dengan realitas sosial. Bicara tentang analisis sosial, pada atas realitas sosial itu tidaklah semudah membalik tangan, karena kesadaran
umumnya selalu dikaitkan dengan dunia akademik, kaum cendikiawan, itu dilingkupi oleh persoalan-persoalan (sosial dan sebagainya), yang
ilmuwan atau kalangan terpelajar lainnya. Ada kesan yang sangat kuat bahwa senantiasa membelenggunya.
anaIisis sosial hanya milik "mereka". Masyarakat awam tidak punya hak untuk
Signifikansi Analisa Sosial asumsi dasar dan sikap yang diambil dalam proses melakukan analisa.
1. Untuk mengidentifikasikan dan memahami persoalan-persoalan yang Karena pernyataan di atas, maka analisa sosial dapat digunakan oleh
berkembang (ada) secara lebih mendalam dan seksama (teliti); berguna siapapun.
untuk membedakan mana akar masalah (persoalan mendasar) dan mana 3. Analisa sosial lebih memiliki kecenderungan mengubah; tendensi untuk
yang bukan, atau mana yang merupakan masalah turunan. menggunakan gambaran yang diperoleh dari analisa sosial bagi
2. Akan dapat dipakai untuk mengetahui potensi yang ada (kekuatan dan keperluan tindakan-tindakan mengubah, maka menjadi sangat jelas
kelemahan) yang hidup dalam masyarakat. bahwa analisa sosial berposisi sebagai salah satu simpul dan siklus kerja
3. Dapat mengetahui dengan lebih baik (akurat) mana kelompok masyarakat transformasi.
yang paling dirugikan (termasuk menjawab mengapa demikian). 4. Analisa sosial selalu menggunakan ‘tindakan manusia’ sebagai sentral
4. Dari hasil analisa sosial tersebut dapat proyeksikan apa yang mungkin atau pusat dalam melihat suatu fenomena nyata.
akan terjadi, sehingga dengan demikian dapat pula diperkirakan apa yang
harus dilakukan. Tahap-Tahap Analisa Sosial
1. Tahap menetapkan posisi, orientasi: pada intinya dalam tahap ini, pelaku
Orientasi Analisa Sosial analisa perIu mempertegas dan menyingkap motif serta argumen
1. Analisa sosial jelas didedikasikan dan diorientasikan untuk keperluan (ideologis) dari tindakan analisa sosial.
perubahan. 2. Tahap pengumpulan dan penyusunan data: tujuan dan maksud dari tahap
2. Analisa sosial adalah watak mengubah yang dihidupkan dalam proses ini, agar analisa memiliki dasar rasionalitas yang dapat diterima akal
identifikasi. Justru karena itu pula, maka menjadi jelas bahwa analisa sehat. Ujung dari pengumpulan data ini adalah suatu upaya untuk
sosial merupakan salah satu titik simpul dari proses mendorong merangkai data, dan menyusunnya menjadi diskripsi tentang suatu
perubahan. persoalan.
3. Analisa sosial akan menghasilkan semacam peta yang memberikan 3. Tahap analisa: pada tahap ini, data yang telah terkumpul diupayakan
arahan dan dasar bagi usaha-usaha perubahan. untuk dicari atau ditemukan hubungan diantaranya.

Prinsip-Prinsip Analisa Sosial Apa Yang Penting Ditelaah dalam Melakukan Analisa Sosial
1. Analisa sosial bukan suatu bentuk pemecahan masalah, melainkan hanya 1. Kaitan Historitas (Sejarah Masyarakat).
diagnosis (pencarian akar masalah), yang sangat mungkin digunakan 2. Kaitan Struktur.
dalam menyelesaikan suatu masalah, karena analisa sosial memberikan 3. Nilai.
pengetahuan yang lengkap, sehingga diharapkan keputusan atau 4. Reaksi yang berkembang dan arah masa depan.
tindakan yang diambil dapat merupakan pemecahan yang tepat.
2. Analisa sosial tidak bersifat netral, selalu berasal dari keberpihakan
terhadap suatu keyakinan. Soal ini berkait dengan perspektif, asumsi-
Model Telaah dalam Analisa Sosial Politik Stabilitas Bantuan Mobilisasi/trasnformasi
1. Telaah Historis, dimaksudkan untuk melihat ke belakang. Asumsi dasar politik
dari telaah ini bahwa suatu peristiwa tidak dengan begitu saja hadir, Kebudayaan Pertumbuhan Kesamaan Trasnformasi
melainkan melalui sebuah proses sejarah. Dengan ini, maka kejadian, kultural/Imajinasi
atau peristiwa dapat diletakkan dalam kerangka masa lalu, masa kini dan Transformasi Pertumbuhan Penguatan Struktural
infrastruktur daya beli
masa depan.
Missi Panggilan kelas Bekerja Mendorong
2. Telaah Struktur. Biasanya orang enggan dan cemas melakukan telaah menengah dengan trasnformasi struktural
ini, terutama oleh stigmatisasi tertentu. Analisa ini sangat tajam dalam masyarakat dalam semua level
melihat apa yang ada, dan mempersoalkan apa yang mungkin tidak marjinal
berarti digugat. Struktur yang akan dilihat adalah: ekonomi (distribusi Pendidikan Peningkatan Pemberian Akses struktural
sumberdaya); politik (bagaimana kekuasaan dijalankan); sosial infrastruktur atau Pendidikan
(bagaimana masyarakat mengatur hubungan di luar politik dan ekonomi); sekolah pencarian
beasiswa
dan budaya (bagaimana masyarakat mengatur nilai).
3. Telaah Nilai. Penting pula untuk diketahui tentang apa nilai-nilai yang
Tahap Penarikan Kesimpulan Analisa Sosial
dominan dalam masyarakat. Mengapa demikian. Dan siapa yang
Pada tahap ini, setelah berbagai aspek tersebut ditemukan, maka pada
berkepetingan dengan pengembangan nilai-nilai tersebut.
akhirnya suatu kesimpulan akan diambil; kesimpulan merupakan gambaran
4. Telaah Reaksi. Melihat reaksi yang berkembang berarti mempersoalkan
utuh dari suatu situasi, yang didasarkan kepada hasil analisa. Dengan
mengenai siapa yang lebih merupakan atau pihak mana yang sudah
demikian kualitas kesimpulan sangat bergantung dari proses tahap-tahap
bereaksi, mengapa reaksi muncul dan bagaimana bentuknya. Telaah ini
analisa, juga tergantung pada kompleksitas isu, kekayaan data dan akurasi
penting untuk menuntun kepada pemahaman mengenai "peta" kekuatan
data yang tersedia, ketepatan pertanyaan atau rumusan terhadap masalah,
yang bekerja.
dan kriteria yang mempengaruhi penilaian-penilaian alas unsur-unsur akar
5. Telaah Masa Depan. Tahap ini lebih merupakan usaha untuk
masalah.
memperkirakan atau meramalkan, apa yang terjadi selanjutnya.
Kemampuan untuk memberikan prediksi (ramalan) akan dapat menjadi
Dasar Penarikan Kesimpulan Analisa Sosial
indikasi mengenai kualitas tahap-tahap sebelumnya.
Yang tidak kalah penting adalah menemukan apa yang menjadi akar
masalah. Untuk menemukan akar masalah dapat dituntun dengan pertanyaan:
Model-Model Perubahan dan Implikasinya
mengapa? Untuk sampai kepada akar masalah, maka penting dilakukan
Implikasi Model EKonomi Model Model Politik
Sosial kualifikasi secara ketat, guna menentukan faktor mana yang paling penting.
Ekonomi Akumulasi (Re)Distribusi Transformasi Kesimpulan tidak lain berbicara mengenai faktor apa yang memberikan
kapital/kapitalisasi struktural pengaruh paling dominan (paling kuat) dan demi kepentingan siapa unsur akar
tersebut bekerja. Sebagaimana diungkapkan di depan, kesimpulan tidak ANALISIS WACANA
menjadi sesuatu yang final, melainkan akan mungkin diperbaiki menurut
temuan-temuan atau data baru. Istilah analisis wacana adalah istilah umum yang dipakai dalam banyak
disiplin ilmu dan dengan berbagai pengertian. Meskipun ada gradasio yang
besar dari berbagi definisi, titik singgungnya adalah analisis wacana
berhubungan dengan studi mengenai bahasa/pemakaian bahasa. Bagaimana
bahasa dipandang dalam analisis wacana? sebelum lebih jauh ada beberapa
pengertian terkait dengan analisis wacana itu sendiri, di antaranya yaitu:
a. Wacana : sebuah percakapan khusus yang alamiah formal dan
pengungkapannya diatur pada ide dalam ucapan dan tulisan ;
pengungkapan dalam bentuk sebuah nasihat, risalah, dan
sebagainya. (Longman Dictionary of the English Language)
b. Wacana : rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan
proposisi yang lainnya, membentuk suatu kesatuan, sehingga
terbentuklah makna yang serasi diantara kalimat-kalimat itu. (J. S. Badudu
2000)

Foucault, Mills: 1994


a. Kontekstual Teoretis; Wacana berarti domain umum dari semua
pernyataan, yaitu semua ujaran/ teks yang mempunyai makna & efek
dalam dunia nyata.
b. Konteks Penggunaan; Wacana berarti sekumpulan pernyataan yang
dapat dikelompokan kedalam kategori konseptual tertentu (Misalnya:
imperealisme/ feminisme)
c. Metode Penjelasan; Wacana berarti suatu praktik yang diatur untuk
menjelaskan sejumlah pernyataan.

Kebutuhan Dasar Wacana


a. Keinginan untuk memberi informasi kepada orang lain mengenai suatu
hal.
b. Keinginan untuk meyakinkan seseorang mengenai kebenaran suatu hal Makna
dan mempengaruhi sikap/pendapat orang lain. a. Makna merupakan kata yang subjektif (Jalaluddin Rahmat, 1996)
c. Keinginan untuk mendeskripsikan cita-rasa suatu bentuk, wujud, objek. b. Para ahli filsafat dan linguis, membedakan antara struktur logis dan
d. Keinginan untuk menceritakan kejadian atau peristiwa yang terjadi. (Keraf, struktur bahasa, sehingga memudahkan kita untuk membedakan antara
1995: 6). ungkapan yang tidak mengandung makna (meaningless) dan yang
mengandung arti (meaningfull). (Mustansyir, 2001: 153-154)
Bentuk Retorika Wacana
a. Wacana Transaksional; jika yang dipentingkan ialah ‘isi’ komunikasi. Makna Denotatif & Konotatif
b. Wacana Interaksional; jika yang dipentingkan hubungan timbal balik a. Makna Denotatif; Kata yang tidak mengandung makna atau perasaan-
antara penyapa (addresses) dan pesapa (addressee). (Sudjiman, 1993: perasaan tambahan.
6). b. Makna Konotatif; Kata yang mengandung arti tambahan, perasaan
tertentu atau nilai rasa tertentu, disamping makna dasar yang umum.
Otoritas Analisis Wacana (Keraf, 1994: 27-31)
a. Dalam Linguistik; Analisis wacana digunakan untuk menggambarkan
sebuah struktur yang luas melebihi batasan-batasan kalimat. (Sunarto, Peran Makna
2001: 119-120) a. Peran tanda (sign) di dalam masyarakat (semiotics), makna-makna tanda
b. Dalam Teks Tertulis; Analisis wacana bertujuan untuk mengeksplisitkan (semantics), serta kode-kode sosial (social codes) dibalik tanda dan
norma-norma & aturan-aturan bahasa yang implisit. Analisis wacana makna tersebut diperlukan dalam studi kebudayaan, oleh karena itu
bertujuan untuk menemukan unit-unit hierarkis yang membentuk suatu makna tersebut merupakan pembentuk (construct) utama dari
struktur diskursif (Mills,1994) kebudayaan. (Piliang, 2001: 308).
b. Kata memperoleh maknanya melalui penggunaannya sehari-hari dalam
Fungsi Bahasa konteks kebudayaan. (van Peursen, 1990: 2).
a. Fungsi Ideasional: untuk membentuk, mempertahankan dan memperjelas
hubungan diantara anggota masyarakat. Teori Wacana dalam Tradisi Filsafat
b. Fungsi Interpersonal: untuk menyampaikan informasi diatara anggota a. Aliran strukturalisme berpendapat bahwa arti bahasa tidak tergantung dari
masyarakat. maksud pembicara atau pendengar ataupun dari referensinya pada
c. Fungsi Tekstual: untuk menyediakan kerangka, pengorganisasian kenyataan tertentu; arti bergantung pada struktur makna itu sendiri.
diskursus (wacana) yang relevan dengan situasi (features of the situation). b. Yang dimaksud struktur disini ialah jaringan hubungan intern elemen-
(Halliday, 1972: 140-165) elemen terkecil bahasa yang membentuk suatu kesatuan otonom yang
tertutup. (Hjelmslev, dalam Kleden, 1997: 34).
Pendekatan Analisis Wacana c. Konteks Linguistik (linguistic context), yaitu terdiri atas kalimat-kalimat
a. Pertama, Analisis wacana seluruhnya mengenai cara-cara wacana atau tuturan-tuturan yang mendahului satu kalimat atau tuturan tertentu
disusun, prinsip yang digunakan oleh komunikator untuk menghasilkan dalam peristiwa komunikasi.
dan memahami percakapan atau tipe-tipe pesan lainnya. d. Koteks Sosial (social context), yaitu relasi sosial dan latar setting yang
b. Kedua, Analisis wacana dipandang sebagai aksi, cara melakukan segala melengkapi hubungan antara pembicara (penutur) dengan pendengar.
hal dengan kata-kata. (Syafi’ie, 1990, dalam Lubis, 1993: 58).
c. Ketiga, Analisis wacana adalah suatu pencarian prinsip-prinsip yang
digubakan oleh komunikator aktual dari perspektif mereka. (Littlejohn, Wacana dan Ideologi
1996: 84-85). a. Implikasi ideologi terhadap wacana; 1) ideologi secara inheren bersifat
sosial, tidak personal atau individual, ia membutuhkan share diantara
Wacana Tulis, Teks & Konteks anggota kelompok, organisasi atau kolektifitas, 2) ideologi meskipun
a. Tulisan bukan cuma sekedar “literal pictographic” atau sekedar inskripsi bersifat sosial, ia digunakan secara internal diatara anggota kelompok
yang bersifat ideografik, tetapi tulisan dapat merupakan suatu totalitas, atau komunitas.
termasuk kemampuannya untuk melampaui apa yang hanya bisa ditunjuk b. Wacana tidak bisa menempatkan bahasa secara tertutup, tetapi harus
secara fisik. (Derrida 1984, dalam Kleden-Probonegoro, 1998). melihat konteks, terutama bagaimana ideologi dari kelompok-kelompok
b. Teks adalah fiksasi atau pelembagaan sebuah peristiwa wacana lisan yang ada tersebut berperan dalam membentuk wacana.
dalam bentuk tulisan. (Hidayat, 1996:129). Dalam teks berita misalnya, dapat dianalisis apakah teks yang muncul
c. Konteks memasukkan semua situasi dan hal yang berada diluar teks dan tersebut pencerminan dari ideologi seseorang, apakah feminis, kapitalis,
mempengaruhi pemakaian bahasa, seperti partisipan dalam bahasa, sosialis, dsb. (Eriyanto, 2001: 13-14).
situasi dimana teks tersebut diproduksi, fungsi yang dimaksudkan, dsb.
(Eriyanto, 2001: 9). Karakteristik Analisis Wacana
a. Pertama, dalam analisisnya analisis wacana lebih bersifat kualitatif
Konteks dibandingkan analisis isi yang umumnya kuantitatif.
a. Konteks Fisik (physical context), yang meliputi tempat terjadinya b. Kedua, analisis isi kuantitatif pada umumnya hanya digunakan untuk
pemakaian bahasa dalam suatu komunikasi, objek yang disajikan dalam membedah muatan teks komunikasi yang bersifat manifest (nyata),
suatu peristiwa komunikasi itu, dan tindakan atau peilaku dari para peran analisis wacana berpretensi memfokuskan pada pesan latent
dalam peristiwa komunikasi itu. (tersembunyi).
b. Konteks Epistemis (epistemic context), yaitu latar belakang pengetahuan c. Ketiga, analisis isi kuantitatif hanya dapat mempertimbangkan “apa yang
yang sama-sama diketahui oleh pembicara maupun pendengar. dikatakan” (what) tetapi tidak dapat menyelidiki “bagaimana ia dikatakan”
(how).
d. Keempat, analisis wacana tidak berpretensi melakukan generalisasi. c. Semantik: makna tertentu dalam suatu bangunan teks, dimensi teks,
Karena peristiwa selalu bersifat unik, karena itu tidak dapat diperlakukan presupposition, makna yang implisit atau eksplisit, makna yang sengaja
prosedur yang sama untuk isu dan kasus yang berbeda. (Eriyanto, 2001: disembunyikan. Struktur wacana juga bisa menggiring kearah tertentu dari
337-341). suatu peristiwa.
d. Sintaksis: seluk beluk wacana, kalimat, klausa dan frase. Dianalisis dari
Kerangka Analisis Wacana (Elemen Wacana Van Dijk) koherensi, bentuk kalimat, kata ganti.
Struktur wacana Hal yang diamati Elemen e. Stilistik: gaya bahasa yang digunakan penulis untuk menyampaikan
Super Struktur TEMATIK Topik maksudnya. Peristiwa yang sama dapat digambarkan dengan pilihan kata
(Apa yang dikatakan?) yang berbeda-beda. Pilihan leksikal atau diksi pada dasarnya
SKEMATIK menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atai frase
Struktur Makro (Bagaimana pendapat Skema
atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia.
disusun dan dirangkai?)
SEMANTIK Latar, detail, maksud, f. Retoris: gaya yang diungkapkan ketika seseorang berbicara atau menulis.
Struktur Mikro (Makna yang ingin praanggapan, Misalnya hiperbolik (pemakaian kata yang berlebihan), repetisi
ditekankan dalam teks nominalisasi (pengulangan), aliterasi (pemakaian kata seperti sajak), interaksi
berita) (bagaimana penulis menempatkan diri diatara khalayak), metafora
SINTAKSIS Bentuk kalimat, (makna kiasan) visual image (membuat anggapan).
Struktur Mikro (Bagaimana pendapat koheresi, kata ganti
disampaikan?)
Penjelasan
Struktur Mikro STILISTIK Leksikon
(Pilihan kata apa yang Yang diamati Elemen
dipakai?) TEMATIK TOPIK: Informasi paling penting, inti pesan yang ingin
RETORIS Grafis, metafora, disampaikan oleh komunikator
Struktur Mikro (Bagaimana dan dengan ekspresi SKEMATIK HEAD LINE: Judul berita utama (to attrack the reader)
cara apa penekanan LEAD: Teras berita terletak pada paragraf pertama,
dilakukan?) bagian paling pokok dalam berita
STORY: Isi berita secara keseluruhan; 1) situasi, yakni
proses jalannya peristiwa, a] kisah utama dari peristiwa,
Elemen-elemen Struktur Wacana
b] latar untuk mendukung kisah utama dipakai untuk
a. Tematik: Informasi yang paling penting atau inti pesan yang ingin memberi konteks, 2) komentar, yang ditampilkan dalam
disampaikan oleh komunikator. teks, komentar dari pihak yang terlibat dengan peristiwa
b. Skematik: dalam konteks penyajian berita ada dua kategori skema besar, itu, a] reaksi/ komentar verbal dari tokoh yang dikutip
1) Summary; yang ditandai judul (head line) & teras berita (lead), 2) Story; wartawan, b] kesimpulan yang diambil wartawan dari
isi berita secara keseluruhan. berbagai tokoh.
SEMANTIK LATAR: Latar belakang peristiwa, hendak kemana KATA GANTI: Kata ganti timbul untuk menghindari
makna suatu teks dibawa (Ex: Perselisihan politik, Krisis pengulangan kata (anteseden) dalam kalimat
ekonomi, Konflik) berikutnya. Dalam analisis wacana kata ganti
DETAIL: Apakah sisi informasi tertentu diuraikan secara merupakan alat yang dipakai komunikator untuk
panjang atau tidak menunjukkan dimana posisi seseorang dalam wacana.
ILUSTRASI: Apakah sisi informasi tertentu disertai (Ex: saya, kami, kita)
contoh atau tidak STILISTIK STYLE: Cara/ gaya bahasa yang digunakan seseorang
MAKSUD: Apakah teks itu disampaikan secara eksplisit untuk menyatakan maksudnya. Ciri-ciri penggunaan
atau implisit bahasa yang khas, kecenderungannya untuk secara
PRESUPPOSITION: Pernyataan yang digunakan untuk konsisten menggunakan struktur bahasa tertentu, gaya
mendukung makna suatu teks bahasa pribadi seseorang.
PENALARAN: Elemen yang digunakan untuk memberi PILIHAN LEKSIKAL/ DIKSI: Bagaimana seseorang
basis nasional, sehingga teks tampak benar dan melakukan pemilihan kata atau frase atas berbagai
meyakinkan. kemungkinan frase yang tersedia. Pilhan kata/ frase
SINTAKSIS KOHERENSI: Kata hubungan yang dipakai untuk yang dipakai menunjukkan sikap dan ideologi tertentu.
menghubungkan fakta/ proposisi (Ex: Peristiwa Peristiwa yang sama dapat digambarkan dengan pilihan
penjarahan massal, “karena tingkat pendidikan mereka kata yang berbeda-beda. (Ex: Terorisme—pembela
rendah”—dapat memberi kesan bahwa rendahnya kebenaran, Pembunuhan—kecelakaan, Meninggal—
pendidikan yang menyebabkan mereka melakukan mati, tewas, gugur, meninggal, terbunuh,
penjarahan. menghembuskan nafas terakhir).
NOMINALISASI: Sugesti kepada khalayak dengan RETORIS RETORIKA: Gaya yang diungkapkan penulis, apakah
generalisasi menggunakan kata yang berlebihan (hiperbolik), atau
ABSTRAKSI: Apakah komunikator memandang objek retoris persuasif, apakah menggunakan pengulangan
sebagai suatu yang tunggal berdiri sendiri/ sebagai untuk penegasan makna (repetisi), apakah kata-kata
suatu kelompok (komunitas) sepeti sajak (aliterasi), apakah menggunakan retoris
BENTUK KALIMAT: Makna yang dibentuk oleh ejekan (ironi), atau menggunakan majas untuk
susunan kalimat, dengan cara berfikir logis (prinsip menggantikan nama yang ada hubungannya dengan
kausalitas). Dalam kalimat berstuktur aktif, seseorang nama yang digantikan (metonimia).
menjadi subjek dari pernyataannya, dalam kalimat pasif, INTERAKSI: Bagaimana pembicara/ penulis
seseorang menjadi objek dari pernyataannya. menempatkan/ memposisikan dirinya diantara khalayak,
PROPOSISI: Proposisi diatur dalam satu rangkaian apakah memakai gaya formal, informal atau santai yang
kalimat. Prosisi mana yang ditempatkan diawal, dan menunjukkan kesan bagaimana ia menampilkan dirinya.
mana yang diakhir kalimat. Penempatan itu dapat EKSPRESI: Bagaimana ekspresi maksud penulis untuk
mempengaruhi makna yang timbul dan menunjukkan membantu menonjolkan atau menghilangkan bagian
bagian mana yang lebih ditinjokan kepada khalayak. tertentu dari teks yang disampaikan. Dalam teks tertulis,
ekspresi ini muncul misalnya dalam bentuk grafis, ADVOKASI DAN PENDAMPINGAN MASYARAKAT
gambar foto, raster atau tabel untuk mendukung
gagasan atau untuk bagian lain yang tidak ingin Advokasi berasal dari kata advocated dalam bahasa Inggris yang
ditonjolkan. berarti menyuarakan atau berpihak. Advokasi adalah suatu usaha secara
METAFORA: Apakah ada kiasan, ungkapan, ornamen sadar yang terencana dan sistematis untuk mendesak terjadinya perubahan
atau bumbu dari suatu teks. Metafora dipakai oleh
dalam kebijakan publik guna menyalurkan keresahan saat melihat
komunikator secara strategis sebagai landasan berfikir,
alasan pembenar atas pendapat atau gagasan tertentu ketimpangan yang terjadi.
kepada publik. Menurut John Hopkins (1990) Advokasi adalah usaha untuk
VISUAL IMAGE: Dalam teks, elemen ini ditampilkan mempengaruhi kebijakan melalui bermacam-macam bentuk komunikasi
dengan penggambaran detail bebera hal yang ingin persuasif dengan menggunakan informasi yang akurat dan tepat.
ditonjolkan. (Ex: Tentang pentingnya peran kelompok Secara umum, tujuan advokasi yaitu untuk menyelesaikan sengketa
tertentu dalam masyarakat, dan sebagai antar orang maupun antar kelompok. Sehingga kegiatan advokasi sangat
konsekuensinya, memarginalkan kelompok lain yang berkaitan dengan hukum. Advokasi ini bisa muncul di berbagai tingkatan mulai
menjadi lawannya, saingannya, atau kelompok yang dari lokal, nasional hingga internasional yang tentunya dengan beragam isu
akan mengancam eksistensi dan peran kelompok yang
yang berkaitan dengan advokasi juga bertujuan penting untuk
menjadi pilihannya.
memperjuangkan solusi dari masalah yang sedang terjadi. Kesadaran
Analisis wacana berdasarkan perspektif sosiokultural pada dasarnya masyarakat mengenai advokasi dan serangkaian hukum di dalamnya bisa
menggunakan pola analisis teks, preses produksi teks, dan konteks. Analisis membantu mengatasi masalah serius yang ada di lingkungan masyarakat.
teks digunakan untuk melihat struktur teksnya untuk memahami struktur kata, Advokasi kebijakan publik merupakan upaya pembelaan (pengawalan)
secara terencana terhadap rencana sikap, rencana tindakan atau rencana
kalimat, dan makna. Pada langkah selanjutnya penganalisis memahami
keputusan, rencana program atau rencana peraturan yang dirancang
proses produksi teks dengan menganalisis struktur tema dan konteks sosial
pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan agar sesuai dengan
budaya teks itu dihasilkan
kepentingan masyarakat. Advokasi kebijakan merupakan tindakan
mempengaruhi/ mendukung sesuatu atau seseorang yang berkaitan dengan
kebijakan publik seperti regulasi dan kebijakan pemerintah. Merupakan upaya
mengingatkan dan mendesak negara dan pemerintah untuk selalu konsisten
dan bertanggungjawab melindungi dan mensejahterakan seluruh warganya.
Ini berarti sebuah tanggung jawab para pelaksana advokasi untuk ikut
berperanserta dalam menjalankan fungsi pemerintahan dan negara.
Advokasi tidak lain merupakan upaya untuk memperbaiki atau merubah
kebijakan publik sesuai dengan kehendak atau kepentingan mereka yang
mendesakkan terjadinya perbaikan atau perubahan tersebut. Juga dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan mendesakkan terjadinya perubahan sosial c) Tujuan
(social movement) secara bertahap maju melalui serangkaian perubahan d) Sasaran
kebijakan publik. e) Pemetaan aktor
Secara umum, proses advokasi yang dilakukan berada di keseluruhan f) Menganalisa siapa aktor yang pro, kontra, dan netral dalam kasus
proses kebijakan, yaitu: agenda setting, perumusan kebijakan, implementasi yang ditangani..
kebijakan, dan monitoring dan evaluasi kebijakan g) Analisa SWOT:
– Strength : Kekuatan yang dimiliki.
Adapun langkah Advokasi pada umumnya adalah:
– Weakness : Kelemahan yang dimiliki.
1. Analisa awal,
– Opportunity : Peluang apa saja yang terbuka
Analisa awal ini dibuat ketika mendapatkan laporan atau informasi
mengenai kasus. Diperlukan sebagai untuk membuat perencanaan, – Threat : Ancaman apa saja yang dihadapi
modal sebelum menentukan penelusuran lebih lanjut ataupun – Kekuatan dan kelemahan sifatnya internal.
memutuskan mengambil suatu kasus atau tidak. – Peluang dan ancaman sifatnya eksternal.
2. Bentuk lingkar inti 6. Output dari analisis data ini dapat berupa Legal Opinion untuk konsumsi
Lingkar inti: orang-orang yang memiliki kesamaan visi dan tidak internal, ataupun Legal Opinion untuk digunakan untuk keperluan
diragukan integritasnya, antara lain: jejaring lawyer, aktivis, tokoh eksternal (surat menyurat, berargumen dengan lawan, dll).
masyarakat, jaringan yg terpercaya, dll. Dalam lingkar inti dilakukan Perencanaan Tindak Lanjut Setelah Mendapatkan Informasi dalam
pembagian peran dan tugas (koordinator, motivator/propagandis, analis, perencanaan dapat menggunakan prinsip SMART (Specific, Measurable,
pencari data). Achievable, Realistic, Timely). Tepat sasaran, dapat diukur, dapat dicapai,
3. Tentukan isu strategis dari sebuah masalah. realistis, dan memiliki batasan waktu.
4. Pengumpulan Data. 7. Buatlah sekutu dengan organisasi yang memiliki kepentingan yang sama.
Informasi atau data terdiri dari: kronologi peristiwa, bentuk Jejaring kerja sama antara lain NGO lokal – nasional – internasional,
pelanggaran, kerugian korban, kelompok rentan (orangtua, perempuan, Lawfirm, media, pemerintah, DPR, sesama korban, tokoh, dan ormas.
anak, penca), pelaku, pihak terkait lainnya, dan tindakan Jejaring ini dilakukan dengan harapan meringankan beban kerja,
negara/pemerintah. Prinsip 5W1H (What, Who, When, Where, Why, dan meningkatkan solidaritas, dan menguatkan daya tawar. Contoh kerja
How) dapat digunakan. sama dalam jejaring kerja antara lain membagi tugas dalam riset,
5. Analisis data kampanye, dll.
Analisis data terdiri dari: 8. Pengorganisiran dan Bangun Basis Pelibatan Masyarakat dilakukan
a) Menentukan akar masalah dengan berupa membangun opini publik untuk menumbuhkan peran serta
b) Melihat analisa hukum dan sosial masyarakat, membuat posko, kegiatan bersama, kegiatan sosial, diskusi
publik, dan lain-lain. Inti dari pengorganisasian masyarakat adalah MANAJEMEN AKSI
Pendidikan yang pastisipatif untuk menggugah kesadaran masyarakat.
9. Pengumpulan Dana A. Pengertian Manajemen Aksi
Secara umum Manajemen memiliki pengertian pengelola potensi atau isi
Advokasi membutuhkan modal yang cukup besar. Sumber: Iuran
di dalam sebuah wadah atau komunitas.
rutin, sponsor, donatur, membuat unit usaha, sumbangan lawfirm.
Aksi berasal dari kata “Action” yang bermakna “ Gerak”, Gerakan adalah
10. Memilih Langkah Advokasi Litigasi. berpindahnya energi, volume, tempat dan waktu dari kondisi semula menuju
Menggunakan mekanisme hukum yang tersedia seperti: laporan kondisi kemudian. Aksi di dalam dunia organisasi pergerakan dapat
pidana, menggugat perdata, menggugat ke PTUN, judicial review ke diterjemahkan sebagai segala pikiran dan perbuatan/tindakan yang mengarah
Mahkamah Agung, atau judicial review ke Mahkamah Konstitusi Non pada capaian-capaian terhadap tujuan perjuangan itu sendiri.
litigasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen aksi merupakan suatu
Menggunakan mekanisme diluar saluran hukum formal yang tersedia cara yang digunakan untuk mengatur suatu massa aksi agar tetap terkoordinir
antara lain: Korespondensi/surat menyurat, musyawarah, petisi, unjuk dan sesuai dengan rencana dan target awal hingga mencapai hasil yang
rasa, konferensi pers, audiensi, kampanye. diinginkan.
Aksi umumnya dilatarbelakangi oleh matinya jalur penyampaian aspirasi
atau buntunya metode dialog. Dalam trias politika, aspirasi rakyat diwakili oleh
anggota legislatif. Namun dalam kondisi pemerintahan yang korup, kurang
mendengarkan aspirasi rakyat, para legislator tak dapat memainkan perannya,
sehingga rakyat langsung mengambil “jalan pintas‟ dalam bentuk aksi. Aksi
juga dilakukan dalam rangka pembentukan opini atau mencari dukungan
publik. Dengan demikian isu yang digulirkan harapannya dapat menjadi
snowball hingga akhirnya dapat membawa perubahan.
Salah satu bentuk penyampaian aspirasi kepada pemerintah serta
penyampaian pesan kepada masyarakat adalah dengan melakukan aksi
massa. Dalam negara yang berdemokrasi, aksi menjadi cara yang dilegalkan,
oleh karena itu lembaga pendidikan seperti universitas juga harus berperan
sebagai guardian of value dari pemerintah serta masyarakat. Mengapa cara
yang dipilih adalah aksi ? karena aksi berdampak pada dua sisi, yakni sisi
ketersampaian pesan kepada pihak yang diinginkan serta penyadaran
masyarakat atas sebuah isu. Sehingga aksi masih menjadi cara yang relevan
untuk dilakukan.
1. Aturan Hukum ➢ Koordinator lapangan.
UU. NO. 9 TAHUN 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat Korlap bertugas memimpin aksi di lapangan, berhak
di muka umum. Beberapa hal penting dalam undang-undang ini : memberikan instruksi kepada peserta aksi/massa. Keputusan untuk
• Penyampaian pendapat dimuka umum tidak boleh dilaksanakan memulai ataupun membubarkan /mengakhiri massa aksi ditentukan
ditempat tertentu, antara lain Istana Presiden (Radius 100m), tempat oleh korlap.
ibadah (Radius 150 m), Instalasi militer dan obyek vital nasional (Radius ➢ Orator
500 m) dari pagar luar. Orator adalah orang yang bertugas menyampaikan tuntutan-
• Dilarang membawa benda-benda yang membahayakan keselamatan tuntutan massa aksi dalam bahasa orasi, serta menjadi agitator yang
umum (Sajam, Molotov, dll) membakar semangat massa.
• Menyampaikan laporan atau pemberitahuan tertulis kepada pihak ➢ Humas
kepolisian setempat Perangkat aksi yang bertugas menyebarkan seluas-luasnya
• Surat pemberitahuan memuat tentang tujuan dan maksud aksi, waktu perihal massa aksi kepada pihak-pihak berkepentingan, terutama pers.
dan acara, rute, jumlah massa, penanggung jawab aksi dimana dalam UU ➢ Negosiator
ini 100 massa 1 orang penanggung jawab. Negosiator berfungsi sesuai dengan target dan sasaran aksi.
Misalnya pendudukan gedung DPR/DPRD sementara target tersebut
2. Bentuk Dan Susunan Massa Aksi tidak dapat tercapai karena dihalangi aparat keamanan, maka
Bentuk Aksi : negosiator dapat mendatangi komandannya dan melakukan negosiasi
Aksi Demonstrasi, Aksi Mogok makan, Aksi Damai, Aksi Mimbar bebas, agar target aksi dapat tercapai. Karenanya seorang negosiator
Aksi Theatrikal, dll hendaknya memiliki kemampuan diplomasi.
1. Kurir (menjembatani komunikasi antara massa aksi dengan massa
3. Tahapan Aksi aksi lain)
Dalam melaksanakan aksi, harus mempertimbangkan beberapa hal 2. Advokasi (memberi perlindungan hukum apabila tjdak chaos)
penting. baik perangkat yang mesti dipersiapkan maupun tahapan-tahapan 3. Asisten teritorial/keamanan/sweaper/dinamisator
yang harus dilalui bersama. Aksi memiliki beberapa tahapan yang harus lapangan/intelejen
dilalui, antar lain: 4. Logistic dan medical rescue.
a. Pra Aksi
5. DokumentasiTim kreatif
1) Persiapan dan pematangan issue
6. Membuat press release (Berisikan pesan dan tuntutan dari isu
2) Menyusun Tim Aksi
yang telah dibahas)
7. Mengumpulkan massa (estimasi)
Perangkat aksi adalah bagian kerja partisipan massa aksi. Perangkat
8. Menghubungi media
massa aksi disesuaikan dengan kebutuhan, biasanya diperlukan
9. Mempersiapkan perangkat / kelengkapan aksi (spanduk, bendera,
perangkat sebagai berikut:
press release,perangkat dokumentasi, poster, , pengeras suara
seperti TOA dan mobil sound system, dan identitas peserta aksi, 3) Rekomendasi, dari hasil-hasil yang telah dicapai melalui aksi dapat
dan failitas teatrical.) dikerangkakan menjadi sebuah masukan untuk gerakan yang akan
10. Skenario dan pembagian peran dilaksanakan selanjutnya.
11. Menghubungi pihak kepolisian untuk perizinan
Peranan kelembagaan organisasi di lingkungan yang dihadapi menjadi
b. Aksi mutlak untuk dipersiapkan. Pikiran tanpa praktek hanya akan melahirkan
Dalam tahapan inilah peran, fungsi dari perangkat aksi mimpi saja, sedangkan praktek tindakan tanpa pikiran hanya akan melahirkan
diaplikasikan sesuai dengan tugas masing- masing, komunikasi serta ugal-ugalan atau anarki gerakan sebagaimana yang pernah disampaikan oleh
koordinasi antar perangkat aksi tidak boleh terputus karena perubahan Bung Karno bahwa gerakan harus Massa Aksi (Massa yang sadar akan pikiran
situasi di lapangan sangatlah cepat, sehingga hal-hal yang tidak dan perbuatannya) bukan Aksi Massa (Aksi yang gemerlap tampilannya saja
diinginkan dalam suatu aksi dapat dihindari, misalnya Provokasi, atau hanya ikut-ikutan). Program perjuangan organisasi pergerakan yang
Infiltran, Represif aparat, Chaos. dipraktekkan dalam Manajemen Aksi dan Propaganda harus dilaksanakan
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan aksi yakni : secara sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab.
1) Membagikan pesan yang telah dibuat, seperti pamflet dan leaflet.
2) Berorasi dalam perjalanan dan di tempat tujuan akhir, orasi adalah
bagian dari penyampaian pesan aksi kepada masyarakat luas.
3) Yel-yel dan menyanyikan lagu. Sebagai penyemangat massa aksi
dan mendominasi/ menguasai suasana/ keadaan (situasi dan
kondisi).
4) Audiensi ke pihak yang dituju, dilakukan oleh perangkat aksi yang
telah ditunjuk, negosiator maupun yang jago dalam beraudiensi.
5) Pembacaan press release. Hal ini biasanya dilakukan pada akhir
aksi dan diharapkan dapat diliput media agar pesan yang kita bawa
dapat tersampaikan kepada khalayak luas.

c. Pasca Aksi
1) Absensi, sebagai pemastian terhadap jumlah peserta aksi yang
terlibat selama pelaksanan aksi.
2) Evaluasi, untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan dari
aksi
LAGU PERGERAKAN Masa depan ditanganmu
Untuk meneruskan perjuangan
MARS PMII Bersemilah – bersemilah
Inilah kami wahai Indonesia Kaulah harapan bangsa
Satu angkatan dan satu cita
Pembela bangsa penegak agama BEJUANGLAH PMII
Tangan terkepal dan maju kemuka Berjuanglah PMII berjuang
Habislah sudah masa yang suram
Selesai sudah derita yang lama Marilah kita bina persatuan
Bangsa yang jaya Islam yang benar Berjuanglah PMII berjuang
Bangun serentak dari bumiku subur
Marilah kita bina persatuan
Dengan mu PMII pergerakanku
Ilmu dan bakti ku berikan Hancur leburkanlah angkara murka
Adil dan makmur kuperjuangkan Perkokohlah barisan kita, Siap...
Untukmu satu tanah airku
Sinar api Islam kini menyala
Untukmu satu keyakinanku
Inilah kami wahai Indonesia Tekad bulat jihad kita membara
Satu barisan dan satu jiwa Berjuang PMII berjuang
Putera bangsa bebas merdeka
Tangan terkepal dan maju kemuka Menegakan kalimat tuhan

HIMNE PMII DARAH JUANG


Bersemilah – bersemilah Disini negeri kami
Tunas PMII
Tempat padi terhampar
Tumbuh subur – tumbuh subur
Kader PMII Samuderanya kaya raya
Masa depan ditanganmu Negeri kami subur Tuhan
Untuk meneruskan perjuangan
Bersemilah – bersemilah Di negeri permai ini
Tunas PMII Berjuta rakyat
Tumbuh subur – tumbuh subur
bersimbah luka
Kader PMII
Anak kurus tak sekolah BURUH TANI
Pemuda desa tak kerja Buruh tani, mahasiswa kaum miskin kota
Mereka dirampas haknya Bersatu padu rebut demokrasi
Tergusur dan lapar Gegap gempita dalam satu suara
Bunda relakan darah juang kami Demi tugas suci yang mulia
Untuk membebaskan rakyat Hari-hari esok adalah milik kita
Mereka dirampas haknya Terbentuknya masyarakat sejahtera
Tergusur dan lapar Terciptanya tatanan masyarakat
Bunda relakan darang juang kami Indonesia baru tanpa orba
Padamu kami berjanji Marilah sahabat, mari kita kabarkan
Padamu kami mengabdi Ditangan kita tergenggam arah bangsa
Marilah sahabat,
BERDERAB DAN MELAJU
mari kita nyanyikan Sebuah lagu tentang pembebasan
Berderap dan melaju
Di bawah kuasa tirani
Menuju Indonesia baru
Ku susuri garis jalan ini
Singsingkan lengan baju
Berjuta kali turun aksi
Singkirkan semua musuh – musuh
Bagiku satu langkah pasti
Rakyat pasti menang
Melawan penindasan
Rakyat kita pasti akan menang
Rakyat pasti menang
Merebut kedaulatan
Rakyat kita pasti akan menang
Revolusi.....Revolusi.... sampai mati 2x
SUSUNAN PANITIA ➢ Seksi Perlengkapan
PELATIHAN KADER DASAR 2 - Umi Salamah (Coordinator)
PENGURUS KOMISARIAT - Abdul Rozaq
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
QOMARUDDIN GRESIK ➢ Seksi Konsumsi
MASA KHIDMAT 2020-2021 - Muhaiminah (Coordinator)
- Ainun Rahma Nuriyah Sorekha
Pelindung : Allah SWT - Nur Izzati
Penanggung Jawab : Putri Zahrotul Ilmiyah - Muhammad Syafi’i Anwar
Streeting Commite (SC) : ➢ Seksi Humas
1. Muhammad Masnukh - M. Miftachul Ma’ruf (Coordinator)
2. Ahamd Ikrima Shabri - Imam Syufaat
3. Siti Kholifah - Zuliyanah
4. Khoirotul Ulya
5. Dian Karimah Wildani ➢ Seksi Keseketariatan
6. Agus Budianto - Vina Qonitalillah (Coordinator)
- Firda Nur Auliyah
Organizing Commite (OC) :
Ketua Panitia : Nor Nabilah Saputri
Sekretaris : Nur Esti Setia Ningrum
Bendahara : Fithroh Bariroh Al-Hawa

SEKSI-SEKSI :
➢ Seksi Acara
- M. Dafa Abie Al-Madani (Coordinator)
- Muhammad Ariyanto
- Firdaus Sholikhah
CATATAN :

Anda mungkin juga menyukai