Anda di halaman 1dari 9

MAKALA

DAMPAK PENCEMARAN LIMBAH PABRIK TAHU TERHADAP


LINGKUNGAN HIDUP

Oleh :
FIRANTI SUKMA

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN


POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN
LAMPUNG
2022
PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang


Industri tahu merupakan industri yang banyak tersebar di seluruh
wilayah Indonesia dan menjadi salah satu industri rumah tangga yang
kebanyakan telah menyatu dengan pemukiman penduduk. Industri tahu di
Indonesia didominasi oleh usaha-usaha skala kecil dengan modal yang
terbatas dan sebagian besar tidak memiliki unit pengolahan limbah.
Karenanya itu, pertumbuhan industri tahu di Indonesia belum diiringi
dengan pengolahan yang maksimal terhadap limbah yang dihasilkan
sehingga limbah hasil pengolahan tersebut langsung dibuang ke selokan
atau badan air tanpa pengolahan terlebih dahulu. Industri tahu dalam
proses pengolahannya menghasilkan dua jenis limbah yaitu limbah padat
dan limbah cair. (Husin, 2008).
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan
tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai
nilai ekonomi. Limbah tersebut dapat berupa limbah padat, limbah cair,
maupun limbah gas. Jenis limbah ini bisa dikeluarkan oleh satu industri
dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan nilai ekonomisnya, limbah
dibedakan menjadi limbah yang mempunyai nilai ekonomis dan limbah
yang tidak memiliki nilai ekonomis. Limbah yang memiliki nilai ekonomis
yaitu limbah dengan cara melalui unit suatu proses lanjut akan
memberikan suatu nilai tambah, sedangkan limbah non-ekonomis yaitu
suatu limbah walaupun telah dilakukan proses lanjut dengan cara apapun
tidak akan memberi nilai tambah kecuali sekedar mempermudah sistem
pembuangan. Salah satu kegiatan sektor ekonomi bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah kegiatan industri.
Kegiatan suatu industri adalah mengolah masukan (input) menjadi
keluaran (ouput). Pengamatan sumber pencemar industri dapat
dilaksanakan pada masukan, proses maupun pada keluarannya dengan
melihat spesifikasi dan jenis limbah yang diproduksi. Pencemaran yang
ditimbulkan oleh industri diakibatkan adanya limbah yang keluar dari
pabrik dan mengandung bahan beracun dan berbahaya (B-3). Bahan
pencemar keluar bersama-sama dengan bahan 2 buangan (limbah)
melalui udara, air, dan tanah yang merupakan komponen ekosistem alam
(Kristanto, 2006).
Menurut EMDI (1994) jenis aktivitas utama yang menghasilkan
limbah cair dan sifat pencemaran yang potensial ditimbulkan dari empat
belas jenis industri yang termasuk dalam kategori kelompok prioritas
pertama. Salah satu jenis industri yang termasuk dalam prioritas pertama
tersebut yaitu industri tekstil. Limbah tekstil yang dikeluarkan dalam hal ini
adalah limbah cair yang berasal dari buangan industri batik. Jenis industri
tekstil dalam prosesnya terdapat komponen limbah cair seperti pada
proses pengkajian, proses penghilangan kanji, pengelantangan,
merserisasi, pewarnaan, pencetakan, dan proses penyempurnaan. Dalam
proses-proses tersebut dapat berpotensi pencemaran fisik dan kimia.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui dampak buruk dari limbah cair bagi lingkungan
2. mengetahui penanggulangan limbah cair
ISI

A. DEFINISI DAMPAK
Pengertian Dampak Menurut kamus besar bahasa Indonesia,
“Dampak adalah benturan, pengaruh kuat yang mendatangkan akibat
(baik negatif maupun positif) serta benturan yang cukup hebat antara dua
benda sehingga menyebabkan perubahan yang berarti momentum (pusa)
sistem yang mengalami itu”. Dampak secara sederhana dapat diartikan
sebagai akibat atau pengaruh ketika akan mengambil suatu keputusan,
yang bersifat timbal balik antara satu dengan lainnya. Sejalan dengan itu,
dampak merupakan keadaan dimana ada hubungan timbal balik antara
satu dengan yang lain akibat dari pada apa yang dipengaruhi dan apa
yang mempengaruhi. Jadi, dampak merupakan pengaruh yang
menyebabkan perubahan pada individu, kelompok maupun masyarakat
yang dilakukan oleh suatu kegiatan atau program dengan mengakibatkan
positif maupun negative

B. DAMPAK PENCEMARAN LIMBAH CAIR:


1. Dampak dari pencemaran limbah pabrik tahu terhadap lingkungan
hidup yaitu rusaknya kualitas lingkungan terutama perairan sebagai salah
satu kebutuhan umat manusia dan makhluk hidup lainnya. Rusaknya
lingkungan akibat limbah pabrik tahu yang berdampak buruk terhadap
kehidupan ekosistem yang berada diperairan dan juga mengancam
kesehatan manusia. Ganguan terhadap perairan sangat merugikan
kualitas mutu air serta manfaatnya. Limbah tahu membawa akibat bagi
lingkungan, karena mempunyai bahan–bahan berbahaya yang dibuang ke
perairan salah satunya limbah berbahaya dan beracun. Jika pencemaran
limbah tahu dibiarkan terus menerus ditanah air kita, maka kelangsungan
hidup ekosistem diperairan pun semakin terancam.
2. Untuk menanggulangi pencemaran limbah pabrik yaitu di perlukan
peraturan – peraturan seperti UU No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup untuk mengatur
berbagai macam kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh para
industri yang merusak kualitas dan baku mutu lingkungan hidup, dan yang
melakukan perbuatan melawan hukum berupa pencemaran limbah yang
dapat merusak lingkungan hidup dan dapat membahayakan kesehatan
pada manusia dan pada ekosistem yang berada diperairan, jikalau para
industri melanggar ketentuan yang telah di berlakukan oleh pemerintah
maka para idustri tersebut wajib mendapatkan sanksi yang telah
diberlakukan berdasarkan Undang – Undang yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.

C. DAMPAK PENCEMARAN LIMBAH TAHU TERHADAP LINGKUNGAN


HIDUP
Pelaksanaan pengendalian dampak lingkungan hidup dilakukan
dengan didasarkan pada perencanaan perilindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup yang mencakup inventarisasi ligkungan hidup,
penetapan wilayah ekoregian, dan RPPLH (rencana perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup) (pasal 5), yang perlu diatur lebih lanjut di
dalam peraturan pemerintah (PP) dan Peraturan Daerah (Perda) untuk
menjamin efektifitas implementasinya Ada beberapa hal penting yang
perlu disoroti menyangkut pengendalian dampak lingkungan hidup ini.
Sebagian besar industri tahu membuang limbahnya ke perairan macam
polutan yang di hasilkan mungkin berupa polutan organik (berbau busuk),
polutan anorganik (berbui dan berwarna). Pemerintah menetapkan tata
aturan untuk mengendalikan pencemaran air untuk limbah industri, karena
limbah dari industri tahu mengandung polutan organik dan anorganik,
maka air limbah tersebut tidak bisa langsung di buang ke sungai, tetapi
harus diolah terlebih dahulu sebelum di buang ke sungai agar tidak terjadi
pencemaran.9 Dalam mengukur derajat keasaman limbah cair dari air
rebusan kedelai telah melampaui standar baku mutu. Air limbah dan
bahan buangan dari kegiatan industi yang di buang ke perairan akan
mengubah pH air, dan dapat menggagu kehidupan organisme air. Air
normal yang memenuhi syarat untuk kehidupan mempunyai pH berkisar
antara 6,5 sampai 7,5.10 Ekosistem air dapat melakukan “rehabilitasi”
apabila terjadi pencemaran terhadap badan air. Kemampuan ini ada
batasnya. Oleh karena tu perlu diupayakan untuk mencegah dan
menanggulangi pencemaran air. Untuk mengatasi pencemaran air dapat
dilakukan usaha preventif, misalnya dengan tidak membuang limbah
industri ke sungai. Kebiasaan membuang limbah ke sungai dan
disembarang tempat hendaknya diberantas dengan memberlakukan
peraturan – peraturan yang diterapkan di lingkungan masing – masing
secara konsekuen. Limbah industri hendaknya dibuang pada wadah yang
telah di sediakan. Masyarakat di sekitar sungai perlu memperhatikan
kebersihan lingkungan dan perlu memahami mengenai pemanfaatan
sungai, agar sungai tidak lagi dipergunakan sebagai tempat pembuangan
limbah. Peraturan pembuangan limbah industri hendaknya dipantau
pelaksanaannya dan pelanggarnya dijatuhi hukuman. Limbah industri
hendaknya diproses dahulu dengan teknik pengolahan limbah, dan
setelah memenuhi syarat baku mutu air buangan baru bisa dialirkan ke
selokanselokan atau sungai. Dengan demikian akan tercipta sungai yang
bersih dan memiliki fungsi ekologis. Tindakan yang perlu dilakukan oleh
masyarakat yaitu; pembuatan kolam pengolah limbah cair. Baku mutu
imbah bair ditetapkan oleh Menteri yang membidangi lingkungan hidup.
Menteri lain dan pimpinan lembaga pemerinah non-departemen, untuk
melindungi kualitas air, Gubernur setelah bekonsultasi dengan Menteri
dapat menetapkan baku mutu limbah cair lebih hebat dari baku mutu
limbah cair yang ditetapkan Menteri.
Air buangan industri tahu kualitasnya bergantung dari proses yang
digunakan. Apabila air prosesnya baik, maka kandungan bahan organik
pada air buangannya biasanya rendah. Pada umumnya konsentrasi ion
hidrogen buangan industri tahu ini cenderung bersifat asam. Komponen
terbesar dari limbah cair tahu yaitu protein sebesar 226,06 sampai 434,78
mg/l. sehingga masuknya limbah cair tahu ke lingkungan perairan akan
meningkatkan total nitrogen di peraian tersebut.
Pencemaran limbah sangat berbahaya bagi biota di perairan berbagai
jenis ekosistem mengalami keracunan. Setiap spesies yang berada di
perairan berbeda – beda ada spesies yang tahan terhadap pencemaran
dan ada juga yang tidak tahan terhadap pencemaran yang terjadi di
perairan. Setiap ekosistem selalu beradaptasi dengan tempatnya. Walau
pun begitu tingkat adaptasinya terbatas, bila batas tersebut melampaui
batas, maka ikan tersebut akan mati. Punahnya sepesis tertentu akan
beakibat pada kehidupan manusia dan juga makhluk hidup lainnya
KESIMPULAN

Dampak dari pencemaran limbah pabrik tahu terhadap lingkungan hidup


yaitu rusaknya kualitas lingkungan terutama perairan sebagai salah satu
kebutuhan umat manusia dan makhluk hidup lainnya. Rusaknya
lingkungan akibat limbah pabrik tahu yang berdampak buruk terhadap
kehidupan ekosistem yang berada diperairan dan juga mengancam
kesehatan manusia. Ganguan terhadap perairan sangat merugikan
kualitas mutu air serta manfaatnya. Limbah tahu membawa akibat bagi
lingkungan, karena mempunyai bahan – bahan berbahaya yang dibuang
ke perairan salah satunya limbah berbahaya dan beracun. Jika
pencemaran limbah tahu dibiarkan terus menerus ditanah air kita, maka
kelangsungan hidup ekosistem diperairan pun semakin terancam.
DAFTAR PUSTAKA

Erwin Muhamad, Hukum Lingkungan Dalam Sistem Kebijaksanaan


Pembangunan Lingkungan Hidup, Bandung : Pt Refika Aditama,
2008.

Abas, B. 2013. Studi Kandungan Air Limbah Pada Industri Tahu Di Desa
Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo Tahun 2012.
Skripsi, Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu
Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo.

Husin, A. 2008. Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu Dengan Biofiltrasi


Anaerob Dalam Reaktor Fixed-Bed. Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara, Medan.

Munawaroh, Dkk. 2013. Penyisihan Parameter Pencemar Lingkungan


Pada Limbah Cair Industri Tahu Menggunakan Efektif
Mikroorganisme 4 (Em4) Serta Pemanfaatannya. Jurusan Teknik
Lingkungan, Institut Teknologi Nasional, Bandun

Anda mungkin juga menyukai