Anda di halaman 1dari 16

A Modeling Zakat Compliance Behavior In Formal Zakat Institution: Integrated Model of

Religiosity, Trust, Credibility, And Accountability


Nur Rizqi Febriandika , Dilla Gading Kusuma
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Nrf679@ums.ac.id , i000180131@ums.ac.id
Abstrak
Zakat merupakan kewajiban umat muslim dalam membersihkan hartanya. Selain itu
terdapat potensi besar yang dapat diwujudkan dalam penyaluran dana zakat yang terkumpul
salah satunya ialah memberantas kemiskinan. Walaupun di Indonesia memiliki populasi
masyarakat muslim yang besar, tidak bisa dipungkiri bahwa penyaluran dana zakat masih cukup
rendah. Masih banyak masyarakat muslim yang belum menyalurkan zakat di lembaga zakat
formal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana model perilaku kepatuhan
berzakat di lembaga zakat formal secara terpadu melalui religiusitas, kepercayaan, kredibilitas,
dan akuntabilitas. Studi ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan metode
Structural Equating Modeling (SEM). Data yang diperoleh sebanyak 756 responden dan diolah dengan
menggunakan SPSS 25 dan AMOS 24. Hasil peneltian ini menunjukkan bahwa akuntabilitas dan
kredibilitas berpengaruh terhadap kepercayaan, serta kepercayaan dan religiusitas berpengaruh terhadap
perilaku kepatuhan zakat. Temuan penelitian ini dapat menjadi salah satu pandangan untuk meningkatkan
kinerja lembaga zakat formal di Indonesia.
Kata kunci : perilaku kepatuhan zakat, akuntabilitas, kredibilitas, kepercayaan, religiusitas.

Pendahuluan
Dalam bahasa Arab zakat diartikan sebagai kewajiban dalam beragama, yang mana
Muslim yang kaya membayar zakat yang diberikan kepada Asnaf seperti yang dijelaskan dalam
Al-Quran (Sawmar & Mohammed, 2021). Namun, secara teknisnya zakat merupakan kewajiban
untuk membersihkan, memurnikan, mengikatkan, serta mengharapkan berkah dalam harta benda
yang dimiliki (Roziq et al., 2021). Hukum dalam berzakat ialah wajib bagi muslim yang
memiliki harta benda sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan didalam hukum Islam.
Terdapat dua jenis zakat dalam Islam yaitu zakat fitrah dan zakat maal, yang dalam hukum Islam
zakat fitrah dibayarkan pada bulan Ramadhan dan zakat maal pembayarannya dilakukan ketika
hartanya mencapai nishab harta bendanya serta pembiayaan zakatnya sebesar 2,5% (Khasandy &
Badrudin, 2019). Pada periode kepemimpinan Nabi Muhammad serta para sahabatnya ekonomi
islam menjadikan negara sebagai faktor penting dalam mengurus pendapatan baik yang dimiliki
oleh masyarakat maupun yang berasal dari negara itu sendiri (Faizah et al., 2019).
Zakat memiliki kedudukan yang tinggi dalam Agama Islam. Hal ini dikarenakan zakat
merupakan rukun islam ketiga serta dianggap penting bagi seluruh muslim di dunia dan sebagai
wujud empati serta membangun perekonomian umat (Zaenal et al., 2016). Akan tetapi,
masyarakat muslim di Indonesia kurang menyadari permasalahan ini. Apabila masyarakat lebih
sadar akan pentingnya berzakat, zakat dapat digunakan untuk meratakan kesejahteraan
masyarakat secara adil dan merata bagi orang yang berhak menerimanya. Di Indonesia ada dua
kelompok lembaga zakat yaitu, Badan Amil Zakat (BAZ) serta Lembaga Amil Zakat (LAZ)
(Nasri et al., 2019). Terlepas dari hal tersebut, lembaga zakat di Indonesia memiliki peran
penting dalam penghimpunan dana dan penyaluran dana zakat. Pengelolaan lembaga formal
zakat yang baik tentu akan meningkatkan daya tarik masyarakat muslim, baik itu manajemen,
kinerja, atau pelayanannya (Amalia, 2019).
Kepatuhan membayar zakat masyarakat muslim selalu menjadi permasalahan dalam
berzakat, padahal jika melihat manfaat yang diperoleh dari dana zakat sangatlah banyak. Salah
satu permasalahannya adalah keterbatasan peran lembaga zakat formal di Indonesia (Andam &
Osman, 2019). Selain itu, pengumpulan dana zakat di Indonesia masih belum maksimal. Padahal
potensi dari zakat sangatlah besar yang diantaranya membentuk, mempengaruhi, dan
mengarahkan ekonomi Islam dalam segala aspek kehidupan termasuk (Manurung, 2014). Negara
Indonesia memiliki masyarakat muslim terbesar kedua di dunia dan memiliki potensi penerimaan
dana zakat yang besar. Negara mengatur dana zakat melalui lembaga zakat bertujuan untuk
mengurangi masalah kemiskinan dengan cara pendistribusian zakat kepada asnaf (Najiyah &
Febriandika, 2019). Namun kenyataannya, dana yang pemerintah keluarkan untuk memberantas
kemiskinan setiap tahun sebesar Rp. 73,7 triliun sedangkan pengumpulan dana zakat oleh
lembaga zakat dapat menbantu 1,7 juta mustahik setiap tahun yang dapat dikatakan sembilan
persen dari masyarakat kurang mampu di Indonesia (Rahmayanti, 2014). Padahal keterbatasan
dana karena adanya kemiskinan dapat menghambat masyarakat kurang mampu dalam menerima
pendidikan yang layak, kesehatan yang memadai, dan kecukupan dalam memenuhi kebutuhan
hidup (Mustika et al., 2019).
Di Indonesia, lembaga zakat formal masih kurang dalam menjalani perannya.
Kenyataannya, masih banyak masyarakat yang kurang mengetahui kewajiban berzakat di
kalangan muslim dan belum banyak sosialisasi atau penyuluhan terkait lembaga zakat formal
pada masyarakat (Heikal & Khaddafi, 2014). Masyarakat cenderung membayar atau
mengumpulkan zakat melalui pengurus agama (Utomo et al., 2019). Rendahnya penyaluran
zakat melalui lembaga zakat formal tentu menjadi permasalahan. Apabila masyarakat melakukan
pembayaran zakat secara langsung melalui kyai ataupun masjid, maka belum tentu ada
pencatatan yang terstruktur dalam pengelolaannya. Padahal menurut Raedah Sapingi (2011)
menjelaskan pendekatan terbaik mengurangi kemiskinan di negara-negara muslim salah satunya
ialah dengan memprioritaskan zakat dan mendistribusikan kepada yang membutuhkan. Hal ini
juga sejalan dengan praktik zakat islam yang fokus pada ketentraman umat dan menjadi tujuan
yang penting dalam mencapai keseimbangan sosial ekonomi (Wahab & Rahim Abdul Rahman,
2011).
Lembaga zakat formal harus memiliki kepercayaan masyarakat dalam menjalankan tugas
dan kewajibannya. Apabila masyarakat tidak percaya pada lembaga zakat, masyarakat akan
mencari jalan lain untuk membayar zakat yaitu dengan membayar zakat secara langsung kepada
asnaf (Aziz & Anim, 2020). Selain itu tingkat religiusitas masyarakat muslim juga menjadi
permasalahan dari rendahnya masyarakat dalam membayar zakat. Umat muslim yang memiliki
religiusitas yang tinggi akan lebih taat dalam menjalankan kewajiban sebagai seorang muslim,
salah satunya dengan memenuhi kewajiban berzakat (Abdullah & Sapiei, 2018). Sebaliknya,
seseorang yang tidak memiliki tingkat religiusitas yang tinggi seringkali beranggapan bahwa
zakat bukan suatu kewajiban. Menurut Mohd Asri et al., (2017) masih banyak masyarakat
muslim yang menyamakan membayar zakat sama dengan membayar pajak.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Farouk et al., 2018; Abdullah & Sapiei,
2018) membahas tentang faktor religiusitas yang berpengaruh terhadap kepatuhan muslim dalam
membayar zakat. Namun masih banyak keterbatasan dalam penelitian tersebut. Hal ini
dikarenakan terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi pengaruh rendahnya kepatuhan
masyarakat muslim untuk membayar zakat pada lembaga zakat formal. Penelitian tentang
perilaku kepatuhan zakat sudah banyak diteliti sebelumnya (Idris et al., 2012; Al et al., 2014;
Azman & Bidin, 2015; Ummulkhayr et al., 2017; Farouk et al., 2018; Abdullah & Sapiei, 2018;
Sulaiman et al., 2019; Saad et al., 2020; Bin-Nashwan et al., 2020; Hakimi et al., 2021; Sadallah
et al., 2022) . Namun, dari penelitian tersebut hanya membahas pengaruh variabel religiusitas,
sikap,niat, norma subjektif, kewajiban moral, kelompok rujukan, kredibilitas perusahaan yang
dirasakan, pengaruh teman sebaya, pengetahuan zakat (X) terhadap perilaku kepatuhan zakat
(Y). Dengan demikian, peneliti menggunakan celah kekurangan penelitian sebelumnya dimana
belum ada penelitian yang membahas tentang pengukuran kepatuhan membayar zakat pada
lembaga formal dengan cara terpadu berdasarkan religiusitas, kepercayaan, kredibilitas, dan
Akuntabilitas. Yang diharapkan, hasil penelitian ini dapat berguna sebagai pertimbangan untuk
membangun strategi memperbaiki perilaku kepatuhan membayar zakat khususnya di Indonesia
dan diharapkan pengumpulan zakat di lembaga zakat formal akan meningkat.
Literature Review
Zakat Compliance Behavior
Kepatuhan merupakan sebuah perilaku yang patuh terhadap aturan dan pelakunya disiplin
melakukannya (Arofata Tsalas et al., 2019). Dari penelitian yang dilakukan oleh Mohd Rahim et
al., (2011) Kepatuhan zakat merupakan kebiasaan orang-orang muslim yang memutuskan patuh
atau tidak patuh untuk membayar zakat, baik melalui lembaga zakat formal maupun perorangan,
berdasarkan undang-undang yang diharapkan mencapai kesenangan di kehidupan sekarang
maupun di akhirat.
Ada banyak penelitian sebelumnya yang membahas tentang perilaku kepatuhan zakat
(Azman & Bidin, 2015; Utomo et al., 2019; Saad et al., 2016; Hakimi et al., 2021) Hasil
penelitiannya menjelaskan pengaruh yang positif terhadap variabel yang diteliti terhadap
kepatuhan berzakat. Perilaku kepatuhan zakat biasanya timbul oleh kebiasaan dan literasi
lingkungan sekitar yang baik. Bisa disimpulkan bahwa perilaku kepatuhan zakat ialah
ketundukan, taat, dan melakukan ketentuan ibadah zakat (Arofata Tsalas et al., 2019). Penelitian
tentang perilaku kepatuhan zakat muncul berdasarkan pada penelitian psikologi tentang Teori
Perilaku yang Direncanakan (Theory of Planned Behavior) (Ajzen, 1991).
Akuntabilitas terhadap Kepercayaan
Pengertian Akuntabilitas menurut Ammeter et al., (2004) merupakan pemikiran yang
berdasar pada harapan bersama tentang suatu kebutuhan yang berpotensi untuk menggambarkan
suatu tindakan maupun keyakinan individu perihal suatu masalah untuk alasan kepentingan
bersama. Lebih sederhananya akuntabilitas menyangkut dua orang yang berkepentingan dimana
yang satu menjadi pihak yang diberi tanggung jawab dan pihak yang lain bertanggung jawab
yang berlandas kontrak didalamnya (Swift, 2001).
Ditinjau dari Akuntabilitas terhadap kepercayaan, berdasarkan penelitian Dumont, (2013)
komponen penting dalam sebuah akuntabilitas ialah hubungan dan kepercayaan, kedua hal
tersebut merupakan kunci dalam tata kelola yang baik. Sikap terbuka dalam kinerja akuntabilitas
suatu lembaga dapat menjadi pendorong adanya kepercayaan (Bovens et al., 2014). Berdasar
penelitian Hyndman & McConville, (2018) mengungkapkan bahwa akuntabilitas yang baik serta
kepercayaan yang erat akan memunculkan tempat yang diinginkan sehingga dapat menghindari
permasalahan. Oleh karenanya perusahaan atau lembaga zakat perlu memiliki laporan
akuntabilitas yang baik agar kepercayaan masyarakat meningkat, tidak hanya itu laporan
pertanggung jawaban yang dibuatpun harus berdasarkan fakta lapangan yang benar adanya.
H1: Akuntabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kepercayaan.
Kredibilitas terhadap Kepercayaan
Kredibilitas adalah sebuah tingkat kepercayaan bersama terhadap seseorang maupun
sebuah institusi atau lembaga berdasarkan hasil kinerja yang dapat dipercaya (Renn & Levine,
1991). Menurut Jijelava & Vanclay, (2017) Kredibilitas merupakan kepercayaan yang dicapai
perusahaan secara konsisten dengan memberikan informasi yang benar apa adanya, dapat
dipertanggung jawabkan, jelas, serta memberikan semua yang sudah dibuat kepada masyarakat.
Untuk membangun sebuah kredibilitas dalam masyarakat, perlu untuk memastikan bahwa
sebuah lembaga zakat dapat dipercaya dan memiliki keahlian dalam mengelola serta
mendistribusikan dana zakat yang terkumpul (Perbawa & Abdullah, 2018).
Kredibilitas penting dalam memelihara dan memulai hubungan dengan masyarakat, yang
mana akan berdampak pada hubungan saling percaya (Jo, 2005). Dengan demikian kredibilitas
menjadi bahan pertimbangan masyarakat Muslim untuk membayar zakat di lembaga zakat atau
melalui perorangan. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Masrek et al., (2018)
mengatakan bahwa kredibilitas berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan. Dengan demikian
diketahui bahwa kredibilitas dan kepercayaan saling berkaitan erat.
H2 : Kredibilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kepercayaan.
Trust
Faktor penting dalam sebuah lembaga atau perusahaan adalah kepercayaan (Febriandika
et al., 2020). Kepercayaan ialah sebuah sikap yang dilakukan seseorang untuk bisa dipercaya,
sehingga hal ini menjadi hal penting yang harus dimiliki karena akan berdampak pada perilaku
orang yang percaya untuk melakukan apa yang dikatakan (O’Hara, 2012). Pengertian tersebut
berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hupcey et al., (2001) yang mengatakan bahwa,
hasil dari sebuah kepercayaan ialah kesesuaian antara harapan seseorang yang dipercayai dengan
adanya tindakan yang dilakukan.
Kepercayaan muzaki menjadi hal yang paling utama dalam lembaga zakat (Aziz & Anim,
2020). Pertumbuhan penghimpunan zakat yang tinggi menunjukkan tingginya kesadaran
muzakki untuk berzakat sesuai syariat, serta menjelaskan besarnya kepercayaan yang didapatkan
lembaga zakat formal dari masyarakat muslim (Ayuniyyah et al., 2020). Saat ini kepercayaan
menjadi hal dasar seseorang untuk melakukan sesuai sesuai dengan apa yang dipercayai.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arofata Tsalas et al., (2019) mengatakan bahwa
kepercayaan muzaki berpengaruh positif terhadap perilaku kepatuhan zakat.
H3 : Kepercayaan berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku kepatuhan zakat.
Religiousity
Religiusitas merupakan faktor pendorong utama bagi masyarakat yang beragama untuk
menjalankan ajaran agamanya (Syafira et al., 2020). Manurung, (2014) menjelaskan bahwa,
keyakinan yang dimiliki seseorang sebagai dasar untuk menerapkan nilai-nilai agama dalam
seluruh kegiatan dinamakan religiusitas, selain itu komitmen religiusitas yang baik memberikan
peran serta dalam kemajuan kehidupan umat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa,
kepatuhan membayar zakat sebagai kewajiban agama Islam, bergantung pada religiusitas
masyarakat muslim dan komitmen umat dalam beragama (Farouk et al., 2018).
Religiusitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku kepatuhan zakat di
lembaga formal zakat. Religiusitas seseorang akan mempengaruhi pola berpikirnya, bagaimana
perilaku, sikap yang dilakukan baik secara individu maupun terhadap masyarakat luas
(Nurhafizah & Amin, 2017). Didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Tamimah, (2020)
yang mengatakan bahwa religiusitas berpengaruh terhadap perilaku kepatuhan zakat terhadap
251 responden.
H4: Religiusitas berpengaruh positif terhadap perilaku kepatuhan zakat.
Research Method
Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif mempunyai struktur logis yang mana hipotesis menghasilkan
hubungan sebab akibat diantara konstruksi yang direkognisi dalam hipotesis, Oleh karenanya
penentuan kausal yang dinyatakan oleh hipotesis mengarah pada penolakan atau penerimaan
hipotesis, dan penelitian kuantitatif berfokus pada pengukuran, prosedur serta validitas statistik
(Eldabi et al., 2002). Penelitian ini menggunakan konsepsi ilmu pemasaran menggunakan
metode Structural Equation Modeling (SEM) yang dibantu dengan aplikasi AMOS dan SPSS.
Menurut Ullman & Bentler, (2013) Structural equation modeling merupakan gabungan teknik
statistik yang memungkinkan hubungan satu atau lebih variabel independen, serta satu atau lebih
variabel dependen untuk diperiksa. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 756 responden
yang tersebar di seluruh Indonesia.

Religiusitas

Akuntabilitas
H4
H1
H3 Perilaku Kepatuhan
Kepercayaan Zakat
H2

Kredibilitas

Figure 1: The Research Model Framework

Variabel Items Referensi


Akuntabilitas  Menyediakan informasi mengenai akuntabilitas (Amalia et al., 2018;
Terhadap lembaga dan kepercayaan dari lembaga zakat Becker, 2018)
Kepercayaan formal.
Komponen  Fungsi dan susunan lembaga zakat yang jelas.
penting dalam  Menunjuk dewan pengawas dalam meninjau
membangun tata lembaga zakat mematuhi aturan atau tidak.
kelola lembaga  Pentingnya organisasi lain untuk membantu
yang baik lembaga zakat formal.
(Dumont, 2013)
Kredibilitas  Memberi informasi sesuai dengan keadaan (Perbawa & Abdullah,
Terhadap yang sebenarnya. 2018; Castro-González
Kepercayaan  Terbuka mengenai pengumpulan dana zakat di et al., 2021)
Kepercayaan lembaga zakat formal.
yang timbul  Keseimbangan dalam hal tujuan, visi-mis, serta
akibat keahlian kegiatan dalam mewujudkan hasil kerja
yang dilakukan lembaga zakat formal yang baik.
(Perbawa &  Lembaga zakat formal berpengalaman dalam
Abdullah, 2018) kegiatan yang mereka lakukan

Kepercayaan  Lembaga zakat formal dapat dipercaya perihal (Aziz & Anim, 2020;
Menjadi hal tidak menggunakan dana zakat untuk kegiatan Annahl et al., 2021)
penting yang yang lain.
mempengaruhi  Menyampaikan informasi dana zakat yang
tindakan masuk dalam lembaga zakat formal dengan
(Hupcey et al., jujur.
2001)  Saya beranggapan bahwa lembaga zakat
formal dapat dipercaya.
 Saya beranggapan bahwa lembaga zakat
formal sudah mengikuti peraturan dalam
penghimpunan dananya.
Religiusitas  Saya sangat peduli dengan kesejahteraan orang (Abdullah & Sapiei,
Faktor lain. 2018;Amilahaq &
pendorong  Membayar zakat merupakan ajaran dari Ghoniyah, 2019)
masyarakat Rasulullah yang terjadi terus-menerus.
beragama untuk  Saya sering mendatangi kegiatan dakwah atau
menjalankan mendengarkan ceramah.
ajaran agamanya  Saya merasa setiap perbuatan yang dilakukan
(Syafira et al., harus sesuai dengan aturan Islam
2020)
Perilaku  Saya selalu melakukan pembayaran zakat (Amilahaq &
Kepatuhan setelah mencapai syarat wajib zakat. Ghoniyah,
Zakat  Saya membayar zakat fitrah dan juga zakat 2019;Abdullah &
profesi. Sapiei, 2018)
 Saya selalu membayarkan kewajiban zakat
setiap tahun.

Hasil
Berdasarkan hasil variabel yang diuji pada tabel, menunjukkan hasil KMO yang baik
yakni 0,….. nilai yang dihasilkan lebih besar dari 0,5. Berdasarkan hasil tersebut, menunjukkan
bahwa analisis faktor yang diuji dianggap cukup, dan data yang dicapai bisa difaktorkan, dengan
p-value = 0,….. dan jumlah varians yang dihasilkan sebesar …….%. Tabel diatas menunjukkan
hasil EFA yang jelas, terdiri dari unsur rata-rata (Mean), Standar Deviasi (SD), memperlihatkan
varians yang diekstraksi dan KMO setiap variabel, dan juga total KMO serta varians yang diuji
untuk seluruh variabel.
Uji reliabilitas merupakan kemampuan suatu alat untuk mengukur uji suatu variabel
secara konsisten, yang hasilnya dilihat sejauh mana variabel tersebut menghasilkan data yang
tidak berubah bila diuji beberapa kali (LoBiondo-Wood & Haber, 2014). Pengukuran uji
reliabilitas dilakukan untuk melihat keakuratan serta konsistensi unsur-unsur yang diteliti
sehingga dianggap layak untuk menguji variabel-variabel tertentu. Parameter yang memiliki
peranan paling banyak dalam mengukur reliabilitas adalah menggunakan Cronbach’s Alpha.
Ukuran Cronbach’s Alpha yang paling umum menyatakan apabila nilainya < 0,5 dinyatakan
tidak valid dan reliable namun apabila > 0,7 dinyatakan cukup baik, > 0,8 dinyatakan baik, dan >
0,9 dinyatakan sangat baik.
Koefisien Reliabilitas atau Cronbach’s Alpha pada tabel menunjukkan bahwa seluruh
unsur kuesioner dengan Alpha= 0,…….. Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas pada masing-
masing variabel dependent serta uji reliabilitas pada variabel independent. Tabel menjunjukkan
bahwa nilai Cronbach’s Alpha pada variabel yang diuji memperoleh hasil nilai yang baik hingga
sangat baik yaitu 0,000 hingga 0,000 penelitian ini dinyatakan valid dan reliable.
Pengujian Confirmatory Factor Analysis (CFA) merupakan suatu proses yang digunakan
dalam proses model pengukuran. Confirmatory Factor Analysis ini digunakan untuk mengenali
apakah indikator pada data merupakan susunan dari variabel-variabel dalam penelitian atau
merupakan indikator yang berupa kesatuan atau unidimensionalitas. Tabel …….. dibawah ini
menunjukkan hasil dari uji Confirmatory Factor Analysis (CFA) pada tiap variabel.
Hasil perkiraan model pengukuran atau pengukuran pada model pada bagian awal untuk
seluruh variabel ( gambar…) menggunakan metode Maximum likehood yang pengolahannya
menggunakan AMOS menunjukkan hasil keseluruhan memiliki tolak ukur goodness of fit
termasuk chi-square , derajat kebebasan (df), GFI, CFI, TLI, RMSEA. Pada penelitian ini, hasil
dari setiap variabel mempunyai nilai yang melebihi batas pengukuran, oleh karena itu bisa
dikatakan dalam standar model fit.
Hipotesis dalam penelitian akan diterima apabila nilai probabilitas menunjukkan (p-
value) <0,05 artinya memiliki pengaruh signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Apabila nilai probabilitas menunjukkan (p-value) > 0,05 berarti hipotesis ditolak karena tidak
dapat berpengaruh signifikan antara variabel yang diuji, seperti pada tabel ….. yang mana H1
menunjukkan hasil akuntabilitas pada konstruk (…) menunjukkan (p-value) <0,… dan koefisien
standar (β) 0,….. pada variabel kepercayaan (…). Pengaruh akuntabilitas terhadap kepercayaan
bernilai positif karena memperoleh nilai (p-value) dengan nilai signifikasi sebesar 0,…. Oleh
karena itu, hipotesis pertama bisa diterima, berarti pengaruh akuntabilitas dapat membentuk
kepercayaan masyarakat muslim terhadap lembaga zakat formal. Pada H2 hasil konstruk
kredibilitas (…) menunjukkan (p-value) <0,0…. dan koefisien standar (β) sebesar 0,… pada
konstruk kepercayaan (…). Hal ini berarti pengaruh kredibilitas terhadap kepercayaan adalah
positif, karena nilai (p-value) yang dihasilkan memiliki tingkat signifikasi sebesar 0,0….
Sehingga, hipotesis kedua diterima. Kredibilitas menjadi variabel ang dapat mempengaruhi
kepercayaan masyarakat muslim pada lembaga zakat formal.
H3 menunjukkan hasil konstruk Kepercayaan (,,,,) memperoleh (p-value) sebesar <0,
lalu koefisien standar (β) memperoleh nilai 0,…. pada konstruk perilaku kepatuhan berzakat
(…). Kepercayaan terhadap perilaku kepatuhan berzakat bernilai positif yang mana nilai (p-
value) yang didapat berdasarkan tingkat signifikasinya adalah 0,…. Maka dari itu, hipotesis
ketiga ini dapat diterima, sehingga pengaruh kepercayaan dapat membentuk perilaku patuh
berzakat terhadap lembaga zakat formal. H4 menunjukkan hasil konstruk religiusitas (,,,,)
memperoleh (p-value) sebesar <0, lalu koefisien standar (β) memperoleh nilai 0,…. pada
konstruk perilaku kepatuhan berzakat (…). Religiusitas terhadap perilaku kepatuhan berzakat
bernilai positif yang mana nilai (p-value) yang didapat berdasarkan tingkat signifikasinya adalah
0,…. Maka dari itu, hipotesis keempat ini dapat diterima, sehingga pengaruh religiusitas dapat
membentuk perilaku patuh berzakat pada lembaga zakat formal.
Diskusi
Ditinjau secara garis besar variabel akuntabilitas, kredibilitas, kepercayaan, dan
religiusitas memiliki peran penting dalam perilaku kepatuhan zakat, hal ini dilihat dari
keseluruhan hasil pengolahan data yang menunjukkan hasil yang positif signifikan. Berdasarkan
hasil analisis yang diuji dalam penelitian ini dapat dibuktikan bahwa akuntabilitas berpengaruh
positif signifikan terhadap kepercayaan dengan menunjukkan hasil koefisien standar (β) 0,…..
dan (p-value) 0,0… sehingga hasil ini mendukung H1. Hal ini menjelaskan bahwa masyarakat
muslim yang memiliki kepercayaan terhadap suatu lembaga zakat formal untuk menerapkan
perilaku patuh membayar zakat maupun yang belum patuh beranggapan bahwa akuntabilitas
dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini diterima. Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Ahmad & Rusdianto, (2018) yang menjelaskan bahwa akuntabilitas suatu lembaga zakat
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepercayaan publik atau masyarakat.
Dengan kata lain, akuntabilitas suatu lembaga yang baik diperlukan masyarakat apabila
dibutuhkan dalam evaluasi kerja lembaga zakat, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan
masyarakat untuk menyalurkan dana zakat di lembaga zakat formal. Hasil penelitian ini dapat
menjelaskan bahwa akuntabilitas suatu lembaga formal merupakan bukti nyata yang dapat
dipercaya dan dipertanggung jawabkan kebenarannya, sehingga masyarakat yang belum patuh
membayar zakat akan terdorong untuk melakukan zakat di lembaga formal zakat. Apabila
akuntabilitas lembaga zakat formal dioptimalkan dengan baik, masyarakat muslim akan dapat
mempercayai Lembaga zakat formal sebagai sarana penyaluran kewajiban berzakat.
Sedangkan pada variabel kredibilitas menunjukkan hasil yang berpengaruh positif
signifikan terhadap kepercayaan dengan menunjukkan hasil koefisien standar (β) 0,….. dan (p-
value) 0,0… Perihal ini menjelaskan kepercayaan masyarakat muslim terhadap suatu lembaga
zakat formal untuk menerapkan perilaku patuh membayar zakat maupun yang belum patuh
beranggapan bahwa kredibilitas suatu lembaga dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat.
Karena itu hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini diterima. Penelitian yang dilakukan
oleh Masrek et al., (2018) menunjukkan bahwa kredibilitas berpengaruh positif terhadap
kepercayaan. Yang mana hal ini berarti kredibilitas lembaga zakat yang baik tentu akan
meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam mempercayakan kewajiban zakatnya. Menurut
Castro-González et al., (2021) kredibilitas akan membuat masyarakat lebih percaya terhadap
sebuah perusahaan atau lembaga yang akhirnya akan menimbulkan keputusan. Membangun
kepercayaan masyarakat memang bukan sesuatu hal yang mudah. Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, H2 berpengaruh positif yang signifikan terhadap kepercayaan. Dengan kata lain,
kredibilitas lembaga memang sebuah pondasi yang harus ada dalam meningkatkan kepercayaan
masyarakat secara luas. Kredibilitas dalam lembaga zakat menjadi penting karena pandangan
masyarakat akan lebih positif terhadap lembaga zakat yang diharapkan akan meningkatkan
penghimpunan dana zakat di lembaga zakat formal. Lembaga zakat formal dapat menggunakan
kredibilitas yang ada dalam lembaga zakat sebagai tolak ukur sejauh mana muzaki mempercayai
lembaga zakat formal dalam mengelola dana yang para muzaki akan salurkan.
Berdasarkan hasil analisis data uji dengan hasil koefisien standar (β) 0,….. dan (p-value)
0,0… menunjukkan bahwa kepercayaan berpengaruh positif signifikan terhadap kepercayaan.
Variabel ini juga menunjukkan hasil uji tertinggi diantara variabel yang lain. Terkait hal ini
tingkat kepercayaan masyarakat muslim terhadap suatu lembaga zakat formal untuk menerapkan
perilaku patuh membayar zakat maupun yang belum patuh beranggapan bahwa masyarakat akan
lebih patuh apabila memiliki kepercayaan terhadap lembaga zakat formal. Hasil H3 dalam
penelitian ini dapat diterima. Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Arofata Tsalas et al.,( 2019) yang mengatakan bahwa lembaga zakat yang sudah memiliki
kepercayaan dari masyarakat berpengaruh signifikan dalam perilaku kepatuhan berzakat.
Lembaga zakat formal yang baik tentu akan meningkatkan kepercayaan masyarakat muslim
untuk menyalurkan dana zakatnya.
Perlu kita ketahui bahwa masyarakat saat ini jauh lebih kritis serta berhati-hati dalam
mempercayakan pengelolaan serta penyaluran zakatnya. Belum banyak masyarakat yang patuh
dalam membayar zakat salah satu alasannya juga karena rendahnya kepercayaan terhadap
lembaga zakat formal, sehingga menimbulkan banyaknya masyarakat yang lebih memilih untuk
menyalurkan dana zakatnya ke pemuka agama di daerahnya, atau ke pengelola zakat di masjid
daerahnya. Oleh karena itu, untuk menerapkan perilaku kepatuhan membayar zakat di lembaga
zakat formal dengan meningkatkan kepercayaan muzaki bisa melalui kegiatan promosi serta
penyuluhan terkait program-program yang ada pada lembaga zakat guna mengedukasi
masyarakat, bukti-bukti penyaluran dan perhimpunan dana yang sudah lembaga zakat formal
kelola juga akan meningkatkan kepercayaan masyarakat muslim. Dalam sudut pandang ini
hubungan kepercayaan terhadap perilaku kepatuhan zakat di lembaga zakat formal dapat menjadi
acuan untuk memperluas cakupan muzaki yang sebelumnya masih mengandalkan pembayaran
zakat pada pemuka agama di sekitarnya.
Berdasarkan hasil uji, religiusitas berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku patuh
zakat dengan menunjukkan hasil koefisien standar (β) 0,….. dan (p-value) 0,0… Sudah tidak
diragukan lagi bahwa masyarakat muslim yang memiliki tingkat religiusitas yang baik tentu akan
lebih patuh dalam membayar zakat. Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Bin-Nashwan et al.,
(2020) membuktikan bahwa religiusitas menjadi faktor yang berpengaruh positif terhadap
perilaku kepatuhan zakat. Hal ini berhubungan dengan orang yang taat beragama pasti akan
menjalankan perintah ajaran agamanya. Perilaku kepatuhan zakat yang timbul akibat tingginya
religiusitas seorang muslim tentu menjadi kebiasaan yang baik dari seseorang. Religiusitas
seseorang terpengaruh dari lingkungan tempat tinggal, sekolah, maupun tempat kerja. Disamping
itu, semakin baik religiusitas seseorang tentu akan mempengaruhi orang-orang disekitarnya
dalam berbuat kebaikan. Oleh karena itu, lembaga zakat formal harus pandai dalam memberikan
edukasi kepada masyarakat serta bisa juga memilih pemuka agama atau kyai yang sekiranya
memiliki peran besar dalam meningkatkan religiusitas seseorang. Variabel religiusitas menjadi
variabel yang memiliki nilai uji tertinggi setelah variabel kepercayaan, dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa dari banyaknya responden yang menjadi sampel penelitian ini beranggapan
bahwa religiusitas yang melekat pada seorang muzaki mempengaruhi keputusannya dalam
berzakat di lembaga zakat formal.
- Fokus pada penelitian ini terletak pada faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
kepatuhan berzakat terhadap lembaga zakat formal. Penelitian ini dilakukan karena masih
kurangnya kesadaran masyarakat muslim dalam keterlibatannya berzakat di lembaga
zakat formal di Indonesia. Dalam mengupayakan kesadaran masyarakat dalam kepatuhan
berzakat di zakat formal. Untuk mendorong kepatuhan masyarakat muslim dalam
berzakat, temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepercayaan menjadi alasan
yang perlu lebih ditingkatkan oleh lembaga zakat di Indonesia selain itu faktor-faktor lain
juga mendukung dalam memaksimalkan kepatuhan berzakat di lembaga zakat formal,
Dalam temuan penelian ini memiliki keterlibatan praktis, yang mana implementasinya
hasil penelitian ini menunjukkan semua faktor berpengaruh terhadap kepatuhan berzakat.
- Meskipun penelitian ini menunjukkan hasil yang memuaskan, namun penelitian ini masih
memiliki keterbatasan yang dapat digunakan dalam penelitian lebih mendalam. Studi
kasus yang digunakan dalam penelitian ini berfokus pada perilaku kepatuhan berzakat,
berdasarkan penelitian ini melengkapi faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku
kepatuhan dapat menjadi pelengkap untuk studi kasus ini. Yang mana keluaran yang
dihasilkan dapat menjadi bahan pertimbangan lembaga zakat formal dalam
memaksimalkan mayarakat untuk berzakat di lembaga zakat formal. Penelitian ini adalah
penilitian empiris yang masih terbatas cakupan teorinya.
Kesimpulan
Akuntabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kepercayaan masyarakat muslim
dalam berzakat. Semakin baik akuntabilitas suatu lembaga zakat, kepercayaan masyarakatpun
akan meningkat. Hal ini sesuai hasil yang diperoleh dari hipotesis model penelitian ini.
Kredibilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kepercayaan masyarakat muslim dalam
berzakat. Kredibilitas lembaga zakat yang baik tentu akan meningkatkan kepercayaan
masyarakat dalam mempercayakan kewajiban zakatnya. Hasil yang diperoleh sesuai terhadap
hipotesis dalam penelitian ini.
Kepercayaan berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku kepatuhan zakat.
Masyarakat akan lebih patuh apabila memiliki kepercayaan terhadap lembaga zakat formal,
dengan demikian lembaga zakat harus mengevaluasi kinerja lembaga secara rutin guna
mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat. Hasil ini diperoleh dari hipotesis
yang digunakan dalam penelitian. Religiusitas berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku
kepatuhan zakat. Yang mana orang yang taat beragama pasti akan menjalankan perintah ajaran
agamanya dengan baik, maka orang yang lebih religius cenderung lebih patuh untuk berzakat.
Dalam penelitian ini, variabel yang paling berpengaruh ialah kepercayaan terhadap perilaku
kepatuhan berzakat, dan variabel yang berpengaruh setelahnya ialah religiusitas.
Daftar Pustaka
Abdullah, M., & Sapiei, N. S. (2018). Do religiosity, gender and educational background
influence zakat compliance? The case of Malaysia. International Journal of Social
Economics, 45(8), 1250–1264. https://doi.org/10.1108/IJSE-03-2017-0091
Ahmad, Z. A., & Rusdianto, R. (2018). The Analysis of Amil Zakat Institution/Lembaga Amil
Zakat (LAZ) Accountability toward Public Satisfaction and Trust. Muqtasid: Jurnal
Ekonomi Dan Perbankan Syariah, 9(2), 109. https://doi.org/10.18326/muqtasid.v9i2.109-
119
Ajzen, I. (1991). The theory of planned behavior. Organizational Behavior And Human Decision
Processes, 50, 179–211. https://doi.org/doi.org/10.1016/0749-5978(91)90020-T
Al, R., Saad, J., & Haniffa, R. (2014). Determinants of zakah (Islamic tax) compliance behavior.
Journal of Islamic Accounting and Business Research, 5(2), 158–181.
http://dx.doi.org/10.1108/JIABR-10-2012-0068%0Ahttp://dx.doi.org/10.1108/JIABR-04-
2012-0024%0Ahttp://dx.doi.org/10.1108/%0Ahttp://dx.doi.org/10.1108/JIABR-12-2011-
0005
Amalia, E. (2019). Good governance for Zakat institutions in Indonesia: A confirmatory factor
analysis. Pertanika Journal of Social Sciences and Humanities, 27(3), 1815–1827.
Amalia, E., Rodoni, A., & Tahliani, H. (2018). Good governance in strengthening the
performance of zakat institutions in indonesia. 2018, 223–241.
https://doi.org/10.18502/kss.v3i8.2511
Amilahaq, F., & Ghoniyah, N. (2019). Compliance Behavior Model of Paying Zakat on Income
Through Zakat Management Organizations. Share: Jurnal Ekonomi Dan Keuangan Islam,
8(1), 114–141. https://doi.org/10.22373/share.v8i1.3655
Ammeter, A. P., Douglas, C., Ferris, G. R., & Goka, H. (2004). A social relationship
conceptualization of trust and accountability in organizations. Human Resource
Management Review, 14(1), 47–65. https://doi.org/10.1016/j.hrmr.2004.02.003
Andam, A. C., & Osman, A. Z. (2019). Determinants of intention to give zakat on employment
income (Experience from Marawi City, Philippines). Journal of Islamic Accounting and
Business Research, 528–545. https://doi.org/10.1108/JIABR-08-2016-0097
Annahl, M. A. F., Anshory, A. C., & Aulia, M. (2021). Why do muzaki pay zakat through
institutions? The theory of planned behaviour application. Journal of Islamic Monetary
Economics and Finance, 7(1), 203–226.
Arofata Tsalas, N., Jajang W Mahri, A., & Rosida, R. (2019). Zakat Compliance Behaviour:
Good Corporate Governance with Muzakki’s Trust Approach (Survey on Muzakki of the
National Board of Zakat (BAZNAS) in Garut). KnE Social Sciences, 3(13), 796.
https://doi.org/10.18502/kss.v3i13.4248
Ayuniyyah, Q., Hafidhuddin, D., & Hambari, H. (2020). The Strategies in Strengthening the
Role of Zakat Boards and Institutions in Indonesia. International Journal of Zakat, 5(3),
73–87. https://doi.org/10.37706/ijaz.v5i3.244
Aziz, M. R. A., & Anim, N. A. H. M. (2020). Trust towards zakat institutions among muslims
business owners. Jurnal Ekonomi & Keuangan Islam, 6(1), 1–9.
https://doi.org/10.20885/jeki.vol6.iss1.art1
Azman, F. M. N., & Bidin, Z. (2015). Zakat Compliance Intention Behavior on Saving.
International Journal of Business and Social Research, 5(1), 118–128.
Becker, A. (2018). An Experimental Study of Voluntary Nonprofit Accountability and Effects on
Public Trust, Reputation, Perceived Quality, and Donation Behavior. Nonprofit and
Voluntary Sector Quarterly, 47(3), 562–582. https://doi.org/10.1177/0899764018756200
Bin-Nashwan, S. A., Abdul-Jabbar, H., Aziz, S. A., & Haladu, A. (2020). Zakah compliance
behavior among entrepreneurs: economic factors approach. International Journal of Ethics
and Systems, 36(2), 285–302. https://doi.org/10.1108/IJOES-09-2019-0145
Bovens, M., Goodin, R. E., Schillemans, T., & Greiling, D. (2014). Accountability and Trust. In
The Oxford Handbook of Public Accountability (Issue January 2019, pp. 1–17).
https://doi.org/10.1093/oxfordhb/9780199641253.013.0023
Castro-González, S., Bande, B., & Fernández-Ferrín, P. (2021). Influence of companies´
credibility and trust in corporate social responsibility aspects of consumer food products:
The moderating intervention of consumer integrity. Sustainable Production and
Consumption, 28, 129–141. https://doi.org/10.1016/j.spc.2021.03.032
Dumont, G. E. (2013). Nonprofit Virtual Accountability: An Index and Its Application.
Nonprofit and Voluntary Sector Quarterly, 42(5), 1049–1067.
https://doi.org/10.1177/0899764013481285
Eldabi, T., Irani, Z., Paul, R. J., & Love, P. E. D. (2002). Quantitative and qualitative decision-
making methods in simulation modelling. Management Decision, 40(1), 64–73.
https://doi.org/10.1108/00251740210413370
Faizah, I., Fasa, M. I., Suharto, S., Rahmanto, D. N. A., & Athief, F. H. N. (2019). Determinants
of Domestic Direct Investment in Indonesia: Islamic Economic Approach. Jejak, 12(2),
282–297. https://doi.org/10.15294/jejak.v12i2.20973
Farouk, A. U., Md Idris, K., & Saad, R. A. J. Bin. (2018). Moderating role of religiosity on Zakat
compliance behavior in Nigeria. International Journal of Islamic and Middle Eastern
Finance and Management, 11(3), 357–373. https://doi.org/10.1108/IMEFM-05-2017-0122
Febriandika, N. R., Millatina, A. N., Luthfiyatillah, & Herianingrum, S. (2020). Customer E-
Loyalty of Muslim Millennials in Indonesia: Integrated Model of Trust, User Experience
and Branding in E-Commerce Webstore. ACM International Conference Proceeding Series,
369–376. https://doi.org/10.1145/3377571.3377638
Hakimi, F., Widiastuti, T., Al-Mustofa, M. U., & Al Husanaa’, R. (2021). Positive Effect Of
Attitude, Peer Influence, And Knowledge Zakat On Zakat Compliance Behavior: Update In
Covid 19. Journal of Islamic Economic Laws, 4(2), 1–16.
https://doi.org/10.23917/jisel.v4i2.13859
Heikal, M., & Khaddafi, M. (2014). The Intention to Pay Zakat Commercial: An Application of
Revised Theory of Planned Behavior. Journal of Economics and Behavioral Studies, 6(9),
727–734.
Hupcey, J. E., Assistant, E., Penrod, J., Phd, P., Assistant, D., Morse, J. M., Faan, P., Mitcham,
C., & Hupcey, J. (2001). NURSING THEORY AND CONCEPT DEVELOPMENT OR
ANALYSIS An exploration and advancement of the concept of trust. Journal of Advanced
Nursing, 36(2), 282–293.
Hyndman, N., & McConville, D. (2018). Trust and accountability in UK charities: Exploring the
virtuous circle. British Accounting Review, 50(2), 227–237.
https://doi.org/10.1016/j.bar.2017.09.004
Idris, K. M., Bidin, Z., & Saad, R. A.-J. (2012). Islamic Religiosity Measurement and Its
Relationship with Business Income Zakat Compliance Behavior. Jurnal Pengurusan, 34, 3–
10.
Jijelava, D., & Vanclay, F. (2017). Legitimacy, credibility and trust as the key components of a
social licence to operate: An analysis of BP’s projects in Georgia. Journal of Cleaner
Production, 140, 1077–1086. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2016.10.070
Jo, S. (2005). The effect of online media credibility on trust relationships. Journal of Website
Promotion, 1(2), 57–78. https://doi.org/10.1300/J238v01n02_04
Khasandy, E. A., & Badrudin, R. (2019). The Influence of Zakat on Economic Growth and
Welfare Society in Indonesia The Influence of Zakat on Economic Growth and Welfare
Society in. Munich Personal RePEc Archive The, 91574, 65–79. https://mpra.ub.uni-
muenchen.de/91574/
LoBiondo-Wood, G., & Haber, J. (2014). Nursing Research - E-Book: Methods and Critical
Appraisal for Evidence-Based Practice (8th ed.). Elsevier Health Sciences.
Manurung, S. (2014). Islamic Religiosity and Development of Zakat Institution. Qudus
International Journal of Islamic Studies, 1(2), 197–220.
https://doi.org/10.21043/QIJIS.V1I2.186
Masrek, M. N., Halim, M. S. A., Khan, A., & Ramli, I. (2018). The impact of perceived
credibility and perceived quality on trust and satisfaction in mobile banking context. Asian
Economic and Financial Review, 8(7), 1013–1025.
https://doi.org/10.18488/journal.aefr.2018.87.1013.1025
Mohd Asri, M. A., Mohd Danial Afiq, K. T., Adib Izzat, S., Faris Ridhwan, F. S., Nik
Muhammad Farith Adruc, N. A., & Wan Muhammad Syafiq, W. Z. Z. (2017). Factors that
Influence the Zakat Collection Funds : A Case in Kuantan. South East Asia Journal of
Contemporary Business, Economics and Law, 13(1), 30–37.
Mohd Rahim, K., Ariffin, M. S., & Abd Samad, N. (2011). Compliance Behavior of Business
Zakat Payment in Malaysia : A Theoretical Economic Exposition. 8th International
Conference on Islamic Economics and Finance, 1–17.
Mustika, F. N., Setyowati, E., & Alam, A. (2019). Analysis Of Effect Of ZIS (Zakat, Infaq, And
Shadaqah), Regional Domestic Products Of Bruto, Regional Minimum Wage And Inflation
On Levels Poverty In Indonesia 2012 – 2016. Journal of Islamic Economic Laws, 2(2),
193–211. https://doi.org/10.23917/jisel.v2i2.8679
Najiyah, F., & Febriandika, N. R. (2019). The Role of Government in the Zakat Management:
The Implementation of A Centralized and Decentralized Approach (Comparative Study in
Indonesia and Malaysia). 101(Iconies 2018), 290–292. https://doi.org/10.2991/iconies-
18.2019.57
Nasri, R., Aeni, N., & Haque-fawzi, M. G. (2019). Determination of Professionalism and
Transparency and its Implications for The Financial Performance of Zakat Institutions.
Journal of Islamic Monetary Economics and Finance, 5(4), 785–806.
Nurhafizah, J., & Amin, H. (2017). Explaining the effects of shariah compliance, financial
freedom and religiosity on islamic home financing acceptance in kota kinabalu, sabah.
Labuan Bulletin of International Business &Finance, 15(2), 42–57.
file:///C:/Users/User/Downloads/ASNB article about Islamic mutual funds.pdf
O’Hara, K. (2012). A General Definition of Trust. In Web and Internet Science Electronics and
Computer Science. https://doi.org/10.1137/1121068
Perbawa, A., & Abdullah, H. (2018). Determinant Factors of Awareness for Paying Zakat on
Baznas, Indonesia. SSRN Electronic Journal. https://doi.org/10.2139/ssrn.2799446
Raedah Sapingi, N. A. & M. M. (2011). A Study On Zakah Of Employment Income: factors
That Influence Academics Intention To Pay Zakah. 2nd INTERNATIONAL CONFERENCE
ON BUSINESS AND ECONOMIC RESEARCH (2nd ICBER 2011) PROCEEDING A, May,
2492–2507.
Rahmayanti, A. (2014). Efisiensi Lembaga Amiil Zakat dalam Mengelola Dana Zakat di
Indonesia. In UIN Syarif Hidayatullah: Vol. V.
Renn, O., & Levine, D. (1991). Credibility and trust in risk communication. Communicating
Risks to the Public, 175–217. https://doi.org/10.1007/978-94-009-1952-5_10
Roziq, A., Sulistiyo, A. B., Shulthoni, M., & Anugerah, E. G. (2021). An Escalation Model of
Muzakki’s Trust and Loyalty towards Payment of Zakat at BAZNAS Indonesia. Journal of
Asian Finance, Economics and Business, 8(3), 551–559.
https://doi.org/10.13106/jafeb.2021.vol8.no3.0551
Saad, R. A. J., Farouk, A. U., & Abdul Kadir, D. (2020). Business zakat compliance behavioral
intention in a developing country. Journal of Islamic Accounting and Business Research,
11(2), 511–530. https://doi.org/10.1108/JIABR-03-2018-0036
Saad, R. A. J., Wahab, M. S. A., & Samsudin, M. A. M. (2016). Factors Influencing Business
Zakah Compliance Behavior among Moslem Businessmen in Malaysia: A Research Model.
Procedia - Social and Behavioral Sciences, 219, 654–659.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.05.047
Sadallah, M., Abdul-Jabbar, H., & Aziz, S. A. (2022). Promoting zakat compliance among
business owners in Algeria: the mediation effect of compliance intention. Journal of
Islamic Marketing. https://doi.org/https://doi.org/10.1108/JIMA-11-2021-0366
Sawmar, A. A., & Mohammed, M. O. (2021). Enhancing zakat compliance through good
governance : a conceptual framework. ISRA: International Journal of Islamic Finance.,
13(1), 136–154. https://doi.org/10.1108/IJIF-10-2018-0116
Sulaiman, Y., Rahman, M. A., & Mat, N. K. N. (2019). The Conceptual Paper on Service
Quality and Business Zakat Compliance Behaviour among SMEs in Kedah. Journal of
Accounting, Business and Finance Research, 5(1), 23–28.
https://doi.org/10.20448/2002.51.23.28
Swift, T. (2001). Trust, reputation and corporate accountability to stakeholders. Business Ethics:
A European Review, 10(1), 16–26. https://doi.org/10.1111/1467-8608.00208
Syafira, F. N., Ratnasari, R. T., & Ismail, S. (2020). the Effect of Religiosity and Trust on
Intention To Pay in Ziswaf Collection Through Digital Payments. Jurnal Ekonomi Dan
Bisnis Islam (Journal of Islamic Economics and Business), 6(1), 98.
https://doi.org/10.20473/jebis.v6i1.17293
Tamimah, T. (2020). Compliance Determinant Of Paying Zakat Maal. AL-FALAH : Journal of
Islamic Economics, 5(2), 213. https://doi.org/10.29240/alfalah.v5i2.1228
Ullman, J. B., & Bentler, P. M. (2013). Structural Equation Modeling. In I. B. Weiner (Ed.),
Handbook of Psychology (Second Edi, pp. 661–690). John Wiley & Sons, Inc.
Ummulkhayr, A., Yusuf Owoyemi, M., & Binti Mohammed Cusairi, R. (2017). Determinants of
Zakat Compliance Behavior among Muslims Living Under Non-Islamic Governments.
International Journal of Zakat, 2(1), 95–108. https://doi.org/10.37706/ijaz.v2i1.18
Utomo, D. S., Paoprasert, N., & Yousuk, R. (2019). Compliance behaviour on Zakat donation :
A qualitative approach Compliance behaviour on Zakat donation : A qualitative approach.
IOP Conference Series: Materials Science and Engineering. https://doi.org/10.1088/1757-
899X/572/1/012040
Wahab, N. A., & Rahim Abdul Rahman, A. (2011). A framework to analyse the efficiency and
governance of zakat institutions. Journal of Islamic Accounting and Business Research,
2(1), 43–62. https://doi.org/10.1108/17590811111129508
Zaenal, M. H., Choirin, M., Tsabita, K., Astuti, A. D., & Sadariyah, A. S. (2016). Principles of
Amil Zakat and Best Practice Recommendations for Zakat Institutions (Issue December).

Anda mungkin juga menyukai