Anda di halaman 1dari 9

STUDI KASUS ANALISIS PROSES NEGOSIASI

PT. FREEPORT DENGAN PEMERINTAH


INDONESIA

Disusun oleh
Nama : Bagas Flarianto
Nim : B.131.19.0573

ABSTRACT
Dalam tulisan ini, penulis mengkaji proses negosiasi yang dilakukan Pemerintah
Indonesia dengan PT. Freeport dalam menyelesaikan permasalahannya.
Negosiasi merupakan serangkaian upaya yang dilakukan untuk mempertemukan
keinginan, kepentingan, gagasan, ide atau suatu cara dalam menyelesaikan
suatu permasalahan. Metode penulisan yang digunakan penulis adalah studi
kasus melalui metode deskriptif kualitatif dengan mengambil data dari berbagai
sumber terpercaya dan teknik pengumpulan data menggunakan studi literature.
Penyelesaian masalah kebijakan antara pemerintah Indonesia dengan PT. Freeport
dilakukan melalui proses negosiasi yang memakan waktu cukup lama.
Walaupun proses negosiasi berjalan lama, pada akhirnya negosiasi mendapati
kesepakatan melalui strategi win-win solution

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan alam yang
melimpah dengan kondisi alam yang unggul dikarenakan secara geografis terletak
di garis Khatulistiwa. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya baik dari
segi pertambangan, migas, perkebunan bahkan perhutanan. Indonesia juga
memiliki iklim tropis dengan sinar matahari yang tak terbatas, kawasan hutan yang
luas, kekayaan flora-faunanya serta kekayaan berbagai jenis tambang yang terdapat
di bumi Indonesia. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, Indonesia
merupakan negara yang memiliki cadangan mineral tambang yang sangat besar
seperti minyak bumi, gas alam, emas, dan timah. Hampir semua provinsi
memiliki barang tambang dengan berbagai kegunaan (Utami, 2021). Indonesia
dapat dikatakan sebagai salah satu negara penghasil tambang terbesar di dunia. Hal
tersebut menjadikan wilayah Indonesia sebagai target sasaran para penjajah
untuk mengeksploitasi kekayaan alam di Indonesia.

PT. Freeport merupakan perusahaan asing yang bergerak di bidang


pertambangan dengan melakukan eksplorasi serta menambang di wilayah provinsi
papua. Keberadaan PT. Freeport ini menimbulkan beberapa isu di kalangan
masyarakat dan pemerintah. Terdapat berbagai permasalahan yang timbul
diantaranya perusakan alam di sekitar area pertambangan, permasalahan
terkait kontrak perizinan serta persenan saham yang didapatkan Indonesia yang
terbilang kecil dimana wilayah tempat Freeport beroperasi masih dalam wilayah
Indonesia. Dari hal tersebut terlihat bahwa pihak yang paling diuntungkan adalah
pihak Freeport, padahal apabila ditelusuri lebih jauh Indonesia seharusnya menjadi
pihak yang diuntungkan sebagai pihak tuan rumah dan pemberi izin perusahaan
tersebut beroperasi. Maka dari itu penulis mengangkat isu terkait proses negosiasi
yang dilakukan pemerintah dan Freeport dalam penyelesaian masalah tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Tony Sardjono, negosiasi merupakan suatu perbuatan yang


seringkali dikaitkan dengan bisnis, perdagangan, atau kegiatan yang memiliki
nuansa professional eksekutif. Pada praktiknya, negosiasi merupakan
serangkaian upaya untuk mempertemukan keinginan, kepentingan, gagasan, ide
atau suatu cara untuk menyelesaikan suatu permasalahan. (Sardjono, 2009)
Negosiasi dapat diasumsikan sebagai sarana dalam menyampaikan atau
mendelegasikan suatu kepentingan kepada pihak lain yang terlibat, proses
negosiasi dapat tercapai apabila kedua belah pihak memiliki korelasi dalam
sumber daya yang dimiliki. Dimana salah satu pihak memerlukan suatu
komoditas dan pihak lainnya memiliki sumber daya tersebut. Proses negosiasi
sendiri tidak hanya ditemukan dalam situasi professional, bahkan di dalam
situasi keluarga, kerabat dekat akan ada proses negosiasi. Secara umum, negosiasi
didefinisikan sebagai proses tawar menawar melalui proses negosiasi.

Dalam proses negosiasi, orang yang bernegosiasi disebut sebagai negosiator.


Negosiasi tidak hanya terjadi diantara individu saja, namun bisa terjadi
diantara pihak individu dengan kelompok bahkan kelompok dengan kelompok.
Proses komunikasi yang terjadi dalam negosiasi memiliki peran vital dalam
keseluruhan proses negosiasi serta dapat mempengaruhi hasil negosiasi bagi pihak
pihak yang terlibat. Berkat negosiator, sebuah kesepakatan bersama dapat
dicapai dengan baik bahkan memberikan keuntungan bagi para pihak yang
bernegosiasi. Dapat dikatakan bahwa negosiasi merupakan suatu usaha untuk
membangun kerjasama diantara beberapa pihak dengan tujuan mencapai
kesepakatan bersama dengan cara persuasive tanpa ada paksaan. Negosiasi
juga diartikan sebagai langkah untuk membangun kesepaham pihak pihak yang
terlibat dalam suatu permasalahan.

Negosiasi terjadi ketika dua pihak atau lebih bersama sama mencapai tujuan
bersama yaitu menyelesaikan masalah yang melibatkan masing masing pihak
melalui proses perundingan atau negosiasi. Pada umumnya, masing masing
pihak memiliki sesuatu yang diperebutkan atau diinginkan oleh pihak lain serta
pihak lain bersedia untuk bernegosiasi. Oleh karena itu, seorang negosiator harus
memiliki kemampuan berkomunikasi dan memahami lawan negosiasi untuk
mencapai tujuan bersama. (Ramadhany, 2021) Adapun tujuan Negosiasi antara lain
sebagai berikut:

1. Menjual produk atau gagasan

2. Mempelajari tawaran klien/seseorang

3. Menawarkan suatu solusi permasalahan

4. Menyelesaikan suatu permasalahan

Source: Buku 8 langkah sukses negosiasi

Proses negosiasi sendiri memiliki beberapa jenis diantaranya yaitu Negosiasi


Distributif serta Negosiasi Integratif. Negosiasi distributive merupakan negosiasi
yang menempatkan ketika suatu salah satu pihak menang dan pihak lainnya
mengalami kekalahan biasa disebut strategi win-lose (zero-sum). Sedangkan
negosiasi integrative merupakan negosiasi yang menghasilkan kesepakatan
bahwa masing masing pihak yang terlibat akan mendapatkan keuntungan,
biasa disebut sebagai strategi win-win solution (positive-sum). Pada prosesnya,
strategi negosiasi yang digunakan oleh para pihak tidak disebutkan, namun bisa
dilihat bagaimana proses negosiasi tersebut berlangsung. Selain itu ada pun
factor yang mempengaruhi proses negosiasi yaitu kekuasaan, waktu dan
informasi. Semakin besar kekuasannya semakin besar pengaruh dan daya
persuasinya. Kemudian informasi terkait pihak lawan pun berpengaaruh
terhadap kesempatan untuk mendapatkan keuntungan.

METODE
Metode penulisan yang digunakan adalah studi kasus melalui metode
deskriptif kualitatif dengan mengambil data dari berbagai sumber terpercaya
dan bukan rekayasa. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui studi
literature untuk mendapatkan informasi yang mendukung proses penulisan.
Sumber data dalam tulisan ini berasal dari teks-teks yang dikeluarkan secara
online melalui laman Google seperti jurnal artikel yang terbit di google scholar,
berita dari bbc.com, cnnindonesia.com, dan kompas.com. Teks-teks yang menjadi
sumber data tersebut dikelola dan ditelaah sebagai informasi yang menyampaikan
isu menarik tentang proses negosiasi antara PT. Freeport dengan Pemerintah
Indonesia.

PEMBAHASAN
PT. Freeport Indonesia (PTFI) merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang pertambangan yang terkemuka didunia yang telah beroperasi sejak
1967. Perusahaan ini melakukan eksploraasi, menambang serta memproses bijih
yang mengandung tembaga, emas, perak yang terletak provinsi papua.
(Overview PT. Freeport Indonesia, 2021) PT. Freeport beroperasi di daerah
dataran tinggi Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Indonesia. Papua
merupakan provinsi yang terletak di bagian timur Indonesia.

Keberadaan PT. Freeport Indonesia sebagai bentuk investasi asing di


tanah Papua menimbulkan berbagai hal negative serta menimbulkan konflik tak
berujung antara pemerintah, masyarakat serta perusahaan tersebut. Timbulnya
konflik berawal akibat tuntutan ganti rugi terkait tanah masyarakat serta dampak
lingkungan yang ditimbulkan dalam proses kegiatan eksplorasi tambang tersebut.
Selain itu, adapun terkait kontrak karya dan kebijakan pemerintah terhadap PT.
Freeport yang tidak seimbang. Hal ini menjadikan pemerintah Indonesia
melakukan proses negosiasi dengan PT. Freeport. Dalam proses negosiasinya
terdapat beberapa kendala yang diakibatkan oleh perbedaan kepentingaan dari
para pihak sehingga proses negosiasi berlangsung cukup lama.

Proses negosiasi pemerintah Indonesia dengan PT. Freeport telah


dilakukan sejak era cabinet presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) namun
belum juga menemui titik terang kesepakatan. Akhirnya negosiasi dapat dilakukan
dan menemui titik terang di era Presiden Joko Widodo. Negosiasi merupakan
serangkaian upaya yang dilakukan untuk mempertemukan keinginan,
kepentingan, gagasan, ide atau suatu cara dalam menyelesaikan suatu
permasalahan.

Saat proses negosiasi, Pemerintah menuntut nasionalisasi terhadap saham


Freeport sebesar 51 persen (divestasi saham). Proses negosiasi terkait nasionalisasi
ini juga berlangsung cukup lama dan banyak menghadapi kendala. Negosiasi
yang dilakukan sejak dari pemberlakuan Kontrak Karya II PT. Freeport Indonesia
di Papua tahun 1991 hingga akhirnya disepakati tanggal 12 Juli 2019 melalui
pertemuan Pemerintah Indonesia, Freeport McMoran Inc dan Rio Tinto yang
menghasilkan Heads of Agreement (HoA) (Kaisupy, 2021). Sebelumnya Freeport
sudah beberapa kali meneken Kontrak Karya (KK) dan memiliki izin operasi
hingga 2021. Namun apabila melihat isi kontrak karya tersebut, terdapat
ketidakseimbangan dimana pihak Freeport sebagai penanam modal asing
mendapatkan keuntungan lebih besar daripada penyedia izin operasi yaitu
pemerintah Indonesia sendiri.

Setelah melewati beberapa proses negosiasi yang tak kunjung menemui titik
terang akibat perbedaan kepentingan dari masing masing pihak. Dari beberapa
pertemuan yang telah dilaksanakan, pihak Freeport masih keras terhadap masalah
pembagian divestasi saham. Dengan adanya perpindahan status dari Kontrak Karya
menjadi IUPK, menjadikan pihak Freeport enggan untuk menyetujui kesepakatan.
Pihak Freeport memiliki kepentingan untuk mendapatkan fasilitas seperti yang
diberikan sebelumnya pada Kontrak Karya (KK) dan akan menyetujui kesepakatan
apabila pemerintah Indonesia memberikan stabilitas investasi. Disisi lain,
pihak Indonesia memiliki kepentingan untuk mendapatkan divestasi saham yang
lebih besar karena wilayah operasi Freeport berada di wilayan negara Indonesia.
Walaupun negosiasi antara pemerintah dan Freeport berlangsung cukup lama,
pada akhirnya pemerintah mampu menundukan Freeport untuk mengikuti
kebijakan yang telah dibuat pemerintah.

Berdasarkan teori negosiasi yang sudah dipaparkan, pendekatan strategi


yang digunakan dalam negosiasi pemerintah Indonesia dengan pihak PT.
Freeport adalah strategi negosiasi integrative dimana kedua belah pihak
mendapatkan keuntungan melalui win-win solution. Hasil

akhir kesepakatan dari negosiasi ini pihak pemerintah Indonesia mendapatkan


divestasi saham sebesar 51% sedangkan pihak PT. Freeport mendapatkan
perpanjangan operasi 2x10 tahun melalui skema Izin Usaha Khusus Pertambangan
(IUPK). (bbc, 2018) Dari hasil kesepakatan tersebut dapat disimpulkan bahwa
negosiasi mampu mencapai titik terang melalui strategi integrative win-win
solution dimana kedua belah pihak mendapatkan keuntungan masing-masing.
Kemenangan pemerintah Indonesia dalam negosiasi ini menjadikan momen
bersejarah setelah PT. Freeport beroperasi sejak 1973 di Indonesia.

KESIMPULAN
Dari uraian analisis terkait proses negosiasi antara Pemerintah
Indonesia dengan PT. Freeport dalam permasalahan divestasi saham serta izin
usaha berlangsung cukup lama. Setelah melalui proses negosiasi yang panjang,
akhirnya pemerintah Indonesia mampu menaklukan Freeport untuk mengikuti
kebijakan yang telah dibuat pemerintah. Dalam negosiasi ini pihak Indonesia
berada di posisi yang menguntungkan, dilihat dari tempat negosiasi berada di
wilayah Indonesia sementara PT. Freeport merupakan pihak asing yang
berinvestasi di wilayah Indonesia dan belum memenuhi kebijakan izin usaha di
Indonesia. Tapi disisi lain, pihak masyarakat yang terlibat konflik di kawasan
Freeport masih belum menemui titik terangnya.

Proses negosiasi berjalan alot dan memakan waktu bertahun tahun


untuk mencapai kesepakatan bersama. Namun pada akhirnya negosiasi ini
mampu mencapai titik temu sesuai kesepakatan dan porsinya masing masing
melalui strategi winwin solution. Dimana pihak Indonesia berhasil
mendapatkan keuntungan divestasi saham Indonesia di PT. Freeport sebesar 51%,
serta Pihak PT. Freeport mendapat perpanjangan operasi di Indonesia selama 2x10
tahun melalui skema Izin Usaha Khusus Pertamabangan (IUPK). Selain itu ada
beberapa hal yang disepakati antara lain pembangunan smelter dan kepastian
penerimaan negara dan investasi. (bbc, 2018)

Daftar Pustaka
bbc. (2018, Desember 28). Di balik negosiasi Freeport: Dulu 'main ancam' sampai
kemudian 'melunak'. Retrieved from https://www.bbc.com/:
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-46696186 Kaisupy, D. A. (2021).
PROSES NEGOSIASI KONFLIK PAPUA: DIALOG JAKARTA-PAPUA.
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 13. Overview PT. Freeport Indonesia. (2021).
Retrieved from ptfi.co.id: https://ptfi.co.id/id/overview Ramadhany, M. (2021).
Analysis of the Negotiation Process of PT Surya Bratasena. JBTI: Jurnal Bisnis:
Teori dan Implementasi, 9. Sardjono, T. (2009). In T. Sardjono, 8 Langkah
Sukses Negosiasi (p. 108). Jakarta: Raih Asa Sukses. Sinaga, R. (2018). Negosiasi
Internasional dan Budaya Bisnis: Studi kasus Perusahaan Raksasa Google. Jurnal
Administrasi dan Kesekretarisan , 14. Utami, S. N. (2021, Januari 31). Daftar
barang tambang di seluruh provinsi di indonesia dan kegunaannya. Retrieved
from kompas.com:
https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/31/170917169/daftar-barang-
tambang-di-seluruh-provinsi-di-indonesia-dan-kegunaannya

Anda mungkin juga menyukai