Anda di halaman 1dari 15

AKUNTANSI PERBANKAN DEVI ASTRIANI, S.E., M.AK.

AKUNTANSI PENANAMAN DANA BANK

Mekanisme akuntansi penanaman dana bank ada pada sisi aktiva yang menyangkut penanaman
dana dalam bentuk kas, penanaman dana pada lembaga keuangan, penanaman dana dalam bentuk
perkreditan, dan penanaman dana dalam bentuk aktiva tetap. Penanaman dana bertujuan untuk
menciptakan pendapatan bank melalui penciptaan aktiva produktif, yang menghasilkan. Besarnya
penempatan dana harus selalu diperhitungkan oleh tiap bank agar pendapatan yang dihasilkan dapat
membayar biaya yang telah digunakan, menutupi kebutuhan biaya operasional atau overhead, risiko yang
diperhitungkan, dan sejumlah margin atau laba yang dikehendaki. Penanaman dana erat kaitannya
dengan pendapatan bunga yang dihasilkan.
Jenis-jenis penanaman dana antara lain remise atau pengiriman uang antar cabang dalam suatu
bank, penanaman pada bank-bank lain dalam bentuk giro, deposito berjangka, call money, deposits on
call, surat-surat berharga, serta penanaman dana dalam bentuk kredit.

KAS DAN BANK


Kas adalah mata uang kertas dan logam baik dalam valuta rupiah maupun valuta asing yang masih
berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Termasuk dalam kas adalah mata uang rupiah yang ditarik
dari peredaran dan masih dalam masa tenggang untuk penukarannya kepada Bank Indonesia. Penanaman
kas untuk tujuan operasional harus diperhitungkan atas dasar kebutuhan dana rata-rata uang tunai setiap
hari. Kebutuhan uang tunai yang melonjak pada hari-hari tertentu dapat disediakan dari persediaan dalam
rekening penempatan dana pada bank-bank lain.
Dengan demikian, besarnya penempatan alat likuid dalam bentuk tunai maupun penempatan pada
beberapa bank harus dilakukan dengan memperhitungkan kebutuhan minimum dan syarat minimum
yang harus dipelihara bank. Tujuan dari pemeliharaan alat likuid ini adalah selain untuk memelihara
likuiditas juga untuk menghindari terjadinya over atau under liquid, memanfaatkan kelebihan dana untuk
dapat disalurkan kepada aktiva yang dapat menciptakan pendapatan.
Kas perlu diatur agar tidak terjadi kekurangan dalam memenuhi kewajiban bank dan tidak
berlebihan. Kas yang berlebihan akan menimbulkan biaya opportunity. Oleh karena itu agar bank bisa Commented [Devi1]: Biaya yang timbul akibat hilangnya
mengendalikan kas, perlu adalanya informasi mengenai saldo kas. Perubahan posisi saldo kas di bank kesempatan akibat dari pemenuhan kebutuhan yang lain.
Contoh: beli kopi atau beli the. Kopi 1 cup large Rp30.000
umumnya disebabkan oleh: sedangkan the 1 cup large Rp25.000. Selisih dinamakan
a. Penyetoran dan penarikan tunai oleh nasabah. opportunity cost.

b. Penyetoran kepada atau penarikan dari rekening bank yang bersangkutan di Bank Indonesia.
c. Penggunaan untuk transaksi intern bank, misalnya untuk dana kas kecil, pembayaran biaya-biaya
operasional, beban gaji, dan lainnya.
Akuntansi kas akan berkaitan dengan transaksi tersebut, pencatatannya sebesar yang diterima atau
yang dibayarkan. Kas suatu bank tidak boleh bersaldo kredit sebab akan mengganggu likuiditas. Saldo
yang dibolehkan minimum sebesar Rp0.

Petty Cash
Petty cash adalah dana khusus yang disediakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang
jumlahnya relative kecil. Petty cash sebagian besar terjadi di internal bank dan perlu dibukukan tersendiri
dalam rekening dana kas kecil. Pencatatan petty cash ini ada dua system yaitu:
1|Akuntansi Penanaman Dana Bank
AKUNTANSI PERBANKAN DEVI ASTRIANI, S.E., M.AK.

a. Imprest Fund System


Pada saat pembentukan dana kas kecil, bank akan mencatat debet dana kas kecil dan selanjutnya
pemakaian kas kecil tidak dijurnal, tetapi hanya diarsip sehinggal saldo dana kas kecil akan tetap
bila arsip tersebut diperhitungkan.
b. Fluctuating System
Pada saat pengisian kas kecil, bank akan mendebet dana kas kecil dan mengkredit rekening kas. Pada
saat pemakaian kas kecil akan didebet biaya-biaya bersangkutan yang dikeluarkan dan mengkredit
rekening dana kas kecil. Sedangkan pada saat pengisian kembali berarti akan menambah dana kas
kecil yang belum dipakai dengan cara mendebet rekening dana kas kecil dan mengkredit rekening
kas.

Contoh Petty Cash


1/12/18 Dibentuk dana kas kecil sebesar Rp200.000
5/12/18 Dibayar biaya transport local Rp25.000
10/12/18 Dibayar biaya rapat Rp30.000
15/12/18 Dibayar biaya langganan majalah Rp10.000
20/12/18 Dibayar biaya transport local Rp20.000
30/12/18 Dibayar biaya langganan koran Rp60.000
30/12/18 Dibayar biaya makan siang pegawai Rp50.000
31/12/18 Kas kecil diisi kembali Rp195.000

Imprest Fund System


Tanggal Rekening Debit Kredit
Dana kas kecil Rp200.000
1/12/18
Kas Rp200.000
5/12/18 Biaya transport Rp45.000
10/12/18 Biaya rapat Rp30.000
15/12/18 Biaya majalah Rp10.000
20/12/18 Biaya koran Rp60.000
30/12/18 Biaya makan pegawai Rp50.000
30/12/18 Kas Rp195.000

Fluctuating System
Tanggal Rekening Debit Kredit
Dana kas kecil Rp200.000
1/12/18
Kas Rp200.000
Biaya transport Rp25.000
5/12/18
Dana kas kecil Rp25.000
Biaya rapat Rp30.000
10/12/18
Dana kas kecil Rp30.000
15/12/18 Biaya majalah Rp10.000
2|Akuntansi Penanaman Dana Bank
AKUNTANSI PERBANKAN DEVI ASTRIANI, S.E., M.AK.

Tanggal Rekening Debit Kredit


Dana kas kecil Rp10.000
20/12/18 Biaya transpot Rp20.000
Dana kas kecil Rp20.000
Biaya koran Rp60.000
30/12/18 Biaya makan pegawai Rp50.000
Dana kas kecil Rp110.000
30/12/18 Dana kas kecil Rp195.000
31/12/18 Kas Rp195.000

Remise
Remise adalah pengiriman uang secara fisik dari satu bank ke bank lain atau dari satu cabang ke
cabang lainnya. Lazimnya remise dilakukan cabang suatu bank. Akuntansi untuk transaksi remise
diperlukan pada saat pengiriman uang fisik ke cabang atau pada saat penerimaan uang fisik di cabang.
Contoh:
Bank Omega – Jakarta mengirim uang secara fisik sebesa Rp500.000.000 tunai kepada Bank Omega –
Bandung disebabkan kebutuhan alat likuid di cabang tersebut.
Pencatatan di Bank Omega – Jakarta
RAK – Cabang Bandung Rp500.000.000
Kas Rp500.000.000

Pencatatan di Bank Omega – Bandung


Kas Rp500.000.000
RAK – Cabang Jakarta Rp500.000.000

Penanaman Alat Likuid dalam Rekening Bank Lainnya


Contoh:
Bank Omega – Jakarta membeli deposito berjangka Bank ABC sebesar Rp200.000.000 suku bunga 24%
setahun, jangka waktu 3 bulan. Selain itu, Bank Omega – Jakarta menempatkan sebagian dananya pada
Bank XYZ – Jakarta untuk call money sebesar Rp400.000.000 dengan suku bunga 30% setahun, dana
dapat ditarik sewaktu-waktu. Bank Omega – Jakarta juga menempatkan uangnya pada Bank RST –
Jakarta dalam bentuk deposit on call sebesar Rp450.000.000 suku bunga 26% setahun, jangka waktu 2
bulan. Pembayaran kepada lembaga keuangan tersebut diatas dilakukan atas beban rekening giro Bank
Omega – Jakarta pada BI.

Pencatatan pada Bank Omega – Jakarta


Deposito berjangka – Bank ABC Jakarta Rp200.000.000
Call money – Bank XYZ Jakarta Rp400.000.000
Deposit on call – Bank RST Jakarta Rp450.000.000
Giro – BI Rp1.050.000.000

3|Akuntansi Penanaman Dana Bank


AKUNTANSI PERBANKAN DEVI ASTRIANI, S.E., M.AK.

Penerimaan bunga secara berkala pada akhir bulan pertama diterima Bank Omega dan langsung
dibukukan pada rekening giro Bank Omega – Jakarta di masing-masing bank tersebut.
Giro – Bank ABC Rp4.000.000
Giro – Bank XYZ Rp10.000.000
Giro – Bank RST Rp9.750.000
Pendapatan bunga deposito berjangka Rp4.000.000
Pendapatan bunga call money Rp10.000.000
Pendapatan bunga deposit on call Rp9.750.000

Giro Bank Indonesia


Giro Bank Indonesia merupakan rekening giro milik Bank Umum/Bank Komersial dalam valuta
asing maupun valuta rupiah di Bank Indonesia. Dana pada giro BI merupakan penyediaan likuiditas.
Dengan giro BI, bank dapat membiayai transaksi antar cabang maupun antar bank melalui penyelesaian
kliring dan transfer. Di samping itu, dapat digunakan untuk membayar penarikan deposito yang relative
besar, pemberian kredit, dan lainnya. Mutasi giro BI semakin sering dilakukan semakin banyak transaksi
antar bank atau antar cabang. Namun demikian pada setiap hari saldo harus dapat memenuhi ketentuan
BI megenai Giro Wajib Minimum (GWM).

Contoh 1 – Penyetoran Tunai


Tanggal 3 Desember 2018 Bank ABC menyetor tunai untuk giro di BI sebesar Rp300.000.000.
Tanggal Rekening Debit Kredit
Kas Rp300.000.000
3/12/18
Giro – BI Rp300.000.000

Contoh 2 – Penarikan Tunai


Tanggal 1 Desember 2018 Bank ABC Semarang mengambil tunai dana di BI Semarang sebesar
Rp500.000.000.
Tanggal Rekening Debit Kredit
Giro – BI Rp500.000.000
1/12/18
Kas Rp500.000.000

Contoh 3 – Penyetoran Kliring


Tanggal 5 Desember 2018 Bank ABC menyerahkan warkat kliring ke BI dan pada hari itu juga kliring
kedua dinyatakan berhasil sebesar Rp200.000.000 untuk keuntungan rekening giro Ali.
Tanggal Rekening Debit Kredit
Giro – Ali Rp100.000.000
5/12/18
Giro – BI Rp100.000.000

Contoh 4 – Penarikan Kliring


Tanggal 4 Desember 2018 Bank ABC menerima tagihan dari Bank Mitra Niaga Semarang sebesar
Rp100.000.000 untuk beban Ali

4|Akuntansi Penanaman Dana Bank


AKUNTANSI PERBANKAN DEVI ASTRIANI, S.E., M.AK.

Tanggal Rekening Debit Kredit


Giro – BI Rp100.000.000
5/12/18
Giro – Ali Rp100.000.000

Giro Wajib Minimum Bank Indonesia


Setiap bank wajib memelihara rekening giro rupiah pada BI, bahkan pada bank devisa selain wajib
memelihara rekening giro rupiah juga wajib memelihara rekening giro valas pada BI. Rekening giro BI
adalah rekening pihak eksternal tertentu di BI yang merupakan sarana bagi penatausahaan transaksi dari
simpanan penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Giro BI juga dapat didefinisikan sebagai saldo
rekening giro milik bank yang bersangkutan yang berada di BI. Rekening ini tidak boleh dikurangi
dengan pinjaman dari BI dan tidak boleh ditambah fasilitas pinjaman dari BI yang belum digunakan
tetapi sudah disetujui (dalam komitmen).
GWM adalah simpanan minimum yang harus dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening
giro pada BI yang besarnya ditetapkan oleh BI sebesar persentase tertentu dari Dana Pihak Ketiga (DPK).
DPK adalah kewajiban bank kepada penduduk dan bukan penduduk dalam rupiah maupun valas.
Kriteria Pemenuhan GWM
1. GWM dalam rupiah ditetapkan sebesar 5% dari DPK dalam rupiah. GWM dalam rupiah sebesar 5%
wajib dipenuhi oleh seluruh bank tanpa memperhatikan jumlah DPK dalam rupiah yang dimiliki.
2. Selain memenuhi kriteria 1, maka bagi:
a. Bank yang memiliki DPK dalam rupiah lebih besar dari Rp1.000.000.000.000 sampai dengan
Rp10.000.000.000.000, wajib memelihara tambahan GWM dalam rupiah sebesar 1% dari DPK
dalam rupiah
b. Bank yang memiliki DPK dalam rupiah lebih besar dari Rp10.000.000.000.000 sampai dengan
Rp50.000.000.000.0000, wajib memelihara tambahan GWM dalam rupiah sebesar 2% dari
DPK dalam rupiah.
c. Bank yang memiliki DPK dalam rupiah Rp55.000.000.000. Bank wajib memelihara GWM
dalam rupiah sebesar 5% dari Rp55.000.000.000, ditambah dengan 3% dari
Rp55.000.000.000.000.
d. Bank yang memiliki DPK dalam rupiah sampai dengan Rp1.000.000.000.000 tidak dikenakan
tambahan kewajiban GWM sebagaimana dimaksud poin a, b, dan c.
3. Bahwa pemenuhan GWM 5% ditambah persentase tertentu maka masih perlu ditambah persentase
tambahan GWM terkait dengan posisi Loan to Deposit Ratio suatu bank dengan perincian sebagai
berikut:
a. LDR bank yang berada di atas 90% akan dikenakan tambahan sebesar 0%.
b. LDR bank yang berada 75% - 90% akan dikenakan tambahan sebesar 1%.
c. LDR bank yang berada 60% - 75% akan dikenakan tambahan sebesar 2%.
d. LDR bank yang berada 50% - 60% akan dikenakan tambahan sebesar 3%.
e. LDR bank yang berada 40% - 50% akan dikenakan tambahan sebesar 4%.
f. LDR kurang dari 40% akan dikenakan tambahan sebesar 5%.

Jasa Giro BI
5|Akuntansi Penanaman Dana Bank
AKUNTANSI PERBANKAN DEVI ASTRIANI, S.E., M.AK.

1. Persentase jasa giro


a. BI memberikan jasa giro sebesar 2,5% per tahun terhadap bagian saldo rekening giro rupiah bank
yang diperutukkan untuk pemenuhan kewajiban memelihara tambahan GWM dalam rupiah.
b. Persentase jasa giro tersebut dalam huruf a merupakan tingkat bunga efektif tahunan (effective
annual rate) yang ditentukan bedasarkan periode compounding harian selama 360 hari, dengan
rumus sebagai berikut:
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 1
𝐸𝐴𝑅 = 1 + ( )360 − 1
360 ℎ𝑎𝑟𝑖
Dengan demikian, jasa giro yang diberikan terhadap bagian saldo rekening giro rupiah bank yang
diperuntukkan untuk pemenuhan kewajiban memelihara tambahan GWM rupiah sebesar
0,0686% per hari.

2. Perhitungan jasa giro


a. Jasa giro dihitung setiap hari kerja berdasarkan saldo rekening giro rupiah bank yang tercatat
dan diperoleh dari system akunting BI. Pengkreditan jasa giro pada rekening giro rupiah bank
oleh BI, dilakukan sebagai berikut:
1) Tanggal 8 bagi jasa giro periode tanggal 1 – 7 bulan yang sama.
2) Tanggal 16 bagi jasa giro periode tanggal 8 – 15 bulan yang sama.
3) Tanggal 24 bagi jasa periode tanggal 16 – 23 bulan yang sama.
4) Tanggal 1 bulan berikutnya bagi jasa periode tanggal 24 – tanggal akhir bulan
sebelumnya.
b. Dalam hal tanggal-tanggal untuk pengkreditan jasa giro oleh BI jatuh pada hari libur, maka
pengkreditan saldo rekening giro bank dilakukan oleh BI pada hari kerja berikutnya.
c. Dalam hal terjadi kekurangan atau kelebihan dalam pengkreditan yang terkait dengan pemberian
jasa giro oleh BI, BI dapat langsung mengkredit atau mendebet rekening giro bank yang
bersangkutan.
3. Pemberian jasa giro tidak berlaku bagi:
a. Bagian saldo rekening giro rupiah bank untuk pemenuhan ketentuan sebagaimana dimaksud
kriteria pemenuhan GWM poin 1
b. Bagian saldo rekening giro rupiah bank yang melebihi kewajiban GWM, bagi bank dimaksud
poin 2 huruf (a), (4)).
c. Bagian saldo rekening giro rupiah bank yang melebihi kewajiban tambahan GWM sebagaimana
dimaksud dalam kriteria pemenuhan GWM poin 2 huruf (a), (b), (c).
d. Bagian saldo rekening giro rupiah bank yang merupakan kewajiban tambahan pemeliharaan
GWM dalam rupiah yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud GWM poin 2 huruf
(a), (b), (c).

Jurnal pengkreditan jasa giro oleh BI


Tanggal Rekening Debit Kredit
Beban jasa giro Rp

6|Akuntansi Penanaman Dana Bank


AKUNTANSI PERBANKAN DEVI ASTRIANI, S.E., M.AK.

Giro bank umum Rp

Jurnal pendebetan di bank umum


Tanggal Rekening Debit Kredit
Giro – BI Rp
Pendapatan bunga jasa giro Rp

Contoh 1:
Bank A memiliki rata-rata harian DPK dalam rupiah dalam masa laporan sejak tanggal 8 – 15 bulan
Januari sebesar Rp55.000.000.000.000. LDR diatas 90%/ GWM harian yang wajib dipelihara untuk masa
laporan sejak tanggal 24 – akhir bulan Januari adalah:
5% × 𝑅𝑝55.000.000.000.000 = 𝑅𝑝2.750.000.000.000
3% × 𝑅𝑝55.000.000.000.000 = 𝑅𝑝1.650.000.000.000
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐺𝑊𝑀 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠𝑛𝑦𝑎 = 𝑅𝑝4.400.000.000.000
𝐽𝑎𝑠𝑎 𝑔𝑖𝑟𝑜 = 0,0686% × 𝑅𝑝1.650.000.000.000 = 𝑅𝑝1.131.900.000

Tanggal Rekening Debit Kredit


Giro – BI Rp1.131.900.000
Pendapatan bunga jasa giro Rp1.131.900.000
Diketahui saldo rekening giro rupiah Bank A pada BI pada tanggal 24 Januari adalah sebesar
Rp4.400.000.000.000 atau 8% dari DPK. Sementara itu, bagian saldo rekening giro rupiah yang
ditempatkan untuk pemenuhan GWM yaitu Rp2.750.000.000.000 atau5% dari DPK tidak diberikan jasa
giro.

Contoh 2:
Bank A memiliki rata-rata harian DPK dalam rupiah dalam masa laporan sejak tanggal 8 – 15 Januari
sebesar Rp800.000.000.000. LDR diatas 90%. GWM harian wajib dipelihara untuk masa laporan sejak
tanggal 24 – akhir bulan Januari adalah:
5% × 𝑅𝑝800.000.000.000 = 𝑅𝑝40.000.000.000
Diketahui saldo rekening giro rupiah Bank A pada BI pada tanggal 24 Januari adalah sebesar
Rp80.000.000.000 atau 10% dari DPK. Saldo rekening giro rupiah Bank A melebihi pemenuhan GWM
sebesar Rp40.000.000.000 atau 5% dari DPK.

Contoh 3:
Bank A memiliki rata-rata harian DPK dalam rupiah dalam masa laporan sejak tanggal 8 – 15 Januari
sebesar Rp5.000.000.000.000. LDR diatas 90%. GWM harian wajib dipelihara untuk masa laporan sejak
tanggal 24 – akhir bulan Januari adalah:
5% × 𝑅𝑝5.000.000.000.000 = 𝑅𝑝250.000.000.000
1% × 𝑅𝑝5.000.000.000.000 = 𝑅𝑝50.000.000.000
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐺𝑊𝑀 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠𝑛𝑦𝑎 = 𝑅𝑝300.000.000.000

7|Akuntansi Penanaman Dana Bank


AKUNTANSI PERBANKAN DEVI ASTRIANI, S.E., M.AK.

𝐽𝑎𝑠𝑎 𝑔𝑖𝑟𝑜 = 0,0686% × 𝑅𝑝50.000.000.000 = 𝑅𝑝34.300.000


Diketahui saldo rekening giro rupiah Bank A pada BI pada tanggal 24 Januari adalah sebesar
Rp400.000.000.000 atau 8% dari DPK. Saldo rekening giro rupiah Bank A melebihi pemenuhan GWM
sebesar Rp100.000.000.000 atau 2% dari DPK.
Tanggal Rekening Debit Kredit
Giro – BI Rp8.750.000
Pendapatan bunga jasa giro Rp8.750.000

Contoh 4:
Bank A memiliki rata-rata harian DPK dalam rupiah dalam masa laporan sejak tanggal 8 – 15 Januari
sebesar Rp20.000.000.000.000. LDR diatas 90%. GWM harian wajib dipelihara untuk masa laporan
sejak tanggal 24 – akhir bulan Januari adalah:
5% × 𝑅𝑝20.000.000.000.000 = 𝑅𝑝1.000.000.000.000
2% × 𝑅𝑝20.000.000.000.000 = 𝑅𝑝400.000.000.000
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐺𝑊𝑀 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠𝑛𝑦𝑎 = 𝑅𝑝1.400.000.000.000
Diketahui saldo rekening giro rupiah Bank A pada BI pada tanggal 24 Januari adalah sebesar
Rp1.200.000.000.000 atau 6% dari DPK, sehingga terdapat kekurangan sebesar Rp200.000.000.000.

Sanksi Pelanggaran GWM


1. Pendebetan rekening giro bank, sebagai akibat pembebanan sanksi pelanggaran GWM, dilakukan
pada hari kerja berikutnya setelah tanggal terjadinya pelanggaran GWM.
2. Dalam hal tanggal-tanggal untuk pendebetan rekening giro bank jatuh pada hari libur, maka
pendebetan saldo rekening giro bank dilakukan oleh BI pada hari kerja berikutnya.
3. Dalam hal terjadi kekurangan atau kelebihan pendebetan yang terkait dengan pengenaan sanksi
pelanggaran GWM oleh BI, BI dapat langsung mendebet atau mengkredit rekening giro yang
bersangkutan.
4. Dalam hal terjadi pelanggaran GWM dalam valuta asing, maka bank dikenakan kewajiban
membayar sebesar 0,04% per hari kerja, yang dihitung dari selisih antara saldo harian rekening giro
valas bank pada BI yang wajib dipelihara dengan saldo harian rekening giro valas bank yang dicatat
pada system akunting BI. Sanksi kewajiban memayar ini dibayarkan dalam valuta rupiah dengan
menggunakan kurs transaksi BI pada hari terjadinya pelanggaran.
Pelanggaran GWM bisa terjadi baik pada kondisi saldo giro BI positif (bersaldo debet), maupun
bersaldo negative (bersaldo kredit) bagi bank umum. Bank dinyatakan melanggar GWM apabila saldo
harian rekening giro bank pada BI lebih kecil dari saldo harian rekening giro bank yang wajib dipelihara
untuk pemenuhan GWM. Dalam hal terjadi pelanggaran GWM dalam rupiah dan rekening giro rupiah
bank dimaksud bersaldo negative, maka bank dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar 125% dari
rata-rata suku bunga jangka waktu 1 hari overnight dari Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) pada
hari pelanggaran.
Dalam hal terjadi pelanggaran GWM dalam rupiah dan rekening giro rupiah bank yang dimaksud
bersaldo negative, maka bank dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar:

8|Akuntansi Penanaman Dana Bank


AKUNTANSI PERBANKAN DEVI ASTRIANI, S.E., M.AK.

a. 125% dari rata-rata suku bunga jangka waktu 1 hari overnight dari JIBOR pada hari terjadinya
pelanggaran, terhadap GWM dalam rupiah yang wajib dipelihara, ditambah dengan:

𝐺𝑊𝑀 𝑟𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑙𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎 × 125% × 𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝐽𝐼𝐵𝑂𝑅 × ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎


360
b. 150% dari suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) untuk jangka waktu 1 hari, yang tercatat di
Pusat Informasi Pasar Uang (PIPU), terhadap saldo negative, untuk setiap hari pelanggaran.

𝑆𝑎𝑙𝑑𝑜 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓 × 150% × 𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑃𝑈𝐴𝐵 × ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎


360
Jurnal pencatatan pembayaran sanksi di bank umum:
Tanggal Rekening Debit Kredit
Biaya lainnya – penalty pelanggaran GWM Rp
Giro – BI Rp

Contoh 1:
Bank A memiliki rata-rata harian DPK dalam rupiah dalam masa laporan sejak tanggal 8 – 15 Januari
sebesar Rp20.000.000.000.000. LDR diatas 90%. GWM harian wajib dipelihara untuk masa laporan
sejak tanggal 24 – akhir bulan Januari adalah:
5% × 𝑅𝑝20.000.000.000.000 = 𝑅𝑝1.000.000.000.000
2% × 𝑅𝑝20.000.000.000.000 = 𝑅𝑝400.000.000.000
𝑆𝑎𝑙𝑑𝑜 𝑟𝑒𝑘𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑔𝑖𝑟𝑜 = 𝑅𝑝1.400.000.000.000
Diketahui saldo rekening giro rupiah Bank A pada BI pada tanggal 24 Januari adalah sebesar
Rp1.200.000.000.000 atau 6% dari DPK, sehingga terdapat kekurangan sebesar Rp200.000.000.000.
Suku bunga JIBOR pada tanggal 24 Januari adalah sebesar 6%. Suku bunga PUAB pada tanggal 24
Januari adalah sebesar 7%. Perhitungan sanksi kewajiban membayar atas pelanggaran GWM rupiah
untuk Bank A adalah:
𝑅𝑝1.400.000.000.000 × 125% × 6% × 1
= 𝑅𝑝291.666.667
360
𝑅𝑝1.200.000.000.000 × 150% × 7% × 1
= 𝑅𝑝350.000.000
360
𝑃𝑒𝑛𝑎𝑙𝑡𝑦 = 𝑅𝑝291.666.667 + 𝑅𝑝350.000.000 = 𝑅𝑝641.666.667

Tanggal Rekening Debit Kredit


Biaya lainnya – penalty pelanggaran GWM Rp641.666.667
Giro – BI Rp641.666.667

Contoh – Perhitungan GWM, Jasa Giro, dan Sanksi Pelanggaran GWM


Bank ABC memiliki rata-rata harian DPK dalam rupiah dalam masa laporan sejak tanggal 8 – 15 Januari
sebesar Rp55.000.000.000.000 dan perhitungan besarnya LDR pada akhir masa laporan minggu kedua
adalah 80%. Saldo rekening giro rupiah Bank A di BI adalah:

9|Akuntansi Penanaman Dana Bank


AKUNTANSI PERBANKAN DEVI ASTRIANI, S.E., M.AK.

 Tanggal 24 Januari sebesar 9% dari DPK dalam rupiah


 Tanggal 25 Januari sebesar 9% dari DPK dalam rupiah
 Tanggal 26 Januari sebesar 8,3% dari DPK dalam rupiah
 Tanggal 27 Januari sebesar 10,1% dari DPK dalam rupiah
 Tanggal 28 Januari sebesar 12,82% dari DPK dalam rupiah
 Tanggal 29 Januari sebesar 11% dari DPK dalam rupiah
 Tanggal 30 Januari sebesar 9% dari DPK dalam rupiah
 Tanggal 31 Januari adalah sebesar 9% dari DPK dalam rupiah

Diasumsikan tanggal 24, 25, 31 Januari, dan 1 Februari adalah hari libur, dan rata-rata suku bunga jangka
waktu 1 hari overnight dari JIBOR pada tanggal 26 Januari adalah sebesar 8%.

10 | A k u n t a n s i P e n a n a m a n D a n a B a n k
AKUNTANSI PERBANKAN DEVI ASTRIANI, S.E., M.AK.

AKUNTANSI KREDIT YANG DIBERIKAN

Kredit yang diberikan oleh bank dapat didefinisikan sebagai penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.
Bank dapat memberikan kredit jika memiliki dana atau tagihan yang sama dengan itu, bank terlibat
dengan calon debitur baik volume, tingkat bunga, jangka waktu maupun agunan. Kesepakatan itu
dituangkan dalam perjanjian kredit. Dengan ditandatangani perjanjian kredit berarti bank dan debitur
telah terikat untuk melaksanakan. Bagi bank, persetujuan kredit merupakan komitmen yang tak bias
dibatalkan, begitu juga debitur. Setelah kredit direalisasikan, bank harus selalu memantau kualitas kredit.
Semakin lama jangka waktu kredit umumnya semakin besar risikonya. Hal-hal tersebut berimplikasi
pada pencatatan transaksi kredit pada saat perjanjian kredit, realisasi kredit, pencatatan angsuran pokok
dan bunga, penyisihan penghapusan hingga penyalamatan kredit (restrukturisasi kredit). Termasuk kredit
yang diberikan adalah kredit dalam rangka pembiayaan bersama atau kredit dalam proses penyelamatan.
Secara umum jenis pemberian kredit dapat dilihat dari bentuk, jangka waktu, dan kegunaan kredit.
Jenis kredit menurut bentuknya:
a. Kredit Rekening Koran
Debitur diberi hak untuk menarik dana dalam rekening korannya sampai dengan sebesar plafon yang
ditetapkan bank. Pelunasan pokok kredit dilaksanakan pada saat jatuh tempo, dengan bunga kredit
secara umum dihitung secara harian berdasarkan outstanding credit atau dengan nilai rata-rata
outstanding credit setiap bulannya.
b. Installment Loan
Kredit yang angsuran pokok dan bunganya dilakukan secara teratur menurut jadwal waktu yang
telah disepakati antara bank dengan debitur, dengan nilai konstan selama berlangsungnya masa
kredit. Pada kredit installment loan angsuran pokok meningkat dan angsuran bunga menurun,
sehingga total angsuran menjadi konstan sepanjang masa kredit.
Jenis kredit menurut jangka waktunya:
a. Kredit Jangka Pendek
Kredit yang berjangka waktu maksimum 1 tahun.
b. Kredit Jangka Menengah
Kredit yang berjangka waktu antara 1 – 3 tahun.
c. Kredit Jangka Panjang
Kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 tahun.
Jenis kredit menurut kegunaannya:
a. Kredit Modal Kerja
Kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membiayai modal kerja usaha.
b. Kredit Investasi
Kredit yang diberikan untuk membiayai investasi suatu usaha
c. Kredit Konsumsi
Kredit yang diberikan untuk keperluan konsumsi. Kredit ini sering disebut juga personal loan.
11 | A k u n t a n s i P e n a n a m a n D a n a B a n k
AKUNTANSI PERBANKAN DEVI ASTRIANI, S.E., M.AK.

Penggolongan kredit menurut kualitas:


a. Kredit dengan kualitas lancar
b. Dalam perhatian khusus (1 – 90 hari)
c. Kurang lancar (91 – 120 hari)
d. Diragukan (121 – 180 hari)
e. Macet (> 180 hari)

Pembungaan Kredit
Anuitas
Pembungaan dengan metode anuitas dihitung dari sisa pinjaman yang belum dibayar. Anuitas
sedikit mirip dengan bunga efektif. Perbedaannya ada pada jumlah angsuran. Jika bunga efektif membuat
cicilan bulanan semakin kecil, angsuran bulanan pada perhitungan bunga anuitas jumlahnya tetap dari
awal sampai akhir masa kredit.

Konversi Bunga Anuitas ke Bunga Tetap

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡


𝑆𝑢𝑘𝑢 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑓𝑙𝑎𝑡 = [ − 1] × 100%
𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡

Bunga Efektif
Metode bunga efektif dinilai lebih adil bagi kedua pihak (bank dan peminjam) karena porsi
bunganya dihitung berdasarkan sisa pinjaman. Bunga yang semakin kecil ini tentu akan membuat jumlah
angsuran berkurang dari waktu ke waktu. Bunga efektif ini bisaanya dipakai pada produk KPR atau kredit
investasi.

Konversi Bunga Tetap ke Bunga Efektif

2 ×𝑛×𝑖
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 =
𝑛+1
Keterangan:
n = periode angsuran
i = tingkat bunga flat

Bunga Tetap
Perhitungan bunga dengan flat rate didasarkan pada perhitungan bunga secara prorate sesuai
dengan jangka waktu kredit dan nominal kredit Besaran bunga pada flat rate tidak akan berubah selama
masa kredit berlangsung. Umumnya flat rate diterapkan pada kredit tanpa agunan.

Akuntansi Perkreditan
Kredit merupakan penyediaan uang berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam, ini berarti perlu
adanya perjanjian kredit. Perjanjian kredit ini akan mengikat bank dan debitur. Bagi bank, pengikatan
diri dalam perjanjian kredit berarti sebuah komitmen untuk memberikan kredit kepada debitur.
12 | A k u n t a n s i P e n a n a m a n D a n a B a n k
AKUNTANSI PERBANKAN DEVI ASTRIANI, S.E., M.AK.

Komitmen kredit merupakan transaksi off balanced, yaitu transaksi yang belum mempengaruhi
neraca maupun rugi laba potensial untuk mempengaruhinya bila komitmen tersebut direalisasikan.
Realisasi kredit bisa sekaligus sebesar plafon atau secara bertahap. Bila dilakukan secara bertahap, maka
rekening komitmen sebesar plafon yang belum direalisasi tetap outstanding hinga seluruh dana benar-
benar direalisasi.
Pada saat komitmen kredit dipenuhi atau bank melakukan pengucuran dana, maka komitmen
benar-benar telah efektif. Dengan demikian, seluruh rekening komitmen kredit dimaksud harus dihapus
(dikreditkan) sebesar nilai yang direalisasikan. Realisasi kredit bias sekaligus sebesar plafon atau secara
bertahap. Bila dilakukan secara bertahap maka rekening komitmen sebesar plafon yang belum direalisasi
tetap outstanding hingga seluruh dana benar-benar direalisasikan (tidak dibatalkan).
Pada realisasi kredit, bank akan memungut beban terhadap debitur yang berarti pendapatan bagi
bank. Pendapatan tersebut berasal dari pendapatan provisi, biaya administrasi, biaya taksasi jaminan,
biaya asuransi dan lain sebagainya. Biaya-biaya ini akan dibebankan kepada debitur melalui
pengkreditan terhadap kredit yang direalisasikan. Pengucuran kredit dicatat sebagai nilai realisasi kredit.
Dalam hal kredit tidak dicairkan tidak pada hari akad kredit, maka bank akan melakukan pencatatan
pada rekening administrative (RAR. Fasilitas kredit yang belum ditarik) sebesar plafond kredit yang
belum di realisasi atau belum ditarik.

Contoh Bunga Efektif:


Tanggal 25 April 2018 Anita Firdaus mengajukan permohonan kredit kepada Bank Mitra Niaga
Semarang Rp50.000.000. Aplikasi kredit disetujui pada tanggal 1 Mei 2018 dengan jangka waktu 5
tahun, tingkat suku bunga 20%. Debitur dibebani biaya provisi dan komisi sebesar 0,25%, bea materai
Rp10.000, biaya penggantian barang cetakan Rp5.000, biaya administrasi Rp100.000, biaya notaris dan
PPAT Rp300.000. Bank memperhitungkan bunga dengan metode efektif. Pada tanggal tersebut, Anita
Firdaus langsung mencairkan kredit sebesar Rp50.000.000 dengan perincian ditransfer ke Cabang
Cirebon Rp20.000.000, dikreditkan ke rekening giro Anita Firdaus Rp20.000.000 dan sisanya tunai.

Contoh Bunga Anuitas:


Tanggal 1 Mei 2018 aplikasi kredit Anita Firdaus disetujui Bank Mitra Niaga Semarang sebesar
Rp600.000.000 dengan jangka waktu 3 tahun, tingkat suku bunga 24%. Debitur dibebani biaya provisi
dan komisi sebesar 1%, bea materai Rp50.000, biaya notaris Rp4.000.000, biaya administrasi Rp200.000,
biaya asuransi kredit Rp3.000.000. Bank memperhitungkan bunga dengan metode anuitas. Pada tanggal
15 Mei 2018, Anita Firdaus menarik dananya dan dikreditkan ke rekening gironya sebesar
Rp300.000.000 dengan perincian ditransfer ke Bank Mandiri Cabang Bandung sebesar Rp200.000.000
dan sisanya tunai.

Perlakuan Akuntansi Bunga Kredit


Bunga kredit dibukukan tersendiri (terpisah dengan angsuran pokok kredit). Perlakuan bunga
kredit akan dilihat dari kualitas kredit yang memberikan bunga akan dilihat dari kualitas kredit yang
memberikan bunga. Bila kredit tergolong lancar, maka bank bisa menerapkan accrual basis. Bank bisa
melakukan pencatatan pendapatan bunga setiap saat pelaporan. Dengan demikian, bunga yang belum
jatuh tempo, bisa dicatat sebagai piutang bunga ketika pelaporan keuangan dilakukan. Namun, bila kredit
13 | A k u n t a n s i P e n a n a m a n D a n a B a n k
AKUNTANSI PERBANKAN DEVI ASTRIANI, S.E., M.AK.

bermasalah, kurang lancar, diragukan, bahkan macet, maka bank akan memperlakukan pendapatan bunga
berdasarkan cash basis. Maka untuk mencatat pengakuan bunga yang belum dibayar, bank akan mencatat
dalam rekening administrative.

Contoh Kredit Macet:


Pada 15 Desember 2018 Anita Firdaus tidak bisa membayar angsuran kredit. Kredit tersebut sudah masuk
kolektibilitas kurang lancar, dan dikenakan denda keterlambatan angsuran sebesar Rp230.000.

Ketika menyusun laporan keuangan pada tanggal 31 Desember perlu mencatat terlebih dahulu tunggakan
angsuran sampai 31 Desember 2018.

Kredit Sindikasi
Kredit sindikasi atau pembiayaan bersama merupakan wewenang kantor pusat selaku unit usaha
yang melakukan komitmen pembiayaan tersebut. Kerjasama pembiayaan ini melibatkan beberapa bank
yang mempunyai komitmen bersama untuk membiaya proyek tertentu. Hubungan kerjasama yang
horizontal ini ditunjukkan melalui penyertaan pembiayaan tiap-tiap bank pada proyek tersebut.
Kredit sindikasi adalah kerjasama pembiayaan yang secara teoritis tidak dibatasi baik dalam jumlah
kredit, sektor pembiayaan maupun lembaga keuangan yang terlibat. Ciri-ciri kredit sindikasi:
1. Melibatkan lebih dari satu lembaga keuangan atau bank
2. Mempunyai syarat-syarat dan ketentuan yang sama bagi masing-masing peserta
3. Hanya ada satu dokumentasi kredit yang menjadi pegangan bagi bank peserta
4. Kerjasama ini diadministrasikan oleh satu agen yang sama bagi semua bank
Dalam kaitannya dengan akuntansi, pembiayaan bersama ini dibawah koordinasi satu bank.
Sebagai coordinator, maka akan menerima arus dana masuk dari beberapa bank peserta yang dicatat
sebagai pinjaman yang diterima untuk pembiayaan bersama. Rekening ini tetap outstanding hingga
proyek yang dibiayai selesai dan kredit lunas.

Dalam pembiayaan bersama, seluruh pendapatan bunga, pendapatan provisi dan administrasi,
jumlah angsuran yang diterima, dan risiko kredit dibagi menjadi share masing-masing bank peserta.
Khusus masalah bunga digunakan weighted average interest calculation method.

14 | A k u n t a n s i P e n a n a m a n D a n a B a n k
AKUNTANSI PERBANKAN DEVI ASTRIANI, S.E., M.AK.

Contoh:
Untuk membiayai proyek PT. X, Bank A menjalin kerjasama pembiayaan dengan Bank B, Bank C, dan
Bank D. Bank A ditunjuk selaku bank coordinator. Diketahui:
a. Nilai pembiayaan Rp100.000.000.000, jangka waktu 2 tahun. Untuk merealisasi kredit sindikasi ini
bank peserta harus melimpahkan dananya terlebih dahulu ke bank coordinator. Pelimpahan dana ini
merupakan transaksi antarbank sehingga aliran dana melalui Bank Indonesia (kiliring antarbank).
b. Pelimpahan dana tanggal 30 Mei 2018 dan realisasi kredit pada tanggal 31 Mei 2018 dan bank
mengenakan biaya provisi dan administrasi sebesar Rp80.000.000, biaya asuransi Rp200.000.000.
Bunga efektif untuk jangka waktu 2 tahun diangsur setiap akhir bulan, pencairan langsung
dikreditkan ke rekening giro PT. X.
c. Pendapatan provisi kredit didistribusikan ke bank peserta oleh Bank A pada tanggal 1 Juni 2018.
d. Pencatatan alokasi angsuran bunga dan pokok kredit sindikasi didistribusikan kepada setiap bank
peserta pada tanggal 30 Juni 2018.

15 | A k u n t a n s i P e n a n a m a n D a n a B a n k

Anda mungkin juga menyukai