Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TEKNIK JALAN REL 2

“ASPEK, DETEKSI KERUSAKAN DAN PEMERIKSAAN JALAN REL”

Nama : Afief Muzakie


NIM : 120460034
Dosen Pengampu : 1. Ir. Julison Arifin, MSc, PhD. IPU
2. Amelia Oktavia,S.T, M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERKERETAAPIAN


JURUSAN TEKNOLOGI INSFRASTRUKTUR DAN KEWILYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATRA
2022
SINYAL KERETA API

Peralatan sinyal perkeretaapian adalah fasilitas operasi kereta api yang berfungsi memberi
petunjuk atau isyarat berupa warna, cahaya atau informasi lainnya dengan arti tertentu. Peralatan
persinyalan yang terkait dengan layanan transportasi kereta api adalah sistem yang menjanjikan
keamanan. Keselamatan dalam kecelakaan antara kereta api dan kecelakaan diperlintasan. Sinyal
perkeretaapian dibagi kedalam empat jenis sinyal, yaitu (1) Sinyal Utama, (2) Sinyal Pembantu,
(3) Sinyal pelengkap, dan (4) Sinyal khusus. Fungsi masing-masing jenis sinyal tersebut adalah :
(1) Sinyal utama digunakan untuk menunjukkan semboyan aman atau tidak aman kepada
masinis kereta api ketika mendekati sinyal tersebut. Jenis sinyal utama yaitu termasuk
sinyal masuk, sinyal masuk berjalan jakur kiri, sinyal keluar, sinyal blok, dan sinyal
langsir.
(2) Sinyal pembantu digunakan untuk menunjukkan semboyan aspek/lokasi sinyal utama
yang akan dihadapi kepada masinis yang mendekatinya, selain sinyal pengulangan yang
menunjukkan semboyan tersebut kepada PAP atau kondektur. Yang termasuk sinyal jenis
ini yaitu sinyal muka, sinyal muka berjalan kiri, sinyal pendahulu, dan sinyal pengulang.
(3) Sinyal pelengkap digunakan untuk menampilkan semboyan pelengkap dari sinyal utama
kepada masinis yang mendekati seperti yang dijelaskan di bawah ini:
a. Sinyal darurat digunakan untuk memberi ijin melewati sinyal utama yang
berkedudukan tidak aman,
b. Sinyal penunjuk batas kecepatan digunakan untuk menampilkan batas kecepatan
maksimum yang diperbolehkan sebelum kereta melewati bagian batas kecepatan.
c. Sinyal penunjuk jalur kiri digunakan untuk memberikan petunjuk perjalanan kereta
api yang akan melewati jalur kiri.
(4) Sinyal khusus digunakan untuk memberitahu masinis agar menghentikan kereta api di
lokasi yang diinginkan.

Persyaratan umum untuk sinyal kereta api adalah:


1. Sinyal utama harus mampu secara jelas menunjukkan aman atau tidak aman dalam segala
cuaca baik siang maupun malam,
2. Aspek/kedudukan sinyal harus terlihat oleh masinis dalam jarak yang terlihat seperti yang
ditentukan dalam persyaratan pemasangan,

Disamping persyaratan tersebut maka terdapat persyaratan khusus untuk sinyal mekanik dan
sinyal elektrik.

SINYAL 4 ASPEK

Seorang masinis, yang berjalan di bawah sinyal aspek hijau pada bagian empat aspek
persinyalan, harus diperingatkan tentang aspek berhenti oleh urutan empat aspek standar. Jarak
jarak sinyal minimum antara aspek kuning dan merah ganda untuk berbagai kecepatan ditetapkan
dalam GK/RT0034.
Jika sinyal perlu diposisikan sedemikian rupa sehingga tidak memberikan jarak yang
diperlukan antara aspek kuning ganda dan merah dalam urutan empat aspek standar, aspek
kuning ganda akan ditampilkan sebagai tambahan pada satu atau lebih sinyal sebelumnya
sehingga jarak sinyal minimum disediakan antara aspek kuning ganda terluar dan aspek merah.

Transisi urutan aspek


Jumlah transisi antara sinyal tiga dan empat aspek harus dijaga seminimal mungkin
diperbolehkan untuk urutan empat aspek yang terisolasi untuk ditampilkan dalam urutan tiga
aspek sebaliknya.

Di Transisi Salah Satu Pengaturan Berikut Akan Diterapkan:


o Empat aspek pertama sinyal menampilkan satu kuning sampai sinyal berikutnya merah
atau ganda kuning hingga berikutnya tetapi satu sinyal merah Transisi dari tiga aspek ke
empat aspek.
o Empat aspek pertama sinyal menunjukan hanya merah/kuning ganda/hijau dan tambahan
sinyal jauh diberikan antaranya dan sinyal berhenti berikutnya.

PEMERIKSAAN JALAN REL

Kondisi rel dapat diperiksa melalui inspeksi visual di tempat dan inspeksi visual jarak jauh.
Inspeksi visual di tempat adalah metode umum untuk kontrol kualitas, akuisisi data, dan analisis
data. Inspeksi visual digunakan untuk pemeliharaan fasilitas, yaitu inspeksi peralatan dan
struktur dengan menggunakan sebagian atau seluruh indera manusia untuk mengamati fasilitas
yang menjadi subjek inspeksi. Inspeksi visual adalah inspeksi yang menggunakan faktor manusia
sepenuhnya untuk menilai kondisi fasilitas yang diperiksa. Pemeriksaan penampilan meliputi
pemeriksaan dengan menggunakan alat pemeriksaan non khusus seperti gelombang ultrasonik,
sinar-X, dan sinar infra merah.
Sistem pendeteksi kondisi jalan kereta api terdiri dari 4 level, yaitu: Pemeriksaan dilakukan
oleh JPJ (Inspektur Kereta Api), pemeriksaan dilakukan oleh inspektur, pemeriksaan dengan
kereta ukur, pemantauan kondisi rel dengan alat yang ditempatkan di kereta api reguler.

DETEKSI KERUSAKAN

Analisis kerusakan material


Jenis kerusakan Penanganan/Perbaikan
Rel cacat atau bengkok, retak pada Diganti atau dibuang bagian rusaknya dan disambung
plat sambung, keausan mencapai kembali dengan las, menjaga kekencangan baut pada
batas max, aus pada sambungan rel. plat sambung, teliti pada keausan rel dan plat sambung.
Bantalan lapuk, pecah, patah Diganti dengan bantalan yang baru.
Dibagi dalam 3 golongan : X (crash
satu), XX (crash dua), XXX (crash
tiga).
Penambat : Paku tirefon sudah tidak Diganti dengan yang baru.
layak (berkarat), penambat sobek
yang mengakibatkan longgar, plat
sambung dan baut plat sambung
patah dan berkarat.
Balas kotor akibat bercampur Diganti dengan yang baru.
dengan tanah, menyebabkan rumput
mudah tumbuh, kecrotan pada balas,
balas hancur tidak sesuai dengan
ukuran 2-6 cm.
Wesel tidak berfungsi dengan baik. Periksa wesel untuk tindakan pemeliharaan dan
perbaikan sesuai kebutuhan.

Jalan rel mengalami berbagai macam perubahan akibat beban yang diterima, data kerusakan
material jalan rel diketahui kerusakan yang terjadi cenderung pada plat sambung dan umur teknis
materialnya, maka perlu dibuat skala prioritas terhadap pemeliharaan material jalan rel yang
ditentukan berdasarkan umur teknis matrial dan siklus pemeliharaan yang rutin untuk
mempertahankan kondisi, agar rel dapat dilalui kereta api dengan kecepatan yang telah
ditentukan dan peningkatan pada lintas, terutama pada titik sambung sehingga perlu dievaluasi
terhadap sambungan mulai dari pola sambung dan kontruksi sambungan.

Anda mungkin juga menyukai