Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN

RESIKO PELBITIS DALAM PROSES PEMASANGAN INTRAVENA PADA


PASIEN OLEH PERAWAT DI IGD RUMAH SAKIT SILOAM HOSPITAL
PALANGKA RAYA

NAMA : NIAGA AMANG MAHAI

NIM : 2022-02-14201-042

JURSAN : S1 KEPERAWATAN ALIH JENJANG

ANGKATAN XI
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Tindakan terapi intravena adalah terapi yang bertujuan untuk mensuplai
cairan melalui vena ketika pasien tidak mampu mendapatkan makanan, cairan
elektrolik lewat mulut, untuk menyediakan kebutuhan garam untuk menjaga
keseimbangan cairan, untuk menyediakan kebutuhan gula (glukosa/dekstrosa)
sebagai bahan bakar untuk metabolisme, dan untuk menyediakan beberapa jenis
vitamin yang mudah larut melalui intravena serta menyediakan medium untuk
pemberian obat secara intravena (smeltzer, 2002). Tetapi karena terapi ini
diberikan secara terus – menerus dan dalam jangka waktu tertentu tentunya akan
meningkatkan kemungkinan terjadi komplikasi dari pemasangan infus, salah
satunya adalah flebitis. (perry dan potter, 2005).
Flebitis adalah keadaan inflamasi pada vena, yang dapat disebabkan oleh
iritasi jenis materi kateter intravena, iritasi kimia yang berasal dari substansi
tambahan dan obat-obatan yang diberikan secara intravena dan posisi anatomis
kateter intravena perifer yang ditandai dengan nyeri, edema, eritema, dan
meningkatnya suhu kulit di sekitar vena, dan kemerahan pada jalur vena
Infusion Nurses Society.
Kejadian flebitis mencapai 10% di Asia Tenggara. Angka kejadian
flebitis tertinggi terdapat di negara-negara berkembang seperti India (27,9%),
Iran (14,2%), Malaysia (12,7%), Filipina (10,1%) dan Indonesia (9,8%).
Berdasarkan data CDC Tahun 2017 kejadian flebitis menempati urutan keempat
sebagai infeksi yang sering ditemukan pada pasien selama menjalani masa
perawatan di rumah sakit.
Saat ini jumlah pasien yang mendapat terapi intravena mengalami
Peningkatan yang cukup banyak, dimana diperkirakan lebih dari 10 pasien setiap
hari datang untuk berobat ke IGD rumah sakit RS Silaom Palangka Raya.
Pentingnya Skill perawat dalam melakukan insersi vena juga berpengaruh
terhadap respon pasein yang sedang berobat ke rumah sakit.hal yang dapat
terjadi ketika perawat gagal dalam melakukan pemasangan intravena adalah
pecahnya pembuluh darah pasien yang bisa menyebabkan nyeri yang dirasakan
pasein sehingga muncul rasa, truama, dan kecemasan yang berlebih pada pasien.

2. IDENTIFIKASI MASALAH
Flebitis merupakan inflamasi vena yang disebabkan oleh iritasi bakteri
maupun mekanik yang ditunjukkan dengan adanya daerah yang merah,nyeri
pada daerah penusukan dan bengkak disekitar daerah penusukan atau sepanjang
vena, edema, panas, dan keras, Berdasarkan latar belakang masalah yang diatas
melalui penelitian – penelitian sebelumnya menunjukan angka kejadian flebitis
masih cukup tinggi atau masih ada yang disebakan oleh bermacam-macam
faktor-faktor penyebabnya, maka peneliti ingin melihat lebih jauh lagi jumlah
flebitis secara umum maupun berdasarkan penyebab flebitis di IGD RS Siloam
Hospital Palangka Raya tahun 2022.

3. RUMUSAN MASALAH
Infeksi flebitis masih merupakan masalah yang masih ada atau cukup
tinggi jumlahnya di seluruh rumah sakit di Negara Indonesia termasuk
gorontalo, sudah banyak peneliti yang mengkaji tentang jumlah kejadian flebitis
dan penyebabnya, namun di Rs Siloam Hospital Palangka Raya Belum ada yang
melakukan penelitian ini. Semntara angka kejadian Flebitis Masih di atas standar
INS. Maka dalam hal tersebut pertanyaan yang akan dicari jawabanya dalam
penelitian ini adalah :
Bagaiamana kejadian flebitis di ruang IGD RS Siloam Hospital Palangka Raya.
PEMBAHASAN

1. TERAPI INTRAVENA
A. PENGERTIAN
Terapi intravena merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan
dengan cara memasukkan cairan melalui intravena dengan bantuan infus set
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh
Pemasangan infuse adalah tindakan pemasangan kateter intravena pada vena
tertentu untuk memberikan terapi intravena. Terapi intravena digunakan
untuk mengoreksi berbagai kondisi pasien, terutama dalam hal pemasukan
peroral tidak adekuat, ketidakseimbangan elektrolit, kurangnya nutrient
tubuh, untuk medikasi secara IV dan untuk memasukkan produk darah.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terapi intravena
1)Umur pasien; misalnya pada anak kecil. pemilihan sisi adalah sangat
penting dan mempengaruhi berapa larna IV perifer berakhir
2) Prosedur yang diantisipasi; misalnya jika pasien harus menerirna jenis
terapi tertentu atau mengalami beberapa prosedur seperti pembedahan.
pilih sisi yang tidak terpengaruhi apapun.
3) Aktivitas pasien; misalnya gelisah, bergerak. tak bergerak dan
perubahan tingkat kesadaran.
4) Terapi IV sebelumnya; flebitis sebelumnya membuat vena tidak baik
untuk digunakan. Kemoterapi juga dapat membuat vena menjadi buruk
(mudah pecah).
5) Torniquet; gunakan 4 sampai 6 cm di atas titik yang diinginkan.
6) Posisi tergantung; gantung lengan pada posisi menggantun (rnisalnya
di bawah batas jantung).
2. Phlebitis
A. Pengertian
Phlebitis merupakan inflamasi vena yang disebabkan oleh iritasi kimia
maupun mekanik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya daerah yang merah,
nyeri dan pembengkakan di daerah penusukan atau sepanjang vena. Insiden
plebitis meningkat sesuai dengan lamanya pemasangan jalur intravena.
Komplikasi cairan atau obat yang diinfuskan (terutama PH dan tonisitasnya),
ukuran dan tempat kanula dimasukkan. Pemasangan jalur IV yang tidak
sesuai, dan masuknya mikroorganisme pada saat penusukan Menurut
Infusion Nursing Society phlebitis merupakan peradangan pada tunika
intima pembuluh darah vena, yang sering dilaporkan sebagai komplikasi
pemberian terapi infus. Peradangan didapatkan dari mekanisme iritasi yang
terjadi pada endhothelium tunika intima vena, dan perlekatan tombosit pada
area tersebut.
B. Klasifikasi Phlebitis
Pengklasifikasian phlebitis didasarkan pada faktor penyebabnya. Ada
empat kategori penyebab terjadinya phlebitis yaitu kimia, mekanik, agen
infeksi, dan post infus .
C. Tindakan Pencegahan Phlebitis
Kejadian phlebitis merupakan hal yang masih lazim terjadi pada
pemberian terapi cairan baik terapi rumatan cairan, pemberian obat melalui
intravena maupun pemberian nutrisi parenteral. Oleh karena itu sangat
diperlukan pengetahuan tentang faktor – faktor yang berperan dalam
kejadian phlebitis serta pemantauan yang ketat untuk mencegah terjadinya
phlebitis yang telah disepakati oleh para ahli, antara lain ;
1) Mencegah phlebitis bakterial
2) Selalu waspada dan tindakan aseptic
3) Rotasi katheter
4) Antiseptic dressing
5) Kecepatan pemberian
Referensi :

Anda mungkin juga menyukai