Sebagai seorang mahasiswa yang pernah menjadi siswa, kita telah sering mendengar
kata alinea dan paragraf. Sebagai seorang siswa maupun mahasiswa kita pasti telah
mengenal kata tersebut dalam pelajaran atau matakuliah Bahasa Indonesia. Dalam
kehidupan nyata, kita telah menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari, contohnya
adalah dalam menulis. Dalam menulis yang banyak digunakan adalah menulis surat,
kertas kerja, skripsi, laporan pasti menggunakan alinea dalam penulisannya. Alinea
merupakan hal yang sangat penting untuk penulisan, karena alinea akan sangat
berpengaruh pada pembentukan sebuah tulisan yang menarik dan berkualitas.
Jika akan membuat alinea, kita harus menuliskan sekelompok ide yang terdiri atas
ide pokok dan ide bawahan yang merupakan penjelasan tentang ide pokok. Selain ide
pokok tersebut, terdapat ide pokok lainnya yang saling berkaitan. Kedua ide pokok
tersebut merupakan bagian kelompok ide yang besar, sehingga ide pokok yang kedua
diungkapakan pada alinea berikutnya dan disertai oleh ide bawahan untuk menjelaskan
ide pokok tersebut. Sehingga kita dapat membuat sebuah karangan yang terdiri atas
beberapa alinea yang mengandung ide-ide yang saling berkaitan.
B. Kajian Teori
1. Pengertian Paragraf
Pengertian paragraf dari beberapa ahli antara lain, pengertian paragraf menurut ahli
kebahasaan bernama Ramlan, paragraf adalah bagian dari suatu karangan yang terdiri
atas sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai
pengendalinya (Rohmadi & Nasucha, 2010). Jadi, menurut Ramlan sebuah paragraf
selalu memiliki ide pokok yang merupakan inti dari informasi yang diungkapkan dalam
paragraf. Sehubungan dengan itu Handayani dkk, (2013) juga mengatakan perihal
pentingnya ide dalam sebuah paragraf. Ia menyatakan paragraf (alenia) adalah
serangkaian kalimat yang saling bertalian untuk membuat sebuah gagasan/ide.
Dalam hierarki kebahasaan, paragraf merupakan satuan yang lebih tinggi atau
lebih luas dari kalimat. Paragraf berguna untuk menandai pembukaan topik baru,
memisahkan gagasan pokok yang satu dengan yang lainnya. Dengan demikian,
pembaca mudah memahami isi paragraf secara utuh. Dalam penulisannya, paragraf
dimulai dengan spasi (penakukan) kira-kira lima ketukan atau dimulai pada margin kiri
tanpa spasi lima ketukan, tetapi diberi jarak lebih antarparagrafnya. Panjang paragraf
tidak dibatasi, bergantung pada cara pengembangannya dan ketutasan uraian yang
berhubungan dengan gagasan pokok. Paragraf yang terlalu pendek (misalnya 2-3
kalimat) biasanya kurang dikembangkan sebaliknya yang terlalu panjang dapat
menjemukan, bahkan kemungkinan mengandung kalimat yang terlepas dari gagasan
pokoknya (Handayani dkk, 2013).
2. Fungsi Paragraf
Agar sebuah paragraf dapat mendinamiskan sebuah karangan sehingga menjadi
lebih baik dan energik sehingga pembaca menjadi lebih semangat, maka perlu
diperhatikan mengenai fungsi dari paragraf itu sendiri yang menjabatani penulis dan
pembacanya adapun fungsi dari paragraf itu sendiri seperti yang dikemukakan dalam
Alex (2010) yaitu:
a. Kesatuan (Unity)
Setiap paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam
kalimat utama. Kalimat utama yang diletakkan di awal paragraf biasa disebut paragraf
deduktif, sedangkan kalimat utama yang diletakkan di akhir paragraf, disebut paragraf
induktif.
b. Kepaduan (coherence)
Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan
melalui kata-kata penghubung antarkalimat. Urutan yang logis akan terlihat dalam
susunan kalimat-kalimat dalam paragraf itu. Kata-kata penghubung antarkalimat
maupun antarparagraf yaitu:
a) Ungkapan penghubung antarkalimat maupun antarparagraf.
b) Kata ganti.
c) Kata kunci (pengulangan kata yang dipentingkan).
c. Kelengkapan (completeness)
Paragraf dikatakan lengkap apabila dibangun atas beberapa kalimat penjelas yang
cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik. Paragraf dikatakan tidak lengkap
apabila hanya dikembangkan dan diperluas dengan pengulangan-pengulangan, atau
kurang memiliki kalimat penjelas yang memadai. Dengan demikian, paragraf yang
mengandung unsur kelengkapan selalu dibangun atas beberapa kalimat, bukan satu
atau dua kalimat. Paragraf yang hanya memiliki satu atau dua kalimat dapat membuat
pembaca merasa kesulitan memahami makna detil dalam paragraf.
d. Urutan (orderly)
Urutan ini berhubungan dengan kalimat-kalimat yang membangun paragraf
hendaknya memiliki urutan-urutan ide secara logis. Syarat ini mirip dengan kepaduan.
Hanya saja, untuk urutan, kalimat yang membangun paragraf hendaknya memiliki
keruntunan.
a) Paragraf Persuasif
Paragraf yang mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak
pembaca. Contoh:
Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu lama
tidak lagi menyuburkan tanaman dan memberantas hama. Pestisida justru dapat
mencemari lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras sehingga perlu pengolahan
dengan biaya yang tinggi. Oleh sebab itu, hindarilah penggunaan pestisida secara
berlebihan.
b) Paragraf Argumentatif
Paragraf yang membahas satu masalah dengan bukti-bukti atau alasan yang mendukung.
Contoh:
c) Paragraf Naratif
Paragraf yang menunturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita. Contoh:
Pantai Olele Gorontalo memiliki tata keindahan alam yang menarik, khususnya bagi
wisatawan yang mendambakan suasana nyaman, tenang, jauh dari kebisingan kota.
Pohon-pohonnya rindang, bentangan lautnya luas. Bagi penyelam, pantai Olele juga
menawarkan keindahan ikan laut yang sedang berenang. Pemerintah Gorontalo harus
menata dan mengelola pantai Olele sebagai tujuan wisata.
e) Paragraf Ekspositoris
Paragraf yang memaparkan sesuatu fakta atau kejadian tertentu sehingga pembaca
mengetahui peristiwa itu secara tepat. Contoh:
1. Paragraf Pembuka
c) Menyiapkan atau menata pikiran penbaca untuk mengetahui isi seluruh karangan.
2. Paragraf Pengembang
3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup berisi simpulan bagian karangan (subbab, bab) atau simpulan
seluruh karangan. Penyajianya harus memperhatikan hal berikut ini.
b) Isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan
inti seluruh uraian.
c). Sebagai bagian yang paling akhir dibaca, hendaknya paragraf ini dapat menimbulkan
kesan yang mendalam bagi pembaca. ( Firmanto,2015 )
C. Penutup
1. Simpulan
Melalui makalah kami mengaharapkan supaya kita bisa memahami lebih lanjut tentang
paragraph dengan baik sehingga dapat membentuk gererasi yang cerdas dan berbudi
pekertiyang baik. Maka nantinya akan lahirlah ilmuan-ilmuan muda dari Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
A, Alex dan Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta :
Prenada Media Group.
Handayani, Sri, dkk. 2013. Bahasa Indonesia Tulisan dan Penyajian Karya Tulis.
Bandung: Kharisma Putra Utama Offiset.
Nasucha, Rohmadi dan Wahyudi. 2009. Bahasa Indonesia Untuk Karya Tulis Ilmiah.
Yogyakarta: Media Perkasa.