Anda di halaman 1dari 10

Nama Anggota :

1. Hanifah ‘Alin (11220162000007)

2.Rama Suci Rahatul Jannah (11220162000026)

Dosen Pengampu: Dra. Mahmudah Fitriyah ZA., M.Pd


Kelas: 1A Pendidikan Kimia
PARAGRAF
A. Latar Belakang Masalah

Sebagai seorang mahasiswa yang pernah menjadi siswa, kita telah sering mendengar
kata alinea dan paragraf. Sebagai seorang siswa maupun mahasiswa kita pasti telah
mengenal kata tersebut dalam pelajaran atau matakuliah Bahasa Indonesia. Dalam
kehidupan nyata, kita telah menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari, contohnya
adalah dalam menulis. Dalam menulis yang banyak digunakan adalah menulis surat,
kertas kerja, skripsi, laporan pasti menggunakan alinea dalam penulisannya. Alinea
merupakan hal yang sangat penting untuk penulisan, karena alinea akan sangat
berpengaruh pada pembentukan sebuah tulisan yang menarik dan berkualitas.

Jika akan membuat alinea, kita harus menuliskan sekelompok ide yang terdiri atas
ide pokok dan ide bawahan yang merupakan penjelasan tentang ide pokok. Selain ide
pokok tersebut, terdapat ide pokok lainnya yang saling berkaitan. Kedua ide pokok
tersebut merupakan bagian kelompok ide yang besar, sehingga ide pokok yang kedua
diungkapakan pada alinea berikutnya dan disertai oleh ide bawahan untuk menjelaskan
ide pokok tersebut. Sehingga kita dapat membuat sebuah karangan yang terdiri atas
beberapa alinea yang mengandung ide-ide yang saling berkaitan.

B. Kajian Teori
1. Pengertian Paragraf
Pengertian paragraf dari beberapa ahli antara lain, pengertian paragraf menurut ahli
kebahasaan bernama Ramlan, paragraf adalah bagian dari suatu karangan yang terdiri
atas sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai
pengendalinya (Rohmadi & Nasucha, 2010). Jadi, menurut Ramlan sebuah paragraf
selalu memiliki ide pokok yang merupakan inti dari informasi yang diungkapkan dalam
paragraf. Sehubungan dengan itu Handayani dkk, (2013) juga mengatakan perihal
pentingnya ide dalam sebuah paragraf. Ia menyatakan paragraf (alenia) adalah
serangkaian kalimat yang saling bertalian untuk membuat sebuah gagasan/ide.

Paragraf dapat juga dikatakan karangan yang paling pendek/singkat (Nasucha


dkk, 2009). paragraf, dapat dibedakan suatu gagasan mulai dan berakhir. Pembaca
akan kepayahan membaca sebuah tulisan atau buku, kalau tidak ada paragraf, karena
kata seolah–olah dicambuk untuk membaca terus– menerus sampai selesai. Di
samping itu, pembaca susah mengonsentrasikan pikiran dari gagasan ke gagasan lain.
Dengan adanya paragraf pembaca dapat berhenti sebentar dan dapat memusatkan
pikiran tentang gagasan yang terkandung dalam paragraf itu.
Dari uraian di atas paragraf adalah kumpulan dari beberapa kalimat yang
tersusun secara runtun sehingga membentuk sebuah karangan yang mengandung satu
ide pokok, yang menjadi jelas oleh urain-uraian tambahan. Dari beberapa pendapat ahli
tersebut, terlihat pada dasarnya mereka mempunyai pandangan yang sama mengenai
paragraf. Bahwa paragraf selalu mempunyai ide pokok/gagasan utama yang digunakan
untuk membangun kesatuan kalimat dalam suatu paragraf.

Dalam hierarki kebahasaan, paragraf merupakan satuan yang lebih tinggi atau
lebih luas dari kalimat. Paragraf berguna untuk menandai pembukaan topik baru,
memisahkan gagasan pokok yang satu dengan yang lainnya. Dengan demikian,
pembaca mudah memahami isi paragraf secara utuh. Dalam penulisannya, paragraf
dimulai dengan spasi (penakukan) kira-kira lima ketukan atau dimulai pada margin kiri
tanpa spasi lima ketukan, tetapi diberi jarak lebih antarparagrafnya. Panjang paragraf
tidak dibatasi, bergantung pada cara pengembangannya dan ketutasan uraian yang
berhubungan dengan gagasan pokok. Paragraf yang terlalu pendek (misalnya 2-3
kalimat) biasanya kurang dikembangkan sebaliknya yang terlalu panjang dapat
menjemukan, bahkan kemungkinan mengandung kalimat yang terlepas dari gagasan
pokoknya (Handayani dkk, 2013).
2. Fungsi Paragraf
Agar sebuah paragraf dapat mendinamiskan sebuah karangan sehingga menjadi
lebih baik dan energik sehingga pembaca menjadi lebih semangat, maka perlu
diperhatikan mengenai fungsi dari paragraf itu sendiri yang menjabatani penulis dan
pembacanya adapun fungsi dari paragraf itu sendiri seperti yang dikemukakan dalam
Alex (2010) yaitu:

1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan


perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secar logis dalam suatu
kesatuan.
2. Menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari beberapa paragraf,
mengganti paragraf berarti mengganti pikiran
3. Memudahkan mengorganisasikan gagasan bagi penulis dan memudahkan
pemahaman bagi pembacanya.
4. Memudahkan mengembangkan topik karagan ke dalam satuan-satuan unit pikiran
yang lebih kecil.
5. Memudahkan pengembalian variabel terutama karangan yang terdiri dari beberapa
variabel.

3. Syarat- Syarat Paragraf

a. Kesatuan (Unity)
Setiap paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam
kalimat utama. Kalimat utama yang diletakkan di awal paragraf biasa disebut paragraf
deduktif, sedangkan kalimat utama yang diletakkan di akhir paragraf, disebut paragraf
induktif.
b. Kepaduan (coherence)
Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan
melalui kata-kata penghubung antarkalimat. Urutan yang logis akan terlihat dalam
susunan kalimat-kalimat dalam paragraf itu. Kata-kata penghubung antarkalimat
maupun antarparagraf yaitu:
a) Ungkapan penghubung antarkalimat maupun antarparagraf.
b) Kata ganti.
c) Kata kunci (pengulangan kata yang dipentingkan).
c. Kelengkapan (completeness)
Paragraf dikatakan lengkap apabila dibangun atas beberapa kalimat penjelas yang
cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik. Paragraf dikatakan tidak lengkap
apabila hanya dikembangkan dan diperluas dengan pengulangan-pengulangan, atau
kurang memiliki kalimat penjelas yang memadai. Dengan demikian, paragraf yang
mengandung unsur kelengkapan selalu dibangun atas beberapa kalimat, bukan satu
atau dua kalimat. Paragraf yang hanya memiliki satu atau dua kalimat dapat membuat
pembaca merasa kesulitan memahami makna detil dalam paragraf.
d. Urutan (orderly)
Urutan ini berhubungan dengan kalimat-kalimat yang membangun paragraf
hendaknya memiliki urutan-urutan ide secara logis. Syarat ini mirip dengan kepaduan.
Hanya saja, untuk urutan, kalimat yang membangun paragraf hendaknya memiliki
keruntunan.

4. Jenis – Jenis Paragraf

a. Jenis Paragraf Menurut Posisi Topiknya


a) Paragraf Deduktif
Bila kalimat pokok di tempat pada bagian awal paragraf akan terbentuk paragraf
deduktif, yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu
menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf (urutan
umum-khusus).
Contoh:
Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang dilakukan antara individu
dengan dirinya sendiri. Komunikasi ini dapat berbentuk introspeksi diri, merenung,
berpikir, dan berimajinasi. Komunikasi ini perlu dilakukan agar individu dapat lebih
mengenal dirinya sendiri.
b) Paragraf Induktif
Bila kalimat pokok ditempatkan pada akhir paragraf akan terbentuk paragraf
induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu, barulah diakhir
dengan pokok pembicaraan (urutan khusus-umum).
Contoh:
Kemarau panjang menimpa kawasan tropis Indonesia. Musim ini menyebabkan
jutaan lahan sawah mengalami kekeringan. Hilangnya sumber mata air untuk beragam
kebutuhan sehari-hari dan mengakibatkan ancaman kelaparan bagi hewan ternak.
c) Paragraf Induktif-Deduktif
Bila kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf, terbentuklah
paragraf campuran deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf umumnya
menegaskan kembali gagsan utama yang terdapat pada awal paragraf.
Contoh:
Terdapat khasiat yang banyak dari mengonsumsi madu. Madu mampu membentuk
sistem imun dan menjaga proses metabolisme. Dengan demikian mengonsumsi madu
secara teratur dapat menjaga kesehatan tubuh.
d) Paragraf Penuh Kalimat Topik
Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun
kalimat yang khusus menjadi kalimat topik.
Contoh:
Matahari akan menampakkan cahayanya. Embu masih tampak berkilau. Warna
bunga menjadi sangat indah diterpa matahari. Tampak kupu-kupu dengan berbagai
warna terbang dari bunga satu ke bunga yang lain. Angin pun semilih terasa
menyejukan hati.

b. Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya

Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam bergantung pada maksud penulisnya


dan tuntutan konteks serta sifat informasi yang akan disampaikan.

a) Paragraf Persuasif
Paragraf yang mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak
pembaca. Contoh:

Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu lama
tidak lagi menyuburkan tanaman dan memberantas hama. Pestisida justru dapat
mencemari lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras sehingga perlu pengolahan
dengan biaya yang tinggi. Oleh sebab itu, hindarilah penggunaan pestisida secara
berlebihan.

b) Paragraf Argumentatif

Paragraf yang membahas satu masalah dengan bukti-bukti atau alasan yang mendukung.
Contoh:

Pencemaran lingkungan hampir terjadi di seluruh Indonesia, terutama di kota-kota


besar. Pencemaran itu, antara lain, polusi udara dari kenderaan bermotor yang
jumlahnya semakin banyak. Pembuangan limbah industri dan pabrik-pabrik yang tidak
sesuai dengan prosedur, dan ulah masyarakat sendiri yang sering membuang sampah
sembarangan. Pencemaran tersebut dapat mengakibatkan kerugian yang cukup besar.
Misalnya udara menjadi kotor dan tidak sehat, menyebarnya bebagi virus dan bakteri
atau menjangkitnya wabah penyakit, serta bencana banjir karena saluran-saluran air
tersumbat oleh sampah.

c) Paragraf Naratif

Paragraf yang menunturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita. Contoh:

Hari-hariku sebagai pekerja perempuan di perusahaan industri makanan olahan


sangat padat dan melelahkan. Bayangkan pagi-pagi sekali aku harus bangun dan
menyiapkan sarapan anak-anakku masih kecil. Sebelumnya, aku tentu harus
memandikan mereka karena anak-anakku masih kecil. Sambil aku ganti baju urusan
rumah, segera aku berlari untik mengejar angkutan yang mengangkutku ke jalan raya
yang dilalui bus.
d) Paragraf Deskriptif

Paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa. Contoh:

Pantai Olele Gorontalo memiliki tata keindahan alam yang menarik, khususnya bagi
wisatawan yang mendambakan suasana nyaman, tenang, jauh dari kebisingan kota.
Pohon-pohonnya rindang, bentangan lautnya luas. Bagi penyelam, pantai Olele juga
menawarkan keindahan ikan laut yang sedang berenang. Pemerintah Gorontalo harus
menata dan mengelola pantai Olele sebagai tujuan wisata.

e) Paragraf Ekspositoris

Paragraf yang memaparkan sesuatu fakta atau kejadian tertentu sehingga pembaca
mengetahui peristiwa itu secara tepat. Contoh:

Ozone therapy adalah pengobatan suatu penyakit dengan cara memasukkan


oksigen murni dan ozon berenergi tinggi ke dalam tubuh melalui darah. Ozone therapy
merupakan terapi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk menyembuhkan
penyakit yang kita derita maupun sebagai pencegah penyakit.

c. Jenis Paragraf Menurut Fungsinya dalam Karangan

1. Paragraf Pembuka

Isi paragraf pembuka bertujuan mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan


dalam karangan. Sebagai bagian yang mengawali sebuah karangan, paragraf pembuka
harus dapat difungsikan untuk:

a) Menghantar pokok pembicaraan

b) Menarik minat dan perhatian pembaca

c) Menyiapkan atau menata pikiran penbaca untuk mengetahui isi seluruh karangan.

2. Paragraf Pengembang

Paragraf ini bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang


sebelumnya telah dirumuskan di dalam paragraf pembuka. Contoh-contoh dan ilustrasi,
inti permasalahan dan uraian pembahasan adalah isi sebuah paragraf pengembangan.
Paragraf pengembang di dalam karangan dapat di fungsikan untuk:

a) Menguraikan inti persoalan

b) Memberi ilustrasi atau contoh

c) Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya

d) Meringkas paragraf berikutnya

e) Mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan

3. Paragraf Penutup

Paragraf penutup berisi simpulan bagian karangan (subbab, bab) atau simpulan
seluruh karangan. Penyajianya harus memperhatikan hal berikut ini.

a) Sebagai bagian penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu panjang.

b) Isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan
inti seluruh uraian.

c). Sebagai bagian yang paling akhir dibaca, hendaknya paragraf ini dapat menimbulkan
kesan yang mendalam bagi pembaca. ( Firmanto,2015 )

C. Penutup

1. Simpulan

Paragraf adalah kumpulan dari beberapa kalimat yang tersusun secararuntun


sehingga membentuk sebuah karangan yang mengandung satu ide pokok yang menjadi
jelas oleh urain-uraian tambahan. Karya ilmiah yang baik bukan hanya dilihat dari isi
karya ilmiah tersebut tetapi juga dilihat dari susunan paragraf dan penulisan paragraf
yang benar. Karena paragraf mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk
suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis
dalam suatu kesatuan.
2. Saran

Melalui makalah kami mengaharapkan supaya kita bisa memahami lebih lanjut tentang
paragraph dengan baik sehingga dapat membentuk gererasi yang cerdas dan berbudi
pekertiyang baik. Maka nantinya akan lahirlah ilmuan-ilmuan muda dari Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

A, Alex dan Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta :
Prenada Media Group.

Rohmadi, Muhammad dan Yakub Nasucha. 2010.Paragraf Pengembangan dan.


Implementasi. Yogyakarta: Media Perkasa. Sangid.

Handayani, Sri, dkk. 2013. Bahasa Indonesia Tulisan dan Penyajian Karya Tulis.
Bandung: Kharisma Putra Utama Offiset.

Nasucha, Rohmadi dan Wahyudi. 2009. Bahasa Indonesia Untuk Karya Tulis Ilmiah.
Yogyakarta: Media Perkasa.

Firmanto, Dovel. 2015. Bahasa Indonesia Paragraf . Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai