Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM SEROLOGI DAN IMMUNOLOGI

“PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS“

DISUSUN OLEH :

Nama : OKTASARI

NIM : 61608100819070

Kelas : 3 B Farmasi

Dosen : apt. Sri Hainil, M.Farm.

Asisten Dosen : Agnes Febriyanti

Winda Arianto Pratiwi

LABORATORIUM SEROLOGI DAN IMMUNOLOGI

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA

BATAM

2022
PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS

I. TUJUAN
Untuk mengetahui rhesus pada golongan darah manusia

II. DASAR TEORI


Darah merupakan cairan tubuh yang berwarna merah dan terdapat di
dalamsistem peredaran darah tertutup dan sangat penting untuk kelangsungan
hidupmanusia. Darah berfungsi memasukkan oksigen dan bahan makanan
keseluruhtubuh serta mengambil karbon dioksida dan metabolik dari jaringan.
Mengetahuigolongan darah seseorang sangat penting di ketahui untuk kepentingan
medis yaitusalah satunya untuk transfuse.
(Oktari, 2016: 49)
Pada tahun 1901 Dr. Karl Landsteiner menemukan, bahwa sel-sel darahmerah
(eritrosit) dari beberapa individu akan menggumpal (beraglutinasi)
dalamkelompok-kelompok yang dapat dilihat dengan mata telanjang, apabila
dicampurdengan serum dari beberapa orang, tetapi tidak dengan semua orang.
Kemudiandiketahui bahwa dasar dari menggumpalnya eritrosit tadi adalah adanya
reaksiantigen antibodi. Apabila suatu substansi asing (disebut antigen) disuntikkan
kedalam aliran darah dari seekor hewan akan akan mengakibatkan
terbentuknyaantibodi tertentu yang akan bereaksi dengan antigen.
(Suryo, 2001: 345-346)
Mengikuti penemuan Karl Landsteiner tentang penggumpalan sel-sel
darahmerah dan pengertian tentang reaksi antigen-antibodi, maka
penyelidikanselanjutnya memberi penegasan mengenai adanya dua antibodi
alamiah di dalamserum darah dan dua antigen pada permukaan eritrosit.
Seseorang dapat membentuksalah satu atau kedua antibodi itu atau sama sekali
tidak membentuknya. Demikian pula dengan antigennya. Dua antigen itu disebut
antigen A dan antigen B,sedangkan dua antibodi itu disebut anti A dan anti B.
Melalui tes darah maka setiaporang dapat mengetahui golongan darahnya.
Berdasarkan sifat kimianya, antigen Adan B merupakan mukopolisakarida, terdiri
dari protein dan gula. Dalam duaantigen itu bagian proteinnya sama, tetapi bagian
gulanya merupakan dasarkekhasan antigen antibody.
(Suryo, 2001: 346-347)
Darah merupakan cairan tubuh yang berwarna merah dan terdapat di dalam
sistem peredaran darah tertutup dan sangat penting untuk kelangsungan hidup
manusia. Darah berfungsi memasukan oksigen dan bahan makanan keseluruhan
tubuh serta mengambil karbon dioksida dan metabolit dari jaringan. Mengetahui
golongan darah seseoarng sangat penting diketahui untuk kepentinagn medis yaitu
salah satu untuk transfusi darah.
Sistem rhesus pertama kali ditemukan pada jenis kera macaca rhesus pada
tahun 1940 oleh K. Landsteiner dan wainer. Pada jenis ini ditemukan antigen
rhesus pada eritrositnya. Sistem rhesus juga berlaku pada manusia karena antigen
rhesus juga dimiliki oleh manusia. Orang yang memiliki antigen rhesus
dinamakan rhesus positif (Rh⁺), sedangkan yang tidak memilikinya disebut rhesus
negatif (Rh⁻). Sistem ini dikendalikan oleh gen dengan alel Rh dan rh. Alel Rh
bersifat dominan terhadap alel rh.
Pada wanita Rh⁻ kalau mengandung embrio bergolongan Rh⁺ untuk
kandungan pertama tidak apa-apa, tetapi untuk kandungan kedua bergolongan Rh⁺
juga. Maka akan terjadi eritroblastolisfetalis, artinya bayi yang lahir akan
menderita anemia yang parah dan di dalam darah bayi banyak beredar eritoblas,
yaitu eritrosit yang belum matang sehingga tubuh menjadi kuning. Hal ini
disebabkan karena eritrosit janin akan kemasukan zat anti Rh⁺ dari darah ibu dan
mengaglutinasi eritrosit janin.
Golongan darah ABO pada manusia merupakan satu contoh dari alel berganda
dari sebuah gen tunggal. Sehingga ada empat kemungkinan fenotip yaitu A, B,
AB, atau O. Huruf-huruf ini menunjukan dua karbohidrat, substansi A dan
substansi B yang mungkin ditemukan pada permukaan sel darah merah. Sel darah
seseorang mungkin mempunyai sebuah substansi (type A atau B) , kedua-duanya
[(type AB), atau tidak sama sekali (type O)]. Golongan rhesus positif (Rh⁺)
ditemukan hampir 15% lebih pada ras kulit putih, sedangkan pada ras asia jarang
dijumpai kecuali terjadi perkawinan campuran dengan orang asing yang
bergolongan rhesus negatif. Pada wanita rhesus negatif yang melahirkan bayi
pertama rhesus positif, resiko terbentuknya antibodi sebesar 8%. Sedangkan pada
kehamilan berikutnya sebagai akibat sensitifitas pada kehamilan pertama sebesar
16%.
Perbedaan rhesus dapat menimbulkan kondisi anti rhesus atau penghancuran
sel darah merah, dalam kondisi tertentu dapat mengakibatkan kematian janin
dalam rahim atau gangguan kesehatan setelah lahir seperti anemia. Jaundice
(penyakit kuning), pembengkakan hepar dan gagal jantung.

III. ALAT DAN BAHAN


 Alat:
1. Pipet tetes
2. Objek glass
3. Tusuk gigi
4. Lanset
5. Kapas
6. Kaca pembesar
 Bahan:
1. Alkohol 70%
2. Kit rhesus (anti D)
3. Darah kapiler atau darah vena
IV. CARA KERJA
1. Berishkan jari manis bagian kiri dengan kapas yang telah dibasuh dengan
alkhohol
2. Tusuk dengan lanset dengan satu kali tusukan, tetesan pertama dibuang dan
selanjutnya diteteskan di atas objek glass
3. Teteskan diatas tetesan darah pada objek glass Anti Rhesus
4. Aduk dengan tusuk gigi dengan cara melingkar, amati reaksi aglutinasi yang
terjadi
V. HASIL PENGAMATAN
Terjadi aglutinasi maka golongan darah Rhesus Positif (Rh+)
VI. PEMBAHASAN

Golongan darah yang dimiliki oleh setiap orang berbeda karena adanya
antigen di dalam darah. Pada sistem penggolongan darah ABO, antigen A, B, atau
tidak adanya antigen A maupun B yang terdapat di permukaan sel darah merah
dapat menentukan jenis golongan darah dari setiap orang. Karena sifat golongan
darah angat dipengaruhi oleh keturunan, sehingga genotip dari orangtua
merupakan merupakan penyumbang terbesar dalam menentukan keberadaan
antigen pada anak-anaknya.

Penggolongan darah rhesus merupakan terbesar kedua setelah sistem ABO,


namun terdapat perbedaan, dimana pada rhesus ditentukan berdasarkan
keberadaan antigen D, selain itu golongan darah rhesus juga bersifat imunogenik
Penggolongan darah adalah adanya aglutinogen (antigen) di dalam sel darah
merah dan aglutinin (antibodi) di dalam plasma (serum).

Aglutinogen adalah zat yang digumpalkan dan aglutinin adalah zat yang
menggumpalkan. Terdapat dua jenis penggolongan darah yang paling umum
digunakan yaitu penggolongan A-B-O dan Rhesus (faktor Rh). Golongan darah
menurut sistem ABO dapat diwariskan dari orang tua kepada anaknya. Golongan
darah ABO pada manusia merupakan satu contoh dari alel berganda dari sebuah
gen tunggal . Golongan darah seseorang dapat A, B, AB atau O.

Pada praktikum kali ini tahapan yang dilakukan untuk mengetahui golongan
darah adalah pertama menyiapkan alat dan bahan berupa skertas, pensil, dan
penggaris. Buatlah tabel dengan 4 bagian, bagian 1 untuk serum Anti A, bagian 2
untuk serum Anti B, bagian 3 untuk serum Anti AB, dan bagian 4 untuk serum
Anti D yang mana dijadikan tempat peletakan object glass. Kemudian, siapkan
object glass dan letakkan diatas kertas yang telah diberi tabel.

Masukkan jarum lanset dengan cara membuka lanset. Sterilkan salah satu
ujung jari dengan kapas yang telah dibasahi dengan alkohol 70%. Tusukkan lanset
dengan hati-hati ke ujung jari yang telah disterilkan lalu tekanlah ujung jari hingga
darah keluar. Teteskan darah pada object glass sebanyak 4 kali pada tempat sesuai
dengan bagian tabel. Teteskan serum Anti A sebanyak 1 tetes pada sampel darah
pertama, lalu ratakan dengan gerakan memutar dengan tusuk gigi.

Kemudian lalukan langkan tersebut untuk ke 3 serum yang lainnya. Setelah


selesai amatilah apa yang akan terjadi. Serum Anti A, serum Anti B, dan serum
Anti AB berfungsi untuk menentukan jenis golongan darah yang ditandai dengan
adanya aglutinasi dan tidak adanya aglutinasi. Serum Anti D untuk mengetahui
Rhesus yang ditandai dengan adanya aglutinasi dan tidak adanya aglutinasi.
VII. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa:
1. Golongan darah A, yaitu jika sel darah merah mengandung aglutinogen Adan
aglutinin b dalam plasma darah
2. Golongan darah B, yaitu jika sel darah merah mengandung aglutinogen Bdan
aglutinin a dalam plasma darah
3. Golongan darah AB, yaitu jika sel darah merah mengandung glutinogen Adan
B, dan plasma darah tidak memiliki aglutinin.
4. Golongan darah O, yaitu jika sel darah merah tidak memiliki aglutinogenA
dan B, dan plasma darah memiliki aglutinin a dan b
5. Terdapat dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah
penggolongan A-B-O dan Rhesus (faktor Rh).
DAFTAR PUSTAKA

Arif. 2009. Biologi. Jakarta: Tirta.Sudjadi,

Bagod. 2007. Biologi 1. Jakarta: Erlangga.

Harris, H. 1994. Dasar-dasar Genetika Biokemis Manusia .Yogyakarta: GadjahMada


University Press.Priadi,

Suryo. 1997. Genetika Manusia Cetakan Kesembilan. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Suryo. 2001. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjag Mada University Press

Anda mungkin juga menyukai